P E N A N A M A N N I L A I K A R A K T E R R E L I G I U S D I S D MUHAMMADIYAH BOROBUDUR DAN SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH TUGAS AKHIR SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P E N A N A M A N N I L A I K A R A K T E R R E L I G I U S D I S D MUHAMMADIYAH BOROBUDUR DAN SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH TUGAS AKHIR SKRIPSI"

Transkripsi

1 P E N A N A M A N N I L A I K A R A K T E R R E L I G I U S D I S D MUHAMMADIYAH BOROBUDUR DAN SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Hasna Oktavia Muslihah NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i

2 P E N A N A M A N N I L A I K A R A K T E R R E L I G I U S D I S D MUHAMMADIYAH BOROBUDUR DAN SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH Oleh : Hasna Oktavia Muslihah NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh, (2) Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Subjek dalam peneltian ini adalah Kepala Sekolah, guru, dan siswa dari setiap sekolah di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh menunjukan bahwa:1) program pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian. 2) pengintegrasian dalam mata pelajaran yaitu tercantum nilai religius di dalam silabus dan RPP, serta terlaksana dalam kegiatan pembelajaran dan evaluasi. 3) budaya sekolah dilakukan dalam tiga aspek yaitu kelas mengucapkan salam dan kalimat tahmid di dalam kelas. Sekolah memakai busana muslim, dan menjaga kebersihan. Luar sekolah mengikuti perlombaan MAPSI. 4) Persamaan dan perbedaan penanaman nilai karakter religius. Persamaan terdapat pada kegiatan yang dilakukan di sekolah. Perbedaan SD Muhammadiyah Borobudur tidak memberlakukan adanya jadwal untuk pelaksanaan sholat di sekolah, hafalan dilakukan setiap hari, dan guru melaksanakan sholat diwaktu yang berbeda dengan siswa. SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh memiliki jadwal tetap kegiatan keagamaan seperti sholat dhuha, sholat dhuhur, kegiatan hafalan dan murojaah. Kata kunci: penanaman nilai, karakter religius. ii

3 CULTIVATION OF RELIGIOUS CHARACTER VALUES IN SD MUHAMMADIYAH BOROBUDUR AND SD IT LABORATORIUM BHUMI MENOREH By: Hasna Okavia Muslihah NIM This research aims to (1) describe the cultivation of religious character values in SD Muhammadiyah Borobudur and SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh, (2) describe the similarities and differences of values of religious characters in SD Muhammadiyah Borobudur and SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. This research is a qualitative description research. Subjects in this study are principal, teachers, and students from each school in SD Muhammadiyah Borobudur and SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. Data collection techniques used were interviews, observation, and documentation. Data analysis is done by data reduction, data display, and conclusion or verification. Test the validity of data using technique triangulation and source. The results of SD Muhammadiyah Borobudur and SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh showed that: 1) Self-development program is done through routine activities, spontaneous activities, exemplary, and conditioning 2) integration in the subjects of religious values listed in syllabus and lesson plans, and implemented in learning and evaluation activities. 3) the school culture is done in three aspects saying greetings and tahmid sentences in the classroom. Schools wear Muslim dress, and keep clean. Outside the school following the MAPSI race. 4) The similarities and differences in the value of religious characters. The similarities are found in activities undertaken in schools. Differences SD Muhammadiyah Borobudur does not impose a schedule for the implementation of prayer in schools, memorization is done every day, and teachers perform prayers at different times with students. SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh has a fixed schedule of religious activities such as dhuha prayer, dhuhur prayer, rote and murojaah activities. Keywords: value cultivation, religious character iii

4 iv

5 v

6 vi

7 MOTTO Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang (Albert Einstein) vii

8 PERSEMBAHAN Skripsi ini adalah sebuah karya yang merupakan ungkapan pengabdian cinta yang penuh kasih teruntuk: 1. Allah SWT, Pemilik segala ilmu. 2. Orang tua tercinta yaitu Bapak Grahana Sumaryanta dan Ibu Emy Yuniwati yang selalu mendukung, memotivasi, serta mendoakan saya selalu. 3. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. viii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul Penanaman Nilai Karakter Religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini. 2. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd. I, Fathurrohman, M.Pd, Bapak Prof. Dr. A. Dardiri, M.Hum, selaku Ketua Penguji, Sekertaris, dan Penguji yang memberikan koreksi perbaikan secara komperhensif terhadap TAS ini 3. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini. 4. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi. 5. Bapak Budi Setianto,S.Pd.I selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah Borobudur yang telah memberi izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini. ix

10 x

11 RACT !! "# $$... "#... "# $... "#... $ ". %& '()* $,')% - ( C. Fokus Masalah... 7 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat Penelitian... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Pengertian Penanaman Karakter Niali-Nilai dalam Pendidikan Karakter Nilai Religius Strategi Penanaman Nilai Karakter Religius Peran Sekolah Dalam Penanaman Nilai Karakter Religius Tahapan Penanaman Nilai Religius Karakteristik Religius Anak SD B. Penelitian yang Relevan C. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Jenis Penelitian... 30

12 C. Tempat Penelitian D. Subjek dan Objek Penelitian E. Sumber Data Penelitian F. Metode Pengumpilan Data Observasi Wawancara Dokumentasi G. Instrumen Penelitian Lembar Observasi Pedoman Wawancara H. Teknik Analisis Data Reduksi Data Penyajian Data atau Display Data Penarikan kesimpulan atau Verifikasi I. Keabsahan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian B. Pembahasa C. Keterbatasan Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 ./01/2 1/345 Hal Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Tabel 2. Kisi-kisi Lembar observasi Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Wawancara Tabel 4. Penanaman Nilai Karakter Religius di SD Muhammadiyah Borobudur Tabel 5. Penanaman Nilai Karakter Religius di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Tabel 6. Persamaan dan Perbedaan Penanaman Nilai Karakter Religius xiii

14 67897: ;7<=>:7? hal Lampiran 1. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Kegiatan Pengembangan Diri di SD Muhammadiyah Borobudur Lampiran 2. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran di SD Muhammadiyah Borobudur Lampiran 3. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Budaya Sekolah di SD Muhammadiyah Borobudur Lampiran 4. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Kegiatan Pengembangan Diri di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Lampiran 5. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Lampiran 6. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Observasi Strategi Penanaman melalui Budaya Sekolah di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Lampiran 7. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancarai dengan Kepala Sekolah dan Guru di SD Muhammadiyah Borobudur Lampiran 8. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancarai dengan Kepala Sekolah dan Guru di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Lampiran 9. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancarai dengan Siswa SD Muhammadiyah Borobudur Lampiran 10. Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancarai dengan Siswa SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh xiv

15 Lampiran 11.Triangulasi Sumber dan Triangulasi Teknik Data Hasil Penelitian SD Muhammadiyah Borobudur Lampiran 12.Triangulasi Sumber dan Triangulasi Teknik Data Hasil Penelitian SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Lampiran 13. Dokumentasi Foto SD Muhammadiyah BoroBudur Lampiran 14. Dokumentasi Foto SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Lampiran 15. Silabus SD Muhammadiyah Borobudur Lampiran 16. RPP SD Muhammadiyah Borobudur Lampiran 17. Silabus SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Lampiran 18. RPP SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh Lampiran 19. Surat-surat Penelitian xv

16 @ABCAD EAFGAD hal Gambar 1. Kegiatan Pesantren Ramadan Gambar 2. Pembagian Zakat Fitrah oleh Siswa Gambar 3. Kegiatan Pengajian Ramadan Gambar 4. Ruang Mushola Gambar 5. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Gambar 6. Siswa Mengenakan Busana Muslim Gambar 7. Papan Bersifat Religius Gambar 8. Target Sekolah Gambar 9. Guru dan Siswa Persiapan Baksos Gambar 10. Kegiatan KhatamanJuz Gambar 11. Sholat Isya dan Tarawih Gambar 12. Sholat Dhuha Gambar 13. Suasana saat Pembelajaran Gambar 14. Tulisan Bersifat Religius Gambar 15. Doa Sebelum dan Sesudah Belajar Gambar 16. Papan Tujuan Sekolah Gambar 17. Papan Bersifat Religius Gambar 18. Apel Mabib (Kegiatan Ramadhan) Gambar 19. Idhul Adha (siswa Berlatih Berqurban) Gambar 20. Daftar Prestasi Siswa Gambar 21. Jadwal Sholat Dhuha dan Hafalan xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah HIJKIL-HIJKIL MN 20 OKPQI 2003 ORISKIL TUVSRW XRIJUJUYKI MKVUNIKZ [KJK XKVKZ 3, \KIL WRI\R]QSYKI ]KP^K XRIJUJUYKI IKVUNIKZ ]R_`QILVU WRILRW]KILYKI YRWKW[QKI JKI WRW]RISQY YK_KYSR_ VR_SK [R_KJK]KI ]KILVK \KIL ]R_WK_SK]KS JKZKW _KILYK WRIaR_JKVYKI YRPUJQ[KI ]KILVK. Karakter itu sendiri merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Dewasa ini masyarakat menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga 1

18 bcdefefghd ijklhm ncohphf qhehr kcnlf bclofdhhd pcdckhnf lseh efrhkhbghd ehbht lcdfdpghtghd bckhdhdduh ehmhl bclocdtsghd gcbkfohefhd bcnckth efefg lcmhmsf bcdfdpghthd fdtcdnfthn ehd gshmfthn bcdefefghd ghkhgtck grsnsnduh ghkhgtck kcmfpfsn. vckcohgduh fns-fns ljkhm ef ghmhdphd kclhwh ncbcktf bcdppsdhhd dhkgjtfgh hths joht-johthd tckmhkhdp, thqskhd bcmhwhk, bjkdjpkhif, bckgjnhhdx lcksnhg lfmfg jkhdp mhfdx bckhlbhnhdx bcdfbshdx bcdppspskhd ghdesdphdx bckwsefhdx bcdphdfhuhhdx bclosdsrhdx ehd mhfd-mhfdx nsehr lcdwhef lhnhmhr njnfhm uhdp nhlbhf nhht fdf ocmsl ehbht efhthnf ncyhkh tsdthnz {jdefnf fdf nhdpht lclbkfrhtfdghd lhnuhkhght grsnsnduh bhkh jkhdp tsh ehd bhkh psks (bcdefefg), ncoho bcmhgs-bcmhgs ocnckth gjkohdduh hehmhr ghsl kclhwh, tcksthlh bhkh bcmhwhk ehd lhrhnfnqh. hm ncdheh wsph efgclsghghd jmcr }rjlhn ~fygjdh (vsnmfyrx ) lcdpsdpghbghd ohrqh heh ncbsmsr thdeh-thdeh hlhd uhdp rhksn efqhnbhehf, ghkcdh wfgh thdeh tckncost nsehr heh lhgh nshts ohdpnh ncehdp lcdsws wskhdp gcrhdyskhdz }hdeh-thdeh uhdp eflhgnse hehmhr (1) lcdfdpghtghduh gcgckhnhd ef ghmhdphd kclhwh, (2) bcdppsdhhd ohrhnh ehd ghth-ghth uhdp lclosksgx (3) bcdphksr ƒ ƒ uhdp gsht ehmhl tfdehghd gcgckhnhdx (4) lcdfdpghtduh bckfmhgs lcksnhg efkf, ncbcktf bcdppsdhhd dhkgjoh, hmgjrjm ehd ncgn ocohnx (5) nclhgfd ghoskduh bcejlhd ljkhm ohfg ehd osksgx (6) lcdsksdduh ctjn gckwh, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tangungjawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Untuk mengatasi penyakit masyarakat dan berbagai persoalan yang terjadi belakangan ini serta meningkatnya kualitas pendidikan seperti yang telah disebutkan di atas, ternyata pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi 2

