BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dalam interaksi ini, individu
|
|
- Ivan Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Defenisi Persepsi Kehidupan individu sejak dilahirkan tidak lepas dari interaksi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dalam interaksi ini, individu menerima rangsang atau stimulus dari luar dirinya. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan (Sunaryo, 2002). Menurut Sunaryo, (2002) pengertian persepsi ada 2 yaitu : (1) Persepsi adalah proses pengorganisasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu ; (2) Persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancaindranya mendapat rangsang. Persepsi dapat didefinisikan sebagai berikut ; (1) Proses seseorang memahami lingkungan, meliputi pengorganisasian dan penafsiran rangsang dalam suatu pengalaman psikologis ; (2) Proses kognitif, yaitu
2 menginterprestasi objek, symbol dan orang dengan pengalaman yang relevan ; (3) Proses ekstraksi informasi persiapan untuk berespon ; (4) Persepsi menerima, memilih, mengatur, menyimpan, dan menginterpretasi rangsang menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti (Hidayat, 2009). Persepsi diartikan sebagai daya mengenal sesuatu yang hadir dalam sifatnya yang konkrit jasmaniah, bukan yang sifatnya batiniah, seperti : benda, barang, kualitas, atau perbedaan antara dua hal atau lebih yang diperoleh melalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan setelah panca indranya mendapat rangsang. Persepsi yang benar adalah mampu mencerminkan apa yang sebenarnya (objektif), sedangkan persepsi yang tepat adalah yang serasi antara indra yang satu dengan yang lain atau orang yang satu dengan yang lain. (Baihaqi, 2005) Macam-Macam Persepsi Ada dua macam persepsi, yaitu ; (1) External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar diri individu ; (2) Selfperception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri (Sunaryo, 2002). Syarat terjadinya persepsi ada 4 yaitu : (1) Adanya objek berupa stimulus yang dapat diterima alat indra (reseptor). Stimulus berasal dari luar individu (langsung mengenai alat indra/reseptor) dan dari dalam diri individu (langsung mengenai saraf sensoris yang bekerja sebagai reseptor) ; (2) Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi ;
3 (3) Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus ; (4) Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak (pusat saraf atau pusat kesadaran). Dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respons (Sunaryo, 2002) Proses terjadinya Persepsi Stimulus persepsi melewati tiga proses, yaitu : (1) Persepsi fisik (kealaman) terhadap Objek berupa Stimulus yang dapat diterima reseptor atau alat indra ; (2) Proses fisiologis berupa stimulus terhadap saraf sensoris ke otak ; (3) Proses psikologis proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima. Jadi, syarat untuk mengadakan persepsi perlu ada proses fisik, fisiologis, dan psikologis. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut : Objek Stimulus Reseptor Saraf sensorik Otak Saraf Motorik Persepsi Gambar 1. Proses terjadinya persepsi (sumber : Sunaryo, 2002)
4 2.1.4 Bentuk Persepsi Persepsi memiliki tiga bentuk, bentuk-bentuk dari persepsi tersebut adalah : (1) Persepsi visual ruang, persepsi ini didasarkan kepada hasil pengamatan, bentuknya berupa ke dalaman, perseptif, gelap dan terang, interposisi dan gerak ; (2) Persepsi Auditif, proses persepsi berbagai stimulus yang diperoleh dengan mendengar suara dipengaruhi jarak sumber suara dan variabel organis alat pendengaran ; (3) Persepsi sosial, proses mempersepsi yang kompleks yang bersumber dari berbagai indra dan sumbernya adalah berbagai stimulus sosial. (Hidayat, 2009) 2.2 Pelayanan Definisi Pelayanan Defenisi pelayanan yang diuraikan berikut dikutip dari penelitian Sitohang, (2009). Simamora (2001), menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Gronroos (2000) dalam Napitupulu dan Bagasworo (2004) menyatakan bahwa pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan. Moenir (2004), menyatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain.
5 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa layanan mahasiswa merupakan kegiatan atau manfaat yang diberikan kepada mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan USU secara langsung dapat menyelesaikan masalah dengan melakukan layanan kegiatan mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU yaitu ; (1) bimbingan dan konseling ; (2) minat dan bakat ; (3) pembinaan soft skills ; (4) bea siswa ; (5) kesehatan Karakteristik Pelayanan Menurut Zemke dalam Wijaya (2005) pelayanan memiliki beberapa karakteristik, yaitu ; (1) Konsumen memiliki kenangan. Pengalaman atau memori tersebut tidak bisa dijual atau diberikan kepada orang lain ; (2) Tujuan penyelenggaraan pelayanan adalah keunikan, setiap konsumen dan setiap kontak adalah spesial ; (3) Suatu pelayanan terjadi saat tertentu. Ini tidak dapat disimpan di gudang dan dikirimkan barang contohnya ; (4) Konsumen adalah rekanan yang terlibat dalam proses produksi ; (5) Konsumen melakukan kontrol kualitas dengan cara membandingkan harapannya dengan pengalamannya ; (6) Jika terjadi kesalahan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki adalah meminta maaf ; (7) Moral karyawan sangat menentukan. Menurut Simamora (2001), karakteristik pelayanan ada empat, yaitu; (1) Intangibility (tidak berwujud). Layanan merupakan suatu perbuatan yang hanya dapat dikonsumsi, tetapi tidak dapat dimiliki ; (2) Inseparability (tidak dapat dipisahkan). Layanan biasanya dijual terlebih dahulu kemudian
6 diproduksi dan dikonsumsi ; (3) Variability (berubah-ubah). Layanan bersifat variabel karena merupakan variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa dan di mana layanan tersebut dihasilkan ; (4) Perishability (tidak dapat disimpan). Layanan merupakan komoditas yang tidak dapat tahan lama dan tidak dapat disimpan. Karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen perlu memahami faktor rasional dan emosional konsumen agar dapat memberikan kepuasan. Berdasarkan hal ini, beberapa aspek penting yang perlu dicermati (Tjiptono, 2005) adalah sebagai berikut ; (1) Suasana lingkungan yang bisa membuat konsumen nyaman dan senang ; (2) Pelatihan, pengembangan, dan pemberdayaan karyawan agar dapat memahami dan menangani respon emosional pelanggan ; (3) Sistem penangan keluhan yang responsif, empatik, fair, dan efektif ; (4) Menggunakan pendekatan komunikasi berbeda untuk kategori individu yang berlainan ; (5) Menawarkan nilai sosial dan emosional tertentu ; (6) Mendirikan kelompok konsumen eksklusif untuk mengelola aktivitas khusus ; (7) Menerapkan pengalaman untuk menciptakan kegembiraan kepada konsumen Faktor-faktor yang mempengaruhi layanan Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya pelayanan (Moenir, 2004), yaitu ; (1) Adanya rasa cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang membuat manusia bersedia mengorbankan yang ada padanya sesuai kemampuannya, diwujudkan menjadi layanan dan pengorbanan dalam batas ajaran agama, norma sopan santun, dan kesusilaan yang hidup dalam
7 masyarakat ; (2) Adanya keyakinan untuk saling tolong-menolong sesamanya. Rasa tolong-menolong merupakan gerak naluri yang sudah melekat pada manusia. Seseorang melakukan sesuatu untuk orang lain karena diminta oleh orang lain untuk membutuhkan pertolongan hakikatnya adalah pelayanan, di samping ada unsur pengorbanan, namun kata pelayanan hampir tidak pernah digunakan dalam hubungan ini ; (3) Adanya keyakinan bahwa berbuat baik kepada orang lain adalah salah satu bentuk amal saleh. Inisiatif berbuat baik timbul dari orang yang bukan berkepentingan untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan. Proses ini disebut pelayanan. Tanpa dilandasi oleh faktor-faktor di atas, tidak akan timbul kesadaran terhadap kepentingan orang lain sehingga akibatnya layanan yang diberikan tidak akan memuaskan. Pada pemberian pelayanan, terdapat beberapa faktor pendukung yang penting (Moenir, 2004), yaitu ; (1) Faktor kesadaran para karyawan yang bertugas ; (2) Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan ; (3) Faktor organisasi yang merupakan alat dan sistem untuk menjalankan pelayanan ; (4) Faktor pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup ; (5) Faktor ketrampilan karyawan ; (6) Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Keenam faktor tersebut masing-masing mempunyai peranan berbeda, tetapi saling berpengaruh dan bersama-sama mewujudkan pelaksanaan pelayanan yang baik Jenis Layanan Penawaran suatu perusahaan pada dasarnya biasanya mencakup beberapa jenis pelayanan. Komponen pelayanan ini dapat merupakan bagian
8 kecil atau bagian utama dari keseluruhan penawaran tersebut. Penawaran bisa saja murni berupa barang pada satu sisi dan layanan murni pada sisi lainnya, maka penawaran suatu perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori (Simamora, 2001), yaitu ; (1) Produk berwujud murni. Penawaran semata-mata hanya terdiri dari produk fisik, misalnya sabun mandi, pasta gigi, sabun cuci, tanpa pelayanan lainnya yang menyertai produk tersebut ; (2) Produk berwujud disertai dengan layanan pendukung Pada kategori ini penawaran terdiri dari suatu produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik pada konsumennya. Di sini layanan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk pelanggan yang telah membeli produknya ; (3) Hybrid. Pelayanan yang terdiri dari barang dan layanan dengan proporsi yang sama ; (4) Pelayanan utama yang disertai barang dan layanan tambahan. Pelayanan terdiri dari suatu layanan produk bersama-sama dengan layanan tambahan (pelengkap) dan barang-barang pendukung lain ; (5) Pelayanan murni. Penawaran seluruhnya berupa layanan, seperti konsultasi psikologi. Layanan kegiatan mahasiswa di Institusi pendidikan merujuk kepada BAN PT Program Studi Sarjana Tahun 2008 pada buku III A poin 3.2 Layanan kepada mahasiswa yaitu ; (1) bimbingan dan konseling ; (2) minat dan bakat ; (3) pembinaan soft skills ; (4) bea siswa ; (5) kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi layanan ; (1) Pendidikan dalam meningkatkan kinerja SDM secara implicit mengandung peran dan posisi
9 pendidikan yang sangat kuat, pendidikan dalam konteks pengembangan SDM di perusahaan pelayanan publik sebagai perusahaan yang mengurusi kepentingan umum mengandung makna tidak hanya meliputi pendidikan formal, akan tetapi juga non formal. Pendidikan non formal disini lebih difahami sebagai pendidikan yang dilaksanakan lewat pekerjaan (on the job training), magang atau dengan cara lain yang pada umumnya berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja. Semakin tinggi dasar pendidikan seseorang akan semakin mudah baginya untuk mengenali masalah dalam pekerjaanya ; (2) Kemampuan tenaga kerja dalam mengantisipasi masalah-masalah yang terjadi dalam pekerjaannya, menuntut kemampuan dan keterampilan tersendiri untuk menyelesaikannya. Pelaksanaan pekerjaan pada bidang pelayanan kepentingan umum (public servis), misalnya, maka penguasaan keterampilan dalam menghadapi masyarakat konsumen serta memberikan pelayanan secara professional mengharuskan tenaga kerja yang bersangkutan memiliki kemampuan pelayanan terbaik. Kemampuan melayani dari tenaga kerja yang bersangkutan didasarkan pada perilaku dan motivasi dalam pelaksanaan pekerjaan, pembenahan perilaku ; (3) Motivasi seseorang dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan berhubungan erat dengan pembelajaran dan penguasaan soft skills bagi tenaga kerja yang bersangkutan, penguasaan keterampilan melayani ini menjadi dasar bagi seseorang untuk nantinya dapat memberikan pelayanan sesuai ekspektasi. Motivasi yang baik akan
10 melengkapi tenaga kerja yang bersangkutan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat konsumennya. (Kirom, 2012) 2.3 Faktor-Faktor Pelayanan Pada akhirnya, dari seluruh tingkat pelayanan yang diberikan kepada konsumen adalah tuntutan profesionalisme dari staf pelayanan konsumen. Tuntutan profesionalisme tenaga kerja perusahaan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal keterampilan kepada para staf yang bergerak dibidang pelayanan konsumen dengan sebaik-baiknya. Memberikan pelayanan dengan baik menjadi tuntutan perusahaan dalam mempersipkan tenaga kerjanya agar mampu bekerja secara professional. Masalahnya tentu tidak sesederhana itu, bekerja secara professional perlu perangkat yang mendukung kearah terciptanya suasana kerja yang kondusif. Bagi perusahaan pelayan publik seperti badan usaha milik Negara yang bergerak dibidang jasa ketenagalistrikan, bekerja secara professional di bidang pelayanan menjadi harapan sebagian besar masyarakat konsumennya. Karena pada kenyataannya, perusahaan pelayanan publik ini masih didera dengan berbagai complain dan keluhan yang berkepanjangan dari para konsumennya (Kirom, 2012). 2.4 Paradigma Pelayanan Dalam beberapa hal, penerapan pelayanan merupakan bagian dari implementasi kebijakan yang harus diberikan kepada konsumen dengan sebaikbaiknya, sementara disisi lain untuk memahami langkah-langkah yang harus ditempuh dalam upaya memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya, digambarkan dalam kerangka paradigma pelayanan. Pembahasan pengelolaan
11 pembinaan dan pengembangan SDM terutama untuk ; (1) Memperoleh informasi yang berguna dalam hal aplikasi suatu kebijakan yang digunakan untuk kepentingan pengembangan SDM sudah sesuai atau belum dengan konsepsi yang terkandung dalam makna tersebut ; (2) Kepentingan para pihak dalam memahami proses dan filosofi kebijakan bidang SDM yang ditempuh oleh para pengambil keputusan ; (3) Kepentingan perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi lebih jauh efektifitas suatu kebijakan SDM yang telah ditetapkan ; (4) Kepentingan Stakeholder dalam upaya ikut mengawasi serta mengukur peningkatan dan perbaikan kebijakan SDM dalam hal diperlukan, untuk kemajuan Perusahaan ; (5) Kepentingan ilmu pengetahuan tentang pengelolaan kebijakan pengembangan kemampuan profesionalisme SDM dilingkungan perusahaan pada umumnya (Kirom, 2012). 2.5 Program Studi Ilmu Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran USU berdiri tahun 1999 berdasarkan Surat Keputusan DIKTI Nomor. 02/Dikti/Kep/1999. Pelaksanaan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU ada dua, yaitu. tahap akademi dan profesi. Saat ini PSIK F.Kep USU telah memiliki 2 gedung berlantai tiga untuk kegiatan perkantoran, pembelajaran, dan kemahasiswaan. Fasilitas pembelajaran didukung dengan ruang kuliah dan laboratorium yang memadai dan beberapa sudah menggunakan AC, media pengajaran memakai LCD-Projector. Kelengkapan fasilitas pembelajaran juga meliputi enam laboratorium keperawatan, ruang audiovisual, internet/wifi, dan
12 perpustakaan dengan koleksi buku-buku teks keperawatan, majalah, dan jurnaljurnal keperawatan. VISI Keperawatan USU ; Menjadi pusat pengembangan dan pembelajaran ilmu keperawatan dengan keunggulan Holistic Care sehingga dapat meningkatkan daya saing pada tataran nasional, regional dan global pada tahun MISI Keperawatan USU ada 3 yaitu ; (1) Menyiapkan mahasiswa menjadi perawat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu dan teknologi keperawatan sehingga memiliki daya saing ; (2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dan penerapannya melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang bermutu ; (3) Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dan memodernisasikan cara pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. ( 2008).
BAB 2 URAIAN TEORITIS
BAB 2 URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penulis melihat penelitian terdahulu dari penelitian yang dilakukan oleh Monarita (2006) Pengaruh persepsi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Sukmaningrum dan Tampubolon (2006) meneliti dengan judul Analisa
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sukmaningrum dan Tampubolon (2006) meneliti dengan judul Analisa Perbandingan Harapan dan Persepsi Senior Market Terhadap Kualitas Layanan di Hotel Bintang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian dari Tantrisna dan Prawitasari (2006) dengan judul Analisa
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian dari Tantrisna dan Prawitasari (2006) dengan judul Analisa Harapan dan Persepsi Penumpang terhadap Kualitas Makanan yang disediakan oleh Maskapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan memasarkan produk suatu kelompok atau individu untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memperoleh keuntungan. Maka pemasaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Menurut Sabarguna (2004), kepuasan pasien adalah merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, tapi walaupun subyektif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA International Organization for Standardization (ISO)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. International Organization for Standardization (ISO) 1. Pengertian ISO (International Organization for Standardization) ISO 9001:2000 adalah suatu standar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu diharapkan dapat memuaskan pasien, maka dari itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau organisasi bisnis membutuhkan berbagai jenis sumber daya, seperti modal, bahan baku material,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan yang dilakukan di Indonesia pada saat ini semakin meningkat, disertai dengan pesatnya tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pelaku usaha ataupun perusahaan dalam mempertahankan eksistensi dan kelangsungan kemajuan perusahaan itu sendiri.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuaian
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan juga dilakukan oleh Yhoga Leksmana (2006) dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dalam kehidupan sehari-hari ada sebuah proses dimana saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Menurut Gronroos dalam Wijaya (2014:4), pemasaran merupakan proses untuk mengidentifikasi dan menetapkan, memelihara, serta meningkatkan hubungan dengan
Lebih terperinciPENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DIDIK SANTOSO K 100 050 243 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KompetensiKeperawatan 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi mengacu pada kemampuan secara umum untuk menjalankan sebuah pekerjaanatau bagian dari sebuah pekerjaan secara kompeten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan usahanya. Perusahaan
Lebih terperinciBUKU KODE ETIK DOSEN
Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KED-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Dosen BUKU KODE ETIK DOSEN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang
Lebih terperinciKODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasien Pengertian Pasien Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan, tetapi pasien dalam hal ini hanya merupakan salah satu jenis pelanggan. Pelanggan layanan kesehatan merupakan
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 1. Pengertian BPJS Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA
KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Lovelock dan Writz (1991) mengungkapkan dua pengertian jasa, diantaranya adalah : 1. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong masyarakat umtuk memperhatikan derajat kesehatan demi menaikkan kualitas hidupnya melalui lembaga penyedia layanan kesehatan. Salah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap orang, terutama warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Dosen 1.1 Definisi Dosen Menurut Undang-undang Nomor 14 (2005 dalam Dikti, 2010) mengenai Guru dan Dosen dijelaskan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas
Lebih terperinciPROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.
Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran Pengertian pemasaran secara konseptual kerap mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Berikut disajikan definisi pemasaran awal versi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan jasanya kepada pemustaka. Pustakawan harus dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pemustaka. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya keberadaan manusia sangat bergantung kepada individu-individu lain yang berada disekitarnya, hal ini terbukti dengan adanya
Lebih terperincipada peran SDM yang ada di dalamnya.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia memiliki banyak tujuan hidup di mana tujuan hidup itu menjadi kebutuhan, sehingga kebutuhan tersebut akan selalu diperjuangkan. Ketika kebutuhan masih sederhana,
Lebih terperinciSENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/
SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses. a. Peer Teaching and Learning (belajar dan saling mengajari
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kegiatan Asistensi Seperti yang telah disebut di atas, asistensi istilah lainnya yaitu Peer Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal yang paling penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Karena persaingan organisasi yang semakin ketat dan kemajuan teknologi
Lebih terperinciMANUAL PENETAPAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG
MANUAL PENETAPAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I : PENDAHULUAN A. Visi...
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan
15 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan oleh Elmasnun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan proses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pengertian manajamen pemasaran sebagai berikut :
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong dikutip oleh Buchari Alma (2009 : 130) pengertian
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai faktor pendukung yang memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sebagai faktor pendukung yang memegang peranan penting di segala sektor terutama dalam pekerjaan. Pendidikan sebagai usaha yang dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).
BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING MENURUT JEAN WATSON DI AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA TAHUN 2016/2017 Leo Rulino*, Denny Syafiqurahman** *Dosen Akademi
Lebih terperinciPenerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini dilakukan oleh: Nurmaya Sari (2009). Nurmaya Sari (2009) mengkaji Kepuasan Mahasiswa Universitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Merupakan landasan teori yang terkait dengan pokok masalah dalam penelitian. Berikut ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
4 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi BAB II KAJIAN TEORI Pengertian perpustakaan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2014 Pasal 1 butir 10 adalah perpustakaan yang merupakan
Lebih terperinciFAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
KODE ETIK DOSEN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN NOMOR 34/PP/2012 TENTANG KODE ETIK DOSEN FAKULTAS PETERNAKAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa a. Konsep Jasa Jasa merupakan sarana aktivitas yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Menurut Kotler dalam Nasution (2004:6) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang serta bersaing bebas dengan unsur lain dalam dan luar lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didukung oleh Bock (1992) dalam La Tansa Majalah (2008) yang. pembangunan pendidikan yang telah dicapai.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural,
Lebih terperincimemfokuskan perhatian terhadap suatu objek.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Persepsi Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam melakukan interaksi itu manusia sering melakukan persepsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Abdullah (2014), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Mursid (2010:26), menyatakan bahwa pengertian dari Pemasaran yaitu pemasaran tidak lain daripada suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen
Lebih terperinciSTANDAR SUASANA AKADEMIK. Visi : Kementerian Kesehatan Surakarta
STD-SPM.Pol//26/26 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan lagi. Persaingan didunia bisnis yang semakin hari semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan untuk menjadi sekretaris yang profesional di era global memang tidak bisa dihindarkan lagi. Persaingan didunia bisnis yang semakin hari semakin ketat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal
Lebih terperinciProf. Dr. H. Ishak Isa, M.Si
VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERIODE 2014-2018 Prof. Dr. H. Ishak Isa, M.Si Visi, Misi dan Program Kerja Calon Rektor Universitas Negeri Gorontalo 2014 2018 Prof.
Lebih terperinciMutu atau Kualitas menurut Goetsh dan Davis (1994) dalam Irine (2008:
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Defenisi Kualitas Pelayanan Modernitas dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat ketat untuk memperoleh dan mempertahankan
Lebih terperinciTUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ
TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ Oleh: Mery Eka Yaya Fujianti NIM 152310101161 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan
Lebih terperinciM PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan juga merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras
Lebih terperinciMUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.
MUKADIMAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA didirikan untuk ikut berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, teknologi, dan kewirausahaan, yang akhirnya bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi tersebut di Indonesia menuntut auditor untuk selalu meningkatkan kinerjanya, sehingga
Lebih terperincikeinginan pasar dengan cara menentukan harga, melakukan komunikasi
BAB II KA.JIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Philip Kotler ( 1996 ) berpendapat bahwa manajemen pemasaran adalah menganalisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program -
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 2002:51) Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan adalah aset utama organisasi yang menjadi pelaku aktif dari setiap organisasi. Karyawan dalam sebuah perusahaan menduduki posisi yang sangat penting,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era global, persaingan dalam dunia industri barang maupun jasa begitu ketat. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam. mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Setiap konsumen mengambil keputusan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia maka rumah sakit harus dapat mandiri agar tetap eksis keberadaannya dengan senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester akhir jurusan Desain Produk FTPD Universitas Mercu Buana Jakarta. Mata kuliah ini berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya terbanyak di rumah sakit dan yang paling sering berinteraksi lansung dengan klien, sehingga kontribusi perawat cukup besar dalam mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan yang diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan merupakan segala bentuk aktivitas seseorang atau sekelompok yang diberikan kepada orang lain atau masyarakat, baik secara langsung atau secara tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama dibentuknya pemerintahan untuk menjaga suatu sistem ketertiban di dalam masyarakat agar bisa menjalani kehidupannya secara wajar. Fungsi utama
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN
BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN A. Kejenuhan Belajar Mata Pelajaran SKI Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, para siswa kadang kala mengalami gangguan psikologis dalam belajar seperti kejenuhan
Lebih terperinciETIKA KERJASAMA DALAM PENELITIAN
TUGAS ETIKA PROFESI ETIKA KERJASAMA DALAM PENELITIAN Dosen: Prof. Ir. Kurniatun Hairiah, Ph.D. Disusun Oleh: Indriana Dwi Astuti 115040101111050 Kelas G PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien dan efektif apabila dalam seluruh proses manajemen tersebut terjadi interaksi positif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki
Lebih terperinciMANUAL PELAKSANAAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG
MANUAL PELAKSANAAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I : PENDAHULUAN A. Visi...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007 tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : bahwa untuk menjamin penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia itu sendiri. Menurut Suhailah Hussien (2007: 91)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia atau membudayakan manusia. Para ahli psikologi (dalam Syah, 2011: 35) mendefinisikan hakikat pendidikan yaitu
Lebih terperinciTUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ
TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ Oleh Mifta Irma Mei Liani NIM 152310101162 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen sehingga memudahkan produsen untuk mencapai tujuannya, baik
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu strategi yang menghubungkan produsen dengan konsumen sehingga memudahkan produsen untuk mencapai tujuannya, baik tujuan jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi, menjadikan perguruan tinggi sebagai sektor strategis yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam manajemen operasi terdapat sepuluh keputusan MO, Haizer dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam manajemen operasi terdapat sepuluh keputusan MO, Haizer dan Render (2005:5), yaitu: Perancangan Barang dan Jasa, Kualitas atau Mutu, Perancangan Proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha bisnis di era jaman sekarang diharuskan untuk dapat bersaing dengan pesaingnya dengan berbagai macam cara atau metode untuk dapat bertahan di masyarakat dan mengikuti
Lebih terperinci