STUDI KONDISI SOSIAL MASYARAKAT YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA PURUS KOTA PADANG JURNAL

Transkripsi

1 STUDI KONDISI SOSIAL MASYARAKAT YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA PURUS KOTA PADANG JURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) Oleh: ILMA HUSNI NIM Pembimbing I Pembimbing II Drs. Dasrizal,MP. Erna Juita, S.Pd, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

2 STUDI KONDISI SOSIAL MASYARAKAT YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA PURUS KOTA PADANG. SKRIPSI. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. STKIP PGRI SUMATERA BARAT, 2014 Oleh Ilma Husni* Dasrizal** Erna Juita** *Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ** Dosen Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kehidupan masyarakat di rusunawa Purus kota Padang, yang dilihat dari interaksi sosial masyarakat, kondisi sarana, kondisi prasarana, kondisi kenyamanan, dan bagaimana biaya sewa di rusunawa Purus kota Padang. Teknik deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap kejadian yang sedang atau sudah terjadi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga rusunawa Purus kota Padang. pengambilan data melalui observasi/pengamatan langsung kelapangan dan penyebaran angket, yang menjadi sampel dalam penelitian. Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan analisa persentase terhadap kondisi kehidupan masyarakat di rusunawa Purus kota Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di rusunawa Purus kota Padang. Sampel penelitian di ambil dari masing-masing blok dengan proporsi setiap wilayah 30%. Sehingga jumlah sampel adalah 72 dari 240 kepala keluarga (KK). Hasil penelitian menemukan : (1) Kesediaan sarana di rusunawa Purus kota Padang berada pada kriteria sangat baik, dengan tingkat pencapaian responden (TCR) 93%. Karena di rusunawa ini sudah dilengkapi dengan sarana berupa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh penduduk. (2) Kelengkapan prasarana di rusunawa Purus kota Padang sudah memenuhi Karena di rusunawa ini prasarana sudah terlihat lengkap, dengan tingkat pencapaian jawaban responden (TCR) 81,6%. Sehingga dinilai baik. (3) Kenyamanan di rusunawa Purus kota Padang berada pada kriteria baik, dengan tingkat pencapaian jawaban responden (TCR) 81,25%, Karena masyarakat rusunawa merasa nyaman dengan kondisi yang ada. (4) Interaksi sosial di rusunawa Purus kota Padang sangat mendukung Karena masyarakat rusunawa terlihat baik interaksi sosialnya. Dengan tingkat jawaban responden (TCR) 81%. (5) Biaya sewa di rusunawa purus kota dinilai baik, dengan tingkat jawaban responden (TCR) sebanyak 81%, Karena harga biaya sewa terjangkau oleh penduduk berdasarkan penghasilannya. Kata kunci : stuudi, kondisi, ruma susun

3 STUDIES SOCIAL CONDITIONS PEOPLE WHO LIVE IN THE CITY OF PADANG RUSUNAWA PURUS. THESIS. GEOGRAPHY EDUCATION PROGRAM. STKIP PGRI WEST SUMATRA, YEAR 2013/2014 Oleh : Ilma Husni* Dasrizal** Erna Juita** *Student of geography department of STKIP PGRI west sumatera **lecturer at geography department of STKIP PGRI west sumatera ABSTRACT This study aims to determine the condition of people's lives in public housing Purus Champaign city, as seen from social interaction, condition of facilities, infrastructure conditions, comfort conditions, and how the cost of rent in the Purus rusunawa Padang. Engineering descriptive study of events that are or have happened. The population in this study were all family heads rusunawa Purus Champaign city. collection of data through observation / direct observation of spaciousness and questionnaire, the sample in the study. The data analysis performed in this study by analyzing the percentage of the people's living conditions in public housing Purus Champaign city. The population in this study were all Purus public housing households in the city of Padang. The study sample was taken from each block with a 30 % share of each region. So that the sample is 72 of 240 families (KK ).The study found : ( 1 ) The willingness of public housing facilities in the city of Padang Purus are in very good criteria, with the level of attainment of respondents ( TCR ) 93 %. Because public housing is equipped with a means of facilities needed by the population. ( 2 ) Completion of infrastructure in Padang city Purus rusunawa meet in public housing Because the infrastructure already looks complete, with the level of attainment of respondents ( TCR ) 81.6 %. So it is considered good. ( 3 ) Comfort in rusunawa Purus Champaign city located on both criteria, with the level of attainment of respondents ( TCR ) %, Due rusunawa people feel comfortable with the existing conditions. ( 4 ) social interaction in public housing Purus Champaign city is very supportive Because public housing community look good social interaction. With the level of respondents ( TCR ) 81 %. ( 5 ) The cost of rent in public housing diarrhea cities rated as good, with a response rate of respondents ( TCR ) as much as 81 %, because the price of the rental costs affordable to residents based on their income. Keyword : Studies, conditions, rusunawa,

4 PENDAHULUAN Perumahan atau permukiman dalam sistem biologi diibaratkan sebagai sarang dan habitat. Sarang merupakan tempat tinggal makhluk hidup sebagai tempat kembali, membesarkan keturunan, menyimpan makanan dan mungkin tempat berorganisasi kala makhluk hidup tersebut sebagai makhluk sosial. Sementara itu habitat merupakan lingkungan tempat makhluk hidup beredar, mencari makan, dan bertemu serta bergaul dengan makhluk lainnya (Kuswartojo dalam Dedi hermon, 2010). Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU no.4 tahun 1992, tentang Perumahan dan Permukiman). Pengaturan perihal perlunya perumahan dan permukiman telah diarahkan pula oleh GBHN (Garis Besar Haluan Negara) yang telah menekankan pentingnya untuk meningkatkan dan memperluas adanya permukiman dan perumahan yang layak baik seluruh masyarakat dan karenanya dapat terjangkau seluruh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah. Menurut WHO pemukiman adalah Suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termaksud juga semua fasilitas dan pelayanan yg diperluhkan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu. Pembangunan rumah susun adalah suatu cara yang jitu untuk memecahkan masalah kebutuhan dari pemukiman dan perumahan pada lokasi yang padat, terutama pada daerah perkotaan yang jumlah penduduk selalu meningkat, sedangkan tanah kian lama kian terbatas. Pembangunan rumah susun tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota sehingga menjadi lebih lega dan dalam hal ini juga membantu adanya peremajaan dari kota, sehingga makin hari maka daerah kumuh berkurang dan selanjutnya menjadi daerah yang rapih,bersih, dan teratur. Konsep pembangunan yang dilakukan atas rumah susun yaitu dengan bangunan bertingkat, yang dapat dihuni bersama, dimana satuan-satuan dari unit dalam bangunan dimaksud dapat dimiliki secara terpisah yang dibangun baik secara horizontal maupun secara vertikal. Pembangunan perumahan yang demikian itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk menunjang kehidupan di pemukiman tentu harus ada fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan aktivitas masyarakat. Fasilitas yaitu berupa sarana dan prasarana.sarana dan prasarana merupakan motor penggerak supaya lancarnya arus usaha dalam menemui tujuannya. Prasarana permukiman adalah semua benda atau fasilitas yang diperlukan oleh penduduk untuk mempermudah dan memperlacar kegiatan dan aktivitas masyarakat.sifatnya tidak langsung, misalnya mesjid, rumah sakit,jaringan jalan yang menghubungkan dengan wilayah lain, fasilitas olahraga, tempat hiburan dan lain sebagainya. Sedangkan Sarana permukiman adalah semua fasilitas yang mempermudah dan memperlancar kegiatan dan aktivitas penduduk dan sifatnya langsung, misalnya dapur, MCK, kamar tidur, ruang keluarga, tempat jemuran pakaiandan sebagainya. Prasarana rumah susun dilengkapi dengan alat transportasi bangunan, pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan sistem alarm kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, saluranpembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, tempat sampah, tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan bangunan, jaringan listrik, generator listrik, dan gas. Kenyamanan masyarakat di kawasan permukiman akan tercipta jika hubungan sosial terjalin dengan damai, tidak ada kecemburuan sosial dan tingginya hubungan sosial satu dengan lainnya. Selain kondisi sosial dan masyarakatnya, kebersihan lingkungan juga merupakan faktor kenyamanan. Dan kelengkapan fasilitas yang menunjang kebutuhan dan aktivitas merupakan faktor kenyamanan juga. Berdasarkan observasi penulis kondisi sosial masyarakat di rusunawa Purus kota Padang belum terlihat sebagaimana kekeluargaan. Sifat masyarakat kota begitu kental di rusunawa yakni tidak peduli, tidak saling mengenal, dan keegoisan. METOLOGI PENELITIAN Dari perumusan masalah diatas maka penelitian ini adalah penelitian deskriptif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan objek, kejadian atau peristiwa sebagaimana adanya (Nawi 2004) senada dengan yang diungkapkan Pandu 1997 (dalam jujur 2007) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya yang terdapat dilapangan. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian/prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.penelitian yang penulis lakukan ini adalah bertujuan pada pengungkapan masalah yang terjadi pada masa sekarang dan sebagaimana adanya dimana penelitian ini akan mendeskripsikan tentang apa yang menjadi faktor penduduk memilih tempat tinggal di rusunawa Purus kota Padang. Menurut Arikunto (2006), apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Jadi sesuai denganbanyaknya sampel pada daerah penelitian, maka dalam sampel responden penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling, dengan proporsi yang sama setiap wilayah sebesar 30% dengan jumlah responden 48 dari 240 responden penelitian. HASIL PENELITIAN Pembahasan Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian Studi Kondisi Sosial Masyarakat Yang Bertempat Tinggal Di Rusunawa Purus Kota Padang, yang meliputi : Kondisi Sarana, Kondisi Prasarana, Kondisi interaksi sosial

5 masyarakat, Kondisi kenyamanan, dan Kondisi biaya seawa. Pertama menurut jawaban dari responden tentang kondisi kesediaan sarana di rusunawa Purus kota Padang yaitu rusunawa Purus sudah menyediakan sarana yang baik dan terpenuhi. Hanya ada satu orang responden dari 72 yang menjawab kurang terpenuhi. Sarana yang dimaksut diantaranya fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan umum, kesehatan, tempat beribadah,olah raga, pertamanan, dan parkir. Jawaban dari responden tentang kelancaran air bersih dari masing-masing unit yaitu satu orang dari 72 orang penduduk yang menjawab tidak lancar. Jawaban responden tentang peraturan dan sanksi dalam menggunakan sarana (apabila ada yang rusak dalam unit yang ditempati, seperti dapur, jendela, pipa saluran air bersih dll.) responden lebih banyak menjawab diperbaiki sendiri. Jawaban responden tentang kondisi kesediaan sarana di rusunawa Purus kota Padang yaitu berdasarkan rekapitulasi instrumen penelitian terlihat tingkat pencapaian jawaban responden (TCR) adalah 93 % berada pada kriteria sangat baik. (Dalam penelitian Syamsuddin 2010 : Pengembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pada Kota Terpadu Mandiri Mahalona Kabupaten Luwu Timur. Universitas Diponegoro Semarang ). Terjadinya pertumbuhan penduduk yang meningkat tajam s etiap tahunnya telah menyebabkan munculnya kesenjangan antara kebutuh an tempat hunian dengan ketersediaan tempat hunian terma suk juga penyediaan prasarana dan sarana serta pelayanan u mum. Kondisi ini menjadi masalah utama yang umum dial ami olehnegara negara berkembang termasuk Indonesia. Oleh karena itu pemerintah Indonesia mencoba menerapkan konsep baru da lam pengembangan kota sebagai salah satu solusi untuk me njawab kesenjangan itu. Kedua menurut jawaban dari responden tentang kondisi prasarana yaitu tentang memelihara dan menjaga kebersihan prasarana dilingkungan rusunawa responden lebih banyak menjawab seluruh penduduk rusunawa yang membersihkan lisngkungan tersebut. Untuk memelihara kebersihan ini di adakan gotong royong yang dilakukan satu kali dalam seminggu, bagi penduduk yang tidak mengikuti gotong royong dikenai denda sesuai aturan yang berlaku. Jawaban responden tentang prasarana yang belum terpenuhi di rusunawa Purus, responden lebih banyak menjawab sudah seluruhnya terpenuhi. Prasarana yang dimaksut disini adalah Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya. Jawaban responden tentang kondisi prasarana di rusunawa Purus kota Padang yaitu berdasarkan rekapitulasi instrumen penelitian terlihat tingkat pencapaian jawaban responden (TCR) adalah 81,6 % berada pada kriteria sangat baik. Moenir (2000 : 117) Mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Ketiga tentang kondisi kenyamanan yaitu kenyamanan secara psikis, kenyamanan menggunakan fasilitas dan kenyamanan berdasarkan tingkat lantai dan arah unit yang ditempati serta kenyamanan bersosialisasi dengan masyarakat rusunawa. responden lebih banyak menjawab ya (merasa nyaman). Kenyamanan yang dimaksut adalah tidak ada gangguan atau ancaman yang membahayakan atau mengkahwatirkan. Responden lebih merasa aman dan nyaman tinggal di rusunawa purus kota padang, hanya ada beberapa responden yang menjawab tidak nyaman dari masing-masing pertanyaan yang diajukan. Ateng (2009) dalam judulnya persepsi pedagang tentang kondisi pasar timur di kota Padang. Mengatakan Kondisi nyaman menunjukkan keadaan yang bervariasi untuk setiap individu, sehingga kenyamanan bersifat subjektif dan berhubungan dengan keadaan tingkat aktivitas, pakaian, suhu udara, kecepatan angin, rata-rata suhu pancaran radiasi, dan kelembaban udara. Keempat tentang kondisi interaksi sosial masyarakat yaitu pola hubungan interaksi sosial dirusunawa, kesenjangan sosial, serta organisasi sosial yang mendukung silaturrahmi dan kekeluargaan antar dua blok. Jawaban responden tentang pola hubungan interaksi sosial di rusunawa yaitu responden lebih banyak menjawab sangat baik dalam hubungan bersosial. Tetapi responden lebih banyak menjawab kurang baik terhadap hubungan sosial antar blok A dan blok B. Setiap blok mempunyai kelompok arisan sebagai media sosialisasi dan silaturrahmi. Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada prilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebu. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut (Soerjono Soekanto 2009). Kelima tentang biaya sewa yaitu mengacu pada keseimbangan pendapatan dengan biaya sewa setiap bulan, lama kontrak setiap KK, dan kepemilikan unit (tangan pertama/tangan kedua). Jawaban responden tentang keseimbangan pendapatan dengan biaya sewa yaitu responden menjawab seimbang sebanyak 43 orang sisanya 29 orang menjawab tidak seimbang dengan pendapatannya. Jawaban responden tentang lama kontrak unit yang mereka tempati yaitu 26 responden menjawab kurang dari dua tahun, responden lebih banyak menjawab lebih dari dua tahun yaitu 46 orang.

6 Tentang kepemilikan unit yang mereka tempati (tangan pertama/tangan ke dua). 57 orang responden menjawab tangan pertama sisanya 15 orang menjawab tangan kedua. Uang sewa atau iuran pengelolaan yang dikutip dari penghuni merupakan tulang punggung pembiayaan pengelolaan rusunawa. Namun demikian, saat Pemda meyakini bahwa jumlah iuran yang dikutip tidak cukup untuk menutupi pengeluaran pengelolaan maka Pemda harus memutuskan untuk memberikan subsidi demi menjaga keberlangsungan operasionalnya. (Rusunawa komitmen bersama penanganan permukiman kumuh, 2011). KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesediaan sarana di rusunawa Purus kota Padang yaitu berdasarkan rekapitulasi instrumen penelitian terlihat tingkat pencapain jawaban responden (TCR) adalah 93 % yang berada pada kriteria baik. Karena di rusunawa ini sudah dilengkapi dengan sarana berupa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh penduduk. 2. Kelengkapan prasarana di rusunawa Purus kota Padang yaitu berdasarkan rekapitulasi instrumen penelitian terlihat tingkat pencapain jawaban responden (TCR) adalah 81,6 % yang berada pada kriteria baik. Karena di rusunawa ini prasarana sudah terlihat lengkap. 3. Kondisi kenyamanan di rusunawa Purus kota Padang yaitu berdasarkan rekapitulasi instrumen penelitian terlihat tingkat pencapain jawaban responden (TCR) adalah 81,25 % yang berada pada kriteria baik. Karena masyarakat rusunawa merasa nyaman dengan kondisi yang ada. 4. Interaksi sosial di rusunawa Purus kota Padang yaitu berdasarkan rekapitulasi instrumen penelitian terlihat tingkat pencapaian jawaban responden (TCR) adalah 86,6 % berada pada kriteria baik. Karena masyarakat rusunawa terlihat baik interaksi sosialnya. 5. Kondisi biaya sewa di rusunawa purus kota padang yaitu berdasarkan rekapitulasi instrument penelitian terlihat tingkat pencapaian jawaban responden (TCR) adalah 81 % yang berada kriteria baik. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Kepada warga rusunawa Purus kota Padang yaitu antara blok A dan blok B, supaya menjalin kerukunan agar tidak terjadi perpecahan dan kesenjangan sosial antar blok. 2. Bagi pemerintah kota Padang harus menegaskan yang menempati rusunawa itu seharusnya masyarakat kurang mampu (berpenghasilan rendah) yaitu masyarakat yang bermukim di kawasan kumuh pantai purus. Agar masyarakat kurang mampu juga menikmati pemukiman yang bagus. 3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa dijadikan bahan rujukan dan pedoman yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca hendaknya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Buletin Cipta Karya Edisi 12/Tahun VIII/Desember 2010, Rusunawa Untuk Mengurangi, Bukan Menambah Kekumuhan. Dedi Hermon, (2010). Geografi Lingkungan. Padang. UNP PRESS. Hendri zulviton. (2010). Konsep Rusunawa Untuk Urban Renewal Bagi Permukiman Kumuh. Studi Kasus Kawasan Pantai Purus Kota Padang. Skripsi. Fakultas Teknik Sipil Dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya Kurniasih. Sri, (2007), Usaha perbaikan Permukiman kumuh Di Petukangan Utara Jakarta selatan. Skripsi. Universitas Gunadarma. Mokh risyat (2008), Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa di Cengkareng Jakarta Barat. Skripsi.Semarang. Universitas Diponegoro. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009, Tentang Pedoman Penyerahan Sarana Prasarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah. Soerjono soekanto. (2009). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawala Pers Syahrial Syarbaini, Rusdiyanta, (2009). Dasar- DasarSosiologi.Yogyakarta :GrahaIlmu UU. (1985), Undang -Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun. Undang-Undang Nomor 1 tahun Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Optimalisasi Sarana- Prasarana permukiman www. Rekayasa Teknologi.