BAB II DESKRIPSI DESA RUMAH SUMBUL SEBELUM TAHUN mata pencarian. Hal ini untuk menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi Desa
|
|
- Yanti Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DESKRIPSI DESA RUMAH SUMBUL SEBELUM TAHUN 1953 Gambaran umum Desa Rumah Sumbul sebelum tahun 1953 sebagai lokasi penelitian ini adalah, wilayah dan bentuk pemerintahan, komposisi penduduk, dan mata pencarian. Hal ini untuk menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi Desa Rumah Sumbul tentang keberadaan penduduk yang homogen sebelum tahun Adapun persoalan yang dibahas adalah wilayah dan bentuk pemerintahan, komposisi penduduk, dan mata pencarian. Persoalan yang dibahas ini sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan maupun perkembangan penduduk kuta 8 sebelum transisi wilayah. Keadaan desa ini sebelum terbentuk terbagi dalam bentuk kuta-kuta dan terdapat delapan kuta menjadi bagian dari desa. Delapan kuta ini memiliki adat istiadat yang homogen, yang mempengaruhi bentuk pemerintahan yang sejalan dari kedelapan kuta tersebut. Untuk memperjelas deskripsi Desa Rumah Sumbul sebelum tahun 1953 akan dibahas dalam uraian di bawah ini. 2.1 Wilayah dan Bentuk Pemerintahan Kata Rumah Sumbul berasal dari bahasa Karo, yang terdiri dari dua kata, yaitu Rumah yang berarti tempat tinggal sebuah keluarga, dan Sumbul yang berarti 8 Kuta memiliki istilah yang sama dengan kampung, namun kuta lebih spesifik kepada sekelompok manusia yang membentuk perkampungan atas persamaan marga yang sama dalam Suku Karo.
2 mata air. Dengan demikian dapat diartikan bahwa Rumah Sumbul berarti tempat tinggal / pemukiman yang berada dekat dengan sumber mata air. Desa Rumah Sumbul terbentuk dari gabungan delapan kuta. Kuta tersebut adalah Kuta Langguren, Kuta Lau Perira, Kuta Rumah Perira, Kuta Tanjung Jahe, Kuta Sigempual, Kuta Surbakti, Kuta Sulo dan Kuta Bintang Asi. Delapan kuta ini menggabungkan diri pada tahun Luas Desa Rumah Sumbul berkisar ha, dengan lahan berbukit 450 ha, dataran tinggi 350 ha, dan dataran rendah ha. Ketinggian dari permukaan laut kira kira 350 meter s/d 600 meter 9. Desa Rumah Sumbul merupakan salah satu desa di Kecamatan STM-Hulu, Kabupaten Deli Serdang. Adapun batas-batas Desa Rumah Sumbul adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Gunung Manupak A dan Desa Durian IV Belang Sebelah Timur : Kecamatan Bangun Purba Sebelah Selatan : Desa Tanah Gara Hulu Sebelah Barat : Desa Tiga Juhar Desa ini memiliki tiga dusun 10 yaitu dusun I, dusun II, dan dusun III. Konsentrasi pertanian berada di Dusun II dan Dusun III, sedangkan Dusun I sebagian besar adalah tempat pemukiman penduduk. Jarak antara Desa Rumah Sumbul dengan Desa Tiga Juhar selaku Ibu Kota Kecamatan kurang dari 1 km. Desa Rumah Sumbul beriklim sedang, dengan dua musim yaitu: musim 9 Wawancara, dengan Sadam Ginting, Desa Rumah Sumbul, 20 Oktober Ibid
3 penghujan dan musim kemarau 11. Biasanya musim penghujan terjadi pada bulan Agustus sampai bulan Januari, dan musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Februari sampai Juli. Kedua musim ini dipengaruhi oleh dua arah angin yang disebut angin laut dan angin Gunung. Angin laut membawa musim hujan terjadi awal bulan Agustus, sedangkan angin gunung membawa musim kemarau terjadi pada bulan Februari. Desa ini dialiri oleh tiga sungai yakni Sungai Batu Mukak, Sungai Gerpang, dan Sungai Belukum 12. Ketika Belanda berkuasa di Sumatera Timur, wilayah ini masuk dalam keresidenan Sumatera Timur. Kebijakan ini bertujuan agar pengawasan terhadap wilayah ini lebih terkontrol yang sebelumnya berada dalam wilayah kerajaan. Senembah Tanjung Muda dibagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hilir dan Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu pada masa penjajahan Belanda disebut VAN.N. Pada masa pemerintahan Belanda Senembah Tanjung Muda Hulu dipimpin oleh perbapaan bermarga 13 Barus dan tunduk kepada Sultan Serdang di Perbaungan. Setelah terbentuknya kecamatan STM- Hulu maka kecamatan ini dibagi menjadi 20 desa, salah satunya adalah Desa Rumah Sumbul. Terbentuknya Desa Rumah Sumbul pada tahun 1953 tidak terlepas dari tindakan gerombolan yang menyerang kuta-kuta yang merupakan bagian cikal bakal Badan Pusat Statistik Kecamatan STM-Hulu Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka 12 Ibid. 13 Marga merupakan bagian identitas diri dalam ruang lingkup suku adat karo.
4 dari Desa Rumah Sumbul. Kemelut yang terjadi pada tahun 1950 dengan banyaknya pihak yang ingin mendominasi bentuk negara sesuai maklumat partai dan ideologi masing-masing, di awal kemerdekaan mengantarkan pergolakan antara sesama di tubuh bangsa. Pihak Kolonel Simbolon 14 beranggapan perjuanganya selama ini tidak sama dengan yang beliau dapat melalui kemerdekaan bangsa yang baru, sehingga beliau melakukan protes dalam bentuk perang geriliya di sekitar Desa Rumah Sumbul. Simpatisan dari pihak Kolonel Simbolon sering dipanggil dengan sebutan gerombolan. Pihak Gerombolan meresahkan warga kuta setempat karna masuk kewilayah pemukiman warga, meminta makanan, mencuri ternak dan mencuri hasil panen. Tindakan anarkis gerombolan mengharuskan penduduk kuta meninggalkan kediaman mereka. Warga kuta mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman. Kedelapan kuta ini berlindung dekat Desa Tiga Juhar sebagai ibu kota kecamatan dan bagian dari pos perlindungan tentara keamanan rakyat. Masyarakat kuta membuka lahan pengungsian di sekitar sumber mata air. Setelah keadaan kondusif dan pihak Gerombolan berdamai dengan pemerintah 15, posisi desa yang berdekatan dengan sumber mata air dijadikan pemukiman tetap yang diberi nama Desa Rumah Sumbul. Bentuk pemerintahan masyarakat kuta sebelum terbentuk menjadi Desa Rumah Sumbul terdiri dari simantek kuta (pendiri kampung), ginemgem (masyarakat 14 Harapan Sinar, Berbagai Tanggapan dan Komentar Masa Media Tentang Buku dan Pribadi Kolonel Simbolon, Medan : Bina Nusa, Pihak gerombolan diberi kesepakatan oleh pemerintah sebagai bentuk kerja sama untuk senyepakati kata damai agar terhindar dari konflik yang berkepanjangan. Pihak pemerintah menawarkan pengangkatan status sebagai Tentara Indonesia bagi anggota gerombolan yang mau berdamai.
5 yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan simantek kuta), dan rayat derip (penduduk biasa). Kepeminpinan pemerintahan kuta terletak di tangan simantek kuta atau pemimpin kuta (pengulu), dan dipegang oleh keturunan tertua dari kelompok pendiri kuta atau merga taneh 16. Selama masa pengungsian, warga kuta memilih seorang penghulu untuk kedelapan kuta sebagai pemimpin dan pengayom agar tidak terjadi perselisihan di antara mereka. Pemilihan penghulu ini dilakukan secara demokrasi dan setiap penduduk hanya dapat memilih dua calon. Setelah terpilih dua calon penghulu, diambil sebuah uang logam lalu di angkat ke atas. Bagi calon penghulu yang memilih satu bagian dari uang tersebut jika jatuh ke tanah dan bagianya menghadap langit dijadikan pemenang dari perebutan jabatan penghulu tersebut. Sistem ini hanya berlaku satu kali selama berdirinya desa penghulu tersebut bernama Tuak Barus. 17 Tuak Barus adalah penghulu yang memegang jabatan paling lama daripada penghulu penghulu lainnya. Hal ini wajar karna selama kepeminpinannya ia sangat dekat dengan penduduk dan mengerti apa yang dibutuhkan oleh penduduk maupun desa 18.. Pihak yang memenangkan pemilihan Lahan di Desa Rumah Sumbul dalam perkembanganya menimbulkan konflik menyangkut kepemilikan tanah. Antara pihak penduduk desa dengan pihak 16 Merga taneh merupakan istilah kepada mereka yang lebih dahulu menempati kuta. Biasanya untuk membuka kuta terlebih dahulu melakukan pembukaan hutan belantara, dengan kondisi, dekat dengan sungai dan lahan sekitar kuta dapat ditanami tanaman pertanian. Mereka yang membuka kuta memiliki tanah dengan luas yang lebih besar daripada mereka yang datang belakangan. 17 Wawancara, dengan Terang Barus, Desa Rumah Sumbul, 10 Januari Ibid.
6 perkebunan besar. Konflik ini dinamai konflik antara tanah seribu dengan tanah afdeling 19. Sebagian lahan Desa Rumah Sumbul merupakan bekas lahan perkebunan tembakau pada masa kekuasaan Belanda. Setelah Belanda angkat kaki dari Sumatera Timur, lahan perkebunan tembakau tersebut diakui dimiliki oleh perkebunan besar swasta. Konflik bermula ketika masyarakat hendak membangun perumahan di lahan desa dilarang oleh pihak perkebunan, sehingga memunculkan konflik yang tidak dapat dihindari 20. Untuk mengatasi konflik ini, beberapa masyarakat pergi menghadap pemerintah setempat. Hasil penyelesaian tersebut menyatakan masyarakat desa menang atas tanah tersebut, dan tanah afdeling dibagi bagi ke setiap masyarakat desa mendapat 2 ha 21, Masyarakat yang telah memiliki lahan tersendiri di sekitar area desa tidak berhak mendapatkan pembagian tanah dari bekas perkebunan tembakau tersebut. 2.2 Komposisi Penduduk Masyarakat kuta sebelum terbentuk menjadi Desa Rumah Sumbul merupakan bagian masyarakat yang homogen, kebanyakan masyarakat Suku Karo. Kesamaan masyarakat di desa ini karena wilayahnya berada pada posisi berdekatan dengan Desa Bangun Purba dan Desa Delitua yang memiliki mayoritas penduduk Suku Karo Wawancara, dengan Tolap Barus, Desa Rumah Sumbul, 17 April Konflik yang terjadi berupa pemukulan dan tindakan lainnya yang kurang baik. Masyarakat melakukan pembakaran dan berlaku anarkis sehingga membuat desa menjadi tidak terkendali. Pihak perkebunan swasta menanggapinya dengan menaikkan perkara tersebut ke ranah hukum. 21 Ibid. 22 Jarak Desa Rumah Sumbul dengan Desa Bangun Purba dapat ditempuh selama 6 jam
7 Kedelapan kuta tersebut merupakan bagian dari marga yang lahir dan mendominasi. Struktur masyarakat dalam adat karo yang wilayahnya disebut Desa genealogis(keturunan). Desa Genealogis merupakan kesatuan masyarakat dimana para anggota masyarakatnya terikat pada hubungan keturunan dalam ikatan pertalian darah atau kekerabatan 23. Jumlah rata-rata kepala keluarga setiap kuta kira-kira 15 kk, dengan jumlah penduduk kira-kira 75 jiwa. Jika digabungkan kedelapan kuta, jumlah keseluruhan penduduk kira-kira 600 jiwa. Satu sama lain hidup rukun dan mampu memelihara adat istiadat karena masih dalam satu lingkup suku yang sama Dari kedelapan kuta, terdapat marga yang dominan di setiap masing-masing kuta. Dari kedelapan kuta tersebut, dapat diurutkan marga yang dominan dari urutan marga terbanyak sampai terkecil adalah sebagai berikut 1. Marga Barus dari empat kuta (240 jiwa) 2. Marga Tarigan dari tiga kuta (165 jiwa) 3. Marga Ginting dari dua kuta (120 jiwa) 25 Marga mayoritas dari kedelapan kuta adalah marga Barus yang meliputi empat kuta yakni Kuta Tanjung Jahe, Kuta Surbakti, Kuta Rumah Perira, dan Kuta Sigempual Ginjulu. Di urutan kedua terdapat Marga Tarigan yang meliputi tiga kuta yakni Kuta Lau Perira, Kuta Solu dan Kuta Sigempual Ginjahe, dan yang terakhir terdapat Marga perjalanan dengan berjalan kaki. Sedangkan Jarak Desa Rumah Sumbul dengan Desa Delitua dapat ditempuh selama 8 jam perjalanan dengan berjalan kaki. 23 Samosir Djamanat, Hukum Adat Indonesia Eksistensi dalam Dinamika Perkembangan Hukum di Indonesia, Bandung : CV Nusantara Aulia, 2003, hlm Wawancara, dengan Tukiman Ginting, Desa Rumah Sumbul 12 April Ibid. 24.
8 Ginting yakni Kuta Bintang Asi dan Kuta Langguren 26. Penduduk kuta yang homogen memiliki kepercayaan yang sama yakni kepercayaan animisme dan dinamisme, dan dalam masyarakat Karo disebut Pemena (agama asli Karo). Pemena merupakan kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat supranatural dan kekuatan adikodrati. Seseorang dapat dikatakan pemimpin agama atau spiritual bila memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia supranatural dan menghubungkanya dengan alam fana. Peminpin spiritual masyarakat kuta disebut Guru Sibaso. Masyarakat dari kedelapan kuta hanya sebagian kecil dapat mengecap pendidikan. Dari Kuta Rumah Perira terdapat 4 orang yang menempuh pendidikan di Sekolah Bumi Putera. Letak sekolah berada di Desa Gunung Manupak A memiliki jarak 5 km dari Kuta Rumah Perira 27. Kebanyakan warga kuta yang berusia produktif enggan untuk mengecap pendidikan. Di samping biaya, faktor jarak dan lamanya pendidikan membuat penduduk tidak mau menyekolahkan anak-anak mereka. Dalam mempertahankan budaya, biasanya masyarakat dari setiap kuta berkumpul pada waktu yang telah ditentukan, untuk mendengar ajaran dan petuah dari penghulu dan petinggi kuta dengan membahas cerita-cerita rakyat yang ada di sekitar kuta. Mereka juga mengadakan syukuran atas panen yang sedang berlangsung atau meminta doa kepada roh-roh yang telah meninggal agar diberi panen yang 26 Wawancara, dengan Beras Barus, Desa Rumah Sumbul, 13 April Wawancara, dengan Kueh Saragih, Desa Rumah Sumbul 16 April 2015.
9 berlimpah dan kesehatan serta umur yang panjang Mata Pencaharian Mayoritas masyarakat kedelapan kuta adalah masyarakat agraris yaitu dengan sumber mata pencahariannya dari pertanian. Letak kuta secara geografis cocok bagi lahan pertanian. Disamping pertanian, masyarakat kedelapan kuta memiliki mata pencaharian lainya, seperti pembuat gula merah dari bahan dasar air aren, pandai besi, dan pandai kayu seperti pembuat gerobak lembu. Sistem pertanian yang dipakai masyarakat kuta yakni sistem ladang berpindah 29. Perladangan berpindah (shifting cultivation) merupakan suatu sistem yang dibangun berdasarkan pengalaman masyarakat dalam mengolah lahan dan tanah yang dipraktekkan secara turun temurun 30. Sistem ladang berpindah ini hanya dapat digunakan pada panen yang ketiga. Selanjutnya lahan tidak dapat lagi digunakan. Dibutuhkan waktu selama 3 tahun agar lahan dapat diolah dan ditanami seperti semula. Tanah yang subur dipercaya masyarakat kuta memiliki peran ganda dalam meningkatkan kualitas tanaman dan memberikan ketahanan dari penyakit yang ada. Sistem ladang berpindah masa pakai lahan terbatas hanya mencapai 3 kali pemakaian. Setelah waktu itu, petani mencari lahan yang baru. Lahan tersebut dapat ditanam kembali dengan jenis tanaman yang diinginkan petani. Tanaman yang paling sering dijumpai pada tanaman kembali yakni tanaman padi. Selain mencari lahan yang 28 Ibid 29 Sistem ladang berpindah dalam istilah Bahasa Karo disebut merem taneh dalam terjemahan Bahasa Indonesia adalah tanah yang ditidurkan. Merem taneh ini merupakan suatu sistem pertanian tradisional yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah. 30 Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES. Jakarta : Anggota IKAPI Hal 23.
10 baru, aktivitas petani adalah yakni dengan berburu ke hutan. Hutan dimanfaatkan masyarakat kuta untuk berbagai hal. Dari hutan dapat diperoleh bahan dasar untuk membuat ramuan obat-obatan bahan dasar rempahrempah dari hutan. Selain mencari obat-obatan, hutan juga bermanfaat untuk menambah kekuatan ilmu gaib pada tubuh seseorang dengan cara bertapa dan bersemedi. Hal lain yang dilakukan untuk menambah ilmu gaib adalah dengan mengalahkan hewan yang dipercaya memiliki benda gaib. Bentuk yang paling menonjol dalam eksploitasi hutan oleh masyarakat kuta untuk pertanian dan berburu 31. Hutan yang diubah menjadi lahan pertanian dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama menebang hutan. Hutan yang telah ditebang kebanyakan tidak langsung dibakar. Batang pohon yang memiliki kualitas baik dijadikan papan untuk merenovasi rumah dan sebagai kandang ternak. Batang pohon yang telah ditumbangkan dibiarkan begitu saja untuk beberapa waktu. Untuk mengisi waktu luang, petani melakukan pemangkasan dahan-dahan pohon tersebut. Adapun alat yang digunakan dalam penebangan dan pemangkasan dengan lahan seluas satu hektar dibutuhkan 4 kapak dan 2 pisau laras panjang 32. Semua pohon yang telah tumbang diusahakan agar terkena sinar matahari agar cepat kering dan mudah dipindahkan ke tempat lain sehingga tidak mengganggu dalam proses penanaman. Setelah selesai ditebang, petani membersihkan rumput dengan cara membabat dan membakar. 31 Wawancara, dengan Tolap Barus, Desa Rumah Sumbul, 17 April Ibid.
11 Sistem pembakaran harus teratur dan memerlukan penjagaan di tempat, mengingat jarak pemukiman dengan lahan pertanian masyarakat kuta hanya sekitar 2 km saja. Lahan hutan yang telah selesai dibersihkan harus menunggu datangnya hujan pertama untuk membasahi lahan yang baru itu Hal ini bertujuan untuk menyegarkan lahan dari sisa sisa bakaran dan tanda proses penanaman siap dilakukan 33. Setelah pembersihan hutan selesai, selanjutnya dilakukan penanaman. Tanaman yang paling sering dijumpai setelah pembukaan lahan baru adalah tanaman padi. Padi ladang dapat dengan mudah tumbuh subur dari unsur hara tanah hasil pelapukan hutan yang masih berlimpah. Akan tetapi kesulitannya adalah jika area pertanian dekat dengan hutan maka masalah yang dihadapi terkait dengan hewanhewan yang ada di hutan. Hewan ini keluar untuk mencari makanan sehingga tanaman pertanian menjadi sasarannya. Untuk mengatasi ini biasanya, petani menjaga lahan pertanian tersebut sampai waktu panen tiba. Kuta Bintang Asi dan Kuta Surbakti sangat cocok ditanami padi ladang dan subur. Selain padi, tanaman sekunder memiliki peran yang penting dalam bertani. 34 karena keadaan tanah yang lebih datar Tanaman seperti jagung, kelapa, kemiri, ubi, cabe, pisang dan durian 35 diharapkan dapat dijual dengan harga yang tinggi, agar sebanding dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan karena menempuh perjalanan yang panjang menuju pasar dalam menjual 33 Wawancara, dengan Dison Perangin-Angin, Desa Rumah Sumbul, 21 April Ibid. 35 Tanaman durian merupakan tumbuhan asli dari Indonesia. Durian tersebar di Hutan Malesia yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Lihat juga Setiadi, Bertanam Durian, Penebar swadaya. Jakarta : Anggota IKAPI. 1999, hlm 2.
12 hasil produksi pertanian tersebut. Hasil keuntungan yang besar biasanya ditukar dengan membeli baju baru, rokok nipah, emas, sepeda, dan radio 36. Masyarakat kuta tidak memiliki mata pencarian yang lain selain bertani. Adapun usaha lain yang dilakukan penduduk seperti membuat gula merah, pandai besi, dan pandai kayu seperti pembuat gerobak lembu. Pekerjaan ini tidak dapat dikatakan sebagai mata pencarian karena pengerjaanya hanya ketika air nira produktif. Masa produktif pohon aren dapat mencapai 2-3 tahun. Adapun pandai besi dan pandai kayu hanya sebagian kecil penduduk saja yang dapat melakukan pekerjaan itu. Penduduk kuta mengisi lahan mereka dengan sistem penanaman tumpang sari. Seperti keterangan dari Simula br Sinuhaji, lahan masyarakat tidak semua dapat dikelola. Biasanya lahan pertanian dibagi menjadi dua, bagian yang pertama untuk mereka bercocok tanam sedangkan lahan yang kedua dibiarkan terbelangkalai begitu saja 37. Lahan yang dijadikan tempat bercocok tanam diisi langsung dengan tiga jenis tanaman yang berlainan jenis. Adapun ketiga tanaman ini yakni padi, jagung dan kemiri, dengan sistem penanaman sebagai berikut, padi ditanam terlebih dahulu setelah selesai masa panen kemudian diisi dengan tanaman jagung, kira kira tinggi jagung mencapai kira-kira 50 cm kembali ditanam tanaman padi. Setelah kedua tanaman ini mencapai masa panen kemudian ditanam tanaman tua seperti kemiri. Pohon kemiri kira-kira mencapai 100 cm lalu ditanam jagung. Setelah beberapa 36 Ibid. 37 Wawancara, dengan Simula Br Sinuhaji, 5 April 2015, Desa Rumah Sumbul.
13 waktu setelah tinggi jagung mencapai 50 cm, ditanam kembali tanaman padi. Sehingga dalam satu area lahan pertanian masyarakat kuta dapat ditemukan tiga jenis tanaman tumpang sari. Padi setelah masa panen selesai dijadikan sebagai cadangan persediaan makanan. Jika hasil lebih, petani akan menjualnya ke pusat pasar yakni Desa Delitua dengan jarak tempuh 8 jam berjalan kaki, sehingga perjalanan dapat diselesaikan selama dua hari perjalanan Petani yang menjual hasil pertanian ke Pasar Delitua biasanya melakukan perjalanan dua hari. Petani biasanya menginap di tempat sanak keluarga mereka untuk menghindari letih yang berkepanjangan.
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389
BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. STM (Senembah Tanjung Muda) Hulu Kabupaten Deli Serdang 2. Secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Desa Rumah Sumbul 1 adalah salah satu dari 20 desa yang ada di Kecamatan STM (Senembah Tanjung Muda) Hulu Kabupaten Deli Serdang 2. Secara administratif batas batas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan
Lebih terperinciB A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Letak Desa Desa Lau Rakit merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa Lau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup, sehingga manusia harus menanam padi, sayur-sayuran, buahbuahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat hidup manusia memiliki banyak kebutuhan untuk dapat menopang kelangsungan kehidupannya. Kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi kebutuhan primer (pangan),
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah
46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke. Keunikan tersebut menjadi nilai tersendiri
Lebih terperinci2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN berikut : FAO dalam Arsyad (2012:206) mengemukakan pengertian lahan sebagai Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan
29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciBAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN
BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN 5.1 Aksesibilitas Masyarakat terhadap Hutan 5.1.1 Sebelum Penunjukan Areal Konservasi Keberadaan masyarakat Desa Cirompang dimulai dengan adanya pembukaan lahan pada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang
13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciPOLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati
POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota
BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH 2.1 Letak Geografis Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota Kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 km, sedangkan dari kota Berastagi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan secara tepat dengan memperhatikan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah
Lebih terperinciRevolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini berada
Lebih terperinciBAB II. IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk. 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba
BAB II IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba Pada tahun 1952 penduduk km 9 dan 10 yang sebahagian besar berasal dari toba samosir dan janjiraja yang beragama
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.
23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI 2.1. Letak Geografis Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan
Lebih terperinciGambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun
TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wisata Alam Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun pada hakekatnya, pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah
BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian 4.1.1 Sejarah Desa Bale Desa Bale terletak diwilayah timur Indonesia tepatnya di wilayah Maluku Utara. Pada tahun 1800an kesultanan ternate berkunjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang merupakan ibukota Kecamatan Barusjahe yang menaungi 19 desa yang meliputi
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat
Lebih terperinciKondisi Geografis dan Penduduk
Kondisi Geografis dan Penduduk 1) Kondisi geograis suatu wilayah terdiri dari empat faktor utama yaitu: a) Litosfer (lapisan tanah), b) Atmosfer (lapisan udara), c) Hidrosfer (lapisan air), d) dan biosfer
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat
Lebih terperinciPOLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI
1 POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus H. Adul Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Ach. Firman
Lebih terperinciBAB I PROFIL WILAYAH
BAB I PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah 1. Dusun a. Data Geografis 1) Lokasi, Nama dan Luas Padukuhan Padukuhan Pudak terletak di perbukitan yang terletak pada 324 meter di atas permukaan laut. Terdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN
5 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Geografis Dan Demografis Desa Lemang Desa lemang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti, Desa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah
Lebih terperinciBAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian
BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Profil Desa Lundo 1. Letak geografis Desa Lundo merupakan salah satu desa yang terletak
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN , Kelurahan Pammase terdiri dari 3 (tiga) lingkungan:
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kelurahan Pammase Kelurahan Pammase terbentuk 18 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 15-3-1997, Kelurahan Pammase terdiri dari 3 (tiga) lingkungan: 1.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas
29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat, Balik Bukit adalah Kecamatan yang terletak di
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Kecamatan Balik Bukit merupakan 1 dari 25 Kecamatan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan unsur dari geosfer yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kehidupan manusia sangat tergantung pada lahan. Manusia memanfaatkan lahan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi
BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading
BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciBAB II DESA SIDODADI BATU 8 SEBELUM MUNCULNYA USAHA BATU BATA. Desa ini berdampingan dengan desa-desa lain yang berada pada Kecamatan Pagar
BAB II DESA SIDODADI BATU 8 SEBELUM MUNCULNYA USAHA BATU BATA 2.1. Letak Geografis Desa Sidodadi Batu 8 adalah salah satu desa yang berada pada Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Rakyat kita menggantungkan nasibnya bekerja di sektor
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN
46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciBAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN
43 BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis
33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sembunglor merupakan sebuah desa yang terletak dalam cakupan wilayah Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Desa Sembunglor itu desa yang amat kecil dan terpencil
Lebih terperinciSeorang diri, Sadiman memerdekakan desanya dari kekeringan
Rappler.com Seorang diri, Sadiman memerdekakan desanya dari kekeringan Ari Susanto Published 12:00 PM, August 23, 2015 Updated 4:48 AM, Aug 24, 2015 Selama 20 tahun, Sadiman mengeluarkan uangnya sendiri
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG
BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG A. Letak Geografis 1. Letak Lokasi Desa Ragang merupakan satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Waru Kabupaten
Lebih terperinciBAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa
17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,
Lebih terperinciBAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI
BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan
Lebih terperinci1.3. BIDANG KEGIATAN KKN-PPM
BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL TEMA Pemberdayaan dan Peningkatan Potensi Bidang Pertanian dan Perkebunan dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Tiga. 1.2. LOKASI Desa Tiga, Kecamatan Susut,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA 4.1. Letak Geografis Sumba Tengah Pulau Sumba terletak di barat-daya propinsi Nusa Tenggara Timur-NTT sekitar 96 km disebelah selatan Pulau Flores, 295 km disebelah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam
Lebih terperinci4. KARAKTERISTIK DESA. Pertemuan 5
4. KARAKTERISTIK DESA Pertemuan 5 TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami berbagai karakteristik desa 2. Mahasiswa mampu menganalisa berbagai karakteristik desa KARAKTERISTIK DESA Secara umum dapat dilihat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada
Lebih terperinci