BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten
|
|
- Yulia Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 B II GAMRAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Pengantar Angkola sebenarnya adalah sebutan untuk sebuah daerah yang sebelumnya berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten tersebut telah dibagi dalam beberapa wilayah tingkat II yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidimpuan, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kabupaten Padang Lawas. Dengan demikian, secara mudah dapat disebut wilayah-wilayah itu sebagai Tapanuli bagian Selatan. Angkola sendiri berdasarkan riwayatnya berasal dari bahasa Arab. (Baumi, 1984: 29). Sebenarnya Angkola dahulu lebih dikenal sebagai Angkola Sipirok dengan wilayah cakupan yang sangat luas yang meliputi perbatasan Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, termasuk Batangtoru Simangumban, Hopong, Sipirok, Saipar Dolok Hole, dan Hole, yang berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu. Wilayah ini juga harus dibedakan dari Mandailing karena Mandailing berbatas di sebelah Selatan dengan Angkola, yaitu pada pertemuan sungai Batanggadis dengan Sungai Batang Angkola. Peta di bawah ini, meskipun wilayahwilayah itu masih bersatu dalam Kabupaten Tapanuli Selatan, menunjukkan penyebaran dan ruang lingkup geografis suku Angkola. BPS Tapanuli Selatan (2009).
2 Gambar 2.1. Peta wilayah Tapanuli Selatan Sebelum pemekaran
3 2.2. Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Selatan Sebelum Dimekarkan. Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut AFDELLING PADANGSIDIMPUAN yang dikepalai oleh seorang residen yang berkedudukan di Padangsidimpuan Afdelling Padangsidimpuan dibagi atas 3 (tiga) order afdelling masing-masing dikepalai oleh seorang Contreleur dibantu oleh masing-masing demang yaitu: Order Afdelling Angkola dan Sipirok berkedudukan di Padangsidimpuan. Order ini dibagi atas 3 distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten demang yaitu: a) Distrik Angkola berkedudukan di Padangsidimpuan. b) Distrik Batang Toru berkedudukan di Batang Toru. c) Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok. Order Afdelling Padang Lawas berkedudukan di Sibuhuan, Order ini dibagi atas 3 order Distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang asisten demang, yaitu: a) Distrik Padang Bolak berkedudukan di Gunung Tua. b) Distrik Barumun dan Sosa berkedudukan di Sibuhuan. c) Distrik Dolok berkedudukan di Sipiongot. Order Afdelling Mandailing dan Natal berkedudukan di Kota Nopan. Order ini dibagi atas 5 Order distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang asisten demang, yaitu:
4 a) Distrik Panyabungan berkedudukan di Panyabungan. b) Distrik Kota Nopan berkedudukan di Kota Nopan c) Distrik Muara Sipongi berkedudukan di Muara Sipongi. d) Distrik Natal berkedudukan di Natal. e) Distrik Batang Natal berkedudukan di Muara Soma. Tiap-tiap order distrik dibagi atas beberapa luhat yang dikepalai oleh seorang kepala Luhat (Kepala Kuria) dan tiap-tiap luhat dibagi atas beberapa kampung yang dikepalai oleh seorang kepala Hoofd dan dibantu oleh seorang kepala Ripo apabila kampung tersebut mempunyai penduduk yang besar jumlahnya. Daerah Angkola Sipirok dibentuk menjadi satu kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Padangsidimpuan. Daerah Padang Lawas dijadikan satu kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Gunung Tua. Daerah Mandailing Natal dijadikan satu kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Panyabungan. Setelah beberapa tahun Indonesia merdeka dan setelah diadakan beberapa kali pemekaran, maka Kabupaten Tapanuli Selatan hanya terdiri dari 12 wilayah kecamatan. Adapun kedua belas wilayah kecamatan yaitu: Kecamatan Batang Angkola, Sayurmatinggi, Angkola Timur, Angkola Selatan, Angkola Barat, Batang Toru, Marancar, Sipirok, Arse, Saipar Dolok Hole, Aek Bilah, dan Muara Batang Toru.
5 Sesuai dengan PP No. 32 tahun 1982 tanggal 30 November 1982 dibentuk kota Adminidstratif Padangsidimpuan, kemudian pada tanggal 23 November 1998 keluar undang-undang Republik Indonesia No.12 tahun 1998 tentang pengesahan pemekaran Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan dan pembentukan Kabupaten Mandailing Natal (ibukotanya Panyabungan) dengan jumlah daerah administrasi 16 kecamatan. Pemekaran Kabupaten Tapanuli Selatan masih terus berlanjut dengan keluarnya undang-undang Republik Indonesia no.37 tahun 2007 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 tahun 2007 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas. Maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Padang Lawas Utara (ibukotanya Gunung Tua) dengan jumlah daerah administrasi 9 Kecamatan ditambah 10 desa dari wilayah kecamatan Padang Sidimpuan Timur dan Kabupaten Padang Lawas (ibukotanya Sibuhuan) dengan jumlah daerah administrasi 9 kecamatan, sedangkan Kabupatan Tapanuli Selatan (ibukotanya Sipirok) dengan jumlah daerah Administrasi 12 kecamatan ( BPS Kabupaten Tapanuli Selatan:2009). Kabupaten Tapanuli Selatan yang dahulunya hanya merupakan satu kabupaten sekarang telah mekar menjadi 4 kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas, dan Kota Padangsidimpuan.
6 2.3 Kedudukan Bahasa Angkola Bahasa Angkola adalah salah satu bahasa daerah di Sumatera Utara. bahasa Angkola dipergunakan masyarakat Angkola dalam melaksanakan aktifitas dan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Daerah pemakaian bahasa Angkola sangat luas sekali bila dilihat dari segi geografisnya, karena daerah pemakaiannya tidak hanya di Kabupaten Tapanuli Selatan, tetapi setelah pemekaran pemakaian bahasa Angkola tersebar ke Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Mandailing Natal, dan Kota Padang Sidimpuan. Penutur asli bahasa Angkola bila berbicara dengan sesama suku Angkola masih setia menggunakan bahasa Angkola. Bahasa Angkola masih dipakai dalam upacara-upacara adat, acara keagamaan bahkan di kantor-kantor instansi pemerintahan. Penutur asli bahasa Angkola yang bertempat tinggal di kota-kota besar di Indonesia sebahagian masih menggunakan bahasa Angkola sebagai bahasa seharihari, sedangkan yang lain menggunakan bahasa Indonesia ini disebabkan perkawinan campuran, orang tuanya sudah lama berdomisili di luar Kabupaten Tapanuli Selatan, juga yang sedang mendapat kesempatan studi di luar daerah tersebut. 2.4 Daerah Objek Penelitian Daerah penelitian ini terdapat pada empat Kabupaten dan satu kota yang berbeda, tetapi masih tetap berada di provinsi Sumatera Utara. Daerah objek penelitian adalah Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas Utara,
7 Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Mandailing Natal, dan Kotamadya Padang Sidempuan. Sebelum dijelaskan secara rinci setiap daerah titik pengamatan di masingmasing kabupaten, terlebih dahulu diuraikan tentang latar belakang setiap kabupaten. Latar belakang yang dijelaskan meliputi sejarah, geografi, dan sosial penduduk untuk setiap kabupaten. Selanjutnya, dijelaskan juga mengenai desa yang sudah ditetapkan sebagai daerah titik pengamatan untuk mewakili desa lainnya. Sebagaimana telah dijelaskan di halaman terdahulu bahwa penelitian ini adalah suatu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Data penelitian diperoleh dalam bentuk tulisan (fiksi dan non fiksi), lisan (fiksi dan non fiksi), dan sejumlah informan penutur bahasa Angkola yang bertempat tinggal di desa daerah titik pengamatan. Daerah titik pengamatan ada sebanyak 20 desa. Untuk itu berikut ini dijelaskan mengenai keadaan alam bagi masing-masing daerah penelitian. 2.5 Kabupaten Tapanuli Selatan a) Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas wilayah 4,367,05 km 2.dengan jumlah penduduk 263,812 jiwa, terdiri dari 12 kecamatan dengan 493 desa dan 10 kelurahan. Terletak pada garis 0 o o Lintang Utara dan 98 o o Bujur Timur. Pada ketinggian berkisar antara ,3 m di atas permukaan laut.
8 b) Batas Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebagai berikut Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Utara. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal dan Samudera Indonesia. Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Keseluruhan/Desa dan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan. No Kecamatan Luas Wilayah Kelurahan/ Desa Penduduk Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) 1 Batang Angkola , Sayurmatinggi , Angkola Timur , Angkola Selatan , Angkola Barat , Batang Toru , Marancar ,
9 8 Sipirok , Arse , Saipar Dolok Hole , Aek Bilah , Muara Batang Toru , Total 4, , Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Selatan(2009) Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian yang baik, maka dipilih dan ditetapkan desa daerah titik pengamatan sebagai lokasi tempat pengumpulan data secara baik dan benar. Empat kecamatan yang terdaftar di atas kemudian dipilih sebagai lokasi tempat pengumpulan data. Adapun wilayah kecamatan yang dijadikan sebagai daerah penelitian ialah: 1. Kecamatan Angkola Barat 2. Kecamatan Angkola Timur 3. Kecamatan Batang Angkola 4. Kecamatan Sayur Matinggi
10 Gambar 2.2. Peta Penyebaran Bahasa Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan B
11 Keterangan : = Bahasa Angkola 1. Kecamatan Batang Angkola 2. Kecamatan Sayurmatinggi 3. Kecamatan Angkola Timur 4. Kecamatan Angkola Selatan 5. Kecamatan Angkola Barat 6. Kecamatan Batang Toru 7. Kecamatan Marancar 8. Kecamatan Sipirok 9. Kecamatan Arse 10. Kecamatan Saipar Dolok Hole 11. Kecamatan Aek Bilah 12. Kecamatan Muara Batang Toru Pemilihan keempat kecamatan di atas ditetapkan berdasarkan kepentingan praktis saja. Berdasarkan wawancara dengan informan di desa titik pengamatan yang telah ditetapkan, maka hasil yang diperoleh adalah semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan lebih dominan memakai bahasa Angkola di samping bahasa Mandailing dan bahasa Indonesia. Suku lain yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan seperti Suku Melayu, Padang, Nias, Batak Toba, Cina selalu berkomunikasi dalam bahasa Angkola. Sedangkan pegawai atau karyawan yang bertugas di Kabupaten Tapanuli Selatan tapi berdomisili di kabupaten di luar Tapanuli Selatan juga menggunakan bahasa Angkola di samping bahasa Indonesia.
12 2.6 Kabupaten Padang Lawas Utara a. Kondisi geografis daerah Secara geografis Kabupaten Padang Lawas Utara berada pada sebelah timur laut Kabupaten Tapanuli Selatan dan merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan, membentang antara Lintang Utara dan Bujur Timur, berada pada m di atas permukaan laut. Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan, secara keseluruhan kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 3.918,05 Km 2 ( Ha), atau 3.918,05 Km 2 terdiri dari 9 kecamatan dan 386 desa dan 2 kelurahan.dengan Ibukota Kabupaten berkedudukan di Gunungtua. b. Batas Wilayah kabupaten Padang Lawas Utara adalah sebagai berikut Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu Provinsi Riau. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. c. Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010 ( BPS Kabupaten Padang Lawas Utara 2010) jumlah penduduk Kabupaten Padang lawas Utara sementara adalah orang, yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Dari hasil SP 2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran
13 penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara masih bertumpu di kecamatan Padang Bolak yakni sebesar 26,13 persen, kemudian diikuti oleh kecamatan Simangambat sebesar 20 persen, sedangkan kecamatan kecamatan lainnya di bawah 20 persen. Umumnya bertempat tinggal menetap merupakan masyarakat dari berbagai etnis yaitu Batak Angkola, Mandailing, Batak Toba, Jawa, Minang, Nias yang bermata-pencaharian sebagian besar bertani. Tabel 2.2 Data Luas Kecamatan dan Jumlah Penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara. No Kecamatan Luas Jumlah Penduduk 1 Simangambat 1.036,68 Km jiwa 2 Batang Onang 286,69 Km jiwa 3 Hulu Sihapas 82,98 Km jiwa 4 P. Bolak Julu 243,33 Km jiwa 5 Padang Bolak 792,14 Km jiwa 6 Portibi 142,35 Km jiwa 7 Halongonan 596,26 Km jiwa 8 Dolok 492,45 Km jiwa 9 Dolok Sigompulon 272,17 Km jiwa Jumlah 3.918,05 Km jiwa Sumber : BPS Kabupaten Padang Lawas Utara (2009)
14 Gambar 2.3. Peta Penyebaran Bahasa Angkola di Kabupaten Padang Lawas Utara Keterangan : = Bahasa Angkola 1. Kecamatan Simangambat 2. Kecamatan Batang Onang 3. Kecamatan Hulu Siapas
15 4. Kecamatan Padang Bolak Julu 5. Kecamatan Padang Bolak 6. Kecamatan Portibi 7. Kecamatan Halongonan 8. Kecamatan Dolok 9. Kecamatan Dolok Sigompulon Dari wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara ditetapkan juga empat lokasi penelitian. Adapun wilayah kecamatan yang dijadikan sebagai daerah penelitian untuk wilayah Padang Lawas Utara ialah: 1. Kecamatan Batang Onang 2. Kecamatan Hulu Sihapas 3. Kecamatan Padang Bolak 4. Kecamatan Dolok Sama halnya dengan kabupaten sebelumnya, dari hasil wawancara dengan informan di desa titik pengamatan yang telah ditetapkan, maka hasil yang diperoleh semua kecamatan yang ada di Kabupaten Padang Lawas Utara lebih dominan memakai bahasa Angkola di samping bahasa Mandailing dan bahasa Indonesia. Suku lain yang ada di Kabupaten Padang Lawas Utara seperti suku Melayu, Padang, Nias, Batak Toba, Cina selalu berkomunikasi dalam bahasa Angkola. Sedangkan pegawai atau karyawan yang bertugas di Kabupaten Padang Lawas Utara tapi berdomisili di luar Kabupaten Padang Lawas Utara juga menggunakan bahasa Angkola di samping bahasa Indonesia.
16 2.7 Kabupaten Padang Lawas a. Kondisi geografis daerah Secara geografis Kabupaten Padang Lawas merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan, membentang antara : Lintang Utara, Bujur Timur. Ketinggian Berkisar antara : m diatas permukaan laut Kabupaten Padang Lawas terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan,dengan jumlah penduduk diperkirakan sebanyak jiwa. Secara keseluruhan kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 4.229,99 Km2,,dengan Ibukota Kabupaten berkedudukan di Sibuhuan (Padang Lawas Dalam Angka 2009) b. Batas Wilayah Kabupatae Padang Lawas adalah sebagai berikut Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau : Berbatasan dengan Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat, Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal : Berbatasan dengan Kecamatan Gunung Malintang Kabupaten Mandailing Natal, Kecamatan Sayur Matinggi dan Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan
17 c. Gambaran Umum Demografis. Gambaran Umum Demografis Kabupaten Padang Lawas pada umumnya bertempat tinggal menetap dan merupakan masyarakat dari berbagai etnis yaitu Batak Angkola, Mandailing, Batak Toba, Jawa, Minang, Melayu, Nias yang bermata pencaharian bertani, berkebun kelapa Sawit dan coklat. Tabel 2.3 Data Luas Kecamatan dan Jumlah Penduduk Kabupaten Padang Lawas. No Kecamatan Luas Jumlah Penduduk 1 Sosopan 407,52 Km jiwa 2 Ulu Barumun 241,37 Km jiwa 3 Barumun 242,10 Km jiwa 4 Lubuk Barumun 300,23 Km jiwa 5 Sosa 611,85 Km jiwa 6 Batang Lubuk Sutam 586,00 Km jiwa 7 Hutaraja Tinggi 408,00 Km jiwa 8 Huristak 375,65 Km jiwa 9 Barumun Tengah 1.075,27 Km jiwa Jumlah 4.229,99 Km jiwa Sumber : BPS Kabupaten Padang Lawas (2009)
18 Gambar 2.4 Peta Penyebaran Bahasa Angkola di Kabupaten Padang Lawas Keterangan : = Bahasa Angkola 1. Kecamatan Sosopan 2. Kecamatan Ulu Barumun
19 3. Kecamatan Barumun 4. Kecamatan Lubuk Barumun 5. Kecamatan Sosa 6. Kecamatan Batang Lubuk Sutam 7. Kecamatan Huta Raja Tinggi 8. Kecamatan Huristak 9. Kecamatan Barumun Tengah Sebanyak empat kecamatan juga dipilih sebagai lokasi penelitian dari kabupaten ini. Adapun wilayah kecamatan yang dijadikan sebagai daerah penelitian ialah: 1. Kecamatan Sosopan 2. Kecamatan Huristak 3. Kecamatan Barumun 4. Kecamatan Sosa Dari hasil survei dan wawancara yang dilakukan dengan informan di desa titik pengamatan yang telah ditetapkan, maka hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecamatan Sosopan lebih dominan memakai bahasa Angkola, ini dikarenakan kecamatan Sosopan merupakan daerah yang berbatasan dan terdekat dengan Kabupaten Padang Lawas utara, sedangkan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Padang Lawas memakai bahasa Mandailing di samping bahasa Indonesia.. Suku pendatang yang ada di Kabupaten Padang Lawas seperti Suku Melayu, Padang, Nias, Batak Toba, Cina, Jawa selalu berkomunikasi dalam bahasa
20 Mandailing dan Bahasa Indonesia, sedangkan pegawai atau karyawan yang bertugas di Kabupaten Padang Lawas tapi berdomisili di di luar Kabupaten Padang Lawas menggunakan bahasa Indonesia, walaupun kadang-kadang bercampur dengan bahasa Mandailing. 2.8 Kabupaten Mandailing Natal a. Kondisi Geografis Daerah Secara geografis Kabupaten Mandailing Natal merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan, membentang antara : 0 o Lintang Utara Bujur Timur. Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 (dua puluh tiga) kecamatan, secara keseluruhan kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar ± 6.620,70 Km² ( Ha), Ketinggian Berkisar antara : m diatas permukaan laut, b. Batas Wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas. : Dengan Propinsi Sumatera Barat. : Dengan Propinsi Sumatera Barat. : Dengan Samudera Indonesia.
21 c. Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil pendataan Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Selatan, pada saat Kabupaten Mandailing Natal dimekarkan pada tanggal 23 November 2008 dengan jumlah kecamatan 16 (enam belas), sekarang berdasarkan pendatan BPS Kabupaten Mandailing Natal tahun 2009 setelah mengalami pemekaran-pemekaran beberapa kali lagi, telah menjadi 23 (dua puluh tiga) kecamatan, 395 Kelurahan/Desa dengan jumlah penduduk jiwa. Tabel 2.4 Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan/ Desa dan Jumlah Penduduk Kabupaten Mandailing Natal Luas No. Kecamatan Wilayah Kelurahan/Desa Penduduk (Ha) Batahan Sinunukan Batang Natal Lingga Bayu Ranto Baek Kota Nopan Ulu Pungkut , , , , ,
22 Tambangan Lembah Sorik Marapi Puncak Sorik Marapi Muara Sipongi Pakantan Panyabungan Panyabungan Selatan Panyabungan Barat Panyabungan Utara Panyabungan Timur Huta Bargot Natal Muara Batang Gadis Siabu Bukit Malintang Naga Juang Jumlah/ Total , , , , , , , , , , , , , Sumber : BPS Kabupaten Mandailing Natal (2009)
23 d. Gambaran Umum Demografis. Gambaran Umum Demografis Kabupaten Mandailing Natal pada umumnya bertempat tinggal menetap dan merupakan masyarakat dari berbagai etnis yaitu Batak Angkola, Mandailing, Batak Toba, Jawa, Minang, Nias, Pakpak, Karo, Simalungun, Melayu, cina yang bermata - pencaharian sebagian besar bertani dan berkebun, di samping yang lainnya ada yang sebagai pegawai di instansi-instansi pemerintah maupun swasta.
24 Gambar 2.5. Peta Penyebaran Bahasa Angkola di Kabupaten Mandailing Natal Keterangan : = Bahasa Angkola 1. Kecamatan BatahanKecamatan Sinunukan 2. Kecamatan Batang Natal
25 3. Kecamatan Lingga Bayu 4. Kecamatan Ranto Baek 5. Kecamatan Kotanopan 6. Kecamatan Ulu Pungkut 7. Kecamatan Tambangan 8. Kecamatan Lembah Sorik Merapi 9. Kecamatan Puncak Sorik Merapi 10. Kecamatan Muara Sipongi 11. Kecamatan Pakantan 12. Kecamatan Panyabungan 13. Kecamatan Panyabungan Selatan 14. Kecamatan Panyabungan Barat 15. Kecamatan Panyabungan Utara 16. Kecamatan Panyabungan Timur 17. Kecamatan Huta Bargot 18. Kecamatan Natal 19. Kecamatan Muara Batang Gadis 20. Kecamatan Siabu 21. Kecamatan Bukit Malintang 22. Kecamatan Naga Juang Untuk Kabupaten Mandailing Natal hanya satu kecamatan yang ditetapkan sebagai lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Siabu. Setelah diamati semua desa titik pengamatan yang telah ditetapkan, maka hasil yang diperoleh semua kecamatan yang ada di Kabupaten Mandailing Natal memakai bahasa Mandailing di samping bahasa Indonesia, kecuali Kecamatan Siabu lebih cenderung memakai bahasa Angkola,
26 karena merupakan daerah yang berbatasan dan terdekat dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. Suku pendatang yang ada di Kabupaten Mandailing Natal seperti Suku Melayu, Padang, Nias, Batak Toba, Cina selalu berkomunikasi dalam bahasa Mandailing dan bahasa Indonesia, sedangkan pegawai atau karyawan yang bertugas di Kabupaten Mandailing Natal tapi berdomisili di luar Kabupaten Mandailing Natal menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Mandailing. 2.9 Kota Padang Sidimpuan a. Kondisi Geografis Daerah Secara geografis merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan, membentang antara : Lintang Utara Bujur Timur. Kota Padangsidimpuan yang terdiri dari terdiri dari 6 (enam) kecamatan, 37 (tiga puluh tujuh) kelurahan, 42 (empat puluh dua) desa, secara keseluruhan kota ini kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar ,68 Ha, dengan Ibukota Kabupaten berkedudukan di Kota Padang Sidimpuan. b. Batas Wilayah Kota Padang Sidimpuan adalah sebagai berikut Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kec. Angkola Timur, Kab. Tapanuli Selatan : Kec. Batang Angkola, dan Kec. Angkola Selatan, Kab. Tapanuli Selatan : Kec. Angkola Barat dan Kec. Angkola : Kec. Angkola Timur, Kab. Tapanuli Selatan.
27 c. Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil pendataan Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan 2007 jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan diperkirakan sebanyak jiwa Wilayah kecamatan yang dijadikan sebagai daerah penelitian ialah: 1. Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru. 2. Kecamatan Padangsidimpuan Utara 3. Kecamatan Padangsidimpuan Selatan 4. Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Tabel 2.5 Jumlah Wilayah, Jumlah Desa dan Jumlah Penduduk Kota Padangsidimpuan No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk 1 Padangsidimpuan Tenggara 27, Padangsidimpuan Selatan 15, Padangsidimpuan Batunadua 38, Padangsidimpuan Utara 14, Padangsidimpuan Hutaimbaru 22, Padangsidimpuan Angkola Julu 28, Jumlah 146, Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan (2009)
28 Gambar 2.6. Peta Penyebaran Bahasa Angkola di Kota Padangsidimpuan Keterangan : = Bahasa Angkola 1. Kecamatan Padang Sidimpuan Tenggara 2. Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan 3. Kecamatan Batu Nadua
29 4. Kecamatan Padang Sidimpuan Utara 5. Kecamatan Hutaimbaru 6. Kecamatan Padang Sidimpuan Angkola Julus Setelah diamati, semua desa titik pengamatan dari setiap kecamatan yang telah ditetapkan, maka hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Padangsidimpuan memakai Bahasa Angkola. Bahasa Indonesia tetap dipakai dalam komunikasi di kantor, di sekolah-sekolah di samping Bahasa Indonesia dan bahasa Mandailing. Suku pendatang yang ada di Kota Padangsidimpuan seperti Suku Melayu, Padang, Nias, Batak Toba, Cina selalu berkomunikasi dalam Bahasa Angkola dan Bahasa Indonesia. Bahasa Angkola digunakan dalam interaksi informal sementara bahasa Indonesia dalam interaksi formal. Dalam komunikasi sehar-hari antarwarga dengan demikian Bahasa Angkolalah yang digunakan. Dari seluruh wilayah penelitian yang telah ditetapkan, Kecamatan Batang Onang dan Kecamatan Dolok dipilih sebagai titik awal pengumpulan data atau kegiatan penelitian secara keseluruhan karena semata-mata alasan praktis. Perekaman hanya dilakukan pada dua kecamatan ini karena pada waktu yang telah dijadwalkan tersedia kegiatan yang dapat direkam senagai sumber data. Dengan demikian, pada kecamatan lainnya hanya dilakukan wawancara untuk memverifikasi data yang diperoleh dari perekaman dan dari teks tulisan. Verifikasi juga dilakukan terhadap data intuitif yang berasal dari peneliti esndiri sebagai penutur asli Bahasa Angkola.
LAMPIRAN A. Penduduk
LAMPIRAN A Kebutuhan Air Maksimum per Orang per Hari Menurut Kelompok Jumlah Penduduk Tabel 1. Jumlah kebutuhan air maksimum per orang per hari menurut kelompok jumlah penduduk Jummlah Penduduk (satuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Pak-pak, Toba, Mandailing dan Angkola. (Padang Bolak), dan Tapanuli Selatan (B. G Siregar, 1984).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman budaya, suku, agama, dan ras. Salah satu provinsi yang ada di Indonesia adalah provinsi
Lebih terperinciPREDIKSI KEADAAN DEMOGRAFI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010
PREDIKSI KEADAAN DEMOGRAFI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya ISMAIL MARZUKI SIREGAR 062407079 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut Afdeeling
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kabupaten Padang Lawas Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut Afdeeling Padangsidimpuan yang dikepalai oleh seorang
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL RINGKASAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH Nomor : 11 Tanggal : 1/9/214 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL RINGKASAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 214 URAIAN Jumlah Jumlah Rp 3 4 5=4-3 6 1 PENDAPATAN DAERAH
Lebih terperinciBAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN/KOTA PENGGAGAS PROVINSI SUMATERA TENGGARA
BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN/KOTA PENGGAGAS PROVINSI SUMATERA TENGGARA 2.1. Kota Padangsidimpuan Kota Padangsidimpuan pada masa ini dapat didekati melalui tiga jalur utama, yakni: dari dan ke arah Tarutung/Rantau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Kabupaten Mandailing Natal
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kabupaten Mandailing Natal Nama Mandailing termaktub dalam Kitab Nagarakertagama, yang tercatat dalam perluasan wilayah Majapahit sekitar 1365
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI KABUPATEN PADANG LAWAS. AFDEELING PADANG SIDIMPUAN yang dikepalai oleh seorang Residen yang
BAB II DESKRIPSI LOKASI KABUPATEN PADANG LAWAS 2.1 Pofil Kabupaten Padang Lawas 2.1.1Sejarah Kabupaten Padang Lawas Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut AFDEELING PADANG SIDIMPUAN
Lebih terperinciBAB III PEMEKARAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DAN PENGATURANNYA DALAM PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
BAB III PEMEKARAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DAN PENGATURANNYA DALAM PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN A. Landasan Yuridis dan Tujuan Pemekaran Daerah di Indonesia 1. Landasan Yuridis Pemekaran Daerah di Indonesia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA
PENJELASAN ATAS UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PADANG LAWAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA I. UMUM Provinsi Sumatera Utara yang memiliki luas wilayah ± 72.427,81
Lebih terperinciSekapur Sirih. Padangsidimpuan, 2 Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Sta s k Kabupaten Tapanuli Selatan. Ir.Hj.Tu Hidaya, M.Si
3 4 Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Sta s k dan sejalan dengan rekomendasi PBB mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010, BPS akan menyelenggarakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT
DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 18/DPD RI/I/2013-2014 PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KABUPATEN PANTAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinjauan ini dilakukan.tapanuli Utara,yang dikenal sebagai Afdeeling
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa Kolonial Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut Afdeeling Padangsidimpuan yang dikepalai oleh Residen yang berkedudukan di Padangsidimpuan. Afdeeling
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan persebaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh provinsi di Indonesia, dan sekitar dari desa tergolong desa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang memiliki 70.611 desa yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, dan sekitar dari 32.376 desa tergolong desa yang tertinggal
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciJumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas berdasarkan hasil SP2010 sebanyak jiwa
Jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 223 480 jiwa Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. GAMBARAN UMUM DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. GAMBARAN UMUM DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL (MADINA) 1. LETAK GEOGRAFIS Kabupaten Mandaling Natal merupakan salah satu Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi,
Lebih terperinciTanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)
1 Sumatera Utara 160.211 22.407 20.628 22.711 25.405 34.567 61.108 26.421 41.347 414.805 2 Asahan 4.438 503 943 330 372 636 790 393 1.702 10.107 3 Aek kuasan - - - - - - - - - - 4 Aek ledong - - - - -
Lebih terperinci02. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA UTARA
02. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA UTARA 41 Sumatera Utara 1. Batahan 250 100* 50 230 100* 0 225 50* 30 Mandailing Natal
Lebih terperinciBAB II MENGUNGKAP SEJARAH WILAYAH ADAT AEK BUATON
BAB II MENGUNGKAP SEJARAH WILAYAH ADAT AEK BUATON 2.1 Asal Usul Nama Aek Buaton Aek buaton adalah sebuah nama pemangku adat yang terletak disekitar wilayah Barumun. Mengapa dinamakan Aek Buaton, tentunya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng
Lebih terperinciProvinsi Sumatera Utara: Demografi
Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecamatan Lembah Melintang adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman Barat dibentuk dari hasil pemekaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung unsur-unsur irama, melodi, dan tempo. Disamping itu, musik juga merupakan hasil dari
Lebih terperinciNomor 4753); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomo
BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN PADANG BOLAK TENGGARA, KECAMATAN HALONGONAN TIMUR DAN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Sumatera Utara
BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan
Lebih terperinciBAB 0 I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 0 I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semangat Reformasi Birokrasi di lingkungan pemerintahan, telah menumbuhkembangkan perubahan etos kerja yang lebih dinamis dan strategis menuju kearah yang lebih baik.
Lebih terperinciDATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA UTARA
DATA DASAR PROVINSI SUMATERA UTARA KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI SUMATERA UTARA KAB/KOTA
Lebih terperinciBAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN
BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MANDAILING NATAL DINAS PEKERJAAN UMUM
PEMERINTAH KABUPATEN MANDAILING NATAL DINAS PEKERJAAN UMUM Komplek Perkantoran Payaloting,, Sumatera Utara Kode Pos 22978 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN
Lebih terperinciPotensi dan Tantangan Agroindustri Gula Aren di Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara
Potensi dan Tantangan Agroindustri Gula Aren di Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara Sutan Pulungan Fakultas Pertanian, Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan Pendahuluan Kabupaten Tapanuli
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis Analisis Pertumbuhan Dan Persebaran Penduduk Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN 13 (TIGA BELAS) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TAPANULI SELATAN, TAPANULI UTARA, TOBA SAMOSIR, LABUHAN
Lebih terperinciBUPATI PADANG LAWAS. BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM Wr. Wb. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA,
1 BUPATI PADANG LAWAS SAMBUTAN BUPATI PADANG LAWAS PADA ACARA PENYALURAN BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI KABUPATEN PADANG LAWAS SABTU, 16 APRIL 2016 BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. seluruh aktifitas tradisi lisan upacara mangupa adat Angkola, sehingga diperoleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu data diperoleh dengan pengamatan secara alamiah seluruh
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 T AHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciSanggau, Agustus 2010 Kepala BPS Kabupaten Sanggau MUHAMMAD YANI, SE NIP
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik bertanggung jawab menyediakan data statistik dasar dengan menyelenggarakan kegiatan Sensus Penduduk. Sensus Penduduk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TAPANULI SELATAN. Utara dan 98,49 s/d 100,22 derajat Bujur Timur. 10
BAB II GAMBARAN UMUM TAPANULI SELATAN 2.1 Letak Geografis Secara geografis, daerah Tapanuli Selatan berada di belahan Barat Indonesia dan sebelah Selatan Pulau Sumatera yang terletak pada 0,02 s/d 2,3
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA
IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 4.1 Sejarah Kota Sibolga Kota Sibolga dahulunya merupakan bandar kecil di teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari
Lebih terperinciBAB III PERTANIAN DAN PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN DI SUMATERA UTARA. Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah di Indonesia diantara 33 wilayah
BAB III PERTANIAN DAN PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN DI SUMATERA UTARA 3.1 Pendahuluan Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah di Indonesia diantara 33 wilayah yang ada dan merupakan wilayah yang keempat
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
48 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV.1 Kondisi Wilayah Studi Trase jalur Kereta Api yang akan direncanakan sebagian berada dalam Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di wilayah Kabupaten Labuhan Batu,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN BATANG TORU DAN KECAMATAN MUARA BATANG TORU
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN BATANG TORU DAN KECAMATAN MUARA BATANG TORU 2.1.Gambaran Umum Kecamatan Batang Toru Kecamatan Batang Toru merupakan salah satu kecamatan yang perkembangannya cepat di Kabupaten
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389
BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.
37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan
Lebih terperinciP E N G U M U M A N Nomor : /DBM-PE/ /2012
P E N G U M U M A N Nomor : /DBM-PE/ /2012 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara merencanakan akan menyelenggarakan Pengadaan Barang dan Jasa dengan Sumber Dana
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN 2.1. Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara
Lebih terperinciPERENCANAAN LOKASI PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN MANDAILING NATAL, PROVINSI SUMATERA UTARA
PERENCANAAN LOKASI PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN MANDAILING NATAL, PROVINSI SUMATERA UTARA Planning of Development Location of Rubber Smallholding in Mandailing Natal Regency, North
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung 1. Keadaan Geografis Desa Tanjung termasuk desa yang tertua di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Tanjung sudah
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan
Lebih terperinciKONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH
BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. singkatan Kuansing, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia.
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI A. Sejarah Kabupaten Kuantan Singingi 10 Kabupaten kuantan singingi atau sekarang lebih dikenal dengan singkatan Kuansing, adalah
Lebih terperinciBAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar
BAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar 2.1 Letak Geografis Dilihat dari letak geografisnya Pematangsiantar sebagai Kotamadya tingkat II terletak di 3.01-2.54, 40 Lintang Utara dan 99.06,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat Karo merupakan salah satu suku bagian dari Batak selain Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada umumya menempati wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan tradisi, baik kebudayaan yang bersifat tradisional ataupun modern. Setiap daerah memiliki tradisi yang bermacam-macam
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang menopang keberadaan masyarakat dalam berbagai upacara adat, seperti upacara keagamaan, perkawinan,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.
45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak
Lebih terperinciBAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA
BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinci6. Apa tujuan utama pemekaran Kabupaten Padang Lawas? Artinya apakah hanya untuk bagi-bagi kekuasaan didaerah?
Lampiran 1 Pedoman Wawancara 1. Boleh dijelaskan mengenai sejarah mekarnya Kabupaten Padang Lawas? 2. Apa yang melatar belakangi Kabupaten Padang Lawas ingin mekar? 3. Isu pemekaran Kabupaten Padang Lawas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH TAPANULI SELATAN. meliputi daerah Sipirok/Angkola dan Mandailing. Kedua daerah ini meskipun berada
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH TAPANULI SELATAN 2.1. Letak Geografis Daerah Tapanuli Selatan yang akan dibicarakan dalam skripsi ini adalah meliputi daerah Sipirok/Angkola dan Mandailing. Kedua daerah ini
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geogafis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Kecamatan Padangsidimpuan utara adalah salah satu kecamatan dari enam kecamatan dikota padangsidimpuan dan
Lebih terperinciBAB II PROFIL LOKASI PENELITAN. Selatan. Secara geografis, Kabupaten Tapanuli Selatan terletak diantara
BAB II PROFIL LOKASI PENELITAN 2.1 Gambaran Umum Desa Tolang Jae 2.1.1 Letak Lokasi dan Batas-Batas Wilayah Desa Tolang Jae berada di kecamatan Sayur Matinggi,Kabupaten Tapanuli Selatan. Secara geografis,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut : a) Hutan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. islam di Indonesia, mengusahakann umat islam kembali kepada Al-Qur an dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat
Lebih terperinciPengumuman Lelang Barang / Jasa Nomor : 02/PENGUUMAN/POKJA-PU/VIII/2016
KELOMPOK KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERTAMBANGAN ENERGI KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN ANGGARAN 2016 KOMPLEK SKPD TERPADU SIGALA-GALA SIBUHUAN Pengumuman Lelang Barang / Jasa Nomor
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Geografis Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tanggal 21 Juni 2001, Kota Tanjungpinang membawahi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Pekanbaru 1. Sejarah Pekanbaru lahir sebelum masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia.Pada waktu itu, baru berupa dusun yang bernama Dusun Payung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA POKJA KONSTRUKSI 5 UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA (ULP) KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2015
KELOMPOK KERJA POKJA KONSTRUKSI 5 UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA (ULP) KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2015 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (BAPP) Nomor : 602/058/ULP/2015 Pada hari ini
Lebih terperinciLOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 SUMATERA UTARA
PNPM PNPM PERAN LOKASI DAN (Rp. x (Rp. x 1 Asahan 1 Kisaran Timur 1.640 1.640 1.312 328 2 Kisaran Barat 1.970 1.970 1.576 394 3 Aek Kuasan 2.000 2.000 1.600 400 4 Aek Ledong 2.000 2.000 1.600 400 5 Aek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia, baik lisan maupun tulisan. Sebagai alat untuk berkomunikasi, bahasa mempunyai peranan penting untuk menyampaikan
Lebih terperinciBUPATI PADANG LAWAS PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI PADANG LAWAS PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH KOTA BATURAJA. Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah Kota Baturaja Kabupaten
BAB II DESKRIPSI WILAYAH KOTA BATURAJA A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu. B. Sejarah Singkat Kota Baturaja Nama Kabupaten Ogan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa awal orde baru situasi dan keadaan ketersediaan pangan Indonesia sangat memprihatinkan, tidak ada pembangunan bidang pengairan yang berarti pada masa sebelumnya.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran secara umum wilayah penelitian, yang tidak hanya mengenai lokasi penelitian melainkan juga meliputi penduduk,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat
Lebih terperinci