BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah salah satu partai yang berjaya pada masa orde lama. PKI memiliki tujuan mengubah ideologi Pancasila menjadi komunis. Keterlibatan PKI dalam kancah politik nasional dimulai sejak pemilihan umum (pemilu) pada tahun Pemilu yang diselenggarakan dalam masa pemerintahan Perdana Menteri Burhanbudin Harahab, tepatnya tanggal 29 September 1955 membuahkan hasil yang memuaskan bagi partai yang beraliran komunis ini. PKI menempati posisi keempat dengan perolehan (16%) suara dan 39 kursi setelah Nahdlatul Ulama (NU) yang mendapat (18,4%) suara dan 45 kursi. Sementara Partai Nasional Indonesia (PNI) menempati urutan teratas dengan perolehan sebanyak (22,4%) suara, total dari suara dan 57 kursi. Disusul Masyumi yang duduk di urutan kedua dengan (20,9%) suara dan 57 kursi. 1 NU mengalami perkembangan yang sangat cepat. Seiring berjalannya waktu, NU mulai menyusun strategi untuk pengembangan sayap kepengurusan dengan tujuan agar mampu menjangkau komunitas muslim yang berada di beberapa daerah daerah misalnya 1 Soegiarso Soerojo, Siap Menabur Angin Akan Menuai Badai, (Jakarta : Sri Murni,1988), hlm.83. 1

2 2 di Boyolali. Hal ini mendorong untuk memunculkan pengurus cabang NU di seluruh Jawa Tengah dan Indonesia. 2 Dalam panggung politik domestik, bangkitnya gerakan-gerakan radikalisme keagamaan ditandai dengan maraknya aksi-aksi yang melibatkan massa yang dimotori berbagai kelompok Islam"garis keras", yang umumnya memiliki persamaan dalam satu hal, yaitu menghendaki penerapan syariat hukum Islam di bumi Nusantara. Gerakangerakan ini muncul terkait erat dengan berbagai persoalan, seperti tidak adanya proses penegakan hukum secara adil dan sungguh-sungguh, serta ketidak adilan di sektor sosial ekonomi maupun politik 3 Kondisi yang demikian telah menjadi pemicu dan berujung pada sikap anarkis (keras). Sikap apatis (masa bodoh) terhadap komunitas non-seiman menjadikan sikap toleransi di Indonesia tidak bisa berjalan lurus. Hal ini yang kemudian menjadikan Islam di Indonesia mendapat penilaian negatif oleh masyarakat luar. Penilaian negatif yang dilekatkan pada komunitas Islam ini berbuntut pada munculnya kekhawatiran terhadap kelembagaan Islam. Untuk itu NU berusaha untuk membangkitkan generasi muda dengan membentuk organisasi sayap NU dengan mendirikan GP ANSOR. Sejarah lahirnya GP Ansor tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kelahiran dan gerakan NU itu sendiri. 2 Mohamad Sobary, NU Dan Keindonesian. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm Sutmaki, Gagasan Syariat Islam. (Yogyakarta : LPIS. 2003), hlm. 7.

3 3 Dari kacamata peristiwa-peristiwa yang telah terangkum dari latar belakang di atas maka alasan pemilihan judul ini adalah supaya mengetahui alur perjalanan GP Ansor dalam konflik-konflik yang terjadi setelah tahun Selain itu GP Ansor adalah sebuah sayap orgaisasi Islam yang terbesar di Indonesia yang berani membantu dalam pemberantasan Partai Komunis Indonesia. Gerakan Pemuda Anshor juga termasuk salah satu gerakan yang menghimpun banyak massa, jadi semangat pergerakan mereka sangat besar dan akhirnya mereka menjadi salah satu organisasi pemuda Islam yang mempunyai nama di masyarakat sekarang. B. Rumusan Masalah berikut : Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai 1. Bagaimana sejarah berdirinya GP Anshor dan Partai Komunis Indonesia? 2. Bagaimana dinamika konflik antara GP Ansor dan PKI di Boyolali tahun ? 3. Bagaimana pengaruh konflik bagi eksistensi GP Ansor dan Partai Komumis Indonesia? C. Tujuan Penelitian Dari latar belakang dan runusan masalah sebagaimana diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian Konflik Pemuda Anshor dengan PKI di Boyolali tahun adalah sebagai berikut :

4 4 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya GP Anshor cabang di Jawa Tengah. 2. Untuk mengetahui proses terjadinya konflik PKI di Boyolali pada tahun dengan partisipasi GP Ansor. 3. Untuk mengetahui pengaruh konflik yang terjadi tahun bagi eksistensi GP Anshor maupun bagi Partai Komunis Indonesia. D. Manfaat Penelitian a. Penelitian ini sebagai usaha merekonstruksi dan menganalisis tentang peran Gerakan Pemuda Ansor di Boyolali. b. Setelah mengkaji tema tentang Konflik Pemuda Ansor dengan PKI di Boyolali pada periode tahun berharap mampu berfikir lebih kritis dan bisa menanggapi permasalahan yang ada terkait dengan tema diatas, serta bisa berbuat lebih bijaksana. E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini digunakan beberapa buku literatur dan referensi yang dianggap relevan dan dapat menunjang tema yang diangkat. Literatur tersebut menjadi media untuk memberikan kerangka berfikir sekaligus untuk menelusuri dan mengungkap sumber-sumber data yang lebih komprehensip. Buku karya Gaffar Karim diterbitkan tahun 1995 yang berjudul Metamorfosis NU dan Politisasi Islam Indonesia juga digunakan sebagai referensi. Buku ini

5 5 menjelaskan tentang perkembangan organisasi NU dari mulai hanya sebuah organisasi Islam, kemudian berkembang sayap organisasinya seperti terjun ke politik dan ikut serta dalam pergerakan-pergerakan. karena itu dengan menggunakan buku ini sebagai referensi diharapkan dapat membantu penulis dalam menggambarkan sejarah berdirinya Nahdathul Ulama beserta perkembannganya sehingga munculah gerakan GP Ansor. Skripsi karya Erwien Kusuma dibuat tahun 2004 yang berjudul Peranan GP Ansor Dalam Nahdlatul Ulama tahun 1951 skripsi ini lebih menekankan bagaimana perananan GP Ansor dalam pergerakan yang terus berkembang dan semakin matang dan mempunyai cakupan pergerakan yang lebih luas. Skripsi ini bisa digunakan acuan untuk melakukan penelitian bagaimana peranan GP Ansor di Jawa Tengah dalam pergerakan. Skripsi karya Lia Oktavijani dibuat tahun 2013 yang berjudul Peran Organisasi Gerakan Pemuda Ansor Dalam Penanaman Moral Generasi Muda Di Kecamatan Purwodadi Skripsi ini menjelaskan bahwa di organisasi Gerakan Pemuda Ansor dalam kegiatannya mengutamakan pendidikan agama khususnya pada pendidikan Agama Islam, sebab pendidikan agama Islam di dalamnya mengajarkan tentang kebaikan mengenai perilaku orang, yaitu mengajarkan sopan santun, disiplin, dan bertanggung jawab. Tujuan diberikan pendidikan agama agar para anggota GPA dapat berperilaku baik dan mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang tidak baik menurut ajaran agama islam, sehingga anggota Gerakan Pemuda Anshor yang merupakan generasi muda dapat dikatakan sebagai manusia yang bermoral. Selain itu penanaman nilai moral di organisasi Gerakan Pemuda Anshor juga menyangkut 3 aspek pendidikan moral yaitu

6 6 aspek keimanan (dengan menjalankan sholat 5 waktu dengan berjamaah, pengajian atau ceramah). Skripsi karya Akhmad Fajari tahun 2008 yang berjudul Hubungan Efektifitas Pelatihan Kader Dakwah Dengan Dakwah Islam Gerakan Pemuda Anshor Di Kabupaten Kendal. Skripsi ini menjelaskan bahwa pelatihan kader dakwah GP Ansor ini lebih menekankan pada pembentukan watak, motivasi, pengembangan diri dan rasa memiliki organisasi dan ketrampilan berorganisasi dengan semangat menyebarkan dakwah Islam ala ahli sunnah wal jamaah. F. Metode Penelitian. Sejarah sebagai ilmu terikat pada prosedur penelitian ilmiah. Sejarah juga terkait pada penalaran yang berdasarkan pada fakta, secara positif sejarah mengkaji tentang waktu dan tentang sesuatu yang tertentu (partikular), satu-satunya (unique) dan terinci. 4 Sejarah memiliki metode sendiri dalam mengungkapkan peristiwa sejarah masa lampau agar menghasilkan karya sejarah kritis, ilmiah, dan objektif. Metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumbersumber sejarah secara efektif, menilai secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasilhasil yang dicapai dalam bentuk tulisan. 5 4 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Bentang Budaya. 1995), hlm Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999), hlm

7 7 Proses penulisan sejarah suatu penyusunan sintesis mirip dengan pembangunan suatu bangunan. Perencanaan bangunan tentang dalam suatu desain atau blue print yang memuat lay out bangunan yang akan dibangun. Setiap sintesis merupakan suatu kesatuan yang memuat koherensi unsur-unsurnya. Untuk mencapai hasil sintesis itu diperlukan suatu kerangka pikiran atau referensi yang mewadahi atau mencakup semua fakta yang tidak lagi dipersatukan sebagai agregasi (seperti kumpulan batu atau tumpukan batu), tetapi telah tersusun dan dihubung-hubungkan sesuai dengan desain. Sejarah bukan merupakan kumpulan fakta-fakta belaka. Tetapi telah tersusun sebagai kesatuan seperti yang direncanakan. Pembuatan sintesis akan dipermudah oleh alat-alat analitis seperti konsep-konsep dan teori-teori. Untuk memulai menulis sejarah, Sejarawan harus mengumpulkan data-data yang sistematis dan evaluasi yang objektif dari data yang berkaitan dengan kejadian-kejadian masa lampau. Hal ini untuk menguji kebenaran sehubungan dengan sebab akibat kecenderungan kejadian tersebut yang dapat membantu menerangkan kejadian masa kini dan mengantisipasi masa yang akan datang. Metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang heuristik,kritik, interpretasi, dan historiografi. 6 Penulisan karya ilmiah ini, metode penelitian yang diterapkan adalah metode kritis, yaitu dengan melalui studi pustaka. Metode historis sebagai suatu proses meliputi pengumpulan dan penafsiran gejala. Peristiwa ataupun gagasan yang timbul di masa lampau digunakan untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha untuk memahami situasi sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang. 6 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Tiara Wacana. 1994), hlm. xii.

8 8 Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini mengacu pada metode penulisan sejarah yang dikemukakan oleh Nugroho Notosusanto. Menurutnya ada empat langkah yang harus dilakukan sejarawan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam penelitian historis,yaitu heuristik (pengumpulan data), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Heuristik, yang diartikan sebagai upaya mencari, menentukan, dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Sumber sejarah disebut juga sebagai data sejarah, dalam bahasa latin disebut datum (tunggal) dan data (jamak). Sumber yang harus dikumpulkan haruslah sesuai dengan jenis sejarah yang dikaji. Sumber dibagi menjadi dua kategori, yaitu sumber tertulis (dokumentasi) dan sumber tidak tertulis (artifact). Studi Dokumen :Susunan pengurus pengurus Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah No arsip 57. Inventaris Arsip gerakan pemuda Ansor Jateng. Koleksi Arsipda Semarang, Surat-surat tentang konferensi kerja Gerakan Pemuda Ansor dilingkungan Pengurus Cabang GP Ansor se-jateng No arsip 62. Inventaris Arsip gerakan pemuda Ansor Jateng. Koleksi Arsipda Semarang, Surat tentang rencana penggolongan presiden Soekarno oleh PKI No arsip 169. Inventaris Arsip gerakan pemuda Ansor Jateng. Koleksi Arsipda Semarang, Instruksi Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Membantai Warga Lawan BTI. No arsip 173. Inventaris Arsip gerakan pemuda Ansor Jateng. Koleksi Arsipda Semarang, Laporan Mengenai Bukti Dokumen G30 S PKI tanggal 6 September.

9 No arsip 180. Inventaris Arsip gerakan pemuda Ansor Jateng. Koleksi Arsipda Semarang, Laporan Tentang Perkiraan Situasi Politik Negara Pada Masa Transisi dan Orde Lama ke Orde Baru Oleh Ketua Wilayah GP Ansor Jateng No arsip 184. Inventaris Arsip gerakan pemuda Ansor Jateng. Koleksi Arsipda Semarang, Telegram Komando Operasi Tertinggi (KOTI) Tanggal 29 Agustus Tentang Seruan-Seruan Kewaspadaan Kepada Masyarakat Terhadap Gerakan Kekuatan Politik PKI No arsip 196. Inventaris Arsip gerakan pemuda Ansor Jateng. Koleksi Arsipda Semarang, Java Post yang berjudul Dapatkah NU djadi Saudara Kandung PKI, Java Postyang berjudul Putuskan Ikatan peladjar NU, Java Postyang berjudul Soebandy dari PKI, Java Postyang berjudul PKI Coba Adu Domba, Java Postyang berjudul PNI Sedia Dijauhkan Diri Dari PKI, Java Postyang berjudul I.r Sakirman PKI, Java Post yang berjudul Rakyat Indonesia Harus Tetap Peringati Pengkhianatan PKI. b. Kritik sumber, merupakan kegiatan meneliti untuk menentukan validitas dan rehabilitas sumber sejarah yang dikumpulkan, yaitu kegiatan meneliti sumbersumber sejarah baik secara ekstern maupun intern. Kritik ekstern berhubungan dengan persoalan otensitas sumber.otensitas adalah mencoba mencari jawaban terhadap keaslian dan keutuhan sumber yang digunakan. Selain dokumen, keaslian artifact, sumber lisan dan sumber kuantitatif harus dibuktikan keasliannya. Kritik intern berhubungan dengan kredibilitas sumber,yaitu kebiasaan sumber tersebut dipercaya kebenarannya. Maka sumber yang telah dikumpulkan harus diseleksi terlebih dahulu agar penulisannya dapat

10 10 dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam proses penelitian ini dilakukan perbandingan dari sumber yang telah dikumpulkan. Kegiatan menyeleksi sumber dilakukan ketika membaca sumber-sumber tersebut. c. Interpretasi, yaitu menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta sejarah yang diperoleh setelah ditetapkan kritik intern dan ekstern dari data-data yang berhasil dikumpulkan. Tahapan ini terbagi menjadi dua langkah, yaitu analitis dan sintesis, analitis berarti menguraikan sedangkan sintesis berarti menyatukan. Dengan demikian, dalam tahap interpretasi ini diupayakan untuk menguraikan sumber, dimana sumber terkadang mengandung kemungkinan-kemungkinan, dan setelah itu data yang terkumpul disatukan menjadi fakta yang akurat. Sejarawan dituntut mampu mencari bagian-bagian yang hilang dari rangkaian-rangkaian peristiwa di masa lampau dan mampu menjelaskan realita masa lampau. d. Historiografi, yaitu menyampaikan sintesis yang diperoleh melalui penelitian. Dalam hal ini menerangkan semua data yang telah terseleksi dan telah diinterpretasikan berdasarkan prinsip kronologis. Adanya prinsip kronologis dalam penulisan sejarah sangat penting untuk mengetahui perubahan dan perkembangan sebuah peristiwa sejarah. Dalam penelitian ini juga dtuntut untuk mampu mengembangkan imajinasi dalam merangkai sebuah peristiwa sejarah dengan mengkaitkan antara satu fakta dengan fakta yang lainnya tanpa mengabaikan unsur pendukung lainnya, sehingga historiografi yang dihasilkan bersifat objektif. Setelah semua tahap ini dilalui, tugas akhir sejarawan adalah menyampaikan hasil

11 11 penelitian ini secara tertulis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah menurut kaidah-kaidah yang ditentukan. G. Sistematika Penulisan Penjabaran dari sistematika skripsi ini, secara garis besar diuraikan dalam bentuk per bab. Dengan model penjabaran ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap keseluruhan isi skripsi. Di dalam skripsi ini terdapat lima bab yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang saling terkait. BAB I pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, yang meliputi jenis penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data, serta analisis data dan yang terakhir adalah sistematika penulisan. BAB II menjelaskan tentang sejarah GP Ansor menjelang meletusnya G30S dan perkembangan kota Boyolali. Sub bab ini meliputi awal berdirinya GP Ansor di Indonesia, perkembangan GP Ansor di Jawa Tengah, perkembangan kota Boyolali, dan kondisi sosial politik menjelang meletusnya G30S. BAB III menjelaskan tentang dinamika konflik antara GP Ansor dan PKI di Jawa Tengah tahun Sub bab ini meliputi situasi masa transisi tahun , partai atau ormas yang terlibat dalam perebutan kursi di Jawa Tengah, konflik dalamperebutan kursi pada masa transisi , dan yang terakhir puncak konflik pasca 1965.

12 12 BAB IV menjelaskan tentang pengaruh konflik bagi eksistensi GP Ansor dan PKI. Sub bab ini meliputi pengaruh dan eksistensi GP Ansor, pengaruh dan eksistensi PKI. BAB V berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan merupakan jawaban dari pokok permasalahan yang telah dirumuskan.