Kajian Etika dan Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 karya Ki Padma Sujana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Etika dan Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 karya Ki Padma Sujana"

Transkripsi

1 Kajian Etika dan Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 karya Ki Padma Sujana Oleh: Ana Sulastri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa anasulastri0411@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) nilai etika Jawa yang terdapatdalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana, (2) unsur-unsur estetika yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana. Data penelitian berupa etika Jawa, yaitu etika keselarasan dan etika kebijaksanaan; dan unsur-unsur estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka, simak, dan catat. Instrumen penelitian yang dilakukan menggunakan human instrumant (peneliti sendiri), tabel, dan didukung buku-buku yang relevan dengan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah content analisis (analisis konten). Teknik keabsahan data menggunakan teknik validitas semantis dan meningkatkan ketekunan. Penyajian hasil analisis menggunakan teknik informal.hasil penelitian Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana banyak memuat nilai etika Jawa. Beberapa nilai etika Jawa diantaranya (a) etika keselarasan sosial meliputi 2 indikator, yaitu tidak memaksakan kehendak dan menghormati sesama manusia. (b) etika kebijaksanaan meliputi 5 indikator, yaitu nasihat, waspada, sikap batin yang tepat, bersyukur, dan tabah. Estetika yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana purwakanthi guru-swara 53 indikator, purwakanthi guru-sastra 391 indikator, purwakanthi lumaksita 4 indikator, yogyaswara 1 indikator, tembung garba 13 indikator, dasanama 14 indikator, plutan 6 indikator, tembung kosok balen 5 indikator. Kata kunci: etika, estetika, Sangu Pati Jilid 2 Pendahuluan Naskah atau manuskrip merupakan warisan budaya yang dapat memberikan informasi untuk mengungkapkan sejarah kebudayaan di masa lampau yang diwujudkan dalam bentuk tulisan kuna atau aksara-aksara kuna.naskah-naskah kunaseperti manuskrip ini merupakan salah satu jenis hasil budaya yang cukup penting keberadaannya.naskah selain dapat dinikmati keindahan atau estetikanya, naskah juga mengandung nilai etika atau moral.etika seseorang dapat dilihat dari etika keselarasan dan etika kebijaksanaan.endraswara (2010: 56-64) menjelaskan, etika keselarasan merupakan cita-cita luhur orang Jawa untuk mencapai harmoni kehidupan lahir batin serta antara personal dan sosila melalui prima facie (harus bersikap baik kepada orang lain, adil, setia, jujur, dan lain sebagainya). Sedangkan etika kebijaksanaan merupakan cara pemikiran yang menguntungkan orang Jawa. Orang yang bijaksana tidak akan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 61

2 bertindak di luar etika, melainkan senantiasa penuh pertimbangan dengan pitutur luhur, pesan-pesan ajaran hidup, yang berpedoman pada pergaulan dalam masyarakat. Orang yang bisa membawa diri, menempatkan diri, dan mawas diri akan memberikan hubungan sosial yang semakin mantap. Isi dari naskah atau manuskrip meliputi berbagai bidang antara lain bidang agama, sejarah, adat-istiadat, legenda, piwulangan, pendidikkan, hukum, dan sebagainya. Salah satu naskah yang akan dikaji adalah Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana. Ki Padma Sujana adalah penulis Serat Sangu Pati Jilid 2, dan Ki Padma Sujana adalah orang yang merdeka dan berusaha mempelajari ilmu pengetahuan Jawa di Surakarta.Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana mengungkapkan tentang kehidupan manusia dari mulai dilahirkan untuk mencari sangu pati sampai meninggal dunia. Berbeda dengan Serat Sangu Pati Karya Raden Ngabei Sindu Praja abdi dalem panewu Gedhong Kiwo yang hanya membahas tentang tembang pocung yang menggambarkan siksa api neraka, adanya ilmu tasawuf, para wali, dan suhada. Estetika merupakan keindahan karya sastra Jawa khususnya tembang macapat dibentuk dengan beberapa cara dan didukung oleh persajakkan atau permainan bunyi yang disebut purwakanthi, yaitu purwakanthi guru-swara, purwakanthi guru-sastra, dan purwakanthi basa, selain itu didukung oleh pemilihan kata dan penggunaan kata atau kelompok kata, seperti tembug garba dan penggunaan lelewaning basa atau gaya bahasa. Sastra dapat dikatakan menghibur karena menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan), atau mengeluarkan dunia imajinasi seseorang dan menyampaikan imajinasi tersebut dalam sebuah karya sastra.banyak pesan yang dapat disampaikan melalui karya sastra yang bersifat tersirat. Kajian iniberjudul Kajian Etika dan Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujan, karena setelah melalui proses membaca dan menterjemahkan isi naskah dapat diketahui bahwa Serat tersebut berbentuk tembang macapat, menggunakan metrum Dhandhanggula, terdiri dari 34 halaman, yaitu cover, halaman cover, foto dan tanda tangan pengarang, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 62

3 pembukaan, dan isi serat. Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana menggunakan aksara Jawa dan masih dapat dibaca.serat ini terdiri diri dari tujuh pupuh.pupuh satu Dhandhanggula 8 pada, pupuh dua Pangkur 12 pada, pupuh tiga Sinom 10 pada, pupuh empat Kinanthi 15 pada, pupuh lima Durma 25 pada, pupuh enam Gambuh 12 pada, pupuh tujuh Dhandhanggula 28 pada. Serat Sangu Pati berisi tentang piwulangan atau ajaran yang diberikan oleh Ki Padma kepada manusia berupa bekal mati menuju di akhirat, sehinggatimbul keinginan untuk turut serta menjaga warisan budaya Jawa yang berupa naskah Jawa yang berisi wejanganwejangan seperti nilai etika. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.sumber data diperoleh secara tertulis, foto, dan statistik.sumber data berupa naskah Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana.Data yang dianalisis adalah kata-kata yang mengandung nilai-nilai etika dan unsur-usur estetika dalam naskah Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka, simak, dan catat.instrumen penelitian yang dilakukan menggunakan human instrumant (peneliti sendiri).teknik analisis data yang digunakan adalah content analisis (analisis konten).teknik keabsahan data menggunakan teknik validitas semantis dan meningkatkan ketekunan.penyajian hasil analisis menggunakan teknik informal. Hasil Penelitian 1. Etika Jawa dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana a. Etika Keselarasan Sosial Kutipan yang menunjukkan etika keselarasan sosial dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 terdapat pada tembang gambuh pupuh VI sebagai berikut. samêngko ingsun tutur, marang sakéh anak putu ningsun, bok di aling réh ning tatih nitah jawi, jawané baé tan putus, pêksa mêlik wéking nguwong. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 63

4 Sementarajika saya berbicara kepada semua anak cucu saya, maka dibatasi dengan tatanan hidup Jawa. Tatanan hidup Jawa saja tanpa terputus, jadi tidak memaksakan kehendak orang lain. Data di atas menjelaskan bahwa kelak jika berbicara dengan anak cucu diimbangi dengan aturan Jawa agar kejawennya tidak hilang, sehingga tertanam jiwa untuk menghargai dan menghormati diri sendiri dan orang lain. Aturan Jawa akan membimbing anak membuka diri dalam rasa (rasa), sehingga anak dalam situasi apapun dapat menunjukkan rasa hormat dan membawa diri menurut tatakrama. Masyarakat Jawa mengatur interaksi dengan sesama melalui dua prinsip, yaitu prinsip kerukunan dan prinsip hormat. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa etika keselarasan sosial yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 memberikan ajaran bahwa sebagai orang tua yang masih memegang teguh aturan kejawen harus menanamkan aturan-aturan tersebut kepada anak cucu. Hal tersebut dapat menuntun dan mengendalikan anak dalam situasi apapun, sehingga anak dapat membawa diri menurut tatakrama untuk menghormati dan menghargai orang lain. Etika keselarasan sosial akan tercipta jika orang tua memberikan pengertian yang tepat kepada anak cucu. b. Etika Kebijaksanaan Kutipan yang menunjukkan etika kebijaksanaan yang terdapat padatembang dhandhanggula pupuh I Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana sebagai berikut. awit ana SarjaNa mumpuni, sung wasita mring pra-siswa nira, pan mangkéné wawarahé, héh para sutan ingsun, tilingêna ingsun jarwani, jatiné kanyatan, kang wus ingsun dulu, kabéh saisining jagad, bisa dadi sasi bégalani urip, mula dipun prayitna. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 64

5 Trjemahan: Semenjak ada guru yang pintar ilmu pengetahuan, memberi nasihat kepada para siswanya. Begini nasihatnya, para muridku sekalian dengarkan penjelasan guru: bahwa kenyataan yang kaliayan lihat,semua isi di dunia ini,bisa menjadi penghalang hidup, oleh sebab itu harus diwaspadai. Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa seorang guru yang memberi nasihat kepada para murid agar selalu waspada karena kenyataan yang terlihat semua isi dunia, yaitu dua puluh sifat yang dilambangkan dengan beberapa wujud, yaitu bumi, hawa nafsu, air, api, tanah dan lain-lain yang dapat menjadi godaan hidup manusia selama di dunia. Inti dari penjelasan serat tersebut adalah sebagai manusia hendaknya tidak memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi atau memikirkan diri sendiri (egois) karena godaan yang berwujud keduapuluh sifat tersebut dapat menuntun manusia untuk memperoleh bekal menuju akhirat kelak atau menuju kehidupan yang sesungguhnya. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa etika kebijaksanaan yang terdapat dalam kutipan Serat Sangu Pati Jilid 2 mengajarkan kepada manusia supaya bersikap waspada, tidak memikirkan kepentingan duniawi, dan kepentingan pribadi (egois). Kenyataan yang ada di dunia hanya bersifat duniawi atau tidak abadi, jika tidak mawas diri maka isi dunia (harta, tahta, dan wanita) akan menjadi godaan atau penghalang hidup menuju akhirat. 2. Unsur-unsur Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana 1) Purwakanthi a) Purwakanthi guru-swara Padma mêdhar warana kang wêrit,. Padma menjelaskan penghalang yang gaib, Purwakanthi guru-swara yang terdapat pada SeratSangu Pati Jilid 2 tembang dhandhanggula paragraf satu ditunjukkan pada kata Padma (nama pengarang) yang terletak pada bagian depan dan warana (penghalang atau Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 65

6 penutup) yang terletak pada bagian tengah, yaitu suara vokal a pada ma dan na. Penyebutan ulang inilah yang disebut dengan purwakanthi guru-swara. b) Purwakanthi guru-sastra Padma mêdhar warana kang wêrit,. Padma membuka penghalang yang gaib, Purwakanthi guru-sastra yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 pada tembang dhandhanggula paragraf 1 ditunjukkan pada kata mêdhar(membuka) terletak pada bagian tengah, warana (penghalang) terletak pada bagian tengah, dan wêrit (gaib) terletak pada bagian akhir, yaitu konsonan r. c) Purwakanthi basa utawa lumaksita Kutipan yang menunjukkan purwakanthi lumaksita dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 sebagai berikut. urun jaya gonta-gantidan nitis manitis sami, Kutipan di atas yang menunjukkan purwakanthi lumaksita terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 pada tembang sinom pupuh III paragraf tiga baris keempat dan lima sebagai berikut. Marga sipat kalih dasa, rina wêngi nambut kardi, samêndhang wus nora rênggang, urun jaya gonta-ganti, nitis-manitis sami, sa méng titah datan éwuh, marma yén kawruh Buddha, warahé para winasis kathah janma bisa nitis kaping sapta. Karena keduapuluh sifat tersebut, waktu malam bekerja walaupun hasilnya sekecil kulit padi yang suadah tidak renggang. Memberikan kemenangan berganti-ganti, berubah-ubahsama. Semua kehidupan tidak sulit.kasih sayang jika dalam Budha mengajarkan para cendekiawan banyak manusia yang bisa hidup tujuh kali. Dari data di atas kata yang menunjukkan purwakanthi lumaksita adalah kata nitis manitis.kata nitis manitis terletak pada awal baris diulang pada kata berikutnya disebut purwakanthi lumaksita karena dalam satu bait tembang di Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 66

7 atas terdapat kata-kata yang digunakan lebih dari satu kali sehingga kata tersebut seperti lumaksita atau berjalan. 2) Yogyaswara Mimindha kaki nini, Kutipan di atas yang menunjukkan tembung yogyaswara terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 pada tembang durma pupuh V paragraf tigabelas baris kedua sebagai berikut. Kadadéyan kumayaning ponca driya, mimindha kaki nini, sanak miwah mitra, wreda padéné mudha, tarkadhang rupa naga aji, myang wujuding kang: cahya amoncawarna. Terjadinya seperti lima panca indera, kedua kakek nenek, sanak saudara, orang tua dengan yang muda terkadang berwujud raja ular naga.menuju wujud cahaya warna-warni. 3) Tembung Garba Jajah kwaséng hyang agung, Kutipan di atas yang menunjukkan tembung garbayang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2adalah kata kwaséngberasal dari kata kuwasa+ing, karena kedua kata tersebut saling berkaitan sehingga membentuk satu rangkaian kata, yaitu kwaséng yang artinya kekuasaannya di-.rangkaian kedua kata tersebut disubut tembung garba. 4) Tembung Dasanama ywaku tungkul sira anéng donya, kabéh saisining jagad, ingkang dhingin buwana kang keksi, yékubumi banyu lawan, Kutipan dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana yang menunjukkan tembung dasanama adalah kata donya, jagad, buwana,bumi. Kata-kata tersebut memiliki arti yang sama, yaitu bumi. Pengelompokan kata yang terdapat pada data di atas disebut dengan dasanama. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 67

8 5) Tembung Plutan sung wasita mring pra siswanira, pra = pa- + -ra berasal dari kata para Kutipan dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujanadi atas yang menunjukkan tembung plutan adalah kata pra.kata pra berasala dari kata para, karena dipluta menjadi pra yang artinya para.pengurangan pada kata para menjadi pra disebut tembung plutan. 6) Tembung Kosok Balen Pangkur (pada 6, gatra 2 )... pakaryannyasiyang pantara ratri, Bekerja siang dan malam,... Simpulan Kutipan di atas yang menunjukkan tembung kosok balen adalah kata siyangdan ratri.kata siyang artinya menandakan waktu siang dan kata ratri artinya menandakan waktu malam.perbedaan dua kata tersebut yang disebut dengan tembung kosok balen, karena kata dan maknanya berlawanan. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana tersebut terdapat nilai etika dan unsur-unsur estetika.etika Jawa yang terdapat dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana terdiri dari 7 tembang.dari keseluruhan terdapat a. etika keselarasan sosial meliputi, tidak memaksakan kehendak (3), dan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 68

9 menghormati sesama manusia (1); b. etika kebijaksanaan meliputi, nasihat, waspada, sikap batin yang tepat, bersyukur, dan tabah. Estetika dalam Serat Sangu Pati Jilid 2 Karya Ki Padma Sujana terdiri dari 7 tembang yang meliputi purwakanthi guru-swara (53), purwakanthi guru-sastra (391), purwakanthi lumaksita (4), yogyaswara (1), tembung garba (13), dasanama (14), plutan (3), tembung kosokbalen (5). Daftar Pustaka Baried, Siti Baroroh Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bertens, K Etika. Jakarta: Gramedia. Endraswara, Suwardi Etika Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi. Magnis-Suseno, Franz Etika Jawa. Jakarta: Gramedia. Ratna, Nyoman Kutha Estetika Sastra Budaya. Denpasar: Pustaka Belajar. S. Padmosoekotjo Ngengrengan Kasusastran Djawa II. Yogyakarta: Hien Hoo Sing Ngengrengan Kasusastran Djawa I. Yogyakarta: Hien Hoo Sing. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 69

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA Oleh : Qoriatul Anief Agustina program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aniefagustina@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Oleh: Sugeng Triwibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Miftah1919@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

Etika dan Estetika Tembang Campursari Album VCD Karaoke Hits Campursari Volume 2 Oleh Cak Diqin

Etika dan Estetika Tembang Campursari Album VCD Karaoke Hits Campursari Volume 2 Oleh Cak Diqin Etika dan Estetika Tembang Campursari Album VCD Karaoke Hits Campursari Volume 2 Oleh Cak Diqin Oleh: Wahyu Pamuji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ayuucci@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Fitri Afniati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa gastedant_fianti@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karakter sebagian pemuda-pemudi saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter atau kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat dikatakan sangat memprihatinkan.

Lebih terperinci

Nilai Etika dan Estetika Tembang Macapat Pupuh Dhandhanggula dalam Serat Nalawasa-Nalasatya dan Pembelajarannya di SMA

Nilai Etika dan Estetika Tembang Macapat Pupuh Dhandhanggula dalam Serat Nalawasa-Nalasatya dan Pembelajarannya di SMA Nilai Etika dan Estetika Tembang Macapat Pupuh Dhandhanggula dalam Serat Nalawasa-Nalasatya dan Pembelajarannya di SMA Oleh: Muslikhatun Solikhah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Muslykha@gmail.com

Lebih terperinci

Nilai Etika dan Estetika dalam Serat Pranata Lampah-Lampah Kagungan Damel Mantu B.R.A Gusti Sekar Kedhaton

Nilai Etika dan Estetika dalam Serat Pranata Lampah-Lampah Kagungan Damel Mantu B.R.A Gusti Sekar Kedhaton Nilai Etika dan Estetika dalam Serat Pranata Lampah-Lampah Kagungan Damel Mantu B.R.A Gusti Sekar Kedhaton Oleh: Umi Latifah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa umilatifah4190@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP Oleh : Dewi Sri Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa dewisriwardani@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA Priska Tias Deswari Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Deswari, Priska Tias. 2011, Nilai

Lebih terperinci

ETIKA DAN ESTETIKA CERITA MINTARAGA GANCARAN KARYA PRIJOHOETOMO

ETIKA DAN ESTETIKA CERITA MINTARAGA GANCARAN KARYA PRIJOHOETOMO ETIKA DAN ESTETIKA CERITA MINTARAGA GANCARAN KARYA PRIJOHOETOMO Oleh: Ririh Probo Siwi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa siwiririh@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT WASITADARMA

NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT WASITADARMA NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT WASITADARMA Oleh: Mutiara Wandan Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa kenzoarafa@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) deskripsi

Lebih terperinci

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo KAJIAN FILOLOGI SERAT-SERAT ANGGITAN DALEM KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA IV JILID I (WANAGIRI JAMAN KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA III) Wahyu Aris Aprillianto Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN SEMIOTIK PADA POCAPAN GARA-GARA PAGELARAN WAYANG PURWA DENGAN LAKON DURYUDANA GUGUR OLEH KI TIMBUL HADI PRAYITNO

KAJIAN SEMIOTIK PADA POCAPAN GARA-GARA PAGELARAN WAYANG PURWA DENGAN LAKON DURYUDANA GUGUR OLEH KI TIMBUL HADI PRAYITNO KAJIAN SEMIOTIK PADA POCAPAN GARA-GARA PAGELARAN WAYANG PURWA DENGAN LAKON DURYUDANA GUGUR OLEH KI TIMBUL HADI PRAYITNO Oleh : Hesti Nur Cahyo program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa hestinurcahyo@gmail.com

Lebih terperinci

Etika Jawa dan Gaya Bahasa dalam Antologi Crita Cekak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping karya S.T. Iesmaniasita

Etika Jawa dan Gaya Bahasa dalam Antologi Crita Cekak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping karya S.T. Iesmaniasita Etika Jawa dan Gaya Bahasa dalam Antologi Crita Cekak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping karya S.T. Iesmaniasita Oleh: Fadhilah Rozaq Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa fadhilahrozaq@yahoo.com

Lebih terperinci

PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG

PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah : Islam dan Budaya Jawa Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Sri Suhanjati Oleh Silma Ariyani (1504026064) FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra diciptakan pengarang berdasarkan realita (kenyataan) yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra memang mencerminkan kenyataan,

Lebih terperinci

Analisis Kajian Moral dalam Kumpulan Gendhing-Gendhing Lan Lagon Dolanan Karya Ki Narta Sabda

Analisis Kajian Moral dalam Kumpulan Gendhing-Gendhing Lan Lagon Dolanan Karya Ki Narta Sabda Analisis Kajian Moral dalam Kumpulan Gendhing-Gendhing Lan Lagon Dolanan Karya Ki Narta Sabda Oleh: Nur Asiyah Jamil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa nasiahjamiel@ymail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SMP/SMPLB/MTs PROVINSI JAWA TENGAH

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SMP/SMPLB/MTs PROVINSI JAWA TENGAH STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SMP/SMPLB/MTs PROVINSI JAWA TENGAH A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak

Lebih terperinci

Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin

Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin Oleh: Siti Anisa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa anisa.ngb@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih hidup dan berkembang cukup baik. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan para pengarang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki beragam suku bangsa dan budaya. Budaya, dalam tulisan ini khususnya budaya Jawa, mengatur tingkah laku manusia dengan

Lebih terperinci

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V Oleh: Najib Irwanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa najib.irwanto88@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK Oleh : Diana Prastika program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa diana_prastika@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Lebih terperinci

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA Oleh: Miskiyatun Isnainiyah Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA Skripsi Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Humaniora Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Fitrianna Arfiyanti

Lebih terperinci

: SUNTINGAN TEKS BESERTA KAJIAN PRAGMATIK

: SUNTINGAN TEKS BESERTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH BIDAYATUSALIK : SUNTINGAN TEKS BESERTA KAJIAN PRAGMATIK Santi Rahayu Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Santirahayu5610@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Analisis Semiotik Tembang Macapat Pupuh Asmaradana dalam Serat Witaradya 2 Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

Analisis Semiotik Tembang Macapat Pupuh Asmaradana dalam Serat Witaradya 2 Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita Analisis Semiotik Tembang Macapat Pupuh Asmaradana dalam Serat Witaradya 2 Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita Oleh: Tri Dayati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trie.dyatieee@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN KONSEP SEMANTIK MANTRA DALAM PRIMBON ADJIMANTRAWARA TERBITAN SOEMODIDJOJO MAHADEWA

ANALISIS DIKSI DAN KONSEP SEMANTIK MANTRA DALAM PRIMBON ADJIMANTRAWARA TERBITAN SOEMODIDJOJO MAHADEWA ANALISIS DIKSI DAN KONSEP SEMANTIK MANTRA DALAM PRIMBON ADJIMANTRAWARA TERBITAN SOEMODIDJOJO MAHADEWA Yoga Wicaksono Yogafomb@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Masalah yang dikaji

Lebih terperinci

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen Oleh: Riana Anggraeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rianaanggraeni93@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30 Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30 Oleh: CandraDwi Pravitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa candra_dwipravitasari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Ajaran Kesempurnaan Hidup dalam Teks Suluk Ulam Loh

Ajaran Kesempurnaan Hidup dalam Teks Suluk Ulam Loh Ajaran Kesempurnaan Hidup dalam Teks Suluk Ulam Loh Oleh : Lilis setyorini Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa lilisetyo91@gmail.com Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menyajikan

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Ade Irma progran studi pendidikan bahasa dan sastra

Lebih terperinci

KAJIAN STILISTIKA PADA KUMPULAN GEGURITAN BOJONEGORO ING GURIT HIMPUNAN SANGGAR SASTRA PAMARSUDI BASA JAWI BOJONEGORO

KAJIAN STILISTIKA PADA KUMPULAN GEGURITAN BOJONEGORO ING GURIT HIMPUNAN SANGGAR SASTRA PAMARSUDI BASA JAWI BOJONEGORO KAJIAN STILISTIKA PADA KUMPULAN GEGURITAN BOJONEGORO ING GURIT HIMPUNAN SANGGAR SASTRA PAMARSUDI BASA JAWI BOJONEGORO Oleh: Noviorita Prahutami program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa noviorita@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diketahui kesimpulannya. Kesimpulan tersebut adalah

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diketahui kesimpulannya. Kesimpulan tersebut adalah BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang bentuk, nilai, dan fungsi parikan pada lirik lagu karya Genk Kobra yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat

Lebih terperinci

PEMAKNAAN PUISI DONGA BALIK Oleh Turita Indah Setyani NIM: Tugas Pengkajian Puisi Jawa Pengajar: Karsono H. Saputra, M.Hum.

PEMAKNAAN PUISI DONGA BALIK Oleh Turita Indah Setyani NIM: Tugas Pengkajian Puisi Jawa Pengajar: Karsono H. Saputra, M.Hum. PEMAKNAAN PUISI DONGA BALIK Oleh Turita Indah Setyani NIM: 0806481210 Tugas Pengkajian Puisi Jawa Pengajar: Karsono H. Saputra, M.Hum. Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jalan Pemuda 134 Telp. ( 024 ) Faximile ( 024 ) Semarang KATA PENGANTAR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jalan Pemuda 134 Telp. ( 024 ) Faximile ( 024 ) Semarang KATA PENGANTAR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jalan Pemuda 134 Telp. ( 024 ) 3515301 Faximile ( 024 ) 3520071 Semarang 50132 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN UNTUK ANAK DALAM SERAT BRATASUNU

PENDIDIKAN UNTUK ANAK DALAM SERAT BRATASUNU ISSN 2549-5607 The 1st International Conference on Language, Literature and Teaching PENDIDIKAN UNTUK ANAK DALAM SERAT BRATASUNU Ahmad Pramudiyanto 1), Siti Wahyuni 2) 1 Pascasarjana, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini peneliti gunakan untuk mengetahui nilai-nilai budaya dalam novel Azab dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini peneliti gunakan untuk mengetahui nilai-nilai budaya dalam novel Azab dan BAB III METODE PENELITIAN 2.3 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan ini peneliti gunakan untuk mengetahui nilai-nilai budaya

Lebih terperinci

Nilai Moral dalam Serat NitipranaKarangan Raden Ngabehi Yasadipura

Nilai Moral dalam Serat NitipranaKarangan Raden Ngabehi Yasadipura Nilai Moral dalam Serat NitipranaKarangan Raden Ngabehi Yasadipura Oleh: Wisnu Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa wardanywisnu@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk:

Lebih terperinci

Analisis Nilai Moral dalam Serat Sana Sunu Karya Raden Ngabehi Yasadipura II

Analisis Nilai Moral dalam Serat Sana Sunu Karya Raden Ngabehi Yasadipura II Analisis Nilai Moral dalam Serat Sana Sunu Karya Raden Ngabehi Yasadipura II Oleh: Niken Farmulasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa niken_far@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali Tradisional yang dibentuk oleh pupuh-pupuh. Setiap pupuh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah Kempalan Dongeng yang memuat teks Kyai Prelambang dengan bertuliskakan aksara Jawa tidak ditemukan di tempat lain selain

Lebih terperinci

Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Andi Prasetiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Andyzie21@gmail.com Abstrak: Nilai

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA JAWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

SILABUS BAHASA JAWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) SILABUS BAHASA JAWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) KELAS : VIII (DELAPAN) SEMESTER : 1 (SATU) KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI LANGKAH- LANGKAH PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Oleh : Wawan Priyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT BERFORMAT VIDEO INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA DAERAH DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT BERFORMAT VIDEO INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA DAERAH DI SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT BERFORMAT VIDEO INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA DAERAH DI SEKOLAH DASAR Joko Daryanto Universitas Sebelas Maret Abstrak Tembang Macapat merupakan salah

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat sepanjang sejarahnya, dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat sepanjang sejarahnya, dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puisi merupakan salah satu karya yang dapat dikaji dari bermacam-macam aspek. Puisi dapat dikaji dari struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra Bali merupakan bagian dari kebudayaan daerah yang merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat memperkaya warisan budaya bangsa

Lebih terperinci

SERAT SASTRA GENDHING DALAM KAJIAN STRUKTURALISME SEMIOTIK

SERAT SASTRA GENDHING DALAM KAJIAN STRUKTURALISME SEMIOTIK SERAT SASTRA GENDHING DALAM KAJIAN STRUKTURALISME SEMIOTIK SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Jawa oleh Aldila Syarifatul Na im 2151407001 BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan. PATHISARI Skripsi punika asil saking panaliten filologi tumrap Sěrat Pangracutan ingkang kasimpěn ing Perpustakaan Pura Pakualaman Ngayogyakarta mawi kode koleksi 0125/PP/73. Skripsi punika awujud suntingan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL OBJEKTIF DALAM NOVEL KENTJONO KATON WINGKO KARYA BOEDHI S.

ANALISIS STRUKTURAL OBJEKTIF DALAM NOVEL KENTJONO KATON WINGKO KARYA BOEDHI S. ANALISIS STRUKTURAL OBJEKTIF DALAM NOVEL KENTJONO KATON WINGKO KARYA BOEDHI S. Oleh: Ahmad Ma muri program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Achmad_makmuri@yahoo.com Abstrak: Ahmad Ma muri. 2014.

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Novi Asriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra)

Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra) Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra) Oleh: Mudika Nofalia Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa liadicha@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa

Lebih terperinci

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR LAMPIRAN RINGKASAN CERITA SERAT SITI JENAR I. Sinom Cerita diawali ketika konflik antara Ki Ageng Pengging dengan Sultan Bintara akan berlangsung. Konflik inilah yang membawa Sèh Siti Jenar bertemu dengan

Lebih terperinci

Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno

Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno Oleh: Riyana Palupi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Riana_palupi11@yahoo.com Abstrak: Tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai peninggalan tulisan, naskah menyimpan berbagai informasi tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan pandangan hidup yang

Lebih terperinci

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Imroati Hasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Struktur Serat Sewaka. Analisis struktural adalah tugas pendahuluan sebelum mengkaji dari segi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Struktur Serat Sewaka. Analisis struktural adalah tugas pendahuluan sebelum mengkaji dari segi BAB II LANDASAN TEORI A. Struktur Serat Sewaka Analisis struktural adalah tugas pendahuluan sebelum mengkaji dari segi manapun juga, sebab karya sastra sebagai dunia kata mempunyai kebulatan makna instrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya-karya Raden Ngabehi Ranggawarsita banyak dipengaruhi oleh kepustakaan. 1988: 40). Kebenaran bahwa SC dikarang oleh Raden

BAB I PENDAHULUAN. Karya-karya Raden Ngabehi Ranggawarsita banyak dipengaruhi oleh kepustakaan. 1988: 40). Kebenaran bahwa SC dikarang oleh Raden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sêrat Cêcangkriman yang selanjutnya disingkat SC termasukk jenis teks wirid karena isinya memuat ajaran tasawuf atau mistik (Marsono, 1991: 559). SC dikarang

Lebih terperinci

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Oleh: Hana Pebri Ristiadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

Estetika dan Etika Geguritan dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Tahun 2013

Estetika dan Etika Geguritan dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Tahun 2013 Estetika dan Etika Geguritan dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Tahun 2013 Oleh: Hesti Trisnawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trisnawati.hesti@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra)

Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra) Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra) Oleh: Eko Oktiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ekaoktiana88@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada karya sastra berbentuk puisi yang dikenal sebagai těmbang macapat atau disebut juga těmbang

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Filologi 1. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama (Djamaris, 1977: 20). Filologi berasal dari kata Yunani philos yang

Lebih terperinci

Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo

Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo Oleh: Ari Fariza Ma rifati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa afaryza@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

Pemerolehan Bahasa Jawa Pada Kelompok Bermain Islam Terpadu Di Desa Karangmaja Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

Pemerolehan Bahasa Jawa Pada Kelompok Bermain Islam Terpadu Di Desa Karangmaja Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen Pemerolehan Bahasa Jawa Pada Kelompok Bermain Islam Terpadu Di Oleh : Prastiti Setyaningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Prastitiningrum@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan obyek material filologi yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan hasil budaya bangsa pada masa lalu (Baried, 1985:54). Naskah yang dimaksud

Lebih terperinci

TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA

TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun hingga kini proses kreativitas penciptaan geguritan masih berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. namun hingga kini proses kreativitas penciptaan geguritan masih berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan sampai saat ini masih digemari oleh masyarakat pencinta sastra khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian yang dilaksanakan merupakan research and development media

BAB V PENUTUP. Penelitian yang dilaksanakan merupakan research and development media 191 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian yang dilaksanakan merupakan research and development media pembelajaran tembang macapat dhandhanggula dengan menggunakan aplikasi adobe flash creative suite 5.

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI DAN ISI KITAB PIRASATING SUJALMA MIWAH KATURANGGANING WANITA

KAJIAN FILOLOGI DAN ISI KITAB PIRASATING SUJALMA MIWAH KATURANGGANING WANITA KAJIAN FILOLOGI DAN ISI KITAB PIRASATING SUJALMA MIWAH KATURANGGANING WANITA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT AMBEK SANGA SKRIPSI

KAJIAN FILOLOGI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT AMBEK SANGA SKRIPSI KAJIAN FILOLOGI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT AMBEK SANGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

Kajian Nilai Moral Dalam Serat Pejahipun Patih Suwanda Seri Arjunasasrabau Jilid V karya Raden Ngabehi Sindusastra

Kajian Nilai Moral Dalam Serat Pejahipun Patih Suwanda Seri Arjunasasrabau Jilid V karya Raden Ngabehi Sindusastra Kajian Nilai Moral Dalam Serat Pejahipun Patih Suwanda Seri Arjunasasrabau Jilid V karya Raden Ngabehi Sindusastra Oleh: Siti Laelatul Qomariyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sitilaelatul.qomariyah@yahoo.com

Lebih terperinci

Nilai Moral Dalam Cerita Wayang Gandamana Sayembara Karya Anom Sukatno, S.Kar

Nilai Moral Dalam Cerita Wayang Gandamana Sayembara Karya Anom Sukatno, S.Kar Nilai Moral Dalam Cerita Wayang Gandamana Sayembara Karya Anom Sukatno, S.Kar Oleh: Intan Cahya Kurniawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa wawansatiopinigit@gmail.com Abstrak: Nilai Moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.13

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.13 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.13 1. Syair karya Gina Hayana di lansir dari syairko.blogspot.co.id Dengan ilmu engkau terjaga Dari suramnya waktu dan masa Cemerlang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa karya sastra lama. Nilai-nilai budaya suatu bangsa yang dalam kurun waktu tertentu sangat dapat

Lebih terperinci

METAPHOR IN THE LYRIC OF MACAPAT SONG ABSTRACT

METAPHOR IN THE LYRIC OF MACAPAT SONG ABSTRACT METAPHOR IN THE LYRIC OF MACAPAT SONG Eka Susylowati 1 ; Sumarlam 2 ; Wakit Abdullah 2 ; Sri Marmanto 2 1 Doctoral Student of Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2 Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Lebih terperinci

Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo

Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo Oleh: Titis Widarningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa titis_widarningsih@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian BAB 3 SIMPULAN Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian dari kitab suci umat nasrani, yaitu Alkitab. Kitab Mazmur merupakan kitab terpanjang dan kitab yang paling banyak dikutip

Lebih terperinci

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Oleh: Tri Raharjo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trie.joejoe@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK DALAM SERAT PEPELING LAN PAMRAYOGA KARYA JAGAWIGATA. Rochimansyah, Taufik Suhardi Universitas Muhammadiyah Purworejo

ANALISIS SEMIOTIK DALAM SERAT PEPELING LAN PAMRAYOGA KARYA JAGAWIGATA. Rochimansyah, Taufik Suhardi Universitas Muhammadiyah Purworejo ANALISIS SEMIOTIK DALAM SERAT PEPELING LAN PAMRAYOGA KARYA JAGAWIGATA Rochimansyah, Taufik Suhardi Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Serat Pepeling lan Pamrayoga sebagai salah satu karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum datangnya Islam masyarakat Indonesia masih percaya akan kekuatan roh nenek moyang yang merupakan sebuah kepercayaan lokal yaitu animisme dan dinamisme.

Lebih terperinci

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG TEMBANG MACAPAT. Oleh : Drs. KARTIMAN, M. Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA

SEKILAS TENTANG TEMBANG MACAPAT. Oleh : Drs. KARTIMAN, M. Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA SEKILAS TENTANG TEMBANG MACAPAT Oleh : Drs. KARTIMAN, M. Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA ================================================================ Abstrak Tembang macapat oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya

Lebih terperinci

lease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN

lease purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN 124 BAB 4 KESIMPULAN Masyarakat Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ungkapan, falsafah

Lebih terperinci

Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N.

Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N. Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N. Oleh: Riswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa riez_t@yahoo.com Abstrak: Analisis Tindak

Lebih terperinci

POLA PERILAKU RELIGIUS ALIRAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEROKHANIAN SAPTA DARMA DI DESA BRENGKELAN KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

POLA PERILAKU RELIGIUS ALIRAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEROKHANIAN SAPTA DARMA DI DESA BRENGKELAN KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO POLA PERILAKU RELIGIUS ALIRAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEROKHANIAN SAPTA DARMA DI DESA BRENGKELAN KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Reni Tiyu Wijayanti program studi pendidikan bahasa dan sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak, baik lahir maupun batin. Kehidupan anak-anak Jawa dijaman dahulu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. anak, baik lahir maupun batin. Kehidupan anak-anak Jawa dijaman dahulu tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di dunia ini telah diberikan bekal alat hidup dengan lengkap, namun belum semuanya dalam keadaan yang sempurna. Pergaulan hidup manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang

Lebih terperinci