PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA NEGERI 3 LUMAJANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA NEGERI 3 LUMAJANG"

Transkripsi

1 PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA NEGERI 3 LUMAJANG Farah Robi atul Jauhariyyah 1, Hadi Suwono 2, Nursasi Handayani 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang fjauhariyyah@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding terhadap kemampuan analisis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, dengan desain penelitian Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 3 Lumajang, menggunakan dua kelas yaitu kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding dan kelas XI MIA2 sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran Confirmation Inquiry. Data dianalisis dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan uji-t menggunakan SPSS 20.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding berpengaruh terhadap kemampuan analisis siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lumajang. Pembelajaran Problem Based Learning dengan Scaffolding yang dilakukan pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pembelajaran Confirmation Inquiry yang dilakukan pada kelas kontrol. Pernyataan tersebut didasari oleh peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar dari rata-rata pretest 28 menjadi pada posttest. Sedangkan pada kelas kontrol peningkatan nilai rata-rata sebesar dari rata-rata pretest menjadi pada posttest. Kata kunci: Problem Based Learning, scaffolding, kemampuan analisis. Biologi sebagai salah satu ilmu dasar berkembang pesat pada Abad 21, untuk itu pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan zaman. Salah satu karakteristik belajar abad 21 adalah Critical Thinking and Problem Solving. Kemampuan yang diharapkan dalam karakteristik Critical Thinking and Problem Solving salah satunya adalah kemampuan analisis. Kemampuan analisis termasuk dalam Taksonomi Bloom yang selama ini dipegang sebagai pedoman dalam

2 menyusun tingkat kerumitan pembelajaran di berbagai tingkat dan untuk berbagai pelajaran. Djiwandono (2013) menyatakan bahwa menganalisis merupakan tindakan memecah-mecah suatu gugus data menjadi beberapa bagian, kemudian mengaitkan bagian-bagian itu dalam suatu hubungan yang bermakna dan bermanfaat untuk memecahkan masalah. Kemampuan analisis siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Mckinsey Indonesian s Today (Edupost, 2012) melaporkan bahwa hanya 5% dari pelajar Indonesia yang memiliki kemampuan analisis, sebagian besar yang lain hanya sampai pada kemampuan mengetahui. Perlu diupayakan pembelajaran yang mampu membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir analisis, dalam hal ini adalah pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Panen (2001) mengatakan dalam model pembelajaran dengan PBL siswa diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah. Model pembelajaran PBL memiliki banyak kelebihan, namun juga memiliki kelemahan yang harus diantisipasi oleh guru. Memasukkan unsur scaffolding ke dalam sintaks PBL sangatlah dibutuhkan untuk mengantisipasi kelemahan metode pembelajaran ini (Yadav, dkk., 2011). Mamin (2008) menjelaskan bahwa metode pembelajaran scaffolding merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru, dengan memberikan bimbingan, dorongan (motivasi), perhatian kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang memadukan PBL dengan scaffolding ini diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan analisisnya dalam pelajaran Biologi, karena pada pembelajaran ini siswa mendapat bantuan (scaffolding) di setiap fase PBL sesuai dengan kebutuhannya. METODE Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen yaitu eksperimental semu. Ada dua kelas yang digunakan, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu dan kelompok kontrol dengan pembelajaran yang sering dilakukan di sekolah yaitu

3 pembelajaran Confirmation Inquiry. Kedua kelompok tersebut dilakukan pretes dan postes kemudian dibandingkan hasilnya. Desain eksperimen semu pada penelitian adalah Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design, ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Tabel Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design Kelompok Perlakuan Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 1 O 2 Keterangan O1 = Pretest kelompok eksperimen dan kontrol O2 = Postest kelompok eksperimen dan kontrol X = Perlakuan dengan pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri di Lumajang tahun pelajaran 2014/2015. Teknik sampling pada penelitian ini adalah teknik cluster random sampling, karena populasi terdiri dari kelompok-kelompok. Pemilihan kelas sampel ditentukan secara acak antara kelas XI MIA 1 hingga kelas XI MIA 5 SMA Negeri 3 Lumajang, dan dipilih dua kelas. Kelas eksperimen adalah XI MIA 3 dan kelas kontrol adalah kelas XI MIA 2. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah nilai pretest dan posttest kemampuan berpikir analitis siswa. Instrumen yang digunakan berupa tes uraian. Sebelum digunakan instrumen telah diuji coba untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitasnya. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Untuk dapat melaksanakan uji statistik terhadap data penelitian, maka harus dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis. HASIL Tabel 2 berikut ini menunjukkan bahwa rata-rata keterlaksanaan sintaks sebesar 91 %, yang berarti bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding adalah berhasil.

4 Tabel 2 Tabel Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding Pertemuan Observer Presentase Keterlaksanaan (%) 1 O1 90% O2 87% 2 O1 87% O2 90% 3 O1 94% O2 90% 4 O1 97% O2 94 % Rata-rata 91% Tabel 3 berikut menunjukkan bahwa nilai pretest kemampuan analisis antara kelas kontrol dan eksperimen adalah hampir sama. Kelas eksperimen seluruh siswanya berada pada interval nilai <40 yang berarti kemampuan analisis sangat kurang. Kelas kontrol, 30 siswa berada pada interval nilai <40 yang berarti kemampuan analisis sangat kurang, 2 siswa berada pada interval nilai yang berarti kemampuan analisis kurang. Terlihat bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, namun kelas kontrol sedikit lebih unggul dibandingkan kelas eksperimen. Tabel 3. Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Siswa Kelas Kontrol dan Perlakuan Nilai Kualifikasi Frekuensi Kontrol Eksperimen <40 Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat baik Tabel 4 berikut ini menunjukkan bahwa nilai posttest kemampuan analisis antara kelas kontrol dan eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan. Pada kelas eksperimen, sebanyak 25 siswa berada pada interval nilai yang berarti kemampuan analisis baik, sedangkan 6 siswa berada pada interval nilai yang berarti kemampuan analisis sangat baik. Pada kelas kontrol, 1 siswa berada pada interval nilai yang berarti kemampuan analisis kurang, sebanyak 27 siswa berada pada interval nilai yang berarti kemampuan analisis cukup, dan hanya 4 siswa berada pada interval nilai yang berarti kemampuan analisis baik. Terlihat

5 bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Hasil tersebut berbeda dengan hasil pretest, dimana kelas kontrol justru sedikit lebih unggul dari kelas eksperimen. Tabel 4. Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Perlakuan Nilai Kualifikasi Frekuensi Kontrol Eksperimen <40 Sangat kurang Kurang Cukup Baik Sangat baik Rata-rata skor pretest dan posttest kemampuan analisis kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Tabel Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Perlakuan Kelas Rata-Rata Pretest Posttest Selisih Kontrol Eksperimen Berdasarkan nilai pretest dan posttest kemampuan analisis siswa, untuk kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata untuk pretest dan untuk posttest. Kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata 28 untuk pretest dan untuk posttest. Kesimpulannya bahwa perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil analisis menggunakan SPSS 20.0 For Windows diketahui bahwa data kelas kontrol dan kelas eksperimen merupakan data normal dan homogen sehingga analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah uji statistik parametrik dengan uji-t independen (independent sample t-test) pada tingkat signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan sebesar 95%. Berdasarkan hasil uji-t terhadap kemampuan analisis siswa SMA Negeri 3 Lumajang, didapatkan bahwa nilai signifikansi (sig. 2- tailed) adalah 0,000. Nilai signifikansi tersebut < 0,05, maka Ho ditolak atau dengan

6 kata lain model pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding berpengaruh terhadap kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran biologi. PEMBAHASAN Model pembelajaran dengan PBL dapat mengajak siswa terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah (Panen, 2001: 85). Aspek kemampuan inilah yang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan analisisnya. Berawal dari permasalahan yang disajikan, siswa akan bergerak dan berpikir aktif untuk mencari pemecahan masalah, sehingga siswa akan terdorong untuk mengumpulkan data dengan mencari informasi/ menyelidiki/melakukan eksperimen. Pada proses pemecahan masalah siswa dapat membangun pengetahuan mereka secara mandiri. Model pembelajaran PBL memiliki beberapa kelemahan di samping kelebihan yang menunjang siswa untuk mengembangkan kemampuan analisisnya. Untuk mengantisipasi kelemahan PBL dapat dilakukan pemberian scaffolding dengan memperhatikan kebutuhan siswa. Jika guru melaksanakan pembelajaran PBL yang dipadukan dengan scaffolding, diharapkan kelemahan PBL dapat teratasi sehingga semakin meningkatkan kemampuan analisis siswa. Scaffolding pada penelitian ini diberikan di setiap sintaks PBL, dapat berupa conceptual scaffolding, metacognitive scaffolding, procedural scaffolding, dan strategic scaffolding. Selain itu, scaffolding juga dapat berupa dorongan/motivasi untuk memecahkan masalah, memberikan pemahaman/arahan mengapa dan bagaimana mereka memecahkan masalah. Sesuai dengan pernyataan Cahyono (2010) bahwa scaffolding yang diberikan dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan peserta didik itu belajar mandiri. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya scaffolding dapat menutupi kelemahan PBL.

7 Model pembelajaran PBL dengan scaffolding dalam penelitian ini terdiri atas lima sintaks/fase, fase pertama adalah orientasi siswa kepada masalah. Siswa diberikan pemicu masalah yang dikemas dalam bentuk lembar kegiatan siswa (LKS). Kemudian siswa diminta merencanakan hal-hal yang harus dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang diberikan. Pada fase ini guru memberikan scaffolding berupa LKS yang berisi petunjuk untuk menyelesaikan masalah. Fase kedua sintaks PBL dengan scaffolding adalah mengorganisasikan siswa untuk belajar. Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas empat siswa untuk melakukan hal-hal yang direncanakan pada tahap satu. Siswa diminta mengklarifikasi permasalahan, mendefinisikan masalah, melakukan tukar pikiran, dan mengerucutkan rencana penyelesaian masalah. Pada fase ini dua dari delapan kelompok kesulitan untuk mengerucutkan rencana penyelesaian masalah, ditandai dengan pertanyaan mengenai informasi apa yang harus dicari untuk menyelesaikan masalah. Scaffolding yang diberikan guru pada dua kelompok tersebut adalah strategic scaffolding berupa pertanyaan pancingan yang mengarah pada rencana penyelesaian masalah, memberi kata kunci konsep yang berhubungan dengan permasalahan. Sesuai dengan pernyataan An (2010) bahwa Strategic scaffolding adalah scaffolding untuk mempromosikan analisis, perencanaan, pengambilan keputusan selama pembelajaran, metode pemisahan dan pemilihan informasi yang digunakan untuk menghubungkan pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan baru. Fase ketiga sintaks PBL dengan scaffolding adalah membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Siswa diminta melakukan kajian/eksperimen/mencari informasi yang berkaitan dengan penyelesaian masalah yang sudah ditetapkan di fase kedua. Pada fase ini, masing-masing kelompok mengeluhkan kesulitan yang hampir sama, yaitu mencari referensi relevan yang berhubungan dengan permasalahan untuk menentukan solusi yang rasional dan tepat. Kebanyakan dari mereka hanya mengkaji satu referensi yaitu buku paket yang selama ini dipergunakan dalam mata pelajaran biologi. Untuk mengatasi hal ini guru memberi Procedural scaffolding dengan mengarahkan siswa untuk memperkaya referensi dari beberapa buku dan internet dari sumber yang jelas dan terpercaya. Scaffolding tersebut dapat membiasakan siswa

8 untuk selalu mencari kebenaran dari beberapa referensi yang terpercaya sebelum menarik kesimpulan. Kesulitan lain yang juga dialami beberapa kelompok pada fase tiga adalah memahami dan kemudian menghubungkan konsep/data/informasi yang didapat untuk memecahkan permasalahan. Scaffolding yang diberikan untuk kesulitan tersebut adalah Conceptual scaffolding, yaitu scaffolding yang diberikan untuk mendukung pemikiran siswa mengenai informasi, ide, dan teori yang diberikan dalam lingkungan pembelajaran. Scaffolding dilakukan dengan memfalisitasi diskusi dalam kelompok untuk menyepakati pemahaman tentang konsep/data/informasi tersebut, jika belum cukup maka guru akan memberi kata kunci untuk selanjutnya siswa berusaha menarik kesimpulan dari apa yang disampaikan guru. Guru tidak disarankan untuk langsung memberi pemahaman secara gamblang agar menghasilkan pengetahuan yang bermakna. Sesuai dengan pernyataan Bruner (dalam Trianto 2009: 20) bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah lain yang serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik. Siswa juga diberikan Metacognitive scaffolding untuk mengetahui tentang cara menghubungkan konsep/data/informasi tersebut untuk memecahkan dan menemukan solusi atas permasalahan yang diberikan. Fase keempat sintaks PBL dengan scaffolding adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Siswa mempersiapkan hasil diskusi untuk disajikan di depan kelas. Diskusi dilakukan dengan pemaparan oleh tiga kelompok secara bergantian, perwakilan kelompok lain bertugas menjadi moderator dan notulis. Setelah pemaparan dilanjutkan dengan sesi saran, kritik, dan tanya jawab antara penyaji dengan peserta diskusi. Pada tahap ini seluruh kelompok tampak tidak membutuhkan scaffolding, guru hanya berperan sebagai fasilitator seperti biasa. Fase kelima sintaks PBL dengan scaffolding adalah mengembangkan dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Setelah melakukan diskusi dan tanya

9 jawab di fase keempat, siswa membuat kesimpulan atas apa yang telah dipelajari dari permasalahan yang diberikan. Selain itu siswa bersama guru melakukan evaluasi dan refleksi untuk perbaikan di pembelajaran selanjutnya. Pada fase ini, guru memberikan Metacognitive scaffolding untuk membantu siswa melihat secara keseluruhan apa yang telah mereka pecahkan dan menemukan konsepnya. Scaffolding pada PBL bukan hanya diberikan oleh guru, melainkan juga dari siswa, mengingat salah satu karakteristiknya adalah kolaborasi yaitu adanya kerjasama siswa baik secara berpasangan maupun dalam kelompok-kelompok kecil. Ketika pembelajaran berlangsung terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok bahkan antar kelompok. Siswa yang merasa kesulitan dapat meminta bantuan kepada siswa atau kelompok lain, hal tersebut termasuk bentuk scaffolding. Kesimpulan dari uraian di atas adalah scaffolding yang dibutuhkan siswa pada setiap sintaks adalah berbeda-beda, dan terkadang terdiri atas beberapa bentuk scaffolding. Siswa lebih banyak membutuhkan scaffolding di fase tiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Kenyataan tersebut menandakan bahwa siswa masih kesulitan memecahkan masalah dan menemukan solusi atas permasalahan yang diberikan. Namun setelah diberi scaffolding, dapat diketahui kemampuan analisis siswa meningkat. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding yang dilakukan pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pembelajaran Confirmation Inquiry yang dilakukan pada kelas kontrol. Pernyataan tersebut didasari oleh peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar dari rata-rata pretest 28 menjadi pada posttest. Sedangkan pada kelas kontrol peningkatan nilai rata-rata lebih rendah dari kelas eksperimen, yaitu sebesar dari rata-rata pretest menjadi pada posttest. Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa kemampuan analisis pada mata pelajaran Biologi, baik siswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan analisis ini lebih didominasi oleh siswa kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding.

10 Hasil uji hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding yang dilakukan pada kelas eksperimen berpengaruh terhadap kemampuan analisis siswa. Hal tersebut berdasarkan hasil uji-t posttest sebesar < 0.05, maka H 0 ditolak, H 1 diterima, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Maka pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding berpengauh terhadap kemampuan analisis siswa. Uji-t pada pretest menunjukkan hasil sebesar > 0.05, maka H0 diterima, Ha ditolak, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Pretest diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dilakukan pembelajaran dengan Problem Based Learning dengan scaffolding. Ratarata hasil pretest menunjukkan hasil yang hampir sama antara kelas kontrol dan eksperimen, yaitu sebesar pada kelas kontrol dan 28 pada kelas eksperimen. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan analisis siswa kurang berkembang ketika menggunakan pembelajaran Confirmation Inquiry. Pembelajaran Confirmation Inquiry pada kelas kontrol dilakukan dengan pemberian masalah, prosedur untuk menyelesaikan masalah, dan solusi dari masalah yang dibahas oleh guru. Siswa dalam pembelajaran ini diberikan pertanyaan dan prosedur (metode), dan hasilnya diketahui sebelumnya (Banchi and Bell, 2008: 26). Hal tersebut menyebabkan kemampuan analisis siswa pada kelas kontrol kurang berkembang. Siswa tidak terbiasa menyelesaikan masalah secara mandiri, hanya bergantung pada perintah guru. Sehingga ketika diberikan posttest jawaban siswa kurang bersifat analitis. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan oleh siswa secara aktif dan mandiri dalam mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan autentik Rianto (2009: 288). Melalui proses tersebut siswa kelas eksperimen dapat mengembangkan kemampuan berpikir analisisnya. Sehingga ketika diberikan posttest jawaban siswa bersifat analisis.

11 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding berpengaruh terhadap kemampuan analisis siswa. Pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding yang dilakukan pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pembelajaran Confirmation Inquiry yang dilakukan pada kelas kontrol. Pernyataan tersebut didasari oleh peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar dari rata-rata pretest 28 menjadi pada posttest. Sedangkan pada kelas kontrol peningkatan nilai rata-rata lebih rendah dari kelas eksperimen, yaitu sebesar dari rata-rata pretest menjadi pada posttest. Mengingat bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding lebih baik daripada pembelajaran Confirmation Inquiry dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa, maka disarankan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan scaffolding pada mata pelajaran biologi. DAFTAR RUJUKAN An, Y. J Scaffolding Wiki-Based, Ill-Structured Problem Solving in an Online Environment. MERLOT Journal of Online Learning and Teaching, 6 (4): Banchi, H., & Bell, R The Many Levels of Inquiry, (Online), ( Inquiry-NSTA-article.pdf), diakses pada tanggal 9 Januari Cahyono, A. N Vygotskian Perspective: Proses Scaffolding untuk mencapai Zone of Proximal Development (ZPD) Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Peningkatan Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika dalam Upaya Pembentukan Karakter Bangsa, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 27 November Djiwandono. P.I Kemampuan Analisis Sebagai Bekal Bernalar Kritis, (Online), ( EKAL_BERNALAR_KRITIS), diakses pada tanggal 10 Desember 2014.

12 Edupost Pelajar Indonesia Lemah Berpikir Analitis? Ganti Kurikulum Bukan Solusinya. (Online), ( diakses pada tanggal 11 Januari 2015 Mamin, R Penerapan Metode Pembelajaran Scaffolding Pada Pokok Bahasan Sistem Periodik Unsur. Jurnal Chemica, 2008/2, (2): Panen, P Konstruktivisme dalampembelajaran. Jakarta: PAU PPAI DIKTI DEP-DIKNAS Rianto, Y Paradigma Baru Pembelajaran. Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Media Group. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Yadav, A., Subedi. D., Lunderberg, M. A., & Bunting, C. F Problem Based Learning: Influence on Students Learning in an Electrical Engineering Course. Journal of Engineering Education April 2011, 100 (2):

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

Lebih terperinci

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi Sayid Ali Rahmat, Marungkil Pasaribu dan I Wayan Darmadi e-mail: sayidalirahmat@gmail.com

Lebih terperinci

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning A. Kusdiwelirawan 1, Tri Isti Hartini 2, Aniq Rif atun Najihah 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TINAMBUNG 1 Fitrah Razak, 2 Rezki Amaliyah AR 1,2 Universitas Sulawesi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Penelitian eksperimen semu merupakan desain pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

PENGARUH PBL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 01 KRETEK

PENGARUH PBL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 01 KRETEK PENGARUH PBL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 01 KRETEK THE EFFECT OF PBL TOWARD HIGHER ORDER THINKING SKILLS Oleh: Fatchiyah, PGSD/PSD, dfatchiyah@gmail.commailto:tattiex@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR HAK CIPTA... ii HALAMAN PENGESAHAN TESIS... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK... v BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 2 No. 2, September 2016 Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Elis Nurhayati, Tatang Mulyana, Bambang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Tempat dan Waktu Penelitiaan 3.1.1 Jenis Penelitiaan Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN Arin Wildani Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura arinwildani@fkip.uim.ac.id ABSTRAK:

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Jurusan Pendidikan matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG Retno Nursanti, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Progam Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES Siskawati Dewi Purba dan Eidi Sihombing Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan siskapurba20@gmail.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS Septi Hidayatun 11144100024 Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 20 Bandar. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 20 Bandar. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 5 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 0 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 014/015 B. Populasi dan Sampel Populasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN

Lebih terperinci

Kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas

Kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 54 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI MTs 1) Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching dengan strategi peta

Lebih terperinci

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Pretest-Posstest Comparison Group Design. Pretest-Postest

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Pretest-Posstest Comparison Group Design. Pretest-Postest BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai eksperimen semu atau quasy experiment karena tidak dapat mengontrol semua variabel internal maupun eksternal

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012 PERBANDINGAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DENGAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN Yennita Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Sumberejo 01 yang berjumlah 21 orang dengan rincian 12 orang putra

Lebih terperinci

E044 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS. Pendidikan Biologi FKIP UNS

E044 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS. Pendidikan Biologi FKIP UNS E044 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS Yasir Sidiq 1, Baskoro Adi Prayitno 2, Puguh Karyanto 3, Bowo Sugiharto 4 1,2,3,4 Pendidikan Biologi FKIP UNS Email: yasireureka@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG Enjang Mei Nandari 1, Agus Suyudi 2, Parno 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment), dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri A Surakarta yang merupakan salah satu sekolah favorit dengan berbagai pencapaian prestasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) 83 BAB V ANALISA Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry training yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Jenis penelitian ini dipilih karena situasi kelas sebagai tempat mengkondisi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DI KOTA BENGKULU PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DI KOTA BENGKULU P-30 Risnanosanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Bengkulu Email:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Wakijo 1, Siti Suprihatin 2 Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Wakijoummetro@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen

Lebih terperinci

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Biologi

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Biologi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNISI, BERPIKIR KRITIS, DAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA KELAS VIII SMP PAWIYATAN DAHA 2 KEDIRI MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 11 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri 6 Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. SD Negeri 6 Singaparna

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR Ninik Handayani Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ninikhandayani27@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Sugiyono (2011:207), Statistik deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi dari eksperimen yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI)

BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan model Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI) dalam peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DI SMP KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DI SMP KECAMATAN BANJARMASIN UTARA Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp. 11-16 e-issn: 2406 8659 11 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DI SMP KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena peneliti tidak mengontrol semua variabel-variabel

Lebih terperinci

Ika Permata Sari, 2) Yushardi, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Ika Permata Sari, 2) Yushardi, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMK NEGERI DI KABUPATEN JEMBER 1) Ika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi pembelajaran dan deskripsi data. 1. Deskripsi Pembelajaran SMK N 1 Pleret berlokasi

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Derin Nurfajriyah 1, Ani Nur Aeni 2, Asep Kurnia Jayadinata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan kondisi

Lebih terperinci

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI 1 BELITANG Arini Rosa Sinensis Dosen Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015 Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2)

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN Widya Astuti 1), Budi Handoyo 2), Mustofa 2) Prodi Pendidikan Geografi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA...

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA... DAFTAR ISI PERNYATAAN. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Rumusan Masalah dan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) : Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.3 No.4 (2017) : 152-157 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KANDANGAN PADA

Lebih terperinci

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram PENGARUH PENERAPAN POLA PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS Yesi Jufrina 1,* dan Lisa Utami 1 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG Elleva Meichika Pratiwi, Kriswandani, S.Si., M.Pd., Erlina Prihatnani, S.Si.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Metode penelitian

Lebih terperinci

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo PENGARUH KOMBINASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI SISWA MAN REJOTANGAN KABU- PATEN TULUNGAGUNG Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMK DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THREE STEP INTERVIEW

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMK DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THREE STEP INTERVIEW Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.540 PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMK DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THREE STEP INTERVIEW Ani Aisyah 1, Jarnawi Afgani Dahlan 2, Bambang Avip Priatna 3 Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 185 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP DAN KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG 1 Alesa Martin 1, Eddy Supramono,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Intan Permata Sari (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) intanpermatasari275@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu atau quasy experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

Kata kunci: Inkuiri Terbimbing kolaboratif, hidrolisis garam

Kata kunci: Inkuiri Terbimbing kolaboratif, hidrolisis garam PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI HIDROLISIS GARAM SISWA SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KOLABORATIF DAN NON KOLABORATIF TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Artikel) Oleh KHOIRUNNISA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 PENGARUH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Yogyakarta 2 yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 200

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN ELABORASI DENGAN MEDIA CARD SORT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN ELABORASI DENGAN MEDIA CARD SORT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN ELABORASI DENGAN MEDIA CARD SORT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Febryanti 1, Herlina Ahmad 2, Muhammad

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING Dwi Putri Wulandari 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep

Lebih terperinci

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA PhET TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN 2.732 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN THE INFLUENCE OF INQUIRY LEARNING

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA Rosmeidani Harahap dan Betty M. Turnip Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Perbedaan Pemahaman Konsep... (Vini Rahayu) 1 PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROJECT BASED LEARNING

Lebih terperinci