Sidang Tugas Akhir. Simulasi Perbaikan Proses Bisnis Instalasi Gawat Darurat dengan Metode Event-driven Process Chain

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sidang Tugas Akhir. Simulasi Perbaikan Proses Bisnis Instalasi Gawat Darurat dengan Metode Event-driven Process Chain"

Transkripsi

1 Sidang Tugas Akhir Simulasi Perbaikan Proses Bisnis Instalasi Gawat Darurat dengan Metode Event-driven Process Chain (Studi Kasus: Rumah Sakit Umum Haji Surabaya)

2 1 2 Agenda Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Pengolahan Data Analisa Kesimpulan Saran

3 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Kurangnya dokter di Indonesia saat ini mengakibatkan buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia menurut Ketua Komisi IX DPR RI, komisi yang membidangi kesehatan (Antaranews, 2011)

4 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Tabel 4.1 Jumlah Dokter di Indonesia (sumber: IRJ IRI IGD Tabel 4.2 Jumlah Penduduk di Indonesia tahun 2010 (sumber: Radiologi Pathologi Blood lanchet bekas Sharp waste Jenis Dokter Obat expired Jarum suntik bekas Jumlah Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis Total Obat expired Kasa bekas Jenis Film penduduk bekas Box bekas JarumJumlah infus bekas Wadah sampel bekas Jumlah penduduk laki-laki Jumlah penduduk perempuan Total Perbandingan jumlah dokter dan jumlah penduduk di Indonesia belum ideal Jumlah dokter sekitar 42 ribu dan jumlah penduduk yang mencapai 237 juta, maka 1:5000 Idealnya minimal dokter di Indonesia harus ada 70 ribu orang atau 1 dokter melayani sekitar 2500 orang menurut Ketua Komisi IX DPR RI, komisi yang membidangi kesehatan dimana saat ini dokter di Indonesia(Antaranews, 2011)

5 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Menurut Menteri Kesehatan banyak pasien yang mengalami keterlambatan pelayanan atau bahkan tidak terlayani sehingga banyak pasien yang lebih memilih berobat ke luar negeri (Detiknews, 2005)

6 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Tabel Komplain Pelanggan Rumah Sakit Umum Haji pada Tahun 2011 No Unit Prosentase (%) 1 IGD Rawat Jalan Rawat Inap Rekam Medik Radiologi Kerjasama Laboratorium Keuangan Sanitasi IPS Satpam 3.7 (Sumber : Bidang Pelayanan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya 2011)

7 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Memaksimalkan throughput pasien Mengurangi waktu tunggu Rumah sakit perlu mempertimbangkan faktor-faktor untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien seperti biaya yang tinggi serta anggaran dan sumber daya yang terbatas

8 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Bertolini et al. (2011) Meningkatkan efisiensi pelayanan terhadap pasien dengan pendekatan proses bisnis dengan metode EPC-Delphi- Simulasi Montecarlo Mohammed A dan Alkamis M (2008) Menentukan jumlah optimal dari dokter, teknisi, laboratorium dan perawat dengan metode EPC dan optimasi-simulasi montecarlo Belum ada penelitian yang menggunkan metode EPC dengan simulasi Arena

9 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Menetukan jumlah yang optimal dari resources (dokter, perawat, teknisi laboratorium, dll) untuk memaksimalkan throughput pasien dan mengurangi waktu tunggu pasien

10 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan 1. Membuat model proses bisnis dari Instalasi Gawat Darurat rumah sakit tersebut. 2. Mencari jumlah kombinasi resources yang optimal untuk meningkatkan throughput pasien dan mengurangi waktu tunggu pasien

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Rumah Sakit dapat mengetahui kombinasi resources (dokter, perawat, teknisi laboratorium, dll) yang optimal untuk memaksimalkan throughput pasien dan mengurangi waktu tunggu pasien.

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Batasan 1. Penelitian ini hanya menganalisa proses bisnis di instalasi gawat darurat pada rumah sakit. 2. Rekomendasi perbaikan hanya berupa usulan perbaikan saja, tidak sampai tahap implementasi. Asumsi Data tidak terjadi perubahan yang signifikan selama berjalannya penelitian.

13 TINJAUAN PUSTAKA IGD Proses Bisnis Simulasi Critical Review Rumah sakit adalah suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan penderita yang dilakukan secara multidisiplin oleh berbagai kelompok professional terdidik dan terlatih, yang menggunakan prasarana dan saran fisik (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/MenKes/SK/XI/1992) IGD adalah salah satu tempat instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit yang berperan memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar (

14 TINJAUAN PUSTAKA IGD Proses Bisnis Simulasi Critical Review Proses bisnis bisnis merupakan suatu rantai yang menghubungkan tiap aktivitas yang menggunakan sumber daya perusahaan untuk mencapai suatu sasaran dalam rangka mencapai hasil/produk yang spesifik dan terukur untuk pelanggan internal maupun eksternal (Reiter et al, 2010) Event-driven Process Chain (EPC) merupakan jenis flowchart yang digunakan untuk pemodelan proses bisnis. EPC dapat digunakan untuk mengkonfigurasi atau melakukan evaluasi dan analisis terhadap pelaksanaan proses bisnis dan untuk perbaikan proses bisnis. Tujuan EPC adalah memetakan proses bisnis secara luas dengan cara yang lebih sederhana serta cocok digunakan untuk penelitian yang memerlukan beberapa alternatif perbaikan didalam proses bisnis supaya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

15 TINJAUAN PUSTAKA IGD Proses Bisnis Simulasi Critical Review Gambar EPC

16 TINJAUAN PUSTAKA IGD Proses Bisnis Simulasi Critical Review Simulasi merupakan suatu teknik untuk meniru operasi atau proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan alat komputer dengan software yang seuai dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law dan Kelton, 1991) Tujuan simulasi untuk mendeskripsikan suatu model, mengukur kinerja dan performansi dari sebuah model, dan dapat mengetahui perubahan yang terjadi apabila dilakukan perbaikan pada model tersebut

17 TINJAUAN PUSTAKA IGD Proses Bisnis Simulasi Critical Review Keunggulan dari metode simulasi: 1.Dapat digunakan untuk sistem yang kompleks yang bersifat stokhastik yang sulit dibentuk dengan menggunakan model matematika. 2.Dapat mengidentifikasi perilaku sistem yang berbeda-beda. 3.Dapat menganalisa sistem yang ada tanpa mengubah kondisi dari sistem yang ada. 4. Dapat membandingkan alternatif-alternatif desain sistem dan memilih alternatif yang paling baik untuk digunakan atau diimplementasikan.

18 TINJAUAN PUSTAKA IGD Proses Bisnis Simulasi Critical Review 1 Bertolini M, Bevilacqua M, Ciarapicca F.E, and Giachetta G (2011) Tabel jurnal penelitian terdahulu No Penulis Judul Objek Tujuan Metode Melakukan proses bisnis Re-enggineering 2 3 Mohammed A, Alkhamis M (2008) Business process re- Penulis in Bedah dari bedah Noengineering Bangsal Judul Objek bangsal rumah Tujuan Metode healthcare Bertolini M, sakit untuk management Business process reengineering in Bedah efisiensi Re-enggineering dari bedah meningkatkan Melakukan proses bisnis Bevilacqua M, EPC- 1 Ciarapicca F.E, Delphihealthcare Bangsal Menentukan bangsal rumah sakit untuk and Giachetta G Simulasi management jumlah meningkatkan optimal efisiensi Simulation (2011) optimization for an emergency department Mohammed A, healthcare unit 2 in Kuwait Alkhamis M (2008) Optimasi Simulasi di Hery Pamungkas Instalasi Setia Budi (2013) Gawat Hery Pamungkas Darurat 3 Berbasis Setia Budi (2012) Proses Bisnis Unit Gawat Darurat Simulation optimization (UGD) for an emergency department healthcare unit in Kuwait Simulasi Instalasi dan Optimasi Gawat perbaikan proses Darurat bisnis Instalasi (IGD) Gawat Darurat dengan metode BPMN dari dokter, teknisi,perawat untuk memaksimalkan Menentukan jumlah optimal Unit throughput dari dokter, teknisi,perawat Gawat pasien untuk dan memaksimalkan Darurat mengurangi throughput pasien dan (UGD) waktu mengurangi tunggu waktu tunggu pasien pasien Menentukan jumlah yang optimal dari resources Menentukan untuk jumlah yang Instalasi memaksimalkan optimal dari resources untuk Gawat throughput memaksimalkan throughput Darurat pasien pasien dan mengurangi mengurangi waktu tunggu pasien waktu pasien EPC Delphi Monte Carlo Arena EPC- Simulasi Monte Carlo- Optimasi BPMN- Arena - optimasi

19 METODOLOGI PENELITIAN

20 METODOLOGI PENELITIAN

21 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Gambar Alur Proses Penanganan Pasien di IGD

22 Verifikasi Model PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Gambar Hasil Verifikasi Simulasi Arena

23 Validasi Model PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Tabel Perbandingan Jumlah Output dan Real System Replikasi ke- Output Real Ouput simulasi Selisih Rata-rata Std Deviasi Variansi Dalam hal ini menggunakan metode Welch Confidence Interval untuk membandingkan dua outputan yaitu outputan dari sistem real dan sistem dalam simulasi dengan hipotesa awal sebagai berikut ini : H0 : µ1-µ2 = 0 H1 : µ1-µ2 0

24 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Dengan menggunakan α sebesar = 0.05, maka didapatkan dari tabel distribusi t (9, 0.025) = 2,262. Sehingga, dapat dilakukan perhitungan half width (hw) sebagai berikut : Hw = Hw = 119,6639 Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, maka ditemukan confidence interval-nya yaitu : (1363,4-1357,1) - 119,6639 (1363,4-1357,1) + 119,6639 Karena nilai 0 berada di antara rentang (confidence interval), maka dapat disimpulkan bahwa µ1-µ2 = 0. Sehingga dapat diambil keputusan untuk menerima H0. Keputusan ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan antara real system dan model simulasi Arena.

25 Perhitungan Replikasi PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Tabel Initial Running Simulasi Arena Initial Running ke - Simulasi shift 1 Simulasi shift 2 Simulasi shift 3 Total Jumlah Rata-rata 1351 Std. Deviasi 26.4

26 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Dari tabel di atas, kemudian dapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus untuk mendapatkan jumlah replikasi yang seharusnya dilakukan, dimana α = 5 %. Hw = Hw = 18,9088 n = n = 7,51 8 replikasi

27 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Skenario Perbaikan dan Simulasinya.Tabel Rekapitulasi Throughput Pasien pada Kondisi Eksisting Initial Running ke - Simulasi shift 1 Simulasi shift 2 Simulasi shift 3 Total Jumlah rata-rata std deviasi

28 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Tabel Rekapitulasi Total Time Pasien pada Kondisi Eksisting Initial Running ke - Simulasi Shift 1 Simulasi Shift 2 Simulasi Shift 3 Rata-rata Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata Std deviasi

29 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Skenario Perbaikan 1 Pada skenario perbaikan 1 ini dilakukan penggabungan proses menangani kegawatdaruratan dengan konsultasi pada penanganan pasien berkode biru dan merah. Selain itu juga dilakukan penggabungan proses antara bedah medik dan observasi pada penanganan pasien kuning. Tabel Rekapitulasi Throughput Pasien pada Kondisi Perbaikan I Initial Running ke - Simulasi shift 1 Simulasi shift 2 Simulasi shift 3 Total Jumlah Rata-rata std deviasi

30 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Tabel Rekapitulasi Total Time Pasien pada Kondisi Perbaikan 1 Initial Running ke - Simulasi Shift 1 Simulasi Shift 2 Simulasi Shift 3 Rata-rata Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata Std deviasi

31 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Skenario Perbaikan II Pada skenario perbaikan 2 ini dilakukan pemindahan resources pada proses Triase ke proses bedah medik atau observasi Tabel Rekapitulasi Throughput Pasien pada Kondisi Perbaikan 2 Initial Running ke - Simulasi shift 1 Simulasi shift 2 Simulasi shift 3 Total Jumlah Rata-rata std deviasi

32 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Tabel Rekapitulasi Total Time Pasien pada Kondisi Perbaikan 2 Initial Running ke - Simulasi Shift 1 Simulasi Shift 2 Simulasi Shift 3 Rata-rata Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata Std deviasi

33 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Skenario Perbaikn 3 Pada skenario perbaikan 3 ini dilakukan perbaikan kombinasi antara perbaikan 1 dan perbaikan 2 Tabel Rekapitulasi Throughput Pasien pada Kondisi Perbaikan 3 Initial Running ke - Simulasi shift 1 Simulasi shift 2 Simulasi shift 3 Total Jumlah Rata-rata std deviasi

34 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Tabel Rekapitulasi Total Time Pasien pada Kondisi Perbaikan 3 Initial Running ke - Simulasi Shift 1 Simulasi Shift 2 Simulasi Shift 3 Rata-rata Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata Std deviasi

35 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Comparing System Perbandingan 3 skenario dalam simulasi umumnya digunakan dalam perbandingan skenario perbaikan, antara model awal dengan beberapa model skenario perbaikan berbeda secara signifikan dengan keadaan awalnya. Untuk membandingkannya akan digunakan Bonferroni approach. Langkah-langkah Comparing System dengan Bonferroni Approach : Uji Hipotesa H0 : µ1= μ2 = μ3 H1 : setidaknya terdapat satu pasangan dengan μ berbeda Tabel Perhitungan Comparing System eplika Output Skenario Skenario Skenario (1-2) (1-3) (1-4) (2-3) (2-4) (3-4) si ke - eksisting perbaikan I perbaikan II perbaikan III Rata-rata Std Dev Variance

36 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Perhitungan αi Membandingkan alternatif 1 dan 3 Membandingkan alternatif 1 dan 2 hw = 71,4795 Sehingga 95% confidence interval-nya - 23,25-71, , ,4795 hw = 101,9524 Sehingga 95% confidence interval-nya - 94, ,2295 Membandingkan alternatif 1 dan , , , ,9524 hw = 111,0306 Sehingga 95% confidence interval-nya -27, , , , , ,1556

37 PENGOLAHAN DATA Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Model Simulasi Skenario Perbaikan Membandingkan alternatif 2 dan 3 Membandingkan alternatif 3 dan 4 hw = 60,1315 Sehingga 95% confidence interval-nya hw = 65,9001 Sehingga 95% confidence interval-nya - 16,25-60, , , , ,8815 Membandingkan alternatif 2 dan 4-4,625-65,9001-4, , , ,2751 hw = 99,6194 Sehingga 95% confidence interval-nya - 20,875-99, , , ,494 78,7444

38 ANALISIS DATA Proses Bisnis Simulasi Comparing System Pada proses bedah medis untuk pasien kuning sering terjadi antrian karena pada proses tersebut hanya terdapat 1 perawat yang bekerja pada proses bedah medik dan observasi. Sehingga sering kali terjadi antrian pada pasien kuning. Berbeda dengan pada proses triase yang dimana terdapat 2 perawat yang bekerja pada proses tersebut. Proses yang membutuhkan waktu proses yang tidak terlalu lama, berkesinambungan atau berurutan prosesnya dan resourcesnya sama dengan proses lainnya, bisa dijadikan menjadi satu proses. Hal tersebut dikarenakan akan mengakibatkan pasien mengalami proses menunggu yang lama. Dengan hal tersebut diharapkan waktu tunggu pasien mengalami penurunan.

39 ANALISIS DATA Proses Bisnis Simulasi Comparing System Analisis Hasil Verifikasi dan Validasi Model Simulasi Dari hasil verifikasi, model simulasi Arena sudah menunjukkan bukti bahwa telah sesuai dengan logika real system yang benar. Kemudian setelah verifikasi dilakukan validasi yang menghasilkan nilai 0 berada di dalam rentang μ1 - μ2, maka dapat dikatakan μ1 - μ2 = 0. Sehingga dapat diambil keputusan untuk menerima Ho. Dan dapat dinyatakan bahwa model Simulasi Arena dengan real system tidak berbeda secara signifikan. Sehingga model Arena dikatakan valid dan hal ini menunjukkan bahwa hasil simulasi dapat diterapkan dalam real system dan bisa digunakan untuk membandingkan dengan model perbaikan nantinya.

40 ANALISIS DATA Proses Bisnis Simulasi Comparing System Analisis Simulasi Kondisi Eksisting Hasil simulasi menunjukkan pada kondisi eksisting didapatkan jumlah pasien yang terlayani atau throughput pasien rata-rata sebesar 1350,75 dengan standart deviasi sebesar 26,4345. Adapun hasil total time pelayanan pasien rata rata sebesar 0,9991 dengan standar deviasi 0,1871 pada shift 1, kemudian pada shift 2 rata-rata 0,9389 dengan standar deviasi sebesar 0,221 dan shift 3 dengan rata-rata 0,8677 dengan standar deviasi 0,1609. Analisis Skenario Perbaikan 1 Hasil simulasi pada perbaikan 1 dimana jumlah pasien yang terlayani atau througput pasien rata-rata sebesar 1357,75 dengan standar deviasi sebesar 46,8577. Dari hasil perbaikan 1 tersebut terjadi peningkatan jumlah throughput pasien sekitar 7 dari kondisi eksisting. Selain itu juga didapatkan hasil total time pelayanan pasien rata-rata sebesar 0,6925 dan standar deviasi sebesar 0,1293 pada shift 1. Pada shift 2 rata-rata sebesar 0,7661 dan stadar deviasi sebesar 0,0222. Sedangkan pada shift 3 total time rata-rata sebesar 0,6314 dengan standar deviasi sebesar 0,0727.

41 ANALISIS DATA Proses Bisnis Simulasi Comparing System Analisis Skenario Perbaikan 2 Hasil simulasi pada perbaikan 2 dimana jumlah pasien yang terlayani atau throughput pasien rata-rata sebesar 1374 dengan standar deviasi sebesar 22,1036. Dari hasil perbaikan 2 tersebut terjadi peningkatan jumlah throughput pasien sekitar 23,25 dari kondisi eksisting. Selain itu juga didapatkan hasil total time pelayanan pasien rata-rata sebesar 0,8623 dan standar deviasi sebesar 0,1451 pada shift 1. Pada shift 2 rata-rata sebesar 0,9305 dan stadar deviasi sebesar 0,1045. Sedangkan pada shift 3 total time rata-rata sebesar 0,8127 dengan standar deviasi sebesar 0,0897. Analisis Skenario Perbaikan 3 Hasil simulasi pada perbaikan 3 dimana jumlah pasien atau throughput pasien yang terlayani rata-rata sebesar 1378,625 dengan standar deviasi sebesar 53,4734. Dari hasil perbaikan 3 tersebut terjadi peningkatan jumlah throughput pasien sekitar 27,875 dari kondisi eksisting. Selain itu juga didapatkan hasil total time pelayanan pasien rata-rata sebesar 0,6892 dan standar deviasi sebesar 0,1402 pada shift 1. Pada shift 2 rata-rata sebesar 0,7879 dan stadar deviasi sebesar 0,1876. Sedangkan pada shift 3 total time rata-rata sebesar 0,6787 dengan standar deviasi sebesar 0,1124.

42 ANALISIS DATA Proses Bisnis Simulasi Comparing System Membandingkan μ(1 2), α = 5 % Karena nilai 0 berada di dalam rentang μ(1 2) maka terima Ho. Kesimpulannya model awal dengan perbaikan 1 tidak berbeda secara signifikan. Membandingkan μ(1 3), α = 5 % Karena nilai 0 berada didalam rentang μ(1 3) (confidence interval) maka keputusannya adalah menerima Ho. Keputusan ini mengindikasikan bahwa antara model awal dan skenario perbaikan 2 (strategi 2) tidak berbeda secara signifikan Membandingkan μ(1 4), α = 5 % Karena nilai 0 berada diluar rentang μ(1 4) (confidence interval) maka keputusannya adalah menolak Ho. Keputusan ini mengindikasikan bahwa antara model awal dan skenario perbaikan 3 (strategi 3) berbeda secara signifikan.

43 ANALISIS DATA Proses Bisnis Simulasi Comparing System Membandingkan μ(2 3), α = 5 % Karena nilai 0 berada didalam rentang μ(2 3) (confidence interval) maka keputusannya adalah menerima Ho. Keputusan ini mengindikasikan bahwa antara skenario perbaikan 1 (strategi 1) dan skenario perbaikan 2 (strategi 2) tidak berbeda secara signifikan. Membandingkan μ(2 4), α = 5 % Karena nilai 0 berada didalam rentang μ(2 4) (confidence interval) maka keputusannya adalah menerima Ho. Keputusan ini mengindikasikan bahwa antara skenario perbaikan 1 (strategi 1) dan skenario perbaikan 3 (strategi 3) tidak berbeda secara signifikan. Membandingkan μ(3 4), α = 5 %. Karena nilai 0 berada didalam rentang μ(3 4) (confidence interval) maka keputusannya adalah menerima Ho. Keputusan ini mengindikasikan bahwa antara skenario perbaikan 2 (strategi 2) dan skenario perbaikan 3 (strategi 3) tidak berbeda secara signifikan.

44 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran Berdasarkan hasil running simulasi Arena didapatkan hasil rata-rata throughput pasien atau jumlah pasien yang terlayani adalah sebagai berikut : Eksisting : 1350,75 Perbaikan 1 : 1357,75 Perbaikan 2 : 1374 Perbaikan 3 : 1378,625 Berdasarkan hasil running simulasi Arena didapatkan hasil rata-rata total time pelayanan pasien adalah sebagai berikut : Eksisting : 0,9991 (shift 1) 0,9389 (shift 2) 0,8677 (shift 3) Perbaikan 1: 0,6925 (shift 1) 0,7661 (shift 2) 0,6314 (shift 3) Perbaikan 2: 0,8623 (shift 1) 0,9305 (shift 2) 0,8127 (shift 3) Perbaikan 3: 0,6892 (shift 1) 0,7879 (shift 2) 0,6787 (shift 3)

45 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran Terdapat tiga alternatif solusi rekomendasi perbaikan yaitu penggabungan beberapa proses, pemindahan beberapa resources ke proses lain, dan penggabungan beberapa proses serta pemindahan beberapa resources. Rekomendasi perbaikan yang paling optimal adalah melakukan penggabungan beberapa proses serta melakukan pemindahan beberapa resources ke proses lain dengan peningkatan nilai rata-rata throughput pasien yang terlayani sebesar 27,875 dan penurunan nilai total time rata-rata sebesar 0,3099 pada shift 1, shift 2 sebesar 0,151 dan 0,189 pada shift 3.

46 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain masih dibutuhkan penelitian pada divisi atau Instalasi lainnya untuk penilaian kinerja rumah sakit secara keseluruhan dengan mempertimbangkan hubungan keterkaitan antara satu divisi atau Instalasi pada rumah sakit dengan divisi lainnya.

47 DAFTAR PUSTAKA Ahmed, M., Alkhamis T. (2008). Simulation Optimization for an Emergency Department Healthcare Unit in Kuwait. European Journal of Operational Research 198 (2008) Antaranews. (2011). Indonesia kekurangan Banyak dokter, diakses pada 15 November Anupindi et al. (2011). Managing Business Process Flows (Second Edition ed.). Jakarta Pusat: PPM. Bertolini, M., Bevilacqua, M., Ciarapica, F. E., & Giacchetta, G. (2011). Business process re-engineering in healthcare management: a case study. Business Process Management Journal, 17(1), doi: / Detiknews. (2005). diakses pada 18 Oktober Dijkman, R.M., Dumas, M., & Ouyang, C. (2008). Semantics and analysis of business process models in BPMN. Information and Software Technology 50 (2008) Exhibitsalive.com. (2011). Gambar komponen Proses Bisnis, diakses pada 26 Oktober Inilah.com. (2012). Tingkat Layanan Rumah Sakit Indonesia, diakses pada 18 Oktober Infodokterku.com. (2010). Data jumlah penduduk dan dokter di Indonesia, diakses pada 25 Oktober 2012.

48 DAFTAR PUSTAKA Kompasiana. (2011). Devisa Negara yang keluar negeri, diakses pada 18 oktober Law and Kelton. (1991). Simulation and Modelling Analysis: McGraw Hill. Metode-metode business process modeling, diakses pada 23 Oktober Ningharmanto. (2011). Standar waktu pelayanan di Rumah Sakit, diakses pada 18 oktober Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit Reiter et al. (2010). The Phenomenon of Business Process Management: Practitioners Emphasis. 18th European Conference on Information Systems. Shvoong.com. (2011). Pengertian dan fungsi rumah sakit, diakses pada 23 Oktober 2012.

49 Thank You

50 LAMPIRAN Gambar aliran proses bisnis menggunakan software Arena

SIMULASI PERBAIKAN PROSES BISNIS INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN METODE EVENT-DRIVEN PROCESS CHAIN (EPC) (STUDI KASUS : RSU HAJI SURABAYA)

SIMULASI PERBAIKAN PROSES BISNIS INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN METODE EVENT-DRIVEN PROCESS CHAIN (EPC) (STUDI KASUS : RSU HAJI SURABAYA) 1 SIMULASI PERBAIKAN PROSES BISNIS INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN METODE EVENT-DRIVEN PROCESS CHAIN (EPC) (STUDI KASUS : RSU HAJI SURABAYA) Hery Pamungkas Setia Budi dan Nurhadi Siswanto Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam.

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam. BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Komponen Input Kebijakan waktu pelayanan IGD sudah sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar IGD Rumah Sakit, Standar

Lebih terperinci

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu Penentuan Jumlah Operator OPTIMAL dengan Metode Simulasi Satya Sudaningtyas Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Laman: satya.sudaningtyas@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat merupakan instalasi yang paling sibuk di rumah sakit. IGD sebagai unit pertama yang akan menangani pasien dalam kondisi darurat sehingga dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan masyarakat di Republik Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan layanan ini disebabkan adanya

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI 1 EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana, Nurhadi Siswanto, dan Dewanti Anggrahini Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN EVALUASI

BAB V ANALISA DAN EVALUASI BAB V ANALISA DAN EVALUASI Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data yang diperoleh dari, Instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya serta melakukan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana 1), Nurhadi Siswanto 1) dan Dewanti Anggrahini 1) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat di Republik Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan layanan ini disebabkan adanya keberpihakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 33 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Penelitian dilakukan dengan pengamatan, pengumpulan data yang

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR.

PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR. PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Penyusun: Ika wulandari 526187 Dosen pembimbing Rully Agus Hendrawan, S.Kom, M.Eng SEMINAR TUGAS AKHIR KS91336

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit swasta di Surabaya yang menangani pelayanan dibidang obstetri dan

BAB I PENDAHULUAN. sakit swasta di Surabaya yang menangani pelayanan dibidang obstetri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Ibu dan Anak Putri (RSIA Putri) Surabaya merupakan rumah sakit swasta di Surabaya yang menangani pelayanan dibidang obstetri dan ginekologi. Pelayanan obstetri

Lebih terperinci

Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, MONICA A.

Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, MONICA A. Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, 2003. BAB 9:: MEMBANDINGKAN SISTEM MONICA A. KAPPIANTARI - Pemodelan dan Simulasi Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori 1.Ketersediaan perawat dan dokter jaga IGD Hendrik et al. (2006) menyatkan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO Rahmi N.A. dan Lilis S., Jumlah Pasien dan Produksi Limbah Medis Padat KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah area di dalam sebuah rumah sakit yang dirancang dan digunakan untuk memberikan standar perawatan gawat darurat untuk pasien yang

Lebih terperinci

Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I

Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I 0302618 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tata letak

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelayanan kesehatan rumah sakit yang dapat menggambarkan mutu rumah sakit adalah pelayanan pembedahan. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT Yudo Haryo Kusumo 1), Nurhadi Siswanto 2), Bobby Oedy P. Soepangkat 3) 1) Manajemen Industri,

Lebih terperinci

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Penetapan Area Prioritas Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Khusus Bedah SS Medika berdasarkan prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1 Unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN Dio Putera Hasian, Aldie Kur anul Putra Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian terjadi apabila waktu

Lebih terperinci

RE- DESIGN PELAYANAN FARMASI RAWAT JALAN DENGAN METODE LEAN PROCESS

RE- DESIGN PELAYANAN FARMASI RAWAT JALAN DENGAN METODE LEAN PROCESS RE- DESIGN PELAYANAN FARMASI RAWAT JALAN DENGAN METODE LEAN PROCESS LATAR BELAKANG Farmasi rawat jalan merupakan revenue RS yang besar Farmasi rawat jalan merupakan etalase departemen farmasi Pasien rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis dan Risiko dengan Kerangka Kerja ARIS di Instalasi Gawat Darurat

Analisis Proses Bisnis dan Risiko dengan Kerangka Kerja ARIS di Instalasi Gawat Darurat Analisis Proses Bisnis dan Risiko dengan Kerangka Kerja ARIS di Instalasi Gawat Darurat Oleh : Laras Kartika Ratri NRP. 2508100029 Pembimbing : Iwan Vanany ST., MT., Ph.D PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringannya (DinKes Jawa Timur, 2013). Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringannya (DinKes Jawa Timur, 2013). Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan dan berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan dari Puskesmas dan jaringannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit. Pelayanan di industri kesehatan sangat perlu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mutlak dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan baik individu

Lebih terperinci

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN 1.1 Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan pembahan mengenai Rumah Sakit Korban Lakalantas Kendal, sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah, dan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN 1. PENDAHULUAN Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien. Agar dapat memberikan dukungan dan respon yang baik sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri yang bergerak dalam pelayanan jasa kesehatan. Menurut Djuhaeni (2014), rumah sakit merupakan salah satu sistem pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN PARKIR BERBASIS RFID (Radio Frequency Identification) DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN PARKIR BERBASIS RFID (Radio Frequency Identification) DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN PARKIR BERBASIS RFID (Radio Frequency Identification) DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Diyah Dwi Nugraheni, Yusuf Priyandari, dan Retno Wulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk usaha jasa yang ditujukan kepada konsumen dan bersifat people changing, dimana manusia (dalam hal ini adalah orang orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Response time merupakan waktu tanggap yang dilakukan kepada pasien saat pasien tiba sampai mendapat tanggapan atau respon dari petugas Instalasi Gawat Darurat dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS

Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS Yogyakarta, Oktober 2017 Lamp : 1 (satu) set Proposal Penawaran Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS Kepada Yth. Pimpinan Rumah Sakit/Klinik Di tempat Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 269/MenKes/Per/III/2008 pasal 1 rekam medis yaitu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap manusia. Dimana kebutuhan tersebut sangat mutlak untuk dipenuhi. Apabila tidak dipenuhi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Dokter Spesialis, dimana dokter spesialis yang tersedia diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Dokter Spesialis, dimana dokter spesialis yang tersedia diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Klinik Geo Medika merupakan klinik milik swasta dengan nomor izin 551.41/042/KLIN/404.3.2/2014 berdiri pada awal tahun 2010 dan beralamat di Jln. Brigjend Katamso

Lebih terperinci

SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ)

SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ) SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ) Mahendrawathi Er, Ph.D., Ika Dewi Vihara Bara Shanti Jurusan Sistem Informasi, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI

EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI ABSTRAK Jessica Christie Paune 1) dan Parwadi Moengin 2) Laboratorium

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2014 yang penyusunannya berdasarkan pada program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang 68 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras Rumah Sakit Sumber Waras didirikan oleh panitia pembangunan lembaga kesehatan Sing Ming Hui yang bernaung dibawah perhimpunan sosial Tjandra

Lebih terperinci

VOLUME 5 No. 1, 22 Desember 2015 Halaman 1-80

VOLUME 5 No. 1, 22 Desember 2015 Halaman 1-80 VOLUME 5 No. 1, 22 Desember 2015 Halaman 1-80 Simulasi Aliran Pasien Rawat Inap untuk Mengurangi Bottleneck Thomas Sonny Soegiharto dan Anna Maria Sri Asih Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Menkes RI (2010), rumah sakit adalah suatu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber ingatan yang harus didokumentasikan, dipertanggungjawabkan dan dilaporkan oleh setiap tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam perubahan, yaitu (Lupiyoadi, 2001: 4): (1) Demografis, menghasilkan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base Groups) digunakan untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS = kejadian tidak diinginkan KTC= kejadian tanpa cedera = kejadian potensi cedera KNC= kejadian nyaris cedera CONTOH CONTOH INSIDEN No. INSTALASI INDIKATOR JENIS 1. Instalasi Gawat darurat Insiden kesalahan

Lebih terperinci

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung)

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) Hanif Galih Pratama, Sri Gunani Partiwi, Dody Hartanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT PENYUSUN : INDAH WIYANTI 201431350 UNIVERSITAS ESAUNGGUL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Buatlah prosedur pelayanan administrasi disertai langkah-demi langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera yang dapat mengancam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi T E K N O S I M 008 Yogyakarta, 16 Oktober 008 Irwan Sukendar, Dewi Retno F, Dian Setiadi, Dwi Riyanti, Eko Pramudyo,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan memberikan dampak negatif berupa kesenjangan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan memberikan dampak negatif berupa kesenjangan derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi terhadap kesehatan sangat kompleks. Dampak bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung misalnya efek terhadap harga obat-obatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu industri jasa kesehatan. Departemen Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan, yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ABC MENGGUNAKAN KOMBINASI SIMULASI DAN OPTIMALISASI

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ABC MENGGUNAKAN KOMBINASI SIMULASI DAN OPTIMALISASI PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ABC MENGGUNAKAN KOMBINASI SIMULASI DAN OPTIMALISASI Mahendrawathi ER, M. Afandi Sasmita, Ahmad Mukhlason Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG

SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG Harry Rahmadi Putra, Martha Eko Prima Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Bank BRI Unit Pasar Baru merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial, untuk mencapai suatu kehidupan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA UNIT IGD TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM KERJA UNIT IGD TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN PROGRAM KERJA UNIT IGD TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jember Klinik (Rumah Sakit Perkebunan Jember) adalah salah satu dari tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X (Persero). Rumah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE HEURISTIK DAN SIMULASI UNTUK MENYEIMBANGKAN LINI PERAKITAN LAMPU

IMPLEMENTASI METODE HEURISTIK DAN SIMULASI UNTUK MENYEIMBANGKAN LINI PERAKITAN LAMPU IMPLEMENTASI METODE HEURISTIK DAN SIMULASI UNTUK MENYEIMBANGKAN LINI PERAKITAN LAMPU Septian Andrew Susanto 1) dan Nurhadi Siswanto 2) 1) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Dampak perkembangan zaman dan pembangunan dewasa ini juga menjadi faktor peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pemerintah telah mencanangkan visi dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu bertekad

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2016 IDENTITAS INFORMAN I ( DOKTER) Umur : Pendidikan : Status kepegawaian : Masa kerja : PERTANYAAN

Lebih terperinci