Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT.
|
|
- Suhendra Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Kadar Nitrogen, CO 2, dan Salinitas terhadap Peningkatan Kadar Lipid pada Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii serta Peran Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii dalam Penurunan Kadar COD pada Limbah PT. SIER Iko Premono Harimurti (23917) Dimas Dwi Novrian (239192) Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT.
2 PENDAHULUAN
3 Latar Belakang Kebutuhan energi terus meningkat
4 Latar Belakang Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun 23 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. 8% kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari bahan bakar fosil (
5 Latar Belakang Kebutuhan energi terus meningkat Pengembangan energi alternatif terbarukan
6 Latar Belakang Kelapa sawit Pengembangan energi alternatif terbarukan Tanaman jarak
7 Latar Belakang Pengembangan energi alternatif terbarukan Mikroalga
8 Latar Belakang Chlorella vulgaris Mikroalga Botryococcus braunii
9 Tujuan 1. Mengetahui produksi lipid oleh Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii pada jenis nutrisi dan salinitas yang berbeda untuk tinjauan awal pembuatan biodiesel 2. Mengetahui penurunan kadar COD air limbah PT. SIER oleh Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii
10 Batasan Masalah 1. Penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap meningkatkan kadar lipida pada mikroalga Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii 2. Media yang digunakan untuk penanaman Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii adalah limbah cair industri PT. SIER 3. Pertumbuhan alga diarahkan pada kondisi lingkungan yang stres (kadar nitrogen rendah, salinitas tinggi dan konsentrasi CO 2 rendah)
11 Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menampilkan perbandingan tingkat pertumbuhan dan produksi lipid dari Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii dengan menggunakan jenis nutrisi dan salinitas yang optimal untuk tinjauan pembuatan biodiesel.
12 Manfaat Penelitian 2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan kepada masyarakat dan pihak pihak terkait tentang pembudidayaan Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii sehingga dapat mendukung pengembangan sektor ekonomi.
13 Manfaat Penelitian 3. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi penulis selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji dan meneliti tentang pembuatan biodiesel dari Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii.
14 TINJAUAN PUSTAKA
15 Chlorella Vulgaris
16 Chlorella Vulgaris Chlorella vulgaris merupakan salah satu spesies dari ganggang hijau yang bersel tunggal. Chlorella vulgaris berkisar dalam ukuran dari 2 hingga 1 mikron, hanya terlihat di bawah mikroskop. ( 213)
17 Botryococcus braunii
18 Botryococcus braunii Botryococcus braunii adalah mikroalga autotrof berwarna hijau yang hidup di perairan terutama di air payau. Mikroalga ini ditemukan hidup berkoloni pada tempat hidupnya (Kutzing, 1849) Botryococcus braunii memiliki kemampuan luar biasa untuk mensintesis dan mengumpulkan berbagai macam lipida dan hidrokarbon. Ganggang ini mampu menghasilkan lipid sampai dengan 6 % berat keringnya.
19 Komposisi kimiawi berbagai jenis mikroalga Mikroalga Komposisi kimiawi ( % dry weight) Protein Karbohidrat Lipid Asam Nukleat Scenedesmus obliquus Scenedesmus quadricauda 47-1,9 Scenedesmus dimorphus Botryococcus braunii Chlamydomonas rheinhardii Chlorella vulgaris Chlorella pyrenoidosa Spirogyra sp Dunaliella bioculata Dunaliella salina Euglena gracilis Prymnesium parvum Tetraselmis maculata Porphyridium cruentum Spirulina platensis Spirulina maxima ,5 Synechoccus sp Anabaena cylindrica (Becker, 1994)
20 Kondisi Tumbuh Pertumbuhan dan komposisi lipid mikroalga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti : Suhu Intensitas cahaya ph CO 2 Nitrogen Salinitas
21 Kondisi Tumbuh (suhu) Kondisi optimum 25 3 o C Kondisi optimum o C (Kawaroe et al 21) (Yamaguchi, 1987)
22 Kondisi Tumbuh (cahaya) Kondisi optimum 1 klux = 36 watt (Kojima dan Zhang 1999)
23 Kondisi Tumbuh (ph) Kondisi optimum ph = 7-8,5 (Dayananda et al. 27)
24 Kondisi Tumbuh (CO 2 ) Kondisi optimum CO 2 = 15% (Yaming et al, 21)
25 Kondisi Tumbuh (Nitrogen) Kondisi optimum KNO 3 =,3% (Margaret Piorreck et al, 211)
26 Kondisi Tumbuh (Salinitas) Kondisi optimum =,5 1 M Kondisi optimum =,2 M (Qin, 25)
27 Media Walne (BBPBAP Jepara, 213)
28 Komposisi pada Walne dalam mg per liter Komposisi Konsentrasi (mg/liter) NaNO 3 1, Na 2 EDTA 45, H 3 BO 3 33,6 NaH 2 PO 4.2H 2 O 2, FeCl 3.6H 2 O 1,3 MnCl 2.4H 2 O,36 Vitamin B1,1 Vitamin B12,5 (Isnansetyo & Kurniastuty, 1995)
29 Lipid Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol)
30 Lipid
31 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Jurnal Hasil Penelitian 1 Yecong Li, Wenguang Zhou, Bing Hu, Min Min, Paul Chen dan Roger R. Ruan., 211 Integration of Ganggange Cultivation as Biodiesel Production Feedstock with Municipal Wastewater Treatment: Strains Screening and Significance Evaluation of Environmental Factors, Bioresource Technology, Faktor faktor lingkungan mempunyai dampak yang signifikan. Intensitas cahaya yang tinggi dan konsentrasi CO 2 dengan periode pencahayaan yang lebih lama berdampak pada akumulasi biomassa, produksi biodiesel juga pengurangan COD dan nitrogen.
32 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Jurnal Hasil Penelitian 2 Margaret Piorreck, Klaus- Hinnerk dan Peter Pohl., 211 Biomass Production, Total Protein, Chlorophylls, Lipids and Fatty Acids of Freshwater Green and Blue-Green Ganggange Under Different Nitrogen Regimes, Phytochemistry, Vol 23, No 2, Untuk Chlorella vulgaris digunakan N-Source berupa KNO 3. Saat konsentrasi KNO 3 sebesar,3%, lipid yang terkandung dalam Chlorella vulgaris sebesar 57,9 % dry weight. Sedangkan saat konsentrasi KNO 3 sebesar,1%, lipid yang terkandung dalam Chlorella vulgaris sebesar 62,9 % dry weight.
33 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Jurnal Hasil Penelitian 3 Irina A. Guschina, dan John L. Harwood., 26 Lipids and Lipid Metabolism in Eukaryotic Ganggange, Progress in Lipid Research, Kadar Cu yang dibutuhkan minimal sebesar.22 mm, kadar Zn yang dibutuhkan minimal sebesar,88 mm, sedangkan kadar Cd yang dibutuhkan minimal sebesar,44 mm.
34 METODOLOGI
35 Variabel Variabel Tetap: 1. Kondisi tumbuh Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii dalam penelitian: suhu (25 C - 3 C) 2. Jenis media (limbah cair PT SIER) 3. Konsentrasi Cu,22 mm 4. Konsentrasi Zn,7 mm
36 Variabel Variabel Bebas: 1. Mikroalga Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii (dari BBPBAP Jepara) 2. Konsentrasi nitrogen (KNO 3 ) =,1%;,2%;,3% 3. Konsentrasi salinitas media tumbuh = g NaCl;,1 g NaCl;,2 g NaCl 4. Konsentrasi CO 2 = 15%; 17%; 2% Variabel Respon: 1. Peningkatan kadar lipid pada Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii 2. Penurunan kadar COD dalam limbah cair PT. SIER
37 esaran yang diukur Besaran yang Diukur Kadar lipid Kandungan COD pada air limbah Jumlah sel alga Waktu Pengukuran Awal, hari ke-4 dan hari ke-7 Awal, hari ke-4 dan hari ke-7 Awal, hari ke-4 dan hari ke-7
38 esain Alat Percobaan Keterangan: 1 Aerator 2 Beaker glass 3 Selang 4 Lampu neon 36 watt 5 Tabung CO 2 6 Flowmeter 7 Pressure gauge
39 Prosedur Penelitian
40 Proses Pra-Kultur Mencatat kondisi & proses pembibitan alga Proses Kultur Membuat media kultur 5% limbah : 5% campuran air + walne Mengatur sistem pencahayaan dengan lampu neon 36 W Mengatur kadar nitrogen dalam kultur Mengatur kadar CO 2 dalam kultur Mengatur aerasi pada kultur Memasukkan alga ke kultur & menumbuhkan alga hingga fase log Proses Utama Memasukkan 8 ml limbah ke beaker glass Memasukkan nutrisi KNO 3 ke limbah Memasukkan salinitas pada limbah Memasukkan kadar CO 2 pada limbah Mengaduk media hingga homogen Memasukkan 2 ml alga A
41 A Melakukan pengecekan kadar lipid, COD dan jumlah sel (setiap 3 hari dalam 2 minggu) Melakukan ekstraksi Dilakukan pemanenan Memisahkan mikroalga dengan kultur menggunakan centrifuge hingga menjadi slurry Proses Pengeringan dan Pemanenan Menumbuk dan menghaluskan mikroalga kering menjadi serbuk Menambah aquades pada slurry dan melakukan pemisahan dengan centrifuge kembali Menuangkan slurry pada gelas arloji dan mengeringkan pada oven Menimbang dan mencatat massa mikroalga kering
42 Prosedur Analisis Analisis perhitungan jumlah sel mikroalga counting chamber Analisis lipid ekstraksi dan destilasi Analisis kandungan COD
43 Hasil Penelitian
44 Chlorella vulgaris Jumlah Sel (sel/ml) Pengaruh KNO 3 terhadap Jumlah Sel pada hari ke-7 (akhir) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3(%) Pengaruh KNO 3 terhadap Pertumbuhan Sel (saat CO 2 15%) Pengaruh KNO 3 terhadap Pertumbuhan Sel (saat CO 2 2%) Jumlah Sel (sel/ml) Jumlah Sel (sel/ml) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3(%) Pengaruh KNO 3 terhadap Pertumbuhan Sel (saat CO 2 17%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3(%)
45 Jumlah Sel (sel/ml) Pengaruh CO 2 terhadap Jumlah Sel pada hari ke-7 (akhir) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% Jumlah Sel (sel/ml) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Pertumbuhan Sel (saat Salinitas,1 gr NaCl) 15 CO2 (%) 17 2 Pengaruh CO 2 terhadap Pertumbuhan Sel (saat salinitas gr NaCl) Pengaruh CO 2 terhadap Pertumbuhan Sel (saat Salinitas,2 gr NaCl) Jumlah Sel (sel/ml) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% 15 CO2 (%) 17 2
46 Jumlah Sel (sel/ml) Pengaruh Salinitas terhadap Jumlah Sel pada hari ke-7 (akhir) CO2 15% CO2 17% CO2 2% NaCl (g),1,2 Pengaruh salinitas terhadap Pertumbuhan Sel (saat KNO 3,1%) Pengaruh salinitas terhadap Pertumbuhan Sel (saat KNO 3,3%) Jumlah Sel (sel/ml) Jumlah Sel (sel/ml) CO2 15% CO2 17% CO2 2% NaCl (g),1,2 Pengaruh salinitas terhadap Pertumbuhan Sel (saat KNO 3,2%) CO2 15% CO2 17% CO2 2% NaCl (g),1,2
47 Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar Lipid pada hari ke-7 (akhir) Kdar Lipid (%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar Lipid (saat CO 2 15%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar Lipid (saat CO 2 2%) Kdar Lipid (%) Kdar Lipid (%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar Lipid (saat CO 2 17%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%)
48 Pengaruh CO 2 terhadap Kadar Lipid pada hari ke-7 (akhir) Kdar Lipid (%) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% 15 CO2 (%) 17 2 Pengaruh CO 2 terhadap Kadar Lipid (saat salinitas gr NaCl) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar Lipid (saat salinitas,2 gr NaCl) Kdar Lipid (%) Kdar Lipid (%) KNO3,1% KNO3,2% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar Lipid (saat salinitas,1 gr NaCl) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%)
49 Pengaruh Salinitas terhadap Kadar Lipid pada hari ke-7 (akhir) Kdar Lipid (%) CO2 15% CO2 17% CO2 2% Kdar Lipid (%) CO2 15% CO2 17% CO2 2% NaCl (g),1,2 Pengaruh NaCl terhadap Kadar Lipid (saat KNO 3,2%) NaCl (g),1,2 Pengaruh NaCl terhadap Kadar Lipid (saat KNO 3,1%) Kdar Lipid (%) CO2 15% CO2 17% CO2 2% 1 5 Pengaruh NaCl terhadap Kadar Lipid (saat KNO 3,3%) NaCl (g),1,2
50 Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar COD pada hari ke-7 (akhir) COD (mg/ l O2) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar COD (saat CO 2 15%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar COD (saat CO 2 2%) COD(mg/lO2 COD(mg/lO2) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar COD (saat CO 2 17%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%)
51 Pengaruh CO 2 terhadap Kadar COD pada hari ke-7 (akhir) 25 2 COD (mg/ l O2) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar COD (saat gr NaCl) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar COD (saat,2 gr NaCl) COD (mg/ l O2) COD (mg/ l O2) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar COD (saat,1 gr NaCl) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%)
52 Pengaruh Salinitas terhadap Kadar COD pada hari ke-7 (akhir) COD (mg/ l O2) CO2 15% CO2 17% CO2 2%,1,2 Salinitas (g NaCl) Pengaruh Salinitas terhadap Kadar COD (saat KNO 3,1%) Pengaruh Salinitas terhadap Kadar COD (saat KNO 3,3%) COD (mg/ l O2) COD (mg/ l O2) CO2 15% CO2 17% CO2 2%,1,2 Salinitas (g NaCl) Pengaruh Salinitas terhadap Kadar COD (saat KNO 3,2%) CO2 15% CO2 17% CO2 2%,1,2 Salinitas (g NaCl)
53 Jumlah Sel (sel/ml) Botryococcus braunii Pengaruh KNO 3 terhadap Jumlah Sel pada hari ke-7 (akhir) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Jumlah Sel (saat CO 2 15%) Pengaruh KNO 3 terhadap Pertumbuhan Sel (saat CO 2 2%) Jumlah Sel (sel/ml) Jumlah Sel (sel/ml) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Jumlah Sel (saat CO 2 17%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1 KNO3(%),2,3
54 Pengaruh CO 2 terhadap Jumlah Sel pada hari ke-7 (akhir) Jumlah Sel (sel/ml) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Jumlah Sel (saat salinitas gr NaCl) Pengaruh CO 2 terhadap Jumlah Sel (saat salinitas,2 gr NaCl) Jumlah Sel (sel/ml) Jumlah Sel (sel/ml) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Jumlah Sel (saat salinitas,1 gr NaCl) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%)
55 Jumlah Sel (sel/ml) Pengaruh Salinitas terhadap Jumlah Sel pada hari ke-7 (akhir) CO2 15% CO2 17% CO2 2%,1,2 NaCl (g) Pengaruh Salinitas terhadap Jumlah Sel (saat KNO 3,1%) Pengaruh Salinitas terhadap Jumlah Sel (saat KNO 3,3%) Jumlah Sel (sel/ml) Jumlah Sel (sel/ml) CO2 15% CO2 17% CO2 2%,1,2 NaCl (g) Pengaruh Salinitas terhadap Jumlah Sel (saat KNO 3,2%),1,2 NaCl (g) CO2 15% CO2 17% CO2 2%
56 Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar Lipid pada hari ke-7 (akhir) 6 5 Kdar Lipid (%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar Lipid (saat CO 2 15%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar Lipid (saat CO 2 2%) Kdar Lipid (%) Kdar Lipid (%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar Lipid (saat CO 2 17%) g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl,1,2,3 KNO3 (%)
57 Pengaruh CO 2 terhadap Kadar Lipid pada hari ke-7 (akhir) Kdar Lipid (%) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar Lipid (saat salinitas gr NaCl) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar Lipid (saat salinitas,2 gr NaCl) Kdar Lipid (%) Kdar Lipid (%) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar Lipid (saat salinitas,1 gr NaCl) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%)
58 Pengaruh Salinitas terhadap Kadar Lipid pada hari ke-7 (akhir) Kdar Lipid (%) CO2 15% CO2 17% CO2 2%,1,2 NaCl (g) Pengaruh NaCl terhadap Kadar Lipid (saat KNO 3,1 %) Pengaruh NaCl terhadap Kadar Lipid (saat KNO 3,3 %) Kdar Lipid (%) Kdar Lipid (%) ,1,2 NaCl (g) CO2 15% CO2 17% CO2 2% Pengaruh NaCl terhadap Kadar Lipid (saat KNO 3,2 %) CO2 15% CO2 17% CO2 2%,1,2 NaCl (g)
59 Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar COD pada hari ke-7 (akhir) COD (mg/ l O2) ,1,2,3 KNO3 (%) g NaCl Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar COD (saat 15% CO 2 ) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar COD (saat CO 2 2%),1 g NaCl,2 g NaCl COD (mg/ l O2) COD (mg/ l O2) g NaCl,1,2,3 KNO3 (%) Pengaruh KNO 3 terhadap Kadar COD (saat CO 2 17%),1,2,3 KNO3 (%),1 g NaCl,2 g NaCl g NaCl,1 g NaCl,2 g NaCl
60 COD (mg/ l O2) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar COD pada hari ke-7 (akhir) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar COD (saat gr NaCl) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar COD (saat,2 gr NaCl) COD (mg/ l O2) COD (mg/ l O2) CO2 (%) Pengaruh CO 2 terhadap Kadar COD (saat,1 gr NaCl) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3% CO2 (%) KNO3,1% KNO3,2% KNO3,3%
61 COD (mg/ l O2) Pengaruh Salinitas terhadap Kadar COD pada hari ke-7 (akhir) CO2 15% CO2 17% CO2 2%,1,2 Salinitas (g NaCl) Pengaruh Salinitas terhadap Kadar COD (saat,1% KNO 3 ) Pengaruh Salinitas terhadap Kadar COD (saat,3% KNO 3 ) COD (mg/ l O2) COD (mg/ l O2) ,1,2 Salinitas (g NaCl) Pengaruh Salinitas terhadap Kadar COD (saat,2% KNO 3 ),1,2 Salinitas (g NaCl) CO2 15% CO2 17% CO2 2% CO2 15% CO2 17% CO2 2%
62 Kesimpulan
63 Kesimpulan 1. Semakin tinggi kadar nitrogen, CO 2 dan salinitas, maka semakin tinggi kadar lipid yang didapat oleh Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii. 2. Kadar lipid tertinggi dalam penelitian dengan penggunaan Chlorella vulgaris adalah 45% saat KNO 3,3%, CO 2 2% dan salinitas,2 g NaCl. Sedangkan kadar lipid tertinggi dalam penelitian dengan penggunaan Botryococcus braunii adalah 55% saat KNO 3,3%, CO 2 2% dan salinitas,2 g NaCl.
64 Kesimpulan 3. Semakin tinggi kadar nitrogen, maka kadar COD semakin kecil. Semakin tinggi kadar CO 2 dan salinitas, maka kadar COD semakin tinggi. 4. Kadar COD terendah dalam penelitian dengan penggunaan Chlorella vulgaris adalah 11 mg/l O 2 saat KNO 3,3%, CO 2 17% dan salinitas g NaCl. Sedangkan kadar COD terendah dalam penelitian dengan penggunaan Botryococcus braunii adalah 57 mg/l O 2, saat KNO 3,3%, CO 2 15% dan salinitas g NaCl.
65 Sekian TERIMA KASIH
Ayu Dina Evelyana Firdausil Jannah
Pengaruh Logam Berat (Cu dan Cd) dan Salinitas Terhadap Peningkatan Kadar Lipid Pada Chlorella vulgaris dan Botryococcus braunii serta Peran Chorella vulgaris dan Botryococcus braunii Dalam Penurunan Kadar
Lebih terperinciPENGARUH JENIS NUTRISI DAN SALINITAS TERHADAP PRODUKSI LIPID DARI Botryococcus braunii
PENGARUH JENIS NUTRISI DAN SALINITAS TERHADAP PRODUKSI LIPID DARI Botryococcus braunii Oleh: Elfrida Dina Febriana (2307100141) Henry Mukti (2308100120) Dosen Pembimbing: Siti Zullaikah ST,MT,PhD LABOATORIUM
Lebih terperinciPengaruh ph Terhadap Perkembangbiakkan Mikroalga Botryococcus braunii Alami dan Mutannya
Oleh : LOGO Pengaruh ph Terhadap Perkembangbiakkan Mikroalga Botryococcus braunii Alami dan Mutannya Andi Kurniawan 2310100051 Erica Yunita Hutapea 2310100053 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Arief Widjaja,
Lebih terperinciSNTMUT ISBN:
PENAMBAHAN NUTRISI MAGNESIUM DARI MAGNESIUM SULFAT (MgSO 4.7H 2 O) DAN NUTRISI KALSIUM DARI KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) PADA KULTIVASI TETRASELMIS CHUII UNTUK MENDAPATKAN KANDUNGAN LIPID MAKSIMUM Dora Kurniasih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. tersebut adalah fatty acid metyl ester (FAME) dengan hasil samping berupa gliserol
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Biodiesel Biodiesel diperoleh dari proses esterifikasi asam lemak dengan alkohol rantai pendek (metanol atau etanol) menggunakan katalis (alkali atau asam).
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN LIPIDA DARI Botryococcus braunii DALAM MEDIA AIR LAUT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN LIPIDA DARI Botryococcus braunii DALAM MEDIA AIR LAUT Adelyna Merta Sari, Hesty Eka Mayasari, Rachimoellah,
Lebih terperinciPRODUKSI BIOMASSA Spirulina sp. DENGAN VARIASI KONSENTRASI CO2 DAN FOTOPERIODE. Okta Nugraha 1) dan Elida Purba 1)
PRODUKSI BIOMASSA Spirulina sp. DENGAN VARIASI KONSENTRASI CO2 DAN FOTOPERIODE Okta Nugraha 1) dan Elida Purba 1) 1) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,
9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah biakan murni Spirulina platensis yang diambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibudidayakan dan memiliki nilai gizi tinggi yaitu, kandungan protein 74%, lemak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga yang mudah dibudidayakan dan memiliki nilai gizi tinggi yaitu, kandungan protein 74%, lemak 4%, dan karbohidrat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung dan uji proksimat di Politeknik Lampung 2012. B. Materi
Lebih terperinciBAB III METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu
BAB III METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 - Januari 2017 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung. 3.2 Alat
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2009 bertempat di Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus segera ditanggulangi. Eksploitasi secara terus-menerus terhadap bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang sedang melanda dunia saat ini, merupakan masalah yang harus segera ditanggulangi. Eksploitasi secara terus-menerus terhadap bahan bakar fosil yang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Formulasi :... (1) pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan.
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Penghitungan kelimpahan diatom Formulasi :... (1) Dimana N adalah jumlah sel mikroalga yang teramati Bidang Pengamatan pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kelimpahan sel Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way Anova
Lebih terperinciMENGHITUNG JUMLAH DAN KANDUNGAN KLOROFIL MIKROALGA Nanochloropsis oculata
Laporan Praktikum Cryptogame Kelompk 2 Ke 2 dan 3 MENGHITUNG JUMLAH DAN KANDUNGAN KLOROFIL MIKROALGA Nanochloropsis oculata Dede Fajar 1, Rizal Maulana Hasbi 2, Fani Fitria 3, Ulfia Setiani 4 Dedefajar346@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan alami memiliki peran penting dalam usaha akuakultur, terutama pada proses pembenihan. Peran pakan alami hingga saat ini belum dapat tergantikan secara menyeluruh.
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan bakar fosil saat ini semakin meningkat sehingga dapat menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya persediaan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Dengan semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar maupun kecil (skala
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi
Lebih terperinciPengaruh Nutrisi dan Salinitas terhadap Produktivitas Lipida dari Botryococcus braunii
1 Pengaruh Nutrisi dan Salinitas terhadap Produktivitas Lipida dari Botryococcus braunii Elfrida Dina Febriana, Henry Mukti, dan Siti Zullaikah, ST. MT. PhD Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Menurut B u t c h e r ( 1 9 5 9 ) klasifikasi Tetraselmis sp. adalah sebagai berikut: Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Volvocales Sub ordo Genus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai biomassa panen, kepadatan sel, laju pertumbuhan spesifik (LPS), waktu penggandaan (G), kandungan nutrisi,
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang sulit dengan struktur uniseluler atau multiseluler sederhana. Contoh
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroalga Nannochloropsis sp. Mikroalga merupakan mikroorganisme prokariotik atau eukariotik yang dapat berfotosintesis dan dapat tumbuh dengan cepat serta dapat hidup dalam kondisi
Lebih terperinciJurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013
TUGAS AKHIR SB 091358 PENGARUH KOMBINASI KONSENTRASI MEDIA EKSTRAK TAUGE (MET) DENGAN PUPUK UREA TERHADAP KADAR PROTEIN Spirulina sp. PADA MEDIA DASAR AIR LAUT Dwi Riesya Amanatin (1509100063) Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LAPORAN TESIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir ini krisis energi merupakan persoalan yang krusial di dunia termasuk Indonesia. Peningkatan penggunaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembenihan pakan alami telah terbukti baik untuk larva.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan pembenihan pakan alami telah terbukti baik untuk larva. Pakan alami yang banyak digunakan dalam budidaya perikanan adalah mikroalga. Mikroalga merupakan
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN
BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama pencahayaan terhadap laju pertumbuhan Botryococcus braunii dan pembentukan hidrokarbon. Untuk mencapai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar. Spirulina
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan budidaya ikan, pakan dibagi menjadi dua jenis, pakan buatan dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu input penting dalam budidaya ikan. Pakan menghabiskan lebih dari setengah biaya produksi dalam kegiatan budidaya ikan. Dalam kegiatan budidaya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL), Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam habitat akuatik/perairan maupun terestrial/daratan. Keanekaragaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroalga merupakan organisme fotosintetik yang mampu mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk biomassa. Mikroalga termasuk organisme yang mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya memegang peranan penting untuk lestarinya sumber daya ikan. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis unggulan. Pembenihan
Lebih terperinciOleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.
SIDANG SKRIPSI Peran Mikroorganisme Azotobacter chroococcum, Pseudomonas putida, dan Aspergillus niger pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Cair Industri Pengolahan Susu Oleh: Fitrilia Hajar Pambudi Khalimatus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. digunakan sebagai sumber pakan alami untuk pembenihan larva udang, ikan dan
I. PENDAHULUAN Spirulina platensis merupakan alga hijau berfilamen yang sudah banyak digunakan sebagai sumber pakan alami untuk pembenihan larva udang, ikan dan krustase, karena memiliki nilai nutrisi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Habitat dan Sebaran
5 TINJAUAN PUSTAKA Mikroalga merupakan kelompok organisme renik yang dapat berupa sel tunggal maupun koloni yang tersebar luas di alam. Bentuk mikroalga bervariasi meliputi filamen atau berbentuk bulat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sering digunakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Menurut Departemen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan bakar fosil telah menjadi bahan bakar yang paling luas dan sering digunakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Menurut Departemen Energi dan Sumber Daya
Lebih terperinciGrowth of Microalgae Spirulina plantensis Cultured with Technical Medium
Pertumbuhan Mikroalga Spirulinna plantensis yang Dikultur dengan Media Teknis Indri Addini 1, Dharma Saputra 1, Aidil Fadli Ilhamdy 1, Tri Julianto 2, 1 Jurusan Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan. Peningkatan benih berkualitas mampu didapatkan dengan pengontrolan panti benih dan pakan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kultivasi Porphyridium cruentum Salah satu faktor lingkungan yang penting dalam kultivasi mikroalga adalah cahaya. Cahaya merupakan faktor utama dalam fotosintesis (Arad dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xi
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Pertanyaan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Konsentrasi gas CO 2 a. Persentase input CO 2 Selain CO 2, gas buang pabrik juga mengandung CH 4, uap air, SO 3, SO 2, dan lain-lain (Lampiran 4). Gas buang karbondoksida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah
Lebih terperinciKANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA Meytia Eka Safitri *, Rara Diantari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan akumulasi emisi karbondioksida (CO 2 ). Kelangkaan bahan bakar fosil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk dunia di masa mendatang akan menghadapi dua permasalahan yang serius, yaitu kelangkaan bahan bakar fosil dan perubahan iklim global yang diakibatkan akumulasi
Lebih terperinciKata kunci : biomassa, K 2 HPO 4, klorofil, NaNO 3, Tetraselmis chuii. iii
I Gusti Ayu Putu Agung Puspita Swandewi. 1211205039. 2016. Pengaruh Penambahan NaNO 3 dan K 2 HPO 4 pada Media BG-11 terhadap Konsentrasi Biomassa dan Klorofil Tetraselmis chuii. Dibawah bimbingan A. A.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau.
1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau. Klasifikasi Tetraselmis sp. menurut Bold & Wynne (1985) adalah sebagai berikut: Filum Kelas Ordo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan penting dalam pembentukan biomolekul, namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ikan di dalam air. Lemak mengandung asam-asam lemak yang berfungsi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak merupakan sumber energi paling tinggi dalam makanan ikan. Dalam tubuh ikan, lemak memegang peranan dalam menjaga keseimbangan dan daya apung ikan di dalam air. Lemak
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi Berat Mikroalga Kering (gr) Volume Pelarut n-heksana Berat minyak (gr) Rendemen (%) 1. 7821 3912 2. 8029 4023 20 120 3. 8431
Lebih terperinciPENGARUH SPECIES Clorella DALAM MENETRALISIR LIMBAH CAIR KARET
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 4-426 PENGARUH SPECIES Clorella DALAM MENETRALISIR LIMBAH CAIR KARET Oleh : Sriharti UPT Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Jl.
Lebih terperinci4 KULTIVASI Chaetoceros gracilis DALAM MEDIUM NPSi 4.1 Pendahuluan
4 KULTIVASI Chaetoceros gracilis DALAM MEDIUM NPSi 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Latar belakang Indonesia memiliki potensi keanekaragaman hayati perairan yang luar biasa besarnya. Sumberdaya yang tidak dapat secara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Nannochloropsis sp. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama hidupnya tetap dalam bentuk plankton dan merupakan makanan langsung bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Krisis energi dan lingkungan akhir akhir ini menjadi isu global. Pembakaran BBM menghasilkan pencemaran lingkungan dan CO 2 yang mengakibatkan pemanasan global. Pemanasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efek Laju Pembebanan Gas CO 2 terhadap Laju Pertumbuhan Mikroalga Pada penelitian ini, laju pembebanan gas CO 2 dibuat bervariasi untuk mengetahui efek laju pembebanan gas
Lebih terperinciPROFIL FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK MIKROALGA MENGGUNAKAN Nannochloropsis oculata DALAM MEDIUM BG-11
E K U I L I B R I U M ISSN : 1412-9124 Vol. 14. No. 2. Halaman : 63 67 Juli 2015 PROFIL FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK MIKROALGA MENGGUNAKAN Nannochloropsis oculata DALAM MEDIUM BG-11 Nur Hidayati Mahmudah,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Pertumbuhan Scenedesmus sp. yang Dibudidayakan Pada Media Limbah Cair Tapioka
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Pertumbuhan Scenedesmus sp. yang Dibudidayakan Pada Media Limbah Cair Tapioka Berdasarkan hasil analisis statistik One Way Anova tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mikroalga dikenal sebagai organisme mikroskopik yang hidup dari nutrien
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroalga merupakan organisme air fotoautropik uniseluler atau multiseluler (Biondi and Tredici, 2011). Mikroalga hidup dengan berkoloni, berfilamen atau helaian pada
Lebih terperinciKandungan klorofil dan lipid Nannochloropsis oculata yang dikultur dalam media limbah cair karet
Kandungan klorofil dan lipid Nannochloropsis oculata yang dikultur dalam media limbah cair karet Sartika 1, Mukarlina 1, Tri Rima Setyawati 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciPENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. Nindri Yarti *, Moh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 2012 Jurusan Teknik Konversi Energi 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis energi yang sedang melanda dunia saat ini merupakan masalah yang harus segera ditanggulangi. Dunia saat ini sedang mengalami ketergantungan yang amat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Chaetoceros sp. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi parameter kualitas air terkontrol (Lampiran 4). Selama kultur berlangsung suhu
Lebih terperinciThe Growth of Chlorella spp Culturing with Some Density of Inoculum. Lady Diana Tetelepta
PERTUMBUHAN KULTUR Chlorella spp SKALA LABORATORIUM PADA BEBERAPA TINGKAT KEPADATAN INOKULUM The Growth of Chlorella spp Culturing with Some Density of Inoculum Lady Diana Tetelepta Jurusan Biologi, Fakultas
Lebih terperinciElysa Dwi Oktaviana Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT L/O/G/O
PERAN MIKROORGANISME AZOTOBACTER CHROOCOCCUM, PSEUDOMONAS FLUORESCENS, DAN ASPERGILLUS NIGER PADA PEMBUATAN KOMPOS LIMBAH SLUDGE INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU Hita Hamastuti 2308 100 023 Elysa Dwi Oktaviana
Lebih terperinciStudi Kultur Semi-Massal Mikroalga Chlorella sp Pada Area Tambak Dengan Media Air Payau (Di Desa Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab.
Studi Kultur Semi-Massal Mikroalga Chlorella sp Pada Area Tambak Dengan Media Air Payau (Di Desa Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab. Lamongan) Study on Cultivation Semi-Mass of Microalgae Chlorella sp on Ponds
Lebih terperinciEKSTRAKSI MINYAK NABATI DARI MIKROALGA SCENEDESSMUS SP. MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK
EKSTRAKSI MINYAK NABATI DARI MIKROALGA SCENEDESSMUS SP. MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK Wulan Ari Kristanti 1*), Satwiko S 1*), Noor Fachrizal 2*) 1 Universitas Negeri Jakarta, Jln. Pemuda No. 10 Rawamangun,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air memberikan dampak bagi lingkungan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Larutan logam kromium yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Larutan logam kromium yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari senyawa krom nitrat (Cr(NO 3 ) 3. 9H 2 O) yang dilarutkan dalam aquades. Pada proses pengontakan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium
16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium Fitoplankton Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. 3.2. Materi
Lebih terperinciPengaruh Konsentrasi Nutrien dan Konsentrasi Bakteri Pada Prosduksi Alga Dalam Sistem Bioreaktor Proses Batch
TUGAS AKHIR RE091324 Ujian Tugas Akhir Pengaruh Konsentrasi Nutrien dan Konsentrasi Bakteri Pada Prosduksi Alga Dalam Sistem Bioreaktor Proses Batch Oleh: Minarti Oktafiani NRP. 3309 100 026 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PERCOBAAN 1. Variabel Penyerapan CO 2 memerlukan suatu kondisi optimal. Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa variasi untuk mencari kondisi ideal dan menghasilkan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,9-3,5
Lebih terperinciMIKROENKAPSULASI FITOPLANKTON (Porphyridium cruentum) KAYA DHA DAN EPA
MIKROENKAPSULASI FITOPLANKTON () KAYA DHA DAN EPA Roomy Mahmud*, Indah Raya, Hasnah Natsir 1 1Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan 90245 Abstrak. Dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha budidaya ikan pada dewasa ini nampak semakin giat dilaksanakan baik secara intensif maupun ekstensif. Usaha budidaya tersebut dilakukan di perairan tawar, payau,
Lebih terperincidari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan
Lebih terperinciDegradasi Zat Organik Pada Limbah Cair Industri Kelapa Sawit Oleh Mikroalga Hijau
Degradasi Zat Organik Pada Limbah Cair Industri Kelapa Sawit Oleh Mikroalga Hijau Elvitriana, Erman Munir, Delvian, Hesti Wahyuningsih Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memerlukan area yang luas untuk kegiatan produksi. Ketersediaan mikroalga
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perairan laut Indonesia memiliki keunggulan dalam keragaman hayati seperti ketersediaan mikroalga. Mikroalga merupakan tumbuhan air berukuran mikroskopik yang memiliki
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertumbuhan Chlorella sp.diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Limbah Cair Tahu Terhadap Kelimpahan Mikroalga Chlorella sp. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh konsentrasi limbah cair tahu terhadap
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dan Laboratorium Pengelolaan Limbah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi kontrol, kultivasi menggunakan aerasi (P1) dan kultivasi menggunakan karbondioksida
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Juni 2015 di
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Juni 2015 di Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPENGIKATAN KARBON DIOKSIDA DENGAN MIKROALGA ( Chlorella vulgaris, Chlamydomonas sp., Spirullina sp. ) DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMURNIAN BIOGAS
PENGIKATAN KARBON DIOKSIDA DENGAN MIKROALGA ( Chlorella vulgaris, Chlamydomonas, Spirullina ) DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMURNIAN BIOGAS Okryreza Abdurrachman, Meitiandari Mutiara, Luqman Buchori
Lebih terperinciModul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD
2014 Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD I. Pendahuluan Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar yang mendiami kolam-kolam, sawah,
Lebih terperinciOXIDATION DITCH ALGA REACTOR DALAM PEGOLAHAN ZAT ORGANIK LIMBAH GREY WATER
OXIDATION DITCH ALGA REACTOR DALAM PEGOLAHAN ZAT ORGANIK LIMBAH GREY WATER Rafika Rahma Ardhiani Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia E-mail : rafikarahmaa@gmail.com
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 7 No. 2 Februari 2015
PENGARUH PROSES EKSTRAKSI BERTEKANAN DALAM PENGAMBILAN LIPID DARI MIKROALGA JENIS NANNOCHLOROPSIS SP. DENGAN PELARUT METANOL Ani Purwanti 1 1 Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah mikroalga dari golongan Cyanobacteria yang dimanfaatkan sebagai pakan alami dalam budidaya perikanan khususnya pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa cadangan sumber energi fosil dunia sudah semakin menipis. Hal ini dapat berakibat pada krisis energi yang akan menyebabkan terganggunya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakan merupakan kebutuhan penting dan berpengaruh besar dalam kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya usaha budidaya perikanan. Pakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode yang paling efisien untuk mengekstrak kandungan lipid dari mikroalga Botryococcus braunii.adapun metode yang digunakan adalah
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA MAKANAN ALAMI
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA MAKANAN ALAMI OLEH: TIM ASISTEN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumberdaya
Lebih terperinci