INTERAKSI SOSIAL DAN GAYA KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTERAKSI SOSIAL DAN GAYA KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK"

Transkripsi

1 INTERAKSI SOSIAL DAN GAYA KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK Sarmiati * ABSTRAK Studi tentang bentuk interaksi sosial dan gaya komunikasi mengikuti konteks perubahan budaya dalam komunikasi lintas budaya melalui facebook merupakan studi yang berhubungan dengan bagaimana komunikasi melalui situs jejaring sosial facebook terjadi antara seseorang atau sekelompok orang dari satu konteks budaya yang berbeda dengan seseorang atau sekelompok orang lainnya yang berasal dari konteks komunikasi yang berbeda. Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain yang berasal dari budaya yang berbeda tersebut merupakan komunikasi lintas budaya. Konteks budaya yang dimaksud di sini adalah budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah. Budaya konteks tinggi merupakan budaya yang menggunakan komunikasi yang kadang samar-samar, tidak langsung, dan implicit, sedangkan komunikasi tingkat rendah cenderung langsung dan eksplisit. Seseorang yang berkomunikasi dengan orang lain melalui facebook berpotensi menyebabkan perubahan budaya dalam konteks komunikasi. Perubahan tersebut terjadi diakibatkan oleh factor interaksi sosial, kecemasan dan ketidakpastian. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Facebook, Komunikasi Budaya Pendahuluan Perkembangan teknologi komunikasi memungkinkan manusia berinteraksi tanpa harus bertemu dan bertatap muka. Kita bisa melakukan komunikasi melalui telepon maupun handphone, bahkan kita bisa berkomunikasi hanya melalui surat elektronik yang dikenal dengan Short * Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat-Indonesia. mia_cc4@yahoo.com 173

2 Message Servise (SMS). Tidak hanya itu, saat ini kita bisa berkomunikasi lebih luas lagi dengan menggunakan apa yang disebut dengan computer yang sudah tersambung dengan internet. Internet adalah jaringan kabel dan telepon dan satelit yang menghubungkan computer. Internet ini sangat berbeda dengan media lainnya, dimana internet ini sangat interaktif, internet mempunyai kapasitas untuk memampukan orang berkomunikasi, bukan sekedar menerima pesan belaka, dan mereka bisa melakukannya secara real time (Vivian, 2008:263). Internet bisa menghubungkan computer-komputer yang paling sederhana hingga computer-komputer super yang paling canggih yang merupakan struktur jaringan computer yang berhubungan. Layanan yang diberikan internet mencakup , Netnews,Telnet, FTP dan world wide web (www), dimana yang paling banyak digunakan adalah dan www (Bungin, 2003:136). Perkembangan teknologi tidak hanya berhenti pada internet yang menyediakan layanan dan www saja, tetapi internet juga mengalami perkembangan cepat yang membuat interaksi manusia menjadi semakin luas dan berkembang. Sebut saja situs-situs jejaring sosial berupa friendster yang dahulu sangat digandrungi dan sekarang berkembang lagi facebook dan twitter yang sangat mempengaruhi interaksi manusia di seluruh belahan dunia. Situs jejaring sosial atau kita kenal dengan media sosial ini sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan interaksi manusia. Facebook mampu menembus keseluruh dunia tanpa mengenal siapa dan bagaimana orang yang akan berinteraksi dengan kita melalui situs ini. Kita bisa menemukan teman yang sudah puluhan tahun tidak pernah bertemu dan berkomunikasi, bahkan bisa mendapatkan teman yang tidak diketahui asal usul dan silsilahnya. 174

3 Saat ini facebook tidak hanya diakses dengan menggunakan computer yang sederhana dan canggih, tetapi juga ada media yang lain yaitu telepon genggam. Kita tidak perlu lagi ke warung internet untuk bertegursapa dengan teman di dunia maya, tetapi kita bisa berkomunikasi kapanpun dan dimanapun melalui telepon genggam yang selalu menjadi teman setia siapapun di seluruh dunia. Pertemanan melalui facebook maupun twitter sangat berpengaruh terhadap bentuk interaksi manusia. Bahkan melalui facebook kita bisa berinteraksi dengan siapapun yang berasal dari budaya yang berbeda. Facebook mampu menembus batas pertemanan dari satu budaya dengan budaya lainnya, yang mengakibatkan terjadinya komunikasi lintas budaya melalui situs jejaring sosial yang bernama facebook ini. Berdasarkan permasalahan di atas, maka studi ini ingin mengkaji tentang bagaimana bentuk interaksi dan gaya komunikasi mengikuti konteks perubahan budaya dalam komunikasi lintas budaya melalui facebook. Tinjauan Teori 1. Komunikasi Lintas Budaya Komunikasi lintas budaya terjadi ketika anggota dari satu budaya tertentu memberikan pesan kepada anggota dari budaya yang lain. Artinya komunikasi lintas budaya melibatkan interaksi antara orang-orang yang persepsi budaya dan system simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi (Samovar, Porter, dan McDaniel, 2010:16).Komunikasi antar budaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya (Mulyana dan Rakhmat, 2009:20). Individu bisanya mengkalkan identisanya dalam 175

4 berkomunikasi, walaupun komunikasi tersebut terjadi dalam situasi yang berbeda. Gardiner dan Kosmitzki melihat identitas sebagai defenisi diri seseorang sebagai individu yang berbeda dan terpisah, termasuk perilaku, kepercayaan, dan sikap. Ting Toomey menganggap identitas sebagai konsep diri yang direfleksikan atau gambaran diri bahwa kita berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi individu. Identitas pada dasarnya merujuk pada pandangan reflektif mengenai diri kita sendiri ataupun persepsi orang lain mengenai gambaran diri kita. Martin dan Nakayama menyatakan identitas sebagai konsep diri sendiri, siapa kita sebagai seorang manusia. Bagi Matthews, identitas adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri (hlm.184). Identitas Dalam pertemuan antarbudaya, harapan berbeda mengenai identitas serta gaya komunikasi yang ditampilkan berpotensi menimbulkan kegelisahan, kesalahpahaman, dan bahkan konflik. Collier berkata bahwa untuk dapat berkomunikasi secara efektif dalam situasi antar budaya, identitas budaya yang diakui seseorang serta gaya komunikasinya harus sesuai denga identitas dan gaya yang ditampilkan padanya oleh lawan bicaranya. Namun karena gaya komunikasi mungkin berbeda, masingmasing pelaku komunikasi harus mencari jalan tengah dan pencarian ini akan membutuhkan fleksibelitas dan adaptasi (hlm.199). 2. Gaya Komunikasi dalam Budaya Konteks Tinggi dan Budaya Konteks Rendah Antropolog Hall menjelaskan bahwa gaya komunikasi dalam komunikasi konteks tinggi merupakan komunikasi dimana sebagian besar informasi diketahui orang tersebut, dan hanya sedikit yang dibagikan sebagai bagian dari pesan. Sebaliknya dengan komunikasi konteks rendah jumlah informasi lebih besar dari yang disampaikan. Walaupun semua budaya 176

5 memiliki sebagian karakteristik dari variable konteks tinggi dan konteks rendah, namun bisa dilihat melalui skala peringkat dari dimensi tersebut, berdasarkan tabel berikut ini : Dalam budaya konteks rendah (Jerman, Swiss, Skandinavia, dan Amerika Utara) populasi lebih sedikit homogen, sehingga cenderung membagi-bagikan hubungan interpersonal. Mode komunikasi masyarakat Asia (konteks tinggi) kadang samar-samar, tidak langsung, dan implicit, dimana komunikasi Barat (konteks rendah) cenderung langsung dan eksplisit (hlm.256). Indonesia termasuk ke dalam masyarakat yang berkomunikasi dengan komunikasi konteks tinggi, artinya orang Indonesia adalah orang yang berkomunikasi secara samar-samar, tidak langsung dan implicit. Orang Indonesia dengan beragam budaya, juga mempunyai konteks komunikasi yang berbeda, yang akan mempengaruhi komunikasi nya. Misalkan saja orang Jawa dan orang Padang atau Batak, sangat berbeda cara komunikasinya, walaupun posisi orang Indonesia adalah termasuk budaya konteks tinggi, namun di Indonesia sendiri ada masyarakat yang cenderung mendekati komunikasi konteks rendah seperti orang batak, sedangkan orang Jawa lebih cenderung kepada konteks tinggi. Masyarakat yang memiliki budaya dengan komunikasi konteks tinggi adalah masyarakat atau orang-orang yang cara komunikasinya lebih mementingkan komunikasi non verbal, informasi yang didapatkan dari orang-orang tersebut sangat sedikit atau tertupup, kita ambil contoh orang Jepang yang merupakan Negara yang paling tinggi konteks komunikasinya. Orang Jepang sangat banyak diam dan sulit untuk berkomunikasi dengan mereka, berbeda dengan orang Jerman yang dalam susunan letak negara terendah konteks komunikasinya, adalah Negara yang masyarakatnya sangat terbuka, berkomunikasi dengan jelas dan terbuka. 177

6 Tabel 1: Budaya disusun dalam dimensi budaya konteks tinggi sampai konteks rendah Budaya Konteks Tinggi Jepang Cina Korea Afrika Amerika Amerika(Pribumi) Arab Yunani Latin Italia Inggris Perancis Amerika Utara Skandinavia Jerman Jerman (Swiss) Budaya Konteks Rendah 178

7 Perubahan gaya komunikasi mengikuti konteks budaya ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain: 1. Inreraksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu (Soejono, 1990:67). Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial secara harfiah adalah berarti sama-sama menyentuh. Namun dengan perkembangan teknologi sekarang ini, orang bisa berhubungan satu sama lainnya melalui telepon, telegrap, radio, surat dan seterusnya yang tidak memerlukan hubungan badaniah(hlm.71). Komunikasi adalah proses dinamis dimana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalui penggunaan symbol (Samovar, Porter, dan McDaniel, 2010:18). Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perlaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perlaku dan perasaanperasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perlaku tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah dia alami. Fenomena komunikasi dipengaruhi pula oleh media yang digunakan, sehingga media kadang kala juga ikut memengaruhi isi informasi dan penafsiran, bahkan menurut Marshall McLuhan bahwa media adalah juga pesan itu sendiri (Bungin, 2006:57). Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu ada dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi, saluran (media) dan penerima informasi. Selain ketiga unsure tersebut, yang terpenting dalam komunikasi 179

8 adalah aktifitas memaknakan informasi yang disampaikan oleh sumber informasi dan pemaknaan yang dibuat oleh penerima terhadap informasi yang diterimanya. Konteks sosial budaya ikut mewarnai kedua pihak dalam memaknakan informasi yang disebarkan dan yang diterima itu. Oleh karena itu, maka sebuah proses komunikasi memiliki dimensi yang sangat luas dalam pemaknaannya, karena dilakukan oleh subjek-objek yang beragam dan konteks sosial yang majemuk pula (hlm.58). Berlangsungnya suatu proses interkasi didasarkan pada berbagai factor antara lain, factor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negative dimana yang ditiru misalnya adalah tidakan-tindakan yang menyimpang. Imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan daya kreasi seseorang. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang member suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan fihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, oleh karena kerpibadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses simpati merupakan proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya (hlm.69). Melalui kontak sosial dan komunikasi orang saling berinteraksi, hal ini juga terjadi dalam komunikasi antara seseorang atau sekelompok orang 180

9 dengan seseorang atau sekelompok orang lain melalui facebook. Kontak sosial yang terjadi melalui komunikasi di situs jejaring sosial facebook tidak memerlukan hubungan badaniah, tetapi terjadi melalui teknologi komunikasi yang bernama internet. Orang berkomunikasi dengan menggunakan komunikasi verbal berbentuk tulisan dan symbol-simbol lainnya. Ketika seseorang dan seseorang lainnya berkomunikasi melalui situs jejaring sosial facebook, terjadi interaksi sosial diantara mereka. Interkasi tersebut bisa saja terjadi antara seseorang dari konteks budaya tingkat tinggi dengan seseorang dari konteks budaya tingkat rendah. 2. Faktor Ketidakpastian (Uncertainty) dan Faktor Kecemasan (Anxiety) Ketika seseorang bertemu dengan orang asing atau orang yang berasal dari budaya yang berbeda, tentu ada ketidakpasatian terhadap orang yang ditemui tersebut. Begitu juga ketika orang berkomunikasi dengan orang lain, akan terjadi ketidakpastian terkait dengan informasi tentang orang asing tersebut. Namun setiap orang pasti mempunyai keinginan yang kuat untuk mengurangi ketidakpastian tersebut. Berger menyatakan bahwa manusia seringkali kesulitan dengan ketidakpastian, mereka ingin dapat menebak perlaku, sehingga mereka terdorong untuk mencari informasi tentang orang lain. Proses pencarian informasi tentang orang lain tersebut adalah dalam rangkan pengurangan ketidakpastian, yang merupakan dimensi utama dalam mengembangkan hubungan.semakin kita merasa tidak pasti, kita menjadi semakin waspada dan kita akan semakin bergantung dengan pada data yang tersedia pada kita dalam situasi tersebut (Littlejohn, 2009:218). William Gudykunst dan para koleganya telah memperluas karya Berger dalam melihat ketidakpastian dan kecemasan. Mereka telah menemukan bahwa semua kebudayaan mencoba untuk mengurangi ketidakpastian dalam tahap-tahap awal sebuah hubungan, tetapi mereka 181

10 melakukannya dengan cara-cara yang berbeda. Perbedaannya dapat dijelaskan dengan apakah seseorang merupakan anggota dari sebuah kebudayaan dengan konteks yang tinggi atau kebudayaan dengan konteks yang rendah. Kebudayaan dengan konteks yang tinggi sangat mengandalkan keseluruhan situasi untuk menafsirkan kejadian-kejadian dan kebudayaan dengan konteks rendah lebih mengandalkan pada isi verbal yang jelas dari pesan-pesan. Kita akan merasakan sejumlah kecemasan tertentu dan ketidakpastian kita akan sangat besar. Sebaliknya kepercayaan diri kita dalam mengenal orang lain akan menjadi lebih tinggi dan kecemasan kita akan menurun (hlm.221). 3. Stereotipe Stereotip merupakan bentuk kompleks dari pengelompokan yang secara mental mengatur pengalaman anda dan mengarahkan sikap anda dalam menghadapi orang-orang tertentu. Stereotip bisa positif dan negative, stereotip yang merujuk sekelompok orang sebagai orang malas, kasar, jahat atau bodoh merupakan stereotip negative dan ada stereotip positif seperti stereotip yang merujuk sekelompok orang sebagai orang pekerja keras, berkelakuan baik dan pandai. Stereotip ini mempersempit persepsi kita, maka stereotip dapat mencemarkan komunikasi antar budaya (hlm.203). Stereotip cenderung menghambat komunikasi antar budaya, hal ini disebabkan karena stereotip merupakan sejenis penyaring, menyediakan informasi yang konsisten dengan informasi yang dipercayai oleh seseorang. Dengan ini, sesuatu yang benar tidak tidak memiliki kesempatan untuk diketahui. Kedua, bukan pengelompokan itu yang menyebabkan masalah antarbudaya, namun asumsi bahwa semua informasi spesifik mengenai suatu budaya diterapkan pada semua orang dari kelompok tertentu. Ketiga, stereotip menghalangi keberhasilan anda sebagai seorang komunikator 182

11 karena stereotip biasanya berlebih-lebihan, terlalu sederhana dan terlalu menyamaratakan. Keempat, stereotip jarang berubah, karena stereotip biasanya berkembang sejak awal kehidupan dan terus berulang dan diperkuat dalam suatu kelompok, dan berkembang setiap waktu (hlm ). 4. Prasangka Prasangka merupakan perasaan negative yang dalam terhadap kelompok tertentu. Sentimen ini kadang meliputi kemarahan, ketakutan, kebencian, dan kecemasan. Prasangka dinyatakan dalam berbagai cara, kadang secara halus dan tidak langsung, namun kadang juga secara terangterangan dan langsung (hlm.207). Prejudice atau prasangka menurut Everet M. Rogers, dan Thomas M. Steinfat adalah suati sikap yang tak berdasar terhadap outgrop berdasarkan pada suatu perbandingan dengan ingroup (Rogers dan Steinfat, 1999). Prasangka adalah penghukuman tanpa adanya pengetahuan atau pengujian terhadap informasi yang ada. Allport dalam Samovar dan Porter mengemukakan bahwa prejudice diekspresikan dengan berbagai cara, yaitu antilokusi. Pada tingkat ini prejudice baru pada tingkat berbicara tentang anggota kelompok target dalam bentuk stereotip negative. Kedua, avoid/withdraw, yaitu dalam bentuk tindakan menghindar atau menarik diri dari hubungan dengan kelompok yang tidak disuaki. Ketiga, diskriminasi merupakan ekspersi dari prejudice, dalam bentuk mengeluarkan dari pekerjaan atau institusi sosial. Keempat, serangan fisik yang membuat terciptanya permusuhan. Kelima, pemusnahan yang merupakan bentuk paling berbahaya dari prejudice (Sarmiati, 2005:24-26). 5. Etnosentrisme Nanda dan Warms menjelaskan etnosentrisme sebagai berikut: 183

12 Etnosentrisme merupakan pandangan bahwa budaya seseorang lebih unggul dibandingkan budaya yang lain. Pandangan bahwa budaya lain dinilai berdasarkan standar budaya kita. Kita menjadi etnosentris ketika kita melihat budaya lain melalui kacamata budaya kita atau posisi sosial kita (hlm.207). Etnosentrisme dapat dilihat dalam 3 tingkatan, yaitu positif, negatif dan sangat negative. Pertama, positif, merupakan kepercayaan bahwa paling tidak bagi anda, budaya anda lebih baik dari yang lain. Pada tingkat negatif, anda mengevaluasi secara sebagian. Anda percaya bahwa budaya anda merupakan pusat dari segalanya dan budaya lain harus dinilai dan diukur berdasarkan standar budaya anda. Dalam tingkat sangat negatif, bagi anda tidak cukup hanya menganggap bahwa anda sebagai yang paling benar dan bermanfaat, Anda juga menganggap budaya anda sebagai yang paling berkuasa dan anda percaya bahwa nilai dan kepercayaan anda harus diadopsi oleh orang lain. Kebanyakan orang merupakan etnosentris, dan bahwa kadang sikap etnosentrisme penting untuk mengeratkan hubungan dalam suatu masyarakat. Etnosentrisme juga memberikan identitas dan perasaan memiliki kepada anggotanya. Ada masalah serius ketika kita terlihat dalam etnosentrisme negative ketika kita berusaha untuk berhasil dalam komunikasi antar budaya. Salah satu akibat dari etnosentrisme adalah rasa gelisah, semakin etnosentris kita maka semakin gelisah dalam berhubungan dengan budaya lain, ketika kita takut, kita jadi memiliki sedikit harapan positif dari suatu hubungan dan kurang mempercayai orang dari budaya lain (hlm.216). Pembahasan Komunikasi yang terjadi antara seseorang atau sekelompok orang dengan seseorang atau sekelompok orang yang lain melalui situs jajaring sosial facebook merupakan komunikasi yang sangat luas. Komunikasi 184

13 tersebut terjadi antara orang dari satu group yang sama atau dengan group atau kelompok yang berbeda. Komunikasi yang terjadi antara seorang ibu dengan anaknya, seorang saudara dengan saudaranya bahkan antara seorang dengan orang lain yang tidak dikenal sama sekali. Orang Padang bisa berkomunikasi dengan orang Jawa, orang Batak dengan orang Makassar, bahkan antara orang Indonesia dengan orang Amerika tanpa kenal sebelumnya. Melalui situs jejaring sosial pertemanan facebook kita bisa saling berbagi, saling member dan saling mengisi, bahkan dengan situs tersebut kita bisa menjalin hubungan serius bahkan menuju jenjang pernikahan sekalipun. Komunikasi melalui facebook merupakan salah satu bentuk komunikasi lintas budaya, ketika seseorang atau sekelompok orang berkomunikasi atau saling berteman dengan seseorang atau sekelompok orang dari budaya yang berbeda. Ketika interaksi terjadi secara terus menerus dan terjalin pertemanan, maka komunikasi ini akan melibatkan konteks komunikasi yang ada diantara kedua orang atau kelompok tersebut. Ketika orang dari Indonesia berteman dalam situs jejaring sosial facebook dengan orang Jepang, maka konteks komunikasi yang terjadi adalah konteks komunikasi antara seorang Indonesia dengan konteks komunikasi sedang dengan orang Jepang yang memiliki konteks komunikasi tinggi. Komunikasi ini memiliki kecenderungan seperti penjelasan Hall di atas, dimana ketika orang yang berkomunikasi melalui facebook ini berasal dari dua konteks budaya yang berbeda juga memiliki perbedaan dari segi konteks budaya tersebut. Ketika orang dari budaya konteks tinggi seperti Indonesia berkomunikasi melalui facebook dengan orang yang berasal dari budaya konteks rendah seperti Ameika Utara, maka akan terjadi komunikasi perubahan gaya komunikasi mengikuti konteks budaya. Orang Indonesia 185

14 ketika berkomunikasi melalui facebook dengan orang Amerika akan cenderung mengikuti gaya komunikasi orang Amerika Utara yang cenderung langsung dan eksplisit. Begitu juga dengan orang Amerika Utara yang berbudaya konteks rendah ketika berkomunikasi dengan orang Indonesia yang berkomunikasi konteks tinggi melalui facebook akan mengalami perubahan konteks komunikasi menjadi konteks rendah yaitu samar-samar dan tidak langsung. Komunikasi antara orang-orang yang menggunakan situs jejaring sosial facebook sangat luas cakupannya, bisa saja terjadi komunikasi antara sesama teman sendiri yang memang sudah dikenal sebelumnya, namun bisa juga antara seseorang dengan orang lain tidak dikenal sama sekali. Hal ini memungkinkan ada diantara mereka yang berasal dari budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah. Walaupun komunikasi melalui situs jejaring sosial facebook ini hanya berbentuk kata-kata atau tulisan dan simbol, tetapi makna sebuah kata itu sangat banyak dan beragam, sehingga komunikasi melalui facebook ini menjadi sarat dengan makna yang tidak dipahami. Makna yang tercipta antara seorang komunikator yang berasal dari suatu budaya dengan budaya lainnya berpotensi untuk merubah konteks kebudayaan yang ada, dari komunikasi konnteks tinggi berubah menjadi komunikasi konteks rendah. Hal ini dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi diantara mereka, disamping factor ketidakpastian, kecemasan, stereotip, prasangka dan etnosentrisme. Orang cenderung untuk menghindar ketika mereka mempunyai pengetahuan tentang budaya seseorang atau sekelompok orang yang sifatnya tidak baik atau dikenal dengan stereotip dan prasangka. Stereotip yang dimiliki seseorang terhadap kelompok lain, bisanya menjadi salah satu pemicu ketidakpastian dan kecemasan dalam berkomunikasi. Begitu juga berkomunikasi melalui facebook, ketika seseorang mempunyai 186

15 stereotip tentang orang lain yang menjadi temannya di facebook, mereka akan berusaha merubah konteks komunikasinya dengan konteks komunikasi teman facebooknya tersebut seseuai dengan informasi yang mereka punya tentang kelompok tersebut. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau mungkin bahkan berkelahi. Walaupun orang-orang yang bertemu muka teresbut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, oleh karena masing-masing sadar akan adanya fihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau ketingat, minyak wangi, suara berjalan dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkan kesan di dalam fikiran seseorang yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannnya (Soerjono, 1990:67-68). Perkembangan teknolologi komunikasi sekarang ini memungkinkan orang untuk berkomunikasi tidak melalui tatap muka langsung, tetapi melalui telepon dan internet. Kita tidak perlu lagi bertemu dengan orang yang kita butuhkan, tetapi mereka bisa berkomunikasi hanya melalui telepon, bahkan mereka bisa berkomunikasi hanya melalui atau surat elektronik. Internet memberikan semua orang kemudahan dalam berkomunikasi dengan sanak saudara yang jauh, dengan teman bahkan dengan orang yang tidak dikenal sekalipun. Kita bisa member informasi melalui update status di facebook, bahkan kita bisa berkomunikasi langsung tanpa tatap muka melalui chatting melalui facebook. Tidak ada batas untuk komunikasi ini, karena tidak ada hukum yang melarang orang untuk berkomunikasi dengan siapapun yang mereka mau. Seperti halnya komunikasi dengan orang dari budaya yang berdeda secara langsung, melalui facebook kita juga bisa melakukan 187

16 komunikasi seperti itu, perkenalan melalui facebook, kemudian pertemanan dan berlanjut menjadi persahabatan atau bahkan ke pernikahan. Meningkatnya hubungan dari perkenalan kepada persahabatan membutuhkan komunikasi yang efektif, dan komunikasi yang efektif perlu pemahaman makna yang sama. Ketika orang dari budaya yang berbeda berkomunikasi melalui facebook, tentu terjadi interaksi sosial diantara mereka. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial menuntut untuk adanya keberlanjutan hubungan, seperti dalam jejaring sosial facebook biasanya kita mencari pertemanan, ketika bisa menemukan teman maka kita berusaha untuk menjaga pertemanan tersebut hingga berlanjut terus. Mungkin dengan cara selalu mengomentari update status yang dibuat oleh teman tersebut, atau dengan selalu chatting dengan mereka. Hubungan terebut akan terus berjalan selama kita masih menjadi community di dunia maya tersebut. Facebook sangat luas jangkauannya tidak terbatas kepada temanteman saja, tetapi kepada semua orang di seluruh penjuru dunia. Untuk itu kita butuh memperbaiki cara komunikasi antar budaya kita dalam berkomunikasi melalui facebook. Melalui facebook kita bisa melakukan chatting, mengirimkan pesan, updating status dan lain-lain. Namun hubungan melalui facebook juga tidak tertutup kemungkinan terjadinya apa yang disebut dengan kecemasan dan ketidakpastian. Ketika kita mencari pertemanan dengan orang dari luar kelompok kita, maka hal yang pasti terjadi adalah terjadinya kecemasan dan ketidakpastian terhadap informasi tentang orang dari kelompok lain tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh 188

17 stereotip, prasangka dan sikap etnosentrisme yang kita miliki. Ketika kita mempunyai sedikit informasi tentang orang yang sedang berkomunikasi dengan kita, maka informasi tersebut akan menjadi penting bagi kita untuk melakukan pengurangan ketidakpastian dan kecemasan. Komunikasi melalui facebook lebih sulit lagi untuk mendapatkan informasi yang cepat tentang orang yang berkomunikasi dengan kita, karena kita tidak bisa melihat pesan non verbal mereka, sedangkan pesan non verbal merupakan hal yang penting dalam berkomunikasi antar budaya. Hal ini membuat kita berusaha melakukan komunikasi dengan lebih arif dan bijaksana. Kita berusaha untuk tidak menjadi diri sendiri dalam komunikasi antar budaya tersebut, kita berusaha membuat budaya baru, sehingga memunculkan konteks budaya yang berbeda dengan kebiasaan kita. Kita berusaha mengikuti gaya komunikasi lawan bicara kita, ketika lawan bicara kita berasal dari budaya konteks tinggi, dan kita berasal dari budaya konteks rendah, maka kita akan melakukan hal yang sama dengan mereka dengan cara menaikkan gaya komunikasi kita mengikuti konteks komunikasi lawan bicara kita. Kesimpulan Situs jejaring sosial facebook merupakan sarana komunikasi bagi seseorang atau sekelompok orang dengan orang lain. Kedua orang atau kelompok yang berkomunikasi tersebut tidak tertutup kemungkinan adalah berasal dari dua konteks budaya yang berbeda, yaitu konteks budaya tinggi dan konteks budaya rendah. Komunikasi tersebut berpeluang menghasilkan perubahan konteks komunikasi. Seseorang yang berasal dari budaya konteks tinggi ketika berkomunikasi dengan orang-orang dari budaya konteks rendah berusaha untuk menyesuaikan perilaku komunikasi mereka, sehingga bisa 189

18 saja orang-orang dari konteks budaya tinggi akan mengikuti konteks budaya rendah supaya terjadi kesepahaman, begitu juga sebaliknya, orang dari budaya konteks rendah juga akan berusaha menyesuaikan perilaku komunikasinya dengan budaya konteks tinggi. Walaupun perubahan budaya tidak dengan gampang terjadi, namun kebiasaan yang dilakukan dapat mempngaruhi perilaku sehari-hari. 190

19 DAFTAR PUSTAKA Samovar, Larry A, Richard E. Porter, Edwin R McDaniel Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta :Salemba Humanika Sarmiati Strategi Komunikasi Persiasif pada Program Pembangunan dan Pelestarian Hutan. Tesis Magister Ilmu Komuikasi UI Jakarta Littlejohn, Stephen W 2009 Teori Komunikasi Jakarta: Salemba Humanika Rogers, Everet M dan Steinfat, Thomas M 1999 Intercultural Communication, US: Waveland Press, Inc Bungin, Burhan Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Vivian, John Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Bungin, Burhan Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Mulyana, Deddy, Jalaluddin Rakhmat Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya 191

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 5 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 5 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Proses dan Interaksi Sosial DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang struktur

Lebih terperinci

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa besar dan kecil, banyak suku bangsa dengan bahasa dan identitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan SILABUS Kode Mata Kuliah KM018 / MKB / I Nama Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Beban Kredit 3 SKS Prasyarat... Fakultas Ilmu Komunikasi No. Dokumen FIKOM SSAP-0 Program Studi Ilmu Komunikasi No. Revisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi, sensitivitas terhadap perbedaan budaya dan perubahan demografis, memberi implikasi pada semakin pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan produk dari sebuah budaya, yang tidak pernah lepas dari aktivitas komunikasi. Melalui interaksi secara terus menerus seorang manusia juga

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 13 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Kompetensi Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Dalam modul

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 13 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dwi Nurani Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah bagian terpenting dalam hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Komunikasi menyentuh sebagian besar kehidupan

Lebih terperinci

Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas

Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan interaksi antar budaya tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal ini tentunya meningkatkan pula peluang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Wenny Maya Arlena, MSi

TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Wenny Maya Arlena, MSi TEKNOLOGI KOMUNIKASI Wenny Maya Arlena, MSi Jakarta, 2011 Tehnologi? n Bahasa Latin texere ; artinya membentuk atau menumbuhkan. n Everett M. Rogers : Tehnologi adalah satu bentuk tindakan yang bertujuan

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari PERTEMUAN 15 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Penelitian Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah keadaan di mana terjadi peningkatan yang drastis secara ekonomi, yakni tingginya pendapatan kotor negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN I Pendahuluan Rumah sakit sering kali harus melayani komunitas dengan berbagai keragaman. Ada pasien-pasien yang mungkin telah berumur, atau menderita cacat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini semakin canggih dalam kehidupan masyarakat dan tidak dapat dihindarkan. Seperti bertambah banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikucilkan sama sekali jika ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia. berkomunikasi karena ada maksud atau tujuan tertentu.

I. PENDAHULUAN. dikucilkan sama sekali jika ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia. berkomunikasi karena ada maksud atau tujuan tertentu. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi. Manusia mungkin akan mati, atau setidaknya hidupnya akan sengsara apabila dikucilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola BAB I PENDAHULUAN To effectively communicate, we must realize that we are all different in the way we perceive the world and use this understanding as a guide to our communication with others. (Anthony

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk sosial, secara kodrati manusia hidup bersama dengan orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dibuktikan melalui semboyan lambang Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim  dan menjelajahi interenet, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Whatsapp adalah sebuah aplikasi chatting pada yang biasanya tersedia di bursa smartphone yang memungkinkan penggunanya berbagi gambar dan pesan. Whatsapp adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang ada membuat banyak perusahaan asing hadir di Indonesia. Berbagai perusahaan yang bergerak di bidang seperti telekomunikasi, transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet sebagai alat komunikasi telah berkembang menjadi sebuah media yang efektif dan bersifat global. Instant Messaging (pesan instan), Chatting, Facebook,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi Antar Budaya Maka sudah saatnya bagi kita untuk mengatasi pelbagai perselisihan dan konflik antarbudaya, baik secara vertical maupun horizontal, baik secara pribadi ataupuan pada tingkat komunitas. Salah satu caranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Tindakan, ucapan, bahkan ekspresi manusia dapat disebut dengan bentuk komunikasi baik antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU

IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Warga Negara Amerika di Kota Medan) SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU 100904039 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010-2013)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI Fipit Novita Sari 100904099 ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah

I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. antara ayah dan anak remaja pasca perceraian, berikut peneliti memberikan

BAB IV PEMBAHASAN. antara ayah dan anak remaja pasca perceraian, berikut peneliti memberikan 95 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah disajikan berkenaan dengan pola komunikasi antara ayah dan anak remaja pasca perceraian, berikut peneliti memberikan pembahasan atau analisis terhadap apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan industri teknologi dan bisnis Korea Selatan telah membawa Korea Selatan menjadi negara maju, salah satu dampak ekspansi industri dan teknologi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya melalui belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek terpenting dan paling

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: 1 1 KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: * Student ** lectures Meri Handayani * Ahmad Zaini, S.Ag, M.Pd ** Citra Imelda Usman,M.Pd.,Kons ** Program Bimbingan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan hakikatnya sebagai makhluk social, manusia tidak bisa hidup tanpa pengaruh manusia lain, maka dari itu komunikasi antar manusia dengan manusia yang lainnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Aplikasi Instant Messenger. Sumber: Dok. Peneliti

Gambar 1.1 Aplikasi Instant Messenger. Sumber: Dok. Peneliti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia pada saaat ini telah banyak mengenal instant messenger sebagai salah satu media komunikasi yang digunakan. Kemunculan instant messenger pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma/Perspektif Kajian Paradigma menurut Harmon (dalam Moleong, 2004: 49) adalah cara mendasar untuk mempersepsikan, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar 1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang di dalam hidupnya selalu memerlukan dan membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada zaman era globalisasi saat ini, merupakan suatu perubahan zaman yang berkembang pesat, yang dimana teknologi yang berkembang yang semakin canggih. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial di dalam internet yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna lain. Dari

Lebih terperinci

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS Identitas Diri Subyek : Nama : Usia : Berat Badan : Isilah dengan memberi tanda [ ] pada pernyataan yang sesuai dengan jawaban anda. Beri Tanda [ ] bila : SS : Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut Sangat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

Tradisi SosioPsikologi

Tradisi SosioPsikologi Tugas 3 Tradisi SosioPsikologi Mengelola Ketidakpastian dan Kecemasan Kelompok 4 Herdian Yudi H Lukni F Riski P Patrick L Metty A Hendri C Irfan J Fahrul F Bachtiar R Galang H Dodi A Teori Komunikasi Percakapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada yang halus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga yang

Lebih terperinci

Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis.

Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis. PENGANTAR SOSIOLOGI SOSIOLOGI SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis. YESI MARINCE, S.IP., M.Si

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan inovasi media komunikasi di bidang teknologi informasi dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan inovasi media komunikasi di bidang teknologi informasi dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan inovasi media komunikasi di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi dewasa ini begitu pesat sehingga komunikasi atau interaksi antar pribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial merupakan sebuah syarat terjadinya aktivitas sosial. Dalam melakukan interaksi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu kontak sosial

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Issue/Revisi : A2 Tanggal : 11 Januari 2018 Mata Kuliah : Komunikasi Lintas Budaya Kode MK : MAN-312 Rumpun MK : Mata Kuliah Minor Semester : 4 Dosen Pengampu : Dr. Hastuti Naibaho, M.Si (sks) : 3 sks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik, BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Abstrak : Selain menguasai bidang ilmu perpustakaan, pustakawan diharapkan mampu memahami kondisi pemustaka melalui interaksi sosial. Dalam berinteraksi dengan pemustaka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar tentang social networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. Hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari hari yang. dengan orang lain akan melahirkan sebuah kegiatan interaksi.

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari hari yang. dengan orang lain akan melahirkan sebuah kegiatan interaksi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan kehadiran manusia lain. Dari lahir hingga mati, manusia cenderung memerlukan bantuan dari orang lain. Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mampu menciptakan makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan suatu cara, model, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Sosial persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 4 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Memahami Perbedaan Perbedaan Budaya DESKRIPSI Modul ini membahas

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

Pertemuan 6 20 April 2013

Pertemuan 6 20 April 2013 Pertemuan 6 20 April 2013 PERSEPSI Proses penerimaan dan pengolahan informasi dalam diri individu dimulai dari proses penerimaan informasi yang paling awal, yaitu sensasi, kemudian diikuti dengan proses

Lebih terperinci