Nilai Moral dalam Serat NitipranaKarangan Raden Ngabehi Yasadipura

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nilai Moral dalam Serat NitipranaKarangan Raden Ngabehi Yasadipura"

Transkripsi

1 Nilai Moral dalam Serat NitipranaKarangan Raden Ngabehi Yasadipura Oleh: Wisnu Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan nilai moral yang terdapat dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura; (2) mendeskripsikan relevansi nilai moral dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura, sedangkan objek penelitian dalam penelitian ini adalah nilai nilai moral dan relevansi nilai moral dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu teknik observasi, teknik pustaka dan teknik catat. Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri atau human instrument. Teknik pemeriksaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi atau content analysis. Teknik penyajian hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian informal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1) nilai moral yang terdapat dalam Serat Nitiprana yaitu nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan diri sendiri. (a) nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan yaitu: berserah diri kepada Tuhan, mengerti sifat-sifat Alah, percaya adanya Alah, berlindung kepada Tuhan, bersyukur kepada Tuhan, berdo a dan tekun berusaha, rajin beribadah, tawakal, dan ketaqwaan. (b) nilai moral hubungan manusia dengan manusia yaitu: pemaaf, berpekerti luhur, tidak menerima riba, dan menegakkan hukum dan aturan politik. (c) nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri yaitu: menjaga tingkah laku, mencari ilmu dan mengendalikan hawa nafsu, berhati-hati dalam mencari ilmu, sabar dan ikhlas, jangan suka menginginkan milik orang lain, dan mengikuti ajaran para ulama. (2) relevansi nilai moral dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura masih bisa diterapkan pada kehidupan sekarang dalam menjalani kehidupan dengan baik. Kata Kunci: Nilai moral, relevansi dan Serat Nitiprana Pendahuluan Karya sastra merupakan suatu hasil pekerjaan seni kreatifitas dari hasil imajinasi manusia dengan menggunakan bahasa sebagai medianya, baik lisan maupun tulisan. Karya sastra biasanya mengungkap dari apa yang telah disaksikan, diilhami, dan dirasakan oleh setiap insan manusia mengenai segi-segi kehidupan yang menarik minat secara langsung. Begitu banyak karya sastra yang telah diciptakan oleh pujangga-pujangga atau pengarang-pengarang suatu karya sastra di dunia ilmiah ini baik yang berupa fiksi maupun nonfiksi. Karya sastra di Indonesia yang termasuk karya sastra lama daerah adalah sastra jenis tembang macapat, isinya sangat beragam dan meliputi berbagai bidang. Tembang macapat merupakan karya sastra daerah Jawa Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 30

2 yang menggunakan bahasa Jawa. Salah satu hasil karya sastra yang berbentuk tembang dan memiliki nilai moral yaitu Serat Nitiprana. Tembang merupakan bahasa Jawa ngoko, dan bahasa kramanya adalah sekar. Tembang atau sekar itu hasil atau manfaat dari bahasa yang edi baik dan endah indah, berupa gabungan kata-kata yang terkait oleh aturan-aturan tertentu yaitu lagu (Sutardjo, 2011 : 8). Serat Nitiprana adala salah satu karya sastra Jawa yang dikarang oleh Raden Ngabehi Yasadipura dalam bentuk tembang. Karya tersebut sebagai bentuk transformasi pengalaman jiwa, ide, dan pemikiran pujangga yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sekarang. Serat Nitiprana ditulis dalam satu pupuh tembang macapat yaitu dhandhanggula yang hanya terdapat 48 bait atau pada. Pengkajian Serat Nitiprana merupakan upaya untuk mengetahui kearifan mengenai pedoman hati atau perasaan manusia dalam menjalani kehidupannya dengan baik. Berbagai pedoman yang diajarkan dalam Serat Nitiprana dapat dijadikan sebagai kearifan membentuk pekerti generasi muda agar lebih berkualitas. Bentuk usaha mendidik generasi penerus dalam masyrakat Jawa salah satunya dilakukan dengan memberikan wejangan tentang nilia-nilai kehidupan yang luhur. Wejangan tersebut digubah dalam bentuk karya sastra. Dengan demikian, Serat Nitiprana dapat dijadikan sebagai pengetahuan atau bahan pengajaran untuk mencapai keluhuran hidup atau pelajaran hidup, karena sarat akan nilai-nilai yang dapat direalisasikan di kehidupan yang nyata. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif (Moleong, 2007 : 6). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura. Objek penlitian dalam penelitian ini adalah nilai moral dan relevansi nilai moral dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura. Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri atau human instrument (Sugiyono, 2013 : 306). Dalam penelitian ini peneliti sendiri yang aktif dalam mencari data melalui teks cerita dan pustaka penunjang lainnya. Peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana dalam penelitian. Peneliti membaca berulang-ulang teks cerita dan menandai kutipan langsung dan tak langsung. Peneliti juga dibantu dengan kartu, alat tulis (pensil, bolpoint), dan penghapus. Teknik Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 31

3 pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, teknik pustaka dan teknik catat. Teknik keabsahan data dalam penelitian menggunakan teknik triangulasi (Bungin, 2010 : ). Teknik analisis data dalam penelitian ini penulis menggunakan content analysis atau anaslisis isi (Ismawati, 2011 : 81). Teknik penyajian data terhadap kajian nilai moral dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura disajikan dengan metode informal yaitu berupa kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993 : 145). Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, penelitian terhadap kajian Nilai Moral dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura menjelaskan tentang nilai moral dalam Serat Nitiprana serat relevansinya dengan kehidupan sekarang. Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa cerita yang di dalamnya memuat tembang Dhandhanggula yang di dalamnya berisi 48 bait atau pada. Hasil penelitian terhadap nilai moral berdasarkan teori yang dipakai menurut teori Burhan Nurgiantoro (2012 : 233) yaitu nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan diri sendiri. A. Nilai moral yang terdapat di dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura, berikut ini adalah contohnya: 1. Nilai Moral hubungan Manusia dengan Tuhan a. Berserah diri kepada Tuhan Dalam Serat Nitiprana diterangkan bahwa manusia sebagai hamba Allah harus selalu berserah diri, beribadah dan mematuhi segala perintah, serta menjauhi segala larangan-nya. Hal ini disebutkan pada bait ke-17 sebagai berikut. Pan sanadyan wus kadya punapi, kamulyane pan durung karuwan, masih pasrah mring kang gawe, yen wis sawise durung, lah ta embuh rasan puniki, yen sira tinarbuka Walaupun telah menjadi apa saja, kemuliannya dan kebahagiaannya masih belum tentu, masih harus pasrah menyerah kepada Yang Maha Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 32

4 Kuasa. Dan jika belum demikian, entahlah bagaimana rasa hatinya bila terbuka. Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahwa sebagai manusia harus selalu berserah diri kepada Tuhan, karena setiap manusia diwajibkan berserah diri kepada-nya walaupun telah menjadi orang yang telah mempunyai derajat yang luhur. b. Mengerti akan sifat-sifat Allah Hubungan manusia dengan Tuhan yang baik ditunjukkan dengan berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah. Selain itu manusia juga harus mengerti akan sifat-sifat Allah. Hal ini dijelaskan dalam Serat Nitiprana pada bait ke-29. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut. Lawan padha kawruhana kaki, ing masalah sifat kalihdasa, den mengerti ing tegese, wajib ngawruhi iku, sakabehe wong Islam iki, yen tan weruh tegesnya, mesthi lebur tumpur, Sifat Wujud Kidam Baka, Mukalaf lil kawadisi limaning, Kiyamu bi napsita Dan perlu pula diketahui soal sifat dua puluh, makna dan artinya harus dipahami. Dan semua orang islam wajib mengerti hal itu. Jika tidak mengetahui arti dan maknanya, pasti akan lebur tumpur. Sifat Wujud, Kidam, Baka, Mukalafah-lil-kawadisi, itulah lima yang pertama. Berdasarkan kutipan tersebut dijelaskan bahwa setiap orang Islam setidaknya mengerti arti dan makna dari dua puluh sifat-sifat Allah tersebut, karena jika tidak mengerti arti dan maknanya maka akan hilang ke-islaman orang tersebut. c. Percaya adanya Allah Setiap manusia yang terlahir di dunia ini seharusnya percaya bahwa Allah itu ada, karena hanya Allah yang menciptakan manusia dan alam semesta ini. Hal ini disebutkan dalam Serat Nitiprana pada bait ke-31. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut. Wujud iku amung Maha Sukci, datan ana ingkang gumelara, awal tumeka akire, tegese ujar iku, kabeh iku rusak sekalir, amung Dat ingkang mulya, ananing Hyang Agung, lire agung iku jembar, lire jembar tan ana ingkang madhani, tan kakung tan wanodya Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 33

5 Wujud itu hanyalah yang Maha Suci, tidak ada yang lain dari awal sampai akhir. Arti dan makna perkataan-perkataan tadi ialah, semuanya itu bila sudah rusak, yang ada hanya Zat Yang Mulia, adanya Yang Maha Agung. Agung berarti luas, dan luas artinya tidak ada yang menyamai. Dia bukan pria dan bukan wanita. Berdasarkan kutipan tersebut dijelaskan bahwa Wujud itu hanya milik Allah, apabila alam semseta ini rusak atau musnah maka hanya Allah yang masih mempunyai Wujud. Tuhan bukan pria dan bukan wanita. 2. Nilai moral hubungan manusia dengan sesama manusia a. Pemaaf Manusia dalam menjalani kaehidupannya pasti tidak luput dari yang namanya kesalahan, baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sebagai hamba Allah seharusnya bisa saling memaafkan semua kesalahan orang lain. Ajaran memaafkan diajarkan dalam Serat Nitiprana yang terdapat pada bait ke-7. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut. Jroning Kitab Sipatul Ngulaki, tandaning wong kang kurang budinya, ana pratanda awake, solah pangucapipun, kang kanggonan jatining budi, yen katekanan balak, ing sariranipun, winales ing kabecikan, mring kabuka marang ing sasami sami, wong luput ingapura Di dalam kitab Sifat-ul-ulaka, tanda orang yang masih kurang budinya itu dapat dilihat pada badannya, pada solah tingkah, dan pada katakatanya. Adapun yang telah memiliki budi yang sejati, walaupun dirinya mendapat perlakuan tidak baik, hal itu dibalas dengan kebaikan. Hatinya selalu terbuka bagi sesama manusia, orang yang salah dimaafkan. Berdasarkan kutipan tersebut dapat diketahui bahwa tanda-tanda orang yang tak berbudi dapat dilihat dari perbuatan dan kata-katanya. Selanjutnya orang yang berbudi sejati, bila mendapatkan perlakuan buruk maka ia membalas dengan kebaikan, dan mudah memaafkan kesalahan orang yang bersalah. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 34

6 b. Berpekerti luhur Manusia dalam menjalankan kehidupannya dituntut untuk dapat berpekerti luhur, terutama dengan orang yang lebih tua. Pada bait ke-8 dirinci mengenai bagaimana berpekerti yang luhur. Adapun kutipan bait ke-8 Serat Nitiprana adalah sebagai berikut. Dene purwa tutungguling budi, kaping kalih mantepe idhepira, ingkang beciki awake, lan weruh sriranipun, yen wong luhur dipun andhapi, tun nora palacidra, marang saminipun, dene tandha kaping tiga, iya karem wong iku panggawe becik, nyimpang panggawe ala Itulah pertama tanda keluhuran budi. Tanda yang kedua ialah selalu mantap dan tahu menghargai orang yang berbuat baik kepadanya, serta dapat menempatkan diri sendiri. Terhadap orang yang luhur dapat merendahkan diri lagi pula tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia. Berdasarkan kutipan tersebut dapat diketahui bahwa pertanda keluhuran budi yaitu menyadari perbuatan baik yang ditujukan kepadanya dan dapat menempatkan diri. c. Tidak menerima riba Di jaman yang sudah sangat modern sekarang ini banyak sekali pejabatpejabat yang menggunakan kekuasaannya untuk memenuhi kebutuhan kantong sendiri, korupsi sudah sangat merajalela, suap-menyuap, menerima suap-pungli dan lain sebagainya. Perilaku tidak menerima riba terkandung dalam Serat Nitiprana pada bait ke-20. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut. Iku ingkang ngalingi ing gaib, jare Kitab Sipatul Ngulaka, iku kijab ingkang gedhe, lan malih aywa purun, tampi riba marang sasami, yen dhemen tampa riba, marakake kuwur, ngangelake ing sakarat, jroning pati dunya memetengi, lan padha rasakena Penggoda-penggoda itulah yang menghalangi dan mengalingi kesempurnaan dan kebahagiaan, demikian kata Kitab Sifat-ululaka, dan itu merupakan dosa besar. Lagi pula janganlah mau menerima suap-pungli dari siapapun atau menjadi lintah darat. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 35

7 Berdasarkan kutipan tersebut dijelaskan bahwa perilaku luhur salah satunya diwujudkan dengan tidak menerima riba. Jika seseorang menerima riba maka akan mendapatkan dosa besar, menyusahkan saat menghadapi sakaratul maut. 3. Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri a. Mencari ilmu dan mengendalikan hawa nafsu Perilaku yang harus dilakukan dalam rangka menghadapi kematian yaitu mencari ilmu atau pengetahuan, meninggalkan perbuatan maksiat, dan mengendalikan hawa nafsu yang tidak baik. Perilaku tersebut juga diajarkan dalam Serat Nitiprana pada bait ke-23. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut. Pituturnya pratelaning pati, iya ora kena digagampang, pan luwih abot sarate, sarate amung kawruh, kudu ngesthi raina wengi, nundhung marang drubiksa, luamah linarung, kamurkan dene oprak-oprak, mutmainah den tetep dipun antepi, napsu tiga linawan Nasehat serta uraian tentang kematian itu tidak boleh dianggap gampang, sebab syaratnya cukup berat. Syaratnya hanya ilmu dan pengetahuan yang harus diusahakan siang malam. Selain itu harus pula dijauhkan segala kejahatan, hawa nafsu aluamah dibuang jauh-jauh, keserakahan dan kecongkakan dihalau, dan kata hati nurani mutmainah tetap dimantapi. Pendeknya, ketiga hawa nafsu harus dilawan. Berdasarkan kutipan tersebut dijelaskan bahwa dalam menghadapi kematian juga memerlukan ilmu. Ilmu tersebut harus dipelajari dengan tekun siang dan malam. Hal tersebut diperlukan untuk melawan tiga nafsu: berbuat maksiat (supiah), mengumbar kenikmatan dunia terutama makanan (aluamah), dan nafsu amarah. b. Berhati-hati dalam mencari ilmu Dalam mencari ilmu pengetahuan atau agama harus lebih berhati-hati, karena dijaman yang sudah sangat modern ini banyak sekali bermunculan ilmuilmu yang tidak sesuai dengan al-qur an dan hadist. Perilaku mewaspadai dan mencermati ilmu dalam Serat Nitiprana terdapat pada bait ke-15. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 36

8 Sira kaki dipun ngati-ati, ing nganane ngelmu den waspada, den terus lawan dalile, miwah Kadising Rasul, den nastiti dipun methuki, marang para Utusan, samudayanipun, apa kang winartakena, sayektine kabar iku nora kidip, yekti sangking Hyang Sukma Maka itu hati-hatilah dan waspadalah dalam melakukan ilmu beserta dalil-dalilnya. Dan pula Hadis dari Rasulullah, cermatlah cara dalam menghayatinya agar sesuai dengan yang dimaksud oleh Utusan Tuhan. Dan apa saja yang dikabarkan oleh para Rasul, itu adalah kabar yang benar, dan sungguh dari Yang Maha Agung. Berdasarkan kutipan tersebut dapat diketahui bahwa sikap kehatihatian diperlukan terutama pada ilmu. Ilmu perlu dicermati kesesuaiannya dengan hadist dan al-qur an. Dengan demikian apa yang disampaikan harus benar berdasarkan penalaran dan dalil hadist serta al-qur an. c. Sabar dan ikhlas Manusia dalam menjalani kehidupannya harus selalu sabar dan iklas dalam menghadapi cobaan yang diberikan Tuhan, karena dibalik semua itu sudah pasti ada hikmah yang dapat diambil. Perilaku sabar dan ikhlas diajarkan dalam Serat Nitiprana pada bait ke-16. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut. Wong kang sampun binuka ing ngelmi, datan ana ingkang kinareman, amung madhep ing nguripe, ngreksa sakehing lacut, laku sabar madhep kang Gusti, tan arsa dhinginana, karsaning Hyang Agung, tan duwe daya upaya, amung rila mring Hyang ingkang Maha Sukci, iku tekad kang nyata Orang yang telah terbuka dan telah memiliki ilmu, tidak dikuasai oleh keinginan. Hidupnya hanya menghadap, menjaga segala yang bai, berlaku sabar dalam menghadap kepada Tuhan. Tidak ingin mendahului kemauan Yang Maha Agung, tidak mempunyai rasa ingin lagi, yang ada hanya kerelaan serta penyerahan kepada Yang Maha Suci. Itulah tekadnya yang nyata. Berdasarkan kutipan tersebut dijelaskan bahwa segala kehidupan orang yang berbudi hanya mengutamakan kebenaran, sabar dan patuh pada Tuhan. Perbuatannya dilandasi dengan rasa ikhlas dan rela dalam menjalani kehidupannya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 37

9 B. Relevansi nilai moral dalam Serat Nitiprana dengan kehidupan sekarang 1. Menegakkan hukum serta mempunyai tekad yang besar dalam hatinya untuk mengikuti ajaran para pemimpin agung 2. Kebahagiaan hati akan didapat apabila manusia itu bisa mengikuti keluhuran budi yang baik serta menjauhi keluhuran budi jelek yang terkena godaan iblis 3. Berpegang teguh pada hadist dan dalil-dalil Tuhan agar tidak mendahului kehendak Yang Maha Agung 4. Sikap berserah diri kepada Tuhan 5. Menata jalan hati sanubari agar bisa mengendalikan hawa nafsu yang jelek 6. Sikap sabar dan tawakal akan mendatangkan anugerah dari Tuhan yang bersifat asih atau rahman 7. Orang Islam wajib mengerti dua puluh sifat Allah serta selalu menghadap kepada Tuhan agar memperoleh anugerah daripada-nya 8. Menempuh jalan menurut Kitab Suci agar tidak menyalahi hukum dan tidak mengingkari Tuhan 9. Pemahaman dalil-dalil dari dua puluh sifat Allah 10. Menjaga keteguhan hati serta menyadari kesalahan diri sendiri terhadap Tuhan agar lebih giat dalam beribadah Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: (1) Nilai moral yang terkandung dalam Serat Nitiprana karangan Raden Ngabehi Yasadipura ini bias menjadi pathokan penulis atau pembaca dalam menjalani kehidupannya dengan baik, seperti yang dapat dilihat bahwa nilai moral dalam serat tersebut meliputi nilai moral hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Nilai moral dalam Serat Nitiprana yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan meliputi berserah diri kepada Tuhan, mengerti akan sifat-sifat Allah, percaya adanya Allah, berlindung kepada Tuhan, bersyukur, berdoa dan tekun berusaha, rajin beribadah, tawakal dan ketaqwaan. Nilai moral hubungan manusia dengan manusia yang dijelaskan dalam Serat Nitiprana adalah tentang sikap pemaaf, berpekerti luhur, tidak menerima riba serta menegakkan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 38

10 hukum dan aturan politik. Nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang dijelaskan dalam Serat Nitiprana adalah tentang mencari ilmu dan mengendalikan hawa nafsu, berhati-hati dalam mencari ilmu, sabar dan ikhlas, jangan suka menginginkan milik orang lain serta mengikuti ajaran para ulama, (2) Relevansi nilai moral Serat Nitiprana dengan kehidupan sekarang. Tembang macapat dalam Serat Nitiprana masih relevan dengan kehidupan masa kini. Tembang tersebut adalah tembang Dhandhanggula yang ada dalam Serat Nitiprana memuat tentang mengikuti ajaran para pemimpin agung, mengikuti keluhuran budi yang baik, berpegang teguh pada hadist, sikap berserah diri kepada Tuhan, menata hati sanubari, sikap sabar dan tawakal, mengerti dua puluh sifat-sifat Allah, menempuh jalan menurut kitab suci, pemahaman dalil-dalil, dan menjaga keteguhan hati. Isi dari Serat Nitiprana yang sudah tidak relevan dengan kehidupan sekarang meliputi menginginkan hak orang lain, menegakkan hukum dan aturan politik, menerima suap atau pungli. Daftar Pustaka Bungin, Burhan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Ismawati, Esti Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurgiantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press. Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Universty Press. Sutardjo, Imam Tembang Jawa Macapat. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 39

SERAT NITIPRANA SEBAGAI SUMBER KEARIFAN DALAM PEMBENTUKKAN PEKERTI BANGSA. Oleh: Nurhidayati FBS UNY

SERAT NITIPRANA SEBAGAI SUMBER KEARIFAN DALAM PEMBENTUKKAN PEKERTI BANGSA. Oleh: Nurhidayati FBS UNY SERAT NITIPRANA SEBAGAI SUMBER KEARIFAN DALAM PEMBENTUKKAN PEKERTI BANGSA Abstrak Oleh: Nurhidayati FBS UNY Masyarakat Jawa sebagai bagian dari bangsa di Indonesia harus berperan serta dalam usaha mengatasi

Lebih terperinci

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Oleh: Sugeng Triwibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Miftah1919@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Fitri Afniati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa gastedant_fianti@rocketmail.com

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Ade Irma progran studi pendidikan bahasa dan sastra

Lebih terperinci

Analisis Kajian Moral dalam Kumpulan Gendhing-Gendhing Lan Lagon Dolanan Karya Ki Narta Sabda

Analisis Kajian Moral dalam Kumpulan Gendhing-Gendhing Lan Lagon Dolanan Karya Ki Narta Sabda Analisis Kajian Moral dalam Kumpulan Gendhing-Gendhing Lan Lagon Dolanan Karya Ki Narta Sabda Oleh: Nur Asiyah Jamil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa nasiahjamiel@ymail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno

Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno Oleh: Riyana Palupi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Riana_palupi11@yahoo.com Abstrak: Tujuan yang ingin

Lebih terperinci

Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012)

Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012) Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012) Oleh: Suci Alfiatun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP Oleh : Dewi Sri Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa dewisriwardani@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30 Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30 Oleh: CandraDwi Pravitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa candra_dwipravitasari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT WASITADARMA

NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT WASITADARMA NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT WASITADARMA Oleh: Mutiara Wandan Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa kenzoarafa@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) deskripsi

Lebih terperinci

Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Andi Prasetiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Andyzie21@gmail.com Abstrak: Nilai

Lebih terperinci

lease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN

lease purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN 124 BAB 4 KESIMPULAN Masyarakat Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ungkapan, falsafah

Lebih terperinci

Nilai Moral dan Relevansinya dalam Serat Jaladara Rabi Karya Ki Reditanaya

Nilai Moral dan Relevansinya dalam Serat Jaladara Rabi Karya Ki Reditanaya Nilai Moral dan Relevansinya dalam Serat Jaladara Rabi Karya Ki Reditanaya Oleh :Kusnul Kotimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa nul_cuz@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V Oleh: Najib Irwanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa najib.irwanto88@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO

ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO Oleh : Novyta Kumayroh program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Novyta_kumayroh@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Imroati Hasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Oleh : Wawan Priyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

Kajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni

Kajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni Kajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni Oleh: Khoirul Makhin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Khoirulmahin@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk

Lebih terperinci

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Prayudi Nursodik Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis deskripsi kualitatif dengan tujuan pengkajian dan pendeskripsian permasalahan yang diteliti. Metode ini digunakan karena

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL TAKBIR RINDU DI ISTANBUL KARYA PUJIA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK

NILAI PENDIDIKAN AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL TAKBIR RINDU DI ISTANBUL KARYA PUJIA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK NILAI PENDIDIKAN AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL TAKBIR RINDU DI ISTANBUL KARYA PUJIA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK Oleh: Anisa Mayasaroh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA Oleh Fatmawati Nurul Ayu R Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Analisis Nilai Moral dalam Serat Sana Sunu Karya Raden Ngabehi Yasadipura II

Analisis Nilai Moral dalam Serat Sana Sunu Karya Raden Ngabehi Yasadipura II Analisis Nilai Moral dalam Serat Sana Sunu Karya Raden Ngabehi Yasadipura II Oleh: Niken Farmulasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa niken_far@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Analisis Semiotik Tembang Macapat Pupuh Asmaradana dalam Serat Witaradya 2 Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

Analisis Semiotik Tembang Macapat Pupuh Asmaradana dalam Serat Witaradya 2 Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita Analisis Semiotik Tembang Macapat Pupuh Asmaradana dalam Serat Witaradya 2 Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita Oleh: Tri Dayati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trie.dyatieee@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Masih Spiritualitas Bisnis

Masih Spiritualitas Bisnis c Prestasi, bukan Prestise d Masih Spiritualitas Bisnis Oleh Nurcholish Madjid Dalam uraian mengenai spiritualitas bisnis pekan lalu, kita menyadari bahwa adanya kombinasi antara ihsān dan itqān dalam

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Patria Endah Safitri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya-karya Raden Ngabehi Ranggawarsita banyak dipengaruhi oleh kepustakaan. 1988: 40). Kebenaran bahwa SC dikarang oleh Raden

BAB I PENDAHULUAN. Karya-karya Raden Ngabehi Ranggawarsita banyak dipengaruhi oleh kepustakaan. 1988: 40). Kebenaran bahwa SC dikarang oleh Raden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sêrat Cêcangkriman yang selanjutnya disingkat SC termasukk jenis teks wirid karena isinya memuat ajaran tasawuf atau mistik (Marsono, 1991: 559). SC dikarang

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ratri Mei Adhadilla Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Susi Yunita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

Mutiara Islahul Qulub 6

Mutiara Islahul Qulub 6 0 Mutiara Islahul Qulub 6 Sesungguhnya tidak ada yang lain selain Allah dan diri kamu sendiri. Diri manusia itu bertentangan dengan Tuhan. Segala sesuatu itu tunduk kepada Allah dan diri manusia itupun

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL API TAUHID KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL API TAUHID KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL API TAUHID KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh :Umi Maemunah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N.

Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N. Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N. Oleh: Riswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa riez_t@yahoo.com Abstrak: Analisis Tindak

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Maftuhatul Mubarokah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia maftuhatul.mubarokah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA Priska Tias Deswari Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Deswari, Priska Tias. 2011, Nilai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. mengenai nilai-nilai Islam dalam Tembang Dhandanggula, maka penulis dapat

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. mengenai nilai-nilai Islam dalam Tembang Dhandanggula, maka penulis dapat 80 BAB V PENUTUP KESIMPULAN Setelah melakukan analisis dari Tembang Dhandhanggula Serat Wulangreh mengenai nilai-nilai Islam dalam Tembang Dhandanggula, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Unsur

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 2 SRAGEN

DEIKSIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 2 SRAGEN DEIKSIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 2 SRAGEN SKRIPSI oleh: BAGUS PRAMURADYA E.G.S. K1209012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2013 DEIKSIS

Lebih terperinci

Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA

Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA Oleh: Nur Isrofi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Nurisrofi07@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA

STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA Oleh : Rita Setyawati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa putriragil256@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja Oleh: Fattrika Susseptiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fattrika29@gmail.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Yuliana Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa y.adinda@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa karya sastra lama. Nilai-nilai budaya suatu bangsa yang dalam kurun waktu tertentu sangat dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur sebagai bahan

Lebih terperinci

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Oleh: Hana Pebri Ristiadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Marfuah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

Etika Hidup Orang Jawa dalam Cerbung Garising Pepesthen Karya Suroso BC.HK. Majalah Penjebar Semangat Tahun 2012 Episode 1-5

Etika Hidup Orang Jawa dalam Cerbung Garising Pepesthen Karya Suroso BC.HK. Majalah Penjebar Semangat Tahun 2012 Episode 1-5 Etika Hidup Orang Jawa dalam Cerbung Garising Pepesthen Karya Suroso BC.HK. Majalah Penjebar Semangat Tahun 2012 Episode 1-5 Oleh: Sri Iriyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa 24April1962@gmail.com

Lebih terperinci

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 Oleh: Agus Suraningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail:

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karakter sebagian pemuda-pemudi saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter atau kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat dikatakan sangat memprihatinkan.

Lebih terperinci

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... Lesson 12 for December 23, 2017 ALLAH Roma 12:1-2 Roma 13:11-14 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI HUKUM TAURAT Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... GEREJA ORANG LAIN

Lebih terperinci

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Novel Katresnan Lingsir Sore Karya Yunani dan Relevansinya Terhadap Peran Wanita pada Umumnya dalam Kehidupan

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Novel Katresnan Lingsir Sore Karya Yunani dan Relevansinya Terhadap Peran Wanita pada Umumnya dalam Kehidupan Citra Tokoh Utama Wanita dalam Novel Katresnan Lingsir Sore Karya Yunani dan Relevansinya Terhadap Peran Wanita pada Umumnya dalam Kehidupan Oleh: Ambar Inurawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra)

Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra) Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra) Oleh: Mudika Nofalia Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa liadicha@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Analisis Psikologi dan Nilai Moral Roman Ketanggor dalam Trilogi Kelangan Satang Karya Suparto Brata

Analisis Psikologi dan Nilai Moral Roman Ketanggor dalam Trilogi Kelangan Satang Karya Suparto Brata Analisis Psikologi dan Nilai Moral Roman Ketanggor dalam Trilogi Kelangan Satang Karya Suparto Brata Oleh: Hidayatul Mufidah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Hidayatulmufidah17@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA JAWA ANAK USIA SD DI DESA TANJUNGREJO KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

PENGGUNAAN BAHASA JAWA ANAK USIA SD DI DESA TANJUNGREJO KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO PENGGUNAAN BAHASA JAWA ANAK USIA SD DI DESA TANJUNGREJO KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO Oleh : Syaiful Anwar pendidikan bahasa dan sastra jawa anwarsindonesia@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

METAPHOR IN THE LYRIC OF MACAPAT SONG ABSTRACT

METAPHOR IN THE LYRIC OF MACAPAT SONG ABSTRACT METAPHOR IN THE LYRIC OF MACAPAT SONG Eka Susylowati 1 ; Sumarlam 2 ; Wakit Abdullah 2 ; Sri Marmanto 2 1 Doctoral Student of Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2 Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Rochimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Sigit Prasetyo Nugroho Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN

Lebih terperinci

Konsep Ketuhanan Jawa Menurut Eyang Ismaya (SEMAR) Diposting oleh admin pada tanggal 19 September 2014

Konsep Ketuhanan Jawa Menurut Eyang Ismaya (SEMAR)  Diposting oleh admin pada tanggal 19 September 2014 Konsep Ketuhanan Jawa Menurut Eyang Ismaya (SEMAR) http://lib.hukum.univpancasila.ac.id Diposting oleh admin pada tanggal 19 September 2014 Masyarakat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan yang maha dengan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Oleh: Siyam Thohiroh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa siyam_thohiroh@yahoo.com

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Ari Rahmawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rahmawatiarie21@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Eksistensi Penggunaan Ragam Bahasa Jawa Krama Pada Anak Usia 9-10 Tahun di Desa Tanjunganom Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo

Eksistensi Penggunaan Ragam Bahasa Jawa Krama Pada Anak Usia 9-10 Tahun di Desa Tanjunganom Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo Eksistensi Penggunaan Ragam Bahasa Jawa Krama Pada Anak Usia 9-10 Tahun di Desa Tanjunganom Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo Oleh: Winda Mei Puspita Dewi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B

Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B Oleh: Ismatul Firdaus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ismafrds@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Suwandi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Anang Famuji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO A 310090261

Lebih terperinci

Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra

Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra Oleh: Sri Rahayu Tusngidah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rahayusrit@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2 Doa Hari ke 1 1. Ya Allah, jadikanlah puasaku sebagaimana puasanya orang-orang yang benar-benar berpuasa, dan jadikanlah salatku sebagaimana salatnya orang-orang yang benar-benar salat, dan jadikanlah

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh Al-Matiin, Yang Maha Kokoh Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs 31. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA ETIKA DAN ESTETIKA DALAM NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA Oleh : Qoriatul Anief Agustina program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aniefagustina@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI-NILAI RELIGIOSITAS NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

NILAI-NILAI RELIGIOSITAS NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI NILAI-NILAI RELIGIOSITAS NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Yulia Kusumawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Raffaeka@ymail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

Pendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK

Pendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK Pendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK Oleh: Setyo Pratiwi, pendidikan bahasa dan sastra indonesia, tredyanes.setyo@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul Oleh : Etmi Amaneti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa amanetyetmi@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Riyana Widya Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail: Riyana.hapsari197@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra NILAI MORAL NOVEL TITIAN SANG PENERUS KARYA ALANG-ALANG TIMUR SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh: Andhina Linda Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dynarahma@rocketmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI

FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI Oleh: Indri Wati Rahayu program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa indriwatirahayu@ymail.com ABSTRAK Metode penelitian

Lebih terperinci

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo KAJIAN FILOLOGI SERAT-SERAT ANGGITAN DALEM KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA IV JILID I (WANAGIRI JAMAN KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA III) Wahyu Aris Aprillianto Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki beragam suku bangsa dan budaya. Budaya, dalam tulisan ini khususnya budaya Jawa, mengatur tingkah laku manusia dengan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heni Purwatiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Beni Purna Indarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Kesalahan Ejaan dan Penggunaan Kosa Kata dalam Menulis Surat Berbahasa Jawa pada Siswa Kelas VIII MTs KHR Ilyas Tambakrejo Tahun Pelajaran 2013/2014

Kesalahan Ejaan dan Penggunaan Kosa Kata dalam Menulis Surat Berbahasa Jawa pada Siswa Kelas VIII MTs KHR Ilyas Tambakrejo Tahun Pelajaran 2013/2014 Kesalahan Ejaan dan Penggunaan Kosa Kata dalam Menulis Surat Berbahasa Jawa pada Siswa Kelas VIII MTs KHR Ilyas Tambakrejo Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Ika Fitrianisasi Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci