SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ)"

Transkripsi

1 SIMULASI DISKRIT UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT XYZ) Mahendrawathi Er, Ph.D., Ika Dewi Vihara Bara Shanti Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Abstrak Pada Rumah sakit bagian logistik merupakan sub sistem yang melakukan proses pengelolaan yang terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang, dan barang jadi dari pemasok di dalam sarana dan fasilitas rumah sakit serta akhirnya sampai kepada para pemakai jasa pelayanan rumah sakit. Salah satu barang logistik yang dikelola rumah sakit adalah persediaan farmasi. Persediaan farmasi dikelola dalam instalasi farmasi. Persediaan farmasi ini meliputi obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, alat kesehatan, alat kedokteran, dan gas medik. Rumah sakit harus mengetahui kapan harus memesan kepada pemasok, kapan harus mengirim ke unitunit lain dalam rumah sakit, berapa orang pekerja yang harus dilibatkan, dan sebagainya. Selain itu harus diketahui berapa stok minimal yang seharusnya selalu ada di tempat penyimpanan, ketika sudah mencapai stok minimal maka rumah sakit harus melalukan pemesanan kepada pemasok. Tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar terlebih dahulu, kita bisa mengetahui apa yang terjadi melalui simulasi yang dibangun dengan biaya yang jauh lebih kecil. Simulasi bisa memberikan gambaran secara kasar apa yang akan terjadi bila sebuah inovasi proses dilakukan agar rumah sakit terhindar dari overstock dan stockout. Simulasi mampu membantu kita menjawab pertanyaan seperti berapa banyak waktu dan biaya yang dihemat. Tujuan Tugas Akhir ini adalah menghasilkan simulasi sistem logistik pada rumah sakit untuk mengetahui kebijakan inventori yang tepat. Kata kunci: Logistik, Rumah Sakit, Simulasi I. Pendahuluan Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Diantara berbagai jasa layanan kesehatan, rumah sakit memegang peranan penting karena menyediakan layanan kesehatan yang teadu bagi pasien. Salah satu proses yang memegang peran penting dalam mendukung penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas dan responsif adalah proses logistik. Secara umum, proses logistik terkait dengan pengelolaan dan pemenuhan material, pasokan dan manajemen instrumen dan pengadaan berbagai item di rumah sakit (Tung dkk, 2008). Persediaan obat pada rumah sakit melibatkan jumlah obat dan nilai obat yang tidak sedikit. Salah satu rumah sakit yang juga mengalami tantangan dalam mengelola proses logistik adalah Rumah Sakit XYZ. Selama ini Rumah Sakit XYZ tidak mempunyai dasar perencanaan kebutuhan obat yang pasti. Pengadaan obat biasanya dilakukan berdasarkan pada data pemakaian rata-rata obat mingguan dan rumah sakit seringkali tidak bisa memenuhi kebutuhan pasien sehingga pasien harus membeli sendiri di luar rumah sakit. Hal ini tentu saja merugikan rumah sakit baik dari segi pelayanan maupun dari segi keuangan. Rumah Sakit XYZ juga harus mengambil beberapa keputusan penting terkait manajemen persediaan seperti misalnya kapan harus memesan kepada pemasok, kapan harus mengirim ke unitunit lain dalam rumah sakit, dan sebagainya. Keputusan lain terkait dengan tingkat stok minimal yang seharusnya selalu ada di tempat penyimpanan sehingga ketika persediaan sudah mencapai tingkat stok minimal pihak rumah sakit dapat segera melalukan pemesanan kepada pemasok.

2 Ketidakpastian ini menyebabkan sistem logistik rumah sakit menjadi kompleks. Hal ini menyebabkan pencarian solusi optimal dari permasalahan ini menjadi sulit dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Padahal pihak rumah sakit harus membuat keputusan dengan tepat dan cepat. Selain itu perlu dilakukan pengujian terhadap berbagai skenario terkait dengan pengelolaan persediaan. Di sini, simulasi merupakan metode yang tepat untuk digunakan. Tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar terlebih dahulu, perilaku sistem nyata yang kompleks dapat ditangkap. Simulasi bisa memberikan gambaran secara kasar apa yang akan terjadi bila sebuah inovasi proses dilakukan agar rumah sakit terhindar stockout. Misalnya dengan penerapan stok pengaman, perubahan prosedur pemesanan dan sebagainya. Simulasi mampu membantu menjawab pertanyaan berapa banyak waktu dan biaya yang dihemat. II. Pembahasan Pada bagian ini dijelaskan mengenai model sistem logistik pelayanan medik di Rumah Sakit XYZ. Secara umum pada sistem logistik RS XYZ terdapat berbagai pihak yang terlibat, yaitu pemasok, gudang, unit-unit dan pasien. Pemasok meliputi pihak yang menyediakan pasokan logistik untuk rumah sakit. Gudang adalah pihak yang mengelola dan mendistribusikan logistik ke unitunit dalam rumah sakit. Unit-unit merupakan pihak yang menggunkan pasokan obat untuk pelayanan medik dan kesehatan. Unit-unit tersebut adalah unit gawat darurat, unit rawat inap, unit rawat jalan, kamar bedah, kamar bersalin dan Intensive Care Unit (ICU). Pasien adalah pihak yang menyebabkan adanya permintaan obat di setiap unit. Pada gambar 1.1,1.2, dan 1.3 dijelaskan proses logistik di gudang, yang meliputi pemesanan kepada pemasok, menyimpan stok yang datang dari pemasok di gudang, dan mendistribusikan ke unit-unit. Gudang secara periodik setiap seminggu sekali melakukan pemesanan obat kepada pemasok. Banyaknya barang yang dibeli lebih kurang sebesar pemakaian periode sebelumnya. Obat yang datang dari pemasok disimpan di gudang terlebih dahulu, kemudian didistribusikan ke unit-unit untuk memenuhi kebutuhan unit. Selain itu pendistribusian juga dilakukan untuk memenuhi backlog. Backlog merupakan kebutuhan unit periode sebelumnya yang tidak bisa dipenuhi karena tidak adanya stok di gudang. Gambar 2.1 Model Konseptual Untuk Proses Logistik di Gudang Gambar 2.2 Model Konseptual untuk proses logistik di Unit Gambar 2. 3 Model konseptual untuk permintaan pasien

3 III. Pembuatan Model Simulasi Berikut ini adalah penjelasan dari model simulasi yang telah dirancang di ARENA. Model simulasi ini dijalankan dengan runtime 70 hari. Pemesanan obat dan kedatangan pasokan obat di gudang digambarkan pada gambar 4.5. Obat yang datang dari pemasok disimpan di gudang menggunakan hold sebelum akhirnya akan dikeluarkan ketika ada permintaan dari unit. Pengisian pasokan di unit ditunjukkan pada gambar 4.6. Unit menentukan kebutuhan obat untuk periode berikutnya, setelah gudang mengisi pasokan unit menyimpan obat tersebut di penyimpanan unit. Obat yang disimpan ini akan dikeluarkan jika ada permintaan dari pasien. Permintaan pasien digambarkan pada gambar 4.7. Setiap hari unit beroperasi untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Pada proses ini obat di penyimpanan unit dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Jika pada saat ada permintaan pasien dan stok obat di nuit tidak ada, maka permintaan tidak bisa dipenuhi (terjadi stock out). Gambar 4.1 Model Simulasi untuk proses logistik di gudang Gambar 4.2 Model Simulasi untuk proses logistik di unit Gambar 4.3 Model Simulasi untuk permintaan pasien Dalam proses simulasi ini akan digunakan beberapa parameter saat pengeksekusian simulasi, antara lain: 1. Hours per day Merupakan jumlah jam perhari bila seandainya berada di sistem nyata. Dalam simulasi ini hours per day yang digunakan adalah 24 jam. 2. Replication length Merupakan suatu parameter untuk menentukan berapa lama simulasi akan dijalankan bila seandainya berada di sistem nyata. Dalam ujicoba eksekusi simulasi kali ini, akan diberikan nilai replication length sebesar 30 hari. 3. Warm-up period Merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan / persiapan simulasi sebelum dieksekusi. Pada simulasi awal ini tipe simulasi yang digunakan adalah simulasi tipe non terminating (steady state).tipe steady state dipilih karena kondisi berawal dan berakhirnya sistem logistik obat ini tidak dapat ditetapkan secara pasti. Hal ini karena kedatangan pasokan maupun permintaan obat dapat terjadi kapan saja tanpa batas waktu yang ditetapkan sehingga jumlah persediaan bahan obat bervariasi setiap harinya. Waktu yang digunakan untuk warm up adalah 30 hari. 4. Start date and time Merupakan waktu dan tanggal kapan simulasi akan mulai dijalankan. Dalam uji coba kali ini, waktu dan tanggal yang akan digunakan adalah waktu dan tanggal default saat pengeksekusian.

4 5. Number of Replication Merupakan banyak replikasi / pengulangan yang akan digunakan untuk pengeksekusian. Menurut David Kelton, dalam buku Simulation with ARENA, Number of Replication yang layak digunakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: N = (z ). S t (db), α 2. S n dimana: (db) = (n 1) = derajat bebas N : banyak replikasi yang layak z : nilai distribusi Z untuk α : derajat error (confidenceinterval = 1- α) S : Standart deviasi t : nilai distribusi t untuk (n 1), n : banyaknya pengamatan Untuk simulasi ini replikasi yang layak dilakukan adalah 7 kali. IV. Validasi Model Simulasi Validasi dilakukan untuk melihat apakah hasil running simulasi 60 hari dengan 7 kali replikasi akan dilihat apakah model ini representatif untuk sistem nyata. Pada tabel 4.1 terlihat perbandingan output untuk sistem nyata dan output dari simulasi. Dari data pada tabel 4.1 dilakukan validasi dengan menggunakan formula : dan Z (n) = Z Z (n) = Z Z (n) ± t, / dimana : S (n) = (Z Z (n)) n 1 n Tabel 4. 1 Perbandingan Output Simulasi Dengan Sistem Nyata Parameter Yang Dibandingkan Kedatangan Pasokan di Gudang Pengisian Ke Unit : 1. Apotek 1 2. Apotek 2 3. Rawat Inap 4. Paviliun 5. UGD 6. ICU 7. Bedah 8. Bersalin Permintaan Pasien : 1. Apotek 1 2. Apotek 2 3. Rawat Inap 4. Paviliun 5. UGD 6. ICU 7. Bedah 8. Bersalin Sistem Nyata Output Simulasi Dari perhitungan didapatkan confidence interval antara 793,7201 dan -514,42. Confidence interval dari input mengandung 0 atau melewati selang antara nilai positif dan negatif, yang mengindikasikan bahwa perbedaan antara data sistem dengan data dari model secara statistik tidak signifikan. Dengan demikian dapat ditarik dua kesimpulan bahwa model tersebut dapat bekerja dengan benar dan input yang digunakan dalam model adalah valid. V. Uji Coba Pada tahap ini dilakukan eksperimentasi simulasi dengan menggunakan 3 skenario. Skenario pertama adalah menambahkan safety stock di masing-masing unit. Skenario kedua adalah mengubah pola pengisian stok dari unit ke gudang. Skenario ketiga adalah menggunakan satu safety stock di gudang untuk memenuhi kebutuhan di masing-masig unit. Dari eksperimentasi terhadap skenario-skenario ini,diharapkan akan dapat diketahui jumlah persediaan obat yang mendekati optimal untuk meminimasi biaya persediaan.

5 Untuk mengurangi kerugian akibat stock out, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menambahkan safety stock pada setiap unit. Jadi gudang selain mengisi pasokan ke unit sebanyak kebutuhan unit, ditambahkan dengan safety stock. Karena leadtime konstan 1 hari, maka besarnya safety stock ditentukan oleh ketidakpastian permintaan. Safety stock pada unit-unit di rumah sakit XYZ dihitung dengan rumus : ss = sd + l Ss = safety stock Sd = standar deviasi dari permintaan l = leadtime Dari hasil simulasi model tanpa skenario dapat diketahui permintaan pada setiap unit. Dari permintaan tersebut dihitung safety stock untuk tiap obat pada tiap unit. Hasil dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah safety stock untuk setiap jenis obat pada setiap unit seperti terlihat pada tabel 5.1. Tabel 5. 1 Safety Stock Untuk Masing-masing Obat Di Setiap Unit Nama Obat Apotek 1 Apotek 2 Rawat Inap UGD Pavili un Asam Mefenamat Volinol (500mg) Dexametason (0,5mg) Metronidasol Amoxicilyn Antacida DO En Cefotaxim Pada skenario kedua, pengisian stok ke unit-unit tidak lagi dilakukan 7 hari sekali. Pengisian dilakukan jika penyimpanan di unit sudah mencapai nilai tertentu, minimal unit harus mempunyai stok sebanyak permintaan rata-rata untuk setiap jenis obat. Pada tabel 5.2 terdapat masing-masing jumlah obat minimal yang haris dipenuhi oleh setiap unit. Unit akan segera meminta pengisian stok jika stok sudah berkurang mencapai angka tersebut. Tabel 5.2 Stok Minimal Untuk Setiap Obat Pada Setiap Unit Nama Apotek Apotek Inap Paviliun UGD Obat 1 2 Asam Mefenamat Volinol(500mg) Dexametason (0,5mg) Metronidasol Amoxicilyn Antacida DO En Cefotaxim (500ml) Pada skenario ketiga, pola pembelian obat ke pemasok sedikit diubah. Jika pada kondisi base rumah sakit membeli tujuh jenis obat dari pemasok bersamaan, pada skenario ini diubah menjadi membeli per jenis obat. Obat yang habis dibeli, tidak perlu menunggu tujuh hari sekali. Pengisian dilakukan jika stok di gudang sudah mencapai nilai tertentu, minimal gudang harus mempunyai stok sebanyak permintaan ratarata untuk setiap jenis obat. Pada simulasi kondisi base, obat yang dibeli dari pemasok dipisahkan berdasarkan persentase yang dihitung dari pemakaian rata-rata. Seperti yang terlihat pada gambar 5.4, ntuk eksperimen ketiga ini persentase tersebut diganti dengan jumlah kebutuhan obat dikurangi dengan stok yang tersisa. Nilai Entities per arrival yaitu sebesar kebutuhan rata-rata untuk masing-masing obat dikurangi dengan jumlah stok yang ada di gudang. Table 5.4 Jumlah stok minimal yang harus dimiliki Gudang Nama Obat Jumlah Stok Minimal Asam Mefenamat 296 Volinol(500mg) 126 Dexametason (0,5mg) 119 Metronidasol 120 Amoxicilyn 240 Antacida DO En 568 Cefotaxim (500ml) 218

6 VI. Hasil Rangkuman hasil eksperimen untuk setiap skenario terlihat pada tabel 6.1, terlihat eksperimen kedua memiliki hasil yang lebih baik karena biaya yang dikeluarkan untuk mengelola logistik obat lebih kecil. Pada eksperimen 3 dilakukan perubahan pola pemesanan kepada pemasok. Pemesanan dilakukan berbeda-beda untuk setiap jenis obat. Hasil yang didapatkan pada eksperimentasi ini lebih baik dibandingkan 2 eksperimen lainnya. Pada eksperimen 2 dan 3, penyimpanan obat dikurangi tetapi frekuensi pemesanan ditingkatkan. Hal ini dilakukan karena biaya pemesanan lebih murah daripada biaya penyimpanan. Pada skenario 1, jumlah kerugian akibat stock out bisa dikurangi. Sedangkan jika memakai skenario 2 dan 3 tidak terdapat stock out karena perputaran obat dari gudang ke unit cepat. Tabel 6.1 Perbandingan Biaya (Dalam Rupiah) Dari Hasil Eksperimen Parameter Base Eksperimen 1 Eksperimen 2 Eksperimen 3 Biaya Pemesanan Harga Obat Biaya Penyimpanan Biaya Kerugian ,- 0 0 Stockout Jumlah VII. Kesimpulan dan Saran Setelah melakukan uji coba dan analisis terhadap model simulasi maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tugas akhir sudah berhasil memodelkan sistem logistik Rumah Sakit XYZ. Hasil perbandingan antara output sistem nyata dan output simulasi tidak berbeda secara signifikan. 2. Ketidakpastian permintaan berpengaruh terhadap nilai safety stock, semakin tinggi ketidakpastian permintaan akan menaikkan nilai safety stok. Penentuan tingkat safety stock yang tepat sangat penting dalam mengelola logistik. 3. Eksperimen menggunakan skenario 2, menambahkan safety stock di setiap unit, dapat mengurangi jumlah stock out. Tetapi karena jumlah obat yang dibeli oleh Rumah Sakit XYZ tetap, skenario menghilangkan stock out dengan memperbesar jumlah safety stock dapat mengakibatkan unit lain menjadi kekurangan stok. 4. Pada skenario 3, eksperimentasi dilakukan dengan memisahkan pesanan berdasarkan jenis obat. Jika pada sistem awal pemesanan dilakukan bersama-sama untuk tujuh macam obat, maka pada ekperimen ini setiap obat ditentukan stok minimumnya dan mengorder ke pemasok jika obat tersebut habis. Frekuensi pemesanan ditambah dan jumlah obat yang dibeli dikurangi. Skenario ini bisa mengurangi biaya persediaan, karena tidak banyak obat yang disimpan sehingga biaya penyimpanan berkurang. 5. Berdasarkan hasil simulasi yang diperoleh dengan biaya sebagai parameter, maka skenario 3 lebih baik daripada sistem awal dan 2 skenario lainnya. 6. Jumlah entitas yang dapat diproses menggunakan Arena 5.0 terbatas sehingga sulit mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi selama simulasi pada report dari Arena. Pergerakan entitas di dalam simulasi diamati secara manual dan menggunakan kecepatan simulasi

7 yang sangat rendah sehingga membutuhkan waktu yang lama. Saran Berikut ini adalah beberapa saran yang diajukan untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut: 1. Rumah sakit hendaknya mencatat jumlah penggunaan obat dan jumlah stok dengan sistematis. Data ini berguna sebagai acuan untuk pengadaan obat periode selanjutnya dan untuk menentukan tingkat safety stok. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan software simulasi lain untuk menghindari batasan jumlah dan batasan penggunaan entitas dalam simulasi. VIII. Daftar Pustaka Altiok, T., Melamed, Benjamin.2007.Simulation Modeling and Analysis with Arena. British Library Cataloguing-in-Publication Data. Imron, Moch Manajemen Logistik Rumah Sakit. Penerbit Sagung Seto, Jakarta. Lapierre,S.D, Ruiz,A.B Scheduling logistik activities to improve hospital supply chain system. Journal On Research. Lumenta, Benyamin Hospital Citra, Fungsi, dan Peran, Tinjauan Fenomena Sosial. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Swisher, J.R., Jacobson, S.H., Jun, J.B., Balci, O Modeling and analyzing a physician clinic environment using discrete-event (visual) simulation. Computers and Operations Research 28 (2),

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO Lea Anumerta a, Mahendrawathi Er b a Manajemen Teknologi Informasi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen persediaan yang meliputi prinsip, konsep serta teknik dalam perencanaan dan pengawasan aktivitas-aktivitas penanganan barang dalam persediaan memiliki

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM Abi Arga Hadityarista Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah sakit menurut Permenkes No. 147 tahun 2010 merupakan institusi pelayanan kesehatan yang kegiatan utamanya melayani dan menjual jasa perawatan kepada perorangan

Lebih terperinci

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu :

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu : BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PROBABILISTIK P

BAB III METODE PROBABILISTIK P BAB III METODE PROBABILISTIK P A. Metode Probabilistik P Metode probabilistik P adalah suatu sistem pengendalian persediaan yang jarak waktu antar pemesanan adalah tetap, namun jumlah pesanan berubah-ubah.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian untuk menyelesaikan masalah di Instalasi Farmasi B RSUD Wangaya Kota Denpasar, terdapat empat tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : distribusi, bullwhip effect, pemusatan informasi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : distribusi, bullwhip effect, pemusatan informasi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X adalah perusahaan yang memproduksi unit motor. Persediaan di jalur distribusi PT X memiliki nilai yang besar. Hal tersebut menjadi masalah karena jika PT X memiliki banyak penyimpanan, biaya

Lebih terperinci

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.322-327 ISSN 2302-495X Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan Fara Dewi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Dari sudut pandang sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani 1, Evi Febianti 2, M. Adha Ilhami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM SIDANG TUGAS AKHIR 17 JANUARI Penyusun Tugas Akhir:

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM SIDANG TUGAS AKHIR 17 JANUARI Penyusun Tugas Akhir: PENGEMBANGAN APLIKASI PENGELOLAAN TINGKAT Penyusun Tugas Akhir: Abi Arga Hadityarista 5207100046 PERSEDIAAN OBAT DENGAN CONTINOUS REVIEW SYSTEM Pembimbing : Mahendrawathi E.R., S.T., M.Sc, Ph.D SIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani1,

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ 1 Dwiska Aini Nurrahma, 2 Ari Yanuar Ridwan, 3 Budi Santosa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan terjadi di berbagai sektor, termasuk sektor jasa. Salah satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order Edi Junaedi 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa edi_junaedist@yahoo.com 1,

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI 1 EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana, Nurhadi Siswanto, dan Dewanti Anggrahini Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.304-308 ISSN 2302-495X Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order Edi Junaedi 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo Petunjuk Sitasi: Kusuma, G. H., Astuti, W., Nurhakim, M. R., & Linarti, U. (2017). Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Pengumpulan data Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah Sakit Kalabahi masih belum terkomputerisasi, tetapi hanya menggunakan buku tulis

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PERGERAKAN OBAT ANTARA INSTALASI FARMASI DENGAN INSTALASI/UNIT DI RUMAH SAKIT

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PERGERAKAN OBAT ANTARA INSTALASI FARMASI DENGAN INSTALASI/UNIT DI RUMAH SAKIT PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN PERGERAKAN OBAT ANTARA INSTALASI FARMASI DENGAN INSTALASI/UNIT DI RUMAH SAKIT Hendroyono Wibowo 1) dan M. Isa Irawan 2) 1) Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

Kata Kunci : Inventori, Overstock, analisis ABC-VED, Continuous Review (s,s), Continuous Review (s,q). ABSTRACT

Kata Kunci : Inventori, Overstock, analisis ABC-VED, Continuous Review (s,s), Continuous Review (s,q). ABSTRACT PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT XYZ DENGAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN Desy Aisyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Barang persediaan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam kegiatan yang kompleks seperti kegiatan industri. Dalam dunia

Lebih terperinci

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW (S,S) SYSTEM PADA BAGIAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT AMC 1 Destaria Madya Verawaty, 2 Dida Diah Damayanti,

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana 1), Nurhadi Siswanto 1) dan Dewanti Anggrahini 1) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2673

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2673 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2673 PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT XYZ DENGAN METODE PROBABILISTIK CONTINUOUS REVIEW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit memiliki fungsi pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan asuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Rumah Sakit menurut UU RI No.23 Tahun 1992 adalah sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan atau

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL Indri Hapsari, Dermanto Ang Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Toko Sanjaya merupakan badan usaha yang menjual berbagai macam produk-produk hasil industri seperti kursi, meja,lemari, dan alat-alat perlengkapan kantor. Salah

Lebih terperinci

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.18-22 ISSN 2302-495X Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim Horas Naek.S.M.S 1, Muhamad

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT Prita Meilanitasari 1), Iwan Vanany 2), dan Erwin Widodo 3) 1) Logistik dan Manajemen Rantai Pasok, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Umum Santa Maria Pemalang merupakan Rumah Sakit swasta yang ada di Kabupaten Pemalang. Rumah Sakit Santa Maria Pemalang memiliki pelayanan seperti

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ABC MENGGUNAKAN KOMBINASI SIMULASI DAN OPTIMALISASI

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ABC MENGGUNAKAN KOMBINASI SIMULASI DAN OPTIMALISASI PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ABC MENGGUNAKAN KOMBINASI SIMULASI DAN OPTIMALISASI Mahendrawathi ER, M. Afandi Sasmita, Ahmad Mukhlason Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian. 2.1. Tinjauan Pustaka Berikut ini merupakan penjelasan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN 75 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1 Pengelompokkan Analisis ABC Berdasarkan hasil telaah dokumen didapatkan data obat antibiotik yang dipakai di apotik Rumah Sakit Pertamina Jaya, data harga obat antibiotik

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR.

PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR. PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Penyusun: Ika wulandari 526187 Dosen pembimbing Rully Agus Hendrawan, S.Kom, M.Eng SEMINAR TUGAS AKHIR KS91336

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi perorangan secara paripurna (menurut : PERMESKES RI NO. 58 TAHUN 2014).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi memerlukan pengelolaan yang baik terhadap seluruh kegiatan atau fungsi yang kegiatannya ada dalam

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT Yudo Haryo Kusumo 1), Nurhadi Siswanto 2), Bobby Oedy P. Soepangkat 3) 1) Manajemen Industri,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir. Simulasi Perbaikan Proses Bisnis Instalasi Gawat Darurat dengan Metode Event-driven Process Chain

Sidang Tugas Akhir. Simulasi Perbaikan Proses Bisnis Instalasi Gawat Darurat dengan Metode Event-driven Process Chain Sidang Tugas Akhir Simulasi Perbaikan Proses Bisnis Instalasi Gawat Darurat dengan Metode Event-driven Process Chain (Studi Kasus: Rumah Sakit Umum Haji Surabaya) 1 2 Agenda Pendahuluan Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian, perlu meninjau penelitian-penelitian yang telah dilakukan terdahulu agar penelitian yang dilakukan memiliki landasan

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Indri Hapsari, Stefanus Soegiharto, Theodore S.K. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persediaan Ristono (28) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA Farah Azaria Kirana *), Muhammad Mujiya Ulkhaq Jurusan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya ABSTRAK Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan persaingan semakin meningkat. Namun, persaingan yang terjadi saat ini adalah bukan lagi persaingan antar perusahaan, tetapi persaingan antar rantai

Lebih terperinci

KLASIFIKASI OBAT GAWAT DARURAT MENGGUNAKAN ANALISIS ABC- VED DI INSTALASI FARMASI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA. Oleh : Miftakhul Arfah Hadiani

KLASIFIKASI OBAT GAWAT DARURAT MENGGUNAKAN ANALISIS ABC- VED DI INSTALASI FARMASI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA. Oleh : Miftakhul Arfah Hadiani KLASIFIKASI OBAT GAWAT DARURAT MENGGUNAKAN ANALISIS ABC- VED DI INSTALASI FARMASI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA Oleh : Miftakhul Arfah Hadiani Abstrak RSUD Dr Moewardi adalah rumah sakit pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses perencanaan Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi yang pesat di era globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem informasi data yang cepat

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia DISUSUN OLEH: NISMAH MAULIDA2506100178 PEMBIMBING: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,

Lebih terperinci

Sistem Pemesanan Outline:

Sistem Pemesanan Outline: Sistem Pemesanan Outline: I. What is Order Point? II. Safety Stock III. Service Level IV. Penentuan Order Point V. Periodic Order Quantity (POQ). Kuliah ke-9 Rabu, 2 8 Nov 2008 Case: Inventory or Just

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat persediaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena persediaan memiliki pengaruh langsung terhadap keuntungan perusahaan, terutama perusahaan distribusi

Lebih terperinci

MODEL KEBIJAKAN CAN ORDER PADA DUA ESELON RANTAI PASOK DENGAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY

MODEL KEBIJAKAN CAN ORDER PADA DUA ESELON RANTAI PASOK DENGAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY MODEL KEBIJAKAN CAN ORDER PADA DUA ESELON RANTAI PASOK DENGAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY Disusun oleh : Ihwan Hamdala NRP : 2509203007 Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., PhD Nani

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Tekad Mandiri Citra (PT TMC) merupakan produsen dan distributor obat ternak yang berada di daerah Bandung Timur. Produk yang mereka jual ada yang berasal dari produksi sendiri dan ada yang diimpor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan usaha pelayanan medis, pelayanan rehabilitasi medis, usaha

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan usaha pelayanan medis, pelayanan rehabilitasi medis, usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas atau fungsi rumah sakit seperti yang tercantum dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 134 / Menkes / SK / IV / 1978 adalah melaksanakan usaha pelayanan medis,

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM MODEL PROBABILISTIK Q

BAB III PROGRAM MODEL PROBABILISTIK Q BAB III PROGRAM MODEL PROBABILISTIK Q 3.1 Karakteristik Model Q Karakteristik kebijakan persediaan model Q ditandai oleh dua hal mendasar sebagai berikut: 1. Besarnya ukuran pemesanan selalu tetap untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Tanpa tersedianya persediaan, maka perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu Penentuan Jumlah Operator OPTIMAL dengan Metode Simulasi Satya Sudaningtyas Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Laman: satya.sudaningtyas@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) Ayu Tri Septadianti, Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Miller et al., (2009) melakukan penelitian yang mengidentifikasi dua komponen penelitian, yaitu meningkatkan pengendalian persediaan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian, perlu meninjau penelitian-penelitian yang telah dilakukan terdahulu agar penelitian yang dilakukan memiliki landasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo Lamhot Siregar 1, Lely Herlina 2, Kulsum 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia)

PENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia) PENENTUAN KEBIJAKAN ORDER PRODUK SKINCARE DAN PLASTER DENGAN PENDEKATAN VENDOR MANAGED INVENTORY (Studi Kasus: PT Beiersdorf Indonesia) DETERMINATION ORDER POLICY SKINCARE AND PLASTER PRODUCT VENDOR MANAGED

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI DIVISI GROCERY PT. HERO SUPERMARKET Tbk. CABANG HERO SOLO SQUARE

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI DIVISI GROCERY PT. HERO SUPERMARKET Tbk. CABANG HERO SOLO SQUARE ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI DIVISI GROCERY PT. HERO SUPERMARKET Tbk. CABANG HERO SOLO SQUARE MIFTAKHUL ARFAH HADIANI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK PT. Hero

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan bagian penting dalam rangka pembangunan nasional. Dalam Undang Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi Manajemen Bahan Baku dan Manajemen Persediaan Di sebagaian besar RS, termasuk persediaan (supplies) dan farmasi (obat2an) adalah biaya non tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Output SIM dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Output SIM dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya yang dapat dimiliki oleh suatu unit bisnis untuk membantu menyediakan informasi kepada pihak manajemen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL WAKIL DIREKTUR BIDANG ADMINISTRASI UMUM WAKIL DIREKTUR BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN WAKIL DIREKTUR

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum 1. Bagaimana prosedur pelayanan rumah sakit dimulai dari pasien datang? Untuk pasien

Lebih terperinci

Pengembangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Purchasing Consortium Untuk Sentra UMKM Seruni, Sidoarjo

Pengembangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Purchasing Consortium Untuk Sentra UMKM Seruni, Sidoarjo Pengembangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Purchasing Consortium Untuk Sentra UMKM Seruni, Sidoarjo Aisyah 2509100109 Penelitian Tugas Akhir Teknik Industri ITS Pengembangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Tampilan Menu Pemakaian Jasa Ambulance pada UGD (Unit Gawat Darurat) L-1

LAMPIRAN 1 Tampilan Menu Pemakaian Jasa Ambulance pada UGD (Unit Gawat Darurat) L-1 LAMPIRAN 1 Tampilan Menu Pemakaian Jasa Ambulance pada UGD (Unit Gawat Darurat) L-1 LAMPIRAN 2 Tampilan Menu Pemakaian Jasa Ambulance yang Sudah Di-Save, namun Tidak Terdapat Tombol Print L-2 LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan persediaan dalam operasi perusahaan sangat penting sehingga perlu adanya suatu metode persediaan yang tepat untuk memperoleh hasil usaha

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK

JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK SYSTEM OF OUTPATIENT MEDICAL RECORDS AT PUBLIC HEALTH SUKOREJO CENTERS IN THE DISTRICK NGANJUK Oleh: YAYAN BAGUS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci