KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada"

Transkripsi

1 DI SUSUN OLEH : BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA LANGSA T.A. 2017

2 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridhanya, bahwa Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah telah selesai dalam penyusunan. Sebagai bentuk komitmen nyata Pemerintah Kota Langsa dalam mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada Pemerintah Kota Langsa dan dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Dan disusun untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai wujud Pertanggungjawaban visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian tujuan melalui kebijakan, program dan kegiatan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disajikan secara objektif tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pemerintah Kota Langsa. Laporan Kinerja Halaman i

3 Instansi Pemerintah merupakan media pertanggungjawaban terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan sosial kemasyarakatan yang menyajikan informasi tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Secara substantif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan salah satu bentuk pelaporan kinerja guna mewujudkan akuntabilitas dan pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan daerah serta strategi dalam pencapaian kinerja melalui pengukuran dan analisis terhadap Indikator Kinerja Utama dan Sasaran Strategis. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2016 menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas yang secara normatif telah mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjadi pedoman dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara keseluruhan penyelenggaraan Pemerintah telah banyak membuahkan hasil pembangunan, namun disadari masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum tercapai. Berkenaan dengan itu laporan ini dapat menjadi sasaran evaluasi agar kinerja kedepan menjadi Produktif, efektif dan Efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Laporan kinerja ini juga sudah dapat diakses oleh publik melalui situs resmi Pemerintah Kota Langsa Halaman ii

4 Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah bekerja keras menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini, khususnya Kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia atas bimbingan dan pembinaanya selama ini, semoga Laporan ini bermanfaat dan sesuai dengan harapan kita semua. Langsa, 15 Maret 2017 WALIKOTA LANGSA Tgk. USMAN ABDULLAH, SE Halaman iii

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv IKHTISAR EKSEKUTIF... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 3 C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)... 4 D. Gambaran Umum Daerah... 5 E. Struktur Organisasi F. Sistematika Penyajian BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja B. Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Pemerintah Kota Langsa B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi Anggaran D. Capaian Prestasi Dan Penghargaan BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN - Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa - Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Rencana Aksi Pencapaian Kinerja Pemerintah Halaman iv

6 IKHTISAR EKSEKUTIF Tuntutan pelayanan publik ke arah yang lebih transparan, partisipasif dan akuntabel merupakan isu aktual yang perlu mendapat respon dan Pemerintah Kota. Tuntutan ini bermuara dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang dipicu oleh meningkatnya pendidikan masyarakat, serta semakin mandirinya media massa yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang menembus sekat-sekat kekuasaan. Dalam rangka meningkatkan akses informasi, cakupan dan kualitas pelayanan publik, masyarakat menuntut visi, misi dan program kerja Walikota dan Wakil Walikota yang diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang kongkrit dan aplikatif dari pemerintah sebagai acuan penilaian kinerja. Selanjutnya pada setiap awal tahun anggaran, pemerintah juga dituntut untuk menyiapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja (PK) untuk SKPK yang pada setiap tahun diharuskan mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana kerjanya. Untuk merespon tuntutan masyarakat dan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Kota Langsa diwajibkan menyiapkan semua dokumen Halaman v

7 yang berkaitan dengan akuntabilitas kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu dokumen pertanggungjawaban Akuntabilitas kinerja mulai dari visi sampai dengan capaian target kinerja kegiatan. Visi Pemerintah Kota Langsa Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami, sehingga pada tahun 2016 Kota Langsa akan tumbuh menjadi Kota yang Berperadaban dan Islami, sebagaimana dijabarkan dalam 10 (sepuluh) misi yang telah ditetapkan pada tahun Penjabaran/implementasi Misi tersebut di atas diarahkan pada pencapaian tujuan lima tahunan. Pemerintah Kota Langsa telah menetapkan 10 (sepuluh) tujuan yang akan diwujudkan atau dihasilkan sampai tahun 2017 yang secara bertahap diwujudkan melalui prioritas pembangunan. Kondisi lima tahunan sebagaimana tergambar dalam rumusan tujuan, akan diupayakan perwujudannya secara bertahap dalam sasaran tahunan. Untuk ini Pemerintah Kota Langsa telah menetapkan 30 (tiga puluh) sasaran. Sesuai dengan data Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) maka pencapaian sasaran kegiatan Pemerintah Kota Langsa tahun 2016 dapat ditetapkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) indikator. Indikator yang memiliki pencapaian sasaran di atas 90% dengan predikat sangat baik berjumlah 26 (dua puluh enam) sasaran atau keseluruhan semua sasaran. Terlepas dari kendala dan keterbatasan yang ada, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan upaya maksimal Halaman vi

8 untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana kinerja dengan harapan dapat dipergunakan sebagai media informasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Langsa dan umpan balik peningkatan kinerja di masa mendatang menuju pemerintahan yang baik, bersih dan akuntabel. Halaman vii

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata kelola Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Pasal 22 yang berbunyi yaitu Berdasarkan Laporan Kinerja Tahunan SKPD sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 Bupati/Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan Pemerintah/Kota dan menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tersebut secara luas berfungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaraan pemerintahan, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 ini secara garis besar berisi informasi mengenai rencana kinerja maupun Bab I Pendahuluan 1

10 capaian kinerja selama tahun Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan pada : 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Bab I Pendahuluan 2

11 Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 10. Qanun Kota Langsa Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Langsa; 11. Qanun Kota Langsa Nomor 11 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Qanun Kota Langsa Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Langsa Tahun ; 12. Peraturan Walikota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun ; 13. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun Anggaran 2016 yang telah direvisi dengan Revisi Perjanjian Kinerja Pemerintah ; B. Maksud dan Tujuan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan laporan pelaksanaan kinerja tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode Tahun Maksud penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 adalah untuk memberikan gambaran kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan serta sebagai wujud pertanggung jawaban keberhasilan/kegagalan pencapaian target sasaran dalam Bab I Pendahuluan 3

12 kurun waktu Tahun Anggaran 2016 guna mewujudkan akuntabilitas kinerja yang dicerminkan berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengeluaran, evaluasi, dan capaian kinerja Pemerintah Kota Langsa selama Tahun Anggaran Sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. 3. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah. 4. Hasil evaluasi yang berupa kritik dan saran diharapkan menjadi bahan acuan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Pemerintah Kota Langsa di tahun selanjutnya serta masa yang akan datang. 5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Kota Langsa dengan menerapkan asas transparansi dan akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan). C. Permasalahan Utama (Strategic Issued) Yang menjadi isu strategis pembangunan Kota Langsa selama Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Penegakan dan implementasi Syariat Islam belum optimal; 2. Tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa belum maksimal; 3. Belum tertatanya ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib, bersih, indah, menarik, dan nyaman; Bab I Pendahuluan 4

13 4. Pelayanan pendidikan berkualitas belum merata; 5. Belum optimalnya pelayanan publik; 6. Rendahnya kualitas pembangunan infrastruktur kota dan wilayah; 7. Rendahnya produktivitas UKM dan belum berkembangnya sentra-sentra ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan, serta masih tingginya tingkat kemiskinan; 8. Belum optimalnya penataan permukiman masyarakat dan lingkungan hidup yang serasi dan lestari; 9. Masih rendahnya kapasitas Pemerintah Gampong dan pembinaan masyarakat; dan 10. Kerentanan keberlanjutan perdamaian. D. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Langsa terbentuk secara definitif pada tanggal 21 Juni 2001, berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun Kota yang terletak di pesisir pantai timur Provinsi Aceh ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Aceh Timur. Secara geografis, kedudukan Kota Langsa berada pada titik koordinat antara , ,3 Lintang Utara (LU) dan , ,16 Bujur Timur (BT). Luas wilayah Kota Langsa mencapai 262,41 kilometer persegi (km 2 ), atau setara 0,46 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh (57.365,57 km 2 ). Secara administratif, Kota Langsa terdiri dari 5 kecamatan, meliputi Langsa Kota, Langsa Bab I Pendahuluan 5

14 Barat, Langsa Timur, Langsa Lama, dan Langsa Baro. Luas wilayah antar kecamatan sangat bervariasi. Dari 5 kecamatan tersebut, Langsa Baro dan Langsa Timur yang paling luas wilayahnya. Kedua kecamatan tersebut memiliki luas wilayah hampir 58,13 persen dari keseluruhan luas wilayah Kota Langsa. Luas Kecamatan Langsa Baro mencapai 77,50 km 2 (29,53 persen) dan Kecamatan Langsa Timur mencapai 75,04 km 2 (28,60 persen). Luas kecamatan lainnya, meliputi Langsa Barat 59,95 km 2 (22,85 persen), Langsa Lama 42,39 km 2 (16,15 persen), dan Langsa Kota 7,53 km 2 (2,87 persen). Sebagai kota yang sedang tumbuh dan berkembang di Aceh, Kota Langsa berbatasan langsung dengan 2 kabupaten, yaitu Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Di sebelah utara, Kota Langsa berbatasan dengan wilayah Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang, dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, serta pada sisi selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Bab I Pendahuluan 6

15 Gambar 1.1 Peta Administratif Kota Langsa Sumber : RTRW Kota Langsa Tahun 2012 Kedudukan Kota Langsa yang berada di lintas jalan nasional di wilayah pantai Timur Aceh, merupakan suatu nilai strategis sebagai potensi sekaligus peluang yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Dalam posisi tersebut, Kota Langsa semestinya dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di wilayah pantai timur Aceh, dengan memanfaatkan peluang strategis dari keberadaan daerah hiterland di sekitarnya, terutama Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Lebih lanjut lagi, posisi Kota Langsa yang relatif dekat dengan perbatasan wilayah Sumatera Utara, memungkinkan kemitraan lintas daerah dalam menjalin Bab I Pendahuluan 7

16 transaksi perdagangan, pariwisata, dan jasa. Karena itu, sebagai wujud upaya untuk menjadikan Kota Langsa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kota transit di wilayah pantai timur Aceh, keberadaan berbagai infrastruktur maupun fasilitas layanan pendukung sektor perdagangan, jasa dan pariwisata dinilai sangat layak untuk dikembangkan. Karena dengan cara ini pula, fungsi keberadaan Kota Langsa sebagai kota transit dapat memberikan manfaat dan efek pengganda (multiplier effect) dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan warga Kota Langsa. Gambar 1.2 Luas Wilayah Kota Langsa Menurut Kecamatan Sumber : Bappeda Kota Langsa Dari sisi lain, letak geografis Kota Langsa yang dikelilingi Selat Malaka, tepatnya pada bagian utara, merupakan potensi dan peluang yang sangat besar untuk mewujudkan arus perputaran orang, barang dan jasa melalui jalur laut, baik antar wilayah di pantai timur Aceh, pulau Sumatera dan pulau-pulau lain di Indonesia, maupun kegiatan perdagangan internasional (ekspor-impor) dengan Bab I Pendahuluan 8

17 negara-negara lain, seperti Malaysia dan lainnya. Hal tersebut sangat memungkinkan untuk diwujudkan, mengingat saat ini Kota Langsa telah memiliki fasilitas pelabuhan laut Kuala Langsa, berikut dengan sejumlah infrastruktur penunjang yang relatif cukup memadai. Keberadaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juga diharapkan signifikan pengaruhnya dalam mendorong peningkatan aktivitas pelabuhan Kuala Langsa yang sekaligus dapat berdampak positif bagi percepatan pembangunan daerah Kota Langsa. Namun demikian, untuk mendorong intensitas dari aktivitas ekonomi pelabuhan Kuala Langsa, juga dibutuhkan komitmen pemerintah, termasuk dukungan serta keinginan yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat, terutama dalam hal yang terkait dengan keberadaan regulasi serta berbagai bentuk kemudahan birokrasi lainnya, yang akan mampu lebih merangsang peningkatan aktivitas ekonomi, dalam hal ini arus keluar dan masuk barang dari pelabuhan Kuala Langsa. Hal tersebut pula yang sekaligus dapat menjadi bagian dari upaya untuk mempersingkat mata rantai pemasaran produk-produk hasil bumi dan alam dari wilayah Aceh ke luar daerah bahkan luar negeri, yang akan berimplikasi langsung pada meningkatnya nilai ekonomis (economics value) dari produk-produk hasil bumi yang dihasilkan dari daerah ini. Selain itu, perairan laut kawasan Selat Malaka yang mengelilingi Kota Langsa di bagian utara, juga merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi sumber daya kawasan pesisir di bidang kelautan dan perikanan dengan berbagai kekayaan laut yang ada. Pemanfaatan potensi sektor perikanan, terutama perikanan tangkap yang dikelola secara berkelanjutan (sustainable development), Bab I Pendahuluan 9

18 dinilai dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir serta mendorong perkembangan dan kemajuan wilayah kawasan pesisir daerah dalam jangka menengah. 2. Penduduk Keberadaan penduduk dalam suatu daerah merupakan aset pembangunan jika dapat diberdayakan dengan baik dan optimal. Namun di satu sisi penduduk juga dapat menjadi beban bagi daerah terutama bila dikaitkan dengan masalah sosial seperti penyediaan lapangan pekerjaan, pengangguran, kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Langsa Tahun 2015 Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Kepadatan (km 2 ) Penduduk Penduduk Langsa Timur 78, Langsa Lama 45, Langsa Barat 48, Langsa Baro 61, Langsa Kota 6, Jumlah 239, Sumber : Qanun Kota Langsa Nomor 11 Tahun 2016 Dengan luas wilayah yang mencapai 239,83 kilometer persegi (km 2 ) dan Bab I Pendahuluan 10

19 didiami oleh orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Langsa Tahun 2016 adalah sebanyak 692 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Langsa Kota, yaitu sebanyak orang per kilometer persegi, sedangkan yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Langsa Timur, yakni sebanyak 194 orang per kilometer persegi. Semakin padat suatu wilayah maka semakin besar perhatian yang diperlukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan. Jika dikaitkan dengan masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup, maka semakin padat suatu wilayah semakin besar kemungkinan terjadinya kerawanan sosial dan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya. 3. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB Struktur perekonomian suatu daerah merupakan gambaran tentang komposisi perekonomian daerah yang terdiri atas 18 sektor ekonomi. Struktur ekonomi sekaligus menunjukkan tinggi rendahnya kontribusi atau peran seluruh sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB pada daerah tertentu. Sektor yang memegang peranan paling besar dalam pembentukkan PDRB di Kota Langsa pada tahun 2016 adalah sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 7,53 persen dari total PDRB Kota Langsa. Selanjutnya adalah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang berperan sebesar 6,87 persen,peranan masing-masing sektor terhadap perekonomian Kota Langsa disajikan dalam Tabel di bawah ini : Bab I Pendahuluan 11

20 Tabel 1.2 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha No Kategori Laju Pertumbuhan Ekonomi Pertanian, Kehutanan dan 3,08 3,19 0,40 1,93 Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 2,89 2,26 2,27-3,56 Sekunder 3. Industri Pengolahan 3,90 2,83 2,34 2,08 4. Listrik dan Gas 4,35 1,08 1,17 1,23 5. Pengadaan Air, Pengelolaan 6,47 4,47 4,05 4,18 Sampah Limbah dan Daur Ulang 6. Kontruksi 3,89 3,95 4,17 3,87 Tersier 7. Perdagangan Besar dan Enceran 5,39 5,45 5,55 5,58 8. Transportasi dan Pergudangan 5,73 5,93 6,40 6,46 9. Penyediaan Akomodasi Makan 6,66 6,24 6,70 6,75 Minum Bab I Pendahuluan 12

21 10. Informasi dan Komunikasi 7,86 7,37 7,51 7, Informasi dan Komunikasi 7,86 7,37 7,51 7, Jasa Keuangan dan Asuransi 1,34 2,21 0,43 0, Real Estate 3,94 4,12 4,46 4, Jasa Perusahaan 3,87 4,35 5,79 2, Administrasi Pemerintahan, 3,87 2,35 2,83 3,03 Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib 16. Jasa Pendidikan 2,51 4,31 6,32 6, Jasa Kesehatan dan Kegiatan 5,89 5,93 6,80 6,87 Sosial 18. Jasa Lainnya 5,69 4,68 2,13 2,04 Produk Domestik Regional Bruto 4,72 4,57 4,43 4,55 Sumber : Buku Dalam Angka 4. Ketenagakerjaan Pengangguran adalah mereka yang termasuk dalam interval angkatan kerja yang ingin dan mau mendapatkan pekerjaan tetapi tidak memperoleh pekerjaan. Di daerah manapun, baik tergolong daerah kaya maupun daerah miskin pasti terdapat pengangguran. Bab I Pendahuluan 13

22 Kondisi ketenagakerjaan di Langsa mengalami penurunan, dapat dilihat dari TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) yang terus meningkat dari tahun 2013 yaitu 7,61 persen menjadi 11,74 persen di tahun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Langsa tahun 2015 juga mengalami penurunan dari 61,70 persen menjadi 56,51 persen. Jika dibandingkan antara wilayah perdesaan dan perkotaan, angka TPT perdesaan lebih kecil dari TPT perkotaan yang berarti persentase pengangguran lebih sedikit di daerah perdesaan dibanding perkotaan. Seiring dengan hal tersebut TPAK perkotaan lebih kecil dari TPAK perdesaan. Ketika klasifikasi baku lapangan usaha dibagi menjadi pertanian, manufaktur dan jasa (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 3 Sektor) jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja mayoritas di bidang jasa yaitu sejumlah jiwa (78,68 persen), lalu di bidang manufaktur sejumlah jiwa (17,67 persen) Pekerjaan utama penduduk di Kota Langsa pada tahun 2015 yang berusia 15 tahun ke atas bekerja paling banyak berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 34,61 persen dan selanjutnya berstatus berusaha sendiri sebesar 21,50 persen. Yang paling kecil adalah pekerja bebas di non pertanian sebesar 2,57 persen dan pekerja bebas di pertanian sebesar 3,43 persen, paling sedikit di bidang pertanian sejumlah jiwa atau 3,69 persen. Namun demikian, sekecil apapun pengangguran tetap harus mendapatkan perhatian dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata dan berkeadilan. Jika kondisi tersebut tidak mendapatkan perhatian lebih serius, dikhawatirkan akan dapat menimbulkan dampak sektor seperti ketimpangan dalam pendapatan dan dampak sektor lainnya. Bab I Pendahuluan 14

23 Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk perluasan kesempatan kerja adalah dengan tetap mengupayakan proses produksi berbasis pada labour intensive (padat karya) dan mengembangkan seluruh potensi yang belum tergarap secara maksimal melalui ekstensifikasi, konstruksi, rehabilitasi, ekspansi usaha serta menggalang pola kemitraan dengan berbagai unit ekonomi yang berkesesuaian dengan menciptakan ketergantungan satu dengan yang lainnya, sehingga satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Ketergantungan seperti ini akan menciptakan backward dan foreward linkage baik dalam proses penggunaan input maupun dalam proses pemanfaatan output, dari saling ketergantungan tersebut akan dapat menciptakan peluang-peluang baru sehingga akan menyerap tenaga kerja lebih. 5. Pendidikan Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan dan menjadi titik sentral pembangunan tidak terlepas dari peranan pendidikan. Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk Indonesia. Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh, dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era globalisasi.sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat, pendidikan berperan menjadi tolak ukur kualitas hidup masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya. Bab I Pendahuluan 15

24 Maka itu Kota Langsa berupaya terus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan di seluruh kecamatan untuk berbagai tingkat pendidikan. Pada tahun Tabel 1.3 Kuantitas Sarana Pendidikan di Seluruh Kecamatan Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Siswa SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Sumber : BPS Jumlah SD/sederajat sebanyak 72 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak siswa. Untuk tingkat SMP/sederajat terdapat 28 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak siswa. Untuk tingkat/sederajat SLTA terdapat 27 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak siswa. E. Struktur Organisasi Struktur organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa, Dinas Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Langsa Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas pokok dan Bab I Pendahuluan 16

25 Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Kota Langsa, Lembaga Teknis Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Langsa Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Badan-Badan Pemerintah Kota Langsa & Peraturan Walikota Langsa Nomor 11 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Kantor-Kantor Pemerintah Kota Langsa, dan Kecamatan berdasarkan Peraturan Walikota Langsa Nomor 12 tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Kecamatan Pemerintah Kota Langsa. Gambar 1.3 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Langsa Sumber : Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Kota Langsa Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, Bab I Pendahuluan 17

26 organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah, pengembangan dan pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah; Asisten Pemerintahan Umum; Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi; Asisten Administrasi Umum; 3 (tiga) Staf Ahli Walikota dan 9 (Sembilan) Bagian yaitu: Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik; Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan; Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM; Bagian Pemerintahan Umum; Bagian Hukum; Bagian Sosial dan Kesejahteraan Rakyat; Bagian Administrasi Pembangunan; Bagian Keistimewaan Aceh; Bagian Perekonomian; Bagian Umum; Bagian Organisasi dan Kepegawaian; Bagian Hubungan Masyarakat. Bab I Pendahuluan 18

27 Dinas Daerah Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti : Dinas Pendidikan; Dinas Kesehatan; Dinas Pekerjaan Umum; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Dinas Syari at Islam; Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian; Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; Dinas Pengelola Keuangan dan Aset; serta Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintah Kota mencakup : Badan Pemberdayaan Masyarakat; Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan; Inspektorat; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA); Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP); RSUD Kota Langsa; Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD); Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat; Badan Bab I Pendahuluan 19

28 Kependudukan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; Kantor Satpol PP dan WH; Kantor Arsip dan Perpustakaan; Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu; Sekretariat KIP; Sekretariat Korpri; Majelis Adat Aceh; Majelis Permusyawaratan Ulama; Majelis Pendidikan Daerah; serta Baitul Mal Kota. Pemerintah Kecamatan Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Kota Langsa terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan, dan lima seksi yaitu: Seksi Tata Pemerintahan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat Mukim dan Gampong, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum, Seksi Pelayanan Umum, Seksi Keistimewaan Aceh Dan Kesejahteraan Rakyat. Pemerintah Kota Langsa dan seluruh perangkat di bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah maupun tugas-tugas pembantuan dan tugas dekonsentrasi. Tabel 1.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 NO UNIT KERJA GOLONGAN JUMLAH I II III IV 1 Sekretariat Daerah Sekretariat DPRK Inspektorat Bab I Pendahuluan 20

29 4 Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika 7 Dinas Pekerjaan Umum Dinas Kependudukan dan Capil Dinas Syariat Islam Dinas Perindag, Koperasi dan UKM 11 Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pertanian 12 Dinas Sosial, Naker, dan MobIlitas Penduduk 13 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset 14 Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya, dan Pariwisata 15 Rumah Sakit Umum Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 17 Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan 18 Badan Pemberdayaan Masyarakat Bab I Pendahuluan 21

30 19 Badan Kesbangpol dan Linmas Badan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 21 Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan 22 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 23 Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi 24 Kantor Satpol PP dan WH Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 26 Sekretariat KORPRI Sekretariat KIP Sekretariat MPU Sekretariat MPD Sekretariat MAA Sekretariat Baitul Mal Kecamatan Langsa Barat Kecamatan Langsa Timur Kecamatan Langsa Kota Bab I Pendahuluan 22

31 35 Kecamatan Langsa Lama Kecamatan Langsa Baro Puskesmas Langsa Kota Puskesmas Langsa Timur Puskesmas Langsa Baro Puskesmas Langsa Barat Puskesmas Langsa Lama TK SD SLTP SMU SMK Dpb Kota Langsa J U M L A H Sumber : LKIP SKPK Tahun 2016 F. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disajikan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan, Permasalahan Utama (Strategic Issued), Gambaran Umum Daerah dan Struktur Organisasi. BAB II : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan Bab I Pendahuluan 23

32 ringkasan/ikhtisar perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja. BAB III : Akuntabilitas Kinerja, Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun Diuraikan pula analisis capaian kinerja yang meliputi : pembandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2015 dan tahun 2014, pembandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target 2017 berdasarkan dokumen RPJMD tahun 2012 sampai tahun 2017, untuk beberapa indikator realisasi kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan Standar Nasional; Analisis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkahlangkah antisipatif yang diambil serta penyajian realisasi anggaran. BAB IV : Penutup, menguraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 dan upaya kedepan untuk perbaikan dalam penerapan sistem Akuntabilitas Kinerja. LAMPIRAN-LAMPIRAN Bab I Pendahuluan 24

33 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Kota Langsa melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis serta merekonstruksi Indikator Kinerja Utama demi menindaklanjuti surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor B/28/AA.05/2017 Tanggal 17 Januari 2017 tentang Hasil Evaluasi Atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh Pemerintah Kota Langsa. Perjanjian kinerja ini menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) / Unit Kerja dilingkungan Pemerintah Kota Langsa dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Untuk itu, penyusunan Perencanaan Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 merupakan sasaran dan target kinerja yang sepenuhnya mengacu pada Qanun Kota Langsa Nomor 11 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Qanun Kota Bab II Perencanaan Kinerja 25

34 Langsa Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Langsa Tahun dan Peraturan Walikota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun Target Kinerja tersebut merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama tahun Target Kinerja pada tingkat sasaran strategis akan dijadikan tolok ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian visi misi dan akan menjadi komitmen bagi Pemerintah Kota Langsa untuk mencapai targetnya dalam Tahun Pernyataan Visi Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa visi dan misi dari Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota Langsa terpilih melalui Pemilukada Kota Tahun 2012, ditetapkan menjadi dasar visi dan misi pembangunan kota periode Atas dasar tersebut, dengan mengedepankan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, Pemerintah Kota menetapkan visi pembangunan Kota Langsa tahun sebagai berikut : Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami Kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat visi di atas memiliki kandungan arti atau makna sebagai berikut: Kota Berperadaban bermakna sebagai sebuah kota yang memiliki jati diri, harga diri, berbudaya, dan mandiri dalam upaya mencapai kemakmuran masyarakat Bab II Perencanaan Kinerja 26

35 Kota Langsa, berlandaskan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa, ekonomi lokal yang tangguh, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kota yang islami memiliki arti sebuah kota yang dihuni masyarakatnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak karimah dengan melaksanakan kewajiban sesuai Syariat Islam serta senantiasa memelihara hubungan yang harmonis antar ummat beragama. Beberapa asumsi penting yang harus dipenuhi agar visi yang ditetapkan dapat diwujudkan adalah : a. Terciptanya perdamaian di Aceh secara keseluruhan, termasuk di Kota Langsa, terciptanya kondisi keamanan dan ketertiban dalam masyarakat; b. Kestabilan makro ekonomi serta kondusifnya kondisi sosial dan politik secara nasional; c. Tersedianya anggaran pembangunan daerah yang memadai setiap tahun serta difokuskan pada program pembangunan prioritas; dan d. Dukungan dan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat Kota Langsa, termasuk jajaran eksekutif dan legislatif, maupun kalangan dunia usaha (swasta). 2. Pernyataan Misi Sejalan dengan Misi dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam Pemilukada kota tahun 2012, ditetapkan beberapa misi pembangunan dalam jangka menengah kedepan sebagai berikut: a. Menegakkan dan menjalankan Syariat Islam secara kaffah; Bab II Perencanaan Kinerja 27

36 b. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, amanah, demokratis, berkeadilan, transparan, dan akuntabel; c. Mewujudkan penataan ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib dan BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman); d. Mewujudkan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan serta ketahanan budaya daerah; e. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas; f. Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah; g. Mendorong peningkatan UMKM dan membangun sentra-sentra ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan; h. Mewujudkan permukiman masyarakat yang layak huni dan menata lingkungan hidup yang serasi dan lestari; i. Menguatkan kapasitas pemerintah gampong dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat; dan j. Mewujudkan keamanan dan ketertiban serta keberlanjutan perdamaian sesuai Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA). 3. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembangunan Kota Langsa selama ditetapkan berdasarkan 10 (sepuluh) misi pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya. Selanjutnya, sasaran pembangunan Kota Langsa ditetapkan sesuai dengan masing-masing tujuan Bab II Perencanaan Kinerja 28

37 pembangunan. Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan secara rinci diuraikan pada tabel berikut : Tabel 2.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Visi : Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami Misi Tujuan Sasaran Misi 1 : Menegakkan dan menjalankan Syariat Islam secara kaffah Melaksanakan Syariat Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat Berkurangnya kegiatankegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran islam Meningkatnya peran dan fungsi ulama dalam pemberdayaan ummat dan pengayom dalam kehidupan keagamaan Misi 2 : Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, amanah, demokratis, berkeadilan, transparan, dan akuntabel Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, bersih dan berwibawa (good governance) Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (LKIP Pemerintah Kota Langsa dari C menjadi B, serta Indeks Kepuasan Masyarakat) Meningkatnya aparatur yang beretos kerja tinggi, professional, dan disiplin dalam pelaksanaan tugastugas pemerintahan dan pembangunan daerah Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah dan sistem pelaporan keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan Bab II Perencanaan Kinerja 29

38 Misi 3 : Mewujudkan penataan ruang kota serta pusatpusat pasar dan perdagangan yang tertib dan BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman) Misi 4 : Mewujudkan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan serta ketahanan budaya daerah; Menciptakan tata ruang kota serta pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman) Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) Kota Langsa yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan ketahanan budaya daerah guna mendorong percepatan pembangunan; profesional (perolehan WTP) Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan (RPJPD, RTRW, RPJMD, RKPD) Meningkatnya kemandirian daerah dan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur penerimaan daerah (kemampuan keuangan daerah dari rendah menjadi tinggi) Meningkatnya pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolaan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman) Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan (rata-rata lama sekolah dari 10,43 tahun menjadi 11,07 tahun) Meningkatnya kualifikasi dan kompetensi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong peningkatan pelayanan pendidikan berkualitas Bab II Perencanaan Kinerja 30

39 Misi 5 : Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas Misi 6 : Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah; Misi 7 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mewujudkan Kota Langsa yang berperadaban; Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah; (persentase guru yang memenuhi kualifikasi SI/D- IV dari 71,16% menjadi 90,79%) Berkembangnya budaya daerah dan kearifan lokal yang mendukung pembangunan daerah Meningkatnya pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau (angka harapan hidup 68,75 tahun menjadi 68,88 tahun) Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat (pengurusan izin 7 hari) Meningkatnya pembangunan infrastruktur pelayanan public perkotaan dan wilayah yang berkualitas; Meningkatnya sarana dan prasarana pelabuhan Kuala Langsa yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor; Meningkatnya distribusi air bersih yang memadai dalam upaya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat Meningkatnya pelayanan jasa transportasi yang efisien, ekonomi, dan aman. Bab II Perencanaan Kinerja 31

40 Mendorong peningkatan UMKM dan membangun sentra-sentra ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan; Misi 8 : Mewujudkan pemukiman masyarakat yang layak huni dan menata lingkungan hidup yang serasi dan lestari; Menguatkan kapasitas UMKM dan membangun ekonomi kerakyatan berlandaskan potensi sumber daya ekonomi lokal; Menciptakan permukiman masyarakat layak huni dan penataan lingkungan yang serasi dan harmonis Meningkatnya kapasitas Meningkatnya Kapasitas Koperasi Dan Usaha Mikro,Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mendorong Peningkatan Lapangan Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor Meningkatnya pemanfaataan sumber daya pesisir dan kelautan yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan berkelanjutan Meningkatnya kapasitas produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung kebutuhan pangan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi (4,75% menjadi 4,87%) Menurunnya tingkat kemiskinan Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh Bab II Perencanaan Kinerja 32

41 Misi 9 : Menguatkan kapasitas pemerintah gampong dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat Misi 10 : Mewujudkan keamanan dan ketertiban serta keberlanjutan perdamaian sesuai Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) Mewujudkan kapasitas lembaga pemerintah gampong yang kuat dalam penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat Menciptakan keamanan dan ketertiban serta keterlibatan masyarakat dalam rangka keberlanjutan perdamaian sesuai dengan Undang- Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) Meningkatnya kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah, dan persampahan (penanganan sampah 14% menjadi 75%) Menguatnya kapasitas dan atat kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan (partisipasi perempuan di lembaga pemerintah sebesar 63,38%) Meningkatnya kondisi daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian Meningkatnya kualitas demokrasi dan politik menuju masyarakat yang berkeadilan, tertib, aman, dan bermartabat B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Tujuan umum disusunnya Perjanjian Kinerja yaitu dalam rangka intensikasi pencegahan korupsi, peningkatan kualitas pelayanan publik, percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel Bab II Perencanaan Kinerja 33

42 Namun demikian, ruang lingkup ini lebih di utamakan terhadap berbagai program utama organisasi, yaitu program-program yang dapat menggambarkan keberadaan organisasi serta menggambarkan isu strategik yang sedang dihadapi. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 disusun berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah sebagai berikut: Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Visi : Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami No Misi No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Menegakkan dan Menjalankan Syariat Islam Secara Kaffah 1. Berkurangnya kegiatankegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran syariat islam Menurunnya Pelanggaran Syari at Islam Angka Terhadap 1276 Kasus 2. Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa, Amanah, Demokratis, Berkeadilan, Transparan Dan Akuntabel 2. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance) Meningkatnya Nilai/Peringkat Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Meningkatnya nilai SAKIP Pemerintah Kota Persentase Menurunnya Jumlah Temuan Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti Peringkat 5 B 75,50% 3. Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja Tinggi, Profesional Dan Disiplin Dalam Pelaksanaan Tugas- Tugas Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah Presentase peningkatan pejabat pemerintah yang mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai engan Menurunnya jabatannya jumlah kejadian pelanggaran disiplin pegawai 80 % 25 Kasus 4. Meningkatnya Pengelolahan Keuangan Daerah Sistem Pelaporan Keuangan Pemerintahan Yang Akuntabel, Transparan Dan Profesional Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah WTP Bab II Perencanaan Kinerja 34

43 5. 6. Ketersediaanya Dokumen Perencanaan Pembangunan Meningkatnya Kemandirian Daerah Dan Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Penerimaan Daerah Meningkatnya jumlah dokumen perencanaan yang sinergis dan konsisten Derajat kemandirian daerah 4 Dokumen Kategori sedang 3. Mewujudkan Penataan Ruang Kota Serta Pusat- Pusat Pasar Perdagangan Yang Tertib Dan Beriman (Bersih, Indah, Menarik dan Nyaman) Meningkatnya Pembangunan Perkotaan Yang Memperhatikan Pengelolahan Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi Bencana Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman) Proposi ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah perkotaan Persentase panjang jalan kota dalam kondisi baik Meningkatnya jumlah pasar kecamatan yang telah mempunyai tempat pembuangan sampah 14,88 % 85,21 % 3 Pasar Kecamatan 4. Mewujudkan Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan Serta Ketahanan Budaya Daerah Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan Meningkatnya Kualifikasi Dan Kompotensi Guru Serta Tenaga Kependidikan Dalam Mendorong Peningkatan Pelayanan Pendidikan Berkualitas Angka Rata-Rata Lama Sekolah 10,65% Persentase Peningkatan Guru Yang Memenuhi Kualifikasi SI/D-IV 90 % 3. Berkembangnya Budaya Daerah Dan Kearifan Lokal Yang Mendukung Pembangunan Daerah Cakupan kelestarian situs dan budaya lokal 100 % 5. Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Berkualitas 1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau Usia Harapan Hidup 68,85 Tahun 2. Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat Meningkatnya jumlah izin usaha yang diterbitkan izin Rata-rata lama proses perijinan 3 Hari 6. Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkualitas Guna Mendorong 1. Meningkatnya Kualitas Pembangunan Infrasruktur Pelayanan Publik Perkotaan Dan Wilayah Yang Berkualitas Rasio Rumah Sakit terhadap satuan penduduk 0,024 Bab II Perencanaan Kinerja 35

44 Percepatan Pengembangan Kota Dan wilayah Meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang Memadai Dalam Upaya Pemerataan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat Persentase peningkatan jumlah perusahaan perdagangan ekspor dan impor yang bergerak menggunakan jasa transportasi laut Persentase peningkatan jumlah rumah tangga pengguna air bersih 6 Perusahaan 15% 4. Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi Yang Efisien Dan Ekonomis Dan Aman Menurunnya tingkat kecelakaan lalu lintas 123 Laka Lantas Persentase meningkatnya kepemilikan KIR angkutan umum/wajib uji 60% 7. Mendorong Peningkatan UMKM Dan Membangun Sentral-Sentral Ekonomi Yang Berbasis Ekonomi Kerakyatan Meningkatnya kapasitas koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor Meningkatnya pemanfaatan sumber daya pesisir dan kelautan yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan bekelanjutan Meningkatnya jumlah anggota koperasi aktif Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Persentase produktivitas bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan 37% 96% 58,82% 90% 5. Meningkatnya kapasitas produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung kebutuhan pangan 6 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi 7. Menurunnya tingkat kemiskinan Persentase Peningkatan ketersediaan pangan utama Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Persentase menurunya Penduduk Miskin 32,75% Rp ,10% 8. Mewujudkan Permukiman Masyarakat Yang Layak Huni Dan Menata 1. Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan 27,22% Bab II Perencanaan Kinerja 36

45 Lingkungan Hidup Serasi Dan Lestari 2. Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan Persentase Volume sampah yang ditangani (m3) 80% 9. Menguatkan Kapasitas Pemerintah Gampong Dalam Penyelenggaraan Pemerintah, Pelaksana Pembangunan Dan Pembinaan Masyarakat Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Persentase Peningkatan Jumlah Masukan tentang pembangunan dari Masyarakat yang diakomodasi Persentase Pekerja perempuan di lembaga pemerintah 3 Desa 65,20 % 10. Mewujudkan Keamanan Dan Ketertiban Serta Keberlanjutan Perdamaian Sesuai Undang- Undang Pemerintahan Aceh 1. Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian Presentase penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3) 99 % 2. Meningkatnya kualitas demokrasi dan politik menuju masyarakat yang berkeadilan, tertib, aman dan bermartabat Meningkatnya Kualitas Demokrasi dan Politik Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan, Tertib, aman dan Bermatabat 30 Kepala Desa Jumlah Anggaran Tahun 2016 Rp ,31 Bab II Perencanaan Kinerja 37

46 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran Kinerja Pemerintah Kota Langsa dilakukan untuk dapat melihat sejauh mana tercapainya hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam RPJMD dan Revisi Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Pengakuran Kinerja dilakukan dengan menggunakan Indikator Kinerja yang ditetapkan Dalam Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa. A. Capaian kinerja Pemerintah Kota Langsa Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016 merupakan bagian dari penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Langsa sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu dengan cara membandingkan antara realisasi capaian indikator kinerja dengan target indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah dan Menitik Beratkan Pada Pengukuran Pencapaian Tujuan dan Sasaran Strategis, Pemerintah Kota Langsa Telah Menyempurnakan Rumusan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran strategis Meliputi Identifikasi atas Realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Membandingkan dengan Targetnya. Analisis Lebih Mendalam Dilakukan Terutama Terhadap Capaian Target Untuk Bab III Akuntabilitas Kinerja 38

47 Mengenali Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Sebagai Bahan Penetapan Strategis Peningkatan Kinerja di Tahun 2016 dan Atau Tahun - Tahun Selanjutnya. Berikut ini secara Ringkas Disajikan Capaian Kinerja Pemeritah Kota Langsa Sebagaimana Terlihat Pada Tabel 3.1 Berikut ini. Tabel 3.1: Capaian Kinerja Tahun 2016 VISI MENJADIKAN LANGSA MENJADI KOTA YANG BERPERADABAN DAN ISLAMI SasaranStrategis IndikatorKinerja Target Realisasi %Capaian 1. Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran syariat islam 1. Menurunnya Angka Pelanggaran Terhadap Syari at Islam 1276 Kasus 1276 Kasus 100% 2. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance) Meningkatnya Nilai / Peringkat Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Meningkatnya Nilai SAKIP Pemerintah Kota Peringkat 5 Dalam Proses Evaluasi Dalam Proses Evaluasi B CC CC 3. Persentase Menurunnya Jumlah Temuan Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti 76, 65 % 75,50 % 98, 50 % 3. Meningkatnya aparatur yang eretos kerja tinggi, profesional dan disiplin dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah Presentase peningkatan pejabat pemerintah yang mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai engan jabatannya Menurunnya jumlah kejadian pelanggaran disiplin pegawai 80% 77,90% 97,38% 25 Kasus 31 Kasus 80,65 % Bab III Akuntabilitas Kinerja 39

48 4. Meningkatnya Pengelolahan keuangan daerah sistem pelaporan keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan Profesional 1. Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah WTP Proses Audit - 5. Ketersediaanya dokumen perencanaan pembangunan 1. Meningkatnya jumlah dokumen perencanaan yang sinergis dan konsisten 4 Dokumen 4 Dokumen 100% 6. Meningkatnya kemandirian daerah dan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur penerimaan daerah 1 Derajat kemandirian daerah Kategori Sedang Kategori Cukup Kategori Sedang 7. Meningkatnya pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolahan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana Proposi ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah perkotaan Persentase panjang jalan kota dalam kondisi baik 14, 88 % 13,44 % 90,32 % 85,21% 84,11% 98,71% 8. Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman) 1. Meningkatnya jumlah pasar kecamatan yang telah mempunyai tempat pembuangan sampah 3 Pasar Kecamatan 3 Pasar Kecamatan 100% 9. Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan 1. Angka Rata-rata Lama Sekolah 10,65% 10.59% 99,44% 10. Meningkatnya kualifikasi dan kompotensi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong peningkatan pelayanan pendidikan berkualitas 1. Persentase Peningkatan Guru Yang Memenuhi Kualifikasi SI/D-IV 90% 84% 93,33% Bab III Akuntabilitas Kinerja 40

49 11. Berkembangnya Budaya daerah dan kearifan lokal yang mendukung pembangunan daerah 1. Cakupan kelestarian situs dan budaya lokal 100% 100% 100% 12. Meningkatnya Pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau 1. Usia Harapan Hidup 68, 85 Tahun 69, 10 Tahun 99,64% 13. Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat 1. Meningkatnya jumlah izin usaha yang diterbitkan Izin Izin 98,11% 2. Rata-rata lama proses perijinan 3 Hari 3 Hari 100% 14. Meningkatnya kualitas pembangunan infrasruktur pelayana publik perkotaan dan wilayah yang berkualitas 1. Rasio rumah sakit terhadap satuan penduduk 0,024 0, % 15. Meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor 1. Persentase peningkatan jumlah perusahaan perdagangan ekspor dan impor yang bergerak mengunakan jasa transportasi laut 6 Perusahaan 6 Perusahaan 100% 16. Meningkatnya Distribusi air bersih yang memadai dalam upaya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat 1. Persentase peningkatan jumlah rumah tangga pengguna air bersih 15% 16,66% 90% 17. Meningkatnya Pelayaanan jasa transportasi yang efisien dan ekonomis dan aman Menurunnya tingkat kecelakaan lalu lintas Persentase meningkatnya kepemilikan KIR angkutan umum/wajib uji 123 Laka Lantas 175 Laka Lantas 69% 60% 50% 83% Bab III Akuntabilitas Kinerja 41

50 18. Meningkatnya kapasitas koperasi dan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi 1. Persentase Koperasi Aktif 37% 37% 100% 19. Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan 1. Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) 96% 90,25% 94,21% 20. Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor 1. Persentase produktivitas bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 58,82% 58,82% 100% 21 Meningkatnya pemanfaataan sumber daya pesisir dan kelautan yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan berkelanjutan 22. Meningkatnya kapasitas produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung kebutuhan pangan 1. Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan 1. Persentase Peningkatan ketersediaan pangan utama 90% 85,68% 95,20% 32,75% 22,35% 68,24% 23. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi 1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Rp Rp ,51% Harga Konstan (ADHK) 24. Menurunnya tingkat kemiskinan 1. Persentase menurunya Penduduk Miskin 10,10% 11,31% 89,30% 25. Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh 1. Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan 27,22% 27,22% 100% Bab III Akuntabilitas Kinerja 42

51 26. Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan 1. Persentase Volume sampah yang ditangani (m3) 80% 28,23% 35,29% 27. Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan 1. Persentase Peningkatan Jumlah Masukan tentang pembangunan dari Masyarakat yang diakomodasi 3 Desa 3 Desa 100% 28 Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan 29. Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian 30. Meningkatnya Kualitas Demokrasi dan Politik Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan, Tertib, aman dan Bermatabat Persentase Pekerja perempuan di lembaga pemerintah Presentase peningkatan penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3) Meningkatnya Kualitas Demokrasi dan Politik Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan, Tertib, aman dan Bermatabat 65,20% 64,25% 98,54% 99% 99,94% 101% 30 Kepala Desa 14 Kepala Desa 46,67 % B. Evaluasi dan Analisi Capaian Kinerja Berdasarkan hasil pengukuran kinerja di atas dilakukan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab- sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan hingga akhir tahun 2016 yang merupakan tahun ke tiga RPJMD Pemerintah Kota Langsa secara bertahap dan konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 30 (tiga puluh) sasaran strategis dan 36 (tiga puluh enam) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU Pemerintah Kota Langsa sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor : 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun maupun Revisi Penetapan Kinerja Tahun 2016 Pemerintah Kota Langsa. Bab III Akuntabilitas Kinerja 43

52 Adapun evaluasi dan analisis tingkat pencapaian kinerja dari 30 (tiga puluh) sasaran strategis Pemerintah Kota Langsa pada Tahun 2016 tersebut adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis 1 Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam Sasaran strategis 1 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Berkurangnya Kegiatan Kegiataan Asusila daan Amoral Lainnya Yang tidaak Sesuai Dengan Ajaran Islam. dan untuk mencapai tujuan Menegakan dan Menjalankan Syariat Islam Secara Kaffah Dalam Setiap Aspek Kehidupan Bermasyarakat. Secara umum manfaat yang diharapkan dari sasaran ini adalah terjadinya pengurangan kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran islam Sasaran ini juga didukung secara terpadu Bab III Akuntabilitas Kinerja 44

53 oleh Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.2 di bawah ini: Tabel 3.2 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 1 Menurunnya Angka Pelanggaran Terhadap Syari at Islam REALISASI TAHUN 2016 Target No INDIKATOR % TARGET REALISASI 2017 CAPAIAN Menurunnya Angka Pelanggaran Terhadap Syari at Islam 1439 Kasus 1276 Kasus 1276 Kasus 1276 Kasus 100% 1100 Kasus Sumber data Dinas Syariat Islam Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran pertama ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Menurunnya Angka Pelanggaran Terhadap Syari'at Islam Indikator Menurunnya Angka Pelanggaran Syari at Islam di Kota Langsa Mengalami Penurunan Pelanggaran di tahun 2016 menjadi 1276 Kasus, Setiap Pelaku Pelanggaran Syaria at Islam diberi Pembinaan Oleh Pemerintah Kota Langsa Melalui Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Hal ini Berdampak Baik Di karenakan Masyarakat Akan mengerti akan pentingnya pelaksanaan syariat islam, dan Keseriusan Pemerintah Kota Langsa Melalui Dinas Syariat Islam Dalam Menegakan Syariat Islam di Pemerintah Kota Langsa.Berdasarkan qanun Aceh Nomor 6 tahun 2014 Tentang hukum Jinayat hukuman yang diberikan kepada pelaku adalah hukuman cambuk atau denda tergantung dari tingkat kesalahan paling ringan sepuluh kali atau denda 100 gram emas atau penjara 10 bulan dan paling berat adalah 150 kali atau denda gram emas atau penjara 150 bulan Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Kelancaran dalam berkoordinasi dengan pihak terkait. Bab III Akuntabilitas Kinerja 45

54 b. Tersedianya informasi tentang Qanun Syari'at Islam melalui kegiatan sosialisasi, melalui baliho, dan himbauan kepada masyarakat sehingga kesadaran hukum masyarakat dalam menjalankan syariat islam semakin meningkat. c. Pemahaman masyarakat terhadap peraturan sudah mulai meningkat sehingga tingkat pelanggaran semakin menurun. d. Maksimalnya kinerja aparat satpol wilayatuh hisbah dalam menangani pelanggaran pelaksanaan Syari'at Islam. e. Dukungan dari semua pihak dalam pelaksanaan Syari'at Islam. f. Tersedianya sumber daya manusia yang berkompeten Namun demikian masih juga terdapat beberapa hambatan sehingga masih terdapat pelanggaran syariat islam Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya kesiapan generasi muda dalam melaksanakan syariat islam secara kaffah akibat pengaruh dari media sosial. b. Kurangnya ilmu tentang syaria at islam pada sebagian besar masyarakat. c. Kurangnya kesadaran sebagian besar masyarakat tentang hukum dan ajaran islam. d. Belum tersedianya pos pos pengawasan bagi satpol wilayatuh hisbah di lingkungan yang rawan pelanggaraan. e. Masuknya pendatang ke Kota Langsa yang belum memahami adat istiadat masyarakat setempat. Bab III Akuntabilitas Kinerja 46

55 Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Pelaksanaan penyelesaian kasus pelanggaran qanun syari'at islam harus terus dilakukan. b. Menerbitkan qanun syari'at islam sesuai kebutuhan masyarakat, seperti qanun tentang pemberlakuan jam malam bagi pelajar dan anak usia sekolah dan qanun tentang pedoman penyelenggaraan hiburan. c. Menyarankan kepada perangkat gampong untuk membuat reusam gampong tentang syari'at islam. d. Melakukan pembinaan kepada masyarakat melalui pelaksanaan razia secara terus menerus. e. Memperkokoh keimanan atau aqidah kepala Allah SWT dengan mengadaakan pengajian rutin, dimulai dari rumah, sekolah, kantor dan masyarakat, sehingga selalu terikat dan mau menyesuaikan diri dengan ketentuan Allah SWT. f. Mewujudkann lingkungan yang bersyari at baik melalui bahan bacaan, tontonan, pendidikan maupun pergaulan, sehingga pengaruh dari lingkingan akan membuat masyarakat terbentuk menjadi pribadi yang bersyari at. g. Mendirikan pos pos pengawasan bagi satpol wilayatuh hisbah di lingkungan yang rawan pelanggaraan. Bab III Akuntabilitas Kinerja 47

56 Sasaran Strategis 2 Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance) Sasaran strategis 2 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance). dan untuk mencapai tujuan Mewujudkan penyelengaraan pemerintahan yang berkualitas, bersih dan berwibawa (good govermance) Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Kota Langsa, Inspektorat Kota Langsa Dan Bagian Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua ini terdapat 3 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.4 di bawah ini: Tabel 3.4 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 2 Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance) REALISASI TAHUN 2016 TARGET No INDIKATOR TARGET REALISASI % CAPAIAN Meningkatnya Nilai / Peringkat Dalam Dalam Peringkat 3 Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Peringkat 2 Peringkat 7 Peringkat 5 Proses Evaluasi Proses Evaluasi Bab III Akuntabilitas Kinerja 48

57 2. Meningkatnya Nilai SAKIP Pemerintah Kota C C B CC CC B 3. Persentase Menurunnya Jumlah Temuan Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti 80,38% 79,52% 75,50% 76,65% 98,50 72,21% Sumber data Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah kota Langsa, Bagian Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Langsa,Inspektorat Kota Langsa Dari tabel di atas, pada sasaran kedua ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Meningkatnya Nilai / Peringkat Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Hasil penilaian dan peringkat Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Langsa (LPPD) ditahun 2015 memperoleh predikat 7. Sedangkan ditahun 2016 Nilai/Peringkat Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), belum dapat dihitung karena masih menunggu hasil rilis resmi dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Kelancaran dalam berkoordinasi dengan pihak terkait. b. Mengoptimalkan kinerja Tim penyusunan LPPD Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Tidak lengkapnya data pendukung dari SKPK. b. Kurangnya komitmen pimpinan SKPK dalam memenuhi penyerahan data pendukung LPPD. Bab III Akuntabilitas Kinerja 49

58 Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Membuat rapat koordinasi dengan SKPK. b. Melakukan pendampingan baik dalam memberikan pemahaman tentang penyusunan dokumen LPPD. c. Melakukan koordinasi secara terus menerus pada pihak terkait. 2. Meningkatnya Nilai SAKIP Pemerintah Kota Hasil penilaian akuntanbilitas Kinerja Pemerintah Kota Langsa tahun 2015 memperoleh predikat C dengan nilai 38,08. Sedangkan ditahun 2016 target belum tercapai yaitu masih memperoleh predikat CC dengan nilai 51,76. Nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Langsa mengalami peningkatan sebesar 13,68 dibandingkan dengan tahun Hasil penilaian tersebut mencerminkan bahwa Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Langsa mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Komitmen Pemerintah Kota Langsa dalam mendukung laporan daerah. b. Dukungan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Langsa dalam memberikan data laporan daerah. Hambatan dan masalah sasaran ini : Hasil evaluasi Laporan Daerah belum sepenuhnya digunakan sebagai pertimbangan atau feed back dalam perencanaan pembangunan di tahun berikutnya. Bab III Akuntabilitas Kinerja 50

59 Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Melakukan pendampingan baik dalam memberikan pemahaman tentang sistem manajemen akuntabilitas kepada pimpinan organisasi perangkat daerah dalam penyusunan dokumen pelaporan. b. Melakukan koordinasi secara terus menerus pada pihak terkait. 3. Persentase Menurunnya Jumlah Temuan Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti Pemantauan tindak lanjut temuan eksternal yang dilakukan Pemerintah Kota Langsa melaui Inspektorat Kota Langsa merupakan kegiatan rutin untuk mengetahui dan menilai apakah organisasi - organisasi perangkat daerah pemerintah di lingkungan pemerintah Kota Langsa telah menindaklanjuti hasil-hasil temuan pemeriksaan BPK RI yang meliputi hasil pemeriksaan laporan keuangan, hasil pemeriksaan kinerja dan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Tindak lanjut merupakan indikator kesungguhan dan komitmen entitas untuk memperbaiki pengelolahan yang pertanggungjawaban keuangan daerah/negara agar lebih transparan dan akuntabel dalam mengelolah dan mempertanggungjawabkan keuangannya. Jumlah temuan pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti tahun 2015 adaalah sebesar 79,52 %, sedangkan ditahun 2016 adalah sebesar 76,65%. Dengan demikian mengalami penurunan sebesar 2,87 %, hal ini disebabkan adanya penambahan temuan BPK RI pada tahun berkenaan. Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : Kesiapan Pemerintah Kota Langsa dalam menindak lanjuti temuan BPK RI Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kondisi etos Kerja dan disiplin Pegawai yang belum sepenuhnya profesional, transparan dan akuntabel. Bab III Akuntabilitas Kinerja 51

60 b. Penanggungjawab tindak lanjut hasil pemeriksaan meninggal dunia/tidak diketahui keberadaanya. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Melakukan koordinasi secara terus menerus pada pihak terkait. b. Melaksanakan Monitoring Tindak Lanjut Temuan Laporan hasil pemeriksaan BPK RI ke Organisasi Perangkat Daerah terkait. Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja Tinggi, Profesional Dan Disiplin Dalam Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah Sasaran strategis 3 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya aparatur yang beretos kerja tinggi, profesional dan disiplin dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. dan untuk mencapai tujuan Mewujudkan penyelengaraan pemerintahan yang berkualitas, bersih dan berwibawa (good govermance) Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Badan Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran ketiga ini terdapat 2 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.5 di bawah ini: Bab III Akuntabilitas Kinerja 52

61 Tabel 3.5 Pengukuran Capaian Sasaran Strategi 3 Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja Tinggi, Profesional Dan Disiplin Dalam Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET 2017 TARGET REALISASI % CAPAIAN Presentase Peningkatan Pejabat Pemerintah Yang Mempunyai Latar Belakang Pendidikan Yang Sesuai Dengan Jabatanya 76,30% 77,20% 80% 77,90% 97,38% 90% 2. Menurunnya Jumlah Kejadian Pelanggaran Disiplin Pegawai 23 Kasus 20 Kasus 25 Kasus 31 Kasus 80,65% 90% Sumber data Badan Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran ketiga ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Presentase Peningkatan Pejabat Pemerintah Yang Mempunyai Latar Belakang Pendidikan Yang sesuai Dengan Jabatannya Untuk Pencapaian Indiakor Presentase Peningkatan Pejabat Pemerintah Yang Mempunyai Latar Belakang Pendidikan Yang Sesuai Dengan Jabatannya, Adapun Realisasi Peningkatan Pejabat Pemerintah Yang Mempunyai Latar Belakang Pendidikan Yang Sesuai Dengan Jabatannya Mengalami Peningkatan Pada Tahun 2015 Menjadi 77,20 % dan Pada tahun 2016 Menjadi 77,90 Atau Mencapai 97,38 % Dari Target Yang Telah ditentukan. hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : Adanya pegawai yang memiliki pendidikan memadai sesuai dengan jabatannya. Bab III Akuntabilitas Kinerja 53

62 Hambatan dan masalah sasaran ini : Masih adannya penempatan pejabat yang tidak sesuai dengan kebutuhan seperti Latar Belakang Pendidikan. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : Penempatan karyawan sebaiknya berpedoman pada prinsip penempatan orangorang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yangtepat untuk jabatan yang tepat atau the right man in the right place and theright man on the right job. Tepat tidaknya penempatan karyawan bergantungpada kesesuaian antara pekerjaan, kecocokan kepribadian, minat, kesukaan, serta kesempatan dan budaya terkait dengan perusahaan secara keseluruhan. 2. Menurunnya Jumlah Kejadian Pelanggaran Disiplin Pegawai Salah satu indikasi rendanya kualitas Pegawai Pegeri Sipil daerah adalah adanya pelanggaran disiplin yang banyak dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil. Seorang Pegawai Negeri Sipil terbukti melakukan pelanggaran disiplin akan dijatuhkan hukuman disiplin yang bertujuan untuk memberikan efek jera dan shock terapi agar Pegawai Negeri Sipil yang lain tidak meniru atau melakukan pelanggaran yang lebih berat lagi. Jumlah kasus-kasus pelanggaran disiplin aparatur Tahun 2015 adalah sebesar 20 Kasus sedangkan di tahun 2016 adalah sebesar 31 kasus. hal ini menunjukan Kurang adanya kesadaran pegawai dalam melaksanakan aturan disiplin pegawai berkesinambungan. Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya koordinasi yang baik antar setiap instasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur Kota Langsa. Bab III Akuntabilitas Kinerja 54

63 b. Adanya komitmen Kepala Daerah dalam mendukung penegakan disiplin pegawai. Hambatan dan masalah sasaran ini : Kurang adanya kesadaran pegawai dalam melaksanakan aturan disiplin pegawai. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : Melaksanakan penegakan aturan disiplin Pegawai Negeri Sipil secara berkelanjutan. Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Pengelolahan Keuangan Daerah Sistem Pelaporan Keuangan Pemerintahan Yang Akuntabel, Transparan Sasaran strategis 4 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya pengelolahan keuangan daerah sistem pelaporan keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan profesional. dan untuk mencapai tujuan Mewujudkan penyelengaraan pemerintahan yang berkualitas, bersih dan berwibawa (good govermance). Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Kota Langsa untuk mengukur sasaran keempat ini terdapat 1 Indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.6 di bawah ini: Bab III Akuntabilitas Kinerja 55

64 No Tabel 3.6 Pengukuran Capaian Sasaran Strategi 4 Meningkatnya Pengelolahan Keuangan Daerah Sistem Pelaporan Keuangan Pemerintahan Yang Akuntabel, Transparan Dan Profesional INDIKATOR REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN TARGET Opini BPK Terhadap Proses 1. Pengelolahan Keuangan WTP WTP WTP - WTP Audit BPK Daerah Sumber data Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran keempat ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Opini BPK Terhadap Pengelolahan Keuangan Daerah Opini merupakan peryataan profeional sebagai kesimpulan pemeriksa (auditor eksternal) mengenai tingkat kewajaran informasii yang disajikan dalam laporan keuangan yang disajikan dalam lingkungan pengendalian intern yang memadai. Opini BPK atas Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI merupakan tolak ukur (indikator) untuk menilai akuntabilitas entitas Pemerintah Kota Langsa. Realisasi indikator opini WTP dari BPK RI di tahun 2015 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), sedangkan realisasi indikator opini WTP dari BPK RI di tahun 2016 belum diketahui karena masih dalam proses audit BPK. Namun demikian Pemerintah Kota Langsa melalui Dinas Pengelolahan Keuangaan dan Aset pada tahun 2016 menargetkan untuk mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), hal ini diharapkan bahwa pemangku kepentingan akan memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi untuk mempercayai informasi yang tercantum dalam laporan tersebut. Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya komitmen Pemerintah Kota Langsa dalam mendukung capaian pengelolahan keuangan daerah yang baik. Bab III Akuntabilitas Kinerja 56

65 b. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten yaitu berlatar belakang pendidikan Sarjana Akuntansi dari jenjang S1 s/d S2. c. Tersedianya peraturan walikota Langsa yang mengatur tentang kebijakan akuntansi. d. Adanya Tim Reviu laporan keuangan Pemerintah Kota Langsa yang berkompeten dari Inspektorat Kota Langsa yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Akuntansi dari jenjang S1 s/d S2. Hambatan dan masalah sasaran ini : Predikat Opini WTP belum dapat diketahui karena BPK RI dalam mengaudit laporan keuangan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir belum dapat ditentukan hasil opini laporan keuangan tersebut. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : BPK dalam mengaudit keuangan harus mempercepat proses audit keuangan sehingga dapat ditentukan hasil opini laporan keuangan dengan cepat. Sasaran Strategis 5 Ketersediaanya Dokumen Perencanaan Pembangunan Bab III Akuntabilitas Kinerja 57

66 Sasaran strategis 5 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Ketersediaanya dokumen perencanaan pembangunan. dan untuk mencapai tujuan Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good govermance). Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Langsa. Untuk mengukur sasaran kelima ini terdapat 1 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.7 di bawah ini: Tabel 3.7 Pengukuran Capaian Sasaran Strategi 5 Ketersediaanya Dokumen Perencanaan Pembangunan REALISASI No INDIKATOR TARGET TAHUN 2016 REALISASI % CAPAIAN TARGET Meningkatnya Jumlah Dokumen Perencanaan Yang Sinergis dan Konsisten 4 Dokumen 4 Dokumen 4 Dokumen 4 Dokumen 100% 4 Dokumen Sumber data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kelima ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab III Akuntabilitas Kinerja 58

67 1. Meningkatnya Jumlah Dokumen Perencanaan Yang Sinergis dan Konsisten Salah Satu keberhasilan urusan perencanaan pembangunan dapat di tinjau dari ketersediaan dokumen perencanaan yang sinergis dan konsisten. Ketersediaan dokumen perencanaan yang sinergis dan konsisten sangat diperlukan untuk menjamin agar program kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di Kota Langsa dapat berjalan seperti yang di rencanakan. Dokumen Perencanaan Daerah yang ada di adalah RPJP, RTRW, RPJMD, dan RENSTRA. Realisasi jumlah dokumen perencanaan di Tahun 2015 adalah berjumlah 4 dokumen sedangkan di tahun 2016 tetap menjadi 4 dokumen hal ini menunjukan adanya komitmen Pemerintah Kota Langsa menyiapkan dokumen perencanaan pembangunan yang sinergis dan konsisten Pemerintah Kota Langsa. Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Komitmen Pemerintah Kota Langsa dalam mendukung capaian perencanaan pembangunan daerah yang baik. b. Ketersediaan data dan informasi capaian pembangunan. c. Adanya Kualitas SDM yang andal. d. Adanya koordinasi yang baik antar setiap instasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Langsa Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Masih kurangnya koordinasi antar lintas sektor dalam pengelolaan data dan informasi atas dokumen yang diperlukan. b. Kurangnya kualitas SDM. c. Koordinasi antar perangkat daerah belum maksimal. d. Keterbatasan sarana dan Prasarana Aparatur. Bab III Akuntabilitas Kinerja 59

68 e. Masih kurang keterkaitanya proses perencanaan dalam menerjemahkan dokumen perencanaan. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Mengupayakan adanya koordinasi yang baik dari semua organisasi perangkat daerah dalam memberikan data dan informasi yang tepat dan dapat dipetanggungjawabkan. b. Peningkatan SDM aparatur perencanaaan. Sasaran strategis 6 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya kemandirian daerah dan meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) dalam struktur penerimaan daerah. dan untuk mencapai tujuan Mewujudkan penyelengaraan pemerintahan yang berkualitas, bersih dan berwibawa (good govermance) Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Kota Langsa dan Untuk mengukur sasaran keenam ini terdapat 1 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada tabel. 3.8 di bawah ini: Bab III Akuntabilitas Kinerja 60

69 Tabel 3.8 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 6 Meningkatnya Kemandirian Daerah Dan Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Penerimaan Daerah REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Derajat Kemandirian Cukup Cukup Sedang Cukup Cukup Sedang Daerah Sumber Data Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran keenam ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Derajat Kemandirian Daerah Untuk Pencapaian Indikator Derajat Kemandirian Daerah Kota Langsa Tahun 2015 Mencapai 22,01 % (Cukup), Sedangkan di Tahun 2016 Mencapai 17,00 % (Kurang) Di Perhitungkan Dari Total Penerimaan Daerah Tahun Berkenaan di Bagi Dengan Dana Perimbangan, Kategori Derajat Kemandirian Di Tahun 2016 Masih Dalam Ketegori Kurang Yaitu di Interval 10.01% s/d 20.00%. Hal ini Menunjukan Penurunan Kategori Derajat kemandirian Daerah Kota Langsa Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya peraturan/qanun tentang pajak daerah dan retribusi daerah telah dilaksanakan dengan baik. b. Subjek dan objek pajak daerah dan retribusi daerah terdata dengan baik dan tepat. c. Petugas pemungutan PAD bekerja optimal sesuai dengan ketentuan. Bab III Akuntabilitas Kinerja 61

70 Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Pemahaman masyarakat tentang peraturan qanun pajak daerah masih kurang. b. Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak masih rendah Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Melakukan pembenahan terhadap aturan-aturan yang berkenaan dengan tarif pajak daerah dan retribusi daerah. b. Melakukan sosialisasi terhadap aturan-aturan baru tentang pajak daerah dan retribusi daerah agar pemahaman masyarakat lebih dan pentingnya bagi pembangunan daerah. c. Mengali potensi-potensi baru terhadap objek pajak daerah maupun retribusi daerah. Sasaran strategis 7 Meningkatnya Pembangunan Perkotaan Yang Memperhatikan Pengelolahan Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi Bab III Akuntabilitas Kinerja 62

71 Sasaran strategis 7 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolahan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana dan untuk mencapai tujuan Menciptakan tata ruang kota serta pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang beriman ( bersih, indah, menarik, dan nyaman Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Langsa, Untuk mengukur sasaran ketujuh ini terdapat 2 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.9 di bawah ini : Tabel 3.9 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 7 Meningkatnya Pembangunan Perkotaan Yang Memperhatikan Pengelolahan Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi Bencana REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN TARGET Proporsi Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah Perkotaan 13,44% 13,44% 14,88% 13,44% 90,32% 16,03% 2. Persentase Panjang Jalan Kota Dalam Kondisi Baik 79,64% 82,28% 85,21% 84,11% 98,71% 90% Sumber data Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Kota Langsa Bab III Akuntabilitas Kinerja 63

72 Dari Tabel di atas, pada sasaran ketujuh ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau Dalam rangka meningkatkan pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolahan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana, Pemerintah Kota Langsa telah menetapkan indikator persentase luas ruang terbuka hijau Ruang Terbuka Hijau Publik RTH Yang Dimiliki Pemerintah Kota Langsa Yang Digunakan Untuk Kepentingan Masyarakat Secara Umum, Pada Tahun 2015 Persentase Ruang Terbuka Hijau Persatuan Luas Wilayah HPL/HGB di Kota Langsa Adalah Sebesar 13,44%, Sedangkan Ditahun 2016 Sebesar 13, 44 % atau Belum Mengalami Peningkatan. Tabel3.10 Target Perbandingan Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Langsa dan Standar Nasional Tahun No Tahun Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau Pemerintah Kota Langsa 13,44% 13, 44% 2. Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau Nasional 25% 25% 2. Presentase Panjang Jalan Kota Dalam Kondisi Baik Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik Adalah Semua Ruas Jalan Dimana Permukaan Kekerasan, Bahu Jalan dan Saluran Samping Dalam Kondisi Baik Menurut Kriteria sehingga Arus Lalu Lintas Dapat Berjalan Lancar Sesuai Dengan Kecepatan dan Tidak Ada Hambatan Yang Disebabkan Oleh Kondisi Jalan. Realisasi persentase panjang jalan kota dalam kondisi baik di tahun 2015 berkisar 82,28% sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi 84,11%, hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut Bab III Akuntabilitas Kinerja 64

73 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya komitmen Pemerintah Kota Langsa untuk pencepatan infrastruktur panjang jalan kota dalam kondisi baik. b. Ketersedian tenaga SDM yang profesional dan handal. c. Ketersediaanya anggaran yang memadai dalam mendukung pelaksanan tersebut Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Keterbatasanya tenaga SDM yang berkompeten. b. Keterbatasanya anggaran yang memadai dalam mendukung pelaksanan tersebut. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Mencari Sumber - sumber pembiayaan yang cukup dari berbagai sumber Dana APBN, APBA, APBK dana - dana Insetif yang ada. b. Adanya Perencanaan yang baik. Sasaran Strategis 8 Meningkatnya Pengembangan Pusat Pasar Dan Perdagangan Yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman) Sasaran strategis 8 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman) dan untuk mencapai tujuan Menciptakan tata ruang kota serta pengembangan pusat pasar dan Bab III Akuntabilitas Kinerja 65

74 perdagangan yang beriman ( Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedelapan ini terdapat 1 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.11 di bawah ini : Tabel 3.11 Pengukuran Capain Sasaran Strategis 8 Meningkatnya Pengembangan Pusat Pasar Dan Perdagangan Yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman) REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Meningkatnya Jumlah 1. Pasar Kecamatan Yang Telah Mempunyai Tempat Pembuangan Sampah 3 Pasar Kecamatan 3 Pasar Kecamatan 3 Pasar Kecamatan 3 Pasar Kecamatan 100% 3 Pasar Kecamatan Sumber data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedelapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Meningkatnya Jumlah Pasar Kecamatan Yang Telah Mempunyai Tempat Pembuangan Sampah Untuk Pencapaian Indikator Jumlah Pasar Kecamatan Yang Mempunyai Tempat Pembuangan Sampah, Pemerintah Kota Langsa Melalui Dinas Terkait Berupaya agar Pasar- Pasar di Kota Langsa Sudah Harus Mempunyai Tempat Pembuangan Sampah Guna Memenuhi Kriteria Pasar Bersih, Indah, Menarik dan Nyaman (Beriman) Bab III Akuntabilitas Kinerja 66

75 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Ketersedian sarana tempat pembuangan sampah dan air bersih. b. Kesadaran pedagang atas kebersihan tempat berjualan c. Adanya gotong royong seminggu sekali oleh para pedagang Hambatan dan masalah sasaran ini : Regulasi Di bidang pasar pada Disperindagkop dan UKM Kota Langsa kurang dipatuhi para pedagang. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : Perlu adanya koordinasi yang bersinergi dengan Dinas terkait dalam menegakan aturan ketertiban pasar. Sasaran Strategis 9 Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan Sasaran strategis 9 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja 67

76 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan dan untuk mencapai tujuan Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Kota Langsa yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan ketahanan budaya daerah guna mendorong percepatan pembangunan Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pendidikan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kesembilan ini terdapat 1 indikator. ini No Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.11 di bawah Tabel 3.11 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 9 Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan INDIKATOR REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN TARGET Angka Rata-rata Lama ,44% 12,11 Sekolah Sumber data Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kesembilan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Angka Rata-Rata Lama Sekolah Sekolah Adalah Rata- Rata Jumlah Tahun Yang dihabiskan Oleh Pendduduk Untuk Menempuh Semua Jenis Pendidikan Formal Yang Pernah Dijalani Dari Masuk Sekolah Dasar Sampai Dengan Pendidikan Terakhir. Realisasi angka rata-rata lama sekolah di tahun 2015 berkisar 10,51sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi 10,59 hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut Bab III Akuntabilitas Kinerja 68

77 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Tingginya minat masyarakat untuk dapat membaca dan menulis. b. Adanya sumber daya aparatur yang terampil dan cekatan dalam melaksanakan program pendidikan. Hambatan dan masalah sasaran ini : Kurangnya Informasi pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Meningkatkan fasilitas fenunjang kegiatan dalam proses belajar mengajar. b. Merangkul seluruh lapisan masyarakat kota langsa untuk membangun pendidikan yang bermutu di kota langsa. Sasaran Strategis 10 Meningkatnya Kualifikasi Dan Kompotensi Guru Serta Tenaga Kependidikan Dalam Mendorong Peningkatan Pelayanan Pendidi Pendidikan Berkualitas Sasaran strategis 10 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu meningkatnya kualifikasi dan kompotensi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong peningkatan pelayanan pendidikan berkualitas dan untuk mencapai tujuan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Kota Langsa yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan ketahanan budaya daerah guna mendorong percepatan pembangunan Sasaran Bab III Akuntabilitas Kinerja 69

78 ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pendidikan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kesepuluh ini terdapat 1 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.12 di bawah Tabel 3.12 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 10 Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2015 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Peningkatan Guru Yang Memenuhi Kualifikasi SI/D-IV 82% 84% 90% 84% 93,33% 95% Sumber data Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kesepuluh ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Indikator Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S!/D-IV Di Dapat Dari Jumlah Guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di Bagi Dengan Jumlah Guru Berijazah Kualifikasi S1/D-IV Perkembangan Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Mengalami Peningkatan Dimana Di Tahun 2015 Berada Pada Angka 84% Dan Pada Tahun 2015 Tetap Pada 89,42% Bab III Akuntabilitas Kinerja 70

79 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : Adanya minat guru dalam peningkatan karier. Hambatan dan masalah sasaran ini : Kurangnya guru yang mempunyai SDM sesuai dengan bidang studinya. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Perlunya pelatihan bagi guru-guru untuk peningkatan mutu sesuai bidang studi. b. Adanya pemberian beasiswa bagi guru yang berprestasi Sasaran Strategis 11 Berkembangnya Budaya Daerah Dan Kearifan Lokal Yang Mendukung Pembangunan Daerah Sasaran strategis 11 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Budaya daerah dan kearifan lokal yang mendukung pembangunan daerah dan untuk mencapai tujuan Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Kota Langsa yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan ketahanan budaya daerah guna mendorong percepatan pembangunan Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kesebelas ini terdapat 1 indikator. Bab III Akuntabilitas Kinerja 71

80 Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.13 di bawah ini : Tabel 3.13 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 11 Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Cakupan Kelestarian Situs Dan Budaya Lokal 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sumber data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kesebelas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Cakupan Kelestarian Situs dan Budaya Lokal Yang Dilestarikan Benda cagar budaya merupakan benda alami atau buatan manusia baik bergerak maupun tidak bergerak yang mempunyai hubungan erat dalam kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia, hal ini juga sejalan dengan Undangundang Nomor 11 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bagunan agar budaya, struktur cagar budaya situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya di darat atau di air yang harus dilestarikan keberadaanya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan agama atau kebudayaan melalui proses penetapan Indikator Cakupan Kelestarian Situs Dan Budaya Lokal Yang Dilestarikan Di Pemerintah Kota Langsa di Tahun 2015 Mencapai 100 %, Sedangkan di Tahun 2016 Masih Tetap Mencapai 100% Dari Target Yang Diharapkan. Capaian Indikator Tersebut Di Dapat Dengan Menghitung Jumlah Benda, situs dan Budaya Lokal Yang Dilestarikan Di Kota Langsa Di Bagi Dengan Jumlah Benda, situs dan Budaya Lokal Yang Ada Di Kota Langsa Bab III Akuntabilitas Kinerja 72

81 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya anggaran pembelian benda cagar budaya b. Adanya dukungan Pemerintah Daerah dalam hal melestarikan peninggalan sejarah Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan tersebut b. Kurangnya tenaga ahli khusus dalam melakukan survei lapangan untuk mengetahui keberadaan benda Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Peningkatan dana untuk mendukung peningkatan sarana Dan prasarana dalam kegiatan tersebut. b. Mengupayahkan tenaga ahli khusus dalam melakukan survei lapangan untuk mengetahui keberadaan benda. Sasaran Strategis 12 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau Bab III Akuntabilitas Kinerja 73

82 Sasaran strategis 12 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kelima sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau dan untuk mencapai tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mewujudkan kota langsa yang berperadaban Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Kesehatan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua belas ini terdapat 1 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.13 di bawah ini : Tabel 3.13 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 12 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau REALISASI TAHUN 2016 TARGET No INDIKATOR TARGET REALISASI % CAPAIAN Usia Harapan Hidup 68,9 tahun 69Tahun 68,85 Tahun 69,10 Tahun 99,64% 70 Tahun Sumber data Dinas Kesehatan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Usia Harapan Hidup Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur, angka ini adalah angka pendekataan yang menunjukan kemampuan untuk bertahaan hidup lebih lama. Standar UNDP besarnya adalah 25>x>85 (minimal 25 tahun dan maksimal 85 tahun), angka harapan hidup mengambarkan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah karena semakin baik kesehatan seseorang maka kecenderungan untuk hidup lebih lama dan semakin buruk kesehatan akan semakin dekat dengan kematian walaupun hal tersebut tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan. Realisasi Usia Harapan Hidup Pemerintah Kota Langsa di tahun 2015 adalah 68,83 Tahun sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi 69,10 tahun hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : Bab III Akuntabilitas Kinerja 74

83 a. Adanya upaya promosi kesehatan di masyarakat dalam meningkatkan umur harapan hidup. b. Adanya bimbingan teknis dan pendampingan oleh para tenaga medis yang lebih profesional dalam upaya pencegahan penyakit degeneratif bagi lansia. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Keterbatasanya sumber daya manusia yang profesional serta besarnya tantangan yang ditimbulkan akibat berbagai macam penyakit, menjadikan pengendalian penyakit dimasyarakat belum berjalan optimal. b. Koordinasi dan Integritas intas program dan lintas sektor masih kurang optimal. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan di masyarakat mengenai usaha untuk mencegah terjangkitnya suatu penyakit baik preventif, kuaratif dan rehabilitatif. b. Peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal pada sarana RSU, puskesmas, pustu, polindes serta kesehatan lainnya. c. Koordinasi dengan lintas sektor kesehatan untuk peningkatan usia harapan hidup di masyarakat. d. Meningkatkan advokasi isentif dari pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah terkait pelaksanaan program kesehatan. Sasaran Strategis 13 Meningkatnya Pelayanan Administrasi Publik Yang Baik Dan Cepat Bab III Akuntabilitas Kinerja 75

84 Sasaran strategis 13 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kelima sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat dan untuk mencapai tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mewujudkan kota langsa yang berperadaban Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Langsa Untuk mengukur sasaran ketiga belas ini terdapat 2 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.17 di bawah Tabel 3.17 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 13 Meningkatnya Pelayanan Administrasi Publik Yang Baik Dan Cepat REALISASI TAHUN 2016 TARGET No INDIKATOR % TARGET REALISASI CAPAIAN Meningkatnya Jumlah Izin Usaha Yang Diterbitkan 2551 Izin 2258 Izin 2380 Izin 2335 izin 98,11% 2454 Izin 2. Persentase Lama Proses Perijinan 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 100% 3 Hari kerja Sumber data Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran ketiga belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab III Akuntabilitas Kinerja 76

85 1. Jumlah Izin Usaha Yang Diterbitkan Untuk Pencapaian Indiakor Izin Usaha Yang Diterbitkan Pada Tahun 2015 di Perhitungkan Dari Izin Yang Diterbitkan Dibagi Jumlah Permohonan Izin Yang Memenuhi Syarat. Adapun Realisasi Jumlah Izin Usaha Yan Diterbitkan Mengalami Peningkatan Pada Tahun 2015 yaitu 2258 izin Yang Diterbitkan dan Pada tahun 2016 yaitu 2335 izin Yang Diterbitakn. hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut 2. Rata-Rata Lama Proses Perijinan Untuk Lama Proses Perijinan Usaha Tidak Dapat Dipastikan Karena Izin Yang Diterbitkan Berbeda-beda Dalam Pemprosesan Izin, Jika dihitung Rata-rata Lama Proses Perijinan Kota Langsa di tahun 2016 maksimal 3 Hari Kerja Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya Peraturan Daerah tentang perijinan usaha. b. Adanya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan. c. Adanya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan izin usaha Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya sebagian pengusaha dalam memiliki surat izin usaha. b. Kurangnya pemahaman pengusaha tentang peraturan daerah tentang izin usaha. Bab III Akuntabilitas Kinerja 77

86 Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Melakukan sosialisasi pemahanan terhadap pengusaha tentang pentingnya memiliki izin usaha. b. Memberikan sanksi terhadap pengusaha yang tidak memiliki izin usaha. Sasaran Strategis 14 Meningkatnya Kualitas Pembangunan Infrasruktur Pelayanan Publik Perkotaan Dan Wilayah Yang Berkualitas Sasaran strategis 14 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keenam sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu meningkatnya kualitas pembangunan infrasruktur pelayanan publik perkotaan dan wilayah yang berkualitas dan untuk mencapai tujuan Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Kesehatan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran keempat belas ini terdapat 1 indikator. Bab III Akuntabilitas Kinerja 78

87 Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.18 di bawah ini : No Tabel 3.18 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 14 Meningkatnya Kualitas Pembangunan Infrasruktur Pelayanan Publik INDIKATOR Perkotaan Dan Wilayah Yang Berkualitas REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN Rasio Rumah Sakit 1. Terhadap Satuan Penduduk TARGET ,025 0,024 0,024 0, % 0,030 Sumber data Dinas Kesehatan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran keempat belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Rasio Rumah Sakit Terhadap Satuan Penduduk Salah Satu upaya Pemerintah Kota Langsa Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas, Serta Percepatan Revitalisasi dan Relokasi BLUD RSUD Langsa Sebagai Salah Satu Rumah Sakit Regional Wilayah Timur Aceh Adalah Dengan Memberikan Kemudahan Akses Dan Fasilitasi Sarana Kesehatan Kepada Masyarakat, Untuk Itu Perlu di Ukur Rasio Rumah Sakit Terhadap Satuan Penduduk, Di Tahun 2016 Rasio Rumah Sakit Penduduk Sebanyak 0,024 Rumah Sakit, Artinya Setiap Penduduk di Kota Langsa Dapat dilayani Oleh 0,024 Rumah Sakit Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya dukungan dari Pemerintah Kota Langsa dalam peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga medis/sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan. Bab III Akuntabilitas Kinerja 79

88 b. Adanya bimbingan teknis dan pendamping oleh para tenaga medis yang lebih profesional. c. Adanya Dukungan Dari Pemeritah Kota, Provinsi dan Pusat Dalam Upaya Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Kesehatan Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Keterbatasanya sumber daya manusia yang profesional serta besarnya tantangan yang ditimbulkan akibat berbagai macam penyakit, menjadikan pengendalian penyakit dimasyarakat belum berjalan optimal. b. Koordinasi dan integritas lintas program dan lintas sektor masih kurang optimal. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan di masyarakat mengenai usaha untuk mencegah terjangkitnya suatu penyakit baik preventif, kuaratif dan rehabilitatif. b. Peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal pada sarana kesehatan. c. Meningkatkan advokasi isentif dari Pemerintah pusat terhadap Pemerintah Daerah terkait pelaksanaan program kesehatan. d. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi terhadap pemanfaatan dana untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur sarana pelayanan kesehatan. Bab III Akuntabilitas Kinerja 80

89 Sasaran Strategis 15 Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Yang Memadai Dalam Mendukung Aktivitas Perdagangan Ekspor Dan Impor Sasaran strategis 15 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keenam sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor dan untuk mencapai tujuan Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kelima belas ini terdapat 1 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.19 di bawah Bab III Akuntabilitas Kinerja 81

90 Tabel 3.19 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 15 Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Yang Memadai Dalam Mendukung Aktivitas Perdagangan Ekspor Dan Impor REALISASI TAHUN 2016 No INDIKATOR TARGET % TARGET REALISASI CAPAI AN Persentase Peningkatan Jumlah Perusahaan 6 Perusahaan 6 Perusahaan 6 Perusahaan 6 Perusahaan 100% 6 Perusahaan 1. Perdagangan Ekspor dan Impor Yang Bergerak Mengunakan Jasa Transportasi Laut Sumber data Dinas Perubungan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kelima belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Peningkatan Jumlah Perusahaan Perdagangan ekspor dan Impor Yang Bergerak Menggunakan Jasa Transportasi Laut Peningkatan Jumlah Perusahaan Perdagangan Ekspor dan Impor Yang Bergerak Mengunakan Jasa Transportasi Laut Ditahun 2016 Mencapai 6 Perusahaan atau 100% Sesuai Target Yang Telah Ditentukan,Pelabuhan Kuala Langsa Termasuk Pelabuhan Regional Yang Dipersiapkan Menjadi Salah Satu Pintu Masuk Untuk Pantai Timur Wilayah Provinsi. Untuk mendukung Perdagangan Ekspor dan Impor Yang Bergerak Mengunakan Jasa Transportasi Laut, Pelabuhan Kuala Langsa Sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi (Engine Growth) Kota Dibutuhkan Sarana Dan Prasarana Dalam Mendukung Pelabuhan Yang Memadai, Selain itu Tupang Tindihnya Kebijakan Pengelolaan Pelabuhan Yang Belum Memadai Amanat UUPA, Turut Pula Menghambat Lalu lintas Perdagangan Ekspor dan impor. Bab III Akuntabilitas Kinerja 82

91 Program yang mendukung pencapaian keberhasilan sasaran ini: Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitasi Perhubungan. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya prasarana pelabuhan. b. Koordinasi dan integritas lintas sektor masih kurang optimal. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Meningkatkan prasarana pelabuhan guna mendukung aktivitas ekspor dan impor b. Peningkatan koordinasi dan integritas lintas sektor. Sasaran Strategis 16 Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang Memadai Dalam Upaya Pemerataan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat Sasaran strategis 16 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keenam sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya distribusi air bersih yang memadai dalam upaya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat dan untuk mencapai tujuan Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah Sasaran ini juga didukung secara Bab III Akuntabilitas Kinerja 83

92 terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa Untuk mengukur sasaran keenam belas ini terdapat 1 indikator. ini : No Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.20 di bawah Tabel 3.20 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 16 Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang Memadai Dalam Upaya INDIKATOR Pemerataan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih TARGET ,33% 18,01% 15 % 16,66% 90% 100% Sumber data Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran keenam belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air bersih Air Bersih Adalah Salah Satu Jenis Simber Daya Berbasis Air Yang Bermutu Baik Dan Biasa Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Untuk dikomsumsi Atau dalam melakukan Aktifitas Sehari-hari. Realisai Persentase Rumah Tangga Berakses Air Minum Bersih Di Tahun 2015 Mencapai 18,01 % Atau Sekitar Rumah Tangga Dari Total Rumah Tangga sedangkan di tahun 2016 menurun Mencapai 16,66 % Atau Sekitar Rumah Tangga Dari Total Rumah Tangga hal ini menunjukan penurunan capain indikator tersebut sebesar 1,35 % Bab III Akuntabilitas Kinerja 84

93 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya dukungan Pemerintah Daerah dalam peningkatan pelayanan cangkupan air bersih. b. Adanya kesadaran masyarakat tentang kesehatan pengunaan air bersih. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Keterbatasanya sumber daya manusia yang profesional serta besarnya tantangan yang ditimbulkan. b. Perubahan iklim yang mempengaruhi kualitas bibit air. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Adanya sosialisasi tentang manfaat air bersih bagi masyarakat. b. Peningkatan sarana dan prasarana Sasaran Strategis 17 Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi nyang Efisien Dan Ekonomis Dan Aman Sasaran strategis 17 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keenam sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya pelayaanan jasa transportasi yang efisien dan ekonomis dan aman dan untuk mencapai tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan transportasi yang efektif dan efisien yang menghubungkan antar gampong dan antar wilayah Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Bab III Akuntabilitas Kinerja 85

94 Perhubungan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran ketujuh belas ini terdapat 2 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.21 di bawah Tabel 3.21 Pengukuran Capain Sasaran Strategis 17 Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi Yang Efisien Dan Ekonomis Dan Aman REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Menurunnya Tingkat Kecelakaan 72 Laka 123 Laka 120 Laka 175 Laka 110 Laka 1. 69% Lalu Lintas Lantas Lantas Lantas Lantas Lantas 2. Persentase Meningkatnya Kepemilikan KIR Angkutan Umum/Wajib Uji 50 % 45 % 60 % 50 % 83% 90 % Sumber data Dinas Perhubungan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran ketujuh belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Menurunnya Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Untuk Pencapaian Indiakor Menurunnya Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Langsa, Adapun Realisasi Presentase Menurunnya Menurunnya Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Langsa Pada Tahun 2015 Menjadi 123 Laka Lantas dan Pada tahun 2016 Menurun Menjadi 175 Laka Lantas Atau Meningkat. hal ini menunjukan Kegagalan capain indikator tersebut Bab III Akuntabilitas Kinerja 86

95 2. Persentase Meningkatnya Kepemilikan KIR Angkutan Umum/Wajib Uji Uji KIR kendaraan ini bukan hanya untuk sekadar mematuhi regulasi dari pemerintah. Lebih dari itu, uji KIR ini untuk menjaga keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pengemudi, serta keselamatan pengguna jalan lainnya, Untuk Pencapaian Indiakor Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Yang Diuji Dalam Tahun berjalan Pada Tahun 2015 di Perhitungkan Dari Jumlah Kendaraan Yang Diuji Dibagi Jumlah Angkutan Umum Di Suatu Wilayah Indikator Tersebut Mengalami Peningkatan. Realisasi capaian indikator persentase jumlah kendaraan angkutan umum yang diuji dalam tahun berjalan Pada Tahun 2015 berkisar 45 % sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi 50 % Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya koordinasi lintas sektor yang baik. b. Adanya kesadaran supir angkutan umum tentang pentingnya keselamatan penumpang. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Belum adanya blue print yang didaftarkan oleh instansi terkait guna mencegah terjadinya perdagangan ilegal baik ekspor dan import b. Tidak adanya trayek-trayek angkutan umum di Daerah terpencil menuju ke kota atau pasar. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Dibangunya trayek-trayek angkutan umum di daerah terpencil menuju kota. b. Diaktikanya kembali angkutan umum labi - labi Bab III Akuntabilitas Kinerja 87

96 Sasaran Strategis 18 Meningkatnya kapasitas koperasi dan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi Sasaran strategis 18 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya kapasitas koperasi dan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi dan untuk mencapai tujuan Menguatkan kapasitas umkm dan membangun ekonomi kerakyatan berlandaskan potensi sumber daya ekonomi lokal Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedelapan belas ini terdapat 1 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.22 di bawah Bab III Akuntabilitas Kinerja 88

97 Tabel 3.22 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 18 Meningkatnya Kapasitas Koperasi Dan Usaha Mikro,Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mendorong Peningkatan Lapangan Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Koperasi Aktif 15% 35% 37% 37% 100% 45% Sumber data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedelapan belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Meningkatnya Jumlah Anggota Koperasi Aktif Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang bekerja bersama demi kesejahteraan bersama berdasarkan undangundang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas azaz kekeluargaan Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : Adanya aktivitas RAT setiap tahunya yang dilakukan dinas terkait. Hambatan dan masalah sasaran ini : Adanya koperasi bebadan hukum yang tidak disiplin dalam melaksanakan RAT Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : Bab III Akuntabilitas Kinerja 89

98 Perlu adanya upaya sosialisasi dan workshop bagi pengurus koperasi agar dapat membuat RAT dan disiplin membuat RAT setiap tahunnya. Sasaran Strategis 19 Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Sasaran strategis 19 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan untuk mencapai tujuan Menguatkan kapasitas umkm dan membangun ekonomi kerakyatan berlandaskan potensi sumber daya ekonomi lokal Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kesembilan belas ini terdapat 1 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.22 di bawah Bab III Akuntabilitas Kinerja 90

99 No Tabel 3.22 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 19 Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya INDIKATOR meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN Kontribusi Sektor Perikanan 1. Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) TARGET ,89% 95,65% 96% 90,25% 94,21% 98% Sumber data Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kesembilan belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga berlaku (ADHB) Letak Geografis Kota Langsa Yang Berada Tepat Bersebelahan Dengan Selat Malaka, Telah Menjadikan Sektor Kelautan Dan Perikanan Sebagai Salah Satu Sektor Pengerak Ekonomi Masyarakat.realisasi capaian indikator Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Pada Tahun 2015 berkisar 95,65% sedangkan di tahun 2016 menurun menjadi 90,25, hal diakibatkan Sebagian Besar Disebabkan Oleh Kurangnya Produktivitas Lahan Tambak Dimana Sebagian Besar Lahan Pertambakan Beralih Fungsi Menjadi Lahan Permukiman Rumah Penduduk Bab III Akuntabilitas Kinerja 91

100 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya sarana dan prasarana penangkapan ikan. b. Adanya dukungan Pemerintah dalam meningkatkan kontribusi di sektor perikanan. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Seringnya terjadi perubahan cuaca yang menghambat aktivitas nelayan b. Kurangnya produktivitas lahan tambak beralih fungsi menjadi rumah penduduk Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Melakukan pengawasan perikanan terpadu. b. Penambahan armada penangkapan ikan dan alat tangkap Sasaran Strategis 20 Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor Sasaran strategis 20 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor dan untuk mencapai tujuan Menguatkan kapasitas umkm dan membangun ekonomi kerakyatan berlandaskan potensi sumber daya ekonomi Bab III Akuntabilitas Kinerja 92

101 lokal Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh ini terdapat 1 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.23 di bawah Tabel 3.23 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 20 Meningkatnya Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan Berbasis Sumber Daya No Lokal Dan Mendukung Pengembangan Perdagangan Ekspor INDIKATOR REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN TARGET Persentase Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per hektar 58,82% 58,82% 58,82% 58,82% 100% 60% Sumber data Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Per Hektar Untuk Pencapaian Indiakor Presentase Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Per Hektar di Kota Langsa, Adapun Realisasi Persentase Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Per Hektar di Kota Langsa Pada Tahun 2015 Menjadi 58,82% dan Pada tahun 2016 masih tetap di kisaran 58,82%, hal diakibatkan Sebagian Besar Disebabkan Oleh Kurangnya Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Dimana Sebagian Besar Lahan Pertambakan Beralih Fungsi Menjadi Lahan Permukiman Rumah Penduduk Bab III Akuntabilitas Kinerja 93

102 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya kesuburan tanah yang mendukung. b. Adanya dukungan Pemerintah dalam meningkatkan produksi Tanaman padi/bahan pangan lainnya. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya kesuburan tanah b. 70 % lahan sawah Di Kota Langsa adalah sawah tadah hujan sehingga tidak bisa ditanam 2 kali dalam setahun. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Pengembangan sumber-sumber air untuk pengairan sawah. b. Penggunaan pemupukan berimbang. Sasaran Strategis 21 Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Yang Ramah Lingkungan dan Berbasis Pembangunan Berkelanjutan Sasaran strategis 21 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Yang Ramah Lingkungan dan Berbasis Pembangunan Berkelanjutan dan untuk Bab III Akuntabilitas Kinerja 94

103 mencapai tujuan Menguatkan Kapasitas UMKM Dan Membangun Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Potensi Sumber Daya Ekonomi Lokal Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh satu ini terdapat 1 indikator. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.24 di bawah ini : No Tabel 3.24 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 21 Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Yang Ramah INDIKATOR Lingkungan dan Berbasis Pembangunan Berkelanjutan REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN TARGET Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan 86,21% 89,51% 90% 85,68% 95,20% 95% Sumber data Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan Untuk Pencapaian Indiakor Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan di Kota Langsa, Adapun Realisasi Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan di Kota Langsa Pada Tahun 2015 Menjadi 89,51% dan Pada tahun 2016 Menurun Menjadi 85,68%, Bab III Akuntabilitas Kinerja 95

104 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : Meningkatnya jumlah tambak yang berproduksi. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Sering terjadinya cuaca yang buruk b. Gejala penyakit Ikan yang terus menerus. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Melakukan pelatihan sosialisasi teknis budidaya yang lebih baik. b. Peningkatan teknologi penangkapan ikan. Sasaran Strategis 22 Meningkatnya Kapasitas Produksi dan Produktivitas Pertanian Dalam Rangka Mendukung Kebutuhan Pangan Sasaran strategis 22 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya Kapasitas Produksi dan Produktivitas Pertanian Dalam Rangka Mendukung Kebutuhan Pangan dan untuk mencapai tujuan Menguatkan Kapasitas UMKM Dan Membangun Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Potensi Sumber Daya Ekonomi Lokal Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh dua ini terdapat 1 indikator. Bab III Akuntabilitas Kinerja 96

105 Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.24 di bawah ini : No Tabel 3.25 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 22 Meningkatnya Kapasitas Produksi dan Produktivitas Pertanian Dalam Rangka INDIKATOR Mendukung Kebutuhan Pangan REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN TARGET Persentase Peningkatan Ketersediaan Pangan Utama 41,42% 31% 32,75% 22,35% 68,24% 70% Sumber data Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Meningkatnya Ketersediaan Pangan Utama Lainnya Untuk Pencapaian Indiakor Persentase Peningkatan Ketersediaan Pangan Utama di Kota Langsa, Adapun Realisasi Persentase Peningkatan Ketersediaan Pangan Utama Pada Tahun 2015 Menjadi 31% dan Pada tahun 2016 Menurun Menjadi 22,35%, Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya kesuburan tanah yang mendukung. b. Adanya dukungan Pemerintah dalam meningkatkan produksi Tanaman padi/bahan pangan lainnya. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya kesuburan tanah Bab III Akuntabilitas Kinerja 97

106 b. 70 % lahan sawah Di Kota Langsa adalah sawah tadah hujan sehingga tidak bisa ditanam 2 kali dalam setahun. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Pengembangan sumber-sumber air untuk pengairan sawah. b. Penggunaan pemupukan berimbang. Sasaran strategis 23 Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Sasaran strategis 23 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan untuk mencapai tujuan Menguatkan Kapasitas UMKM Dan Membangun Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Potensi Sumber Daya Ekonomi Lokal Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh tiga ini terdapat 1 indikator. bawah ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.26 berikut di Bab III Akuntabilitas Kinerja 98

107 No INDIKATOR Tabel 3.26 Pengukuran Capain Sasaran Strategis 23 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN Pertumbuhan Produk 1. Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) TARGET , ,51% Sumber data Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh satu ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan NPB/Output dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor. Realisasi capaian indikator pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) Pada Tahun 2015 mencapai xxx sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi xxxx, hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya tanah dan kekayaan alam yang baik. b. Adanya mutu tenaga kerja dan penduduk yang berkesinambungan. Bab III Akuntabilitas Kinerja 99

108 Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya barang modal dan tingkat teknologi di masyarakat. b. Kurangnya mutu tenaga kerja dan penduduk yang berkesinambungan. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : Adanya sosialisasi /pelatihan kualitas mutu tenaga kerja dan penduduk Sasaran strategis 24 Menurunnya Tingkat Kemiskinan Sasaran strategis 24 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Menurunnya Tingkat Kemiskinan dan untuk mencapai tujuan Menguatkan Kapasitas UMKM Dan Membangun Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Potensi Sumber Daya Ekonomi Lokal Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Sosial Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh empat ini terdapat 1 indikator. bawah ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.27 berikut di Bab III Akuntabilitas Kinerja 100

109 No INDIKATOR Tabel 3.27 Pengukuran Capain Sasaran Strategis 24 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN TARGET Persentase Menurunnya Penduduk Miskin 12,14% 11,59% 10,10% 11,31% 89,30% 10% Sumber data Dinas Sosial Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh satu ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Menurunnya Penduduk Miskin Untuk Pencapaian Indiakor Presentase Menurunnya Penduduk Miskin di Kota Langsa, Adapun Realisasi Presentase Menurunnya Penduduk Miskin di Kota Langsa Pada Tahun 2015 Menjadi 11,59 % dan Pada tahun 2016 Menurun Menjadi 11,31 Atau Meningkat Mencapai 89,30 % Dari Target Yang Telah ditentukan. hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Tingkat Inflasi yang rendah. b. Kenaikan upah minimum. c. Penurunan harga komoditas. d. Kenaikan nilai tukar petani (NTP) Hambatan dan masalah sasaran ini : Adanya ledakan penduduk yang tidak terkendali karena ledakan penduduk akan menimbulkan pola hidup yang serba pas-pasan. Bab III Akuntabilitas Kinerja 101

110 Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Agar menerapkan sistem ekonomi yang demokratis dengan peran pemerintahan sebagai regulator dan eksekutor yang efektif berpihak kapada kaum miskin. b. Pemecahan kemiskinan harus menempatkan kaum miskin sebagai subyek yang diberdayakan. Sasaran Strategis 25 Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh Sasaran strategis 25 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedelapan sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh dan Bab III Akuntabilitas Kinerja 102

111 untuk mencapai tujuan Menciptakan permukiman masyarakat layak huni dan penataan lingkungan yang Serasi dan harmonis Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh dua lima ini terdapat 1 indikator. bawah ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.28 berikut di Tabel 3.28 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 25 Meningkatnya Lingkungan Permukiman Yang Berkualitas Dalam Upaya Menciptakan Kota Tanpa Permukiman Kumuh REALISASI TAHUN 2016 TARGET No INDIKATOR % TARGET REALISASI CAPAIAN Persentase berkurangnya luasan 1. permukiman kumuh di kawasan perkotaan. 34,40% 28,66% 27,22% 27,22% 100% 20% Sumber data Dinas Pekerjaan Umum Dan Prumahan Rakyat Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh dua ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Berkurangnya luasan permukiman Kumuh Di Kawasan Perkotaan Permukiman kumuh (slum area) diartikan sebagai suatu kawasan permukiman atau pun bukan kawasan permukiman yang dijadikan sebagai tempat tinggal yang bangunanbangunannya berkondisi substandar atau tidak layak yang dihuni oleh penduduk miskin yang padat, Untuk Pencapaian Indikator Berkurangnya Luasan Permukinan Kumuh Di Kawasan Perkotaan Di Perhitungkan Dari Luas wilayah kawasan kumuh Kota Langsa Dibagi Luas wilayah Kota Langsa, Indikator Tersebut Tidak Mengalami Perubahan, Hal ini Menunjukan Keberhasilan Kota Langsa Dalam Mempertahankan Tabel 3.26 Target berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Kota Langsa dan Bertambahnya Kawasan Standar Nasional kumuh Tahun di Pemerintah Kota Langsa. Realisasi capaian indikator persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Pada Tahun 2015 mencapai 28,66 % sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi 27,22 % hal ini menunjukan Keberhasilan Kota Langsa Dalam Mempertahankan Bertambahnya Kawasan kumuh di Pemerintah Kota Langsa. Bab III Akuntabilitas Kinerja 103

112 No Tahun berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Pemerintah Kota Langsa 27,22% 27,22% 2. berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.)nasional 10% 10% Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Adanya Pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dimana diselenggarakan dalam lingkup permukiman terpadu dan dikaitkan dengan kebijaksanaan pengembangan tata ruang dan wilayah dengan memperhatikan aspek-aspek kependudukan dan lingkungan hidup. b. AdanyaPembangunan perumahan disertai dengan penataan dan perbaikan mutu lingkungan permukiman yang sehat, tertib, aman dan serasi, termasuk pengadaan prasarana-prasarana yang diperlukan. Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya Pembangunan perumahan yang memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup permukiman terpadu dan dikaitkan dengan kebijaksanaan pengembangan tata ruang dan wilayah dengan memperhatikan aspek-aspek kependudukan dan lingkungan hidup.. b. Kurangnya Pembangunan perumahan disertai dengan penataan dan perbaikan mutu lingkungan permukiman yang sehat, tertib, aman dan serasi, termasuk pengadaan prasarana-prasarana yang diperlukan. Bab III Akuntabilitas Kinerja 104

113 Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : Adanya Fasilitasi Sarana pembangunan perumahan dititikberatkan pada pemenuhan kebutuhan golongan masyarakat berpenghasilan rendah, baik dalam sektor formal maupun informal.. Sasaran Strategis 26 Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan Sasaran strategis 26 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedelapan sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan dan untuk mencapai tujuan Menciptakan Permukiman Masyarakat Layak Huni Dan Penataan Lingkungan Yang Serasi dan Harmonis Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Badan lingkungan Hidup, Kebersihan Dan Pertamanan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh enam puluh tiga ini terdapat 1 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.29 di bawah Bab III Akuntabilitas Kinerja 105

114 Tabel 3.29 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 26 Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Volume sampah yang ditangani 28,42% 77,22% 80% 28,23% 35,29% 95% Sumber data Badan Lingkungan Hidup Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh tiga ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Volume Sampah Yang Tertangani Indikator sasaran ini diukur melalui hasil penimbangan sampah yang tertangani dengan menghitung rata rata pembuangan sampah perhari. Indikator ini menunjukan besarnya layanan penanganan dan pengangkutan sampah yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Langsa dari timbulan sampah yang dihasilkan dari sumber sampah perhari. Realisasi capaian indikator persentase volume sampah yang tertangani Pada Tahun 2015 mencapai 77,22% sedangkan di tahun 2016 menurun menjadi 28,23% hal ini menunjukan penurunan capain indikator tersebut Tabel 3.28 Target Volume sampah yang ditangani Kota Langsa dan Standar Nasional Tahun No Tahun Volume sampah yang ditangani Pemerintah Kota Langsa 77,22% 28,23% 2. Volume sampah yang ditangani Nasional 70% 70% Bab III Akuntabilitas Kinerja 106

115 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Bertambahnya jumlah sarana pengangkut sampah (dumptruck dan becak motor pengangkut sampah). b. Adanya Perhatian dari Walikota Langsa dengan mengeluarkan intruksi tentang pelaksanaan gotong royong di lingkungan Pemerintah Kota Langsa. c. Adanya kerjasama yang baik antara Instansi Pemerintah dengan BUMN, BUMD, swasta dan seluruh Gampong di Kota Langsa. d. Semakin banyaknya papan informasi/papan himbauan dan iklan mengenai kebersihan dan lingkungan hidup di wilayah Kota Langsa Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Masih adanya sebagian pihak atau masyarakat yang kurang menjaga kebersihan. b. Kurangnya peralatan untuk bekerja sehingga masih adanya wilayah yang masih banyak sampah. c. Banyaknya gorong-gorong yang di dalamnya masih terdapat sampah dan sulit untuk menjangkau sampah tersebut Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Memperbanyak sosialisasi mengenai kebersihan sehingga kesadaran masyarakat meningkat b. Perlunya peralatan untuk mempermudah pekerja dalam mengambil sampah misalnya tong sampah sorong. Bab III Akuntabilitas Kinerja 107

116 Sasaran Strategis 24 Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan Sasaran strategis 24 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kesembilan sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan dan untuk mencapai tujuan mewujudkan kapasitas lembaga pemerintah gampong yang kuat dalam penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Gampong Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh tujuh ini terdapat 1 indikator. Bab III Akuntabilitas Kinerja 108

117 bawah ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.30 di Tabel 3.30 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 27 Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan No INDIKATOR REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Peningkatan Jumlah 1. Masukan Tentang Pembangunan Dari Masyarakat Yang di Akomodasi TARGET Desa 3 Desa 3 Desa 3 Desa 100% 10 Desa Sumber data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh empat ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Peningkatan Jumlah Masukan Tentang Pembangunan Dari Masyarakat Yang Di Akomodasi Untuk Pencapaian Indiakor Presentase Peningkatan Jumlah Masukan Tentang Pembangunan Dari Masyarakat Yang di Akomodasi, Adapun Realisasi Presentase Peningkatan Jumlah Masukan Tentang Pembangunan Dari Masyarakat Yang di Akomodasi di Kota Langsa Pada Tahun 2015 Menjadi 3 Desa dan Pada tahun 2016 Masih Tetap 3 desa Atau Mencapai 100 % Dari Target Yang Telah ditentukan. hal ini menunjukan capain indikator tersebut Bab III Akuntabilitas Kinerja 109

118 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : Adanya Kesadaran Aparatur Desa Terhadap Rancangan Anggaran Desa. Hambatan dan masalah sasaran ini : Adanya Desa Yang Terisolir Atau Jauh Dari Pusat Kota Sehingga Informasi Yang DiDapatkan Dari Pemerintah Kota Langsa Sering Terlambat. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : Perlu dilakukan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Desa. Sasaran Strategis 28 Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Sasaran strategis 28 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kesembilan sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun yaitu Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan dan untuk mencapai tujuan Mewujudkan kapasitas lembaga pemerintah gampong yang kuat dalam penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh delapan ini terdapat 1 indikator. Bab III Akuntabilitas Kinerja 110

119 Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.31 di bawah ini : No Tabel 3.31 Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 28 Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan INDIKATOR REALISASI TAHUN 2016 TARGET REALISASI % CAPAIAN TARGET Persentase Pekerja perempuan di 84,68% 64,17% 65,20% 64,25% 98,54% 80% lembaga pemerintah Sumber data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh lima ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persentase Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintah Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan., Indikator Tersebut Mengalami Peningkatan Di Tahun 2015 Mencapai 64,17 % Sedangkan Ditahun 2016 Mengalami Peningkatan Berkisar 65,20% Atau Mencapai 98,54 % Dari Target Yang Sudah ditentukan, Hal ini Menunjukan Peran Aktif Perempuan di Lembaga Pemerintah. Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : a. Meningkatnya kesadaran dan sumber daya perempuan. b. Meningkatnya potensi ekonomi produktif perempuan Di desa/gampong Bab III Akuntabilitas Kinerja 111

120 Hambatan dan masalah sasaran ini : a. Kurangnya inovatif dan Ide-ide baru dari perempuan. b. Kurangya alokasi anggaran guna mendukung pelatihan bagi perempuan. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : a. Adanya pelatihan keterampilan bagi perempuan guna mendorong perempuan menjadi perempuan mandiri, maju dan produktif. b. Perlunya kerjasama yang baik antar aparat desa, stakeholder dan instansi Pemerintah. Sasaran Strategis 29 Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian Sasaran strategis 29 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kesepuluh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Bab III Akuntabilitas Kinerja 112

121 Tahun Tahun yaitu Meningkatnya kondisi daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian dan untuk mencapai tujuan Menciptakan keamanan dan ketertiban serta keterlibatan masyarakat dalam rangka keberlanjutan perdamaian sesuai dengan undang-undang pemerintah aceh (UUPA) Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh sembilan ini terdapat 1 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.32 di bawah Tabel 3.32 Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 29 Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Presentase peningkatan 1. penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3) 100% 98,79% 99% 99,94% 101% 100% Sumber data Satuan Polisi Pamong Praja dan wilayatul Hisbah Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh sembilan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab III Akuntabilitas Kinerja 113

122 1. Presentase Peningkatan Penyelesaian Kasus Pelanggaran Ketertiban, Ketentraman dan Keindahan Capaian indikator tersebut di atas didapat dari persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) yang merupakan perhitungan pelanggaran K3 yang terselesaikan dibagi pelanggaran K3 yang dilaporkan masyarakat dan hasil operasi terkait, dikali 100 %. Capaian Indikator persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) ditahun 2015 sebesar 98,79 % sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi sebesar 99,94% didapat dari rasio realisasi K3 yang terselesaikan (99,94%) dan Target penyelesaian K3 (99%). Relisasi 101% didapat dari rasio jumlah pelanggaran K3 yang terselesaikan sebesar pelanggar dari hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut Sasaran Strategis 30 Meningkatnya Kualitas Demokrasi dan Politik Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan, Tertib, Aman dan Bermatabat Sasaran strategis 30 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kesepuluh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun Tahun yaitu Meningkatnya kualitas demokrasi dan politik menuju masyarakat yang berkeadilan, tertib, aman dan bermatabat dan untuk mencapai tujuan Menciptakan keamanan dan ketertiban serta keterlibatan masyarakat dalam rangka keberlanjutan perdamaian sesuai Bab III Akuntabilitas Kinerja 114

123 dengan undang-undang pemerintah aceh (UUPA) Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Satuan Polisi Pamong Praja Dan Wilayatul Hisbah Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh sembilan ini terdapat 1 indikator. ini : Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.32 di bawah Tabel 3.33 Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 30 Meningkatnya kualitas demokrasi dan politik menuju masyarakat yang berkeadilan, tertib, aman dan bermatabat REALISASI No INDIKATOR TAHUN 2016 TARGET TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Jumlah Pemilihan Kepala Desa Yang Dilakukan Secara Demokrasi Desa 14 Desa 46% 30 Desa Sumber data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Kota Langsa Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh enam ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Presentase Jumlah Pemilihan Kepala Desa Yang Dilakukan Secara Demokrasi Persentase Persentase Jumlah Pemilihan Kepala Desa Yang Dilakukan Secara Demokrasi, Indikator Tersebut Di Tahun Ditahun 2016 Menjadi 14 Kepala desa Atau Mencapai 46 % Dari Target Yang Sudah ditentukan, Hal ini Menunjukan Peran masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa Yang Dilakukan Secara Demokrasi Bab III Akuntabilitas Kinerja 115

124 Faktor Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini : Adanya minat masyarakat dalam pemilihan Kepala Desa cukup tinggi untuk ikut berpartisipasi dalam proses Pilkades. Hambatan dan masalah sasaran ini : Kurangnya berpartisipasi masyarakat dalam proses Pilkades ikut berpartisipasi dalam proses Pilkades. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini : Adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemilihan kepala desa C. REALISASI ANGGARAN Dalam Rangka Untuk Mencapai Target Kinerja Sebanyak 30 Sasaran Strategis Sebagaimana Ditetapkan Dalam Revisi Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Maka Besaran Alokasi Dan Realisasi Belanja Untuk Setiap Sasaran Strategis Dapat Dilihat Sebagai Berikut : N O SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) PAGU/ TARGET ANGGARAN REALISASI Berkurangnya Kegiatan-Kegiatan Asusila Dan Amoral Lainnya Yang Tidak Sesuai Dengan Ajaran Islam Menurunya angka pelanggaran terhadap syari'at Islam CAPAIAN (%) 1000 Kasus 1000 Kasus 100% Bab III Akuntabilitas Kinerja 116

125 2. Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Berkualitas, Amanah, Bersih, Dan Berwibawa (good governance) Meningkatny a Nilai / Peringkat Laporan Penyelengg araan Pemerintaha n Daerah (LPPD) Meningkatny a Nilai SAKIP Pemerintah Kota Peringkat 5 Dalam Proses Evaluasi Dalam Proses Evaluasi % B CC CC % Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja Tinggi, Profesional Dan Disiplin Dalam Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah Meningkatnya Pengelolahan Keuangan Daerah Sistem Pelaporan Keuangan Pemerintahan Yang Akuntabel, Transparan Dan Profesional Ketersediaanya Dokumen Perencanaan Pembangunan Persentase Menurunya Jumlah Temuan Pemeriksaa n Eksternal Yang ditindaklanju ti 76, 65 % 75,50 % 98, 50 % ,68% Persentase Peningkatan Pejabat Pemerintah yang mempunyai latar 80% 77,90% 97,38% ,05% belakang pendidikan yang sesuai dengan jabatanya Menurunya Jumlah kejadian pelanggaran 25 Kasus 31 Kasus 80,65 % ,21% disiplin pegawai Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah WTP Proses Audit ,82% Meningkatny a Jumlah dokumen perencanaa n yang sinergis dan konsisten 4 Dokumen 4 Dokumen 100% ,60% Bab III Akuntabilitas Kinerja 117

126 6. 7. Meningkatnya Kemandirian Daerah Dan Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Penerimaan Daerah Meningkatnya Pembangunan Perkotaan Yang Memperhatikan Pengelolahan Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi Bencana Derajat Kemandirian Daerah Proporsi Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah perkotaan Persentase Panjang Jalan Kota Dalam Kondisi Baik Kategori Sedang Kategori Cukup Kategori Sedang ,36% 14, 88 % 13,44 % 90,32 % ,75 85,21% 84,11% 98,71% ,90% 8. Meningkatnya Pengembangan Pusat Pasar Dan Perdagangan Yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman) Meningkatny a Jumlah Pasar Kecamatan yang telah mernpunyai ternpat pembuanga n sarnpah 3 Pasar Kecamatan 3 Pasar Kecamatan 3 Pasar Kecamatan ,88% 9. Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan Angka Ratarata lama sekolah 10, , ,23% 10. Meningkatnya Kualifikasi Dan Kompotensi Guru Serta Tenaga Kependidikan Dalam Mendorong Peningkatan Pelayanan Pendidikan Berkualitas Persentase Penigkatan Jumlah Guru Yang Memenuhi Kulifikasi SI/D-IV 90% 84% 90% ,49% 11. Berkembangnya Budaya Daerah Dan Kearifan Lokal Yang Mendukung Pembangunan Daerah Cakupan kelestarian situs dan budaya lokal 100% 100% 100% ,44% 12. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau Usia Harapan Hidup 68, 85 Tahun 69, 10 Tahun 68, 85 Tahun ,02% Bab III Akuntabilitas Kinerja 118

127 13. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Publik Yang Baik Dan Cepat Meningatnya Jumlah Izin Usaha Yang Diterbitkan Izin Izin 98,11% Rata-rata Lama Proses Perijinan 3 Hari 3 Hari 100% Meningkatnya Kualitas Pembangunan Infrasruktur Pelayanan Publik Perkotaan Dan Wilayah Yang Berkualitas Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Yang Memadai Dalam Mendukung Aktivitas Perdagangan Ekspor Dan Impor Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang Memadai Dalam Upaya Pemerataan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi Yang Efisien Dan Ekonomis Dan Aman Meningkatnya Kapasitas Koperasi Dan Usaha Mikro,Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mendorong Peningkatan Lapangan Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi Rasio Rumah Sakit Terhadap Satuan Penduduk Persentase peningkatan Jumlah Perusahan Perdaganga n Ekspor dan Impor yang bergerak Mengunaka n Jasa Transportasi Laut Persentase peningkatan Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Menurunnya tingkat kecelakaan lalu lintas Persentase meningkatny a kepemilikan KIR angkutan umum/wajib uji Persentase Koperasi Aktif 0,024 0, % ,72% 6 Perusahaan 6 Perusahaan 100% , 52% 97,93% 99,40% ,10% 150 Laka Lantas 150 Laka Lantas 100% 60% 52% 60% ,16% 28% 28% 28% ,48% Bab III Akuntabilitas Kinerja 119

128 Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor Meningkatnya pemanfaataan sumber daya pesisir dan kelautan yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan berkelanjutan perdagangan ekspor Meningkatnya kapasitas produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung kebutuhan pangan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Menurunnya tingkat kemiskinan Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Persentase Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per hektar Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan Persentase Peningkatan Ketersediaa n Pangan utama Pertumbuha n Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Persentase menurunya Penduduk Miskin 96% 90,25% 94,21% % 58,82% 58,82% 100% ,82% 90% 85,68% 95,20% ,61% 32,75% 22,35% 68,24% ,99% ,51% % 10,10% 11,31% 89,30% % 25. Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh Persentase Berkurangny a Luasan Permukiman Kumuh Di Kawasan Perkotaan 0,30% 0.27% 90% % Bab III Akuntabilitas Kinerja 120

129 26. Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan Persentase volume sampah yang ditangani 80% 28,23% 35,29% ,75% Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Persentase Peningkatan Jumlah Masukan tentang pembangun an dari Masyarakat yang diakomodasi Persentase Pekerja perempuan di lembaga pemerintah 5 Desa 5 Desa 100% ,80% 65,20% 64,25% 98,54% ,40% Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian Meningkatnya Kualitas Demokrasi dan Politik Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan, Tertib, aman dan Bermatabat Presentase peningkatan penyelesaia n kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3) Persentase Jumlah Kepala Desa Yang dipilih Secara Demokratis 99% 99,94% 101% ,42% 30 Kepala Desa 14 Kepala Desa 46,67 % ,71% D. CAPAIAN PRESTASI DAN PENGHARGAAN Pemerintah Kota Langsa telah mendapatkan beberapa penghargaan dan prestasi yang diraih yang meliputi bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Adapun penghargaan dan prestasi yang diraih adalah sebagai sebagai berikut : Penghargaan Yang Diraih Pemerintah Kota Langsa Bab III Akuntabilitas Kinerja 121

130 1. Penghargaan Adipura Buana Pemerintah Kota Langsa Meraih Penghargaan Adipura Buana Tahun 2016, Penghargaan itu diserahkan langsung oleh wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla Kepada Walikota Langsa Usman Abdullah (22/7) di Istana Siak, Kabupaten Siak Provinsi Riau. 2. Penghargaan Dana Rakca Pemerintah Kota Langsa Meraih Penghargaan Dana Rakca, Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Melalui Kementrian Keuangan di Jakarta, Rabu (7/12), Penghargaan Dana Rakca ini Diberikan Karena Pemerintah Kota Langsa dinilai Mampu Mengelola Keuangan Dengan Baik Bab III Akuntabilitas Kinerja 122

131 3. Anugerah Daerah Berprestasi Penerima Dana Intensif Daerah (DID) Tahun 2015 Pemerintah Kota Langsa Menerima Penghargaan Anegerah Daerah Berprestasi Penerima Dana Intensif Daerah (DID) Tahun 2016 Yang Diserahkan Lanhsung Oleh Presiden Republik Indonesia JOKO WIDODO di Istana Negara.Penghargaan Yang Diperoleh Pemerintah Kota Langsa Atas Pencapaian Kinerja Kesehatan Fiskal Dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Kinerja Pelayanan Dasar Publik Dasar 4. Penghargaan Predikat Opini BPK RI Pemerintah Kota Langsa Menerima Penghargaan Atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah Tahun 2014 dengan Capaian Standar Tinggi dalam Akuntasi Dan Pelaporan dan Keuangan Pemerintah dari Menteri Keuangan RI., Bambang P.S. Brodjonegoro di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan RI di Jakarta. Bab III Akuntabilitas Kinerja 123

132 5. Penghargaan Kartini Award dan Wanita Berbusana Rapi Dan Serasi Ketua TP PKK Kota Langsa Ny Marliza Usman (isri Walikota Langsa), Menerima Penghargaan Kartini Award dan Wanita Berbusana Rapi dan Serasi Tahun 2014, dari Ketua International Human Resources Development Program (IHRDP), Gine Vinsent S, di Jakarta, Sabtu 26 April 2014 Bab III Akuntabilitas Kinerja 124

BAB I PENDAHULUAN. governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai

BAB I PENDAHULUAN. governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada DI SUSUN OLEH : BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA T.A. 2016 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridhanya, bahwa Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA LANGSA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA LANGSA INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA LANGSA LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 6 TAHUN 2015 TANGGAL 3 MARET 2015 12 JUMADIL AWAL 1436 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KIN PEMERINTAH

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA. 2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

BAB II PERENCANAAN KINERJA. 2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

(eksisting condition) dan berbagai potensi sumber daya lokal (sumber daya

(eksisting condition) dan berbagai potensi sumber daya lokal (sumber daya BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang jauh ke depan cita-cita atau kondisi ideal yang diinginkan di masa depan dengan memperhatikan kondisi kekinian (eksisting condition)

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 4.1. dan Pembangunan dan sasaran pembangunan Kota Langsa merupakan target yang ingin dicapai dari setiap misi SKPK di Kota Langsa, yang dirumuskan

Lebih terperinci

FORMULIR PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KOTA LANGSA

FORMULIR PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KOTA LANGSA FORMULIR PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KOTA LANGSA KOTA TAHUN ANGGARAN : LANGSA : 2014 SASARAN STRATEGIS 1 INDIKATOR KINERJA 2 TARGET Tujuan misi pertama adalah melaksanakan Syariat Islam secara kaffah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KOTA LANGSA TAHUN ANGGARAN Sasaran Strategis. Islam

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KOTA LANGSA TAHUN ANGGARAN Sasaran Strategis. Islam RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KOTA LANGSA TAHUN ANGGARAN 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 1 Terwujudnya masyarakat Kota Langsa yang - Terciptanya masyarakat yang bersyari'at

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA LANGSA TAHUN ANGGARAN No Meningkatnya dakwah dan syiar Islam Pembinaan dakwah dan syiar Islam 60%

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA LANGSA TAHUN ANGGARAN No Meningkatnya dakwah dan syiar Islam Pembinaan dakwah dan syiar Islam 60% PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA LANGSA TAHUN ANGGARAN 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 1 2 3 1 Terwujudnya masyarakat Kota Langsa - Terciptanya masyarakat yang bersyari'at

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 16 Tahun 2014 Tanggal : 1 Januari 2015 PEMERINTAH KOTA LANGSA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 KODE 1.01.01 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi tersebut harus bersifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA LANGSA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA LANGSA LAMPIRAN : KEPUTUSAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 631 / 100 / 2013 TANGGAL 3 Desember 2013 M 29 Muharram 1435 H 1. Pemerintah Kota 2. Kewenangan 3. Indikator Kinerja Utama : : : Langsa Mengatur dan mengurus urusan

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 VISI Visi Kabupaten Bintan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya A. Bintan Yang Maju : Bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, adapun visi Kabupaten Simeulue yang ditetapkan untuk tahun 2012

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2 Penyampaian LKPJ Walikota Bandung Tahun 2012, merupakan wujud akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan merupakan upaya pemerintah daerah secara keseluruhan mengenai cara untuk mencapai visi dan melaksanakan misi, melalui penetapan kebijakan dan program

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD "Terwujudnya Kota Cirebon Yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018" Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD Misi 1 Mewujudkan Aparatur Pemerintahan dan Masyarakat Kota Cirebon

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. VISI MISI Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 6.1. STRATEGI Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif utuk mewujudkan visi dan misi. Satu strategi dapat terhubung

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci