II. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN"

Transkripsi

1 II. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Masyarakat Karo Masyarakat Karo menggunakan bahasa Karo untuk berkomunikasi dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi, dapat dikatakan bahwa masyarakat etnis Karo adalah penutur asli bahasa Karo. Secara keseluruhan, masyarakat etnis Karo lebih banyak tinggal di luar kabupaten Karo, tetapi bila dilihat dalam satu daerah kabupaten maka di Kabupaten Karolah yang terdapat jumlahnya paling banyak. Sesuai dengan kenyataan, walau di mana pun mereka berdomisili bahwa mereka selalu menggunakan bahasa Karo untuk berkomunikasi antarsesama etnis Karo. Kesetiaan mereka untuk menggunakan bahasa Karo memang sangat tinggi. Masyarakat Karo yang berdomisili di Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat mayoritas adalah petani. Mereka menanam sawit, karet, dan palawija. Mereka tidak ada yang mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan, walaupun mereka tinggal di tepi pantai. Di luar pekerjaan tersebut memang ada juga yang bekerja sebagai PNS, ABRI, dan berdagang. Secara umum, masyarakat Karo yang berdomisili di Kabupaten Karo bertani dengan menanam padi basah dan padi kering, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Hal itu diakibatkan oleh keadaan alamnya yang menunjang, yaitu tanahnya subur dan udaranya sejuk disertai curah hujan yang cukup. Masyarakat Etnis Karo yang tinggal di Kabupaten Deli Serdang dan Langkat pada umumnya adalah petani karet dan sawit, walaupun ada juga yang menanam palawija. 24

2 Bila ditinjau dari sudut demokrasi ataupun gotong-royong dapat ditemukan bahwa pada masyarakat Karo yang tinggal di daerah Kabupaten Karo lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Kabupaten Deli Serdang dan Langkat karena di kedua kabupaten tersebut tidak ditemukan lagi Aron. Aron artinya sekelompok orang yang mempunyai kepentingan bersama, atau dengan kata lain mempunyai kepentingan yang hampir bersamaan. Aron ini mempunyai anggota dalam satu kelompok antara 10 orang hingga 25 orang. Anggota Aron tidak membedakan jenis kelamin. Cara mereka bekerja adalah dengan sistem bergilir. Maksudnya, tanggal 1 pada bulan itu semua anggota akan bekerja bersama-sama di ladang si A selama 4 jam (4 x 60 ) untuk satu periode (mulai dari pukul pagi sampai dengan pukul tengah hari). Selama satu hari mereka mempunyai waktu bekerja dua tahapan, yaitu pagi empat jam dan sore hari selama empat jam (pukul sampai dengan pukul 17.00). Bila ladang si A dapat diselesaikan selama satu tahap maka tahap yang lain boleh berpindah ke tempat bekerja lainnya atau ke ladang anggota yang lain. Hal ini biasa dilihat dari situasi dan kondisi ladang para anggota kelompok kerja. Jadi, ketua kelompok beserta anggota kelompok dapat mengetahui keperluan setiap anggota. Perpindahan tempat bekerja untuk setiap tahap akan diatur oleh ketua kelompok. Bila dilihat dari sudut pandang agama, masyarakat Karo ada yang beragama Protestan, Katolik, dan Islam. Jumlah penganut masing-masing agama belum pernah diteliti oleh para ahli ataupun ilmuwan. Akan tetapi, secara sepintas dapat diasumsikan bahwa masyarakat Karo yang berdomisili di daerah Kabupaten Deli 25

3 Serdang dan Langkat mayoritas adalah Islam, sedangkan di Kabupaten Karo penduduknya mayoritas beragama Kristen. Masyarakat etnis Karo tidak membenarkan menikah dengan orang yang mempunyai nama keluarga Merga dan Beru yang sama, kecuali Sembiring Miala, Kembaren, Guru Kinayan, Pelawi, dan Pandia. Umpamanya si Azis Sembiring tidak diperbolehkan menikah dengan seorang wanita yang Beru Sembiring di luar yang terkecuali tersebut. Jadi, dapat dipilih wanita lain yang mempunyai nama keluarga yang berbeda, yaitu sebanyak empat lagi karena semua nama keluarga ada lima jenis. Peraturan ini dibuat karena sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat etnis Karo adalah paterliniage dan maderliniate sehingga bila ada orang yang mempunyai nama keluarga itu suatu pertanda bahwa mereka berasal dari satu nenek. Untuk mengenal anggota masyarakat Karo kita harus mengetahui nama keluarga masyarakat Karo yang disebut Merga. Kata Merga di dalam bahasa Karo artinya Meherga (mahal). Merga akan dimiliki oleh setiap individu suku Karo. Merga selalu diwariskan oleh ayahnya kepada setiap anaknya. Hal ini terjadi semenjak ada suku Karo lahir ke dunia ini. Merga ini berbeda istilah di antara anak laki-laki dan anak perempuan, untuk anak laki-laki disebut Merga dan untuk anak perempuan disebut Beru. Lebih rinci lagi dapat kita ketahui bahwa setiap individu suku Karo mempunyai empat ciri nama keluarga selain nama. Jadi, walaupun tidak dituliskan akan dipanggil setiap berkomunikasi, maka sebenarnya ada lima kata paling sedikit dimiliki oleh seseorang, misalnya Boy Sembiring Milala Bere-bere Perangin-angin Bangun. Boy adalah nama, Sembring adalah Merga, Milala adalah 26

4 sub-merga Sembiring, Perangin-angin adalah Merga dan Bangun adalah sub- Perangin-angin. Sembiring Milala diwariskan oleh nenek moyangnya ke generasinya secara turun-temurun. Bere-bere diwariskan oleh ibu kandungnya. Sejalan dengan perolehan nama keluarga bagi setiap anggota masyarakat Karo maka timbullah bahasa atau istilah kekerabatan yang dimiliki oleh masyarakat Karo dapat dilihat pada diagram kekerabatan pada halaman berikutnya. Akan tetapi, sebelum sampai pada diagram tersebut, ada baiknya jika diterakan terlebih dahulu semua Merga suku Karo beserta sub-merga tersebut berikut desa yang mereka bangun pada masa tempo dulu. Adapun ciri khas anggota masyarakat Karo yang lima jenis secara umum dapat diuraikan berikut ini. 27

5 Tabel 1 Merga Sembiring dan Cabang-Cabangnya No. Merga Sub-Merga Desa asal/ bangunannya 1. Sembiring Milala Sarinembah,Biaknampe, Munte Depari Busuk Bunuaji Brahmana Colia Gurukinayan Keling Muham Pandia Pelawi Pandebayang Sinukapor Tekang Keloko Kembaren Seberaya, Perbesi Kidupen, Lau Peerimbon Kuta Tonggal, Beganding Kabanjahe, Limang, Perbesi Kubucolia, Seberaya Gurukinayan Juhar, Raja Tengah Suka, Perbesi Seberaya, Payong Perbaji, Ajijahe Buluh Naman, Gurusinga Pertumbuken, Sidikalang Kaban Pergendangen Sampe Raya, Kuta Mbelin, Kuta Mbaru Sinulaki Sinupayung Suka, Belinun Juma Raja, Nageri 28

6 Tabel 2 Merga Perangin-angin dan Cabang-Cabangnya No. Merga Sub-Merga Desa asal/ bangunannya 2. Perangin-angin Bangun Batukarang Benjerang Kacinambun Keliat Laksa Manu Namohaji Pencawan Penggarun Perbesi Pinem Sebayang Batukarang Kacinambun Mardingding Juhar Pergendangen Kutabuluh Perbesi Susuk Perbesi Sarintolu Perbesi 29

7 Tabel 3 Merga Ginting dan Cabang-Cabangnya No. Merga Sub-Merga Desa asal/ bangunannya 3. Ginting Jadibata Sugihen Garamata Juhar Sugihen, Juhar, Kuta Gugung Raja Tonggal, Tongging Gurupatih Buluh Naman, Sarimunte, Naga, Suka Lau Kapor Suka, Lingga Julu, Naman, Babo Jawak Berastepu Gurubenua, Kuta Great, Munte Cingkes Pase Tidak punya desa asal, karena generasi terputus yang disebabkan oleh tidak adda generaasinya laki-laki Ajartambun Beras Seragih Capah Tumangger Munte Rajamerahe Lau Petundal Lingga Julu Bukit Kidupen, Kemkem Munte, Kuta Bangun, Dokan, Tongging, Bulanjahe Ajinembah, Raja Tengah Manik Lingga, Tongging 30

8 Tabel 4 Merga Tarigan dan Cabang-Cabangnya No. Merga Sub-Merga Desa asal/ bangunannya 4. Tarigan Tua Pergendangen Gerneng Girsang Gana-gana Jampang Pekan Purba Sibero Cingkes Nagasaribu, Berastepu Batukarang Pergendangen Sukanalu Simalungun Juhar,Munte,Lingga, Kuta Raja, Tanjung Beringin Silangit Tambak Tambun Tegur Bondong Gunung Kebayakan, Sukanalu Rakut Besi, Binangara Suka Lingga 31

9 Tabel 5 Merga Karo-Karo dan Cabang-Cabangnya No. Merga Sub-Merga Desa asal/ bangunannya 5. Karo-karo Barus Kaban Sinuhaji Purba Kacaribu Ketaren Sinuraya Sinulingga Sekali Kemit Jung/ ujung Sinukaban Sinubulan Samura Sukapiring Sitepu Barusjahe,Sipitu Kuta, Serdang, Pernampen, Siberteng, Kabung, Juma Padang, Buntu, Basam, Talimbaru Kaban, Sumbul, Lau Lingga, Pernantin, Buluh Naman, Bintang Meriah Ajijahe, Ajijulu, Ajibuhara, Ajimbelang Kabanjahe, Berastagi, Kinepen, Jandi Meriah, Beganding, Kuta Suah Kuta Gerat, Kerapat, Kacaribu Sibolangit, Ketaren Bunuraya, Kandibata, Singgamanik Lingga, Gunung Merlawan, Linggajulu, Kacaribu, Torong, Surbakti Seberaya Kuta Male Kuta Nangka, Batukarang, Perbesi Pernantin, Kabantua Bulanjulu Samura Seberaya Naman, Sukanalu, Gamber, Sigarang-garang, Bakerah, Simacem, Kuta Tengah, Ndeskati, Sukandebi, Sinaman, Rumamis, Semangat, Bulajahe, Sukajulu, Gunung Pinto 32

10 Masyarakat etnis Karo menggunakan istilah kekerabatan berikut ini dan istilah tersebut diperoleh sesuai dengan posisi seseorang yang tergambar pada skets yang dimuat pada halaman 19. Istilah Kekerabatan 1 adalah Abi Sembiring perbulangen suami si 2 (Zuri beru Perangin-angin). 3, 4, dan 5 anak anak si 1 dan 2. 3 adalah Aci Sembiring, 4 adalah Zari Beru Sembiring, dan 5 adalah Zai Beru Sembiring. 1 adalah bapa ayah si 3, 4, dan 5. 3 adalah turang abang si 4 dan 5. 4 dan 5 adalah turang adik si 3. 6 adalah Rani Beru Ginting ndehara istri si 3. 7 adalah Aji Tarigan perbulangen suami si 4. 8 adalah Ali Karo-karo perbulangen suami si 5. 3 adalah silih abang ipar si 7 dan 8. 6 adalah eda kakak ipar si 4 dan 5. 1 adalah jinta mertua si 6. 2 adalah simetua mertua si 6. 5 adalah peragin adik ipar si 7. 4 adalah perkakaen kakak ipar si 8. 7 dan 8 adalah sepeibanen sepengambilan. 1 adalah mama mertua si 7. 33

11 8 dan 2 adalah mami mertua si 7. 7 dan 8 adalah kela menantu si 1 dan 2. 9, 10, dan 11 adalah anak anak si 3 dan 6. 9 adalah Uli Sembiring, 10 adalah Ani Beru Sembiring, dan 11 adalah Ami Beru Sembiring. 12, 13, dan 14 adalah anak si 4. 7, 15, 16, dan 17 adalah anak si 5 dan adalah Juma Tarigan, 13 adalah Rudi Tarigan, 14 adalah Limah Beru Tarigan, 15 adalah Rebo Beru Karo-karo, 16 adalah Siah Beru Karo-karo, 17 adalah Mail Karokaro. 9 sampai dengan 26 adalah kempu cucu si 1 dan 2. 1 adalah bulang, laki, bayak, dan bolang kakek si 9 sampai dengan adalah nangin, nondong, nini nenek si 9 sampai dengan sampai dengan 53 adalah ente cucu si 1 dan 2. Pada suatu saat apabila cucu ente [ənt ] (27 sd 53) sudah menikah dan mempunyai anak maka semua anaknya adalah cucu entah [əntah] 1 dan 2. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa nama keluarga setiap orang yang merupakan anggota keluarga masyarakat etnis Karo secara sepintas hanya dilihat satu saja, tetapi yang sebenarnya adalah terdiri dari empat komponen. Contoh, nomor 3 dalam skets adalah Aci Sembiring Milala Bere-bere Perangi-angin Bangun. Nomor 4 adalah Zari Beru Sembiring Milala Bere-bere Perangin-angin Bangun. 34

12 Sembiring Milala diwarisi dari ayahnya, nomor 1, dan Bere-bere Peranginangin Bangun diwarisi dari ibunya, nomor 2. Hal ini menunjukkan bahwa nomor 1 adalah Abi Sembiring Milala, dan nomor 2 adalah Zuri Beru Perangin-angin Bangun. Milala adalah salah satu cabang Sembiring dan Bangun adalah salah satu cabang Perangin-angin. Nomor 12 dan 13 adalah senina sepemeren sepupu 17. Hal ini menunjukkan bahwa mereka bersaudara karena Ibu mereka adalah bersaudara kandung. Nomor 14 adalah senina sepemeren sepupu dengan 15 dan 16, karena Ibu kandung mereka bersaudara kandung. Nomor 33 adalah senina sembuyak bapa bersaudara dengan 27 dan 29, karena nomor 9 dan 11 adalah bersaudara kandung. Nomor 10 dan 28 adalah senina sembuyak bapa sepu karena ayah mereka bersaudara kandung. Skema untuk kekerabatan suku Karo tersebut di atas secara garis keturunan dapat dilihat pada skema yang dituliskan pada halaman berikut. 35

13 Skema Kekerabatan Suku Karo Keterangan: tanda laki-laki, tanda perempuan, tanda suami istri, dan tanda anak. 36

14 Menurut perundang-undangan masyarakat Karo bahwa orang yang Rebu tidak boleh menari bersama di atas satu panggung. Rebu terdapat di antara menantu dan mertua, kakak ipar dan adik ipar, serta berbesanan. Kakak ipar dan adik ipar ialah abang si istri dan juga istri dari abang istri tersebut. Berbesanan ialah ibu mertua oleh anak kita yang laki-laki. Jadi, di kalangan masyarakat Karo semua hubungan tersebut tergolong tabu, atau Rebu dalam istilah bahasa Karo. Jumlah penduduk setiap Kabupaten adalah sebagai berikut. - Kabupaten Karo Kabupaten Deli Serdang Kabupaten Langkat Untuk melihat jumlah penduduk menurut suku bangsa dan agama di ketiga kabupaten daerah penelitian serta di setiap desa secara rinci dapat dilihat pada tabel 6 halaman 25 dan tabel 7 halaman 26 berikut ini. 37

15 Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa Kabupaten Desa titik pengamatan Karo Jumlah penduduk menurut suku bangsa Lainnya Melayu Jawa Mandailing Simalungun Toba Jumlah Karo Deli Serdang Langkat Nageri Kinangkong Lau Buluh Selandi Seberaya Dokan Sikeben Penen Talun Kenas Namo Rambe Pasar Gunung Tinggi Telaga Tj. Merahe Garunggang Kuta Gajah Parangguam Lau Damak

16 Tabel 7 Jumlah Penduduk dan Agama di Daerah Penelitian. Kabupaten Desa titik pengamatan Pemeluk Agama Islam Protestan Katolik Lainnya Jumlah Nageri Kinangkong Karo Lau Buluh Selandi Seberaya Dokan Sikeben Deli Serdang Penen Talun Kenas Namo Rambe Pasar Gunung Tinggi Telaga Langkat Tj. Merahe Garunggang Kuta Gajah Parangguam Lau Damak

17 2.2 Kedudukan Bahasa Karo Bahasa Karo adalah salah suatu bahasa daerah di Sumatera Utara yang penuturnya disebut masyarakat Karo. Bahasa Karo dipergunakan masyarakat Karo untuk berkomunikasi dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk melakukan aktivitasnya, masyarakat Karo menggunakan bahasa Karo. Bahasa Karo memang sangat luas daerah pakainya bila dilihat dari segi geografis karena daerahnya tidak saja di Kabupaten Karo, tetapi sampai ke Kabupaten Dairi, Langkat, Deli Serdang, dan beberapa daerah lainnya. Penutur asli bahasa Karo dapat dikatakan mempunyai kesetian yang sangat tinggi terhadap bahasa Karo karena walau di mana pun mereka berada, bila berkomunikasi dengan sesama sukunya, bahasa Karo selalu digunakan sebagai medianya. Umpamanya, pada saat mereka mengadakan upacara pun mereka tetap meggunakan bahasa Karo. Penutur asli bahasa Karo sering sekali melakukan alih kode pada saat mereka berinteraksi. Bila dalam grup komunikasi tersebut ada tambahan yang bukan etnis Karo maka mereka akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai media. Akan tetapi, bila tidak ada tambahan anggota grup tersebut maka bahasa Karo akan tetap dipakai. Sebagai tambahan, dapat diketahui bahwa, penutur asli bahasa Karo yang bertempat tinggal di kota-kota besar di Indonesia pun masih memper-gunakan bahasa Karo dalam kehidupan sehari-harinya, kecuali di luar kelompok Karo. Pernah peneliti memberikan tugas kepada mahasiswa untuk meneliti keberadaan bahasa Karo di 40

18 rumah tangga suku Karo di Kota Medan. Ternyata 99% dari 200 rumah tangga ditemukan menggunakan bahasa Karo di rumah sebagai media. 2.3 Daerah Objek Penelitian Daerah ataupun lokasi penelitian ini terdapat di ketiga kabupaten yang berbeda, tetapi masih tetap berada di Provinsi Sumatera Utara. Ketiga Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat. Sebelum dijelaskan secara rinci setiap daerah titik pengamatan di masing-masing kabupaten, kerlebih dahulu diuraikan tentang latar belakang setiap kabupaten. Latar belakang yang dijelaskan meliputi sejarah, geografi, sosial, agama, dan kesehatan penduduk untuk setiap kabupaten. Selanjutnya, dijelaskan juga mengenai desa yang sudah ditetapkan sebagai daerah titik pengamatan untuk mewakili desa lainnya. Sebagaimana telah dijelaskan pada halaman terdahulu bahwa penelitian ini adalah suatu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian diperoleh dari sejumlah informan suku Karo yang bertempat tinggal di desa daerah titik pengamatan. Daerah titik pengamatan ada sebanyak 18 desa. Untuk itu, berikut ini dijelaskan mengenai keadaan alam bagi masing-masing daerah penelitian. Indonesia adalah Negara Republik yang merdeka dan berdaulat. Indonesia sangat luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Salah satu pulau itu adalah pulau Sumatera. Indonesia mempunyai berbagai daerah provinsi, dan di Sumatera ada terdapat lima provinsi yang berbeda, dan salah satu di antaranya adalah Sumatera Utara. Setiap daerah provinsi di Indonesia mempunyai beberapa daerah yang disebut 41

19 kabupaten, dan kota madya. Misalnya Provinsi Sumatera Utara mempunyai 19 daerah kabupaten dan 7 kota madya. Di antara 19 daerah kabupaten tersebut terdapat 3 daerah kabupaten yang dijadikan sebagai daerah penelitian, yaitu Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat. 2.4 Kabupaten Karo Kabupaten Karo terletak pada ketinggian meter di atas permukaan laut. Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah mata air sungai. Kabupaten Karo mempunyai areal seluas 2.127,25 km2 atau dapat dikatakan hektar. Dapat juga diketahui bahwa daerah Kabupaten Karo adalah 2,97% dari luas seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara. Bila dilihat dari sudut pandang geografis, maka Kabupaten Karo terletak di antara 2 o 50 ' 3 o 19' lintang utara dan 97 o 55' 98 o 38' bujur timur. Di daerah Kabupaten Karo terdapat dua buah gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Bila dirinci daerah Kabupaten Karo menurut posisinya, maka diketahui bahwa: (1) hektar (13,45%) berada di antara meter di atas permukaan laut, (2) (8,39%) berada di antara meter di atas permukaan laut, (3) hektar (39,91%) berada di antara meter di atas permukaan laut, (4) hektar (33,27%) berada di antara meter di atas permukaan laut, dan (5) hektar (4,98%) berada di antara meter di atas permukaan laut. 42

20 Kabupaten Karo berbatasan dengan: (1) Kabupaten Langkat dan Deli Serdang di sebelah Utara, (2) Kabupaten Dairi dan Toba Samosir di sebelah Selatan, (3) Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang di sebelah Timur, dan (4) Kabupaten Aceh Tenggara di sebelah Barat. Kabupaten Karo mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Suhu udara di Kabupaten Karo berkisar antara 13,8 o C 25,8 o C. Musim hujan dan kemarau belakangan ini ataupun semenjak banyaknya pohon kayu ditebang secara liar dan tidak terpadu yang mengakibtkan musim kemarau dan hujan tidak dapat diprediksi secara akurat. Kabupaten Karo pada awal kemerdekaan atau setelah lepas dari cengkeraman Kolonial Belanda terbagi atas tiga daerah kewedanaan. Setelah beberapa tahun Indonesia merdeka maka daerah Kabupaten Karo dibagi lagi menjadi 10 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kabanjahe, Tiga Panah, Barus Jahe, Simpang Empat, Payung, Kuta Buluh, Lau Baleng, Tiga Binanga, Juhar, dan Munte. Sekarang, setelah diadakan pemekaran maka yang 10 wilayah kecamatan tadi sudah menjadi 17 wilayah kecamatan. Adapun ketujuh wilayah kecamatan tambahan yang baru ialah Kecamatan Berastagi, Mardingding, Dolat Rakyat, Tiga Nderket, Merek, Merdeka, dan Teran. Adapun wilayah kecamatan yang dijadikan sebagai daerah penelitian ialah: (1) Kecamatan Juhar, (2) Kecamatan Lau Baleng, 43

21 (3) Kecamatan Kuta Buluh, (4) Kecamatan Tiga Panah, (5) Kecamatan Payung, dan (6) Kecamatan Merek. Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian yang baik, maka dipilih dan ditetapkan desa daerah titik pengamatan sebagai lokasi tempat pengumpulan data secara baik dan benar. Mahsun (1995: ) mengatakan bahwa ada dua pilihan yang dapat diterapkan untuk menetapkan daerah titik pengamatan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Adapun kriteria untuk cara kualitatif adalah sebagai berikut: (1) daerah titik pengamatan yang dipilih tidak boleh berdekatan ataupun bertetangga, serta tidak bertetangga dengan kota besar, (2) masyarakat desa titik pengamatan tersebut tidak mengalami mobilitas yang tinggi, (3) jumlah penduduk di desa daerah titik pengamatan maksimal jiwa, dan (4) desa titik pengamatan tersebut minimal sudah berusia 30 tahun. Peneliti dalam hal melaksanakan penelitian ini sudah mengikuti petunjuk yang ditegaskan oleh Mahsun tersebut. Teori kuantitatif dimaksud ialah menetapkan daerah titik pengamatan dengan mengukur jarak antara desa satu dengan desa dua, desa tiga, desa empat, desa lima, desa enam, dan seterusnya kira-kira 20 km. Cara ini sebaiknya dilakukan terhadap suatu daerah yang penduduknya mempunyai isolek yang homogen, maka cara kuantitatif boleh tidak diindahkan. Setelah diamati semua desa daerah titik pengamatan yang telah ditetapkan bahwa daerah titik pengamatan untuk penelitian ini sudah memenuhi syarat kualitatif maupun kuantitatif. 44

22 Desa yang ditetapkan sebagai daerah titik pengamatan, satu desa di masingmasing wilayah kecamatan, yaitu Desa Nageri di wilayah Kecamatan Juhar, Desa Kinangkong di wilayah Kecamatan Lau Baleng, Desa Lau Buluh di wilayah Kecamatan Kuta Buluh, Desa Selandi di wilayah Kecamatan Payung, Desa Seberaya di wilayah Kecamatan Tiga Panah, dan Desa Dokan di wilayah Kecamatan Merek. (1) Kecamatan Juhar Kecamatan Juhar mempunyai wilayah seluas 218,56 km2. Kecamatan Juhar terletak di antara meter di atas permukaan laut. Kecamatan Juhar berbatasan dengan: (1) Kecamatan Tiga Binanga dan Munte di bagian Utara, (2) Kabupaten Dairi di sebelah Selatan, (3) Kabupaten Dairi dan Kecamatan Tiga Binanga di sebelah Barat, dan (4) Kecamatan Tiga Panah di sebelah Timur. Kecamatan Juhar berpenduduk sebanyak (6.572 orang laki-laki dan orang perempuan) dengan jumlah rumah tangga sebanyak Cuaca di wilayah Kecamatan Juhar berkisar antara 22 o 29 o C. Musim di Wilayah Kecamatan Juhar adalah musim penghujan dan musim kemarau. Kedua musim ini tidak dapat lagi diprediksi berhubung hutan sudah dirusak oleh masyarakat. Kecamatan Juhar mempunyai 24 desa dan salah satu di antaranya ditetapkan sebagai desa tempat titik pengamatan, yaitu Desa Nageri. Desa Nageri mempunyai penduduk sebanyak 657 orang (308 laki-laki dan 349 orang perempuan) yang terdiri dari 197 rumah tangga. 45

23 (2) Kecamatan Lau Baleng Kecamatan Lau Baleng berada dalam ketinggian meter di atas permukaan laut. Kecamatan Lau Baleng mempunyai wilayah seluas 252,60 km2. Adapun batas wilayah Kecamatan Lau Baleng adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mardingding, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, dan Sebelah Timur dengan Kecamatan Tiga binanga. Wilayah Kecamatan Lau Baleng mempunyai 15 desa, salah satu di antaranya ialah Desa Kinangkong. Desa Kinangkong inilah yang dijadikan sebagai desa tempat titik pengamatan penelitian ini. Luas desa Kinangkong adalah 20,86 km2. Jumlah penduduknya adalah sebanyak orang (643 orang laki-laki dan 673 orang perempuan). Jumlah rumah tangga di desa Kinangkong ada sebanyak 331. Masyarakat Kinangkong menganut tiga agama yang berbeda, yaitu Islam, Katolik, dan Kristen lainnya. Pemeluk agama Islam ada sebanyak 314 orang, Katolik ada sebanyak 285 orang, dan Kristen lainnya ada sebanyak 717 orang. (3) Kecamatan Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh mempunyai wilayah seluas 195,70 km2 yang terdiri atas 16 desa. Wilayah ini berada dalam ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Adapun batas wilayah Kecamatan Kuta Buluh ialah: Sebelah Utara dengan Kabupaten Langkat, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Tiga Binanga, 46

24 Sebelah Barat dengan Kecamatan Mardingding, dan Sebelah Timur dengan Kecamatan Payung. Penduduk Kecamatan Kuta Buluh ada sebanyak jiwa. Desa yang ditetapkan sebagai tempat titik pengamatan di Wilayah Kecamatan Kuta Buluh adalah desa Lau Buluh. Desa Lau Buluh mempunyai penduduk sebanyak orang (539 laki-laki dan 558 orang perempuan) yang terdiri dari 192 rumah tangga. Di desa Lau Buluh ada terdapat 1 mesjid dan 6 gereja. (4) Kecamatan Payung Kata Payung dalam frasa Kecamatan Payung sebenarnya berasal dari kata Payong. Banyak anggota masyarakat Karo tidak mengerti sejarah kata Payung tersebut. Sebahagian orang menganggap bahwa makna kata Payung pada frasa Kecamatan Payung adalah Payong di dalam bahasa Karo yang memang artinya payung, tetapi yang sebenarnya adalah Payong [payoŋ] yang berasal dari dua kata payo dan nge [payo ŋě] yang berarti benar atau betul. Desa Payung pada mulanya merupakan ladang seorang Merga Bangun. Merga Bangun tersebut adalah penduduk asli Desa Batu Karang. Merga Bangun tersebut meninggalkan Desa Batu Karang berhubung rumah tangganya yang selalu mendapatkan masalah. Akhirnya, dia pindah ke Desa Payung yang pada masa itu belum pernah dihuni dan merupakan hutan. Jadi alasannya ke sana ialah untuk menghindar dari masyarakat desa Batu Karang. Pada dasarnya penduduk desa Batu Karang tidak tahu entah ke mana dia pergi. Tetapi pada suatu hari ada sekelompok orang yang berburu babi hutan dan rusa. Tanpa disengaja mereka menemukan pondok keluarga Pak Bangun tersebut. 47

25 Sewaktu selesai perburuan, mereka memberitakan hal tersebut kepada penduduk Desa Batu Karang. Oleh karena sudah lebih sepuluh tahun masyarakat Desa Batu Karang tidak mengetahui keberadaan Merga Bangun tersebut maka setiap orang yang mendengar berita tersebut berkata payo nge [payo ŋ ]. Frasa payo nge sebenarnya bersifat ambigu. Misalnya, seseorang ingin mengetahui kebenaran suatu kejadian, maka dia akan bertanya Payo nge ia i ĵadah? [payo ŋ ia i ĵadah] yang berarti Benar atau betulkah dia di sana? Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah [payo ŋ ]. Akhirnya terjadilah Desa Payung karena sudah banyak masyarakat dari desa lainnya membuka lahan pertanian di sekeliling ladang Pak Bangun tersebut. Desa Payung berada di lereng kaki Gunung Sinabung. Kira-kira pada tahun 1901, sebelum Indonesia merdeka karena Kolonial Belanda dan Jepang masih menduduki Indonesia, wilayah Kecamatan Payung dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu: wilayah Raja Urung Susuk yang berkedudukan di Tiga Nderket, wilayah Raja Urung Batu Karang yang berkedudukan di Batu Karang, dan wilayah Raja Urung Guru Kinayan yang berkedudukan di Tiga Pancur. Tiga Pancur termasuk ke wilayah Kecamatan Simpang Empat dan Tiga Nderket adalah wilayah Kecamatan Tiga Nderket. Ketiga wilayah Raja Urung tersebut berada di bawah kekuasaan atau kepeminpinan Pemerintah Sebayak Lingga. Kemudian setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Bupati Kabupaten Karo yang ditunjuk ialah Rakutta Sembiring. Beliau mengadakan suatu rapat dengan masyarakat Kabupaten Karo tentang daerah-daerah Raja Urung. Rapat tersebut 48

26 memutuskan agar daerah-daerah Raja Urung tersebut dijadikan menjadi satu wilayah kecamatan yang berkedudukan di Desa Payung dengan alasan lokasinya berada di tengah-tengah wilayah tersebut. Setelah lima bulan lamanya Asisten Wedana berkantor di desa Payung, maka dipindahkanlah kantor Asisten Wedana ke Desa Tiga Nderket dengan ketentuan bahwa nama tidak berubah yaitu masih tetap Payung. Adapun alasan Bupati untuk memindahkan kantor Asisten Wedana ke Tiga Nderket, berhubung di Desa Payung sangat sedikit sekali penduduknya, sedangkan di Tiga Nderket sangat banyak penduduk. Tiga Nderket adalah satu frasa dari dua kata Tiga dan Nderket [tiga] dan [ndərkət]. Tiga artinya pasar atau pekan dan Nderket adalah nama suatu pohon kayu. Berhubung pohon Nderket tersebut sangat tinggi dan rimbun sehingga di bawahnya sangat teduh, maka di sekitar pohon Nderket tersebutlah masyarakat jadikan pasar. Jadi, Tiga Nderket artinya pasar atau pekan di bawah pohon Nderket. Pada tahun 2005, Pemerintah Indonesia sedang sibuk dengan terbitnya Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2005, yaitu pemekaran daerah-daerah. Untuk Wilayah Kecamatan Payung dimekarkan menjadi dua wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Payung dan Kecamatan Tiga Nderket. Jadi, semenjak itu Kantor Kecamatan Payung yang tadinya berkedudukan di Tiga Nderket kembali ke desa Payung, dan Kecamatan Tiga Nderket berkedudukan di Tiga Nderket. Kecamatan Payung terletak di antara lintang Utara dan 97,55 bujur Timur. Keadaannya 49

27 berada pada meter di atas permukaan laut. Luas Kecamatan Payung adalah 47,24 km2. Adapun batas-batas Kecamatan Payung adalah: sebelah Utara dengan Kecamatan Tiga Nderket, sebelah Selatan dengan Kecamatan Munte, sebelah Barat dengan Kecamatan Tiga Nderket, dan sebelah Timur dengan Kecamatan Simpang Empat. Jarak Kecamatan Payung ke Ibukota Kabupaten Karo, Kabanjahe adalah 17 km dan dengan kota Medan 93 km. Penduduk Kecamatan Payung sebanyak orang (5.300 orang laki-laki dan orang perempuan) yang terdiri dari rumah tangga. Di wilayah Kecamatan Payung yang telah ditetapkan sebagai daerah tempat titik pengamatan adalah Desa Selandi yang jumlah penduduknya sebanyak 620 orang dan terdiri dari 205 rumah tangga. Masyarakat Desa Selandi mayoritas memeluk agama Kristen, Protestan sebanyak 214 orang, Katolik sebanyak 204 orang, Islam sebanyak 197, dan lainnya sebanyak 5 orang. Mata pencaharian masyarakat Desa Selandi adalah bertani, ada yang menanam tanaman keras dan ada juga yang menanam palawija. (5) Kecamatan Tiga Panah Kecamatan Tiga Panah terletak di atas permukaan laut setinggi meter, dan luas wilayahnya km2. Kecamatan Tiga Panah berpenduduk sebanyak jiwa ( orang laki-laki dan orang perempuan) yang terdiri dari rumah tangga. Di Kecamatan Tiga Panah masyarakat memeluk agama Kristen sebanyak orang, Katolik sebanyak orang, Islam sebanyak orang, 50

28 dan lainnya 117 orang. Penduduk Kecamatan Tiga Panah pada umumnya petani. Masyarakat pada umumnya menanam tanaman keras dan palawija. Di daerah Kecamatan Tiga Panah telah ditetapkan desa Seberaya sebagai tempat titik pengamatan. Desa Seberaya mempunyai penduduk sebanyak orang (1.429 orang laki-laki dan orang perempuan). Penduduk Desa Seberaya 20 orang memeluk Agama Islam, memeluk Agama Protestan, 662 orang memeluk Agama Katolik, dan 17 orang memeluk agama lainnya. Penduduk Desa Seberaya adalah petani dengan menanam tanaman keras dan palawija.. (6) Kecamatan Merek Kecamatan Merek mempunyai areal seluas 125,51 km2 dan berada pada meter di atas permukaan laut. Wilayah Kecamatan Merek berbatasan dengan: Tiga Panah di sebelah Utara, Kabupaten Dairi di sebelah Selatan, Kecamatan Juhar di sebelah Barat, dan Kabupaten Simalungun di sebelah Timur. Kecamatan Merek mempunyai 19 desa dan jumlah penduduknya sebanyak jiwa (7.840 orang laki-laki dan orang erempuan) yang terdiri dari rumah tangga. Masyarakat Kecamatan Merek memeluk agama Kristen sebanyak orang, Katolik sebanyak orang, dan Islam sebanyak 930 orang. Untuk daerah Kecamatan Merek telah ditetapkan Desa Dokan sebagai daerah tempat titik pengamatan. Penduduk Desa Dokan ada sebanyak 461 rumah tangga (1.189 jiwa yang terdiri dari 577 orang laki-laki dan 612 orang perempuan). Masyarakat Desa 51

29 Dokan memeluk agama Kristen sebanyak orang, Katolik sebanyak 180 orang, dan Islam sebanyak 9 orang. Mata pencaharian masyarakat Dokan adalah menanam palawija dan tanaman keras Kabupaten Deli Serdang Sebelum Perang Dunia Ke II, atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia , Indonesia masih diduduki oleh Kolonial Belanda, Kabupaten Deli Serdang merupakan wilayah kepemimpinan Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan Belanda merupakan Keresidenan Sumatera Timur, dan sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan sudah berakhir dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan Kesultanan Deli dan kesultanan Serdang dijadikan sebagai daerah Kabupaten Deli Serdang. Mulai tahun 1945, daerah Kabupaten Deli Serdang, secara berkesinambungan dipimpin oleh seorang Bupati. Daerah Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan nusantara, terutama karena devisa negara yang berasal dari hasil bumi. Kabupaten Deli Serdang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian daerah, misalnya perkebunan karet, tembakau, dan kelapa sawit. Bila dilihat dari segi politik Kabupaten Deli Serdang cukup kritis. Daerah pariwisata, pentraktoran di Tanjung Morawa di masa Orde Lama telah mengakibatkan jatuhnya kabinet di zaman Orde Lama. Peranan daerah Kabupaten Deli Serdang dalam 52

30 pembangunan sangat menonjol. Melalui pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Orde Baru dapat menumbuhkan ekonomi diberbagai sektor di Deli Serdang. Misalnya, di sektor pertanian dan perkebunan menjadi pemeran utama bagi penghuni Kabupaten Deli Serdang. Sejalan dengan lajunya pembangunan di bidang politik berjalan cukup mantap, stabil, dan dinamis. Hal ini tercipta dengan adanya kerjasama yang harmonis di kawasan Deli Serdang. Keadaan tersebut merupakan modal yang tidak terhitung nilainya untuk mewujudkan demokrasi Pancasila. Azas persatuan dan kesatuan selalu menjiwai pemerintah Deli Serdang sehingga kesetabilan politik tetap mantap dan terkendali. Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 2 o 57 Lintang Utara, 3 o 16 Lintang Selatan, 98 o o 27 Bujur Timur dengan Luas wilayah 2.497,72 Km 2 Batas wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut: sebelah utara dengan Kabupaten Langkat, sebelah selatan dengankabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai, serta sebelah barat dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat. Dari permukaan laut ketinggian daerah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi kota Medan yang terdiri atas 22 kecamatan dan 403 Desa/ Kelurahan. Kabupaten Deli Serdang memiliki iklim tropis. Pengamatan Stasiun Sampali menunjukkan ratarata kelembapan udara per-bulan adalah sekitar 83%, curah hujan berkisar antara 51 sampai dengan 502 mm per-bulan dengan periodik tertinggi pada bulan September 53

31 dan Oktober, hujan per-bulan berkisar 9-23 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan September Oktober. Rata-rata kecepatan udara berkisar 2,0 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar 4,0 mm/hari. Temperatur udara perbulan minimum 23,9 o C dan maksimum 32,4 o C. Pengamatan di Stasiun Gunung Pamela, dapat dilihat bahwa kelembapan udara rata-rata 83%, curah hujan bekisar antara 45 samapai dengan 287 mm perbulan. Sementara rata-rata kecepatan, tingkat penguapan dan temperatur udara tidak dapat diamati. Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pada pendidikan maupun pada tenaga guru yang memadai. Pada tingkat pendidikan dasar jumlah sekolah ada sebanyak 758 unit yang terdiri dari 619 Sekolah Dasar Negeri/Inpres dan sebanyak 139 Sekolah Dasar Swasta. Jumlah SLTP Negeri sebanyak 40 unit, SLTP Swasta sebanyak 159 unit. Jumlah SMU Negeri sebanyak 10 unit dan SMU swasta sebanyak 74 Unit. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri hanya 2 unit dan yang diselenggarakan oleh swasta sebanyak 73 unit. Selain itu, sekolah pendidikan agama, baik tingkat dasar maupun menengah adalah sebagai berikut: jumlah Madrasyah Ibtidaiyah (MI) adalah 56 unit, Madrasyah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 76 unit dan Madrasyah Aliyah (MA) sebanyak 32 unit termasuk yang diselenggarakan oleh swasta. Dari kenyataan di atas terlihat bahwa peran masyarakat(swasta) dalam meningkatkan kecerdasan bangsa cukup besar, hal 54

32 ini ditunjukkan dengan lebih banyak jumlah sekolah swasta bila dibandingkan dengan sekolah negeri, khusus di tingkat sekolah menengah. Dengan fasilitas pendidikan yang demikian, maka jumlah murid yang dapat ditampung adalah sebanyak siswa untuk SD, siswa untuk tingkat SLTP, siswa untuk tingkat SMU dan siswa untuk sekolah STM, SMEA,SMKK dan SMK, sedangkan untuk sekolah agama ada terdapat sebayak siswa untuk tingkat MI, sebanyak siswa untuk tingkat MTs, dan sebanyak siswa untuk tingkat MTs, dan sebanyak siswa untuk tingkat MA. Bila kita lihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat diketahui bahwa dari penduduk di usia 19 tahun ke atas. Jadi orang atau sekurang-kurangnya telah menamatkan tingkat pendidikan dasar (SD atau sedeajat) atau sekitar 28,83% sudah tamat dan sekitar 23,33% belum tamat SD atau tidak/ belum pernah sekolah, sedangkan selebihnya, yaitu 47,84% telah menamatkan pendidikan pada tingkat SLTP ke atas. Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan kehidupan beragama senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dalam upaya mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa. Jumlah masjid dan langgar atau musholla masing-masing sebanyak 666 buah dan 788 buah. Jumlah gereja sebanyak 683 buah, kuil dan vihara sebanyak 13 buah. Untuk memberdayakan rumah ibadah tersebut khususnya untuk umat Islam di Kabupaten Deli Serdang terdapat 178 orang mubalihq yang secara aktif 55

33 memberikan pelajaran agama. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat imam sebanyak 88 orang, khotib ada sebanyak 574 orang, dan ulama sebanyak 1010 orang. Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit di Kabupaten Deli Serdang ada sebanyak 11 unit, masing-masing berada di Kecamatan Tanjung Morawa (2 unit), Kecamatan Lubuk Pakam (3 unit), Kecamatan Deli Tua (2 unit), Kecamatan Labuhan Deli (1 unit). Kapasitas tempat tidur seluruhnya sebanyak 470 tempat tidur. Di setiap wilayah kecamatan sudah ada puskesmas dan puskesmas pembantu. Sarana penunjang kesehatan tersebut didukung oleh sebanyak 91 apotik dan depot obat yang tersebar di beberapa kecamatan lain. Di Kabupaten Deli Serdang sudah ditetapkan enam desa sebagai daerah titik pengamatan. Keenam desa tersebut berada di dalam enam wilayah kecamatan yang berbeda. Adapun keenam kecamatan tersebut adalah: (1) Kecamatan Sibolangit Luas Kecamatan Sibolangit sekitar 174,92 Km 2 dan tinggi dari permukaan laut antara 350 m s/d 700m serta terletak pada 20 o 59 o Lintang Utara dan 50 o 98 o Bujur Selatan Keadaan daerah Kecamatan Sibolangit berbukit-bukit dan di antara bukit ada beberapa sungai besar, yakni Sungai Belawan, Sungai Petani, Sungai Betimus dll yang muaranya ke Kecamatan Pancurbatu dan Kecamatan Namo Rambe. Hal ini dapat membuat tanah di daerah ini subur. Iklim di Kecamatan ini pada umumnya berhawa sedang dan terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan September sampai dengan Maret dan 56

34 musim kemarau pada bulan April sampai deengan bulan Agustus pada setiap tahunnya. Batas-Batas : sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pancurbatu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kutalimbaru, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Namo Rambe, Kecamatan Biru-Biru. (2) Kecamatan STM Hilir Pada masa penjajahan Belanda, Kecamatan STM Hilir disebut VAN.N. Senembah Tanjung Muda Hulu yang dipimpin oleh perbapaan bermarga Barus dan tunduk kepada Sultan Serdang di Perbaungan. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, VAN.N. Senembah Tanjung Muda Hulu disebut Sinembah Tanjung Muda Hulu, pusat pemerintahannya berkedudukan di Desa Tadukan Raga. Setelah penyerahan kedaulatan/penghapusan Negara Sumatera Timur sekitar tahun 1945/1949, Sinembah Tanjung Muda dibagi menjadi 2 wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu dan Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir yang berkedudukan di Desa Talun Kenas terdiri dari 38 Desa dan pada tahun 1991 diperkecil menjadi 15 Desa. Kecamatan STM Hilir terdiri dari 15 Desa dan 80 Dusun. Sejak tahun 1990 karena adanya penciutan desa yang mana Kecamatan STM Hilir dikelilingi oleh Kecamatan Patumbak, bangun Purba, Biru-biru dan Kecamatan STM Hulu. Kecamatan STM Hilir luasnya 190,50 Km 2. 57

35 Kecamatan STM Hilir beriklim sedang. Di sebelah selatan kecamatan tersebut ditemukan beberapa bukit kecil. Letak kecamatan di atas permukaan laut tingginya berkisar 190 sampai dengan 500 m. Iklim di wilayah Kecamatan STM Hilir sangat bergantung kepada dua arah angin, yaitu angin dri arah laut dan angin dari arah pegunugan. Curah hujan yang menonjol pada bulan Januari sampai dengan Agustus. Musim kemarau terjadi pada bulan September sampai dengan Desember. Batas-batas wilayah Kecamatan STM Hilir ialah: Utara berbatasan dengan Kecamatan Patumbak, Selatan berbatasan dengan Kecamatan STM Hulu, Timur berbatasan dengan Kecamatan Bangun Purba dan STM Hulu, dan Barat berbatasan dengan Kecamatan Biru-Biru. (3) Kecamatan Biru-biru Daerah Kecamatan Biru-biru luasnya 89,69 Km2 atau sekitar 8969 Hektar. Kecamatan Biru-biru terdiri atas 17 desa dan 89 dusun. Ibukota kecamatannya adalah Biru-biru. Kecamatan Biru-biru pada umumnya mempunyai 2 (dua) iklim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kedua iklim tersebut dipengaruhi oleh angin dari arah laut dan angin dari arah pegunungan. Angin laut biasanya membawa hujan, sedangkan angin dari arah gunung membawa udara panas dan lembab. Curah hujan pada umumnya pada bulan September sampai dengan Desember, sedangkan musim kemarau pada bulan Januari sampai dengan Agustus. Di Kecamatan Biru-Biru ada bermacam-macam suku bangsa dan mayoritas beragama Islam, Kristen Protestan, dan 58

36 Katolik yang satu sama lainnya hidup harmonis dan mampu memelihara adat istiadat masing-masing. Sumber mata pencarian penduduk umumnya bertani. Adapun batas-batas Kecamatan Biru-Biru ialah: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Barat Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua, : Berbatasan dengan Kecamatan Patumbak, : Berbatasan dengan Kecamatan Namo Rambe, dan : Berbatasan dengan Kec. STM Hilir. (4) Kecamatan Namo Rambe Sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Kecamatan Namo Rambe berada di bawah Pemerintahan Sultan Deli yang berkedudukan di Medan dan termasuk Kewedanan Deli Hulu dan Pusat Kewedanan di Pancur Batu. Setelah proklamasi, kekuasaan Sultan Deli berakhir dan timbullah Pemerintahan Kecamatan yang pada waktu itu dikepalai oleh seorang Asisten Wedana (sekarang camat) yang sampai sekarang menjadi Kecamatan Namo Rambe. Kecamatan Namo Rambe adalah salah satu kecamatan dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang, berjarak sekitar ± 20 Km dari Kodya Medan dan ± 34 Km Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang di Lubuk Pakam. Kecamatan Namo Rambe terdiri dari 36 Desa dan Ibu Kota Kecamatannya adalah Desa Kuta Tengah. Kantor Camat terletak di Desa Kuta Tengah ± 1 Km dari ibu kota kecamatan, yang dibangun pada tahun 1983/1982. Daerahnya landai dengan ketinggian 51 sampai dengan 499 meter di atas permukaan laut, secara umum dapat dirinci sebagai berikut: 59

37 Tanah usaha yang dapat dikelola untuk lahan pertanian Tanaman Pangan dan lainnya antara 51 sampai dengan 400 meter atau sekitar 92,24% dari luas wilayah Kecamatan. Tanah usaha yang dapat dikelola untuk lahan perkebunan Rakyat/Tanaman Keras antara 401 sampai dengan 499 meter diatas permukaan laut yang luasnya 483 Ha atau sekitar 7,76% dari wilayah kecamatan. (5) Keacamatan Kutalimbaru Daerah ini pada masa penjajahan Belanda bernama Hofd Perbapaan Sebernaman yang sekarang dinamakan Kecamatan Kutalimbaru. Hofd Perbapaan Kutalimbaru tunduk ke daerah yang bernama Coetoeleur Van Boven yang sekarang Pancurbatu (Aremania). Hofd Perbapaan Sebernaman membawahi 6 Perbapaan dan dijabat oleh Tangkas Sinulingga dan ke penghuluan sebanyak 80 kepenghuluan. Pada zaman Pemerintahan Jepang, Pemerintah Kutalimbaru terbagi atas 80 Komico, yang tunduk ke Daerah Guntebu yang di jabat oleh Bunsisco. Pada zaman Pemerintahan Republik Indonesia (1945) daerah ini berstatus kecamatan yang membawahi 80 kepenghuluan dan organisatoris pemerintahan untuk ke Kabupaten sampai tahun Pada waktu itu Kecamatan Kutalimbaru tunduk ke Kewedaan Deli Hulu yang berkedudukan di Pancur Batu, yang berada dalam wilayah Kewedaan Deli Hulu terdiri dari beberapa wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Sibolangit. Kecamatan Namo Rambe, dan Kecamatan Biru-Biru. Pada masa Sumatera Timur (NST) 1948 daerah ini bernama Onder De Hofd (ODH) yang berada di bawah Pemerintahan Distrik Hofd di Pancur Batu yang dijabat oleh Negeri Purba, dan keadaan ini berlangsung sampai tanggal 29 Desember

38 Pada masa Negara Kesatuan (1950) status pemerintahan di daerah ini kembali ke Kecamatan Kutalimbaru yang dijabat oleh Kelang Sinulingga dan Kewedanan di Pancur Batu yang dijabat oleh Keras Surbakti (Kewedanaan Deli Hulu) terus berlangsung sampai penghapusan Wilayah Kewedanaan Deli Hulu pada tahun Setelah penghapusan Kewedanaan, maka status pemerintah berubah menjadi Kecamatan Kutalimbaru dengan Ibu Kota Kecamatan yang Berdomisili di Desa Kutalimbaru. (6) Kecamatan Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu mempunyai wilayah seluas 122,53 km 2 ( hektar). Di Kecamatan Pancur Batu ada terdapat dua puluh lima desa dan seratus delapan dusun. Kecamatan Pancur Batu berbatasan dengan : Kota Medan di sebelah Utara, Kecamatan Sibolangit di sebelah Selatan, Kecamatan Namo Rambe di sebelah Timur, dan Kecamatan Kutalimbaru di sebelah Barat. Jumlah penduduk Kecamatan Pancur Batu sebanyak jiwa. BPS Kecamatan Pancur Batu belum pernah mencacah masyarakatnya menurut suku, tetapi mereka telah mencatat jumlah penduduk sesuai agama yang mereka anut. Jadi, sesuai hasil pencatatan BPS Kecamatan Pancur Batu bahwa di sana ditemukan orang yang memeluk agama Islam, orang yang memeluk agama Kristen Protestan, orang Katolik, dan orang memeluk agama lainnya. Desa daerah titik 61

39 pengamatan yang sudah ditetapkan di wilayah Kecamatan Pancur Batu adalah desa Gunung Tinggi. Desa penduduknya jiwa (laki-laki 907 orang dan 897 orang perempuan) dengan 454 rumah tangga. Penduduk desa Gunung Tinggi memeluk agama Islam sebanyak 858 orang, Kristen 695 orang, Katolik 20, dan yang lainnya 231 orang. 2.6 Kabupaten Langkat Pada saat Indonesia masih di bawah kekuasaan kolonial Belanda daerah Kabupaten Langkat masih berstatus kesultanan yang dipimpin oleh Morry Agesten. Residen ini berkedudukan di Binjai. Jadi pada saat itu dibagi dua oleh kolonial Belanda. Urusan orang asing di bawah Morry Agesten dan orang pribumi diatur oleh sultan Langkat. Sistem ini berlangsung sejak 1865 hingga akhir penjajahan Belanda di Indonesia, yaitu Kabupaten Langkat pada waktu itu secara administratif dibagi atas tiga daerah, setiap satu daerah dipimpin oleh seorang Luhak. Adapun ketiga daerah yang dimaksud adalah (1) Langkat Hulu yang berkedudukan di Binjai mempunyai wilayah Selesai, Bahorok, Sei Bingai, Kuala, dan Salapian; (2) Langkat Hilir yang daerahnya adalah Stabat, Bingei, Secanggang, Padang Tualang, Cempa, dan Pantai Cermin, daerah ini berkedudukan di Tanjung Pura; (3) Teluk Haru yang berkedudukan di Pangkalan Berandan mempunyai wilayah Besitang, Langkat Tamiang, Salahaji, Pulau Kampai, dan Sei Lepan. 62

40 Setelah Indonesia merdeka atau terlepas dari penjajahan kolonial Belanda, maka wilayah kesultanan ini tadi sudah berkembang menjadi dua wilayah yang dipimpin oleh seorang Bupati yang kemudian menjadi kota Madya yang dipimpin oleh seorang Wali Kota, dan selebihnya dijadikan menjadi satu daerah Kabupaten yang disebut Kabupaten Langkat dan dipimpin oleh seorang Bupati. Bila ditinjau dari sudut pandang geografi, Kabupaten Langkat terletak pada 3 14 dan 4 3 lintang Utara, dan bujur timur. Kabupaten Langkat berbatasan dengan: Selat Malaka dan D.I. Aceh di sebelah Utara, Kabupaten Karo di sebelah Selatan, Kabupaten Deli Serdang di sebelah Timur, dan Aceh Tengah di sebelah Barat. Kabupaten Langkat mempunyai areal seluas 6.263,29 km atau hektar. Di daerah Kabupaten Langkat telah ditetapkan enam desa sebagai daerah titik pengamatan. Keenam desa daerah titik pengamatan tersebut berada dalam enam wilayah Kecamatan yang berbeda. Adapun keenam Kecamatan tersebut ialah: Kecamatan Sei Bingei, Selesai, Kuala, Kuta Mbaru, Salapian, dan Bahorok. Desa tempat titik pengamatan adalah Telaga, Tanjung Merahe, Garunggang, Kuta Gajah, Parangguam, dan Lau Damak. (1) Kecamatan Sei Bingei Kecamatan Sei Bingei terdiri atas 16 desa. Kecamatan Sei Bingei berbatasan dengan daerah: 63

41 Binjai di sebelah Utara, Kabupaten Karo di sebelah Selatan, Kecamatan Salapian dan Kuala di sebelah Barat, dan Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur. Kecamatan Sei Bingei mempunyai penduduk sebanyak jiwa yang terdiri dari orang suku Karo, orang suku Melayu, 930 orang suku Jawa, 930 orang suku Mandailing, 465 orang suku Toba, 465 orang suku Simalungun, dan 10 orang suku lainnya. Pemeluk Agama Islam di Kecamatan Sei Bingei adda orang, Kristen orang, dan Katolik sebanyak orang. (2) Kecamatan Selesai Kecamatan Selesai mempunyai wilayah seluas hektar (152,08 km 2 ). Kecamatan Selesai mempunyai tigabelas desa. Jumlah penduduknya ada sebanyak jiwa ( rumah tangga). Kecamatan selesai berbatasan dengan Kecamatan: Stabat di sebelah Utara, Sei Bingei dan Kuala di sebelah Selatan, Wampu dan Bahorok di sebelah Barat, dan Kodya Binjai di sebelah Timur. Di Kecamatan Selesai ditetapkanlah desa Tanjung Merahe sebagai desa titik pengamatan. Desa Tanjung Merahe penduduknya orang suku Karo, 549 orang suku Jawa, Melayu 11 orang, Toba 4 orang, Mandailing 22 orang, dan 138 orang suku lainnya. 64

42 (3) Kecamatan Kuala Wilayah Kecamatan Kuala ada seluas hektar (194, 76 km 2 ). Di Kecamatan Kuala ada terdapat delapanbelas desa. Jumlah penduduk di Kecamatan Kuala adalah jiwa ( rumah tangga). Kecamatan Kuala berbatasan dengan Kecamatan: Selesai di sebelah Utara, Sei bingei di sebelah Selatan, Salapian di sebelah Barat, dan Sei Bingei di sebelah timur. Desa titik pengamatan di Kecamatan Kuala yaitu desa Garunggang. Desa Garunggang penduduknya orang suku Karo, 248 orang suku Jawa, Toba 9 orang, Mandailing 5 orang, dan 52 orang suku lainnya. Di desa Garunggang terdapat 392 rumah tangga dengan jumlah penduduk orang. Pemeluk Agama Kristen ada sebanyak orang dan 579 orang beragama Islam. (4) Kecamatan Salapian Kecamatan Salapian luasnya 51,112 hektar (511,12 km 2 ). Kecamatan Salapian sebelumnya mempunyai 25 desa dengan jumlah penduduk orang ( rumah tangga). Semenjak pertengahan tahun 2008 Kecamatan Salapian dimekarkan menjadi tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Salapian, Kuta Mbaru, dan Serapit Daerah penelitian di Salapian dan Kuta Mbaru. Kecamatan Salapian berbatasan dengan: Selesai di sebelah Utara, 65

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah

Lebih terperinci

RINCIAN ALOKASI DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017

RINCIAN ALOKASI DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017 RINCIAN ALOKASI DANA SETIAP DI KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI KARO MOR : TANGGAL : TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENGGUNAAN DAN PENETAPAN RINCIAN ALOKASI DANA, BAGI HASIL

Lebih terperinci

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Letak Desa Desa Lau Rakit merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa Lau

Lebih terperinci

BAB III KEBUDAYAAN KARO DAN COKONG-COKONG DALAM MASYARAKAT KARO. diantara Lintang Utara dan Bujur Timur dengan luas

BAB III KEBUDAYAAN KARO DAN COKONG-COKONG DALAM MASYARAKAT KARO. diantara Lintang Utara dan Bujur Timur dengan luas BAB III KEBUDAYAAN KARO DAN COKONG-COKONG DALAM MASYARAKAT KARO I. KEBUDAYAAN KARO Wilayah Suku Karo Masyarakat Karo berada di daratan tinggi Tanah Karo yang sekarang menjadi wilayah administratif Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KECAMATAN TIGABINANGA. Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 160,38 km 2

BAB II DESKRIPSI KECAMATAN TIGABINANGA. Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 160,38 km 2 BAB II DESKRIPSI KECAMATAN TIGABINANGA 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Tiga Binaga adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 160,38 km 2 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Karo merupakan suatu wilayah yang terletak Suatu Dataran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Karo merupakan suatu wilayah yang terletak Suatu Dataran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karo merupakan suatu wilayah yang terletak Suatu Dataran Tinggi di Bukit Barisan, Sumatera Utara yang di kelilingi oleh pegunungan. Kabupaten Karo beribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang merupakan ibukota Kecamatan Barusjahe yang menaungi 19 desa yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. solidaritas yang sangat tebal terhadap masyarakatnya. Disamping itu, setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. solidaritas yang sangat tebal terhadap masyarakatnya. Disamping itu, setiap individu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ` Sejarah merupakan rentetan peristiwa yang mempunyai kaitan dengan kejadiankejadian dalam bentuk periode tertentu, karena manusialah yang bersejarah dan manusia pulalah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai 3.1.1 Letak Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2 0 57 Lintang Utara, 3 0 16 Lintang Selatan, 98 0 33 Bujur Timur,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH 2.1 Letak Geografis Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota Kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 km, sedangkan dari kota Berastagi

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEKERJAAN/KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KAB KARO TA. 2012

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEKERJAAN/KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KAB KARO TA. 2012 PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEKERJAAN/KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KAB KARO TA. 2012 JL. LETJEND GINTING NO. 72 KABANJAHE TELP. (0628) 20261 PENGUMUMAN PEMBATALAN PELELANGAN Nomor: 160/PAN-PUD/KARO/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri dapat memberikan keuntungan seperti meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri dapat memberikan keuntungan seperti meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu industri yang berkembang beberapa tahun terakhir ini. Industri pariwisata banyak dikembangkan dibelahan dunia karena pariwisata itu

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel data responden kemiri Kecamatan Kuta Buluh

Lampiran 1. Tabel data responden kemiri Kecamatan Kuta Buluh Lampiran 1. Tabel data responden kemiri Kecamatan Kuta Buluh No Nama Responden Umur (Tahun) Pendidikan Jumlah Anggota keluarga Pekerjaan Pendapatan per Bulan (Rp) Desa Kuta Maleh 1 Purnama P 40 SMP 5 Tani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Langkat adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Letaknya di barat provinsi Sumatera Utara, berbatasan dengan provinsi Aceh. Sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Wilayahnya meliputi dataran tinggi Karo, Deli Serdang bagian hulu, Langkat bagian hulu,

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau

Lebih terperinci

POKJA X PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2015

POKJA X PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2015 POKJA X PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2015 JL. LETJEND GINTING NO. 17 KABANJAHE TELP. (0628) 20130 PENGUMUMAN PELELANGAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor: 2015/POKJA

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Lubuk Pakam, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik. Ir. Hulman Siagian, MM

Sekapur Sirih. Lubuk Pakam, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik. Ir. Hulman Siagian, MM Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke. Keunikan tersebut menjadi nilai tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hortikultura atau tanaman sayuran adalah komoditi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Hortikultura atau tanaman sayuran adalah komoditi pertanian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura atau tanaman sayuran adalah komoditi pertanian yang memiliki harga yang cukup tinggi di pasaran. Hal ini disebabkan sayuran dibutuhkan oleh hampir semua

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN 3.1 SEJARAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Keinginan untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul di kalangan masyarakat Kabupaten Deli Serdang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi BAB II Gambaran Umum Daerah Penelitian Gambaran Wilayah Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi Desa,yaitu Aornakan I, Aornakan

Lebih terperinci

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1212200 Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang STATISTIK DAERAH KECAMATAN TANJUNG MORAWA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TANJUNG MORAWA 2015 ISBN : No. Publikasi : 12120.1511

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. II.1.1. Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang. keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang

BAB II DESKRIPSI LOKASI. II.1.1. Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang. keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang BAB II DESKRIPSI LOKASI II. 1 Sejarah Kab. Langkat II.1.1. Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di dunia termasuk Indonesia. Penyakit malaria menjadi salah satu perhatian

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI A. Sejarah Singkat Kecamatan. Kecamatan Bandar Khalifah sebelum merdeka adalah merupakan bagian dari Kerajaan Padang. Pada masa kekuasaan Raja

Lebih terperinci

BAB II LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA. Masyarakat Karo berada di daratan tinggi Tanah Karo yang sekarang

BAB II LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA. Masyarakat Karo berada di daratan tinggi Tanah Karo yang sekarang BAB II LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA 2.1 Letak Geografis Masyarakat Karo berada di daratan tinggi Tanah Karo yang sekarang menjadi wilayah administratif Kabupaten Karo. Secara geografis letak Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Karo merupakan masyarakat pedesaan yang sejak dahulu mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BPS BADAN KABUPATEN PUSAT STATISTIK DELI SERDANG No. 82/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 55.039 RUMAH TANGGA, TURUN 42,85

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN. Desa sering dicirikan dengan tingkat kekerabatan yang lebih erat dibandingkan

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN. Desa sering dicirikan dengan tingkat kekerabatan yang lebih erat dibandingkan BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat. Desa umumnya memiliki perbedaan dengan

Lebih terperinci

P O KJ A II P B J DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017

P O KJ A II P B J DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017 P O KJ A II P B J DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017 JL. LETJEND GINTING NO. 17 KABANJAHE TELP. (0628) 20130 PENGUMUMAN PELELANGAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor: 50 /Pokja-II/ULP/2017

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung 1. Keadaan Geografis Desa Tanjung termasuk desa yang tertua di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Tanjung sudah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Tanaman karet memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Tanaman karet memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Tanaman karet memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah ini.

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEKERJAAN/KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KAB KARO TA. 2013

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEKERJAAN/KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KAB KARO TA. 2013 Jl. Letjend Jamin Ginting No. 72 PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEKERJAAN/KEGIATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KAB KARO TA. 2013 PENGUMUMAN PEMENANG DAN PEMENANG CADANGAN PEMILIHAN LANGSUNG Nomor: 989/PAN-PUD/KARO/2013

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. dan Kabupaten Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama

BAB II GAMBARAN UMUM. dan Kabupaten Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Wilayah Kabupaten Karo Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT KARO. Jauh sebelum kedatangan Belanda, orang-orang Karo sudah bermukim dan mendiami

BAB II STRUKTUR SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT KARO. Jauh sebelum kedatangan Belanda, orang-orang Karo sudah bermukim dan mendiami BAB II STRUKTUR SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT KARO 2.1 Domisili Orang Karo Jauh sebelum kedatangan Belanda, orang-orang Karo sudah bermukim dan mendiami sebagian besar daerah Sumatra Timur, wilayah ini

Lebih terperinci

BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.

BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian. Pada bab ini akan digambarkan secara umum segala sesuatu mengenai objek penelitian yaitu gambaran umum tentang lokasi penelitian Kecamatan Pancur Batu yang dilihat dari geografis luas wilayah, komposisi

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DESA RUMAH SUMBUL SEBELUM TAHUN mata pencarian. Hal ini untuk menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi Desa

BAB II DESKRIPSI DESA RUMAH SUMBUL SEBELUM TAHUN mata pencarian. Hal ini untuk menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi Desa BAB II DESKRIPSI DESA RUMAH SUMBUL SEBELUM TAHUN 1953 Gambaran umum Desa Rumah Sumbul sebelum tahun 1953 sebagai lokasi penelitian ini adalah, wilayah dan bentuk pemerintahan, komposisi penduduk, dan mata

Lebih terperinci

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 68 `BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Medan. Zaman dahulu kota Medan dikenal dengan Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4 ha. Beberapa sungai melintasi

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten B II GAMRAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Pengantar Angkola sebenarnya adalah sebutan untuk sebuah daerah yang sebelumnya berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten tersebut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya dinamai suku Karo sekarang ini (P. Sinuraya,2000: 1). Setelah hancurnya Kerajaan Haru Wampu, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih untuk menjadi lokasi penelitian adalah Desa Dokan,

Lebih terperinci

BAB II. SEJARAH PERSADAAN KARO MERGANA ras ANAK BERUNA DI CINTA DAMAI KECAMATAN MEDAN HELVETIA

BAB II. SEJARAH PERSADAAN KARO MERGANA ras ANAK BERUNA DI CINTA DAMAI KECAMATAN MEDAN HELVETIA BAB II SEJARAH PERSADAAN KARO MERGANA ras ANAK BERUNA DI CINTA DAMAI KECAMATAN MEDAN HELVETIA 2.1 Lokasi dan Letak Geografis Cinta Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Medan

Lebih terperinci

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN KARO

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN KARO PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN KARO Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah IV. GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Kota Bandar Lampung 1. Geografi Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi Desa laksamana merupakan desa yang ada di kecamatan Sabak Auh yang ibu kota nya Kabupaten Siak dengan luas wilayah lebih kurang 918,44 km2. jarak antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan sejarah tidak akan pernah sampai pada puncak kebenaran, sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa lalu, dan supaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi Geografi Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Batas wilayah di Desa Naga Beralih Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS 13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada LU dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada LU dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak dan Kondisi Geografis Penelitian ini dilakukan di desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada 45 14-6 18

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci