PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO Isminatun 7 SMP Negeri 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo A. PENDAHULUAN Salah satu tujuan membaca menurut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994 (Depdikbud, 1993: 7) adalah siswa mampu menangkap gagasan, pengalaman, dan pendapat secara cepat dan tepat. Cepat maksudnya, siswa dapat membaca dalam waktu yang singkat, sedangkan tepat berarti siswa dapat memahami atau menangkap gagasan, pengalaman, dan pendapat dalam bahan bacaan dengan benar. Sesuai dengan itu, Supriatna dan Erdina (2002: 59) menyatakan bahwa tujuan utama membaca adalah menangkap informasi dalam bacaan dengan cepat dan tepat. Berdasarkan pengalaman penulis dalam membelajarkan membaca di SMP, kemampuan membaca siswa cenderung masih rendah. Ukuran keberhasilan membaca dapat didasarkan pada kemampuan siswa dalam memahami bacaan, dengan atau tanpa memperhitungkan waktu yang diperlukan siswa dalam menyelesaikan kegiatan membacanya. Bahkan, sebagian siswa masih sangat lambat dalam membaca sehingga siswa memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk membaca suatu bacaan. Beberapa faktor yang penulis indikasikan sebagai penyebab lambannya siswa dalam membaca adalah (a) kebiasaan siswa dalam 7 Alumni MPB UMS angkatan

2 membaca, dan (b) kurang/belum adanya latihan membaca pemahaman yang dilakukan secara sistematis. Menurut Soedarso (2001:4-9), kebiasaan membaca yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca adalah membaca dengan vokalisasi, membaca dengan subvokalisasi, membaca dengan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, membaca dengan menggunakan alat bantu penunjuk (telunjuk atau pena), dan regresi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 40 siswa ditemukan data tentang kebiasaan buruk dalam membaca sebagai berikut. Tabel 1. Persentase Kebiasaan Buruk dalam Membaca pada Kondisi Awal NO KEBIASAAN MEMBACA JUMLAH SISWA PERSENTASE (%) 1 Vokalisasi Subvokalisasi 25 62,5 3 Menggerakkan kepala Menggunakan alat bantu penunjuk Regresi Rata-rata 24,2 60,5 Tabel di atas menunjukkan bahwa kebiasaan buruk membaca siswa masih sangat besar. Hal ini berdampak buruk terhadap kemampuan siswa dalam kecepatan efektif membaca (KEM) para siswa. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mencari strategi dalam meningkatkan kemampuan membaca para siswa. Berdasar latar belakang masalah di atas dapat diungkapkan permasalahan sebagai berikut. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan keaktifan siswa?

3 Apakah metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Gatak, Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011? Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Tujuan khusus penelitian ini adalah pada akhir penelitian tindakan kelas ini 65 % siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Gatak, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 dapat membaca dengan baik dan pemahaman bacaan meningkat secara signifikan. B. LANDASAN TEORI 1. Membaca dan Tujuan Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Menurut Nurgiantoro (1987:225) membaca adalah aktivitas mental untuk memahami apa yang dituturkan orang lain melalui media tulisan. Dalam membaca cepat pun terkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula. Bahkan, pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak pembahasan, bukannnya kecepatan (Soedarso, 1994:xiv). Akan tetapi, tidak berarti bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Bahkan, orang yang biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat. Sebagaimana pengendara mobil, seorang pembaca yang baik akan mengatur kecepatannya dan memilih jalan terbaik untuk mencapai tujuannya. Tujuan membaca menurut Supriatna dan Erdina (2002: 61) adalah terampil memperoleh informasi dari bacaan secara cepat dan tepat. Tujuan tersebut sejalan dengan salah satu tujuan pengajaran membaca yang tercantum dalam GBPP Bahasa Indonesia SLTP 1994, yaitu siswa mampu menangkap gagasan, pengalaman, pendapat yang tersirat dan tersurat secara cepat dan tepat (Depdikbud, 1993:70)

4 Lebih khusus, Tarigan (2008:9-11) mengemukakan tujuan membaca pemahaman sebagai berikut: a. memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, motonikal); b. memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang, reaksi pembaca). c. Evaluasi (isi, bentuk) d. Kecepatan membaca yang fleksibel. 2. Membaca Pemahaman Pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian (Soedarso, 2001:58). Untuk memahami itu perlu: (1) menguasai perbendaharaan katanya, (2) akrab dengan struktur dasar dalam penulisan (kalimat, paragraf, tatatbahasa). Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan: (1) mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan ang mudah dipahami, dan (2) mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dialami. Kemampuan tiap orang dalam memahami apa yang dibaca berneda. Hal ini tergantung pada perbendaharaan kata yang dimiliki, minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca, tujuan membaca, dan keluwesan mengatur kecepatan. 3. Kecepatan Efektif Membaca Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Untuk mengetahui kecepatan efektif membaca dapat digunakan rumus (Depdiknas, 2005: 39) sebagai berikut

5 K Wm K Wd x B SI... kpm atau B ( 60) x... kpm SI Keterangan: K : Jumlah kata yang dibaca Wm : Waktu tempuh baca dalam menit Wd : Waktu tempuh baca dalam detik B : Skor bobot perolehan tes yang dijawab benar SI : Skor ideal Kpm : kata per menit 4. Metode SQ3R Sistem membaca SQ3R yang dikemukakan oleh Francis B. Robinson (Soedarso, 1994:59) merupakan sistem membaca yang semakin popouler digunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu (1) survey, (2) question, (3) read, (4) recite atau recall, dan (5) review. Membaca dengan metode SQ3R sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan relasional. Metode pemacaan studi ini dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi dari Ohio State University, yaitu Profesor Franis P. Robinson (Widyamartaya, 1992:60). Dalam sistem SQ3R ini, sebelum membaca terlebih dahulu survey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca. Lalu dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut, maka akan lebih mudah memahami bacaan. Dan selanjutnya dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, pembaca akan menguasai dan mengingatnya lebih lama. a. S-Survey

6 Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud: mempercepat menangkap arti; mendapatkan abstrak; mengetahui ide-ide yang penting; melihat susunan (organisasi) bahan bacaan; mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan; dan memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah. b. Q-Question Bersamaan pada saat survey ajukan pertanyaan sebanyakbanyaknya tentang isi bacaan itu dengan mengubah judul dan subjudul serta sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata apa, siapa, kapan, di mana, atau mengapa. c. R-Read Setelah melewati tahap survey dan timbul beberapa pertanyaan yang diharapkan akan mendapat jawaban dari bacaan, langkah berikutnya adalah: Read, membaca. Jadi, membaca merupakan langkah ketiga. Membaca yang dimaksud adalah membaca bagian demi bagian. Sementara membaca bagian-bagian itu juga mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada langkah kedua. Pada tahap ini perlu konsentrasi untuk penguasaan ide pokok serta detail yang penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca pada bagian yang penting atau yang sulit dan percepat pada bagian-bagian yang tidak penting dan telah diketahui. d. R-Recite atau Recall Setiap selesai membaca suatu bagian, berhenti sejenak untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Dalam hal ini dapat juga dibuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, perlu mengulangi membaca bab tersebut. Sebelum menginjak

7 langkah selanjutnya, pastikan empat langkah ini dijalani dengan benar. e. R-Review Langkah terakhir dalam metode SQ3R adalah review. Setelah selesai keseluruhan dari apa yang dibaca, ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian-bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat kembali. Tahap ini selain membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali dilewati sebelumnya. Unsur utama membaca adalah otak, mata hanyalah alat untuk mengantarkan gambar ke otak lalu otak memberikan interpretasi terhadap apa yang ditangkap oleh mata. C. PENELITIAN YANG RELEVAN Penelitian tentang pembelajaran membaca pernah dilakukan oleh Samsudin (Depdiknas, 2006) dalam makalahnya yang berjudul Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Melalui Latihan Persepsi Siswa Kelas III A SMP Negeri 3 Petarukan Tahun Pelajaran 2006/2007. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Petarukan, Kabupaten Pemalang yang ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan efektif membaca (KEM) siswa. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian tersebut berusaha meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, sedangkan penelitian sebelumnya berusaha meningkatkan kemampuan efektif membaca (KEM) dalam membaca cepat. Jadi, perbedaan utama pada membaca cepat dan membaca pemahaman. Perbedaan kedua dilihat dari caranya. Penelitian pertama dilakukan dengan latihan persepsi, sedangkan penelitian tersebut dilakukan dengan metode SQ3R. D. METODE PENELITIAN

8 1. Karakteristik Kelas Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII D SMP Negeri 2 Gatak, Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah peserta didik 40 siswa, yang terdiri atas 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kondisi awal pelaksanaan tindakan kelas ini terekam data sebagai berikut: 1. Masih rendahnya kemampuan membaca siswa. 2. Masih tingginya (60,5%) siswa yang melakukan kebiasaan buruk dalam membaca pemahaman. 3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatis secara optimal. 4. Membaca belum merupakan kebutuhan utama siswa. 5. Lingkungan kelas belum kondusif bagi kegiatan membaca (buku fiksi, nonfiksi, dan teks belum mencukupi untuk seluruh siswa) 2. Tindakan Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti, dan tindakan yang telah dilakukan oleh guru dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan menetapkan tindakan. Penelitian ini menggunakan Pendekatan proses yang berkesinambungan, mulai dari proses penelitian tindakan siklus pertama, siklus kedua, dan diakhiri dengan penelitian tindakan siklus ketiga. Penelitian tindakan kelas ini dalam setiap siklusnya meliputi; (a) perencanaan (planning), (b) pelaksanaan tindakan (acting), (c) observasi (observation) dan evaluasi hasil pengamatan, dan (d) refleksi (reflecting). a. Perencanaan (Planning) Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut

9 Penyusunan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran membaca pemahaman dengan metode SQ3R. Membuat media pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan. Penyusunan alat evaluasi tindakan berupa: b) Pedoman wawancara (untuk siswa, guru, dan kolaborator); c) Lembar observasi kegiatan belajar mengajar; d) Soal evaluasi dan tugas. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat, meliputi: 1. Siswa dikelompokkan dalam pasangan-pasangan. 2. Siswa melakukan kegiatan membaca untuk menemukan kebiasaan membaca siswa, baik kebiasaan yang mendukung dan kebiasaan yang menghambat. 3. Siswa menemukan kebiasaan yang mendukung dan kebiasaan yang menghambat. Kebiasaan yang baik (mendukung) perlu dikembangkan dan kebiasaan yang menghambat (buruk) perlu ditinggalkan. 4. Siswa melakukan latihan membaca pemahaman dengan metode SQ3R 5. Secara bergantian setiap pasangan melaksanakan kegiatan membaca pemahaman dan menjawab pertanyaan yang telah tersedia dan menghitung KEM yang diperoleh pasangannya. Bacaan yang digunakan siswa pertama dan siswa kedua berbeda. 6. Guru bersama siswa menilai isi, proses, dan hasil menggunakan teknik ini. 7. Pemberian penguatan dan kesimpulan dari guru. c. Observasi (Observation) Observasi pelaksanaan tindakan/ pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Evaluasi hasil pengamatan juga dilaksanakan secara

10 kolaboratif dengan mengolah data yang telah diperoleh dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tindakan dan atau hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan. d. Refleksi (Reflecting) Hasil observasi dan evaluasi dianalisis. Berdasarkan analisis ini guru peneliti bersama kolaborator dan siswa melakukan refleksi diri untuk menentukan perencanaan dan tindakan berikutnya. Refleksi juga didasarkan atas jurnal yang dibuat guru setelah selesai melaksanakan tindakan/ pembelajaran. 3. Cara Pengambilan Data Penelitian tindakan kelas ini akan memperoleh data: (1) hasil belajar siswa, (2) suasana kegiatan pembelajaran, (3) refleksi diri dan perubahan-perubahan yang terjadi, dan (4) keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan: Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes. Data tentang minat belajar siswa diperoleh dari hasil angket minat siswa. Data tentang situasi pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator. Data yang berkait dengan refleksi diri dan perubahan yang terjadi di kelas diambil dari jurnal yang dibuat oleh guru. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan diperoleh dari rencana pembelajaran dan hasil pengamatan proses pembelajaran. 4. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah semakin tingginya minat dan kemampuan membaca siswa, yang ditandai dengan :

11 a. Sekurang-kurangnya 65 % siswa berminat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Sekurang-kurangnya 65 % siswa berperan aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia c. Sekurang-kurangnya 65 % siswa mempunyai kemampuan membaca pemahaman yang baik. E. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal pelaksanaan tindakan ini adalah kompetensi membaca pemahaman siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Gatak masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes kemampuan yang diselenggarakan pada awal kegiatan, hasilnya masih memprihatinkan. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam kegiatan membaca juga masih sering dijumpai dilakukan oleh para siswa. Di antara hambatan yang masih ditemukan antara lain: membaca dengan vokalisasi, membaca dengan subvokalisasi, membaca dengan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, membaca dengan menggunakan alat bantu penunjuk (telunjuk atau pena), dan regresi. 2. Deskripsi Siklus I Pada siklus I ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perencanaan berupa penyusunan rencana pembelajaran, menyiapkan media, dan menetapkan skenario pembelajaran. Rencana pembelajaran disusun oleh guru. Rencana pembelajaran yang disusun mengisyaratkan bahwa untuk memahami bacaan dilaksanakan dengan langkah SQ3R. Dalam hal ini sebelum membaca bahan bacaan dimulai dengan survey terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan membuat media. Media yang disiapkan berupa bahan bacaan yang difoto kopi sejumlah siswa. Selain itu, guru menyiapkan lembar pengamatan yang diisi oleh siswa ketika mengamati teman pasangannya yang sedang membaca. Untuk melakukan kegiatan pengamatan dilakukan kegiatan berpasangan. Meskipun sudah diberi pengarahan, karena sebelumnya

12 jarang melakukan kegiatan berpasangan keramaian terjadi. Namun, hal itu dapat dikendalikan oleh guru. Hasil pengamatan kegiatan membaca menunjukkan bahwa ada beberapa hambatan dalam kegiatan membaca. Hambatan yang dimaksud sebagaimana terdapat pada tabel 2 berikut. NO Tabel 2. Persentase Hambatan Membaca pada Siklus I HAMBATAN MEMBACA JUMLAH SISWA PERSENTASE (%) 1 Vokalisasi 1 2,5 2 Subvokalisasi 3 7,5 3 Menggerakkan kepala 1 2,5 4 Menggunakan alat bantu 25 62,5 penunjuk 5 Regresi Jumlah Rata-rata 100:5= 20% Selain masih ditemukannya beberapa hambatan, juga hasil tes menunjukkan kekurangberhasilan dari pembelajaran tersebut. Adapun hasil ulangan membaca pemahaman yakni nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 80. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 52. Oleh karena hasil belum sesuai dengan yang diharapkan, kegiatan pembelajaran membaca dengan metode SQ3R dilanjutkan pada siklus II. 3. Deskripsi Siklus II Sikllus II ini ditempuh karena pada siklus I hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Di samping itu, berbagai hambatan membaca masih ditemukan. Sama dengan siklus I, siklus ini dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu. Setelah direncanakan pada skenario pembelajaran, tahapan pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana atau planning. Tahapan pelaksanaan tindakan dimulai dengan guru mengkondisikan agar siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, guru mengingatkan kepada para siswa agar melakukan kegiatan survey,

13 membuat pertanyaan berdasarkan bacaan, membaca, mengingat bagian yang penting, dan mencoba untuk menghadirkan kembali di otaknya apa yang telah dibacanya. Pada tahap II tersebut pengamatan terhadap kebiasaan membaca siswa tetap dilakukan. Agar siswa bertanggung jawab untuk mengamati kebiasaan siswa lain maka kegiatan membaca dilakukan secara berpasangan. Ketika teman pasangannya melakukan kegiatan membaca siswa yang duduk di sampingnya mengamati dengan membawa lembar pengamatan yang telah disiapkan oleh guru. Hasil pengamatan kebiasaan membaca siswa sebagai berikut. NO Tabel 3. Persentase Hambatan Membaca pada Siklus II HAMBATAN MEMBACA JUMLAH SISWA PERSENTASE (%) 1 Vokalisasi Subvokalisasi 1 2,5 3 Menggerakkan kepala 1 2,5 4 Menggunakan alat bantu 15 37,5 penunjuk 5 Regresi 8 20 Jumlah 62,5 Rata-rata 62,5:5=12,5% Dibanding siklus I, pada siklus II sudah ada peningkatan kebiasaan baik dalam membaca. Hal ini dapat diketahui dari hambatan kegiatan membaca pemahaman yang semakin berkurang. Misalnya, pada siklus I masih ada yang melakukan vokalisasi, pada siklus II tidak ada sama sekali. Begitu pula kebiasaan membaca dengan kepala meggeleng ke kiri dan kanan semakin berkurang. Pemahaman siswa terhadap bacaan juga semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes II membaca pemahaman sebagai berikut. Nilai terendah 30, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata

14 4. Deskripsi Siklus III Sikllus III ini ditempuh karena pada siklus II hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada indikator keberhasilan ditetapkan minimal 65% siswa menguasai atau memahami bacaan, sedangkan pada tahap II pemahaman siswa rata-rata masih di bawah 65%. Di samping itu, berbagai hambatan membaca masih ditemukan. Hampir sama dengan siklus II, siklus ini dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu. Setelah direncanakan pada skenario pembelajaran, tahapan pelaksanaan tindakan dilkukan berdasarkan rencana atau planning. Hasil pengamatan siswa terhadap temannya yang sedang membaca terekam data sebagai berikut. NO Tabel 4. Persentase Hambatan Membaca pada Siklus III HAMBATAN MEMBACA JUMLAH SISWA PERSENTASE (%) 1 Vokalisasi Subvokalisasi 1 2,5 3 Menggerakkan kepala 1 2,5 4 Menggunakan alat bantu penunjuk 5 Regresi 6 15 Jumlah 45 Rata-rata 45:5=9% Adapun hasil tes membaca pada siklus III dapat ditunjukkan hasil sebagai berikut. Nilai terendah 60, tertinggi 100, nilai rata-rata 73. Berdasarkan indikator keberhasilan ditetapkan bahwa pemahaman membaca siswa minimal 65%. Oleh karena pada tahap atau siklus III tersebut berdasarkan hasil analisis ulangan atau tes membaca tercapai nilai rata-rata 73% maka kegiatan dianggap telah berhasil sehingga tidak diteruskan ke tahap berikutnya

15 5. Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Minat siswa untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia terutama materi membaca lebih meningkat. Dengan dilaksakannya kegiatan berpasangan siswa lebih aktif karena kegiatan dipantau oleh temannya yang kemudian dilaporkan dalam bentuk hasil pengamatan. 2. Tingkat kelancaran kegiatan membaca secara berpasangan dari siklus satu ke siklus berikutnya mengalami perkembangan. 3. Kebiasaan membaca siswa semakin lama semakin baik. Hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa dalam membaca terkurangi. Hal ini dapat ditunjukkan dari perkembangan dari masing-masing siklus sebagai berikut. Pada siklus I hambatan membaca sebesar 20%, siklus II sebesar 12,5% dan siklus III sebesar 9%. 4. Dengan dipraktikkannya membaca dengan metode SQ3R, merangsang siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca yang berdampak pada pemahaman membaca semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil ulangan/ tes membaca yang semakin lama semakin baik yakni pada siklus I nilai rata-rata 52 siklus II rata-rata 63, dan siklus III rata-rata 73. F. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Kegiatan pembelajaran membaca dengan metode SQ3R dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan dapat meningkatkan semangat kerja sama. b. Pembelajaran membaca dengan metode SQ3R dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan

16 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan sebagai berikut. a. Upaya peningkatan hasil belajar dengan metode yang inovatif perlu dikaji dan dikembangkan. b. Berbagai upaya perlu dikembangkan untuk dapat menemukan metode yang inovatif tersebut

17 DAFTAR PUSTAKA Depdikbud GBPP Bahasa Indonesia SLTP. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia: Pengembangan Kemampuan Membaca Cepat. Jakarta: Depdiknas. Nurgiantoro, Bambang Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jogjakarta: BPFE. Soedarso Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Soedarso Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia. Supriatna, Agus dan Sinta Erdina Buku 1 Penataran Tertulis Guru Bahasa Indonesia SLTP. Bandung: Depdiknas. Tarigan, Henry Guntur Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Strategi Pengajaran dan pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa. Widyamartaya, A Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R. Baiq Corlina Mahdawati 1 Revised: 08/03/2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R Baiq Corlina Mahdawati 1 baiqcorlina9@gmail.com Received: 03/01/2017 Revised: 08/03/2017 Aproved: 10/03/2017 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

METODE SQ3R. Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M. Pd. Universitas Pendidikan Indonessia

METODE SQ3R. Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M. Pd. Universitas Pendidikan Indonessia METODE SQ3R Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M. Pd. Universitas Pendidikan Indonessia A. Pengertian Metode SQ3R Sering kita mengalami kesulitan dalam memahami sebuah buku atau bahan bacaan lainnya. Tidak

Lebih terperinci

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH GURU SIMPOSIUM KEMENDIKNAS 2015

KARYA ILMIAH GURU SIMPOSIUM KEMENDIKNAS 2015 KARYA ILMIAH GURU SIMPOSIUM KEMENDIKNAS 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT DENGAN METODE LA TI HAM BA PADA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015/2016 Oleh: Isminatun, S.Pd.,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI SMPN 1 Kajen Kabupaten Pekalongan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh: Bambang Riadi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya Kemampuan Efektif Membaca 1. Definisi KEM Penggunaan KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Ahmadslamet menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa PENERAPAN METODE SURVEY-QUESTION-READ-RECITE-REVIEW (SQ3R) DENGAN MEDIA CETAK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SDN TANJUNGMERU TAHUN AJARAN 2015/2016 Ulsana Puji Lestari

Lebih terperinci

Pezi Awram

Pezi Awram 315 PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pezi Awram Pezi.awram@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini disusun untuk menjelaskan problema apa saja dalam membaca cepat khususnya siswa

Lebih terperinci

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan,

MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT. Syamsul Alam. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan, MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT Syamsul Alam Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan Abstrak: Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan 8 II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Konsep Model Pembelajaran Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran keterampilan membaca yang ada di kelas VA SD Negeri 2 Metro Utara. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang dapat diperoleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang dapat diperoleh siswa. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan salah satu peranan yang sangat penting dikuasai seseorang dalam membentuk kemahiran berbahasa, khususnya siswa. Melalui kegiatan membaca,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa resmi negara kita. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO Yuni Ambarsari 1, Suhartono 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP UNS Surakarta Jl Kepodang 67 A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas 7 BAB II LANDASAN TEORI H. Penelitian Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca dengan menggunakan metode PQ4R sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Lina Indriyani tahun 2012 dengan

Lebih terperinci

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak III. METODE TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Tindakan Kelas Rancangan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melya Dwi Gardiantari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melya Dwi Gardiantari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abad ke-21 dikenal dengan abad pengetahuan karena pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Di abad 21 ini kemampuan belajar, kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan langkah-langkah metode SQ3R dan implikasi metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Membaca Melalui Layanan Bimbingan Belajar Teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa

Upaya Meningkatkan Motivasi Membaca Melalui Layanan Bimbingan Belajar Teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Upaya Meningkatkan Melalui Layanan Bimbingan Belajar Teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Minanur Rohman (09220173) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TERTULIS TEKS EKSPLANASI SOSIOKULTURAL BERMUATAN PENDIDIKAN MORAL DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC METODE SQ4R

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TERTULIS TEKS EKSPLANASI SOSIOKULTURAL BERMUATAN PENDIDIKAN MORAL DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC METODE SQ4R 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TERTULIS TEKS EKSPLANASI SOSIOKULTURAL BERMUATAN PENDIDIKAN MORAL DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC METODE SQ4R Rina Jayaningtyas dan Haryadi Jurusan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Elah Nurlaelah Sari, Reni Bakhraeni, Ade Rokhayati Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya 2014 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat berjalan apabila siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa dan keberhasilan pendidikan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi

Bahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi Bahasa Indonesia UMB Modul ke: MEMBACA UNTUK MENULIS Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN 2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan yang dilakukan melalui proses, pasti ada tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan yang dilakukan melalui proses, pasti ada tujuan yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dari tujuan pengajaran. Setiap kegiatan yang dilakukan melalui proses, pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Demikian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) Metode belajar SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R ini semakin

Lebih terperinci

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Elsa Lestari 1), Wahyuni Oktavia 2) 1) STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia. Melalui proses pendidikan manusia dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang ada dalam dirinya. Dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA SISWA KELAS IV SDN 03 REJOSARI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013 SHEFI HUDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Hasbullah, 2009: 1). Dalam perkembangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE KLOS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/ 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE KLOS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/ 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE KLOS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/ 2014 Oleh: Nurul Aprilia Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Niu_aprilyzone@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R

PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R 1 PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R Filma Juliani FilmaYup@Yahoo.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Kegiatan belajar

Lebih terperinci

Abstract. Elfi Ida Istiqomah SMK Negeri 1 Kebonsari Ds. Singgahan Kec. Kebonsari Kab. Madiun

Abstract. Elfi Ida Istiqomah SMK Negeri 1 Kebonsari Ds. Singgahan Kec. Kebonsari Kab. Madiun UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DENGAN TEKNIK SQR (SURVEY-QUESTION-READ-RECITE-REVIEW) SISWA KELAS XII TKJ A SMK NEGERI 1 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Elfi Ida Istiqomah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Halimah 1, Dadan Djuanda 2, Ani Nur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON KABUPATEN BLORA TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JATIMALANG

PENGGUNAAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JATIMALANG PENGGUNAAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN MEMBACA CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JATIMALANG Oleh: Nur Hidayat 1, Imam Suyanto 2, Tri Saptuti Susiani 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas

Lebih terperinci

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044 0 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETRAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE MEMBACA PREVIEW, READ, REVIEW (P2R) DAN PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat Penelitian Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat Keke T. Aritonang*) Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kata per menit kemampuan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Ade Husnul Khotimah 1, Dadan Djuanda 2, Dadang Kurnia 3 1,2,3 Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. informasi melalui lambang-lambang tertulis kemudian menalarkannya. Menurut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. informasi melalui lambang-lambang tertulis kemudian menalarkannya. Menurut BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Membaca 1.1 Definisi Membaca Menurut Artanto (2009) Membaca merupakan aktivitas pencarian informasi melalui lambang-lambang tertulis kemudian menalarkannya. Menurut Soedarso (2004)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Teknik Pembelajaran SQ3R Metode SQ3R adalah metode membaca untuk memahami dan menguasai isi bacaan dengan langkah-langkah: mensurvai isi (Survey: S), mengajukan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Menggunakan Model Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 11 Singkawang Mardian 1), Suyatno 2) 1) STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R) Lilik Eko Setyawan 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan awal sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa pembelajaran pemahaman membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jurusan Fisika FMIPA UNNES Jl. Raya Sekaran, Gunungpati Semarang. Masykur, dkk., Penerapan Metode SQ3R Dalam Pemb 73

PENDAHULUAN. Jurusan Fisika FMIPA UNNES Jl. Raya Sekaran, Gunungpati Semarang. Masykur, dkk., Penerapan Metode SQ3R Dalam Pemb 73 PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP Masykur, Siti Khanafiyah, Langlang Handayani Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEM DENGAN TEKNIK TRIFOKUS STEVE SNYDER DAN MEDIA VIDEO TUTORIAL MEMBACA CEPAT

UPAYA PENINGKATAN KEM DENGAN TEKNIK TRIFOKUS STEVE SNYDER DAN MEDIA VIDEO TUTORIAL MEMBACA CEPAT UPAYA PENINGKATAN KEM DENGAN TEKNIK TRIFOKUS STEVE SNYDER DAN MEDIA VIDEO TUTORIAL MEMBACA CEPAT Oleh: Khoirum, pendidikan bahasa dan sastra indonesia, Khoirum 80@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

URIFAN Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

URIFAN Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN UNSUR INTRINSIK NOVEL SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 3 TANGGUL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA SQ3R URIFAN Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan gabungan antara data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandidikan merupakan hal yang sangat penting bagi peradaban manusia dan peradaban bangsa. Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang, oleh karena itu pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V B SD PERTIWI 2 PADANG MELALUI METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V B SD PERTIWI 2 PADANG MELALUI METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V B SD PERTIWI 2 PADANG MELALUI METODE SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW Richard Hamdany 1, Syofiani 1, Zulfa Amrina 1 Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas Yulan, Efendi, dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

PENGGUNAAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW PENGGUNAAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN BAGI SISWA KELAS V SD N 3 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Fitri Choerunnisa 1, Triyono

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF Aknes Triani, 2 Nur Hafsah Yunus MS, 3 Muhammad Syaeba Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Al Asyariah Mandar Aknes.Triani@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST Oleh: Sri Sukaesih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa sri.sukaesih@gmail.com Abstrak : Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eny Mutiarawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan model Penelitian Tindakan Kelas,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh Ruri Ruswati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008

PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008 PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Oleh: Ratih Permata Asri 1, Atmazaki 2, Abdurahman 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh : EKA YANNE NORISKA SINAGA NIM 071222120010 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SQ3R DI KELAS V SDN 07 PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SQ3R DI KELAS V SDN 07 PONTIANAK UTARA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SQ3R DI KELAS V SDN 07 PONTIANAK UTARA Nurmiati, Kaswari, Asmayani Pogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN Email: myanurmiati@yahoo.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KECEPATAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN DENGAN METODE SQ3R

MENINGKATKAN KECEPATAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN DENGAN METODE SQ3R MENINGKATKAN KECEPATAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN DENGAN METODE SQ3R Syafruddin Noor Guru bahasa Indonesia SMAN 11 Banjarmasin Abstract The purpose of this study to determine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya (2013:1) menyatakan, Pentingnya orang belajar matematika tidak terlepas dari perannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan sejak peserta didik mengikuti pendidikan formal di bangku sekolah. Membaca

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMPRESENTASIKAN HASIL PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TAKE AND GIVE (MEMBERI DAN MENERIMA)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMPRESENTASIKAN HASIL PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TAKE AND GIVE (MEMBERI DAN MENERIMA) PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMPRESENTASIKAN HASIL PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TAKE AND GIVE (MEMBERI DAN MENERIMA) Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan nilai-nilai

Lebih terperinci

Naskah Publikasi. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Naskah Publikasi. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Naskah Publikasi

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi

BAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi pembangunan pendidikan nasional kini telah tertuang dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap

BAB I PENDAHULUAN. lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran geografi masih terpengaruh oleh paradigma pendidikan lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap diisi sesuai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Anggun Dwi Setya P 1, Rukayah 2, Yulianti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk menggambarkan hasil penelitian tentang kemampuan peserta didik kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk menggambarkan hasil penelitian tentang kemampuan peserta didik kelas 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini, menggunakan metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian tentang kemampuan peserta didik kelas VIII-5

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian ini digunakan peneliti sebagai bahan perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa 201 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Teknik membaca skimming dan scanning dapat meningkatkan kecepatan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS TEKS EDITORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIN SQ3R PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH

PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS TEKS EDITORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIN SQ3R PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS TEKS EDITORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIN SQ3R PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh SRI CAHYANA 10.21.0427 PROGRAM STUDI BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian tindakan yang mengarahkan mengidentifikasian karakteristik kebutuhan pragmatisndari

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Dwi Viora Surel : dwiviora@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci