ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR"

Transkripsi

1 ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2015 Melisa Ananda Samosir NIM H

4 ABSTRAK MELISA ANANDA SAMOSIR. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor. Dibimbing oleh TANTI NOVIANTI. Kopi merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan devisa dan pangsa pasar ekspornya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendekripsikan gambaran umum dan regulasi kopi, menganalisis posisi daya saing kopi Indonesia menggunakan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Export Product Dynamics (EPD) serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia di delapan negara tujuan ekspor, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Malaysia, Italia, Rusia, Inggris dan India dengan menggunakan data panel statis. Hasil analisis RCA menunjukkan bahwa kopi Indonesia memiliki keunggulan komparatif di delapan negara tujuan ekspor (nilai RCA>1). Analisis EPD kopi Indonesia di pasar Amerika, Malaysia, Italia, Rusia, Inggris dan India berada pada posisi Rising Star, Jepang berada di posisi Retreat dan Jerman berada pada posisi Lost Opportunity. Hasil analisis data panel statis menunjukkan populasi negara tujuan, nilai tukar riil negara tujuan dan harga ekspor signifikan memengaruhi nilai ekspor kopi, sedangkan GDP per kapita negara tujuan tidak berpengaruh signifikan. Kata kunci: Daya saing, RCA, EPD, Data Panel Statis ABSTRACT MELISA ANANDA SAMOSIR. Analysis of Competitiveness and the Factors are Influence Export of Indonesia Coffee to Export Target Countries. Supervised by TANTI NOVIANTI. Coffee is one of export commodity Indonesia that gives opportunities for income and export market for Indonesia. The aim of this research was to describe the general description and regulation of coffee, analyze the competitiveness of Indonesia local coffee with Revealed Comparative Advantage (RCA) and Export Product Dynamics (EPD) and to determine the factors which affect the export to eight countries: America, Japan, Germany, Malaysia, Italy, Russia, United Kingdom and India. RCA method showed that Indonesia coffee has comparative strength to eight countries (RCA > 1). EPD method showed the competitive strength of Indonesia coffee, Rising Star in America, Malaysia, Italy, Russia, United Kingdom dan India, Retreat in Japan market, Lost Opportunity in Germany market. Based on estimation of Static Data Panel, export value was significantly affected by population of target countries, exchange rate of target countries and export price of coffee, but GDP per capita of target countries was not significantly affected. Keywords : competitiveness, RCA, EPD, Static Data Panel

5 ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR MELISA ANANDA SAMOSIR Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

6

7

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Penelitian dilaksanakan sejak bulan November 2014 dengan judul penelitian Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor, dengan konsentrasi bidang perdagangan dan industri. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Tanti Novianti, SP, MSi selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang berharga bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Alla Asmara, SPt, MSi selaku dosen penguji utama dan Ibu Heni Hasanah, SE, MSi selaku perwakilan Komdik atas kritik dan saran berharga yang telah diberikan. Ungkapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Ayah tercinta, Efendi Samosir, Ibu terkasih, Anita Dohar Siregar, adik-adik tersayang Winda, Victorya, Grace dan Samuel serta seluruh keluarga besar atas segala doa, kasih sayang, dan dukungan penuh yang telah diberikan bagi penulis selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada segenap dosen dan staf/karyawan Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB atas segala ilmu, bimbingan serta pelayanan akademis yang telah diberikan. Penulis tak lupa berterimakasih kepada rekan-rekan Departemen Ilmu Ekonomi Angkatan 48, segenap staf dan pengurus HIPOTESA periode , teman-teman kosan Wisma Jenius serta segenap sahabat-sahabat Komisi Pelayanan Anak (KPA) PMK IPB untuk kebersamaanya. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman satu bimbingan skripsi penulis, Ina F, Iswahyuni, Raras dan Doni Jaelani yang saling mendukung satu sama lain selama masa penyusunan skripsi. Tak lupa penulis juga berterimakasih kepada sahabat-sahabat penulis yakni Isti, Nurul dan Evillya yang telah memberikan tawa, canda dan dukungan serta telah menjadi sahabat terbaik penulis selama masa kuliah. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Maret 2015 Melisa Ananda Samosir

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 6 TINJAUAN PUSTAKA 6 Kerangka Penelitian 11 Hipotesis 12 METODE 13 Jenis dan Sumber Data 13 Metode Analisis 13 Revealed Comparative Advantage (RCA) 13 Export Product Dynamic (EPD) 14 Data Panel Statis 15 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Gambaran Umum dan Regulasi Komoditi Kopi 20 Analisis Daya Saing Kopi Indonesia di Negara Tujuan 23 Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia 26 SIMPULAN DAN SARAN 29 Simpulan 29 Saran 29 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 33 RIWAYAT HIDUP 40

10 DAFTAR TABEL 1 Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun (milyar rupiah) 1 2 Jenis dan Sumber Data 13 3 Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan Tahun Indeks nilai RCA Indonesia di Negara Tujuan Tahun Rata-rata Indeks RCA Kopi Negara Eksportir di Negara Tujuan 24 6 Hasil Estimasi Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor 26 DAFTAR GAMBAR 1 Perkembangan Volume Ekspor Kopi Negara Eksportir Tahun (ton) 2 2 Perkembangan Nilai Ekspor Kopi Negara Eksportir Tahun (ribu US$) 3 3 Share Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor tahun 2013 (%) 3 4 Kontribusi Nilai Ekspor Kopi yang Tidak Disangrai dan Tidak dihilangkan Kafeinnya terhadap Komoditi Kopi Keseluruhan (%) 4 5 Nilai Ekspor Kopi Tidak Disangrai dan Tidak Dihilangkan Kafeinnya (% terhadap total ekspor) di Negara Eksportir Tahun Keseimbangan dalam Perdagangan Internasional 7 7 Skema Kerangka Pemikiran 12 8 Daya Tarik Pasar dan Kekuatan Bisnis pada Matriks EPD 14 9 Share Nilai Ekspor Kopi Indonesia terhadap Total Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor (%) Tahun Perkembangan Indeks Nilai RCA Negara Eksportir ke Dunia Tahun Perkembangan EPD Indonesia ke Negara Tujuan Tahun DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil Analisis Daya Saing Kopi Menggunakan Metode RCA Tahun Hasil Analisis Daya Saing Kopi Menggunakan Metode EPD Tahun Hasil Estimasi Model Fixed Effect Method (FEM) Data Panel 37 4 Hasil Uji Hausman 37 5 Hasil Uji Chow 37 6 Korelasi Antar Variabel 38 7 Hasil Uji Normalitas 38 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas 38 9 Hasil Cross Section Effect (Estimasi Keragaman Individu) 39

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan antar negara dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan perekonomian negaranya. Terjadinya perdagangan internasional dikarenakan keterbatasan yang dimiliki setiap negara mulai dari keterbatasan dalam mengelola sumber daya alam hingga keterbatasan sumber daya manusia dan teknologi. Adanya keterbatasan tersebut mengharuskan setiap negara untuk melakukan perdagangan internasional sehingga setiap negara saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhannya. Pemahaman teori klasik menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara perdagangan internasional dengan pertumbuhan sehingga mendorong kegiatan ekonomi suatu negara. Peran perdagangan internasional terhadap perekonomian terbuka yang dikemukakan oleh Keynes, dapat dilihat dari suatu persamaan, yakni Y=C+I+G+(X-M). Y merupakan besarnya output yang dihasilkan perekonomian, C menunjukkan besarnya konsumsi masyarakat, I menunjukkan besarnya investasi, G menunjukkan besarnya pengeluaran pemerintah, X menunjukkan besarnya ekspor dan M menunjukkan besarnya impor. Selisih X dan M disebut sebagai Net Export (NX). Kontribusi perdagangan internasional dapat dijelaskan oleh seberapa besar NX yang diperoleh dalam kegiatannya. Semakin besar nilai NX suatu negara maka akan berkorelasi langsung terhadap peningkatan output perekonomian dan pertumbuhan ekonomi (Febrianty 2014). Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan kegiatan perdagangan internasional untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Dalam kegiatan perdagangan internasional, banyak subsektor pertanian yang terlibat di dalamnya, salah satunya subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan memiliki peranan penting terhadap peningkatan pendapatan Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar komoditi subsektor perkebunan berorientasi ekspor yang mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tabel 1 Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun (milyar rupiah) Lapangan Usaha Pertanian Tanaman Bahan Makanan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan PDB Total PDB Tanpa Migas Sumber: BPS 2012

12 2 Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat dianalisis bahwa PDB subsektor perkebunan mengalami peningkatan setiap tahunnya, yaitu dari milyar rupiah pada tahun 2008 meningkat menjadi milyar rupiah pada tahun Jika dilihat berdasarkan kontribusi subsektor perkebunan terhadap PDB total pada tahun 2008 subsektor perkebunan memberikan kontribusi sebesar 2.15 persen dan mengalami penurunan menjadi 1.97 persen pada tahun Hal yang sama juga terjadi pada kontribusi subsektor perkebunan terhadap PDB tanpa migas yakni pada tahun 2008 kontribusi subsektor perkebunan terhadap non migas sebesar 2.30 persen dan mengalami penurunan menjadi 2.08 persen pada tahun Penurunan kontribusi subsektor perkebunan tersebut mengindikasikan bahwa subsektor perkebunan perlu diperhatikan agar menjadi subsektor yang unggul dan kekuatan bagi perekonomian nasional. Kopi merupakan salah satu komoditi unggulan dari subsektor perkebunan yang kinerja ekspornya dipengaruhi daya saing dan perubahan pangsa pasar yang terjadi di pasar domestik maupun pasar internasional. Sebagai komoditi ekspor, kopi menjadikan Indonesia sebagai salah satu pengekspor kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia dengan rata-rata produksi sebesar ton dan rata-rata volume ekspor sebesar ton dengan rentang waktu enam tahun pada periode 2008 hingga 2013 (Ditjenbun 2013). Volume ekspor (ton) Brazil Vietnam Kolombia Indonesia Tahun Sumber : UNComtrade 2014 Gambar 1 Perkembangan Volume Ekspor Kopi Negara Eksportir Tahun (ton) Berdasarkan informasi pada Gambar 1, terlihat bahwa volume ekspor kopi Indonesia mengalami fluktuatif yang cenderung menurun yaitu dari tahun 2009 hingga tahun Terjadinya penurunan tersebut disebabkan produksi kopi Indonesia yang mengalami penurunan dari tahun 2009 hingga tahun 2011 sebesar 35.95%. Namun sejak tahun 2012, volume ekspor kopi Indonesia meningkat kembali dikarenakan produksi kopi mengalami peningkatan. Indonesia memiliki potensi untuk mengekspor komoditi kopi di pasar internasional. Hal ini dikarenakan sebesar 70 persen dari total produksi kopi Indonesia ditujukan untuk kebutuhan ekspor sedangkan sisanya 30 persen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (AEKI 2012).

13 3 Nilai ekspor (ribu US$) Brazil Vietnam Kolombia Indonesia Tahun Sumber : UNComtrade 2014 Gambar 2 Perkembangan Nilai Ekspor Kopi Negara Eksportir Tahun (ribu US$) Berdasarkan informasi pada Gambar 2, dapat dianalisis bahwa nilai ekspor kopi dari negara eksportir cenderung mengalami peningkatan. Nilai ekspor kopi yang dihasilkan Indonesia mengalami rata-rata peningkatan sebesar 0.97 persen per tahun dari tahun 2008 hingga tahun Peningkatan rata-rata nilai ekspor tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara. Negara Amerika, Uni Eropa, dan Asia merupakan negara-negara yang sangat potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Hal ini dikarenakan hampir 90 persen pasar ekspor kopi Indonesia berada di tiga kawasan tersebut (AEKI 2013). Lainnya 41% Italia 7% Jepang 8% Malaysia 8% Jerman 11% Rusia 5% Amerika 12% India 4% Inggris 4% Sumber: BPS 2013 Gambar 3 Share Volume Ekspor Kopi Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor Tahun 2013 (%) Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa total ekspor kopi Indonesia ke dunia mencapai ton. Share volume ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor kopi pada tahun 2013 yaitu Amerika 12%, Jerman 11%, Jepang 8%, Malaysia 8%, Italia 7%, Rusia 5%, Inggris 4% dan India 4%. Tingginya share yang dihasilkan volume ekspor kopi Indonesia ke delapan negara tujuan

14 4 menggambarkan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor ke tiga kawasan tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan kajian terkait daya saing kopi dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor perlu dilakukan. Perumusan Masalah Kopi merupakan salah satu komoditi unggulan dari subsektor perkebunan yang diekspor Indonesia. Menurut data AEKI (2013), sebesar 70% kopi yang diekspor Indonesia masih berupa biji kopi (green beans) sedangkan sisanya 30% dalam bentuk olahan. Jenis kopi dengan kode Harmonized System (HS) , kopi yang tidak disangrai dan tidak dihilangkan kafeinnya merupakan jenis kopi yang banyak diekspor Indonesia di pasar internasional. Coffee, others Coffee, roasted, decaffeinated Coffee, roasted, not decaffeinated Coffee, not roasted, decaffeinated Coffee, not roasted, not decaffeinated (%) 100 Sumber : UNComtrade 2014 (diolah) Gambar 4 Kontribusi Nilai Ekspor Kopi yang Tidak Disangrai dan Tidak Dihilangkan Kafeinnya terhadap Komoditi Kopi Keseluruhan (%) Berdasarkan informasi pada Gambar 4, terlihat bahwa kopi yang tidak disangrai dan tidak dihilangkan kafeinnya memberikan kontribusi yang paling besar dibandingkan dengan kopi jenis lainnya yaitu sebesar 99% dari total ekspor komoditi kopi kemudian diikuti kontribusi kopi yang disangrai dan tidak dihilangkan kafeinnya sebesar 1%. Liberalisasi perdagangan yang berkembang saat ini merupakan peluang bagi Indonesia dalam perdagangan kopi. Namun di sisi lain, perkembangan liberalisasi perdagangan tersebut memberikan tantangan bagi Indonesia dikarenakan kopi Indonesia harus mampu bersaing dengan negara eksportir kopi lainnya. Adanya persaingan untuk masuk dan bertahan di pasar internasional mendorong Indonesia untuk memperkuat daya saing kopinya agar mampu bertahan dan bersaing dengan negara eksportir kopi lainnya di pasar Internasional.

15 5 Nilai ekspor (%) % 6% 5% 7% 4% 5% 13% 11% 11% 10% 11% 8% 14% 13% 11% 10% 15% 15% 28% 28% 30% 31% 25% 27% Tahun Brazil Vietnam Kolombia Indonesia Sumber : UNComtrade 2014 (diolah) Gambar 5 Nilai Ekspor Kopi Tidak Disangrai dan Tidak Dihilangkan Kafeinnya (% terhadap total ekspor) di Negara Eksportir Tahun Berdasarkan data pada Gambar 5, dapat dianalisis bahwa nilai ekspor kopi yang tidak disangrai dan tidak dihilangkan kafeinnya dari negara eksportir kopi memiliki tren share nilai ekspor yang meningkat terhadap total ekspor setiap tahunnya. Secara khusus, nilai ekspor tertinggi masih didominasi negara Brazil kemudian diikuti negara Vietnam, Kolombia dan Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa kopi tidak disangrai dan tidak dihilangkan kafeinnya mampu memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor negara eksportir selama rentang waktu tahun 2008 hingga Adanya pesaing kopi Indonesia seperti Brazil, Kolombia dan Vietnam akan memengaruhi posisi daya saing kopi Indonesia di pasar internasional. Berdasarkan data Ditjen PPHP (2014), tingkat daya saing kopi negara eksportir pada tahun 2012 yaitu Indonesia (3.74%), Brazil (17.18%), Vietnam (10.40%) dan Kolombia (5.85%). Dari data tersebut terlihat bahwa daya saing kopi Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan tingkat daya saing pengekspor kopi lainnya. Oleh sebab itu, Indonesia harus menyusun strategi agar dapat bertahan dan bersaing dengan negara eksportir kopi lainnya. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran umum dan regulasi kopi saat ini? 2. Bagaimana posisi daya saing kopi Indonesia di negara tujuan ekspor utama? 3. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia di delapan negara tujuan?

16 6 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dijelaskan maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan gambaran umum dan regulasi kopi saat ini. 2. Menganalisis posisi daya saing kopi Indonesia di negara tujuan ekspor utama. 3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia di delapan negara tujuan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik bagi penulis maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Manfaat yang diharapkan antara lain: 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan dan menambah pengetahuan bagi penulis mengenai perkembangan perdagangan ekspor kopi Indonesia di pasar internasional dan negara tujuan. 2. Bagi pemerintah atau instasi terkait penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai strategi kebijakan untuk meningkatkan daya saing kopi Indonesia. 3. Bagi pembaca diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisis posisi daya saing serta faktor-faktor yang memengaruhi ekspor komoditi kopi dengan kode HS (jenis kopi Robusta OIB atau Arabika WIB yang tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya) ke delapan negara tujuan ekspor yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Malaysia, Italia, Rusia, Inggris dan India. Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2008 hingga tahun Konsep Perdagangan Internasional TINJAUAN PUSTAKA Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan antara individu dengan individu, individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor dan impor suatu negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan PDB (Oktaviani dan Novianti 2009). Perdagangan internasional antar dua negara terjadi apabila terdapat perbedaan dalam permintaan dan penawaran suatu komoditas. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6 yang menunjukkan proses terciptanya harga komoditas relatif ekuilibrium dengan adanya perdagangan antar negara yang ditinjau dari analisis keseimbangan parsial. Misalkan kedua negara itu adalah A dan B, dimana masing-

17 7 masing negara memiliki permintaan dan penawaran yang berbeda, D A dan S A untuk negara A sedangkan D B dan S B untuk negara B. Keterangan: P A Harga domestik di negara A (pengekspor) tanpa perdagangan internasional Q A Jumlah produk domestik yang diperdagangkan di negara A (pengekspor) tanpa perdagangan internasional. X Jumlah komoditas yang di ekspor oleh negara A P B Harga domestik di negara B (pengimpor) tanpa perdagangan internasional Q B Jumlah produk domestik yang diperdagangkan di negara B (pengimpor) tanpa perdagangan internasional. M Jumlah komoditas yang diimpor oleh negara B P* Harga barang yang terjadi di pasar internasional setelah melakukan kegiatan ekspor impor Q* Jumlah barang yang diproduksi atau jumlah barang yang tersedia di pasar internasional setelah kedua negara sepakat untuk melakukan kegiatan ekspor impor Gambar 6 menunjukkan terjadinya perdagangan kopi. Harga kopi di negara A sebesar P A, harga kopi di negara B sebesar P B dan harga kopi di pasar Internasional P*. Dalam hal ini terdapat perbedaan antara permintaan, penawaran dan harga di dua negara tersebut. Harga di negara A lebih murah dibandingkan harga di negara B. Jika harga P B diterapkan di negara A maka akan terjadi kelebihan penawaran di negara A, begitu juga di negara B, jika diterapkan harga P A di negara B maka akan terjadi kelebihan permintaan. Pertemuan antara kelebihan permintaan dan kelebihan penawaran membentuk keseimbangan antara harga dan jumlah yang diekpor sama dengan jumlah yang diimpor akan terjadi di P* dan Q*. Ekspor Negara A Pasar Internasional Negara B (Eksportir) (Importir) Sumber : Salvatore 1997 Gambar 6 Keseimbangan dalam Perdagangan Internasional Ekspor adalah berbagai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dijual ke luar negeri. Ekspor dapat diartikan suatu total penjualan barang yang

18 8 dapat dihasilkan oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan ke negara lain dengan tujuan meningkatkan penerimaan negara. Daya Saing Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki dan bertahan dalam pasar luar negeri yang diukur dari keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitifnya. Suatu negara akan berusaha untuk meningkatkan daya saing produk, barang dan jasa agar dapat masuk dan mempertahankan produk, barang dan jasa negara tersebut di pasar internasional (Tambunan 2003). Teori Keunggulan Komparatif Teori keunggulan komparatif David Ricardo menyatakan bahwa meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi dua jenis komoditi bila dibandingkan dengan negara lain, namun masih terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan asalkan terciptanya spesialisasi produksi atas komoditi tertentu yang merupakan keunggulan komparatif negara tersebut. Dengan demikian, kegiatan ekspor atas produk yang diproduksi relatif lebih efisien dapat tetap ditingkatkan dan impor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien tetap dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri sehingga manfaat perdagangan dapat ditingkatkan. Teori Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki suatu negara agar mampu bersaing di pasar internasional. Menurut konsep keunggulan kompetitif yang dikembangkan oleh Porter (1998), suatu bangsa atau negara yang memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar internasional jika memiliki empat faktor utama yaitu kondisi faktor (factor condition), kondisi permintaan (demand condition), industri terkait dan industri pendukung yang kompetitif (related and supporting industry) serta kondisi struktur, persaingan dan strategi industri (firm strategy, structure and rivalry). Selain keempat faktor utama di atas, terdapat dua faktor yang memengaruhi interaksi antara ke empat faktor tersebut yaitu faktor kesempatan (chance event) dan faktor pemerintah (government). Faktor-faktor ini membentuk sistem dalam peningkatan keunggulan daya saing yang disebut porter s diamond. Definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Pada penerapan konsep data panel, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Populasi Jumlah penduduk menjadi salah satu faktor penentu dalam permintaan ekspor. Semakin banyaknya jumlah penduduk suatu negara maka semakin banyak juga permintaan negara tersebut terhadap suatu barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya (cateris paribus). Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan ke kanan atas dan memperlihatkan bahwa dengan naiknya jumlah penduduk maka jumlah komoditi yang diminta pada setiap tingkat harga akan lebih banyak (Lipsey 1995).

19 Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara tujuan Gross Domestic Product (GDP) per kapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara pada waktu tertentu yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam mengukur tingkat konsumsi atau kemampuan daya beli suatu negara atas barang dan jasa tertentu. Gross Domestic Product (GDP) per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tertentu tersebut (Wardhana 2011). Kenaikan pendapatan akan menyebabkan jumlah komoditas yang diminta lebih banyak pada setiap harga tertentu. Pada penelitian ini, pendapatan yang digunakan adalah GDP per kapita negara tujuan per tahun. Ketika GDP per kapita negara tujuan ekspor meningkat maka uang yang siap dibelanjakan masyarakat pun meningkat. Jika kopi barang normal, peningkatan pendapatan menyebabkan masyarakat dapat meningkatkan konsumsinya. Nilai tukar riil Nilai tukar riil (real exchange rate) merupakan harga suatu mata uang dalam satuan mata uang asing atau jumlah mata uang suatu negara asing yang harus dibayarkan untuk mendapatkan satu unit uang domestik (Lipsey 1995). Nilai tukar terbagi menjadi dua, yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal. Menurut Mankiw (2006), nilai tukar nominal (nominal exchange rate) merupakan harga relatif dari mata uang dua negara, sedangkan nilai tukar riil (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang antara dua negara. Secara matematis, nilai tukar riil dapat dijelaskan sebagai berikut : 9 Nilai tukar riil Jika nilai tukar riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Sebaliknya jika nilai tukar riil rendah, barang-barang luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih murah. Harga Ekspor Kopi Harga didefinisikan sebagai suatu nilai yang diberikan dalam menukarkan barang atau jasa. Ketika harga suatu barang tinggi maka produsen punya insentif untuk meningkatkan produksinya dan ketika harga suatu barang rendah maka konsumen memiliki insentif untuk mengkonsumsi lebih banyak (Stiglitz 1993). Hubungan antara harga ekspor terhadap nilai ekspor dijelaskan sebagai berikut : Harga ekspor $ Nilai Ekspor Perdagangan internasional mempunyai pengaruh terhadap perekonomian nasional. Hubungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran (expenditure approach) adalah : Y = C + I + G + (X-M). Dalam hal ini (X-M) adalah ekspor neto. Ekspor neto bernilai positif ketika nilai ekspor lebih besar dari

20 10 nilai impor dan negatif ketika nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor (Mankiw 2006). Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dikaji oleh Rajagukguk MM (2009) menganalisis daya saing rumput laut Indonesia di pasar internasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel. Adapun faktor-faktor yang diduga memengaruhi daya saing diantaranya volume ekspor rumput laut Indonesia di negara tujuan ekspor, harga ekspor rumput laut Indonesia, nilai tukar, GDP serta produksi nasional rumput laut Indonesia. Peneliti menganalisis menggunakan regresi data panel dengan metode fixed effect. Pada model yang dihasilkan variabel yang berpengaruh nyata diantaranya volume ekspor ke negara tujuan, nilai tukar dan GDP per kapita negara tujuan. Sedangkan harga ekspor dan produksi rumput laut Indonesia tidak berpengaruh nyata secara statistik. Penelitian yang dilakukan oleh Raharti (2013) mengenai Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Pala menggunakan metode analisis RCA, EPD dan metode data panel. Variabel yang signifikan pada taraf nyata lima persen adalah variabel harga riil dan jarak ekonomi. Sedangkan variabel PDB per kapita negara tujuan dan nilai tukar riil negara tujuan terhadap rupiah tidak berpengaruh pada taraf nyata lima persen. Variabel-variabel harga riil pala dunia dan jarak ekonomi sesuai dengan hipotesis yang diinginkan dimana variabel harga riil berpengaruh positif dan jarak ekonomi berpengaruh negatif terhadap volume ekspor pala Indonesia, sedangkan variabel lainnya seperti PDB per kapita riil negara tujuan dan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah tidak sesuai dengan hipotesis yang diinginkan. Suprehatin (2006) melakukan penelitian daya saing ekspor nenas segar Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, nenas merupakan salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia. Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui daya saing ekspor nenas segar Indonesia berdasarkan pangsa pasar dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Data sekunder yang digunakan terdiri dari data time series dan data cross section serta dianalisis dengan metode regresi data panel. Penelitian yang dilakukan menunjukkan tren pangsa pasar nenas segar Indonesia cenderung menurun. Berdasarkan estimasi dengan regresi data panel, daya saing ekspor nenas segar Indonesia berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor nenas segar Indonesia, GDP per kapita negara pengimpor, dan produksi nenas segar dalam negeri. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara pengimpor, harga ekspor nenas Indonesia, volume ekspor nenas olahan Indonesia tidak berpengaruh signifikan. Penelitian Drajat, Agustian dan Supriatna (2007) tentang ekspor dan daya saing kopi biji Indonesia di pasar internasional menggunakan analisis RCA dan deskripsi kualitatif menunjukkan bahwa pada tahun kinerja ekspor kopi Indonesia tidak memuaskan. Selain itu, nilai RCA kopi Indonesia mengalami penurunan di berbagai negara tujuan ekspor. Peneliti menyimpulkan bahwa ekspor kopi biji Indonesia belum berorientasi pasar melainkan masih berorientasi produksi, mutu kopi biji Indonesia yang diekspor masih rendah sehingga tidak mendapatkan premi harga seperti kopi biji dari Vietnam, daya saing kopi biji

21 Indonesia kalah dibandingkan daya saing kopi biji dari negara-negara lain, seperti Kolombia, Honduras, Peru, Brazil dan Vietnam. Penelitian Purnamasari, Hanani, Chi Huang (2014) mengenai daya saing ekspor kopi Indonesia di pasar dunia dianalisis menggunakan metode RCA, Comparative Export Performance (CEP) dan Market Share Index (MSI) pada periode 1990 hingga Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia belum memiliki keunggulan komparatif dibandingkan negara pengekspor kopi lainnya seperti Brazil, Vietnam dan Kolombia. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar kopi yang diekspor Indonesia berupa bahan mentah yang belum di proses dan penanganan pasca panen yang cenderung kurang tepat serta masih menggunakan alat tradisional. Penelitian Karlinda (2012) terkait daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor mutiara Indonesia dianalisis dengan metode RCA, EPD dan gravity model tahun Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mutiara Indonesia memiliki keunggulan komparatif atau daya saing yang kuat dan mengalami permintaan ekspor ke negara Australia dan Jepang. Hasil estimasi gravity model menunjukkan bahwa GDP per kapita negara importir, nilai tukar dan nilai ekspor tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan, populasi berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan jarak ekonomi tidak signifikan. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu kode HS yang digunakan pada penelitian ini sampai enam digit yaitu HS Untuk menganalisis daya saing komoditi kopi, penelitian ini tidak hanya menggunakan metode Revealed Comparatif Advantage (RCA) seperti yang telah dilakukan penelitian-penelitian sebelumnya akan tetapi penelitian ini juga menggunakan metode Export Product Dynamic (EPD) dengan periode penelitian terbaru yakni tahun 2008 hingga Selain itu, pembeda penelitian ini dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian yang merupakan negara yang menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia yakni Amerika, Jepang, Jerman, Malaysia, Italia, Rusia, Inggris dan India. Metode analisis kuantitatif pada penelitian ini menggunakan metode data panel statis untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan ekspor. Hal ini merupakan pembeda antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan analisis OLS untuk menganalisis ekspor kopi. Kerangka Penelitian Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor dari sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan subsektor perkebunan mampu memberikan kontribusi sebesar 1.97 persen terhadap PDB total Indonesia (BPS 2012). Salah satu komoditi unggulan ekspor subsektor perkebunan adalah kopi. Diantara beragamnya jenis kopi yang diekspor negara Indonesia, kopi dengan kode HS (kopi yang tidak disangrai dan tidak dihilangkan kafeinnya) memiliki kontribusi yang paling besar yakni sebesar 99 % terhadap kopi Indonesia secara keseluruhan. Dalam penelitian ini akan dianalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke delapan negara tujuan dalam kurun waktu tahun Negara yang dimaksud antara lain Amerika, Jepang, Jerman, 11

22 12 Malaysia, Italia, Rusia, Inggris dan India. Delapan negara ini dipilih karena nilai ekspor dan volume ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan tersebut termasuk tinggi. Subsektor perkebunan merupakan subsektor yang berpotensi untuk dikembangkan Kopi merupakan salah satu komoditi unggulan ekspor dari subsektor perkebunan Daya saing Faktor faktor yang memengaruhi ekspor kopi 1. Revealed Comparative Advantage (RCA) 2. Export Product Dynamics (EPD) 1. Populasi negara tujuan 2. GDP per kapita riil negara tujuan ekspor 3. Nilai tukar riil negara tujuan ekspor 4. Harga ekspor kopi Rekomendasi peningkatan daya saing dan ekspor kopi Gambar 7 Skema kerangka pemikiran Hipotesis Berdasarkan studi literatur, faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap nilai ekspor kopi Indonesia adalah : populasi negara tujuan, GDP per kapita negara tujuan, nilai tukar riil negara tujuan dan harga ekspor kopi. Hipotesis terhadap variabel-variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Populasi negara tujuan diduga memiliki pengaruh positif terhadap nilai ekspor kopi Indonesia. Jika populasi meningkat maka nilai ekspor kopi akan meningkat. Juga berlaku untuk kondisi sebaliknya. 2. GDP per kapita riil negara tujuan diduga memiliki pengaruh positif terhadap nilai ekspor kopi Indonesia. Jika GDP per kapita negara tujuan mengalami peningkatan maka akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia. 3. Nilai tukar riil negara tujuan diduga memiliki pengaruh positif terhadap nilai ekspor kopi Indonesia. Apabila nilai tukar riil negara importir

23 terapresiasi (nilai tukar riil tinggi) akan menyebabkan nilai ekspor kopi Indonesia meningkat. 4. Harga ekspor kopi diduga memiliki pengaruh positif terhadap nilai ekspor kopi Indonesia. Jika harga ekspor meningkat maka nilai ekspor kopi yang diterima Indonesia akan meningkat. Juga berlaku untuk kondisi sebaliknya. 13 METODE Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series tahunan dari tahun dan data cross section delapan negara, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Malaysia, Italia, Rusia, Inggris dan India. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Populasi negara tujuan GDP per kapita riil negara tujuan Nilai tukar negara tujuan terhadap dollar Harga ekspor kopi Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan penjabaran data perkembangan kopi Indonesia dengan analisis deskriptif, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan pemodelan ekonometrik data panel statis dan perhitungan indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic (EPD). Perhitungan kuantitatif RCA dan EPD dilakukan dengan bantuan program aplikasi Micrososft Excel 2007 sedangkan pemodelan data panel statis dilakukan dengan bantuan program aplikasi Microsoft Excel 2007 dan E-Views 6.0. Revealed Comparative Advantage (RCA) Indeks RCA adalah indikator yang dapat menggambarkan keunggulan komparatif atau tingkat daya saing industri dan perdagangan suatu negara di pasar global. Indeks RCA menunjukkan keunggulan komparatif atau daya saing ekspor dari suatu negara pada suatu komoditas terhadap dunia. Kinerja ekspor produk dari suatu negara diukur dengan menghitung pangsa nilai ekspor suatu produk terhadap total ekspor suatu negara dibandingkan dengan pangsa nilai produk tersebut dalam perdagangan dunia (Kemendag 2014). Secara matematis, Indeks RCA dapat dirumuskan sebagai berikut: Sumber Data World Bank World Bank UNCTAD UNComtrade

24 14 Keterangan: Xij = nilai ekspor komoditas i dari negara j Xj = nilai total ekspor dari negara j Xiw = nilai ekspor komoditi i dari pasar w Xw = nilai ekspor total dunia Jika nilai indeks RCA suatu negara untuk komoditas tertentu adalah lebih besar dari satu maka negara bersangkutan memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia untuk komoditas tersebut. Sebaliknya, bila lebih kecil dari satu, berarti keunggulan komparatif untuk komoditis tersebut tergolong rendah, di bawah rata-rata dunia. Export Product Dynamic (EPD) Metode Export Product Dynamics (EPD) digunakan untuk mengidentifikasi apakah produk suatu negara mempunyai performa yang dinamis (pertumbuhannya cepat) atau tidak. Dengan pendekatan ini kinerja dari produk-produk ekspor negara di dunia dapat dibandingkan. Jika pertumbuhan suatu produk diatas ratarata secara kontinu selama periode yang panjang maka produk tersebut mungkin dapat menjadi sumber pendapatan ekspor yang besar bagi negara tersebut. Matriks EPD terdiri dari daya tarik pasar dan informasi kekuatan bisnis. Daya tarik pasar dihitung berdasarkan pertumbuhan dari permintaan sebuah produk untuk tujuan pasar tertentu, di mana informasi kekuatan bisnis diukur berdasarkan pertumbuhan dari perolehan pasar (market share) sebuah negara pada tujuan pasar tertentu. Kombinasi dari daya tarik pasar dan kekuatan bisnis ini menghasilkan karakter posisi dari produk yang ingin dianalisis ke dalam empat kategori. Keempat kategori itu adalah Rising Star, Falling Star, Lost Opportunity dan Retreat. Lost Opportunity Rising Star Retreat Falling Star Gambar 8 Daya Tarik Pasar dan Kekuatan Bisnis pada Matriks EPD Keterangan: X = Pangsa pasar ekspor negara i di pasar tujuan tertentu Y = Pangsa pasar produk j di pasar tujuan tertentu Rising Star merupakan posisi pasar ideal, negara akan memperoleh pertumbuhan pangsa pasar pada produk yang tumbuh cepat (fast-growing

25 products). Lost Opportunity dihubungkan dengan penurunan pangsa pasar pada produk-produk yang kompetitif. Kondisi ini tidak diinginkan karena hal ini menyebabkan suatu negara kehilangan kesempatan pangsa ekspor. Falling Star terjadi ketika ada peningkatan pada pangsa pasar ekspornya, tetapi tidak pada pangsa pasar produk. Sementara itu, Retreat mengartikan bahwa produk tidak diinginkan lagi di pasar. Hal yang seharusnya dilakukan oleh produk yang berada pada posisi Retreat adalah menggerakkan produk-produk yang stagnan menuju produk-produk yang dinamis. Secara matematis, yang dimaksud dengan pangsa ekspor suatu negara (negara i) dan pangsa pasar produk (produk n) dalam sebuah perdagangan dunia adalah sebagai berikut: Sumbu X: Pertumbuhan kekuatan bisnis atau disebut pangsa pasar ekspor i. Sumbu Y: Pertumbuhan pangsa pasar produk n. Dimana: Xij = Nilai ekspor produk i Indonesia ke negara tertentu Xiw = Nilai ekspor produk i Dunia ke negara tertentu Xj = Nilai ekspor total Indonesia ke negara tertentu Xw = Nilai ekspor total dari Dunia ke negara tertentu T = Jumlah tahun t = tahun ke-t Data Panel Statis t t1 t t1 Xij Xiw Xj Xw 100% t T 100% t T t1 t t1 t Analisis faktor-faktor yang memengaruhi nilai ekspor kopi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis ekonometrik data panel statis. Metode data panel memiliki beberapa keunggulan, yaitu dapat mengontrol heterogenitas individu, menyajikan data yang lebih informatif, variatif, memiliki kolinearitas antar variabel yang rendah dan memiliki derajat kebebasan yang tinggi sehingga lebih efisien, baik digunakan untuk mempelajari dinamika penyesuaian (dynamics of change), lebih mampu mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat diukur oleh data time series murni atau cross section murni, dapat merumuskan dan menguji model yang lebih kompleks dan analisis pada level mikro dapat meminimisasi atau menghilangkan bias yang terjadi akibat agregasi data ke level makro (Baltagi 2005). Xij Xiw Xj Xw t1 t1 100% 100% 15

26 16 Selain itu, dalam melakukan pengolahan data panel terdapat kriteria pembobotan yang berbeda-beda yaitu No Weighting (semua observasi diberi bobot sama), Cross Section Weight (GLS dengan menggunakan estimasi varian residual cross section, digunakan jika ada asumsi terdapat cross section heteroskedasticity), dan Seemingly Uncorrelated Regression/SUR (GLS dengan menggunakan covariance matrix cross section). Metode ini mengoreksi baik heteroskedastisitas maupun autokorelasi antar unit cross section. Tujuan dilakukannya pembobotan ini adalah untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross section. Pemilihan Model Panel Data Metode data panel merupakan model ekonometrika yang menggabungkan data time series dan data cross section. Dalam analisis data panel, terdapat tiga pendekatan yang terdiri dari pendekatan kuadrat terkecil (pooled least square), model efek tetap (fixed effects model) dan model efek acak (random effects model). Pada pendekatan Fixed Effects Model (FEM) dan Random Effects Model (REM) yang dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya korelasi antara komponen error dengan peubah bebas regresor. Pooled Least Square (PLS) Pendekatan ini menggunakan gabungan dari seluruh data (pooled), sehingga terdapat N x T observasi, di mana N menunjukkan jumlah unit cross section dan T menunjukkan jumlah time series yang digunakan (Firdaus 2011). Model yang digunakan yaitu : y it = α i + X it β + u it Dengan menggabungkan semua data cross section dan time series dapat meningkatkan derajat kebebasan sehingga dapat memberikan hasil estimasi yang lebih efisien. Akan tetapi, pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu dugaan parameter β akan bias. Parameter yang bias ini disebabkan karena PLS tidak dapat membedakan observasi yang berbeda pada periode yang sama, atau tidak dapat membedakan observasi yang sama pada periode yang berbeda. Pendekatan Model Efek Tetap (Fixed Effect) Metode fixed effect digunakan ketika antara efek individu dan variabel penjelas memiliki korelasi dengan variabel Xit atau memiliki pola yang sifatnya tidak acak. Metode ini mempertimbangkan bahwa peubah-peubah yang dihilangkan dapat mengakibatkan perubahan dalam intersep-intersep cross section dan time series. Untuk memungkinkan adanya perubahan intersep ini, dapat ditambahkan variabel dummy (D) ke dalam model yang selanjutnya akan diduga dengan model OLS (Ordinary Least Square). Model yang digunakan adalah: Y it = Ʃa i D i + ßX it +ɛ it Estimasi metode fixed effect dapat dilakukan dengan tanpa pembobot (noweighted) atau dengan pembobot (cross section weight) yang biasa disebut General Least Square (GLS). Tujuan dilakukan pembobotan adalah untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross section (Gujarati 2006). Metode ini mampu menangkap keragaman individu dengan sangat baik dibandingkan dengan alternatif pemodelan data panel statis lain.

27 Pendekatan Model Efek Acak (Random Effect) Dalam metode random effect atau error component model, parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error. Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah error secara individual tidak saling berkorelasi, begitu pula dengan error kombinasinya. Persamaan umum dalam model random effect yaitu : Y it = a i + ßX it + ɛ it ɛ it = u it + V it + W it Dimana : uit ~ N (0,δu²) = komponen cross section error Vit ~ N (0,δv²) = komponen time series error Wit ~ N (0, δw²) = komponen combinations error Untuk menentukan model pendekatan yang terbaik dalam data panel statis, perlu dilakukan uji ekonometrika tertentu yakni dengan menggunakan Uji Chow, Uji Hausman dan Uji LM (Breusch Pagan). Uji Chow Uji Chow digunakan untuk memilih model yang lebih baik di antara model Pooled Least Square atau Fixed Effect. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut: H0: Model pooled least square H1: Model fixed effect Dasar penolakan terhadap Ho adalah dengan menggunakan F statistik seperti berikut: FN 1,NT N K Keterangan: ESS1 = Residual Sum Square hasil pendugaan model Pooled Least Square ESS2 = Residual Sum Square hasil pendugaan model Fixed Effect N = Jumlah data cross section T = Jumlah data time series Statisitik uji Chow mengikuti distribusi F-statistik dengan derajat bebas (N- 1, NT-N-K) jika nilai Chow statistik (F-Stat) hasil pengujian lebih besar dari F- tabel maka cukup untuk menolak hipotesa nol sehingga model yang digunakan adalah model fixed effect dan begitu juga sebaliknya. Uji Hausman Hausman test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih untuk menggunakan model fixed effect atau random effect. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut: H 0 : Model Random Effect H 1 : Model Fixed Effect Sebagai dasar penolakan H 0 maka digunakan statsistik Hausman dan membandingkan dengan Chi-square. Statistik Hausman dirumuskan sebagai berikut: 17

28 18 H =(β-b) ( M 0 -M 1 ) -1 (β-b) ~ χ 2 (K) Dimana β adalah vektor untuk statistik variabel random effect, b adalah vektor statistik variabel fixed effect, M 0 adalah matriks kovarian untuk dugaan fixed effect model dan M 1 adalah matriks kovarian untuk dugaan random effect model. Jika nilai H hasil pengujian lebih besar dari χ 2 tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H 0 sehingga model yang digunakan adalah model fixed effect, dan begitu juga sebaliknya. Uji Lagrange Multiplier (LM) Uji LM merupakan pengujian statistik yang bertujuan memilih model random effect atau pooled least square. Hipotesis dari uji ini yaitu: H 0 : Model pooled least square H 1 : Model random effect Jika LM statistik yang didapatkan lebih besar dari nilai kritis Chi-Square maka H 0 ditolak, artinya Random Effect digunakan. Pengujian Asumsi Model Dalam analisis regresi, terdapat tiga asumsi yang harus diuji yaitu heteroskedastisitas, multikolineritas, dan autokorelasi. Selain itu terdapat juga uji normalitas untuk mengetahui apakah error term menyebar normal atau tidak. Perlu dijabarkan secara khusus mengenai kriteria pemenuhan asumsi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) untuk menghasilkan model regresi yang baik. Heteroskedastisitas Salah satu asumsi dari model regresi linear adalah ragam sisaan (uᵢ) homogen atau Var (uᵢ) = E (uᵢ²) = σ². Masalah ini sering terjadi jika ada penggunaan data cross section dalam estimasi model, namun dapat terjadi juga dalam data time series. Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode Generalized Least Square (GLS). Metode ini merupakan metode kuadrat terkecil yang terboboti, dimana model ditransformasi dengan memberikan bobot pada data asli (Juanda 2009). Autokorelasi Salah satu asumsi penting dari metode OLS adalah tidak adanya hubungan antara variabel gangguan satu dengan variabel gangguan yang lain. Dengan pengertian lain, antar gangguan menyebar bebas. Tidak adanya serial korelasi antara variabel gangguan ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Tidak ada korelasi bila E ( uᵢ, uj) = 0 ; i j Jika Ada autokorelasi bila E ( uᵢ, uj ) 0 ; i j Autokorelasi sering terjadi pada data time-series. Autokorelasi dapat berbentuk positif dan negatif. Apabila data yang kita analisis mengandung autokorelasi, maka akan mengakibatkan dugaan parameter koefisien regresi menjadi : a. Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak bias b. Estimator metode kuadrat terkecil masih konsisten c. Penduga regresi tidak efisien lagi

29 Multikolinearitas Salah satu asumsi yang digunakan dalam metode OLS adalah tidak ada hubungan linier antara variabel bebas. Jika terdapat hubungan antara variabel bebas dalam satu regresi maka terjadi masalah multikolinearitas. Indikasi adanya multikolinieritas dapat dilihat jika dalam model yang dihasilkan terbukti signifikan secara keseluruhan (uji-f) dan memiliki nilai R-squared yang tinggi namun banyak variabel yang tidak signifikan (uji-t). Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggabungkan data cross section dengan data time series (Juanda 2009). Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk memeriksa apakah error term menyebar normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : error term menyebar normal H 1 : error term tidak menyebar normal Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes Jarque Bera, jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata yang digunakan, maka terima H 0 yang berarti error term dalam model sudah menyebar normal. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan satu model umum. Model ini digunakan untuk melihat hubungan nilai ekspor kopi dengan variabel independennya yakni populasi negara tujuan, GDP per kapita negara tujuan, nilai tukar riil negara tujuan dan harga ekspor. Perumusan model analisis dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian yang digunakan Irwanto (2012). Dugaan model tersebut yaitu: NX it = α + β 1 POP it + β 2 LnGDP it + β 3 LnER it + β 4 LnPX it + ε it 19 NX POP GDP ER PX ε it α i t : Nilai ekspor kopi Indonesia (US$) : Populasi negara tujuan (jiwa) : GDP per kapita riil negara tujuan ekspor i tahun ke-t (US$) : Nilai tukar riil negara importir (mata uang negara tujuan/us$) : Harga ekspor kopi Indonesia ke negara i tahun ke-t (US$/kg) : Random error : Konstanta : individu ke-i : periode ke-t Masalah heteroskedastisitas dapat dikurangi dengan melakukan transformasi menjadi logaritma natural (ln). Transformasi yang dilakukan dapat memapatkan skala untuk pengukuran variabel, mengurangi perbedaan nilai dari sepuluh kali lipat menjadi dua kali lipat (Gujarati 2006). Dugaan persamaan nilai ekspor kopi Indonesia yang telah ditransformasi dapat dirumuskan sebagai berikut: ln_nx it = α + β 1 ln_pop it + β 2 ln_gdp it + β 3 ln_er it + β 4 ln_px it + ε it

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan selama periode tahun 2003-2010 dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian halnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelian ini adalah data sekunder yang merupakan panel data dengan periode waktu 9 tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2009. Data

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2005-2009 yang berasal dari World Integrated Trade Solutions (WITS), United

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Ekspor Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor. Kegiatan ekspor-impor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data tahunan dari periode 2003 2012 yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bengkulu yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 1 kota, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Tengah,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Ekspor Teh Indonesia ke Pasar ASEAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang dilakukan dalam penilitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. 2. Variable Penelitian a. Variabel X (variabel Independent/bebas)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 29 kabupaten dan 6 kota. Dan dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya bergantung pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Penentuan judul penelitian didasarkan pada pertumbuhan produksi beras Negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Negara ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif tahunan pada rentang waktu antara tahun 1981-2008. Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi internasional yang meliputi lima negara yang tergabung dalam Association

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data panel, yaitu pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect yang merupakan ide pokok dari tugas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari data time series tahunan ( ). Data sekunder diperoleh

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari data time series tahunan ( ). Data sekunder diperoleh III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan (2000-2010). Data sekunder diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sembilan negara anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, Myanmar, Singapura,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah tentang hubungan atau pengaruh variabel pilihan terhadap tingkat kemiskinan dengan daerah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian III.1. Metode pengumpulan Data III.1.1. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2003-2006.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun 2001-2010. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan-perusahaan lembaga pembiayaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Indonesia. Penelitian dalam pengambilan data dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung. Periode penelitian dipilih dari tahun 2011 sampai 2015 dan meliputi 5

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung. Periode penelitian dipilih dari tahun 2011 sampai 2015 dan meliputi 5 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah di Kota Bandung. Periode penelitian dipilih dari tahun 2011 sampai 2015 dan meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Dalam era perdagangan bebas saat ini, daya

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun 2000-2013 yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Konsentrasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas kakao dunia tidak ditentukan. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. deret waktu (time series) dengan periode waktu dari tahun 1993 sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. deret waktu (time series) dengan periode waktu dari tahun 1993 sampai dengan 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa deret waktu (time series) dengan periode waktu dari tahun 1993 sampai dengan tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dimana peneliti mengambil di daerah tersebut karena peneliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Arti Perdagangan Internasinal Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci