ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA"

Transkripsi

1 ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA Priska Tias Deswari Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Deswari, Priska Tias. 2011, Nilai Pendidikan Moral Dalam Suluk Suksmalelana Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita (Tinjauan Struktural Sastra) (Skripsi). Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini membahas permasalahan pokok, yaitu: 1) Apa sajakah jenis nilai-nilai pendidikan moral yang terdapat dalam Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita? 2) Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan moral yang terdapat dalam Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita dengan kehidupan masa sekarang? 3) Bagaimanakah struktur cerita yang terdapat dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita?. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai pendidikan moral dan mengetahui struktural sastra serta menemukan jenis-jenis nilai pendidikan moral yang terkandung dalam Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis konten atau analisis isi, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari objek penelitian, yaitu Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita yang diterbitkan oleh Paheman Radya Pustaka Surakarta pada tahun Subjek dalam penelitian ini adalah naskah Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Objek dari penelitian ini adalah nilai pendidikan moral (tinjauan struktural sastra) yang terkandung dalam naskah Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Data penelitian ini diperoleh dari Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya struktural sastra, yang meliputi: 1)Tema, 2) Tokoh dan penokohan, 3) Alur, 4) Latar, dan adanya nilai pendidikan moral, yaitu: 1) Nilai pendidikan moral hubungan antara manusia dengan Tuhan, meliputi: a) Percaya pada Kekuasaan dan Keagungan Tuhan, b) Percaya pada takdir Tuhan, c) Percaya pada Sifat-sifat baik Tuhan, d) Memohon ampunan pada Tuhan, 2) Nilai pendidikan moral hubungan antara manusia dengan sesama manusia, meliputi: a) Moralitas anak terhadap orang tua yaitu mematuhi perintah orang tua dengan mengabulkan keinginan orang tua, sayang dan patuh pada orang tua, b) Moralitas guru dengan memberikan nasihat kepada pengikut atau muridnya. 3) Nilai pendidikan moral hubungan antara manusia dengan alam sekitar. 4) Relevansi nilai moral dengan kehidupan sekarang. Kata kunci: Struktural, Nilai Pendidikan Moral Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 61

2 A. Pendahuluan Berbagai kebudayaan yang ada pada masa lampau banyak terekam dalam tulisan berbentuk naskah, dengan menganalisis ataupun mengkaji naskah dapat diketahui kesenian, sastra, tradisi, nilai-nilai, adat istiadat, dan peristiwa yang ada pada masa lampau. Melalui penelitian filologi, isi kandungan naskah dapat diteliti sehingga dapat diketahui nilai-nilai dalam peninggalan masa lampau yang masih relevan dengan kehidupan sekarang. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Jawa sangat suka pada kesenian dan sastra, terbukti dengan banyaknya naskah yang berisikan hal tersebut, misalnya: tembang, wayang-pedalangan, tari, cerita, dan lain-lain. Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita sangat menarik untuk diteliti karena tulisannya mudah dibaca walaupun ditulis dalam bentuk manuskrip atau tulisan tangan. Selain itu penyajian ajaran-ajaran yang disampaikan berupa tembang, sehingga lebih menarik dalam penyampaiannya. Selain itu, dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita terkandung ajaran budi pekerti yang sangat baik untuk pembentukan kepribadian seseorang. Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita merupakan karya sastra yang ditulis dalam bentuk tembang macapat yang menjelaskan tentang awal dan akhir kehidupan manusia. Dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita dijelaskan tentang perjalanan panjang kehidupan manusia yang dipenuhi oleh berbagai rintangan. Rintangan dalam hal ini adalah ujian dan cobaan yang harus dihadapi oleh manusia demi mencapai kesempurnaan atau kehidupan sejati. Untuk memperoleh hal yang diinginkannya manusia harus belajar ajaran budi pekerti yang baik serta dapat mengendalikan antara lahir dan batinnya (hawa nafsu) sebagai tameng pengendalian diri. B. Dasar Teori 1. Filologi Filologi adalah ilmu yang berhubungan dengan karya masa lampau yang berupa tulisan, studi terhadap karya masa lampau dilakukan karena adanya anggapan dalam peninggalan tulisan terkandung nilai-nilai yang masih relevan dengan kehidupan masa ini. Filologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani philos yang berarti cinta dan logos yang diartikan kata. Pada Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 62

3 kata filologi kedua kata itu membentuk arti cinta kata atau senang bertutur. Arti ini kemudian berkembang menjadi senang belajar atau senang kebudayaan. Pengkajian filologi pun selanjutnya membatasi diri pada penelitian hasil kebudayaan masyarakat lama yang berupa tulisan dalam naskah (Hasjim, 1985: 2). Objek penelitian filologi adalah adalah manuskrip kuna, dan di dalam manuskrip meliputi naskah dan teks. Dalam objek penelitian filologi akan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan seluk beluk naskah, teks, dan tempat penyimpanan naskah (Baried, 1985: 3). Menurut penulis, pengertian filologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu berupa tulisan-tulisan bernilai tinggi seperti karya sastra yang berasal dari masa lampau dengan objek kajian naskah dan teks, yang kemudian dijelaskan asal-usul serta kebudayaan dari naskah tersebut. 2. Pengertian naskah Naskah merupakan tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau, yang merupakan benda konkret yang dapat dilihat atau dipegang. Naskah memiliki ciri-ciri fisik yang membuatnya berbeda dengan tulisan lain, naskah pada umumnya berbentuk buku dan memuat cerita yang lengkap (Hasjim, 1985: 55), sedangkan menurut Poerwadaminta (1954: 447), naskah adalah karangan tulisan tangan, baik yang asli maupun salinannya. Naskah diartikan sebagai semua bahan tulisan tangan yang berisi berbagai sumbangan pemikiran dan perasaan atas segala peristiwa yang terjadi disekitar manusia sebagai hasil budaya bangsa masa lalu. Naskah merupakan hasil karya tulis nenek moyang yang menyimpan berbagai informasi yang mampu mengungkapkan berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti aspek agama, sosial, politik, ekonomi, sejarah, hukum, sastra, budaya, ajaran moral, doa, pendidikan atau piwulang, dan sebagainya yang berkesinambungan dengan kehidupan masa kini. Suatu naskah adalah semua barang tulisan tangan yang ada pada koleksi perpustakaan atau arsip; misalnya, surat-surat atau buku harian milik Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 63

4 seseorang yang ada pada koleksi perpustakaan (Library and Information Science, 2009: 4). Jadi, menurut penulis naskah adalah suatu karya sastra yang berupa tulisan baik berupa tulisan tangan maupun cetak yang bersifat nyata atau memiliki wujud yang konkret dan berasal dari masa lampau, serta menyimpan sejarah tentang asal usul kebudayaan kehidupan manusia sejak dahulu hingga masa yang akan datang. 3. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran (intelek), dan pertumbuhan anak. Dalam memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya (Erawati, 2010: 12). Satu hal yang dibutuhkan manusia dalam hidupnya adalah kebutuhan akan pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan manusia, masyarakat, dan alam sekitarnya. Oleh karena itu pendidikan harus merupakan usaha yang menuju kearah yang baik (Suwarna, 1988: 37). Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (1967: 65 ) adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, intelek, dan jasmani anak-anak. Maksudnya adalah supaya dapat memajukan kehidupan agar menuju kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan tersebut dapat berfungsi dengan baik jika dilaksanakan secara berkesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan yang terdapat dalam karya sastra meliputi: a. Pendidikan Ketuhanan; b. Pendidikan kekeluargaan; c. Pendidikan Kemasyarakatan; d. Pendidikan Kerohanian; e. Pendidikan moral. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 64

5 Jadi, menurut penulis pendidikan adalah suatu upaya pengembangan mental, spiritual, dan intelektual manusia untuk membentuk kepribadian yang baik dalam beradaptasi dengan kehidupan sosialnya melaui proses pembelajaran baik secara formal maupun informal. 4. Pengertian Moral Ajaran moral yang terdapat pada karya sastra dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk membentuk dan membina pribadi yang berbudi luhur. Darma (1984: 47) menyatakan bahwa karya sastra yang baik selalu memberi pesan kepada pembaca untuk berbuat baik, dalam konteks tersebut adalah ajaran moral. Pendapat lain dikemukakan oleh Rusydi (1996: 13), moral adalah penilaian terhadap suatu karya dalam kaitannya dengan nilai kemanusiaan. Ajaran moral tersebut merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Masalah tersebut bersifat praktis karena dapat ditampilkan sebagai suatu model yang ditampilkan sebagai suatu model dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang ditampilkan dalam cerita lewat tokoh-tokohnya. Ajaran moral tersebut dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Seluruh persoalan yang menyangkut harkat dan martabat, manusia itu secara garis besar membahas persoalan hidup dan kehidupan manusia. Persoalan itu pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, termasuk juga hubungan dengan lingkungan alam dan hubungan manusia dengan Tuhan. Jadi, menurut penulis pengertian moral adalah sebuah penilaian baik buruk perbuatan, sikap, akhlak, susila, dan budi pekerti manusia yang merupakan sebuah penilaian dari masyarakat sosial yang memiliki sanksi tertentu dalam menertibkan perilaku moral masyarakatnya. 5. Nilai Pendidikan Moral dalam Sastra Pada dasarnya karya sastra adalah wujud representasi dunia dalam bentuk lambang (kebahasaan). Karya sastra merupakan salah satu media yang Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 65

6 dapat menjadi sumber pengalaman estetik yang pada gilirannya akan mengantarkan seseorang untuk mencapai pengalaman yang religius, oleh karena itu secara langsung maupun tidak langsung karya sastra mengandung sesuatu yang baik (Darma, 1984: 79 dalam Rini Adiati, 2002: 3). Wellek dan Waren (1962: 27), menyatakan bahwa karya sastra memberikan manfaat yang berupa keseriusan yang bersifat didaktis, yaitu keseriusan yang bernilai pendidikan. Pendapat lain dikemukakan oleh Padmopuspita (1990: 39) yang menegaskan kembali tentang pemanfaatan nilai pendidikan dalam karya sastra, bahwa di dalam karya sastra terdapat ajaran, pesan-pesan dan nilai-nilai kehidupan yang dapat diangkat dan dimanfaatkan sebagai piwulang (ajaran) dan pedoman hidup baik dimasa lampau, sekarang, maupun pada masa yang akan datang oleh generasi berikutnya. Karya sastra akan muncul pada masyarakat yang telah memiliki konversi, tradisi, pandangan tentang estetika, tujuan berseni, dan lain-lain, yang kesemuanya dapat dipandang sebagai wujud kebudayaan, dan tidak mustahil sastra merupakan rekaman terhadap pandangan masyarakat tentang seni. Hal itu berarti bahwa sesungguhnya sastra merupakan konversi masyarakat, karena masyarakat menginginkan adanya suatu bentuk kesenian yang bernama sastra (Nurgiyantoro, 1998: 15). Sebagai salah satu hasil kebudayaan karya sastra memiliki fungsi bagi kehidupan manusia. Menurut Horace (dalam Wellek 1990: 25) fungsi karya sastra adalah dulce et utile (sweet and useful) yang berarti indah dan bermanfaat. Keindahan dalam karya sastra dapat menyenangkan pembacanya, dalam arti dapat memberi hiburan serta rekreasi bagi pembaca atau penikmatnya. Bermanfaat dalam karya sastra yaitu kegiatan membaca atau menikmati karya sastra untuk mendapatkan masukan yang dapat memperkaya batin. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan antara yang lainnya sehingga membentuk keterkaitan. Karya sastra dapat digunakan sebagai media pendidikan yang tidak terbatas oleh waktu. Ajaran, pesan, dan nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam karya sastra merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Hal tersebut dapat dipahami karena kehidupan manusia Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 66

7 dari jaman dahulu hingga sekarang tidak dapat terlepas dari nilai-nilai kehidupan. Sehingga karya sastra digunakan sebagai alternative untuk mengontrol tingkah laku manusia agar tatanan kehidupannya tetap selaras. Pendidikan dalam hal ini dikaitkan dengan ajaran nilai pendidikan moral yang terkandung dalam karya sastra. Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Dalam hal ini mencakup pengertian tentang baik buruknya perbuatan manusia (Poespoprodjo, 1998: 118). Jadi, menurut penulis nilai pendidikan moral dalam sastra merupakan suatu penilaian baik buruk budi pekerti yang disampaikan melalui tokoh cerita serta kebudayaan pada masa lampau yang tertuang dalam isi dari karya sastra tersebut. 6. Struktural Sastra dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita 1. Tema Dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita terdapat tema cerita, yaitu tentang seseorang yang ingin mencari jati dirinya dengan mendekatkan diri dengan Sang Khalik (Tuhan) ke negri Sukawarastra karena telah merasa jenuh dengan segala godaan dan ujian yang ia hadapi dalam kehidupannya yang termasuk golongan priyayi atau bangsawan, ia adalah Raden Sukmalelana. Hal ini terlihat dalam kutipan Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam pupuh pocung pada 4, sebagai berikut: Terjemahan: Darbé karsa, rentjana marang Sang Bagus, supadi katrema, nèng Sukawastra nagri, dumadakan kukuh Dyan Sukmalelana. Mempunyai keinginan dan sebuah rencana untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Sempurna supaya diterima di Negara Sukawastra, tiba-tiba dengan kemantapannya Raden Sukmalelana pergi. Kutipan di atas menjelaskan bahwa Raden Sukmalelana sangat ingin mencapai kesempurnaan hidup atau oleh masyarakat Jawa sering disebut Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 67

8 dengan ngudi kasampurnan. Dalam kutipan tersebut, Negara Sukawastra merupakan negara yang damai di ibaratkan surga yang member kedamaian batin bagi manusia yang sedang dilanda kegundahan seperti Raden Sukmalelana tersebut. Oleh karena itu dengan kemantapan lahir batin, Raden Sukmalelana melangkahkan. 2. Tokoh dan Penokohan Tokoh utama cerita dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita adalah Raden Sukmalelana, sedangkan tokoh tambahan yang paling dominan adalah Ki Dremba, Sang Harda, dan Sang Dyah, yang akan dijelaskan perwatakannya melalui penjabaran sebagai berikut: 3. Alur Alur adalah cerita yang berisi urutan peristiwa, tetapi setiap peristiwa itu dihubungkan secara kasual. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain. Alur yang terdapat dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita,adalah alur maju yang akan dijelaskan, sebagai berikut : 4. Latar Dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita, latar tempat terdapat pada kutipan pupuh sinom pada 15, sebagai berikut: Kawarta ing wod siratal Diberitahukan di jembatan Siratal Gambaran latar juga terdapat dalam pupuh sinom pada 2, sebagai berikut: Kaélokan wignja ngambah dirgantara. Keindahan kecerdasan dapat menapakkan kaki di angkasa Gambaran latar juga terdapat dalam pupuh mijil pada 2, sebagai berikut: djroning wana sahéndranja kabèh Di dalam hutan beserta semua makhluk yang hidup didalamnya. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 68

9 Dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita, latar waktu terdapat dalam pupuh sinom pada 15, sebagai berikut: punika ing djaman ngakir Tersebut pada jaman akhir kehidupan. Pernyataan tersebut merupakan sebuah nasihat kepada manusia supaya mempercayai akan datangnya hari kiamat dimana hari tersebut merupakan akhir perjalanan dari semua makhluk. 7. Nilai Pendidikan Moral dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita Dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita terdapat nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan Tuhan, yaitu percaya pada takdir dan kekuasaan Tuhan, percaya pada sifat-sifat baik Tuhan serta memohon ampunan pada Tuhan. Indikator yang menunjukkan nilai-nilai pendidikan moral tersebut dicetak tebal dalam setiap kutipan teks tersebut. Demikian juga pada nilai-nilai pendidikan moral yang menjelaskan hubungan manusia dengan sesama manusia dan dengan alam sekitar. Proses kehidupan di dunia ini adalah bersosialisasi dengan sesama makhluk. Demikian halnya dengan manusia, ia beradaptasi dengan alam disekitarnya dan bersosial dengan sesamanya (manusia), karena manusia tidak dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Hubungan antara manusia dengan sesama manusia diatur dalam sebuah etika yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat yang disebut dengan moralitas. Etika merupakan dasar kemanusiaan atau petunjuk dasar bagi tingkah laku, cara pikir, dan keyakinan manusia. Sedangkan moralitas adalah suatu ajaran yang berkaitan dengan perbuatan yang pada hakikatnya merupakan pencerminan akhlak dan budi pekerti. 8. Relevansi Nilai Moral dengan Kehidupan Sekarang Kutipan nilai pendidikan moral yang terkandung dalam Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita adalah sebuah bukti nyata bahwa kehidupan manusia telah di atur sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat sejak jaman dahulu sampai sekarang. Relevansi nilai pendidikan Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 69

10 moral yang terkandung dalam Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita dengan kehidupan manusia pada jaman modern seperti sekarang adalah berupa peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam wujud undang-undang dasar beserta sanksi yang diterapkan pada pelanggarnya. Nilai pendidikan moral pada saat ini sudah mulai pudar, terbukti dengan semakin meningkatnya tindak kejahatan di lingkungan masyarakat. Perbuatan manusia semakin tidak terarah dan tidak teratur. Kepercayaan terhadap Tuhan merupakan salah satu jalan manusia untuk terhindar dari kesesatan, dengan cara beribadah dan meningkatkan kualitas keimanan dan toleransi terhadap sesama. DAFTAR PUSTAKA Baribin, Raminah Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Press Darmiyati, Zuchdi Panduan Penelitian Analisis Konten. Yogyakarta: Lembaga Pendidikan IKIP Yogyakarta. Ekoputranti, Adiati, Rini Religiusitas Dalam Sastra Jawa Modern. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Endraswara, Suwardi Budi Pekerti Jawa. Jogjakarta: Buana Pustaka. Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Widyatama. Nurgiyantoro, Burhan Transformasi Unsur Pewayangan dalam Fiksi Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Poespoprodjo, W Filsafat Moral. Bandung: CV Pustaka Grafika. Purwaningsih, Indrastri Nilai-Nilai Pendidikan Moral Dalam Serat Pusara Krama (skripsi). Jogjakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 70

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karakter sebagian pemuda-pemudi saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter atau kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat dikatakan sangat memprihatinkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa karya sastra lama. Nilai-nilai budaya suatu bangsa yang dalam kurun waktu tertentu sangat dapat

Lebih terperinci

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Oleh: Sugeng Triwibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Miftah1919@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Fitria Ningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh Felly Mandasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih hidup dan berkembang cukup baik. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan para pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu zaman. Artinya, melalui karya sastra, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Fitri Afniati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa gastedant_fianti@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Damayanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra NILAI MORAL NOVEL TITIAN SANG PENERUS KARYA ALANG-ALANG TIMUR SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh: Andhina Linda Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dynarahma@rocketmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya

Lebih terperinci

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo KAJIAN FILOLOGI SERAT-SERAT ANGGITAN DALEM KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA IV JILID I (WANAGIRI JAMAN KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA III) Wahyu Aris Aprillianto Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP

NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP Oleh: Riska Anggraeni, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, rizka_rasta@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra diciptakan pengarang berdasarkan realita (kenyataan) yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra memang mencerminkan kenyataan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di kalangan para pelajar marak terjadinya peristiwa tawuran, kekerasan antar pelajar, penggunaan narkoba, dan seks bebas. Hal ini sangatlah memprihatinkan

Lebih terperinci

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK Oleh : Diana Prastika program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa diana_prastika@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu nilai dan pikiran yang hidup pada sebuah masyarakat, dan dalam suatu nilai, dan pikiran ini berkembang sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah hamba Allah yang termulia yang melebihi makhluk mana pun di dunia ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian bentuk seni yang kehadirannya untuk diapresiasi. Artinya, kehadiran karya sastra untuk dimanfaatkan, dinikmati, dihargai, dan dikaji. Karya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI A. Persamaan Konsep Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara dengan Al- Ghazali 1. Persamaan Konsep

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah rancangan atau buram surat; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu perwujudan dari seni dengan menggunakan lisan maupun tulisan sebagai medianya. Keberadaan sastra, baik sastra tulis maupun bentuk

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA E-JOURNAL Oleh Isnaniyah NIM 082110057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Wahyuningsih Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Suwandi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA Oleh : Qoriatul Anief Agustina program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aniefagustina@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra. NILAI RELIGIUS NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh Leny Dhamayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dhamayanti_cubby@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Naskah-naskah yang terdapat di Nusantara memiliki isi yang sangat kaya. Kekayaan itu dapat ditunjukkan oleh aneka ragam aspek kehidupan yang dikemukakan, misalnya masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan pedoman terhadap suatu penelitian sekaligus

Lebih terperinci

NILAI KARAKTER KEPEMIMPINAN DALAM NOVEL PENAKLUK BADAIKARYA AGUK IRAWAN MN DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI KARAKTER KEPEMIMPINAN DALAM NOVEL PENAKLUK BADAIKARYA AGUK IRAWAN MN DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA NILAI KARAKTER KEPEMIMPINAN DALAM NOVEL PENAKLUK BADAIKARYA AGUK IRAWAN MN DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Irma Hadzami Chusniati Progrram Studi Pendidikan BahasadanSastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Febri Rizki Ananda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh Ratih Prioritasari Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Ratihprioritasari @ymail.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Marfuah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ginanjar Subekti Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia ginanjarsubekti10@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang membahas mengenai nilai sosial dalam karya sastra sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi. Hal ini menunjukkan sastra sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi kehidupan manusia. Ia tidak

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ahmad Zuhri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Sikap Pengetahuan Keterampilan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan

Lebih terperinci

Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Andi Prasetiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Andyzie21@gmail.com Abstrak: Nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN 2.1 Tinjauan pustaka Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Patria Endah Safitri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Eka Destiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Ekadestiani0@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Karya sastra sebagai hasil kreatif seorang pengarang tidak dapat lepas dari masyarakatnya. Seorang pengarang ketika mencipta sebuah karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak kekayaan kebudayaan yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang dimaksud dapat berupa benda (tangible

Lebih terperinci

Pendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK

Pendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK Pendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK Oleh: Setyo Pratiwi, pendidikan bahasa dan sastra indonesia, tredyanes.setyo@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA Oleh: Nur Panca Pramudiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis MATERI KULIAH ETIKA BISNIS Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, nilai, etika, norma,dan moral seringkali diabaikan oleh rakyat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang pendidikan merupakan satu hal yang penting bagi semua warga Negara, karena lewat pendidikan manusia dididik agar dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, ide-ide, nilai-nilai kejadian-kejadian yang membangun cerita,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, ide-ide, nilai-nilai kejadian-kejadian yang membangun cerita, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan ekspresi penghayatan dan pengalaman batin si pencerita (atau pun pengarang) terhadap masyarakat dalam suatu situasi dan waktu tertentu. Di dalamnya

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini lebih mengedepankan aspek keilmuan dan kecerdasan intelektual anak. Pembentukan karakter yang menyangkut aspek moral kurang diajarkan kepada

Lebih terperinci

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SMP/SMPLB/MTs PROVINSI JAWA TENGAH

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SMP/SMPLB/MTs PROVINSI JAWA TENGAH STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SMP/SMPLB/MTs PROVINSI JAWA TENGAH A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa masa kini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak

Lebih terperinci