BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai suatu kelas yang selalu dieksploitasi oleh majikan, sehingga akan selalu
|
|
- Erlin Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh adalah orang yang bekerja pada orang lain dan mendapatkan upah. Mereka menjual tenaga mereka kepada majikan demi mendapatkan pekerjaan. Adanya hubungan timbal balik antara buruh dan majikan yang keduanya saling membutuhkan. Namun buruh dianggap sebagai suatu kelas yang selalu dieksploitasi oleh majikan, sehingga akan selalu berusaha menghancurkan majikan dalam perjuangan dan dipersepsikan dengan kelompok tenaga kerja dari golongan bawah yang bekerja hanya mengandalkan otot. 1 Pada masa kolonial, khususnya di Sumatera Timur buruh-buruh sengaja didatangkan oleh pengusaha perkebunan dari Malaya, Singapura, Cina, dan kemudian disusul dari desadesa miskin di Jawa Tengah. 2 Mereka dipekerjakan untuk membuka hutan-hutan, menanam, merawat dan memanen hasil perkebunan. Hal ini terjadi karena penduduk setempat tidak mau bekerja dengan pihak asing. Pada masa pergerakan nasional sekitar tahun 1900-an, buruh merupakan cikal bakal partai komunis lokal. Buruh dianggap basis dalam melakukan perlawanan terhadap penguasa-penguasa dan pemilik modal. Sehingga PKI (Partai Komunis Indonesia) sebagai partai yang menyuarakan rakyat kecil untuk memimpin negara melakukan perekrutan besarbesaran terhadap buruh dan petani. Partai ini menguasai organisasi buruh untuk dijadikan 1 Eggi Sudjana, Buruh Menggugat: Prespektif Islam, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002, hlm Ann Laura Stoler, Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatera, , Yogyakarta: KARSA, 2005, hlm. 41.
2 onderbouw. 3 Hal ini dilakukan untuk menentang segala kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda yang melakukan eksploitasi terhadap masyarakat Indonesia. Pada tahun 1965 terjadi peristiwa-peristiwa dramatis, khususnya peristiwa pembantaian dan penghancuran elemen PKI, hal ini yang mengubah secara permanen konstelasi kekuatan politik yang akhirnya berdampak secara mendalam terhadap organisasi buruh. Kebijakan Perburuhan masa Orde Baru ditandai oleh kontrol yang kuat dari negara terhadap buruh. ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kudeta yang dilakukan oleh para buruh yang dianggap sebagai pengkhianat negara dan pemerintah yang berkuasa ketika itu melakukan pembersihan secara besar-besaran terhadap komponen-komponen PKI. Orang-orang yang terlibat atau tidak secara paksa dijadikan tapol (tahanan politik) untuk menghindari hukuman mati para tapol harus menandatangani surat pernyataan untuk 4 5 Hal dan 3 Pada awal pembentukannya PKI memilih petani dan buruh sebagai basis dalam melawan kaum imperialis, tuan tanah dan kaum borjuis. Kekuatan progresif buruh dan petani yang menjadi tulang punggung kekuatan revolusioner PKI dalam menentang pemerintahan kolonial Belanda. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia organisasi buruh dan petani mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Organisasi petani yang berafiliasi dengan PKI adalah Rukun Tani Indonesia (RTI), Sarekat Kerukunan Tani Indonesiai (SAKTI) dan Barisan Tani Indonesia (BTI) yang pada tahun 1953 ketiga organisasi tersebut difusikan oleh PKI dengan tetap menggunakan nama BTI, dengan demikian keanggotaan BTI semakin besar. Organisasi buruh yang berafiliasi dengan PKI adalah Sentral Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) yang dibentuk pada tahun 1946 dan mampu mengkonsolidasikan 34 serikat buruh, salah satu organisasi buruh yang tergabung dalam SOBSI adalah SARBUPRi. Lihat Syarif Arifin,dkk, Memetakan Gerakan Buruh, Depok : Kepik, 2012, hlm. 68. Lihat juga Noer Fauzi, Petani & Penguasa: Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, hlm Muhtar Habibi, Gemuruh Buruh di Tengah Pusaran Neoliberalisme: Pengadopsian Kebijakan Perburuhan Neoliberal Pasca ORBA, Yogyakarta: Gava Media, 2009, hlm Setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G 30 S) dan PKI dianggap sebagai dalang dari kejadian itu maka terjadi aksi-aksi spontan dari berbagai kelompok pemuda, mahasiswa dan pelajar terhadap markas-markas PKI. Orang-orang yang tergabung dalam organisasi yang berhaluan kiri segera ditangkap, karena mereka dianggap mendukung terjadinya peristiwa G 30 S. Penangkapan dilakukan secara membabi buta dan adanya sentimen pribadi antara si penangkap dan orang yang ditangkap, karena adanya rasa ingin balas dendam dengan masa lalu mereka yang pernah terjadi seperti percekcokan dalam pekerjaan. Walau pada kenyataan orang yang ditangkap tidak pernah tergabung dalam organisasi yang berafiliasi dengan PKI. Salah tangkap juga terjadi karena memiliki nama panggilan sama, nama yang menjadi daftar pencarian adalah Mino tetapi pada kenyataannya Ramino ditangkap dengan alasan sama-sama dipanggil Mino. Wawancara dengan Suratemin pada tanggal 1 Juni 2013 di Huta II Baja Dolok.
3 tidak melakukan kegiatan-kegiatan politik praktis. Setelah keluar dari rumah tahanan, para tapol ini menyandang gelar ET (Eks-Tapol) yang dapat dilihat pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai dengan ketetapan yang dikeluarkan pemerintah. 6 Namun sesuai dengan nilainilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila mereka dikembalikan ke masyarakat diusahakan untuk mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan yang ada. Desa Baja Dolok adalah salah satu desa yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Mata pencaharian penduduk di desa ini adalah petani. Mayoritas penduduknya merupakan etnis Jawa yang memeluk agama Islam. Di desa ini juga menetap orang-orang yang dulunya pernah bekerja sebagai buruh perkebunan, namun setelah terjadinya peristiwa G 30 S 1965 kehidupan buruh ini mengalami perubahan. Kebijakan pemerintah untuk melakukan pembersihan terhadap para komponen-komponen juga berimbas kepada buruh perkebunan yang menjadi anggota Sarikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia (SARBUPRI) dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), organisasi buruh perkebunan yang berafiliasi dengan PKI, sehingga mereka yang bergabung dalam organisasi ini ditangkap oleh pihak perkebunan dan militer. Para buruh yang menjadi anggota SARBUPRI dan Gerwani ini tidak ditahan dan dipenjarakan karena mendapat perlindungan dari pihak perkebunan, tetapi diwajibkan melaporkan diri dan melakukan penandatangan tentang kesetian mereka terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mereka menyandang sebagai eks-pki. Selesainya 7 6 Amurwani Dwi Lestariningsih, Gerwani: Kisah Tapol Wanita di Kamp Plantungan, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2011, hlm Penangkapan dilakukan oleh orang-orang yang mendapat kuasa dari pihak perkebunan, hansip dan pihak militer yang bermarkas di Koramil Kec. Tanah Jawa. Wawancara dengan Boini pada tanggal 19 Oktober 2012 di Huta II Baja Dolok
4 pembersihan terhadap anggota-anggota PKI maka buruh-buruh ini tetap melakukan pekerjaan sebagai buruh di perkebunan. Pada pertengahan tahun 1972 pihak perkebunan memiliki kebijakan baru terhadap orang-orang yang terlibat dalam organisasi PKI, mereka diberlakukan secara tidak adil. Para buruh di PHK secara sepihak dengan alasan pensiun muda (krimping) dengan jaminan masa tua atau pesangon yang lebih sedikit jika dibanding dengan pensiunan biasanya. Pemecatan secara besar-besaran pada masa Orde Baru 8 ini menyebabkan para buruh eks-pki keluar dari pondok-pondok perkebunan dan memasuki wilayah perkampungan di sekitar perkebunan yang selanjutnya tinggal menetap di sana dengan membuka lahan-lahan pertanian atau membeli lahan pertanian dari masyarakat di Desa Baja Dolok. Terjadinya pergeseran-pergeseran gaya kehidupan yang awalnya menjadi buruh perkebunan kini menjadi petani. Selanjutnya muncul stigma negatif terhadap buruh eks-pki ini yang dianggap sebagai pengkhianat negara. Namun seiring dengan perbaikan ekonomi dan perkembangan pendidikan masyarakat eks-pki mampu menciptakan sebuah counter stigma terhadap stigma negatif tentang eks-pki dan didukung dengan jatuhnya rezim Orde Baru yang menentang orang-orang kiri. Dari sini dilihat bahwa politik memiliki peranan yang sangat penting terhadap berjalannya kehidupan suatu komunitas yang biasanya berhubungan dengan ekonomi. 8 Orde Baru berlangsung selama 32 tahun di bawah kepemimpinan Soeharto dan dalam sejarah politik Indonesia, rezim ini digunakan untuk membedakannya dengan Orde Lama yang dipimpin oleh Soekarno. Soeharto memiliki kontrol yang sangat kuat terhadap pemerintahan Indonesia seperti penciptaan stabilitas politik dan ekomomi, penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama, pelaksanaan pemilu, pengikisan sisa-sisa G 30 S 1965 dengan melakukan pembersihan aparatur negara dari pengaruh PKI,pembuburan PKI dan organisasi massanya serta menyatakannya sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
5 Uraian di atas membuat penulis tertarik untuk mendalami tentang kehidupan buruh perkebunan eks-pki sehingga diangkatlah judul DARI BURUH PERKEBUNAN KE PETANI: PENGARUH GERAKAN 30 SEPTEMBER TERHADAP MASYARAKAT DESA BAJA DOLOK KABUPATEN SIMALUNGUN ( ). Penelitian ini akan lebih ditekankan kepada buruh eks-pki yang berasal dari etnis Jawa, karena kebanyakan buruh yang menjadi anggota SARBUPRI dan Gerwani adalah buruh perkebunan yang pindah ke wilayah perkampungan Desa Baja Dolok hampir seluruhnya orang Jawa. Skop temporal yang diambil adalah antara tahun 1973 sampai Pada tahun 1973 dianggap sebagai tahun di mana banyak para buruh perkebunan yang beralih mata pencarian menjadi petani setelah keluar dari pondok-pondok perkebunan dan tinggal menetap di Desa Baja Dolok sedangkan tahun 2000 merupakan tahun di mana reformasi mulai terasa di Desa ini, setelah pada tahun 1998 rezim Orde Baru telah diruntuhkan, hal ini yang membawa perubahan pada kehidupan eks-pki. Pada tahun 2000 juga wilayah Desa Baja Dolok ini dilebur menjadi dua desa yaitu Desa Baja Dolok dan Desa Baliju. Dalam rentang waktu antara 1973 sampai 2000 adalah masa dimana penulis akan membahas bagaimana kehidupan buruh perkebunan yang beralih mata pencarian menjadi petani yang dipengaruhi oleh Gerakan 30 September Rumusan Masalah Dalam melakukan sebuah penelitian, maka yang menjadi landasan dari penelitian adalah akar masalah yang ada dalam topik yang dibahas. Hal inilah yang nantinya akan diungkapkan dalam pembahasannya. Akar permasalahan dianggap penting karena di
6 dalamnya diajukan konsep yang akan dibawa dalam penelitian dan menjadi alur dalam penulisan. Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah suatu batasan pokok masalah. Untuk mempermudah memahami permasalahan dalam penelitian ini maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ke beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kehidupan buruh perkebunan hingga tahun 1973? 2. Apa yang melatarbelakangi para buruh perkebunan melakukan peralihan mata pencaharian menjadi petani? 3. Bagaimana kehidupan buruh perkebunan setelah menjadi petani pada tahun ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan kehidupan buruh perkebunan hingga tahun Menjelaskan apa saja yang melatarbelakangi para buruh perkebunan ini menjadi petani. 3. Menguraikan bagaimana kehidupan buruh perkebunan setelah menjadi petani pada tahun Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Menambah historiografi Indonesia tentang sejarah buruh.
7 2. Menjadi bahan rujukan dalam mengungkap kehidupan buruh perkebunan yang menjadi korban dari ketidakadilan penguasa. 3. Dapat menjadi acuan bagi para penulis yang lain manakala penelitian ini dirasa perlu penyempurnaan ataupun sebagai referensi. 1.4 Tinjauan Pustaka Buku-buku yang membahas tentang buruh perkebunan yang telibat PKI dan melakukan peralihan matapencaharian menjadi petani memang hampir dikatakan tidak ada. Sedikitnya sumber tertulis tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa G 30 S 1965, maka penulis menggunakan literatur-literatur yang berkaitan dengan buruh yang terlibat PKI dengan mengumpulkan artikel-artikel, tesis dan buku-buku yang yang berkaitan dengan penelitian ini. Ann Laura Stoler dalam bukunya Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatra, buku ini mengisahkan tentang kehidupan buruh di daerah Sabuk Perkebunan. Dimulai dari pembukaan perkebunan di Deli, perekrutan para pekerja perkebunan dari luar Sumatera, buruh pada masa pendudukan Jepang, revolusi nasionalis dan menjelaskan tentang gerakan pekerja di perkebunan pasca kemerdekaan. Buku ini juga menggambarkan tentang kehidupan buruh di perkebunan, termasuk hierarki yang ada di perkebunan, tentang serikat buruh perkebunan, salah satunya adalah SARBUPRI, yang merupakan serikat buruh di perkebunan yang membela buruh dari tekanan para pengusaha perkebunan. Banyaknya tuntutan-tuntutan SARBUPRI tentang kenaikan upah dan perbaikan buruh di perkebunan menyebabkan serikat buruh ini banyak mendapat dukungan dari para
8 buruh dan dalam beberapa tahun pembentukan sudah banyak merekrut massa. Namun pasca peristiwa G 30 September 1965 buruh yang tergabung dalam serikat buruh ini masuk ke dalam daftar hitam, dan beberapa tahun kemudian banyak buruh perkebunan yang dipecat karena masa lalu mereka pernah terlibat dalam PKI. Kemudian tinggal menetap di daerah pinggiran perkebunan membentuk komunitas yang mayoritas orang Jawa, hidup sebagai petani dan menjadi buruh lepas di perkebunan. Amurwani Dwi Lestariningsih dalam bukunya yang berjudul Gerwani: Kisah Tahanan Politik di Kamp Plantungan. Dalam buku ini menceritakan tentang wanita tahanan politik yang dianggap sebagai pendukung gerakan PKI (Partai Komunis Indonesia) dan ikut serta dalam melakukan kudeta-kudeta yang dilancarkan PKI,mereka dianggap sebagai pengkhianat negara. Bagaimana penangkapan-penangkapan yang dilakukan oleh pihak militer terhadap onderbouw PKI termasuk Gerwani. Pada pemberlakuan pembersihan massal orang-orang yang dianggap sebagai onderbouw PKI ditangkap dan dibuang ke dalam penjara. Penangkapan dilakukan secara membabi buta tanpa membawa surat penangkapan, apakah orang tersebut terlibat atau tidak, apakah mereka orang-orang PKI atau tidak, sehingga banyak yang salah tangkap. Berbagai macam hukuman dan perlakuan yang tidak wajar diterima oleh para tahananan. Pemindahan tahanan ke Plantungan, sebuah tempat terpencil. Selain menerima perlakuan yang tidak adil mereka juga bekerja di ladang-ladang yang telah disediakan. Hingga pada awal tahun 1970-an mereka keluar dari kamp Plantungan dengan menandatangani surat pernyataan untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan politik dan melakukan wajib lapor dan pemberian kode-kode tertentu pada kartu identitas mereka. Kusnaka Adimihardjo dalam bukunya, Petani: Merajut Tradisi Era Globalisasi yang menjabarkan tentang kehidupan para petani di pedesaan Indonesia yang bersinggungan
9 dengan kebudayaan yang hal ini dianggap memiliki peranan yang penting dalam pertanian. Dalam buku ini menceritakan tentang kearifan tradisi yang tercermin dalam sistem pengetahuan dan teknologi lokal di masyarakat dari berbagai daerah yang masih mengembangkan nilai-nilai adat seperti prinsip-prinsip konservasi, menejemen, eksploitasi sumber daya alam, ekonomi dan sosial. Kapitalisme industri pada awal abad ke-20 telah menimbulkan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, faktor kesuburan tanah, dan proses komersialisasi yang semakin agresif pada pasca Orde Baru. Akibatnya penguasaan Tanah perorangan juga semakin meningkat yang akhirnya menciptakan proses peralihan penguasaan tanah di pedesaan. 9 Sekretariat Negara Republik Indonesia, dalam buku yang berjudul Gerakan 30 September: Pemberontakan Partai Komunis Indonesia, Latar Belakang, Aksi dan penumpasannya. Buku ini merupakan buku putih yang diterbitkan oleh pemerintah, buku yang menyatakan tentang keterlibatan PKI sebagai dalang dari pembunuhan para petinggi Angkatan Darat. Buku ini menjelaskan bagaimana latar belakang terbentuknya Partai Komunis Indonesia, pemberontakan dan perjuangan yang pernah dilakukan untuk menentang segala kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda ataupun Pemerintah Indonesia Pasca Kemerdekaan tanggal 17 Agustus Berbagai kudeta yang dilakukan oleh PKI juga dijelaskan pada buku ini, apalagi kudeta yang terjadinya 30 September 1965 dan setelahnya. Termasuk penyelesaian hukum terhadap pelaku-pelaku dan yang menjadi onderbouw PKI. 9 Kusnaka Adimihardja, Petani: Merajut Tradisi Era Globalisasi, Bandung: Humaniora Utama Press, 1999, hlm. 153.
10 1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan sejarah yang ilmiah, pemakaian metode sejarah yang ilmiah sangatlah penting. Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode itu sendiri berarti cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. 10 Sejumlah sistematika penulisan yang terangkum di dalam metode sejarah sangat membantu setiap penelitian di dalam merekonstruksi kejadian pada masa yang telah lalu. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode sejarah adalah: 1. Heuristik, mengumpukan data atau sumber melalui studi kepustakaan (library research) dari buku, arsip, artikel. Sumber-sumber tertulis diperoleh dari perpustakaan daerah Sumut, Perpustakaan USU, Perpustakaan dan Arsip Pematang Siantar, dan disamping koleksi pribadi. Adapun buku yang dipergunakan ialah; Ann Laura Stoler dalam buku yang berjudul Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatra, ; Amurwani Dwi Lestariningsih dalam bukunya Gerwani: Kisah Tapol Wanita di Kamp Plantungan, buku ini cukup membantu peneliti dalam membandingkan data yang dibutuhkan dalam penulisan; Kusnaka Adimihardja dalam bukunya Petani: Merajut Tradisi Era Globalisasi, yang diperlukan penulis dalam menguraikan kehidupan petani yang memang diperlukan dalam penulisan. Buku putih yang diterbitkan oleh Sekretariat Negara Republik Indonesia yang berjudul Gerakan 30 September: Pemberontakan Partai Komunis Indonesia, Latar Belakang, Aksi dan penumpasannya. Selain buku-buku tersebut penulis juga melakukan wawancara Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah, Jogjakarta: Ar-Ruz Media Group, 2007, hlm.
11 dengan orang-orang yang pernah tergabung menjadi anggota SARBUPRI dan Gerwani, orang yang pernah tinggal di perkebunan, penduduk desa Baja Dolok, mantan kepala desa, kepala desa yang sedang menjabat dan Sekertaris desa, dan masyarakat yang pernah merasakan peristiwa pada tahun Semua sumber sejarah baik lisan maupun tulisan yang telah diperoleh menggunakan metode kepustakaan dan sejarah lisan (wawancara) akan dikritik secara eksternal dan internal untuk memastikan bahwa sumber sejarah itu asli dan data yang diperoleh kredibel. Krirtik ekstern dilakukan terhadap sisi luar dari sebuah dokumen seperti bahan, jenis tulisan, bahasa, cap atau stempel dengan melakukan kolaborasi dengan dokumen atau sumber lain. Setelah diketahui bahwa sumber atau dokumen itu asli, maka dilakukan kritik intern untuk memastikan bahwa sumber sejarah itu benarbenar kredibel (melaporkan kejadian atau fakta yang sebenarnya) dengan cara membandingkan dengan sumber lainnya. Kritik terhadap sejarah lisan (wawancara) dilakukan pada saat wawancara dan setelah wawancara, menyangkut isi yang disampaikan oleh informan. 3. Interpretasi, merupakan tahap dimana peneliti mencoba menafsirkan data yang diperoleh dan diharapkan dapat menjdi data yang objektif. Interpretasi dibagi dua yakni analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan fakta yang banyak mengandung berbagai kemungkinan, sedangkan sintesis berarti menyatukan berbagai fakta agar dapat diketahui makna dan hubungan antara fakta yang kompleks tersebut. Dalam hal ini adalah interpretasi dari hasil pengumpulan sumber, kritik tentang objek kajian peneliti tentang buruh perkebunan yang menjadi petani di Desa Baja Dolok.
12 Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya kedalam sebuah tulisan. 4. Historiografi, adalah tahapan akhir dari penelitian atau dapat juga dikatakan sebagai penulisan akhir. Dengan hasil akhir dari suatu penulisan yang diperoleh dari faktafakta yang dilakukan secara sistematis dan kronologis untuk menghasilkan tulisan sejarah yang ilmiah dan objektif. Historiografi ini merupakan hasil dari pengumpulan sumber, kritik (baik kritik intern maupun ekstern) serta hasil dari interpretasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya kaum buruh 1 selalu menuntut hak hak normatifnya berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh perempuan, hak untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun
Lebih terperinciGerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para
BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal
Lebih terperinciBAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme
Lebih terperinciBAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah
1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyertainya sampai kini masih merupakan ruang akademis yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penulisan tentang Peristiwa Gerakan 30 September 1965 beserta aspek lain yang menyertainya sampai kini masih merupakan ruang akademis yang sangat menarik. Dalam
Lebih terperinci2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno tampil dihadapan peserta sidang dengan pidato
Lebih terperinciPANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK
PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis dengan konsep mitologi Roland Barthes. Ia menggunakannya sebagai alat untuk mengkritik ideologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan
Lebih terperincimenyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang
Lebih terperinciBahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI
Bahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI Menjelang tanggal 30 September 2011 dalam website http://umarsaid.free.fr/ akan diusahakan penyajian secara berturut-turut tulisan atau artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa
Lebih terperinciSalawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia
Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Sabtu, 3 Agustus 2013 14:51 WIB Saya iseng bertanya ke mesin pencari Google: Siapa Walikota Perempuan Pertama di Indonesia? Sejumlah nama pun muncul.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa, bertempat tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, dan mempunyai derajat yang luhur sebagai manusia, mempunyai budi dan karsa yang merdeka sendiri. Semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan
Lebih terperinciHubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni
Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni INDUSTRIALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL Industrialisasi menjadi salah satu strategi pembangunan ekonomi nasional yang dipilih sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 1 Salah satu di antaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun lambat. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 1. Kesimpulan
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Film Senyap mengungkapkan bahwa komunis merupakan korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi saat peristiwa pemberantasan komunis 1965 yang dampaknya masih terasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.
Lebih terperinciKomunisme dan Pan-Islamisme
Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan skripsi yang berjudul Gejolak Politik di Akhir Kekuasaan Presiden: Kasus Presiden Soeharto (1965-1967) dan Soeharto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.
Lebih terperinciREPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI Bangga Pramesti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI bangga_108@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang panjang. Perjuangan rakyat Filipina dalam melepaskan diri dari penjajahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa rezim Orde Baru kebebasan individu, dalam menyatakan pendapat, kebebasan berorganisasi dan kebebasan pers sangat dibatasi oleh aturan yang ketat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai traktaat Siak. Pada saat itu Siak dipimpin oleh seorang sultan yang bernama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Kekuasaan kolonial di Sumatera Timur dimulai setelah ditandatanganinya perjanjian antara Siak dengan Belanda pada 1 Pebruari 1858 yang kemudian dikenal sebagai traktaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka jumlah buruh pun semakin meningkat. Begitu pula dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki buruh dengan jumlah yang besar. Semakin berkembangnnya industri dalam suatu negara maka jumlah buruh pun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya tergantung pada keunggulan teknologi, sarana dan prasarana, melainkan juga tergantung pada kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas pertama kali dikenalkan sekitar 1952 pada jamannya Kusnadi Hardjosoemantri
Lebih terperinciSILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1
SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan
Lebih terperinciKekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara
Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara Abdil Mughis Mudhoffir http://indoprogress.com/2016/12/kekerasan-sipil-dan-kekuasaan-negara/ 15 December 2016 IndoPROGRESS KEBERADAAN kelompok-kelompok sipil yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot
Lebih terperinciPERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan
Lebih terperincipengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965
'Dicina-cinakan' di jalan: pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 Endang NurdinBBC Indonesia 27 Oktober 2017 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41738253?ocid=wsindonesia.chat-apps.in-app-msg.whatsapp.trial.link1_.auin
Lebih terperinciDINAMIKA TIONGHOA ISLAM PASCA REFORMASI DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI
DINAMIKA TIONGHOA ISLAM PASCA REFORMASI DI YOGYAKARTA (1998-2010) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari temuan penelitian di lapangan dan didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas penguasaan tanah ulayat oleh negara sejak masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa orde lama. PKI memiliki tujuan mengubah ideologi Pancasila menjadi komunis. Keterlibatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanda bukti kepemilikan. Tanah adat tersebut hanya ditandai dengan ciri-ciri fisik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman manusia Indonesia hidup bertani dan menetap, dimulai pola penguasaan tanah secara adat dan berlangsung turun temurun tanpa memiliki tanda bukti kepemilikan.
Lebih terperinciPERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA
PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA Materi Kuliah Sistem Politik Indonesia [Sri Budi Eko Wardani] Alasan Intervensi Militer dalam Politik FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL 1. Nilai dan orientasi perwira
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, perkembangan teknologi sudah berkembang semakin pesat. Dalam dunia pendidikan pun sudah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mempermudah dan memperlancar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan
Lebih terperinciGerwani dan Tragedi 1965
http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?nd772204btr Senin, 30/09/2013 15:41 WIB Gerwani dan Tragedi 1965 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani Idham
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah satunya adalah dengan adanya pelaksanaan pemilihan umum. Esensi dari pemilihan umum adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam interaksinya tersebut, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan mengusahakan
Lebih terperinciPengantar: Hubungan kerja kontrak/outsourcing
Pengantar: Hubungan kerja kontrak/outsourcing Hubungan kerja outsourcing dikenal di dunia sebagai pasar tenaga kerja fleksibel. Ditandai dengan perekrutan tenaga kerja yang mudah dan dilepas dengan cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau of Mines (USBM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penulisan sejarah Indonesia, gerakan-gerakan sosial cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan bahwa sejarawan konvensial lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia menjadi negara yang independen, negara yang seharusnya berdiri sendiri tanpa pengaruh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Kelahiran Lesbumi faktor eksteren. Pertama, dikeluarkanya. politik Indonesia pada awal tahun 1960-an, dan Ketiga perkembangan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan yang diuraikan pada bab terdahulu, yakni pada bab pertama hingga pada bab terakhir, sebagai jawaban dari rumusan masalah setidaknya dapat dikemukakan
Lebih terperinciMeninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu
Wawancara dengan Soe Tjen: Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu Tak ada yang memberitahu Soe Tjen tentang nasib ayahnya dan genosida anti-komunis. Sampai ia mendengar kisah itu dari ibunya, setelah
Lebih terperinciMengenang Salim Kancil Kaum Tani, Menuju Bangkit dari Keterpurukan!
Mengenang Salim Kancil Kaum Tani, Menuju Bangkit dari Keterpurukan! 05-12-2016-11:02 Views: 35.21k TIMESINDONESIA, MALANG NASIB kaum tani di negeri ini nyaris lekat dengan keterpurukan. Tak hanya profesi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam etnis suku dan bangsa. Keanekaragaman ini membuat Indonesia menjadi sebuah negara yang kaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai memperoleh akses informasi yang lebih luas dan terbuka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak keruntuhan kekuasaan Presiden Soeharto ditahun 1998, masyarakat Indonesia mulai memperoleh akses informasi yang lebih luas dan terbuka. Berbagai hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat peningkatan pendapatan
Lebih terperinci