BAB I PENDAHULUAN. anak, baik lahir maupun batin. Kehidupan anak-anak Jawa dijaman dahulu tidak terlepas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. anak, baik lahir maupun batin. Kehidupan anak-anak Jawa dijaman dahulu tidak terlepas"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di dunia ini telah diberikan bekal alat hidup dengan lengkap, namun belum semuanya dalam keadaan yang sempurna. Pergaulan hidup manusia dan keadaan yang beraneka ragam mempunyai daya pengaruh atas tumbuh kembang hidup anak, baik lahir maupun batin. Kehidupan anak-anak Jawa dijaman dahulu tidak terlepas dari gending, hampir semua permainan anak-anak selalu disertai dengan gending atau nyanyian (Dewantara,1975:302). Gending atau tembang adalah lirik atau sajak yang mempunyai irama nada sehingga dalam bahasa Indonesia biasa disebut sebagai lagu. Kata tembang berasal dari bahasa Jawa. Melalui tembang seseorang dapat mencurahkan isi hatinya dengan tujuan tertentu. Pada zaman dahulu anak-anak Jawa memperoleh pendidikannya dari alam sendiri, yaitu pendidikan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam segala tingkah laku anak-anak selalu menyanyi atau di dalam bahasa Jawa disebut dengan nembang. Bagi orang Jawa menyanyi itu berpengaruh juga pada keseluruhan watak yang membiasakan orang Jawa pada irama yang ternyata sangatlah perlu, dengan begitu nyanyian merupakan suatu kesenian yang luhur dan sangat berharga bagi rakyat Jawa (Dewantara,2011:156). Dasar atau pegangan pendidikan anak-anak Jawa pada jaman dahulu adalah apa yang sering kali disebut dengan sastra gending, sastra gending adalah sebuah karya klasik berbentuk puisi Tembang yang berisi tentang ajaran hidup dan pedoman hidup. Pola dasar pendidikan anak-anak Jawa menerapkan pelajaran yang mudah diterima dan menyenangkan seperti menyanyikan nyanyian dan lagu-lagu (Dewantara,2011 : 154).

2 Tembang Jawa pada jaman dahulu secara tidak langsung termasuk dalam sarana untuk berdoa dan menjadi sebuah iringan dalam berbagai acara, termasuk sebagai nyanyian pengiring anak-anak ketika bermain. Tembang pengiring anak-anak ketika bermain disebut sebagai Tembang Dolanan. Tembang yang dijadikan dasar atau pegangan pendidikan anak-anak Jawa salah satunya seperti Tembang Lelo ledhung. Lelo ledhung adalah sebuah tembang dolanan bersifat mendidik yang dinyanyikan oleh seorang Ibu kepada anaknya agar cepat tidur, atau ketika anaknya sedang menangis dapat segera tenang. Tembang lelo ledhung juga sebagai salah satu pola masyarakat Jawa pada jaman dahulu, tembang lelo ledhung ini memperlihatkan sosok orang tua yang sedang berdoa untuk anaknya agar nantinya ketika dewasa dapat menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara serta dapat membahagiakan kedua orang tuanya. Lelo ledhung merupakan salah satu dari beberapa tembang dolanan yang bersifat mendidik, karena tembang lelo ledhung memiliki makna yang cukup mendalam dan sangatlah berpengaruh pada karakter seorang anak di masa depan jika dapat memahami arti dan makna dari setiap baitnya. Tembang lelo ledhung sudah merupakan tembang turun temurun yang sampai sekarang masih digunakan masyarakat Jawa sebagai sebuah tembang tradisi pengantar tidur (Suwardi, 2005 : 99). Tembang lelo ledhung merupakan karya dari sebuah nilai kearifan lokal (Local Wisdom), yang diwariskan melalui pesan atau ajaran-ajaran dan nilai-nilai moral budi pekerti yang terkandung di dalamnya. Tembang lelo ledhung ini disampaikan melalui perumpamaan-perumpamaan dan analogi yang dikemas dalam bahasa yang sederhana namun tetap indah (estetis). Masyarakat Jawa menganggap tembang lelo ledhung ini sebagai hasil dari sebuah nilai kearifan lokal, karena tembang lelo ledhung tersebut masih belum diketahui siapa yang menciptakannya, mengingat

3 orang-orang Jawa pada jaman dahulu belum memikirkan penyertaan nama dari sebuah karya yang diciptakannya. Tembang memang tidak dapat dipisahkan dari berbagai kehidupan masyarakat Jawa, karena nyanyian atau tembang merupakan sebuah kesenian yang luhur dan memiliki arti di dalam liriknya. Masyarakat Jawa meyakini bahwa lirik yang diselaraskan dengan melodi yang sesuai di dalam tembang Jawa sangatlah berpengaruh dalam membentuk watak dan karakter seseorang. Pada masa sekarang ini perubahan dan perkembangan teknologi berlangsung dengan cepat menjadikan kebudayaan, warisan dan tradisi nenek moyang berangsurangsur menghilang yang mengakibatkan tembang atau lagu yang bersifat mendidik sudah jarang dilantunkan oleh orangtua untuk anak-anaknya, sehingga anak-anak pada masa sekarang ini lebih memilih untuk mendengarkan lagu-lagu dengan lirik yang makna dan artinya tidak sesuai dengan usia anak. Lunturnya kebanggaan masyarakat terhadap budaya sendiri memberikan efek negatif bagi generasi penerus, hal seperti ini tidak dapat dibiarkan begitu saja supaya generasi penerus nantinya menjadi manusia yang memiliki karakter dan budipekerti baik. Tembang Jawa yang bersifat mendidik jika masih diterapkan oleh semua orang tua untuk anak-anaknya, tentu akan menghasilkan bibit-bibit generasi penerus yang cerdas, berakal budi dan memiliki jiwa yang baik nantinya. Menurut Ki Hadjar Dewantara nembang atau menyanyi itu dapat membentuk watak dan karakter seseorang, seperti makna yang terkandung di dalam tembang lelo ledhung yang bertujuan untuk menciptakan generasi penerus yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Dari latar belakang tersebut menjadikan penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh tembang lelo ledhung yang bersifat mendidik terhadap perkembangan karakter dan budi pekerti anak-anak dengan menggunakan pendekatan

4 dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan. Dalam pemikirannya, Ki Hadjar Dewantara menyampaikan bahwa pendidikan dapat disampaikan melalui media lagu atau tembang, sehingga lebih menarik dan mudah diterima oleh anak-anak. Objek material yang akan dikaji oleh peneliti adalah tembang atau lagu lelo ledhung dan objek formalnya adalah konsep pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara, yang selanjutnya akan dibahas lebih lengkap dalam penelitian. a. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa arti dan makna dari lirik tembang lelo ledhung? 2. Aspek-aspek pedagogis apa saja yang terkandung di dalam tembang lelo ledhung? 3. Bagaimana tembang dolanan anak menurut perspektif pendidikan Ki Hadjar Dewantara? b. Keaslian Penelitian Peneliti lebih memfokuskan penelitian ini pada unsur pendidikan yang terkandung dalam tembang lelo ledhung menurut Ki Hadjar Dewantara, dengan cara menelaah lirik tembang lelo ledhung agar dapat diketahui apa arti dan makna tembang tersebut untuk generasi penerus nanti. Untuk itu peneliti telah melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang ada sebelumnya. Sejauh penelusuran yang dilakukan peneliti sampai saat ini penelitian mengenai Tembang Dolanan Anak Lelo ledhung dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian tentang tembang yang sudah pernah dilakukan lebih cenderung meneliti tembang macapat dari segi arti dan makna yang terkandung didalam liriknya, dari pada tembang dolanan terutama tembang lelo

5 ledhung. Sehingga peneliti yakin bahwa tembang lelo ledhung ini pertama kali diangkat untuk dijadikan bahan penelitian. Namun terdapat beberapa penelitian yang sudah ada mengenai konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, diantaranya : 1. Skripsi S1 Fakultas Filsafat UGM, dengan judul Pendidikan Sistem Among Menurut Ki Hadjar Dewantara ( Suatu Tinjauan Filsafat Pendidikan Progresivisme) oleh Hening Nugroho tahun Penelitian ini membahas tentang maksud dari pendidikan dengan sistem Among yang merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asah,asih dan asuh, yang kemudian oleh peneliti dilihat dari sudut pandang filsafat progresivisme 2. Skripsi S1 Fakultas Filsafat UGM, dengan judul Tinjuauan Mengenai Kesesuaian Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dengan Konsep Pendidikan Pancasila oleh Riyanto tahun Penelitian ini membahas tentang pemikiranpemikiran yang ada di dalam rangkaian sistem pendidikan Ki Hadjar Dewantara maupun di dalam rangkaian sistem pendidikan pancasila mengenai hal-hal yang mempunyai hubungan yang sesuai diantara kedua konsep pendidikan tersebut. 3. Skripsi S1 Fakultas Filsafat UGM, dengan judul Konsepsi Ki Hadjar Dewantara Tentang Kemerdekaan Diri Sebagai Dasar Pendidikan Keluarga oleh Runi Hariantati tahun Penelitian ini membahas tentang konsep Ki Hadjar Dewantara dalam usaha untuk menuntun segala potensi yang ada pada anak-anak baik lahir maupun batin dalam konteks pendidikan di dalam keluarga. 4. Skripsi S1 Fakultas Filsafat UGM, dengan judul Aspek Kosmologis Pada Kodrat Alam Dalam Konsep Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara oleh Adhika Mudji W tahun Penelitian ini membahas tentang Ajaran hidup dari Ki Hadjar Dewantara mengenai kodrat alam yang terkandung di dalam konsep pendidikan

6 nasionalnya, dimana Ki Hadjar Dewantara mendekatkan Pendidikan dan Budaya sebagai ciri khas sebagai tujuan hidup suatu bangsa. Penelitian ini mengkaji tentang Tembang Dolanan Anak Lelo ledhung Dalam Perspektif Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Sejauh penelusuran peneliti, dari beberapa penelitian tersebut belum ada penelitian yang sama seperti yang diambil oleh peneliti, sehingga penelitian ini dapat terjamin keasliannya dan layak untuk dilaksanakan. c. Manfaat yang Diharapkan 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan tentang pemahaman makna dan arti tembang lelo ledhung dalam pendidikan karakter, sehingga peneliti dapat menerapkan makna Tembang tersebut didalam kehidupannya. 2. Bagi Perkembangan Ilmu Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan khususnya untuk bidang ilmu filsafat, serta dapat memberikan pemahaman baru mengenai makna dan arti yang mendalam pada sebuah tembang Jawa sesungguhnya. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai arti dan makna dari tembang lelo ledhung dalam konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, sehingga masyarakat dapat memahami kembali betapa pentingnya suatu Tembang yang memiliki makna filosofis dan mendidik untuk generasi penerus. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat untuk menerapkan sistem

7 pengajaran sesuai dengan konsep yang telah diajarkan Ki Hadjar Dewantara, sehingga akan tercipta generasi penerus yang sesuai dengan cita-cita bangsa ini. 4. Bagi Perkembangan Filsafat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan baru terhadap ilmu filsafat mengenai pemaknaan dalam lirik dari suatu tembang, bagaimana dan apa tujuan tembang tersebut tercipta, yang kemudian dapat dijadikan kajian tersendiri. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam rumusan masalah yaitu : a. Memaparkan makna dan arti dari tembang lelo ledhung dengan bahasa yang kritis dan mudah dipahami. b. Memaparkan aspek pedadogis yang terdapat didalam lirik Tembang lelo ledhung. c. Menjelaskan nilai pendidikan yang terkandung didalam tembang lelo ledhung menurut perspektif pendidikan Ki Hadjar Dewantara. a. Tinjauan Pustaka Tembang merupakan sebuah kata dalam bahasa Jawa yang merupakan gabungan atau pemekaran dari dua kata atau lebih (jarwo dhosok), tem dan bang yang artinya jika di jadikan satu adalah kata yang disusun seperti rangkaian bunga, yang pada umumnya bunga memiliki aroma yang harum sehingga bersifat menyenangkan dan menggembirakan, kalau demikian, Tembang mengandung pengertian keindahan. Kata tembang bersinonim dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kidung berarti nyanyian yang sudah dikenal sejak terciptanya karya sastra Jawa kuno. Kata Kakawin berasal dari

8 kawi (bahasa sansekerta) yang berarti penyair. Kakawin berarti syair, gubahan, kidung, nyanyian, sedangkan kata tembang baru dijumpai dalam karya sastra Jawa Baru. Kemudian kata kakawin, kidung dan tembang digunakan sebagai sebutan bentuk puisi Jawa secara kronologis (Mardiwarsito1981 : 274). Pendapat tersebut menyiratkan pengertian bahwa Tembang Jawa merupakan seni sastra. Pendapat ini kemudian diperkuat oleh S. Padmosoekotjo yang mendefinisikan tembang sebagai berikut : Kang diarani tembang iku reriptan utawa dhapukaning basa mawa paugeran tartamtu (gumathok) kang pamacane kudu dilagokake nganggo kagunan swara ( Yang dinamakan tembang itu gubahan atau bentukan bahasa dengan aturan tertentu yang membacanya harus dilagukan dengan seni suara ). Pendapat S. Padmosoekotjo ini menyuratkan dua aspek penting dari tembang yaitu sastra dan lagu. Sastra tembang berupa puisi yang mempunyai aturan-aturan tertentu, sedangkan tembang adalah lagu yang secara tradisional sudah disepakati oleh komunitas masyarakat Jawa. Sastra dan lagu dalam tembang merupakan 2 hal yang mengikat dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (Kusnadi, 1991 :1-2). Menurut Herman J. Waluyo didalam penelitiannya tentang penggunaan bahasa dalam tembang dan puisi Jawa modern, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tembang adalah puisi Jawa tradisional yaitu puisi dengan ikatan kebahasaan yang sangat ketat yang berupa: aturan tentang jumlah baris tiap bait (guru gatra), aturan tentang jumlah suku kata setiap baris (guru wilangan), aturan tentang bunyi vokal di akhir baris (guru lagu), persajakan (purwokanthi), sifat atau watak lagu (watak). Yang dimaksud dengan puisi Jawa modern adalah puisi Jawa yang sudah tidak menggunakan ikatanikatan tersebut dan ditulis seperti halnya puisi dalam sastra Indonesia.

9 Dalam Suryomentaram (1985 :185) dijelaskan bahwa seni suara adalah lapangan hasrat hidup di dalam suara. Suara adalah salah satu lapangan hasrat hidup untuk mengerti diri sendiri di dalam keindahan. Seni suara mengandung si pencipta, ciptaan dan si penerima. Si pencipta adalah jiwa seseorang, dan ciptaan adalah lagu-lagu, sedangkan si penerima adalah jiwa seseorang melalui indera pendengaran. Lagu atau Tembang yang tercipta menimbulkan suatu perasaan yang luhur dan menyentuh perasaan. Tulisan yang disusun oleh Astri Novita B.S menjelaskan bahwa tembang memiliki beberapa jenis yaitu : tembang kakawin, tembang tengahan dan tembang macapat. Di dalam tulisan ini lebih menjelaskan tentang tembang macapat yang dikaji melalui bentuk dan isinya. Macapat adalah karya sastra berbahasa Jawa baru berbentuk puisi yang disusun menurut kaidah-kaidah tertentu, meliputi guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Macapat juga merupakan salah satu bentuk seni vokal atau lagu, maka disebut dengan tembang. Tembang pada dasarnya memiliki makna dan arti tersendiri, di dalam masyarakat Jawa, tembang memiliki beberapa macam jenis yaitu : a. Dinyanyikan pada permainan-permainan yang bersifat keolahragaan b. Nyanyian tidak untuk permainan olahraga c. Nyanyian yang dinyanyikan tidak bersamaan dengan permainan d. Nyanyian yang bersifat mendidik (Dewantara,2011:155). Lelo ledhung adalah suatu tembang atau lagu yang dikenal di masyarakat Jawa, dan merupakan tembang turun temurun yang sampai saat ini masih belum diketahui siapa yang menciptakannya. Tembang lelo ledhung ini merupakan suatu hasil dari kearifan lokal (Local Wisdom), tembang lelo ledhung ini biasanya di nyanyikan oleh ibu kepada anaknya agar segera tidur dan yang sedang rewel atau merengek dapat segera tenang.

10 Tembang lelo ledhung sangat menggambarkan pola pikir masyarakat Jawa jaman dahulu dalam mengekspresikan doa dan pengharapan kepada buah hatinya agar kelak dapat menjadi manusia yang berkarakter, memiliki budi pekerti yang baik dan bisa membanggakan orangtua maupun negaranya. Tembang lelo ledhung juga menggambarkan kebiasaan orang tua dalam mendidik anaknya dengan segala perhatian dan kasih sayang. Pada jurnal UNWIDHA vol.2 yang di tulis oleh Dr. D.B. Putut Setiyadi, M.Hum menjelaskan bahwa, kearifan lokal (local wisdom) masyarakat Jawa yang berupa ajaran budi pekerti luhur antara lain terdapat dalam tembang Jawa. Kearifan lokal tersebut berkembang di kalangan masyarakat melalui tradisi lisan yang berupa kebiasaan melantunkan tembang, baik secara perorangan maupun kolektif. Sehingga tembang Jawa dapat di gunakan untuk membangun kelahulsan budi dan citra rasa keindahan. Oleh karena itu, di dalam lirik-lirik tembang disisipkan ajaran-ajaran budi pekerti yang luhur sehingga dengan mudah dapat diingat-ingat dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat (Setyadi,2012 :21). Selain itu pada jurnal kajian dan linguistik sastra vol.24 yang di tulis oleh Farida Nugrahani, menjelaskan bahwa tembang dolanan Jawa bukan hanya lagu biasa yang berfungsi sebagai hiburan untuk dinyanyikan oleh anak-anak ketika bermain dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Lebih dari itu tembang dolanan merupakan karya seni yang menarik karena di dalamnya tersirat makna yang penting bagi hidupan manusia. Tembang dolanan Jawa berisi pesan - pesan moral yang sesuai bagi pembentukan karakter atau budi pekerti luhur bagi anak bangsa. Makna yang dimaksud antara lain adalah pesan moral kepada anak - anak untuk memiliki sikap dan kepribadian yang religius, mengutamakan kebersamaan dan keselarasan dalam berhubungan dengan

11 orang lain, tidak memiliki sifat sombong, mawas diri, dan dapat menghargai orang lain (Nugrahani,2012:62). b. Landasan Teori Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Dewantara,1975:20). Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,karakter),pikiran dan tubuh anak. Kesatuan dari ketiganya tidak dapat dipisahkan karena akan memajukan kesempurnaan hidup, yakni penghidupan dan kehidupan anak-anak yang dididik selaras dengan dunia. Karena itulah pasal-pasal dibawah ini harus diutamakan : a. Segala alat, usaha dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodrat keadaan b. Kodratnya keadaan itu tersimpan dalam adat istiadat setiap rakyat, yang kemudian menjadi satu kesatuan dengan sifat perikehidupan sendiri-sendiri, sifat-sifat yang ada terjadi karena bercampurnya semua usaha dan daya upaya untuk mencapai hidup tertib dan damai. c. Adat istiadat sebagai sifat perikehidupan atau sifat percampuran usaha dan daya upaya dalam hidup tertib damai itu tiada terluput dari pengaruh jaman dan tempat, oleh karena itu tidak tetap, senantiasa berubah. d. Untuk mengetahui garis hidup yang tetap dari suatu bangsa maka perlu memahami dan mempelajari sejarah yang telah terjadi, karena sejarah merupakan bekal kehidupan di masa sekarang dan masa yang akan datang (Dewantara,1975:15).

12 Meskipun pendidikan itu berbentuk tuntunan yang disarankan dalam masa pertumbuhan anak-anak, tetap diperlukan karena sehubungan dengan kodrat dan keadaan masing-masing anak. Jikalau anak tidak baik dasarnya, tentu dapat dimengerti bahwa seorang anak harus mendapat tuntunan, agar bertambah baik budi pekertinya. Anak yang tak baik dasar jiwanya dan tidak mendapat tuntunan pendidikan yang sesuai dengan tahap pertumbuhannya, maka akan sangat mudah menjadi orang berperilaku buruk. Walaupun seorang anak sudah baik dasarnya, tuntunan pun masih sangat diperlukan bagi perkembangan jiwanya. Tidak saja dengan tuntunan itu ia akan mendapatkan kecerdasan yang lebih tinggi dan luas, akan tetapi dengan adanya tuntunan itu, anak dapat terlepas dari segala macam pengaruh buruk (Dewantara,1975:22). c. Metode Penelitian 1. Bahan dan materi penelitian Bahan penelitian dan materi penelitian ini didapatkan dari beberapa sumber pustaka dan artikel yang berkaitan dengan objek material yaitu, tembang lelo ledhung sedangkan objek formalnya yaitu konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Sumber pustaka dari penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yakni bahan yang bersumber dari data primer dan bahan yang bersumber dari data sekunder. a. Bahan data primer Pustaka primer merupakan sumber utama dari bahan objek materi dan objek formal penelitian, pustaka primer yang di gunakan adalah sebagai berikut : 1. Dewantara, Ki Hadjar. Pendidikan. tahun 1975.Penerbit Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.Yogyakarta

13 2. Dewantara, Ki Hadjar. Kebudayaan. tahun Penerbit Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.Yogyakarta b. Bahan data sekunder 1. Barnadib,Imam,. Filsafat Pendidikan,Sistem dan Metode. tahun 1997.Penerbit Andi Offset.Yogyakarta 2. Kusnadi. Diktat Kuliah Pegantar Apresiasi Tembang Jawa. tahun 1999.penerbit.FBS UNY.Yogyakarta 3. Herusatoto,Budiono. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. tahun 2003 Penerbit Hanindita.Yogyakarta 4. Niels, Mulder, Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. tahun Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta 5. Rois,Agus. Jawa Setelah Tafsir Kehidupan,tahun Penerbit Komunitas Kembang Merak. Yogyakarta 6. Purwadi. Seni Tembang, tahun Penerbit Tanah Air.Yogyakarta 7. Sardjijo, Peranan Seni Tembang. tahun 1986,Penerbit FPBS IKIP.Yogyakarta 2. Tahap Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk memahami objek material baik secara tekstual maupun kontekstual, yang kemudian penulis akan menganalisisnya dengan menggunakan objek formal dan peneliti akan menyampaikannya kembali. Adapun langkah yang diambil oleh peneliti berjalan berdasarkan tahap demi tahap, yaitu sebagai berikut :

14 a. Tahap pertama adalah persiapan yang diawali dengan mengumpulkan data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan kajian penelitian, baik itu objek material maupun objek formal. Sumber data tersebut di antaranya dari buku, artikel, jurnal, makalah. b. Tahap kedua adalah pembahasan yaitu tahap menganalisis dan mengurai masalah semua data yang ada sesuai dengan objek material dan formal. c. Tahap akhir adalah semua hasil dari analisis yang kemudian dituliskan dalam bentuk tulisan yang sistematis dan mudah dipahami. 3. Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode dan unsur-unsur metodis yang mengacu pada buku metode penelitian filsafat yang ditulis oleh Anton Bakker dan A.Charis Zubair (1990: ) yaitu dengan menggunakan metode hermeneutika filosofis dengan unsurunsur metodis sebagai berikut : a) Deskripsi Yaitu menguraikan tentang makna dan arti yang terkandung didalam tembang lelo ledhung dan juga konsep pendidikan menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara, sehingga mendapatkan pemahaman yang jelas. b) Interpretasi Yaitu memahami dan memaknai arti yang terkadung didalam Tembang lelo ledhung sehingga diperoleh pemahaman yang filosofis dan sesuai dengan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara. c) Refleksi

15 Yaitu merenungkan kembali dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan merefleksikan hal-hal yang diperoleh dari memaknai tembang lelo ledhung berdasarkan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara. C. Hasil yang Diharapkan Penelitian ini diharapkan dapat mencapai hasil sebagai berikut : 1. Memperoleh penjelasan mengenai makna dan arti dari Tembang lelo ledhung 2. Memperoleh penjelasan yang terkandung dalam pola pengasuhan anak menggunakan tembang lelo ledhung 3. Memperoleh penjelasan mengenai tembang lelo ledhung yang memiliki pengaruh dalam pembentukan karakter seorang anak ditinjau dari konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara. D. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian yang berjudul Tembang Dolanan Anak Lelo ledhung Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I Berisi pendahuluan yang terdiri atas rumusan masalah, keaslian Penelitian, manfaat yang diharapkan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori metode penelitian, hasil yang diharapkan, sistematika penulisan. BAB II Berisi tentang objek formal penelitian yang meliputi riwayat hidup dan konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

16 BAB III Berisi tentang objek material penelitian yang membahas tentang pengertian tembang jenis tembang, dan kemudian membahas tentang makna dan arti dari tembang lelo ledhung. BAB IV Berisi tentang semua analisis kritis dari makna tembang lelo ledhung menurut konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Fungsi tembang dan tembang lelo ledhung ditinjau dari konsepsi tripusat Ki Hadjar Dewantara. BAB V Merupakan bagian penutup yang berisi saran dan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ kanak-kanak, Gending Rare berarti nyanyian untuk bayi/ kanak-kanak. Gending Rare diketahui sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara sastra Bali dengan kebudayaan Bali, di antaranya: Sastra Bali sebagai

BAB I PENDAHULUAN. antara sastra Bali dengan kebudayaan Bali, di antaranya: Sastra Bali sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah banyak ungkapan yang dilontarkan bertalian dengan hubungan antara sastra Bali dengan kebudayaan Bali, di antaranya: Sastra Bali sebagai aspek kebudayaan Bali,

Lebih terperinci

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia kaya akan ragam suku sehingga dari keberagaman tersebut lahirlah banyak kesenian tradisi yang bersifat unik dan khas. Poerwadarminta (2001,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tembang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ragam suara yang berirama. Dalam istilah bahasa Jawa tembang berarti lagu. Tembang juga disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih hidup dan berkembang cukup baik. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan para pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Budaya dan manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk memahami hakikat kehidupan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali Tradisional yang dibentuk oleh pupuh-pupuh. Setiap pupuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan berbeda sesuai dengan zamannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokal di sekolah dasar untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaankebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. lokal di sekolah dasar untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaankebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa daerah merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaankebudayaan yang ada di daerah.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh BAB V A. Kesimpulan PENUTUP Dalam upaya mewujudkan Pendidikan yang secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Untuk mencapai ketiga aspek tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti bahwa musik menjadi salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negeri yang kaya dengan budayanya. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain bahasa daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa. Dapat dikatakan dalam suatu bagian daerah Indonesia memiliki kebudayaan dan kesenian khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan tersebut terlihat pada berbagai kebudayaan serta adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai macam sumber daya alam serta keberagaman suku dan budaya. Sebagai negara dengan beberapa pulau, daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negeri yang memiliki aneka ragam budaya yang khas pada setiap suku bangsanya. Tidak hanya bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat

Lebih terperinci

BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA

BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA Sebagaimana yang telah dideskripsikan pada bagian hasil analisis data, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan kesenian tradisi di Indonesia sangat banyak dan beragam, oleh karena itu amat disayangkan jika kesenian tersebut punah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, tetapi merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan secara umum diakui sebagai unsur penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Lebih-lebih suatu bangsa yang sedang membangun watak dan kepribadiannya yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Hasil penelitian menunjukkan bahwa filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara merupakan sistem konsep pendidikan yang bersifat kultural nasional. Sekalipun Ki Hadjar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki berbagai kebudayaan. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri karena adanya bukti-bukti berupa tradisi dan peninggalan-peninggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).

Lebih terperinci

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Juita, 2014 konsep hidup rahayu dalam kidung rahayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Juita, 2014 konsep hidup rahayu dalam kidung rahayu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kidung merupakan teks lagu mantra yang dinyanyikan atau syair yang dinyanyikan yang populer di masyarakat, khususnya masyarakat Jawa. Kidung ini sangat populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan normanorma yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karakter sebagian pemuda-pemudi saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter atau kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat dikatakan sangat memprihatinkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek 188 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek masuk ke dalam bentuk folklor lisan yaitu nyanyian rakyat. Tetapi, teks dari lagu ini sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan.

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan nilai budaya. Nilai-nilai tersebut dapat ditemukan pada berbagai macam aspek kebangsaan di negeri ini, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti

Lebih terperinci

Menggali Ideologi Ki Hajar dalam Pendidikan Seni

Menggali Ideologi Ki Hajar dalam Pendidikan Seni Menggali Ideologi Ki Hajar dalam Pendidikan Seni Dadang Hernawan Hadliansah & Julia Universitas Pendidikan Indonesia Email: juli@upi.edi Abstrak Tulisan ini memaparkan tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Pembukaan Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *)

STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *) STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *) Oleh: HT. Silaen, S.Mus., M.Hum Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY ABSTRAK Melalui pendidikan, umumnya diberikan pengalaman belajar

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya seni tari, batik, ornamen, cerita rakyat, musik dan lagu daerah, motif

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya seni tari, batik, ornamen, cerita rakyat, musik dan lagu daerah, motif BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki berbagai kekayaan seni dan budaya. Semua daerah di Indonesia, dari ujung Aceh sampai Papua memiliki seni unik dan etnik. Diantaranya seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan yang beraneka ragam. Kekayaan akan budaya ini tumbuh karena banyaknya suku atau etnis yang ada di bumi Nusantara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, karya seni yang didalamnya mencakup bidang musik memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya untuk hiburan, untuk upacara-upacara besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang pendidikan merupakan satu hal yang penting bagi semua warga Negara, karena lewat pendidikan manusia dididik agar dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, media komunikasi tradisional cenderung banyak yang terlupakan dibandingkan dengan media teknologi komunikasi

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata budaya terdiri dari dua kata yaitu budi dan daya. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya penelitian dan pengembangan, asumsi dan keterbatasan

Lebih terperinci

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa Keith Johnstone (1999) menjelaskan bahwa mendongeng atau bercerita (storytelling) merupakan produk seni budaya kuno. Hampir semua suku bangsa di dunia memiliki tradisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa Mata Kuliah : Landasan Pendidikan NamaDosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag, M.Pd.H. Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa Oleh; PUTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan

Lebih terperinci

MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Manajemen Dosen Pengampu: Dr. A. Siswanto, M.SEM. Disusun Oleh: Sumini NIM. 2016081073 Swesti Intan Pramesti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SMP/MTs MATA PELAJARAN BAHASA DAERAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KOTA SURABAYA

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SMP/MTs MATA PELAJARAN BAHASA DAERAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KOTA SURABAYA KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SMP/MTs MATA PELAJARAN BAHASA DAERAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KOTA SURABAYA NO KOMPETENSI DASAR KELAS MATERI INDIKATOR 1. 2. Menceritakan riwayat hidup paraga/tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan resmikan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi lokal ini sering disebut dengan kebudayaan lokal (local culture), yang

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi lokal ini sering disebut dengan kebudayaan lokal (local culture), yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap suku bangsa di Nusantara memilliki beragam bentuk tradisi yang khas. Tradisi lokal ini sering disebut dengan kebudayaan lokal (local culture), yang hidup di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya dengan seni dan sastra seperti permainan rakyat, tarian rakyat, nyanyian rakyat, dongeng,

Lebih terperinci

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya Pendidikan dalam membangun sumberdaya manusia yang cerdas pada suatu negara, mejadikan banyak negara di dunia yang mewajibkan rakyatnya untuk mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, mungkin lagu ada sebelum manusia itu sendiri ada. Sadar atau tidak, percaya atau tidak, langsung atau tidak,

Lebih terperinci

PEMAKNAAN PUISI DONGA BALIK Oleh Turita Indah Setyani NIM: Tugas Pengkajian Puisi Jawa Pengajar: Karsono H. Saputra, M.Hum.

PEMAKNAAN PUISI DONGA BALIK Oleh Turita Indah Setyani NIM: Tugas Pengkajian Puisi Jawa Pengajar: Karsono H. Saputra, M.Hum. PEMAKNAAN PUISI DONGA BALIK Oleh Turita Indah Setyani NIM: 0806481210 Tugas Pengkajian Puisi Jawa Pengajar: Karsono H. Saputra, M.Hum. Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Seni Budaya merupakan satu mata pelajaran yang dituntut oleh kurikulum untuk diajarkan atau diberikan kepada peserta didik mulai tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci