Mengenang Salim Kancil Kaum Tani, Menuju Bangkit dari Keterpurukan!
|
|
- Erlin Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Mengenang Salim Kancil Kaum Tani, Menuju Bangkit dari Keterpurukan! :02 Views: 35.21k TIMESINDONESIA, MALANG NASIB kaum tani di negeri ini nyaris lekat dengan keterpurukan. Tak hanya profesi petani sering didiskriminasi dengan citra peyoratif: Dicap tak menjanjikan dan prospektif, miskin, tak berpendidikan. Citra-citra yang ditelorkan oleh alam pikir pembangunan neoliberalistik di Indonesia, tapi ironisnya dienyam oleh kaum terdidik kita. Tetapi juga ruang hidup mereka, lahan-lahan pertanian produktif mereka dirampas, dan kelangsungan kerja mereka terancam, dikorbankan demi mantra Pembangunan itu sendiri. Tidakkah orang yang berpikiran dengan citra peyoratif itu sadar bahwa kaum tani terjebak dalam situasi demikian bukan karena tiba-tiba? Juga bukan karena dari sono-nya kaum tani itu miskin dan tak berpendidikan? Tetapi, terdapat sejumlah faktor yang melatarbelakanginya. Faktor-faktor yang secara sistematis dan bertahap memberi landasan bagi penghancuran kaum tani di Indonesia dan budaya agraris yang dibangun dan dirawat dari budaya pertanian. Pertama, faktor politik. Setelah tragedi kemanusiaan , kaum tani mengalami penghancuran sebagai suatu kelas politik yang berdikari dan berdaulat atas tanahnya sendiri. 1
2 (Foto: okezone) Hal ini terjadi seiring dengan penghancuran basis massa partai yang saat itu aktif menyuarakan perbaikan nasib kaum tani, Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan organ afiliasi taninya, Barisan Tani Indonesia (BTI). Dari ratusan ribu korban tragedi yang menimpa kaum komunis dan tertuduh komunis, terdapat ribuan kaum tani yang mulai memiliki kesadaran kelasnya untuk bersatu membangun identitasnya sebagai kaum yang tertindas. Tragedi ini turut menyapu juga kaum tani dari organisasi-organisasi lain yang progresif, yang terpengaruh ajaran Marhaenisme Bung Karno. Tragedi ini memporakporandakan banyak hal, utamanya di pedesaan, mengoyak hubungan sosial di antara sesama warga pedesaan yang rata-rata agraris. Setelah tidak lagi menjadi suatu kelas politik yang memiliki kesadaran maju, kaum tani tercerai-berai menjadi satuan-satuan profesi yang tidak lagi memiliki kesadaran bersama untuk mempersatukan identitasnya. Kedua, faktor kebijakan. Penghancuran kaum tani sebagai kelas segera diikuti oleh pelemahan agenda-agenda kebijakan agraris. Dimulai dari dimacetkannya UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) 1960 sebagai poros kebijakan yang revolusioner warisan pemerintahan Soekarno. (Foto: kompasiana) 2
3 Undang-undang itu bersemangatkan sosialisme Indonesia, hendak mewujudkan kondisikondisi yang bertahap mendukung kebijakan nasional bagi terwujudnya kesejahteraan bagi kaum tani, namun dalam praktiknya, tidak lagi diterapkan secara holistik tetapi sepotong-potong dan dipelintir sedemikian rupa. Kebijakan nasional Orde Baru Soeharto, alih-alih mendukung kesejahteraan petani, justru bergerak ke arah lain, yaitu rezim "pembangunanisme" (developmentalism). Di dalam rezim ini ekonomi bergerak ke arah industri yang berlawanan dengan budaya agraris. Maka, pemerintah pun getol membangun infrastruktur, mengakibatkan penggusuran secara bertahap lahan-lahan pertanian oleh proyek pembangunan. "Revolusi Hijau" yang dicanangkan Soeharto turut melemahkan kaum tani. Itu berlangsung dari tahun 1970 hingga Selama periode itu, Orde Baru mendongkrak pertanian dari sistem tradisional ke sistem modern dengan menginjeksikan sistem pasar yang membuat petani bergantung kepada bibit dan pupuk impor. Petani dipaksa membeli bibit dan pupuk impor yang mempercepat produk pertanian, namun dengan risiko jangka panjang perusakan kualitas tanah dan ketidaksuburan di mana-mana. Kaum tani diasingkan dari kedaulatannya mencipta bibit dan pupuk sendiri; dengan iming-iming efisiensi dan kemajuan teknologi, mereka dipaksa membeli bibit dan pupuk buatan korporasi-korporasi besar yang menangguk untung dari kebijakan Orde Baru ini. Puncak "Revolusi Hijau" ini adalah penggerusan sistem pasar ke dalam politik agraris. Setelah 1984, Indonesia dipaksa membuka kerannya kepada pasar dunia. Impor bertambah, Indonesia gagal swasembada beras dan ironisnya dikenal sebagai importir beras, dan kaum tani semakin miskin karena produknya tidak terbeli tinggi. Kebijakan yang membuka keran lebar-lebar bagi kapitalisme berlanjut parah di era Reformasi. Hingga kini, liberalisasi produk pangan terus berlangsung melalui WTO yang menjerat Indonesia tunduk kepada sistem pasar global. Membanjirnya pangan impor menciptakan pasar pangan dalam negeri tidak stabil dan petani merugi. Ketiga, faktor politik tata ruang. Salah urus dan salah kelola pertanian diperparah oleh perkembangan kapitalisme yang tidak saja menghisap melalui sistem pasar global yang tidak adil dan tidak berpihak kepada kepentingan rakyat Indonesia, 3
4 melainkan juga berkembang dengan dinamika ruangnya yang eksploitatif dan serakah. Wajah kapitalisme abad ke-21 diubah secara mendasar oleh kebutuhan modal pada ruang-ruang baru untuk investasi. Hal ini seiring munculnya kebutuhan pemodal pada lahan-lahan yang meningkat. Pergerakan modal yang masuk ke dalam negeri memaksa pemerintah menyetujui liberalisasi pada sektor-sektor lain, seperti sumber daya alam, infrastruktur, perhotelan, dan lain-lain. (Foto: tempo) Bidang-bidang ini terbuka kepada investasi asing maupun dalam negeri, yang mengakibatkan kebutuhan pada ruang melonjak tinggi. Harga sepetak tanah menjadi semakin bernilai. Setelah kota-kota mengalami ledakan pembangunan di bawah Orde Baru, ideologi "pembangunanisme" itu berkembang merasuk ke pedesaan, di mana lahan-lahan kosong nan perawan menjadi sasaran empuk investor. Dalam perubahan tata ruang yang dahsyat ini, neoliberalisme mengajarkan mantra bahwa tiap ruang adalah bernilai, dan kekayaan diukur dari akumulasi ruang yang mungkin untuk dikapitalisasi. Semakin banyak lahan yang dikuasai, semakin kayalah ia. Semangat feodalisme dan kolonialisme menciptakan racikan mematikan pada kapitalisme. Penguasaan lahan yang timpang pada Orde Baru semakin mengalami ketimpangan di bawah Reformasi. Perburuan lahan oleh pemodal tidak hanya mengancam kaum tani yang semakin terpinggirkan, tetapi juga menghancurkan budaya agraris itu sendiri. Terjadilah 4
5 peningkatan konflik agraria di mana kaum tani semakin keras berhadapan dengan pemodal dalam mempertahankan lahan dan ruang hidupnya. (Foto: baranewsaceh) Pergerakan pemodal yang difasilitasi oleh negara itu sebenarnya diam-diam akan mengubur neoliberalisme itu sendiri, karena kaum tani semakin muncul sebagai aktor yang sadar atas harga diri dan eksistensinya. Mulai terdapat tanda-tanda kebangkitan di mana-mana pada kaum tani, yang semakin merasakan kebutuhan untuk bangkit melawan sistem yang tidak adil. Pertumbuhan serikat-serikat politik kaum tani meningkat. Kreativitas kaum tani untuk berinovasi dan menciptakan benih dan pupuk sendiri mulai bermunculan. Di sisi lain, kaum tani semakin aktif terlibat perlawanan atas kekuatan-kekuatan pemodal dalam berbagai skala, dari lokal hingga nasional, bahkan global. Di suatu siang yang kelabu, seorang petani mati mempertahankan sepetak sawahnya yang dibuldozer oleh alat-alat berat para penambang pasir di pesisir selatan Lumajang. Namanya Salim Kancil. Ia mati tragis setelah dikeroyok oleh mafia penambang yang bekerja menguntungkan sebuah perusahaan tambang pasir dari China. Keterpurukan petani dilambangkan oleh matinya petani di tanahnya sendiri. Namun, Pak Salim tidak mati untuk kesia-siaan. Kematiannya adalah tanda kebangkitan kaum tani. "Petani itulah penolong negeri", ujar suatu saat ulama besar KH Hasyim Asy ari. Kita sadar bahwa petani hanya akan menjadi penolong negeri, bila ia mampu menolong nasibnya sendiri dan membangun kedaulatannya sendiri sebagai kelas politik yang bangkit merebut lagi tanahnya dan hak-haknya yang puluhan tahun tergadaikan. (*) 5
6 * Penulis adalah Muhammad Al-Fayyadl adalah Koordinator Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA). -- 6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara study literatur yang data-datanya diperoleh dari buku, jurnal, arsip, maupun artikel
Lebih terperinciPembukaan. Akar Persoalan Lingkungan Hidup
Pembukaan Enam puluh delapan tahun sejak kemerdekaan diproklamirkan oleh para pendiri bangsa, perjalanan menuju negara- bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana tercantum dalam
Lebih terperinciRELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR
RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciSERIKAT PETANI INDONESIA
KERTAS POSISI Hari Pangan Sedunia Tahun 2016 MENGINGKARI KEDAULATAN PANGAN : Pada tahun 2008, harga pangan dunia melonjak hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2000. 1 Harga-harga pangan tersebut terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan rejim ekonomi politik di Indonesia yang terjadi satu dasawarsa terakhir dalam beberapa hal masih menyisakan beberapa permasalahan mendasar di negeri ini.
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
Mendorong Pengakuan, Penghormatan & Perlindungan Hak Masyarakat Adat di Indonesia Dosen : Mohammad Idris.P, Drs, MM Nama : Devi Anjarsari NIM : 11.12.5833 Kelompok : Nusa Jurusan : S1 SI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB VI LANGKAH KE DEPAN
BAB VI LANGKAH KE DEPAN Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion 343 344 Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion LANGKAH LANGKAH KEDEPAN Seperti yang dibahas dalam buku ini, tatkala Indonesia memasuki
Lebih terperinciHubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni
Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni INDUSTRIALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL Industrialisasi menjadi salah satu strategi pembangunan ekonomi nasional yang dipilih sebagai
Lebih terperinciAGENDA PEMBARUAN STRUKTUR AGRARIA DALAM DINAMIKA PANGGUNG POLITIK
AGENDA PEMBARUAN STRUKTUR AGRARIA DALAM DINAMIKA PANGGUNG POLITIK 1. Hubungan antara struktur agraria dan kondisi sosial yang melingkupinya sangatlah penting. 2. Struktur sosial feodalistik, kapitalistik,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami
BAB VI KESIMPULAN Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami perubahan. Pada awalnya strategi perlawanan yang dilakukan PPLP melalui tindakan kolektif tanpa kekerasan (nonviolent).
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang
134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bukanlah merupakan mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Mereka
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sebagian besar masyarakatnya bertopang pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Akan tetapi, petani Indonesia bukanlah
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini
Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas
Lebih terperinciNegara Jangan Cuci Tangan
Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)
Lebih terperinciTiga Komponen Marhaenisme
Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung
Lebih terperinciWarisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia
Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia http://www.bergelora.com/opini-wawancara/artikel/2096-warisan-bung-karno-untuk-rakyat-indonesia.html Minggu, 14 Juni 2015 Presiden RI, Soekarno (Ist) Ditengah
Lebih terperinciDekade Berbagi Akses Penyediaan Lahan Untuk Kesejahteraan Petani Berkelanjutan
Ombudsman Republik Indonesia Dekade Berbagi Akses Penyediaan Lahan Untuk Kesejahteraan Petani Berkelanjutan ALAMSYAH SARAGIH Pontianak, 20-21 Januari 2017 Beberapa masalah klasik masih relevan Mulai dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciPROGRAM EKONOMI PDI PERJUANGAN Oleh : Muhammad Islam
PROGRAM EKONOMI PDI PERJUANGAN 2015-2019 Oleh : Muhammad Islam Outline. 1. Latar Belakang Platform Ekonomi PDI Perjuangan 1.GROUP BOSOWA 2. Beberapa Isu Strategis 3. Program-program PDI Perjuangan BERDAULAT
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. sosial-politik yang melingkupinya. Demikian pula dengan Islamisasi dan
1 BAB VI KESIMPULAN Sebagaimana proses sosial lainnya, proselitisasi agama bukanlah sebuah proses yang berlangsung di ruang hampa. Ia tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial-politik yang melingkupinya.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Sebelum masuknya program BIMAS di desa, masyarakat desa. masih mampu bertahan dengan mata pencaharian sebagai petani.
BAB V KESIMPULAN Sebelum masuknya program BIMAS di desa, masyarakat desa masih mampu bertahan dengan mata pencaharian sebagai petani. Pertanian sebagai tumpuan hidup di desa, masih menyediakan kemakmuran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya
177 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya tentang Kebijakan Pemerintah Orde Baru dalam Privatisasi BUMN Ditinjau dari Peranan IMF Antara Tahun 1967-1998.
Lebih terperinciDavid Ardhian 2. oleh
Perempuan & Politik Pangan. 11 oleh David Ardhian 2 Di berbagai negara produsen pangan di dunia, perempuan memiliki peranan penting dalam proses produksi pangan. Namun demikian persoalan perempuan seringkali
Lebih terperinciBAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia
BAB IV PENUTUP Berdasarkan pemaparan yang telah diberikan pada bab II dan III, maka kita dapat melihat beberapa poin penting: Dalam pandangan Jiang Zemin sebagai Sekretaris Jenderal partai pada tahun 2000,
Lebih terperinciBAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar mengembangkan sektor pertanian. Sektor pertanian tetap menjadi tumpuan harapan tidak hanya dalam
Lebih terperinciKebijakan Proteksi Impor yang Salah Sasaran Luqmannul Hakim
Kebijakan Proteksi Impor yang Salah Sasaran Luqmannul Hakim Dapatkah manusia bertahan hidup tanpa pangan? Rasanya mustahil. Pangan selalu menjadi kebutuhan hidup dasar yang harus dipenuhi oleh setiap orang
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara agraris karena dari 186 juta hektar luas daratan Indonesia sekitar 70 persennya lahan tersebut digunakan untuk usaha pertanian. Selain daratan,
Lebih terperinciBAB I PROBLEM DILEMATIS INVESTASI. mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memperbesar produksi nasional, namun
BAB I PROBLEM DILEMATIS INVESTASI Kita mulai pembahasan ini dengan sejarah lika-liku investasi di Indonesia. Pada masa-masa awal kemerdekaan, Indonesia sangat membutuhkan modal untuk mempercepat pertumbuhan
Lebih terperinciRESUME. Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan. biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari
RESUME Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari penandatanganan Perjanjian Pertanian (Agreement on Agriculture/AoA) oleh pemerintahan Indonesia yaitu
Lebih terperinciTanggapan Anda dengan pernyataan Rektor UGM yang menyebut persen aset
Salamuddin Daeng, Peneliti Indonesia for Global Justice Pemerintah berkeyakinan masuknya investasi asing akan membangkitkan ekonomi negara dan rakyat tambah sejahtera. Tapi anehnya, ketika hampir 70 persen
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN. Eskalasi dan siklus banjir yang semakin pendek di Kota. Surabaya selama paruh kedua abad ke-20, terjadi karena
BAB VIII KESIMPULAN Eskalasi dan siklus banjir yang semakin pendek di Kota Surabaya selama paruh kedua abad ke-20, terjadi karena perubahan dan degradasi lingkungan perkotaan yang masif selama lima puluh
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1.Latar Belakang. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah, sebab tanah
1 BAB I PENGANTAR 1.1.Latar Belakang Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah, sebab tanah mempunyai arti dan peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanah tidak hanya bernilai ekonomis
Lebih terperincipublik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.
BAB VI. KESIMPULAN Perubahan-perubahan kebijakan sektor beras ditentukan oleh interaksi politik antara oligarki politik peninggalan rezim Orde Baru dengan oligarki politik reformis pendatang baru. Tarik
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pertanian terutama bahan pangan merupakan salah satu komoditas yang mendapat perhatian penting. Komoditas pangan terutama padi menjadi pokok perhatian pemerintah
Lebih terperinciManifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini
Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris tentu menggantungkan masa depannya pada pertanian. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya penduduk Indonesia yang tinggal di perdesaan dengan
Lebih terperinciSISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL (3 SKS) POKOK BAHASAN : SISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA Oleh : DESKRIPSI Indonesia, bersistem ekonomi campuran dengan nama Sistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang
Lebih terperinciBagaimana awalnya Amerika bisa menjajah Indonesia secara ekonomi dan politik?
Revrisond Baswir, Pengamat Ekonomi Politik UGM William Blum dalam buku terbarunya America s Deadliest Export Democracy menyebutkan ekspor Amerika yang paling mematikan adalah demokrasi. Menurut mantan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga
Lebih terperinciLandreform dan Aksi Sepihak BTI Mengganyang Setan Desa
Landreform dan Aksi Sepihak BTI Mengganyang Setan Desa Hasan Kurniawan Senin, 12 September 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1138550/29/landreform-dan-aksi-sepihak-bti-mengganyang-setan-desa-1473599156
Lebih terperinciKetika Islam dan Komunis Bersalaman
Ketika Islam dan Komunis Bersalaman Kompasiana, 21 September 2015 19:18:06 Islam dan Komunis, bertemu pada poros kemanusiaan yang sama. Dalam doktrin Komunis, tak ada kepemilikan pribadi, negaralah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan pangan, pembangunan
Lebih terperinciIni Alasan Partai Islam Terseok-Seok
http://www.suarapembaruan.com/politikdanhukum/ini-alasan-partai-islam-terseok-seok/49944 Jumat, 21 Februari 2014 10:24 Politik Aliran Pemilu 2014 Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok Yasin Mohammad. Partai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terbentang luas, terdiri dari pulau-pulau yang besar
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang masalah Negara Indonesia yang terbentang luas, terdiri dari pulau-pulau yang besar dan kecil, serta masyarakatnya mempunyai beraneka ragam agama, suku bangsa, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah dapat menimbulkan persengketaan yang dahsyat karena manusia-manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia ialah karena kehidupan manusia itu sama sekali tidak dapat di pisahkan dari tanah. Mereka hidup di atas tanah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan
Lebih terperinciRelevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi. Oleh Max Lane. Oldefo vs Nefo
Relevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi Oleh Max Lane Oldefo vs Nefo Indonesia sekarang menghadapi serangan dari negara-negara industri, terutama Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang, dan
Lebih terperinciKekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara
Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara Abdil Mughis Mudhoffir http://indoprogress.com/2016/12/kekerasan-sipil-dan-kekuasaan-negara/ 15 December 2016 IndoPROGRESS KEBERADAAN kelompok-kelompok sipil yang dapat
Lebih terperinciBAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang pemetaan perubahan penggunaan lahan meningkat sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data penginderaan jauh
Lebih terperinciLa Via Campesina. International peasants movement. Movimiento campesino internacional. Mouvement paysan international. Pergerakan Petani Internasional
La Via Campesina International peasants movement Movimiento campesino internacional Mouvement paysan international Pergerakan Petani Internasional Sekretariat Operasional: Jl. Mampang Prapatan XIV No.5
Lebih terperinciKEGIATAN POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT. KEGIATAN.
Bentuk: Oleh: PENETAPAN PRESIDEN (PENPRES) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 14 TAHUN 1965 (14/1965) Tanggal: 14 JUNI 1965 (JAKARTA) Sumber: LN 1965/60; TLN NO. 2761 Tentang: Indeks: KEGIATAN POLITIK
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan rumusan masalah pertama yakni mengenai kepemilikan sawah di Kecamatan Rengasdengklok pada tahun 1974-1998, dapat
Lebih terperinciPidato Politik Pimpinan Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja
Pidato Politik Pimpinan Komite Pusat Nomor: 352/PI/KP-PRP/e/V/11 (Disampaikan pada Hari Buruh Internasional) Gerakan Buruh Dalam Tantangan Persatuan Jakarta, 1 Mei 2011 Sejarah perjuangan kelas pekerja
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. petani identik dengan kehidupan pedesaan. Sebagian besar petani yang ada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian yang merupakan pekerjaan bercocok tanam, dalam kehidupan petani identik dengan kehidupan pedesaan. Sebagian besar petani yang ada di Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.
Lebih terperinciPEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo
1 PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA Saktyanu K. Dermoredjo Pendahuluan 1. Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan sinyal terhadap pentingnya peningkatan daya saing. Seiring
Lebih terperinciyang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383
Lebih terperinciGerwani dan Tragedi 1965
http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?nd772204btr Senin, 30/09/2013 15:41 WIB Gerwani dan Tragedi 1965 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani Idham
Lebih terperinciIII. DESCRIPTION DATA
I. BACKGROUND Ekonomi di dalam suatu Negara merupakan hal yang sangat vital bagi Negara tersebut begitu pula dengan ekonomi di Indonesia. Di Indonesia ekonomi merupakan hal yang sangat penting dan menjadi
Lebih terperinciDEPENDENCY THEORY, GLOBALISASI, DAN PASAR TENAGA KERJA
DEPENDENCY THEORY, GLOBALISASI, DAN PASAR TENAGA KERJA DISUSUN UNTUK TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER Penyusun : Nama : Pulung Septyoko Nim : 21545 Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciPERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK
PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Beras merupakan makanan pokok utama penduduk Indonesia
Lebih terperincidibidang pangan dan energi yang dirancang secara holistik tanpa mengesampingkan hak-hak manfaat mendasar bagi penduduk lokal/adat didaerah
BAB V Kesimpulan MIFEE merupakan turunan dari sebuah proyek besar yang dirumuskan diabwah kewenangan Kementerian Pertanian, yang merancang kegiatan usaha budidaya tanakan dalam skala luas (> 25 ha) atau
Lebih terperinciBAB! PENDAHULUAN. Ekonomi global dapat menjadikan negara sebagai perusahaan publik di mana
BAH 1 PENDAHULUAN BAB! PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi global dapat menjadikan negara sebagai perusahaan publik di mana semua orang dapat menjadi pemegang sahamnya dengan memiliki hak untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh
Lebih terperinciPresiden Jokowi Ungkap Kunci Sukses Kembangkan Pertanian Nasional Kamis, 05 Januari 2017
Jokowi Ungkap Kunci Sukses Kembangkan Pertanian Nasional Kamis, 05 Januari 2017 Angka impor nasional mulai turun untuk beberapa komoditas pertanian Joko Widodo buka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan
Lebih terperinciPERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1960 DI KECAMATAN SOYO JAYA KABUPATEN MOROWALI (Studi Kasus di Desa Bau)
PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1960 DI KECAMATAN SOYO JAYA KABUPATEN MOROWALI (Studi Kasus di Desa Bau) MUHAMMAD ALIF / D 101 10 158 ABSTRAK Di kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat investasi yang sangat menguntungkan. Keadaan seperti itu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah bagian dari bumi yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa untuk memenuhi kebutuhan papan dan lahan yang menjadikan tanah sebagai alat investasi
Lebih terperinciKPM 321 Kajian Agraria REFORMA AGRARIA DEPARTEMEN KOMUNIKASI & PENGEMBANGAN MASYARAKAT. FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010/2011
KPM 321 Kajian Agraria REFORMA AGRARIA DEPARTEMEN KOMUNIKASI & PENGEMBANGAN MASYARAKAT. FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010/2011 Bagaimana bisa dikatakan seseorang mempunyai negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dan semakin liberal. Perjanjian perjanjian perdagangan internasional telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini perekonomian internasional mengalami perkembangan yang pesat dan semakin liberal. Perjanjian perjanjian perdagangan internasional telah banyak dilakukan
Lebih terperinciKemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro
Kemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro Pendahuluan Kemandirian ekonomi semestinya didefinisikan secara fleksibel dan bersifat dinamis. Kemandirian lebih dilihat dari kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika
Lebih terperinciSebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni
Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang By Dewi Triwahyuni Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2 maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya teori dependensia
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KREDIT USAHA TANI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KUD MASARAN AKUR SRAGEN
0 PENGARUH PEMBERIAN KREDIT USAHA TANI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KUD MASARAN AKUR SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian
BAB V KESIMPULAN Bagian kesimpulan ini menyampaikan empat hal. Pertama, mekanisme ekstraksi surplus yang terjadi dalam relasi sosial produksi pertanian padi dan posisi perempuan buruh tani di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam baik sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah
1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Alih fungsi atau konversi lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Alih fungsi
Lebih terperinciSULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO
SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO VISI MISI VISI BENGKULU TANGGUH, BERSATU BERSAMA MENGGAPAI UNGGUL BENGKULU TANGGUH, BERSATU BERSAMA LANJUTKAN INOVASI PEMBANGUNAN UNTUK RAKYAT BENTANG RATU AGUNG BENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan
Lebih terperinciStrategi Pembangunan Pertanian di Indonesia. Sistem Ekonomi Indonesia Hubungan Internasional
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia Sistem Ekonomi Indonesia Hubungan Internasional Bahaya kelaparan? Di pulau Jawa yang subur dan kaya itu, bahaya kelaparan? Ya, saudara pembaca. Beberapa tahun
Lebih terperinciPROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Tahun 2017 Makassar, 28 Februari 2017 PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan dengan pertambahan aktivitas yang ada di kota, yaitu khususnya dalam kegiatan sosial-ekonomi. Pertumbuhan
Lebih terperinciSAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016
MENTERI DALAM NEGERI SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 Disampaikan oleh : MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jambi, 7 April
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik
BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinci2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA
BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sarana dan prasarana untuk kepentingan umum. bermanfaat bagi seluruh masyarakat merupakan faktor penting yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sarana dan prasarana untuk kepentingan umum yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan pemerintah dalam rangka
Lebih terperinciBAB 1 PERAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LAHAN PERTANIAN ABADI DI KABUPATEN BANTUL PENDAHULUAN
BAB 1 PERAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LAHAN PERTANIAN ABADI DI KABUPATEN BANTUL PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian Indonesia pada tahun 2008 masih tetap menghadapi persoalan-persoalan
Lebih terperinciMenawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia
Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Nama : Rizqon Sadida NIM : 11.11.5381 Kelompok : E Program Studi : Strata 1 (S1) Jurusan Dosen : Teknologi Informatika : Abidarin Rosidi, Dr, M.M.A ABSTRAKSI.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terdiri dari beranekaragam etnis, agama, dan kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak ternilai
Lebih terperinciKRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA
KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter
Lebih terperinciEKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )
EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi KULIAH 3 : Teori Ekonomi Politik Marxian
Lebih terperinci