LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : ROSI YUSRONI Nim: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL : LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nama : Rosi Yusroni NIM : Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Jurusan : Teknologi pertanian Pembimbing, Penguji, Andi Lisnawati, SP, M.Si NIP Ahmad Zamroni, S. Hut., MP NIP Menyetujui/Mengesahkan Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Edy Wibowo Kurniawan, S.TP.,MSc Nip Lulus Ujian pada Tanggal 20 Mei 2011

3 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat serta hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama melaksanakan praktek kerja lapang (PKL) di PT. WARU KALTIM PLANTATION Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur hingga selesainya penyusunan laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam melaksanakan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada : 1. Bapak, Ibu, kakak dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril, materiil, serta doa. 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3. Bapak Edi Wibowo Kurniawan, S.TP., M.Sc selaku Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. 4. Ibu Andi Lisnawati, SP., M.Si, selaku dosen pembimbing yang juga telah banyak membantu merampungkan laporan praktik kerja lapang saya ini. 5. Bapak Ikuten Tondang selaku Kepala Pabrik PT. Waru Kaltim Plantation. 6. Bapak Endi Juniardi selaku HRD PT. Waru Kaltim Plantation. 7. Bapak Sabarno selaku Kepala Laboratorium PT. Waru Kaltim Plantation. 8. Bapak Sujaka Yunfiter selaku Assisten Kebun Afdeling Fanta.

4 ii 9. Agus Shalim Tersayang, sahabat terbaikku (Umi Sholeha) yang telah banyak membantu dari awal sampai terselesaikannya Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapang ini. 10. Teman-teman yang juga telah banyak membantu. Serta kepada pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal baik dan keikhlasannya akan mendapatkan pahala dari ALLAH SWT. Amin. Penulis mengucapkan banyak terima kasih. Samarinda, 20 Oktober 2011 Penyusun Kampus Sei keledang, Oktober 2011

5 iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... Halaman I. PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Hasil yang diharapkan... 2 i ii iv II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan umum perusahaan... 3 B. Tinjauan Umum Tentang Kebun PT. Waru Kaltim Plantation ( WKP )... 4 C. Tinjauan Umum Tentang Pabrik Minyak Sawit PT. Waru Kaltim Plantation ( WKP )... 4 D. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)... 6 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Pemanenan Transportasi Buah Penerimaan dan Penimbangan Buah di Pabrik Grading dan Sortasi Stasiun Loading Ramp Stasiun Perebusan Proses Penebahan Proses Pressan Stasiun Klarifikasi B. Proses Pengolahan Inti Sawit C. Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Proses Pengolahan Limbah Cair... 39

6 iv 2. Proses Pengolahan Limbah Padat D. Analisa Pengujian Mutu Minyak Sawit Penentuan Kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) Penentuan Kadar Air E. Analisis Pengujian Mutu Kernel Produksi Penentuan Kadar Air Kernel Sawit Penentuan Kadar Kotoran Kernel IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

7 v DAFTAR LAMPIRAN No. Tubuh Utama Halaman A. LAMPIRAN DIAGRAM ALIR PROSES 1. Gambar1. Diagram Pengolahan Cruide Oil Gambar 2. Diagram Proses Pengolahan Kernel B. LAMPIRAN PERHITUNGAN YANG DIGUNAKAN 1. Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Perhitungan Kadar Air CPO Perhitungan Kadar Air Kernel Sawit C. LAMPIRAN GAMBAR KEGIATAN PKL Gambar 1. Pemanenan Buah Sawit Gambar 2. Tandan Buah Sawit Gambar 3. Jembatan Timbang Gambar 4. Loading Ramp Gambar 5. Sterilizer Gambar 6. Transfer Carriage Gambar 7. Autofeeder Gambar 8. Threser Gambar 9. Digester Gambar 10. Press Gambar 11. Nut Polishing Drum Gambar 12. Ripple Mill Gambar 13. Hidrocyclone Gambar 14. LTDS Gambar 15. Sand Trap Tank Gambar 16. Pengemasan Kernel Gambar 17. Pengukuran CPO Produksi Gambar 18. Tangki CPO... 68

8 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti yang penting karena mampu menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa negara. Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (CPO) dunia selain Malaysia dan Nigeria. Strategi keunggulan kompetitif subsektor perkebunan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghasilkan kuantitas bahan baku yang berkualitas bagi sektor industri. Dalam perekonomian Indonesia komoditi kelapa sawit memegang peranan yang cukup penting terutama untuk peningkatan devisa, minyak kelapa sawit serta lemak yang dihasilkan merupakan kebutuhan pokok hidup manusia sehari-hari. Kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh subur didaerah tropis khususnya di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berupa pengelolaan perkebunan khususnya kelapa sawit secara besar di pulau Kalimantan dan Sumatra, karena kedua pulau tersebut memiliki luasan lahan dan keadaan tanah yang cukup baik sebagai perkebunan kelapa sawit. Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dimana mahasiswa yang merupakan salah satu aset pembangunan nasional hendaknya tidak hanya berkecimpung di dalam perguruan tinggi saja tetapi mahasiswa juga harus mampu mengembangkan keterampilan

9 2 untuk menghadapi perubahan-perubahan dan mampu berperan aktif dalam berfikir secara intelektual dan bersosialisai dengan masyarakat untuk membantu ke arah kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang dengan harapan agar para lulusannya mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengaplikasikannya secara langsung dengan ketentuan yang ada dilapangan. B. Tujuan Praktek Kerja Lapang Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah : 1. Untuk mempelajari dan memahami proses pengolahan kelapa sawit secara menyeluruh dari panen sampai menjadi CPO dan kernel. 2. Untuk mengetahui analisa mutu dari CPO dan kernel yang akan dan sudah dihasilkan. 3. Untuk menambah wawasan Mahasiswa sebagai bekal bagi Mahasiswa apabila berminat masuk kedalam dunia kerja. C. Hasil Yang Di Harapkan 1. Mahasiswa dapat mengetahui secara jelas tentang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) mulai dari tahap pemanenan buah kelapa sawit sampai pada proses pengolahan TBS menjadi CPO. 2. Melatih mahasiswa agar mampu dan terampil dalam melakukan suatu pekerjaan di perusahaan pengolahan kelapa sawit.

10 3 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan PT. Waru Kaltim Plantation (PT. WKP) adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit dan industri CPO yang berlokasi di Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara Propinsi Kalimantar Timur. Dalam operasionalnya perusahaan ini terdiri dari 1 kebun dan 1 pabrik, kedua kebun tersebut adalah rayon 1 dan rayon 2. Pembukaan lahan perkebunan pertama dilakukan oleh PT. Moeis pada tahun 1982, dan pada tahun 1986 dilakukan join venture dengan PT. Astra Agro Lestari Tbk. dan PT. Astra Agro Niaga sehingga terbentuk PT. Moeis Kaltim. PT. Waru Kaltim Plantation berdiri setelah dilakukan take over terhadap PT. Moeis Kaltim oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk. dan PT. Astra Agro Niaga pada tahun 1987, sehingga sejak tahun tersebut manajemen seluruhnya berada dibawah PT. Astra Agro Lestari Tbk. Dengan luas hak guna usaha (HGU) No.1/1987; Ha dan hak guna usaha (HGU) No.15/1999;1.265 Ha. Kegiatan penanaman kelapa sawit sudah dimulai sejak tahun 1989 dan telah panen pada tahun 1993 yang mana pada saat itu masih bekerja sama dalam pengolahan CPO dengan PT. VI Samuntai, pada tahun 1995 PT. WKP telah mempunyai pabrik pengolahan tersendiri. Lokasi perkebunan kelapa sawit PT. Waru Kaltim Plantation berbatasan dengan : 1) Perkebunan PT. Sukses Tani Nusa Subur yang berada di sebelah Timur

11 4 2) Hutan produksi di sebelah Utara 3) Areal pencadangan untuk pemukiman penduduk disebelah selatan Untuk pengolahan hasil perkebunan, pada tahun 1996 dibangun pabrik pengolahan kelapa sawit diatas lahan seluas 20 ha dan memiliki kapasitas olah 60 ton/jam. Hasil produksi CPO berkisar ± ton/bln tergantung proses olah dan TBS yang masuk ke Pabrik. Saat ini pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Waru Kaltim Plantation merupakan satusatunya pabrik pengolahan kelpa sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara. Selain mengolah TBS dari kebun PT. PT. Waru Kaltim Plantation, pabrik juga mengolah TBS yang berasal dari binaan PT. Waru Kaltim Plantation terletak didesa Waru Kab. Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, dengan luas areal sesuai HGU (Hak Guna Usaha) No. 01 Tahun 1987 seluas 7700 Ha. Bidang usaha perkebunan kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Penajam Penajam Paser Utara dalam 7 tahun terakhir semakin menjanjikan, sehingga masyarakat dan pengusaha tertarik untuk berinvestasi dalam bidang usaha ini, sehingga untuk menampung TBS masyarakat maka pabrik kelapa sawit PT. Waru Kaltim Plantation membuka diri untuk menerima dan membeli TBS Masyarakat maupun perusahaan perkebunan kelapa sawit yang saat ini telah mencapai ± 300 ton/hari. Selain melakukan pengolahan TBS, PT. Waru Kaltim Plantation juga melakukan pengiriman produk olahan kelapa sawit (CPO dan Kernel) di pelabuhan PT. Waru Kaltim Plantation berdasarkan pemberian

12 5 Hak Guna Bangunan No.550.2/777/BPN-PSR/PH-HGB/1997 seluas m² di desa Buluminung, Kecamatan Penajam Paser Utara. Dalam rangka untuk mewujudkan visi menjadi perusahan yang ramah lingkungan (enviromental friendly) dan mematuhi semua standar dan peraturan terkait yang berlaku, maka PT Waru Kaltim Plantation berupaya untuk memanfaatkan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) ke lahan perkebunan sawit yang selanjutnya disebut sebagai Aplikasi Lahan (land application). Masih tingginya kandungan unsur hara yang ada dalam LCPKS, merupakan suatu kerugian jika langsung dibuang ke badan air karena masih dapat di manfaatkan sebagai pupuk cair, yang selanjutnya dapat memberikan keuntungan dari segi ekonomis bagi perusahaan. Pada pelaksanaanya pembangunan dan pengembangan perkebunan kelapa sawit ini diharapkan akan membawa manfaat positif terutama dalam : 1) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam kegiatan perkebunan. 2) Memberikan sumbangan terhadap produksi dan pendapatan daerah dan nasional. 3) Memberikan arti penting dalam program pengembangan wilayah yang dengan keberadaan perkebunan telah membuka keterisolasian daerah pedesaan disekitarnya.

13 6 B. Manajemen Perusahaan PT. Waru Kaltim Plantation dipimpin oleh seorang administratur yang dibantu oleh karyawan staf yang memimpin sejumlah karyawan. Jumlah karyawan yang terdapat dilokasi PT. Waru Kaltim Plantation sebanyak orang dengan rincian sebagai berikut : 1. Administratur : Agus Purwanto 2. Karyawan staff : 25 orang 3. Tenaga bulanan tetap : 248 orang 4. Tenaga harian tetap : 788 orang 5. Tenaga harian lepas : 316 orang 6. Tenaga harian lepas borongan : 58 orang Suatu organisasi yang baik merupakan keharusan bagi perusahaan, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan efektif dan juga sebagai pedoman pelaksanaa kerja. Dengan adanya wewenang dari masing-masing bagian maka setiap bagian dapat bertanggung jawab dengan tugas dan wewenang yang diberikan. C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Program praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di PT. Waru Kaltim Plantation, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 8 Maret sampai 8 Mei 2011.

14 7 III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit 1. Pemanenan a. Tujuan 1) Mendapatkan tandan buah segar (TBS) dengan jumlah yang tinggi. 2) Memperoleh rendemen yang tinggi. 3) Mendapatkan mutu minyak yg baik. b. Dasar Teori Tanaman kelapa sawit dianggap sudah menghasilkan pada tahun ketiga atau keempat setelah ditanam. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang sekitar 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan tandan sawit dapat dilihat dari perubahan warna buahnya. Buah kelapa sawit yang masih mentah berwarna hijau karena pengaruh zat klorofil. Selanjutnya akan berubah menjadi merah atau orange tercapai berarti minyak sawit yang terkandung dalam daging buah telah mencapai maksimal dan buah sawit akan lepas dari tangkai tandannya. Kriteria kematangan tandan dinyatakan dalam jumlah buah sawit yang sudah jatuh. Sebagai patokan, jumlah minimum buah sawit yang jatuh sebanyak 10 buah untuk tanaman muda menghasilkan dan 15 buah untuk tanaman tua menghasilkan (Sunarko, 2007).

15 8 Menurut Setyamidjaja, 1991 ada 3 macam pengertian matang panen yang harus dibedakan yaitu : 1. Matang panen tandan Kriteria kematangan tandan dinyatakan dalam jumlah buah yang jatuh secara alami dari tandan atau yang disebut membrondol. Buah yang telah matang tandan jika sekurangkurangnya terdapat 5 brondolan yang jatuh (untuk tanaman yang baru pertama dipanen) atau memenuhi 10 brondolan yang jatuh (untuk tanaman yang sudah dewasa). 2. Matang panen pohon Kriteria matang panen pohon ialah apabila pohon kelapa sawit sudah mempunyai paling sedikit 2 tandan buah yang busuk dan 1 tandan yang sudah matang panen. 3. Matang panen tanaman Dasar untuk penentuan kriteria matang panen tanaman atau tanaman matang panen blok itu atau dengan istilah lain dasar kriteria matang pada tanaman adalah kerapatan panennya. suatu tanaman atau blok tanaman yang sudah matang panen (yang sudah dapat dipanen), bila 60 % dari jumlah pohon yang ada pada tanaman atau blok yang sudah matang panen. Standar hasil panen : 1) Buah yang dipanen harus buah matang tidak boleh satupun buah yang mentah. 2) Tandan yang busuk harus dibanting dan hanya diambil brondolannya saja.

16 9 3) Tangkai janjang maksimum adalah < 2 cm mepet kejanjang. Bila buah yang kurang matang maka pembentukan minyak didalam buah belum maksimal sehingga rendemen minyak akan rendah, sedangkan buah busuk disamping rendemen minyaknya sudah turun, kadar asam lemak bebasnya pun juga tinggi. Kriteria matang panen tandan buah segar yang diterima dipabrik serta kaitannya dengan rendemen minyak dan inti sawit yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1. Kelompok Fraksi TBS Yang Diterima Dipabrik Simbol Fraksi Persentasi brondolan Kematangan terhadap buah luar 0 1,0-12,5 Mentah 1 12,5-25,0 Kurang matang 2 25,0-50 Matang Matang Lewat matang 5 Buah dalam membrondol Busuk Sumber : (Setyamidjaja, 1991

17 10 Tabel 2. Hubungan Antara Fraksi TBS dan Rendemen minyak Serta Inti Sawit. Simbol Rendemen % ALB minyak sawit Minyak sawit Inti sawit 0 18,50 5,31 1, ,79 5,55 1, ,21 6,41 2, ,86 6,40 2, ,59 6,79 3, ,20 6,62 4,41 Sumber : (Setyamidjaja, 1991) c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Egrek, dodos, angkong, karung, kapak, gancu. 2) Bahan yang digunakan antara lain : Tandan Buah Segar (TBS) d. Prosedur Kerja 1) Semua tandan yang telah matang harus dipanen, jangan ada yang ketinggalan (sebagai ciri bahwa suatu tandan telah matang panen ialah adanya buah - buah yang jatuh pada pinggiran dekat batang). 2) Tandan buah dipotong dengan dodos atau egrek bergagang panjang. Sebelum tandan buah dipotong, pelepah daun yang menyangga buah sebaiknya dipotong terlebih dahulu.

18 11 3) Pelepah daun yang dipotong dari pohonnya harus ditumpuk secara teratur pada gawangan mati ( ruang kosong diantara barisan tanaman ) yang ditelungkupkan. 4) Tandan yang masih bergagang harus dipotong berbentuk cangkem kodok (seperti huruf V). 5) Tandan buah dikumpulkan ditempat pengumpulan hasil (TPH), dan diatur baris lima atau sepuluh. 6) Buah - buah yang lepas disatukan terpisah dari tandan dan harus bersih dari kotoran (Plastik, tanah dll). 7) Tandan dan brondolan harus segera diangkut dengan menggunakan truk. e. Hasil Yang Diharapkan Dengan kriteria panen dan cara panen ini, diharapkan dapat melaksanakan pemanenan dengan sangat baik, serta mendapatkan kandungan minyak dalam TBS optimal dengan kandungan ALB (Asam Lemak Bebas) sangat rendah dan biaya panen yang relatif lebih ekonomis. f. Pembahasan Buah yang termasuk dalam kriteria matang panen adalah buah yang berwarna merah orange dan telah membrondol secara alamiah sebanyak 5 brondol. Standar ini berlaku untuk kondisi buah yang normal dan sehat. Buah yang dikatagorikan buah yang tidak normal adalah :

19 12 1. Buah sakit adalah buah yang masih berwarna hitam tapi sebagian (biasanya bagian pucuk dari tandan ) sudah membrondol (abortus). 2. Buah batu adalah buah yang sudah matang yang ditunjuk dengan warna buah orange tetapi buahnya tidak lepas dari tandannya (tidak membrondol). 3. Apabila ditemukan buah tidak normal seperti diatas, maka pemanen wajib melaporkan kepada mandor panen atau ka. Afdeling untuk dipastikan kebenarannya. 2. Transportasi buah a. Tujuan 1) Mengangkut buah hasil panen dari kebun ke pabrik pengolahan. 2) Menimbang buah yang telah diangkut seelum masuk pabrik. b. Dasar Teori Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan

20 13 lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik (Fauzi dkk, 2007). c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Truk angkut, tojok, gancu, karung, garuk 2) Bahan : TBS hasil panen d. Prosedur Kerja 1) Seorang operator yang akan mengangkut buah di TPH harus mengetahui lokasi TPH yang terdapat buah dengan meminta informasi dari kerani panen. 2) Kebutuhan alat angkut disiapkan sesuai banyaknya buah dilapangan. 3) Buah diangkut ke truk baik tandan maupun brondolan. e. Hasil Yang Diharapkan Dengan transportasi buah ini, diharapkan buah dapat sampai kepabrik secepat mungkin setelah buah di panen, karena akan menyebabkan buah menjadi restan dan menaikkan kandungan ALB. Faktor penyebab Restan : 1) Apabila jumlah unit tidak sesuai atau kurang dari jumlah kebutuhan.

21 14 2) Faktor jalan (tidak ada alat langsir mekanis dan manual). 3) Unit rusak dan tidak ada penggantinya. 4) Kendala dipabrik (pabrik break down atau antrian panjang). f. Pembahasan Transportasi merupakan salah satu faktor yang penting karena transportasi dapat menjadi faktor penyebab kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) didalam buah kelapa sawit. Semakin lama buah diangkut ke pabrik maka semakin tinggi pula kandungan Kadar Asam Lemak (ALB) yang terdapat didalam buah kelapa sawit. 3. Penerimaan dan Penimbangan Buah Dipabrik a. Tujuan 1) Untuk mengetahui seluruh TBS yang diterima di pabrik. 2) Untuk mengetahui berat / jumlah hasil CPO dan kernel. 3) Untuk mengetahui jumlah CPO dan kernel yang akan dikirim keluar pabrik. b. Dasar Teori Menurut Setyamidjaja (1991), buah kelapa sawit hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik, karena apabila tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas (ALB) tinggi. Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan harus dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah pemanenan. Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit

22 15 diakibatkan oleh kegiatan enzim lipase yang biasanya terjadi sebelum pemprosesan buah dilaksanakan. Buah kelapa sawit mengandung enzim lipase yang sangat aktif, yang dapat memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, bilamana struktur sel buah matang tersebut rusak. Buah kelapa sawit yang matang dan masih segar hanya mengandung 0,1 % asam lemak. Tetapi buah buah yang memar atau pecah, dapat mengandung asam lemak bebas sampai 50 % hanya dalam waktu beberapa jam saja. c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Jembatan timbang, truk, slip Timbangan, Digital Control 2) Bahan yang digunakan antara lain : Tandan buah segar (TBS), tankos, kernel, Crude Palm Oil (CPO) d. Prosedur Kerja 1) Pastikan permukaan Platform bersih, agar hasil penimbangan yang diperoleh adalah berat kelapa sawit murni. 2) Pastikan posisi truk dijembatan timbang telah sesuai. 3) Supir dan awak truk lainnya harus turun dan menjauh dari areal jembatan timbang.

23 16 4) Petugas jembatan timbang meminta Surat Pengantar Buah (SPB) dari supir dan memasukan data kekomputer. 5) Supir dan awak truk lainnya dapat kembali kedalam truk dan mulai membongkar muatan truk berupa buah kelapa sawit diareal penumpukan buah atau di stasiun Loading Ramp. 6) Supir truk diharapkan mengambil Tiket Timbangan pada petugas jembatan timbang sebelum keluar dari areal pabrik. e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan dengan adanya penimbangan dapat mengetahui berat jumlah TBS yang diterima di pabrik dan yang akan di produksi, serta mengetahui jumlah CPO dan kernel yang akan di kirim keluar pabrik. f. Pembahasan Penerimaan dan penimbangan dilakukan untuk mengetahui jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang akan diolah sewaktu pabrik beroperasi. Buah yang masuk kepabrik ditimbang untuk menghindari terjadinya over load dan dari penimbangan inilah seluruh kebutuhan produksi pabrik dalam waktu satu hari dapat dipenuhi. 4. Grading a. Tujuan 1) Feedback kepada kebun mengenai mutu TBS

24 17 2) Counter check terhadap grading TPH 3) Gambaran mutu rata - rata TBS untuk pengendalian proses b. Dasar Teori Menurut Sunarko (2007), untuk perhitungan rendemen dan penilaian mutu perlu diketahui keadaan TBS yang masuk ke dalam pabrik, karena itu perlu dilakukan sortasi. Sortasi dilakukan pada setiap kebun dengan menentukan satu truk yang dianggap mewakili seluruh kebun asal, baik dari kebun sendiri maupun dari kebun pihak ketiga. TBS yang diterima pabrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Jumlah brondolan sekurang - kurangnya 12,5 % dari berat TBS keseluruhan. 2) Tandan terdiri dari buah mentah 0%, buah matang minimal 85% dan lewat matang maximal 5%. 3) Tandan tidak boleh bertangkai panjang (Panjang tangkai maximal 2 cm) 4) Tidak terdapat tandan kosong. 5) Brondolan segar harus bebas dari sampah, tanah, pasir atau benda lainnya. Kriteria kematangan Buah PKS. Waru Kaltim Plantation : 1) Mentah : Brondolan segar yang terlepas kurang dari 5

25 18 brondolan 2) Matang / masak : Brondolan segar yang terlepas 5 atau lebih dari 5 brondolan 3) Lewat matang : 75% atau 100% brondolan luar telah lepas. 4) Tandan Kosong : Brondolan yang sisa dalam tandan hanya 25%. 5) Tangkai Panjang : Panjang Tangkai melebihi 2 cm dari pangkal buah. c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Gancu, Skop, Tojok, Sarung Tangan, Masker, Nota 2) Bahan yang digunakan antara lain : TBS (tandan buah segar) d. Prosedur Kerja 1) Lakukan Grading dilaporn Loading Ramp. 2) Lakukan grading TBS terhadap buah mentah, buah busuk, tangkai panjang, tandan kosong sesuai kriteria yang ditentukan. 3) Buang benda asing (Batu, kayu, karung, besi dll) 4) Lakukan rekap hasil Grading. e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan dengan adanya Grading ini buah yang masuk kepabrik tidak ada buah yang mentah maupun

26 19 buah yang lewat matang serta tangkai tandan yang tidak terlalu panjang, karena tangkai tandan yang terlalu panjang dapat menyerap minyak sewaktu proses perebusan. f. Pembahasan Grading dilakukan agar buah yang akan diolah adalah buah yang sudah benar-benar berkualitas baik, karena buah yang masuk akan disortasi terlebih dahulu sebelum diproses. Grading meliputi buah mentah, matang, lewat matang, tandan kosong dan tangkai panjang. 5. Stasiun Loading Ramp a. Tujuan 1) Menerima TBS dari kebun. 2) Menyiapkan lori untuk pengisian buah 3) Untuk mengetahui kapasitas jumlah TBS yang masuk kedalam pabrik sebelum dilakukan sortasi. 4) Sebagai tempat penampungan TBS dan kontinuitas untuk pengolahan bisa terjaga. b. Dasar Teori Loading Ramp memiliki peranan yang penting karena semua yang datang dari kebun langsung di turunkan ke Loading Ramp untuk diolah. Jika Loading Ramp mengalami hambatan dalam memuat buah ke lori maka seluruh bagian pabrik seperti rebusan, Press, akan terhenti. Pada Loading Ramp menggunakan system FIFO

27 20 (First In, First Out), di mana buah yang lebih awal datang akan di olah terlebih dahulu. Artinya buah yang pertama kali datang diolah terlebih dahulu agar kandungan Kadar Asam Lemak bebasnya tidak tinggi, dan bisa mengakibatkan mutu CPO yang dihasilkan berkualitas rendah (Anonim, 2005). c. Alat dan bahan : 1) Alat yang digunakan antara lain : Pintu Hidrolic, Transfer carriage, Capstan, Lori, Rel, Skop, Sapu, Gancu. 2) Bahan yang digunakan antara lain : TBS (Tandan buah segar) d. Prosedur Kerja 1) Pastikan sejumlah lori kosong sudah tersedia dan siap menerima TBS dari Hopper Loading Ramp. 2) Pengaturan truk TBS masuk ke pelataran Loading Ramp yang teratur sehingga arus kendaraan lancar. 3) Pastikan truk berada pada tempat (pintu-pintu) yang kosong di Loading Ramp. 4) Pengisian Lori harus dimulai dari pintu penerimaan No.1. 5) Lori harus diisi seoptimal mungkin (sesuai kapasitas lori)

28 21 6) Setelah pengisian, pastikan TBS di isi merata dan berondolan dari lantai harus dikembalikan (dinaikan) ke Lori. 7) Lori harus dikirimkan ke bagian belakang rebusan secepat mungkin. 8) Penyediaan lori buah yang cukup harus dipastikan dalam operasi di penerimaan. 9) Semua ceceran brondolan di lantai bawah Loading Ramp harus disekop dan dimasukan ke lori. 10) Bagian bawah Loading Ramp harus selalu dibersihkan dari sampah dan kotoran lainnya. e. Hasil yang diharapkan Diharapkan dengan adanya stasiun Loading Ramp ini buah dari kebun dapat ditampung sebelum menuju ke stasiun berikutnya, selain itu juga dengan adanya stasiun ini diharapkan buah yang diolah terlebih dahulu adalah buah yang pertama diterima oleh pabrik sesuai dengan prinsip yang diterapkan oleh perusahaan yaitu FIFO (Firts In, First Out), sehingga kandungan asam lemak pada buah sawit tidak tinggi dan mendapatkan mutu CPO yang baik. f. Pembahasan Pada loading ramp ini diterapkan prinsip FIFO (First In, First Out) yang mana buah yang pertama kali

29 22 masuk harus diolah terlebih dahulu agar kadar ALB nya tidak tinggi atau dapat diminimaliskan karena apabila buah yang lambat diolah dapat memicu tingginya kadar ALB. 6. Stasiun Perebusan a. Tujuan 1) Menghentikan aktifitas Enzim Lifase yang terdapat dalam buah. 2) Memudahkan pelepasan brondolan dari tandan. 3) Memudahkan proses pelumatan dan pengepressan buah. 4) Mengurangi kadar air buah, hal ini menyebabkan nut mengalami dehidrasi sehingga saat diolah kernel mudah lepas dari cangkangnya. b. Dasar Teori Tandan buah Segar (TBS) yang ditumpuk di loading ramp dengan sistem FIFO (First in First Out) kemudian dimasukkan kedalam lori-lori yang kapasitas tiap lorinya ialah 3,5 ton TBS/lori. Selanjutnya lori - lori yang berisi TBS tersebut direbus dalam Sterilizer atau dalam ketel rebusan. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan atau memasukkan uap panas (steam) selama ± menit, dengan besaran tekanan uap kerja yang digunakan 3 kg/cm2. Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT Waru Kaltim Plantation Kalimantan Timur mempunyai 4 buah Sterelizer dengan kapasitas 10 lori/sterelizer.

30 23 c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Lori, Alat penarik (Capstan), Jaringan Rail (railtrack), Transfer Carriage System, Sterelizer dan Steam (uap). 2) Bahan yang digunakan antara lain : TBS (Tandan buah segar). d. Prosedur Kerja 1) TBS berada pada posisinya didalam perebusan 2) Tutup pintu rebusan dan kunci dengan kuat 3) Tutup valve pengaman, valve pembuangan uap 4) Buka pipa Inlet perlahan - lahan dan untuk daerasi buka Exhause/ kondensat selama + 5 menit 5) Puncak pertama dicapai dengan membuka pipa Inlet selama tidak lebih dari 15 menit (tekanan mencapai 2 kg/cm 2 ) selanjutnya puncak pertama diakhiri dengan menutup pipa inlet dan membuka pipa Exhause hingga tekanan 0 kg/cm 2. Kondensat / pipa Daerasi baru dibuka setelah tekanan menunjukan 1,5-1,7 kg/cm 2. 6) Ulangi prosedur yang sama untuk puncak kedua dengan waktu tidak lebih dari 15 menit untuk mencapai tekanan 2,8 kg/cm 2 7) Selanjutnya prosedur yang sama dilakukan untuk puncak ketiga, pada kondisi ini disebut sebagai masa pemasakan dengan waktu perebusan adalah menit dengan tekanan 3 kg/cm 2.

31 24 8) Setelah waktu pemasakan selesai maka uap yang berada dalam rebusan dibuang dengan cara, membuka kran pipa Kondensat kemudian setelah tekanan menjadi 3 kg/cm 2 maka pipa Exhause dibuka. 9) Safety Bleed Valve baru dibuka jika tekanan menunjukan 0 kg/cm 2 terbaca di Pressure Gauge 10) Bukalah pintu rebusan perlahan-lahan dan operator harus berdiri menjauhi arah terbukanya pintu rebusan 11) Tarik keluar TBS yang telah selesai direbus. e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan dengan adanya stasiun perebusan ini dapat menghentikan aktifitas Enzim Lifase yang dapat menyebabkan kadar asam lemak pada CPO yang dihasilkan menjadi tinggi. f. Pembahasan Perebusan ini dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya, selain itu juga perebusan dapat meghentikan kerja Enzim Lifase yang mana Enzim Lifase ini dapat memicu tingginya kadar ALB pada buah sawit oleh sebab itu dilakukan proses perebusan. Sistem perebusan yang dipakai oleh PT Waru Kaltim Plantation ini adalah sistem Tripple Peak (tiga puncak) yang mana pada tiap puncaknya (mulai dari puncak pertama hingga puncak ketiga) masing-masing memiliki tekanan yang berbeda-beda, selain itu juga temperatur dan

32 25 lamanya perebusan biasanya tergantung pada mutu TBS yang akan diolah. Jika TBS cenderung matang maka dengan temperatur yang sama waktu perebusan yang akan lebih pendek, sebaliknya TBS yang cenderung mentah dengan temperatur yang sama tetapi waktu perebusan relatif lebih lama. 7. Proses Penebahan a. Tujuan 1. Untuk melepas berondolan/buah dari tandannya 2. Memudahkan proses pelumatan dan pengepressan. b. Dasar Teori Fungsi Threser adalah untuk melepaskan atau merontokkan brondolan dari janjangan. Proses perontokan terjadi akibat adanya bantingan tandan buah di dalam alat Threser yang berputar degan kecepatan lebih kurang 25 rpm. Semakin besar berat rata - rata tandan (BRT), semakin besar rpm-nya. Untuk menyempurnakan proses perontokan, disamping siku pengarah yang sudah terpasang, masih perlu ditambah cakar yang dipasang sejajar dengan kisi sejajar. cakar ini berfungsi untuk mecabik - cabik tandan agar berondolan yang berada didalam ikut membrondol. Cakar dibuat dari besi siku atau besi-t 150 mm, panjang 70 cm, sebanyak 12 buah dan dipasang secara seimbang pada sisi Threser, cakar yang sudah Aus harus diganti baru. (Anonim, 2005)

33 26 c. Alat dan Bahan : 1) Alat yang digunakan antara lain : Tippler, Thresher, Fruit Bunch Conveyor, Fruit Bellow Conveyor 2) Bahan : Tandan buah segar yang telah terlepas dari tandan. d. Prosedur Kerja : 1) Lori yang berisi buah sawit yang telah melalui proses perebusan dipindahkan ke Tippler menggunakan Transfer Carriage 2) Kemudian lori dituang untuk mengeluarkan isinya berupa buah sawit yang telah masak memasuki Auto Feeder 3) Kemudian buah yang sudah berada didalam Auto Feeder akan diangkat oleh Fruit Bunch Conveyor menuju Thresher 4) Setelah buah terpisah dengan tandannya, buah menuju Fruit Bellow Conveyor, sedangkan tankosnya menuju Horital Elevator untuk dibawa keluar pabrik. e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan pada stasiun ini brondolan telah terlepas dari tandannya sehingga tidak ada lagi buah yang tersisa di tandan yang menyebabkan USB. USB adalah buah yang masih tersisa di janjangan walaupun cuma satu brondolon.

34 27 f. Pembahasan Pemipilan merupakan suatu proses yang segera menyusul setelah proses perebusan selesai, proses pemipilan ini bertujuan untuk melepaskan semua buah sawit dari tandannya dengan cara membanting-bantingkan buah di dalam drum threser dengan kecepatan rpm sehingga diharapkan dengan kecepatan putaran tersebut buah tidak banyak yang tertinggal pada tandannya sehingga kehilangan minyak dapat diminimalkan dalam proses pemipilan ini. 8. Proses Pressan a. Tujuan 1) Memisahkan antara daging buah dengan biji. 2) Memisahkan antara minyak dengan daging buah 3) Memudahkan proses ekstraksi minyak. b. Dasar Teori Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang didalamnya dipasang pisau - pisau pengaduk (strirring arms) sebanyak 4 tingkatan yang di ikat pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. 5 tingkat pisau dibagian atas digunakan untuk mengaduk atau melumatkan dan pisau bagian bawah disamping sebagai pengaduk juga digunakan untuk mendorong masa keluar dari Digester. Buah yang masuk kedalam Digester diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah

35 28 sudah terlepas dari dagingnya. Proses pengadukan dan peremasan buah akan berlangsung dengan baik jika isi ketel adukan selalu dipertahankan penuh. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas dengan suhu o C yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2. proses pengadukan berlangsung selama 30 menit. Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinious melalui lubang - lubang didasar ketel. Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efek pelumatan pisau Digester. Alat pengempa (screww press) ialah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dari daging buah (Mesocarp) dan biji (nut). Cake Breaker Conveyor memiliki fungsi untuk alat pemecah Cake yang menggumpal dari hasil Press sehingga serat dan biji dapat dipisahkan. Cake Breaker Conveyor terdiri dari pedal - pedal yang di ikatkan pada poros yang berputar dengan kecepatan 52 rpm. Kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan - gumpalan terjadi dengan sempurna dan penguapan air dapat berlangsung dengan lancar. Crude Oil Tank memiliki fungsi sebagai penampung minyak hasil Press. Minyak yang berat jenisnya kecil akan mengapung dan kotoran akan mengendap didasar tangki

36 29 crude oil tank. Minyak hasil pemisahan dari alat ini dialirkan ke stasiun Klarifikasi. Saringan terdiri dari 2 tingkat, tingkat atas berfungsi sebagai alat pemisah minyak kasar dan fibre, kotoran dan lain - lain dengan ukuran 20 mesh untuk tingkat atas sedangkan untuk tingkat bawah berukuran 40 mesh yang berfungsi untuk memisahkan minyak dengan partikel - partikel yang lebih halus (Anonim, 2007). c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Pelumat buah (Digister), Alat pengempa (Screw Press), Pemecahan ampas kempa (Cake Breaker Conveyor), Crude Oil Gutter, Sand Trap Tank dan Vibraating Screen. 2) Bahan yang digunakan antara lain Crude Oil, Serat dan biji sawit. d. Prosedur Kerja 1) Brondolan buah dari Threser dimasukkan didalam Digester daging 2) Buah akan dihancurkan dengan pisau berputar pada As nya. 3) Brondolan yang sudah masuk kedalam Digester kemudian dilumatkan antara massa daging buah dan biji yang dilakukan oleh pisau yang terdapat didalam Digester.

37 30 4) Kemudian hasil pelumatan itu menuju mesin Press 5) Dari press ini akan keluar minyak dan ampas. 6) Ampas dan bijinya akan melalui Cake Braker Conveyor untuk dibawa menuju stasiun nut. 7) Sedangkan minyak ke Crude Oil Gutter menuju Sand Trap Tank dan akhirnya menuju Vibrating Screen untuk proses selanjutnya. e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan pada stasiun Press ini dapat memisahkan minyak dari buah sawit sehingga hasil yang diperoleh adalah berupa Crude Oil (minyak kotor), biji sawit serta ampas hasil dari Press. f. Pembahasan Pada proses Press ini, buah yang telah dilumatkan menggunakan Digester akan di Press dengan menggunakan tekanan hidrolik atau pompa dengan kekuatan angin sehingga bahan berupa buah sawit yang telah dilumatkan akan mengeluarkan minyak serta secara otomatis kernel (biji sawit) juga akan terpisah dari pada proses ini, sehingga menghasilkan Crude Oil (minyak kotor), biji sawit serta ampas. 9. Stasiun Klarifikasi a. Tujuan 1) untuk memurnikan minyak yang berasal dari stasiun pengempaan sehingga diperoleh minyak produksi.

38 31 b. Dasar Teori Setyamidjaja (1991), menuliskan bahwa minyak yang keluar dari mesin press mengandung 45% - 55% air, lumpur dan bahan-bahan lainnya. Minyak yang masih kasar ini kemudian dibawa ke tangki pemurnian atau tangki Klarifikasi. c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Tangki Pemisah ( Clarifier Tank ), Tangki Minyak ( Oil Tank ), Sludge Tank, Decanter, Oil Purifier, Vacuum Dryer, Storage Tank. 2) Bahan yang digunakan antara lain : Crude Oil, Sludge d. Prosedur Kerja 1) Minyak hasil Press masuk ke Sand Trap Tank, tangki ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan cangkang halus setelah sebelumnya melalui tahap pengolahan Digester dan Screw Press. 2) Dari sand trap tank minyak dialirkan ke Vibrating Screen yaitu saringan yang bergetar yang fungsinya untuk memisahkan antara Crude Oil dengan kotoran - kotoran yang berupa ampas (fiber halus). 3) Crude Oil masuk ke distribusi Oil Tank yang digunakan untuk mendistribusikan minyak ke Continius Oil Tank (Clarifier Continius Tank). Alat ini berfungsi untuk

39 32 memisahkan minyak dengan Sludge dengan cara pengendapan. 5-7 jam. 4) Minyak kemudian dialirkan menuju Wet Oil Tank yang berfungsi untuk menampung minyak yang berasal dari tangki pemisah sebelum masuk ke Oil Purifier yang fungsinya untuk memisahkan antara minyak dengan kotoran dengan cara Centrifuge atau berputar, kecepatan putaran Oil Purifier ini adalah rpm yang artinya dalam 1 menit alat ini akan melakukan putaran sebanyak kali. 5) Setelah proses pemurnian minyak tersebut dialirkan kedalam Vacuum Dryer yang berfungsi untuk mengeringkan minyak dengan cara menguapkan air dalam ruang hampa. 6) Minyak tersebut dialirkan menuju ke Storage Tank ialah tangki terakhir yang digunakan untuk menampung CPO sebelum di pasarkan. 7) Untuk Sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke Sludge Tank yang berfungsi untuk menampung Sludge minyak dan pasir dari Clarifier Tank. 8) Setelah itu Sludge tersebut masuk kedalam Sand Cyclone yang berfungsi untuk memisahkan Sludge yang masih mengandung minyak dengan pasir.

40 33 10) Setelah masuk ke Sand Cyclone, Sludge masuk ke Decanter dengan tujuan memurnikan minyak dengan diputar sehingga materi - materi yang berat akan terlempar ketepi Decanter. Sedangkan materi materi yang ringan akan terkumpul ditengah merupakan Sludge yang masih mengandung minyak. 11) Sludge yang masih mengandung minyak inilah akan dilirkan kembali ketangki pemisah. e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan minyak yang dihasilkan dari stasiun adalah minyak yang benar-benar memenuhi syarat sehingga siap disimpan di dalam tangki timbun dan siap untuk dipasarkan. Minyak yang dihasilkan masih dalam bentuk minyak sawit kasar (Crude Palm Oil). f. Pembahasan Proses Klarifikasi merupakan suatu tahap dimana minyak yang masih kotor (Crude oil) dapat dimurnikan melalui berbagai macam proses dengan alat yang berbagai macam pula, selain itu juga, tahap Klarifikasi ini juga merupakan satu tahap yang penting karena pada tahap inilah merupakan penentu kualitas minyak suatu perusahaan. Di PT. Waru Klatim Plantation ini standar untuk ALB adalah 3%, Kadar Airnya adalah sekitar 2%, sedangkan

41 34 untuk kadar kotorannya harus diperkecil sekecil mungkin dari 0,02%. B. Proses Pengolahan Inti Sawit a. Tujuan 1) Untuk mempelajari proses pembuatan inti sawit serta untuk mendapatkan kernel dengan mutu baik. b. Dasar Teori Risza (2004), menuliskan bahwa melalui stasiun terakhir ini minyak dimurnikan secara bertahap untuk menghasilkan minyak sawit mentah (CPO). Proses pemisahan minyak dengan air dan kotoran ini dilakukan dengan sistem pengendapan, Sentrifugal, dan penguapan, selanjutnya CPO disimpan dalam tangki timbun (CPO Storage). c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : CBC ( Cake Braker Conveyor ), Fibre Cyclone Fan, Nut Polishing Drum, Nut Gradding Drum dan Nut Hopper, Ripple Mill, Clybath, Nut Bin, dan Kernel Packing. 2) Bahan yang digunakan antara lain : Kernel Inti Sawit, Air, Kaolin (CaCO 3 ). d. Prosedur Kerja 1) Minyak yang sudah dipress akan menuju tahap pengolahan selanjutnya untuk memperoleh kernel oleh

42 35 Cake Braker Conveyor menuju Nut Polishing Drum namun masih harus melewati Fibre Cyclone Fan untuk memisahkan antara kernel dari fibernya 2) Setelah itu, kernel akan dibersihkan dari serabut yang masih melekat pada dinding kernel pada alat Nut Polishing Drum 3) Kemudian kernel yang sudah bersih akan menuju proses selanjutnya yaitu Nut Gradding Drum 4) Setelah berada di Nut Gradding Drum kemudian kernel tersebut akan disortasi di Nut Hopper, sortasi ini bertujuan untuk memisahkan antara kernel yang berbiji kecil dengan kernel yang berbiji besar sebelum menuju Ripple Mill 5) Dialat Ripple Mill inilah kernel akan dipisahkan antara nut dengan cangkangnya 6) Setelah nut terpisah dari cangkangnya proses selanjutnya adalah pembersihan melalui Clybath Nut setelah akan menuju Nut Bin untuk di kemas. e Hasil Yang Di Harapkan Diharapkan pada stasiun ini dapat mengolah inti sawit walaupun tidak berbentuk minyak namun masih bisa dijadikan barang setengah jadi dan kemudian dijual kepada pabrik yang khusus mengolah inti sawit untuk dijadikan minyak sehingga tidak dibuang begitu saja.

43 36 f. Pembahasan Pada proses ini, nut dapat diperoleh dengan cara memecahkan cangkang kernel dan memperoleh intinya atau yang disebut dengan nut, melalui proses inilah nut dapat berguna tanpa dibuang dan dapat meningkatkan penghasilan perusahaan, sedangkan cangkang dapat dipergunakan sebagai briket cangkang sawit oleh masyarakat setempat. C. Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit 1. Proses Pengolahan Limbah Cair a. Tujuan 1) Memanfaatkan limbah cair dari pabrik pengolahan kelapa sawit. 2) Mengurangi biaya pembelian pupuk anorganik. 3) Mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan akibat pengolahan kelapa sawit. b. Dasar Teori Di pabrik kelapa sawit disamping menghasilkan CPO dan kernel sebagai produk utama dari hasil pengolahan juga dihasilkan limbah (padat dan cair) yang dapat mencemari lingkungan sekitar pabrik. Agar limbah - limbah tersebut tidak membahayakan bagi lingkungan sekitar maka harus diolah dahulu sampai layak untuk dibuang.

44 37 c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Kolam Pendingin (Cooling Pond), Kolam Pencampurn ( Mixing Pond), Kolam Anaerobic, Kolam Aerobic, Selang, Gayung, Angkong. 2) Bahan yang digunakan antara lain Limbah dari stasiun Klarifikasi d. Prosedur Kerja 1) Limbah cair yang keluar dari Sludge Fit dipompa kekolam pendingin dengan tujuan untuk mendinginkan suhu limbah cair tersebut dari o C menjadi sekitar o C selama 1 hari. 2) Selanjutnya dialirkan kekolam pencampuran, fungsi dari kolam ini adalah sebagai tempat proses pra kondisi limbah sebelum masuk kekolam Anaerobik dengan perbandingan 1:1 atau 1:2 selama satu hari satu malam. 3) Tahap selanjutnya ialah mengalirkan limbah yang berada di kolam pencampuran kekolam Anaerobik terjadi proses penguraian bahan organik oleh bakteri Anaerobic. 4) Limbah yang telah diolah dikolam Anaerobic mengalir kekolam kontak. Waktu yang diperlukan untuk pemisahan adalah 1 hari. e. Hasil Yang Diharapkan Mengurangi kandungan limbah yang membahayakan kesehatan serta tidak menganggu

45 38 lingkungan disekitar tempat pembuangan dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. f. Pembahasan Pada proses ini, limbah yang mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan dapat dinetralisir agar tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar, selain itu juga pada proses ini limbah yang sudah dinetralisir dapat digunakan sebagai pupuk untuk pohon kelapa saawit sendiri, jadi selain sudah aman bagi lingkungan sekitar, juga bisa bermanfaat. 2. Proses Pengolahan Limbah Padat a. Tujuan Pengolahan limbah padat memiliki tujuan untuk mengolah limbah padat yang berasal dari proses penebahan dan kemudian dijadikan pupuk. b. Dasar Teori Yang dimaksud dengan limbah padat ialah tandan kosong (Tankos) yang berasal dari proses penebahan atau Thresher di mana tandan sudah mengalami proses pemipilan sehingga sudah tidak ada lagi brondolannya. Pengolahan limbah padat ini sebenarnya dapat dilakukan di Incinerator. Namun Berhubung Incinerator asapnya dapat mencemari udara sehingga pemerintah Indonesia melarang menggunakan Incinerator tersebut. Tandan kosong tersebut tersebut langsung di angkut, kekebun menggunakan truk.

46 39 Dikebun tankos ini dapat langsung digunakan sebagai pupuk (Erning Praja dan Danoko, 2001). c. Alat dan Bahan : 1) Alat yang digunakan antara lain : Truk pengangkut, Gancu, Angkong, Sarung Tangan 2) Bahan yang digunakan antara lain : Limbah padat berupa tankos. d. Prosedur Kerja 1) Truck angkut meletakkan tankos dipinggiran blok yang akan di aplikasikan. 2) Pekerja memuat tankos tersebut dalam angkong (gerobak). 3) Tankos diletakkan pada tempat yang telah ditetapkan yaitu diantara pokok sawit yang sesuai dengan ukuran dan kebutuhan yang telah ditetapkan. e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan tankos dapat dipergunakan sebagai pupuk untuk penyubur alami bagi kelapa sawit, tidak menimbulkan kesan jorok diareal pabrik serta menambah nilai ekonomis bagi perusahaan. f. Pembahasan Hasil yang didapat berupa tandan kosong yang siap dipakai sebagai pupuk kompos. Pengolahan limbah padat ini mengurangi dampak kerusakan yang dialami oleh

47 40 lingkungan serta akan menambah nilai ekonomis bagi perusahaan. D. Analisis Pengujian Mutu Minyak Sawit 1. Penentuan Kandungan Asam Lemak Bebas ( ALB ) a. Tujuan 1) Untuk mengetahui kandungan asam lemak bebas dalam CPO. b. Dasar Teori Asam lemak bebas dapat dinetralkan dengan alkali standar (NaOH atau KOH). Asam Lemak Bebas merupakan salah satu indikator mutu minyak. Asam lemak bebas dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi menggunakan alkali dalam larutan alkohol yang dinyatakan sebagai jumlah mg. Kalium / Natrium Hidroksida yang diperlukan untuk menetralkan 1 gram asam lemak yang terkandung pada contoh minyak. (Anonim, 1997) c. Alat dan Bahan : 1) Alat yang digunakan antara lain : Gelas Elemeyer 250 ml, Neraca analitik, Buret, Gelas ukur, Beaker glass 2) Bahan yang digunakan antara lain : Larutan Ethyl alkohol 95 % ( yang telah dinetralkan ), Indikator Phenolphtaline 1 %, Sodium Hidroksida 0,1 N, n Hexane.

48 41 d. Prosedur Kerja 1) Contoh minyak dipanaskan sampai dengan suhu o C supaya homogen. 2) Timbang 3-5 gram sebagai berat contoh minyak dengan ukuran 0,0001 gram di dalam gelas Erlenmeyer. 3) Tambahkan Alkohol Netral 95% sebanyak 25 ml dan n- Hexane 15 ml dan tambahkan 2 tetes indikator Phenolphataline 1 %. 4) Titrasi dengan larutan Natrium Hidroksida 0,1 N hingga terbentuk warna merah jingga tetap kurang lebih 30 detik. Cara Perhitungan : Kadar ALB = ml NaOH x N. NaOH x 0,256 x 100% Berat Contoh e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan dapat mengetahui ALB yang terkandung dalam minyak yang dihasilkan apakah memenuhi Standar Nasional ataupun tidak. Standar untuk ALB adalah 3,0%. f. Pembahasan Penentuan kadar ALB ini merupakan suatu proses untuk mengetahui kualitas minyak suatu perusahaan, Asam Lemak Bebas (ALB) terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak menjadi asam - asamnya. Asam Lemak Bebas merupakan salah satu indikator mutu

49 42 minyak. Asam Lemak Bebas dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi menggunakan alkali dalam larutan alkohol. 2. Penentuan Kadar Air a. Tujuan 1) Untuk mengetahui kandungan kadar air dalam CPO. b. Dasar Teori Air dalam minyak terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta di penimbunan. Pada prinsipnya air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering pada suhu 103 o C. Standar kadar air adalah 0,1% (Naibaho, 1998). c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan antara lain : Oven, Petridish atau cawan porcelin 75 x 25 mm, Neraca Analitik, Desicator 2) Bahan :yang digunakan antara lain : Contoh Crude Palm Oil ( CPO ) d. Prosedur Kerja 1) Contoh yang akan ditimbang diaduk sampai homogen, bila perlu dipanaskan sampai suhu oc supaya homogen. 2) Contoh ditimbang gr kedalam Petridish yang sudah ditentukan berat (A).

50 43 3) Contoh yang telah ditimbang ditempatkan kedalam oven pada suhu 103 oc selama 3 jam kemudian contoh dari oven didinginkan kedalam Desikator selama + 30 menit. 4) Timbang dengan teliti sampai diketahui setiap 30 menit selisih berat tidak lebih dari 0,001 gr (B). 5) Amatilah hasil yang telah dilakukan Perhitungan : Kadar Air = Sampel A Sampel B x 100% Sampel A Keterangan : Sampel A= Berat contoh minyak sebelum dioven Sampel B= Berat contoh minyak setelah dioven e. Hasil Yang Diharapkan Diharapkan dapat mengetahui kandungan kadar air yang terdapat didalam minyak apakah memenuhi Standar Nasional ataupun tidak. Standar Moisture CPO adalah 0,10%. f. Pembahasan Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengeringan. Kadar Air didalam minyak harus bisa diminimaliskan agar tidak menurunkan kualitas minyak yang dihasilkan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : MUKLIS NIM 060 500 105 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam kegunaan minyak kelapa sawit. Minyak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR Oleh YUHAYATI NIM. 070500092 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ASPIANI NIM. 060500088 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR Oleh : DARMIN NIM 060500089 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.

PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA. PRAKTEK KERJA LAPANG TEHNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLATATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Oleh JHON BASKER PURBA NIM. 100500138 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh Mitra Sella Suliani Nim. 080 500 190 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR Oleh ERLY NIM. 070 500 076 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR Oleh ALFONSIUS BIN SIMON NIM: 100 500 130 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PABRIK MINYAK SAWIT LONGKALI, DESA MENDIK DAN MUNGGU, KECAMATAN LONGKALI, KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Oleh : NUR ASIKIN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM. 100500134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HEBTARIA SIDABALOK NIM. 110 500 103 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM. 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR Oleh MARDIYYAH NIM. 0805000211 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes. BAB 3 METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat - Beaker glass 50 ml - Cawan porselin - Neraca analitis - Pipet tetes - Oven - Gelas erlenmeyer 50 ml - Gelas ukur 10 ml - Desikator - Buret digital

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG KAB. KUTAI KARTANEGARA Oleh : RISKA DEWI NIM. 130500132

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. 57 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh ANING PUTRI NURHIDAYAT NIM.130 500 117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH (FFB) SCRAPPER PADA LOADING RAMP UNTUK MEMINIMALISASI OIL LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PT. Cisadane Sawit Raya Sumatera Utara) Ari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR Oleh: ASRI SANTALINA NAIBAHO NIM. 130500120 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. U M U M. TATA CARA PANEN. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 17/Permentan/OT.140/2/2010 TANGGAL : 5 Pebruari 2010 TENTANG : PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDA BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN DAN PMS LONGKALI KEC. LONGKALI KAB. PASER KALIMANTAN TIMUR Oleh : YUDO ADITYA NIM 060 500 117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER. Oleh LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DESA SAMUNTAI KEC. LONG IKIS KAB. PASER Oleh Febriyanto NIM. 070 500 127 PROGRAM STUDI TEKHNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nyalah laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Penyusunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR Oleh : Amir Hamzah NIM. 110 5000 74 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) YANG DIHASILKAN DI PTPN IV PKS ADOLINA PERBAUNGAN-MEDAN TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN 052409076 PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : SINTA BELA NIM. 130 500 134 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6 penyakit, produksi tinggi, serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi. Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh ZULKIFLI NIM.090 500 098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana. : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana. : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana Palm Oil Mill, Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur Nama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

2013, No.217 8

2013, No.217 8 2013, No.217 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA CARA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI KECAMATAN SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI KECAMATAN SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI KECAMATAN SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh LINAWATI NIM. 080500159 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011 1 LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. WARU KALTIM PLANTATION DESA WARU KECAMATAN PASER KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : FRENGKI. BUTAR BUTAR NIM. 070 500

Lebih terperinci

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PENDAHULUAN Pabrik kelapa sawit adalah pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi produk utama berupa Crude Palm Oil

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM. i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : GUSLI NIM. 090 500 083 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: INDRA DAYANTI NIM. 130 500 126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci