KARYA ILMIAH GURU SIMPOSIUM KEMENDIKNAS 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARYA ILMIAH GURU SIMPOSIUM KEMENDIKNAS 2015"

Transkripsi

1 KARYA ILMIAH GURU SIMPOSIUM KEMENDIKNAS 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT DENGAN METODE LA TI HAM BA PADA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015/2016 Oleh: Isminatun, S.Pd., M.Pd. HP: isminatun@ymail.com PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINASPENDIDIKAN SMP NEGERI 2 GATAK Alamat: Trangsan, Gatak, Sukoharjo i

2 HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Isminatun, S.Pd., M.Pd. NIP : Pangkat/Gol. Ruang : Pembina Tk. I/IV b Alamat Sekolah : SMP Negeri 2 Gatak Jl. Trangsan, Gatak, Sukoharjo Alamat Rumah : Kuyudan Baru 003/005 Makamhaji, Kartasura Telah menyusun penelitian dengan judul: Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Metode La Ti Ham Ba pada Kelas VIII A SMP Negeri 2 Gatak Tahun pelajaran 2015/2016. Disahkan oleh Sukoharjo, 20 Oktober 2015 Kepala Sekolah, Peneliti, Dra. Eny Widayati Isminatun, S.Pd., M.Pd. NIP NIP ii

3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii PENDAHULUAN Abstrak... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 2 Tujuan Penelitian... 3 LANDASAN TEORI 1. Membaca dan Tujuan Membaca Membaca Cepat Kecepatan Efektif Membaca Metode La Ti Ham Ba Penelitian yang Relevan... 7 METODE PENELITIAN 1. Karakteristik Siswa Tindakan Cara Pengambilan Data Indikator Keberhasilan HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal Deskripsi Siklus I Deskripsi Sikulus II Hasil penelitian PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii

4 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT DENGAN METODE LA TI HAM BA PADA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015/2016 Isminatun, Guru Bahasa Indonesia pada SMP Negeri 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo isminatun@ymail.com HP ABSTRAK: Salah satu kompetensi dasar membaca pada standar kompetensi lulusan adalah menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per menit. Adapaun tujuan membaca cepat dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa mampu menangkap gagasan, pengalaman, dan pendapat secara cepat dan tepat. Berdasarkan pengalaman penulis dalam membelajarkan membaca di SMP, kemampuan membaca siswa cenderung rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Gatak, Kabupaten Sukoharjo dengan penerapan metode La Ti Ham Ba. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode La Ti Ham Ba mampu menurunkan hambatan membaca serta mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman dapat diketahui dari hasil tes pada kondisi awal rata-rata 67,50 pada siklus I ratarata kelas 73, pada siklus II rata-rata 83. Dengan demikian, dari siklus I ke siklus II ada peningkatan sebesar 10. Adapun jika dilihat dari kondisi awal ada peningkatan sebesar 15,5. Peningkatan kecepatan membaca tampak pada kondisi awal rata-rata 194 kata per menit, siklus I rata-rata 235 kata per menit dan pada siklus II 252 kata per menit. Kata Kunci: kemampuan, membaca cepat, metode La Ti Ham Ba PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu kompetensi dasar membaca pada standar kompetensi lulusan adalah menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per menit. Adapun tujuan membaca adalah siswa mampu menangkap gagasan, pengalaman, dan pendapat secara cepat dan tepat. Cepat maksudnya, siswa dapat membaca dalam waktu yang singkat, sedangkan tepat berarti siswa dapat memahami atau menangkap gagasan, pengalaman, dan pendapat dalam bahan bacaan dengan benar. Sesuai dengan itu, Supriatna dan Erdina (2002: 59) menyatakan bahwa 1

5 tujuan utama membaca adalah menangkap informasi dalam bacaan dengan cepat dan tepat. Berdasarkan pengalaman penulis dalam membelajarkan membaca di SMP, kemampuan membaca siswa cenderung masih rendah. Ukuran keberhasilan membaca dapat didasarkan pada kemampuan siswa dalam memahami bacaan, dengan atau tanpa memperhitungkan waktu yang diperlukan siswa dalam menyelesaikan kegiatan membacanya. Adapun ukuran keberhasilan membaca cepat, selain didasarkan pada kemampuan siswa dalam memahami bacaan tentu dengan memperhitungkan waktu yang diperlukan siswa dalam menyelesaikan kegiatan membacanya. Beberapa faktor yang penulis indikasikan sebagai penyebab lambannya siswa dalam membaca adalah (a) kebiasaan siswa dalam membaca, dan (b) kurang/belum adanya latihan membaca cepat yang dilakukan secara sistematis. Menurut Soedarso (2002:4-9), kebiasaan membaca yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca adalah membaca dengan vokalisasi, membaca dengan subvokalisasi, membaca dengan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, membaca dengan menggunakan alat bantu penunjuk (telunjuk atau pena), dan regresi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 28 siswa ditemukan data tentang kebiasaan buruk dalam membaca sebagai berikut. Awal Tabel 1. Persentase Kebiasaan Buruk dalam Membaca pada Kondisi NO KEBIASAAN MEMBACA JUMLAH SISWA PERSENTASE (%) 1 Vokalisasi Subvokalisasi Menggerakkan kepala Menggunakan alat bantu penunjuk Regresi Rata-rata 18,4 65,8 Tabel di atas menunjukkan bahwa kebiasaan buruk membaca siswa masih sangat besar. Hal ini berdampak buruk terhadap kemampuan siswa dalam kecepatan 2

6 efektif membaca (KEM) para siswa. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mencari strategi dalam meningkatkan kemampuan membaca para siswa. 2. Perumusan Masalah Berdasar latar belakang masalah di atas dapat diungkapkan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penerapan metode La Ti Ham Ba agar dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran membaca? 2. Apakah metode La Ti Ham Ba dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Gatak? 3. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Tujuan khusus penelitian ini adalah pada akhir penelitian tindakan kelas ini 75 % siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Gatak, Kabupaten Sukoharjo dapat membaca dengan baik serta kecepatan efektif membaca dan pemahaman bacaan meningkat secara signifikan. LANDASAN TEORI 1. Membaca dan Tujuan Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Menurut Nurgiantoro (2001:225) membaca adalah aktivitas mental untuk memahami apa yang dituturkan orang lain melalui media tulisan. Dalam membaca cepat pun terkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula. Bahkan, pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak pembahasan, bukannnya kecepatan (Soedarso, 2002:xiv). Akan tetapi, tidak berarti bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Bahkan, orang yang biasa 3

7 membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat. Sebagaimana pengendara mobil, seorang pembaca yang baik akan mengatur kecepatannya dan memilih jalan terbaik untuk mencapai tujuannya. Tujuan membaca menurut Supriatna dan Erdina (2002: 61) adalah terampil memperoleh informasi dari bacaan secara cepat dan tepat. Tujuan tersebut sejalan dengan salah satu tujuan pengajaran membaca yang tercantum dalam GBPP Bahasa Indonesia SLTP 1994, yaitu siswa mampu menangkap gagasan, pengalaman, pendapat yang tersirat dan tersurat secara cepat dan tepat (Depdikbud, 1993:70). Lebih khusus, Tarigan (2008:9-11) mengemukakan tujuan membaca sebagai berikut: a. memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, motonikal); b. memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang, reaksi pembaca). c. Evaluasi (isi, bentuk) d. Kecepatan membaca yang fleksibel. 2. Membaca Cepat Membaca dapat diartikan sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap sebagai proses memahami maknanya yang terdapat dalam katakata yang tertulis dan dapat menjadi sarana untuk pembelajaran sepanjang hayat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca cepat diartikan sebagai membaca dalam hati dengan tujuan memperoleh informasi yang sebanyakbanyaknya dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Depdiknas, 2008). Sedangkan Seputarpendidikan003.blogspot.com menyatakan membaca cepat yaitu teknik membaca untuk mendapat informasi dengan cara membaca langsung ke permasalahan atau fakta yang dicarinya. Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan Efendi (2008: 1) yang mengartikan bahwa membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan dengan menggunakan gerakan mata dan dilakukan tanpa suara yang 4

8 bertujuan untuk memperoleh informasi secara tepat dan cermat dalam waktu singkat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa membaca cepat merupakan kegiatan membaca yang memprioritaskan waktu dengan menggunakan gerakan mata, dibaca dalam hati, dan memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi yang banyak dengan tingkat pemahaman yang tinggi terhadap bahan yang dibacanya dalam waktu yang singkat. Imron Rosidi mengemukakan bahwa membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam membaca. Membaca cepat merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dengan pemahaman isi bacaan ( blogspot.com). Pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian (Soedarso, 2002:58). Untuk memahami itu perlu: (1) menguasai perbendaharaan katanya, (2) akrab dengan struktur dasar dalam penulisan (kalimat, paragraf, tatatbahasa). Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan: (1) mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah dipahami, dan (2) mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dialami. Kemampuan tiap orang dalam memahami apa yang dibaca berbeda. Hal ini tergantung pada perbendaharaan kata yang dimiliki, minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca, tujuan membaca, dan keluwesan mengatur kecepatan. 3. Kecepatan Efektif Membaca Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Untuk mengetahui kecepatan efektif membaca dapat digunakan rumus (Depdiknas, 2005: 39) sebagai berikut. 5

9 K B x Wm SI K B =... kpm atau ( 60) x =... kpm Wd SI Keterangan: K : Jumlah kata yang dibaca Wm : Waktu tempuh baca dalam menit Wd : Waktu tempuh baca dalam detik B : Skor bobot perolehan tes yang dijawab benar SI : Skor ideal Kpm : kata per menit 4. Metode La Ti Ham Ba Metode La Ti Ham Ba merupakan metode yang sebenarnya merupakan kreasi dari penulis. La Ti Ham Ba merupakan akronim dari latihan (maksudnya banyak berlatih) dan tinggalkan hambatan membaca. Ide ini berawal dari rasa penasaran dan perenungan penulis akan ketidakberhasilan pembelajaran membaca, terutama pada pembelajaran membaca cepat. Berangkat dari rasa penasaran dan perenungan tersebut, penulis mencoba mencari sumber dan referensi untuk mencari solusi rendahnya kemampuan membaca cepat pada siswa SMP Negeri 2 Gatak. Dalam penelusuran teori ditemukan bahwa dalam kegiatan membaca cepat, ada beberapa hal yang dapat menghambat kegiatan tersebut. Penghambat membaca cepat ini biasanya diturunkan karena kegiatan membaca yang dilakukan sewaktu masih kecil. Kebiasaan-kebiasaan membaca waktu kecil menjadi terbawa sampai dewasa. Membaca dengan bersuara (vokalisasi), menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata dengan jari, menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, seperti dilakukan semasa kanak-kanak, merupakan kegitan yang menghambat (Soedarso, 2002:5). Selain hambatan tersebut, ada hambatan yang sulit diatasi adalah regresi dan subvokalisasi. Soedarso menjelaskan lebih rinci tentang hambatan-hambatan diatas sebagai berikut: 1. Vokalisasi 6

10 Vokalisasi atau membaca dengan bersuara adalah salah satu hal yang mampu menghambat kecepatan dalam membaca cepat. Jika seseorang membaca dengan bersuara, maka seseorang melakukan dua pekerjaan sekaligus sehingga akan menghambat kecepatan membaca sekaligus pemahaman yang diperoleh. Itu berarti bahwa kita mengucapkan kata demi kata secara lengkap. 2. Gerakan Bibir Menggerakkan bibir ketika kita sedang membaca akan membuat kecepatan membaca kita melambat. Itu sama saja dengan kita membaca dengan bersuara. Soedarso menambahkan kecepatan seseorang yang membaca dengan bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya seperempat dari kecepatan seseorang yang membaca secara diam (Soedarso, 2002:5). 3. Gerakan Kepala Kebiasaan menggerakkan kepala saat membaca merupakan kebiasaan yang timbul pada masa kanak-kanak. Kebiasaan itu timbul karena dulu jangkauan mata kita sewaktu masih kecil, kurang mencukupi. Setelah dewasa, walaupun jangkauan mata kita sudah mencukupi, kita sulit meninggalkan kebiasaan menggerakkan kepala karena sudah sering dilakukan. 4. Menunjuk dengan Jari Kegiatan membaca dengan menunjukkan jari ini juga merupakan kebiasaan membaca yang dibawa sejak kecil. Dulu kita melakukan hal ini karena untuk menjaga agar tidak ada kata yang terlewatkan. Akan tetapi, setelah dewasa, sudah barang tentu kemampuan membaca kita semakin meningkat kebiasaan ini tetap dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan. Padahal membaca dengan menggunkan telunjuk jari atau benda lain dapat menghambat kecepatan membaca kita. Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu sangat menghambat membaca sebab gerakan tangan lebih lambat daripada gerakan mata (Soedarso, 2002:7). 5. Regresi Arif Wijaya menyatakan regresi ialah terjadinya pengulangan-pengulangan gerak mata pada unit-unit bahasa yang telah dibaca (arifwijaya.blogdetik. 7

11 com). Hal tersebut biasanya terjadi karena kurang memahami kalimat yang dibacanya. Kebiasaan tersebut menjadi hambatan yang sangat serius dalam membaca. 6. Subvokalisasi Subvokalisasi ini adalah suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita. Jadi waktu kita membaca, di dalam pikiran kita seperti ada suara yang menyuarakan bacaan itu (kiwod.com). Menurut Dwi, subvokalisasi ini juga menghambat karena kita jadi lebih memperhatikan bagaimana melafalkan daripada berusaha memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang kita baca (dwi-n10tangsel.blogspot.com). Kebiasaan subvokalisasi ini akan menjadi penghambat pembaca dalam melakukan kegiatan membaca cepat, karena pembaca menjadi tidak fokus pada ide pokok bacaan tetapi terpecah menjadi cara pelafalannya juga. Adapun cara mengatasai hambatan antara lain sebagai berikut. Penulis mengajak kepada para siswa untuk banyak berlatih dan berlatih. Prinsip membaca adalah jendela dunia sering penulis provokasikan kepada siswa. Mereka diharapkan untuk sering hadir ke perpustakaan untuk meminjam buku dan meningkatkan minat baca serta berlatih utuk membaca. Selain itu, ketika kegiatan pembelajaran di kelas, siswa diberi kesempatan untuk kerja berpasangan. Salah satu siswa membaca, siswa yang lain mengamati untuk menghitung waktu baca dan memperhatikan jika ada hambatan membaca yang dilakukan oleh mitra kerjanya. Kegiatan ini dilakukan hingga ada perkembangan yang cukup signifikan. 7. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang pembelajaran membaca pernah dilakukan oleh Samsudin (Depdiknas, 2006) dalam makalahnya yang berjudul Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Melalui Latihan Persepsi Siswa Kelas III A SMP Negeri 3 Petarukan Tahun Pelajaran 2006/2007. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP 8

12 Negeri 3 Petarukan, Kabupaten Pemalang yang ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan efektif membaca (KEM) siswa. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian tersebut berusaha meningkatkan kemampuan atau kecepatan membaca siswa dengan metode La Ti Ham Ba, sedangkan penelitian sebelumnya berusaha meningkatkan kemampuan efektif membaca (KEM) dengan latihan persepsi. METODE PENELITIAN 1. Karakteristik Kelas Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 2 Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik 28 siswa, yang terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kondisi awal pelaksanaan tindakan kelas ini terekam data sebagai berikut: 1. Masih rendahnya kemampuan membaca siswa. 2. Masih tingginya (65,8%) siswa yang melakukan kebiasaan buruk dalam membaca cepat. 3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif secara optimal. 4. Membaca belum merupakan kebutuhan utama siswa. 5. Lingkungan kelas belum kondusif bagi kegiatan membaca (buku fiksi, nonfiksi, dan teks belum mencukupi untuk seluruh siswa). 2. Tindakan Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti, dan tindakan yang telah dilakukan oleh guru serta dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan menetapkan tindakan. Penelitian ini menggunakan Pendekatan proses yang berkesinambungan, mulai dari proses pendeskrian kondisi awal untuk mengetahuikondisi yang 9

13 sesungguhnya dilanjutkan dengan tindakan siklus pertama, dan dilanjutkan pada siklus kedua. Penelitian tindakan kelas ini dalam setiap siklusnya meliputi; (a) perencanaan (planning), (b) pelaksanaan tindakan (acting), (c) observasi (observation) dan evaluasi hasil pengamatan, dan (d) refleksi (reflecting). a. Perencanaan (Planning) Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut. 1) Penyusunan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran membaca cepat dengan metode La Ti Ham Ba. 2) Membuat media pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan. 3) Penyusunan alat evaluasi tindakan berupa: a) Pedoman wawancara (untuk siswa, guru, dan kolaborator); b) Lembar observasi kegiatan belajar mengajar; c) Soal evaluasi dan tugas. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat, meliputi: 1. Siswa dikelompokkan dalam pasangan-pasangan. 2. Siswa melakukan kegiatan membaca untuk menemukan kebiasaan membaca siswa, baik kebiasaan yang mendukung dan kebiasaan yang menghambat. 3. Siswa menemukan kebiasaan yang mendukung dan kebiasaan yang menghambat. Kebiasaan yang baik (mendukung) perlu dikembangkan dan kebiasaan yang menghambat (buruk) perlu ditinggalkan. 4. Siswa melakukan latihan membaca pemahaman dengan metode La Ti Ham Ba 5. Secara bergantian setiap pasangan melaksanakan kegiatan membaca cepat dan menjawab pertanyaan yang telah tersedia serta menghitung 10

14 KEM yang diperoleh pasangannya. Bacaan yang digunakan siswa pertama dan siswa kedua sama. 6. Guru bersama siswa menilai isi, proses, dan hasil menggunakan teknik ini. 7. Pemberian penguatan dan kesimpulan dari guru. c. Observasi (Observation) Observasi pelaksanaan tindakan/pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Evaluasi hasil pengamatan juga dilaksanakan secara kolaboratif dengan mengolah data yang telah diperoleh dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tindakan dan atau hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan. d. Refleksi (Reflecting) Hasil observasi dan evaluasi dianalisis. Berdasarkan analisis ini guru peneliti bersama kolaborator dan siswa melakukan refleksi diri untuk menentukan perencanaan dan tindakan berikutnya. Refleksi juga didasarkan atas jurnal yang dibuat guru setelah selesai melaksanakan tindakan/pembelajaran. 3. Cara Pengambilan Data Dari Penelitian tindakan kelas ini diperoleh data: (1) hasil belajar dan minat siswa, (2) suasana kegiatan pembelajaran, (3) refleksi diri dan perubahan-perubahan yang terjadi, dan (4) keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan: 1. Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes. 2. Data tentang minat belajar siswa diperoleh dari hasil angket minat siswa. 3. Data tentang situasi pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator. 11

15 4. Data yang berkait dengan refleksi diri dan perubahan yang terjadi di kelas diambil dari jurnal yang dibuat oleh guru. 5. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan diperoleh dari rencana pelaksanaan pembelajaran dan hasil pengamatan proses pembelajaran. 4. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah semakin tingginya minat dan kemampuan membaca siswa, yang ditandai dengan : a. Sekurang-kurangnya 75% siswa berminat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Sekurang-kurangnya 75% siswa berperan aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia c. Sekurang-kurangnya 75% siswa mempunyai kemampuan membaca cepat yang baik. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal pelaksanaan tindakan ini adalah kompetensi membaca pemahaman siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Gatak masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes kemampuan yang diselenggarakan pada awal kegiatan, hasilnya masih memprihatinkan. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam kegiatan membaca juga masih sering dilakukan oleh para siswa. Di antara hambatan yang masih ditemukan antara lain: membaca dengan vokalisasi, membaca dengan subvokalisasi, membaca dengan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, membaca dengan menggunakan alat bantu penunjuk (telunjuk atau pena), regresi, dan hasil tes pemahaman isi bacaan masih sangat rendah. Berdasarkan data yang diperoleh, pada kondisi awal hasil tes pemahaman isi bacaan rata-rata Kecepatan membaca per menit tanpa memperhitungkan pamahaman isi 284 kata per menit. Namun, setelah ditung KEM dengan memperhatikan pamahaman isi hanya 194 kata per menit. Ini menunjukkan bahwa 12

16 KEM siswa SMP Negeri 2 Gatak kelas VIII A masih rendah atau di bawah standar kemampuan siswa SMP. 2. Deskripsi Siklus I Pada siklus I ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perencanaan berupa penyusunan rencana pembelajaran, menyiapkan media, dan menetapkan skenario pembelajaran. Rencana pembelajaran disusun oleh guru. Rencana pembelajaran yang disusun mengisyaratkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat dilaksanakan dengan langkah La Ti Ham Ba. Dalam hal ini sebelum membaca bahan bacaan dimulai dengan latihan dengan memperkaya bacaan yang dipinjam dari perpustakaan terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan membuat media. Media yang disiapkan berupa bahan bacaan yang difoto kopi sejumlah siswa. Selain itu, guru menyiapkan lembar pengamatan yang diisi oleh siswa ketika mengamati teman pasangannya yang sedang membaca. Untuk melakukan kegiatan pengamatan dilakukan kegiatan berpasangan. Meskipun sudah diberi pengarahan, karena sebelumnya jarang melakukan kegiatan berpasangan keramaian terjadi. Namun, hal itu dapat dikendalikan oleh guru. Hasil pengamatan kegiatan membaca menunjukkan bahwa ada beberapa hambatan dalam kegiatan membaca. Hambatan yang dimaksud sebagaimana terdapat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Persentase Hambatan Membaca pada Siklus I NO HAMBATAN MEMBACA JUMLAH PERSENTASE SISWA (%) 1 Vokalisasi Subvokalisasi Menggerakkan kepala Menggunakan alat bantu penunjuk 5 Regresi Jumlah Rata-rata 133:5= 26.6% 13

17 Selain masih ditemukannya beberapa hambatan, juga hasil tes menunjukkan kekurangberhasilan dari pembelajaran tersebut. Meskipun demikian, sudah tampak adanya peningkatan kemampuan membaca cepat. Hasil tes membaca pemahaman isi, nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 90. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 73. Kecepatan membaca tanpa memperhitungkan pemahaman isi meningkat menjadi 323 kata per menit. Kecepetan efektif mambaca (KEM) dengan memperhatikan pamahaman isi juga meningkat menjadi 235 kata per menit. Meskipun suda aha peningkatan, karena target yang direncanakan belum tercapai, tindakan ini perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, yakni siklus kedua. 3. Deskripsi Siklus II Siklus II ini ditempuh karena pada siklus I hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Di samping itu, berbagai hambatan membaca masih ditemukan. Sama dengan siklus I, siklus ini dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu. Setelah direncanakan pada skenario pembelajaran, tahapan pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana atau planning. Tahapan pelaksanaan tindakan dimulai dengan guru mengkondisikan agar siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, guru mengingatkan kepada para siswa agar melakukan kegiatan latihan serta meninggalkan hambatan membaca yang sudah sering diingatkan. Latihan dan meninggalkan hambatan membaca (La Ti Ham Ba) dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman isi dan meningkatkan kecepatan membaca. Pada siklus II tersebut pengamatan terhadap kebiasaan membaca siswa tetap dilakukan. Agar siswa bertanggung jawab untuk mengamati kebiasaan siswa lain maka kegiatan membaca dilakukan secara berpasangan. Ketika teman pasangannya melakukan kegiatan membaca siswa yang duduk di sampingnya mengamati dengan membawa dan mengisi lembar pengamatan yang telah disiapkan oleh guru. Hasil pengamatan kebiasaan membaca siswa sebagai berikut. Tabel 3. Persentase Hambatan Membaca pada Siklus II 14

18 NO HAMBATAN MEMBACA JUMLAH SISWA PERSENTASE (%) 1 Vokalisasi Subvokalisasi Menggerakkan kepala Menggunakan alat bantu penunjuk Regresi 2 7 Jumlah 5 18 Rata-rata 18:5=3.6% Dibanding siklus I, pada siklus II sudah ada peningkatan kebiasaan baik dalam membaca. Hal ini dapat diketahui dari hambatan kegiatan membaca pemahaman yang berkurang drastis. Misalnya, pada siklus I masih ada yang melakukan vokalisasi, pada siklus II tidak ada sama sekali. Begitu pula kebiasaan membaca dengan subvokalisasi dan menggerakan kepala (kepala meggeleng ke kiri dan kanan) sudah tidak ditemukan lagi. Menggunakan alat bantu penunjuk masih ditemukan pada 3 orang siswa dan regresi masih dilakukan oleh 2 orang siswa. Pemahaman siswa terhadap bacaan juga semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes II membaca pemahaman isi bacaan sebagai berikut. Nilai terendah 60, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 83. Kecepatan Efektif Membaca (KEM) siswa pun tampak ada peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari KEM yang diperoleh siswa rata-rata 252 kata per menit. KEM terendah siswa 176 kata per menit, sedangkan KEM tertinggi 379 kata per menit. Dengan demikian, target secara klasikal sudah tercapai. 4. Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Minat siswa untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia terutama materi membaca lebih meningkat. Dengan dilaksanakannya kegiatan berpasangan siswa lebih aktif karena kegiatan dipantau oleh temannya yang kemudian dilaporkan dalam bentuk hasil pengamatan. 2. Tingkat kelancaran kegiatan membaca secara berpasangan dari siklus satu ke siklus berikutnya mengalami perkembangan. 15

19 3. Kebiasaan membaca siswa semakin lama semakin baik. Hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa dalam membaca terkurangi. Hal ini dapat ditunjukkan dari perkembangan dari masing-masing siklus sebagai berikut. Pada kondisi awal hambatan membaca sebesar 62,2%, siklus I hambatan membaca sebesar 26,6%, siklus II turun menjadi 3,6%. 4. Dengan dipraktikkannya membaca dengan metode La Ti Ham Ba merangsang siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca yang berdampak pada pemahaman membaca semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil ulangan/ tes membaca yang semakin lama semakin baik yakni pada kondisi awal nilai rata-rata 67,50 siklus I nilai rata-rata 73 dan pada siklus II nilai rata-rata 83. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Kegiatan pembelajaran membaca dengan metode La Ti Ham Ba dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan dapat meningkatkan semangat kerja sama. b. Pembelajaran membaca dengan metode La Ti Ham Ba dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan. 2. Saran a. Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya guru mencari metode yang dapat meningkatkan minat dan semangat kerja sama. b. Perlu diupayakan untuk dapat meningkatkan kometensi siswa secara maksimal dalam setiap pembalajaran. 16

20 DAFTAR PUSTAKA Depdikbud GBPP Bahasa Indonesia SLTP. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia: Pengembangan Kemampuan Membaca Cepat. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nurgiantoro, Bambang Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jogjakarta: BPFE. Soedarso Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia. Supriatna, Agus dan Sinta Erdina Buku 1 Penataran Tertulis Guru Bahasa Indonesia SLTP. Bandung: Depdiknas. Tarigan, Henri Guntur Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Dwi Antiningsih diunduh pada tanggal 24 Februari 2010 pukul WIB. Efendi, Yasrul Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Menngunakan Metode Speed Reading. diunduh pada tanggal 24 Februari 2015 pukul WIB. Imron Rosidi di unduh pada tanggal 23 Februari 2015 pukul WIB. diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 pukul WIB. 17

21 LAMPIRAN 1 : RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Gatak Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII (delapan)/ 1 Standar Kompetensi : 3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai Kompetensi Dasar : 3.3. Menyimpulkan isi suatu teks dengsn membaca cepat 250 kata per menit. Alokasi Waktu : 1 x pertemuan ( 3 x 40 menit ) A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat Menyimpulkan isi suatu teks dengsn membaca cepat 250 kata per menit. B. Materi Pembelajaran Membaca cepat Rumus menghitung kecepatan baca Metode meningkatkan kecepatan baca Menguji pemahaman bacaan Karakter siswa yang diharapkan : C. Metode Pembelajaran 1. Pemodelan Demonstrasi 2. Kerja Berpasangan 3. Inkuiri Dapat dipercaya ( Trustworthines) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama 1. Kegiatan Awal. Apersepsi : Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang Membaca dan jenis-jenis membaca Peserta didik menyebutkan perbedaan membaca cepat dan membaca pemahaman Pemberian motivasi 2. Kegiatan Inti Eksplorasi 18

22 Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; b. memfasilitasi peserta didik meningkatkan kemampuan membaca cepat 250 kata per menit Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. memfasilitasi peserta didik dan guru bertanya jawab tentang manfaat membaca cepat; b. memfasilitasi peserta didik menyediakan teks bacaan yang sama dengan peserta didik lain; c. memfasilitasi peserta didik membaca teks dan peserta didik lain mencatat waktu yang di capai secara bergantian; d. memfasilitasi peserta didik membandingkan kecepatan membacanya dengan kecepatan ideal; e. memfasilitasi peserta didik menemukan teknik meningkatkan kecepatan baca; f. memfasilitasi peserta didik membaca dengan teknik membaca cepat; g. memfasilitasi peserta didik menjawab pertanyaan bacaan yang ia baca; h. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik; b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber; c. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan; d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. 3. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup, guru: a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dan tindak lanjut. 19

23 E. Media dan Sumber Belajar Media: laptop, LCD, power point Membaca Cepat, Print out teks bacaan dan soal, program Excel alat bantu penghitungan KEM, alat penghitung waktu (jam) Sumber: Kramadibrata, Dewaki dkk Terampil Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Sutopo, Maryati Bahasa dan Sastra Indonesia 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. E. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu mengukur kecepatan membaca untuk diri sendiri dan teman Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75% Mampu menyimpulkan isi teks bacaan Teknik Penilaian Observasi Tes tertulis Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Lembar Bacalah teks yang telah observasi disediakan oleh guru! Jawablah pertanyaan berikut ini! Uraian Tulislah simpulan bacaan dalam beberapa kalimat! Pedoman penskoran 1. Bacalah sebuah teks yang telah disediakan kemudian hitunglah kecepatan bacamu dan temamu! Pedoman penskoran > 250 kata/menit 250 kata/menit < 250 kata/menit skor 3 Skor 2 Skor 1 2. Tutup bacaan yang kamu baca, lalu jawablah pertanyaan bacaan berikut! Pedoman penskoran > 75% benar 60-75% benar 25-50% benar 10-25% benar Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 20

24 3. Buatlah kesimpulan isi bacaan/ teks yang kamu baca!. Pedoman penskoran Lengkap dan tepat Kurang lengkap dan tepat Tidak lengkap dan tepat skor 3 Skor 2 Skor 1 Mengetahui, Kepala Sekolah, Gatak, September 2015 Guru Mapel, Dra. Eny Widayati NIP Isminatun NIP

25 LAMPIRAN 2 : LEMBAR PENGAMATAN LEMBAR PENGAMATAN MEMBACA CEPAT Nama : No Absen : Kelas : Mulai Pukul : Berakhir Pukul : Waktu : Jumlah Kata : Saat membaca teman saya melakukan hal berikut. No Pernyataan Ya Tidak 1 Vokalisasi 2 Subvokalisasi 3 Menggerakkan kepala 4 Menggunakan alat bantu penunjuk 5 Regresi Gatak, Pengamat,.. 22

26 LAMPIRAN 3 : ANGKET SISWA ANGKET SISWA (MINAT TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA) Nama : No Abs : Kelas : NO PERNYATAAN YA TIDAK 1 Saya tertarik mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia 2 Saya tertarik mengikuti pembelajaran membaca cepat 3 Saya tertarik mengikuti pembelajaran membaca cepat dengan metode La Ti Ham Ba 4 Semula saya tidak tertarik dengan pelajaran membaca cepat 5 Dengan metode La Ti Ham Ba menjadikan saya senang membaca 6 Semula saya tidak tahu jika ada beberapa hambatan membaca cepat 7 Dengan metode La Ti Ham Ba hambatan membaca dapat saya tinggalkan 8 Metode La Ti Ham Ba dapat meningkatkan KEM saya 23

27 LAMPIRAN 4 : DOKUMEN KEGIATAN Siswa mengawali kegiatan dengan berdoa Kegaiatan berpasangan: seorang siswa membaca siswa pasangannya memperhatikan waktu dan mengamati pembaca Kegiatan berpasangan dilakukan bergantian antara pembaca dan pengamat 24

28 Keseriusan dalam mengikuti kegiatan membaca cepat 25

29 LAMPIRAN 5 : CONTOH TEKS BACAAN DAN SOAL Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat Kubis Merah Kubis merah ternyata bukan hanya untuk dimakan. Sayuran yang memiliki kandungan vitamin C terbanyak dan merupakan sumber kalium dan asam folat ini ternyata juga potensial dijadikan bahan pewarna kain. Amalia Dwi Ariska (13) membuktikan hal itu dalam penelitiannya. Siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Semarang ini kemudian mengikutsertakan hasil penelitiannya yang berjudul Kubis Merah sebagai Alternatif Indikator Asam Basa dalam lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna tingkat nasional untuk siswa SMTP Tahun 2007 yang diselenggarakan Lembaga ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ide itu saya peroleh waktu di kelas VII semester I. Waktu itu ada pelajaran mengenai asam basa netral. Disebutkan bahwa kubis merah dapat digunakan untuk indikator asam basa, kata anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Suyono-Sri Widyastuti yang bercita-cita menjadi dokter. Dalam wawancara itu, siswa yang ikut klub Karya Ilmiah Remaja (KIR) di sekolahnya tersebut didampingi oleh kepala sekolah SMPN 5 Semarang Suharto dan guru yang mendampinginya mengikuti babak final lomba tersebut di Subang, Jawa Barat, Fr. Suratmi. Amalia menjelaskan, ekstrak kubis merah yang berwarna merah keunguan jika diberi larutan asam akan berubah warna menjadi merah. Bila diberi larutan basa akan menjadi biru. Larutan asam dapat diperoleh antara lain dari air jeruk, nanas, dan cuka. Larutan basa dapat diperoleh antara lain dari pasta gigi, soda, kud, maupun sabun mandi. Dari situ kemudian Amalia berpikir bahwa hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk pewarnaan kain. Dengan dibimbing para guru di sekolahnya, mulailah Amalia melakukan percobaan. Menurut Suratmi, percobaan tersebut tidak hanya sekali tetapi berkali-kali sampai hasilnya memuaskan. Pertama-tama kain putih direbus menggunakan ekstrak kubis merah. Agar warnanya awet, air rebusan kain diberi tawas. Setelah kering, kain yang kemudian diberi motif jumputan itu diberi larutan asam untuk mendapatkan warna 26

30 merah pada dasar kain dan larutan basa untuk memperoleh warna biru, kata Amalia sambil menunjukkan sejumlah saputangan bermotif jumputan yang menjadi media percobaannya. Ditanya apakah akan melanjutkan penelitiannya tersebut, Amalia mengaku belum tahu. Ia pun mengaku tidak tahu akan digunakan untuk apa uang hadiah kejuaraan sebesar Rp ,00 tersebut. Sumber: Kompas, Rabu 26 September 2007 (Jumlah kata: 335) Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 1. Siapakah nama peneliti kubis merah tersebut? 2. Dalam rangka lomba apakah penelitian itu dilakukan? 3. Apa judul penelitian itu? 4. Kapan ide itu muncul? 5. Mengapa kubis merah dapat dijadikan pewarna kain? 6. Jika ekstrak kubis merah diberi larutan asam akan berubah warna apakah? 7. Berubah menjadi warna apakah jika diberi larutan basa? 8. Dari apakah larutan asam itu diperoleh? 9. Diperoleh dari apakah larutan basanya? 10. Bagaimanakah cara agar warna kain itu awet? 27

31 LAMPIRAN 6 : HASIL TES MEMBACA CEPAT (KEM VIII A PADA SIKLUS I) JUMLAH KATA WAKTU (DETIK) KM (D) SKOR (B) KEM NO NAMA SISWA 1 Alya Khusnul Qotimah Anggun Damayanti Anisa Nandita Rahmawati Aprilia Anggaheni Pratiwi Aprilia Kusumawati Elvira Amelia Erwinda Purnamasari Fisca Damaras Alamsyah Galuh Putri Pembayun Ghivani Alya melyta Hanifah Aena riski Mslikah Ita Liani Johan David Ronaldo Levia Handayani Miftakul Fauzi Nuvitasari Febriyanti Puput Larasati Rafli Hidayat Reza Dimas Saputra Reynata Maharani Ribowo Ridwan Nur Rochman Rizwan Nur Wahid Syafira Nofwanda Syffira Azzahra Sabila Haq Umi Nur Aini Wahyu Nugroho Yolanda Diah Listiani Yopi Rangga Saputra RATA-RATA

32 LAMPIRAN 7 : HASIL TES MEMBACA CEPAT (KEM VIII A PADA SIKLUS II) NO JUMLAH KATA WAKTU (DETIK) KM (D) SKOR (B) KEM NAMA SISWA 1 Alya Khusnul Qotimah Anggun Damayanti Anisa Nandita Rahmawati Aprilia Anggaheni Pratiwi Aprilia Kusumawati Elvira Amelia Erwinda Purnamasari Fisca Damaras Alamsyah Galuh Putri Pembayun Ghivani Alya melyta Hanifah Aena riski 11 Mslikah Ita Liani Johan David Ronaldo Levia Handayani Miftakul Fauzi Nuvitasari Febriyanti Puput Larasati Rafli Hidayat Reza Dimas Saputra Reynata Maharani Ribowo Ridwan Nur Rochman Rizwan Nur Wahid Syafira Nofwanda Syffira Azzahra Sabila Haq Umi Nur Aini Wahyu Nugroho Yolanda Diah Listiani Yopi Rangga Saputra RATA-RATA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO Isminatun 7 SMP Negeri 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo A. PENDAHULUAN Salah satu tujuan membaca

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R Baiq Corlina Mahdawati 1 baiqcorlina9@gmail.com Received: 03/01/2017 Revised: 08/03/2017 Aproved: 10/03/2017 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Pezi Awram

Pezi Awram 315 PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pezi Awram Pezi.awram@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini disusun untuk menjelaskan problema apa saja dalam membaca cepat khususnya siswa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII (delapan)/ 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. ( memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2 Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... 1 2 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI SMPN 1 Kajen Kabupaten Pekalongan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA

Lebih terperinci

Karakter peserta didik yang diharapkan: disiplin dan tanggungjawab.

Karakter peserta didik yang diharapkan: disiplin dan tanggungjawab. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Ngemplak Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ 1 Standar Kompetensi : 3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Standar Kompetensi : Aspek Mendengarkan 9. Mampu memahami wacana lisan melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

B. Materi Ajar Permasalahan penduduk Indonesia (kuantitas dan kualitas). Dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan.

B. Materi Ajar Permasalahan penduduk Indonesia (kuantitas dan kualitas). Dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan. 80 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 1 Cipeucag Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. memahami permasalahan

Lebih terperinci

FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Yang bertandatangan di bawah ini menerangkan bahwa:

FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Yang bertandatangan di bawah ini menerangkan bahwa: 1 2 FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Kepada Kepala SMP Negeri 1 Labuhan Ratu di Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur Yang bertandatangan di bawah ini menerangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IX/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami dialog interaktif pada tayangan televise / siaran radio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto, S (2006: 58) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL OLEH FATHUR NIM GJA12D113072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Ngemplak Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ 1 Standar Kompetensi : 3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi

Lebih terperinci

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi Melalui Three Fun Diksi Berbasis Film Dokumenter Kelas VIIId SMP Negeri 3 Ambarawa Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik:

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : IX/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami dampak globalisasi

Lebih terperinci

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak III. METODE TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Tindakan Kelas Rancangan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses di sekolah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa 26 dapat dilihat dari hasil observasi yang penulis laksanakan terhadap aktivitas belajar siswa seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif melalui penelitian tindakan kelas yang di fokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Ngemplak Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ 1 Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IX/2 Standar Kompetensi : 9. Memahami isi pidato / ceramah / khotbah Kompetensi Dasar : 9.1.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV / Alokasi Waktu : x 35 menit A. STANDAR KOMPETENSI 5. Mendengarkan pengumuman B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE KLOS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/ 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE KLOS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/ 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE KLOS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/ 2014 Oleh: Nurul Aprilia Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Niu_aprilyzone@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau dikenal juga dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat berjalan apabila siswa

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN TINGKAT KETERBACAAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& Wihardit, 2007:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141). 26 III. METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam

Lebih terperinci

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014 UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Disusun Oleh MARINEM A53B111023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa 201 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Teknik membaca skimming dan scanning dapat meningkatkan kecepatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Yuyun Dila Saputra () SMP Negeri Blitar, Email: yuyundila89@gmail.com ABSTRAK Pada pembelajaran

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP 207 BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP Dalam pelaksanaan pembelajaran novel yang digunakan sebagai materi pembelajaran

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Suatu metode penelitian yang terpadu dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari

Lebih terperinci

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya Kemampuan Efektif Membaca 1. Definisi KEM Penggunaan KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Ahmadslamet menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon Nur Asrianti, M. Tahir, dan Saharuddin Barasandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dilaksanakan di TK Merpati Pos Surakarta, dengan alamat Di Jln.Semangka No 24 ( Barat Lapangan Segitiga) Desa/Kelurahan Kerten

Lebih terperinci

Ahmad Nurhamid Guru Mapel Bahasa Jawa pada SMP Negeri 1 Toroh

Ahmad Nurhamid Guru Mapel Bahasa Jawa pada SMP Negeri 1 Toroh PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PENGALAMAN MENGESANKAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO KENANGAN BAGI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 TOROH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ahmad Nurhamid Guru Mapel

Lebih terperinci

Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas Maret Abstrak

Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas Maret   Abstrak PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATISDAN PARTISIPASI SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

Lebih terperinci

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan,

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan, MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT Syamsul Alam Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan Abstrak: Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman

Lebih terperinci

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. Lampiran I Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. NO Aspek yang diamati Ada ( ) 1. Nama Institusi / Sekolah Keterangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.. Jenis, Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 3... Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang 27 BAB III PROSEDUR PENELITIAN.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran membaca teks berita siswa

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi

Bahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi Bahasa Indonesia UMB Modul ke: MEMBACA UNTUK MENULIS Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1. I. Identitas Mata Pelajaran SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 GEDONGTATAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1. I. Identitas Mata Pelajaran SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 GEDONGTATAN 67 Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 I. Identitas Mata Pelajaran SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 GEDONGTATAN TEMA : Keluarga KELAS/SEMESTER : I/1 ALOKASI WAKTU : 4 x 35 menit (2 kali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango pada tahun ajaran 2011-2012. Sekolah ini beralamatkan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitan PTK kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian melalui kerja sama antara peneliti

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Menggunakan Model Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 11 Singkawang Mardian 1), Suyatno 2) 1) STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita berada di ruang sekolah atau kampus. Dengan melakukan kegiatan membaca, kita

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun 85 BAB V SIMPULAN SAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP NEGERI 2 BANJAR Kelas : VII Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Musik Semester : 1 ( satu ) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar kompetensi : 3. Mengapresiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN 189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Jenjang Sekolah : SMA NEGERI 2 KOTAAGUNG Mata Pelajaran : BAHASA LAMPUNG Kelas / Semester : XI / I Alokasi waktu : 4 X 45 ( 2 x Pertemuan ) Standar Kompetensi 1.

Lebih terperinci

Lembar Hasil Tes Siswa

Lembar Hasil Tes Siswa 66 Lampiran 9 Lembar Hasil Tes Siswa Nama Siswa : No Absen : Nilai : Isian Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Bilangan 5 ; 3 ; 9 jika diurutkan dari terkecil sampai terbesar

Lebih terperinci

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Elsa Lestari 1), Wahyuni Oktavia 2) 1) STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian mengenai pembelajaran aspek

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Yolanda Ariska Puspitasari 1, Triyono 2, Joharman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action 74 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action research merupakan suatu bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Ngemplak Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ 1 Standar Kompetensi : 5. Mengapresiasi pementasan drama. Kompetensi

Lebih terperinci

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR 79 PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Nama sekolah : SDN 4 Ambarawa Tema : Kesehatan Kelas/semester : 1 / II Standar Kompetensi Matematika 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia is licensed under A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif Menggunakan Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIT 5 9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ ceramah/ khotbah yang didengar 10.1 Berpidato/ berceramah/ berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas 15.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: Lestari A

Diajukan Oleh: Lestari A UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK DENGAN METODE BACA CEPAT ALA GLENN DOMAN DI KELOMPOK BERMAIN ISLAM PELANGI GONILAN, KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014-2015 Artikel Publikasi Diajukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK Anik Susilowati SMP 1 Negeri Trenggalek Abstrak Menulis merupakan suatu keterampilan

Lebih terperinci

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Penelitian tentang kemampuan guru menerapkan metode pemodelan pada materi pembelajaran menyampaikan pengumuman kelas VII SMP Negeri Tapa, difokuskan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. Kompetensi Dasar 1.1. Membuat gambar / denah berdasarkan penjelasan yang didengar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. Kompetensi Dasar 1.1. Membuat gambar / denah berdasarkan penjelasan yang didengar. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV / I Waktu : x 35 menit A. Standar Kompetensi. Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36) 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Penelitian ini bertolak dari rendahnya kemampuan siswa kelas

Lebih terperinci