ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN DESTIA HARUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN DESTIA HARUM"

Transkripsi

1 ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN DESTIA HARUM DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Destia Harum NIM H

4 ABSTRAK DESTIA HARUM. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan. Dibimbing oleh RINA OKTAVIANI. Mangga merupakan salah satu buah lokal Indonesia yang memiliki nilai dan volume ekspor yang cenderung meningkat sejak tahun 2001 hingga Tujuan penelitian ini adalah menganalisis posisi daya saing mangga Indonesia di pasar dunia dan negara tujuan serta faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan. Metode Revealed Comparative Advantage (RCA) menunjukkan Indonesia mempunyai keunggulan komparatif dengan negara tujuan, yaitu Uni Emirat Arab, Kuwait, Arab Saudi, Hongkong, Malaysia dan Singapura. Metode Intra Industry Trade (IIT) menunjukkan adanya hubungan perdagangan dua arah antara Indonesia Malaysia dan Singapura. Sedangkan metode Export Product Dynamic (EPD) menggambarkan keunggulan kompetitif mangga Indonesia di posisi Rising Star di pasar Malaysia dan Singapura, Falling Star di pasar Uni Emirat Arab, Kuwait dan Hongkong, Retreat di pasar Arab Saudi. Dari hasil estimasi Gravity Model didapatkan bahwa faktor PDB per kapita riil negara tujuan, jarak ekonomi, dan harga mangga di pasar dunia berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor mangga Indonesia dan faktor nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan tidak berpengaruh signifikan. Kata Kunci : daya saing, gravity model, mangga ABSTRACT DESTIA HARUM. Analysis of Competitiveness and Factors that Affecting Indonesian Mangoes Export to Target Countries. Supervised by RINA OKTAVIANI. Mangoes are Indonesian local fruit which have value and volume of export that increase from 2001 to The aim of this research is to analyze the competitiveness of Indonesian local mango in global market and to determine factors which affect it to be exported to target countries. RCA method shows Indonesian mango comparative strength, comparing to some countries which are UEA, Kuwait, Saudi Arabia, Hongkong, Malaysia and Singapore. IIT method shows bilateral economic relationship between Indonesia with Malaysia and Singapore. EPD method shows comparative strength of Indonesian mangoes, Rising Star in Malaysian and Singaporean market, Falling star in UEA, Kuwait and Hongkong, Retreat in Saudi Arabian market. Based on estimation of Gravity Model, the factor of GDP per capita riil of target countries, economical distance, and the price of mangoes in the global market could affect significantly to the demand of export of Indonesian local mango and the factor of exchange rate of rupiah to target countries is not affecting significantly. Keywords: competitiveness, gravity model, mangoes

5 ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR MANGGA INDONESIA KE NEGARA TUJUAN DESTIA HARUM Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi : Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan Nama : Destia Harum NIM : H Disetujui oleh Prof Dr Ir Rina Oktaviani, MSi Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Dedi Budiman Hakim, MEc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema dalam penelitian adalah tentang perdagangan internasional dengan judul Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Aliran Ekspor Mangga Indonesia ke Negara Tujuan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Rina Oktaviani. MSi selaku dosen pembimbing serta Dr Sri Mulatsih dan Bapak Salahuddin El Ayyubi, MA selaku dosen penguji sidang yang telah memberi banyak saran demi perbaikan isi dari skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah dan ibu yang telah bersabar serta senantiasa mendoakan penulis selama ini, khususnya selama proses penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa, terima kasih juga untuk Dyah PR, Kristina Sari, Apriessa, Izzatul al Hasanah, Lina Yasmina, Dyah Raisa L, Qurrotu Aini, Gita Widya, dan teman-teman Departemen Ilmu Ekonomi lainnya atas segala doa, dukungan dan bantuannya dalam pembuatan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, September 2013 Destia Harum

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 TINJAUAN PUSTAKA 5 METODE PENELITIAN 11 Jenis dan Sumber Data 11 Metode Analisis dan Pengolahan Data 11 HASIL DAN PEMBAHASAN 17 Analisi Revealed Comparative Advantage 17 Analisis Intra Industry Trade 19 Analisis Export Product Dynamic 20 Analisis Gravity Model 22 SIMPULAN DAN SARAN 23 Simpulan 23 Saran 24 DAFTAR PUSTAKA 25 LAMPIRAN 27 RIWAYAT HIDUP 31

10 DAFTAR TABEL 1 Nilai ekspor dan impor buah di Indonesia 1 2 Klasifikasi nilai Intra-Industry Trade 14 3 Hasil estimasi RCA mangga Indonesia di negara tujuan ( ) 18 4 Nilai RCA Indonesia dan negara pesaing ekspor mangga di dunia periode Nilai IIT Indonesia dengan negara tujuan ekspor mangga Indonesia ( ) 20 6 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan 22 DAFTAR GAMBAR 1 Produksi buah-buahan di Indonesia ( ) 2 2 Produksi mangga di sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia ( ) 2 3 Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia 3 4 Kerangka pemikiran 11 5 Kekuatan daya saing pada matriks EPD 13 6 Kontribusi Indonesia dan negara pesaing dalam ekspor mangga ke negara tujuan ( ) 19 7 Hasil estimasi EPD mangga Indonesia ke negara tujuan periode DAFTAR LAMPIRAN 1 Total nilai ekspor dan impor mangga dari Indonesia ( ) 27 2 Uji normalitas 28 3 Variabel-variabel dalam model aliran ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan ( ) 29

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebuah negara tidak dapat lepas dari perdagangan internasional karena masing-masing negara memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan domestiknya. Menurut Todaro (2006) perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di setiap negara. Peran aktif sebuah negara dalam perdagangan internasional dapat mendorong negara tersebut untuk melakukan keunggulan komparatif pada suatu komoditi. Komoditi tersebut kemudian diproduksi dan diekspor dengan tujuan meningkatkan perekonomian negara tersebut. Salah satu alat ukur kemajuan suatu bangsa adalah dengan melihat bagaimana daya saing produk nasional bangsa tersebut dalam perdagangan internasional. Peningkatan ekspor suatu komoditi akan secara langsung meningkatkan daya saing suatu bangsa. Adanya berbagai macam kesepakatan ekonomi antar negara di dunia, seperti kesepakatan kerja sama regional antara negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), ASEAN China Free Trade (ACFTA), maupun kesepakatan lain yang sebagian besar telah melahirkan iklim bebas hambatan dalam perdagangan internasional, dapat menjadi tantangan bagi negara-negara produsen. Hal ini menjadi alasan bagi negara-negara tersebut untuk meningkatkan posisi tawarnya di pasar dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan alam melimpah dituntut mampu menunjukkan diri sebagai negara produsen, khususnya di sektor pertanian yang telah menjadi komoditi unggulan dalam beberapa dekade terakhir. Aktivitas perdagangan yang tercipta antara Indonesia dengan negara-negara importir menciptakan peluang Indonesia untuk meningkatkan daya saing dalam memasarkan komoditi ekspornya di pasar dunia. Buah-buahan tropis merupakan salah satu hasil pertanian yang mempunyai peluang besar untuk merebut pasar dunia. Hal tersebut dapat dilihat antara lain melalui volume dan nilai ekspor yang cenderung meningkat. Tabel 1 Nilai ekspor dan impor buah di Indonesia Tahun Nilai Ekspor (US $) Nilai Impor (US $) Sumber: Ditjen Hortikultura 2013 Selama tahun 2007 hingga 2011 nilai ekspor dan nilai impor buah di Indonesia mengalami peningkatan. Meskipun begitu, pertumbuhan nilai ekspor buah Indonesia cenderung lebih tinggi dibanding pertumbuhan nilai impor buah yang masuk ke Indonesia (Tabel 1). Rata-rata pertumbuhan nilai ekspor buah Indonesia tiap tahunnya pada tahun 2007 hingga 2011 mencapai sekitar 40 persen

12 2 per tahunnya. Sedangkan rata-rata pertumbuhan nilai impor buah Indonesia tiap tahunnya pada kurun waktu yang sama mencapai sekitar 25 persen per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan nilai ekspor buahnya ke pasar dunia Produksi (ton) Mangga (Ton) Jeruk (Ton) Pepaya (Ton) Pisang (Ton) Nanas (Ton) Manggis (Ton) Gambar 1 Produksi buah-buahan di Indonesia ( ) Sumber: Badan Pusat Statistik Total Produksi (ton) Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Gambar 2 Produksi mangga di sepuluh negara penghasil manggaa tertinggi di dunia Sumber: Food and Agriculture Staticstic 2013

13 3 Produksi buah yang dihasilkan di Indonesia tiap tahunnya menunjukkan peningkatan (Gambar 1). Pisang merupakan buah yang memiliki total produksi tertinggi di antara jenis buah lainnya. Hal tersebut disebabkan budi daya pisang cenderung lebih mudah dibanding buah lainnya yang terdapat di Indonesia. Buah- buah lainnya buahan lainnya yang memiliki total produksi lebih tinggi dibanding adalah jeruk dan mangga. Produksi jeruk Indonesia mengalami fluktuatif dari tahun 2000 sampai Bahkan dalam lima tahun terakhir cenderung menurun. Sedangkan mangga memiliki tren total produksi yang lebih positif. Produksi mangga Indonesia cenderung meningkat, khususnya dalam waktu lima tahun terakhir. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil mangga tertinggi di dunia setelah India, China, dan Thailand (FAOSTATT 2013). Peningkatan produksi beberapa jenis buah di Indonesia diikuti dengan peningkatan volume ekspor buah tersebut, khususnya mangga. Pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir, volume ekspor mangga Indonesia cenderung meningkat (Gambar 3). Dilihat dari nilai ekspor yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 ekspor komoditi mangga mencapai US$ dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi US$ Nilai tersebut merupakan nilai ekspor terbesar ketiga setelah pisang dan manggis segar. Beberapa negara tujuan ekspor buah-buahan tropis Indonesia di antaranya, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Timur Tengah, negara-negara Afrika, Amerika Latin dan negara-negara ASEAN (BPS 2013). Selain Indonesia, beberapa negara yang juga menghasilkan buah-buahan tropis antara lain Brazil, India, Thailand, Malaysia, China, Filipina, dan juga Meksiko. Volume Ekspor (ton) Gambar 3 Perkembangan volume ekspor mangga Indonesia (ton) Sumber: Badan Pusat Statistik 2013 Perumusan Masalah Berdasarkan data yang menunjukkan tingginya total produksi dan nilai ekspor mangga Indonesia serta posisi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil mangga tertinggi di dunia, mangga Indonesia dinilai berpeluang dalam bersaing di pasar dunia.

14 4 Melalui penelitian ini terdapat dua permasalahan utama yang ingin diteliti, yaitu bagaimana daya saing mangga Indonesia di pasar dunia dan juga terhadap enam negara tujuan serta faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan. Sehingga dari penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut sekaligus mampu memberikan pandangan terkait kebijakan apa yang dapat diterapkan untuk meningkatkan ekspor komoditi mangga sehingga berpengaruh kepada pertumbuhan perekonomian Indonesia. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis daya saing buah mangga Indonesia di pasar dunia dan enam negara tujuan utama serta menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi aliran ekspor buah mangga Indonesia ke negara-negara tujuan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang berkaitan di antaranya, pemerintah, masyarakat, pelaku ekspor-impor, petani, dan juga para pelajar yang membutuhkan referensi. Bagi pemerintah diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang mampu mempertahankan atau meningkatkan daya saing serta nilai ekspor komoditi pertanian, khususnya buah mangga ke negara tujuan. Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pencerahan sehingga mampu mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan daya saing serta ekspor mangga Indonesia di pasar dunia. Bagi petani diharapkan mampu melihat kelemahan serta memanfaatkannya sehingga menjadi hal yang berpotensi dalam meningkatkan produk sekor pertanian. Dan bagi pelajar diharapkan mampu menjadikan hasil penelitian ini sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya ataupun sebagai bacaan yang mampu meningkatkan pengetahuan tentang posisi daya saing Indonesia di pasar dunia. Ruang Lingkup Penelitian Negara tujuan yang diteliti adalah Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, Malaysia, Singapura dan Hongkong dalam kurun waktu 2001 sampai Pemilihan Negara berdasarkan aspek rutinnya negara tersebut mengimpor mangga Indonesia selama periode 2001 sampai 2011 dan merupakan enam negara tertinggi mengimpor mangga Indonesia. Penelitian hanya terfokus pada rumusan permasalahan di mana akan menganalisis daya saing komoditi mangga di pasar dunia dan negara tujuan serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor mangga Indonesia di negara tujuan.

15 5 TINJAUAN PUSTAKA Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor impor suatu negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan PDB dari sisi pengeluaran suatu negara. (Oktaviani dan Novianti 2009) Perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di setiap negara (Todaro 2006). Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar internasional yang potensial untuk beragam produk ekspor. Perdagangan cenderung meningkatkan pemerataan atas distribusi pendapatan dan kesejahteraan dalam lingkup domestik dan internasional. Hal ini berlangsung melalui suatu proses penyamaan harga-harga faktor produksi di semua negara, peningkatan pendapatan riil di setiap negara yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan perdagangan internasional, serta memacu efisiensi penggunaan sumber daya di setiap negara, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya di dunia secara keseluruhan. Perdagangan juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usahausaha pembangunan mereka melalui promosi serta pengutamaan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan efisiensi alias produktivitas tenaga kerja. Perdagangan ini juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomis yang mereka miliki. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan internasional yang berorientasi ke luar. Melalui perdagangan internasional, suatu negara akan mengekspor suatu komoditi apabila kebutuhan dalam negeri akan komoditi di negara tersebut sudah terpenuhi, sehingga kelebihan penawaran akan diekspor ke luar negeri. Begitu pula sebaliknya, apabila produksi dalam negeri akan suatu komoditi tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka negara tersebut akan mengimpor komoditi tersebut dari negara lain sehingga akan terbentuk keseimbangan permintaan dan penawaran diantara kedua negara yang melakukan perdagangan. Ekspor adalah barang dan jasa yang dihasilkan di sebuah negara dan dijual di negara lain sebagai penukar atas barang dan jasa, emas, devisa asing atau untuk menyelesaikan utang. Negara menggunakan sumberdaya dalam negeri mereka untuk ekspor karena mereka dapat memperoleh lebih banyak barang dan jasa dengan devisa internasional yang mereka peroleh dari ekspor daripada yang akan mereka peroleh dengan menggunakan sumberdaya itu bagi produksi barang dan jasa di dalam negeri. Sedangkan menurut definisi dari International Merchandise Trade Statistics, ekspor barang adalah seluruh barang yang dibawa keluar dari

16 6 wilayah suatu negara, bersifat komersial maupun non komersial, serta barang yang akan diolah di luar negeri yang hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut. Perkembangan dalam teori perdagangan internasional dikemukakan oleh Heckscher-Ohlin. Menurut Heckscher-Ohlin, terdapat perbedaan opportunity cost suatu produk antar suatu negara dengan negara lain yang disebabkan karena adanya perbedaan jumlah atau proporsi yang dimiliki masing-masing negara. Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak dan murah dalam produksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu apabila negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif lamgla dan mahal dalam produksi (Salvatore 1997). Manfaat yang diperoleh dengan adanya perdagangan internasional antara lain : Suatu negara mampu mendapatkan komoditi yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri sehingga negara tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi secara lokal karena adanya keterbatasan kemampuan produksi. Negara yang bersangkutan dapat memperoleh keuntungan dari spesialisasi, yaitu dapat mengekspor komoditi yang diproduksi lebih murah untuk dapat ditukar dengan komoditi yang dihasilkan oleh negara lain dan jika diproduksi sendiri biayanya akan lebih mahal. Dengan adanya perluasan pasar produk suatu negara, pertambahan dalam pendapatan nasional akan adapat memengaruhi output dan laju pertumbuhan ekonomi, mampu memberikan peluang kesempatan kerja dan peningkatan upah bagi warga dunia, menghasilkan devisa, dan memperoleh kemajuan teknologi yang tidak tersedia di dalam negeri. Konsep Daya Saing Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar tersebut. Pengertian daya saing juga mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memasarkan produk yang dihasilkan negara relatif terhadap kemampuan negara lain (Porter 1990). Keunggulan dalam daya saing dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi dua komoditi dibanding negara lain, perdagangan masih bisa berlangsung selama rasio harga antar negara masih berbeda dibanding tidak ada perdagangan. Menurut teori cost comparative advantage suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara teresebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak efisien. Berdasarkan analisis production comparative advantage atau labor productivity dikatakan bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor

17 barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif tidak produktif. Asumsi-asumsi teori keunggulan komparatif yaitu (1) berlakunya labor theory of value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dengan asumsi nilai barang yang ditentukan seimbang dengan jumlah tenaga yang dipergunakan untuk memproduksinya; (2) perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang di antara dua negara; (3) tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran; (4) produksi dijalankan dengan biaya tetap, sedangkan skala produksi bersifat constant return to scale; (5) faktor produksi tidak bersifat mobile antarnegara. Salah satu faktor yang paling penting untuk menghadapi persaingan global adalah kemampuan kompetitif yang dimiliki suatu negara. Jika suatu negara mempunyai keunggulan dalam hal faktor biaya atau mutu faktor yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, maka negara itu akan menjadi tempat produksi dan ekspor akan mengalir ke negara lain. Hal ini cukup memperlihatkan perbedaan dengan konsep keunggulan komparatif yang mengatakan bahwa suatu negara tidak perlu menghasilkan suatu produk apabila produk tersebut dapat dihasilkan ole negara lain dengan lebih unggul dan efisien. Daya saing suatu negara tergantung pada keunggulan yang dimilikinya bila memiliki empat faktor penentu yang terkenal dengan sebutan Poter s Diamond yaitu kondisi faktor, kondisi permintaan, industri terkait dan penunjang, dan strategi, struktur dan persaingan perusahaan. Terdapat dua faktor tambahan yaitu faktor kesempatan yang dapat menciptakan kondisi bersaing dan faktor pemerintah yang berpengaruh pada faktor-faktor penentu daya saing namun tidak berpengaruh langsung pada peningkatan daya saing global. Teori Aliran Ekspor Aliran ekspor yang terjadi pada ekspor komoditi ke negara tujuan dapat berupa penawaran ekspor dari negara eksportir maupun permintaan dari negara importir. Penawaran suatu komoditi merupakan jumlah komoditi yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu tertentu. Penawaan ekspor tersebut merupakan selisih antara penawaran domestik dengan permintaan domestik. Adapun faktor penting yang memengaruhi jumlah penawaran ekspor yaitu output yang dapat dihasilkan oleh suatu negara atau disebut dengan Gross Domestic Product (GDP). Dijelaskan dalam Hafni (2011) bahwa Dornbusch, Fischer, dan Startz dalam Macroeconomics menyatakan bahwa GDP adalah nilai akhir dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada suatu waktu. GDP ini merupakan nilai output total yang telah diproduksi. Sedangkan permintaan ekspor suatu komoditi merupakan hubungan yang menyeluruh antara kuantitas komoditi yang akan dibeli konsumen selama periode tertentu pada suatu tingkat harga (Lipsey et al 1995). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat harga yang terjadi pada transaksi perdagangan maka jumlah permintaan komoditi suatu barang akan semakin menurun. Teori permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor suatu negara. 7

18 8 Permintaan ekspor suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya harga domestik negara tujuan ekspor (HDIt), harga impor negara tujuan (HIt), pendapatan perkapita penduduk negara tujuan ekspor (YPIt), dan selera masyarakat negara tujuan (CPIt). Secara keseluruhan fungsi permintaan ekspor suatu komoditi dapat dirumuskan sebagai berikut : PXt = f (HDIt, Hit, YPIt, CPIt) (1) Permintaan komoditi ekspor akan dialokasikan untuk memenuhi permintaan masyarakat di dalam negeri dan permintaan di luar negeri yang ditujukan dalam kegiatan ekspor. Adanya teori mengenai penawaran dan permintaan ekspor dapat menunjukkan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor suatu negara. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor suatu negara yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB perkapita riil negara tujuan ekspor, nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan, harga mangga di pasar dunia, serta jarak ekonomi. Dalam Mankiw (2002) dijelaskan bahwa nilai tukar dapat memengaruhi permintaan ekspor suatu komodiiti. Nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Konsep Gravity Model Gravity model menduga perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antarnegara. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda ukuran fisik kedua benda berpengaruh secara proporsional dan jarak berpengaruh terbalik. Dalam konteks perdagangan akan berhubungan positif dengan pendapatan masingmasing negara dan berhubungan terbalik dengan jarak antara dua negara (Yuniarti 2007) Persamaan Gravity Model secara umum menyatakan ekspor barang dari negara i ke negara j (Xij) dinyatakan sebagai berikut: Xij = A Y i β1 Y j β2 Pop i β3 Pop j β4 D ij β5 U ij β6 (2) Kemudian melakukan transformasi logaritma menjadi persamaan linear berikut: LogX ij =Log A+β1 Log Y i + β2 Log Y j + β3 Log Pop i + β4 Log Pop j + β5 Log D ij + β6 Log U ij...(3) Dimana : X ij = Volume komoditi yang diperdagangkan dari negara i ke negara j Y i = PDB Negara i Y j = PDB negara j Pop i = Populasi negara i Pop j = populasi negara j D ij = jarak antara negara i dengan negara j Jarak menjadi variabel utama gravity model dalam aliran perdagangan. Variabel jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu

19 negara dalam melakukan ekspor. Biaya transportasi meliputi ongkos pengapalan, biaya bongkar muat di pelabuhan, premi asuransi, serta aneka pungutan pada saat komoditi yang diperdagangkan itu disimpan di suatu tempat sementara (Salvatore 1997). Semakin jauh jarak maka biaya transportasi akan semakin mahal sehingga volume ekspor semakin kecil. Menurut Mankiw (2002) Produk Domestik Bruto (PDB) menyatakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. Produk domestik bruto (PDB) terdiri dari PDB nominal dan PDB riil. PDB nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. PDB riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Komponen PDB terdiri dari konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan net ekspor yang dapat dituliskan dalam persamaan berikut: Y = C + I + G + NX. (4) Produk domestik bruto (PDB) sebagai salah satu variabel utama dalam analisis aliran perdagangan gravity model menunjukkan besarnya kemampuan perekonomian suatu negara. Semakin besar PDB yang dihasilkan suatu negara semakin besar pula kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan. Populasi di suatu negara berpengaruh terhadap permintaan ekspor negara tersebut. Pertumbuhan penduduk di negara tujuan ekspor berimplikasi pada peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga kurva permintaan bergeser ke kanan dan menyebabkan terjadinya excess demand pasar internasional dengan asumsi permintaan tetap, ceteris paribus. Hal ini mengindikasikan bahwa populasi berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan ekspor (Yuniarti 2007). Menurut Mankiw (2002) kurs atau exchange rate antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara sedangkan kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Tingkat harga dimana kita memperdagangkan barang domestik dengan barang luar negeri tergantung pada harga barang dalam mata uang lokal pada tingkat kurs yang terjadi. Kurs riil di antara dua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga di kedua negara. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barangbarang luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih murah. Hubungan nilai tukar riil suatu mata uang dengan nilai tukar nominal, harga barang domestik dan harga barang luar negeri dapat dirumuskan sebagai berikut : Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x Rasio tingkat harga..(5) Adapun hubungan antara kurs riil dengan ekspor netto dapat dirumuskan sebagai berikut (Mankiw 2002) : NX = NX( )... (6) Dimana : NX = ekspor neto = Kurs riil 9

20 10 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang daya saing buah-buahan tropis Indonesia. Siregar (2010) menganalisis daya saing buahbuahan tropis Indonesia di pasar dunia dengan menggunakan data sekunder. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD) dan Constant Market Share Analysis (CMS). Penelitian ini menganalisis beberapa buah tropis Indonesia yaitu nenas, pisang, alpukat, jambu biji, mangga dan manggis, jeruk dan papaya. Penelitian tersebut mengambil beberapa jenis buah tersebut dikarenakan buah-buahan tersebut memiliki volume ekspor yang besar. Hasil estimasi RCA, EPD, dan CMS buah-buahan selama periode 2001 hingga 2008 menyimpulkan bahwa buah-buahan Indonesia memiliki posisi daya saing yang lebih rendah dibandingkan negara-negara pesaing utamanya. Penelitian mengenai perdagangan buah-buahan juga dilakukan oleh Hadi (2009), meneliti faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia ke negara tujuan. Penelitian ini menggunakan data dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, berbagai literatur serta bahan-bahan dari internet. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum agribisnis pisang dan mangga Indonesia serta melihat gambaran umum potensi ekonomi negara tujuan ekspor. Metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi panel data dengan menggunakan Gravity Model dengan persamaan tunggal digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktorfaktor yang memengaruhi aliran perdagangan pisang adalah harga pisang di negara tujuan, volume ekspor pisang satu tahun sebelumnya, dan pendapatan perkapita. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata yaitu populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar. Faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan mangga adalah populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan harga mangga Indonesia di negara tujuan. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh yaitu pendapatan per kapita negara tujuan dan volume ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan satu tahun sebelumnya. Kerangka Pemikiran Indonesia sebagai negara berkembang sangat bergantung pada sektor pertanian terutama dalam kegiatan perekonomiannya. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Hasil pertanian tersebut menjadi salah satu pendapatan bagi Indonesia melalui aktivitas ekspor. Ekspor hasil pertanian berupa produk hortikultura berkontribusi paling tinggi terhadap pendapatan nasional, terutama buah-buahan. Salah satu buah yang memiliki volume ekspor yang tinggi adalah mangga. Permintaan pasar dunia akan mangga tergolong besar karena mangga adalah buah yang memiliki rasa, aroma dan bentuk yang khas serta hanya bisa tumbuh di negara-negara beriklim tropis dan

21 subtropis. Hal ini menjadikan mangga populer di beberapa negara, khususnya negara yang sulit untuk budidaya mangga. Bagi negara-negara yang mampu membudidayakan mangga hal ini tentu menjadi suatu peluang untuk bisa mendapatkan keuntungan dengan melakukan perdagangan komoditi tersebut di pasar internasional, termasuk Indonesia. 11 Mangga merupakan salah satu buah lokal yang memiliki total produksi serta nilai dan volume ekspor yang cenderung meningkat sejak 2001 hingga Daya saing mangga Indonesia di pasar dunia dan negara tujuan utama. Faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor mangga Indonesia ke negara tujuan. Revealed Comparative Advantage (RCA) Export Product Dynamic (EPD) Intra-Industry Trade (IIT) Gravity Model dengan variabel PDB perkapita riil negara tujuan, harga mangga di pasar dunia, nilai tukar riil, jarak ekonomi. Rekomendasi kebijakan ekspor Gambar 4 Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber seperti Ditjen Hortikultura Kemeterian Pertanian, Badan Pusat Statistik, United Nation Commodity Trade (UN COMTRADE), serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data panel yang merupakan gabungan dari deret waktu (time series) dan antar individu (cross section). Data deret waktu meliputi data tahunan selama 11 tahun yaitu dari tahun 2001 hingga 2011 dan data cross section enam negara tujuan utama ekspor mangga Indonesia. Metode Analisis dan Pengolahan Data Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis daya saing dan faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan ekspor mangga Indonesia di pasar dunia. Metode kuantitatif Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD), dan Intra Industry Trade (IIT) digunakan untuk menganalisis

22 12 posisi daya saing dan keunggulan komparatif serta kompetitif produk Indonesia di pasar dunia dan negara tujuan. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor dianalisis dengan menggunakan metode panel data dengan model yang digunakan yaitu Gravity Model. Data sekunder diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel dan Eviews 6 yang kemudian hasil outputnya diinterpretasikan dalam bentuk deskriptif. Data yang digunakan dalam Gravity Model pada penelitian ini adalah data volume ekspor mangga ke negara tujuan (kg), data PDB per kapita riil negara tujuan ekspor (US$), data nilai tukar, data jarak geografis Indonesia dengan negara tujuan, dan data harga mangga di pasar dunia. Data-data tersebut merupakan data panel dengan menggabungkan data time series 2001 sampai 2011 dan cross section enam negara yaitu, Hongkong, Singapura, Uni Emirat, Kuwait, Malaysia, dan Arab Saudi. Berikut penjelasan terkait metode yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Revealed Comparative Advantages (RCA) Revealed Comparative Advantage digunakan dengan tujuan untuk menganalisis keunggulan komparatif atau daya saing suatu komoditi dalam suatu negara. Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu wilayah. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produk terhadap total ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia. X m ij X T ij X m wj X T wj / RCA =...(7) / Dimana: : Nilai ekspor komoditi mangga dari Indonesia ke negara tujuan : Nilai ekspor total dari Indonesia ke negara tujuan : Nilai ekspor komoditi mangga dari dunia ke negara tujuan : Nilai ekspor total dari dunia ke negara tujuan Jika nilai RCA lebih besar dari satu (RCA>1), maka negara tersebut mempunyai keunggulan komparatif dalam produknya. Keunggulan metode Revealed Comparative Advantage adalah mengurangi dampak pengaruh campur tangan pemerintah sehingga kita dapat melihat keunggulan komparatif suatu produk dengan jelas dari waktu ke waktu. Sedangkan kelemahannya yaitu : Asumsi bahwa suatu negara dianggap mengekspor semua komoditi. Indeks RCA tidak dapat menjelaskan apakah pola perdagangan yang sedang berlangsung tersebut optimal. Tidak dapat mendeteksi dan memprediksi produk-produk yang berpotensi di masa yang akan datang. 2. Export Product Dynamic (EPD) Pendekatan Export Product Dynamic digunakan untuk mengindentifikasi daya saing atau keunggulan kompetitif suatu produk dan juga untuk mengetahui apakah suatu produk dalam posisi yang dinamis atau tidak. Walaupun beberapa produk mungkin bukan merupakan bagian yang besar pada ekspor suatu negara, namun terdapat beberapa alas an untuk mengidentifikasi produk yang dinamis

23 (pertumbuhan cepat) dalam ekspor suatu negara. Jika pertumbuhan suatu produk diatas rata-rata secara kontinu selama periode yang panjang, maka produk tersebut mungkin dapat menjadi sumber pendapatan ekspor yang bsar bagi negara tersebut. Selanjutnya, jika produk dinamis tersebut mempunyai karakteristik produksi yang spesifik, maka hal ini juga menjadi informasi yang penting dalam kesempatan ekspor, dalam hubungannya dengan produk yang serupa. Terdapat ketertarikan untuk mengidentifikasi produk-produk dinamis sehinga negosiasi multilateral atau bilateral untuk mengatasi berbagai hambatan perdagangan beberapa produk di pasar ekspor bisa terfokuskan. Metode yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk dinamis adalah dengan memilih produk-produk berdasarkan tingkat pertumbuhannya selama periode yang ditetapkan. Posisi pasar ideal bertujuan untuk memperoeh pangsa pasar ekspor tertinggi sebagai Rising Star, ditandai dengan negara tersebut memperoleh pangsa pasar untuk komoditi-komoditi yang berkembang cepat. Lost Opportunity dihubungkan dengan penurunan pangsa pasar pada produk dinamis. Falling Star terjadi ketika ada pertumbuhan positif pada pangsa ekspor, tetapi tidak diikuti oleh pasar komoditinya sehingga komoditi tersebut dianggap tidak dinamis di pasar. Sementara itu, Retreat menunjukkan bahwa produk tidak diinginkan lagi di pasar. 13 Lost Opportunity Rising Star Retreat Falling star Gambar 5 Kekuatan daya saing pada matriks EPD Sumbu horizontal pada Gambar 5 menunjukkan pertumbuhan pasar komoditi mangga Indonesia ke negara tujuan, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan pertumbuhan ekspor. 3. Intra Industry Trade (IIT) Alur perdagangan internasional dapat dilihat dengan menggunakan indikator Intra Industry Trade atau seringkali disebut dengan Grubel-Lloyd index (GLI). Perhitungan indeks IIT didasarkan pada selisih antara nilai ekspor dan impor dari sebuah industri atau produk dan total perdagangan dari industri atau produk tersebut. IIT dapat dirumuskan sebagai berikut :...(8) Dimana : IIT m ij : indeks intra-industry trade Indonesia pada komoditi mangga X m ij : nilai ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan : nilai impor mangga dari negara tujuan ke Indonesia M m ij

24 14 Indeks IIT berkisar dari nol hingga seratus. Apabila indeks bernilai nol (0), maka seluruh perdagangan merupakan inter-industry atau bisa diartikan bahwa negara Indonesia (i) hanya mengekspor atau hanya mengimpor mangga saja. Sedangkan apabila indeks bernilai lebih dari nol hingga 100 menunjukkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara Indonesia dengan negara tujuan dan perdagangan bersifat intra-industry. Nilai IIT dapat diklasifikasikan seperti pada tabel berikut : Tabel 2 Klasifikasi Nilai Intra-Industry Trade IIT KLASIFIKASI 0.00 No integration (one way trade) > ,99 Weak intergration 25,00-49,99 Mild integration 50,00-74,99 Moderately strong integration 75,00-99,99 Strong integration (two way trade) Sumber: Austria Analisis Gravity Model Data panel merupakan gabungan antara data cross section dan data time series. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang menggambarkan keadaan pada waktu tersebut. Data time series adalah data yang dikumpulkan secara berkala untuk melihat perkembangannya dari waktu ke waktu. Implikasi yang diperoleh dari kombinasi tersebut adalah hasil estimasi dari model data panel lebih efisien, dikarenakan jumlah observasi lebih banyak. Metode data panel dapat memberikan keuntungan dibandingkan hanya dengan menggunakan data time series atau cross section saja (Baltagi 2005), yaitu: Data panel dapat mengendalikan heterogenitas individu. Dapat memberikan informasi yang lebih banyak, mengurangi kolinearitas di antara variabel, memperbesar degree of freedom dan lebih efisien. Dapat lebih baik untuk studi dynamic of adjustment. Dapat diandalkan untuk mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat dideteksi dalam model time series atau cross section saja. Estimasi model menggunakan data panel dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu pooled least square, fixed effect, dan random effect. Pada penelitian ini, digunakan metode panel data dengan fixed effect karena dengan metode ini intercept yang diperoleh berbeda-beda antar unit cross section. Dugaan persamaan aliran ekspor mangga Indonesia dirumuskan sebagai berikut: LnV ijt = β0 + β1lnje ijt + β2lner ijt + β3lnpdb perkapita jt + β4lnh t + μ it (9) V ijt Dimana: : volume ekspor mangga dari Indonesia ke negara tujuan tahun-t (kg)

25 JE ijt : jarak ekonomi antara Indonesia dan negara tujuan tahun-t (km) EX ijt : nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan tahun-t (rupiah/mata uang negara tujuan) PDB perkapita jt : PDB perkapita riil negara tujuan tahun-t (US $) H t : harga mangga di pasar dunia tahun-t (US $/kg) : error term μ t Untuk memperjelas variabel-variabel yang dituliskan dalam persamaan (9), berikut definisi operasional dari variabel-variabel tersebut yaitu: Volume ekspor mangga Indonesia di pasar internasional menjadi variabel tak bebas dalam model yang merupakan total permintaan ekspor mangga Indonesia. Volume ini dinyatakan dalam satuan kilogram. Jarak ekonomi atau economic distance merupakan pendekatan yang mewakili biaya transportasi. Jarak ekonomi =...(10) ( ) Nilai tukar riil Rupiah terhadap mata uang negara tujuan. Nilai PDB perkapita riil negara tujuan adalah produk domestik bruto perkapita riil yang dihasilkan oleh negara tujuan dalam satu tahun berdasarkan harga konstan tahun 2000 selama periode 2001 hingga 2011, dinyatakan dalam US$. Harga riil mangga adalah harga riil mangga di pasar dunia, terhitung sejak tahun 2001 hingga 2011, dinyatakan dalam US $ per kilogram. Uji Hipotesis Uji hipotesis dapat dilakukan dengan maksud memeriksa atau menguji apakah variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi signifikan atau tidak. Signifikan sendiri mengandung arti suatu nilai dari parameter regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Koefisien determinasi yang dilambangkan dengan R 2 adalah suatu angka yang mengukur keragaman pada variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variasi pada model regresi. Nilai ini berkisar antara nol sampai satu (0< R 2 <1), dengan nilai yang semakin mendekati satu menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari variabel dependen, demikian pula sebaliknya. Ada beberapa jenis uji hipotesis yang dapat dilakukan terhadap variabel regresi. Uji-F Untuk mengetahui apakah semua variabel independen di dalam model secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, dapat dilakukan sebuah pengujian dengan menggunakan uji F, yaitu perbandingan nilai kritis F dengan hasil F-hitung. Pengujian hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dilakukan melalui pengujian besar perubahan dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen. Analisis pengujian tersebut adalah sebagai berikut : 15

26 16 Perumusan Hipotesis H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = β k = 0 H 1 : Minimal ada satu nilai β yang tidak sama dengan nol Uji statistik yang digunakan : R 2 /(k-1) F hitung =...(11) (1- e 2 )/(n-k-1) Dimana : R 2 = koefisien determinasi n = Jumlah pengamatan k = Jumlah variabel bebas Kriteria uji : F hitung > F tabel,(k-1)(n-k) maka tolak H 0 Jika tolak H 0 berarti secara bersama-sama variabel bebas dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada taraf nyata α persen, demikian pula sebaliknya. Uji-t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu (masing-masing) berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel independen. Hipotesis : H 0 : β k = 0 H 1 : β k 0 Kriteria uji : t hitung > tα /2,(n-k) maka tolak H 0, dimana jumlah observasi dilambangkan dengan huruf n, dan huruf k melambangkan jumlah variabel (termasuk intercept). Selain itu, jika probabilitas (p-value) lebih kecil dari taraf nyata maka dapat digunakan juga untuk menolak H 0. Jika H 0 berarti variabel bebas dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada taraf nyata α persen, demikian sebaliknya. Pengujian Asumsi Model Dalam analisis regresi, terdapat tiga asumsi yang harus diuji yaitu heteroskedastisitas, multikolineritas, dan autokorelasi. Selain itu ada uji normalitas untuk mengetahui apakah error term menyebar normal atau tidak. 1. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah salah satu penyimpangan pada asumsi klasik statistika. Heteroskedastisitas terjadi jika ragam sisaan tidak konstan, hal ini dilambangkan dengan Var (μ i ) = E (μ i 2 ) = σ i 2. Masalah ini sering terjadi jika ada penggunaan data cross section dalam estimasi model, namun masalah ini juga dapat terjadi dalam data time series. Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode Generalized Least Square (GLS). Metode ini merupakan metode kuadrat terkecil yang terboboti, yaitu model ditransformasi dengan memberikan bobot pada data asli (Juanda 2009).

27 2. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu penyimpangan asumsi akibat adanya keterkaitan atau hubungan linier antar variabel bebas penyusun model. Indikasi adanya multikolinieritas dapat dilihat jika dalam model yang dihasilkan terbukti signifikan secara keseluruhan (uji-f) dan memiliki nilai R-squared yang tinggi namun banyak variabel yang tidak signifikan (uji-t). Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggabungkan data cross section dengan data time series (Juanda 2009). 3. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi serial antara sisaan (μ t ). Juanda (2009) menjelaskan akibat adanya autokorelasi dalam model yang diestimasi yaitu pendugaan parameter masih tetap tidak bias dan konsisten namun penduga ini memiliki standar error yang bias ke bawah, atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya sehingga nilai statistik uji-t tinggi (over estimate). Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode Generalized Least Square dalam estimasi model (Gujarati 2006). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji Durbin- Watson (DW). Dalam Eviews6 Guide dijelaskan bahwa jika nilai DW tersebut sudah lebih dari 1,5 dan mendekati 2 maka dapat dikatakan tidak ada autokorelasi. 4. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk memeriksa apakah error term menyebar normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : error term menyebar normal H 1 : error term tidak menyebar normal Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes Jarque Bera, jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata yang digunakan, maka terima H 0 yang berarti error term dalam model sudah menyebar normal. 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) Revealed Comparative Advantage adalah indikator perdagangan yang mengukur keunggulan komparatif antar dua negara. Pengukuran ini berfungsi untuk mengetahui spesialisasi suatu negara dalam hal mengalokasikan potensi sumberdaya yang dimiliki negara tersebut untuk suatu industri dengan asumsi total perdagangan yang seimbang. Salah satu indikator dalam menghitung RCA adalah nilai ekspor mangga dari negara asal. Nilai ekspor mangga Indonesia mengalami kecenderungan meningkat sejak tahun 2001 hingga Peningkatan tersebut tidak hanya diakibatkan dari meningkatnya total produksi mangga Indonesia saja tetapi juga permintaan dunia terhadap mangga. Indonesia sebagai salah negara penghasil mangga tertinggi di dunia memiliki negara tujuan utama ekspor mangga. Negara-negara tersebut merupakan negara yang rutin mengimpor

28 18 mangga Indonesia dalam periode 2001 hingga 2011 dengan nilai yang lebih tinggi dibanding negara tujuan lainnya. Tabel 3 Hasil estimasi RCA mangga Indonesia di negara tujuan periode Negara Nilai RCA Uni Emirat Arab 1,43 Hongkong 22,22 Kuwait 2,44 Arab Saudi 1,05 Malaysia 1,05 Singapura 1,08 Sumber: UN Comtrade 2013 (diolah) Nilai RCA lebih dari satu (RCA > 1) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif di negara tujuan. Hasil estimasi RCA menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan daya saing komparatif di semua negara tujuan utama (Tabel 3). Keunggulan daya saing komparatif mangga Indonesia tertinggi berada di pasar Hongkong dengan nilai RCA 22,22. Keunggulan daya saing tersebut tampak pada nilai ekspor mangga Indonesia ke Hongkong yang relatif lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor ke negara tujuan lainnya selama 2001 hingga 2011 (Lampiran 1). Sedangkan keunggulan komparatif mangga Indonesia di pasar dunia dinilai masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai RCA Indonesia dan beberapa negara pesaing (Tabel 4). Tabel 4 Nilai RCA Indonesia dan negara pesaing ekspor mangga di dunia periode Negara Nilai RCA Indonesia 1,11 India 13,16 Pakistan 17,24 Thailand 3,27 Sumber: UN Comtrade 2013 (diolah) India, Pakistan dan Thailand juga merupakan pesaing Indonesia di pasar negara tujuan utama mangga Indonesia. India dan Pakistan merupakan pesaing mangga Indonesia di negara-negara tujuan utama ekspor mangga Indonesia, khususnya di kawasan Timur Tengah,yaitu Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab. Sedangkan mangga dari Thailand merupakan pesaing mangga Indonesia di pasar Malaysia, Singapura dan Hongkong (Gambar 6).

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian halnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan selama periode tahun 2003-2010 dan

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Ekspor Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor. Kegiatan ekspor-impor

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR NENAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR NENAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR NENAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL OLEH ASTI BAROROTUN MINAL KAROMAH H14070116 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari data time series tahunan ( ). Data sekunder diperoleh

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari data time series tahunan ( ). Data sekunder diperoleh III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan (2000-2010). Data sekunder diperoleh dari

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Ekspor Teh Indonesia ke Pasar ASEAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG 1 ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS Oleh Baida Soraya 117039030/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2005-2009 yang berasal dari World Integrated Trade Solutions (WITS), United

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Penentuan judul penelitian didasarkan pada pertumbuhan produksi beras Negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas kakao dunia tidak ditentukan. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Dasar Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional adalah teori yang menganalisis dasardasar terjadinya perdagangan internasional

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. resmi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. resmi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk time series, yang merupakan data bulanan dari tahun 005 sampai 008, terdiri dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti sempit adalah merupakan suatu gugus masalah yang timbul sehubungan dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Bawang Merah Bawang merah dikenal dengan nama ilmiah Allium ascalonicum L. Bawang Merah berasal dari wilayah yang sama dengan bawang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Dalam era perdagangan bebas saat ini, daya

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI EKSPOR PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN OLAHAN INDONESIA DI PASAR NON-TRADISIONAL ASIA OLEH MARIA ULFAH H

ANALISIS POTENSI EKSPOR PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN OLAHAN INDONESIA DI PASAR NON-TRADISIONAL ASIA OLEH MARIA ULFAH H ANALISIS POTENSI EKSPOR PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN OLAHAN INDONESIA DI PASAR NON-TRADISIONAL ASIA OLEH MARIA ULFAH H14080065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam hubungan dengan penelitian ini, maka beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yangn memengaruhi impor di kawasan ASEAN+6 dan non

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Arti Perdagangan Internasinal Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KERTAS INDONESIA: SEBELUM DAN SESUDAH ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) INDAH RIZKI ANUGRAH

DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KERTAS INDONESIA: SEBELUM DAN SESUDAH ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) INDAH RIZKI ANUGRAH DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KERTAS INDONESIA: SEBELUM DAN SESUDAH ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) INDAH RIZKI ANUGRAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu ingin menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui usahausahanya dalam membangun perekonomian.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM Dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi, penting artinya pembahasan mengenai perdagangan, mengingat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan orang lain untuk

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA ANALYSIS COMPETITIVENES LEVEL EXPORT FRUIT INDONESIA

ANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA ANALYSIS COMPETITIVENES LEVEL EXPORT FRUIT INDONESIA AGRISE Volume IX No. 1 Bulan Januari 2009 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA ANALYSIS COMPETITIVENES LEVEL EXPORT FRUIT INDONESIA Nuhfil Hanani 1, Rachman Hartono

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BAN INDONESIA KE KAWASAN AMERIKA LATIN MIA AYU WARDANI

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BAN INDONESIA KE KAWASAN AMERIKA LATIN MIA AYU WARDANI ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BAN INDONESIA KE KAWASAN AMERIKA LATIN MIA AYU WARDANI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR MUTIARA INDONESIA OLEH FITRI KARLINDA H

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR MUTIARA INDONESIA OLEH FITRI KARLINDA H ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR MUTIARA INDONESIA OLEH FITRI KARLINDA H14080064 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR PALA INDONESIA DYAH PRAMITA RAHARTI

ANALISIS DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR PALA INDONESIA DYAH PRAMITA RAHARTI ANALISIS DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN EKSPOR PALA INDONESIA DYAH PRAMITA RAHARTI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

POSISI DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA DI DUNIA DAN NEGARA TUJUAN AMALIA PRADIPTA

POSISI DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA DI DUNIA DAN NEGARA TUJUAN AMALIA PRADIPTA POSISI DAYASAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA DI DUNIA DAN NEGARA TUJUAN AMALIA PRADIPTA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rajungan yang diekspor Indonesia. Penelitian daya saing komoditas perikanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rajungan yang diekspor Indonesia. Penelitian daya saing komoditas perikanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 2.1.1. Penelitian tentang Daya Saing Penelitian tentang daya saing ekspor kepiting dan rajungan sampai saat ini masih belum ada yang melakukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN 6.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh PTPN Analisis regresi berganda dengan metode OLS didasarkan pada beberapa asumsi yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H14102043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Sehingga perdagangan internasional harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE 5.1. Aliran Perdagangan dan Kondisi Tarif Antar Negara ASEAN Plus Three Sebelum menganalisis kinerja ekspor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelian ini adalah data sekunder yang merupakan panel data dengan periode waktu 9 tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2009. Data

Lebih terperinci

DAYA SAING DAN PERMINTAAN EKSPOR PRODUK BIOFARMAKA INDONESIA DI NEGARA TUJUAN UTAMA PERIODE ABSTRACT

DAYA SAING DAN PERMINTAAN EKSPOR PRODUK BIOFARMAKA INDONESIA DI NEGARA TUJUAN UTAMA PERIODE ABSTRACT DAYA SAING DAN PERMINTAAN EKSPOR PRODUK BIOFARMAKA INDONESIA DI NEGARA TUJUAN UTAMA PERIODE 2003-2012 Irgandhini Agra Kanaya *)1 dan Muhammad Firdaus *) *) Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci