BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TAMAN KUPU-KUPU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TAMAN KUPU-KUPU"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TAMAN KUPU-KUPU Pada bab 2 akan dijelaskan mengenai tinjauan teori dari judul, yakni pemahaman terhadap taman dan pemahaman terhadap taman kupu-kupu. Data bersumber dari pustaka dan internet yang disajikan berupa tulisan, tabel dan gambar yang memberikan pemahaman terhadap taman kupu-kupu. Selain itu, untuk medukung teori dilakukan studi pengamatan dan pemahaman terhadap proyek sejenis. Untuk kasus yang berada di Propinsi Bali, studi dilakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan sedangkan yang berada di luar Propinsi Bali menggunakan data dari internet. 2.1 Pemahaman Terhadap Taman Pengertian Taman Menurut Musa dalam penelitian DKP Prov. Bali (1989:11) Taman dalam bahasa Inggris disebut Garden berasal dari bahasa Ibrani yaitu Gan, yang berarti melindungi atau mempertahankan yang secara tidak langsung berarti pula pemagaran atau lahan berpagar dan Oden atau Eden, yang berarti kesenangan atau Laporan Seminar Tugas Akhir 6

2 kegembiraan. Jadi Garden diartikan sebagai sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan. Seperti yang dikemukakan Bander dalam penelitian DKP Prov. Bali (1989:12) Taman adalah sebuah tempat yang terbatas untuk bersenang-senang. Ruang terbatas yang bentuknya dapat berubah-ubah dibangun dengan konstruksi minimum, dan semaksimal mungkin menggunakan bahan alam yang belum diproses. Menurut Purwadarminta dalam penelitian DKP Prov. Bali (1989:12) Taman adalah suatu tempat atau sebidang tanah yang ditanami bunga-bungaan dan dipergunakan untuk bersenang-senang. Pola penataan sebuah taman dapat dilihat pada gambar Fungsi Taman Taman itu sendiri mempunyai fungsi yang banyak (multi fungsi ) baik berkaitan dengan fungsi hidrologis, kesehatan, sosial, estetika dan rekreasi. Taman kota juga mempunyai fungsi ekologi. Adapun penjelasannya sebagai berikut. A. Fungsi hidorologi, dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan melalui perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Gambar 2.1 penataan sebuah taman Sumber: observasi Laporan Seminar Tugas Akhir 7

3 B. Fungsi kesehatan, taman yang penuh dengan pohon sebagai jantungnya paruparu kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya. C. Fungsi estetis, akan terlahir dengan sendirinya jika taman yang ada tetap mempertahankan keasliannya. D. Fungsi sosial, dimana taman kota menjadi tempat bagi berbagai macam aktivitas sosial seperti berolahraga, rekreasi, diskusi dan lain-lain. E. Fungsi ekologi, taman kota dapat berfungsi sebagai filter berbagai gas pencemar dan debu, pengikat karbon, pengatur iklim mikro. F. Fungsi rekreasi, taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif Taman Kupu-kupu Taman kupu-kupu dimaksudkan untuk memperlihatkan berbagai spesies kupu-kupu di dalam satu kandang besar yang dilingkupi kawat kasa. Umumnya di taman kupu-kupu dilepas kupu-kupu dewasa yang baru keuar dari kepompong. Pasokan kepompong dapat berasal dari tempat lain yang merupakan penangkaran atau tempat pengembangbiakan kupu-kupu atau dapat juga disediakan sendiri oleh taman kupu-kupu tersebut sepanjang ada tumbuhan pakan ulat yang mampu menunjang kebutuhan tersebut. 2.2 Pemahaman Terhadap Kupu-kupu Pengertian Kupu-kupu Menurut Peggie (2014) Kupu-kupu adalah suatu kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Lepidoptera. Kata Lepidoptera berasal dari nama latin Lepido yang berarti sisik dan nama Yunani pteron ( jamak: Ptera) yang berarti sayap, sehingga Lepidoptera berarti kelompok serangga yang mempunyai sayap bersisik. Sisik-sisik ini tersusun seperti atap genteng yang memberikan corak dan warna pada sayap. Kupu-kupu hanya menjadi bagian kecil, yaitu sekitar spesies atau 12% dari spesies Lepidoptera yang ada di dunia. Bagian terbesar adalah ngengat atau dikenal juga sebagai kupu-kupu malam. Walaupun jumlahnya jauh lebih sedikit daripada ngengat, kupu-kupu lebih dikenal umum karena sifatnya aktif di siang hari dikenal sebagai diurnal dan warna yang cerah dan menarik. Laporan Seminar Tugas Akhir 8

4 Ciri-ciri yang membedakan kupu-kupu dari ngengat adalah ujung antenna yang membesar seperti gada (clubbed), dan posisi sayapnya yang terlipat secara vertikal atau tegak di atas tubuhnya pada saat istirahat. Ngengat umumnya berwarna suram, aktif pada malam hari atau bersifat nocturnal, mempunyai antenna beragam, ada yang mempunyai bentuk meyerupai sisir ataupun yang menipis di ujungnya tetapi tidak pernah membesar di ujung, dan umumnya melipat sayap secara horizontal di atas tubuhnya pada saat istirahat. Perbedaan antara kupu-kupu dan ngengat dapat dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3. Gambar 2.2 Kupu-kupu Sumber: aggi-farfalle%20(1).jpg( ) Karakteristik kupu-kupu Berdasarkan dari bentuk tubuh dan aktivitasnya, ordo Lepidoptera dikelompokkan menjadi dua sub-ordo yaitu: Rhopalocera dan Heterocera. Subordo Rhopalocera lebih dikenal dengan istilah butterfly atau kupu-kupu siang, karena sebagian besar kupu-kupu ini aktif siang hari, sedangkan sub-ordo Heterocera dengan sebutan moth atau ngengat atau kupu-kupu malam, karena umumnya aktif pada malam hari. Kupu-kupu siang tubuhnya langsing, sayap pada umumnya berwarna cerah, indah dan menarik, antene pada ujungnya membesar. Pada waktu istirahat sayapnya menutup dan tegak lurus dengan tubuh, sehingga yang terlihat adalah permukaan sebelah bawah. Kupu-kupu malam tubuhnya lebih gemuk, warna sayapnya kusam, antene pada umumnya tipe plumose (berbentuk seperti bulu ayam). Pada waktu istirahat sayapnya terbuka, menutup abdomen (perut) sehingga yang terlihat adalah permukaan atas dari sayap Siklus Hidup kupu-kupu Gambar perbedaan kupu-kupu dan ngengat Gambar 2.3 Ngengat Sumber /?no_redirect ( ) Mastrigt seperti yang di kutip Newanti, Romaita (2012). Kupu-kupu Laporan Seminar Tugas Akhir 9

5 memiliki empat tahap siklus hidup, yaitu: A. Ovum (telur); bentuk dan ukuran telur berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Biasanya betina meletakkan telur di bagian bawah dari daun (yang muda). Telur-telur tersebut ditempel pada permukaan daun dan dilindungi dengan cairan dari abdomen betina. B. Larva (ulat); tahap pertama ulat terjadi di dalam telur. Setelah keluar ulat bertambah besar dengan cepat. C. Pupa (kepompong) umumnya kupu-kupu dewasa tidak memintal kepompong untuk melindungi kepompong, tetapi semua ulat memiliki kelenjar sutera. Kepompong memiliki perlindungan khusus melalui kamuflase dalam warna dan bentuk. D. Imago (kupu-kupu dewasa) setelah masa kepompong, kupu-kupu dewasa muncul dan sebelum keluar, warna sayap sudah keliahatan pada kepompong. Imago membuka bagian atas kepompong dan sambil memegang daun/ranting dengan kaki depan ia menarik diri keluar dari kempompong yang basah itu. Sayapnya masih tertutup seperti payung terjun. Setelah keluar, kupu-kupu dewasa mengeluarkan banyak cairan dan membuka dan menggerak-gerakkan sayap-sayapnya yang harus menjadi kering, sebelum dapat terbang untuk pertama kalinya. Seluruh proses ini biasanya berlangsung di pagi hari dengan cuaca cerah Makanan kupu-kupu Menurut Mastrigt seperti yang di kutip Newanti, Romaita (2012). Saat dewasa, kebanyakan kupu-kupu menghisap nektar dari bunga. Sumber nektar yang dapat dijumpai antara lain seperti: kembang sepatu, bunga bougainville. Selain itu Hibiscus rosasinensis (Malvaceae), Ixora chinensis, Cinnamomum burmanni (kayu manis) dan Mussaenda spp. (Rubiaceae) sering dikunjungi berbagai jenis kupu-kupu. Sedangkan kupu-kupu yang dijumpai di sekitar sungai, kadang mengisap air mineral dari pasir/batu. Sumber makanan lainnya adalah buah-buahan yang busuk, bangkai daging seperi kodok, kotoran dari burung dan babi dan air seni. Laporan Seminar Tugas Akhir 10

6 2.2.5 Manfaat Kupu-kupu Dalam kehidupannya, kupu-kupu memiliki beberapa manfaat yang menguntungkan manusia, diantaranya: A. Kupu-kupu dewasa dapat berfungsi sebagai penyerbukan. Pada saat kupukupu menghisap nektar bunga dengan proboscis yang terjulur seperti sedotan, serbuk sari bunga akan menempel pada proboscis atau pada tungkai dan kemudian akan menempel pada putik bunga yang dikunjungi berikutnya. B. Kupu-kupu juga dapat digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan. Artinya keberadaan kupu-kupu yang beragam di suatu area dapat memberikan indikasi bahwa area tersebut masih alami dan belum terganggu. C. Kupu-kupu dapat menjadi sumber inspirasi dari berbagai karya seni dan budaya, dengan keindahannya kupu-kupu dapat memikat banyak orang. D. Di beberapa Negara seperti di Taiwan, kupu-kupu yang berterbangan di taman kupu-kupu di pandang mampu melegakan pikiran dan mulai digunakan sebagai terapi bagi orang sakit Spesies Kupu-kupu Kupu-kupu digolongkan ke dalam Hesperioidea dan Papilionoidea. Hesperioidea hanya mempunyai satu suku yaitu Hesperiidae. Papilionoidea terdiri dari suku Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Lycaenidae dan Riodinidae. A. Hesperiidae, kupu-kupu yang tergolong ke dalam suku Hesperiidae berukuran kecil sampai sedang. Hesperiidae dapat dibedakan dengan mudah dari kupu-kupu lain. a. Antenna kanan dan kiri berjauhan dan bersiku di ujungnya b. Bentuk tubuhnya relatif lebih gemuk dan kokoh c. Umumnya berwarna cokelat dengan bercak putih dan kuning d. Terbang cepat dengan sayap yang relatif pendek dibandingkan dengan tubuhnya e. Ketiga pasang tungkai berkembang dengan baik f. Sebagian bersifat krepuskular (aktif pada saat remang-remang pada pagi dan sore hari) Laporan Seminar Tugas Akhir 11

7 B. Papilionidae, Umumnya berwarna menarik: merah, kuning, hijau, dengan kombinasi hitam dan putih. Kupu-kupu ini berukuran sedang sampai besar. Ada spesies yang mempunyai ekor yang ujungnya lebar serupa sendok spatula yang merupakan perpanjangan sudut sayap belakang. Kupu-kupu ini mempunyai 3 pasang tungkai untuk berjalan. Semua kupukupu dari kelompok ini mengunjungi bunga untuk mengisap nektar. Kupukupu jantan biasanya terbang berpatroli untuk mencari kupu-kupu betina. Pola terbang bervariasi. a. Ada yang terbang seperti burung, yaitu spesies dari marga Trogonoptera, Troides dan Ornithopera. b. Ada yang seperti melayang dengan cepat, yaitu spesies Papilio c. Ada yang menukik dan mengepakkan sayapnya dengan cepat, yaitu spesies dari marga Graphium C. Pieridae, kupu-kupu ini umumnya berwarna kuning dan putih, ada juga yang berwarna oranye dengan sedikit hitam atau merah. Kupu-kupu ini berukuran kecil sampai sedang. Tidak ada perpanjangan sayap yang menyerupai ekor. Kupu-kupu ini memiliki 3 pasang tungkai untuk berjalan. Banyak spesies yang menunjukkan variasi sesuai musim. D. Nymphalidae, dari suku Nymphalidae ini sangat bervariasi. Umumnya berwarna cokelat, oranye, kuning dan hitam. Kupu-kupu ini memiliki ukuran yang beragam mulai dari kecil hingga besar. Ciri yang paling penting pada Nymphalidae adalah pasangan tungkai depan pada kupukupu jantan dan betina tidak berkembang sehingga tidak berfungsi untuk berjalan. Pada kupu-kupu jantan, biasanya pasangan tungkai depan ini tertutup oleh sisik yang padat menyerupai sikat, sehingga kupu-kupu ini juga dikenal sebagai kupu-kupu bertungkai sikat. E. Riodinidae, berukuran kecil sampai sedang. Tarsus dari tungkai depan pada jantan seperti sikat. Tarsus ini berkembang baik pada 5 ruas pada betina. Kelompok ini paling dekat kekerabatannya dengan Lycaenidae, dan sering juga dikelompokkan ke dalam Lycaenidae. Kupu-kupu ini terbang pada hari cerah dan terbatas pada daerah yang berhutan terutama pada semak-semak. Laporan Seminar Tugas Akhir 12

8 F. Lycenidae, umumnya berukuran kecil, berwarna biru, ungu atau oranye dengan bercak metalik hitam atau putih. Banyak spesies mempunyai ekor sebagai perpanjangan sayap belakang. Tungkai depan pada kupu-kupu jantan tidak terlalu mengecil tetapi dengan tarsi yang pendek. Tungkai pada kupu-kupu betina normal dan tidak mengecil. Kupu-kupu ini umumnya dijumpai pada hari yang cerah, di tempat yang terbuka Kupu-kupu yang Dilndungi di Indonesia Ada 19 spesies kupu-kupu yang dilindungi di Indonesia. kupu-kupu yang termasuk dalam daftar lindungan ini juga mendapat perhatian khusus karena ada konvensi internasional yang mengatur peredarannya. Kupu-kupu sayap burung dan kupu-kupu raja termasuk ke dalam suku Papilionidae merupakan kupu-kupu yang berukuran besar dan sangat diminati oleh kolektor sehingga perlu dilindungi untuk mencegah kepunahan Habitat Kupu-kupu Sihombing dalam kutipan Newanti, Romaita (2012), kupu-kupu biasanya hidup pada habitat terestrial, tetapi komposisi dari spesies yang ada bervariasi menurut kondisi habitatnya. Sebagian besar spesies hidup dilahan yang ditinggalkan atau menganggur, kebun buah-buahan, taman-taman bunga, pekarangan rumah, areal pertanian, hutan primer dan hutan skunder dari ketinggian mdpl (meter diatas permukaan laut). Aktivitas kupu-kupu biasanya dimulai pada pagi hari dengan datang mengunjungi bunga pada pukul saat matahari cukup menyinari atau mengeringkan sayapnya agar dapat terbang mencari makan. Jika cuaca berkabut, waktu makannya akan tertunda hingga sinar matahari datang dan dapat mengeringkan sayapnya. Periode makan ini juga terjadi pada sore hari dengan kembali mencari bunga-bunga yang masi memiliki nectar pada pukul Sehingga pengambilan data untuk penelitian dan pengkoleksian dapat dilakukan pada saat aktivitas kupu-kupu sedang berlangsung di pagi dan sore hari. Kupu-kupu dapat dijumpai hampir di setiap tipe habitat, asalkan ada tumbuhan pakan yang cocok bagi spesies kupu-kupu tersebut. Hutan primer, hutan sekunder, hutan produksi dan kebun menjadi habitat banyak spesies kupukupu. Keanekaragaman atau diversitas tertinggi dijumpai di hutan primer yang Laporan Seminar Tugas Akhir 13

9 menjadi habitat bagi banyak spesies tumbuhan yang menjadi penyedia pakan bagi kupu-kupu. Area tepi hutan dan tepi sungai sering menjadi lintasan terbang kupukupu. Ada juga tempat yang dirancang khusus sebagai taman kupu-kupu. Taman kupu-kupu dimaksudkan untuk memperlihatkan berbagai spesies kupu-kupu di dalam satu kandang besar yang dilingkupi kawat kasa. Umumnya di taman kupukupu dilepas kupu-kupu dewasa yang baru keuar dari kepompong. Pasokan kepompong dapat berasal dari tempat lain yang merupakan penangkaran atau tempat pengembangbiakan kupu-kupu atau dapat juga disediakan sendiri oleh taman kupu-kupu tersebut sepanjang ada tumbuhan pakan ulat yang mampu menunjang kebutuhan tersebut. 2.3 Pemahaman terhadap proyek sejenis Pengamatan dan pemahaman terhadap proyek sejenis dilakukan untuk mengetahui elemen fisik Taman Kupu-kupu seperti layout ruang, pola masa juga elemen non fisik seperti manajemen dalam pengelolaan Taman Kupu-kupu. Data hasil pengamatan kemudian diolah dan dipakai menjadi salah satu acuan pada saat proses perancangan. Berikut penjelasan mengenai proyek sejenis tersebut. Laporan Seminar Tugas Akhir 14

10 Jalan raya kemenuh Gambar 2.4 Layout kemenuh butterfly park Keterangan 1. Tempat suci 2. Gazebo 3. Ruang tunggu driver 4. Minimart 5. ATM 6. Parkir 7. Ruang Pengelola 8. Lobby 9. Toilet 10. Taman 11. Gazebo 12. Ruang Kepompong 13. Restaurant 14. Kolam 15. Pembibitan Larva 16. Pos Security 17. Tempat Suci Laporan Seminar Tugas Akhir 15

11 2.3.1 Kemenuh Butterfly Park Kemenuh Butterfly Park merupakan taman kupu-kupu yang diresmikan pada tanggal 28 September Kemenuh Butterfly Park berdiri di lahan seluas sekitar 2000m2. Gambar 2.4 merupakan layout Kemenuh Buttefly Park. A. Gambaran Umum Kemenuh Butterfly Park merupakan taman kupu kupu yang terletak di Kabupaten Gianyar tepatnya di Jalan Raya Kemenuh Gianyar kurang lebih 1 jam perjalanan dari daerah Denpasar. Kemenuh Butterfly Park memiliki konsep konservasi, pendidikan dan daya tarik. Peta lokasi Kemenuh Butterfly Park dapat dilihat pada gambar 2.5. u Gambar 2.5 Peta Lokasi & Simbol Kemenuh Butterfly Park Sumber: Observasi B. Fasilitas Kemenuh Butterfly Park memiliki beberapa fasilitas antara lain : a. Lobby Lobby Kemenuh Butterfly Park memiliki ukuran yang cukup luas yaitu sekitar 100m 2 yang terdiri dari beberapa ruang yaitu : Resepsionis Loket Tiket tiket Toilet kantor Laporan Seminar Tugas Akhir 16

12 Gambar 2.6 Bangunan Lobby Kemenuh Butterfly Park Sumber: Observasi Gambar 2.7 Denah Bangunan Lobby Kemenuh Butterfly Park Sumber: Observasi b. Taman kupu-kupu Gambar 2.8 Site Plan Kemenuh Butterfly Park Sumber : Observasi Area taman kupu-kupu memiliki luas sekitar 400m 2 dengan bangunan struktur rangka besi dengan ketinggian atap sekitar 7m dan ditutupi oleh jaring agar kupu-kupu tidak lepas. Pada area taman ini terdapat berbagai jenis pohon yang menjadi habitat kupu-kupu dan ditata sedemikian rupa. Laporan Seminar Tugas Akhir 17

13 c. Ruang Pupa (kepompong) Larva kupu-kupu yang telah menjadi kepompong ditempatkan pada sebuah ruang khusus yang memiliki luas sekitar 12m 2 di dalam ruang terdapat rak khusus tempat meletakkan kepompong dapat dilihat pada gambar 2.10 dan Gambar 2.9 Penataan area taman Kemenuh Butterfly Park Sumber: Observasi Gambar 2.10 pupa room Kemenuh Butterfly Park Sumber : Observasi Gambar 2.11 denah pupa room Kemenuh Butterfly Park Sumber : Observasi Laporan Seminar Tugas Akhir 18

14 d. Taman Pembibitan larva kupu-kupu Telur kupu-kupu yang baru menetas langusung dipindahkan ke area khusus pembibitan dari telur, ulat hingga menjadi kepompong yang kemudian dipindahkan ke ruang kepompong. Taman pembibitan ini memiliki ukuran sekitar 20m 2. Sama halnya seperti taman kupu-kupu, taman pembibitan ini juga ditutupi dengan jaring. Taman pembibitan larva dapat dilihat pada gambar e. Restaurant Restaurant terletak di area luar taman penangkaran kupu-kupu. Pada restaurant ini menjual menu masakan nusantara sampai masakan mancanegara. Gambar 2.12 taman pembibitan larva Kemenuh Butterfly Park Sumber : Observasi Gambar 2.13 bangunan restaurant Kemenuh Butterfly Park Sumber : Observasi Laporan Seminar Tugas Akhir 19

15 Gambar 2.14 denah Restaurant Kemenuh Butterfly Park Sumber : Observasi f. Museum dan Souvenir Museum terletak di bawah restaurant. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang yaitu: ruang museum, toilet dan tempat penjualan souvenir yang menjual berbagai jenis souvenir yang berkaitan dengan kupu-kupu Gambar 2.15 denah Museum Kemenuh Butterfly Park Sumber : Observasi Laporan Seminar Tugas Akhir 20

16 Keterangan 1. Tempat suci 2. Parkir Pengunjung 3. Pos Security 4. Jalan Masuk Taman 5. Parkir Pengelola 6. Ruang Pengelola 7. Museum Gambar 2.16 Layout Bali Butterfly Park Tabanan 8. Souvenir Shop 9. Administrasi 10. Area Taman 11. R. Manager 12. Toilet Perempuan 13. Toilet laki-laki 14. Restaurant 15. Sclupture 16. Lobby/Loket tiket 17. Kolam 18. Ruang Serangga 19. Gazebo 20. Ruang Kepompong 21. Pembibitan Larva Laporan Seminar Tugas Akhir 21

17 2.3.2 Bali Butterfly Park Tabanan Taman Kupu-kupu Bali merupakan salah satu obyek wisata populer di Tabanan berdiri sejak tahun 1996 yang dikelola oleh PT. Kupu-kupu Taman Lestari. Gambar 2.16 adalah Layout dari Bali Butterfly Park Tabanan A. Gambaran Umum Bali butterfly Park terletak di Banjar Sandan Lebah, Wanasari. Sekitar 5 km sebelah utara Kota Tabanan, Bali atau sekitar 27 km dari Kota Denpasar. Taman Kupu-kupu Bali memiliki lias 1/3 ha. Terdapat ratusan kupu-kupu yang terdiri dari 15 jenis kupu-kupu yang ada di seluruh Indonesia. Di Taman Kupu-kupu Tabanan Bali ini terdapat ratusan ekor kupu-kupu berbagai warna diantaranya yang paling terkenal di dunia adalah kupu-kupu sayap burung sorga (Omithoptrea Paradisea), O. Priamus serta berbagai jenis kupu-kupu di seluruh nusantara. Selain memiliki berbagai spesies kupu-kupu di taman ini juga memiliki berbagai jenis serangga, kalajengking dan kumbang. B. Fasilitas a. Lobby Pada area lobby terdapat beberapa ruang yaitu informasi, loket tiket dan toilet. b. Taman Kupu-kupu Area taman kupu-kupu disini memiliki ukuran yang cukup luas dengan jalur pedestrian dan menggunakan pola sirkulasi radial. Gambar 2.17 Penataan Taman kupu-kupu Tabanan Sumber : Observasi Laporan Seminar Tugas Akhir 22

18 c. Ruang Kepompong Larva kupu-kupu yang sudah menjadi kepompong dipindahkan ke dalam ruang khusus. Ruang kepompong ini memiliki ukuran sekitar 20m 2 dengan bentuk bangunan segi enam. d. Gazebo Pada area tengah taman terdapat sebuah gazebo yang cukup besar, ukurannya sekitar 15m 2. Gazebo ini berfungsi untuk tempat beristirahat pengunjung. e. Ruang Serangga Selain memiliki berbagai jenis koleksi kupu-kupu, taman kupu-kupu tabanan ini juga memiliki koleksi serangga yang di tempatkan pada ruangan khusus di area taman berbentuk goa yang di dindingnya terdapat kandang serangga. Gambar 2.18 Gazebo pada area taman kupu-kupu Sumber : Observasi Gambar 2.19 Ruang Serangga Taman kupu-kupu Tabanan Sumber : Observasi Laporan Seminar Tugas Akhir 23

19 f. Museum Selain memiliki berbagai jenis koleksi kupu-kupu dan serangga, taman kupu-kupu ini juga memiliki museum yang mengoleksi beragam jenis kupu-kupu dan serangga. Pada ruang museum ini juga terdapat tempat penjualan souvenir. Gambar 2.20 Bangunan Museum Taman kupu-kupu Tabanan Sumber : Observasi Gambar 2.21 Ruangan Museum Taman kupu-kupu Tabanan Sumber : Observasi Gambar 2.22 Ruangan Penjualan Souvenir Taman kupu-kupu Tabanan Sumber : Observasi Laporan Seminar Tugas Akhir 24

20 g. Restaurant Restaurant pada taman kupu-kupu ini terletak di area depan, sehingga dapat di akses dari luar maupun dalam taman. Restaurant ini memiliki ukuran yang cukup luas dan struktur atapnya menggunakan struktur atap arsitektur bali. Gambar 2.23 Area makan restaurant Sumber : Observasi Gambar 2.24 Struktur atap restaurant berarsitektur bali Sumber : Observasi Laporan Seminar Tugas Akhir 25

21 2.3.3 Taman Kupu-kupu Cihanjuang Bandung A. Gambaran Umum Taman kupu-kupu terletak di Jalan Raya Cihanjuang Km 3,3 No 58, Desa Cibaligo, Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Lokasi ini baru dibuka pada 29 Januari 2009, oleh Perry Tristianto sebagai pemilik dari taman kupu-kupu Cihanjuang. Pengunjung ditemani guide yang akan menjelaskan mengenai proses metamorfosis kupu-kupu itu sendiri, berbagai spesies yang dibiakkan, melihat secara langsung ulat yang sedang memakan daun, kepompong dan tentu saja melihat langsung kupu-kupu cantik berwarna-warni yang berterbangan disekeliling taman. Pengunjung mengenakan topi yang berwarna terang agar menarik kupu-kupu untuk terbang di sekitar pengunjung, karena kupu-kupu menyukai warna terang. Itulah yang ingin diusung oleh Taman Kupu-Kupu. B. Fasilitas Taman Kupu-kupu ini memiliki beberapa fasilitas yang disediakan untuk pengunjung taman. Beberapa fasilitas tersebut antara lain: a. Taman Kupu-kupu e. Café Starduck b. Rumah Kepompong f. Wedding Venue c. Toko Pernak-pernik g. Gazebo d. Insectarium Taman kupu-kupu Toko Pernak-pernik Rumah Kepompong Insectarium Café Wedding venue Gambar 2.25 fasilitas pad starduck ataman kupu-kupu Cihanjuang Sumber : ( ) Laporan Seminar Tugas Akhir 26

22 Hasil Studi Banding No. Kemenuh Butterfly Park Tabanan Butterfly Park 1 Arsitektural - Lokasi Lokasi taman di pinggir jalan raya pada jalur pariwisata dengan tingkat kebisingan yang sangat tinggi. - Lahan parkir Lahan parkir cukup luas - Bangunan Bangunan berarsitektur bali Sirkulasi Sirkulasi radial - Pengelolaan Taman ini dikelola langsung oleh pemilik (swasta) 2 Fasilitas pendukung - Restaurant - Atm - Minimart - Souvenir Shop 3 Pelayanan - informasi - pemandu taman 4 Kelebihan - Lokasi di jalur pariwisata - Lokasi mudah dijangkau 5 Kekurangan - Tingkat kebisingan di luar taman cukup tinggi - Area taman kurang luas Arsitektural - Lokasi Lokasi taman jauh dari jalan raya dan memiliki kebisingan yang rendah. - Lahan parkir lahan parkir cukup luas - Bangunan Bangunan berarsitektur bali - Sirkulasi Sirkulasi Radial - Pengelolaan Taman dikelola oleh swasta PT. Kupukupu taman lestari. Fasilitas pendukung - Restaurant - Souvenir Shop - Museum Pelayanan - informasi - pemandu taman Kelebihan - Memiliki berbagai jenis spesies kupukupu Kekurangan - Lokasi masuk ke dalam - Kurangnya petunjuk arah menuju taman Taman Kupu-kupu Cihanjuang Arsitektural - Lokasi Di jalan utaman Cihanjuang Bandung. - Lahan parkir lahan parkir cukup luas - Bangunan Bangunan dan landscape bernuansa bali - Sirkulasi Sirkulasi Radial - Pengelolaan Dikelola oleh swasta Fasilitas pendukung - Restaurant - Souvenir Shop - Museum - Wedding Venue - Play ground Pelayanan - informasi - pemandu taman Kelebihan - Memiliki banyak fasilitas pendukung rekreasi Kekurangan Tabel 2.1 Hasil Studi Banding Taman Kupu-kupu Kesimpulan dari tabel studi banding 2.1 di atas dapat membantu dalam penentuan fasilitas, pemilihan lokasi, pelayanan, pengelolaan dan beberapa aspek lainnya yang mendukung perancangan Taman Kupu-kupu di Badung. Kesimpulan - Lokasi berada di jalur pariwisata yang memiliki tingkat kebisingan sedang. - Lokasi mudah dijangkau - Memiliki lahan parkir yang luas - Bangunan menampilkan nuansa arsitektur Bali - Sirkulasi pada taman menggunakan sirkulasi radial - Pengelolaan dilakukan oleh swasta dengan dukungan dari pemerintah dan dinas pariwisata - Memiliki berbagai jenis fasilitas pendukung rekreasi dan edukasi - Memberikan pelayanan penuh kepada pengunjung Laporan Seminar Tugas Akhir 27

23 2.4 Spesifikasi Umum Taman Kupu-kupu Spesifikasi umum Taman Kupu-kupu dapat di bedakan menjadi pengertian, tujuan dan sasaran, fungsi dan batasan, prinsip umum besaran proyek, prinsip umum penetapan tapak, dan prinsip umum pengelolaan Pengertian Judul Taman Kupu-kupu adalah sebuah sarana wisata rekreasi sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat terutama anak-anak sebagai generasi penerus. Dari segi arsitektur, taman kupu-kupu memiliki luas dan ukuran yang lebih kecil dari taman atau kebun binatang pada umumnya karena taman ini khusus memelihara dan mengembangbiakkan kupu-kupu Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan dari Taman Kupu-kupu adalah : A. Memberikan sarana rekreasi bagi masyarakat. B. Menyediakan sarana edukasi bagi masyarakat terutama bagi anak-anak sebagai generasi penerus. C. Mendukung program pemerintah untuk melestarikan alam dan lingkungan. Sasaran dari pengadaan Taman Kupu kupu mata adalah : A. Masyarakat umum. B. Wisatawan mancanegara. C. Pihak akademis maupun professional yang ingin melakukan penelitian dalam bidang kupu-kupu Fungsi dan Batasan A. Fungsi Fungsi dari taman kupu-kupu ini meliputi : a. Fasilitas rekreasi keluarga Fasilitas rekreasi keluarga yang dimaksud adalah taman kupu-kupu sebagai penyedia tempat rekreasi alternatif. b. Sarana edukasi masyarakat Taman kupu-kupu dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat dimana taman ini memberikan pelajaran bagaimana melestarikan alam lingkungan sehingga dapat mencegah kepunahan hewan langka seperti kupu-kupu. Laporan Seminar Tugas Akhir 28

24 c. Pelestarian lingkungan Dengan adanya taman kupu-kupu diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam melestarikan lingkungan serta melindungi hewan langka dari kepunahan. B. Batasan Adapun batasan-batasan dari taman kupu-kupu ini adalah meliputi: a. Batasan non fisik, yaitu ruang lingkup pelayanan yang dapat mencakup masyarakat umum, baik itu masyarakat lokal, nasional, maupun internasional. b. Batasan fisik, yaitu lingkungan sekitar tapak dan peraturan daerah mengenai tata ruang dan bangunan Fasilitas Fasilitas yang terdapat pada taman kupu-kupu adalah fasilitas pelayanan umum, fasilitas khusus, fasilitas penunjang dan fasilitas pengelola. A. Fasilitas umum terdiri dari: a. Lobby f. toilet b. Atm g. Taman c. Perpustakaan h. Gazebo d. Museum i. Ruang pupa e. Galeri j. Ruang serangga B. Fasilitas khusus adalah sebuah laboratorium untuk penelitian kupu-kupu dan serangga C. Fasilitas penunjang terdiri dari: a. Restaurant b. Toko souvenir c. Gedung Serbaguna (Ballroom) D. Fasilitas pengelola dibagi menjadi dua yaitu : a. Fasilitas Pengelolaan, yang terdiri atas: Ruang Direktur utama Ruang kepala Bagian Ruang Wakil direktur Pengelolaan Ruang Sekretaris Ruang Pertemuan b. Fasilitas Servis Laporan Seminar Tugas Akhir 29

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan gambaran secara umum dari isi laporan dan alasan pemilihan judul dalam latar belakang, permasalahan-permasalahan yang ada, tujuan, serta metode perancangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Butterfly : Bahasa Inggris: Kupu-kupu Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera atau serangga bersayap sisik (lepis: sisik dan ptero:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut : Kerajaan Filum Kelas Bangsa : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN Latar belakang PENDAHULUAN Latar belakang Lepidoptera adalah serangga bersayap yang tubuhnya tertutupi oleh sisik (lepidos = sisik, pteron = sayap) (Kristensen 2007). Sisik pada sayap kupu-kupu mengandung pigmen yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran besar dan memiliki warna sayap yang menarik sehingga sering diambil dari alam untuk dijadikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI BUTTERFLY PARK DI KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI BUTTERFLY PARK DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI BUTTERFLY PARK DI KARANGANYAR Disusun sebagai Pelengkap dan Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : FIBRIASTUTI ROWIYAH NUR D

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera, kelas Insekta yang dicirikan dengan sayap tertutup oleh sisik. Ordo Lepidoptera mempunyai 47 superfamili, salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-kupu 2.1.1 Taksonomi Kupu-kupu termasuk kedalam kelas serangga (insekta) yang memiliki ciri tubuh beruas-ruas dan memiliki tiga pasang kaki. Sebagai anggota

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kristensen et al. (2007) superfamili Papilionoidea terdiri dari lima

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kristensen et al. (2007) superfamili Papilionoidea terdiri dari lima 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kupu-kupu Famili Nymphalidae Menurut Kristensen et al. (2007) superfamili Papilionoidea terdiri dari lima famili, yaitu Papilionidae, Pieridae, Riodinidae, Lycaenidae dan Nymphalidae.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi industri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata terlihat dari munculnya atraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lepidoptera merupakan salah satu ordo dari ClassisInsecta(Hadi et al., 2009). Di alam, lepidoptera terbagi menjadi dua yaitu kupu-kupu (butterfly) dan ngengat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap sehingga mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biodiversitas Ekologi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biodiversitas Ekologi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea 20 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biodiversitas Biodiversitas atau keanekaragaman hayati merupakan suatu istilah yang mencakup pada kelimpahan spesies, komposisi genetik, komunitas, dan ekosistem. Biodiversitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi baik flora maupun fauna. Flora dan fauna tersebut tersebar luas di Indonesia baik di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-kupu Troides helena (Linn.) Database CITES (Convention on International Trade of Endangered Spesies of Wild Flora and Fauna) 2008 menyebutkan bahwa jenis ini termasuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu kupu adalah kelompok serangga yang termasuk ke dalam bangsa Lepidotera, yang berarti mempunyai sayap bersisik. Kupu-kupu merupakan bagian kecil dari 155.000 spesies

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong dalam 10 negara megadiversitas dunia yang memiliki keanekaragaman paling tinggi di dunia (Mackinnon dkk dalam Primack dkk, 2007:454). Keanekaragaman

Lebih terperinci

TAMAN KUPU-KUPU DI BADUNG

TAMAN KUPU-KUPU DI BADUNG LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 TAMAN KUPU-KUPU DI BADUNG

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati namun belum dimanfaatkan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kupu-kupu Menurut Borror dkk (1992) klasifikasi kupu-kupu adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Subkelas : Pterygota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan

Lebih terperinci

KERAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM BANING SINTANG. Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1 Abdul Muis 2 1. Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2

KERAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM BANING SINTANG. Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1 Abdul Muis 2 1. Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2 ISSN 2580-5703 KERAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM BANING SINTANG Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1 Abdul Muis 2 1 Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2 Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Univrsitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Merak hijau 2.1.1 Taksonomi Grzimek (1972) menyatakan bahwa klasifikasi merak hijau jawa (Pavo muticus muticus) sebagai berikut : Kingdom Phyllum : Animalia : Chordata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Kupu-Kupu Taman Lestari dengan alamat Jalan Batu Karu, Sandan Lebah, Sesandan Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau di Yogyakarta Open space atau ruang terbuka menurut William, et al. (1969), merupakan suatu daerah hijau yang relatif tidak berkembang dan disediakan dalam suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kepentingan kehidupan manusia dan membantu penyebaran Tumbuhan yang ada disuatu kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi..... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel..... ix Daftar Diagram... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan...... 3

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 28 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari bulan November- Desember 2011. Lokasi pengamatan disesuaikan dengan tipe habitat yang terdapat di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas akhir ini diperoleh dari : Literature, sumber dan data melalui buku tentang kupu-kupu seperti (Kupukupu dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan Keempat tempat penelitian terletak di Kebun Raya Bogor. Posisi masingmasing lokasi tertera pada Gambar 1. a. Taman Lebak Sudjana Kassan Taman ini berada di pinggir

Lebih terperinci

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut. JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD VI (ENAM) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Kehadiran hewan dan tumbuhan itu sesungguhnya dapat menjaga keseimbangan alam. Satu makhluk

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kupu-kupu merupakan satwa liar yang menarik untuk diamati karena keindahan warna dan bentuk sayapnya. Sebagai serangga, kelangsungan hidup kupu-kupu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversitas atau keanekaragaman makhluk hidup termasuk salah satu sumber daya lingkungan dan memberi peranan yang penting dalam kestabilan lingkungan. Semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Attacus atlas (L.) Klasifikasi Attacus atlas (L.) menurut Peigler (1980) adalah Filum Klasis Ordo Subordo Superfamili Famili Subfamily Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU. menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur

BAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU. menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur BAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU 2.1 Metamorfosis Metamorfosis adalah suatu proses biologi dimana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan

Lebih terperinci

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka Burung Jalak Bali Burung Jalak Bali Curik Bali atau yang lebih dikenal dengan nama Jalak Bali, merupakan salah satu spesies burung cantik endemis Indonesia. Burung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-Kupu Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang masuk ke dalam ordo Lepidoptera, yang berasal dari kata lepis yang berarti sisik dan pteron yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Untuk mendukung latar belakang pembuatan proyek, penulis melakukan riset melalui data dari internet. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid mengenai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata telah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU

BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU A. Keanekaragaman Keanekaragaman diartikan sebagai jumlah total spesies dalam suatu area tertentu atau dapat dijelaskan juga sebagai jumlah spesies yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan dan Perancangan Lanskap Planning atau perencanaan merupakan suatu gambaran prakiraan dalam pendekatan suatu keadaan di masa mendatang. Dalam hal ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul Proyek Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Bengawan Solo Tree House Resort (Pengembangan Urban Forest III Surakarta). Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keanekaragaman hayati di suatu negara memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Keanekaragaman hayati merupakan sumber penghidupan dan kelangsungan

Lebih terperinci

YOGYAKARTA BUTTERLY PARK AND CONSERVATION BAB 1 PENDAHULUAN

YOGYAKARTA BUTTERLY PARK AND CONSERVATION BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Penurunan begitu banyak kupu-kupu adalah tanda peringatan terjadi penurunan habitat dalam hutan di Indonesia. Kerugian besar pada spesies ini memiliki

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Proyek yang direncanakan dalam Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) berjudul Boyolali Historical Park sebagai Pengembangan Taman Sonokridanggo. Maksud dari

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Pengertian Ruang Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta metode penelitian, yang diperlukan dalam penulisan landasan konseptual Laporan Seminar Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tersebut diperoleh dari alternatif-alternatif terbaik yang sudah sesuai dengan objek

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tersebut diperoleh dari alternatif-alternatif terbaik yang sudah sesuai dengan objek BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan desain dalam Perancangan Kembali Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo di Kabupaten Jember Jawa Timur berdasarkan analisis perancangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

SATU. Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung

SATU. Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung SATU Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung Indonesia dengan julukan zamrud khatulistiwa adalan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman fauna dan flora terbesar setelah Brasil. Keindahan hutan hujan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kabupaten Pati terletak di daerah pantai Utara Pulau Jawa dan di bagian Timur dari Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan segi letaknya

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN Oleh : Taufik Rizky Afrizal 11.12.6036 S1.SI.10 STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRAK Di era sekarang, dimana ekonomi negara dalam kondisi tidak terlalu baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rusa timor (Rusa timorensis Blainville 1822) merupakan salah satu jenis satwa liar yang hidup tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sampai

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang

Lebih terperinci

Lepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

Lepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI Lepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI Lepidoptera Serangga dewasa mudah dikenal karena seluruh badan dan sayapnya ditutupi oleh sisik. Sayap berupa membran yang ditutupi oleh sisik. Imago Lepidoptera

Lebih terperinci

BAB. Daur Hidup Makhluk Hidup

BAB. Daur Hidup Makhluk Hidup BAB 4 Daur Hidup Makhluk Hidup Suatu sore, Nina dan Siti sedang berjalan-jalan di taman sambil melihat-lihat bunga yang berwarna-warni. Tiba-tiba Siti tertarik pada satu dahan tanaman. Siti pun memanggil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode perancanagan. Latar belakang merupakan dasar pemikiran awal yang diambilnya judul Penataan Kawasan Obyek Wisata

Lebih terperinci

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran: BAB 4 PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Mengetahui berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang mendekati kepunahan. 2. Menjelaskan pentingnya

Lebih terperinci

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang dilindungi melalui Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan 3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 1.1 Property size, KDB, KLB A. KDB koefisien dasar bangunan (KDB) menengah (20% - 50%) 50% x 9850m 2 = 4925 m 2, sedangkan luas bangunan yang adalah 4356,3 m 2 B. KLB

Lebih terperinci