NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN EFIKASI DIRI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN EFIKASI DIRI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR REMAJA"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN EFIKASI DIRI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR REMAJA Oleh: ADIYAKSA ATMA ANGGARA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2016

2 i

3 The Relation Between Parental Social Support and Career Decision Making Self-Efficacy Among Adolesecents. Adiyaksa Atma Anggara Hariz Enggar Wijaya Abstract This study aimed to determine: 1. Positive correlation between social supports to career decision making self-efficacy among students on SMK SMTI Yogyakarta. 2. Positive relationship between career decision making and social support that came from father and mother among students XI grade from all major study on SMK SMTI Yogyakarta. There were two scale being used in this study; 1. CDMSE scale which adapted from Taylor and Betz (1983) CDMSE theory, social support scale constructed from House s (Smet, 1984) theory. Data on this study gathered from 71 respondents. Results of these studies were analyzed by SPSS 16.0 for Windows. This study resulted correlation value r = 0,367 and p = 0,000 (p < 0,001) on CDMSE upon Social Support which came from father side variable, this result shown there was average correlation, thus hypothesis in this variable was approved. Meanwhile, CDMSE to Social Support that came from mother side variable resulted r = 0, 434 and p = 0, 000 (p> 0, 0001) which meant there was very significant correlation in this variable, so that, hypothesis in this variable was approved either. Keywords: CDMSE, social support, adolescent ii

4 Pengantar Remaja yang duduk di bangku sekolah menengah atas maupun sederajat dihadapkan pada pemilihan jurusan yang nantinya akan mempengaruhi jalur karir yang akan di tempuhnya selama di perguruan tinggi. Masa transisi selepas sekolah menengah atas maupun yang sederajat ini merupakan suatu periode krusial dalam perkembangan karir remaja karena akan membentuk jalur yang akan dilalui individu dalam kehidupannya karena pilihannya menentukan aspek-aspek dimana dari profesi individu yang harus dikembangkan, tipe alternatif yang dianggap memungkinkan untuk dijalani, dan gaya hidup yang akan diikuti. Pada kenyataannya seringkali ditemui fenomena dimana remaja begitu sulit untuk menentukan pilihan karir yang akan dipilihnya setelah lulus dari bangku SMA/SMK sederajat. Dari temuan penulis dilapangan seringkali masalah ini tak terlepas dari faktor indvidu remaja tersebut maupun oleh pengaruh oleh orangtua dan teman sebaya dalam menentukan keputusan karir mereka, apakah hendak melanjutkan ke studinya di perguruan tinggi atau langsung terjun ke dunia kerja. Dalam beberapa kasus ditemukan remaja kurang memahami informasi yang didapatkan yang dapat membantu mereka dalam memutuskan pilihan karirnya, kurang yakin akan pilihan yang ada, tidak yakin dengan potensi diri yang dimiliki oleh diri siswa tersebut, namun dalam kasus yang penulis temui ada pula orangtua yang menginginkan anaknya untuk memilih jurusan tertentu di pergururuan tinggi akan tetapi hal tersebut tidak sejalan dengan bakat minat dan kemampuan remaja itu sendiri. 1

5 Berdasarkan pemaparan tersebut menunjukkan bahwa pentingnya keputusan karir yang diambil oleh remaja, meskipun proses tersebut bukanlah hal yang mudah karena individu harus mengatasi ketidakjelasan mengenai kapabilitasnya, kestabilan minat, prospek alternatif pilihan untuk saat ini dan masa yang akan datang, dan identitas yang ingin dikembangkan dalam diri mereka sendiri (Bandura, 1997). Hal ini menyebabkan tidak semua remaja dapat dengan mudah mengambil keputusan karir, dan banyak dari mereka yang mengalami episode keraguan sebelum mantap pada suatu jalur karir (Creed, Patton, & Prideaux, 2006). Padahal keyakinan remaja pada efikasi dirinya merupakan kunci penting dalam perkembangan karir remaja (Bandura, 1997), dan dalam penelitian ini penulis menekankan pada efikasi pengambilan keputusan karir. Sejalan dengan hal tersebut beberapa penelitian menemukan bahwa keragu-raguan serta kesulitan remaja remaja dalam mengambil keputusan karir dipengaruhi oleh rendahnya efikasi remja dalam mengambil keputusan karir. Taylor dan Popma (Bandura, 1997) mengungkapkan bahwa efikasi pengambilan keputusan merupakan prediktor yang memiliki peran signifikan dalam keragu-raguan dalam menentukan pilihan pekerjaan. Hal tersebut sejalan dengan temuan Betz dan Voyten (Creed, dkk, 2006), yang menyatakan bahwa efikasi pengambilan keputusan karir merupakan faktor terbaik pada keragu-raguan dalam proses pengambilan keputusan karir. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ginzberg (Santrock, 2002) bahwa remaja yang berada pada rentang usia tahun hingga awal usia 20-an sedang berada dalam fase realistic dari pemilihan karir. Pada fase ini remaja secara intensif mengeksplorasi lebih luas atas pilihan-pilihan karir yang ada, lalu pada tahap 2

6 selanjutnya memfokuskan diri pada satu bidang yang pada akhirnya mengambil keputusan dan memilih salah satu jenis pekerjaan spesifik dalam karir tersebut. Havinghurst (1973) menyebutkan terdapat sepuluh tugas perkembangan remaja. Tugas-tugas perkembangan tersebut antara lain adalah mencapai relasi sosial yang matang dengan teman sebayanya baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan lawan jenis, dapat menjalankan peran sosial sesuai dengan ketentuan atau norma masyarakat, menerima realitas jasmaniah, memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan, mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga. Dari tugas perkembangan remaja tersebut dapat dilihat dalam upaya memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan pendidikan yang sesuai dan memadai dalam rangka mempersiapkan diri remaja untuk memasuki jenjang pendidikan yang selanjutnya maupun untuk memasuki dunia kerja setelah remaja tersebut lulus dari bangku SMA/SMK sederajat. Remaja sering memandang eksplorasi karir dan pengambilan keputusan karir dengan disertai kebimbangan, ketidakpastian dan stress. Ginzberg (Al-Mighwar, 2006) mengemukakan bahwa dalam masa remaja (awal atau akhir) melewati tahap-tahap pemilihan dan sub tahap pemilihan jabatan dalam usaha memilih pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hal tersebut terjadi juga dalam memilih lapangan pendidikan atau jenis sekolah. Pekerjaan atau jabatan yang dipilih seorang remaja akhir dipengaruhi oleh minat dan aspirasinya sendiri, orang tua atau hasil interaksi dari teman sebaya. Pada remaja akhir dapat dilihat adanya faktor kesempatan dalam memilih dan 3

7 memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau jenis pilihan pekerjaan sehingga dapat meminimalisir konflik-konflik yang terjadi dalam proses pemilihan jenis pendidikan. Keraguan tersebut termanifestasikan sebagai kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh individu ketika memutuskan karir (Gati, Krausz, & Osipov, 1996), sehingga kesulitan-kesulitan ini dapat menjadikan individu menyerahkan tanggung jawab pengambilan keputusan pada orang lain, atau menunda dan menghindar dari tugas mengambil keputusan, yang dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak optimal. Tekanan yang dirasakan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, cara individu mengambil keputusan akan mempengaruhi caranya dalam mengambil keputusan karir di masa depan (Gati & Saka, 2001), serta dapat mengakibatkan konsekuensi negatif jangka panjang untuk masa depan vokasional, kesejahteraan psikologis, kesehatan, dan penerimaan sosial. (Mann, Harmoni & Power, 1989). Sampai saat ini telah ditemukan beragam variabel yang terkait dengan pengambilan keputusan karir, misalnya perfeksionisme, self-consciousness, ketakutan terhadap komitmen, kecemasan, serta status identitas moratorium (individu sedang bereksplorasi dan belum berkomitmen) dan diffusion (individu tidak bereksplorasi dan tidak berkomitmen), gaya pengambilan keputusan rasional, efikasi diri pengambilan keputusan karir, dan tingkat identitas ego, interaksi positif dengan keluarga dan teman sebaya, pengalaman dengan teman sebaya dan orang tua (Guay, Senecal, Gauthier, & Fernet, 2003). 4

8 Sarwono (2005) mengamati gejala yang sama dari tahun ke tahun di Indonesia, yaitu lulusan SMA, tidak tahu akan meneruskan studinya ke mana. Para psikolog pada bulan Januari-Mei banyak didatangi oleh siswa SMA yang ingin tes bakat untuk mengetahui setelah lulus sebaiknya melanjutkan ke fakultas atau jurusan apa. Sementara dalam penelitian Moesono (2001) menunjukkan bahwa dalam memilih jurusan di perguruan tinggi, mahasiswa baru hanya memanfaatkan sedikit saja informasi yang penting bagi pemilihan jurusan dan tidak melakukan tahap terakhir pengambilan keputusan yaitu sikap kritis dan kemungkinan mengubah strategi dengan memanfaatkan umpan balik. Selanjutnya dikemukan oleh Moesono (dalam Sarwono, 2005) bahwa ternyata siswa SMA tidak pernah betul-betul tahu apa yang diinginkannya, tidak terbiasa tertantang menggali informasi hingga tuntas, namun hanya bermodal informasi yang hanya 40% petunjuk orang tua, dan keberanian beresiko. Fakta-fakta tersebut menimbulkan pertanyaan apakah kurangnya eksplorasi dan atau komitmen dalam beragam domain kehidupan, dengan semakin tingginya keraguan mengambil keputusan karir (Vondracek, Schulenberg, Skonkov, Gillespie, & Wahlheim, 1995; Wallace-Broscious, Serafica & Osipow,1994; Guerra & Braumgart- Rieker, 1999). Berdasarkan pemaparan tersebut membuat penulis tertarik untuk memfokuskan pada hubungan antara pengaruh dukungan sosial orangtua yang berasal dari dukungan sosial ayah dan ibu dengan efikasi pengambilan keputusan karir pada remaja dalam menentukan pilihan karirnya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi maupun langsung 5

9 terjun ke dunia kerja selepas remaja tersebut melewati fase pendidikannya di SMA/SMK. Dukungan sosial orangtua yang berasal dari ayah dan ibu merupakan sumber dukungan pertama dan yang terdekat untuk didapatkan oleh remaja dalam membuat keputusan karir yang hendak diambil oleh remaja, untuk itu peran dukungan orangtua sangat diperlukan bagi remaja dalam kaitannya untuk memilih melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi atau memilih untuk terjun langsung dalam dunia kerja yang sesuai dengan minat dan kemampuan remaja tersebut. Dukungan sosial orangtua dapat berupa saran maupun nasihat yang ketika remaja hendak membuat suatu keputusan yang bersifat jangka panjang, yang penting akan tetapi tidak mudah untuk dilakukan oleh remaja tersebut baik itu keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atau memilih jenis pekerjaan tertentu yang sesuai dengan minat bakat yang akan ditempuh dimasa depan. Berdasarkan uraian ini, penulis akan memfokuskan pada masalah dukungan sosial orang tua terhadap efikasi diri pengambilan keputusan pada remaja. Masa remaja dipandang sebagai tahap transisi yang krusial karena pada fase ini terjadi perubahan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada fase ini remaja dituntut untuk secara serius memikirkan tentang apa yang akan dilakukan dengan hidupnya dimasa depan, termasuk tentang karir yang akan dipilih dan ditekuni di masa mendatang (Bandura, 1997). Pada kenyataanya, masih banyak ditemukan remaja yang mengalami kebingungan maupun keragu-raguan dalam menentukan pilihan karir, 6

10 Morgan dan Ness (2003) mengungkapkan bahwa hal tersebut terjadi karena rendahnya efikasi remaja dalam pengambilan keputusan karir. Remaja yang memiliki efikasi dalam pengambilan keputusan karir dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari individu tersebut maupun yang berasal dari lingkungan luar individu. Beberapa hasil penelitian menemukan faktor internal individu yang dapat mempengaruhi efikasi remaja dalam pengambilan keputusan karir, beberapa diantaranya adalah gender (Gianakos, 2001), akulturasi budaya (Patel dkk, 2008), body image (Woodrow-Keys, 2006). Faktor dari luar diri individu juga turut mempengaruhi efikasi remaja dalam pengambilan keputusan karir, diantaranya faktor keluarga (Sumari, 2009),dan dukungan teman sebaya (Patel, dkk,2008) Keluarga diyakini memiliki peran penting dalam perkembangan karir remaja. Keluarga yang dapat menciptakan suasana yang dapat mendorong remaja untuk secara aktif melakukan eksplorasi terhadap lingkungan disekitarnya dan memberikan dukungan serta kesempatan kepada remaja untuk menggali pengalaman keberhasilan yang akan berdampak positif terhadap perkembangan karir remaja (Nota, dkk, 2007). Lopez dan Andrew (Sumari, dkk) memandang bahwa pilihan karir pada remaja tidak dapat hanya dilihat sebagai keberhasilan individu namun juga dipandang sebagai hasil dari interaksi antara individu dan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan banyak pengaruh pada perkembangan anak. Dalam keluarga, orang tua adalah pemegang peranan dalam mengasuh, membimbing, dan membantu anak. Young (Gianakos, 2001) menyatakan 7

11 bahwa orang tua memegang peran sebagai sumber aktif dalam memberikan bantuan instrumental maupun pemberian rasa aman terkait dengan perkembangan karir remaja. Turner, dkk (2003) menyatakan bahwa orang tua merupakan sumber terpenting penyedia sumber informasi dalam pembentukan efikasi diri remaja. Menurut Bandura (1997), orang tua dapat membantu anak membangun kompetensinya sejak dini. Orang tua dapat memberikan dorongan kepada anak untuk maju, menunjukkan penghargaan yang tepat pada setiap apapun yang telah dikerjakan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan dapat membentuk keyakinan tentang kemampuan diri anak. Sejalan dengan hal tersebut, Blustein, dkk (Gianakos, 2001) menyatakan bahwa apabila orang tua dapat melakukan fungsinya sebagai pendorong, memberikan kebebasan secara emosional, dan memberikan berbagai pengalaman keberhasilan pada remaja maka akan membuat remaja menunjukkan tingginya derajat keyakinan terhadap komitmen karirnya dan meningkatkan efikasi remaja dengan karir. Orang tua yang dapat membangun hubungan emosional yang baik dengan anak dengan cara menunjukkan perhatian, penerimaan, cinta, kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus kepada anak akan membangkitkan perasaan nyaman sehingga remaja akan merasa nyaman ketika ingin mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Perasaan dicintai dan dihargai yang dirasakan remaja akan mampu menilai dirinya secara positif dan akan berpengaruh positif pula terhadap perkembangan anak. Sebaliknya, orang tua yang kurang memberikan perhatian pada anak,mengkritik, sering memarahi tapi apabila anak berbuat baik orang tua tidak pernah mengapresiasi, 8

12 tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai anak, atau menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan anak akan menghambat perkembangan anak karena anak akan merasa dirinya lemah, buruk, tidak dicintai, tidak dibutuhkan, gagal sehingga anak akan merasa rendah diri. Ketika anak mempersepsi dirinya negatif maka ia akan cenderung mempersepsi segalanya negatif (Fatimah, 2006). Selain pengaruh orang tua, teman sebaya juga memiliki pengaruh yang penting terhadap perkembangan karir remaja. Steinberg, dkk (Patel, dkk 2008) menyatakan bahwa teman sebaya memiliki peran yang lebih besar dibandingkan keluarga dalam pembentukan karir dan perkembangan pendidikan remaja. Hal ini kemungkinan disebabkan karena teman sebaya memiliki peran yang sangat besar terhadap perkembangan keyakinan remaja terkait dengan pemilihan karir karena sebagian besar remaja menghabiskan waktu bersama teman sebaya dalam melakukan berbagai aktifitas yang mempengaruhi perkembangan keyakinan pengambilan keputusan karir terjadi dalam konteks persahabatan. Kuatnya jalinan teman sebaya terjadi karena adanya kecenderungan remaja memilih teman yang meiliki kesamaan nilai, minat, dan kemampuan dengan dirinya sehingga teman sebaya tersebut juga dijadikan modeling (Ryan, 2000). Perasaan kesamaan karakter antar remaja dengan kelompok teman sebaya dapat mempengaruhi efikasi remaja. Bandura (1997) menyatakan bahwa semakin individu merasa memiliki kesamaan dengan model, maka semakin berpengaruh juga kegagalan dan keberhasilan model terhadap individu. Ketika remaja melihat bahwa temannya mampu untuk menyelesaikan suatu tugas, maka remaja akan memiliki perasaan bahwa dirinya juga 9

13 mampu menyelesaikan tugas yang sama, namun ketika teman sebaya mengalami kegagalan maka akan mempengaruhi keyakinan rem aja bahwa ia juga akan gagal. Patel, dkk (2008) menemukan bahwa dukungan teman sebaya merupakan prediktor efikasi pengambilan keputusan karir pada remaja. Sejalan dengan kepercayaan bahwa dukungan orang tua memiliki peran dalam keyakinan diri remaja dalam pengambilan keputusan karir, dalam penelitian ini penulis menduga bahwa dukungan dari orangtua yang berasal dari ayah dan ibu memiliki hubungan yang signifikan dengan efikasi pengambilan keputusan terhadap karir. Metode Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang duduk dibangku SMA/SMK sederajat, baik laki-laki maupun perempuan dengan rentang usia antara 16 tahun hingga 18 tahun dan masih tinggal bersama orangtua. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode skala. Metode skala menurut pendapat Azwar (2008) adalah bahwa data yang diungkap oleh skala psikologi berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu berupa pernyataan atau pertanyaan sebagai stimulus tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari oleh respon yang bersangkutan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala efektifitas pengambilan keputusan untuk variabel tergantung dan skala kecemasan menghadapi masa depan untuk variabel bebasnya. 10

14 1. Skala Efikasi Pengambilan Keputusan karir Skala efikasi pengambilan keputusan diungkap melalui skala pengambilan keputusan yang disusun oleh peneliti berdasarkan pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Taylor dan Betz (1983), yaitu keyakinan individu terhadap dirinya untuk berhasil melaksanakan serangkaian tugas penting kaitannya dengan eksplorasi dan seleksi dalam membuat keputusan karir. Skala pengambilan keputusan ini terdiri dari 50 aitem yang terdiri dari empat alternatif pilihan jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), dan tidak sesuai (TS). Adapun kriteria pemberian nilai adalah sebagai berikut : Tabel 1. Pemberian Skor dalam Pernyataan Favourabel dan Tidak Favourabel Efikasi Diri dalam Pengambilan Keputusan Karir Pilihan Jawaban Favourabel Tidak Favourabel SS Sangat sesuai 4 1 S Sesuai 3 2 TS Tidak sesuai 2 3 STS Sangat Tidak sesuai 1 4 Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti pengambilan keputusan yang dimiliki subjek efektif, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti pengambilan keputusan yang dimiliki subjek semakin rendah. 11

15 Tabel 2. Blue Print Skala Efikasi Dalam Pengambilan Keputusan Karir Aspek Favourabel Tidak Favourabel Jumlah Self Appraisal 1, 6, 11, 36, 41, 16, 21, 26, 31,46 10 Gathering Occupational Information 7, 12,17, 32, 42, 2, 22, 27,37,47 10 Goal Selection 3, 8, 13, 18, 43, 9, 23, 28, 38, Planning 4, 14,19, 33, 44 24, 29, 34, 38, Problem solving 5, 15, 20, 35, 38,45 10, 25, 30,40,50 10 Jumlah Skala Dukungan Sosial Skala dukungan sosial pada remaja diungkap melalui skala dukungan sosial orang tua yang disusun sendiri oleh penulis dengan mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial House (Smet, 1984) yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasional. Skala dukungan sosial ini terdiri dari 40 aitem yang terdiri dari 20 aitem favourable dan 20 aitem tidak favourable. Aitem favourable adalah pernyataan yang mendukung variabel penelitian, sedangkan aitem tidak favourable adalah pernyataan yang tidak mendukung penelitian. Pilihan jawaban memiliki 4 alternatif yaitu selalu (SL), sering (SR), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Adapun kriteria pemberian nilai adalah sebagai berikut : 12

16 Tabel 3. Pemberian Skor dalam Pernyataan Favourabel dan Tidak Favourabel Orangtua Pilihan Jawaban Favourabel Tidak Favourabel SS Sangat sesuai 4 1 S Sesuai 3 2 TS Tidak sesuai 2 3 STS Sangat Tidak sesuai 1 4 Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti dukungan sosial yang dimiliki subjek semakin tinggi, sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh berarti dukungan sosial yang dimiliki subjek semakin. Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini berjumlah 71 orang yang terdiri dari siswa kelas IX SMK SMTI. Sebelum penulis melakukan pengujian hipotetis terlebih dahulu penulis melakukan uji asumsi terlebih dahulu, Data penelitian ini dapat digunakan untuk membandingkan antara skor hipotetik dan skor empirik. Nilai empirik bergunanya untuk mengetahui nilai yang diperoleh subjek penelitian, meliputi nilai maksimal, minimal, mean, dan SD. Nilai hipotetik gunanya untuk mengetahui nilai yang diperoleh subjek apabila jawaban yang diberi subjek rata-rata. Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memahami kondisi subjek penelitian dibandingkan dengan populasi yang ada. Nilai maksimal hipotetik merupakan nilai maksimal yang diperoleh apabila subjek menjawab dengan jawaban SS secara keseluruhan untuk pernyataan favorabel dan STS secara keseluruhan untuk pernyataan unfavorabel. Nilai maksimal empirik merupakan skor paling tinggi yang 13

17 diberikan subjek. Nilai minimal hipotetik merupakan skor yang diperoleh apabila subjek mengisi secara keseluruhan dengan jawaban STS untuk pernyataan favorabel dan SS secara keseluruhan untuk pernyataan unfavorabel. Skor paling rendah yang diberikan subjek pada efikasi diri pengambilan keputusan karir adalah 113, sedangkan pada skala dukungan sosial yang berasal dari ayah adalah 81, sementara itu pada skala dukungan sosial yang berasal dari ibu adalah 83. Berdasarkan data efikasi diri pengambilan karir maka dapat dilihat bahwa mean empirik dukungan sosial yang berasal dari ayah dan ibu lebih rendah dari mean hipotetik. Hal terebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki efikasi diri pengambilan keputusan karir yang tinggi. Data efikasi diri pegambilan keputusan karir menunjukkan bahwa mean empirik lebih tinggi dari mean hipotetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki efikasi diri pengambilan keputusan karir 1. Uji Normalitas Uji normalitas sebaran bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi sebaran jawaban subjek pada suatu variabel yang dianalisis, dengan kata lain bahwa uji normalitas dilakukan untuk menguji hipotesis nihil (Ho) bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi sebaran skor subjek sampel penelitian dan distribusi sebaran skor subjek pada populasi penelitian. Distribusi sebaran yang normal memiliki arti bahwa penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili populasi yang ada, sebaliknya apabila sebaran tersebut tidak normal, maka disimpulkan bahwa subjek penelitian itu tidak 14

18 representatif atau tidak dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya sehingga hasilnya tidak layak untuk digeneralisasikan pada populasi tersebut. Hasil uji normalitas dengan menunjukkan bahwa data yang dianalisis sebarannya adalah normal, diperoleh dengan nilai untuk efikasi diri pengambilan keputusan karir adalah 1,018 p >0.03, dan nilai dukungan sosial yang berasal dari ayah dengan 0,938 p > 0.03, serta nilai dukungan sosial yang berasal dari ibu 0,735 p > 0,03 Hal ini menunjukkan bahwa ketiganya memiliki sebaran yang normal. Maka dapat disimpulkan p > 0,03 maka H0 tidak ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Linearitas Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Tujuan dari linieritas penelitian ini adalah untuk memastikan bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel efektifitas pengambilan keputusan dan kecemasan masa depan. Suatu hubungan dapat dikatakan linier apabila sebaran nilai variabel-variabel penelitian ini berada dalam satu garis lurus. Uji linieritas untuk hubungan antar variabeldiperoleh hasil bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah dengan nilai P 0,00 untuk variabel efikasi diri pengambilan keputusan karir dengan dukungan sosial ayah diperoleh F sebesar 17,306 dengan p < 0,03 dan variable efikasi diri pengambilan keputusan karir dengan dukungan sosial yang berasal dari ibu diperoleh F sebesar 15

19 10,601 dengan p < 0,03 sehingga dengan hasil ini maka hubungan antar ketiga variabel adalah linier. Uji Hipotesis Hipótesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan negatif antara efikasi diri pengambilan keputusan karir dengan dukungan sosial yang berasal dari ayah dan ibu yang dialami oleh seseorang maka efikasi diri pengambilan keputusan karir yang diambil tidak efektif (rendah) dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang berasal dari ayah dan ibu efektif (tinggi). Hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat hubungan efikasi diri pengambilan keputusan karir dengan dukungan sosial yang berasal dari ayah diterima. Hal itu ditunjukkan dengan nilai r sebesar untuk R² sebesar 0,135 dan p=0,000 (p<0,01). Sementara itu, hipótesis penelitian yang menyatakan ada hubungan efikasi diri pengambilan keputusan karir dengan dukungan sosial yang berasal dari ibu diterima, hal ini ditunjukkan dengan nilai r sebesar 0,434 untuk R² sebesar 0,188 dan p=0,000 (p<0,01). Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri pengambilan keputusan karir dengan dukungan sosial yang berasal dari ayah dan ibu. Hal ini menunjukkan bahwa hipótesis yang diajukan diterima. Dari hasil uji hipótesis tersebut dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang berasal dari ibu lebih signifikan daripada dukungan sosial yang berasal dari ayah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada remaja. Analisis data dalam penelitin ini menggunakan metode 16

20 statistik analisis regresi ganda menghasilkan nilai korelasi r = 0,367 dengan p = 0,000 (p < 0,01) dukungan sosial yang berasal dari ayah terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karir, yang berarti terdapat korelasi yang sedang dan signifikan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diterima. Sedangkan dukungan sosial yang berasal dari ibu dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir remaja menghasilkan nilai korelasi r = 0, 434 dengan p = 0, 000 (p > 0,01) yang berarti terdapat korelasi yang tinggi dan signifikan antara dukungan sosial yang berasal dari ibu dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir remaja. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. Dengan demikian, dukungan sosial yang kuat yang berasal dari lingkungan sekitar terutama orangtua dapat membantu remaja dalam menentukan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada remaja. Dukungan sosial merupakan keadaan yang bermanfaat sehingga individu menjadi tahu bahwaada orang lain yang memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya. Pendapat ini sejalan dengan pernyataan Desmita (2008), kasih sayang dan dukungan yang diterima oleh remaja dari orangtua dapat membantu remaja untuk mengembangkan kepercayaan dirinya, dan sikap yang positif terhadap masa depan, percaya akan keberhasilan yang akan dicapai serta menjadi lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan untuk masa depan. Sebaliknya, pada remaja yang kurang mendapat dukungan dari orangtua akan tumbuh menjadi individu yang kurang optimis, kurang memiliki harapan tentang masa depan, kurang percaya atas kemampuannya dan memiliki pemikiran yang tidak sistematis dan kurang terarah. 17

21 Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada remaja, namun hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan diantaranya jumlah subjek masih berada dalam lingkup yang kecil, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan jumlah subjek yang lebih banyak dan ruang lingkup yang lebih luas, juga dapat dilakukan dengan menggunakan atau menambahkan variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini. Penelitian ini secara keseluruhan memiliki kelemahan, antara lain pada saat pengambilan data tidak terlalu memperhatikan keadaan kondisi fisik dan waktu para subjek penelitian sehingga kemungkinan dalam pengisian angket, subjek mengisi secara terburu-buru dan merasa tidak nyaman. Kelemahan lain dalam penilitian ini adalah dari segi angket yang cenderung mengandung unsur social desirability yang cukup tinggi, subjek cenderung mengisi angket berdasarkan kesesuaian dengan norma-norma sosial atau ingin dianggap baik oleh lingkungan sekitar. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa hipotesis penelitian dapat diterima. 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada remaja. Artinya semakin tinggi dukungan sosial orangtua yang berasal dari dukungan ayah dan ibu maka semakin besar pula efikasi 18

22 diri pengambilan keputusan karir yang diambil oleh remaja dalam menentukan masa depannya selepas lulus dari SMK. 2. Dukungan sosial dari ibu memiliki signifikansi yang lebih besar daripada dukungan sosial yang berasal dari ayah, meskipun keduanya sama-sama berpengaruh signifikan pada efikasi diri pengambilan keputusan karir pada remaja. Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, penulis merekomendasikan beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan dan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, antara lain: 1. Bagi para siswa yang tengah melanjutkan pendidikannya di SMA/SMK sederajat, hendaknya penelitian ini dapat menjadi acuan dalam mengevaluasi kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk menetukan pilihan karir yang tepat dimasa depan dengan mengidentifikasi skill apa sajakah yag diperlukan untuk menentukan karir yang tepat yang sesuai dengan minat dan bakat. 2. Bagi peneliti selanjutnya masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Penelitian ini masih perlu dilakukan dan dikembangkan lagi dengan harapan penelitian ini dapat disempurnakan dengan ruang lingkup yang lebih luas tidak sebatas pada lingkup SMK tetapi juga disekolah menengah sederajata lainnya. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengkaji dukungan sosial dan efikasi diri pengambilan karir remaja disarankan untuk : (a) mempersiapkan waktu yang cukup panjang dalam 19

23 penelitian ini sehingga dalam observasi tidak terburu-buru sehingga mendapatkan data yang mendukung rumusan masalah yang baik dan factual. (b) peneliti selanjutnya disarankan mengungkap variable lain yang terkait dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir remaja,baik berupa variable internal semisal kecemasan, konsep diri, motivasi, maupun variable eksternal seperti attachment, peran peers group, peran sosial budaya yang mempengaruhi efikasi diri pengambilan keputusan karir remaja. (c) membuat aitem kuesioner menggunakan kalimat yang lebih spesifik dan mudah dipahami oleh responden sehingga data yang diperoleh lebih sesuai dengan fakta yang ada, (d) peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan dan memperbanyak teori-teori yang lebih baru, sehingga lebih mampu merefleksikan keadaan pada masa sekarang, (e) diharapkan bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti variabel perilaku konsumtif disarankan untuk memperluas subjek penelitian atau mengambil kelompok subjek dengan latar belakang yang berbeda, (f) pada penelitian selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan teknik sampling serta ketepatan pemilihan subjek dengan karakteristik subjek yang lebih spesifik. 20

24 DAFTAR PUSTAKA Al Mighwar, M Psikologi Remaja.. Bandung : C.V. Pustaka Setia Azwar, S. A Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Bandura, A Self Efficacy : The Exercise of Control. New York: W. H. Fineman and Co. Betz, N. E Self- Efficacy Theory as Basis for Career Assesment & Hackett, Gail The relationship of career-related self-efficacy expectations to perceived career options in college women and men. Journal of Counseling Psychology. Vol 28(5), Sep 1981, & Hackett, Gail Creer Self-Efficacy Theory : Back to the Future Klein, K. L., Taylor, K. M Evaluation of a Short Form of the Career Decission-Making Self-Effficacy Scale. & Luzzo, D.A. (1996). Career assessment and the career decision-making self-efficacy scale. Journal of Career Assessment, 4, & Taylor, K.M. (2006). Manual for the Career Decision Self-Efficcay Scale and CDSE-Short Form. Ohio: The Ohio State University. Chaplin, J. P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. penerjemah : Kartini Kartono. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Cohen, S Stress, Social Support, and Disorder. Syme, S. L Social Support and Health.. London : Academic Press. Inc 21

25 Creed, P, Patton, W.,Prideaux, L. A Causal Career Indecission and Career Decission Making Self- Efficacy : A longitudinal Cross Lagged Analysis. Dariyo, A Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor :Ghalia Indonesia. Deci. E. L & Ryan R.M The What and Why of Goal Pursuit: Human Needs and the Self -Determination of Behavior. U.S: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Desmita Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Fatimah, E Psikologi Perkembangan (Peserta Didik). Bandung. CV. Pustaka Setia Gati, I. Krausz, M. & Osipow, S A taxonomy of difficulties in career decision making. Ohio. Journal of Counseling Psychology. 43 (4), Gati, I & Saka, N High school development, career students, career related decision-making developments, and difficulties. Ohio. Journal of Counseling Psychology & Psychological Separation Development, 79 (3) Gianakos, I Predictors of Career Decission Making Self- Efficacy. Gottlieb, H.B Social Support. London, New Delhi: Sage Publication Beverly Hills Guay, F., Senecal, C., Gauthier, L., & Fernet, C Predicting career indecision : a self- determination theory perspectives. American Psychological Association ; Journal of Counseling Psychology. 50 (2) Havighurst, R. J Developmental Tasks and Education. New York. Mac Kay. Hui, C. Harry & Triandis Individualim-Collectivism : A Study of Cross- Cultural Researcher. Journal of Cross-Cultural Psychology. 177 : Keller, B. K. & Whiston, S. C The Role of Parental Influences on Young Adolescent Career Development. Maharani & Andayani (2003). Hubungan Antara Dukungan Sosial Ayah Dengan Penyesuaian Sosial Pada Remaja Laki-laki. Jurnal Psikologi. Yogyakarta: Fakultas UGM. Mann, L. Harmoni, R. Power, C Adolescent decision-making: the development of competence. Journal of Adolescent 22

26 Mappiere, Andi Psikologi Remaja. Surabaya. Usaha Nasional Mau, W. C Cultural Differences in Career Decission-Making Styles and Self Efficacy. Moesono, A Decision making Memilih Studi Psikologi Pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jurnal Psikologi Sosial. Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tahun 7 No. 9 (79-87) Nauta, M.M & Kahn, J.H Identity status, consistency and differentiation of interests, and career decision self-efficacy. Journal of Career Assessment, 15, Nawaz, Samia & Gilani, Nighat Relationship of Parental and Peer Attachment Bonds with Among Adolescents and Post Adolescents. Journal of Behavioural Sciences. Islamabad. Vol. 21 No. 1 Nota. Laura, Ferrari. Lea,Solberg,V. Scott H., Soresi, Salvatore Career Search Self-Efficacy, Family Support, and Career Indecision With Italian Youth. Patel, S. G., Salahuddin, N.M., O Brien, K. M Career Decission- Making Self- Efficacy of Vietnamese Adolescent : The Role of The Acculturation, Social Support, Socioeconomic Status and Racism. Prawirohardjo, Sarwono Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Roach, Kristen L The Role of P erceived P arental Influences on the Career Self- Efficacy of College Students. Tesis. New York. The College at Brockport : State University of New York Sarafino, E. P Healthy Psychology : Biopsychosocial Interaction 2nd Edition. John Wiley & Sons, Inc. Santrock, J. W Life-Span Development ; Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga Sawitri, D. R Pengaruh Status Identitas dan Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir Terhadap Keraguan Mengambil Keputusan Karir Pada Mahasiswa Tahun Pertama di Universitas Diponegoro.. Jurnal Psikologi Undip Vol. 5 No. 2 Smet, B Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo. Steinberg, L Adolescence.(6th ed.). New York: McGraw-Hill. Taylor, K.M., & Betz, N 23

27 Super, Donald E. & Crites, John O Appraising Vocational Fitness. New York. HarperCollins Publisher Taylor, K. M., & Betz, N. E Applications of self-efficacy theory to the understanding and treatment of career indecision. Journal of Vocational Behavior, 22, Taylor, K.M., & Popma, J An examination of the relationship among career decision-making self-efficacy, career salience, locus of control, and vocational Trickett, Edison. Persky, Irena & Espino, Susan Ryerson Acculturation Research: Proxies as Sources of Concept Obfuscation. Illinois. University of Illinois at Chicago Turner, B. L. dkk A Framework for Vulnerability Analysis in Sustainability Science. Worchester. Clark University. Vol. 100 No Vondracek, F.W., Schulenberg, J., Skoriov, V., Gillespie, L.K.., & Wahlheim, C. (1995). The relationship of identity status to career indecision during adolescence. Journal of Adolescence, White, Tiffany N The influence of perceived social support from parents, classmates, and teachers on early adolescents' mental health. Disertasi. Florida. Graduate school theses and Dissertations. University of South Florida Woodrow-Keys, E The effect of body image on career decision-making selfefficacy and assertiveness in female athletes and non-athletes. Unpublished Master thesis, Marshal University, US. Wolfe, Jessica B. & Betz, Nancy E The Relationship of Attachment Variables to Career Decision-Making Self-Efficacy and Fear of Commitment. Career Development Quarterly. Vol 52 Issue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Efikasi Pengambilan Keputusan Karir. dalam berbagai keadaan (Bandura,1997).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Efikasi Pengambilan Keputusan Karir. dalam berbagai keadaan (Bandura,1997). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir 1. Pengertian Efikasi Pengambilan Keputusan Karir Bandura (1997) merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan konsep efikasi diri

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilakukan seorang remaja. Menurut Havighurst (dalam

Lebih terperinci

POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA

POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA Chelsea Sulastry Sianipar, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro PENGARUH STATUS IDENTITAS DAN EFIKASI DIRI KEPUTUSAN KARIR TERHADAP KERAGUAN MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DI UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Sains Psikologi Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Relationship between Learning Motivation and Self Efficacy with Career Maturity

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri guna memasuki masa dewasa. Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan, salah satu tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa ketika pengambilan keputusan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa ketika pengambilan keputusan meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa ketika pengambilan keputusan meningkat. Keputusan-keputusan yang diambil remaja adalah keputusan mengenai masa depannya. Akan tetapi kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI

DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI Puspita Puji Rahayu, Sri Hartati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 puspitapujirahayu@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG Farah Nugrahaini 1, Dian Ratna Sawitri 2 * 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Jurnal Penelitian Psikologi 2016, Vol. 07, No. 01, 1-9 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Jurusan Psikologi, FIP, Unesa. Abstrak ; Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia adalah unik, dan peserta didik yang memasuki masa remaja harus dapat menyadari hal tersebut. Melalui layanan bimbingan konseling disekolah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui peubah-peubah apa saja yang akan diukur dan instrument seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAYU ADHY TAMA K

BAYU ADHY TAMA K PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN SISWA KELAS X SMA NEGERI PUNUNG TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL Oleh: BAYU ADHY TAMA K3109019

Lebih terperinci

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO Okky Mega Dhatu, Annastasia Ediati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan manusia merupakan kekuatan yang akan berperan sebagai kunci pembuka sebagai terwujudnya masa depan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN (Penelitian Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan Tahun Ajaran 2013/2014)

Lebih terperinci

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya PERANAN INTENSITAS MENULIS DI BUKU HARIAN TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA Erny Novitasari ABSTRAKSI Universitas Gunadarma Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, dimana remaja berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Syarat utama sebelum melakukan sebuah penelitian adalah menentukan variabel-variabel penelitian agar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL DyahNurul Adzania, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dyadzania@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keterampilan unggul, sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada masa ini sangatl dibutuhkan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Ida Ismiati M2A607051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

tingkatan kehidupan dan kematangan karir yang meliputi pemahaman peran kehidupan sehari-hari dan peran pekerjaan (Punch, 2008). Super (1980) dalam

tingkatan kehidupan dan kematangan karir yang meliputi pemahaman peran kehidupan sehari-hari dan peran pekerjaan (Punch, 2008). Super (1980) dalam PENDAHULUAN Pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa, dimanapun dan kapanpun mereka berada. Seseorang akan susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG Mutiara Ayu Annisa, Achmad M. Masykur Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE 1 Mellia Silvy Irdianty, 2 Rita Hadi W 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BOBOTSARI PURBALINGGA JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BOBOTSARI PURBALINGGA JURNAL SKRIPSI Hubungan Antara Efikasi (Hanif Mut Taqin) 1 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BOBOTSARI PURBALINGGA JURNAL SKRIPSI Oleh Hanif Mut Taqin NIM 07104241023

Lebih terperinci

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K3109031

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG Rahayu Putranti Utami, Prasetyo Budi Widodo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut

Lebih terperinci

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY TRIADIK, VOLUME 15, No.2, OKTOBER 2016: 30-42 PROFIL KECENDRUNGAN PEMILIHAN MINAT KARIR BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN SISWA SMA SE-KOTA BENGKULU Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ JKKP: Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan http://doi.org/10.21009/jkkp DOI: E-ISSN: 2597-4521 PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KESESUAIAN HARAPAN ORANG TUA DENGAN DIRI DALAM PILIHAN STUDI LANJUT DENGAN TINGKAT STRES PADA SISWA KELAS XII DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI oleh Dita Dityas Hariyanto NIM 092310101015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI JURUSAN PEMASARAN SMK SAWUNGGALIH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MINAT KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI JURUSAN PEMASARAN SMK SAWUNGGALIH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL SKRIPSI Pengaruh Minat Karir... (Dhimas Fajar Prasetyo) 1 PENGARUH MINAT KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI JURUSAN PEMASARAN SMK SAWUNGGALIH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ali dan Asrori (2004) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat utamanya tertuju pada pemilihan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 GAYA PENGASUHAN CONSTRAINING DENGAN KOMITMEN DALAM BIDANG PENDIDIKAN (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA A Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL DAN ADVERSITY QUOTIENT PADA REMAJA YANG MENGALAMI TRANSISI SEKOLAH

DUKUNGAN SOSIAL DAN ADVERSITY QUOTIENT PADA REMAJA YANG MENGALAMI TRANSISI SEKOLAH DUKUNGAN SOSIAL DAN ADVERSITY QUOTIENT PADA REMAJA YANG MENGALAMI TRANSISI SEKOLAH Dian A. Puspasari Toto Kuwato Hariz E. Wijaya Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia E-mail

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

M U S L I K H NIM: S

M U S L I K H NIM: S HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL SISWA SMP TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMATANGAN KARIR REMAJA PENERIMA MANFAAT DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WIRA ADHI KARYA UNGARAN

KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMATANGAN KARIR REMAJA PENERIMA MANFAAT DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WIRA ADHI KARYA UNGARAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMATANGAN KARIR REMAJA PENERIMA MANFAAT DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WIRA ADHI KARYA UNGARAN Shahnaz Syarifah Umary, Imam Setyawan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH MATTA CHRISTINA PRASETYA 802012713 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah

Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah Yuricia Vebrina (NPM: 190110070101) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARENTAL DISCIPLINE

HUBUNGAN PARENTAL DISCIPLINE HUBUNGAN PARENTAL DISCIPLINE, INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEER GROUP, DAN KESESUAIAN PEMILIHAN JURUSAN, TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FISIP UNDIP SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana mewujudkan proses belajar sepanjang hayat, menyentuh semua sendi kehidupan, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

Konselor Volume 4 Number 2 June 2015 ISSN:

Konselor Volume 4 Number 2 June 2015 ISSN: Konselor Volume 4 Number 2 June 2015 ISSN:1412-9760 Received April 10, 2016; Revised May 10, 2015; Accepted June 30, 2015 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Perbedaan Kematangan Karier Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Ilmu Psikologi

Lebih terperinci

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.   & ABSTRACT HUBUNGAN MINAT BELAJAR KEJURUAN DAN PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN DENGAN MINAT BEKERJA DI INDUSTRI SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP TEKNIK PENGELASAN SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki berkaitan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 5 PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 5 PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Hubungan antara Efikasi... (Fauzan Rishadi) 51 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 5 PANGKALPINANG TAHUN AJARAN 2015/2016 THE CORRELATION BETWEEN SELF EFFICACY

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5).

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5). 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Penulis : Mori Dianto Sumber : Jurnal Counseling Care,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang bekerja dengan angka, datanya berwujud bilangan

Lebih terperinci

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sosial dengan psychological well-being pada anggota komunitas Orang Muda Katolik

Lebih terperinci

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG Soraya Prabanjana Damayanti, Dinie Ratri Desiningrum* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Sorayadamayanti88@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Untuk menjawab tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif metode yang menggunakan pengukuran disertai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEMATANGAN KARIER PADA SISWA SMA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEMATANGAN KARIER PADA SISWA SMA HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEMATANGAN KARIER PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci