ANALISIS KINERJA EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA KE AMERIKA LATIN PERIODE TAHUN 2009 SAMPAI 2013 NAUFAL ANHAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA KE AMERIKA LATIN PERIODE TAHUN 2009 SAMPAI 2013 NAUFAL ANHAR"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA KE AMERIKA LATIN PERIODE TAHUN 2009 SAMPAI 2013 NAUFAL ANHAR DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ke Amerika Latin Periode Tahun 2009 sampai 2013 adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2016 Naufal Anhar NIM H

4 ABSTRAK NAUFAL ANHAR. Analisis Kinerja Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ke Amerika Latin Periode Tahun 2009 sampai Dibimbing oleh SRI MULATSIH. Amerika Latin merupakan pasar yang memiliki potensi cukup besar untuk menjadi tujuan ekspor Indonesia, namun potensi tersebut belum dioptimalkan. TPT adalah salah satu produk ekspor Indonesia ke Amerika Latin yang mengalami pertumbuhan positif selama periode tahun 2009 sampai 2013, sehingga menganalisis produk tersebut merupakan hal yang perlu dilakukan agar dapat memperoleh keuntungan dari potensi pasar Amerika Latin. Penelitian ini bertujuan menganalisis daya saing komparatif, dinamika pasar, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor, dan daya saing kompetitif serta strategi ekspor dari TPT Indonesia. TPT Indonesia memiliki daya saing komparatif (RCA) yang kuat di Amerika Latin. TPT Indonesia berada pada posisi falling star di Brazil, posisi lost opportunity di Uruguay, dan posisi rising star di Argentina, Kolombia, Paraguay, Peru, Panama, serta Venezuela. Hasil analisis gravity menunjukkan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi, tarif, dan jarak ekonomi, sedangkan variabel nilai tukar tidak berpengaruh. Daya saing kompetitif TPT Indonesia (porter s diamond model) kuat, sedangkan strategi utama untuk meningkatkan ekspor TPT adalah pencarian pasar baru bagi industri TPT Indonesia. Kata kunci : daya saing, RCA, EPD, porter s diamond model, gravity model ABSTRACT NAUFAL ANHAR. Performance Analysis of Export of Textile and Textile Products (TPT) Indonesia to Latin America for the Period of 2009 to Supervised by SRI MULATSIH. Latin America is a potential market to become Indonesia's export destination, but it is not yet optimized. TPT is one of Indonesia's export products to Latin America that goes a positive growth during the period of 2009 to Thus the analysis of the TPT export performance is needed to be done in order to having benefit from the potential Latin American market. This study aims to analyze the comparative competitiveness, market dynamics, factors affecting TPT exports and competitiveness on the strategies of Indonesian textile. Indonesian TPT has a strong of comparative competitiveness (RCA) for Latin America. Indonesian TPT is in a position falling stars for Brazil, a position lost opportunity for Uruguay, and positions rising star for Argentina, Colombia, Paraguay, Peru, Panama, and Venezuela. Gravity analysis results show that the variables that significantly affect the value of Indonesian textile exports to Latin America are the GDP per capita of the destination countries, the population, tariffs, and economic distance, while the exchange rate variable has no effect. Competitiveness on Indonesia TPT (porter's diamond model) is strong, while the main strategy for increasing textile exports are finding new markets for the Indonesian textile industry. Keywords: competitiveness, RCA, EPD, porter's diamond models, gravity models

5 ANALISIS KINERJA EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA KE AMERIKA LATIN PERIODE TAHUN 2009 SAMPAI 2013 NAUFAL ANHAR Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

6

7

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini berjudul Analisis Kinerja Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ke Amerika Latin Periode Tahun 2009 sampai 2013 dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan motivasi secara teknis maupun teoritis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Muhammad Findi Alexandi, S.E, M.Si sebagai penguji utama dan Dr. Eka Puspitawati, S.P, M.Si sebagai penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran terkait skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua yaitu Mamah Rita Agustina, dan Ayah Mahmud. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Ekonomi. Keluarga besar Ekonomi Studi Pembangunan angkatan 49, teman-teman yang bersedia berbagi suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini kak Rhealin Hening Karatri, Kak Norman Erwindi, Kak Amin Riyadi, Monica Shinta, Monica, Ngurah Krisna Bayu, dan teman-teman satu bimbingan Mia Ayu Wardhani, Mira Marina, dan Fathya Nirmala Hanoum. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Maret 2016 Naufal Anhar

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 TINJAUAN PUSTAKA 5 Teori Dasar 5 Penelitian Terdahulu 10 Kerangka Pemikiran 12 Hipotesis 12 METODE PENELITIAN 13 Jenis dan Sumber Data 13 Metode Analisis 13 Definisi Operasional 17 Pengujian Asumsi Model 17 HASIL DAN PEMBAHASAN 19 Gambaran Umum Industri TPT Indonesia 19 Analisis Daya Saing Komparatif dan Dinamika TPT Indonesia 21 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin 22 Analisis Daya Saing Kompetitif dan Strategi Ekspor TPT Indonesia 25 KESIMPULAN DAN SARAN 29 Kesimpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 32 RIWAYAT HIDUP 37

10 DAFTAR TABEL 1. Jenis dan Sumber Data Nilai RCA Tekstil dan Produk Tektil Indonesia ke Amerika Latin Hasil EPD Produk Tekstil Indonesia ke Amerika Latin Hasil Estimasi Gravity Model Ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin 23 DAFTAR GAMBAR 1. GDP Total Negara Amerika Latin Tahun Total Populasi Negara di Benua Amerika 2 3. Total Impor Amerika Latin dari Dunia 2 4. Proses Terjadinya Perdagangan Internasional 5 5. Matriks Posisi Daya Saing Porter s Diamond Model Presentase Tenaga Kerja Sektoral Indonesia Tahun Tren Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri TPT Tren Penyerapan Tenaga Kerja Pada Subsektor Industri TPT Indonesia 20 DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil RCA TPT Indonesia ke Amerika Latin Hasil EPD TPT Indonesia ke Amerika Latin Data untuk Gravity Model Hasil Uji Chow Hasil Uji Hausman Hasil Estimasi FEM Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Multikoliniearitas Hasil Uji Normalitas 36

11 Milyar USD PENDAHULUAN Latar Belakang Kawasan Amerika Latin merupakan pasar yang sangat potensial dan masih belum dioptimalkan oleh Indonesia sebagai tujuan ekspor nonmigas. Berdasarkan data World Integrated Trade Solution, nilai ekspor total Indonesia ke Amerika Latin pada tahun 2013 menempati posisi keempat diantara negara-negara ASEAN yaitu sebesar US$ 30 milyar. Posisi pertama adalah Singapura dengan nilai ekspor US$ 138 milyar, posisi kedua adalah Thailand dengan nilai ekspor US$ 58 milyar, dan posisi ketiga adalah Malaysia dengan nilai ekspor sebesar US$ 39 milyar. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa Indonesia belum memanfaatkan secara optimal pasar di Amerika Latin. Indonesia yang tidak memanfaatkan secara optimal pasar Amerika Latin merupakan sebuah kerugian besar, karena pasar Amerika Latin merupakan pasar yang memiliki potensi besar sebagai tujuan ekspor Indonesia dalam rangka melakukan diversifikasi pasar ekspor Negara Sumber : UNCTADSTAT, 2016 (diolah). Gambar 1 GDP Total Negara di Amerika Latin Tahun 2009 dan 2013 Amerika Latin dikatakan pasar yang cukup potensial karena dua hal yaitu berdasarkan pertumbuhan GDP dan populasi yang relatif besar. Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa GDP negara-negara di kawasan Amerika Latin mengalami pertumbuhan dari tahun 2009 ke tahun Sebagai contoh adalah Brazil yang mengalami pertumbuhan GDP sebesar US$ milyar selama periode tahun 2009 sampai Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan dayabeli dari Amerika Latin terhadap produk-produk luar negeri sehingga permintaan produk luar negeri oleh negara tersebut meningkat. Populasi merupakan hal lain yang menjadi alasan bahwa Amerika Latin merupakan pasar yang potensial. Populasi yang besar menandakan bahwa konsumsi dari negara tersebut tinggi. Konsumsi yang tinggi dapat menjadi indikasi bahwa

12 MILYAR USD impor yang dilakukan negara tersebut besar, sehingga populasi dapat menjadi dasar dalam menentukan pasar yang potensial. 37% 46% 17% South America Central America North America Sumber : UNCTADSTAT, 2016 (diolah). Gambar 2 Total Populasi Negara di Benua Amerika Negara-negara di kawasan Amerika Latin memiliki populasi penduduk yang relatif besar. Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa populasi Amerika Latin (South America) adalah sebesar jiwa atau sebesar 46 persen dari total populasi negara di Benua Amerika pada tahun Populasi yang relatif besar ini mengindikasikan bahwa konsumsi negara-negara di kawasan Amerika Latin terhadap produk luar negeri adalah tinggi. Berdasarkan populasi yang besar dan pertumbuhan GDP yang terjadi di Amerika latin, maka pasar Amerika Latin dapat dikatakan pasar yang potensial. Hal ini juga dapat dilihat dari peningkatan impor yang dilakukan oleh negara-negara di kawasan Amerika Latin. Amerika Latin Linear (Amerika Latin) TAHUN Sumber : WITS, 2016 (diolah) Gambar 3 Total Impor Amerika Latin dari Dunia

13 Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa impor yang dilakukan oleh Amerika Latin selama periode tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami tren pertumbuhan yang positif, meskipun terjadi penurunan impor tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia harus bisa memanfaatkan potensi pasar Amerika Latin secara maksimal sebagai alternatif diversifikasi pasar ekspor. Potensi pasar yang besar dari negara-negara di kawasan Amerika Latin tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperluas dan meningkatkan ekspor. Peluang ini juga ditunjang oleh sarana dan prasarana perdagangan yang cukup memadai, dan free zone di Panama yang menjadi entry point bagi Indonesia untuk memasuki seluruh kawasan Amerika Latin. Keinginan yang kuat dari negaranegara di kawasan Amerika Latin untuk dapat meningkatkan hubungan kerjasama dalam bidang perdagangan dengan Indonesia juga merupakan salah satu faktor penunjang. Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu produk ekspor Indonesia ke Amerika Latin yang mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Berdasarkan data World Integrated Trade Solution, selama periode tahun 2009 sampai 2013 terjadi peningkatan ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin sebesar US$ 2.78 milyar. Negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor TPT Indonesia di Amerika Latin adalah Brazil, Argentina, Kolombia, Paraguay, Peru, Uruguay, Panama, dan Venezuela. Berdasarkan hal tersebut, TPT harus dijadikan salah satu prioritas utama dalam ekspor ke Amerika Latin. Peningkatan kualitas dan menjaga agar nilai ekspor TPT ke Amerika Latin terus meningkat harus menjadi fokus utama pemerintah. 3 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, terlihat bahwa Amerika Latin merupakan pasar yang menjanjikan bagi Indonesia. Salah satu cara yang dapat dilakukan Indonesia untuk memanfaatkan secara maksimal dari peluang pasar tersebut adalah dengan menjaga agar produk ekspor ke negara di kawasan Amerika Latin tersebut tetap memberikan keuntungan yang besar bagi Indonesia. Berdasarkan data World Integrated Trade Solution, TPT merupakan salah satu produk ekspor Indonesia ke Amerika Latin yang mengalami pertumbuhan ekspor positif, sehingga menjaga nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin merupakan hal yang harus dilakukan agar keuntungan maksimum dari potensi pasar Amerika Latin dapat dicapai. Menganalisis dayasaing dan faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar tujuan tersebut tercapai. Berdasarkan hal tersebut, berikut adalah rumusan masalah dari penelitian ini. 1. Bagaimana gambaran umum industri TPT Indonesia? 2. Bagaimana dayasaing komparatif dan dinamika TPT Indonesia di Amerika Latin? 3. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin? 4. Bagaimana dayasaing kompetitif dan strategi ekspor TPT Indonesia?

14 4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah seperti di bawah ini. 1. Mengetahui gambaran umum industri TPT Indonesia. 2. Menganalisis dayasaing komparatif dan dinamika TPT Indonesia di Amerika Latin. 3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin. 4. Menganalisis dayasaing kompetitif dan strategi ekspor TPT Indonesia. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, berikut merupakan manfaat dari penelitian ini. 1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perdagangan TPT ke Amerika Latin sebagai diversifikasi negara tujuan ekspor. 2. Bagi pihak-pihak lain, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perdagangan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisis dayasaing ekspor TPT Indonesia dilihat dari RCA, dan Porter s Diamond Model, menganalisis dinamika dengan EPD, serta menganalisis sejumlah faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin dengan menggunakan metode analisis gravity model selama periode tahun 2009 sampai Mitra dagang pada penelitian ini terdiri dari delapan negara, yaitu Brazil, Argentina, Kolombia, Paraguay, Peru, Uruguay, Panama, dan Venezuela. Komoditas yang menjadi objek penelitian ini adalah TPT dengan kode Harmonized System (HS) 6109 yaitu kaos, singlet, kaos kutang lainnya, rajutan atau kaitan.

15 5 TINJAUAN PUSTAKA Teori Perdagangan Internasional Teori Dasar Perdagangan Internasional merupakan perdagangan yang dilakukan antar negara. Setiap negara yang melakukan perdagangan Internasional bertujuan mencari keuntungan dari perdagangan tersebut, Krugman (2004) mengungkapkan bahwa alasan utama terjadinya perdagangan internasional adalah seperti berikut ini. 1. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain. 2. Negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai skala ekonomi (economic of scale). Suatu kegiatan perdagangan Internasional terjadi ditandai dengan adanya kegiatan ekspor dan impor atau pertukaran komoditas antar dua negara atau lebih. Kegiatan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran serta adanya perbedaan tingkat harga antar negara-negara tersebut. Secara grafis kegiatan perdagangan internasional dapat dijelaskan melalui Gambar 4. Sumber : Salvatore, 1997 Gambar 4 Proses Terjadinya Perdagangan Internasional Keterangan : Panel A Panel B = Berperan sebagai negara pengekspor = Keseimbangan Perdagangan Internasional

16 6 Panel C P1 P2 P3 = Berperan sebagai negara pengimpor = Harga keseimbangan di pasar negara A = Harga keseimbangan di Pasar Internasional = Harga keseimbangan di Pasar negara C Gambar 4 memperlihatkan proses terjadinya perdagangan internasional. Ketika harga pada P1, terjadi keseimbangan di negara A yaitu pada titik A (dalam panel A). Pada saat tersebut tidak ada penawaran pada pasar internasional, hal tersebut ditunjukkan dengan kurva penawaran (kurva S) yang berada pada titik A yaitu pada saat X (komoditas) bernilai nol (dalam panel B). Ketika harga berada pada P3, terjadi keseimbangan di negara C yaitu pada titik A (dalam panel C). Pada saat tersebut tidak ada permintaan pada pasar internasional, hal tersebut ditunjukkan dengan kurva permintaan (kurva D) yang berada pada titik A yaitu pada saat X (komoditas) bernilai nol (dalam panel B). Ketika harga pada P3, terjadi excess supply di negara A karena penawaran berada pada titik E dan permintaan berada pada titik B yang menunjukkan komoditas X yang diproduksi lebih besar dari komoditas X yang dikonsumsi (dalam panel A). Hal tersebut mendorong negara A melakukan ekspor. Pada saat yang sama, terjadi excess demand di negara C karena penawaran berada pada titik B dan permintaan berada pada titik E yang menunjukkan bahwa komoditas X yang dikonsumsi lebih besar dari komoditas X yang diproduksi (dalam panel C). Hal tersebut mendorong negara C melakukan impor. Ekspor yang dilakukan negara A dan impor yang dilakukan negara C menyebabkan terjadi perdagangan internasional sehingga terbentuk keseimbangan di pasar internasional pada saat P2 yaitu pada titik E (dalam panel B). Teori Revealed Comparative Advantage (RCA) Revealed Comparative Advantage (RCA) merupakan sebuah indeks yang digunakan untuk mengukur keuntungan maupun kerugian relatif komoditas tertentu pada suatu negara yang tercermin pada pola perdagangannya, seperti pangsa pasar ekspor. Metode yang pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada tahun 1965 ini didasari oleh konsep keunggulan komparatif Ricardian. Berdasarkan metode RCA, perdagangan antarwilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu wilayah. Variabel yang diukur pada metode ini meliputi kinerja ekspor suatu produk pada wilayah tertentu terhadap total ekspor wilayah tersebut yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia. Metode RCA telah mengalami sejumlah revisi dan modifikasi. Namun pada penelitian ini, metode RCA yang digunakan adalah sama dengan RCA originalnya seperti yang pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada tahun Keunggulan metode RCA adalah mengurangi campur tangan pemerintah, sehingga keunggulan komparatif suatu produk dari tahun ke tahun dapat terlihat jelas. Hal tersebut menjadi alasan bahwa metode ini sesuai untuk meneliti dayasaing komparatif suatu produk (Basri dan Munandar, 2010). Porter s Diamond Model Teori keunggulan kompetitif pertama kali dikembangkan oleh Porter pada tahun Keunggulan kompetitif suatu komoditas merupakan keunggulan yang

17 dapat dikembangkan dengan berbagai usaha, oleh karena itu keunggulan kompetitif tidak menekankan pada kondisi alami suatu komoditas. Menurut Porter (1990), dayasaing dapat diidentifikasikan dengan produktivitas, yakni tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan dayasaing suatu komoditas adalah: (1) kondisi faktor; (2) kondisi permintaan; (3) industri terkait dan penunjang; (4) strategi, struktur, dan persaingan perusahaan. Terdapat dua hal yang menentukan interaksi antara keempat faktor tersebut, yaitu kesempatan dan kebijakan pemerintah. Secara bersama faktor-faktor tersebut membentuk sistem dalam peningkatan keunggulan dayasaing yang disebut Porter s Diamond Theory. Export Product Dynamics Salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran yang baik tentang tingkat dayasaing adalah Export Product Dynamics (EPD). Indikator ini mengukur posisi pasar dari produk suatu negara untuk tujuan pasar tertentu. Ukuran ini mempunyai kemampuan untuk membandingkan kinerja ekspor diantara negaranegara di seluruh dunia. EPD juga menunjukkan dinamis atau tidaknya performa suatu produk. Sebuah matriks EPD terdiri dari dayatarik pasar dan informasi kekuatan bisnis. Dayatarik pasar dihitung berdasarkan pertumbuhan dari permintaan sebuah produk untuk tujuan pasar tertentu, dimana informasi kekuatan bisnis diukur berdasarkan pertumbuhan dari perolehan pasar (market share) sebuah negara pada tujuan pasar tertentu. Kombinasi dari dayatarik pasar dan kekuatan bisnis ini menghasilkan karakter posisi dari produk yang ingin dianalisis ke dalam empat kategori. Keempat kategori itu adalah Rising Star, Falling Star, Lost Opppotunity, dan Retreat (Bappenas, 2009). Konsep Gravity Model Gravity Model adalah model yang digunakan untuk menganalisis faktor faktor ekonomi yang memengaruhi perdagangan antara dua negara. Model yang dibentuk berdasarkan hukum gravitasi Newton ini diaplikasikan untuk menganalisis terjadinya aliran perdagangan antarnegara. Selain aplikasi dalam aliran perdagangan, model ini juga diaplikasikan dalam ilmu sosial lainnya seperti transportasi dan perpindahan penduduk antar kota bahkan benua. Model ini telah sukses secara empiris dalam menjelaskan terjadinya arus perdagangan antar negara, tetapi alasan yang diterima secara teoritis masih diperdebatkan. Menurut model ini, barang ekspor dari negara i ke negara j diterangkan oleh ukuran ekonomi masingmasing negara (GDP), jumlah populasi, dan jarak ekonomi masing-masing negara (Bergstrand, 1985). Variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antaranegara pengimpor dengan negara pengekspor adalah adanya GDP, nilai tukar, jarak ekonomi, populasi, dan tarif. Gross Domestic Product adalah jumlah barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode ekonomi tertentu. GDP dapat juga digunakan untuk mengukur pendapatan setiap orang dalam perekonomian dan pengeluaran total terhadap output barang dan jasa dalam perekonomian. Berdasarkan model gravitasi, semakin besar GDP yang dihasilkan suatu negara mengindikasikan 7

18 8 semakin besar pula kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan sehingga GDP baik yang dimiliki negara pengekspor maupun pengimpor akan memengaruhi volume perdagangan antara kedua negara. Menurut Mankiw (2003), nilai tukar adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Kebijakan perdagangan internasional suatu negara akan dipengaruhi oleh peningkatan maupun penurunan nilai tukar. Nilai tukar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal merupakan harga relatif mata uang dua negara sedangkan nilai tukar riil merupakan harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Apresiasi merupakan peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya mekanisme pasar sehingga menyebabkan harga produk luar negeri menjadi lebih murah dibanding produk domestik, sedangkan depresiasi merupakan peristiwa melemahnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya mekanisme pasar sehingga menyebabkan harga produk domestik menjadi lebih murah dari harga produk luar negeri. Jarak adalah faktor geografis yang menjadi variabel utama dalam gravity model untuk analisis aliran perdagangan bilateral. Variabel jarak ini merupakan indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu negara dalam melakukan suatu ekspor. Semakin jauh jarak, semakin besar biaya transportasi dan semakin rendah nilai ekspornya. Jika biaya transportasi terlalu mahal maka nilai perdagangan akan menurun bersamaan dengan penurunan keuntungan. Adapun jarak yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak ekonomi. Jumlah penduduk menjadi salah satu faktor penentu dalam permintaan ekspor. Semakin banyaknya jumlah penduduk suatu negara, maka semakin banyak juga permintaan negara tersebut terhadap suatu barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya (cateris paribus). Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan ke kanan atas dan memperlihatkan bahwa dengan naiknya jumlah penduduk maka jumlah komoditas yang diminta pada setiap tingkat harga akan lebih banyak (Lipsey, 1993). Tarif merupakan pajak yang dibebankan secara tidak langsung kepada barang-barang perdagangan. Tarif yang dibebankan kepada komoditas-komoditas yang diperdagangkan dapat dibagi menjadi dua jenis tarif, yaitu tarif impor dan tarif ekspor. Dua tarif tersebut dapat dikategorikan menjadi tarif spesifik atau tarif ad valorem dan tarif single-stage atau multi-stage. Tarif spesifik adalah pajak yang dikenakan untuk unit barang impor, sedangkan tarif ad valorem adalah pajak dalam presentase dari nilai barang impor. Ketika tarif spesifik dikenakan maka harga domestik setelah impor akan memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini. PD = Pm + ts Dimana PD Pm ts = Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif = Harga impor dunia = Tarif spesifik Ketika tarif ad valorem dikenakan maka harga domestik setelah impor akan memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di berikut ini.

19 9 PD = Pm (1 + ta) Dimana PD Pm ta = Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif = Harga impor dunia = TIngkat pajak Keuntungan dari penggunaan tarif ad valorem adalah dapat menyesuaikan dengan sendirinya dalam periode inflasi, karena ketika mengenakan tarif pada tingkat yang telah ditentukan maka nilai riil dari tarif tersebut akan tetap. Teori Model Data Panel Metode data panel merupakan model ekonometrika yang menggabungkan informasi yang diperoleh dari data time series dan data cross section. Penggunaan data panel ini memiliki dua keuntungan (Firdaus, 2011), diantaranya seperti di berikut ini. 1. Jumlah observasi menjadi lebih besar. Marginal effect dari peubah penjelas dilihat dari dua dimensi (individu dan waktu) sehingga parameter yang diestimasi akan lebih akurat dibandingkan dengan model lain. Secara teknis menurut Hsiao (2004), data panel dapat memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antarpeubah serta meningkatkan derajat kebebasan yang artinya meningkatkan efisiensi. 2. Keuntungan yang lebih penting dari penggunaan data panel adalah mengurangi masalah identifikasi. Data panel lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section saja atau time series saja. Data panel mampu mengontrol heterogenitas individu. Metode estimasi yang dilakukan dapat secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas individu dengan metode ini. Data panel juga lebih baik untuk studi dynamics of adjustment. Hal ini berkaitan dengan observasi pada cross section yang sama secara berulang, sehingga data panel lebih baik dalam mempelajari perubahan dinamis. Pada analisis data panel, terdapat tiga pendekatan yang terdiri dari pendekatan kuadrat terkecil (pooled least square), model efek tetap (fixed effects model), dan model efek acak (random effects model). Pada pendekatan effects model dan random effects model dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya korelasi antara komponen error dengan peubah bebas (regressor). Gujarati (2003) menjabarkan model regresi untuk data panel sebagai berikut : Pooled Least Square Yit = α0 + α1x1it + α2x2it αpxpit + µit Fixed Effect Yit = α0 + α1x1it + α2x2it αpxpit + α1d1 + α2d αpdp + µit Random Effect Yit = α0 + α1x1it + α2x2it αpxpit + eit + µit

20 10 Nilai i adalah banyaknya kumpulan data cross section dan nilai t adalah banyaknya kumpulan data time series. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian model apakah menggunakan Pooled Least Square atau Fixed Effect melalui pengujian Chow Test atau Likelihood Ratio test dengan hipotesis berikut ini. H0 = model mengikuti Pool H1 = model mengikuti Fixed Statistik uji F atau Chi-Kuadrat. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian model apakah menggunakan Fixed Effect atau Random Effect melalui pengujian Hausman test dengan hipotesis seperti di bawah ini. H0 = model mengikuti Random effect H1 = model mengikuti Fixed effect Statistik uji Hausman. Penelitian Terdahulu Eita dan Jordan (2007) dalam jurnal South Africa Exports of Metal and Articles of Base Metal: A Gravity Approach, menganalisis sejumlah faktor yang memengaruhi aliran ekspor baja dan barang berbasis baja Afrika Selatan ke 33 negara tujuan ekspor selama periode tahun 1995 sampai Faktor-faktor yang dianalisis adalah nilai ekspor produk metal Afrika Selatan sebagai variabel dependen, GDP Afrika Selatan, GDP negara pengimpor, populasi Afrika Selatan, populasi negara importir, jarak ekonomi, dummy variable negara-negara benua Afrika, dan dummy variable negara anggota South African Development Community (SADC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Gravity Model dengan Fixed Effect Model (FEM). Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa GDP Afrika Selatan, GDP negara importir, dan populasi Afrika Selatan signifikan memengaruhi ekspor produk metal Afrika Selatan dan berhubungan positif. Jarak ekonomi dan dummy variable signifikan memengaruhi ekspor produk metal dan berhubungan negatif. Variabel yang tidak signifikan adalah populasi negara importir. Dilanchiev (2012) dalam jurnal Empirical Analysis of Georgian Trade Pattern: Gravity Model menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor Georgia ke negara tujuan selama periode tahun 2000 sampai Faktor-faktor yang dianalisis adalah nilai ekspor Georgia sebagai variabel dependen, GDP negara importir, populasi negara importir, nilai tukar riil Georgia dengan negara importir, jarak geografis, dan dummy variable negara anggota EU sebagai variabel independen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Gravity Model. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa GDP negara importir, populasi negara importir, dan dummy variable negara anggota EU berpangaruh signifikan dan berhubungan positif. Jarak ekonomi dan nilai tukar berpengaruh signifikan dan berpengaruh negatif. Chintia (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa menganalisis secara deskriptif perkembangan ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa dan

21 menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor TPT Indonesia di Uni Eropa selama periode tahun 1978 sampai Faktor yang dianalisis dalam penelitian ini adalah volume ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa dengan kode HS serat, benang, kain, pakaian jadi, produk jadi lainnya, termasuk permadani sebagai variabel dependen, GDP per kapita Uni Eropa, Harga ekspor TPT Indonesia, Harga ekspor TPT India, nilai tukar, dan kuota sebagai variabel dependen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda dengan teknik Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari penelitian ini untuk analisis deskriptif perkembangan ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa adalah adanya kecenderungan ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa mengalami peningkatan dari tahun 1978 sampai Kecenderungan penurunan permintaan ekspor TPT di Uni Eropa hanya terjadi setelah dihapuskannya kebijakan kuota yaitu setelah tahun Hasil analisis terkait faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa yaitu GDP per kapita Uni Eropa, dan kuota berpengaruh signifikan serta berhubungan positif. Harga ekspor TPT Indonesia, dan nilai tukar berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif. Harga ekspor TPT India tidak berpengaruh signifikan. Amelia (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Dayasaing Jahe Indonesia di Pasar Internasional menganalisis terkait dayasaing jahe Indonesia di pasar internasional, dengan tujuan untuk melihat struktur pasar jahe dunia dan perilaku pasar produsen Indonesia dalam perdagangan Internasional. Metode analisis yang digunakan adalah Porter s Diamond Model, dan Revealed Comparative Advantage (RCA). Berdasarkan hasil analisis RCA, komoditas jahe Indonesia memiliki dayasaing yang kuat pada tahun 2000 sampai Mulai tahun 2005, dayasaing Indonesia di empat negara tujuan ekspor utama menjadi rendah dengan nilai RCA kurang dari satu. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan ekspor yang disebabkan oleh penurunan kualitas jahe Indonesia. Berdasarkan analisis Porter s Diamond Model, komoditas jahe memiliki keunggulan dan kelemahan dari setiap komponen dayasaing. Keunggulan komoditas jahe Indonesia yang dapat meningkatkan dayasaing adalah sumberdaya alam, permintaan luar negeri, industri terkait dan pendukung, peranan pemerintah, peranan kesempatan juga persaingan dan struktur pasar sedangkan komponen sumberdaya modal, sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, sumberdaya, infrastruktur, dan kondisi permintaan domestik menjadi kelemahan. Tanujaya (2012) menganalisis dayasaing ekspor produk perkebunan terpilih Indonesia di sejumlah negara Amerika Latin. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, Revealed Comparative Advantage (RCA), dan Export Product Dynamic (EPD), dan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan komoditas kelapa sawit Indonesia memiliki dayasaing di Argentina, Brazil, dan Meksiko. Komoditas cokelat memiliki dayasaing di Argentina, Brazil, Meksiko, dan Venezuela, meskipun terdapat trend penurunan permintaan cokelat Indonesia di negara yang diteliti. Sementara itu, komoditas karet memiliki dayasaing pada seluruh negara di kawasan Amerika Latin. Penelitian ini memiliki sejumlah perbedaan apabila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan pertama yaitu TPT yang digunakan adalah TPT dengan HS 6109 (kaos, singlet, kaos kutang lainnya, rajutan atau kaitan). Perbedaan kedua adalah negara yang dianalisis merupakan negara-negara yang berada di kawasan Amerika Latin. Perbedaan ketiga adalah alat analisis untuk dayasaing 11

22 12 menggunakan metode RCA, dan Porter s Diamond Model, analisis dinamika pasar menggunakan EPD, sedangkan untuk analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT adalah metode Gravity dengan pendekatan data panel. Kerangka Pemikiran Amerika Latin Sebagai Pasar Potensial Ekspor TPT Indonesia Ke Amerika Latin Gambaran Umum Industri TPT Indonesia Dayasaing dan dinamika TPT Indonesia di Amerika Latin Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor TPT Indonesia Ke Amerika Latin RCA, Porter s Diamond Model, EPD Gravity Model Rekomendasi Kebijakan untuk Meningkatkan kinerja Ekspor Produk Tekstil Indonesia ke Amerika Latin Hipotesis Hipotesis penelitian ini berupa dugaan signifikansi dan tanda dari variabelvariabel yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke sejumlah negara di kawasan Amerika Latin. Berikut adalah hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. 1. GDP per kapita negara pengimpor diduga signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT dan memiliki hubungan yang positif 2. Populasi negara pengimpor diduga signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT dan memiliki hubungan yang positif 3. Nilai tukar riil efektif negara pengimpor diduga signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT dan memiliki hubungan yang negatif 4. Tarif impor negara pengimpor diduga signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT dan memiliki hubungan yang negatif 5. Jarak ekonomi diduga signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT dan memiliki hubungan yang negatif 6. TPT Indonesia diduga memiliki dayasaing yang kuat di Amerika Latin

23 13 METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari United Nations Conferences on Trade and Development, TRADEMAP, World Integrated Trade Solution, dan CEPII selama periode tahun 2009 sampai Rincian terkait jenis dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Definisi Satuan Sumber Data Nilai Ekspor TPT HS 6109 GDP per kapita Populasi Nilai Tukar Tarif Impor Jarak Geografis Besar nilai ekspor TPT per tahun GDP per kapita negara pengimpor Populasi negara pengimpor Nilai Tukar Riil Efektif negara importir terhadap US$ Tarif Impor negara importir Jarak geografis antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor US$ US$ Jiwa Per US$ Persentase (%) Km TRADEMAP United Nations Conferences on Trade and Development United Nations Conferences on Trade and Developement United Nations Conferences on Trade and development World Integrated Trade Solution CEPII Metode Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) Metode RCA digunakan untuk mengetahui dayasaing yang dimiliki TPT Indonesia di pasar Amerika Latin. Rumus RCA yang digunakan sama dengan yang dinyatakan oleh Ballasa yaitu seperti pada persamaan 1.

24 14 RCA = X i X t Wi Wt... (1) Dengan ; X = Nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin (US$) i X = Nilai total ekspor Indonesia ke Amerika Latin (US$) t W = Nilai ekspor TPT dunia ke Amerika Latin (US$) i W = Nilai total ekspor dunia ke Amerika Latin (US$) t Terdapat dua kemungkinan hasil yang dapat diperoleh dalam metode RCA, yaitu seperti di bawah ini. 1. Nilai RCA yang diperoleh bernilai lebih dari satu (RCA>1). Hal tersebut berarti Indonesia memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia sehingga TPT Indonesia memiliki dayasaing yang kuat. 2. Nilai RCA yang diperoleh kurang dari satu (RCA<1), yang berarti bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif di bawah rata-rata dunia sehingga TPT Indonesia memiliki dayasaing yang lemah. Export Product Dynamics (EPD) Pendekatan Export Product Dynamic (EPD) digunakan untuk mengidentifikasi dinamika TPT Indonesia di pasar Amerika Latin. Kedinamisan ini secara spesifik mengidentifikasi tingkat pertumbuhan ekspor TPT Indonesia. Pertumbuhan dari TPT Indonesia secara berkelanjutan dalam jangka panjang menandakan bahwa TPT menjadi sumber penting pendapatan ekspor Indonesia. Terdapat empat kategori posisi dari produk TPT pada suatu pasar. Keempat kategori tersebut adalah Rising Star, Lost Opportunity, Falling Star, dan Retreat. Rising Star merupakan posisi tertinggi atau dapat dikatakan sebagai posisi pasar yang paling ideal. Lost Opportunity merupakan kondisi pasar dengan penurunan pangsa pasar ekspor yang tidak diharapkan, sehingga kehilangan kesempatan pangsa ekspor produk TPT yang dihasilkan dalam perdagangan Internasional. Falling Star merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan pangsa pasar ekspor, namun tidak diikuti oleh peningkatan permintaan terhadap produk TPT. Retreat merupakan kondisi dimana produk TPT Indonesia tidak diinginkan lagi oleh pangsa pasar, sehingga terjadi pangsa ekspor dan permintaan produk yang negatif.

25 15 Lost Opportunity Rising Star Retreat Falling Star Gambar 5 Matriks Posisi Dayasaing Sumbu X : Pertumbuhan pangsa pasar ekspor TPT Indonesia di Amerika Latin n t = 1 (( Xi Xt )t x 100% (Xi)t 1 x 100%) Xt n 1... (2) Sumbu Y : Pertumbuhan pangsa produk TPT di Amerika Latin n t = 1 (( Wi Wt )t x 100% (Wi)t 1 x 100%) Wt n 1... (3) Dimana Xi Xt Wi Wt t = Nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin (US$) = Nilai total ekspor Indonesia ke Amerika Latin (US$) = Nilai ekspor TPT dunia ke Amerika Latin (US$) = Nilai ekspor total dunia ke Amerika Latin (US$) = Jumlah tahun analisis yang digunakan Porter s Diamond Model Menurut Porter (1990), dayasaing dapat diidentifikasikan dengan produktifitas, yakni tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan dayasaing suatu komoditas adalah: (1) kondisi faktor; (2) kondisi permintaan; (3) industri terkait dan penunjang; (4) strategi, struktur, dan persaingan perusahaan. Terdapat dua hal yang menentukan interaksi antara keempat faktor tersebut, yaitu kesempatan dan kebijakan pemerintah. Faktor-faktor tersebut secara bersama membentuk sistem dalam peningkatan keunggulan dayasaing yang disebut Porter s Diamond Theory.

26 16 Kesempatan Strategi, Struktur, dan Persaingan Kondisi Faktor Kondisi Permintaan Kebijakan Pemerintah Industri Terkait dan Penunjang Gambar 6 Porter s Diamond Model Hasil analisis faktor utama penentu yang diperoleh selanjutnya ditetapkan faktor yang menjadi keunggulan dan faktor yang menjadi kelemahan bagi dayasaing TPT Indonesia. Faktor yang menjadi keunggulan dalam menentukan dayasaing dilambangkan dengan (+) sedangkan faktor yang menjadi kelemahan disimbolkan dengan (-). Hasil keseluruhan interaksi antar faktor yang saling mendukung sangat menentukan perkembangan yang dapat menjadi competitive advantage produk manufaktur. Gravity Model Gravity Model adalah model yang digunakan untuk menganalisis faktorfaktor ekonomi yang memengaruhi perdagangan antara dua negara. Model yang dibentuk berdasarkan hukum gravitasi Newton ini diaplikasikan untuk menganalisis terjadinya aliran perdagangan antar negara. Perumusan model ini didapat dari perumusan umum gravitasi Newton dalam bidang fisika yang menyatakan bahwa interaksi antar dua variabel adalah sebanding dengan massanya dan berbanding terbalik dengan jarak antara objek. Berdasarkan persamaan tersebut, model gravitasi mengasumsikan bahwa hubungan perdagangan antarnegara sangat terpengaruh oleh jarak antarnegara yang melakukan perdagangan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa jarak merupakan hal penting dalam menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hubungan perdagangan antarnegara. Gravity model pada penelitian ini seperti pada persamaan 4. LnNE it = α 0 + α 1LnGDPCTit + α 2LnPopit + α 3LnNT it + α 4Tarif it + α 5LnJE it + e it... (4) Dimana : NEit = Nilai ekspor TPT Indonesia ke negara i pada tahun t (US$) GDPCTit = GDP per kapita negara tujuan ekspor pada tahun t (US$) Popit = Populasi negara tujuan ekspor pada tahun t (orang) NTit = Nilai tukar riil negara importir pada tahun t (per US$) Tarifit = Tarif impor negara importir (%) JEit = Jarak ekonomi Indonesia ke negara i pada tahun t (Km) α0 = Intersep α1 α5 = Koefisien eit = Error term Ln = Logaritma natural

27 17 Jarak ekonomi diperoleh dengan menggunakan rumus pada persamaan 6. Jarak Ekonomi = Jarak geografis antar negara x GDP negara j GDP negara j (6) Definisi Operasional Definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian dijelaskan seperti dibawah ini. 1. Nilai ekspor TPT merupakan nilai ekspor TPT Indonesia ke delapan negara Amerika Latin berdasarkan HS 4 digit dengan kode 6109 (kaos, singlet, kaos kutang lainnya, rajutan atau kaitan) dalam periode tahun 2009 sampai Data nilai ekspor diubah dalam bentuk logaritma natural (ln). 2. Nilai GDP per kapita delapan negara di Amerika Latin dengan satuan US$ dalam periode tahun 2009 sampai Data GDP per kapita delapan negara Amerika Latin diubah dalam bentuk logaritma natural (ln). 3. Populasi delapan negara di Amerika Latin dengan satuan juta jiwa dalam periode tahun 2009 sampai Data populasi delapan negara di Amerika Latin diubah dalam bentuk logaritma natural (ln). 4. Nilai tukar riil efektif delapan negara di Amerika Latin terhadap US$ dalam periode tahun 2009 sampai Data nilai tukar riil delapan negara di Amerika Latin diubah dalam bentuk logaritma natural (ln). 5. Tarif impor negara importir dalam persen (%) selama periode tahun 2009 sampai Jarak ekonomi antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dengan satuan kilometer. Data jarak ekonomi diubah dalam bentuk logaritma natural (ln). Pengujian Asumsi Model Tiga asumsi yang harus diuji dalam model analisis regresi yaitu heteroskedastisitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan normalitas. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah salah satu penyimpangan pada asumsi klasik statistika. Heteroskedastisitas terjadi jika ragam sisaan tidak konstan. Masalah ini sering terjadi jika ada penggunaan data cross section dalam estimasi model, namun dapat terjadi juga dalam data time series. Salah satu cara mengatasi masalah ini yaitu dengan metode Generalized Least Square (GLS) yang merupakan metode kuadrat terkecil yang terboboti, dimana model ditransformasikan dengan memberikan bobot pada data asli (Juanda 2009). Uji Multikolinieritas Multikolinieritas menyebabkan R-Squared tinggi, tetapi sedikit koefisiennya yang nyata bahkan hubungan dapat terbalik. Cara mendeteksinya dengan Spearman s Rho Correlation, apabila angka korelasi lebih kecil dari 0,8 maka dapat dikatakan terbebas dari masalah multikolinieritas.

28 18 Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan Durbin Watson (DW) hasil estimasi dengan DW tabel. Jika nilai DW berada pada area non-autokorelasi mendekati dua maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut bebas dari masalah autokorelasi. Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi error term apakah terdistribusi secara normal atau tidak. Cara mendeteksi uji normalitas ini yaitu dengan melihat nilai probabilitas yang dihasilkan. Nilai probabilitas yang lebih dari taraf nyata (5%) dapat dinyatakan bahwa model tersebut menyebar secara normal.

29 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Industri TPT Indonesia Industri TPT termasuk dalam industri pengolahan dan merupakan salah satu industri perintis serta tulang punggung manufaktur Indonesia. Industri TPT juga termasuk dalam industri yang bersifat padat karya sehingga industri ini dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Rata-rata setiap pertumbuhan satu persen, industri TPT akan menyerap sekitar tenaga kerja. Data pada Gambar 7 yang bersumber dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menunjukkan bahwa pada tahun 2010 industri pengolahan menyerap 12.8 persen tenaga kerja Indonesia atau sekitar orang. Data tersebut juga menunjukkan bahwa dari 12.8 persen tersebut, jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri TPT mencapai persen atau sekitar orang. Terjadi penurunan proporsi penyerapan tenaga kerja industri TPT di tahun 2010, pada tahun 2009 proporsi penyerapan tenaga kerja industri TPT terhadap total tenaga kerja industri pengolahan yaitu persen. Wholesale, Retail, Restaurants, and Hotels Building Electricity, Gas, and Water Mining, and Quarrying 0.20% 1.20% 5.20% 20.80% Textile & Clothing Industry 10.13% ( worker) Manufacturing Industry 12.80% ( worker) Agriculture, Forestry, Hunting, and Fishing 38.30% Community Service, Social, and Individual 14.70% Finance, Insurance, Rental, Buildings, Land, and Business Servicess 1.60% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00% Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia, 2010 Gambar 7 Presentase Tenaga Kerja Sektoral Indonesia Tahun 2010 (orang) Industri TPT yang merupakan salah satu jenis industri yang bersifat padat karya pada dasarnya membutuhkan tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan Gambar 8, terlihat bahwa perkembangan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor TPT mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tren penyerapan tenaga kerja yang semakin meningkat pada industri TPT selama periode tahun 2006 sampai dengan 2010 menunjukkan bahwa industri TPT memiliki peran penting dalam menekan angka pengangguran. Tingginya tingkat penyerapan tenaga kerja tersebut menjadi indikasi bahwa industri TPT dapat dijadikan pemerintah sebagai salah satu cara untuk menekan tingginya angka pengangguran yang terjadi di Indonesia (Asmara et al, 2012).

30 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Gambar 8 Tren Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri TPT Periode Tahun 2006 sampai 2010 Penyerapan tenaga kerja pada industri TPT jika dilihat berdasarkan masingmasing subsektor terjadi fluktuasi setiap tahunnya namun tidak signifikan. Berdasarkan Gambar 9, terlihat bahwa subsektor industri TPT yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah garment. Subsektor kedua yang menyerap tenaga kerja terbesar Fabric, yang diikuti selanjutnya oleh other textile, yarn, dan fiber. Subsektor garment merupakan subsektor pada industri TPT yang mengalami peningkatan secara signifikan selama periode tahun 2006 sampai dengan FIBER YARN FABRIC OTHER TEXTILE GARMENT Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Gambar 9 Tren Penyerapan Tenaga Kerja pada Subsektor Industri TPT Indonesia Periode Tahun 2006 sampai 2010

31 21 Analisis Dayasaing Komparatif dan Dinamika TPT Indonesia Dayasaing komparatif TPT Indonesia di Amerika Latin dapat diketahui dengan menggunakan metode RCA. TPT yang di ekspor Indonesia dapat dikategorikan memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia atau memiliki dayasaing kuat jika nilai RCA lebih dari satu, sedangkan nilai RCA yang kurang dari satu menandakan bahwa TPT yang di ekspor Indonesia memiliki keunggulan komparatif di bawah rata-rata dunia atau memiliki dayasaing lemah. Hasil analisis RCA pada Tabel 2 menunjukkan bahwa TPT Indonesia memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia atau memiliki dayasaing komparatif kuat di semua negara tujuan ekspor yang dianalisis. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai ratarata RCA yang bernilai lebih dari satu. Nilai rata-rata RCA yang lebih dari satu sudah cukup menggambarkan bahwa dayasaing TPT Indonesia kuat, meskipun pada tahun-tahun tertentu untuk beberapa negara terdapat nilai RCA yang kurang dari satu seperti pada Kolombia, Peru, Uruguay, dan Venezuela. Panama merupakan negara yang memiliki nilai rata-rata RCA tertinggi, namun selama empat tahun terakhir mengalami penurunan nilai RCA. Nilai rata-rata RCA terkecil adalah Kolombia, meskipun Kolombia memiliki nilai rata-rata RCA terkecil tetapi nilai RCA per tahun selama empat tahun terakhir mengalami peningkatan di Kolombia. Tabel 2 Nilai RCA Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia ke Amerika Latin Negara Rata - Rata Brazil Argentina Colombia Paraguay Peru Uruguay Panama Venezuela Rata-Rata Hasil analisis EPD pada Tabel 3 menunjukkan bahwa TPT Indonesia di Amerika Latin memiliki posisi pasar lost opportunity, falling star, dan rising star. Posisi pasar lost opportunity dari TPT Indonesia berada di Uruguay. Posisi lost opportunity ini mengindikasikan bahwa TPT Indonesia mengalami penurunan pangsa pasar ekspor pada pasar yang dinamis, artinya Indonesia kehilangan kesempatan dalam mengoptimalkan pasar yang dinamis untuk mendapatkan keuntungan. Posisi pasar falling star dari TPT Indonesia berada di Brazil. Posisi falling star ini menandakan bahwa terjadi pertumbuhan pangsa ekspor TPT Indonesia yang positif di negara tersebut, namun permintaan ekspor TPT di negara tersebut mengalami penurunan. Posisi pasar rising star dari TPT Indonesia berada di Argentina, Kolombia, Paraguay, Peru, Panama, dan Venezuela. Posisi rising star ini menandakan bahwa terjadi pertumbuhan pangsa pasar ekspor TPT Indonesia di negara tersebut dan terjadi pertumbuhan permintaan ekspor TPT di negara tersebut.

32 22 Berdasarkan penjelasan posisi pasar tersebut, maka pemerintah harus lebih memfokuskan ekspor TPT Indonesia ke Uruguay karena TPT Indonesia di negara tersebut menempati posisi lost opportunity. Pemerintah yang lebih memfokuskan pada pasar Uruguay diharapkan dapat mengoptimalkan keuntungan dari pasar Uruguay yang dinamis, sehingga kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pasar dinamis tersebut tidak hilang. Tabel 3 Hasil EPD Produk Tekstil Indonesia ke Amerika Latin Negara Sumbu X Sumbu Y Posisi Pasar Brazil Falling Star Argentina Rising Star Kolombia Rising Star Paraguay Rising Star Peru Rising Star Uruguay Lost Opportunity Panama Rising Star Venezuela Rising Star Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin Pemilihan Model Terbaik Analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin menggunakan model data panel. Pemilihan model terbaik untuk penelitian dilakukan dengan berdasarkan hasil uji Chow dan uji Hausman. Berdasarkan hasil uji Chow (Lampiran 4) terlihat bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf nyata lima persen, hal ini menandakan bahwa cukup bukti untuk menolak H0 sehingga Fixed Effect Model (FEM) merupakan model terbaik. Berdasarkan hasil uji Hausman (Lampiran 5) terlihat bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari taraf nyata lima persen, hal ini menandakan bahwa cukup bukti untuk menolak H0 sehingga model yang terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM). Fixed Effect Model (FEM) merupakan model terbaik sehingga model ini digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin. Uji kriteria statistik atau uji hipotesis juga dilakukan untuk memperoleh model terbaik. Uji yang dilakukan antara lain uji F dan uji t. Uji F bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya secara keseluruhan. Uji F dapat dilihat dari besarnya probabilitas F statistics, pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai probabilitas F statistics adalah sebesar 0.00 lebih kecil dari taraf nyata lima persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji t bertujuan untuk mengetahui variabel independen secara individu berpengaruh signifikan atau tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa nilai tukar tidak berpengaruh secara

33 signifikan terhadap nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin. Variabel tarif impor dan GDP per kapita negara tujuan signifikan pada taraf nyata sepuluh persen, sedangkan variabel yang signifikan pada taraf nyata lima persen adalah populasi negara tujuan, dan jarak ekonomi. Tabel 4 Hasil Estimasi Gravity Model Ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. LNGDPCT * LNPOP ** LNNT TARIF * LNJE ** C ** Cross-section fixed (dummy variables) Effects Specification Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-watson stat Prob(F-statistic) Catatan : *) Signifikan pada taraf nyata 10% **) Signifikan pada taraf nyata 5% Uji asumsi klasik pertama adalah melakukan uji heteroskedastisitas dengan melihat hasil Standardized Residual Graph. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa grafik standar residual berfluktuatif secara teratur seperti grafik detak jantung (Lampiran 7), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model nilai ekspor TPT Indonesia ke Amerika Latin. Kedua adalah melakukan uji multikolinearitas dengan melihat matriks korelasi antar variabel (Lampiran 8). Berdasarkan matriks tersebut, terlihat bahwa nilai korelasi parsial antar peubah bebas lebih kecil dari 0.8 (Spearman s Rho Correlation) sehingga model terbebas dari masalah multikolinearitas. Ketiga adalah melakukan uji normalitas dengan c melihat nilai Jarque-Bera dan nilai probabilitas pada histogram normality test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Jarque Bera lebih besar dari α (0.83 > 0.05) dan nilai probabilitas yang juga lebih besar dari α (0.66 > 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa model sudah memiliki error terms yang menyebar dengan normal. Keempat adalah melakukan uji autokorelasi dengan cara melihat nilai statistik Durbin-Watson. Pada model nilai ekspor TPT Indonesia diperoleh nilai statistik Durbin-Watson sebesar Nilai tersebut mendekati 2.00 sehingga dapat dikatakan bahwa model tidak mengalami pelanggaran autokorelasi. 23

34 24 Interpretasi Model GDP per Kapita Negara Tujuan Berdasarkan hasil estimasi terlihat bahwa nilai probabilitas dari variabel ini mendekati taraf nyata 10 persen ( ) sehingga GDP per kapita negara tujuan dianggap signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tersebut, sedangkan koefisien dari GDP per kapita negara tujuan bertanda positif yaitu yang berarti kenaikan GDP per kapita negara tujuan sebesar 1 persen akan menyebabkan kenaikan nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tersebut sebesar 2.48 persen. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis awal dan serupa dengan penelitian Ningsih (2013) dalam penelitian yang berjudul Analisis Dayasaing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Minyak Atsiri Indonesia di Negara Tujuan Ekspor. Populasi Hasil estimasi dari variabel populasi negara tujuan ekspor menunjukkan bahwa probabilitas dari variabel ini lebih kecil dari taraf nyata lima persen (0.00 < 0.05) yang berarti bahwa populasi negara tujuan ekspor signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tersebut, sedangkan koefisien dari populasi negara tujuan ekspor memiliki tanda positif yaitu yang berarti bahwa kenaikan populasi negara tujuan ekspor sebesar 1 persen akan menyebabkan kenaikan nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tersebut sebesar persen. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis awal dan serupa dengan penelitian Dilanchiev (2012) dalam jurnal Empirical Analysis of Georgian Trade Pattern: Gravity Model. Nilai Tukar Berdasarkan hasil etimasi model terlihat bahwa variabel nilai tukar riil efektif tidak signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tujuan ekspor karena probabilitas dari variabel ini lebih besar dari taraf nyata sepuluh persen ( > ). Variabel nilai tukar riil efektif tidak signifikan memengaruhi nilai ekspor dapat disebabkan oleh adanya penetapan nilai tukar oleh eksportir TPT Indonesia. Hal lain yang dapat menjadi penyebab adalah kebutuhan negara tujuan ekspor besar terhadap TPT Indonesia yang dilihat dari peningkatan nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tujuan ekspor dari tahun 2009 sampai Tidak signifikannya variabel nilai tukar serupa dengan penelitian Ningsih (2013) yang berjudul Analisis Dayasaing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Minyak Atsiri Indonesia. Tarif Berdasarkan hasil estimasi model terlihat bahwa nilai probabilitas dari variabel tarif impor negara tujuan ekspor lebih kecil dari taraf nyata sepuluh persen (0.06 < 0.10), sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ini signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tujuan ekspor yang berada di kawasan Amerika Latin. Koefisien dari variabel ini bertanda negatif yaitu yang berarti bahwa ketika terjadi kenaikan tarif impor di negara tujuan ekspor sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tersebut sebesar 0.07 persen. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesi awal dan serupa dengan penelitian Rudoturahman (2015) yang berjudul Analisis Dayasaing dan Faktor-

35 Faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin. Jarak Ekonomi Hasil estimasi model variabel jarak ekonomi antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor menujukkan bahwa nilai probabilitas dari variabel ini lebih kecil dari taraf nyata lima persen (0.03 < 0.05) yang berarti bahwa variabel jarak ekonomi signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tujuan ekspor. Koefisien dari variabel ini bertanda negatif yaitu yang berarti bahwa ketika terjadi peningkatan jarak ekonomi antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan nilai ekspor TPT Indonesia ke negara tersebut sebesar 2.93 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal dan penelitian yang dilakukan oleh Dilanchiev (2012) dalam jurnal Empirical Analysis of Georgian Trade Pattern: Gravity Model. 25 Analisis Dayasaing Kompetitif dan Strategi Ekspor TPT Indonesia Porter s Diamond Model juga digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis dayasaing kompetitif dan strategi ekspor dari TPT Indonesia. Berdasarkan konsep ini dayasaing dapat diidentifikasikan dengan produktifitas, yakni tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan. Faktorfaktor utama yang menentukan dayasaing suatu komoditas adalah: (1) kondisi faktor; (2) kondisi permintaan; (3) industri terkait dan penunjang; (4) strategi, struktur, dan persaingan perusahaan. Terdapat dua hal yang menentukan interaksi antara keempat faktor tersebut, yaitu kesempatan dan kebijakan pemerintah. Faktorfaktor tersebut secara bersama membentuk sistem dalam peningkatan keunggulan dayasaing yang disebut Porter s Diamond Theory. Hasil analisis faktor penentu dayasaing TPT Indonesia adalah seperti di bawah ini. Kondisi Faktor Kondisi faktor meliputi semua ketersediaan sumber daya input, yaitu seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, sumber daya IPTEK dan sumber daya infrastruktur. Ketersediaan input dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan serta semakin tinggi kualitas input, semakin besar pula peluang industri dan negara dalam meningkatkan dayasaing. Kondisi faktor industri TPT di Indonesia berdasarkan hasil studi literatur adalah seperti berikut ini. 1. Bahan baku tekstil sebagian besar berasal dari impor. Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah, pada tahun 2014 impor bahan baku tekstil mencapai US$ 5.6 milyar. Hal tersebut menyebabkan industri tekstil dalam negeri sangat rentan dengan gejolak ekonomi dunia (-) (sumber : Tempo). 2. Permesinan industri TPT di Indonesia sebagian besar sudah tua atau usang. Menurut Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Panggah Susanto, industri TPT masih menggunakan mesin-mesin tua yang berumur lebih dari 20 tahun (-) (sumber : Harian Ekonomi).

36 26 3. Kebijakan pemberian fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor) untuk bahan baku (raw material) impor berupa pembebasan bea masuk bagi industri TPT yang berlokasi di kawasan berikat (+) (sumber : Kemenkeu). 4. Tenaga kerja di Indonesia yang relatif murah merupakan salah satu keunggulan bagi industri TPT Indonesia karena dapat menurunkan biaya produksi (+) (sumber : Okezone). 5. Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) oleh TItik Handayani tahun 2015 tenaga kerja Indonesia kurang berkualitas, dan produktivitas tenaga kerja rendah (-) (sumber : Republika). Industri Terkait dan Penunjang Peran industri pendukung dan industri terkait dengan industri TPT Indonesia merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang dayasaing TPT. Industri yang terkait dengan industri TPT berdasarkan hasil studi literatur adalah seperti berikut ini. 1. Industri TPT yang memiliki tingkat integrasi vertikal yang cukup tinggi tidak didukung dengan ketersediaan sektor hulu yaitu kapas. Hal tersebut menyebabkan industri TPT sangat rentan dengan gejolak nilai tukar (-) (sumber: Tempo). 2. Berdasarkan Laporan Kinerja Perindustrian tahun 2014, salah satu permasalahan industri TPT di Indonesia adalah lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi dalam industri (-) (sumber : Kemenperin). 3. Perbankan menyediakan kredit untuk peremajaan mesin sejak tahun 2005 (+) (sumber : Kemenperin). Kondisi Permintaan Permintaan produk TPT terdiri dari permintaan domestik dan permintaan luar negeri. Permintaan produk TPT sangat tinggi baik bagi konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Neraca perdagangan TPT selalu positif meskipun impor TPT juga tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa produk TPT Indonesia diminati oleh konsumen luar negeri. Kondisi permintaan TPT berdasarkan hasil studi literatur adalah seperti dibawah ini. 1. Jumlah penduduk Indonesia yang menempati posisi terbesar keempat di dunia pada tahun 2014 menjadikan industri TPT Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar di dalam negeri (+) (sumber : Detik). 2. Berdasarkan hasil analisis EPD pada penelitian ini terhadap negara-negara di kawasan Amerika Latin, menunnjukkan bahwa TPT Indonesia sebagian besar berada pada posisi rising star (+). 3. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, terlihat bahwa GDP per kapita dan populasi negara tujuan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor TPT, sehingga negara-negara yang memiliki GDP per kapita dan populasi tinggi dapat menjadi target pasar TPT Indonesia (+). 4. Permintaan impor TPT Indonesia tidak hanya oleh pasar tradisional (Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa), tetapi sudah penetrasi ke pasar non tradisional (Turki, Amerika Latin, dan Afrika) (+) (sumber : Kemenperin). 5. Isu-isu perdagangan internasional seperti transshipment dan dumping sering terjadi di negara-negara yang menerapkan safeguard di sektor tekstil dari

37 produk hulu sampai dengan produk hilir (seperti di Turki dan Argentina), sehingga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk lawyer (-) (sumber : Kemenperin). 27 Strategi, Struktur, dan Persaingan Industri Kondisi persaingan dalam industri TPT sangat ketat baik antar perusahaan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri. Perusahaan luar negeri masuk sebagai pesaing industri TPT nasional karena Indonesia menganut sistem perdagangan bebas terutama dengan negara-negara ASEAN dan Cina. Hal ini menyebabkan produk TPT nasional akan bersaing dengan produk negara lain baik di pasar dalam negeri maupun di pasar Internasional. Kondisi strategi, struktur, dan persaingan pada industri TPT berdasarkan hasil studi literatur adalah seperti di bawah ini. 1. Di pasar internasional, industri TPT nasional menghadapi pesaing produsen TPT lainnya seperti Vietnam, India, Cina, dan Srilanka (-) (sumber : Kemenperin). 2. Struktur TPT bervariasi, yaitu berbahan baku katun (sekitar 42 persen dari seluruh produksi tekstil nasional), tekstil sintesis (sekitar 50 persen) dan sisanya tekstil rayon, sehingga ada alternatif produk lain jika ada goncangan di produk jenis tertentu (+) (sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia). 3. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyatakan akan melakukan pencarian pasar baru bagi produk tekstil Indonesia (+) (sumber : Kemendag). Kebijakan Pemerintah 1. PMK No. 176/PMK.04/2014 (pembebasan) dan 177/PMK.04/2014 (pengembalian) terkait KITE memberikan kemudahan bagi industri untuk mengimpor bahan baku dengan tujuan ekspor (+). 2. PMK No. 120/PMK.04/2013 (kawasan berikat) memberikan kemudahan bagi pengusaha TPT yang berada dikawasan berikat karena dibebaskan dari PPn (+). 3. Kementerian Perindustrian menganggarkan Rp. 100 milyar untuk membantu para pelaku usaha merestrukturisasi mesin peralatan industri yang sudah tua (+) (sumber : Detik Finance). Kesempatan 1. Permintaan produk TPT dalam negeri dan luar negeri tinggi (+). 2. Program restrukturisasi mesin pada industri TPT terdapat ketentuan bahwa setiap perusahaan yang melakukan restrukturisasi mesin dengan membeli mesin dari luar negeri akan mendapat insentif sebesar 10 persen dari dana pembelian, sedangkan jika industri membeli mesin-mesin dari industri dalam negeri maka perusahaan tersebut akan mendapat insentif sebesar 15 persen dari dana pembelian (+) (sumber : BAPPENAS). 3. Adanya paket kebijakan Jokowi yang ketiga dengan tujuan untuk menurunkan impor dan mendongkrak ekspor (+) (sumber : Kemendag).

38 28 Kesempatan: 1. Permintaan yang tinggi pada produk TPT (+) 2. Insentif dari KemenPerin bagi industri yang melakukan restrukturisasi mesin yang sudah tua (+) 3. Adanya paket kebijakan Jokowi yang ketiga (+) Strategi, Struktur, dan Persaingan: 1. Terdapat produsen TPT lainnya yaitu, Vietnam, India, Cina, dan Srilanka (-) 2. Struktur TPT bervariasi (+) 3. Pencarian pasar baru bagi produk TPT Indonesia (+) Kondisi Faktor: 1. Bahan baku tekstil sebagian besar dari impor (-) 2. Permesinan industri TPT di Indonesia sebagian besar sudah tua (-) 3. Adanya fasilitas KITE (+) 4. Tenaga kerja Indonesia yang relatif murah (+) 5. Tenaga kerja kurang berkualitas, dan produktivitas rendah. (-) Kondisi Permintaan: 1. Jumlah penduduk Indonesia yang besar (+) 2. TPT Indonesia sebagian besar berada pada posisi rising star (+) 3. Nilai ekspor TPT Indonesia searah dengan populasi dan GDP per kapita negara tujuan (+) 4. Indonesia sudah penetrasi ke pasar non tradisional (+) 5. Sering terjadi isu-isu perdagangan internasional (-) Industri Terkait dan Penunjang: 1. Industri TPT yang memiliki integrasi vertikal cukup tinggi tidak didukung dengan ketersediaan sektor hulu, yaitu kapas (-) 2. Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi dalam industri TPT(-) 3. Perbankan menyediakan kredit untuk peremajaan mesin sejak 2005.(+) Kebijakan Pemerintah: 1. PMK No. 177/PMK.04/2014 dan PMK No. 176/PMK.04/2014 (+) 2. PMK No. 147/PMK.04/2011 (-) 3. Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendorong terjadinya restrukturisasi mesin. (+)

39 29 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut ini. 1. Industri tekstil merupakan industri yang bersifat padat karya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa industri TPT dapat menekan angka pengangguran di Indonesia. 2. Berdasarkan hasil analisis RCA, terlihat bahwa TPT Indonesia memiliki dayasaing komparatif yang kuat di Amerika Latin. Hasil analisis EPD terhadap TPT Indonesia menunjukkan bahwa TPT Indonesia menempati posisi rising star, kecuali di Brazil TPT Indonesia berada pada posisi falling star, dan di Uruguay posisi TPT Indonesia adalah lost opportunity. 3. Berdasarkan hasil analisis gravity model menunjukkan bahwa variabel tarif impor, dan jarak ekonomi signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia dan berhubungan negatif. Variabel GDP per kapita, dan populasi signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia dan berhubungan positif, sedangkan variabel nilai tukar riil efektif tidak signifikan memengaruhi nilai ekspor TPT Indonesia. 4. Berdasarkan hasil analisis Porter s Diamond Model, terlihat bahwa komponen dayasaing yang menjadi keunggulan TPT Indonesia terletak pada kondisi permintaan, strategi, struktur, dan persaingan, kebijakan pemerintah, serta kesempatan, sedangkan kondisi faktor, industri terkait dan penunjang menjadi kelemahan industri TPT Indonesia. Hal ini menyebabkan TPT Indonesia memiliki keunggulan kompetitif. Strategi TPT Indonesia lebih berfokus pada pencarian pasar baru. Saran 1. Ekspor TPT Indonesia ke Uruguay harus menjadi perhatian pemerintah. Hal tersebut dikarenakan TPT Indonesia berada pada posisi lost opportunity yang menandakan bahwa Indonesia kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan pada pasar yang dinamis. 2. Negara-negara yang memiliki GDP per kapita dan populasi besar, tarif impor rendah, serta jarak ekonomi yang kecil dengan Indonesia seharusnya menjadi tujuan ekspor Indonesia. Hal ini dikarenakan hasil gravity menunjukkan bahwa GDP per kapita dan populasi memiliki hubungan yang searah dengan nilai ekspor TPT Indonesia, sedangkan tarif impor negara tujuan dan jarak ekonomi negara tujuan dengan Indonesia memiliki hubungan yang tidak searah dengan nilai ekspor TPT Indonesia. 3. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 120/PMK.04/2013 terkait kawasan berikat merupakan sebuah kebijakan yang baik, namun pemerintah seharusnya lebih mengkaji ulang karena sebagian besar sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang bertujuan ekspor tidak dapat mendapat fasilitas berikat karena tidak berada di kawasan industri. Memperluas cakupan kawasan berikat merupakan hal yang dapat dilakukan pemerintah agar sektor UKM memperoleh kawasan berikat.

40 30 DAFTAR PUSTAKA Amelia, F Posisi Dayasaing Jahe Indonesia di Pasar Internasional [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Asmara, A, Purnamadewi Y, Mulatsih S, Novianti T Strategi Penguatan Struktur Industri Tekstil dan Produk Tekstil dalam Mereduksi Pengangguran di Indonesia. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Asosiasi Pertekstilan Indonesia Data dan Statistik. Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Jakarta. Balassa, B Trade Liberalisation and Revealed Comparative Advantage. United Kingdom (UK). The Manchester School. [BPS] Badan Pusat Statistik Angkatan Kerja Indonesia Tahun 2006 sampai Berbagai Edisi. Jakarta (ID) : BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik Statistik Industri Indonesia Tahun 2006 sampai Berbagai Edisi. Jakarta (ID) : BPS. Bappenas Perdagangan dan Investasi Indonesia: sebuah catatan tentang Dayasaing dan Tantangan ke Depan [Internet]. [Diakses pada 12 Februari 2014]. Bappenas Restrukturisasi Mesin Industri TPT dan Alas Kaki. [http;// Basri, F, Munandar, H Dasar Dasar Ekonomi Internasional: Pengenalan dan Aplikasi Metode Kuantitatif. Jakarta (ID): Kencana. Bergstran, J Gravity Equation and Economic Frictions in World Economy. [CEPII] Centre d Etudes Prospectives et d Informations Internationales. Chintia, S Faktor Faktor yang Memengaruhi Permintaan Ekspor TPT Indonesia di Uni Eropa [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Detik Indonesia Masuk Posisi Lima Besar Negara dengan Jumlah Penduduk Terbanyak. [ Dilanchiev, A Empirical Analysis of Georgian Trade Pattern : Gravity Model Journal Of Social Science. 1(1) : Eita, J.H. dan Jordaan A.C Outh Africa Export of Metal and Articles of Base Metal : Gravity Model Approach. Journal for Studies in Economics and Econometrics. 31(3) : Firdaus, M Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID) : IPB Press. Firsya, A Analisis Dayasaing dan Faktor Faktor yang memengaruhi Aliran Ekspor Komoditas Kakao Olahan Indonesia [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Gujarati, D.N Basic Econometric. Fouth Edition. New York : McGraw Hill Companies, Inc. Harian Ekonomi Neraca Perlunya Restrukturisasi Mesin Industri TPT dan Alas Kaki. [ Hsiao, C Analysis of Panel Data. Cambridge: Cambridge University Press. Juanda, B Metodologi Penelitian: Ekonomi dan Bisnis. Bogor (ID): IPB pr. [Kemenkeu] Kementerian Keuangan. Kemudahan Impor Tujuan Ekspor. Jakarta (ID) : Kemenkeu.

41 [Kemendag] Kementerian Perdagangan Dayasaing Ekspor. Jakarta (ID) : Kemendag. [Kemenperin] Kementerian Perindustrian Kinerja Ekspor. Jakarta (ID) : Kemenperin. Krugman, P, Obst Feld M Ekonomi Internasional. Faisal, Basri, penerjemah; Sarwiji. Koordinator Editor. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. Terjemahan dari : Internasional Economics. Ed ke-5. Lipsey, R.G. Courant, dan CTS Pengantar Makroekonomi Edisi Kesepuluh Jilid Dua. Jakarta : Binarupa Aksara. Mankiw, G Makroekonomi. Liza, Nurmawan, Penerjemah. Jakarta (ID). : Penerbit Erlangga. Terjemahan dari Macroeconomic, 6 th Edition. Ed ke-6. Ningsih, A Analisis Dayasaing dan Faktor Faktor yang Memengaruhi Permintaan Minyak Atsiri Indonesia di Negara Tujuan Ekspor [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Okezone Rendahnya Gaji Buruh di Indonesia. [ Porter, ME The Competitive Advantage of Nation. The Free Press, New York. [US] Porter, M The Competitive Advantage Of Nations. The Macmillan Press. Ltd. Hampshire, UK. Republika Peningkatan Kualitas Sumberdaya Indonesia. [ Rudoturrahman, L Analisis Dayasaing dan Faktor Faktor yang Memengaruhi ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Salvatore, D Ekonomi Internasional. Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta. Tanujaya, I.S Analisis Dayasaing Produk Perkebunan Terpilih Indonesia di Beberapa Negara Amerika Latin [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. TradeMap Trade Statistics for International Business Development. [diakses Januari 2016] [UNCTAD] United Nation Conference on Trade and Development [dunduh Januari 2016]. Tersedia pada: [WITS] World Integrated Trade Solution Trade Data [diunduh Januari 2016]. Tersedia pada; http :// 31

42 32 LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil RCA TPT Indonesia ke Amerika Latin Negara Tahun Xij Xt Wij Wt RCA Rataan RCA Brazil Brazil Brazil Brazil Brazil Argentina Argentina Argentina Argentina Argentina Colombia Colombia Colombia Colombia Colombia Paraguay Paraguay Paraguay Paraguay Paraguay Peru Peru Peru Peru Peru Uruguay Uruguay Uruguay Uruguay Uruguay Panama Panama Panama Panama Panama Venezuela Venezuela Venezuela Venezuela Venezuela

43 33 Lampiran 2 Hasil EPD TPT Indonesia ke Amerika Latin Negara Tahun Growth x Growth y Brazil 2009 Brazil Brazil Brazil Brazil Argentina 2009 Argentina Argentina Argentina Argentina Kolombia 2009 Kolombia Kolombia Kolombia Kolombia Paraguay 2009 Paraguay Paraguay Paraguay Paraguay Peru 2009 Peru Peru Peru Peru Uruguay 2009 Uruguay Uruguay Uruguay Uruguay Panama 2009 Panama Panama Panama Panama Venezuela 2009 Venezuela Venezuela Venezuela Venezuela Sumbu X Sumbu Y Posisi Pasar Falling Star Rising star Rising star Rising star Rising star lost opportunity Rising star Rising star

44 34 Lampiran 3 Data untuk Gravity Model lnne lngdpct lnpop lnnt Tarif lnje

45 35 Lampiran 4 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation : FEM Test Cross-section fixed effect Effect Test Statistic d.f Prob. Cross-section F (7,27) Lampiran 5 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects Hausman Test Equation : REM Test Cross-section random effect Test Summary Chi-Sq.Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random Lampiran 6 Hasil Estimasi FEM Dependent Variabel : LNNE Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date : 02/01/16 Time: 16:43 Sample ; Periods include : 5 Cross-sections included : 8 Total panel (balanced) observations : 40 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. LNGDPCT LNPOP LNNT TARIF LNJE C Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat

46 36 Lampiran 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 8 Hasil Uji Multikoliniearitas LNNE LNGDPCT LNPOP LNNT TARIF LNJE LNNE LNGDPCT LNPOP LNNT Tarif LNJE Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian halnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan selama periode tahun 2003-2010 dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2005-2009 yang berasal dari World Integrated Trade Solutions (WITS), United

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Ekspor Teh Indonesia ke Pasar ASEAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk

Lebih terperinci

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Ekspor Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor. Kegiatan ekspor-impor

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BAN INDONESIA KE KAWASAN AMERIKA LATIN MIA AYU WARDANI

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BAN INDONESIA KE KAWASAN AMERIKA LATIN MIA AYU WARDANI ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BAN INDONESIA KE KAWASAN AMERIKA LATIN MIA AYU WARDANI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sembilan negara anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, Myanmar, Singapura,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari data time series tahunan ( ). Data sekunder diperoleh

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari data time series tahunan ( ). Data sekunder diperoleh III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan (2000-2010). Data sekunder diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG 1 ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS Oleh Baida Soraya 117039030/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA EKSPOR ELEKTRONIKA INDONESIA KE AMERIKA LATIN FATHYA NIRMALA HANOUM

ANALISIS KINERJA EKSPOR ELEKTRONIKA INDONESIA KE AMERIKA LATIN FATHYA NIRMALA HANOUM ANALISIS KINERJA EKSPOR ELEKTRONIKA INDONESIA KE AMERIKA LATIN FATHYA NIRMALA HANOUM DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR ALAS KAKI INDONESIA KE AMERIKA LATIN SISKA NURWULAN YUNIA

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR ALAS KAKI INDONESIA KE AMERIKA LATIN SISKA NURWULAN YUNIA ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR ALAS KAKI INDONESIA KE AMERIKA LATIN SISKA NURWULAN YUNIA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA EKSPOR KERTAS INDONESIA KE AMERIKA LATIN MIRA MARINA

ANALISIS KINERJA EKSPOR KERTAS INDONESIA KE AMERIKA LATIN MIRA MARINA ANALISIS KINERJA EKSPOR KERTAS INDONESIA KE AMERIKA LATIN MIRA MARINA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, selain dua sektor lainnya, yaitu sektor pertanian dan sektor jasa. Seiring dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional III. METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarhi prosiklikalitas sektor perbankan di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI EKSPOR PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN OLAHAN INDONESIA DI PASAR NON-TRADISIONAL ASIA OLEH MARIA ULFAH H

ANALISIS POTENSI EKSPOR PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN OLAHAN INDONESIA DI PASAR NON-TRADISIONAL ASIA OLEH MARIA ULFAH H ANALISIS POTENSI EKSPOR PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN OLAHAN INDONESIA DI PASAR NON-TRADISIONAL ASIA OLEH MARIA ULFAH H14080065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bengkulu yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 1 kota, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Tengah,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Negara ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Penentuan judul penelitian didasarkan pada pertumbuhan produksi beras Negara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia, dimana menganalisis permintaan tenaga kerja perusahaan industri manufaktur tahun 2000-2016. Alasan memilih karena terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca 49 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Dalam penelitian ini berusaha untuk menganalisis 6 buah model

Lebih terperinci

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE 5.1. Aliran Perdagangan dan Kondisi Tarif Antar Negara ASEAN Plus Three Sebelum menganalisis kinerja ekspor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data panel sebagai acuan sumber data yang digunakan. Dimana penelitian ini berfokus pada bagaimana peforma perusahaan ritel di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah tentang hubungan atau pengaruh variabel pilihan terhadap tingkat kemiskinan dengan daerah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti

Lebih terperinci

5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA

5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA 5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA 5.1 Determinan Ketahanan Pangan Regional Analisis data panel dilakukan untuk mengetahui determinan ketahanan pangan regional di 38 kabupaten/kota

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan hal yang sudah mutlak dilakukan oleh setiap negara. Pada saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi autarki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan

Lebih terperinci

POSISI DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR PAKAIAN JADI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN UTAMA TAHUN NADILA LISTIANINGRUM

POSISI DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR PAKAIAN JADI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN UTAMA TAHUN NADILA LISTIANINGRUM POSISI DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR PAKAIAN JADI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN UTAMA TAHUN 2009-2013 NADILA LISTIANINGRUM DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya bergantung pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder. Dalam penelitian ini, data diambil dari laporan terbitan BPS nasional periode

Lebih terperinci

Kata Kunci : Common Effect, Fixed Effect, Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (IPM), Regresi Data Panel

Kata Kunci : Common Effect, Fixed Effect, Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (IPM), Regresi Data Panel Judul Nama Pembimbing : Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali : Kadek Ari Lestari : 1. Ir. I Putu Eka Nila Kencana, M.T. 2. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si. ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah seluruh pemerintah Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun 2011 2015,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H14102043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

Lina Yanti *) dan Widyastutik *)1

Lina Yanti *) dan Widyastutik *)1 Daya Saing Produk Turunan Susu Indonesia di Pasar Dunia Lina Yanti *) dan Widyastutik *)1 *) Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Jl. Kamper Kampus IPB Darmaga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 29 kabupaten dan 6 kota. Dan dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H14052235 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN RIZA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 SPESIFIKASI MODEL Dari beberapa teori serta penjelasan yang terdapat pada bagian sebelumnya, dapat diketahui bahwa produktivitas merupakan salah satu faktor yang cukup

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN DESTIA HARUM

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN DESTIA HARUM ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN DESTIA HARUM DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR MUTIARA INDONESIA OLEH FITRI KARLINDA H

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR MUTIARA INDONESIA OLEH FITRI KARLINDA H ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR MUTIARA INDONESIA OLEH FITRI KARLINDA H14080064 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci