BAB IV. Tabel 4.1. Profil Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana. Language Training Center. Universitas Kristen Satya Wacana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. Tabel 4.1. Profil Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana. Language Training Center. Universitas Kristen Satya Wacana"

Transkripsi

1 BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Subyek Penelitian Profil Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana ini merupakan gambaran tentang gambaran umum yang dapat disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.1. Profil Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana No 1 Nama Profil Institusi Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana Gedung Perpustakaan Pusat UKSW, Lantai 6 2 Alamat Jl. Diponegoro No Salatiga Tahun dengan nama Pusat Bahasa UKSW 3 berdiri 2006-sekarang dengan nama Language Training Center UKSW Sumber: Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana Pada tabel tersebut terdapat keteranngan bahwa pada tahun institusi ini berdiri dengan nama Pusat Bahasa Universitas Kristen Satya Wacana. Pada masa ini manajemen Pusat Bahasa berada di bawah Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UKSW. Sekalipun demikian, Pusat Bahasa tetap memiliki pimpinan dan staffnya sendiri. Saat itu program pengajaran bahasa yang ditawarkan adalah Program Intesif Bahasa dan

2 Budaya Indonesia (PIBBI). Pada tahun 2006 Pusat Bahasa memutuskan untuk melepaskan diri dari FBS dengan formasi dan manajemen yang baru. Pada tahun inilah Pusat Bahasa mengalami perubahan nama menjadi Language Training Center (LTC). Dengan nama Language Training Center mempunyai visi demikian To promote, serve, and support the teaching and learning of foreign languages and cultures. Dengan visi inilah LTC hadir dengan tiga program penbelajaran bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, dan Bahasa Jepang Gambaran Pelatihan Nama pelatihan yang dievaluasi adalah Pelatihan Pengajaran BIPA Sehari. Pelatihan ini diselenggarakan selama satu hari pada hari Sabtu, 9 November 2013 yang bertempat di Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana. Kegiatan ini diikuti oleh pengajar-pengajar BIPA LTC UKSW dan mengundang pengajar-pengajar BIPA yang berada di insitusi penyelenggara BIPA lainnya yang berada di Salatiga dan luar Salatiga. Dalam pelatihan ini terdapat dua materi utama yaitu pengajaran tata bahasa dan keterampilan membaca. Pemateri utama dalam pelatihan ini adalah ketua APBIPA Bali, Bapak I Nyoman Riassa yang sudah berpengalaman dalam bidang BIPA. Pelatiahan ini juga diselenggarakan dengan bekerjasama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah.

3 1.3. Hasil Peneltian Konteks (Context) Pada bagian ini hasil penelitian bertujuan mencari latar belakang dari diadakannya program pelatihan pengajaran BIPA di LTC. Pelatihan ini diadakan berdasarkan kebutuhan para pengajar BIPA di LTC tentang metode pengajaran tata bahasa dan membaca. Para pengajar BIPA di LTC merasa kekurangan sumber, yaitu buku-buku tentang pengajaran Bahasa Indonesia dan juga strategi dalam mengajarkan tata bahasa dan keterampilan membaca. S1:.. kalau kebutuhan pengajar BIPA khususnya di LTC itu sendiri saya rasa bukan hanya menjadi masalah pengajar BIPA LTC tetapi sepertinya menjadi tantangan-tantangan juga bagi pengajarpengajar BIPA di institusi lain, yaitu kurangnya resources seperti materi-materi untuk menunjang. Buku-buku tentang Bahasa Indonesia atau buku-buku tentang tata bahasa atau bagaimana cara membaca, cara berbicara dibandingkan dengan bukubuku untuk mengajar Bahasa Inggris. Dalam wawancara ini juga terungkap bahwa di dalam kelas para pengajar sering merasa kesulitan dalam menjelaskan tata bahasa yang ditanyakan oleh pembelajar BIPA, seperti yang diungkapkan oleh salah satu nara sumber wawancara. S2: peserta yang mengikuti program BIPA perlu memahami tata bahasa tanpa melakukan 3

4 tugas-tugas atau latihan-latihan yang berbabu bahasa. Hal ini cukup sulit dan menantang bagi pengajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengajaran tata bahasa saat ini masih menjadi momok bagi para pengajar BIPA di LTC. Oleh karena itu, manajemen LTC merasa perlu mengadakan sebuah pelatihan untuk mengakomodir kebutuhan tersebut. Pada pelatihan ini terdapat dua tujuan dari diadakannya pelatihan ini. Pertama, tujuan jangka pendek di mana tujuan ini akan diterapkan secara langsung. Tujuan jangka pendek dari pelatihan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan para pengajar BIPA dalam mengajarkan tata bahasa dan membaca. Perlu diketahui bahwa latar belakang pendidikan pengajar BIPA di LTC kebanyakan adalah lulusan-lusan dari FBS (Fakultas Bahasa dan Sastra) dengan program studi Pendidikan Bahasa Inggris. Secara keilmuan tentang teori-teori pengajaran, para pengajar ini mungkin terlatih tetapi, ada prinsip-prinsip yang berbeda dengan pengajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, LTC ingin memberikan wawasan yang baru tentang pengajaran Bahasa Indonesia. Salah satu sumber wawancara memberikan penjelasan sebagi berikut: S1: Dan hal lainnya juga untuk memberikan wawasan yang baru. Mungkin karena ada beberapa pengajar kami yang sudah puluhan tahun mengajar Bahasa Indonesia, saya tidak ingin mereka kemudian mandek 4

5 di situ. Mungkin mereka butuh masukkan baru atau wawasan baru atau pendekatan lain dalam mengajarkan tata bahasa. Tujuan jangka panjang dari pelatihan ini adalah LTC berharap dapat menjadi tempat pelatihan pengajaran BIPA di Jawa Tengah. Tujuan ini dibuat berdasarakan observasi yang dilihat oleh direktur LTC di mana saat ini pelatihan pengajaran BIPA di Jawa Tengah sangat kurang. Pelatihanpelatihan semacam ini lebih sering ditemukan di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan Bandung Masukan (Input) 1. Peyelenggara dan Penanggung Jawab Pada pelaksanaan pelatihan ini, LTC melibatkan seluruh pegawai LTC. Saat ini LTC memiliki lima pegawai dan tiga orang resepsionis. Dalam persiapan sampai dengan terlaksananya pelatihan kedelapan orang ini telah memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Mereka terbagi dalam beberapa bidang, yaitu satu orang koordinator umum, satu orang pada bagian administrasi dan hubungan masyarakat, satu orang pada pengadaan materi, satu orang pada pengadaan sarana dan prasarana, tiga orang pada bagian sekretariat, dan satu orang pada bagian kebersihan. Pada saat pelatihan, LTC juga 5

6 meminta lima bantuan pengajar BIPA di LTC. Kelima orang ini terdiri dari satu orang pembawa acara, satu orang pembawa doa, satu orang pengaba lagu Indonesia Raya, dan dua orang sebagai pengawas waktu. LTC pun menjalin kerjasama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah di mana insitusi ini menyediakan dua orang nara sumber, satu orang nara sumber pada sesi penyegaran penggunaan kaidah bahasa Bahasa Indonesia yang baku dan satu orang nara sumber untuk sosialisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Untuk pemateri sendiri, LTC meminta kesediaan seorang pengajar BIPA yang sudah berpengalaman di bidang ini. Pemateri ini merupakan pendiri APBIPA (Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) Bali. Nara sumber ini memberikan pelatihan untuk pengajaran tata bahasa dan keterampilan membaca. Alasan LTC memilih pengajar BIPA tersebut sebagai pemateri karena LTC sudah memiliki hubungan sebelumnya. Selain itu, pemateri ini juga dikenal sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mengajar para pengajar BIPA bukan hanya sekedar teori tetapi juga bagaimana teori pengajaran tersebut 6

7 dapat digunakan pada proses mengajar berlangsung dalam kelas. 2. Peserta Pelatihan Jumlah keseluruhan peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah tiga puluh lima. Dalam menetukan target peserta LTC membaginya dalam beberapa bagian yaitu, pengajar aktif BIPA di LTC, pengajar BIPA di institusi penyelenggara BIPA di Salatiga, pengajar BIPA di institusi penyelenggara BIPA di sekitar Salatiga, dan mahasiswa-mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra yang pada saat pelatihan ini berlangsung sedang mengambil mata kuliah TINFL (Teaching Indonesian as a Foreign Language). Dalam memenuhi tujuan jangka panjang pun LTC perlu menjalin koneksi dengan institusi-institusi penyelenggara BIPA lainnya yang juga mungkin membutuhkan pelatihan semacam ini. Begitu pula dengan mahasiswa FBS UKSW yang diikutsertakan dalam pelatihan ini, LTC merasa penting untuk membekali mereka dengan ilmu yang tidak mereka dapatkan selama perkuliahan. 7

8 3. Materi Pengajaran Materi yang dibawakan dalam pelatihan ini adalah pembakuan tata bahasa Bahasa Indonesia, sosialisasi UKBI, dan metode pengajaran tata bahasa dan keterampilan membaca bagi pembelajar BIPA. Pembakuan tata bahasa Bahasa Indonesia ini merupakan bagian penting dalam pengajaran tata bahasa itu sendiri. UKBI merupakan alat untuk mengukur kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia. Pada saat pelatihan ini berlangsung, terdapat isu bahwa UKBI akan dipakai sebagai salah satu komponen penilaian dalam mendaftar sebagai pegawai negeri sipil. Oleh karena itu, pelatihan ini dinilai sebagai momen yang tepat untuk mensosialisasikan UKBI ini. 4. Dana Untuk memenuhi kebutuhan dana pelatihan, LTC mendapatkan bantuan dari Balai Bahasa Jawa Tengah di mana institusi ini memberikan bantuan biaya bagi praktisi. Selain mendapatkan bantuan, LTC juga menarik biaya keikutsertaan pelatihan bagi para pengajar yang tidak mengajar di LTC sedangkan mahasiswa FBS mendapatkan subsidi dari fakultas dengan 8

9 harga yang berbeda. Untuk pengajar-pengajar BIPA di LTC sendiri dibebaskan dari biaya. 5. Tempat Pelatihan Pelatihan ini bertempat di salah satu ruangan di LTC yang memiliki kapasitas 70 orang. Ruangan ini dilengkapi dengan kursi dan meja, proyektor, pengeras suara, dan kipas angin. Ruangan ini juga memiliki banyak jendela dan pintu menghadap ke balkon. Pada saat kegiatan ini dimulai, meja dan kursi untuk perserta ditata sejajar ke samping dan berbaris ke belakang. Pada sesi pertama dan kedua, penataan ini masih terasa nyaman bagi peserta. Namun, seiring berjalannya waktu ruangan tersebut terasa panas dan ada beberapa peserta yang mengeluhkan hal tersebut. Pada saat rehat pagi, pemateri ketiga meminta agar penataan meja dan kursi diubah menjadi bentuk U. Permintaan tersebut langsung disanggupi oleh panitia penyelenggara. Di saat peserta sedang rehat pagi, panitia mengubah penataan meja dan kursi. Ketika sesi ketiga dimulai, penataan meja dan kursi sudah dalam bentuk U. Pemateri mengubah tempat tersebut agar ruang gerak pemateri bisa lebih luas dan pemateri dapat 9

10 menjangkau setiap peserta. Pada saat pelatihan berlangsung tidak ada kendala dalam hal pengoperasian proyektor dan pengeras suara. Selain ruang tersebut, LTC juga menyediakan tempat kesekretariatan di area lobby LTC di mana tempat ini juga dijadikan sebagai tempat untuk mengambil kudapan pagi dan makan siang. Di sekitar lobby LTC ada banyak kursi yang disediakan jika peserta ingin duduk pada saat makan. Selain di belakang lobby LTC juga terdapat balkon di mana peserta juga bisa pakai untuk istirahat. Kamar kecil pun masih ada di sekitar LTC sehingga peserta tidak perlu keluar gedung jika ingin ke kamar kecil Proses (Process) a. Masa Persiapan Pada masa persiapan sebelum pelatihan dilaksanakan terdapat beberapa hal yang LTC lakukan, yaitu menghubungi pihak Balai Bahasa Jawa Tengah untuk berkerjasama, lalu menghubungi pemateri dari APBIPA kemudian, mengundang peserta pelatihan. Setelah mendapatkan konfirmasi kesanggupan dari pihak-pihak tersebut, LTC meminta handouts yang akan dipakai pada saat pelatihan untuk 10

11 digandakan. Sehari sebelum pelatihan dilaksanakan, LTC mempersiapkan ruangan yang akan dipakai juga alat-alat penunjang pelatihan seperti layar, proyektor, laptop, meja, kursi, pengeras suara, serta area secretariat di lobby LTC. b. Masa Pelatihan Pelatihan ini akan diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara kemudian, dilanjutkan dengan doa pembukaan lalu, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan dari kepala Balai Bahasa Jawa Tengah dan Direktur lalu dibuka secara resmi oleh perwakilan pimpinan UKSW. Pelatihan dimulai dengan sesi pertama, yaitu penyegaran pembakuan kaidah bahasa dilanjutkan dengan sesi kedua, yaitu sosialisasi UKBI kemudian, rehat pagi. Setelah rehat pagi, sesi ketiga, pelatihan pengajaran tata bahasa pun dimulai dan selesai pada saat istirahat siang. Setelah itu, sesi keempat yaitu, pelatihan pengajaran keterampilan membaca. Seluruh rangkaian pelatihan diakhiri dengan penutupan oleh pembawa acara. 11

12 Produk (Product) Berdasarkan penelitian, peneliti menemukan dua hal dari pelatihan ini. Pertama terjadi perubahan kebiasaan pada saat pengajar melakukan persiapan. Pengajar lebih berhati-hati dalam mengajarkan tata bahasa dan selalu mengacu pada KBBI seperti yang disarankan oleh pihak balai bahasa. Dengan melihat KBBI tersebut dapat mencari strategi yang tepat untuk menjelaskan penggunaan suatu tata bahasa. Peserta juga lebih selektif dalam memilih bahan bacaan. Selain lebih berhati-hati, pengajar juga lebih kreatif dalam menentukan strategi pengajaran tata bahasa dan keterampilan membaca. Dapat disimpulkan bahwa para peserta merasa adanya peningkatan dalam mengajar. Sayangnya, setelah pelatihan ini selesai pihak manajerial LTC tidak melakukan supervisi terhadap ada atau tidaknya peningkatan oleh pengajar BIPA di LTC. Hal ini diakui baik oleh pengajar yang mengikuti pelatihan maupun direktur LTC. Para pengajar menyayangkan hal ini karena mereka tidak mengetahui standar yang diinginkan LTC setelah mereka mengikuti pelatihan ini. Hasil lain pelatihan ini adalah LTC mempunyai hubungan yang semakin erat dengan 12

13 Balai Bahasa Jawa Tengah yang diwujudkan dalam penawaran Balai Bahasa untuk melakukan UKBI di LTC UKSW Pembahasan Konteks (Context) Dalam sebuah pengajaran bahasa ada tiga aspek yang ditawarkan oleh Canale dan Swain (Astika, 2012), yaitu tiga kompetensi diajarkan dalam keterampilan berbahasa, yaitu kompetensi gramatik, kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi strategik. Kompetensi gramatik merupakan kompetensi dalam menggunakakn kaidah-kaidah dan aspek-aspek bahasa seperti kosa kata, morfologi, sintaksis, semanti, dan fonologi. Kompetensi sosiolinguistik merupakan kompetensi dalam memahami peraturan sosiokultural pemakaian bahasa dan discourse. Kompetensi strategik merupakam kompetensi verbal dan non-verbal yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan dalam mengungkapkan suatu pikiran atau suatu ide yang disebabkan oleh kemampuan berbahasa yang tidak memadai. Ketiga kompetensi ini perlu diintegrasikan dengan empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Perlu diingat bahwa seorang penutur asing yang belajar bahasa 13

14 Indonesia belajar dengan berbagai tujuan. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, seorang pengajar BIPA perlu dibekali dengan pengetahuanpengetahuan tentang pengajaran BIPA. Inilah yang melatarbelakangi LTC dalam menyelenggarakan pelatihan ini. Terdapat sebuah kesenjangan antara pengajaran bahasa yang ideal dengan kemampuan para pengajar BIPA di LTC. Kesenjangan yang dirasakan adalah keterbatasan pengajaran BIPA dalam mengajarkan tata bahasa dan keterampilan membaca. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LTC telah menyelenggarakan sebuah pelatihan berdasarkan kebutuhan peserta pelatihan yaitu mengatasi keterbatasn yang dimiliki oleh pengajar BIPA di LTC. Penentuan tujuan dan sasaran dalam sebuah penelitian sangatlah penting. Hal inilah yang nantinya akan menuntun penyelenggara dan penanggung jawab untuk menetapkan input dan process yang tepat yang untuk mencapai tujuan dari sebuah pelatihan Masukan (Input) 1. Penyelenggara dan Penanggung Jawab Dalam menyelenggarakan sebuah pelatihan dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tepat supaya pelatihan dapat mencapai tujuan 14

15 awalnya. Terdapat dua kelompok SDM penting untuk mengadakan sebuah pelatihan, yaitu SDM yang merencakan dan menyelengarakan pelatihan dan SDM lain yaitu orang yang ahli dalam bidang yang akan menjadi topik pelatihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LTC mempunyai dua kelompok SDM tersebut. Pembagian dilakukan dengan menetapkan pegawai LTC sebagai pihak yang merencakan dan menyelenggarakan pelatihan, sedangkan pemateri berasal dari luar LTC. Pemilihan pemateri untuk pelatihan pengajaran BIPA ini dilakukan dengan melihat pengalaman serta keahlian yang dimiliki oleh pemateri tersebut. Setelah menetapkan pemateri, LTC mengonsultasikan hasil-hasil dari need s analysis sehingga pemateri pun dapat menyesuaikan hal-hal yang perlu diberikan pada saat pelatihan. Selain pelatihan pengajaran BIPA, Balai Bahasa menawarkan topik-topik lain yang dianggap penting untuk menunjang pengajaran BIPA seperti pembakuan kaidah ber-bahasa Indonesia dan sosialisasi UKBI. Para nara sumber untuk kedua topik ini berasal dari Balai Bahasa itu sendiri. LTC tidak mempunyai kuasa dalam 15

16 menentukan para nara sumber tersebut. Sekalipun demikian, para nara sumber tersebut cukup ahli dalam memberikan informasi. 2. Peserta Pelatihan Penentuan target peserta dalam pelatihan dilakukan berdasarkan permintaan. Sebuah institusi dapat mengajukan sebuah pelatihan kepada pihak penyelenggara pelatihan. Target pelatihan biasanya berasal dari latar belakang dan kebutuhan yang sama. Dalam menentukan target peserta penyelenggara pun perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu karakter dari peserta pelatihan itu sendiri, seperti perilaku, motivasi, latar belakang pendidikan, dan gaya belajar (Bozarth, 2008) Peserta pelatihan yang berlangsung di LTC merupakan para pengajar BIPA yang mengajar di LTC. Mayoritas para pengajar BIPA ini memiliki latar belakang pendidikan dan kebutuhan yang sama. Latar belakang pendidikan para pengajar BIPA di LTC adalah lulusan pendidikan Bahasa Inggris. Latar belakang ini pula yang menjadi kendala bagi para pengajar dalam mengajarkan Bahasa Indonesia. Para pengajar mengerti akan dasardasar dalam pengajaran sebuah bahasa bagi 16

17 penutur asing, tetapi tidak cukup mengerti tentang pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Para pengajar ini merasa pelatihan-pelatihan tentang pengajaran BIPA masih kurang. Selain para pengajar BIPA di LTC, LTC juga mengundang para pengajar BIPA lain yang berasal dari seputar Salatiga dan juga para mahasiswa FBS UKSW yang sedang mengambil mata kuliah TINFL. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa LTC tidak melakuan need s assessment secara formal baik kepada pengajara BIPA di LTC maupun luar LTC sehingga tidak diketahui apakah para pengajar ini benar-benar mempunyai kebutuhan yang sama atau tidak. 3. Materi Pengajaran Penentuan tema dalam suatu pelatihan ditentukan berdasarkan hasil dari need s analysis. Isi dari tema yang diberikan harus menjawab tujuan dari diadakannya pelatihan. Tema pelatihan yang diputuskan oleh LTC untuk menyelenggarakan pelatihan adalah pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Pelatihan ini kemudian menjadi empat sesi yang berbeda, yaitu pembakuan tata 17

18 Bahasa Indonesia, Sosialisasi UKBI, metode pengajaran tata Bahasa dan keterampilan membaca. Dua topik pertama merupakan sub topik tambahan yang ditawarkan oleh pihak Balai Bahasa sedangkan dua topik akhir adalah topik utama. Kedua sub topik tambahan ini menurut para peserta baik adanya tetapi tidak begitu mengisi kebutuhan mereka dalam mengikuti pelatihan ini. Merujuk kembali tujuan awal dari pelatihan ini dapat dikatakan bahwa ada satu sub topik yang tidak begitu relevan dengan tujuan pelatihan ini. Sub topik tersebut adalah sosialisasi UKBI. Hal ini tidak relevan karena UKBI tidak berhubungan dengan metode pengajaran tata bahasa dan keterampilan membaca. UKBI adalah informasi tambahan yang dapat diberikan pada kesempatan lain atau informasi tersebut dapat diberikan secara tertulis dan bias dibaca sendiri oleh peserta. Sosialisai UKBI dengan demikian tidak memerlukan satu sesi khusus dari pelatihan tersebut. 4. Dana Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dana pelatihan ini diperoleh dari beberapa sumber, yaitu Balai Bahasa Jawa Tengah, LTC, 18

19 dan kotribusi peserta. Standar yang ditawarkan oleh ADDIE menunjukkan bahwa pengadaan dana dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dana dari institusi yang membutuhkan pelatihan, kontribusi peserta, atau melalui sponsor. Melihat standar tersebut dapat dikatakan bahwa cara yang dilakukan LTC telah mengikuti standar yang ada. 5. Tempat Pelatihan Sarana dan prasarana dalam sebuah pelatihan ditentukan setelah mengetahui hasil need s analysis. Sarana dan prasarana in harus mendukung pelatihan untuk menjadi sebuah pelatihan yang efektif dalam menjawab tujuan pelatihan. Menilai hasil penelitian dapat dikatakan bahwa LTC telah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk pelatihan tersebut. Sekalipun demikian, penulis menemukan bahwa terdapat koordinasi yang kurang pada saat sesi ketiga akan dimulai. Kurangnya koordinasi ini dapat dilihat dari perbedaan ekspektasi pemateri dengan penyelenggara terhadap pengaturan tempat duduk peserta. Pemateri ketiga menginginkan pengaturan kursi yang dapat membuat 19

20 pemateri dan peserta menjadi lebih interaktif pada saat sesi ketiga tersebut berlangsung Proses (Process) a. Masa Persiapan Hasil penelitian menunjukkan bahwa LTC telah mengikuti standar-standar yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa LTC memperhatikan tentang ketersediaan waktu peserta dan pemateri. Selain itu, LTC pun memperhatikan ketersediaan fasilitas dan peralatan penunjang untuk pelatihan. b. Masa Pelatihan Dari hasil penelitian dan obeservasi penulis ditemukan bahwa pelatihan ini dimulai tepat waktu sesuai dengan susunan acara. Namun, pada sesi pertama, yaitu penyegaran terhadap pembakuan kaidah bahasa peserta pelatihan merasa sesi ini pada awalnya menarik karena mereka menemukan bahwa ada beberapa kaidah-kaidah bahasa yang ternyata selama ini salah dalam penggunaannya. Sayangnya, apa yang dijelaskan pada sesi ini tidak benar-benar dipakai dalam pengajaran dalam kelas. Bahkan, terjadi perdebatan antara peserta yang merupakan pengajar senior dengan pemateri 20

21 tentang salah satu penggunaan kaidah bahasa. Peserta lainnya berpendapat bahwa perdebatan ini menghambat pemberian informasi yang lebih mendalam tentang kidah-kaidah bahasa lainnya. Sebagai akibatnya, peserta mulai merasa bosan dan mengantuk. Peserta juga merasa bahwa pemateri pada sesi ini tidak komunikatif karena hanya melakukan komunikasi satu arah. Pemateri hanya membaca tulisan yang ada pada PowerPoint tanpa memberikan penjelasan yang lebih merinci mengenai penggunaan kaidahkaidah tersebut. Padahal, saat melakukan pendaftaran ulang, peserta sudah diberikan lembaran PowerPoint untuk sesi ini sehingga peserta dapat membaca sendiri mengenai informasi kaidah bahasa Indonesia. Sesi kedua adalah sosialisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia. Pada sesi, ini pemateri memberikan pemaparan tentang apa itu UKBI, siapa yang perlu menggikuti tes ini, dan apa keuntungannnya jika seseorang mengambil ujian ini. Peserta merasa antusias dengan sesi ini karena banyak dari peserta yang belum pernah mendengar tentang UKBI. Peserta berpendapat bahwa informasi tentang UKBI ini sangat bermanfaat bagi mereka sebagai pengajar BIPA. Pada sesi ini peserta juga merasa pemateri 21

22 tidak komunikatif karena sama seperti dengan sesi sebelumnya, pemateri hanya membacakan informasi yang ada pada PowerPoint. Sebelum memasuki sesi ketiga, peserta dan pemateri diberikan kesempatan untuk rehat pagi selama kurang lebih lima belas menit. Pada rehat pagi, ini panitia menyiapkan teh dan kopi juga kudapan yang ditempatkan di area lobby LTC. Peserta merasa rehat pagi ini sangat menolong ketika pada sesi sebelumnya, peserta mulai merasa bosan dan menyebabkan rasa kantuk. Setelah lima belas menit usai, para peserta dan pemateri dipanggil untuk kembali masuk ke dalam ruangan pelatihan. Sesi ketiga akan segera dimulai. Sesi ketiga adalah pelatihan pengajaran tata bahasa bagi penutur asing. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa peserta berpendapat bahwa sesi ini sangat informatif dan komunikatif. Pemateri memulai sesi ini dengan mengajak peserta pelatihan untuk melakukan curah pendapat tentang tata bahasa. Setelah itu, pemateri mulai memberikan contoh-contoh kasus yang sering terjadi dalam kelas-kelas tata bahasa BIPA secara khusus dalam mengajarkan imbuhan. Pemateri mengajak peserta untuk menganalisis penggunaan imbuhan-imbuhan 22

23 yang dijadikan contoh kemudian meminta penjelasan dari peserta dari hasil analisis yang mereka temukan. Setelah beberapa peserta memberikan penjelasannya, pemateri mulai memaparkan bagaimana sebuah kata dasar bisa memiliki makna yang berbeda jika diberikan dua imbuhan yang berbeda pula. Menurut peserta, penjelasan-penjelasan seperti ini yang tidak mereka temukan dalam buku-buku teori tata bahasa. Setelah itu, pemateri juga memberikan contoh-contoh bentuk latihan yang bisa dipakai dalam mengajarkan tata bahasa Indonesia khususnya untuk tingkat rendah. Latihanlatihan ini bisa diubah sesuai dengan kebutuhan tingkat kelas yang diajar oleh seorang pengajar. Dengan demikian pengajar mendapatkan tambahan ide dalam membuat bentuk latihan tata bahasa. Sesi ini berakhir pada saat istirahat siang. Pada istirahat siang ini, peserta diberikan kesempatan untuk makan siang yang telah disiapkan oleh LTC. Selain makan siang, peserta juga dapat melakukan sholat di tempat yang telah disediakan oleh LTC. Istirahat siang ini berlangsung selama satu setengah jam. Setelah istirahat siang berakhir, panitia kembali memanggil peserta pelatihan masuk ke dalam ruangan. Sesi terakhir dari pelatihan ini, 23

24 yaitu sesi pelatihan pengajaran keterampilan membaca akan dimulai. Pemateri untuk sesi ini sama dengan pemateri di sesi pelatihan ketiga. Pemateri membagikan beberapa jenis bacaan mulai dari bentuk teks sampai dengan dalam bentuk data. Peserta diminta untuk berperan menjadi peserta. Ada hal penting yang ditekankan dalam sesi ini, yaitu ketika seseorang membaca, sebuah interaksi tidak hanya terjadi antara pembaca dengan orang lain melainkan pembaca dan bacaannya pun dapat berinteraksi. Banyak pengajar BIPA yang terjebak dalam pemikiran bahwa pembelajar tidak dapat berinteraksi jika membaca. Menurut pendapat peserta, ini merupakan hal yang tak terpikirkan sebelumnya sehingga pengajar selalu merasa kesulitan dalam mengajarkan keterampilan mengajar. Kegiatan lain yang menarik perhatian peserta adalah ketika peserta harus mencocokan sebuah teks dengan gambar di mana gambargambar tesebut tersebar di seluruh ruangan. Peserta harus berjalan mengitari ruangan untuk melakukan aktifitas ini. Peserta pun merasa sangat antusias dengan bentuk latihan membaca seperti ini. 24

25 1.4.5 Produk (Product) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan ini membawa dampak yang baik bagi pengajar LTC dan LTC sebagai institusi. Namuan perubahan yang terjadi dari sisi pengajar hanya dapat dilihat dari bagaimana pengajar menyiapkan bahan ajar bukan belum dari pendekatan yang digunakaa. Hal ini disebabkan karena LTC tidak melakukan observasi pasca pelatihan untuk melihat peningkatan kemampuan pengajaran bahasa Indonesia. 25

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

Lampiran 1. Instrumen Penelitian Lampiran 1 Instrumen enelitian Evaluasi rogram elatihan engajaran Bahasa Indonesia bagi enutur Asing (BIA) di Language Training Center Universitas Kristen Satya Wacana A. Context 1. Apa kebutuhan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di dalam sebuah keluarga maupun di lingkungan formal. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama segala sesuatu yang terlihat oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar merupakan pelajaran yang wajib diikuti oleh setiap siswa dan pelajaran Bahasa Indonesia juga salah satu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi menulis argumentasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robita Ika Annisa, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robita Ika Annisa, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia kini sudah tidak lagi hanya diajarkan untuk warga negara Indonesia. Bahasa Indonesia sekarang ini diajarkan juga kepada orang asing yang ingin mempelajarinya.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan pada pembelajar BIPA. Faktor pertama adalah ciri khas bahasa sasaran. Walaupun bahasabahasa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan salah satu bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia yang memegang peranan penting untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang secara resmi dibuka pada akhir tahun 2015 perlu dipersiapkan dengan matang. Lalu lintas perekonomian termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah pembelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) terus mengalami peningkatan. Seperti yang diberitakan dalam Kompas.com (1 Juni 2009), Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam peradaban manusia, bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai daya tarik sendiri bagi orang asing. Salah satu daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang datang ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya bisa dilakukan dalam ruang dan waktu yang terbatas kini dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. hanya bisa dilakukan dalam ruang dan waktu yang terbatas kini dapat dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informatika (TI) dapat begitu cepat mengubah pola interaksi manusia. Interaksi melalui kegiatan berkomunikasi yang pada mulanya hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah faktor yang kompleks

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Bab 5 Ringkasan Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Tetapi perbedaan struktur kalimat antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang sering menjadi kendala bagi pemelajar

Lebih terperinci

Fighting Inequality for Better Growth

Fighting Inequality for Better Growth Panduan Sesi IDF 2017 Indonesia Development Forum 2017 Fighting Inequality for Better Growth Jakarta, 9-10 August 2017 PANDUAN SESI IDF 2017 Daftar Isi 1. Pembagian acara a. Sesi pleno b. Sesi parallel

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan 156 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan atas hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun simpulan dan saran tersebut diuraikan berikut ini. A. Simpulan

Lebih terperinci

Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA. Abstrak

Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA. Abstrak Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA B. Widharyanto PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Abstrak Autentisitas di dalam pembelajaran bahasa asing, seperti BIPA, merupakan aspek yang

Lebih terperinci

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR Sutarsih Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Email: sutabinde1@yahoo.com Abstrak Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang beralamat di

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Modul ke: BAHASA INDONESIA Ragam Bahasa Fakultas FEB Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Tanpa bahasa, manusia akan sulit berinteraksi dengan orang lain. Menurut data dari Stephen Juan, Ph.D, seorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW) adalah sebuah universitas swasta yang beralamat di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran kosa kata atau vocabulary memegang peranan sangat penting dalam pembelajaran bahasa Inggris. Pengajaran kosa kata diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

2015 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengetahui informasi yang dibutuhkannya. Bahasa muncul

Lebih terperinci

PENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI

PENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI PENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI I Nyoman Pradnyana Bayu Trisna I/A/L/F Bali Saripati Kerjasama Indonesia dan Australia di dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa pengantar dalam berbagai keperluan seperti perniagaan atau penyampaian informasi. Langkah utama yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha (UKM) adalah universitas swasta yang terletak di kota Bandung dan berdiri pada tahun 1965. Pada awal berdiri, UKM masih memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Bahasa Indonesia dalam dunia Internasional memang belum

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Bahasa Indonesia dalam dunia Internasional memang belum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kedudukan Bahasa Indonesia dalam dunia Internasional memang belum setenar bahasa lainnya yang ada di dunia, seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa asing di sekolah adalah penguasaan keterampilan berbicara dengan lancar dan berterima.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk berpikir. Belajar bahasa berarti belajar menggunakannya untuk berkomunikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting manusia yaitu berbahasa. Oleh karena itu, keterampilan membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi orang asing karena beragamnya budaya dan suku bangsa yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu manusia perlu melakukan interaksi, kerja sama, komunikasi dan menjalin kontak sosial di dalam kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah fenomena ilmiah, tetapi bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat manusia

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL Oleh: Khaerudin Kurniawan FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Ketika tingkat peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau R & D menurut Borg & Gall, 1983 yang diadaptasi oleh Sugiyono, 2012. Langkah langkah pengembangan

Lebih terperinci

TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR

TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR A. PERSIAPAN 1. Alokasi masing-masing provinsi (seluruh provinsi di Indonesia) dan atau UPT ditetapkan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak 2. Panitia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 17 BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana Dalam KTSP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas

Lebih terperinci

BAB 4 KEBUTUHAN KOMUNIKATIF PEMELAJAR

BAB 4 KEBUTUHAN KOMUNIKATIF PEMELAJAR BAB 4 KEBUTUHAN KOMUNIKATIF PEMELAJAR Pada bab ini dibahas kebutuhan komunikatif pemelajar BIPA di Universitas Trisakti yang akan menggunakan bahasa Indonesia. Latar belakang institusi dan pemelajar juga

Lebih terperinci

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang paling banyak dipelajari dan digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa. Ini sesuai dengan peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk yang bersifat sosial. Sebagai makhluk sosial manusia cendrung hidup berkelompok, misalnya

Lebih terperinci

J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa

J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa 96 J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa Sejumlah sarana disediakan Prodi untuk memelihara interaksi dosen-mahasiswa baik untuk urusan akademik maupun non-akademik

Lebih terperinci

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015 USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015 PENINGKATAN KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA GURU MIM DI KECAMATAN MATESIH MELALUI KEGIATAN BEDAH SOAL UJI KEMAHIRAN

Lebih terperinci

JUMAT, 3 MARET Waktu Acara Pelaksanaan Teknis Acara

JUMAT, 3 MARET Waktu Acara Pelaksanaan Teknis Acara JUMAT, 3 MARET 2017 Waktu Acara Pelaksanaan Teknis Acara 05.30 06.00 Pengumpulan Peserta LKMM dan Softskill 2017 Panitia - PK menyiapkan masing-masing kelompok dan berbaris - sie acara mempersilahkan PD

Lebih terperinci

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud,

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Dewasa ini tercatat tidak kurang dari 36 negara yang telah mengajarkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Tanpa kemampuan berbahasa Inggris

Lebih terperinci

TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS HANDLING SEMEN BEKU

TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS HANDLING SEMEN BEKU TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS HANDLING SEMEN BEKU A. PERSIAPAN 1. Alokasi masing-masing provinsi (seluruh provinsi di Indonesia) dan atau UPT ditetapkan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak 2. Panitia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional kita, bahasa yang sangat penting sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari suatu bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu

Lebih terperinci

Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA

Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA Vidi Sukmayadi, Universitas Pendidikan Indonesia vidi_owen@yahoo.com SARIPATI Tulisan ini memaparkan tentang pengembangan tes penempatan bagi siswa Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

Ibm bagi Guru Sekolah Dasar untuk Peningkatan Karya Tulis Ilmiah di Kelurahan Sedatigede Kabupaten Sidoarjo

Ibm bagi Guru Sekolah Dasar untuk Peningkatan Karya Tulis Ilmiah di Kelurahan Sedatigede Kabupaten Sidoarjo Jurnal Pengabdian Masyarakat LPPM Untag Surabaya E-ISSN : 2407-7100 Januari 2018, Vol. 03, No. 01, hal 34 39 P-ISSN : 2579-3853 Ibm bagi Guru Sekolah Dasar untuk Peningkatan Karya Tulis Ilmiah di Kelurahan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PADA MAHASISWA BIPA: ANALISIS TENTANG HAMBATAN DAN SOLUSI

PEMBELAJARAN MENULIS PADA MAHASISWA BIPA: ANALISIS TENTANG HAMBATAN DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS PADA MAHASISWA BIPA: ANALISIS TENTANG HAMBATAN DAN SOLUSI Asqina Mawadati N.S, Andayani, Kundharu Saddhono asqinamns@yahoo.com Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, sehingga sangat penting untuk dipelajari di masa sekarang ini yang merupakan era globalisasi. Menguasai bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia di SMA adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra, dengan tujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL Kegiatan Praktek Pengajaran Lapangan (PPL) dirancang untuk mengembangkan dan memberdayakan sumber daya yang ada di lokasippl yaitu SMK Muhamadiyah 3 Klaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 memiliki moto Bahasa Indonesia sebagai penghela dan pembawa pengetahuan. Penguasaan bahasa yang baik diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis, sesuai dengan proses pemerolehannya merupakan keterampilan yang paling akhir dan masih dipandang sulit dan kompleks oleh sebagian besar siswa.

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu

Nama Sekolah :... Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Keluarga Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

Waktu Kegiatan Pemateri Daftar ulang Panitia Pembukaan Panitia Bahasa Indonesia yang Cermat, Apik, dan Santun

Waktu Kegiatan Pemateri Daftar ulang Panitia Pembukaan Panitia Bahasa Indonesia yang Cermat, Apik, dan Santun DRAF PANDUAN LOMBA DEBAT BAHASA SE-JABODETABEK DALAM RANGKA BULAN BAHASA TAHUN 2017 I. Daftar Topik Debat 1. Dewan ini akan memprioritaskan pengenalan bahasa Indonesia ke luar negeri daripada pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca

BAB I PENDAHULUAN. dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis yang digunakan secara internasional. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN BASIC LEARNING SKILLS, CHARACTER AND CREATIVITY (BALANCE) MAHASISWA BARU UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN BASIC LEARNING SKILLS, CHARACTER AND CREATIVITY (BALANCE) MAHASISWA BARU UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 DAFTAR ISI A. Dasar Pemikiran... 3 B. Maksud dan Tujuan Pelatihan... 4 C. Bentuk, Tempat, dan Waktu Kegiatan... 4 D. Materi Kegiatan... 5 E. Instruktur dan Tutor... 5 F. Metode Penyajian Materi... 6 G.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Moeflich (2011) mengatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke negera-negara lain,

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA A. Persiapan Tugas Akhir Musik Gereja Pada bab ini penulis akan memaparkan proses berlangsungnya Tugas Akhir Musik Gereja (TAMG). Membuat sebuah ibadah

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com

Lebih terperinci

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik 1 PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK KURSUS i ii PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular dipelajari di seluruh dunia. Beberapa orang beranggapan bahwa dengan mempelajari bahasa suatu negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat kompleks. Banyak orang menemui kesulitan dalam menguasai keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 1. Sejarah dan Dinamika Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa verbal/lisan atau berbicara. Manusia bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

DASAR PERENCANAAN STRATEGIS

DASAR PERENCANAAN STRATEGIS DASAR PERENCANAAN STRATEGIS 1. Visi Program Studi Mewujudkan program studi Administrasi Negara yang mampu menciptakan lulusan yang unggul, mandiri, berbudaya, dinamis, kritis dan inovatif dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

Ketuntasan Belajar Mahasiswa Kelas Pendidikan Kimia Internasional 2010 Jurusan Kimia FMIPA Unesa pada Mata Kuliah English

Ketuntasan Belajar Mahasiswa Kelas Pendidikan Kimia Internasional 2010 Jurusan Kimia FMIPA Unesa pada Mata Kuliah English Ketuntasan Belajar Mahasiswa Kelas Pendidikan Kimia Internasional 2010 Jurusan Kimia FMIPA Unesa pada Mata Kuliah English II dengan Menggunakan Media Audio Visual Bertha Yonata, Maria Monica S.B.W, Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting dari kehidupan seseorang dan merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah kompleks, dinamis, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengemban tugas yang sangat penting. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia yang nantinya akan meneruskan kehidupan suatu bangsa. Begitu penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran BIPA sangat penting untuk penutur asing karena saat ini Indonesia sudah terbuka di mata dunia internasional. Pembelajaran BIPA memiliki empat aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas sember daya manusia. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai bagian dari komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kegiatan membaca merupakan satu-satunya cara untuk menyerap dan menafsirkan informasi tertulis. Itulah sebabnya setiap orang dituntut memiliki keterampilan membaca

Lebih terperinci