8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI
|
|
- Siska Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI Aktivitas-aktivitas perikanan tangkap yang ada di PPI Jayanti dan sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai aktivitas wisata bahari dibagi ke dalam dua kategori, yaitu aktivitas di dalam PPI Jayanti dan aktivitas di luar PPI Jayanti. Aktivitas yang dapat dilakukan di dalam PPI Jayanti adalah pelelangan dan pembelian ikan, menikmati ikan segar, pelatihan pengolahan hasil tangkapan beserta penyediaan fasilitas penjualannya, sedangkan aktivitas di luar PPI Jayanti yang dapat dilakukan diantaranya pertunjukkan penangkapan ikan di perairan dekat pantai, tour penangkapan ikan ke fishing ground, pesta laut, dan beberapa kegiatan lainnya di pinggir pantai. 8.1 Aktivitas di dalam PPI Jayanti Aktivitas pelelangan/pemasaran dan pembelian ikan di tempat pelelangan ikan sebagai tontonan Pangkalan pendaratan ikan (PPI) beserta aktivitas dan fasilitas di dalamnya dapat dijadikan potensi daya tarik wisata. Salah satu fasilitas yang potensial dijadikan daya tarik wisata adalah bangunan tempat pelelangan ikan (TPI). Sebagaimana namanya, TPI merupakan tempat terselenggaranya aktivitas pelelangan ikan. Pelelangan ikan di PPI Jayanti belum terlaksana karena masih bergantungnya nelayan terhadap pemberi pinjaman modal (bakul). Hal ini berbeda dengan beberapa pelabuhan perikanan seperti PPI Dadap di Indramayu (Fitriyah, 2008) dan PPI Labuan di Banten (Rakhmania, 2008), bangunan TPI sudah difungsikan sebagaimana mestinya yaitu sebagai tempat pelelangan ikan. Aktivitas pelelangan ikan dapat memberikan banyak manfaat bagi para pelakunya (nelayan, pembeli/pedagang dan atau pengolah ikan), misalnya peningkatan pendapatan para nelayan karena penentuan harga hasil tangkapan ditentukan berdasarkan harga lelang, adanya jual beli yang adil antara nelayan (penjual) dengan para pembeli dan adanya persaingan usaha yang baik bagi para pembeli di TPI. Selain itu, aktivitas pelelangan juga potensial untuk dijadikan daya tarik wisata. Aktivitas tersebut unik dan dapat menjadi tontonan yang 111
2 mengasyikkan terutama bagi wisatawan yang datang jauh dari kota. Dengan demikian, kiranya pihak PPI Jayanti dapat mempertimbangkan tentang pentingnya dilakukan aktivitas pelelangan ikan di PPI Jayanti mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dengan diadakannya aktivitas pelelangan tersebut. Jika aktivitas pelelangan tersebut sudah terselenggara maka harus dilakukan dengan benar, baik pemanfaatan fasilitas yang ada, proses lelang maupun dalam merawat dan memelihara kebersihan gedung lelang dan sekitarnya. Setelah aktivitas pelelangan selesai dilakukan, wisatawan dapat membeli ikan secara eceran. Gedung lelang dapat menyediakan kios untuk penjualan ikan-ikan basah segar eceran tersebut. Selain itu, perlu juga disediakan fasilitas es curah/pecahan dan kotak atau wadah yang kedap udara untuk wisatawan yang ingin membeli ikan basah segar untuk dibawa sebagai oleh-oleh Menikmati ikan segar Salah satu keunggulan ketika membeli ikan di Pantai Jayanti adalah ikan yang dibeli dapat berada dalam keadaan segar karena penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan di PPI Jayanti adalah one day fishing. Hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke Pantai Jayanti. Para wisatawan dapat membakar sendiri ikan yang mereka beli secara langsung atau memesan ikan bakar di rumah makan-rumah makan yang memang juga menyediakan penjualan ikan bakar untuk wisatawan. Bagi wisatawan yang memilih membakar sendiri ikan yang mereka beli biasanya memanfaatkan ranting dan bilah-bilah kayu kering yang terdapat di sekitar Pantai Jayanti untuk membakar ikan tersebut. Di pinggir pantai, terutama di bagian sebelah timur yang berdekatan dengan Hutan Lindung Bojong Larang, ranting-ranting dan bilah kayu tidak sulit untuk diperoleh. Dengan menggunakan ranting dan bilah kayu kering tersebut wisatawan membakar ikan di dalam tungku yang mereka buat di sekitar pantai. Jenis ikan yang menjadi kegemaran para wisatawan untuk dibakar diantaranya adalah ikan kakap merah, kadukang dan pisang-pisang. Dibanding jenis ikan lain, ketiga jenis ikan ini harganya relatif lebih mahal, dimana masingmasing seharga Rp ,-, Rp ,- dan Rp ,- per kg. Sementara 112
3 itu, jenis ikan yang biasa dibawa wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh dari Pantai Jayanti adalah ikan layur yang harganya berkisar antara Rp. 6000,- sampai Rp ,- per kg Pelatihan pengolahan hasil tangkapan dan pembekalan keterampilan bagi para stakeholder perikanan tangkap di PPI Jayanti Potensi lain yang dapat ditawarkan ke pihak wisatawan adalah hasil olahan perikanan (makanan olahan, kerajinan). Untuk itu, pihak PPI dapat mengorganisasi pelatihan pengolahan hasil tangkapan dan berbagai kerajinan berbahan baku hasil laut (misal, hewan dan tumbuhan laut) bersama dengan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan bagi istri atau keluarga nelayan. Pihak PPI juga dapat menyediakan fasilitas atau lahan untuk menjualkan hasil olahan dan kerajinan tersebut di area PPI. Dengan adanya produk olahan dari ikan dan kerajinan berbahan baku hasil laut tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan menambah penghasilan keluarga nelayan. Adanya peran serta keluarga nelayan dalam pengembangan perikanan tangkap dan wisata bahari di PPI Jayanti juga diharapkan dapat meningkatkan keeratan hubungan antara nelayan dengan pihak pengelola PPI sehingga segala permasalahan yang timbul dapat diselesaikan dengan segera dan bersifat kekeluargaan. Seiring dengan beberapa kegiatan perikanan tangkap yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata, perlu juga pihak PPI Jayanti membekali para stakeholder dengan berbagai keterampilan untuk melayani para wisatawan yang berkunjung. Keterampilan yang dapat diberikan misalnya keterampilan komunikasi, promosi dan pelayanan terhadap kebutuhan para wisatawan yang berkunjung. 8.2 Aktivitas di Luar PPI Jayanti Pertunjukan penangkapan ikan di perairan dekat pantai Sebagai pantai yang melaksanakan kegiatan perikanan tangkap dan wisata bahari secara bersama-sama, para wisatawan yang datang ke Pantai Jayanti 113
4 otomatis dapat menyaksikan pemandangan alam pantai sekaligus aktivitas perikanan tangkap. Salah satu kegiatan perikanan tangkap yang menarik perhatian wisatawan adalah adanya pertunjukan penangkapan ikan di perairan dekat pantai. Alat tangkap yang dioperasikan di perairan dekat Pantai Jayanti adalah jaring ampar (subsubbab 6.1.1). Setiap wisatawan dapat menyaksikan secara langsung proses penangkapan dengan menggunakan alat tangkap jaring ampar ini. Jaring ampar merupakan alat tangkap yang unik. Alat tangkap ini menggunakan ban mobil bagian dalam sebagai pengganti perahu atau armada penangkapan. Nelayan menebar jaring (setting) dari atas ban tersebut seperti yang biasa dilakukan pada operasi penangkapan dengan menggunakan jaring gillnet, kemudian membiarkan jaring sekitar menit untuk drifting (menghanyutkan alat tangkap dengan tujuan ikan atau target tangkapan dapat terjerat dalam alat tangkap tersebut). Sementara jaring dihanyutkan, nelayan menepi ke pantai untuk melakukan aktivitas lain seperti mengambil jaring berikutnya atau berbincangbincang dengan nelayan jaring ampar lainnya sambil menunggu waktu hauling dan harvesting (mengangkat dan memanen hasil tangkapan). Saat pemanenan tiba, nelayan membawa jaring yang berisi hasil tangkapan ke darat, selanjutnya hasil tangkapan tersebut dipanen di darat. Jenis hasil tangkapan yang biasa terjerat dengan jaring ampar adalah ikan kakap merah, kerapu dan lobster (subsubbab 6.1.1). Seluruh rangkaian operasi penangkapan dengan menggunakan jaring ampar dapat disaksikan langsung oleh para wisatawan dari pinggir pantai. Agar peragaan lebih menarik lagi, setelah operasi penangkapan selesai dilakukan, hasil tangkapan (HT) bersama-sama dibawa ke pantai dan wisatawan diberi kesempatan untuk membeli HT tersebut secara langsung pada saat jaring dihamparkan di tepi pantai. Dengan demikian, para wisatawan diberi kesempatan untuk memiliki hasil tangkapan yang disukainya dari badan jaring. Jika pertunjukan penangkapan ikan ini dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata, maka pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat bekerjasama dengan pihak Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan dan nelayan untuk membuat paket peragaan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap jaring ampar. 114
5 Kegiatan peragaan ini dapat memberikan kesan bagi para wisatawan untuk menikmati cara pengoperasian alat tangkap jaring ampar yang unik, wisatawan juga dapat berpartisipasi dalam memungut hasilnya (hasil tangkapan) dari badan jaring. Selain itu, kegiatan peragaan tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Jayanti dan dampak lanjutannya adalah terjadinya peningkatan pendapatan stakeholder perikanan tangkap juga wisata bahari Tour penangkapan Tour penangkapan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan dengan cara ikut berlayar bersama nelayan dalam upaya menangkap ikan di tengah laut yang tidak begitu jauh dari garis pantai (maksimal sekitar 3 km dari garis pantai), agar wisatawan domestik dapat merasa aman selama tour. Pengamanan selama di laut juga harus dilengkapi dengan fasilitas pengamanan seperti pelampung pengaman. Alat tangkap yang dapat dioperasikan oleh nelayan PPI Jayanti untuk tujuan tour penangkapan adalah pancing ulur (hand line) dan jaring rampus. Kapasitas perahu yang biasa digunakan nelayan hanya mampu menampung 2-3 orang saja pada satu unit perahu, sehingga hanya 1-2 orang wisatawan yang dapat menikmati tour penangkapan ini karena yang satu orang lagi adalah nakhoda sekaligus pemandu wisata, yaitu nelayan itu sendiri. Sebagai contoh, di Pantai Palabuhanratu pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu menyelenggarakan tour penangkapan ikan bagi para wisatawan. Di antara alat tangkap yang digunakan untuk tour penangkapan adalah pancing ulur yang operasi penangkapannya dilakukan pada malam hari dan trammel net yang dioperasikan pada siang hari (Putra, 2009). Selanjutnya, Putra menyatakan bahwa untuk dapat menikmati kegiatan tour penangkapan ini ada dua tarif yang dapat dipilih wisatawan, bergantung pada perahu yang digunakan. Perahu dengan kapasitas dua orang wisatawan dapat disewa dengan tarif Rp ,- per paket, sedangkan perahu dengan kapasitas satu orang wisatawan tarifnya sebesar Rp ,-. Sementara itu, tour penangkapan ikan dengan menggunakan trammel net biasanya dikenakan tarif 115
6 sebesar Rp ,- untuk satu paket penangkapan dengan kapasitas perahu untuk 10 orang wisatawan. Gambar 47 Nelayan yang kembali setelah mengoperasikan pancing ulur (hand line) di PPI Jayanti tahun 2009 Tour penangkapan dengan menggunakan pancing ulur yang diselenggarakan pada malam hari tentunya akan memberikan kesan tersendiri bagi para wisatawan di Pantai Jayanti, misalnya mereka dapat menikmati suasana lepas pantai dan langit pada malam hari disinari cahaya lampu petromax. Selain itu, mereka dapat merasakan saat-saat menurunkan pancing hingga mengangkat hasil tangkapan ke atas dek perahu. Berbeda dengan wisatawan yang memilih untuk ikut serta dalam tour penangkapan menggunakan pancing ulur, wisatawan yang berangkat dalam tour bersama nelayan jaring rampus akan merasakan perjalanan menuju lepas pantai pada siang hari. Di laut, mereka dapat turut serta dalam operasi penangkapan, seperti memasang jaring hingga mengangkat dan memanen hasil tangkapan yang terjerat pada jaring. Hal ini dapat menjadi merupakan pengalaman baru bagi para wisatawan. Sejauh ini, tour penangkapan belum menjadi salah satu daya tarik yang diselenggarakan di Pantai Jayanti. Adapun wisatawan yang datang biasanya hanya melihat-lihat keindahan pantai, foto-foto dan makan-makan bersama. 116
7 Diharapkan, tour penangkapan dapat dijadikan salah satu kegiatan yang dapat menarik minat wisatawan Pantai Jayanti di masa yang akan datang Pesta laut Pesta laut merupakan rangkaian kegiatan atau syukuran tahunan yang dilakukan warga nelayan di PPI Jayanti yang secara rutin dilaksanakan setiap pertengahan bulan Juli sampai akhir Agustus. Kegiatan pesta laut ini merupakan gambaran rasa syukur masyarakat Pantai Jayanti atas anugerah panen ikan yang diterima. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk memeriahkan acara pesta laut diantaranya pasar rakyat, festival, turnamen bola voli pantai, upacara adat dan arena berbagai permainan dan hiburan yang didatangkan dari Kota Cianjur. Acara-acara yang ditampilkan selama kegiatan pesta laut di Pantai Jayanti biasanya mengundang banyak wisatawan, tidak hanya warga sekitar Pantai Jayanti namun juga wisatawan yang berasal dari luar Kecamatan Cidaun yang sengaja datang dengan maksud memeriahkan atau sekedar menonton rangkaian acara yang diadakan. Pesta laut ini dilakukan setiap tahun. Selain saat mulai musim puncak ikan, bulan antara pertengahan bulan Juli sampai Agustus juga biasanya merupakan masa libur panjang sekolah sehingga wajar banyak wisatawan yang datang ke Pantai Jayanti. Istilah lain untuk pesta laut di Pantai Palabuhanratu adalah upacara adat hari nelayan. Upacara adat hari nelayan merupakan puncak dari rangkaian acara syukuran tahunan di pantai tersebut. Pada event upacara adat ini biasanya dimanfaatkan nelayan Palabuhanratu untuk menyelenggarakan wisata berperahu dengan menggunakan kapal payang atau trammel net. Wisatawan akan dibawa berkeliling teluk Palabuhanratu sampai sekitar Karang Hawu (Putra, 2009). Berdasarkan data kunjungan wisatawan di Pantai Jayanti tahun 2007 (Gambar 39), diketahui bahwa setelah bulan Oktober, bulan Agustus (waktu pelaksanaan kegiatan pesta laut) menempati posisi kedua untuk jumlah wisatawan terbanyak. Pelaksanaan aktivitas-aktivitas di atas, baik aktivitas yang dapat dilakukan di dalam PPI maupun di luar PPI dapat disesuiakan dengan musim kunjungan wisatawan seperti aktivitas tour penangkapan dan pertunjukan penangkapan ikan 117
8 di perairan dekat pantai. Namun ada juga aktivitas yang sudah tertentu waktunya sehingga wisatawanlah yang harus meluangkan waktu untuk mengunjungi acara tersebut seperti pelaksanaan pelelangan ikan dan acara pesta laut. Sejauh ini belum ada pihak yang mengelola aktivitas-aktivitas dalam kaitannya dengan pengembangan terpadu perikanan tangkap dan wisata bahari di Pantai Jayanti. Kiranya PPI Jayantilah yang tepat sebagai koordinator pengelola kegiatan terpadu tersebut karena berdasarkan wawancara dengan pihak Disbudpar, sampai saat ini pihaknya belum memiliki program apapun untuk para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Jayanti, wisatawan melakukan aktivitasnya masingmasing tanpa arahan dan campur tangan pengelola wisata bahari. Selain alasan tersebut, organisasi dan pengelolaan perikanan tangkap sudah dilakukan di PPI Jayanti. Namun demikian, perlu dilakukan koordinasi antara Disbudpar dan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan membahas pengembangan terpadu tersebut. Di antara hal-hal yang perlu dibahas adalah mengenai pembagian hak dan kewajiban pengelolaan, inventarisasi berbagai potensi baik perikanan tangkap maupun wisata bahari yang berkaitan dengan pengelolaan terpadu. Selain itu, rumusan pengajuan peraturan mengenai pengembangan terpadu perikanan tangkap berbasis di PPI Jayanti dan wisata bahari di Pantai Jayanti kepada Pemerintah daerah juga perlu dibahas, agar pengelolaan terpadu tersebut memiliki dasar hukum yang jelas. 118
5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR
5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5.1 Sumberdaya Ikan Sumberdaya ikan (SDI) digolongkan oleh Mallawa (2006) ke dalam dua kategori, yaitu SDI konsumsi dan SDI non konsumsi. Sumberdaya ikan konsumsi
Lebih terperinci7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI
7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI 7.1 Kondisi Alam dan Fasilitas Pendukung Wisata Bahari Selain memiliki potensi perikanan laut, Pantai Jayanti memiliki kelebihan dalam hal potensi wisata
Lebih terperinci6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU
6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinci6 AKTIVITAS PERIKANAN TANGKAP BERBASIS DI PPI JAYANTI
6 AKTIVITAS PERIKANAN TANGKAP BERBASIS DI PPI JAYANTI Perikanan tangkap di PPI Jayanti meliputi unit penangkapan ikan (armada dan alat tangkap), nelayan, jenis dan volume hasil tangkapan serta berbagai
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Perikanan Karangantu merupakan suatu pelabuhan yang terletak di Kota Serang dan berperan penting sebagai pusat kegiatan perikanan yang memasok sebagian besar
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan
Lebih terperinci5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU
5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya
Lebih terperinci6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG
66 6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG Hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak terjadi karena pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan tanpa lelang. Sistim pemasaran
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan
Lebih terperinci4. GAMBARAN UMUM WILAYAH
4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
21 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Palabuhanratu Secara astronomis wilayah Palabuhanratu berada pada 106º31' BT-106º37' BT dan antara 6 57' LS-7 04' LS, sedangkan secara administratif
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah sebuah negara maritim, karena memiliki lautan lebih luas dari daratannya, sehingga biasa juga disebut dengan Benua Maritim
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI
V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
26 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Lamongan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur. Secara astronomis Kabupaten Lamongan terletak pada posisi 6 51 54 sampai dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
114 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Aspek pengembangan suatu objek wisata diantaranya meliputi pengembangan tata
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis
29 4 KEADAAN UMUM 4.1 Letak dan Kondisi Geografis Keadaan geografi Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten yang memiliki luas laut yang cukup besar. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar berada
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
15 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pantai Jawa, dengan garis pantai sepanjang 114 km. Kabupaten Indramayu terletak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. World Tourism
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)
BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN) 2.1 Potensi dan Usaha Perikanan di Indonesia 2.1.1 Perikanan dan Potensi Indonesia Berdasarkan UU. No 31 tahun 2004. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi sumber daya ikan cukup besar (6.520.100 ton/tahun), seperti tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan
Lebih terperinciPETA LOKASI PENELITIAN 105
14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu dan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua
Lebih terperinci6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS
99 6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS 6.1 PPI Pangandaran 6.1.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan Sebagaimana telah dikemukakan
Lebih terperinci5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN
56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perikanan purse seine di pantai utara Jawa merupakan salah satu usaha perikanan tangkap yang menjadi tulang punggung bagi masyarakat perikanan di Jawa Tengah, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan (Archipelagic state) terbesar di dunia. Jumlah Pulaunya mencapai 17.506 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kurang lebih 60%
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DAN WISATA BAHARI SECARA TERPADU BERBASIS DI PPI JAYANTI KABUPATEN CIANJUR KIKI MOHAMAD AHDIAT
STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DAN WISATA BAHARI SECARA TERPADU BERBASIS DI PPI JAYANTI KABUPATEN CIANJUR KIKI MOHAMAD AHDIAT MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang
Lebih terperinciKecamatan Amahai. Pantai Kuako
Kecamatan Amahai Kecamatan Amahai yang berada pada salah satu pintu masuk ke Kabupaten Maluku Tengah, juga memiliki potensi pariwisata yang handal. Potensi tersebut meliputi wisata budaya, wisata sejarah,
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Georafis dan Topografi Palabuhanratu merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Sukabumi. Secara geografis, Kabupaten Sukabumi terletak
Lebih terperinciBAB IV RENCANA PENGEMBANGAN
BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Kabupaten Kebumen Bidang Pariwisata dan Budaya
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
36 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Teknik Unit penangkapan pancing rumpon merupakan unit penangkapan ikan yang sedang berkembang pesat di PPN Palabuhanratu. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
2 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan dengan luas wilayah perairan mencapai 4 (empat) kali dari seluruh luas wilayah daratan Provinsi Kepulauan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan
Lebih terperinci4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan
23 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografi dan Topografi Kecamatan Brondong merupakan daerah yang terletak di tepi pantai utara Jawa Timur. Brondong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lamongan,
Lebih terperinciArtikel Liburan ke Pulau Pari
Artikel Liburan ke Pulau Pari Liburan yang bakal seru bareng keluarga: kakak, adik dan saudara-saudara sepupu ataupun dengan teman-teman, baik teman sekantor sepermainan, sekuliah ataupun teman sekomplex
Lebih terperinci7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN
78 7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN 7.1 Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terkait sistem bagi hasil nelayan dan pelelangan Menurut
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Geografi dan Topografi Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat, terletak pada posisi 106 42 BT-107 25 BT dan 06 21 LS-07 32 LS, dengan pusat pemerintahan berada di Kota
Lebih terperinci5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON
28 5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON Perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon memiliki prasarana perikanan seperti pangkalan pendaratan ikan (PPI). Pangkalan pendaratan ikan yang
Lebih terperinci7 KAPASITAS FASILITAS
71 7 KAPASITAS FASILITAS 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di PPI Cituis sejak tahun 2000 hingga sekarang dikelola oleh KUD Mina Samudera. Proses lelang, pengelolaan, fasilitas,
Lebih terperinci5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009
Lebih terperinciVII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu
VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU 7.1. Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu Identifikasi stakeholder dapat dilihat pada Tabel 23. Nilai kepentingan
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa
Lebih terperinciLampiran 1 Perhitungan bobot faktor internal pengembangan PPI Pangandaran di lokasi baru
6 Lampiran Perhitungan bobot faktor internal Pangandaran di lokasi baru Kekauatan Kelemahan Internal Kekuatan Kelemahan Bobot Xi (%) a b c d e f a b c d e f g h i a. Dukungan dari pemerintah daerah berupa
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian peranan apartemen ikan pada penangkapan ikan dengan pancing ulur ini dilakukan di perairan Kota Cirebon dengan berpusat di Pangkalan Pendaratan
Lebih terperinci6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Riil Fasilitas Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di PPN Karangantu Fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu dibagi menjadi dua aspek, yaitu
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
35 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kota Jakarta Utara 4.1.1 Letak geografis dan topografi Jakarta Utara Muara Angke berada di wilayah Jakarta Utara. Wilayah DKI Jakarta terbagi menjadi
Lebih terperinciBERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN
BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN Sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 13 ribu pulau, Indonesia layak disebut sebagai negara dengan potensi bahari terbesar di dunia. Indonesia
Lebih terperinciKecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa
Kecamatan Salahutu Kecamatan Salahutu dengan ibukotanya Tulehu, yang Luas Wilayahnya 151,82 km2 terletak di bagian timur Pulau Ambon dengan 6 buah Negeri. Kecamatan ini memiliki daya tarik wisata yang
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat
Lebih terperinci4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas
26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kemajuan yang sangat besar pada perkembangan industri. Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPantai-ku, Pulau-ku Kesayanganku, Harta Terindahku Oleh : Yasinta Larasati Galuh Nindyasari
Pantai-ku, Pulau-ku Kesayanganku, Harta Terindahku Oleh : Yasinta Larasati Galuh Nindyasari Memperoleh kenikmatan juga pengalaman, dan mencari kepuasan, merupakan tujuan dari seseorang atau kelompok yang
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan
78 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 1. Keadaan Geografis Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang terdapat di Kota Bandar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pembangunan, pengusahaan obyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap dan Peranannya Perikanan tangkap di Kabupaten Cianjur
2 TINJAUAN PUSTAKA Sampai sejauh ini, belum ada penelitian yang mengkaji pengembangan terpadu perikanan tangkap dan wisata bahari di Kabupaten Cianjur. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait
Lebih terperinciSumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Teluk Jakarta Secara geografis Teluk Jakarta (Gambar 9) terletak pada 5 o 55 30-6 o 07 00 Lintang Selatan dan 106 o 42 30-106 o 59 30 Bujur Timur. Batasan di sebelah
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciSistem Perikanan Tangkap Ramah Lingkungan sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Perikanan di Cilacap
Sistem Perikanan Tangkap Ramah Lingkungan sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Perikanan di Cilacap Kabupaten Cilacap sebagai kabupaten terluas di Provinsi Jawa Tengah serta memiliki wilayah geografis berupa
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Umum Kecamatan Labuan 5.1.1 Kondisi Geografis Kecamatan Labuan terletak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Daerah ini memiliki luas 15,65 Km 2. Kecamatan Labuan
Lebih terperinciBerkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN
Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm 102 108 ISSN 0126-4265 Vol. 41. No.1 PERANAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DALAM PEMASARAN IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KEC.
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
36 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Keberadaan PPI Terhadap Sosial dan Ekonomi Masyarakat Pelabuhan perikanan mempunyai fungsi mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum PPN Palabuhanratu Secara geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu) terletak pada posisi 06 59 47, 156 LS dan 106 32 61.
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemetaan Partisipatif Daerah Penangkapan Ikan kurisi dapat ditangkap dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan jaring rampus. Kapal dengan alat tangkap cantrang memiliki
Lebih terperinciPENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi
16 4 KEADAAN UMUM 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km dari Kota Jakarta.
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
22 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Topografi dan Geografi Topografi wilayah Palabuhanratu adalah bertekstur kasar, sebagian besar wilayahnya merupakan dataran bergelombang dan terdiri atas daerah
Lebih terperinci7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat untuk melelang hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Cirebon Armada penangkapan ikan di kota Cirebon terdiri dari motor tempel dan kapal motor. Jumlah armada penangkapan ikan dikota Cirebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu pembangunan pariwisata harus ditinjau
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI AREA
32 BAB III DESKRIPSI AREA 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan keindahan serta menjaga kelestarian wilayah pesisir, sejak tahun 1999 Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang
Lebih terperinciPERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR
ABSTRAK PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR Erfind Nurdin Peneliti pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristrasi I tanggal: 18 September 2007;
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Komponen Alat Tangkap Jaring Kembung a. Jaring Kembung b. Pengukuran Mata Jaring c. Pemberat d. Pelampung Utama e. Pelampung Tanda f. Bendera Tanda Pemilik Jaring Lampiran 2. Kapal
Lebih terperinciBAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN
89 BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 7.1 Diversifikasi Pekerjaan Nelayan Karimunjawa telah menyadari terjadinya perubahan ekologis di kawasan Karimunjawa. Berbagai macam bentuk perubahan yang terjadi pada
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 1 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor
Lebih terperinciKONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER
KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER Prehatin Trirahayu Ningrum Institute For Maritime Studies (IMaS) Universitas Jember. Alamat: Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan lingkungan yang melimpah. Indonesia juga terkenal sebagai negara maritim dan merupakan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Pandeglang 4.1.1 Keadaan geografis dan topografi Wilayah Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 6 21-7 10 Lintang Selatan dan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi terletak di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 0 57-7 0 25 Lintang
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO
38 BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO A. Kondisi umum masyarakat nelayan ( kondisi geografis ) 1. Keadaan
Lebih terperinci