BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 33 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Penelitian dilakukan dengan pengamatan, pengumpulan data yang terdiri dari data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ataupun brainstorming yang dilakukan dengan pihak yang terkait dan mengerti kondisi rumah sakit. Selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. 4.1 Deskripsi Perusahaan. RSU Haji Surabaya didirikan sehubungan dengan peristiwa yang menimpa jamaah haji Indonesia di terowongan Mina Mekkah pada tahun RSU Haji diresmikan pada tanggal 17 April 1993 sebagai rumah sakit umum kelas C non pendidikan, dengan SK Gubernur Propinsi Jawa Timur No 23 tahun 1993 junto SK Gubernur No. 136 tahun 1997 tanggal 11 Desember 1997, tentang organisasi dan tata kerja RSUD Haji Surabaya Propinsi Jawa Timur. Kemudian dengan adanya perubahan kelas rumah sakit dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan (Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1006/Menkes/SK/IX/1998 tanggal 21 September 1998) maka SK Gubernur No 136 Tahun 1997 diganti dengan Perda No 9 tahun 1998 tanggal 21 Deember 1998, tentang organisasi dan tata kerja RSU Haji Surabaya. Dalam rangka menjamin keberhasilan peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan rumah sakit, seiring dengan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka rumah sakit harus dikelola secara professional. Di samping itu juga sejalan dengan perkembangan era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat. RSU Haji yang berada di kota besar harus bersaing dengan rumah sakit lain yang banyak bermunculan dengan taraf

2 34 internasional yang menawarkan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Sesuai dengan SK Direktur RSU Haji No.445/04/01.1/2001, visi dan misi RSU Haji Surabaya sebagai berikut : VISI MISI : : Pelayanan Kesehatan Prima Secara Islami 1. Menyelenggarakan pelayanan kesahatan yang bernutu, paripurna dan professional. 2. Mengelola Rumah Sakit secara Swadana 3. Menyelenggarakan pengembangan dan penelitian kesehatan masyarakat serta jamaah haji 4. Menciptakan lingkungan kerja sejahtera yang islami. Sedangkan motto RSU Haji adalah Kepuasan anda adalah tujuan kami. Sesuai dengan misi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya,yaitu ingin menjadi pusat pengembangan kesahatan jamaah haji saat embarkasi dan debarkasi untuk wilayah Jawa Timur dan sekitarnya, sebagai sarana pelayanan kesehatan umum dan merupakan tempat pelayanan masyarakat umum, peserta asuransi kesehatan (ASKES), asuransi tenaga kerja (ASTEK) serta pasien rujukan dari rumah sakit lain. Salah satu misi RSU Haji Surabaya adalah meningkatkan mutu pelayanan dengan indicator mencapai sebuah kepuasan bago pasien, maka untuk mencapai hal tersebut secara operasional telah ditetapkan oleh pihak menejemen tentang Tri Upaya Citra RSU Haji Surabaya yaitu citra manajemen, citra pelayanan serta citra kebersihan, ketertiban dan keamanan. Rumah Sakit Umum Haji Surabaya berlokasi di jalan Manyar Kertoadi Kecamatan Sukolilo Surabaya dan berdampingan dengan asrama Haji Surabaya. RSU Haji ini menempati lahan seluas m 2 dengan luas bangunan keseluruhan m 2 dan jalan paving serta halaman parkir seluas m 2.

3 Stuktur Organisasi RSU Haji Surabaya. Status organisasi RSU Haji Surabaya menjadi badan yang disebut RSU Haji terdiri dari : 1 direktur utama, 2 wakil direktur, 1 sekertaris, 5 bidang dan instalasi-instalasi. Disamping itu, dibentuk komite medik, komite perawatan serta staf-staf fungsional lainnya. Struktur organisasi yang sedikit diuraikan di atas telah sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/MENKES/SK/XI/1992, tentang pedoman organisasi rumah sakit umum pasal 26 yang menyebutkan bahwa susunan organisasi rumah sakit umum kelas B non pendidikan terdiri dari : Direktur yang dibantu sebanyak-banyaknya 2 wakil direktur. Wakil direktur pelayanan Wakil direktur umum dan keuangan Komite medik dan staf fungsional Dewan penyantun Satuan pengawas intern. Untuk meningkatkan pelayanan dan mengembangkan system menajemen rumah sakit, maka pihak RSU Haji mengelola rumahh sakit secara profesional dengan membentuk central business unit yang terdiri atas beberapa instalasi yang akan menjadi pusat pendapatan rumah sakit Unit Pelayanan. Jenis kegiatan pelayan yang dilaksanakan oleh RSU Haji Surabaya meliputi pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesialistik yang dapat diperoleh pasien. Unit pelayanan yang ada pada RSU Haji Surabaya antara lain : 1. Pelayanan rawat jalan yang terdiri dari 17 poliklinik, yaitu : poli syaraf, paru, jantung, kulit dan kelamin, mata, hamil, anak kandungan dan keluarga berencana, gigi dan mulut, bedah, jantung, THT, dalam/interna, rehab medik,

4 36 jiwa, psikologi, konsultasi gigi dan pencegahan (general check-up dan imunisasi). 2. pelayanan gawat darurat, yang buka selama 24 jam. 3. pelayanan rawat inap dengan kapasitas terdiri dari 227 tempat tidur (termasuk paviliun). 4. fasilitas-fasilitas penunjang dan non medis : a. Instalasi rawat jalan b. Instalasi rawat inap c. Instalasi gawat darurat d. Instalsi radiologi e. Instalsi pathologi klinik f. Instalsi farmasi g. Instalsi gizi h. Instalasi bedah sentral i. Instalasi sanitasi j. Instalasi forensik k. Instalasi pemeliharaan sarana Tenaga Kerja. Tenaga kerja RSU Haji baik dari tenaga medik paramedis maupun non medis direkrut dari kantor wilayah departeman kesehatan Propinsi Jawa Timur, dinas kesehatan daerah tingkat I dan II, RSUD Dr.Soetomo, RSUD Tingkat II secara selektif dan juga dari pengangkatan dan pengadaan tenaga baru. Status tenaga kerja tersebut terdiri dari pegawai negeri sipil pusat dan daerah dan juga tenaga honorer lepas maupun dengan sistem kontrak. Berikut ini rincian sumber daya manusia RSU Haji Surabaya, baik tenaga medis, non medis, perawat serta paramedis non perawat adalah sebagai berikut : 1. Tenaga Medis, terdiri dari : - Dokter Umum : 16 orang - Dokter spesialis : 41 orang - Dokter gigi : 5 orang - Dokter gigi spesialis : 3 orang

5 37 - Dokter MARS : 3 orang 2. Perawat sebanyak 233 orang 3. Paramedis non perawat sebanyak 99 orang 4. Non medis sebanyak 190 orang 4.2 Flow Pasien Rawat Jalan RSU Haji. Tahapan-tahapan yang harus dilewati oleh pasien khususnya pasien rawat jalan di RSU Haji Surabaya, adalah sebagai berikut : a) Proses Pendaftaran : pada bagian ini berfungsi untuk mendata pasien yang akan berobat sesuai dengan poli yang akan dituju. Pada bagian ini terdapat beberapa aliran informasi, antara lain : Aliran informasi jenis pasien, yaitu pasien baru, pasien lama dan pasien yang menggunakan jasa ASKES. Jika pasien tergolong pasien baru pasien harus mengisikan formulir pendaftaran pasien baru yang berisikan data diri pasien. Setelah itu formulir tersebut diletakkan pada bagian pendaftaran yang khusu melayani pasien baru. Sedangkan untuk pasien lama pasien hanya meletakkan kartu berobat pada bagian pendaftaran yang khusus melayani pasien lama. Setelah itu pasien dipanggil satu per satu berdasarkan urutan antrian untuk mendapatkan nomor urut pemeriksaan dokter berdasarkan poli yang dituju pasien. Aliran kartu rekam medik. Setelah petugas mengetahui data diri dan poli yang akan dituju pasien, khususnya untuk pasien yang tergolong pasien lama. Petugas akan mencari kartu rekam medik. Setelah ditemukan kartu rekam medik petugas akan mengirim kartu rekam medik tersebut berdasarkan poli yang dituju.

6 38 b). Proses Pemeriksaan Dokter : pada bagian ini pasien akan menunggu untuk mendapatkan pemeriksaan dokter berdasarkan nomor urut yang didapatkan dari bagian pendaftaran. Pada bagian akan terdapat beberapa kemungkinan, yaitu : jika pasien dokter jaga pada poli memerlukan proses pemeriksaan laboratorium atau radiologi, maka pasien harus menuju laboratorium atau radiologi. Jika poli yang dituju salah maka pasien akan dirujuk ke poli yang lain berdasarkan sakit yang diderita oleh pasien. Setelah itu pasien menuju ke bagian pembayaran atau kasir dengan membawa resep obat yang didapatkan dari dokter jaga di poli. c). Bagian pembayaran atau kasir : setelah pasien mendapatkan proses pemeriksaan dokter. Pasien akan melakukan proses pembayaran. d) Bagian Apotik : setelah melakukan pembayaran di kasir. Pasien menuju pada bagian apotik untuk mendapatkan obat berdasarkan resep yang didapatkan dari dokter jaga poli. Pada bagian ini pasien meletakkan resep ke bagian penerimaan resep. Setelah itu petugas akan menghargai resep tersebut. Setelah resep dihargai pasien membayar pada bagian kasir apotik. Setelah proses pembayaran pasien harus menunggu untuk mendapatkan obat. e). Bagian Laboratorium Pada bagian ini pasien terlebih dahulu melakukan proses pendaftaran. Pada proses laboratorium ini terdapat dua pilihan yaitu proses pengambilan sampel darah dan proses pengambilan sampel urine. Pada proses pengambilan sampel darah dilakukan oleh dua petugas laboratorium, sedangkan untuk proses pengambilan sampel urine dilakukan oleh pasien sendiri tanpa bantuan petugas laboratorium. Setelah melakukan proses pengambilan sampel baik darah dan urine pasien mendapatkan hasil laboratorium pada hari berikutnya. f). Bagian Radiologi. Pada bagian radiologi ini pasien harus melakukan proses pendaftaran terlebih dahuluu. Pada radiologi terdapat dua

7 39 pilihan proses yaitu proses foto USG dan proses foto X-Ray. Pasien masuk pada ruang foto berdasarkan antrian yang ada. Setelah proses foto baik USG dan X-Ray pasien akan mendapatkan hasil foto tersebut pada hari berikutnya. Secara garis besar tahapan pasien pada rawat jalan dapat dilihat pada gambar 4.1

8 40 Gambar 4.1 Flow Pasien Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam.

9 Big Picture Mapping Pemahaman terhadap whole stream dari instalasi rawat jalan merupakan salah satu tahapan yang paling penting dalam mengevaluasi value stream yang sedang berlangsung. Pada penelitian ini, tool yang digunakan untuk menggambarkan whole stream instalasi rawat jalan adalah big picture mapping. Dengan big picture mapping ini, diharapkan mampu memberikan gambaran secara makro dari instalasi rawat jalan poli penyakit dalam RSU Haji Suarabaya. Dalam Big Picture Mapping, terdapat beberapa simbol visualisasi standar seperti yang telah di bahas pada sub bab 2.2 terdahulu. Terdapat dua aliran penting yang akan divisualisasikan dalam tool ini, antara lain aliran fisik dan aliran informasi sampai pasien mendapatkan pelayanan dari pihak RSU Haji Surabaya, dalam hal ini pelayanan instalasi rawat jalan poli penyakit dalam. Big picture mapping instalasi rawat jalan poli penyakit dalam dapat dilihat pada gambar 4.2di bawah ini Gambar 4.2 Big Picture Mapping Pasien Poli Penyakit Dalam

10 Pemilihan Value Stream Analysis Tool. Aktivitas yang dimaksudkan disini ditujukan untuk memilih tool yang dianggap representatif dalam memetakan aliran nilai yang terjadi di instalasi rawat jalan. Pemilihan tool ini didasarkan pada pemborosan-pemborosan yang terjadi di tiap bagain yang terkait dengan instalasi rawat jalan khusunya poli penyakit dalam. Diharapkan dengan pemetaan aliran nilai tersebut dapat diketahui permasalahan utama yang menjadi root cause dari pemborosan-pemborosan yang terjadi. Metode yang digunakan untuk melakukan pemilihan dengan menggunakan waste workshop dan Value Stream Analysis Tool (VALSAT) Waste Workshop. Waste workshop merupakan sebuah aktivitas pendahulu yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang sebanyakbanyaknya, berkaitan dengan pemborosan-pemborosan yang terjadi di instalasi rawat jalan khususnya bagian-bagian yang terkait dengan poli penyakit dalam. Terdapat tujuh jenis pemborosan yang akan diidentifikasikan pada aktivitas ini, dan oleh karenanya, pemahaman yang benar dari masing-masing jenis pemborosan merupakan langkah yang sangat penting. Dalam waste workshop ini, dilakukan penyebaran kuisioner dan proses wawancara terhadap bagian yang mengerti betul proses aliran nilai produksi di departmen Spinning. Dalam hal ini, waste workshop ditujukan kepada kepala masing-masing bagian yang terkait pada instalasi rawat jalan khususnya poli penyakit dalam. Bagian-bagian yang terkait tersebut antara lain bagian rekam medik, bagian poli penyakit dalam, bagian laboratorium, bagian radiologi dan bagian apotik. Proses wawancara dilakukan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan kepala bagian tentang setiap jenis pemborosan yang dimaksudkan pada kuisioner yang diberikan. Setelah memahami setiap jenis pemborosan tersebut, supervisor kemudian

11 43 memberikan pembobotan skor terhadap ketujuh jenis pemborosan tersebut. Format kuisioner waste workshop tercantum pada lampiran B. Data hasil penyebaran kuisioner secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B dan ringkasannya ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Skor Rata-rata Tiap Pemborosan No Pemborosan Nilai Ranking 1 Waiting Unnecessary inventory Defects Inappropriate processing Overproduction Unnecessary motion Transportation Value Stream Analysis Tool (VALSAT). Setelah bobot rata-rata dari setiap pemborosan teridentifikasikan, dilakukan pemilihan tool yang dianggap representatif untuk mengidentifikasikan lebih lanjut letak pemborosan yang terjadi pada value stream sistem produksi. Sesuai dengan penjelasan bab II, penentuan tool ini dilakukan dengan mengalikan skor rata-rata tiap pemborosan (tabel 4.1) dengan matriks kesesuian VALSAT (tabel 2.1). Hasil dari VALSAT ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B dan ringkasannya ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut in Tabel 4.2 Ringkasan Hasil VALSAT Tools Total weight Ranking Process Activity Mapping Supply Chain Response Matrix Demand Amplification Mapping

12 44 Tools Total weight Ranking Decision Point Analysis Production Variety Funnel Identifikasi Value Stream Instalasi Rawat Jalan. Dari ke tujuh tool tersebut akan dipilih beberapa tool yang untuk memetakan permasalahan waste yang terjadi. Pemilihan ini didasarkan pada kemampuan tool tersebut dalam mendeteksi ketujuh jenis pemborosan yang timbul di lantai produksi perusahaan. Berdasarkan bobot total yang diperoleh (tabel 4.2) dan bobot masing-masing tool terhadap kemampuannya mengevaluasi waste (lampiran B), maka dilakukan pemilihan tool sebagai berikut: 1. Process Activity Mapping, yang mempunyai total bobot tertinggi, memiliki kemampuan untuk mengevaluasi jenis pemborosan transportation, inappropriate processing, dan unnecessary motion Process Activity Mapping (PAM). PAM merupakan tool yang digunakan untuk memetakan keseluruhan aktivitas di instalasi rawat jalan secara detail termasuk di dalamnya aliran fisik dan aliran informasi yang terjadi, waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas, jarak yang ditempuh dan banyaknya pekerja yang bekerja pada system tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan PAM adalah : Melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses, mencatat aktivitas yang terjadi, jarak perpindahan yang ditempuh dan waktu yang diperlukan dan banyaknya tenaga kerja yang terlibat.

13 45 Melakukan pengelompokan dalam 5 kelompok aktivitas yaitu operasi, transportasi, inspeksi, delay (menunggu) dan storage (penyimpanan). Menganalisa proporsi aktivitas yang bersifat value adding activity yaitu operasi dan non value adding activity yaitu transportasi, inspeksi, delay dan storage. Pada penelitian ini, pembuatan PAM dilakukan berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada instalasi rawat jalan khususnya flow pasien pada poli penyakit dalam. Hasil pengamatan berupa PAM dapat dilihat pada lampiran. Agar PAM dapat menggambarkan seluruh tahapan yang harus dilalui pasien poli penyakit dalam, maka terlebih dahulu harus dipahami tahapan yang pada instalasi rawat jalan berdasarkan pengamatan dan brainstorming yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut : Untuk mendapatkan pelayanan pada instalasi rawat jalan poli penyakit dalam, pasien harus melalui tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi pendaftaran untuk mendapatkan nomor urut antrian poli penyakit dalam. Proses pendaftaran ini memerlukan waktu 2.06 menit untuk pasien lama dan 3.43 menit untuk pasien baru Pendaftaran ini dilakukan dengan cara menunjukkan kartu berobat RSU Haji Surabaya. Kartu berobat hanya dimiliki oleh pasien lama, sedangkan untuk pasien baru harus menulis formulir pendaftaran pada tempat yang telah disediakan. Proses penulisan formulir pendaftaran memerlukan waktu 1.23 menit Pada bagian pendaftaran ini akan mencari kartu rekam medik yang dimiliki oleh pasien, khususnya untuk pasien lama. Sedangkan untuk pasien baru akan dibuatkan kartu rekam medik baru. Kartu rekam medik ini selanjutnya akan dkirim oleh petugas pendaftaran ke poli penyakit dalam. Proses pengiriman ini ± memerlukan waktu selama 15 menit. Proses pengiriman kartu rekam medik tidak berdasarkan pada nomor urut antrian poli, tetapi berdasarkan pada penemuan kartu rekam medik yang terlebih dahulu ditemukan petugas.

14 46 Setelah mendapatkan kartu antrian poli, pasien menuju ke poli penyakit dalam. Perpindahan pasien menuju poli penyakit dalam ini ditumpuh dengan jarak 68.5 meter dan memerlukan waktu 1.44 menit Di poli penyakit dalam tersebut pasien harus menunggu sampai kartu rekam medik yang dimiliki pasien telah berada pada poli penyakit dalam. Kartu rekam medik yang telah berada di poli penyakit dalam akan dipanggil sesuai dengan nomor urut antrian yang didapatkan pada bagian pendaftaran. Jika kartu rekam medik pasien belum berada pada poli meskipun nomor urut antrian pasien lebih dulu pasien yang kartu rekam mediknya telah berada di poli, sehingga pasien tersebut harus menunggu sampai kartu rekam medik yang dimiliki berada di poli. Pasien akan masuk pada ruang pemeriksaan dokter jaga poli penyakit dalam. Proses pemeriksaan ini memerlukan waktu 8.42 menit. Pada proses pemeriksaan dokter terdapat beberapa kemungkinan yaitu : Proses pemeriksaan Laboratorium. Pada proses laboratorium pasien harus melakukan proses pendaftaran untuk melakukan proses pengambilan sampel darah atau urine. Proses pendaftaran memerlukan waktu 2.44 menit. Setelah mendaftar pasien harus menunggu untuk dipanggil petugas laboratorium untuk proses pengambilan sampel darah yang dilakukan oleh dua petugas yang memerlukan waktu 4.38 menit. Sedangkan untuk proses pengambilan sampel urine dilakukan oleh pasien sendiri, dengan memerlukan waktu 7.58 menit. Setelah proses pengambilan sampel darah atau urine pasien mendapatkan hasil laboratorium pada hari setelah melakukan proses pengambilan sampel. Proses pemeriksaan Radiologi. Sebelum pasien melakukan proses pada bagian Radiologi pasien harus mendaftar terlebih dahulu. Proses pendaftaran pada Radiologi memerlukan waktu 3.27 menit. Pada bagian Radiologi pasien akan memilih proses

15 47 yang harus dilakukan, proses terebut yaitu : proses foto USG dan proses foto X-Ray masing-masing memerlukan waktu 8.50 menit dan 6.20 menit. Pasien mendapatkan hasil foto yang telah dilakukan pada hari berikutnya. Jika pasien tidak memerlukan proses pemeriksaan tambahan, pasien akan mendapatkan resep obat yang harus dibeli oleh pasien. Sebelum pasien menuju ke apotik, pasien melakukan proses pembayaran pada bagian kasir poli. Proses pembayaran ini memerlukan waktu 2.25 menit. Perpindahan pasien dari poli penyakit dalam meuju ke apotik memerlukan waktu 1.31 menit dengan jarak 73 meter. Pada bagian apotik pasien menyerahkan resep pada petugas penyerahan resep yang berjumlah dua petugas. Pasien menunggu untuk melakukan proses pembayaran obat. Setelah peoses pembayaran pasien meunggu obat dari bagian apotik yang yang diserahkan oleh satu petugas apotik. 4.6 Simulasi. Dari flow pasien rawat jalan RSU Haji Surabaya khususnya pada poli penyakit dalam akan dibuatkan model simulasi dengan menggunakan software Arena 5.0. Pada pembuatan model simulasi ini diperlukan data-data yang berkaitan dengan waktu proses dari setiap tahapan yang ada pada rawat jalan khusunya poli penyakit dalam RSU Haji Surabaya. Data-data tersebut meliputi : 1. Data kedatangan pasien. Data kedatangan untuk pasien lama Data kedatangan untuk pasien baru. 2. Data waktu proses meliputi : Waktu proses pendaftaran untuk pasien lama. Waktu proses pendaftaran untuk pasien baru. Waktu proses penulisan formulir pendaftaran untuk pasien baru.

16 48 Waktu proses pemeriksaan dokter jaga poli Waktu proses pembayaran di kasir poli. Waktu proses pendaftaran di laboratorium. Waktu proses pendaftaran di radiologi. Waktu proses pembelian obat di apotik. Waktu proses pengambilan sampel darah di laboratorium. Waktu proses untuk pengambilan sampel urine di laboratorium. Waktu proses foto USG di radiologi. Waktu proses foto X-ray di radiologi. 3. Data waktu perpindahan pasien. Waktu perpindahan pasien dari bagian pendaftaran ke poli penyakit dalam. Waktu perpindahan pasien dari poli penyakit dalam ke laboratorium. Waktu perpindahan pasien dari poli penyakit dalam ke radiologi. Waktu perpindaham pasien dari poli penyakit dalam ke apotik Data Input Simulasi. Pada tahap ini data-data yang telah terkumpul akan dimasukkan kedalam Input Analyzer pada software ARENA 5.0 untuk mengetahui distribusi dari data-data yang akan dijadikan inputan untuk model simulasi di ARENA. Data-data hasil dari input analyzer adalah sebagai berikut : 1. Data kedatangan pasien. Tabel 4.3 Hasil Uji Distribusi Data Kedatangan Kedatangan pasien Pola Distribusi Kedatangan pasien Lama WEIB(1.4, 0.836) Kedatangan pasien Baru EXPO(2.2)

17 49 2. Data waktu proses. Tabel 4.4 Hasil Uji Distribusi Data Proses Proses Pola Distribusi Proses penulisan Formuir Pasien baru TRIA(1.09, 1.28, 1.96) Proses Pendaftaran Pasien Lama 1 + WEIB(1.22, 1.58) Proses Pendaftaran Pasien Baru * BETA(1.46, 2.24) Proses Pemeriksaan Dokter * BETA(2.13, 2.24) Proses Pendaftaran Laboratorium * BETA(1.27, 1.34) Proses Pendaftaran Radiologi * BETA(1.99, 2.04) Proses Pengambilan Sampel Darah TRIA(3.41, 4.5, 5.42) Proses Pengambilan Urine TRIA(5.05, 8.02, 11) Proses Foto USG * BETA(2.07, 1.62) Proses Foto X-Ray WEIB(3.79, 2.72) Proses Pembelian Obat Apotik NORM(22.7, 3.81) Proses Pembayaran Kasir Poli * BETA(2.66, 4.06) 3. Data waktu perpindahan Tabel 4.5 Hasil Uji Distribusi Data Waktu Perpindahan Waktu Perpindahan Pola Distribusi Route dari loket Pendaftaran ke Poli NORM(1.45, 0.103) Route dari Poli ke Laboratorium ERLA(0.0149, 11) Route dari Poli ke Radiologi WEIB(0.214, 2.6) Route dari Poli ke Apotik WEIB(0.28, 3.62) Model Konseptual. Model konseptual disajikan dalam bentuk Flow Chart seperti yang ditunjukkan. Secara umum, berdasarkan model konseptual yang ada pada gambar 4.2 sistem dari instalasi rawat jalan poli penyakit dalam, dapat didefinisikan sebagai berikut :

18 50 Pasien datang menuju ke loket pendaftaran atau rekam medik ini dilakukan untuk pasien lama. Sedangkan untuk pasien baru harus menulis formulir pendaftaran terlebih dahulu pada tempat yang telah disediakan, Pada loket pendaftaran akan diinputkan data diri pasien dan poli yang akan dituju oleh pasien. Disini pasie akan mendapatkan nomor urut antrian poli yang dituju. Setelah mendapatkan nomor urut antrian poli pasien menuju ke poli untuk mendapatkan proses pemeriksaan dokter. Pemanggilan proses pemeriksaan dokter berdasarkan nomor urut antrian yang didapatkan dari bagian pendaftaran atau rekam medik. Pada poli jika dokter memerlukan proses pemeriksaan tembahan maka pasien akan menuju ke labortorium atau radiologi. Jika tidak memerlukan proses pemeriksaan tambahan pasien akan mendapatkan resep dari dokter untuk di bawa ke apotik. Sebelum menuju apotik pasien harus malakukan proses pembayaran pada kasir poli Model Simulasi. Model simulasi dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan software arena 5.0. Model simulasi tersebut dibuat berdasarkan model konseptual yang ada. Dimana model tersebut diupayakan dapat merepresentasikan system yang ada pada instalasi rawat jalan poli penyakit dalam. Model simulasi dapat dilihat dalam lampiran Verifikasi Model. Yang dimaksud dengan verifikasi adalah melakukan pengecekan apakah model simulasi system yang sudah dibuat dapat mencerminkan model konseptual yang dibuat berdasarkan system. Dalam hal ini ukuran yang dipakai dalam verifikasi

19 51 model simulasi system untuk Instalasi rawat jalan poli penyakit dalam RSU Haji Surabaya adalah : - Model simulasi system dapat dirunning dan bebas error. - Output yang diperoleh dari hasil running reasonable - Perpindahan entity secara animasi dalam model simulasi sesuai dengan model konseptual. Oleh karena model simulasi system memenuhi ukuran verifikasi diatas dan sudah merepresentasikan model konseptual maka dapat dikatakan bahwa model simulasi system bebas verifikasi Validasi. Yang dimaksud dengan validasi adalah melakukan pengecekan apakah model konseptual yang dibuat sudah merepresentasikan system. Pada penelitian ini validasi dilakukan dengan membandingkan output model simulasi yang dibuat dengan output systemnya. Output yang dibandingkan di sini adalah jumlah pasien penyakit dalam per hari dan output jumlah keseluruhan pasien termasuk didalamnya pasien poli penyakit dalam per hari. Di sini 1 replikasi sama dengan 1 hari. Berikut ini adalah output jumlah pasien penyakit dalam per hari dan output jumlah pasien penyakit dalam model simulasi Tabel 4.6 Uji Validasi Jumlah Pasien Penyakit Dalam Replikasi Real Model

20 52 Replikasi Real Model Dengan menggunakan software SPSS yaitu pada analyze compare means independent sample T-Test maka diperoleh : T-Test Group Statistics Output Strategi Std. Error N Mean Std. Deviation Mean Independent Samples Test Output Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper Dari hasil diatas tampak bahwa pada bagian kedua terdapat hasil uji test, dimana harga t hitung = dengan = 0.05 dan df = 18 didapatkan dari tabel tabel student s t = Oleh karena t hitung < t tabel 2.101, maka dapat disimpulkan terima Ho yang artinya tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara output pasien penyakit dalam model simulasi dengan output pasien penyakit dalam system. Berikut ini adalah output jumlah pasien keseluruhan per hari dan output jumlah pasien keseluruhan model simulasi Tabel 4.7 Uji Validasi Jumlah Pasien Keseluruhan Replikasi Real Model

21 53 Replikasi Real Model Dengan menggunakan software SPSS yaitu pada analyze compare means independent sample T-Test maka diperoleh : T-Test Group Statistics model Std. Error N Mean Std. Deviation Mean Independent Samples Test Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper Dari hasil diatas tampak bahwa pada bagian kedua terdapat hasil uji test, dimana harga t hitung = dengan = 0.05 dan df = 18 didapatkan dari tabel tabel student s t = Oleh karena t hitung < t tabel 2.101, maka dapat disimpulkan terima Ho yang artinya tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara output jumlah pasien keseluruhan model simulasi dengan output system.

22 Penentuan Jumlah Replikasi. Penentuan jumlah replikasi dilakukan dengan pendekatan absolut error, adalah banyaknya error yang kita toleransi terjadi dalam sistem tersebut dan dinyatakan dalam bentuk jumlah error. Untuk mengetahui jumlah replikasi yang diperlukan (n ), menggunakan rumus : n Dimana: Z /2 = t,/2 S = Standart deviasi halfwidth t s n1, / 2 n i s Z e / 2 n 1 2 s x x i Dalam perhitungan untuk menentukan jumlah replikasi ini menggunakan jumlah replikasi awal 10 kali dan memakai α = 5% Tabel 4.8 Penentuan Jumlah Replikasi Untuk Jumlah Pasien Poli Penyakit Dalam Replikasi Output Arena

23 55 Replikasi Output Arena Stdev 2,70 Mean 56,43 Var 7,29 hw 1,93 Zα/2 1,96 n' 9.61 n' 10 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah replikasi yang diperlukan untuk jumlah pasien poli penyakit dalam adalah 10 replikasi. Tabel 4.9 Penentuan Jumlah Replikasi Untuk Jumlah Pasien keseluruhan Output Replikasi arena Stdev 10,17 Mean 392,20 Var 103,38 hw 7,27 Zα/2 1,96

24 56 Replikasi Output arena n' 9.71 n' 10 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah replikasi yang diperlukan untuk jumlah pasien keseluruhan adalah 10 replikasi 4.7 Penentuan Skenario Perbaikan. Pembuatan skenario perbaikan ini mengacu pada peningkatan output (jumlah yang telah diproses pada poli penyakit dalam) dan waktu tunggu pasien serta panjang antrian pada masing-masing tahapan inatalasi rawat jalan Skenario I. Skenario I ini mengacu pada proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru serta pada proses pemeriksaan dokter. Pada system, satu petugas loket pendaftaran dapat melayani satu pasien dan satu dokter jaga poli melayani satu pasien. Sedangkan pada skenario I, ditambah dua petugas loket pendaftaran utuk masing proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru serta menambahkan satu dokter jaga poli. Dengan penambahan petugas loket pendaftaran dan dokter jaga poli diharapkan mampu mengurangi waktu tunggu pasien dan panjang antrian yang terjadi sehingga jumlah pasien yang dilayani akan lebih banyak. Model perbaikkan skenario I dapat dilihat pada gambar 4.5.

25 Gambar 4.5 Model skenario perbaikan I 57

26 Skenario II. Pada skenario kedua ini akan mengacu pada pengubahan loket pendaftaran. Awalnya semua proses pendaftaran dikelompokkkan menjadi dua berdasarkan jenis pasien yaitu pasien baru dan pasien baru. Pada scenario II ini pendaftaran tidak dibagi menjadi dua tetapi digabung menjadi satu, maka semua pasien baik pasien baru maupun pasien lama melakukan pendaftaran pada satu loket pendaftaran yang mempunyai empat petugas pendaftaran dan pada proses pemeriksaan dokter terdapat tiga dokter jaga serta pada apotik terdapat tiga petugas. Dengan penggabungan loket pendaftaran ini diharapkan pasien dapat memilih loket mana yang mempunyai antrian paling sedikit. Selain itu juga diharapakan antrian yang terjadi pada pendaftaran dapat lebih terkontrol atau lebih tertib serta pada scenario dua ini sebelum pasien melakukan pendaftaran pasien harus mengambil nomor antrian terlebih dahulu untuk mendapatkan giliran melakukan pendaftaran ini untuk pasien lama dan pasien baru. Model perbaikkan skenario II dapat dilihat pada gambar 4.6.

27 Gambar 4.6 Model skenario perbaikan II 59

28 Perbandingan Hasil Model. Dari model yang telah dibuat akan dibandingkan hasilnya. Perbandingan hasil model tersebut meliputi perbandingan output jumlah pasien dan jumlah pasien secara keseluruhan serta waktu tunggu pada proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru, proses pemeriksaan dokter serta proses pembelian obat di apotik Perbandingan Hasil Output Model. Dari model yang telah di buat baik model awal, model skenario perbaikan I dan skenario perbaikan II akan dibandingkan output yang dihasilkan dari masing-masing model tersebut. Output yang dibandingkan di sini adalah jumlah pasien poli penyakit dalam dan jumlah pasien keseluruhan. Berikut ini perbandingan model yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Skenario I Vs Model Awal Dengan menggunakan Paired t Confidence Level maka hasil perbandingan antara skenario I dengan model awal adalah sebagai berikut : H 0 : μ 1 - μ 1 = 0 (Skenario I dan model awal tidak berbeda secara signifikan) H 1 : μ 1 - μ 2 0 (Skenario I dan model awal berbeda secara signifikan Tabel 4.10 Perbandingan Skenario I Dengan Model Awal Output jumlah pasien penyakit dalam Replikasi Skenario I Model Awal Selisih

29 61 Replikasi Skenario I Model Awal Selisih Mean 14.5 Stdev 9.44 Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table (17,0.025) maka didapatkan hw = (t 17, ) s (1-2) = (2.262) 9.44 n 10 = 6.75 sehingga 95 % confidence levelnya adalah x (1-2) hw μ (1-2) x (1-2) + hw μ (1-2) μ (1-2) Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario I dan model awal. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0 maka dapat diketahui bahwa skenario I lebih baik daripada model awal. Dan di bawah ini juga dibandingkan output jumlah pasien secara keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel 4.11.

30 62 Tabel 4.11 Perbandingan Skenario I Dengan Model Awal Output jumlah keseluruhan pasien Replikasi Skenario I Model Awal Selisih Mean 2.3 Stdev Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table (17,0.025) maka didapatkan hw = (t 17, ) s (1-2) = (2.262) n 10 = sehingga 95 % confidence levelnya adalah x (1-2) hw μ (1-2) x (1-2) + hw μ (1-2)

31 μ (1-2) Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario I dan model awal. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0 maka dapat diketahui bahwa skenario I lebih baik daripada model awal. b. Skenario II Vs Model Awal Dengan menggunakan Paired t Confidence Level maka hasil perbandingan antara skenario II dengan model awal adalah sebagai berikut : H 0 : μ 1 - μ 1 = 0 (Skenario II dan model awal tidak berbeda secara signifikan) H 1 : μ 1 - μ 2 0 (Skenario II dan model awal berbeda secara signifikan) Tabel 4.12 Perbandingan Skenario II Dengan Model Awal Output jumlah pasien penyakit dalam Replikasi Skenario Model II Awal Selisih Mean 18,60 Stdev 9,91 Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table (17,0.025) maka didapatkan

32 64 hw = (t 17, ) s (1-2) = (2.262) = 7.09 n 10 sehingga 95 % confidence levelnya adalah x (1-2) hw μ (1-2) x (1-2) + hw μ (1-2) ,51 μ (1-2) 25,69 Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario II dan model awal. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0 maka dapat diketahui bahwa skenario II lebih baik daripada model awal. Dan di bawah ini juga dibandingkan output jumlah pasien secara keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Perbandingan Skenario II Dengan Model Awal Output jumlah pasien keseluruhan Replikasi Skenario Model II Awal Selisih Mean 24,40 Stdev 36,16

33 65 Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table (17,0.025) maka didapatkan hw = (t 17, ) s (1-2) = (2.262) = n 10 sehingga 95 % confidence levelnya adalah x (1-2) hw μ (1-2) x (1-2) + hw μ (1-2) μ (1-2) Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario II dan model awal. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0 maka dapat diketahui bahwa skenario II lebih baik daripada model awal. c. Skenario II dengan Skenario I Dengan menggunakan Paired t Confidence Level maka hasil perbandingan antara skenario III dengan model awal adalah sebagai berikut : H 0 : μ 1 - μ 1 = 0 (Skenario II dan skenario I tidak berbeda secara signifikan) H 1 : μ 1 - μ 2 0 (Skenario II dan skenario I berbeda secara signifikan Tabel 4.14 Perbandingan Skenario II Dengan skenario I Output jumlah pasien penyakit dalam Replikasi Skenario Skenario II I Selisih

34 66 Replikasi Skenario Skenario II I Selisih Mean 4.10 Stdev 9.57 Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table (17,0.025) maka didapatkan hw = (t 17, ) s (1-2) = (2.262) 9.57 n 10 = 6.86 sehingga 95 % confidence levelnya adalah x (1-2) hw μ (1-2) x (1-2) + hw μ (1-2) μ (1-2) Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario II dan skenario I. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0 maka dapat diketahui bahwa skenario II lebih baik daripada skenario I. Dan di bawah ini juga dibandingkan output jumlah pasien secara keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel 4.15 Tabel 4.15 Perbandingan Skenario II Dengan Model Awal Output jumlah pasien keseluruhan Skenario Skenario Replikasi Selisih II I

35 67 Replikasi Skenario Skenario II I Selisih Mean Stdev Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table (17,0.025) maka didapatkan hw = (t 17, ) s (1-2) = (2.262) n 10 = sehingga 95 % confidence levelnya adalah x (1-2) hw μ (1-2) x (1-2) + hw μ (1-2) μ (1-2) Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario II dan skenario I. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0 maka dapat diketahui bahwa skenario II lebih baik daripada skenario I Perbandingan Waktu Tunggu Pasien. a. Model Awal Dengan Skenario I. Proses pendaftaran pasien baru

36 68 Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.16 perbandingan model awal dengan skenario I berdasarkan waktu tunggu proses pendaftaran pasien baru. Replikasi model awal skenario I Mean Stdev Hipotesa : 0 perbaikan1 perbaikan1 0 Pair 1 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper - skenarioi t df Sig. (2-tailed) Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n ,455 t TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara system dan penggunaan skenario 1 untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien baru.

37 69 Proses pendaftaran pasien lama. Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.17 perbandingan model awal dengan skenario I berdasarkan waktu tunggu proses pendaftaran pasien lama Replikasi model awal skenario I Mean Stdev Hipotesa : perbaikan1 perbaikan1 0 0 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper Pair 1 - skenarioi Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n ,05 t TOLAK H 0 t df Sig. (2-tailed)

38 70 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara system dan penggunaan skenario 1 untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien baru. Proses pembelian obat di Apotik. Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.18 perbandingan model awal dengan skenario I berdasarkan waktu tunggu proses pembelian obat di apotik Replikasi model awal skenario I Mean Stdev Hipotesa : perbaikan1 perbaikan1 0 0 Paired Samples Test Pair 1 - skenarioi Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n2 2 5,52 t 25,79 t df Sig. (2-tailed)

39 71 TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara system dan penggunaan skenario 1 untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pembelian obat di apotik. Proses pemeriksaan dokter. Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.19 perbandingan model awal dengan skenario I berdasarkan waktu tunggu proses pemeriksaan dokter. Replikasi model awal skenario I Mean Stdev Hipotesa : perbaikan1 perbaikan1 0 0 Paired Samples Test Pair 1 - skenarioi Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

40 72 Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n2 2 32,57 t 59,05 TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara system dan penggunaan skenario 1 untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pemeriksaan dokter. b. Model Awal Dengan Skenario II Proses pendaftaran pasien baru Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.20 perbandingan model awal dengan skenario II berdasarkan waktu tunggu proses pendaftaran pasien baru. Model Replikasi Awal Skenario II Mean Stdev

41 73 Hipotesa : perbaikan1 perbaikan1 0 0 Pair 1 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) - skenarioi Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n2 2 15,.77 t TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara system dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien baru. Pendaftaran pasien lama Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.21 perbandingan model awal dengan skenario II berdasarkan waktu tunggu proses pendaftaran pasien lama Replikasi model awal skenario II

42 74 Replikasi model awal skenario II Mean Stdev Hipotesa : perbaikan1 perbaikan1 0 0 Pair 1 - skenarioi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n ,49 t 207,15 TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara system dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien lama. Proses pembelian obat di Apotik. Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.22 perbandingan model awal dengan skenario II berdasarkan waktu tunggu proses pembelian obat di apotik Replikasi model awal Scenario II

43 75 Hipotesa : perbaikan1 perbaikan1 Replikasi model awal Scenario II Mean Stdev Paired Samples Test Pair 1 - skenarioi Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n2 2 7,66 t 30,87 TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara system dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pembelian obat di apotik. Proses pemeriksaan dokter. Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

44 76 Tabel 4.23 perbandingan model awal dengan skenario II berdasarkan waktu tunggu proses pemeriksaan dokter. Replikasi model awal Scenario II Mean Stdev Hipotesa : Pair 1 perbaikan1 perbaikan1 - skenarioi 0 0 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n2 2 29,0 t 54,29 TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara system dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pemeriksaan dokter. c. Skenario Perbaikan I Dengan Skenario Perbaikan II Proses pendaftaran pasien baru

45 77 Tabel perbandingan antara skenario perbaikan I dengan skenario perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.24 perbandingan skenario perbaikan I dengan skenario II berdasarkan waktu tunggu proses pendaftaran pasien baru. Replikasi Skenario I SkenarioII Mean Stdev Hipotesa : Pair 1 - skenarioi perbaikan1 perbaikan1 0 0 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n2 2 1,12 t 4,15 TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan skenario I dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien baru.

46 78 Pendaftaran pasien lama Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.25 perbandingan skenario perbaikan I dengan skenario II berdasarkan waktu tunggu proses pendaftaran pasien lama Replikasi Skenario I SkenarioII Mean Stdev Hipotesa : perbaikan1 perbaikan1 0 0 Paired Samples Test Pair 1 - skenarioi Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n2 2 1,76 t 5,28 TOLAK H 0 t df Sig. (2-tailed)

47 79 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan skenario perbaikan I dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien lama. Proses pembelian obat di Apotik. Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.26 perbandingan skenario perbaikan I dengan skenario II berdasarkan waktu tunggu proses pembelian obat di apotik Replikasi Skenario I SkenarioII Mean Stdev Hipotesa : perbaikan1 perbaikan1 0 0 Paired Samples Test Pair 1 - skenarioi Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper Hasil uji : t 2, n1 n2 2 t t 2, n1 n2 2 3,27 t 10,49 t df Sig. (2-tailed)

48 80 TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan skenario perbaikan I dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pembelian obat apotik. Proses pemeriksaan dokter. Tabel perbandingan antara skenario perbaikan I dengan skenario perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.27 perbandingan skenario perbaikan I dengan skenario II berdasarkan waktu tunggu proses pemeriksaan dokter. Replikasi Skenario I SkenarioII Mean Stdev Hipotesa : perbaikan1 0 0 perbaikan1 Paired Samples Test Paired Differences Pair 1 - skenarioi 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) TOLAK H 0 Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan skenario perbaikan I dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien pada proses pemeriksaan dokter.

BAB V ANALISA DAN EVALUASI

BAB V ANALISA DAN EVALUASI BAB V ANALISA DAN EVALUASI Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data yang diperoleh dari, Instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya serta melakukan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Pasien Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Jaminan Kesehatan Nasional No Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin a.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test Lampiran 1 LAMPIRAN Uji Perbedaan Group Statistics Perusahaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean ROA AQUA 3 7,9500,56000,32332 INDF 3 3,6967 1,28442,74156 Independent Samples Test Levene's Test for

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Lampiran 1 : SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Jenis kelamin : Umur : Pekerjaan : Alamat : No. telepon : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR.

PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR. PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Penyusun: Ika wulandari 526187 Dosen pembimbing Rully Agus Hendrawan, S.Kom, M.Eng SEMINAR TUGAS AKHIR KS91336

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Laporan keuangan triwulan periode tahun 2009-2011 maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan

Lebih terperinci

MUSCLE ENERGY TECHNIQUE (MET) LEBIH BAIK DARI ECCENTRIC EXERCISE DALAM MENURUNKAN DISABILITAS LENGAN ATAS PADA PENDERITA TENNIS ELBOW

MUSCLE ENERGY TECHNIQUE (MET) LEBIH BAIK DARI ECCENTRIC EXERCISE DALAM MENURUNKAN DISABILITAS LENGAN ATAS PADA PENDERITA TENNIS ELBOW SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pekerjaan : Hobi : TB/BB : Alamat : No. Telp : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 46 47 Lampiran 2. Informed Consent Assalamualaikum wr.wb INFORMED CONSENT (PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN) Perkenalkan nama saya Mustika Restriyani (20120350071) mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif 76 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif atau tidaknya Bimbingan dan

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENELITIAN PENDAHULUAN

LAMPIRAN 1 PENELITIAN PENDAHULUAN LAMPIRAN 1 PENELITIAN PENDAHULUAN Latar Belakang: Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kaolin atau metakaolin yang dapat dijadikan bahan abrasif dan mengetahui metode pengabrasifan yang tepat

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksanakanya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran tutor sebaya berbantuan

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Lampiran 1 No Responden : FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan Saya

Lebih terperinci

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid Lampiran 1 Uji Stastitik Statistics BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2 N Valid 13 13 13 13 13 13 Missing 13 13 13 13 13 13 Mean 5,538 7,308 1,769 5,385 7,115 1,731

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN TENTANG PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR. 1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau dalam bahasa Inggris disebut Basic Life

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN TENTANG PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR. 1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau dalam bahasa Inggris disebut Basic Life LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN TENTANG PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR Jawablah dengan member tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda sesuai. 1. Bantuan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 88 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 1. Penyajian dan Analisis Data A. Penyajian data tentang hasil evaluasi siswa ketika menggunakan media flash dan evaluasi secara tulis. Table 4.1 Hasil nilai siswa saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

LAMPIRAN. VO2MAXsebelum1 VO2MAXsesudah1 VO2MAXselisih1 VO2MAXsebelum2 VO2MAXsesudah2 VO2MAXselisih2. Tests of Normality.

LAMPIRAN. VO2MAXsebelum1 VO2MAXsesudah1 VO2MAXselisih1 VO2MAXsebelum2 VO2MAXsesudah2 VO2MAXselisih2. Tests of Normality. LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Statistik Uji Statistics VO2MAXsebelum1 VO2MAXsesudah1 VO2MAXselisih1 VO2MAXsebelum2 VO2MAXsesudah2 VO2MAXselisih2 N Valid 12 12 12 12 12 12 Missing 0 0 0 0 0 0 Mean 36,0933 39,8767

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA

STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA LAMPIRAN STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA Direktur RSUD Batara Guru Bagian Tata Usaha Bagian Pelayanan Medik & Keperawatan Bidang Pengembangan SDM & RM Bidang Pengawasan & Pemeliharaan Sarana

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Jenis kelamin : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

PERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 1 PERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangaan di bawah ini : Nama : Umur : Alamat : No. Hp : Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 : Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Jhonson Pascal Test sebelum dan sesudah diberi teh hitam.

LAMPIRAN. Lampiran 1 : Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Jhonson Pascal Test sebelum dan sesudah diberi teh hitam. 43 LAMPIRAN Lampiran 1 : Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Jhonson Pascal Test sebelum dan sesudah diberi teh hitam No. Sebelum (detik) Sesudah (detik) No. Sebelum Sesudah (detik) (detik) No. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibangun pada tahun 1975 dan pada tahun 1976, P.T Timatex salatiga diresmikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibangun pada tahun 1975 dan pada tahun 1976, P.T Timatex salatiga diresmikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian PT. Tiga Manunggal Synthetic Industries atau sering disebut P.T Timatex berada di kawasan Jurang Gunting Kelurahan Ledok Salatiga.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK SORE Tulungagung. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEDONO PROPINSI DAERAH

Lebih terperinci

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel UJI SPSS 1. Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre1.259 8.122.849 8.092 Post1.258 8.126.883 8.200 Sel1.275 8.075.869 8.148 Pre2.172

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT Lampiran 1 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT Data Subjek Penelitian Efektivitas Mengunyah Keju Cheddar dan Paraffin

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN 52 LAMPIRAN 1 ب س م للا الر ح م ن الر ح ي م LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Dengan ini saya Nama : Usia : Jenis Kelamin : Alamat : Pendidikan terakhir : Tanggal Pengambilan Data : Menyatakan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN FORM A SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelesan oleh peneliti tentang tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit pada era globalisasi berkembang sebagai industri padat karya, padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan Sumber Daya

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Ho merupakan hipotesa awal sedangkan merupakan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja 2. Rumus One sample t-test

Ho merupakan hipotesa awal sedangkan merupakan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja 2. Rumus One sample t-test UJI T-TEST (PENGANTAR STATISTIK LANJUT) A. Uji T-Test satu sampel (One sampel t- test). 1. Dasar teori. Pengujian rata-rata satu sampel dimaksudkan untuk menguji nilai tengah atau rata-rata populasi µ

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Proporsi pneumonia yang terpajan periodontal 41 OR = = = 0,21 Proporsi tidak pneumonia yang terpajan periodontal 193

Proporsi pneumonia yang terpajan periodontal 41 OR = = = 0,21 Proporsi tidak pneumonia yang terpajan periodontal 193 Perhitungan Besar Sampel n = [ Z 1-α/2 2P(1-P) + Z β P 1 (1-P 1 ) +P 2 (1-P 2 ) ] 2 (P 1 -P 2 ) 2 Keterangan rumus: n: jumlah sampel α: tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti. Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN Saya, yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti atau yang membantunya,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

QUISIONER PENELITIAN

QUISIONER PENELITIAN QUISIONER PENELITIAN DATA DIRI Jenis kelamin : Pekerjaan : No. Telp/ Hp : Tanggal pengisian : Intervensi Postural Correction exercise Postural Corresction Exercise, Physiological Glide Mobilization Thorakal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Definisi Sampel Penelitian Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 100 responden, terdiri dari 50 responden dengan tipe pacaran LDR atau jarak jauh dan 50 responden

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi, Saya Kelvin Gohan mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas kedokteran Gigi. Saya akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan nilai integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum di Lokasi Penelitian Gambar 3.Lokasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Sumber : Data Sekunder, Januari 2016 Pada awalnya Rumah Sakit PKU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan akibat dari suatu perlakuan. Tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK MENGIKUTI PROGRAM PENELITIAN Saya, yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti atau yang membantunya,

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 493/KMK.02/2009 KMK No. 493/KMK.02/2009 adalah suatu keputusan/aturan yang mengatur tentang persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan

Lebih terperinci

Validitas & Reliabilitas (Sert)

Validitas & Reliabilitas (Sert) Validitas & Reliabilitas (Sert) Case Processing Summary N % Cases Valid 40 100.0 Excluded a 0.0 Total 40 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan BAB V ANALISA HASIL Pada bab ini akan dijabarkan hasil analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengembangan rekomendasi perbaikan pada sistem dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah 56 Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah kognitif masing-masing kelas yang telah dilakukan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis TIK Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1..1 Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

PENGUKURAN VERTICAL JUMP

PENGUKURAN VERTICAL JUMP PENGUKURAN VERTICAL JUMP GAMBAR SAMPEL LATIHAN TUCK JUMP GAMBAR LATIHAN DEPTH JUMP Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro Wilk Test [DataSet0] Case Processing Summary Cases Valid

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nomor : Tanggal : PERBEDAAN PENURUNAN SKOR PLAK ANTARA MEMAKAI KAYU SIWAK DAN SIKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya kebutuhan pokok berupa kesehatan, seorang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 718 TAHUN : 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 12 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN

Lebih terperinci

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata Lampiran 1 Total Aktiva Perusahaan Perbankan 2009-2013 (dalam rupiah) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 316,547,02 9 225,541,32 8 404,285,60 2 469,899,284 551,336,790

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Lampiran FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Perbandingan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Laboratorium pada Mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasis Isi di Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang akan dijadikan sebagai acuan, prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian, sehingga permasalahan yang diangkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk 85 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu pengaruh atau tidaknya Bimbingan Dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan BAB IV ANALISIS DATA Dari beberapa pembahasan yang sudah di paparkan oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data hasil penelitian. Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA Uji t Independen Sebagai contoh kita gunakan data ASI Eksklusif yang sudah anda copy dengan melakukan uji hubungan perilaku menyusui dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka diperlukan sebagai acuan peneliti dalam melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Surabaya untuk memperbaiki sistem rawat jalan dengan minimasi waste menggunakan

Lebih terperinci

UJI SPSS. Shapiro-Wilk. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Independent Samples Test. Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means

UJI SPSS. Shapiro-Wilk. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Independent Samples Test. Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means UJI SPSS 1. Deskripsi Data dan Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pretest1.132 17.200 *.961 17.659 Posttest1.185 17.124.933 17.244 Selisih1.101

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) Nugroho Wicaksono, Moses L. Singgih Program Studi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. permasalahan, penyebab permasalahan, dan pemecahan permasalahan. Sumber data

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. permasalahan, penyebab permasalahan, dan pemecahan permasalahan. Sumber data BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Di dalam bab 3 ini akan dituangkan analisis sistem yang sedang berjalan, analisis permasalahan, penyebab permasalahan, dan pemecahan permasalahan. Sumber data yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang : Mengingat : 1.

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya email: moses@ie.its.ac.id;future_sandi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Penelitian a. Sampel Penelitian Penelitian terkait dengan perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Dokter Spesialis, dimana dokter spesialis yang tersedia diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Dokter Spesialis, dimana dokter spesialis yang tersedia diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Klinik Geo Medika merupakan klinik milik swasta dengan nomor izin 551.41/042/KLIN/404.3.2/2014 berdiri pada awal tahun 2010 dan beralamat di Jln. Brigjend Katamso

Lebih terperinci

DAFTAR KUISIONER Komoditi: Kelapa sawit

DAFTAR KUISIONER Komoditi: Kelapa sawit Lampiran 1. Kuisioner Penelitian DAFTAR KUISIONER Komoditi: Kelapa sawit A. KARAKTERISTIK PETANI 1. Nama :... 2. Umur :... Tahun 3. Alamat :... 4. Pendidikan Terakhir :... 5. Pelatihan yang telah diikuti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN I Perhitungan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas pada PTPN III A. 2005 1. Rasio Likuiditas a. Quick Ratio b. Cash Ratio 2. Rasio Solvabilitas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kabupaten Tangerang dikenal sebagai Kabupaten 1000 industri, ada sejumlah 5.190. perusahaan dengan 388.753 tenaga kerja. Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era persaingan yang ketat, hal utama yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, mempertahankan pasar

Lebih terperinci