BAB I PENDAHULUAN. membaik saat ini dibandingkan dengan tahun Indonesia (BI) Agus Martowardjojo, kondisi perekonomian di Indonesia tahun ini

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kondisi ekonomi negara Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal itu dibuktikan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik saat ini dibandingkan dengan tahun Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardjojo, kondisi perekonomian di Indonesia tahun ini akan lebih stabil dibandingkan tahun Menurut Beliau pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan sisi penawaran atau produksi yang memadai dan ketersediaan infrastruktur akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Tidak dipungkiri lagi, bahwa hal itu memberikan pengaruh besar bagi Indonesia yang sering kita sebut sebagai negara berkembang. Sebagai negara berkembang, tentunya negara Indonesia ingin mengembangkan ekonominya agar lebih baik. Oleh karena itu, Indonesia mulai menarik investor asing. Biasanya para investor asing tersebut berinvestasi pada bidang ekonomi yaitu dengan cara melakukan penanaman modal (investasi) di Indonesia. Penanaman modal (investment) adalah kegiatan yang dilakukan oleh penanam modal (investor) yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Penanaman modal berperan sebagai sarana investasi yang melibatkan seluruh potensi masyarakat, 1 Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2014 menurut Gubernur Bank Indonesia, diakses dari diambil pada tanggal 09 Mei

2 2 baik yang berada didalam negeri maupun luar negeri dengan cara berinvestasi atau penanaman modal dalam negeri, dan modal itu dapat berupa modal sendiri atau bersama. Kegiatan penanaman modal tersebut memberikan banyak manfaat. Manfaat yang didapat oleh Indonesia dari penanaman modal tersebut adalah masuknya modal baru untuk pembangunan, menambah devisa negara, berdirinya perusahaan-perusahaan baru, sehingga adanya pemasukan bagi negara berupa pajak penghasilan, penyerapan tenaga kerja, manajemen yang baik, dan menciptakan permintaan produk dalam negeri sebagai bahan baku. Penanaman modal tersebut juga berguna untuk menanggulangi krisis negara, jika Indonesia terkena dampak krisis lagi serta untuk mengukur pembangunan negara, dan juga pendapatan nasional. Para investor asing itu biasanya berasal dari negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, Jepang, dan Korea Selatan. Salah satu penanam modal asing (investor) yang telah melakukan penanaman modal di Indonesia adalah Korea Selatan. Korea Selatan atau yang biasa disebut Negeri Ginseng, saat ini sudah masuk ke dalam jajaran negara maju di Asia. Hal itu bisa dilihat dari kemajuan negara tersebut dalam bidang perekonomian, pendidikan, dan kesehatan. Oleh karena itu, banyak pengusaha asal Korea Selatan yang melakukan investasi ke negara lain guna membantu meningkatkan perekonomian negara. Salah satu negara tujuan penanaman modal (investment) tersebut adalah Indonesia. Indonesia dipilih menjadi negara tujuan para penanam modal asing (investor) karena kekayaan alamnya yang melimpah. Salah satu perusahaan Korea Selatan tersebut adalah PT. Hilon Felt. PT. Hilon Felt adalah sebuah perusahaan Korea yang bergerak pada bidang Geotextile Non

3 3 Woven. Geotextile (Geotekstil) Non Woven adalah suatu jenis Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Pada umumnya bahan dasar Geotextileterbuat dari bahan Polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Geotextile Non Woven tersebut dapat diaplikasikan ke dalam beberapa hal yaitu garmen, insulasi, tambang, golf dan lankap, infrastruktur, agrikultur, soft funishing, dan otomotif. Adapun produk yang dihasilkan dari pengaplikasian tersebut adalah polyester fiber, geotextile non woven, bedding goods, pillow, quilt, dan dacron. Saat ini PT Hilon Felt telah memiliki jaringan pabrik dibeberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Palembang, Medan, Denpasar, dan Makasar, serta memiliki beberapa cabang pemasaran yang tersebar dibeberapa wilayah di Indonesia yaitu di Klaten, Padang, Aceh, Lombok, Banjarmasin, Balikpapan, dan Manado. Banyaknya jaringan pabrik serta beberapa cabang pemasaran yang tersebar di Indonesia menunjukan bahwa PT. Hilon Felt sudah berkembang pesat. Hal ini ditandai denganbanyaknya perusahaan yang memakai produk PT.Hilon Felt. Keberhasilan dalam penjualan produk tentunya tergantung pada bahan baku yang dipakai. Bahan baku yang dihasilkan oleh PT. Hilon Felt merupakan bahan baku terbaik se-indonesia. Bagus tidaknya bahan baku yang dihasilkan tentunya tergantung dari bagaimana perusahaan memilih dan memilah bahan baku. Demi menjaga kualitas produksi yang ada, maka diperlukan seleksi yang ketatketika ingin membeli bahan baku. Tidak hanya bahan baku saja, semua barang yang

4 4 berhubungan dengan produksi juga harus diseleksi. Oleh karena itu, PT. Hilon Felt memiliki Sistem Manajemen Pembelian (Purchasing). Sistem ManajemenPembelian(Purchasing) adalah suatu proses pencarian sumber dan pemesanan barang atau jasa untuk membantu fungsi produksi dalam kegiatan produksinya. Sedangkan sistem manajemen pembelian(purchasing) menurut PT. Hilon Felt adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan semua kebutuhan perusahaan baik berupa produk, material atau kebutuhan lainnya dengan cara membeli. Pembelian sering dianggap sebagai suatu bagian penting yang memberikan pengaruh, bahkan bisa dikatakan bahwa sebagian besar proses bisnis berasal dari kegiatan pembelian. Bagian yang menangani atau melakukan pembelian ini adalah Departemen Pembelian (Purchasing Department).Departemen Pembelian(Purchasing Department)bertugas untuk mengendalikan pembelian barang pada perusahaan. Dalam pengendalian pembelian barang tentu ada beberapa tata cara yang harus dilaksanakan dan ditaati. Tata cara tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) tahap. Tahap pertama adalah sistem manajemen pembelian barang. Setiap departemen maupun karyawan yang ingin membeli suatu barang atau jasa wajib mengisi form permintaan pembelian barang, kemudian departemen maupun karyawan yang bersangkutan menyerahkan form tersebutkepada Kepala Departemen atau Kepala Bagian yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Departemen atau Kepala Bagian,lalu form tersebut diberikan kepada departemen pembelian untuk diolah.

5 5 Tahap kedua pada sistem manajemen pembelian(purchasing)adalah penerimaan kedatangan material. Bila material yang dipesan dari supplier sudah tiba di perusahaan, selanjutnya supplier tersebut memberikan barang yang dipesan perusahaan serta dokumen surat jalan kepada bagian tool store atau material warehouse, kemudian bagian tool store atau material warehouse menyerahkan surat jalan tersebut kepada Kepala Bagian Maintenance atau QC Incoming untuk dilakukan pemeriksaan pada barang, jika terjadi ketidaksesuaian pada barang yang dipesan, biasanya langsung dikomunikaskan dengan supplier. Ketidaksesuaian jenis barang, jumlah barang, barang rusak dan lain sebagainya, akan ditulis dalam Form Incoming Material Inspection. Tahap terakhir dari sistem manajemen pembelian ini adalahpengendalian material yang tidak sesuai. Ketidaksesuaian barang yang dikirim oleh supplier akan diperiksa oleh departemen maintenance dan QC incoming. Setelah melakukan pemeriksaan pada material yang tidak sesuai, selanjutnya departemen maintenance dan QC incoming melaporkan hasil pemeriksaan tersebut kepada departemen purchasing. Kemudian departemen purchasing mengatur penanganan material yang tidak sesuai tersebut bersama-sama dengan suppliernya.dari ketiga tahapsistem manajemen pembelian(purchasing)tersebut tentunya banyak manfaat yang bisa didapat oleh perusahaan maupun pemasok (supplier).manfaat yang bisa didapatkan adalah perusahaan berbisnis dengan mitra bisnis berdasarkan hubungan berbasis

6 6 kepercayaan, sehingga sebagai mitra bisnis (pemasok) dapat diandalkan sebagai penyedia bahan bagi perusahaan. Dengan adaya sistem manajemen pembelian(purchasing)di PT.Hilon Felt, proses pembelian yang dilakukan menjadi sangat bagus dan teratur setiap harinya. Oleh karena itu, sistem manajemen pembelian(purchasing)di PT. Hilon Felt layak untuk diteliti dan diangkat untuk menjadi judul tema tugas akhir ini. Tugas akhir ini ditulis berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan saat melakukan tugas PKL.PKL tersebut dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 03 Maret 2014 sampai dengan 3 Mei 2014 di PT.Hilon Felt Tangerang. Kegiatan PKL ini dilaksanakan sesuai jam kerja perusahaan yaitu dari jam WIB sampai dengan WIB. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem manajemen pembelian(purchasing)di PT. Hilon Felt? 2. Apa saja manfaat sistem manajemen pembelian(purchasing)bagi PT. Hilon Felt?

7 7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini ialah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan sistem manajemen pembelian(purchasing) di PT. Hilon Felt. 2. Menjelaskan manfaat sistem manajemen pembelian(purchasing) bagi PT. Hilon Felt. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa didapat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah masyarakat maupun penulis bisa mengetahui lebih dalam mengenai sistem manajemen pembelian(purchasing) dan manfaat sistem manajemen pembelian(purchasing)bagi PT. Hilon Felt. 1.5 Batasan Masalah PT.Hilon Felt sudah berdiri selama 16 tahun di Indonesia. Selama 16 tahun tersebut, PT.Hilon Felt selalu menjalankan proses pembelian menggunakan sistem manajemen pembelian(purchasing)yang ada. Berkat adanya sistem manajemen pembelian(purchasing) proses pembelian barang yang ada diperusahaan dapat berjalan dengan baik dan teratur. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya difokuskan pada dua permasalahan, yaitu :

8 8 1. Penelitian ini hanya akan membahas tentang sistem manajemen pembelian (purchasing) di PT. Hilon Felt Tangerang. 2. Penelitian ini hanya akan membahas tentang manfaat sistem manajemen pembelian (purchasing)bagi PT.Hilon Felt Tangerang. 1.6 Metode Penelitian Observasi Melakukan observasi dengan cara melihat, memperhatikan sistem manajemen purchasing di PT. Hilon Felt Tangerang Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung dengan bertanya jawab pada karyawan di departemen purchasing(pembelian), bagian inventory (persediaan), dan bagian gudang. Hasil dari wawancara tersebut dituangkan ke dalam kalimat guna untuk melengkapi data penelitian ini Studi pustaka Studi Pustaka juga digunakan untuk melengkapi data penelitian jika data yang dihasilkan dari observasi dan wawancara belum lengkap. Studi pustaka dilakukan dengan menggunakan modul dari perusahaan, dan buku panduan perusahaan.

9 9 1.7 Tinjauan Pustaka Tugas akhir ini meneliti tentang sistem manajemen pembelian(purchasing)di PT.Hilon Felt.Sistem manajemen pembelian(purchasing)sering dianggap sebagai suatu bagian penting yang memberikan pengaruh, bahkan bisa dikatakan bahwa sebagian besar proses bisnis berasal dari kegiatan pembelian. Oleh karena itu, tugas akhir dan skripsi yang berkaitan dengan sistem manajemen pembelian(purchasing)tersebut menjadi tinjauan dalam penelitian ini. Skripsi karya Dian Andika Hapsari yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Pembelian (2011) ini juga menjadi pustaka yang relevan untuk tugas akhir ini. Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentangpengendalian intern pada sistem pembelian dan bagian-bagian yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian. Pembahasan serupa juga ditemukan pada Tugas akhir karya Ayu Perwitasari yang berjudul Implementasi Proses Pembayaran Hutang Usaha Menggunakan Zahir 5.1 Pada PT. Xitus Media Jakarta (2010). Tugas akhir ini juga menjelaskan tentang sistem manajemen pembelian, tetapi tugas akhir ini lebih fokus menjelaskan proses pembayaran hutang usaha. Berbeda dengan penelitian diatas, penelitian ini hanya mengkaji tentang sistem manajemen pembelian(purchasing)dan manfaat sistem manajemen pembelian(purchasing)bagi PT. Hilon Felt Tangerang.

10 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini terdiri dari empat bab, yaitu bab I, II, III, dan IV. Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II memaparkan tentang sejarah perusahaan, visi dan misi di PT. Hilon Felt, sistem manajemen pembelian(purchasing), kriteria pembelian barang, logo perusahaan, dan struktur organisasi. Bab III membahas tentang deskripsi sistem manajemen pembelian(purchasing)dan manfaat sistem manajemen pembelian(purchasing) bagi PT. Hilon Felt Tangerang. Bab IV berisi kesimpulan dan saran.