LKjIP KABUPATEN BANYUMAS 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LKjIP KABUPATEN BANYUMAS 2015"

Transkripsi

1

2

3 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, dengan berakhirnya pelaksanaan progam kerja dan kegiatan Tahun Anggaran 2015, Pemerintah Kabupaten Banyumas, telah menyelesaikan implementasi dari Penetapan Kinerja Bupati Banyumas Tahun 2015 yang merupakan dokumen kontrak dalam rangka pencapaian visi dan misi Kabupaten Banyumas sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun Implementasi Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Banyumas Tahun 2015 telah memberikan arah dan fokus bagi peningkatan kinerja Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil implementasi Penetapan Kinerja, Pemerintah Kabupaten Banyumas menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2015 yang merupakan amanat pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan tata cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi merupakan pedoman Instansi Pemerintah untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) setiap tahunnya, sebagai bagian integral dari siklus sistem akuntabilitas kinerja yang utuh. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini mempunyai dua fungsi, yang pertama merupakan media bagi Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerjanya. Kedua, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan sumber informasi bagi Pemerintah Kabupaten Banyumas sendiri, sebagai lembaga dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Untuk memenuhi kedua fungsi utama tersebut, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) pada dasarnya berisikan informasi mengenai Rencana Kinerja dan capaian tahun Rencana Kinerja Tahun 2015 pada dasarnya merupakan sasaran kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2015 sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJM melalui program dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Banyumas Tahun 2015, sedangkan capaian kinerja adalah hasil realisasi dari rencana kinerja tersebut. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan wujud pertanggungjawaban kinerja, maka informasi kinerja yang disampaikan tidak terbatas pada sasaran pencapaian target yang ditetapkan, tetapi juga meliputi informasi kinerja yang belum atau tidak memenuhi target yang ditetapkan, karena berbagai alasan. i

4 Ikhtisar Eksekutif Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah Kabupaten Banyumas Tahun 2015 menyajikan pengukuran hasil kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan untuk dapat mencapai Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Banyumas sesuai target kinerja yang telah menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten Banyumas. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disusun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang juga selaras dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, transparansi dan bertanggung jawab serta untuk mewujudkan clean goverment dan good governance. Dengan demikian, LKjIP Kabupaten Banyumas tahun 2015 ini disusun sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan guna mewujudkan sasaran-sasaran yang ditargetkan dapat dicapai pada tahun 2015, LKjIP ini juga sebagai bagian dari upaya pencapaian visi pemerintah Kabupaten Banyumas TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN BANYUMAS YANG BERSIH DAN ADIL MENUJU MASYARAKAT YANG SEJAHTERA, BERDAYA SAING DAN BERBUDAYA BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA. Sebagai bahan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah, LKjIP tidak hanya menyajikan informasi yang berisi tentang keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2015, tetapi juga memuat kekurangan-kekurangan yang ada sehingga dapat dirumuskan solusinya untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan pada masa mendatang. Melalui analisis pengukuran kinerja yang ada di dalam LKjIP tersebut diharapkan segenap stakeholders di Pemerintah Kabupaten Banyumas dapat secara bersama-sama berperan aktif dan bekerjasama guna perbaikan penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Banyumas di tahun-tahun selanjutnya. Secara umum, penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Banyumas pada tahun 2015 dapat dikatakan Sangat Baik/Sangat Berhasil. Hal ini, didasarkan pada hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang dapat dicapai melalui pelaksanaan berbagai kebijakan, program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemkab Banyumas 2015 dan Penetapan Kinerja (PK) Pemkab Banyumas Hasil pengukuran kinerja menunjukkan bahwa dari 12 sasaran strategis dengan 26 indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dalam RKT dan PK Pemerintah Kabupaten Banyumas Tahun 2015 menunjukkan bahwa : 1. Nilai rata-rata capaian kinerja sasaran strategis dari 12 sasaran strategis adalah sebanyak 11 sasaran (91,67 %) dengan kategori sangat baik dan sebanyak 1 sasaran (3,33%) dengan kategori baik. 2. Capaian indikator kinerja utama dari 26 indikator kinerja utama adalah 25 indikator kinerja utama atau (91,67% ) dikategorikan sangat baik,1 indikator (3,33%) dikategorikan "baik. Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja yang capaiannya belum 100% dari target yang telah ditetapkan sehingga perlu mendapat perhatian pada tahun berikutnya. Adapun beberapa hal yang masih perlu menjadi perhatian terkait hasil pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banyumas Tahun 2015, antara lain: 1. Belum adanya kesepahaman di antara SKPD dalam pencapaian target kinerja sasaran untuk pencapaian tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan didalam RPJMD, sehingga terdapat program-program yang kurang relevan dengan pencapaian sasaran. Oleh karena itu perlu adanya komitmen atau penegasan agar ii

5 program dan kegiatan yang dilaksanakan benar-benar mengacu pada prioritas daerah. 2. Belum adanya kesepahaman SDM aparatur dalam mensikapi perubahan aturan pengelolaan keuangan maupun penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sehingga dalam pengusulan dan atau pelaksanaan kegiatan masih dijumpai adanya program pembangunan yang kurang selaras dengan sasaran strategis dan prioritas pembangunan yang merupakan kebutuhan mendasar masyarakat. Untuk itu, kedepan perlu dilakukan beberapa perbaikan agar target kinerja dapat dicapai sesuai dengan yang ditetapkan, antara lain : 1. Perlu adanya kesepahaman kepada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan harus tetap berpedoman pada capaian kinerja yang telah tertuang didalam RPJMD. Sehingga program/kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan adalah program/kegiatan yang langsung mengarah pada pencapaian visi, misi, sasaran dan tujuan Kabupaten Banyumas. Terhadap kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak secara langsung mengarah pada prioritas dalam pencapaian visi, misi, dan sasaran dapat dieliminasi atau dikurangi porsi penganggarannya. 2. Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara penuh segera diterapkan pada masing-masing SKPD sehingga terjalin suatu keterkaitan antara perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja, sehingga perencanaan program dan kegiatan mengarah pada pencapaian visi, misi, dan sasaran RPJMD. Akhirnya, semoga LKjIP ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Banyumas. Prestasi kinerja yang berhasil diraih merupakan hasil kerja keras seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Banyumas bersama dengan stakeholder yang dibingkai semangat kebersamaan dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Berbagai kekurangan yang ada, tentunya menjadi pemacu untuk memotivasi agar lebih bersemangat dalam bekerja dan berusaha demi terwujudnya Kabupaten Banyumas Yang Sejahtera dan Berdaya Saing. iii

6 Daftar Tabel Tabel 2.1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Tabel 2.2. Program yang Dilaksanakan Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2015 Tabel 2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015 Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja Tabel 3.2. Capaian IKU Bupati tahun 2015 Tabel 3.3. Rencana dan Realisasi Sasaran Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah meningkat Tabel 3.4. Rencana dan Realisasi Sasaran Melek Huruf Masyarakat dan Aksesbilitas Pendidikan Meningkat Tabel 3.5. Trend indikator kesehatan Kabupaten Banyumas Tabel 3.6. Rencana dan Realisasi Sasaran Kualitas Kesehatan Masyarakat Tabel 3.7. Target dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Kab. Banyumas Tabel 3.8. Data ketersediaan energi dan protein per kapita per hari Kabupaten Banyumas Tahun Tabel 3.9. Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Tabel Jumlah Cadangan Pangan di kab. Banyumas Tahun Tabel Rencana dan realissi Sasaran Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Meningkat Tabel Data Koperasi di kabupaten banyumas tahun Tabel Prosentase Koperasi Aktif di Kab. Banyumas dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah Tabel Tabel data perusahaan industri di Kab. Banyumas tahun Tabel Data Eksport Kabupaten Banyumas Tahun Tabel Rencana dan Realisasi Meningkatnya Sarana dan Prasarana Infrasturktur Daerah Tabel Data Kondisi jalan di Kabupaten banyumas Tahun Tabel Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah kabupaten Banyumas tahun Tabel Rasio Elektrifikasi Kab. Banyumas tahun Tabel Rencana dan Realisasi Sasaran Jumlah Penduduk Miskin Turun Tabel Data Penganggur Kab. Banyumas tahun Tabel Rencana dan Realisasi Ketimpangan Antar Wilayah Menurun Tabel Rencana dan Realisasi Pembinaan LSM, Ormas dan OKP iv

7 Tabel Rencana dan Realisasi penegakan Perda Tabel Data Pelanggaran perda pada tahun dan Penegakan Perda Kab. Banyumas tahun 2015 Tabel Realiasasi APBD kab. Banyumas tahun 2015 Tabel Target dan Realiasasi Anggaran Pencapaian Sasaran Tahun 2015 v

8 Daftar Gambar Gambar 1.1. Peta Kabupaten Banyumas Gambar 1.2. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyumas Gambar 1.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 1.4. Tingkat Kepadatan Penduduk 2015 Gambar 1.5. Tingkat Pendidikan SDM PNS Kab. Banyumas Gambar 1.6. PNS Banyumas Berdasarkan Golongan Gambar 1.7. Produksi Tanaman Pangan 2015 Gambar 1.8. Bagan Pola Organisasi Perangkat Daerah Kab. Banyumas Gambar 2.1. e-planing Gambar 2.2. Aplikasi SIM Pelaporan Pembangunan Daerah RKO dan RFK Gambar 2.3. Aplikasi Simda Keuangan Gambar 2.4. Aplikasi SIMBADAMAS Gambar 2.5. Aplikasi SIMAP Gambar 2.6. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Gambar 2.7. Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV oleh Bupati Banyumas Gambar 2.8. Meningkatnya Melek Huruf Masyarakat Kab. Banyumas Gambar 2.9. Kegiatan Posyandu Gambar Panen Padi Gogo Gambar Peresmian Jalan oleh Bupati Banyumas Gambar Ormas di Kabupaten Banyumas Gambar Keselarasan Pilar Dengan Misi Kabupaten Banyumas tahun Gambar 3.1. Pencapaian IKU Kabupaten Banyumas Tahun 2015 Gambar 3.2 Bupati Menerima Pengahrgaan WTP dari Menteri Keuangan, 2015, Jakarta Gambar 3.3. Bupati Banyumas meninjau pelaksanaan Ujian nasional (Unas) Gambar 3.4. Angka Rata-rata lama Sekolah Gambar 3.5. Capaian IPM Lima Tahun Terakhir Gambar 3.6. Kematian Ibu per Kecamatan di Kab. Banyumas tahun Gambar 3.7. Pemberian imunisasi pada balita Gambar 3.8. Kematian Bayi Kab. Banyumas Tahun Gambar 3.9. Kematian Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Gambar Target dan realisasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas Gambar Koperasi di Kabupaten Banyumas tahun vi

9 Gambar Prosentase koperasi aktif di Kab. Banyumas dan Provinsi Jawa Tengah Tahun Gambar Data Perusahaan Industri di Kab. Banyumas tahun Gambar Bahan Minyak Atsiri yang menjadi andalan eksport Gambar Data Ekport Perusahaan Industri kab. Banyumas tahun Gambar Pertumbuhan Ekspor Bersih Perdagangan Gambar Kondisi Jalan Gambar Perbaikan jalan dan Kondisi Jalan di Kab. Banyumas Gambar Kondisi Irigasi Gambar Kegiatan Irigasi Gambar Jaringan air bersih sudah masuk ke desa-desa Gambar Persentase Penduduk Miskin Kab. Banyumas, Prov. Jawa Tengah dan Nasional Tahun Gambar Data Pengangguran Kab. Banyumas tahun Gambar Indeks Willianson Kab. Banyumas Tahun Gambar Perkembangan Indeks Gini kab. Banyumas Tahun Gambar Ruang Lingkup Aktifitas LSM/Ormas?OKP Gambar Pembinaan LSM/Ormas/OKP Gambar Penegakan Perda No. 61 Th Kab. Banyumas Pembatasan Pelacuran Gambar Penegakan Perda No. 03 Th Kab. Banyumas Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum Gambar Penegakan Perda No. 03 Th kab. Banyumas Usaha Hotel dan Penginapan Gambar Penegakan perda No. 14 Th Kab. Banyumas Pedoman Pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Gambar Penegakan Perda No. 15 Th Kab. Banyumas Pajak Hotel Gambar Penegakan Perda No 23 Th Kab. Banyumas Pengendalian Lingkungan Hidup vii

10 Daftar Isi Halaman Judul Kata Pengantar Ikhtisar Eksekutif Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS 2. KONDISI DEMOGRAFI a. Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk b. Persebaran dan Kepadatan Penduduk 3. SDM PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS 4 POTENSI DAERAH a. Pertanian Tanaman Pangan b. Perkebunan c. Peternakan d. Perikanan 5. KEDUDUKAN, TUPOKSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI a. Kedudukan dan Tupoksi b. Susunan Organisasi B. MAKSUD DAN TUJUAN C. SISTEMATIKA PENULISAN BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. INSTRUMEN PENDUKUNG PENGELOLAAN KINERJA B. RENCANA STRATEGIS 1. VISI DAN MISI KABUPATEN BANYUMAS 2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 3. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN C. PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN SASARAN D. REVISI PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. PENCAPAIAN INDIKATOR LAINNYA D. AKUNTABILITAS ANGGARAN BAB IV PENUTUP Lampiran viii

11 BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM T ata kelola pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel (goodgovernance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate, sehingga penyelenggaraaan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Budaya pertanggungjawaban itu sejalan dengan diberlakukannya Undangundang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, yang diperjelas dengan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam undangundang tersebut ditegaskan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semangat itu pula yang harus hadir dalam implementasi otonomi daerah, BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis : 2. Kondisi Demografi 3. SDM Pemkab Banyumas 4. Potensi Daerah 5. Kedudukan Tupoksi Susunan Organisasi B. Maksud dan Tujuan C. Sistematika Penulisan sebagaimana diamanahkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Desentralisasi harus dimaknai lebih dari sekadar peluang, tetapi juga tatangan dan tanggung jawab. Otonomi daerah harus mengarahkan pemerintah daerah untuk lebih mampu menyusun kebijakan yang dapat mengakomodasi aspirasi masyarakat dan mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Kewenangan dan tanggung jawab semestinya selalu berjalan seirama. Begitu pula dengan otonomi daerah yang memberikan kewenangan lebih pada pemerintah daerah. Tanggung jawab berupa kemauan untuk dikontrol oleh seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat tak bisa ditawar. Transparansi dan akuntabilitas harus diwujudkan oleh pemerintah daerah, dalam rangka membangun pemerintahan yang bersih (clean goverment) menuju kepemerintahan yang baik (good governance). Tuntutan akuntabilitas lembaga publik ini, termasuk pemerintah daerah, juga senafas dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus menjadi subjek pemberi informasi atasaktivitas dan kinerja kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat, yaitu hak untuk tahu (right to know), hak untuk diberi informasi (right to be informed), dan hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listened to). Untuk memenuhi tuntutan ini, pemerintah daerah, mau tidak mau, harus memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan kinerjanya. Unit kerja di lingkungan instansi pemerintah dituntut untuk tidak sekadar melakukan pelaporan kinerja kepada 1

12 struktur di atasnya (managerial accountability), akan tetapi juga melaporkan kinerja pemerintah kepada masyarakat secara luas (public accountability). Akuntabilitas mensyaratkan sinergitas antara aspek keuangan dan kinerja dalam pelaksanaan tugas kepemerintahan dan pembangunan, sebagaimana ditegaskan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Sementara itu, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, dan fungsi, dan peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Dalam kerangka itulah, Pemerintah Kabupaten Banyumas menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Tahun Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja atas keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian visi dan misi melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Banyumas Tahun KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Tengah di bagian barat, Secara geografis, letaknya berada di antara 108 o o BT dan 7 o o LS. Secara administratif, letaknya berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen di sebelah Timur, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap di sebelah Barat, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang di sebelah Utara, serta Kabupaten Cilacap di sebelah Selatan. Wilayah Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 Kecamatan, 301 Desa dan 30 Kelurahan. Wilayah terluas adalah Kecamatan Cilongok ( ha) dan terkecil adalah Kecamatan Purwokerto Barat (740 Ha). Ibukota kecamatan terjauh dari ibukota kabupaten adalah Lumbir (56 km). 2

13 Gambar 1.1 Peta Kabupaten Banyumas 1 2. KONDISI DEMOGRAFI a. Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kabupaten Banyumas, menurut hasil registrasi penduduk mencapai jiwa, yang terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Selama 5 Tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan penduduk per Tahun sebesar 0,34 persen, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Tahun 2015 (3,35 persen), dan terendah pada Tahun 2014 (0,09 persen). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini Laju Pertumbuhan Penduduk Gambar 1.2 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyumas

14 972, , ,707 1,001, ,594 1,009, , , ,250 Perempuan laki-laki Gambar 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin b. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Sementara itu, distribusi penduduk menurut kecamatan memperlihatkan Kecamatan Cilongok adalah yang paling banyak penduduknya, yaitu sebesar jiwa (7,24 persen), diikuti Kecamatan Sokaraja sebesar jiwa (5,95 persen). Kecamatan yang berpenduduk paling kecil adalah Kecamatan Purwojati, yaitu sebesar jiwa (3,69 persen). Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk untuk setiap km 2. Adapun kepadatan penduduk tiap kecamatan bisa dilihat sebagaimana gambar 1.4. Pada Tahun 2015, wilayah terpadat adalah Kecamatan Purwokerto Barat (6.897 penduduk per km 2.), sedangkan Kecamatan Lumbir merupakan kecamatan paling jarang penduduk ( 429 jiwa per km 2 ). 4

15 Lumbir, 429 Wangon, 1,232 Jatilawang, 1,213 Rawalo, 939 Kebasen, 1,060 Purwokerto Utara, 6,913 Purwokerto Timur, 6,897 Purwokerto Barat, 6,942 Purwokerto Selatan, 5,426 Sokaraja, 2,740 Kemranjen, 1,066 Sumpiuh, 849 Tambak, 819 Somagede, 818 Gambar 1.4 Tingkat Kepadatan Penduduk Tahun 2015 Kalibagor, 1,333 Banyumas, 1,218 Patikraja, 1,223 Purwojati, 834 Ajibarang, 1,405 Gumelar, 489 Cilongok, 1,087 Karanglewas, 1,8 Pekuncen, Baturraden, 1,10 1 Kedungbanteng, Sumbang, 1, Kembaran, 3, SDM PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS Pemerintah Kabupaten Banyumas memiliki kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang beragam. Jumlah PNS pada Tahun 2015 mencapai orang, yang terdiri dari PNS laki-laki sebanyak orang dan PNS perempuan sebanyak orang. Menurut tingkat pendidikan sebagian besar PNS berpendidikan S-1. Gambar 1.5 berikut ini menunjukkan kualifikasi SDM berdasarkan tingkat pendidikannya. 5

16 PASCA SARJANA 520 DIV 8968 DIII DII DI 105 SMA 2714 SMP SD Gambar 1.5 Tingkat Pendidikan SDM PNS Kab. Banyumas Sementara itu, berdasarkan pangkat dan golongan, PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas pada Tahun 2015 tampak pada gambar berikut: Gol. I, 666 Gol. IV, 6,009 Gol. II, 3,130 Gol. III, 5,373 Gambar 1.6 PNS Banyumas Berdasarkan Golongan 4. POTENSI DAERAH Potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Banyumas meliputi empat hal yaitu : a. Pertanian Tanaman Pangan Sektor pertanian tanaman pangan meliputi tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, ubi jalar, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Adapun rincian produksi Tahun 2015 tampak pada gambar berikut: 6

17 Kacang tanah Kacang hijau Kedelai Ubi Jalar Ketela Ton/ha Jagung Padi Ladang Padi sawah Gambar 1.7 Produksi Tanaman Pangan Tahun 2015 b. Perkebunan Jenis tanaman perkebunan rakyat Tahun 2015 di Kabupaten Banyumas (tanpa migas) meliputi pisang, mangga, rambutan dan durian. c. Peternakan Komoditas pertanian (tanpa migas ) dari jenis-jenis ternak besar dan kecil yang diusahakan di Kabupaten Banyumas meliput sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing, domba, unggas, babi, dan kelinci. Dari jenis-jenis tersebut, kambing, domba dan sapi potong adalah yang paling banyak diternakkan oleh masyarakat. Masyarakat memelihara ekor kambing, ekor domba, dan ekor sapi potong. d. Perikanan Perikanan air tawar di Kabupaten Banyumas pada Tahun 2015 memberikan kontribusi besar terhadap komoditas pertanian. Dengan realisasi produksi ikan tertinggi yaitu gurame sejumlah kg, tawes kg, nilem kg, dan karper kg. 5. KEDUDUKAN, TUPOKSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI, a. Kedudukan dan Tupoksi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Pemerintah Daerah adalah Bupati Banyumas dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. Unsur Perangkat Daerah yang membantu Bupati selaku Kepala Daerah diatur peraturanperaturan sebagai berikut: 7

18 (1) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 25 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 1, Seri D); (2) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 26 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 2 Seri D); (3) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 27 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda) Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 3 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 1 Seri D); (4) Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Seri D); (5) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 14Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas; (6) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 15 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banyumas; (7) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 16 Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 26 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas; (8) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 17 Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 27 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda) Kabupaten Banyumas. Sedangkan lembaga lain adalah merupakan unsur pelaksana kebijakan pemerintah (pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya) sebagai bagian dari Perangkat Daerah. b. Susunan Organisasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Kabupaten Banyumas yang telah disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, tampak dalam Gambar 1.8 berikut: 8

19 BUPATI WAKIL BUPATI DPRD SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI BUPATI : 1. Bidang Ekonomi Dan Keuangan 2. Bidang Hukum Dan Politik 3. Bidang Kemasyarakatan Dan SDM 4. Bidang Pembangunan 5. Bidang Pemerintahan DINAS DAERAH : 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi 4. Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika 5. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil 6. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan & Pariwisata 7. Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Marga 8. Dinas Cipta Karya, Kebersihan & Tata Ruang 9. Dinas Perindustrian, Perdagangan & Koperasi 10. Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Kehutanan 11. Dinas Peternakan Dan Perikanan 12. Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral 13. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah LEMBAGA TEKNIS DAERAH : 1. Badan Penanaman Modal & Pelayanan Perijinan 2. Badan Kepegawaian Daerah 3. Badan Lingkungan Hidup 4. Bappeda 5. Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik 6. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Kb 7. Bapeluh Pertanian, Kehutanan Dan Ketahanan Pangan 8. Inspektorat 9. Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah 10. Kantor Pendidikan Dan Pelatihan 11. RSUD Banyumas 12. RSUD Ajibarang LEMBAGA LAIN : 1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2. Satuan Polisi Pamong Praja KECAMATAN: 1. Purwokerto Barat 2. Purwokerto Selatan 3. Purwokerto Utara 4. Purwokerto Timur 5. Karang Lewas 6. Kedungbanteng 7. Baturaden 8. Cilongok 9. Ajibarang 10. Pekuncen 11. Gumelar 12. Lumbir 13. Wangon 14. Jatilawang 15. Rawalo 16. Kebasen 17. Patikraja 18. Banyumas 19. Somagede 20. Kemranjen 21. Tambak 22. Sumpiuh 23. Kalibagor 24. Sokaraja 25. Sumbang 26. Kembaran 27. Purwojati Gambar 1.8 BAGAN POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KELURAHAN : 1. Karanglewas Lor 2. Kober 3. Bobosan 4. Kedungwuluh 5. Rejasari 6. Tanjung 7. Pasir Kidul 8. Bantarsoka 9. Pasir Muncang 10. Karangklesem 11. Karangpucung 12. Teluk 13. Berkoh 14. Purwokerto Kidul 15. Purwokerto Kulon 16. Purwokerto Wetan 17. Purwokerto Lor 18. Sokanegara 19. Sumampir 20. Pabuwaran 21. Grendeng 22. Karangwangkal 23. Bancarkembar 24. Purwanegara 25. Kranji 26. Kebokura 27. Sumpiuh 28. Kradenan 29. Mersi 30. Arcawinangun SEKRETARIAT DPRD 9

20 B. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Banyumas Tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu satu tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Tujuan Penyusunan LKjIP Kabupaten Banyumas Tahun 2015 ini adalah sebagai alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Pemerintah Kabupaten Banyumas. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKjIP, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKjIP sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik. C. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan LKj IP Kabupaten Banyumas Tahun 2015 disusun dengan sistematika mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviuw Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut: BAB I Pendahuluan. Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi. BAB II Perencanaan Kinerja. Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. BAB III Akuntabilitas Kinerja. Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi dan realisasi anggaran. Capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai dengan hasil pengukuran kinerja. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2015, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun 2014 dan beberapa tahunsebelumnya, realisasi kinerja sampai dengan tahun 2105 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi. 2. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada). 3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatife solusi yang telah dilakukan. 4. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya. 5. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. 6. Diuraikan juga realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dokumen perjanjian kinerja. BAB IV Penutup. Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Lampiran. Pada lampiran berisi SK Bupati Banyumas tentang Tim Penyusun LKjIP, Review atas LKjIP Kabupaten Banyumas Tahun 2015 dan prestasi/ penghargaan yang diraih. 10

21 BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP, meliputi rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. Instrumen guna mendukung pengelolaan kinerja pelaporan kinerja, reviu dan evaluasi kinerja. Sebagai landasan utama penyelenggaraan SAKIP, rencana strategis berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu satu sampai dengan lima tahun, dengan memperhitungkan seluruh aspek, baik yang menyangkut potensi, peluang, maupun kendala yang ada.perencanaan strategis disusun secara integral, komprehensif, dan implementatif, sehingga dapat Sasaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien serta dapat mencapai hasil yang optimal. Untuk mengintegrasikan perencanaan pembangunan daerah dalam kerangka sistem pembangunan nasional,seluruh pemerintah Tahun 2015 daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah, berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang merupakan B. Rencana Strategis C. Program untuk Pencapaian.D. Rencana Kinerja Tahunan 2015 E. Perjanjian/ Penetapan kinerja Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Selain itu, pemerintah daerah juga harus menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk setiap jangka waktu lima tahunan. Dalam konteks inilah, Pemerintah Kabupaten Banyumas telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyumas Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyumas Tahun A. INSTRUMEN PENDUKUNG PENGELOLAAN KINERJA Kabupaten Banyumas telah mengembangkan beberapa inovasi untuk peningkatan kinerja, baik dalam perencanaan maupun dalam pengendalian pembangunan. Berikut beberapa instrument terkait: 1. Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (e-planning) Gambar 2.1. E-Planning 11

22 Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses perencanaan pembangunan yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam wilayah/daerah tertentu dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumberdaya yang ada dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap tetapi tetap berpegang pada azas prioritas dan aturan yang berlaku. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) adalah lembaga teknis daerah di bidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Banyumas melalui Sekretaris Daerah. Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah. BAPPEDA merupakan unsur perencanaan penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Beratnya tupoksi yang diemban membuat BAPPEDA membutuhkan sebuah alat bantu yang memberikan keuntungan maksimal baik dari sisi waktu maupun kualitas. Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (e-planning) yang beralamatkan adalah sebuah alat Musrenbang Desa, Musrenbang Kecamatan, Penyusunan Renja, penyusunan RKPD, RKPD Perubahan Kabupaten, RPJM agar dapat terselesaikan dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai dengan arahan yang terkandung dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan adanya alat bantu e-planning, BAPPEDA dapat memaksimalkan sistem dan sistem juga mampu menyajikan analisa yang sangat informatif bagi para pemangku kepentingan. Kelebihan dan Manfaat e-planning a. Input data, proses, alur dan laporan sesuai dengan Permendagri No.54 Tahun 2010 dan Undang-Undang 23 Tahun b. Penyusunan laporan secara manual yang sebelumnya memakan waktu berminggu-minggu bisa selesai dalam waktu hitungan detik. c. Menjaga kesesuaian RKPD-KUA/PPAS-KUA/PPAS Perubahan - RKPD Perubahan sehingga sesuai dengan RPJMD dan memproteksi SKPD agar hanya bisa mengambil program kegiatan yang menjadi urusannya saja. d. Proses input data program/kegiatan oleh SKPD dapat dilakukan secara online maupun offline. e. BAPPEDA memiliki kemampuan untuk mengkoreksi dan memodifikasi rencana program/kegiatan yang telah diinput oleh SKPD. f. Referensi no rekening, nama program/kegiatan dapat menggunakan standar dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 beserta perubahannya yaitu Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, atau dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. g. BAPPEDA dapat membuat batasan pagu indikatif untuk setiap SKPD sesuai dengan pertimbangan ketersediaan anggaran, kepentingan dan prioritas daerah. h. Data dapat diekspor kedalam bentuk file excel. 12

23 i. Terdapat menu analisis bagi pemangku kepentingan agar dapat dengan cepat memahami kesesuaian rencana yang telah disusun terhadap visi misi, prioritas, sasaran dan lokasi. j. Dapat diakses oleh masyarakat sebagai wujud keterbukaan informasi pemerintah. k. Dapat menampung usulan masyarakat sebagai wujud mekanisme bottom up yang komunikatif. 2. SIM Pelaporan Pembangunan Daerah RKO dan RFK Gambar 2.2. Aplikasi SIM Pelaporan Pembangunan Daerah RKO dan RFK Sebagai tolok ukur kinerja SKPD (key performance indicator) dalam satu tahun anggaran, maka Rencana Kerja Operasional (RKO) SKPD yang telah disusun untuk dipedomani sehingga dari perbandingan Rencana Kerja Operasional (RKO) SKPD dengan laporan Realisasi Fisik Keuangan (RFK) yang disampaikan SKPD setiap bulan dapat mengukur kinerja SKPD dalam melaksanakan program dan kegiatannya dan apabila terjadi deviasi negatif (realisasi fisik lebih rendah dari target fisik) maka SKPD pengelola anggaran dapat melakukan langkah-langkah strategis yang diperlukan agar pencapaian target fisik maupun keuangan dapat tercapai sampai akhir tahun anggaran. Oleh karena itu Rencana Kerja Operasional (RKO) SKPD diharapkan dapat dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan kinerja keuangan dan kinerja fisiknya, maupun target rata-rata seluruh SKPD di Kabupaten Banyumas. Rencana Kerja Operasional (RKO) diperlukan dalam rangka menjalankan fungsi manajemen di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Berikut ini peran Rencana Kerja Operasional (RKO) dalam pelaksanaan fungsi manajemen - POAC : a. Fungsi Perencanaan/Planning Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan organisasi dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut. Rencana Kerja Operasional (RKO) adalah bentuk rencana pelaksanaan kegiatan dari masing masing SKPD agar penyerapan anggaran masing-masing kegiatan dapat teratur sesuai Rencana Kerja SKPD dan Rancangan Anggaran Kas (RAK) SKPD dalam 1 tahun anggaran termasuk perencanaan target fisiknya (penyelesaian pekerjaan, termasuk pertanggungjawabannya) 13

24 b. Fungsi Pengorganisasian/Organizing Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki organisasi untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta mencapai tujuan organisasi. Dengan Rencana Kerja Operasional (RKO) dapat diproyeksikan kebutuhan akan sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lainnya, sehingga pimpinan dapat menentukan pengelolaan sumber daya manusia dan sumberdaya fisik pendukungnya. c. Fungsi Pengarahan/Actuating/Directing/Leading Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Dengan Rencana Kerja Operasional (RKO) dapat diproyeksikan prioritas pelaksanaan kegiatan dan kebutuhan jangka waktu yang diperlukan, sehingga pimpinan dapat mengarahkan jalannya roda organisasi SKPD agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan. d. FungsiPengendalian/Controlling Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah disusun untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Rencana Kerja Operasional (RKO) dapat digunakan sebagai standar/tolok ukur dalam menilai kinerja SKPD dalam 1 tahun terutama dilihat dari kinerja keuangan (penyerapan anggaran) maupun kinerja fisiknya (penyelesaian pekerjaan, termasuk pertanggungjawabannya). 3. SIMDA Keuangan Gambar 2.3 Aplikasi Simda Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyumas sudah menerapkan aplikasi Simda Keuangan sejak TA Program ini digunakan untuk pengelolaan keuangan daerah secara terintegrasi, meliputi penganggaran, penatausahaan, akuntansi dan pelaporannya. Output aplikasi ini antara lain: a. Penganggaran Rencana Kerja Anggaran (RKA), RAPBD dan Rancangan Penjabaran APBD, APBD dan Penjabaran APBD beserta perubahannya, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). 14

25 b. Penatausahaan Surat Penyediaan Dana (SPD), Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), SPJ, Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat Tanda Setoran (STS), beserta register-register, dan formulir-formulir pengendalian anggaran lainya. c. Akuntansi dan Pelaporan Jurnal, Buku Besar, Buku Pembantu, Laporan Keuangan (Laporan Arus Kas dan Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran), Pertanggungjawaban dan Penjabarannya. 4. Program Aplikasi SIMDA Barang Milik Daerah (SIMBADAMAS) Gambar 2.4 Aplikasi SIMBADAMAS Sistem Informasi Barang Milik Daerah Kabupaten Banyumas (SimbadaMas) mulai dikembangkan tahun Aplikasi ini dipergunakan untuk mengelola data Barang Milik Daerah (BMD), yang meliputi pencatatan, penatausahaan, dan pelaporan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. SimbadaMas dipergunakan oleh para pengguna barang dan kuasa pengguna barang yang meliputi seluruh SKPD, termasuk unit kerja sekolah negeri pada Dinas Pendidikan. SimbadaMas merupakan aplikasi yang dinamis, yang terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan kualitasnya untuk mendukung pengelolaan BMD. Manfaat SimbadaMas adalah menyimpan data seluruh BMD yang sangat mendukung pengamanan dan pengendalian BMD. SimbadaMas juga meningkatkan kehandalan, keakuratan dan integritas data BMD. Sejak implementasinya pada tahun 2011, SimbadaMas telah berkontribusi dalam 15

26 perolehan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyumas Tahun Anggaran 2011 sampai dengan SIMAplikasi Absensi Pegawai (SIMAP) Gambar 2.5. Aplikasi SIMAP Aplikasi berbasis website dengan alat absensi face detektor, yang dibuat tahun 2013, diawali dengan uji coba pada lingkungan sekretariat daerah pada bulan April 2014, selanjutnya secara bertahap, pelaksanaan absensi eletronik diterapkan pada Dinas/Badan/Kantor/Setwan, Kelurahan dan Kecamatan sampai dengan bulan Desember Dasar Pelaksanaan : a. Perbup No. 62 Tahun 2013 tentang tambahan penghasilan pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Banyumas. b. Perbup No. 84 Tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan Bupati Banyumas nomor 62 tahun 2013 tentang tambahan penghasilan pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Banyumas. c. Perbup No. 3 Tahun 2016 tentang tambahan penghasilan pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Banyumas. Fungsi : Aplikasi yang digunakan untuk melihat : a. Daftar kehadiran pegawai b. Daftar izin pegawai c. Daftar cuti pegawai d. Daftar DD/DL pegawai e. Daftar izin sakit pegawai f. Daftar tamsilpeg ( tambahan penghasilan pegawai ) g. Rekap kehadiran pegawai satu unit kerja dalam kurun waktu yang ditentukan h. Rekap tamsilpeg satu unit kerja dalam kurun waktu yang ditentukan Keunggulan : a. Aplikasi dapat diakses di manapun kapanpun. b. Aplikasi compatible dengan berbagai device c. Aplikasi bersifat user friendly 16

27 Manfaat : Aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai pihak diantaranya : a. Personal b. Cek kehadiran dan daftar penerimaan tamsilpeg personal c. Pejabat unit kerja d. Cek kehadiran bawahan e. BKD f. Rekap kehadiran satu unit kerja dalam kurun waktu tertentu g. DPPKAD h. Rekap tamsilpeg satu unit kerja dalam kurun waktu tertentu 6. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Gambar 2.6. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Aplikasi SIMPUS ini dibuat pada tahun 2013 yang dimaksudkan agar sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas melalui satu pintu sehingga akan lebih meningkatkan kinerja dan efisiensi waktu pelayanan kesehatan. Manfaat bagi masyarakat : Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dibuat agar proses pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan di Puskesmas dapat dikelola secara terpadu yang diberlakukan pada 39 Puskesmas di dalam wilayah Kabupaten Banyumas. Dengan aplikasi SIMPUS ini pelayanan kunjungan pasien yang berobat di Puskesmas dapat dilayani dengan cepat. Dari proses pendaftaran, pelayanan pasien, pelayanan apotik dan pelayanan rawat inap. Manfaat bagi Pemerintah : Aplikasi SIMPUS bagi Pemerintah Kabupaten Banyumas bermantaaf bagi proses pengumpulan data pasien, evaluasi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Banyumas. Dengan terkumpulnya data melalui aplikasi ini maka akan memberikan gambaran kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Banyumas dan informasi yang ada dapat dipergunakan sebagai bahan penyusunan perencanaan program kesehatan. 17

28 Kemudahan yang didapat : Adanya aplikasi SIMPUS ini akan memberikan kemudahan bagi petugas Puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas dalam hal pencarian data pasien, pengelolaan obat dan pelaporan hasil pelayanan kesehatan. Aplikasi ini berbasis Website yang dijalankan secara online sehingga akan mudah diakses oleh seluruh Puskesmas di wilayah Kabupaten Banyumas. B. RENCANA STRATEGIS Bagi pemerintah daerah, Rencana Strategis (Renstra) sangat diperlukan, terutama untuk membantu para kepala daerah dan seluruh jajarannya dalam menentukan arah dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan Renstra, pemerintah daerah dapat lebih berperan dalam memberikan respon terhadap berbagai perubahan dan tuntutan lingkungan. Selain itu, Renstra juga akan memperjelas konsep organisasi pemerintah daerah dalam melakukan aktivitas agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan seluruh potensi dan kemampuan yang ada secara integral komprehensif. Perencanaan Kinerja Bupati Banyumas Tahun 2014 tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang ditetapkan melalui Peraturan Bupati Banyumas Nomor 25 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Banyumas Tahun Adapun dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 tersebut disusun berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyumas Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyumas Tahun VISI DAN MISI KABUPATEN BANYUMAS Visi Pemerintah Kabupaten Banyumas periode Tahun adalah: TERWUJUDNYA PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS YANG BERSIH DAN ADIL MENUJU MASYARAKAT YANG SEJAHTERA, BERDAYA SAING, DAN BERBUDAYA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA Untuk mewujudkan visi Kabupaten Banyumas ditetapkan misi sebagai berikut: a. Menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih, partisipatif dan inovatif agar terbangun pemerintahan yang efektif dan terpercaya melayani masyarakat b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses layanan pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas c. Mengembangkan pusat-pusat unggulan ekonomi pedesaan berbasis komoditi sektor pertanian sebagai usaha inti dan sektor lainnya sebagai penunjang melalui penataan kelembagaan, permodalan, sumber daya manusia, akses pasar dan perlindungan dari pemerintah d. Meningkatkan dan mengembangkan daya saing agribisnis dan usaha mikro, kecil dan menengah e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat f. Menciptakan keterkaitan, kesejajaran dan keadilan pembangunan antar kawasan perkotaan dan perdesaan g. Mewujudkan tatanan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta menjunjung tinggi kemajemukan dan kerukunan 18

29 antar umat beragama agar hidup toleran dan damai berlandaskan iman dan taqwa. 2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mencapai misi, dirumuskanlah tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi; melaksanakan misi dengan menjawab isu-isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Sasaran adalah hasil atau kondisi yang diharapkan dari suatu tujuan yang terukur formulasinya. Untuk mencapai sasaran ini, ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Tujuan penetapan Indikator Kinerja Utama adalah memperoleh ukuran keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Tabel berikut ini berisi rumusan tujuan yang dijabarkan dari visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Banyumas, berikut dengan indikator kinerja utamanya: Tabel 2.1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama No/ Indikator Kinerja Target Tujuan Sasaran Strategis Satuan Misi Utama Menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih, Misi 1 partisipatif dan inovatif agar terbangun pemerintahan yang efektif dan terpercaya melayani masyarakat. 1 Misi 2 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik 1.Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat 1. Opini Laporan Keuangan Daerah Opini Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses layanan pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas. WTP 2 Mewujudkan peningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan 3 Mewujudkan peningkatkan derajat kesehatan masyarakat Melek huruf masyarakat meningkat Aksesibilitas pendidikan meningkat 1. Kualitas kesehatan masyarakat 1. Angka melek huruf 2. Rata rata lama sekolah 3. Indeks Pembangu nan Manusia 1.Angka kematian ibu (per KH ) 2.Angka kelangsun gan hidup bayi (%) 3.Angka kematian % 94,49 Tahun 7,89 Angka 74,43 Angka 90 (%) 92 Angka 7,5 19

30 Misi 3 bayi (per KH) 4.Angka Angka 70 harapan hidup (Tahun) 5.Persenta (%) 0,13 se balita gizi buruk (%) Mengembangkan pusat-pusat unggulan ekonomi pedesaan berbasis komoditi sektor pertanian sebagai usaha inti dan sektor lainnya sebagai penunjang melalui penataan kelembagaan, permodalan, sumber daya manusia, akses pasar dan perlindungan dari pemerintah. 4. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Pendapatan masyarakat meningkat Pertumbuhan ekonomi (%) 6,15 5. Meningkatkan peran sektor pertanian sebagai penggerak utama peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah Misi 4 Meningkatn ya ketahanan pangan 1.Ketersediaan energi dan protein per kapita (%) 2.Penguatan cadangan pangan (%) (%) 86 (%) 60,00 Meningkatkan dan mengembangkan daya saing agribisnis dan usaha mikro, kecil dan menengah. 6. Memacu pertumbuhan ekonomi yang didukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah Misi 5 Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah meningkat 1.Persentase koperasi aktif (%) 2.Ekspor Bersih Perdagangan (US $) 3. Pertumbuhan Industri Kecil (buah) Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat (%) 71 (US $) Buah Peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur sebagai penunjang Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur daerah 1.Panjang jalan (%) 58,77 kabupaten dalam kondisi baik (%) 2.Rasio jaringan Angka 37,69 irigasi 3.Persentase rumah (%) 87,86 20

31 1 2 kesejahteraan masyarakat 3 4 layak huni 4.Rumah tangga pengguna listrik (%) 5.Rumah tangga pengguna air bersih (%) 5 6 (%) 86,5 (%) 56,8 Misi 6 Menciptakan keterkaitan, kesejajaran dan keadilan pembangunan antar kawasan perkotaan dan perdesaan 8. Memacu pembangunan yang berkeadilan dalam rangka mengurangi tingkat kesenjangan sosial 9. Mewujudkan keadilan pembangunan bagi seluruh lapisan masyarakat Jumlah penduduk miskin turun Ketimpangan antar wilayah menurun 1.Angka kemiskinan (%) 18,67 2.Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Angka 6,5 Indek ketimpangan antar wilayah Angka 0,0103 Indeks Gini (%) 0,475 Misi 7 Mewujudkan tatanan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian, memiliki keimanan serta menjunjung tinggi kemajemukan dan kerukunan antar umat beragama agar hidup toleran dan damai berlandaskan iman dan taqwa. 10. Mewujudkan peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara Kesadaran politik masyarakat meningkat Kesadaran hukum masyarakat meningkat 1.Pembinaan LSM, Ormas, dan OKP Penegakan PERDA (%) Org 39 (%) STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Setidaknya ada (12 duabelas) isu strategis yang telah dirumuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembangunan dan mencapai tujuan yang telah 21

32 ditetapkan berdasarkan misi Kabupaten Banyumas Satu atau lebih strategi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satu isu strategis. Sementara itu, arah kebijakan dirumuskan untuk memberikan panduan dan penekanan agar kebijakan-kebijakan yang dirumuskan bermuara pada arah yang tepat, optimal dan bersinergi satu sama lain, sehingga setiap program dan kegiatan yang dirumuskan dapat menghasilkan output dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Isu strategis Kabupaten Banyumas pada pembangunan jangka menengah diimplementasikan melalui jalur Enam Pilar, yang kemudian diterjemahkan ke dalam Tujuh Misi Bupati Banyumas Periode Tahun , sebagaimana telah dicantumkan pada Bab V RPJMD Tahun Enam Pilar tersebut adalah: (1) Pilar Birokrasi, (2)Pilar Pendidikan, (3) Pilar Kesehatan, (4) Pilar Ekonomi, (5) Pilar Infrastruktur dan (6) Pilar Lingkungan Sosial Budaya. Pilar Birokrasi. Pilar ini selaras dengan Misi 1 Bupati Periode Tahun yang dituangkan dalam RPJMD Tahun , yakni menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih, partisipatif dan inovatif agar terbangun pemerintahan yang efektif dan terpercaya melayani masyarakat. Misi ini penting, mengingat motor dari segala program pemerintah kabupaten adalah sumber daya manusia (birokrasi). SDM birokrasi yang unggul akan menjadi pilar dari efektifnya program-program pemerintahan. Salah satu isu terpenting dari birokrasi adalah budaya akuntabilitas, terutama dalam pengelolaan keuangan daerah. Pilar Pendidikan. Pilar pendidikan ini selaras Misi 2 Bupati Periode Tahun yang dituangkan dalam RPJMD Tahun Pendidikan menjadi dasar dan sumber tumbuh berkembangnya kualitas manusia. Untuk meningkatkan kualitas SDM di Kabupaten Banyumas, strategi dasarnya adalah dengan meningkatkan derajat pendidikan masyarakat. Peningkatan derajat pendidikan masyarakat ini diukur dalam dua aspek. Pertama, rata-rata lama pendidikan masyarakat kabupaten Banyumas paling kurang harus mencapai pendidikan dasar 9 (sembilan Tahun),dan kedua pemerataan dalam memperoleh Gambar 2.7 Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV oleh Bupati Banyumas Gambar 2.8 Meningkatnya melek huruf masyarakat Kab. Banyumas pendidikan dasar tersebut, baik merata secara wilayah, mutu maupun usia. Pilar Pendidikan ini juga terkait dan sekaligus akan mampu menjawab masalah-masalah dan isu strategis kabupaten Banyumas bidang pendidikan dan sumber daya manusia yang telah dituangkan dalam Bab V RPJMD Selaras dengan pemetaan masalah dan isu strategis pendidikan, Pilar Pendidikan ini akan menjawab masalah kependidikan dan pengembangan sumber daya manusia,yang 22

33 memang secara fisik lebih banyak tersebar di wilayah perdesaan. Pencapaian indikator-indikator dalam Pilar Pendidikan ini, akan menjadi sumber kekuatan pembangunan yang akan mempunyai basis luas dan tersebar di wilayah Kabupaten Banyumas. Pilar Kesehatan. Pilar Kesehatan ini selaras dengan Misi2 Bupati Periode Tahun yang dituangkan dalam RPJMD Kesehatan individu dan masyarakat, merupakan sumber dan akselerator dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, derajat kesehatan baik individu maupun masyarakat merupakan indikator strategis lain berkaitan dengan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia. Kualitas kesehatan masyarakat setidaknya Nampak dalam beberapa indikator: (1) angka kematian ibu, (2) angka kelangsungan hidup bayi, (3) angka kematian bayi, (4) angka harapan hidup, dan (5) presentase gizi balita. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus juga merupakan strategi untuk mengatasi masalah yang terkait dengan isu-isu kemiskinan. Sebagaimana juga dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs), dimensi-dimensi kemiskinan bukan hanya menyangkut aspek pendapatan, melainkan juga aspek kesehatan. Keterjangkauan terhadap layanan kesehatan merupakan ukuran kemiskinan. Semakin mudah akses terhadap layanan kesehatan, semakin besar kemungkinan untuk keluar dari tingkat kemiskinan. Oleh karena itu, pencapaian derajat kesehatan masyarakat melalui Pilar Kesehatan akan menjadi dasar dan akan mengakselerasi dalam pencapaian tujuan pembangunan kabupaten Banyumas sebagaimana tertuang dalam misi Kabupaten Banyumas dalam RPJMD Tahun Pilar Ekonomi. Pilar Ekonomi ini selaras dengan Misi 3, Misi 4, Misi 5, dan Misi 6. Bupati periode Tahun yang dituangkan dalam RPJMD Tahun Inti dari Pilar Ekonomi adalah strategi untuk meningkatkan pendapatan riil masyarakat secara berkelanjutan dan merata. Selain itu, juga meningkatkan ketahanan pangan. Sektor pertanian menjadi perhatian utama, karena diharapkan bisa menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi daerah. Ketahanan pangan, setidaknya tergambar dalam dua indicator, yakni ketersediaan energi dan protein per kapita, serta penguatan cadangan pangan. Gambar 2.9 Kegiatan Posyandu Gambar 2.10 Panen Padi Gogo Dengan prioritas sektor pertanian, pemerintah kabupaten Banyumas berupaya meningkatkan dan mengembangkan daya saing agribisnis dan usaha mikro, kecil, dan menengah (Misi 4). Untuk mencapai misi ini, perlu didorong 23

34 peningkatan jumlah UMKM. Setidaknya ada tiga indikator untuk melihat capaian misi ini, yakni (1) presentase koperasi aktif, (2) ekspor bersih perdagangan, dan (3) pertumbuhan industri kecil. Target ekonomi ini perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah (Misi 5). Infrastruktur yang memadai akan memudahkan aktivitas ekonomi. Dalam kerangka pembangunan ekonomi pula, pemerintah Kabupaten Banyumas berupaya menciptakan keterkaitan, kesejajaran, dan keadilan pembangunan antarkawasan perkotaan dan perdesaan (Misi 6). Baik perkotaan maupun perdesaan harus mendapatkan perhatian yang sama secara proporsional, sehingga masing-masing kondusif untuk pertumbuhan ekonomi. Pilar Infrastruktur Pilar infrastruktur ini selaras dengan Misi 5 Bupati periode Tahun yang dituangkan dalam RPJMD Tahun Untuk menunjang kesejahteraan masyarakat, mutlak adanya peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur. Setidaknya, ada beberapa infrastruktur dasar sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang harus terus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya : (1) panjang jalan kabupaten, (2) jaringan irigasi, (3) kelayakan tempat tinggal masyarakat, (4) penggunaan listrik, dan (5) penggunaan air bersih. Pilar Lingkungan Sosial Budaya. Pilar Lingkungan Sosial Budaya ini selaras dengan Misi 7 Bupati Periode Tahun yang dituangkan dalam RPJMD Tahun Melalui pilar ini, pemerintah Kabupaten Banyumas bertekad mewujudkan tatanan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian, memiliki keimanan serta menjunjung tinggi kemajemukan dan kerukunan antar umat beragama agar hidup toleran dan damai berlandaskan iman dan taqwa. Untuk mencapai kondisi ini, Kabupaten Banyumas memiliki modal sosial Gambar 2.11 Peresmian jalan oleh Bupati Banyumas Gambar 2.12 Ormas di Kabupaten Banyumas (social capital) yang cukup. Secara historis, Banyumas identik dengan kawasan yang dihuni oleh komunitas berkepribadian kuat. Filosofi cablaka terejawantahkan dalam perilaku masyarakat yang egaliter, guyub, dan menjunjung tinggi harmoni. Untuk lebih memperjelas uraian mengenai enam pilar tersebut di atas maka dapat dilihat pada gambar berikut ini: 24

35 Misi 1 : Menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih, partisipatif dan inovasif agar terbangun pemerintahan yang efektif dan terpercaya melayani masyarkat. Misi 2 : Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses layanan pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas Misi 3 : Mengembangkan pusat-pusat unggulan ekonomi pedesaan berbasis komoditi sektor pertanian sebagai usaha inti dan sektor lainnya sebagai penunjang melalui penataan kelembagaan, permodalan, Misi 4 : Meningkatkan dan mengembangkan daya saing agribisnis dan usaha mikro, kecil dan menengah. Misi 5 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Misi 6 : Menciptakan keterkaitan, kesejajaran dan keadilan pembagunan antar kawasan perkotaan dan pedesaan Misi 7 : Mewujudkan tatanan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian, memiliki keimanan serta menjunjung tinggi kemajemukan dan kerukunan antar umat beragama agar hidup toleran dan damai PILAR BIROKRASI PILAR PENDIDIKAN PILAR KESEHATAN PILAR EKONOMI PILAR INFRASTRUKTUR PILAR LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA Gambar 2.13 Keselarasan Pilar dengan Misi Kabupaten Banyumas Tahun

36 C. PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN SASARAN Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah kebijakan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Banyumas, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program-program prioritas daerah. Adapun program-program yang mendukung masing-masing sasaran Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2. Program yang Dilaksanakan Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2015 N0 SASARAN STRATEGIS Didukung Jumlah Indikator Kinerja 1 Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat 1 2 Melek huruf masyarakat meningkat 1 3 Aksesibilitas pendidikan meningkat 2 4 Kualitas kesehatan masyarakat 5 5 Pendapatan masyarakat meningkat 1 6 Meningkatnya ketahanan pangan 2 7 Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah meningkat 8 Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur daerah 9 Jumlah penduduk miskin turun 10 Ketimpangan antar wilayah menurun Kesadaran politik masyarakat meningkat Kesadaran hukum masyarakat meningkat D. PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 Untuk mencapai target kinerja, maka dibuatlah dokumen penetapan kinerja, yakni dokumen pernyataan/ kesepakatan/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama, beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2015 mengacu pada RPJMD, RKP 2015, IKU, dan APBD. Tabel 2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Akuntabilitas pengelolaan 1. Opini Laporan Opini WTP keuangan daerah meningkat Keuangan Daerah 2 Melek huruf masyarakat % 94,49 1. Angka melek huruf meningkat 3 Aksesibilitas pendidikan 2. Rata rata lama Tahun 7,

37 1 2 meningkat 4 Kualitas kesehatan masyarakat Angka 74,43 sekolah 3. Indeks Pembangunan Manusia 1.Angka kematian ibu (per KH ) Angka Angka kelangsungan hidup bayi (%) (%) 95 3.Angka kematian bayi (per KH) 4.Angka harapan hidup (Tahun) Angka Angka 8, Persentase balita gizi buruk (%) (%) 0,13 5 Pendapatan masyarakat meningkat Pertumbuhan ekonomi (%) 6,15 6 Meningkatnya ketahanan pangan 7 Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah meningkat 1.Ketersediaan energi dan protein per kapita (%) 2.Penguatan cadangan pangan (%) 1.Persentase koperasi aktif (%) (%) 86 (%) 60,00 (%) Ekspor Bersih Perdagangan (US $) (US $) Pertumbuhan Industri kecil (buah) Buah Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur daerah 1.Panjang jalan (%) 58,77 kabupaten dalam kondisi baik (%) 2.Rasio jaringan irigasi Angka 37,69 3.Persentase rumah layak huni 4.Rumah tangga pengguna listrik (%) (%) 87,86 (%) 86,5 9 Jumlah penduduk miskin turun 5.Rumah tangga (%) 56,18 pengguna air bersih 1.Angka kemiskinan (%) 18,67 27

38 Ketimpangan antarwilayah menurun 2.Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 1. Indek ketimpangan antar wilayah Angka 6,5 Angka 0, Indek Gini (%) 0, Kesadaran politik masyarakat meningkat Pembinaan LSM, Ormas, dan OKP (%) Kesadaran hukum masyarakat meningkat Penegakan PERDA (%) (%) 80 28

39 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DAERAH E sensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan, lebh dari sekadar melaksanakan program atau kegiatan yang sudah direncanakan. Program/kegiatan dan sumber daya merupakan alat yang dipakaiuntuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil, maupun dampak. Pendekatan ini seirama dengan azas akuntabilitas, sebagaimana ditegaskan dalam prinsip good governance. Akuntabilitas akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintah telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DAERAH Capaian Indikator Kinerja A. Utama 2015 B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Akuntabilitas Anggaran penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Dengan begitu, pengendalian dan pertanggungjawaban program/ kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah tercapai. Monitoring dan evaluasi (monev) bertumpu pada sistem akuntabilitas kinerja, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah. Tabel berikut menggambarkan skala nilai peringkat kinerja, yang dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010, yang juga dipakai dalam penyusunan LKjIP ini. Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja No Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja 1 91 Sangat Baik Tinggi Sedang Rendah 5 50 Sangat Rendah A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2015 Kode Sumber: Permendagri 54 Tahun 2010 Capaian kinerja ditampilkan dalam realisasi, yang dibandingkan dengan target dalam RPJMD. Kriteria penilaian yang ditampilkan dalam tabel 3.2, selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemkab Banyumas untuk tahun Secara ringkas, pencapaian IKU Bupati tahun 2015 ditampilkan dalam tabel berikut: 30

40 No Indikator Capaian Opini Laporan Keuangan Daerah Tabel 3.2 Capaian IKU Bupati Tahun 2015 Target RPJMD pada Realisasi % Realisasi WTP WTP WTP - 2 Angka melek huruf 94, ,1 3 Rata rata lama sekolah 4 Indeks Pembangunan Manusia 5 Angka kematian ibu (per KH ) 6 Angka kelangsungan hidup bayi (%) 7 Angka kematian bayi (per KH) 8 7, , , , / KH 100,6/ KH 98, ,2 9,04 8,6 8,43 102,4 Angka harapan hidup (Tahun) 69, ,89 99,9 9 Persentase Balita Gizi Buruk (%) 0,056 0,13 0, Pertumbuhan ekonomi Ketersediaan energi dan protein per kapita (%) 6, , ,7 Penguatan cadangan pangan (%) Persentase koperasi aktif (%) 75, Ekspor Bersih Perdagangan (US $) ,7 Pertumbuhan Industri kecil (buah) ,2 16 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) 61, ,1 31

41 17 Rasio jaringan irigasi 18 Persentase rumah layak huni 19 Rumah tangga pengguna listrik (%) 20 Rumah tangga pengguna air bersih 21 Angka Kemiskinan (%) 22 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 23 Indek ketimpangan antar wilayah 37, , ,2 88, ,5 55, ,7 18, ,3 5, ,2 0, ,5 24 Indek Gini 0, Pembinaan LSM, Ormas dan OKP 26 Penegakan PERDA (%) , Dari 25 Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati tahun 2015, nampak bahwa mayoritas target sudah tercapai (sangat baik). Pencapaian target, 25 dari 26 IKU (96%) capaiannya sangat baik (91 ), dan hanya 1 (satu) yang capaiannya tinggi (76 90). Beberapa IKU bahkan capaiannya melebihi target (di atas 100 persen realisasi). Sebanyak 15 IKU capaiannya melebihi target ( 100%), 5 (lima) sesuai target (100%), dan 5 (lima) yang belum memenuhi target ( 100%). Pencapaian realisasi target tertinggi ada pada penurunanpersentase balita gizi buruk. Prosentasi realisasinya mencapai angka 392 persen. Beberapa indikator yang tak sesuai target, misalnya Indeks Pembangunan Manusia, lebih karena teknik perhitungan yang berubah dari tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) meluncurkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihitung dengan menggunakan metode terbaru. Metode tersebut mengadopsi teknik perhitungan IPM yang telah digunakan oleh United Nations Development Programme (UNDP) dalam penyusunan laporan tahunan pembangunan manusia (Human Development Report) sejak tahun Seperti diketahui, IPM merupakan indeks komposit hasil agregasi tiga jenis indeks yang masing-masing mewakili dimensi pembangunan manusia, yakni indeks kesehatan, indeks pendidikan, dan indeks standar hidup. Perubahan mendasar dalam perhitungan IPM dengan metode baru mencakup penggunaan indikator harapan lama sekolah (HLS) menggantikan indikator angka melek huruf (AMH) dalam perhitungan indeks pendidikan dan penggunaan indikator pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita menggantikan produk domestik bruto (PDB) per kapita dalam perhitungan indeks standar hidup. Agregasi indeks juga mengalami perubahan.semula, agregasi indeks menggunakan rata-rata hitung. Pada IPM dengan metode baru, perhitungan indeks menggunakan rata-rata geometrik. Beberapa perubahan tersebut menjadikan IPM dengan metode baru memiliki sejumlah keunggulan dibanding IPM yang dihitung dengan metode lama. Penggunaan HLS dalam perhitungan indeks pendidikan, misalnya, menjadikan IPM dengan metode baru mampu memotret gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi dibanding IPM dengan metode lama. Agregasi indeks dengan menggunakan ratarata geometrik juga menjadikan capaian yang rendah pada salah satu komponen indeks tidak 32

42 dapat ditutupi oleh komponen indeks lain yang capaiannya lebih tinggi. Penggunaan metode baru dalam perhitungan IPM memberi sejumlah konsekuensi yang patut diperhatikan oleh para pengguna data. Terutama ketika IPM dengan metode baru dijadikan dasar perencanaan dan evaluasi capaian pembangunan manusia. Pertama, perubahan metode perhitungan berdampak penurunan level IPM. Secara umum, skor IPM dengan metode baru lebih rendah dibanding skor IPM dengan metode lama untuk tahun yang sama. Pada 2013, misalnya, skor IPM nasional dengan metode baru mencapai 68,31, sedikit lebih rendah dibanding IPM nasional dengan motode lama yang mencapai 73,81. Penurunan level IPM tersebut tentu saja berdampak perubahan kategorisasi capaian pembangunan manusia. Dengan skor IPM sebesar 68,31 capaian pembangunan manusia Indonesia pada 2013 termasuk kategori sedang. Sebelumnya, dengan skor IPM sebesar 73,81, capaian pembangunan manusia Indonesia termasuk tinggi. Kedua, peringkat IPM menurut provinsi juga mengalami perubahan.karena itu, perbandingan peringkat antar waktu dengan menggunakan metode IPM yang berbeda tidak bisa dilakukan. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi. Akibat adanya penyesuaian dasar perhitungan PDRB menggunakan Tahun Dasar 2010 : Level PDRB Kab. Banyumas lebih besar 2 kali lipat, struktur ekonomi berubah dari agraris menjadi industrialis dan Pertumbuhan Ekonomi mengalami koreksi, disamping itu perekonomian nasional secara umum sedang mengalami pelambatan pertumbuhan yang berimbas langsung pada pelambatan perekonomian di tingkat regional. 3,85% sangat baik tinggi 96,15% Gambar 3.1 Pencapaian IKU Bupati Tahun 2015 B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pada bagian ini, akan diuraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kerja secara umum, sebagaimana sudah diuraikan dalam sub bab sebelumnya. Sajian untuk sub bab ini akan per sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis yang terkait digabungkan menjadi satu. 1. Sasaran Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Meningkat Pengelolaan keuangan adalah persoalan krusial bagi pemerintah daerah, karena di sinilah terbuka peluang besar terjadinya penyelewengan. Karena itulah, Pemerintah Kabupaten Banyumas menjadikan akuntabiltas pengelolaan keuangan ini sebagai sasaran strategis, sebagai perwujudan Misi 1, yakni menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih, partisipatif dan inovasif agar terbangun pemerintahan yang efektif dan 33

43 terpercaya melayani masyarakat. Akuntabilitas pengelolaan keuangan akan nampak dari hasil pemeriksaan BPK. Tabel 3.3 Rencana dan Realisasi Sasaran Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Meningkat Indikator Capaian 2014 Opini Laporan Keuangan Daerah 2015 Target Realisasi % Realisasi WTP WTP WTP 100 Untuk akuntabilitas keuangan, Kabupaten Banyumas pada tahun 2015 kembali mendapat penghargaan Opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dengan opini audit ini, berarti laporan keuangan Pemkab Banyumas dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Auditor meyakini, berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, pemerintah kabupaten dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Gambar 3.2 Bupati Menerima Penghargaan WTP dari menteri keuangan, 2015, di Jakarta. Upaya untuk memperoleh opini WTP bukan tanpa kendala. Dari evaluasi tahun 2015, setidaknya ada beberapa kendala: 1) Pemenuhan data dari SKPD kurang cepat dan kadang kurang lengkap, 2) Administrasi pengelolaan barang persediaan belum tertib, 3) Piutang PBB P2 cukup besar. Untuk mengatasi kendala itu, diupayakan beberapa pemecahan masalah, yakni: 1) Melakukan komunikasi intern antara Tim Pendamping BPK, fasilitator (DPPKAD) dengan SKPD, agara pemeriksaan BPK berjalan lebih efektif, 2) Melakukan kegiatan cleansing PBB P2 34

44 2. Sasaran Melek Huruf Masyarakat dan Aksesibilitas Pendidikan Meningkat Keberaksaraan (literasi) merupakan modal dasar dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Karena itu, sebelum yang lain, indikator melek huruf harus menjadi perhatian utama. Pada tahun 2015, Pemkab Banyumas telah berhasil melampaui target angka melek huruf. Dalam RPJMD, tahun 2015 ditargetkan angka melek huruf sebesar 94,41 %. Sampai akhir tahun, realisasi sudah mencapai 99,27%. Artinya, Pemkab Banyumas sudah melampaui target (105,1% realisasi). Gambar 3.3 Bupati Banyumas meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) Sekolah menjadi sarana utama untuk memberantas buta huruf dan juga menanamkan pengetahuan, sehingga berkontribusi pada peningkatan kualitas SDM. Pemkab berupaya sedemikian rupa, agar angka rata-rata lama di sekolah meningkat.ini sesuai dengan Misi ke-2 Pemkab, yakni meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses layanan pendidikan yang murah dan berkualitas. Target RPJMD 2015, pemkab menargetkan rata-rata lama sekolah sebesar 7,89 tahun. Realisasi pada tahun tersebut, mencapai 8 tahun. Artinya, pada indikator ini, pemkab juga sudah melampaui target (101,3% realisasi) ANGKA RATA-RATA LAMA SEKOLAH ANGKA RATA-RATA LAMA SEKOLAH Gambar 3.4 Angka Rata-rata Lama Sekolah 35

45 Sementara itu, angka pada Indeks Pembangunan Manusia lebih kecil dari target terjadi lebih karena teknik perhitungan yang berbeda dari tahun sebelumnya. Perubahan mendasar dalam perhitungan IPM dengan metode baru mencakup penggunaan indikator harapan lama sekolah (HLS) menggantikan indikator angka melek huruf (AMH) dalam perhitungan indeks pendidikan dan penggunaan indikator pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita menggantikan produk domestik bruto (PDB) per kapita dalam perhitungan indeks standar hidup. Agregasi indeks juga mengalami perubahan. Semula, agregasi indeks menggunakan rata-rata hitung. Pada IPM dengan metode baru, perhitungan indeks menggunakan rata-rata geometrik. Namun begitu, jika dilihat dari capaian tahun-tahun sebelumnya, tetap terjadi kenaikan IPM, sebagaimana Nampak dalam gambar berikut: Lingkungan hidup Sosial Ekonomi Keagamaan Pendidikan Gambar 3.5 Capaian IPM Tahun 2015 Tabel 3.4 Rencana dan Realisasi Sasaran Melek Huruf Masyarakat dan Aksesibilitas Pendidikan Meningkat Indikator Capaian Target Realisasi % Realisasi Angka melek huruf 94,41 94,49 99,27 105,1 Rata rata lama sekolah 7,87 7,89 8,00 101,3 Indeks Manusia Pembangunan 73,9 74,43 69,25 93,1 Masalah pendidikan memang masih menjadi kendala. Hingga kini, masih ada siswa pada jenjang pendidikan SD, SMP maupun SMA/SMK yang putus sekolah karena faktor ekonomi (miskin), budaya (kawin muda/bekerja), atau mental (malas), sehingga mempengaruhi kualitas pendidikan di Kabupaten Banyumas. Selepas SMP, masih banyak anak-anak yang enggan untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemkab Banyumas terus melakukan berbagai upaya, antara lain: 36

46 a. Memberikan persuasi kepada orang tua yang anaknya putus sekolah untuk kembali meneruskan sekolahnya, dengan memberikan solusi: a. Jika ingin melanjutkan sekolah di pendidikan formal, maka siswa akan diberikan beasiswa dalam bentuk Kartu Indonesia Pintar/ Kartu Banyumas Pintar b. Jika ingin melanjutkan pendidikan di jalur nonformal, maka siswa dipersilahkan melanjutkan pendidikan di SKB atau lembaga swasta penyelenggara Pendidikan Paket A, Paket B, maupun Paket C secara gratis. c. Bagi anak yang malas dan sudah tak ingin sekolah lagi, terus diberi pengertian dan motivasi tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan. b. Meningkatkan anggaran untuk Kartu Banyumas Pintar (KBP) c. Memperkuat SKB atau lembaga swasta penyelenggara Pendidikan Paket A, Paket B, maupun Paket C, baik dari segi pendanaan maupun manajerial, melalui APBD Kabupaten dan APBD Propinsi. 3. Sasaran Kualitas Kesehatan Masyarakat Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan hak dasar bagi warga untuk bisa hidup layak. Pemerintah Kabupaten Banyumas sepenuhnya menyadari urgensi kesehatan ini, sehingga dalam Misi ke-2 ditegaskan, Pemkab bertekad meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses layanan kesehatan yang murah dan berkualitas. Capaian semua indikator dalam kategori sangat baik ( 91). Upaya menurunkan angka kematian ibu terbukti membuahkan hasil, meskipun belum bisa 100 persen mencapai target RPJMD tahun Setidaknya, jika dibanding tahun sebelumnya, terjadi peningkatan signifikan. Pada tahun 2014, angka kematian ibu 114 kasus per KH, dan pada tahun 2015, angkanya menurun menjadi 106 per KH. Penyebab kasus kematian ibu terbanyak tahun 2015 ini adalah pre eklampsia berat, perdarahan, gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke, dll) dan penyakit kronis. KEMATIAN IBU PER KECAMATAN di Kab. Banyumas Tahun Gambar 3.6 Kematian Ibu Per Kecamatan di Kab. Banyumas Tahun

47 Untuk terus meningkatkan target capaian, terutama dalam kasus kematian ibu, akan dilakukan beberapa hal: 1) Pelayanan Antenatal Care (ANC), yakni pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk Ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK), 2) Pelayanan Ibu Nifas/ Kunjungan Neonatus, yakni pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan pada ibu nifas juga nenonatus sesuai standar yang tercantum pada SPK (Standar Pelayanan Kebidanan ) Capaian indikator angka kelangsungan hidup bayi dan angka kematian bayi, angka capaiannya melampau target RPJMD 2015 (lebih dari 100% realisasi). Gambar 3.7 Pemberian imunisasi pada balita Kasus Kematian Bayi Kab. Banyumas Th KASUS KEMATIAN BAYI Gambar 3.8 Kematian Bayi Kab. Banyumas Tahun

48 Gambar 3.9 Kematian Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Sementara itu, dalam kasus meninggalnya bayi, diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu BBLR (berat bayi lahir rendah), kegagalan bayi baru lahir untuk bernafas secara spontan dan teratur sehingga menimbulkan gangguan metabolisme pada tubuhnya (asfiksia), kelainan (cacat bawaan), gangguan paru, gangguan tersedak (aspirasi), diare, infeksi, meningitis dan lain-lain. Untuk terus menekan angka kematian pada bayi, ditempuh beberapa upaya: a. Upaya Kesehatan Neonatus dan Bayi, yakni pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan pada neonatus, b. Pemantauan kesehatan neonatus resiko tinggi : Pemantauan oleh tenaga kesehatan terhadap neonatus yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita sakitatau kematian dari pada bayi lain, c. Pelacakan kematian neonatal termasuk Otopsi Verbal, yakni penelusuran kasus kematian neonatus oleh tenaga kesehatan, d. Kunjungan tindak lanjut SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital), yakni kunjungan oleh tenaga kesehatan kepada bayi-bayi yang sudah di lakukan SHK. Pemerintah Kabupaten Banyumas telah berhasil menekan angka persentasi balita gizi buruk di tahun Dari target dalam RPJMD sebesar 0,13, capaian kinerjanya sebesar 0,063. Prestasi kerja tersebut dicapai melalui kegiatan sosialisasi secara masif bekerjasama dengan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Cabang Purwokerto tentang Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air susu Ibu Eklusif dan dikuatkan dengan Peraturan Bupati Banyumas tentang Air Susu Ibu Eklusif, menambah motivator ASI eksklusif, menambah konselor ASI eksklusif, Gerakan nasional sadar gizi (Gernas Sadarsi) dan pedoman Umum gizi seimbang (PUGS). Disamping kegiatan sosialisasi juga dilakukan himbauan kepada lembaga/instansi yang melaksanakanpelayanan publik untuk menyediakan ruang laktasi, melaksanakan kegiatan pemberian kapsul vitamin A dan Tablet Fe, pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita gizi buruk, serta meningkatkan kompetensipetugas gizi. 39

49 Tabel 3.5 Trend Indikator Kesehatan Kabupaten Banyumas NO Th Th Th AKI 35 kasus atau 126/ KH 33 kasus atau 114,73/ KH 29 kasus atau 100,6/ KH AKB 348 kasus atau 12,4 / 1000 KH 258 kasus atau 8,96/1000 KH 243 kasus atau 8,4 /1000KH GIZI BURUK 88 anak atau 0,07% 72 anak atau 0,056% 66 anak Atau 0,051% UHH 69,89/tahun 69,89/tahun 69,89/tahun Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Sasaran Kualitas Kesehatan Masyarakat Indikator Angka kematian ibu (per KH ) Angka kelangsungan hidup bayi (%) Angka kematian bayi (per KH) Capaian 2014 Target 2015 Realisasi % Realisasi / KH 106/ KH 98, ,2 9,04 8,6 8,43 102,4 Angka harapan hidup (Tahun) 69, ,89 99,9 Persentase balita gizi buruk (%) 0,056 0, Sasaran Pendapatan Masyarakat Meningkat Peningkatan pendapat merupakan salah satu penanda keberhasilan pembangunan, terutama dari sisi ekonomi. Pendapatan juga menggambarkan manfaat terhadap akses pembangunan telah dirasakan oleh warga. Pendapat masyarakat bisa dilihat pertumbuhan ekonomi. Dari tabel 3.4 nampak, bahwa realisasi capaian belum sesuai target RPJMD 2015, karena ada cara penghitungan yang berubah dan juga faktor eksternal. Akibat adanya penyesuaian dasar perhitungan PDRB menggunakan Tahun Dasar 2010 : Level PDRB Kab. 40

50 Banyumas lebih besar 2x lipat, struktur ekonomi berubah dari agraris menjadi industrialis dan Pertumbuhan Ekonomi mengalami koreksi. Di samping itu, perekonomian nasional secara umum sedang mengalami pelambatan pertumbuhan, sehingga berimbas langsung pada pelambatan perekonomian di tingkat regional. Tabel 3.7 Target dan Realisasi Pertumbuhan Kab. Banyumas Ekonomi Tahun Pertumbuhan Ekonomi Target 5,97 6,0 6,05 Realisasi 5,97 6,71 4, Target Realisasi Gambar 3.10 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyumas Realisasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas tahun 2014 mengalami pelambatan hingga 4,78. Hal ini disebabkan penghitungan pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2014 menggunakan metode SNA yaitu menggunakan pendekatan pengukuran PDRB tahun dasar Apabila tetap menggunakan metode sebagaimana penetapan target RPJMD yaitu dengan menggunakan pendekatan pengukuran PDRB tahun dasar 2000, maka angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 6,8 atau melebihi target sebesar 6,5. 5. Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Sebagai kebutuhan primer, penanganan pangan menjadi salah satu prioritas pemerintah kabupaten.tak hanya itu, dengan mayoritas warga bekerja di sektor pangan, peningkatan sektor pangan juga merupakan penggerak utama peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah. Dari dua indikator, yakni (1) ketersediaan energi dan protein per kapita dan (2)penguatan cadangan pangan, nampak bahwa semua target RPJMD pada 2015 tercapai, bahkan indikator ketersediaan energi dan protein per kapita melebihi target (104,7% realisasi). Pencapaian target ini bermakna bahwa produksi bahan pangan baik hewani maupun nabati serta bahan pangan lainnya dari hasil industri (seperti garam dan bumbu lainnya) mampu menyediakan energi bagi masyarakat Kabupaten Banyumas untuk dikonsumsi sebesar kkal per kapita per hari dan protein sebesar 57gram/kapita/hari. Data ketersediaan energi dan protein per kapita per hari Kabupaten Banyumas sebagai berikut : 41

51 No Tabel 3.8 Data ketersediaan energi dan protein per kapita per hari Kabupaten Banyumas Tahun Jenis Bahan Energ i/hari Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 % Protei n Gr/ha ri % Energ i/hari % Protei n Gr/ha ri % Energ i/hari % Protei n Gr/ha ri ,63 26,14 55, ,71 27,44 56, ,55 26,14 55, ,12 1,55 3, ,89 1,55 3, ,82 1,55 3,28 3. Gula ,91 2,67 5, ,47 2,67 5, ,49 2,67 5, Padipadian Makana n berpati Buah/bi ji bermin yak Buahbuahan Sayursayuran 56 2,44 4,45 9, ,37 4,45 9, ,35 4,45 9, ,17 0,31 0, ,13 0,31 0, ,21 0,41 0, ,22 2,28 4, ,19 2,28 4, ,25 2,58 5,45 7. Daging 52 2,25 4,34 9, ,19 4,34 9, ,30 4,34 9,19 8. Telur 35 1,51 2,74 5, ,46 2,74 5, ,50 2,74 5,79 9. Susu 0,79 0,03 0,16 0,34 1 0,03 0,16 0,33 1 0,03 0,16 0, Ikan 14 0,61 2,10 4, ,59 2,10 4, ,58 2,10 4, Minyak dan lemak Jumlah total 118 5,11 0,14 0, ,96 0,14 0, ,92 0,14 0, Pencapaian energi sebesar itu mampu digunakan oleh penduduk untuk hidup sehat dan produktif sehari-hari. Hanya saja proporsi energi tersebut masih didominasi dari padipadian, sedangkan dari bahan pangan lain masih belum meningkat proporsinya. Oleh karena itu pada tahun yang akan datang, semestinya sudah diatur tentang produksi padi yang tetap menjamin surplus tetapi hanya menyumbang maksimal 50% dari pencapaian energi yang dikonsumsi. Produksi bahan pangan lain terutama sayuran, buah-buahan, ikan dan daging juga mestinya ditingkatkan, karena pencapaian ketersediaan protein belum seimbang antara protein nabati dan hewani. Ke depan, pencapaian target ketersediaan energi dan protein akan dilakukan dengan lebih meningkatkan koordinasi lintas sektoral terutama yang membidangi produksi baik padi, palawija, sayuran, buah-buahan, pangan hewani maupun hasil industri berbasis pangan. Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Indikator Capaian Target Realisasi % Realisasi Ketersediaan energi dan protein per kapita (%) ,7 % 42

52 Penguatan pangan (%) cadangan Penguatan cadangan pangan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain penguatan lumbung pangan masyarakat (LPM), penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat (LDPM), dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah (CPPD). LPM sampai akhir tahun 2015 telah mencapai jumlah 24 unit sedangkan LDPM yang sudah diberdayakan sebanyak 13 unit. Masing-masing LPM telah mendapatkan penguatan kelembagaan melalui bantuan gabah dan atau bangunan fisik lumbung, sedangkan LDPM yang sudah diberdayakan telah mendapatkan penguatan kelembagaan berupa bantuan pembuatan fisik gudang dan bansos distribusi dan pengolahan gabah/beras. CPPD di Kabupaten Banyumas telah memiliki gudang berkapasitas 100 ton, tetapi sampai saat ini belum pernah dilakukan pengisian gudang CPPD tersebut. CPPD padahal berfungsi dalam penyediaan stok beras bagi kondisi rawan pangan baik kronis maupun transien. Tabel 3.10 Jumlah Cadangan Pangan di Kab. Banyumas Tahun Jumlah Cadangan Pangan di Kabupaten Banyumas Item Produksi gabah (GKG) (ton) Produksi beras (ton) Penjualan ke luar daerah (ton) Jml beras stl penjualan (ton) Pembelian beras dari luar daerah (ton) Jumlah beras stl pembelian (ton) Selisih stok awal - stok akhir di Dolog Kab/Kota (ton) Jumlah persediaan beras (ton) Kecukupan konsumsi beras/kapita/hari (gram) Jumlah penduduk (jiwa) Total konsumsi beras per tahun (ton) Jumlah Kecukupan Cadangan Beras/Tahun (ton) Jumlah Kecukupan Cadangan Beras/Hari (ton)

53 Untuk memperkuat penguatan cadangan pangan, akan ditingkatkan aksi terpadu, baik oleh masyarakat (cadangan pangan masyarakat di Lumbung dan LDPM), cadangan pangan pemerintah desa (CPPD) dan cadangan pangan pemerintah kabupaten. 6. Sasaran Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Meningkat Wajah perekonomian masyarakat akan nampak pada geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Semakin besar tingkat kewirausahaan sebuah masyarakat, semakin tinggi tingkat kemandirian ekonominya. Beberapa indikator yang menunjukkan progres UMKM, seperti persentase koperasi aktif, ekspor bersih perdagangan, dan pertumbuhan industri kecil, menunjukkan capaian positif. Semua target pada tahun 2015 sebagaimana ditentukan dalam RPJMD tercapa, bahkan lebih. Realisasi capaian tertinggi ada pada ekspor bersih perdagangan (122,7%) Tabel 3.11 Rencana dan Realisasi Sasaran Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Meningkat Indikator Capaian Target Realisasi % Realisasi Persentase koperasi aktif (%) 75, Ekspor Bersih Perdagangan (US $) Pertumbuhan Industri kecil (buah) , ,2 Dilihat dari persentase koperasi aktif, memang ada peningkatan signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014, namun kemudian mengalami penurunan pada tahun Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 dilakukan pembinaan dan pembenahan koperasi tidak aktif, sehingga efeknya pada tahun 2104 terjadi peningkatan jumlah koperasi aktif. Sedangkan penurun pada tahun berikutnya, diakibatkan oleh kurang konsistennya koperasi dalam melaporkan kegiatan usaha ke Pemkab. Selain itu, keterbatasan SDM Pembina Koperasi juga mengakibatkan kurang efektifnya pembinaan pada koperasi. No Tabel 3.12 Data Koperasi di Kabupaten Banyumas Tahun DATA KOPERASI DI KABUPATEN BANYUMAS Jenis dan Jumlah Koperasi TAHUN Jumlah Koperasi KJKS Kop. Perikanan Kop. Peternakan Kop. TNI AD Kop. Kepolisian Kop. Pemuda/Mahasiswa Kop. Pensiunan dan Veteran

54 Kop. PKL Kop. Profesi Kop. Sekunder Kop. Simpan Pinjam Kop. Telekomunikasi Kop. Wanita Kop. Angkutan Darat Kop. Pariwisata KOPINKRA KOPKAR KOPONTREN KOPPAS KOPTAN KOPTANHUT KOPTI KPRI KSU KUD Jumlah Koperasi Aktif Persentase Koperasi Aktif 68,28 68,15 68,02 83,11 76,72 Sumber : Dinperindagkop Kabupaten Banyumas Capaian indikator di atas melanjutkan tren positif pertumbuhan UMKM sejak beberapa tahun lalu, sebagaimana nampak dalam tabel berikut: DATA KOPERASI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN Jumlah Koperasi Jumlah Kop. Aktif Prosentase Koperasi Aktif Gambar 3.11 Koperasi di Kabupaten Banyumas tahun

55 Tabel 3.13 Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Banyumas dan Provinsi jawa Tengah Tahun Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Banyumas dan Provinsi Jawa Tengah Tahun No Wilayah Badan Hukum Koperasi Persentase Koperasi Aktif (%) Kabupaten Banyumas 1 Provinsi Jawa Tengah 2 68,28 68,15 68,02 83,11 76,72 78,08 79,34 80,22 81,2 81,69 Sumber : Dinperindagkop Kabupaten Banyumas dan Dinas Koperasi & UMKM Provinsi Jawa Tengah Prosentase Koperasi Aktif di Kabupaten Banyumas dan Prov. Jawa Tengah Tahun Kab. Banyumas Prov. Jawa Tengah Gambar 3.12 Persentase koperasi aktif di Kabupaten Banyumas dan Provinsi Jawa Tengah Tahun Industri Kabupaten Banyumas dalam kurun waktu tahun mengalami pertumbuhan yang relatif lambat. Hal ini terlihat dari jumlah pertambahan industri yang fluktuatif. Tahun menurun, sementara tahun mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh situasi perekonomian nasional yang cenderung melambat. Sesuai dengan karakteristik wilayahnya, industri di Kabupaten banyumas di dominasi oleh sektor industri hasil pertanian dan kehutanan, dengan persentase sekitar 88% dari total industri yang ada. Oleh karena itu, pengembangan industri di Kabupaten Banyumas diprioritaskan pada sektor industri kecil hasil pertanian dan kehutanandengan produk yang diunggulkan adalah gula kelapa, minyak atsiri dan kayu olahan di Kabupaten Banyumas telah pasarkan secara nasional bahkan menembus pasar eksport. 46

56 Tabel 3.14 Tabel data perusahaan industri di Kabupaten Banyumas tahun DATA PERUSAHAAN INDUSTRI KABUPATEN BANYUMAS NO SEKTOR INDUSTRI JUMLAH INDUSTRI YANG BERJALAN Industri Hasil Pertanian & Kehutanan (IHPK) 2 Industri Kerajinan & Aneka (IKA) Industri Logam, Mesin dan Elektronika (ILME) JUMLAH GRAFIK DATA PERUSAHAAN INDUSTRI KABUPATEN BANYUMAS 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 IHPK IKA ILME 5, Gambar 3.13 Grafik Data perusahaan industri di Kabupaten Banyumas tahun

57 Gambar 3.14 Bahan Minyak Atsiri yang Menjadi Andalan Ekspor Berdasarkan data eksport 3 (tiga) komoditas di Kabupaten Banyumas pada kurun waktu eksport komoditas gula kelapa mengalami pertumbuhan yang signifikan dibanding komoditas minyak atsiri dan kayu olahan. Meningkatnya volume eksport gula kelapa didukung oleh permintaan gula kelapa kristal dari luar negeri. Hal ini dipengaruhi oleh kesadaran konsumen di luar negeri untuk mengkonsumsi gula kelapa, dibanding gula tebu atau gula pasir. Gula kelapa memiliki indeks glisemik 35 sedangkan gula pasir indeks glisemik sebesar Sehingga gula kelapa tidak menyebabkan gangguan kesehatan seperti diabetes dan obesitas. Pertumbuhan volume eksport gula kelapa mendorong peningkatan jumlah industri gula kelapa di Kabupaten Banyumas. Diperkirakan volume eksport gula kelapa kedepan semakin meningkat, mengingat semakin banyak masyarakat di negara maju yang sadar akan bahaya mengkonsumsi gula tebu/gula pasir. Tabel 3.15 Data Eksport Kabupaten Banyumas Tahun NO KOMODITAS DATA EKSPORT KAPASITAS GULA KELAPA MINYAK ATSIRI , KAYU OLAHAN , JUMLAH

58 GRAFIK DATA EKSPORT PERUSAHAAN INDUSTRI KABUPATEN BANYUMAS 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 GULA KELAPA MINYAK ATSIRI KAYU OLAHAN 5, Gambar 3.15 Data Eksport Perusahaan Industri Kabupaten Banyumas Tahun Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Th 2015 Gambar 3.16 Pertumbuhan Ekspor Bersih Perdagangan Beberapa hambatan dalam pengembangan UMKM, antara lain: d. SDM koperasi yang belum memenuhi kompetensi e. Kemampuan SDM dalam sektor industri kecil masih rendah f. Kesulitan memperoleh Sertifikasi Organik Internasional, misalnya dari Control Union karena biayanya yang besar g. Perijinan sulit h. Sebagian peralatan yang digunakan masih manual dan sederhana Untuk mengatasi hambatan tersebut, ditempuh beberapa langkah sebagai berikut: 49

59 a. Pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi SDM baik dalam hal manajemen mutu, GMP, dan lain sebagainya. b. Fasilitasi Sertifikasi Organik Internasional melalui Kementerian, Provinsi, Kabupaten dan Pihak Ketiga c. Penyederhanaan perijinan dengan koordinasi antar instansi terkait d. Memberikan fasilitas bantuan peralatan dari kementerian, provinsi, kabupaten dan pihak ketiga. 7. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Infrastruktur Daerah Infrastruktur fisik, seperti jalan, jaringan irigasi, perumahan, listrik, dan air bersih berperan besar dalam pembangunan, karena termasuk dalam kebutuhan dasar bagi kehidupan masyarakat. Semua capaian indikator dalam sarana dan prasarana fisik memenuhi target. Bahkan empat dari lima indikator melebihi target, yakni panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (112,1 % realisasi), rasio jaringan irigasi (100% realisasi), persentase rumah layak huni (100,2 % realisasi), rumah tangga pengguna listrik (104,5% realisasi) dan rumah tangga pengguna air bersih (105,7% realisasi). Tabel 3.16 Rencana dan Realisasi Meningkatnya Sarana dan Prasarana Infrastruktur Daerah Indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) Capaian 2014 Target 2015 Realisasi % Realisasi 61, ,1 Rasio jaringan irigasi 37, Persentase rumah layak huni Rumah tangga pengguna listrik (%) Rumah tangga pengguna air bersih 87, ,2 88, ,5 55, ,7 BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT Tahun Gambar 3.16 Kondisi Jalan 50

60 Tabel 3.17 Data Komdisi Jalan di Kabupaten Banyumas Tahun DATA KONDISI JALAN DI KAB. BANYUMAS TAHUN NO TAHUN PANJANG RUAS BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT TOTAL PANJANG (km) (km) (km) (km) (km) (km) ,78 410, ,92 110,51 69,1 804, , , ,84 100,205 94,3 804, , ,99 167,25 53,54 804,780 Dari tahun ke tahun, perbaikan infrastrutur seperti jalan dan jaringan irigasi terus ditingkatkan. Hasilnya, sebagaimana nampak dalam gambar berikut, kondisinya terus membaik. Gambar 3.18 Perbaikan Jalan dan kondisi jalan di Kabupaten Banyumas Baik Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan Tahun Gambar 3.19 Kondisi irigasi 51

61 Tabel 3.18 Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Banyumas Tahun Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Jenis banguna n Banguna n Utama Banguna n Bagi Juml ah Baik Rus ak Bera t Rusak Sedan g Rus ak Ring an Baik Rus ak Bera t Rusak Sedan g Rusak Ringa n Baik Rusak Berat Rus ak Seda ng Rusak Ringa n Banguna n Sadap Banguna n Pelengka p Saluran Primer Saluran Sekunde r Jumlah Persent ase 100 % 55,8 6% 9,77 % 10,31 % 24,0 5% 59,5 6% 7,52 % 9,05% 23,87 % 62,77 % 6,72% 7,77 % 22,74 % Gambar 3.20 Kegiatan irigasi Capaian indikator rumah layak huni pada tahun 2015 sebesar 88,08% dari target sebesar 87,86%. Ini menggambarkan bahwa pada tahun 2015 rumah layak huni di Kabupaten Banyumas mencapai rumah dari total rumah, yaitu sebanyak rumah. Pemerintah Kabupaten Banyumas tidak memiliki kegiatan pemugaran/rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH). Kegiatan yang ada di Pemkab hanya berupa Operasional Program Fasilitasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Sementara Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), bersumber dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah, dan bukan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas. 52

62 Tabel 3.19 Rasio Elektrifikasi Kabupaten Banyumas Tahun RASIO ELEKTRIFIKASI (RE) KABUPATEN BANYUMAS TAHUN No. Jumlah RT Jumlah Pelangg an Rasio Elekt rifika si Jumlah RT Jumlah Pelangga n Rasio Elektrifi kasi Jumlah RT Jumlah Pelangga n Rasio Elektrifi kasi , , ,37 Capaian kinerja indikator rumah tangga pengguna listrik sebesar 90,37 dari target 86,50. Hal tersebut menggambarkan capaian kinerja melampaui target (sangat baik). Keberhasilan pencapaian kinerja disebabkan : 1. Penyediaan tenaga llistrik diupayakan dengan energi tambahan berupa PLTS-SHS; PLTS-Komunal dan PLTMH. 2. Adanya program bantuan sambungan rumah dari APBD Provinsi kepada keluarga tidak mampu. Capaian indikator rumah tangga pengguna air bersih pada tahun 2015 sebesar 59,44% dari target sebesar 56,18%, menggambarkan bahwa pada tahun 2015 cakupan rumah tangga pengguna air bersih telah mencapai Kepala Keluarga (KK)/ rumahtangga. Keberhasilan capaian ini didukung oleh beberapa kegiatan, antara lain Dana DAK Air Minum dan Program Pamsimas (APBN). Namun dengan adanya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, maka DCKKTR Kabupaten Banyumas sudah tidak bias lagi menangani kegiatan yang berada di desa, terkait dengan kewenangan. Gambar 3.21 Jaringan air bersih sudah masuk ke desa-desa Walaupun capaian kinerja Tahun 2015 termasuk dalam kategori sangat baik, namun masih terdapat kendala yang memerlukan upaya dan komitmen bersama untuk meningkatkan kinerja agar penetapan kinerja yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik terlebih lagi manfaat dan dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satu kendala adalah belum optimalnya perumusan sasaran selaras dengan kegiatan dan program, dan belum tepatnya perumusan indikator kinerja sebagai tolok ukur untuk mengetahui capaian kinerja yang sebenarnya. Beberapa indikator juga belum menyajikan penentuan target secara tepat. Dengan kata lain pengukuran kinerja tidak akan mampu menggambarkan capaian kinerja yang senyatanya apabila indikator 53

63 kinerja tidak dirumuskan dengan tepat. Karena itu, perlu dibangun mekanisme pengumpulan data kinerja yang baik sehingga proses pengukuran kinerja dapat berjalan baik serta menjadi umpan balik dalam mengevalusi capaian kinerja atas kebijakan dan program yang dilakukan. 8. Sasaran Jumlah Penduduk Miskin Turun Target penurunan angka kemiskinan pada tahun 2015 bisa dicapai, bahkan melampau angka target pada RPJMD (106,3% realisasi). Angka ini memang masih di bawah target Provinsi Jawa Tengah (13.58) dan Nasional (10.96). Namun, angka kemiskinan ini menunjukkan tren menurun, sebagaimana juga di tingkat provinsi dan Nasional.Pada tahun 2010, persentase penduduk miskin Kabupaten Banyumas sebesar 20,20% masih lebih tinggi dibandingkan Jawa Tengah sebesar 16,11% dan Nasional sebesar13,33%. Padatahun 2011, persentase penduduk miskin di Kabupaten Banyumas sebesar 21,11% juga masih lebih tinggi dibandingkan Jawa Tengah sebesar 16,21% dan Nasional sebesar 12,36%. Demikian juga pada tahun 2012 persentase penduduk miskin di Kabupaten Banyumas sebesar 19,44% masih lebih tinggi dibanding dengan Jawa Tengah sebesar 14,98% dan Nasional sebesar 11,66%. Pada tahun 2013, persentase penduduk miskin Kabupaten Banyumas menurun menjadi 18,44%, lebih tinggi dari Jawa Tengah sebesar 14,44% dan lebih tinggi dibanding Nasional sebesar 11,47%. Tabel 3.20 Rencana dan Realisasi Sasaran Jumlah Penduduk Miskin Turun Indikator Capaian Target Realisasi % Realisasi Angka Kemiskinan (%) 18, ,3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5, ,2 Persentase Penduduk Miskin 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Kab. Banyumas Prov. Jateng Nasional Gambar 3.22 Persentase Penduduk Miskin Kab. Banyumas, Prov. Jawa Tengah dan Nasional Tahun

64 Sementara itu, pada indikator tingkat pengangguran terbuka, realisasi capaian juga melebihi target. Pada tahun 2015, tingkat pengangguran terbuka 5,46 persen, sedangkan target RPJMD 2015 sebesar 6,5 persen (118,2% realisasi). Kendala yang dihadapi dalam mengurangi tingkat pengangguran adalah: a. Kesempatan kerja dan usaha kurang, b. Kompetensi dan spesifikasi calon tenaga kerja belum sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan. c. Masih rendahnya minat dan ketrampilan berwirausaha d. Belumkondusifnya iklim berinvestasi Untuk mengatasinya, dilakukan beberapa langkah: a. Peningkatan kualitas dan sertifikasi kompetensi calon tenaga kerja, b. Identifikasi lowongan kerja, c. Peningkatan bursa kerja, d. Menumbuhkan minat berwirausaha, yang didukung iklim berinvestasi yang kondusif Tabel 3.21 Data Penganggur Kabupaten Banyumas Tahun Tahun Jenis Kelamin L P JML Data Pengangur Kabupaten Banyumas Jumlah Penganggur Gambar 3.23 Data Pengangguran Kabupaten Banyumas Tahun Sasaran Ketimpangan Antar Wilayah Menurun Ukuran ketimpangan antar wilayah ditunjukkan oleh Indeks Williamson, yang memberikan gambaran tentang kondisi dan keberhasilan pembangunan ditinjau dari aspek penyebaran hasil pembangunan. Angka Indeks Williamsom yang semakin kecil atau mendekati nol menunjukkan ketimpangan pendapatan antarwilayah yang semakin kecil 55

65 atau dengan kata lain pendapatan yang semakin merata. Hasil perhitungan Indeks Williamson Kabupaten Banyumas tahun 2011 sebesar 0,0106 meningkat menjadi 0,0114 pada tahun 2012 dan menurun menjadi 0,0104 pada tahun Pada tahun 2014, angka ketimpangannya adalah 0,0109, sedikit meleset dari target sebesar 0,0103 (94,4% realisasi). Namun begitu, angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan antarwilayah di Kabupaten Banyumas masih relatif kecil, yang berarti tingkat pendapatan antarawilayah semakin merata Indeks Williamson Kab. Banyumas Tahun Tahun Gambar 3.24 Indeks Williamson Kab. Banyumas Tahun Tabel 3.22 Rencana dan Realisasi Ketimpangan Antar Wilayah Menurun Indikator Capaian 2013 Indek ketimpangan antar wilayah 2014 Target Realisasi % Realisasi 0, ,5 Indek Gini 0, Indeks Gini Kabupaten Banyumas dalam kurun waktu menunjukkan cenderung berfluktuasi. Indeks Gini tahun 2010 sebesar 0,340 naik pada tahun 2011 sebesar 0.49 dan turun pada tahun 2012 menjadi 0,458 sedangkan pada tahun 2013 mengalami sedikit kenaikan, menjadi Angka ini menunjukkan ketimpangan sedang. Pada tahun 2014, capaiannya melebihi target. RPJMD menargetkan angka 0,475 pada tahun 2014, sedangkan realisasinya mencapai angka 0,428 (125%realisasi). 56

66 Indeks Gini Kabupaten Banyumas Indeks Gini Gambar 3.25 Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Banyumas Tahun Data di atas menunjukkan bahwa distribusi pendapatan perkapita per keluarga di Kabupaten Banyumas dalam keadaan cukup merata (ketimpangan sedang). Namun yang harus diperhatikan adalah secara runut waktu, dari tahun ke tahun indeks gini Kabupaten Banyumas masih fluaktif, kadang menunjukkan gejala naik. Hal serupa juga terjadi di daerah lain, seperti Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara. Ada tiga kemungkinan penyebab meningkatnya indeks Gini: 1. Meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk ini berpotensi menurunkan pendapatan perkapita. 2. Laju inflasi 3. Ketidakmerataan pembangunan antarwilayah di Kabupaten Banyumas. 10. Sasaran Kesadaran Politik dan Hukum Masyarakat Meningkat Pembinaan LSM, Ormas, dan OKP merupakan bagian dari upaya membangun kesadaran berpolitik masyarakat. Pembinaan dilakukan, mulai dari dukungan kelembagaan (pemberian SK), sampai pada pembinaan umum berupa sosialisasi, sarasehan, dialog publik, workshop, bintek dan penanaman bina ideologi dan wawasan kebangsaan. Pada tahun 2015, pembinaan ini berhasil memenuhi target RPJMD, yakni menjangkau 39 LSM/ Ormas/ OKP. Angka ini ditargetkan akan terus naik, seiring dengan semakin banyaknya organisasi sejenis, juga dengan semakin tingginya permasalahan bangsa, di mana ormas/lsm/okp harus turut berkontribusi. Tabel 3.23 Rencana dan Realisasi Pembinaan LSM, Ormas dan OKP Indikator Capaian 2014 Pembinaan LSM, Ormas dan OKP 2015 Target Realisasi % Realisasi

67 Adapun bidang aktifitas LSM/ Ormas/ OKP yang menjadi sasaran pembinaan tergambar dalam gambar berikut: Kesenian Kesehatan Hukum Politik Pendidikan Keagamaan Ekonomi Sosial Lingkungan hidup Gambar 3.26 Ruang Lingkup Aktifitas LSM/Ormas/ OKP Gambar 3.27 Pembinaan LSM/Ormas/OKP 11. Penegakan Perda Dalam rangka penengakan perda, Pemerintah Kab. Banyumas telah mencapai target kinerja yang ditetapkan yaitu target IKU sebesar 80%. Keberhasilan pencapaian kinerja ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : a. Pembentukan Kader Siaga Trantib (KST) Keberadaan KST sangat membantu Pemkab dalam penegakan perda, penanggulangan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Jumlah KST sebanyak orang, dimana masing-masing desa/kelurahan terdiri dari 9 orang. KST dibentuk dengan keputusan Bupati Banyumas Nomor 58

68 300/1202/Tahun 2015 tentang Pembentukan Kader Siaga Trantib Kabupaten Banyumas. b. Peran serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOMPINDA). Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyakat dalam mentaati peraturan daerah maka telah dibentuk tim pengawas perijinan Kabupaten Banyumas dengan melibatkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOMPINDA) yang terdiri dari Bupati, Ketua DPRD, Kapolres, Dandim, Ketua pengadilan Negeri dan Kejaksaan Negeri serta SKPD terkait. Tabel 3.24 Rencana dan Realisasi Penegakan PERDA Indikator Capaian Target Realisasi % Realisasi Penegakan PERDA (%) 75, Sementara itu, kesadaran berpolitik ditunjukkan oleh indikator penegakan perda. Sampai 2015, setidaknya ditargetkan 80 persen perda bisa ditegakkan pelaksanaannya. Target ini berhasil dicapai 100 persen. Data pelanggaran Perda yang terjadi di Kabupaten Banyumas sebagai berikut : Tabel 3.25 Data Pelanggaran Perda tahun dan Penegakan Perda Kab. Banyumas Tahun 2015 NO NOMOR PERDA DATA PELANGGARAN PERATURAN DAERAH YANG TERJADI DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS PERIODE TAHUN SUBSTANSI PERDA JUMLAH PELANGGARAN Th Pembatasan Pelacuran Th Penyelenggaraan K Th Kebersihan dan Keindahan Lingkungan Th Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C Th Retribusi Izin Gangguan Th Pengendalian dan Pengawasan Minuman Keras Th Tanda Daftar Gudang (TDG) Th Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Th Izin Penyelenggaraan Usaha Dibidang Kesehatan Th Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum Th Usaha Rumah Makan Th Usaha Hotel dan Penginapan

69 Th Pedoman Pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Banyumas Th Pajak Hotel Th Pajak Restoran Th Pajak Parkir Th Th Th Pengendalian Lingkungan Hidup di Kabupaten Banyumas Izin Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Banyumas Th Pajak Daerah Th Bangunan Gedung Th Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL) Th Izin Mendirikan Bangunan Th Pertambangan Mineral dan Batubara di Kabupaten Banyumas Th Air Tanah Th Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi di Kabupaten Banyumas Th Penyelenggaraan Reklame Th Pengendalian, Pengawasan dan Penertiban Peredaran Minuman Beralkohol Th Penanggulangan Penyakit Masyarakat PERDA PERDA LAINNYA JUMLAH CAKUPAN PENEGAKAN PERDA DAN/ATAU PERKADA Jumlah Pelanggar Perda dan/atau Perkada No. Tahun Yang dilaporkan dan/atau diproses Yang diselesaikan Persentase Ket pelanggar 6158 pelanggar 100 % 60

70 Gambar 3.28 Penegakan Perda No. 61 Th Kab. Banyumas Pembatasan Pelacuran Gambar 3.29 Penegakan Perda No. 03 Th Kab. Banyumas Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum Gambar 3.30 Penegakan Perda No. 03 Th Kab. Banyumas Usaha Hotel dan Penginapan 61

71 Gambar 3.31 Penegakan Perda No. 14 Th Kab. Banyumas Pedoman Pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Gambar 3.32 Penegakan Perda No. 15 Th Kab. Banyumas Pajak Hotel Gambar 3.33 Penegakan Perda No. 23 Th Kab. Banyumas Pengendalian Lingkungan Hidup 62

72 C. REALISASI ANGGARAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2015 terdiri dari Rencana Pendapatan setelah perubahan sebesar Rp ,00 terealisir Rp ,00 atau 100,13 %. Sedangkan Rencana Belanja setelah Perubahan sebesar Rp ,00 dapat terealisasi Rp ,00 atau 84,70 %. Secara Rinci Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan sebagai berikut : Tabel 3.26 Realisasi APBD KAbupaten Banyumas Tahun 2015 No Uraian Anggaran 2015 (Perubahan) Realisasi 2015 (Rp) Persentase Rp I. Pendapatan a. Pendapatan Asli Daerah b. Pendapatan Transfer c. Lain-lain Pendapatan yang Sah , ,00 100,13% , ,00 114,69% , ,00 90,31% , ,00 303,73% II. Belanja dan Transfer A. Belanja 1. Belanja Operasional 2. Belanja Modal 3. Belanja Tak Terduga , ,00 84,70% , ,00 83,35% , ,00 85,59% , ,00 74,14% , ,00 0,56% B. Transfer , ,00 96,24% Surplus/Defisit ( ,00) ,00-36,28% III Pembiayaan Netto , ,00 100,30% a. Penerimaan Pembiayaan b. Pengeluaran Pembiayaan , ,00 99,86% , ,00 88,89% Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyumas,

73 Sedangkan penyerapan anggaran untuk mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama per program dari rencana sebesar Rp , teralisasi sebesar Rp atau sebesar 84,53 %. Secara rinci penggunaan anggaran untuk mendukung pencapaian Kinerja Utama sebagaimana tersebut pada Tabel berikut : Tabel 3.27 Target dan Realisasi Anggaran Pencapaian Sasaran Tahun

74 MISI 1 : Menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih, partisipatif dan inovatif agar terbangun pemerintahan yang efektif dan terpercaya melayani masyarakat. N0 Sasaran Program 1 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Opini Lapoaran Keuangan Daerah 2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Target Kinerja Realisasi Capaian ( %) WTP WTP 100 Anggaran Target Realisasi Capaian ( % ) 82,40% 3. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa 4. Program Pengelolaan Aset Daerah MISI 2 : Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat melalui akses layanan pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas. N0 Sasaran Program 2. Melek Huruf Masyarakat Meningkat 1. Angka Melek Huruf 2. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Target Kinerja Realisasi Capaian ( %) Target Anggaran Realisasi Capaian ( % ) 94,49 99,27 105, ,63% 3. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 (sembilan) tahun 4. Program Pendidikan Menengah 5. Program Pendidikan Non Formal 6. Program Pendidikan Luar Biasa 65

75 MISI 3 : Mengembangkan pusat-pusat unggulan ekonomi pedesaan berbasis komoditi sektor pertanian sebagai usaha inti dan sektor lainnya sebagai penunjang melalui penataan kelembagaan, permodalan, sumber daya manusia, akses pasar dan perlindungan dari pemerintah. N0 Sasaran Strategis 5. Pendapatan Masyaraat Meningkat Program Target Kinerja Realisasi Capaian ( %) Target Anggaran Realisasi 1. Pertumbuhan Ekonomi 6, , Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 3. Program Peningkatan, Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan 4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan 5. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Capaian ( % ) 38,50% 6. Meningkatnya ketahanan pangan 6. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan 7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 8. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 9. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 10. Program Pengembangan Agribisnis 11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian. 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan 2. Program Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia ,65% 66

76 3. Program Pemberdayaan Petani melalui Demontrasi serta Pengawalan dan pendampingan Penyuluhan 4. Ketersediaan Energi dan Protein per kapita (%) ,7 5. Penguatan Cadangan Pangan (%) MISI 4 : Meningkatkan dan mengembangkan daya saing agribisnis dan usaha mikro, kecil dan menengah. N0 Sasaran Strategis 7. Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Meningkat Program 1. Program Penciptaan Usaha Kecil Menengah yang kondusif Target Kinerja Realisasi Capai an ( %) Target Anggaran Realisasi Capaian ( % ) ,75% Meningkatnya perluasan jaringan pemasaran produk agribisnis 2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keuanggulan Kompetitif Usaha Kecil dan Menengah 3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi *Persentase Koperasi Aktif (%) 5. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan 6. Program Peningkatan Kerjasama Perdagagan 7. Program Efisiensi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri 71 76,

77 8. Program Peningkatan dan Pengembangan Eksport Eksport Bersih Perdagangan (US$) Pertumbuhan Industri Kecil (buah) , ,2 MISI 5 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastrutur daerah yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. N0 Sasaran Strategis 8. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Infrastruktur daerah Program 1. Program Pengembangan Jalan dan Jembatan Target Kinerja Realisasi Capaian ( %) Panjang Jalan Kaupaten dalam Kondisi Baik (%) 58,77 65,86 112,1 2. Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-Gorong 3. Program Pembangunan dan Rehabilitasi Turap / Talud / Bronjong 4. Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebina-margaan 6. Program Pengembangan dan Pengadaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Rasio Jaringan Irigasi 37,69 37, Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku 8. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Anggaran Target Realisasi Capaian ( % ) ,38% 68

78 9. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 10. Program Pengendalian Banjir 11. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Prosentse Rumah Layak Huni 87,86 88, Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan 13. Program Pengembangan Perumahan 14. Program Lingkungan Sehat Perumahan 15. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Migas dan Ketenagalistrikan Rumah Tangga Pengguna Listrik (%) 16. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan 86,5 90,37 104,5 17. Program Pembinaan dan Pengembangan Air Tanah dan Panas Bumi Rumah Tangga Pengguna Air Bersih (%) 56,18 59,44 105,7 MISI 6 : Menciptakan keterkaitan, kesejajaran dan keadilan pembangunan antar kawasan perkotaan dan perdesaan. N0 Sasaran Strategis 9. Jumlah Penduduk Miskin Menurun Program 1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya Target Kinerja Realisasi Capaian ( %) Target Anggaran Realisasi Capaian ( % ) ,81% 69

79 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 3. Program Pembinaan Anak Terlantar 4. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma 5. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo 6. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial Angka Kemiskinan (%) 18,67 17,56 105,7 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,5 5,46 118,2 10. Ketimpangan Antar Wilayah Menurun Indeks Ketimpangan Antar Wilayah 0,0103 0, , ,31% 1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitasi Perhubungan 2. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ 3. Program Perencanaan Tata Ruang 4. Program Pemanfaatan Tata Ruang 5. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 6. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 7. Program Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Lahan Non Pertanian 8. Program Penataan Penguasaan, Kepemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 9. Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan 70

80 MISI 7 : Mewujudkan tatanan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian, memiliki keimanan serta menjunjung tinggi kemajemukan dan kerukunan antar umat beragama agar hidup toleran dan damai berlandaskan iman dan taqwa. N0 11 Sasaran Strategis Kesadaran Politik Masyarakat Meningkat Program Target Kinerja Realisasi Capaian ( %) Target Anggaran Realisasi Capaian ( % ) 1. Program Pendidikan Politik Masyarakat ,20% Pembinaan LSM, Ormas dan OKP 2. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 3. Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 4. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan 5. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) 6. Program Penataan Peraturan Perundangundangan Penegakan Perda (%) Jumlah Anggaran untuk mendukung 11 Sasaran ,53% Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyumas 71

81 BAB IV PENUTUP L aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance). Akuntabilitas menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintah telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Melalui LKjIP, pemerintahan daerah menunjukkan pertanggungjawabannya pada publik. Sedangkan bagi publik, LKjIP akan menjadi bahan standar penilaian, sehingga mendorong publik untuk terlibat dalam mengontrol kualitas kinerja pelayanan pemerintah. Dengan demikian, publik akan turut berperan serta dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik. LKjIP juga menggambarkan proses yang sudah ditempuh pemerintah daerah untuk menerapkan manajemen pembangunan berbasis kinerja dan perbaikan pelayanan publik. Setiap instansi pemerintah wajib melakukan pengukuran dan pelaporan kinerjanya, berdasarkan pada indikator yang jelas dan terukur, sehingga mudah dinilai sejah mana program pembangunan dan pelayanan telah berjalan. Dengan berbasis kinerja yang terukur, setiap rupiah anggaran dapat dipertanggungjawabkan dan melalui indikator-indikator yang jelas, setiap kegiatan dapat diuji relevansi dan capaiannya. Pada sajian Bab 3 dapat diketahui kinerja Pemerintah Kabupaten Banyumas tahun 2015, termasuk bagaimana progressnya dibanding capaian tahun sebelumnya. Secara umum nampak bahwa kinerja Pemkab Banyumas Tahun 2015 masuk dalam kategori sangat baik. Dari 26 Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati tahun 2015, mayoritas target sudah tercapai (sangat. BAB IV PENUTUP Kesimpulan dari hasil penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Banyumas Tahun 2015 baik). Pencapaian target, 25 dari 26 IKU (96%) capaiannya sangat baik (91 ), dan hanya 1 (satu) yang capaiannya berkategori baik (76 90). Beberapa IKU bahkan capaiannya melebihi target (di atas 100 persen realisasi). Sebanyak 21 IKU capaiannya melebihi target ( 100%), dan 5 (lima) yang belum memenuhi target ( 100%). Semua capaian tersebut tidak lepas dari kerja keras Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam pembangunan daerah. Upaya ini mencakup perumusan dan penetapan kinerja tahunan dan menengah sebagai bagian dari kebijakan strategis, khususnya dalam RPJMD dan RKPD 2015, yang mencakup juga penentuan program atau kegiatan beserta alokasi anggarannya. Pemerintah Kabupaten Banyumas terus berupaya agar capaian sesuai target, termasuk dalam menggunakan berbagai perangkat pendukung, sebagai upaya mewujudkan e-government, antara lain melalui e- Planning, SIPPD, SIMDA Keuangan, SIMBADAMAS, SIMAP, dan SIMPUS. Meskipun mayoritas indikator sudah tercapai, ada beberapa masalah yang menjadi catatan bagi Pemkab Banyumas. Pertama, dalam bidang kesehatan, penurunan angka kematian ibu masih belum seratus persen tercapai sesuai target. Hal ini bukan karena pelayanan kelahiran yang kurang memadai, melainkan karena penyakit penyerta ibu hamil seperti pre eklamsia berat, perdarahan, gangguan sistem peredaran darah (jantung dan stroke,) dan penyakit kronis. Dengan demikian instansi pemerintah terkait, yakni Dinas Kesehatan untuk lebih memperhatikan ibu hamil resiko tinggi guna meminimalisir kematian ibu saat melahirkan. Demikian pula dengan angka harapan hidup, hendaknya juga terus meningkat seiring dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Kedua,walau angka kemiskinan berhasil ditekan sesuai target RPJMD dan juga menunjukkan progress dari tahun ke tahun, namun angkanya masih di bawah target Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Tentu saja, angka kemiskinan ini berkaitan dengan berbagai variable, termasuk indikator-indikator lainnya. 72

82 Progres saja tidak cukup, karena itu perlu adanya percepatan pencapaian target. Fluktuasi perekonomian nasional mungkin ada di luar kendali pemda, tetapi optimalisasi potensi lokal sepenuhnya ada dalam kontrol, sehingga bisa ditingkatkan penguatan sektor perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah Kabupaten Banyumas meyakini sepenuhnya bahwa segala pencapaian ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak yaitu selain kinerja pimpinan dan aparat pemerintah juga peran serta pihak ketiga, seperti swasta dan masyarakat umum dalam program pembangunan. Oleh karena itu, sinergi antara Pemerintah Kabupaten dan berbagai pihak harus terus ditingkatkan. Pada akhirnya, Pemerintah Kabupaten Banyumas berharap, LKjIP ini dapat menjadi pegangan guna melakukan refleksi tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang mesti di lakukan pada masa mendatang, sehingga pembangunan terus berkelanjutan, sesuai dengan arah yang sudah ditentukan. Untuk itu masukan dan kritik senantiasa menjadi modal penting untuk sebuah perbaikan. 73

83

84 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS Lampiran SASARAN NO PRIORITAS 1 Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat 2 Melek huruf masyarakat meningkat 3 Aksesbilitas pendidikan meningkat 4 Kualitas kesehatan masyarakat 6 Pendapatan masyarakat meningkat 7 Meningkatnya ketahanan pangan INDIKATOR KINERJA Opini Laporan Keuangan Daerah Angka Melek Huruf Rata-rata lama sekolah Indeks Pembangunan Manusia Angka kematian ibu (per KH) Angka kelangsungan hidup bayi (%) Angka kematian bayi (per KH) Angka Harapan Hidup (tahun) Persentase balita gizi buruk (%) Pertumbuhan ekonomi Ketersediaan energi dan protein per kapita (%) TARGET PROGRAM WTP Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program Pendidikan Non Formal 7.89 Program Pengembangan Data / Informasi Program Pengembangan Data / Informasi 90 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 92 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 7.5 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 70 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 0.13 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 6.15 Program Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi 86 Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebu nan ANGGARAN Rp.000,- 14,924,941 1,470, , ,000 1,000, , ,000 4,125,000

85 8 Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah meningkat 9 Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur daerah 10 Jumlah penduduk miskin turun 11 Ketimpangan antar wilayah menurun Penguatan Cadangan Pangan (%) Persentase koperasi aktif (%) Usaha Mikro dan Kecil (buah) Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) Rasio Jaringan Irigasi Prosentase Rumah Layak Huni Rumah Tangga Pengguna Listrik (%) Rumah Tangga Pengguna Air Bersih (%) Angka Kemiskinan (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indek ketimpangan antar wilayah Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebu nan 71 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 582,223 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Pemberdayaan komunitas Perumahan 86.5 Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 6.5 Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Pengembangan Data / Informasi 4,125, ,000 60,000 11,000,000 10,061,289 25,000,000 25,000,000 25,000,000 1,030, , ,000

86 12 Kesadaran politik masyarakat meningkat 13 Kesadaran hukum masyarakat meningkat Indek Gini Program Pengembangan Data / Informasi Pembinaan LSM, Ormas dan OKP Pembinaan Politik Daerah Penegakan PERDA (%) 39 Program Pendidikan Politik Masyarakat 90 Program Pendidikan Politik Masyarakat 80 Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan 430, , ,000 2,970,000 BUPATI BANYUMAS Ir. ACHMAD HUSEIN

87 PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS Lampiran NO SASARAN PRIORITAS 1 Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat INDIKATOR KINERJA Opini Laporan Keuangan Daerah TARGET REALISASI % WTP WTP - 2 Melek huruf masyarakat meningkat Angka Melek Huruf Aksesbilitas pendidikan meningkat Rata-rata lama sekolah Indeks Pembangunan Manusia Kualitas kesehatan masyarakat Angka kematian ibu (per KH) 102/ KH 106/ KH 98.6 Angka kelangsungan hidup bayi (%) Angka kematian bayi (per KH) Pendapatan masyarakat meningkat Angka Harapan Hidup (tahun) Persentase balita gizi buruk (%) Pertumbuhan ekonomi Meningkatnya ketahanan pangan Ketersediaan energi dan protein per kapita (%) Penguatan Cadangan Pangan (%)

88 8 Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah meningkat Persentase koperasi aktif (%) ekspor bersih perdagangan(%) 19,700,000 24,181, pertumbuhan Industri kecil (buah) 2,097 2, Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur daerah Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) Rasio Jaringan Irigasi Prosentase Rumah Layak Huni Rumah Tangga Pengguna Listrik (%) Rumah Tangga Pengguna Air Bersih (%) Jumlah penduduk miskin turun 11 Ketimpangan antar wilayah menurun Angka Kemiskinan (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indek ketimpangan antar wilayah Kesadaran politik masyarakat meningkat Indek Gini Pembinaan LSM, Ormas dan OKP

89 13 Kesadaran hukum masyarakat meningkat Penegakan PERDA (%) Purwokerto, Januari 2016 BUPATI BANYUMAS Ir. ACHMAD HUSEIN

90 Lampiran DAFTAR PEROLEHAN PENGHARGAAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015 NAMA JENIS TINGKAT NO. URUSAN KETERANGAN PENERIMA PENGHARGAAN KEJUARAAN Bupati Kesehatan ProvinsiJateng Penghargaan diberikan Banyumas oleh Gubernur Jawa Tengah, Penghargaan Penghargaan Expanding Maternal and Neonatal Survival Emas Tahun 2014 sebagai Bupati Banyumas sbg pelopor penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, pada acara Emergency Meeting Mini University Penyelamatan ibu dan bayi lahir, Selasa (27/1) di Gedung Gradhika Bakti Praja Semarang. 2. Pemkab Banyumas Wajar Tanpa Pengecualian Keuangan ProvJateng Kepala BPK RI PerwakilanJawa Tengah 3. SMA N Banyumas Sekolah Sehat Tk. Nasional Kesehatan Nasional Penghargaan diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan Lingkunganhidup 4. Bupati Banyumas WTP Pemerinta han Nasional Penghargaan diberikan oleh Menteri Keuangan di Jakarta Pemkab Banyumas Juara Umum Porwil Dulongmas III di Magelang Olah Raga Provinsi Kontingen Kabupaten Banyumas untuk ke tiga kalinya mempertahankan predikat sebagai juara umum Pekan Olah Raga Wilayah Kedu, Pekalongan dan

91 Banyumas (Polwil Dulongmas) ke 3 yang digelar di Kota Magelang sejak tanggal 21 s.d 23 Agustus 2015, Pada Polwil Dulongmas ke I Tahun 2007 dan Ke dua Tahun 2011 Banyumas juga menjadi juara umum. 5. UPR PAMUJI INGGIL Desa Beji Juatalomba Kelembagaan dan kinerja kelompok Perikanan ProvinisJawa Tengah 6. Pokdakan ULAM SARI Desa KalikidangS okaraja Juara I lomba Pembudidayaan Nilas / Gurameh Perikanan ProvinsiJawa Tengah 7. Pemerintah Kab. Banyumas Adipura Lingkunga nhidupdan Kehutana n Nasional Penghargaan diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof. DR. SITI NURBAYA di Hotel Bidakara pada acara Penyerahan penghargaan Proper danadipura 2015 tanggal 23 November Pemkab Banyumas Wahana Tata Nugraha Perhubun gan Nasional Penghargaan diserahkan oleh Presiden RI di Istana Negara pada Tgl 23 Des * SMP N 2 Baturaden * SMA N Ajibarang * SMA N Jatilawang Sekolah Adi Wiyata Tingkat Nasional Pendidika n dan Lingkunga n Hidup Nasional Penghargaan diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Pendidikan di Mandala Wana Bhakti Jakarta Pd Bulan Oktober 2015 Sumber : Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Banyumas Tahun 2015.

92

93

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM D

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM D BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM D Pendahuluan berisi : A. Gambaran Umum itetapkannya Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dengan paradigma baru telah memberikan perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal 18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF i IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Kediri Tahun 2012 ini disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jalan Kabupaten No. 1 Purwokerto 53115 Telp. 637405 Faxcimile (0281) 637405 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 DASAR HUKUM EVALUASI HASIL RENCANA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN Disampaikan oleh : KEPALA BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SETDA KABUPATEN LAMONGAN DASAR HUKUM SISTEM AKIP 1. UU No. 23 Tahun 2014

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY EKSEKUTIF SUMMARY Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan suatu bentuk format pertanggung-jawaban instansi pemerintah yang berisi informasi seputar capaian dan hambatan pelaksanaan rencana

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG MANGUPURA, 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.... 1 1.1 Latar Belakang........ 1 1.2

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA UNIT PENDIDIKAN KECAMATAN PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA UNIT KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN WILAYAH PADA DINAS

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA UNIT BINA MARGA PADA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS Jl. Prof. Soeharso No. 45 Telp. (0281)632548, Fax. (0281) 640715 2017 KATA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016 2021 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SAKIP SEKRETARIAT DAERAH KAB. LAMONGAN

IMPLEMENTASI SAKIP SEKRETARIAT DAERAH KAB. LAMONGAN IMPLEMENTASI SAKIP SEKRETARIAT DAERAH KAB. LAMONGAN 1 Disampaikan oleh Dr. YUHRONUR EFENDI, MBA STRUKTUR ORGANISASI SETDA KABUPATEN LAMONGAN 1.STAF AHLI BIDANG PEMERINTAHAN, HUKUM DAN POLITIK 2.STAF AHLI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kinerja Pemerintah Daerah semakin mendapat sorotan masyarakat. Pemerintah dituntut mampu untuk menunjukan akuntabilitas kinerjanya kepada masyarakat sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci