STEREOTYPE TENTANG ETNIS MADURA SEBAGAI INTERCULTURAL BARIER DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
|
|
- Widya Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STEREOTYPE TENTANG ETNIS MADURA SEBAGAI INTERCULTURAL BARIER DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Nikmah Suryandari Prodi Ilmu Komunikasi FISIB UTM Abstrak Madura selalu menarik untuk dikaji, baik masyarakatnya, budaya dan tradisinya. Salah satu hal yang menarik dalam kajian tentnag madura adalah mengenai stereotype masyarakatnya. Mengapa ada stereotype keras, kasar yang melekat pada etnis ini? Bagaimana stereotype ini berpengaruh dalam proses komunikasi antarbudaya yang efektif? Keyword : stereotype, Madura, komunikasi antarbudaya A. PENDAHULUAN Selama ini, bila kita mendengar kata Madura maka yang terlintas dalam benak banyak orang adalah karakter yang keras, clurit dengan tradisi carok, mudah tersulut emosinya. Hal ini menunjukkan bahwa Madura bagi masyarakat diluar sana adalah kelompok masyrakat dengan karakter dan ciri tertentu yang kerap menimbulkan rasa takut bagi orang lain. Mengapa hal ini dapat terjadi? Apa yang unik dari masyarakat Madura. Dalam tulisan ini akan coba dikaji masalah stereotype tentang etnis Madura dan kaitannya dengan proses komunikasi antar budaya yang efektif. B. PEMBAHASAN Stereotype Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat BahasaDepartemen Pendidikan Nasional, stereotype adalah konsepsi mengenai sifatsuatu golongan berdasarkan prasangka subjektif dan tidak tepat. Sedangkan arti stereotypedalam bahasa Inggris itu sebagai berikut: an image or idea of a particular type of person or thing that has become fixed through beingwidely held. ( The Tenth Edition of the Concise Oxford Dictionary) (stereotype adalah suatu gambaran atau gagasan tentang suatu pribadi/suku tertentu atau barang tertentu dimana hal itu telah menjadiketetapan/ketentuan yang dipegang/diyakini secara luas). Stereotype tentang etnis Madura Sedangkan yang dimaksud stereotype etnis Madura dalam tulisan ini adalah pandangan atau penilaian mengenai sifat-sifat dan watak atau karakter orangmadura oleh orang-orang luar Madura yang bersifat subjektif dan cenderungtidak tepat serta negatif karena tidak lengkapnya informasi yang diterima olehorang-orang luar Madura tersebut Adapun bentuk-bentuk stereotype tentang orang Madura antara lain orangmadura itu keras perilakunya, kaku, ekspresif, temperamental, pendendam, dansuka melakukan tindak kekerasan. Lebih parahnya lagi stereotype semacam ini seringkali mendapatkan pembenaran, ketika terjadi kasus-kasus kekerasan dimana pelakunya adalah orang Madura. Bahkan, di Madura sendiri tingkat kriminalitasyang berupa kekerasan (pembegalan, pembunuhan dan penganiayaan berat) sangat tinggi. Apa yang menyebabkan adanya stereotype tentnag orang Madura tersebut? Ada beberapa hal yang memicu munculnya stereotype tersebut antara lain: 1. Tingginya angka kriminalitas kekerasan di Madura. 29
2 Proporsi Jumlah Tindakan Kriminalitas KekerasanTerhadap Jumlah Penduduk Madura, Jawa Timur dan IndonesiaTahun 1994 Sumber: BPS online,data diolah kembali Jika dibandingkan dengan data kriminalitas kekerasan seluruh propinsijawa Timur dan seluruh wilayah Indonesia, tingkat terjadinya kriminalitaskekerasan di Madura dua kali tinggi dibanding seluruh Jawa Timur dan satusetengah kali lebih tinggi dibanding seluruh Indonesia. Apabila tingginya tingkat terjadinya tindakan kekerasan ini dikaitkan dengan beberapa stereotype negatif orang Madura, maka pandangan-pandangan negatif itu memperoleh pembenaran. Bahkan orang-orang luar Madura cenderung mengartikan bahwa semua orang Madura suka melakukan tindakan kekerasan. 2. Masih terbatasnya informasi yang didapatkan orang-orang luar Madura tentangorang Madura yang tepat dan objektif menjadi salah satu penyebab timbulnya penilaianpenilaian negatif dan bersifat subjektif tentang orang Madura. Sedikitnya riset atau penelitian tentang kebudayaan Madura. Mereka menganggap bahwa kebudayaan Maduramerupakan ekor dari kebudayaan Jawa, sehingga perhatian terhadap masyarakat Madura dan kebudayaan Madura relatif sedikit dibandingkan dengan perhatianterhadap masyarakat dan kebudayaan lain (De Jonge, 1989 : vii). 3. Media massa terutama televisi dalam menyajikan program- program yang isinya memunculkan masyarakat atau kebudayaan Madura lebih sering menampilkan sisi negatif masyarakat dan kebudayaan Madura, yangditampilkan secara berlebihan. Misalnya dalam sinetron-sinetron yangmereka tayangkan dimana sinetron itu memunculkan tokoh orang Madura, di situtokoh Madura ditampilkan sebagai tokoh yang keras, menyukai kekerasan. Sering juga dengan menggambarkan seakan-akan kekerasan (carok) menjadi budaya orang Madura. Hambatan komunikasidalam Komunikasi Antar Budaya Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Lilian Chaney, 2004:11).Contoh dari hambatan komunikasi antabudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan.dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui. Dalam konteks Madura, bagi sebagian besar masyarakat Madura, ucapan kata sampeyan menunjukkan ucapan penuh penghormatan kepada orang lain. Hal ini agak berbeda dengan konsep ucapan sampeyan bagi masyarakat Jawa (khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta), ucapan sampeyan diucapkan kepada orang yang secara umur dan struktur kemasyarakatan setara sedangkan untuk orang yang lebih tinggi kedudukannya lebih tepat menggunakan ungkapan panjenengan. Bila kita membahas tentnag komunikasi antar budaya saat ini menjadi semakin penting 30
3 karena meningkatnya mobilitas orang diseluruh dunia, saling ketergantungan ekonomi diantara banyak negara, kemajuan teknologi komunikasi, perubahan pola imigrasi dan politik membutuhkan pemahaman atas kultur yang berbeda-beda. Komunikasi antara budaya sendiri lebih menekankan aspek utama yakni komunikasi antar pribadi diantara komunikator dan komunikan yang kebudayaannya berbeda.dalam komunikasi antar budaya ada beberapa hal yang menghambat prosesnya, yaitu : a. Stereotype Menurut Samovar (2009), ketika dihadapkan dengan hal yang tidak sama, kita sering cenderung memiliki stereotip. Karena kita bertemu dengan begitu banyak orang asing dan sering dihadapkan dengan kondisi yang tidak biasa, stereotip merupakan kejadian umum. Dengan demikian, stereotip bisa menjadi hal yang wajar muncul saat menghadapi sesuatu yang tidak diketahui. Masalah muncul ketika kita tidak dapat mengakui bahwa kita memiliki stereotip negative terhadap sesuatu atau sekelompok orang. Stereotipe adalah struktur kognitif yang berisi pengetahuan, keyakinan, dan harapan tentang beberapa kelompok sosial manusia.alasan stereotip menjadi hal yang mudah terjadi adalah bahwa manusia memiliki kebutuhan psikologis untuk mengkategorikan dan mengklasifikasikan.dunia Anda tinggal di terlalu besar, terlalu kompleks, dan terlalu dinamis bagi Anda untuk mengetahui itu semua detailnya.oleh karena itu, Anda ingin mengklasifikasikan dan mengelompokkkan. Masalah utama bukan pada pengelompokan atau pengkategorian, melainkan pada generalisasi yang berlebihan dan evaluasi yang sering negatif terhadap perilaku anggota kelompok tersebut. Stereotype dan Komunikasi antarbudaya Alasan mengapa stereotype menghambat komunikasi antarbudaya: 1. Stereotip adalah semacam filter yang hanya memberikan informasi yang konsisten dengan informasi yang dipercayai individu 2. Sebenarnya bukan pengelompokan tersebut yang menyebabkan masalah dalam komunikasi antarbudaya, namun asumsi bahwa semua informasi spesifik mengenai suatu budaya diterapkan pada semua orang dari kelompok budaya tertentu. 3. Stereotype menghalangi keberhasilan sebagai komunikator karena stereotype biasanya berlebih-lebihan, terlalu sederhana, dan terlalu menyamaratakan. 4. Stereotype jarang berubah karena biasanya berkembang sejak awal kehidupan dan terus berulang dan diperkuat dalam suatu kelompok. Stereotype berkembang setiap waktu. Kesulitan dalam komunikasi akan muncul dari penstereotipan (stereotyping), yakni menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan orang-orang ke dalam kategorikategori yang mapan, atau penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek berdasarkan kategori-kategori yang sesuai, ketimbang berdasarkan karakteristik individual mereka. Stereotip dapat membuat informasi yang kita terima tidak akurat.pada umumnya, stereotip bersifat negatif. Stereotip tidak berbahaya sejauh kita simpan di kepala kita, namun akan bahaya bila diaktifkan dalam hubungan manusia. Stereotip dapat menghambat atau mengganggu komunikasi 31
4 itu sendiri.contoh dalam konteks komunikasi lintas budaya misalnya, kita melakukan persepsi stereotip bahwa orang Madura keras, identik dengan carok. Melalui stereotip ini, kita memperlakukan semua orang Madura sebagai orang yang keras, kejam, penyuka tindak kekerasan dan carok, tanpamemandang pribadi atau keunikan masing-masing individu. Orang Madura yang kita perlakukan sebagai orang keras,kasar mungkin akan tersinggung dan memungkinkan munculnya konflik. Dengan adanya persepsi itu, kita yang tidak suka terhadap orang yang kasar akan menghindari berinteraksi dengan orang Madurasehingga komunikasi dengan orang Madura tidak dapat berlangsung lancar dan efektif. Di Amerika, stereotipterhadap orang afrika-negro yang negatif menyebabkan mereka terbiasa diperlakukan sebagai kriminal (Larry A.Samovar,1991:208). b. Prasangka Suatu kekeliruan terhadap orang yang berbeda adalah prasangka, suatu konsep yang sangat dekat dengan stereotipe.prasangka adalah sikap yang tidak adil terhadap seseorang atau suatu sekelompok.beberapa pakar cendrung menganggab bahwa stereotipe itu identik dengan prasangka, seperti Donald Edgardan Joe R. Fagi.Stereotipe merupakan komponen kognitif (kepercayaan) dari prasangka, sedangkan prasangka juga berdimensi perilaku.prasangka ini konsekuensi stereotipe, dan lebih teramati daripada stereotipe.richard W. Brisilin mendefenisikan prasangka sebagai sikap tidak adil, menyimpang atau tidak toleran terhadap sekelompok orang. Prasangka ialah apa yang ada dalam pemikiran kita terhadap individu atau kelompok lain seperti dalam hubungan ras dan etnis melalui media massa yang populer. Prasangka menjadi komunikasi antarbudaya karena biasanya ada pandangan negatif yang diiringi oleh adanya pemisahan yang tegas antara perasan kelompokku (in group) dan perasaan kelompokmu (out group). Oleh sebab itu komunikasi yang diawali oleh adanya prasangka tidak akan berjalan denganefektif. c. Rasisme Rasisme merupakan kepercayaan terhadap superioritas yang diwarisi oleh ras tertentu.rasisme menyangkal kesetaraan manusia dan menghubungkan kemempuan dengan komposisi fisik.jadi suskses tidaknya hubungan social tergantung dari warisan genetic dibandingkan dengan lingkungan atau kesempatan yang ada.rasisme dikategorikan dalam rasisme personal dan rasisme institusional.rasisme personal terdiri atas tindakan, kepercayaan, perilaku dan tindakan rasial sebagai sebagai bagian dari seseorang.rasisme institusional merujuk pada tindakan merendahkan suatu rasa atau perasaan antipasti yang dilakukan oleh institusi social tertentu seperti sekolah, rumah sakit atau system keadilan criminal. d. Etnosentrisme Etnosentrisme merupakan pandangan bahwa budaya seseorang lebih unggul dibandingkan budaya lain. Pandangan bahwa budaya lain dinilai berdaasarkan standar budaya kita. Kita menjadi etnosentris ketika kita melihat budaya lain melalui kacamata budaya kita atau posisi sosial kita. C. KESIMPULAN Stereotype adalah prasangka atau penilaian mengenai sifat-sifat dan watak pribadi suatu individu atau golongan lain yang bersifat subjektif, tidak tepat dancenderung negatif karena tidak lengkapnya informasi yang didapatkan. Stereotype orang Madura adalah pandangan atau penilaian mengenaisifat-sifat dan watak atau karakter orang Madura oleh orang-orang luar Madura yang bersifat subjektif dan cenderung tidak tepat serta negatif karena tidak lengkapnya 32
5 informasi yang diterima oleh orang-orang luar Madura tersebut. Dalam prakteknya, stereotype tentang orang Madura menghambat proses komunikasi antar budaya yang efektif karena orang memiliki pandangan atau persepsi yang keliru tentang Madura dan masyarakatnya. Selain stereotype, ada hambatan lain dalam komunikasi antarbudaya yang efektif, yaitu prasangka, rasisme dan etnosentrisme. DAFTAR PUSTAKA Chaney, Lilian,Martin, Jeanette & Martin Intercultural Business Communication. New Jersey: Pearson Education, Inc, Upper Saddle River D e J o n g e, H, Agama, Kebudayaan dan Ekonomi: Studi Interdisipliner Masyarakat Madura,Jakarta: Rajawali Kuntowijoyo Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta:Tiara Wacana tentang Samovar, Larry A.; Porter Richard E.; Jain, Nemi C Understanding Intercultural Communication. Belmont: Wadsworth Publishing Company. Communication Between Cultures. Belmont: Wadsworth Publishing Company. Scramm, Wilbur Mass Media and National Development, California: Standford University West, Richard and Turner, Lynn H Introducing Communication Theory. Analysis and Application.Singapore: McGraw Hill The Tenth Edition of the Concise Oxford Dictionary 33
6 34
MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI
MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang ada membuat banyak perusahaan asing hadir di Indonesia. Berbagai perusahaan yang bergerak di bidang seperti telekomunikasi, transportasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa besar dan kecil, banyak suku bangsa dengan bahasa dan identitas
Lebih terperinciMemahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas
Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, sensitivitas terhadap perbedaan budaya dan perubahan demografis, memberi implikasi pada semakin pentingnya
Lebih terperinciPANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN
PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN I Pendahuluan Rumah sakit sering kali harus melayani komunitas dengan berbagai keragaman. Ada pasien-pasien yang mungkin telah berumur, atau menderita cacat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan
Lebih terperinciJEMBATAN EMAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
JEMBATAN EMAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Suraya ai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu
Lebih terperinciBab II. Kajian Pustaka. Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam
Bab II Kajian Pustaka 2.1. Identitas Sosial Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya melalui belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek terpenting dan paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada yang halus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima dan
Lebih terperinciMODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 2 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Subjek, Wilayah dan Fokus Kajian Komunikasi Antarbudaya DESKRPISI Dalam
Lebih terperinciHAMBATAN PRESEPSI ANTARA TOKOH ANNA DENGAN PANGERAN CHULALNGKORN (SEBUAH STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM FILM ANNA AND THE KING)
HAMBATAN PRESEPSI ANTARA TOKOH ANNA DENGAN PANGERAN CHULALNGKORN (SEBUAH STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM FILM ANNA AND THE KING) Abstrak Rahmat Wisudawanto Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK
POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010-2013)
Lebih terperinciFaktor penentu : Internal : persepsi, sikap, nilai, motivasi, proses belajar, gaya hidup Eksternal : budaya/norma, nilai sosial, kelompok 3/3/2011 2
3/3/2011 1 Faktor penentu : Internal : persepsi, sikap, nilai, motivasi, proses belajar, gaya hidup Eksternal : budaya/norma, nilai sosial, kelompok 3/3/2011 2 3/3/2011 3 3/3/2011 4 PERSEPSI Proses kognitif
Lebih terperinciPERANAN KOMUNIKASI DALAM PENYATUAN BUDAYA
PERANAN KOMUNIKASI DALAM PENYATUAN BUDAYA Suraya Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan interaksi antar budaya tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal ini tentunya meningkatkan pula peluang
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini
Lebih terperinciLINGKUP KOMUNIKASI. Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si.
LINGKUP KOMUNIKASI Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si. Pengantar llmu Komunikasi merupakan llmu yang mempelajari, menelaah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan industri teknologi dan bisnis Korea Selatan telah membawa Korea Selatan menjadi negara maju, salah satu dampak ekspansi industri dan teknologi tersebut
Lebih terperinciPengembangan Budaya memiliki empat Konteks: 2. Melestarikan dan menghargai budaya
SETYA ROHADI dan MULYANTO Globalisasi budaya telah mengikuti pola yang sama seperti globalisasi ekonomi. Televisi, musik, makanan, pakaian, film dan yang lainnya merupakan bentuk-bentuk budaya yang serupa
Lebih terperinciIDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU
IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Warga Negara Amerika di Kota Medan) SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU 100904039 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan. untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya yang dimiliki seseorang sangat menentukan bagaimana cara kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya yang dimiliki seseorang sangat menentukan bagaimana cara kita berkomunikasi, artinya cara seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain apakah dengan
Lebih terperinciMODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari
PERTEMUAN 15 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Penelitian Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Penelitian
Lebih terperinciHambatan. Komunikasi Massa. Sesi 8. Universitas Pembangunan Jaya
Hambatan Komunikasi Massa Sesi 8 Komunikasi Massa Universitas Pembangunan Jaya Hambatan dalam proses Komunikasi Massa terbagi atas : Hambatan Psikologis Hambatan Sosiokultural Hambatan Interaksi Verbal
Lebih terperinciSTRUKTUR SIKAP Komponen Kognitif Komponen Afektif Komponen Konatif
STRUKTUR DAN PEMBENTUKAN SIKAP STRUKTUR SIKAP Komponen Kognitif Komponen Afektif Komponen Konatif Komponen Kognitif Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi persepsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang memungkinkan terjadinya rasisme antara orang kulit putih. pemikiran orang kulit putih kepada orang kulit hitam.
89 BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah dilakukan analisis terhadap adegan-adegan yang terdapat pada film The Help, mengenai Rasisme pada Film The Help (Analisis Semiotik Pendekatan Roland Barthes), maka
Lebih terperinciPengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Budaya. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM
Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Budaya Fakultas 12FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Komunikasi sebagai ilmu terapan bersinergi dengan
Lebih terperinciMateri Bahan Ajar Mata Diklat Etika Publik (Diklat PraJabatan) KOMUNIKASI: ANTARA ETIKA DAN ESTETIKA Oleh: Wardjito Soeharso
Materi Bahan Ajar Mata Diklat Etika Publik (Diklat PraJabatan) KOMUNIKASI: ANTARA ETIKA DAN ESTETIKA Oleh: Wardjito Soeharso Dalam ilmu komunikasi dikenal ada lima paradigma model, atau bentuk, yaitu:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA &KERANGKA PIKIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA &KERANGKA PIKIR 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Antarbudaya Komunikasi dan Kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan
Lebih terperinciPSIKOLOGI SOSIAL. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA
PSIKOLOGI SOSIAL Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Pengantar Manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak berkembang dengan sendiri. Kita tidak memiliki tempurung pelingdung, dan bulu apa yang kita miliki
Lebih terperinciBudaya dan Komunikasi 1
Kejujuran berarti integritas dalam segala hal. Kejujuran berarti keseluruhan, kesempurnaan berarti kebenaran dalam segala hal baik perkataan maupun perbuatan. -Orison Swett Marden 1 Memahami Budaya dan
Lebih terperinciProses Pengambilan Keputusan Konsumen
MODUL PERKULIAHAN Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 14 Abstract Membahas proses dalam pengambilan keputusan pembelian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ini kita sering melihat, mendengar, ataupun membaca dari berbagai media massa berita atau ulasan tentang kerusuhan, pembunuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta
Lebih terperinciPRASANGKA DAN DISKRIMINASI
PRASANGKA DAN DISKRIMINASI Modul ke: Fakultas Psikologi Pengertian dan jenis prasangka; pembentukan, mengatasi prasangka; Peran stereotipe; Diskriminasi dan bentuk-bentuk diskriminasi. Sri Wahyuning Astuti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah keadaan di mana terjadi peningkatan yang drastis secara ekonomi, yakni tingginya pendapatan kotor negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena it manusia disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi
Lebih terperinciMODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 13 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Kompetensi Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Dalam modul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Penelitian kompetensi komunikasi lintas budaya untuk beradaptasi dalam ruang lingkup pendidikan multikultural semakin penting dilakukan karena memiliki beberapa
Lebih terperinciBAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII
BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode/SKS : F1F 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : VII 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
16 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma/Perspektif Kajian Paradigma menurut Harmon (dalam Moleong, 2004: 49) adalah cara mendasar untuk mempersepsikan, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konflik Konflik merupaka gejala sosial yang hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Akulturasi merupakan proses social yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsure-unsur asing itu lambat
Lebih terperinciHIPOTESIS NOL DAN HIPOTESIS ALTERNATIF
685 JURNAL KIP - Vol. No. III. No. 3 November 2014 Februari 2015 HIPOTESIS NOL DAN HIPOTESIS ALTERNATIF Enos Lolang Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Kristen Indonesia Toraja Jl. Nusantara
Lebih terperinciMODEL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ANTARA ETNIK MADURA DAN ETNIK MELAYU DI KELURAHAN ROBAN SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT
MODEL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ANTARA ETNIK MADURA DAN ETNIK MELAYU DI KELURAHAN ROBAN SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT Oleh Aminullah NIM. 153070073 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
13 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dwi Nurani Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi
ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KELOMPOK KODE MATAKULIAH /SKS = MKK / 2 SKS
TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan berbagai teori dan konsep-konsep mengenai dan kaitannya dengan perilaku manusia serta menjelaskan permasalahan yang berhubungan dengan melalui teori
Lebih terperinciMODUL 7 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 7 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Pendekatan Analisis Sosiologi Komunikasi Massa DESKRIPSI: Materi berupa uraian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam ruang lingkup sekolah konsep engagement meliputi beberapa bagian, yang
BAB II LANDASAN TEORI A. STUDENT ENGAGEMENT 1. Definisi Student Engagement Menurut National Research Council dan Institute of Medicine (2004), dalam ruang lingkup sekolah konsep engagement meliputi beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekitar kita. Termaksud kerabat. Mereka itu yang disebut significant others.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap manusia pasti melakukan interaksi dan memainkan peran dalam aktifitas komunikasi. Komunikasi yang telah terbina sesungguhnya juga menjadi acuan
Lebih terperinciKEMAMPUAN BEREMPATI DITINJAU DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH
KEMAMPUAN BEREMPATI DITINJAU DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : YUNITA AYU ARDHANI F 100 060
Lebih terperinciCHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program
CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 MAIDS' RESISTANCE THROUGH THE BOOK TO EQUALIZE THE RIGHTS AS POTRAYED IN "THE HELP" MOVIE (2011)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan. keanekaragaman budaya, suku dan agama. Hal ini terjadi sejak jaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman budaya, suku dan agama. Hal ini terjadi sejak jaman dahulu kala dimana setiap daerah Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication
Lebih terperinciHAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI
HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI Hambatan dalam kegiatan komunikasi Efektivitas proses komunikasi Beberapa Hambatan dalam Komunikasi Massa Hambatan Psikologis Hambatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konsep hak asasi manusia bukanlah hal yang baru terdengar dewasa ini, namun seakan mendapatkan perhatian yang lebih intens ketika Indonesia memasuki era reformasi. Pernyataan
Lebih terperinciHAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA ANTARA STAF MARKETING DENGAN PENGHUNI BERKEWARGANEGARAAN AUSTRALIA DAN KOREA SELATAN DI APARTEMEN X SURABAYA
JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA ANTARA STAF MARKETING DENGAN PENGHUNI BERKEWARGANEGARAAN AUSTRALIA DAN KOREA SELATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah
Lebih terperinciLuas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.
Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori Penelitian dilakukan dengan landasan teori yang berperan sebagai dasar pemikiran untuk mendukung suatu permasalahan dengan jelas dan sistematis. Landasan teori
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARETNIK PADA MASYARAKAT MULTIETNIK DI KAWASAN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM KEHIDUPAN BERTETANGGA ABSTRAK
KOMUNIKASI ANTARETNIK PADA MASYARAKAT MULTIETNIK DI KAWASAN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM KEHIDUPAN BERTETANGGA Oleh : Angga Mahendra (0705176645) anggamahendraardianto@gmail.com ABSTRAK Kawasan Sunan Ampel
Lebih terperinciINTERAKSI SOSIAL DAN GAYA KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK
INTERAKSI SOSIAL DAN GAYA KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK Sarmiati * ABSTRAK Studi tentang bentuk interaksi sosial dan gaya komunikasi mengikuti konteks perubahan budaya dalam komunikasi lintas budaya melalui
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Peristiwa terorisme pada tahun 2002 di Bali dikenal dengan Bom Bali I, mengakibatkan banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing,
Lebih terperinciBENTUK PEMBELAJARAN 4. Metoda contextual instruction 5. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web
RENCANA SEMESTER GANJIL 2017/2018 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Mata kuliah : Komunikasi Antar Kode MK : Mata kuliah prasyarat : Bobot MK : 3 sks Dosen Pengampu
Lebih terperinciMODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 4 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Memahami Perbedaan Perbedaan Budaya DESKRIPSI Modul ini membahas
Lebih terperinciJIPP. Optimalisasi Emosi Sebagai Sistem Peringatan Dini Moral. Subhan El Hafiz a Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA a
Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 1, No. 1, 2015. Hal. 9-16 JIPP Optimalisasi Emosi Sebagai Sistem Peringatan Dini Moral Subhan El Hafiz a Universitas Muhammadiyah Prof.
Lebih terperinciStudi Pengalaman Negosiasi Identitas antara Anak yang Melakukan Perpindahan Agama kepada Orang Tuanya
Summary Studi Pengalaman Negosiasi Identitas antara Anak yang Melakukan Perpindahan Agama kepada Orang Tuanya Penyusun Nama : Devinta Hasni Fauziah NIM : D2C008021 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Lebih terperinciPertemuan 6 20 April 2013
Pertemuan 6 20 April 2013 PERSEPSI Proses penerimaan dan pengolahan informasi dalam diri individu dimulai dari proses penerimaan informasi yang paling awal, yaitu sensasi, kemudian diikuti dengan proses
Lebih terperinci1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi
1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ 2014 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. M. Sulthan Tri Nugroho
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk komunikasi tersebut dapat berupa simbol dan tanda-tanda dalam
Lebih terperinciMemahami Eksistensi dan Adaptasi Masyarakat Bersuku Batak Di Kota Semarang
Memahami Eksistensi dan Adaptasi Masyarakat Bersuku Batak Di Kota Semarang Anggi Anggraini (nonangoe@gmail.com) (Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang) Abstract Anggi Anggraini, G.311.10.0011.
Lebih terperinciPRASANGKA DAN DISKRIMINASI
MODUL PERKULIAHAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI Pengertian dan jenis prasangka; pembentukan, mengatasi prasangka; Peran stereotipe; Diskriminasi dan bentuk-bentuk diskriminasi. Fakultas Program Studi Tatap
Lebih terperinciHAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B
HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B06210003 Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
system keyakinan, nilai dan sikap, terhadap pandangan mengenai dunia dan terhadap organisasi social diantara pelaku-pelaku dari budaya yang berbeda. Seperti hambatan yang timbul oleh rangsangan dari luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI
RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI disusun oleh Dr. Wisnu Widjanarko PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKUTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK UNIVERSITAS JENDERAL
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan
Lebih terperinciSTEREOTIP SUKU MINAHASA TERHADAP ETNIS PAPUA (STUDI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI)
STEREOTIP SUKU MINAHASA TERHADAP ETNIS PAPUA (STUDI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI) Oleh: Feybee H. Rumondor Email: rumondor.feybee@gmail.com
Lebih terperinci1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2011/ 2012 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi
1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2011/ 2012 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. Toto Sugito Mite Setiansah,
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Issue/Revisi : A2 Tanggal : 11 Januari 2018 Mata Kuliah : Komunikasi Lintas Budaya Kode MK : MAN-312 Rumpun MK : Mata Kuliah Minor Semester : 4 Dosen Pengampu : Dr. Hastuti Naibaho, M.Si (sks) : 3 sks
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
153 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan BNI telah berhasil mencapai tujuan baik secara nasional dan internasional, hal ini dapat dibuktikan melalui salah satu poin penting dari keberhasilan organisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I. Kesimpulan Berdasarkan analisa penelitian tentang representasi perempuan kulit hitam dalam film Hidden Figures ini maka hasil penelitian tidak maksimal menjawab rumusan
Lebih terperinciKOMUNIKASI BISNIS PESAN PERSUASIF DAN NEGATIF. Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. S1 Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
KOMUNIKASI BISNIS Modul ke: PESAN PERSUASIF DAN NEGATIF Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. Program Studi S1 Akuntansi www.mercubuana.ac.id Persuasi merupakan suatu usaha mengubah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Nilai..., Dian Rahmi Iskandar, F.PSI UI, 2008
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang ditemui setiap individu yang lahir ke dunia ini. Keluarga sebagai bagian dari suatu kelompok sosial mentransformasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan Masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang apa itu model komunikasi. Sebagian dari mereka masih mengetahui model komunikasi melalui prasangka-prasangka
Lebih terperinci