NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL Oleh : ADIAKESUMAWARDHANI THOBAGUS M. NU MAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008 i

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Thobagus M.Nu man, S.Psi.,Psi) ii

3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR ISI.. INTISARI... PENGANTAR METODE PENELITIAN... HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN KESIMPULAN... SARAN... DAFTAR PUSTAKA IDENTITAS PENULIS i ii iii iv iii

4 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL ADIAKESUMAWARDHANI THOBAGUS. M. NU MAN S.Psi, Psi. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada siswa boarding school. Asumsi awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada siswa boarding school. Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi efikasi diri akademik. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula efikasi diri akademik. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa boarding school kelas VIII dan IX SMP Nurul Fikri tahun ajaran 2008/2009 yang berdomisili di Serang, Banten. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data menggunakan metode skala. Skala yang digunakan ada 2 yaitu (1) Skala Efikasi Diri Akademik yang disusun berdasarkan teori dari Bandura (1986), terdiri dari 37 aitem dengan koefisien korelasi aitem total bergerak antara 0,316-0,707 serta koefisien korelasi Alpha sebesar 0,937 dan (2) Skala Dukungan Sosial yang dibuat dengan mengacu pada aspekaspek House (Winnubst dkk, 1988: Sarafino, 1990 dalam Smet, 2004) terdiri dari 37 aitem dengan koefisien korelasi aitem total bergerak antara 0,272-0,697 serta koefisien korelasi Alpha sebesar 0,922. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis Product Moment dari Pearson. Perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 11.5 for Windows. Hasilnya menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada siswa boarding school. Koefisien korelasi dukungan sosial dengan efikasi diri akademik adalah 0,459 dengan p = (p < 0,01). Jadi hipotesis diterima. Kata kunci: Dukungan Sosial, Efikasi Diri Akademik iv

5 I. PENGANTAR Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Data laporan pembangunan manusia terbaru yang dikeluarkan United Nation Development Programme (UNDP), menunjukkan peringkat Human Development Index (HDI) Indonesia berada diurutan 108 dari 177 negara yang diteliti (Media Indonesia, 2007). Kriteria manusia berkualitas antara lain adalah produktif, efisien, memiliki kepercayaan diri yang kuat serta fleksibilitas tinggi sehingga mampu menyesuaikan dengan tuntutan pembangunan yang senantiasa berubah dengan cepat (Untag, 2006). Sektor pendidikan memiliki peranan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, Indonesia menempati urutan 41 dari 47 negara di Asia (Juwita, 2007). Fenomena menjamurnya boarding school di dunia pendidikan Indonesia belakangan ini, diharapkan mampu mencetak generasi unggul sekaligus menjadi jawaban bagi rendahnya kualitas pendidikan bangsa Indonesia. Di sekolah dengan sistem boarding school, para siswa mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan sistem konvensional (Hardi, 2007). Boarding school sebagai sekolah asrama mengenakan serangkaian v

6 tes yang wajib diikuti calon anak didiknya. Mulai dari tes kemampuan akademik, tes kesehatan, tes wawancara hingga tes psikologi. Rangkaian tes ini dimaksudkan untuk memprediksikan kemampuan anak dalam menerima dan mengikuti materimateri yang disuguhkan boarding school (Republika, 2008). Namun demikian, kenyataannya terdapat siswa-siswa boarding school yang telah dinyatakan lolos seleksi justru merasa tidak yakin akan kemampuan dirinya dalam menghadapi tuntutan akademis yang ada. Muthiarani (13 tahun), siswa kelas VII SMP Nurul Fikri boarding school berungkali mengutarakan ketidakmampuannya dalam mengikuti pelajaran sekolah khususnya hafalan Al- Qur an, materi pelajaran yang tidak Muthiarani dapatkan di sekolah terdahulu. Muthiarani juga ragu akan kemampuannya dalam menyelesaikan banyaknya tugas akademis yang dibebankan bersamaan padatnya aktivitas belajar di boarding school. Nilai akademis Muthiarani tergolong baik, namun siswa tersebut masih seringkali mengungkapkan ketidakmampuannya kepada orang tuanya. Penilaian individu mengenai kemampuan mereka untuk bereaksi atau menghadapi suatu tugas atau situasi yang spesifik disebut dengan istilah efikasi diri (Bandura, 1997). Individu dengan efikasi diri rendah akan merasa cemas menghadapi tantangan dan cenderung kurang berani terlibat dalam keadaan yang menekan karena individu merasa tidak yakin akan kemampuan diri yang dimilikinya (Bandura, 1986). Hanifa (2008) mengungkapkan bahwa terdapat siswa boarding school Nurul Fikri yang berulangkali tidak mengikuti ujian sekolah disebabkan mendadak sakit. Hal ini disinyalir guru sekolah tersebut sebagai upaya siswa untuk menghindari ujian sekolah dikarenakan keraguan siswa vi

7 akan kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal ujian dengan benar. Lain halnya dengan individu yang memiliki efikasi diri tinggi, individu yang memiliki efikasi diri tinggi akan melihat kondisi yang menekan sebagai tantangan yang bermanfaat untuk dirinya dalam mencapai suatu tujuan (Bandura, 1986). Efikasi diri mempengaruhi besar usaha dan ketahanan individu dalam menghadapi kesulitan. Individu dengan efikasi diri rendah akan merasa sulit untuk memotivasi diri dan akan mengurangi usahanya atau menyerah pada permulaan rintangan (Bandura, 1997). Azhar (14 tahun) siswa kelas VIII SMP Nurul Fikri Boarding School ini terus menerus merengek untuk pindah sekolah karena tidak sanggup berjauhan dengan ibunya dan mendapati nilai akademisnya yang kurang baik, padahal menurut Wiryawan sebagai Kepala Sekolah, Azhar memiliki potensi akademik yang baik (Wiryawan, 2008). Terkait dengan ini, Bouffard dkk (Bandura, 1997) mengemukakan bahwa efikasi diri memiliki kontribusi terhadap prestasi akademik siswa dan merupakan salah satu prediktor dalam keberhasilan akademik. Individu dengan efikasi diri tinggi tidak akan dengan cepat memulihkan perasaan mampunya setelah mengalami kegagalan. Kasus Azhar menunjukkan lemahnya tingkat kekuatan (strength) sebagai salah satu aspek efikasi diri yang dimiliki siswa boarding school. Keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki dalam mengatasi hambatan untuk mencapai keberhasilan pada tugas-tugas akademik disebut efikasi diri akademik (Zajacova dkk, 2005). Efikasi diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah persuasi verbal yaitu suatu keadaan dimana individu diyakinkan oleh orang lain vii

8 yang berpengaruh atau lingkungan sosialnya bahwa ia mempunyai kemampuan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan sehingga kemudian individu berusaha untuk mengerjakan pekerjaannya sebaik mungkin (Bandura, 1997). Saran, nasehat maupun feedback sebagai bentuk dari persuasi verbal dari orang-orang terdekat individu dapat membantu individu dalam meningkatkan efikasi diri akademiknya. Lingkungan sosial memiliki pengaruh terhadap efikasi diri akademik. Bantuan dari lingkungan disebut dengan istilah dukungan sosial. Gottlieb (Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi verbal atau nonverbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orangorang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau didapat karena kehadiran mereka yang mempunyai manfaat emosional maupun efek perilaku bagi pihak penerima. Lebih lanjut House (Winnubst dkk, 1988; Sarafino, 1990 dalam Smet, 1994) membedakan dukungan sosial ke dalam empat dimensi yaitu dukungan infomatif, dukungan instrumental, penghargaan, dan emosional. Siswa boarding school dengan tuntutan akademis yang tinggi serta keterbatasan interaksi dengan dunia luar, memerlukan dukungan instrumental berupa bantuan konkrit dari lingkungannya agar siswa dapat segera mengatasi kesulitan tugas-tugas akademis yang harus diselesaikannya tepat waktu. Dukungan emosional berupa ungkapan empati, kepedulian serta umpan balik baik dari guru ataupun teman-teman asrama juga diperlukan siswa sehingga siswa diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah pribadinya. Dengan adanya dukungan ini siswa lebih stabil secara afektif karena memiliki tempat untuk berbagi. Cratty (Dimyati, 2000) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang viii

9 saling menunjang antara interaksi sosial dan afiliasi sebelumnya dengan produktivitas. Pada kenyataannya, walaupun sering meluangkan waktu bersama, terdapat siswa-siswa yang masih sulit untuk terbuka dalam menceritakan masalah yang sedang dihadapi kepada gurunya, sedangkan dengan teman sebayanya meskipun siswa tinggal bersama dan memiliki teman yang berada dalam situasi dan kondisi serupa namun justru membuat beberapa siswa kurang leluasa untuk menceritakan permasalahan akademisnya karena terbangunnya situasi kompetitif antar siswa, sedangkan di sisi lain siswa membutuhkan dukungan sosial untuk menghadapi berbagai macam tuntutan akademisnya yang tinggi (Wiryawan, 2008). Jadi sebenarnya bagaimana kondisi ini saling mempengaruhi? Berbagai kondisi khusus inilah yang pada akhirnya menjadikan penelitian mengenai hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik siswa boarding school dirasa butuh dan menarik untuk dilakukan. II. METODE PENELITIAN Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu dukungan sosial dan variabel tergantung yaitu efikasi diri akademik. Kriteria subjek penelitian ini adalah : a. Jenis kelamin : pria dan wanita b. Status : Siswa kelas VIII dan IX Tingkat Menengah Pertama Boarding School tahun ajaran 2008/2009 ix

10 Peneliti menggunakan dua buah skala untuk mengukur kedua variabel. Skala efikasi diri akademik terdiri dari 37 aitem dan skala dukungan sosial terdiri dari 37 aitem. Skala-skala ini disusun dengan menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2004). Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem yang terdapat skala terdiri dari aitem yang bersifat favourable dan unfavourable terhadap atribut yang diukur. Sifat dari aitem tersebut yang menentukan skor yang akan diberikan. Pemberian skor pada aitem favourable, yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Sedangkan pada aitem unfavourable pemberian skornya adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 4. Semakin tinggi total skor yang diperoleh subjek pada skala dukungan sosial atau efikasi diri akademik, maka akan semakin tinggi dukungan sosial atau efikasi diri akademik yang dimiliki subjek, begitu pula sebaliknya. Peneliti, dalam metode analisis data, menggunakan analisis statistik korelasi product moment Pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan efikasi diri akademik. Untuk pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan program komputer SPSS versi x

11 III. HASIL PENELITIAN Penelitian ini mengambil 70 siswa SMP Nurul Fikri Boarding School sebagai subjek. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat disajikan dalam tabel 1. Tabel 1 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1 2 Laki laki Perempuan Jumlah 70 Deskripsi statistik data penelitian pada dukungan sosial dan efikasi diri akademik dapat disajikan dalam tabel 2 : Tabel 2 : Statistik Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD EDA ,5 18, ,34 12,110 Duksos ,5 18, ,87 12,230 Ket : Min = Skor Total Minimal Max = Skor Total Maksimal Berdasarkan deskripsi data penelitian di atas dapat dilihat variabel efikasi diri akademik dan dukungan sosial subjek tergolong tinggi, sedang atau rendah yaitu dengan cara membuat kategorisasi masing-masing variabel. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompokxi

12 kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar,1999). Berikut ini adalah kriteria kategori skala : Sangat Tinggi = X > M + 1,8 SD Tinggi Sedang Rendah = M + 0,6 SD X < M + 1,8 SD = M - 0,6 SD X < M + 0,6 SD = M - 1,8 SD X < M - 0,6 SD Keterangan : Sangat Rendah= X < M - 1,8 SD X SD M = Skor Total = Deviasi Standar Hipotetik = Mean Hipotetik a. Efikasi Diri Akademik Variabel Efikasi Diri Akademik dapat dilihat sebaran hipotetiknya yang diuraikan untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian pada tabel berikut ini : Tabel 3 Kriteria Kategorisasi Efikasi Diri Akademik Skor Kategorisasi Frekuensi % X < 59,2 59,2 X < 81,4 81,4 X < 103,6 103,6 X < 125,8 X > 125,8 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi % 0% 30% 57% 13% Berdasarkan kategorisasi efikasi diri akademik pada tabel 5 dapat dilihat bahwa sebanyak 57% subjek penelitian berada dalam kategorisasi tinggi. xii

13 b. Dukungan Sosial Variabel dukungan sosial dapat dilihat sebaran hipotetiknya yang diuraikan untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian pada tabel berikut ini : Tabel 4 Kriteria Kategorisasi Dukungan Sosial Skor Kategorisasi Frekuensi % Sangat Rendah 0 0% Rendah 0 0% Sedang 8 11% Tinggi 51 73% Sangat Tinggi 11 16% X < 59,2 59,2 X < 81,4 81,4 X < 103,6 103,6 X < 125,8 X > 125,8 Berdasarkan kategorisasi kecanduan internet pada tabel 6 dapat dilihat bahwa sebanyak 73% subjek penelitian berada pada kategorisasi tinggi. a. Uji Asumsi Normalitas Uji normalitas sebaran dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil dari uji ini menunjukkan bahwa penyebaran skor pada kedua variabel mengikuti distribusi normal. Dengan nilai K-SZ pada variabel efikasi diri akademik sebesar 0,592 dengan p = 0,875 (p > 0,05). Untuk variabel dukungan sosial memiliki nilai K-SZ sebesar 0,883 dengan p = 0,417 (p > 0,05). b. Uji Asumsi Linieritas Uji Linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dukungan sosial dan efikasi diri akademik memiliki hubungan yang linier. Hasil statistik menunjukkan nilai F = 21,079 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Sedangkan nilai deviation from linearity menunjukkan nilai F = 1,371 dengan p = 0,178 (p > 0,05). Hal ini berarti hubungan antara variabel linier. xiii

14 c. Uji Hipotesis Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kesepian dan kecanduan terhadap internet maka digunakan uji korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan program komputer SPSS versi 11,5 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara variabel dukungan sosial dengan efikasi diri akademik didapat nilai r = 0,459 dengan p= 0,000 (p<0,01). Hal ini berarti menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada siswa boarding school. IV. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada siswa boarding school. Dengan kata lain, hipotesis penelitian ini diterima. Adanya pengaruh yang diberikan dukungan sosial terhadap efikasi diri akademik dikarenakan dukungan sosial termasuk salah satu faktor penyebab timbulnya efikasi diri akademik. Efikasi diri akademik dipengaruhi oleh kondisi afektif individu, dimana kondisi afektif yang positif akan menaikkan efikasi diri sedangkan kondisi afektif yang negatif akan menurunkan efikasi diri. Kebutuhan akan kondisi afektif yang positif dapat terpenuhi dengan adanya hubungan persahabatan yang berfungsi dengan baik yang selanjutnya kondisi afektif tersebut mampu menjadi sumber efikasi diri akademik. Penelitian yang dilakukan oleh xiv

15 Fitriani (2007) membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persahabatan dengan efikasi diri akademik pada siswa. Persahabatan yang membantu menciptakan terbangunnya kondisi afektif yang positif merupakan bentuk dukungan sosial secara emosional. Terkait dengan persahabatan, SMP Nurul Fikri Boarding School memfasilitasi setiap asramanya dengan wali asrama yang diharapkan mampu berperan sebagai pengganti orang tua sekaligus sahabat bagi siswa. Kondisi tinggal satu atap dengan wali asrama memungkinkan tingginya intensitas interaksi dan cairnya hubungan antara siswa dengan wali asrama. Kebutuhan maupun keluhan dapat langsung diutarakan siswa pada wali asrama sehingga mampu dengan cepat disikapi. Selain dengan wali asrama, siswa juga tinggal bersama dengan teman sebayanya sehingga terjalin keakraban sosial. Berada dalam kondisi yang sama yaitu berpisah dengan orang tua dan menghadapi tingginya tuntututan akademik mampu menimbulkan terciptanya satu rasa dan solidaritas antar siswa meskipun para siswa itu sendiri seringkali menjadi teman bersaing dalam pencapaian prestasi akademik (Ani, 2008). Faktor lain yang mampu mempengaruhi efikasi diri akademik adalah adanya persuasi verbal dari orang lain yang dapat dipercaya. Persuasi verbal dari significant person tersebut dapat berupa ungkapan mengenai pengalaman keberhasilan siswa terkait dalam mengatasi kesulitan akademik sebelumnya ataupun mengingatkan subjek akan kemampuan dan usahanya yang belum dikerahkan secara optimal dalam pencapaian keberhasilan akademik. Adanya persuasi verbal tersebut mampu membuat individu merasa memiliki alasan untuk xv

16 percaya bahwa dirinya mampu memperoleh keberhasilan akademik. Persuasi verbal dari significant person tersebut merupakan bentuk dari dukungan informatif sebagai dimensi dukungan sosial. Hasil kategorisasi pada nilai masing-masing skala menunjukkan bahwa efikasi diri akademik siswa boarding school berada pada kategori tinggi. Senada dengan hasil tersebut, hasil kategorisasi skala dukungan sosial juga berada pada kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa boarding school yang menjadi subjek penelitian tidak hanya memiliki dukungan sosial tinggi namun juga terbukti memiliki efikasi diri akademik yang tinggi. Tingginya dukungan sosial tersebut dapat diperoleh dari hubungan sosial yang akrab sehingga membuat individu merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai (Winnubust dkk, dalam Smet, 1994). Kondisi saling bantu dalam mengerjakan tugas sekolah yang sulit ataupun belajar kelompok untuk menghadapi ujian sekolah membuat siswa SMP Nurul Fikri Boarding School merasa tidak sendiri dan bersemangat dalam mengatasi hambatan-hambatan akademis yang ada (Hanifa,2008). Peneliti juga melakukan analisis tambahan untuk mengetahui sumber dukungan sosial yang paling berpengaruh terhadap efikasi diri akademik siswa boarding school. Dukungan sosial yang diukur dalam penelitian ini bersumber pada guru dan teman siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diberikan teman berpengaruh lebih besar terhadap efikasi diri akademik siswa boarding school dibandingkan dengan dukungan sosial yang diberikan oleh guru. Hanifa (2008) mengungkapkan bahwa siswa merasa lebih nyaman untuk menanyakan tugas sekolah yang sulit maupun materi pelajaran yang kurang xvi

17 dipahaminya pada teman sesama siswa daripada terhadap guru, hal ini disebabkan oleh adanya waktu teman yang dianggap lebih fleksibel oleh siswa untuk dimintai bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik dibandingkan dengan waktu yang dimiliki guru. Namun, dukungan sosial bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi efikasi akademik. Terdapat faktor lain seperti pencapaian prestasi dan pengalaman orang lain. Pencapaian prestasi merupakan sumber paling penting dan berpengaruh terhadap efikasi diri karena pencapaian prestasi adalah bukti otentik individu akan kemampuan yang dimilikinya (Bandura,1997). SMP Nurul Fikri Boarding School seringkali mengikutsertakan para siswanya dalam seminar maupun olimpiade science, mereka bahkan sering memperoleh juara dalam ajang yang diikutinya. Adanya pencapaian prestasi tersebut mampu menjadi sumber tingginya efikasi diri akademik para siswa boarding school. Selain faktor yang disebutkan diatas, faktor lain yang juga mempengaruhi tingkat efikasi diri akademik siswa antara lain adalah faktor kondisi fisik seperti turunnya kondisi kesehatan, faktor pencapaian prestasi seperti nilai ujian, faktor pengalaman orang lain serta faktor tingkat kesulitan tugas (Bandura, 1997). V. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada siswa boarding school. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan sosial maka semakin xvii

18 tinggi efikasi diri akademik siswa boarding school, begitu pula sebaliknya. Jadi hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada siswa boarding school dapat diterima. VI. SARAN Peneliti selanjutnya disarankan untuk membangun hubungan baik dan menjalin keakraban dengan subjek penelitian, sehingga subjek penelitian lebih terbuka dalam memberikan informasi dan data yang diperoleh peneliti semakin detail. Bagi peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mempertimbangkan waktu dan tempat dilakukannya pengambilan data, sehingga subjek terkondisikan dengan baik ketika memberikan informasi. xviii

19 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bandura, A Social Foundation of Thought and Action : A Social Cognitive Theory. New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Bandura, A Self Efficacy : The Exercise of Control. New York : W.H.Freeman & Company. Dimyati Kohesivitas Tim Dan Efikasi Diri Sebagai Prediktor Prestasi Olahraga Tim. Jurnal Psikologika, 10, Fitriani, Y Hubungan Antara Persahabatan Dengan Efikasi Diri Akademik Pada Siswa yang Menghadapi Ujian Nasional. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Program Pascasarjana UGM. Hardi Sekolah Boarding Jawaban Yang Tepat Untuk Pendidikan Masa Depan. Artikel. Juwita Rendahnya Mutu Sumber Daya Manusia. Artikel. ew&id=53&itemid=2 Media Indonesia Pendidikan Yang Melemahkan Daya Saing Bangsa. Artikel. Mustaghfirin Boarding School Bukan Tempat Penitipan Anak. Artikel. &artid=917 Riduwan Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta. Smet, B Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo. Zajacova, A. & Lynch, S.M. & Espenshadet, T. J Self efficacy, Stress and Academic Success in College. Journal of Higher Education. 6, Paradigma Pendidikan Masa Depan. Artikel. sby.ac.id/index.php?mod=berita&id=38. xix

20 IDENTITAS PENULIS Nama Mahasiswa Alamat Rumah : Adiakesumawardhani : Jl. Seturan Blok E.II no. 49 Sleman Yogyakarta Nomor Handphone : xx

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION DISORDER) PADA MAHASISWA. Oleh : ROSDANIAR

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION DISORDER) PADA MAHASISWA. Oleh : ROSDANIAR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION DISORDER) PADA MAHASISWA Oleh : ROSDANIAR 04 320 195 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan wawancara sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2013-2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y) 2. Variabel bebas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk membuktikan secara empiris hipotesis pada Bab II tersebut, maka variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH 10508075 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mahasiswa Tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan antara tingkat dukungan social keluarga dengan prestasi siswa SMA Jendral Sudirman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitaif, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran, dan penyajian hasil. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif seperti yang dijelaskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif seperti yang dijelaskan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif seperti yang dijelaskan oleh Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Untuk menjawab tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY

HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY DENGAN COMPUTER STRESS Oleh: Muhammad Rumi Adiyan 97 320 016 4 5 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 6 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala atau objek penelitian yang bervariasi. Atau variabel adalah objek penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Creswell ( dalam Alsa, 2003, h. 13) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dan minat berwirausaha pada mahasiswa.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA Oleh: Dwi Ayu Rizkiyah Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (006) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode penelitian. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Harga diri 2. Varibel bebas : a. Dukungan sosial b. Regulasi emosi B. Definisi Operasional 1. Harga Diri Harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan kontrol diri dan perilaku bullying. Untuk membuktikan secara empiris hipotesis tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Metode korelasional adalah metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Metode korelasional adalah metode penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA 1 PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA Indah Lestari M. Bachtiar INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja karyawan ditinjau dari masa kerja. Dugaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan model kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional yaitu merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1. Identifikasi variabel penelitian Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsur penting dalam suatu penelitian ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dapat menurun, maka akan memberi pengaruh juga pada fisiologis dan perilaku secara umumnya. D. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan negatif antara dukungan

Lebih terperinci

Kontribusi Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Akselerasi

Kontribusi Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Akselerasi Kontribusi Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Akselerasi Nama : Dian Istiqomah NPM : 12513368 Kelas : 3PA11 Dosen Pembimbing : Ira Norma Prabawati, S.Psi., M.Si BAB I A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Konformitas 2. Variabel Bebas : Nilai Budaya Jawa B. Definisi Operasional 1. Konformitas Konformitas merupakan tendensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, beringkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut: 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut: 1. Variabel Tergantung : Pembelian Impulsif 2. Variabel Bebas : Kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying 88 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini berorientasi pada penelitian kuantitatif, yakni ingin melihat sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci