BAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA. A. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA. A. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan"

Transkripsi

1 BAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA A. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan Analisa 4A Potensi kawasan Rowo Jombor dan Bukit Sidagora Kegiatan kepariwisataan di kawasan wisata Rowo Jombor dan Bukit Sidagora secara signifikan dicirikan oleh karakteristik adanya Tradisi Syawalan yang dilaksanakan pada bulan Syawal, Hingga saat ini masyarakat disekitar masih menggelar tradisi Syawalan di Bukit Sidagora. Untuk itu jenis wisata yang dapat dikembangkan di Bukit Sidagora yaitu wisata budaya dan alamnya sedangkan di Rowo Jombor mempunyai karakteristik Warung apung (Warung makan yang mengapung di atas Rowo), wisatawan akan ditarik dengan sebuah sampan yang terbuat dari drum yang disusun rapi untuk ke tempat warung apungnya, wisatawan dapat menikmati berbagai permainan seperti kapal buatan yang berbentuk seperti bebek yang dapat ditumpangi paling banyak dua orang, aktifitas memancing juga dapat dilakukan disini pengunjung juga dapat menikmati hasil tangkapan sendiri, jika dibandingkan dengan memesan lebih menikmati dengan memancing sendiri, keindahan alamnya yang sangat indah dengan pemandangan rawa yang membentang dikelilingi dengan pegunungan yang indah, disekitar rawa juga terdapat pemeliharaan ikan yang di 40

2 41 lakukan oleh masyarakat sekitar rawa, beberapa warung warung atau angkringan di pinggir jalan sekitar rawa menjajakan berbagai makanan maupun minuman. Gambar 4. Obyek wisata Rawa Jombor sumber foto ( koleksi, rahmat dwiyanto 8 Juni 2016) Bukit Sidagora mempunyai keindahan alamnya yang indah, terdapat pegunungan kapur yang diatasnya terdapat rumah kecil, Bukit Sidagora juga dipakai sebagai Tradisi Syawalan yang diadakan setahun sekali yaitu pada bulan Ramadhan. Hal ini dapat dijadikan sebagai wisata keluarga maupun wisata budaya karena tempat ini sangat cocok untuk berlibur dengan keluarga. Secara makro, kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora telah banyak dikenal masyarakat,

3 42 Gambar 5. Gazebo di bukit Sidagora Sumber ( koleksi, rahmat dwiyanto 8 Juni 2016) khususnya masyarakat lokal dan regional. Hal ini berkaitan dengan adanya Tradisi Syawalan dan Hari Idul Fitri yang mampu menyerap bagi para wisatawan dalam jumlah yang sangat besar. (sumber Dinas Pariwisata Klaten) Tradisi Syawalan ini sudah diketahui oleh banyak wisatawan disekitar, serta adanya Rawa Jombor juga menjadi tujuan wisatawan yang ingin memancing, oleh karena itu kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora memiliki potensi atau posisi yang sangat strategis untuk memperkenalkan obyek obyek wisata lainnya yang terletak di Kabupaten Klaten. Karakter kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora cukup kuat dengan unsur wisata budaya, alam, keluarga, dan sejarah dapat menjadi

4 43 magnet yang mampu menyerap banyak pasar wisatawan potensial di Kabupaten Klaten. Dari data yang tersedia tentang kondisi dan situasi di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dapat dianalisis secara makro untuk pengembangannya melalui analisi 4A terdiri atas Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Ancillary (kelembagaan). a. Atraksi Atraksi adalah daya tarik yang dapat mengundang wisatawan untuk mengunjungi sebuah lokasi atau obyek wisata. Adapun dalam atraksi ini meliputi : a) Kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dari Rawa Jombor pengunjung dapat melakukan aktivitas diantaranya melihat atau menikmati pemandangan dari warung apung yang berada di rawa maupun dari jalan yang mengitari rawa tersebut karena pemandangan di obyek wisata ini masih asri dan alami, pengunjung juga dapat memancing di sekitar warung apung yang ada, disetiap warung apung terkadang juga mengadakan lomba memancing ikan biasanya pada saat hari libur. tersedianya permainan anak yang berada di warung apung juga menambah ketertarikan kepada para anak anak untuk lebih lama dalam mengunjungi warung apung, beberapa olahan masakan dari ikan juga sangat enak, menu masakannya dari ikan seperti kepiting, ikan gurame, ikan lele dan ikan nila, harganya terjangkau. Di setiap warung apung juga tersedia wahana untuk bermain air yaitu perahu yang berbentuk seperti bebek maupun angsa yang dapat di tumpangi dua orang, di rawanya sendiri juga terdapat

5 44 penyewaan perahu gethek yang dapat membawa pengunjung berkeliling disekitar rawa, pada sore hari disekitar jalan yang mengelilingi rawa dimanfaatkan oleh anak remaja untk kegiatan kumpul kumpul, bertemu keluarga maupun saudara, menikmati keindahan sore hari yang indah dan aktifitas bersantai menikmati kopi yang dijajakan di setiap angkringan yang berada di Rawa Jombor. Taman Bukit Sidagora memiliki pemandangan yang indah yang dapat dinikmati oleh pengunjung dan dapat dimanfatakan untuk pengambilan gambar pada saat sore hari maupun pagi hari biasanya anak remaja karena pencahayaan yang indah, disini tersedia arena bermain bagi anak anak yang dapat dimanfaatkan untuk bermain juga pengunjung juga dapat melakukan aktifitas jogging. b) Atraksi wisata yang terdapat di Rawa Jombor dan Bukit Sidagora adalah Tradisi Syawalan yang diadakan setiap setahun sekali, banyak pengunjung atau wisatawan yang pada saat Tradisi Syawalan. Unsur tradisi dan nilai Religius yang dimiliki masyarakat sekitar sangat kuat, khusunya tentang kepercayaan jika masyarakat dalam Tradisi Syawalan yang mendapatkan Ketupat tersebut akan dihapuskan segala dosa dosanya. (sumber wawancara kepada Parmin, tanggal 8 juni 20016) Rawa Jombor dan Bukit Sidagora sebagai salah satu potensi wisata di Kabupaten Klaten mempunyai karakteristik tersendiri (attractions) yang tidak dijumpai di obyek wisata yang terdapat di daerah lain. Hal ini disebabkan oleh adanya tradisi Syawalan tersebut. b. Aksesibilitas

6 45 Aksebilitas adalah keterjangkauan suatu daerah tujuan wisata atau sebuah obyek wisata agar memudahkan para wisatawan untuk menjangkau obyek wisata tersebut dengan baik, dari sarana transportasi darat, laut dan udara serta fasilitas yang ada selama perjalanan. Berikut ini penuis menguraikan beberapa uraian mengenai aksesibilitas : a) Kondisi jalan untuk kondisi jalan menuju obyek wisata bisa dikatakan jalannya layak untuk dipakai karena jalannya sudah beraspal tapi ukurannya kurang lebar, terdapat juga jalan beraspal yang sudah rusak. Ada 3 jalur alternatif yang beraspal yang dapat dilewati dua jalan kondisinya baik sedangkan satunya beraspal tetapi sudah rusak rusak. ( sumber observasi secara langsung tannggal 8 juni 2016) b) Sarana Transportasi Dari segi sarana transportasi untuk menuju ke obyek wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora hanya bisa dilewati dari terminal Ir. Soekarno Klaten, angkutan umum tidak ada karena yang di tetapkan oleh Dinas Perhubungan hanya sampai ke terminal Ir. Soekarno Klaten, untuk menuju ke Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dari terminal dapat mencarter mobil atau ojek atau kendaraan pribadi. (sumber wawancara dengan Purwani) c) Jarak Dari segi jarak untuk menuju ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora tidak lah jauh dari arah Yogya : Kota Klaten pertigaan Bendogantungan Desa Sumberejo, belok kiri / ke arah selatan Desa Danguran Desa Glodogan Desa Jimbung Rawa Jombor/Bukit

7 46 Sidagora. Lewat jalur timur atau dari arah Solo : Kota Klaten Stasiun Klaten By Pass belok kanan / ke arah selatan Terminal Klaten Ir. Soekarno - Kelurahan Buntalan Desa Jimbung Rawa Jombor/Bukit Sidagora. c. Amenitas Amenitas adalah sarana pendukung seperti akomodasi, rumah makan, industri kerajinan, cinderamata, biro perjalanan wisata, TIC (Tourist Information Center), jasa komunikasi, jasa angkutan, jasa kesehatan, penerangan, air bersih, jasa pemandu, toilet, dan tempat ibadah juga mempengaruhi lama tidaknya para wisatawan dalam mengunjungi obyek. Hal ini demi kelancaran kegiatan pariwisata yang ditujukan sebagai kenyamanan dan kemudahan bagi wisatawan. Jika dalam suatu obyek wisata terdapat sarana sarana dan fasilitas yang memadai dan membuat wisatawan menjadi nyaman maka, secara otomatis para wisatawan tersebut akan berlama lama untuk tinggal di obyek wisata tersebut. Berikut ini ada beberapa sarana yang terdapat di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora : a) Masjid Untuk masjid di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora sudah ada letaknya berada di perkampungan masyarakat tetapi dekat dengan rawanya, ada juga mushola yang di siapkan oleh warga, mushola ini letaknya yang berada di warung apung yang dimiliki oleh masyarakat, beberapa warung apung yang ada di rawa juga masih ada yang belum menyediakan mushola bagi para pengunjung.

8 47 b) Rumah makan Untuk rumah makan terdiri dari dua yaitu rumah makan di sekitar Rawa Jombor seperti angkringan dan rumah makan biasa ada juga warung makan di atas rawa yaitu warung apung, warung yang didirikan baik di pinggir rawa maupun di atas rawanya merupakan mata pencaharian masyarakat di sekitar rawa, sebagian warganya juga ada yang beternak ikan. c) Penerangan Dalam hal sarana penerangan di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora pada umumnya aliran listrik sudah ada tetapi hanya berasal dari pemukiman penduduk, penerangan jalan di sekitar obyek masih minim khususnya di Bukit Sidagora masih sedikit penerangannya dan juga di Rawa Jombornya juga belum ada. d. Ancillary (pengelolaan) Di satu sisi Rawa Jombor dan Bukit Sidagora sendiri belum lengkap fasilitas dari lembaga seperti tour guide, pelayanan kurir, konsultan, dari Dinas Pariwisata Klaten sendiri sudah membuat cara agar Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dapat dikenal oleh masyarakat, seperti membuat iklan di website, dan melakukan pembinaan dalam POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata), melakukan pelatihan dan penyedia pendidikan kepada masyarakat agar ikut serta menjaga kelestarian kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora tersebut.

9 48 B. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan Identifikasi SWOT dan Analisa SWOT Analisis terhadap produk wisata secara Makro kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dibutuhkan untuk mengetahui tentang kekuatan yang dimiliki, Kelemahan, Peluang dan Tantangan yang dihadapi dalam proses pengembangan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. Kondisi dan situasi kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dapat dianalisis secara makro untuk pengembangannya melalui Identifikasi SWOT seperti nampak dibawah ini : 1. STRENGHT (KEKUATAN) a. Daya Tarik Wisata Kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora berisi goa kendil, goa payung, kereta lama, tempat bermain anak anak, warung apung, tempat pemancingan, area untuk jogging ataupun bersepeda serta upacara Tradisi Syawalan. Hal ini memiliki potensi wisata alam dan budaya, baik yang berwujud alami, cerita sejarah dan upacara tradisional di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. b. Lingkungan fisik Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Lingkungan alam yang mendukung serta warung apung buatan dari masyarakat sekitar kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora memiliki panorama alam di pedesaan serta pegunungan yang sangat menawan. c. Letak kawasan

10 49 Letak kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora strategis karena dekat dengan Kota Klaten dan fasilitas yang dimiliki Kota Klaten seperti Terminal, Stasiun ataupun Ojek. d. Areal pengembangan untuk kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora masih cukup luas. e. Lingkungan sosial masyarakatnya masih mendukung sebagai kawasan wisata Budaya maupun Alam. f. Memiliki potensi Sosial Budaya Tradisional dari Upacara Tradisi Syawalan yang unik 2. WEAKNESS (KELEMAHAN) a. Fasilitas pendukung aktivitas wisata belum optimal Di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora fasilitas pendukungnya belum optimal meliputi kurangnya pelebaran jalan raya mengakibatkan bus besar belum dapat menuju lokasi hanya kendaraan pribadi seperti mobil maupun motor, tempat peristirahatan terdapat coret coret yang tidak layak untuk dinikmati, tempat parkir belum maksimal, kurangnya keamanan yang berjaga jaga di lokasi obyek dan kurangnya tempat sampah serta petugas kebersihan. b. Kurang optimalnya aktivitas wisata Pengembangan aktivitas wisata di Rawa Jombor dan Bukit Sidagora yang belum memanfaatkan potensi daya tarik yang dimiliki secara optimal sehingga menyebabkan aktivitas wisata yang ada menjadi kurang bervariasi dan menyebabkan penurunan kualitas daya tarik Rawa Jombor dan Bukit Sidagora.

11 50 c. Sarana dan prasarana penunjang yang kurang menjadikan tingkat kenyamanan pengunjung menjadi berkurang. d. Belum adanya pemandu wisata atau tour guide yang berada di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. e. Manajemen pengelola yang belum optimal menjadikan kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora kurang optimal. f. Belum adanya tempat untuk beristirahat bagi para pengunjung yang melakukan aktifitas bersepeda maupun jogging. 3. OPPORTUNITY (PELUANG) a. Potensi pengembangan aktivitas wisata Membuat tempat tempat baru yang bisa di jadikan obyek wisata di kawasan khususnya untuk pengembangan daya tarik yang dimiliki agar dapat meningkatkan kegiatan pariwisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. b. Pasar wisata Merupakan pusat kegiatan wisata yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan koleksi, edukasi, rekreasi, meningkatkan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya, dan memiliki obyek wisata yang sangat komplit dan bermanfaat di dalam satu kawasan serta menjadi kawasan yang menarik perhatian banyak masyarakat karena keunikannya dan menjadi pasar wisata yang berasal dari Kota/ Kabupaten Klaten. c. Masyarakat di sekitar kawasan Dukungan masyarakat sekitar kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora yang membantu wisatawan yang berkunjung untuk menemani

12 51 atau memandu dan memberikan pengetahuan tentang obyek wisata dan segala isi yang ada di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dan memberikan bantuan penyewaan kendaraan kepada wisatawan yang berkunjung. d. Peluang pengembangan wisata berbasis wisata budaya maupun alam cukup besar, karena menarik perpaduan antara wisata alam yang menyatu dengan budayanya yang masih dijaga hingga saat ini. e. Karena luasnya wilayah Bukit Sidagora dapat dijadikan wisata minat khusus, wisata outbond (alam). f. Peluang pengembangan atraksi wisata budaya dengan memanfaatkan Upacara Tradisional Syawalan. 4. THREAT (ANCAMAN) a. Kerusakan lingkungann Terdapatnya ancaman kerusakan lingkungan dari berbagai kegiatan pariwisata seperti buang sampah sembarangan, merusak dan mencemari air yang ada di rawa dan tumbuhan di dalam kawasan bukit. b. Kurangnya koordinasi antara stake holder dalam pengelolaan tempat wisata. c. Partisipasi masyarakat belum mendukung dalam pengembangan obyek. Selain identifikasi SWOT ada juga analisis SWOT yang merupakan salah satu metode untuk menggambarkan suatu kondisi dan mengevaluasi suatu masalah yang terjadi di dalam (internal) dan di luar (eksternal) kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora.

13 52 Metode ini sering dilakukan untuk mencari strategi yang di lakukan, berikut analisis SWOT terhadap kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora sebagai berikut: Tabel 4. Analisis SWOT SWOT Strenght (Kekuatan) Kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora 1. Obyek wisata Rawa Jombor merupakan satu - satunya rawa yang ada di Kabupaten Klaten. 2. Sebagai sarana rekreasi keluarga. 3. Mempunyai daya tarik berupa obyek wisata di dalamnya yang unik di Kabupaten Klaten. 4. Mempunyai wisata pendidikan, alam dan budaya Weakness (Kelemahan) 1. Minimnya informasi pada masyarakat dan pengunjung. 2. Kurangnya penerangan pada saat malam hari. 3. Perawatan yang kurang intensif oleh pemerintah terhadap fasilitas yang ada. Opportunity (Peluang) Obyek kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora memiliki potensi wisata yang besar untuk menarik minat masyarakat jika adanya informasi yang baik pada masyarakat terhadap obyek wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dan tingginya minat wisatawan terhadap kegiatan wisata keluarga ataupun budaya. Threat (Ancaman) Masyarakat pada jaman sekarang ini lebih cenderung tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat perbelanjaan yang modern serta

14 53 berwisata menikmati keunikan kuliner yang ada di kota Klaten. C. Kendala Kendala yang Dihadapi Dalam Pengembangan Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Pembangunan kepariwisataan di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora masih banyak yang harus diperbaiki. Apabila dicermati dengan seksama pembangunan kepariwisataan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora masih belum optimal dan masih banyak yang harus diperbaiki. Permasalahan dan kendala dalam pengembangan adalah sebagai berikut : a. Kurangnya pendanaan untuk melakukan pembangunan, perhatian dan perbaikan dari pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada pihak Pengelolaan kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dalam melakukan pengembangan pariwisata di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora terhadap setiap aktivitas wisata serta peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pariwisata di Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. b. Rawa Jombor sendiri belum terdapat penjagaan/satpam yang berjaga jaga disekitar obyek tersebut. c. Petugas kebersihan masih sedikit di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora.

15 54 d. Minimnya pencahayaan pada saat malam hari sehingga faktor untuk terjadinya rawan kriminalitas serta di salah gunakan sebagian oleh anak muda pada malam hari untuk berpacaran. e. Tidak adanya tempat penampungan sampah yang cukup besar sehingga pengunjung terkadang buang sampah sembarangan. f. Minimnya pengetahuan dari masyarakat tentang pengelolaan enceng gondok sehingga enceng gondok di area rawa tumbuh berkembang sangat pesat. g. Hilangnya para petani ikan jika karamba tancap yang berada di rawa dihilangkan. h. Adanya alih fungsi lahan sebagai sarana pendukung perkembangan pariwisata mengakibatkan banyak lahan produktif yang hilang dan tergantikan oleh bangunan beton. i. Minimnya informasi yang ada menjadi salah satu penyebab kurangnaya pengetahuan pengunjung terhadap kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. j. Minimnya sarana MCK yang terdapat di Taman Bukit Sidagora. k. Kurangnya area lahan parkir bagi para wisatawan. l. Kurangnya dalam pelebaran jalan sehingga bagi kendaraan besar seperti bus belum dapat masuk ke area kawasan tersebut. m. Rawa Jombor dan Bukit Sidagora terancam oleh pembangunan perumahan yang terdapat di kawasan yang menyebabkan semakin besarnya polusi dan kerusakan di sekitar kawasan. n. Kurangnya kerjasama antara biro perjalanan wisata.

16 55 o. Belum tersediannya tempat pembuangan limbah. p. Terancamnya kelestarian Rawa Jombor dan Bukit Sidagora karena kendaraan semakin bertambah dan menyebabkan polusi. D. Strategi yang dihadapi dalam pengembangan Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora 1. Konsep dan Strategi Pengembangan Konsep pengembangan kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora diarahkan pada pengembangan fisik dan non fisik. Untuk pembangunan fisik akan dilakukan beberapa kegiatan pembangunan untuk memperbaiki kawasa tersebut. Beberapa hal yang akan direncanakan pembangunan adalah tempat retribusi serta pos keamanan, lokasi parkir permanen untuk kendaraan roda dua dan empat, talut disekitar rawa, tempat MCK, gardu pandang, pelebaran jalan, fasilitas bermain anak anak, tempat penyewaan motor, camping ground dan papan penunjuk arah disekitar rawa maupun bukit. Pengembangan non fisik akan diarahkan pada upaya melakukan pungutan penerima masyarakat setempat terhadap rencana pengembangan kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora, penguatan kelembagaan, pengembangan sumber daya manusia sebagai tuan rumah yang memeberikan layanan atau service kepada pengunjung serta penguatan masyarakat agar mampu berperan dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan atau

17 56 pemantauan dan evaluasi terhadap pengembangan kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. Karena pada dasarnya masyarakat setempat itulah yang menjadi owner sehingga mereka harus memiliki sense of belonging terhadap semua sumber daya yang terdapat di wilayahnya. (sumber Disbudparpora Klaten) 2. Pengembangan fisik kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora a. Pembangunan tempat retribusi dan pos keamanan Pembangunan tempat retribusi dan pos keamanan yang akan dilaksanakan di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora yaitu meliputi empat tempat pos keamanan dibagian selatan, barat, timur rawa serta satu pos di bukit serta pembangunan untuk tempat retribusi ada tiga yaitu di bagian selatan, timur dan barat. Sehingga dalam pengawasan dan pantauan keamanan menjadi kondusif. b. Pembangunan tempat parkir Area parkir untuk kendaraan pengunjung, baik roda dua maupun roda empat, direncanakan merupakan lokasi permanen dan akan diletakkan di wilayah pintu retribusi sebelah barat yang berdekatan dengan bukit, wilayah ini terdapat tanah yang cukup luas sehingga dapat di pakai untuk lahan tempat parkir. Jalur untuk kendaraan seperti bus dapat diakses pada pintu retribusi sebelah barat saja karena jalan yang dari timur ataupun selatan masih sempit dan melewati pemukiman penduduk sehingga hanya dapat dilewati oleh kendaraan mobil ataupun motor. c. Pembangunan talut

18 57 Pembangunan talut akan difungsikan sebagai pengaman lahan yang memiliki derajat kemiringan yang cukup tajam agar tidak mudah longsor dan rusak oleh para pengunjung dan mengantisipasi agar wisatawan tidak terperosot ke rawa, pembangunan terasering yang di bukit dapat untuk pembatas jurang dengan tempat area yang aman, talut diarea taman berfungsi sebagai penampungan pengunjung dan dapat digunakan sebagai tempat duduk ketika menyaksikan penyebaran ketupat di taman atau sekitar panggung yang berada di bukit pada Tradisi Syawalan. Dengan dibangunnya talut terasering tersebut diharapkan pengunjung dapat terasa lebih nyaman, lebih aman, tidak terdesak desakan ketika menunggu acara Tradisi Syawalan. Talut ini akan direncanakan akan dibangun di pintu masuk air dari sungai ke rawa agar pada saat banjir air dari sungai tidak akan masuk lagi ke rawa serta sebagai pembatas di bukit yang curam dan area sekitar taman yabg berada di bukit. d. Pembangunan area camping ground Pembangunan area camping ground direncanakan berada di bukit dekat dengan taman. Area camping ground diperuntukkan bagi kelompok siswa dalam skala kecil mengingat luas lokasi berada di bukit dan terbatas. Pembangunan area camping ground ini didasarkan atas alasan bahwa kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora mempunyai potensi wisata alamnya dengan kegiatan wisata outbond dengan nuansa alamnya dan pedesaannya yang dikombinasikan

19 58 dengan kegiatan pendidikan dan kegiatan olahraga. Namun kegiatan camping ground harus dikoordinasikan dengan masyarakat setempat. e. Pembangunan MCK dan air bersih Pembangunan MCK direncanakan akan di bangun pada tiga lokasi warung apung, taman di bukit serta di sebagian pemukiman rawa di pinggir jalan. Pembangunan MCK di dasarkan pada kebutuhan untuk memberikan layanan berupa sarana kepada pengunjung, utamanya pada saat jogging ataupun bersepedaan di sekitar rawa ataupun bukit. f. Pembangunan penunjuk arah (sign board) Pembangunan papan penunjuk arah atau sign board akan dibangun dibeberapa lokasi kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. Penunjuk arah dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada pengunjung yang akan mengunjungi rawa maupun bukit sehingga mudah untuk menemukan lokasi yang tepat. Sehingga pengunjung tidak akan bingung dalam memilih tempat yang akan di pakai untuk rekreasi ataupun bersantai. g. Pembangunan tempat penyewaan motor atau sepeda Pembangunan tempat penyewaan motor atau sepeda ini sangat penting dikarenakan untuk menempuh atau memutari rawa sangatlah jauh maka disediakannya tempat penyewaan motor atau sepeda ini sangat mendukung rencana akan dibangun di pertigaan sebelah barat dekat dengan bukit dan tempat parkir.

20 59 h. Gardu pandang Pembangunan gardu pandang akan direncanakan dibangun diatas bukit, agar para pengunjung yang datang di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora tidak hanya menikmati alamnya dan disekitarnya saja tetapi dapat melihat pemandangan dari atas bukit yang terlihat dari berbagai penjuru dari Desa krakitan. i. Pelebaran jalan Pembangunan pelebaran jalan akan dilakukan di sepanjang jalan yang mengitari rawa dikarenakan jalannya yang masih sempit sehingga hanya muat untuk kendaraan roda dua saja dan jika ada kendaraan mobil yang lewat maka kendaraan roda dua pun harus mengalah atau menepi maka diberlakukannya pelebaran jalan untuk memudahkan bagi para pengunjung. j. Tempat bermain anak anak Pembangunan tempat bermain anak akan di lokasikan di dua tempat yaitu di taman bukit serta disekitar warung apung fasilitas ini sangat mendukung karena sebagaian besar pengunjung wisata pasti akan tertarik dengan permainan yang ada tidak hanya anak kecil bahkan berbagai macam usia, untuk permainan yang memacu adrenalin juga sangat diperlukan dalam pembangunan tempat bermain seperti flying fox dan sebagainya. k. Sumber Daya Listrik Kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora sudah mempunyai listrik di seluruh blok dan obyek - obyek yang ada di dalam kawasan,

21 60 pendistribusian sumber daya listrik yang diambil dari PLN yang berpusat dari area pemukiman masyarakat sekitar, hal ini untuk mengurangi resiko kriminalitas, ditambahkan lagi di sekeliling area Rawa Jombor maupun di Bukit Sidagora. l. Sistem Pembuangan Limbah Hasil limbah kawasan ini terdiri dari dua jenis yaitu limbah padat dan limbah cair. Pengelolaan limbah padat dilakukan dengan melakukan pembakaran di tempat pembuangan utama kawasan ataupun di daur ulang. 3. Pengembangan aktivitas wisata aktual a. aktivitas foto di Bukit Sidagora dan Rawa Jombor Bagi para wisatawan yang ingin mendapatkan hasil yang bagus wisatawan biasanya datang di pagi hari maupun sore hari dengan memanfaatkan pencahayaan alami. (observasi langsung tanggal 5 juni 2016) b. aktivitas memancing Pengunjung yang datang tidak hanya menikmati masakanya dapat juga memancing setiap warung apung memiliki tempat untuk memancing biaya pemancingan tergantung pengunjung dari kiloan biayanya Rp /kg maupun harian biayanya Rp.5000/hari. c. Jogging

22 61 Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh para pengunjung yang tinggalnya disekitar Klaten biasanya dilakukan pada pagi meupun pagi hari. d. Tradisi Syawalan aktivitas ini biasanya dilakukan para pengunjung pada saat menjelang lebaran pengunjung datang untuk mengikuti tradisi ini maupun berpartisipasi. e. Gathering/pertemuan aktivitas ini digemari oleh para pengunjung karena pas dengan panorama alamnya, dengan menikmati masakan dari olahan ikan, yang diamasak di warung apung. Sangat cocok untuk pertemuan keluarga maupun acara besar, hal ini dapat dikembangkan sebagai MICE. f. Aktivitas Bermain pengunjung yang datang dengan membawa anak dapat memanfaatkan dengan fasilitas bermain yang ada di warung apung maupun di bukit. 4. Pengembangan non fisik kawasan Rowo Jombor dan Bukit Sidagora a. Pengembangan produk Pengembangan produk kepariwisataan di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora merupakan satu kesatuan terpadu dari beberapa potensi wisata, baik yang telah ada maupun dalam proses

23 62 perencanaan, yang secara prinsip dapat dikelola secara efektif melalui pengemasan produk yang lebih menarik. Oleh karena itu perlu dimunculkan area area potensial untuk menciptakan kombinasi baru produk wisata dengan mengedepankan unsur unsur khas produk yang direncanakan. Agar model pengembangan ini dapat tercapai, maka perlu pengembangan secara terencana bagi kawasan kawasan wisata disekitarnya secara baik dan menyeluruh. Produk yang dapat dikembangkan di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora adalah wisata budaya, pendidikan serta alamnya. Wisata alam dapat dikembangkan dengan outbond atau ground camping tracking ke bukit serta menyusuri atau mengelilingi rawa dengan bersepeda maupun lari. Wisata budayanya dapat dikembangkan dengan cara memperkenalkan Tradisi setempat. Adapun untuk wisata pendidikan dapat dikembangkan melalui even even khusus seperti acara camping pelajar, pramuka dan sebagainya.

24 63 Tabel 5. Paket wisata one day tour di Kecamatan Bayat jam Acara/kegiatan Dijemput dari meeting point Perjalanan menuju pembuatan Batik Tulis Jarum+makan pagi (nasi box) Aktivitas di batik tulis jarum Perjalanan menuju Makam Pandanaran Aktivitas di Makam Pandanaran+istirahat, makan siang (nasi box) Perjalanan menuju pembuatan Gerabah Melikan Aktivitas di pembuatan Gerabah Melikan Perjalanan menuju Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Aktivitas di Rawa Jombor dan Bukit Sidagora+makan malam di warung apung Pulang Keterangan : Mini bus kapasitas 6-8 orang Biaya Rp /pack (sudah termasuk makan) b. Pengembangan tradisi Syawalan

25 64 Tradisi Syawalan ini sangat menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora hal ini dikarenakan sudah menjadi tradisi kepada para warga masyarakat sekitar, hal ini tradisi ini dapat dikembangkan dengan menjadikan tradisi Syawalan sebagai agenda/event tahunan yang diadakan oleh pemerintah serta di unggulkan dalam hal agenda acara budaya. c. Pengembangan Pemasaran wisatawan yang berkunjung ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora pada saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung meningkat, terutama pada saat Lebaran maupun tradisi Syawalan, dimana jumlah kunjungan mencapai orang. (sumber UPTD Dinas pariwisata Klaten)

26 65 Bulan Jumlah pengunjung Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Tahun 2014 Jumlah pengunjung Rawa Jombor dan Bukit Sidagora tahun 2015 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Tabel 6. Data pengunjung kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora

27 66 Sumber : UPTD Dinas Pariwisata Klaten Namun demikian dilihat dari sudut realitas pasar, dapat dibedakan menjadi pasar aktual dan pasar potensial. Pasar aktual kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora adalah wisatawan lokal yang memiliki minat pada wisata alam dan wisata budaya (menyaksikan tradisi Syawalan) maupun ikut berpartisipasi dalam tradisi syawalan. Minat wisatawan lokal pada kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora terutama terkait dengan motivasi rekreasi berbasis pada kegiatan melihat keindahan alamnya. Adapun untuk pasar potensial, yaitu wisatawan tertarik terhadap upacara tradisi Syawalan. Pasar potensial ini juga mencakup mereka yang melakukan kunjungan ke obyek obyek wisata disekitar Rowo Jombor dan Bukit Sidagora yang hampir keseluruhannya adalah wisatawan lokal dan regional. Agar pasar wisata tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Maka perlu adanya strategi : 1. Pemanfaatan teknologi dan informasi bagi promosi dan sistem informasi pariwisata daerah untuk mendukung strategi pemasaran yang handal berupa alamat web, instagram, aplikasi dan facebook sebagai informasi obyek wisata tersebut. 2. Pengembangan paket wisata dengan mengedepankan potensi alamnya serta nilai nilai tradisi dan budaya.

28 67 3. Pengembangan citra pariwisata obyek Rawa Jombor dan Bukit Sidagora sebagai obyek wisata alam dan budaya unggulan di Kabupaten Klaten. 4. Pemberitahuan melalui berbagai media masa dalam upaya menyebarluaskan berbagai informasi terkait dengan pengembangan wisata di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. d. Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) Pengembangan pariwisata di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora tidak mungkin dapat tercapai tanpa adanya dukungan dari masyarakat sekitar obyek, karena masyarakat sekitar obyek merupakan salah satu subyek dari selutuh kegiatan yang akan dilaksanakan. Hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan pendapatan melalui berbagai peluang usaha dalam pelayanan pada wisata. Namun sebelumnya semua itu terwujud, maka sangat diperlukan adanya kesadaran dari tiap warga masyarakat untuk ikut aktif terlibat didalam program program yang direncanakan bersama serta didukung oleh kemampuan SDM yang memadai. Pengembangan SDM dapat dilaksanakan melalui peningkatan pengetahuan masyarakat setempat mengenai pariwisata, peningkatan sadar wisata dalam memberikan pelayanan kepada tamu (wisatawan), serta upaya menciptakan dan menjaga citra positif dari kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora sehingga pengunjung selalu tertarik untuk melakukan kunjungan ulang.

29 68 Langkah langkah pengembangan SDM ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Masyarakat sekitar Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dapat dijadikan sebagai Tour Guide untuk menambah hasil ekonomi dan juga memperoleh pengalaman. 2. Sarasehan berbagai macam pihak antara masyarakat, Dinas Pariwisata Klaten, DPU Perairan Klaten, serta tokoh masyarakat. 3. Penyuluhan yang dilakukan oleh instansi terkait, Perguruan Tinggi untuk pengembangan obyek maupun sebagai masukan agar kedepannya lagi lebih optimal. e. Pengembangan Kelembagaan Pengembangan kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat disekitar obyek. Agar pembangunan dapat berhasil, maka masyarakat sebagai subyek (stake holder) harus diikutsertakan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, maupun pengawasan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka dalam pengembangan kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora ini perlu disipakan penataan kelembagaan dan kewenangan yang telah ada di kawasan obyek wisata tersebut. Struktur kelembagaan yang akan dibentuk di kawasan wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora haruslah berdasarkan pada aspirasi dari stake holder (pemerintah, tour and

30 69 travel, masyarakat), kerjasama antar pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Dinas Pariwisata Klaten. E. Kuesioner (angket) Berdasarkan hasil kuesioner penelitian pada tugas akhir ini telah menyebarkan angket sebanyak 30 responden untuk mengetahui bagaimana komentar para wisatawan mengenai kunjungan datang ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora, sarana dan prasarana yang terdapat di Rawa Jombor dan Bukit Sidagora, serta bagaimana suasana dan lingkungan di dalam kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. Hasil Kuesioner Tabel 7. Hasil kuesioner keseringan pengunjung yang datang di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. No Kuesioner Jawaban Responden Sering Jarang Jumlah Responen 1 Berapa kali anda berkunjung ke Rawa Jombor dan Bukit Sidagora? Responden Responden Responden Jumlah para wisatawan yang sering berkunjung ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora lebih banyak di bandingkan dengan yang jarang dan tidak pernah sama sekali, wisatawan yang sering berkunjung ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora lebih di dominasi oleh wisatawan dari daerah Klaten sementara wisatawan yang jarang berkunjung dan belum pernah atau baru

31 70 pertama kali datang ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora adalah wisatawan yang berasal dari daerah luar kota Klaten. Tabel 8. Hasil kuesioner tujuan pengunjung yang datang di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. Jawaban Responden No Kuesioner Berlibur Lain lain Jumlah Responen 2 Tujuan utama anda datang ke Rawa Jombor dan Bukit Sidagora? 27 Responden 3 Responden 30 Responden Tujuan utama para wisatawan datang ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora lebih di dominasi oleh wisatawan yang ingin berlibur menikmati objek wisata, melihat segala isi yang ada di dalam kawasan sementara wisatawan yang datang ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora untuk lain - lain lebih sedikit karena tujuan mereka datang ke Rawa Jombor dan Bukit Sidagora hanya untuk melakukan kegiatan berolahraga dan memancing. Tabel. 9. Hasil kuesioner kualitas sarana prasarana pengunjung yang datang di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. No Kuesioner Jawaban Responden Baik Cukup Kurang Jumlah Responen Bagaimana menurut anda kualitas 3 sarana dan prasarana yang ada di kawasan Rawa Jombor dan Bukit 05 Responden 10 Responden 15 Responden 30 Responden Sidagora.?

32 71 Menurut para wisatawan yang datang ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora dari 15 responden menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora ini sudah sangat baik dan cukup baik karena pihak pengelola menyediakan tempat yang nyaman, untuk menyantap makanan dan untuk aktivitas berkumpul keluarga atau berkumpul bersama temanteman, memiliki tempat sampah, memiliki toilet, mushola, memiliki papan petunjuk informasi, memiliki halaman parkir, banyak tempat jual makan dan minuman yang tersedia di dalam kawasan, jalanan yang sudah di aspal serta memiliki arena bermain untuk anak. Sementara ada beberapa wisatawan yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora belum baik karena kurang dirawatnya beberapa meja taman yang ada di Bukit Sidagora, tempat sampah yang cukup jauh dari beberapa area - area penting di kawasan, mushola yang kurang luas, adanya tulisan atau coretan di beberapa tempat istirahat, meja taman, warung apung, beberapa halaman parkir belum diaspal dan rusak, dan banyak beberapa area area. Tabel 10. Hasil kuesioner suasana dan lingkungan yang dirasakan pengunjung yang datang di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. No Kuesioner Jawaban Responden Bersih Sejuk Lain-lain Jumlah Responen 4 Bagaimana menurut anda suasana dan lingkungan di kawasan Rawa Jombor dan Buit Sidagora.? 05 Responden 17 Responden 08 Responden 30 Responden

33 72 Menurut pendapat para wisatawan yang berkunjung mengenai suasana dan lingkungan di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora bahwa suasana di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora ini sangat bersih, masih alami, alamnya bagus, dan memiliki udara yang sejuk sehingga sekitar 22 wisatawan menyatakan sangat merasa nyaman berkunjung ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora. Berdasarkan dari hasil kuesioner bahwa wisatawan yang sering datang dan berkunjung ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora adalah wisatawan yang berasal dari daerah Klaten, tujuan utama datang ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora karena ingin berlibur untuk menikmati kuliner dan ingin melihat segala isi yang ada di dalam kawasan, para wisatawan yang datang ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora ini kurang atau cukup, di warung apungnya memiliki untuk tempat istirahat, untuk menyantap makanan dan untuk aktivitas berkumpul keluarga atau berkumpul bersama teman-teman, memiliki tempat sampah, memiliki toilet, mushola, memiliki papan petunjuk informasi, memiliki halaman parkir, banyak tempat jual makan dan minuman yang tersedia di dalam kawasan, jalanan yang sudah di aspal, serta memiliki arena bermain untuk anak, dan para wisatawan yang berkunjung menyatakan bahwa suasana di kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora ini sangat bersih, masih alami, alamnya bagus, dan memiliki udara yang sejuk sehingga wisatawan menyatakan bahwa para wisatawan sangat merasa nyaman berkunjung ke kawasan Rawa Jombor dan Bukit Sidagora.

34 73

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh: STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan BAB V PENUTUP Pada bab ini peneliti akan melakukan review dan menyimpulkan semua hal terkait dengan hasil jawaban dari 50 responden yang diteliti terkait penilaian responden terhadap atribut pengelolaan

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat dipengaruhi oleh; (1) daya tarik produk-produk wisata yang dimilik; (2) biaya yang

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kota Bandung merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya dan Medan. Kota Bandung memiliki udara yang sangat sejuk dengan panorama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemilik kewenangan terhadap lahan kawasan Situ Bagendit di bawah pengelolaan Dinas PSDA cukup kesulitan menjalankan fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 114 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Aspek pengembangan suatu objek wisata diantaranya meliputi pengembangan tata

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum

BAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian pada komponen daya tarik wisata jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk berwisata akan terus meningkat sesuai peradabanan era modern. Hal ini disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang padat sehingga orang akan mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Yoeti (1993 :109) bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Manusia sebagai Makhluk Mobile Pada dasarnya manusia memiliki sifat nomaden atau berpindah tempat. Banyak komunitas masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI 7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI 7.1 Kondisi Alam dan Fasilitas Pendukung Wisata Bahari Selain memiliki potensi perikanan laut, Pantai Jayanti memiliki kelebihan dalam hal potensi wisata

Lebih terperinci

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. 23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata

Lebih terperinci

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA. Dedy Norsandi

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA. Dedy Norsandi PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palangka Raya Jl. Hiu Putih, Tjilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dilapangan serta analisis yang dilaksanakan pada bab terdahulu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan konsep

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN 5.1 Analisis Sektor Kawasan 5.1.1 Analisis Sarana dan Prasarana 1. Analisis jaringan jalan Sarana transportasi merupakan sarana umum yang sangat penting untuk masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Kabupaten Kebumen Bidang Pariwisata dan Budaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nama responden : Usia : Jenis Kelamin : Pria Wanita Pendidikan : SD SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Mereka menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa negara.

Lebih terperinci

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI 8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI Aktivitas-aktivitas perikanan tangkap yang ada di PPI Jayanti dan sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai aktivitas wisata bahari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Hasil analisis dari penelitian tentang pengembangan objek wisata pantai di Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Unsur

Lebih terperinci

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan 81 Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan N Besarnya Tarif Obyek Retribusi Satuan Tarif o Retribusi A 1 B 1 2 3 4 Tempat Rekreasi Kebun

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR. Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D

IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR. Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D 301 542 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004 ABSTRAKSI Kawasan

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

P E N D A H U L U A N

P E N D A H U L U A N P E N D A H U L U A N Dasar Surat Ketua Pengurus KORPRI kecamatan Majenang nomor : 22/PUK-MAG/IX/2014 Tanggal 8 September 2014 Perihal Lomba Penulisan Artikel di Media Elektronik dan Online. Sehubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, obyek wisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Lampiran I Brosur Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari

LAMPIRAN. 1. Lampiran I Brosur Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari LAMPIRAN 1. Lampiran I Brosur Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari 2. Lampiran II Brosur Rincian Biaya dan Kegiatan Desa Wisata Pentingsari 3. Lampiran III Kuesioner BAGIAN 1: CHECKLIST OBYEK SITUASI DESA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengembangan wisata syariah berbasis masyarakat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di kawasan Masjid Wali Loram Kulon Jati

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskirpsi Lokasi Salah satu obyek wisata yang mulai banyak diminati masyarakat Gorontalo khususnya sekitar Bone Bolango adalah objek wisata Pemandian Air Terjun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG Dengan penekanan desain arsitektur waterfront Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG T E R M I N A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menimbulkan persaingan yang ketat untuk produk dan jasa yang dihasilkan oleh setiap perusahaan. Agar sebuah perusahaan mampu terus eksis,

Lebih terperinci

Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya?

Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya? Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya? Tempat rekreasi di surabaya, tempat wisata dan tempat yang tepat untuk memanfaatkan waktu liburan bersama keluarga, ada beberapa catatan tempat wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Rencana Pola Ruang Pantai Selatan

Lampiran 1. Peta Rencana Pola Ruang Pantai Selatan Lampiran 1. Peta Rencana Pola Ruang Pantai Selatan 120 Lampiran 2. Peta Kawasan Muara Sungai Progo 121 122 Lampiran 3. Kondisi Muara Sungai Progo tahun (a) 2001 (b) 2004 123 MORFOLOGI HULU - MUARA SUNGAI

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Karakteristik Pengunjung Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung aktual, yakni pengunjung yang ditemui secara langsung di kawasan Wana Wisata curug Nangka (WWCN).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua orang pasti ingin merasakan liburan, terutama liburan yang digemari ataupun yang ingin mencoba kesempatan liburan yang berbeda. Ada yang senang jalan-jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan munculnya aktifitas wisata selancar (surfing). Aktifitas Selancar (surfing) sangat digemari oleh wisatawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nomor Kode : Hari/Tanggal wawancara : Nama Responden : Jenis Kelamin : Tempat tinggal (Kabupaten/Kota)

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dilakukan oleh pihak pengelola Agrowisata Gondang Winangoen. Mengelola

BAB IV PENUTUP. dilakukan oleh pihak pengelola Agrowisata Gondang Winangoen. Mengelola BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Unsur-unsur destinasi wisata yang ada dalam suatu tempat tujuan wisata merupakan salah satu tolak ukur pengelolaan sebuah destinasi wisata. Semakin lengkap unsur destinasi wisata

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Desa Ledok Sambi merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman, atraksi utama yang ada di desa ini adalah kegiatan outbound dengan konsep XP Learning

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

DESA WISATA DI KAWASAN RAWA PENING DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA

DESA WISATA DI KAWASAN RAWA PENING DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA DESA WISATA DI KAWASAN RAWA PENING DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA Oleh : Ayu Agung Hastuti, Titien Woro Murtini, R. Siti Rukayah Rawapening yang menjadi salah satu sektor pariwisata terbesar di Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai salah satu sektor terbesar penghasil devisa negara pengganti minyak bumi dan gas. Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau 43 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA DANAU BUATAN 4.1 Sejarah singkat Danau Lembah sari merupakan bendungan buatan yang awalnya dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

V. KONSEP PENGEMBANGAN

V. KONSEP PENGEMBANGAN 84 V. KONSEP PENGEMBANGAN 5.1. Pengembangan Wisata Sebagaimana telah tercantum dalam Perda Provinsi DI Yogyakarta No 11 tahun 2005 tentang pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) dan Benda Cagar Budaya

Lebih terperinci