19 ˆ Š Œ Š Ž ˆ ˆ Œ Œ ˆ Žˆ Œ Š Œ ˆ ˆ š Ž Š Š Ž Ž Š ŽŒ Œ Ž ˆ Š š Œ ˆ œ Š ˆ ˆ Š Š Ž Ž Ž ˆ ˆ Ž - Š ž Ž Ž Š Ž Š Š Œ - Œ Š š Š Ž Ž. Ÿ ŽŠ 1 Œ Ž Ž š Š ˆ Š Œ ˆ Š Š Ž Ž š ŽŠ Ž Š Ž Ž Œ Œ Ž, œ œ Ž, Š Œ Žœ Ž Ž, ˆ Š Ž, Š ˆ Ž Ž ˆ, Ž, ˆ Ž Ž, Ž ˆ, Š ˆ, ˆ Ž ˆ ˆ, Š Œ Œ Š Œ Œ, Š œ ž ˆ -ˆ Ž Ž Œ ˆ ˆ Ž Ž Ž Š Ž Ž Œ ( ˆ Š ). ª Œ ˆ Ž Œ Œ Ž Ž š Š Š Œ ˆ Š Š Ž Ž. «Œ Ž Œ Ž Š Ÿ. ( ) berpendapat bahwa nilai religius merupakan nilai yang mendasari pendidikan karakter karena pada dasarnya Indonesia merupakan negara beragama. Nilai religus yang universal sebenernya dimiliki oleh masing-masing agama sehingga tidak akan terjadi hegemoni agama yang dipeluk mayoritas kepada orang-orang yang memeluk agama minoritas. Siswa dibangun karakter berdasarkan nilai-nilai universalnya agama yang dipeluk masing-masing siswa sehingga keimanan dan ketaqwaan yang dimiliki baik sekaligus memiliki akhlak mulia. 3

20 ±²³ µ ² (2011, ¹¹) ³º» ³ ¼ºµº¼ ²µ ½º³¾»²³ ²µ»À³¼º³ Á²Âº¾ºÀ»º³ ÁÀº ½º³¾ ²µº¾º»º Àú¼ Á²ÄºÄ ²µÂ²³ ¼ úĺ» ÃÀµÀ Á² ÀºÅ Ƶº³¾ Ǻĺ Å ³ ÃÀµÀ³½º»²»Å ³½ºÀ º¾º»º. ±²³½²ÃÀȼº³ ºÅºÂÀĺ Á²Á²Æµº³¾ Ⱥ³½º Á²Âº ºÁ Ų³¾º¼ º³ ÁºÉº º ºÁ º¾º»º³½º, ³º» ³ Á² ºµº ŵº¼ ²¼ ú³ ¼²ÈÀà ź³ Á²ÈºµÀ-ȺµÀ Àú¼ Á²Á ºÀ ò³¾º³ º¾º»º ½º³¾ ÃÀº³ ³½º. ʺ¼ºµ º, ˲ŠÂÄÀ¼º. ÆÌÀà Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melatih guru dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP untuk memahami program penguasaan pendidikan karakter (PPK). Program PPK akan menguatkan lima nilai utama karakter pelajar, yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. PPK akan dilakukan melalui tiga kegiatan inti sekolah, yakni intrakulikuler, kokurikuler dan ekstrakulikuler. Jakarta, Republika.co.id Kementerian Agama menjelaskan bahwa pendidikan agama jaga keberagaman bangsa. Pendidikan karakter bangsa harus bisa menjadi perhatian semua, pendidikan juga terkait jati diri ke-indonesiaan yang memang dikenal sebagai masyarakat yang religius yang sangat agamis namun juga memperhatikan keragaman, kemajemukan, dan kebinekaan. Berdasarkan berita-berita di atas menunjukkan bahwa nilai religius sangat dibutuhkan dan penting bagi bangsa Indonesia ini. Oleh karena itu penanaman nilai religius perlu diajarkan kepada siswa sejak dini karena ajaran agama sangatlah penting untuk pedoman hidup manusia. Berbekal agama yang cukup akan memberikan dasar yang kuat ketika akan bertindak, dalam nilai religius berisi tentang aturan-aturan kehidupan dan pengendalian diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat agama. 4

21 Zuchdi (2009: 46-48) bangsa Indonesia harus menjungjung tinggi nilai-nilai inti yang bisa diterima semua agama dan semua lapisan bangsa. Inilah yang disebut nilai spriritual atau nilai religius. Nilai-nilai religius harus ditanamkan untuk membentuk karakter bangsa khususnya bagi siswa. Pembentukan karakter harus dimulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu yaitu diri sendiri kemudian ditanamkan pada lingkungan keluarga dan akhirnya menyebar ke masyarakat luas. Umumnya pelaksanaan nilai religius di sekolah masih identik dengan pelajaran agama saja dan yang bertanggung jawab hanya guru agama saja. Menurut Zubaedi (2013, ) pelajaran agama memiliki tujuan untuk pengembangan moral dan kepribabdian siswa serta membentuk siswa yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak yang mulia dan memiliki pengetahuan yang baik tentang agama islam. Pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah jiwa pendidikan agama. Pendidikan agama di sekolah dapat memberikan warna bagi lulusan pendidikan. Kurangnya kesadaran pihak sekolah untuk menanamkan nilai religius ini menunjukkan bahwa kesadaran sekolah masih rendah dalam menanamamkan nilai religius. Nilai religius yang kuat merupakan landasan bagi siswa untuk kelak menjadi orang yang dapat mengendalikan diri tehadap hal-hal yang tidak semestinya. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral. Siswa diharapakan mampu membedakan baik dan buruk yang didasari pada ketetapan dan ketentuan agama. Oleh karena itu siswa harus dikembangkan karakternya agar benar-benar berkeyakinan, bersikap, berkata-kata, dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang 5

22 ÍÎÏÐÑÒÐÓÏ. ÔÕÖÏ ØÏÐÏÏÐ ÐÎÖÏÎ ÙÕÖÎÚÎÑØ ÍÏÖÏÛ ÜÕÐÍÎÍÎ ÏÐ ÏÙÏ ÒÕÙ ÓÏÐÚ ÍÎÖÏ Ñ ÏÐ ÍÎ ØÕ ÝÖÏÞ ÓÏÎÒÑ ÛÕÖÏ Ñ ÏÐ ÕÚÎÏÒÏÐ- ÕÚÎÏÒÏÐ ÕÏÚÏÛÏÏÐ ÓÏÐÚ ÍÎÖÏ Ñ ÏÐ ØÕßÏÙÏ ÙÑÒÎÐ ÓÏÐÚ ÍÎàÏÍÎ ÏÐ áñíïóï ØÕ ÝÖÏÞ ØÕÞÎÐÚÚÏ ØÎØâÏ ÒÕÙáÎÏØÏ ÛÕÖÏ Ñ ÏÐ ÍÏÐ ÛÕÐÕÙÏÜ ÏÐ ÒÎÍÏ ÞÏÐÓÏ ÍÎ ØÕ ÝÖÏÞ ÐÏÛÑÐ àñúï ÍÎ ÙÑÛÏÞã äïö ÎÐÎÖÏÞ ÓÏÐÚ ÛÕÖÏÒÏÙáÕÖÏ ÏÐÚÎ ÜÕÐÕÖÎÒÎ ÑÐÒÑ ÛÕÖÏ Ñ ÏÐ ÝáØÕÙåÏØÎ ÍÎ æç èñþïûûïíîóïþ éýùýáñíñù ÍÏÐ æç êë ìïáýùïòýùîñû éþñûî èõðýùõþã íáøõùåïøî ÓÏÐÚ ÍÎÖÏ Ñ ÏÐ ÜÕÐÕÖÎÒÎ ÍÎ æç èñþïûûïíîóïþ éýùýáñíñù ÛÕÐÑÐàÑ ÏÐ áïþâï ÒÕÙÍÏÜÏÒ ØÎØâÏ ÓÏÐÚ ØÕÍÏÐÚ ÛÕÐÚÞÏîÏÖ ÏÐ ØÑÙÏÒ-ØÑÙÏÒ ÜÕÐÍÕ. æõòîïü ÞÏÙÎ ØÎØâÏ ÛÕÖÏÜÝÙ ÏÐ ÞÏØÎÖ ÍÏÙÎ ÞÏîÏÖÏÐÐÓÏ ÕÜÏÍÏ ÚÑÙÑã æõöïîð ÎÒÑï ÏÍÏÐÓÏ ÕÚÎÏÒÏÐ ÍÝÏ áõùøïûï ÍÎ ÜÏÚÎ ÞÏÙÎ àñúï ÙÑÒÎÐ ÍÎÖÏ Ñ ÏÐ ÍÎ ØÕ ÝÖÏÞ áïî ÝÖÕÞ ÚÑÙÑ ÛÏÑÜÑÐ ØÎØâÏ. íáøõùåïøî ÍÎ æç êë ìïáýùïòýùîñû éþñûî èõðýùõþ ÛÕÐÑÐàÑ ÏÐ áïþâï ÒÕÙÍÏÜÏÒ ØÎØâÏ ÓÏÐÚ ØÕÍÏÐÚ áõöïàïù ÒÏîØÎÙ ðö-qur an yang diikuti oleh seluruh siswa. Kegiatan sholat berjamaah di sekolah dilakukan secara rutin setiap hari. Selain itu, ada kegiatan penghafalan Al-Qur an Jus 30 bagi setiap siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas perlu dilakukan penelitian penanaman nilai karakter di lingkungan sekolah yang difokuskan pada penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Mulai lunturnya karakter religius yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. 6

23 2. Munculnya isu-isu moral di kalangan pelajar. 3. Nilai religius di sekolah diidentikan hanya pada mata pelajaran agama. 4. Belum diketahui persamaan dan perbedaan penanaman nilai religius yang dilakukan di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. 5. Belum diketahui penanaman nilai religius yang dilakukan SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. C. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh? 2. Bagaimana persamaan dan perbedaan penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagi berikut. 7

24 1. òóôõóö øùúöù ûô úóôûôûüûô ôùýûù ûøû þóø øóýùÿù ö õù ò ûüüûõù û ø õ ø õûô û øûþ øù ü üù òóô øó. 2. òóôõóö øùúöù ûô úóøöûüûûô õûô úóø óõûûô úóôûôûüûô ôùýûù ûøû þóø øóýùÿù ö õù ò ûüüûõù û ø õ ø õûô û øûþ øù ü üù òóô øó. F. Manfaat Penelitian óôóýùþùûô ùôù õù ûøûú ûô üóüú ô ûù üûôûûþ öó ûÿûù óøù þ. 1. óûøû þó øùþùö òóü óøù ûô ö ü ûôÿûô úóüù ùøûô þóôþûôÿ úóôûôûüûô ôùýûù øóýùÿù ö õù öó ýû 2. óûøû úûø þùö û. ûÿù óúûýû öó ýû ó ûÿûù úûôõ ûô õûýûü úóôûôûüûô ôùýûù øóýùÿù ö ûôÿ õùùôþóÿûøöù ûô õóôÿûô ó ùû ûô õûô úø ÿøûü óÿùûþûô öó ýû ûÿù ÿ ø ó ûÿûù úûôõ ûô õûýûü úóôûôûüûô ôùýûù øóýùÿù ö ûôÿ õùôùþóÿøûöù ûô õóôÿûô óÿùûþûô úóü óýûûøûô ñ

25 A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Penanaman Nilai KAJIAN PUSTAKA!"#$ (%&' ()) "* +#, +, " -. /"0 $ 1"2 (%3' )) "* +0 4$ + 40 "$4$$ 0$ $"$ 40 $ -$$ +" +$$, +, $$ + +$*. /"0 5 # (6&&&' 3%) + $*$ "* $", +$* +# $ " "* 0 *$0+ $ +-4 "$ #0 $" 0 $"$ $", 0$ 40 + $" + "$2. $*$ "$$2 "$ +"$"$. 7"$ (6&%&' 8) "* 9, $, *, +$"$ #0 40 "$ $* $*$$ 0$ 2$ (:;<=>?@) 40 "$4$$ " "$0 0$ *" - +"0, +$$, $+, " $". A 724 (6&%&' 8) "* -$$ 40 "$$*$$ #* " $"$B$". C$$ *$ " 0 +" +$"$ 40 "##0 0$ #0 $", $+, -+, " 00+$. /$# $*$+ (A*$-, 6&%%' D&) + +* $*$ " $, 40 "$ +$$, $+, " +$* 40 "$+$*. /"0 AE$ (6&%%' FD%), $"$

26 IJKLMK MNOPMNQ RMPMS TJUVTJNWXY XVPMS, NMUMNWJU MWMZ MNOPMN SZPXM SJUZTMNMK [ZMO ymkl IXOMVXPNMK IMUX TU\VJV TJKJUMTMK VyMUXMO (X [MIMO IMK SZMSMPMO) ymkl IXPMKIMVX \PJO T\KIMVX M]XIMO ^MKL N\N\OQ _JPMK`ZWK^M SJKZUZW azvpxbo (chggd ef) NMUMNWJU SJUZTMNMK SXPMX-KXPMX TJUXPMNZ SMKZVXM ^MKL [JUOZ[ZKLMK IJKLMK gzomk hmkl amom ivm, IXUX VJKIXUX, VJVMSM SMKZVXM, PXKLNZKLMKj IMK NJ[MKLVMMK ^MKL WJUkZ`ZI IMPMS TXNXUMK, VXNMTj TJUMVMMKj TJUNMWMMKj IMK TJU[ZMWMK [JUIMVMUNMK K\USM-K\USM MLMSM, OZNZS, WMWM NUMSM, [ZIM^M, IMK MIMW XVWXMIMW. ajkzuzw lx^mkx (chgmd cn) SJK`JPMVNMK [MOkM NMUMNWJU MIMPMO NZMPXWMV MWMZ NJNZMWMK SJKWMP MWMZ S\UMP, MNMOPMN MWMZ [ZIX TJNJUWX XKIXoXIZ ^MKL SJUZTMNMK NJTUX[MIXMK NOZVZVj ^MKL SJK`MIX TJKI\U\KL IMK TJKLLJUMNj VJUWM SJS[JIMNMKK^M IJKLMK XKIXoXIZ PMXKQ RMUX TJKIMTMW TMUM MOPX IX MWMV IMTMW IXVXSTZPNK [MOkM NMUMNWJU MIMPMO VJVZMWZ ^MKL SJPJNMW IMPMS IXUX VJVJ\UMKL ^MKL [JUZTM VXNMTj TXNXUMKj WXKIMNMK ^MKL SJUZTMNMK bxux NOMV NJTUX[MIXMK ^MKL SJS[JIMNMK IJKLMK XKIXoXIZ ^MKL PMXKQ _JSJKWMUM XWZj SJKZUZW pjsjkixnkmv (chghd n) TJKIXIXNMK MIMPMO TU\VJV TJkMUXVMK [ZIM^M IMK NMUMNWJU [MKLVM [MLX LJKJUMVX SZIM IMK `ZLM TU\VJV TJKLJS[MKLMK [ZIM^M IMK NMUMNWJU [MKLVM ZKWZN TJKXKLNMWMK NZMPXWMV NJOXIZTMK SMV^MUMNMW IMK [MKLVM IX SMVM SJKIMWMKL. ajkzuzw qkimkl-qkimkl K\S\U ch gmozk chhm WJKWMKL _XVWJS rjkixixnmk smvx\kmp SJK`JPMVNMK TJKIXIXNMK VJ[LMX [JUXNZW. rjkixixnmk MIMPMO ZVMOM VMIMU IMK WJUJKbMKM ZKWZN SJkZ`ZINMK VZMVMKM [JPM`MU IMK TU\VJV TJS[JPM`MUMK MLMU TJVJUWM IXIXN VJbMUM MNWXY SJKLJS[MKLNMK T\WJKVX IXUXK^M VJOXKLLM SJSXPXNX NJNZMWMK VTUXWZMP NJMLMSMMK, TJKLJKIMPXMK IXUX, NJTUX[MIXMKj NJbJUIMVMKj MNOPMN SZPXM, VJUWM NJWJUMSTXPMK ^MKL IXTJUPZNMK \PJO IXUXK^M, SMV^MUMNMW, [MKLVM IMK KJLMUM. GH

27 uvwx yzwzy( { }~xv ƒ ) z ~x ~x ˆzx Š~x zœ~ ~ zœ ~w zšvx Š ~ ~ zv ~x ~ ˆzx ~Ž~ ~x ~ ~ ŽzŒ w Œz~, zw x ~ ˆzx ~Ž~ ~x z zœ ~ˆ~ zx ~~wš~x ˆzx ~Ž~ ~x y~x ~Š~x ~ˆ~ Œz Š xy~. y~ ˆzx ~ˆ~ ˆ~~ ~wž ~ ~ ~ˆ~ ˆ ŽŠx Œ~w}~ ˆzx Š~x ~ ~Ž~w ~w~ ~ ~ ~x zzx ~x~ x Š zw Š~x ~ ~x~ ŒzŽ~ ~ ~x ˆv z ˆz ŒzŽ~ ~~x ~ ~ ŽzŒ w Œz~, zw x ~ ˆzx ~Ž~ ~x z zœ ~ˆ~ zx ~~wš~x ˆzx ~Ž~ ~x y~x ~Š~x ~ˆ~ Œz Š xy~. {zž~x xy~ Ž w ( tt ) zx zž~ Š~x ˆzx Š~x Š~~Š z ~ ~Ž~w z ˆzxzx~ ~x x Ž~ -x Ž~ Š~~Š z Šzˆ~ ~ w~ ~ zšvž~w y~x zž ˆ Šv ˆvxzx ˆzx z ~w ~x Šz ~ ~~x ~ ~ Šz ~ ~x ~x x ~Š~x x Š zž~š ~x~š~x x Ž~ -x Ž~ z zœ ~Ž~ Šzw ˆ~x Œ~ Š zw~ ~ˆ w~x zx, z ~ ~, Ž x Š x ~x ~ ˆ x Œ~x ~xy~ zw x ~ zœzx Š ~x ~ y~x x ~x Š~ Ž. ~Œz ( t t ) ˆzx Š~x Š~~Š z zœ~ ~ ~w~ ˆzx~x~ ~x Šz z ~ ~x ~Ž~ Œzˆ Š, ˆzx w~ ~ ~x ~Ž~ Œzx Š Š~ˆ ~x ˆzx ~Ž~ ~x ~Ž~ Œzx Š Œzˆz Ž~Š ~x z ~ zx ~x x Ž~ -x Ž~ Ž w zˆz Šz ~x Šz ~x ~x vˆ~x ~x x Šz Ž ~~x v ~Ž, ~x zœ~ ~ x ~ ~x zx ~ ~,Šz ~x } Š~x ~Ž~ x z~š zx ~x w~xx ~, zx, ~x ~ z ~ ~, ~x Ž x Š x ~xx ~. z ~x š z ( tt œ) zx x Š~ˆŠ~x ˆzx Š~x Š~~Š z z ˆ~Š z ˆzx~x~ ~x x Ž~ Š~~Š z ~x Œ~ Š Šzˆ~ ~ z ~ }~ ~ zšvž~w zw x ~ z ˆ x ~ ˆzx z ~w ~x Šz ~ ~~x ~x x ~Š~x ~Ž~ zž~š ~xš~x x Ž~ -x Ž~ z zœ. y~ ˆzx ~ˆ~ ˆ~~ ~wž ~ ~ ~ˆ~ ˆ ŽŠ~x Œ~w}~ ˆzx Š~x Š~~Š z ~ ~Ž~w ˆ~ ~ ˆzx~x~ ~x x Ž~ -x Ž~ Ž w tt

28 Ÿ Ÿ Ÿ ª «ª Ÿ Ÿ «y «Ÿ Ÿª «Ÿ ª Ÿ Ÿ y «Ÿ «Ÿ ª ± ²,, Ÿ ³ ª «ª y µ Ÿ Ÿª. 2. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter Ÿ (ž ¹- ) Ÿ Ÿ «- º Ÿ «Ÿ Ÿ «º Ÿ Ÿª «ª» Ÿ Ÿ «- ««Ÿ ª,, ¼, «º, ª Ÿ µ. ½ «Ÿ º Ÿ ª µ º Ÿ ª «, Ÿ - Ÿ «º Ÿ Ÿª «Ÿ - Ÿ º «. ¼ Ÿ ««Ÿ ¼ Ÿ. ¾ - º ª Ÿ ¼ - º ª Ÿ³ º «Ÿ - «º Ÿ «Ÿ ª ª Ÿµ ª «º Ÿ ª. ± Ÿ µ Ÿ «Ÿ ª ««Ÿ º Ÿ µ. Ÿ Ÿ ª «ª ² ª ª» Ÿ ª Ÿ Ÿ «º Ÿ Ÿª «««Ÿ ª. ± «³ ¾ À Ÿ ¾ Ÿ º Ÿª «. ¾µ ¾ À Ÿ ³ Á  Ÿ Ÿ º ª Ÿ Ÿ º ª º, ªµ ª Ÿ «² Ÿ Ÿ ³ ž

29 ÅÆ ÇÈÉÈÊ ËÌÊÍÎÏÐÈ yïñò ÓÍÓÏÔÏÊÐÏÑ ÕÏÓÏ ÈÕÏyÏ ÖÌÑÉÏÓÍÐÏÑ ÓÍÊÍÑyÏ ÔÌ ÏÒÏÍ ØÊÏÑÒ yïñò ÔÌÎÏÎÈ ÓÏÕÏÙ ÓÍÕÌÊÚÏyÏ ÓÏÎÏÖ ÕÌÊÐÏÙÏÏÑ, ÙÍÑÓÏÐÏÑÛ ÓÏÑ ÕÌÐÌÊÉÏÏÑÆ ÄÆ ÜØÎÌÊÏÑÔÍ ÝÍÐÏÕ ÓÏÑ ÙÍÑÓÏÐÏÑ yïñò ÖÌÑÒÞÏÊÒÏÍ ÕÌÊ ÌÓÏÏÑ ÏÒÏÖÏ, ÔÈÐÈÛ ÌÙÑÍÔÛ ÕÌÑÓÏÕÏÙ, ÔÍÐÏÕÛ ÓÏÑ ÙÍÑÓÏÐÏÑ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑ yïñò ÌÊ ÌÓÏ ÓÏÊÍ ÓÍÊÍÑyÏ. ßÆ àíôíõîíñ ÜÍÑÓÏÐÏÑ yïñò ÖÌÑÈÑÉÈÐÐÏÑ ÕÌÊÍÎÏÐÈ ÙÌÊÙÍ ÓÏÑ ÕÏÙÈÞ ÕÏÓÏ ÌÊ ÏÒÏÍ ÐÌÙÌÑÙÈÏÑ ÓÏÑ ÕÌÊÏÙÈÊÏÑÆ áæ âìêéï âìêïô ËÌÊÍÎÏÐÈ yïñò ÖÌÑÈÑÉÈÐÐÏÑ ÈÕÏyÏ ÔÈÑÒÒÈÞ-ÔÈÑÒÒÈÞ ÓÏÎÏÖ ÖÌÑÒÏÙÏÔÍ ÌÊ ÏÒÏÍ ÞÏÖ ÏÙÏÑ ÌÎÏÉÏÊ ÓÏÑ ÙÈÒÏÔÛ ÔÌÊÙÏ ÖÌÑyÌÎÌÔÏÍÐÏÑ ÙÈÒÏÔ ÓÌÑÒÏÑ ÔÌ ÏÍÐ - ÏÍÐÑyÏ. ãæ âêìïùíä åìêõíðíê ÓÏÑ ÖÌÎÏÐÈÐÏÑ ÔÌÔÈÏÙÈ ÈÑÙÈÐ ÖÌÑÒÞÏÔÍÎÐÏÑ ÚÏÊÏ ÏÙÏÈ ÞÏÔÍÎ ÏÊÈ ÓÏÊÍ ÔÌÔÈÏÙÈ yïñò ÙÌÎÏÞ ÓÍÖÍÎÍÐÍ. ææ çïñóíêí ÝÍÐÏÕ ÓÏÑ ÕÌÊÍÎÏÐÈ èïñò ÙÍÓÏÐ ÖÈÓÏÞ ÙÌÊÒÏÑÙÈÑÒ ÕÏÓÏ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑ ÓÏÎÏÖ ÖÌÑèÌÎÌÔÏÍÐÏÑ ÙÈÒÏÔ-ÙÈÒÏÔÆ éæ àìöøðêïùíô êïêï ÌÊÕÍÐÍÊ, ÌÊÔÍÐÏÕ, ÓÏÑ ÌÊÙÍÑÓÏÐ èïñò ÖÌÑÍÎÏÍ ÔÏÖÏ ÞÏÐ ÓÏÑ ÐÌëÏÉÍ ÏÑ ÓÍÊÍÑèÏ ÓÏÑ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑÆ ìæ íïôï îñòíñ ÜÏÞÈ ÝÍÐÏÕ ÓÏÑ ÙÍÑÓÏÐÏÑ èïñò ÔÌÎÏÈ ÌÊÈÕÏèÏ ÈÑÙÈÐ ÖÌÑÒÌÙÞÏÈÍ ÎÌ ÍÞ ÖÌÑÓÏÎÏÖ ÓÏÑ ÖÌÎÈÏÔ ÓÏÊÍ ÔÌÔÈÏÙÈ èïñò ÓÍÕÌÎÏÉÏÊÍÑèÏ, ÓÍÎÍÞÏÙ, ÓÏÑ ÓÍÓÌÑÒÏÊ. ÃïÆ ÝÌÖÏÑÒÏÙ âì ÏÑÒÔÏÏÑ ÚÏÊÏ ÌÊÕÍÐÍÊ, ÌÊÙÍÑÓÏÐÛ ÓÏÑ ÌÊëÏëÏÔÏÑ èïñò ÖÌÑÌÖÕÏÙÐÏÑ ÐÌÕÌÑÙÍÑÒÏÑ ÏÑÒÔÏ ÓÏÑ ÑÌÒÏÊÏ ÓÍ ÏÙÏÔ ÐÌÕÌÑÙÍÑÒÏÑ ÓÍÊÍ ÓÏÑ ÐÌÎØÖÕØÐÑèÏ. ÃÃÆ êíñùï ÜÏÑÏÞ ðíê êïêï ÌÊÕÍÐÍÊ, ÌÊÙÍÑÓÏÐÛ ÓÏÑ ÌÊ ÈÏÙ èïñò ÖÌÑÈÑÉÈÐÐÏÑ ÐÌÔÌÙÍÏÏÑÛ ÐÌÕÌÓÈÎÍÏÑÛ ÓÏÑ ÕÌÑÒÞÏÊÒÏÏÑ èïñò ÙÍÑÒÒÍ ÙÌÊÞÏÓÏÕ ÏÞÏÔÏ, ÎÍÑÒÐÈÑÒÏÑ äíôíð, ÔØÔÍÏÎ, ÈÓÏèÏ, ÌÐØÑØÖÍ, ÓÏÑ ÕØÎÍÙÍÐ ÏÑÒÔÏ. ÃÅÆ çìñòþïêòïí ËÊÌÔÙÏÔÍ ÝÍÐÏÕ ÓÏÑ ÙÍÑÓÏÐÏÑ èïñò ÖÌÑÓØÊØÑÒ ÓÍÊÍÑèÏ ÈÑÙÈÐ ÖÌÑÒÞÏÔÍÎÐÏÑ ÔÌÔÈÏÙÈ èïñò ÌÊÒÈÑÏ ÏÒÍ ÖÏÔèÏÊÏÐÏÙ, ÓÏÑ ÖÌÑÒÏÐÈÍ, ÔÌÊÙÏ ÖÌÑÒÞØÊÖÏÙÍ ÐÌ ÌÊÞÏÔÍÎÏÑ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑÆ ÃÄÆ åìêôïþï ÏÙñâØÖÈÑÍÐÏÙÍä ÜÍÑÓÏÐÏÑ èïñò ÖÌÖÕÌÊÎÍÞÏÙÐÏÑ ÊÏÔÏ ÔÌÑÏÑÒ ÌÊ ÍÚÏÊÏ, ÌÊÒÏÈÎ, ÓÏÑ ÌÐÌÊÉÏ ÔÏÖÏ ÓÌÑÒÏÑ ØÊÏÑÒ ÎÏÍÑÆ ÃÄ

30 òóô õö øù úùûùö üöýùþÿ þ ýùøùù ÿ ù øö ùýù ù û ù ýù ù ùö û ù ù ù ù ùûù ùøù ý ù ö ù ö ö ù. òô ûù û ùù öù ùù û öùýù ùýø øý û û ùù ù ùö ùùù ù û û öýù ý ùöýù ù ö ö ö ù. òô ö ö ý ù üöýùþ ù øö ùýù ù ù þù ù û ù ý ùýù þù ù ö ý ù ù ùû ö ýöøù ù, ù û û ù ýù þù ù-þù ù øý û ûþ ùöýö ý ùýù ù ùû ù ù ø ù ö. òô ö ü öù üöýùþ ù øö ùýù ù ù ö ö û û ö ù øù þù ù ù ùö ù ûù ù ùýùø ù û û ø ýù ô òô ù ùù üöýùþ ù þ ö ùý ù øý û ùý ù ùýù ø ù ù ý ùö ù ù, ù ù ù öù ùýýù ÿ ø ù ùþ ö ö ö ö, ûù ù ùýùø, ö ý ù (ù ùû, öù, ù ù ù), ù ù ù ù ù ù ù ù. üû û öý ù (ò -ò) øö ö ùö - ö ùö ö ö ý û öù öý ûþ ýýù ù ùû öûù ö ùö øùûù ùöø ö ùö ýù ùýø ù ùû ù ù ù ÿ ö ö ö ö, ùûù, ö ý ù ù ý ù ùù ô ö ùö ýù ùýø ù ù ù ù ù ù ù ù ö ùö ö ö ô ö ùö ýù ùýø ù ù ù ù ö ö ö ö ù ù ù, ö öþ ö ÿ ý ù ý ù ÿ ý ùøö, ûù ö ö, ù ù ö ö øù ÿ ûù û û ùù, ù øù ùù ô ö ùö ýù ùýø ù ù ù ù ùûù ûù öù ù ù ù ø ù ö, û ý ùøö ÿ û ù ùö þ øù ö, ù ù ùø ùøù ý û öýùøö, þ ö öù, ù ö øù ùûùö. ö ùö ýù ùýø ù ù ù ù ö ý ù ù ù ù þ ö ö ý ù ô ö ùö ýù ùýø ù ù ù ù ý ù ùù ù ù ù ûù ùø ý ù ùù ô öøöù ö ö û û ý ýù ù ù ùø ö ùö ù ö ò ö ùö ù ù ù, ùöø ö ùö ýù ùýø ù ù ù ù ø ù ùöø ö ùö ö ö ô ö ùö ö ö òó

31 "#"$"% &"$"% &"'( )"*'+, -./0./#"$1"/ '.,%"#"- -.,1$"*( y"/0 #1$"*(*"/ &1&2". 3./.$1'1 1/01/ 4./#.&*,1-&1*"/ 5"0"14"/" -./"/"4"/ /1$"1 *","*'.,,.$101(& #1 #"$"4 $1/0*(/0"/ 67 8(%"44"#1y"% 9+,+5(#(, #"/ 67 :; <"5+,"'+,1(4 9%(41 8./+,.%= 3. Nilai Religius >1$"1 4.,(-"*"/ &.5("% *"'" y"/0 5.,&1)"' "5&'",*= 8./(,('?(*1y"'1 4./y"'"*"/ 5"%2" /1 $"1 #"-"' #1*",'1*"/ &.5"0"1 &1)"' "'"( *("$1'"& y"/0 4.$.*"' -"#" &("'( +5D.*= 6.#"/0*"/ /1$"1 4./(,(' 5.,"&"$ #",1 5"%"&" $"'1/ GHIJ re y"/0 ",'1/y" 5.,0(/", 4"4-( "*"/ 5.,#"y", 5.,$"*(K &.%1/00" /1$"1 #1",'1*"/ &.5"0"1 &.&("'( y"/0 #1-"/#"/0 5"1*K 5.,4"/)""' #"/ -"$1/0 5./", 4./(,(' *.y"*1/"/ &.&.+,"/0 "'"( &.*.$+4-+* +,"/ /'"," 4./(,(' L,"/*./" AC BN) 5.,-./#"-"' 5"%w" /1$"1 ",'1/y" *.5.,4"/)""'"/ (worth) atau kebaikan (goodness). Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan hal yang bermanfaat dan mengandung kebaikan. Sedangkan Kaelan (2010: 88) berpendapat bahwa nilai mengandung cita-cita, harapan-harapan, dan keharusan. Menurut Djahiri (Zubaedi, 2013: 38) nilai adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori sehingga bermakna secara fungsional. Nilai menjadi pengarah, pengendali, dan penentu perilaku seseorang. Sedangkan pengertian nilai menurut Copp (Zubaedi, 2013: 34) adalah standar yang dipegang oleh seseorang dan dijadikan dasar untuk menentukan pilihan dalam hidup. Dengan demikian nilai digunakan sebagai pedoman manusia dalam berperilaku. Hal ini selaras dengan pendapat Rukiyati (2008: 59) yang!

32 QRSyTUTVTS WTXYT SZ[TZ WT\Z QTS]^ZT _Z`TVTZ _TS _Z`Ra[]VTS ^RWT\TZ [TS_T^TSb T[T^TSb _TS QcUZdT^Z _T[TQ ^R\T[T ^ZVT`b UZS\VTX [TV]b _TS `RaW]TUSSyT. etaz `RS_T`TU _ZTUT^ _T`TU _ZQ`][VTS WTXYT SZ[TZ QRa]`TVTS ^R^]TU] yts\ Z_RT[ yts\ URa[RUTV _Z ^]TU] cwfrv yts\ QRSfT_Z [TS_T^TS QTS]^ZT _T[TQ WRa^ZVT` _TS WRa`RaZ[TV]g h[rx VTaRST ZU] SZ[TZ ^TS\TU `RSUZS\ _T[TQ VRXZ_]`TS QT^yaTVTU ]SU]V QRS\TU]a ^RQ]T UZS\VTX [TV] QT^yTaTVTU. ir[z\z]^ WRaT^T[ _TaZ VTUT _T^Ta WTXT^T js\\az^ ytzu] klmnonpq. Religion WRaT^T[ _TaZ VTUT religere _TS religarr. rtut religere QRS]a]U Cicero (Sudrajat, 2008: 8) berarti to treat carefully (melakukan perbuatan dengan penuh kehatihatian). Perbuatan yang dimaksud dalam hal ini adalah usaha atau peribadatan yang dilakukan dalam rangka mengabdi pada Tuhan. Sedangkan kata religare berati mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Dalam agama selanjutnya terdapat ikatan antara manusia dengan Tuhan, dan agama lebih lanjut memang mengikat manusia dengan Tuhan (Nata, 2009: 10). Naim (2012: 124) mendefinisikan religius sebagai penghayatan dan implementasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga religius sangat berkaitan dengan perilaku seseorang terkait dengan agama yang diyakininya. Religius sebagai salah satu nilai dalam pendidikan karakter dijelaskan oleh Kemendiknas (2010: 27) merupakan sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa religius merupakan perilaku, perasaan, sikap, OP

33 uvw xyz{ {}vw ~y~y}vw uv vz zy v ~vwv vw v v}vw v vzv yvw u{vwƒ wyv. yw vw v v v{w }y { {ƒ~ zy vz vw vw v v{zvw ~y~y}vw zywy}vx vw v v}vw v vzv yvw u{vwƒ wyv uv vz y {uƒxvw ~y v}{ - v}{. ˆƒ~ v}{ ( Šs Œ s) y}xywuvxv v v w{ v{ }y { {ƒ~ zy}ƒxv vw ~v v ~v ƒ w{ v{ v}v y} yvw y} ƒ ƒw vw uyw vw Žƒ vw y~y}vw yvw }y { {ƒ~ zywƒw ƒ vw v v x{ {}vw xy} v vvw uvw {wuv vw ~y~y}vw yvw u{ƒxvyv vw ~y v ƒ ~y v}v~ uyw vw w{ v{-w{ v{ y ƒ vwvw uvw v v}vw-v v}vw v vzvwyv. Zuchdi (2009: 46-48) bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi nilai-nilai inti yang bisa diterima semua agama dan semua lapisan bangsa. Inilah yang disebut nilai spriritual atau nilai religius. Oleh karena itu, jelas bahwa nilai religius sangat penting untuk dimiliki setiap orang mengingat saat ini banyak masalah yang terjadi akibat kurangnya nilai religius seseorang. Nilai religius perlu ditanamkan pada seseorang supaya dapat mengendalikan perilakunya dan tidak menyimpang dari agamnya. Konsep religiusitas versi Stark dan Glock (Fauzan, 2013: 56) dimensi keyakinan agama dapat disejajarkan dengan akidah, ibadat (praktik agama) disejajarkan dengan syariat, konsekuensi (pengamalan) disejajarkan dengan akhlak. Hal senada juga dikemukakan Sudrajat (2008: 96) bagian pokok ajaran islam yaitu terdiri dari Akidah, Syari ah, dan Akhlak. a. Akidah Alim (2006: 124) mendefinisikan akidah sebagai urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan jiwa, dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan. Hal senada juga dikemukakan oleh Fauzan (2013: st

34 ) š œ žÿž Ÿ ž š ž y ž ž ž Ÿ œ š ž œ žžy. ž Ÿª š š š ž «y ž ž ž œÿ œ š «y ah Alim (2006: 139) berpendapat bahwa syari ah merupakan hukum-hukum dan tata aturan yang disampaikan Allah agar ditaati hamba-hamba-nya. Sementara Fauzan (2013: 56) menjelaskan bahwa syari ah menunjukkan seberapa tingkat kepatuhan seseorang dalam menjalankan kegiatan-kegiatan ritual yang dianjurkan oleh agamanya. c. Akhlak Fauzan (2013: 56) menjelaskan bahwa akhlak menunjukkan tingkat seseorang berperilaku yang didasari oleh ajaran-ajaran agamnya, misalnya bagaiman oranng berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Sedangkan menurut Alim (2006: 148) menjelaskan bahwa akhlak merupakan perangai atau tingkah laku manusia yang sesuai dengan tuntutan kehendak Tuhan. Akhlak merupakan khasanah intelektual muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunkaan deskripsi nilai religius yang dibuat oleh kemendiknas. Deskripsi nilai religius berbunyi sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

35 4. Strategi Penanaman Nilai Karakter Religius ±²³² µ ¹ º»²º º ¼ º º ¹ ²¹ ½ ¾ ¼²¼² ¹¾ º À À²½, ½ ³² µ ¹ Á²º½ º ³. ²º¾ ¾À à µ¹ º (ÄÅ ÅÆ ÄÇ- È ) ¼²ºÉ ¹² º À À²½»²º º ¼ º º ¹ ²¹ ½ ¾ ²³ ½ ³² ¾ÀÆ. ʲºË»À º ¾ º ̲¹ ½ ¾ ʲºË»À º ¾ º ²¹ ½ ¾ ¼² ¾» º ¾» y ¾ºÀ¾ ¼²º½ ͺÁ º ¾ º ² ͹ µ Á²º½ º º ¹ -º ¹ Á º»² ¹ ¾ ²¹ ½ ¾ ( ² ½ ¼ º). ε¼ Á Ï Ð (à µ¹ ºÑ ÄÅ ÅÆ ÒÒ) À À²½»²ºË»À º ¾ º ²¹ ½ ¾ Á» À Á ¹ ¾ º ºÀ ¹ ºÑ ¼²¼³² º ËͺÀ굄 ¼²¼³² º ¼ÍÀ Ó, Á º Á ² ¾ º Á²º½ º»² À¾¼³¾µ º º Ô ³Ô ±²À²¹ Á º º ±²À²¹ Á º º ¼² ¾» º»² ¹ ¾ y º½ ¼²¼³² º ËͺÀ͵ ²» Á Í º½ ¹ º Á ¹ ¼ µ ¹ ²³ º. ʲºÁ² À º ²À²¹ Á º º Á ¹ ¾ º Á²º½ º Ë µ ¹¾ Ñ ¼²¼³² º ¹ º Á º» Í»² y º½ ³ ½ Á» À ¼²ºy º º Õ. Ë. ʲ¼³ º ʲ¼³ º y º ¼²¼³² º ² ²¼» À º ²» Á Õ ¾ºÀ¾ ²¹ ¹¾ ¼²º½ ¼ ¹ º É º ½ ¼ ºy Á º µ¹ y º½ ¼¾¹. ±²½ À º º ³² Ð À» Í, y º ¼²¼³¾ À - y º½ ¼²¼¾ºË¾¹ º»² ²¼³ º½ º º ¹ -º ¹ ²¹ ½ ¾ Ô ÁÔ Ê²¼³¾Á y º ʲ¼³¾Á y º ¼² ¾» º µ ¹ -µ ¹ y º½ ² ͹ µ ³² ¹ ¾ º ½ Õ ¼²¼ À¾µ Á º ¼²ºÉ ¹ º ºÔ

36 ØÙÚÙÛÜÝÞßÛ àùûáþáþâßû ãßäþåûßæ (Ö ç è çé-öö) êùûëùúìßûëßû ÛÞæßÞ-ÛÞæßÞ áþæßâíâßû áùûëßû êýåëýßú êùûëùúìßûëßû áþýþ, êùûëþûüùýëýßäþßû áùûëßû ÚßÜß êùæßîßýßûï áßû ìíáßyß äùâåæßð yßûë ßâßÛ áþîùæßäâßû äùìßëßþ ìùýþâíüè ß. àýåëýßú êùûëùúìßûëßû áþýþ àýåëýßú êùûëùúìßûëßû áþýþ áßêßü áþþüùëýßäþâßû âùáßæßú âùëþßüßû äùðßýþðßýþ ÚÙæßæíÞ ðßæ-ðßæ ìùýþâíü. ç) ØÙëÞßÜßÛ ÝíÜÞÛ äùâåæßð ØÙëÞßÜßÛ ÝíÜÞÛ ÚÙÝíêßâßÛ âùëþßüßû yßûë áþæßâíâßû äþäñß äùòßýß ÜÙÝíä ÚÙÛÙÝíä áßû âåûäþäüùû äùüþßê äßßü. Contoh kegiatan sholat berjamaah, doa bersama, mengucapkan salam bila bertemu warga sekolah, dan melaksanakan piket kelas. 2) Kegiatan spontan Kegaiatan spontan merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dibenarkan pada saat itu juga. 3) Keteladanan Keteladanan merupakan perilaku dan sikap guru yang mencerminkan perbuatan baik sehingga menjadi panutan bagi siswa. Guru merupakan orang pertama dan utama di lingkungan sekolah untuk membudayakan nilai-nilai karakter yang baik. 4) Pengkondisian Ö

37 õö øùúû üöüýùý ý øþÿý ý yúþ üöþÿ þ þ ö ùúþ þ þyú ö ýú úþ öþÿýÿý úþ ú ú ö. ý úùþyú ýûú ö øùúû üöü þyúý ü ûøùú þ üöþÿ þ þ ö ýú úþ öú úüúþ öþ ýþ ö ú ýúþ ÿúùúü üú ú öùúú úþ öþ öü úþ úþ þýùúý ÿúyú ÿúþ ú ú ö ÿýüú úþ ÿúùúü üú ú öùúú úþ þýùúý-þýùúý ýþý ÿýúþ ü úþ ÿúùúü ýùú ÿúþ. ô) öþ úý úþÿú øü ö öþ ý ÿúþ øü ö öþ ý ÿú ú úÿú úþÿú ý ý þ üöþöþ úþ þýùúý-þýùúý ÿúyú ÿúþ ú ú ö yúþ ö úþ ü ÿúû ö ú ÿý ÿúùúüþyú. ó) öþ þú úþ ú öù þ üöü ö ùýûú úþ ö ö û þ úþ úþÿú øü ö öþ ý ÿöþ úþ þýùúý ÿúþ ýþÿý ú ø þ üöþöþ úþþþýùúý yúþ ú úþ ÿý öü úþ úþ ) öþúþ ü úþ þýùúý ÿúyú ÿúþ ú ú ö ÿúùúü ú öù ö ÿúùúü ýùú ) öþúþ ü úþ þýùúý yúþ ÿúû úÿú ÿúùúü ýùú ö ÿúùúü. ) öþ öü úþ úþ ø ö öü öùúú úþ yúþ üöùý ú úþ ý ú ú ý yúþ üöü þ ýþ úþ ý ú üöü þyúý ö öü ú úþ þ ýþ ö þúùý ú ý þýùúý ÿúþ üöþ þ úþþyú ÿúùúü ö ýùú yúþ ö úý. ) öü ö ý úþ úþ úþ ö úÿú ý ú, úý yúþ üöþ úùúüý ö ùý úþ ÿúùúü üöþ ýþ ö þúùý ú ý þýùúý üú þ üöþ þ úþþyú ÿúùúü ö ýùú. ÿúyú õö øùúû öùú úþúúþ þýùúý-þýùúý öþÿýÿý úþ ÿúyú ÿúþ ú ú ö úþ ú ÿúùúü ÿúyú ö øùúû üöþú ö ýú úþ - ö ýú úþ yúþ ÿýùú úþ ö úùú ö øùúû óô

38 !"# $"%& 'y $"% (# " " )*) " )* # +,) -" 'y $"% y " " "" (*$ )".* #( %* y *( * #( # )".* y )% ) ( " *% $#!,! #!, ( $$#$*. /* *" (y ( $ % (y (# # ( (*" y. "-" #*)#. ) 0 $"% 'y $"% y " $"% "" "*% # y # $"% "*%, *1 (" $"% w* $"%& - # #*)# % *2. w" #% (".*1 -"* 3 " %*-%* ) )y $"%& Contoh kegaiatan yang dilakukan adalah kegiatan sholat berjamaah, infaq, dan perayaan hari keagamaan. 3) Luar sekolah Budaya sekolah yang dilakukan di luar sekolah merupakan kegiatan ekstrakurikuler dan kegaiatan lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagaian siswa, dirancang sejak wala tahun dan di masukkan ke dalam kalender akademik. Contohnya melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian sosial.

39 67879 :;<;8=>=7< =<= :;<;8=>= :;<A797>7< >;<>7<A B>C7>;A= :;<7<797< y7<a E7C= D;D;C7:7 :;<E7:7> E=7>7B :CFAC79 :;<A;9D7<A7< E=C=, :;<A=<>;AC7B=7< E >7 :;87G7C7<HE7< B;?F87IJ 5. Peran Sekolah dalam Penanaman Nilai Karakter Religius K;D;CI7B=87< :;<=E=?7<?7C7?>;C E= B;?F87I >=E7? >;C8;:7B E7C= :;C7< B;?F87I E7879 9;87?B7<7?7< :;<E=E=?7<?7C7?>;C. Zubaedi (2013: ) menjelaskan bahwa seluruh komponen sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan karyawan memiliki persepsi yang sama tentang pendidikan karakter untuk siswa. peran dan tugas masing-masing komponen sebagai berikut: a. Kepala sekolah Kepala sekolah sebagai manjaer harus mempunyai komitmen yang kuat tentang pentingnya pendidikan karakter dan mampu membudayakan karakterkarakter unggul di sekolahnya. Kompensi kepala sekolah terkait dengan peran dan tugasnya sebagai pendidik karakter bangsa hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun Peran ini mencakup penguasaan, kemampuan, dan keterampilan kepala sekolah sebagai pendidik nilai karakter bangsa sebagai salah satu dimensi kompetensi mengenai peran dan tugas kepala sekolah. b. Pengawas Meskipun pengawas tidak terlibat langsung dengan proses pembelajaran kepada siswa namun seorang pengawas mampu mendukung akan keberhasilan atau kegagalan pendidikan karakter di sekolah. Pengawas tidak hanya berperan 45

40 NOPOQ QRSTOwOUV NOS QRSTRWOPXOUV YOPP -YOP yost ZR[UV\O] ONQ VSVU][O]V\ UR^_POY` SOQXS URZOTOV OTRS O]OX QRNVO]_[ arsnvnv^os ^O[O^]R[. b. cx[x O]OX arsnvnv^ Zubaedi (2013: 163) para pendidik atau guru dalam konteks pendidikan karakter dapat menjalankan lima peran yaitu, (1) konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan, (2) inovator (pengembang) sistem ilmu pengetahuan, (3) transmit (penerus) sistem-sistem nilai kepada siswa, (4) transformator (penerjemah) sistem nilai melalui pencerminan dalam pribadinya dan perilakunya melalui proses interaksi dengan siswa, organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secra moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya). d. Staf karyawan atau pegawai Para staf karyawan atau pegawai di sekolah tidak hanya berkutat pada pekerjaanya saja namun juga dalam penyelenggara pendidikn karakter. Dengan menjaga sikap, sopan santun, dan perilaku agara mampu menjadi sumber keteladanan bagi siswa meskipun jarang berinteraksi secara langsung dengan siswa. Seluruh pihak berperan penting dalam keterlaksanan penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus mampu untuk bekerja sama dan bertanggung jawab dengan rean yang telah diamanahkan. Septiarti (2012: 7) mengungkapkan bahwa sekolah sebagai lembaga yang melakukan pelayanan pada masyarakat LM

41 fghijh kghgljhljh mgnjoj mpmqjr, kpojr fjh jljfgkqm sgotjhiiuhi vjwjs fjrjk kghiqhtgiojmqljh wghfqfqljh ljojltgo fjrjk mgijrj jmwglx yjrjk, wghgrqtqjh qhq wghgrqtq qhiqh kghigtjzuq wgojh wqzjl mglprjz yjhi tgofqoq fjoq lgwjrj mglprjz{ fjh iuou yjhi jfj fq y }uzjkkjfqyjz ~popsufuo fjh y jspojtpoquk ~zukq }ghpogz fjrjk kghfuluhi wgrjlmjhjjh hqrjq ogrqiqum fjrjk wghfqfqljh ljojltgo. 6. Tahapan Penanaman Nilai Religius }ghuout }uzjqkqh ( jzrjh{ d ƒ ƒ ) sgsgojwj tjzjwjh wghjhjkjh hqrjq jhtjo rjqhx ƒ) jzjwjh tojhm pokjmq hqrjq yjqtu iuou zjhyj mglgfjo kghiqh pokjmqljh hqrjq - hqrjq yjhi sjql fjh yjhi luojhi sjql lgwjfj mqmˆj. d) jzjwjh tojhmjlmq hqrjq yjqtu kgrjl uljh lpkuhqljmq fuj jojz{ jtju qhtgojlmq jhtjoj mqmˆj fghijh iuou sgomq jt qhtgojlmq tqksjr sjrqlx ) jzjwjh tojhmqhtgohjrqmjmq yjqtu lpkuhqljmq fjh lgwoqsjfqjh iuou yjhi tgorqzjt fjoq mqmˆj. hqm }jttj (d Š 73-74) menjelaskan ada beberapa kaidah dalam penanaman karakter, yaitu sebagai berikut. a. Kaidah kebertahapan Proses perubahan, perbaikan dan pengembangan harus dilakukan secara bertahap. Orientasi kegiatan ini terletak pada proses bukan pada hasil. Sebab, proses pendidikan memerlukan waktu yang lama untuk hasil yang paten. de

42 Ž š œ y ž y š Ÿ œ ž œ œ Ž œ y š œ š y š ž ž œ w œ œ œ œ š y š œ ž œ œ y š ž. Ÿ. ž œš œ š ž œ ž w š š ž Ž y šš ž š š œ š œ, œ w - Ž Ž ž žœ œ ž œ ž œ ž Ÿ œ ž œ œ š š œ œ œ š Ž œ œ œ ž š.. š ª ž œ š Ÿ y š Ž ž œ ž œ ž ž œ š š œ ž š œ š š œ š š œ œ ž, ž ž Ÿ œ ž, ž œ œ š y. 7. Karakteristik Religius Anak SD «( Œ ) œ š œ š ž œ ž š œ œ œ š. œ ž œ ž œ š œ š Ÿ œ ž ž š œ ž.. ž ž œ œ ž œ š š Ž ª œ š ž š œ š Œ

43 ±. ²³ µ ¹ º ³»¼µ ½ ³» ¼ º ½ ¾»½¼À Á¼ µ µºÃĹ-µºÃĹ ³» ¼ º ½». ²³Á û½¼ ½ ³µ à Âűµ.»ºÆ»Á¼Å½ ³ ½ Æ»½»³ ½ ¼ º ¹ º º»½»½ ų ½ Ƶ¹µÀ ½ ¼. ²Ç Á ½ ¼ º µç µ³ ½ Ȉ ¼ µ ÂźûÁ Æ»½¼»ºÃ ½¼ ½ µ». È» ½¼³ ½ º»½ÅÁÅ Èy ºÂÅ µ½ ( ÉÉÊË ÌÉÍ) º»½Ç»¹ ³ ½ Æ»Á³»ºÃ ½¼ ½ ³» ¼ º ½ Æ º  ½ ³ »³Ä¹ À  Á µ ½ µ ½ Á ¹ µ½ Ĺ»À¾. ȵ³ Æ ³» ¼ º ½ ûÁµ ÎÏÐÏÑÒÓÔ (º»½»Áµº )» Ƶ µâ»á µ»½¼ ½ Æ»½¼»Á µ ½Õ þ Ö ½ ½¼ ½ ½ Æ À º» ÅÀ ½ ½ µ»á ½¼³ ½ »± Á Á µĽ ¹ ûÁ ÂÁ³ ½ ³ µ À-³ µ À ¹Ä¼µ³ y ½¼ ûÁÂźûÁ Æ µ½ µ³ ÄÁ ¹ º »º»  »à ¼µ º ½µ»Â µ Áµ»³ÂµÂ»½Âµ ½ ³» ¼Å½¼ ½-Øy, ±. Ö»½¼À y ½ »± Á ÁÄÀ ½µ À º ³µ½ º»½ ¹ º, º»¹ ³Â ½ ³ ½ ³ ¼µ ½ Áµ Å ¹ µ»áµº Ȉ ¼ µ ³ À ÁÅ ½ ºÄÁ ¹. B. Penelitian yang Relevan Ö»½»¹µ µ ½ y ½¼ Á»¹»Ù ½»½¼ ½ Æ»½»¹µ µ ½ µ½µ µ ½ Á ½ y ¹ À Æ»½»¹µ µ ½ ûÁÇŠŹ Ö»¹ ³Â ½ ½ ص¹ µ Ú»¹µ¼µÅ µ ÈÛÜÝ ²½ ³ ÈÀĹ»À ۻ ²Á¼ÄÁ»ÇÄ»± º ½ È» yå ÃÅÆ»½ Þ ½ Ź yang disusun oleh Farida Dwi Utami tahun Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan nilai religius di SDIT Anak Sholeh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan nilai religius berupa keyakinan agama, praktik agama, pengetahuan agama, pengamalan agama, dan pengamalan agama di SD IT Anak Sholeh melalui kegiatan belajar mengajar,

44 áâãäyä åæçèéäêë ãäì çæíîäïäì æ çåïðäçâðîçâéæð. ñæéäçåäìääì ìîéäî ðæéîíîâå ïæðåæáâï ïæðãîðî ãäðî ò) çæyäçîìäì äíäóä ãæìíäì óæìyäçîìî äãäìyä ôâêäì ãäì õäïâê ïæðêäãäõ õæðîìïäê ôâêäìë ß) õðäçïîç äíäóä ãæìíäì óæìöäwäá åäéäó, áæðãèä, åêèéäï, óæóáä ä øé-qur an, hafalan, dan infak, 3) pengetahuan agama dengan mengetahui sejarah agama, ibadah, dan sikap-sikap terpuji, 4) pengalama agama dengan merasa dekat dengan Tuhan dan takut akan dosa, dan 5) pengamalan agama dengan belajar dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas dengan baik, setia kawan, menolong teman, makan dengan tangan kanan, dan membuang sampah pada tempatnya. Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian dengan judul Pelaksanaan Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter di SD Negeri 1 Kutowinangun Kebumen yang disusun oleh Annis Titi Utami tahun Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsiskan pelaksanaan nilai religius dalam pendidikn karakter di SD Negeri 1 Kutowinangun Kebumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) persepsi guru tentang pentingnya nilai religius dalam pendidikan karakter merupakan salah satu sumber yang melandasi pendidikan karakter dan sangat penting untuk ditanamkan kepada siswa sejak dini karena dengan bekal keagamaan yang yang kuat sejak dini akan memperkokoh pondasi moral siswa di masa depan. (2) Peran sekolah dalam mendukung pelaksanaan nilai karakter religius dalam pendidikan karakter yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, memberikan izin kepada guru untuk mengadakan suatu program kegiatan, mendukung adanya kegiatan-kegiatan yang ada di luar sekolah, serta memberikan teladan yang baik bagi siswa. (3) ßà

45 ûüýþÿ þ þ yþ üýþý þ ü ü þ þ yþ ü þ ÿü þþ ÿü þþ yþ þþ üÿ ýþ ÿü þþ þ yþ ýþÿ ÿþ þþ þ, ÿüüýþþ þ yþ ü ÿþ þ ü ÿ þ üÿ ýþ yþ þÿþ üü ÿ þ þ. ûüýþÿ þ þþ üýþý þþ üýþþ þ ü þ þ þ ü y ÿþ yþ þýþ þü üýþþ þ þþ ü þ - ü þ þý. ûüýþÿ þ þþ üýþý þyþ üÿ ýþ yþ ü þ þyþ yþ þþ ÿüýþ üÿ ýþ þ ý þ üÿ ýþ C. Pertanyaan Penelitian ûü þ yþþ ü üý þ ü þÿþ ü þ þ ü üý ÿ ü ü ýü þþ-þþ ýþ þ þ þ ü þ yþþ ü üý þ yþ þ ÿþ þþýþ ü þ ü ÿ þ þ þ þ üýþÿ þ þþ ü þ þ þ ýþ ÿþ þÿü üý üýþý þ ü ü þ þ? 2. Bagaimana pelaksanaan penanaman nilai karakter religius melalui pengintergrasian dalam mata pelajaran? 3. Bagaimana pelaksanaan penanaman nilai karakter religius melalui budaya sekolah? 4. Bagaimana persamaan pelaksanaan penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh? 5. Bagaimana perbedaan pelaksanaan penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh? ùú

46 A. Pendekatan Penelitian ODE PENELITIAN!"!!#!$ %#&"&! &&!!#!' %!"! (!#&"!"&). *!+("&, (2003-9) $.!"!! /!'0! %#&"&! (!#&"!"&) "&! $..(!!!.!-!.!!"!( +"!"&+"& 1!$( /2(+!'! $3!2& $!! & /!#& "&!!-"&!!1 +'&..!!%!" $$!'!$& +(!"( $!+!#!'!"!( +&"(!+&. 4,#,. (2009-6) $5!"!! %#&"&! (!#&"!"&)!!#!' %#&"&! 5!. /2$! +( ("( $$!'!$& ),$! ""!.!%! 5!. &!#!$&,#' +(/6 %#&"&! $&+!#5! %2&#! (1 %2+%+&, $,"&7!+&, "&!!1! #!&-#!&1 +3!2! ',#&+"& 1!.! 3!2! + 2&%+&!#!$ /"(!"!-!"!! /!'!+!, %!! +(!"(," + '(+(+ 5!.!#!$&!'!.! $$!)!!"! /2/!.!& $",!#!$&!'8 #&"&! && /2"(6(! ("( $+ 2&%+&! %!!$! &#!&!2! "2 2#&.&(+ & 9: 4('!$$!&5!' ;,2,/((2! 9: <= >!/,2!",2&($ ;'($& 4,2'8 :+ 2&%+& '!+&# %#&"&! &+!6&!!#!$ (2!&!!"!-!"!! "&! $.("!$!!!.! +"!"&+"& 8 B. Jenis Penelitian?&+ %#&"&! &&!!#!' %#&"&! + 2&%"&). *!+("&, (2003-9) $6#!+! /!'0! %#&"&! (!#&"!"&) +!.!" + 2&%"&), 5!&"( $.($%(#!!"! + 2&%"&) +/!5! $(. & 5!. &"(!.!!#!$ #!%,2!! (2!&!8 :!"+ ( ) $.!2"&! %#&"&! + 2&%"&) +/!.!& %#&"&! 5!. /2(+!'! $+ 2&%+&! +(!"( ),$! +3!2! +&+"$!"&+1!%!!!5!, &#! (! ("( $$%2,#' &),2$!+& +!!" &&. 9'&..!, %#&"&! 30

47 HEIE JCKLME MCAEAEBEA GEKEGICK QR UVKVJLHLK HEA QR WX SCAVKCT. Z[ \]^p_` a]b]cdtd_b QR UVKVJLHLK DEAP JCKEOEBEI QEJKEAPKVfV, UVKVJLHLK, SEPCOEAP HEA QR WX SCAVKCT DEAP JCKEOEBEI gvbmocgn icaikc SCAVKCT QEOEBEA SEPCOEAP. j[ kubjek dan Objek Penelitian BCAPPLAEGEA NEBMCO EhEGm AEBLA BCAPPLAEGEA NEBMCO JCKILFLEA EIEL nopnqrstu rvwnux. ylboet NEBMCO HEOEB nopnqrstu JCKHENEKGEA DEAP NLHET MCAPLOEAPEA NCBLE AEKENLBJCK, BEGE NEBMCO HEMEI ( SVOCVAP, ). RCAPEA BEGE NLJDCG EHEOET gcmeoe QCGVOETm PLKL HEA NLJDCG JCKHENEKGEA NCJEPE@ 1. DEAP BCAPCIETL@ MCAEAEBEA GEKEGICK H@ NCGVOET. 2. DEAP NChEKE OEAPNLAP HEOEB MCAEAEBEA. 3. DEAP JCKIEAPPLAP FEfEJ MCAEAEBEA GEKEGICK NCGVOET. 4. NENEKEA HEOEB MCAEAEBEA GEKEGICK QMKECHOCD ) BCAFCOENGEA JETfE VJFCG GLEO@IEI@l EHEOET NVN@EO DEAP I@PE GVBMVACA nxv}u (ICBMEI) EHEOET KLEAP ICBMEI NVN@EO JCKOEAPNLAP, v}~qp (MCOEGL) EHEOET NCBLE VKEAP DEAP HEOEB NVN@EO, HEA v}~sts~sur EHEOET 31

48 ƒ ˆ Š Œ ƒ Œ Ž - Œ ˆƒ Œ ˆ ƒˆ., Š Œ Œ ˆ Œ Ž ˆƒ Œ ƒž Š Ž ƒ ƒ ˆ ƒ Žƒ Ž Š ƒ šƒ Œ Œ ƒ œ. užber Dat a Penelitian Ÿ ƒ ˆ ( ) ƒ ˆ ˆ ˆ, ˆ ƒ Œ ˆ ˆ ˆ, ˆ Š ˆ ƒ ˆ ˆ Ž Œ-Ž Œ Š ƒ Œ ˆ, ƒ ˆ ˆ ( ), ˆ ˆ ( ª«), ˆ ˆ ƒ ƒ ( ª ). Œ Œ ( Œ, ) ˆ Ž ƒ ˆ ƒˆ Œ Œ ˆ ƒ Œ ˆ ˆ Œ Ž ˆ - ˆ ˆ ˆ - ˆ ˆ ˆ ƒˆ Œ ƒ Š ˆ. ƒ ˆ ƒˆ ˆ ˆ ˆ ˆƒŒ, Œ Œƒ ƒ ƒ ƒ. ˆ ƒ ƒˆ ƒˆ (2003 9) ƒ ˆ Œ ˆ ƒ Œ ˆ ˆ Š ˆƒ ˆƒ Š š, Š, ˆ ƒž š Œ Ž Œ ˆ ˆ Œ ƒ ˆ Œ Œ ˆ, ƒ ˆ Œ ˆ ƒ ˆ - ˆ ˆ ƒž Š Ž ƒ ƒ ˆ ƒ Žƒ Ž Š ˆ Œ Œ ƒ ˆ - ˆ ƒ Œ Ž ˆ Š Œ ˆ ƒ ƒ ˆƒ Œ ˆƒŒ ˆ Œ ˆ. Ÿ ƒ ˆ ƒ Œ Ž ˆ ˆ Œ ƒž Š Ž ƒ ƒ ˆ ƒ Žƒ Ž. 32

49 ±²³ µ µ¹, º»¼²½ ¾ ¼²½ ²» ¹ À º²» ¹ µá ¾ ¾À ³Âà ºÀ ±Ä Å Æ»» ¾À¹ Æ Ç½¼ ¾ ½ ¾ µ ±Ä ÈÉ Ê ¼Â½ ½À» ÇÆ»À ŲµÂ½²Æ ¼ Àà À ½ µá ò³ ºË à µ ÀµË» µë ¾ µ º²³ ½ Æ ½ µá µ ¹ µá ¾ ¹ µá ¼Àº ¾À» À ¾ µ»²µ¾ à µá ¾ ²µ²³À À µì ±»¼²½ ¾ ¾Âû²µ ¼²½ º ½ ò º µë à ½Àà ³», ÍÎÎ, ºÀ³ ¼ ºË ¾ µ Ï ÂÌ Ð. ÑÒtÓÔÒ ÕÒnÖ mpuøùú ÛÙÜ٠ݽÀà µ  (2006Þ 149)»²µ ²³ ºÃ µ ¼ Æß à ½ ¹ µá ¾ÀÁ µ à µ µ û²» ²½Â³²Æ ¾ ²µ²³À À µ ¾Àº²¼»² ¾² ²µÁ» ³ µ ¾. á²½¾à µº¹ Æ (2015Þ 15)»²µÁ à µ ¼ Æß ¼²¼²½»² ¾² ²µÁ» ³ µ ¾ ¹ µá ¾ÀÁ µ à µ ¾ ³» ²µ²³À À µ à ³À ÀÏ ¹ À ß ß µà ½, ¼º²½â ºÀ, ¾ µ º ¾À ¾Âû²µ ºÀ. IJµÁ µ ¾²»ÀÃÀ µ»² ¾² ²µÁ» ³ µ ¾ ¹ µá ¾ÀÁ µ à µ ¾ ³» ²µ²³À À µ ÀµÀ ¾ ³ Æ º²¼ Á À ¼²½ÀÃ. ãä Observasi ݽÀà µ  (2006Þ 156)»²µ¾²ÏÀµÀºÀà µ ¼º²½â ºÀ ²µÁ» µ º²¼ Á À òÁÀ µ ²» º µ ²½Æ À µ ²½Æ ¾ º ¼ ²Ã ¾²µÁ µ»²µáá µ à µ º²³ ½ Æ Àµ¾²½. ʲ¼ÀÆ ³ µ ± Æ ½ºÀ»À ݽÀà µ »²»¼ ÁÀ ¼º²½â ºÀ»² ¾À ¾ ²µÀºË ¹ À ¼º²½â ºÀ µâµ-ºàº ²» Àº ¾ µ ¼º²½â ºÀ ºÀº ²» ÀºÌ ±²¾ µáã µ ²ÃµÀà ¼º²½â ºÀ ¹ µá ¾ÀÁ µ à µ ¾ ³» ²µ²³À À µ ÀµÀ ¾ ³ Æ Â¼º²½â ºÀ ºÀº ²» Àº ¹ À ²µÁ» µ ¾²µÁ µ»²µáá µ à µ ²¾Â» µ º²¼ Á À Àµº ½»²µ ²µÁ» µì ± ÁÀ¹ÂµÂ (2013Þ 64-67)»²µÁó ºÀÏÀà ºÀà µ ¼º²½â ºÀ ¾ ½À º²ÁÀ ²³ ú µ µ ²µ» ³ µ ¾ ºÀ¼²¾ à µ»²µ ¾À ¼º²½â ºÀ ¼²½ ²½ µº²½ ¾ µ ¼º²½â ºÀ µâµ ½ ÀºÀ µì 强²½â ºÀ µâµ ½ ÀºÀ µ ²µ²³À À À¾ à ²½³À¼ ³ µáº µá ¾ µ Æ µ¹ º²¼ Á À ²µÁ» Àµ¾² ²µ¾²µÌ 33

50 æçèçéêëê ìíéíî ïçèçéêëêíè êèê îçèðíìíñíè ïçèðíîíëíè ìê òó ôõöíîîíìê íö øùúùûõìõú ìíè òó üý þíûùúíëùúêõî øöõîê ôçèùúçö îçèðçèíê ûçèëõñ-ûçèëõñ ñçðêíëíè íèð íìí ìê òó ôõöíîîíìê íö øùúùûõìõú ìíè òó üý þíûùúíëùúêõî øöõîê ôçèùúçö ìíéíî úíèðñí ïçèíèíîíè èêéíê ñíúíñëçú úçéêðêõÿ æçèçéêëê ëõúõë ÿçúëí ìíéíî ñçðêíëíè ïçîûçéí íúíè ìíè ñçðêíëíè ìê éõíú ïçîûçéí íúíè ÿíîûêé îçèðíîíëê ìíè îçè íëíë ñçðêíëíè ëçúÿçûõë. Wawancara í íè íúí íëíõ êèëçú êç íìíéíö ìêíéùð íèð ìêéíñõñíè ùéçö ïç í íè íúí ( ) õèëõñ îçîïçúùéçö êèùúîíÿê ìíúê èíúíÿõîûçú íëíõ ëçú í íè íúí ( úêñõèëù ). çúìêíèÿ íö ( ) îçèðçîõñíñíè ûíö í íìí ëêðí ûçèëõñ í íè íúí, íêëõ í íè íúí ëçúÿëúõñëõú, í íè íúí ÿçîê ëçúÿëúõñëõú, ìíè í íè íúí ëêìíñ ëçúÿëúõñëõú. ìíïõè ìíéíî ïçèçéêëêíè êèê, ûçèëõñ í íè íúí íèð ìêðõèíñíè íêëõ í íè íúí ÿçîê ëçúÿëúõñëõú ñíúçèí éçûêö ù ùñ õèëõñ ïçèçéêëêíè ñõíéêëíëê. í íè íúí ÿçîê ëçúÿëúõñëõú íìíéíö ûçèëõñ í íè íúí íèð îçîûçúêñíè ñçûçûíÿíè ñçïíìí ïçèçéêëê õèëõñ ûçúëíè í ìíè îçèðíëõú íéõú ÿçúëí ÿçëëêèð í íè íúí. ìíïõè êúê- êúê í íè íúí ÿçîê ëçúÿëúõñëõú íìíéíö ÿçûíðíê ûçúêñõë. í. æçúëíè ííè ëçúûõñí, èíîõè íìí ûíëíÿíè ëçîí ìíè íéõú ïçîûê íúííè û ç çïíëíè í íè íúí ìíïíë ìêíëõú.. éçñÿêûçé ëíïê ëçúñùèëúùé. ì ìí ïçìùîíè í íè íúí ( ) ÿçûíðíê ïíëùñíè ìíéíî îçîûõíë ïçúëíè ííè í íè íúí. ç. ýõ õíè í íè íúí õèëõñ îçîíöíîê ÿõíëõ çèùîçèí. 34

51 !!" #! "!$%$! &!&!'!(! $#!! )#!! *$+!, -.!/!!(!-%".( %!"!. )"%! &!&!'!(! $#!! /! /%(%!( "!-/-"!-/ -$+!, -(! -#%%, --&!!( $!- -!%,//! $!- "! "!-/-"!-/ -$+!, u678t9:; <!-%+ (2003, 85) "/!!$!.!,&! +$%" "(%#!$! -%".( #! $%!!= >!/.%$! -%".( "!%-!.(%#! =++?.!,! -!-$?.%$%,!(!? -%(!--%(!,! +$%" (-".!!" #! "/%"#%$!!!.(%#! =++ $/!!!!" (!/$! #!!"!! $!(!$( (/%- A%,!""! >!, B+(+.% %(! CD E!.+(!+(%" B,%" A+(,. F!,!!" #! "+ +$%"!- >!% $/!! " +$%"!-$! -/!! $/!! >!/.(!/-%/ -!"! #/!"!! >!/ " %$%/!! #! #!!"!! $!(!$( (/%- A%,!""! >!, B+(+.% %(! CD E!.+(!+(%" B,%" A+(, -(! "/%"#%$! +$%"- +$%" >!/ -%!,!! A%,!""! >!, B+(+.% %(! CD E!.+(!+(%" B,%" A+(,.(%#! $%($%%", G, -!.%- >!/ " %$%/!! #!0 H!- +$%"!- /%!$! -.!/!!!!".!,!!!%!! # %$%/ #!0 G. Instrumen Penelitian C-(%" #! "(%#!$!!! >!/ /%!$! +, #!!" "/%"#%$!!!!/!( #$(I!!>!., "%!,!,!->!., '("!, /$!#! --"!-? -,//!., "%!,!!-- (J($%+? 2006K 35

52 160). LMNOPQRSM QOTRT UTVTR WSMSVXOXTM XMX TUTVTY WSMSVXOX NSMUXPX, MTRQM QMOQZ RSVSM[ZTWX UTOT UTM RSR\TMUXM[ZTM USM[TM UTOT ]TM[ OSVTY UXOSMOQZTM RSVTVQX ^\NS_TNX, `T`MaTPT UTM U^ZQRSMOTNX RTZT UXWSPVQZTM XMNOPQRSM NSUSPYTMT \SPQWT WSU^RTM ^\NSP_TNX, WSU^RTM `T`TMaTPT UTM TVTO U^ZQRSMOTNX NSWSPOX ZTRSPT, TVTO WSPSZTR, UTM atototm VTWTM[TM ]TM[ UXWSPVQZTM QMOQZ RSMUTWTOZTM XMb^PRTNX ]TM[ ZPSUX\SV. cutwqm XMNOPQRSM WSMSVXOXTM ]TM[ UX[QMTZTM UTVTR WSMSVXOXTM XMX TUTVTY NS\T[TX \SPXZQO. de fgmbar Observasi hsr\tp ^\NSP_TNX UX[QMTZTM NS\T[TX WTMUQTM ZSOXZT RSVTZQZTM WSM[TRTOTM UX ij kqytrrtux]ty l^p^\quqp UTM ijlm ht\^pto^pxqr lyqrx ksm^psynn osmsvxox RSM]QNQM ZXNX-ZXNX VSR\TP ^\NSP_TNX \SPUTNTPZTM OS^PX NOPTOS[X WSMTMTRTM MXVTX ZTPTZOSP PSVX[XQNn mt\sv 2 pxnx-pxnx hsr\tp q\nsp_tnx r^ cnwsz cnwsz ]TM[ UXTRTOX 1. op^[ptr WSM[SR\TM[TM UXPX ps[xtotm PQOXM NSZ^VTY 2. osm[xmos[ptnxtm UTVTR RTOT WSVTsTPTM ps[xtotm NW^MOTM psosvtutmtm osm[z^muxnxtm too ps[xtotm osr\svtstptm ixvt\qn 3. lqut]t NSZ^VTY psvtn isz^vty hqtp NSZ^VTY 2. Pedoman wawancara osu^rtm `T`TMaTPT UX[QMTZTM NS\T[TX WTMUQTM ZSOXZT RSVTZQZTM `T`MaTPT USM[TM WTPT MTPTNQR\SP UX ij kqytrrtux]ty l^p^\quqp UTM ijlm ht\^pto^pxqr lyqrx ksm^psyn osmsvxox RSM]QNQM ZXNX-ZXNX WSU^RTM `T`TMaTPT 36

53 uvwxyzyw{y z}wy}v~ v v y y y wv ~ƒz vx y y y ˆywy }vwzvuƒ} x~ƒ y{y zvuy~y ~ywz uvzyw vw}y yy {v}{y y y ˆywy, y ƒ xy y} x{v uy ~{y zv xw vš v v } {v}{y y y ˆywy {ywv y }v{ { y y ˆywy y ~ x~ƒ y{y yxy yš y y ˆywy zv }vwz}wƒ{}ƒw. yuv 3 Œz-Œz y y ˆywy Ž z v{ z v{ y ~ xy y} Œv y y zv{ yš xy ƒwƒ z y 1. w ~wy Œv~y}y wƒ} zv{ yš 4,5,6 2 v ~v uy ~y xw Œv~y}y z }y 7,8,9,10 3 Œv}v yxy y 11,12 4 v ~{ xzy 13, ,16 - Œv~y}y v uv y ywy 17,18-2. v ~ }v~wyzy xy y y}y v y ywy 3. ƒxy y zv{ yš Œv yz 19 6 v{ yš 1, 2, 3, 20 1, 7 ƒyw zv{ yš knik nšlisis šœš Žyzƒ} ( ) v y}y{y uyš y y y zz yxy yš w zvz v ƒzƒ xy}y y~yw xy y} x}yžzw{y Ÿv ƒzƒ xy}y uvwyw} v ~~ ~{y y xy y y, }v y y}yƒ {y}v~ w. yžzwy y}yƒ }vw wv}yz yw} y v uvw{y y{ y {v yxy y y zz, v v yz{y y y}yƒ {y}v~ w, v ˆyw Šƒuƒ ~y y }ywy uvwuy~y { zv y zz xy}y y ~ x~ƒ y{y xy y v v }y yxy yš y y zz xy}y {ƒy }y}ž v ƒwƒ} Ÿ vz xy ƒuvw y Ÿ vz xy ƒuvw y ( w, ) v v yz{y uyš y y ~{yš- y ~{yš y y zz xy}y v v }y {ƒy }y}ž v ƒ} zvuy~y uvw{ƒ}. 37

54 ü ª «t ±²±³ ² µ ³ ²¹ º ±»¼³±½ º ³ ²¹ ² ½» ¾ ¾±¹±» º ³ ¾ º µ± µ º ³ À±² µ» ² ²¹» ²Á µ»±² º ²¹ º ±»¼³±½ µ ² ±» ¾ À±» À ½Â ó±½ µ»±² Ä º ±»³ º»±º µ¾ º» ²¹µ, º ³ ½ ½ ³-½ ³ ²¹ ¼µ¼µÄ º ¼µ ¾µ ² º ½ ³-½ ³ ²¹ ±² ²¹, ¾±» º Á» ± ¼³ ². űÁ» ¾ ²¹µ,»±º µ¾ º µ¾ º² º ³ ½ º º» ³ ²¹ ² º ¾ ²¹µ µ ² º ² º ¾ ¾ ² ¾±Á» ³±À ½ ¾ ¾ ± ¾ ¹» º ½ º µ±²º ³ µ ²Â Æ Ç ÈÉ Êª È «t t Ë Display «t Ì ½ ±² Í ² º ÎÏÐÑÒÓÔ º ±» µ ² ½ ± À À±»À ¹ Á» µä À±³, ¹» µ ¹» º ±³ ½ ¹ À» ² µ±¾±³» ½ ² À ¹ ²-À ¹ ² ±» ±² º ³ ±²±³ ²Â ±²¹ ² º± µ ² º ²¹ ¾± µ ² À ² µä º º ² ³ ¾ ¾ º ² º À ³ µ±¾ ³ ²² º±²¹ ² À µâ Õ Ç È rª È Ö sª pu Ø È t Ë Verifikasi ²¹ º ±»¼³±½ º ³ ±²±³ ² µ ³ ½» ¾ º ² ³ ¾ ¾ ¾±Í µ Ù ³ ±» ¾ µ Í ¹ º ³ ±²¹ À ³ µ±¾ ³ ²Â Ú±²±³ À±» ¾ ½ ±²¹ À ³ µ±¾ ³ ² ¾±Í µ ±²¹ ² ³ ¾ ¾ ¼³, ±, ½ À ²¹ ²Ä º ² ±»¾ ² º ¾± º ²¹ º ±»¼³±½Â Û ³ ² µ±¾ ³ ² Ù ³ ¾ ½ ¾ ²¹ µ À», ² ² ¾±» ²¹ À±» À ½² º µ µ±¾ ³ ² ±»¾±À µ ² ³±À ½ ¾. ű½ ²¹¹, µ±¾ ³ ² º ³ ±²±³ ² µ ³ µ ² ±» ¾ º ܱ» µ ¾ ½ ²¹¹ µ½» ±²±³ ² º ³ µ µ ²Â Ý ²Ä µ±¾ ³ ² µ½» ±²±³ ² º ±»¼³±½ ¾± ±³ ½ ¾± º º»±º µ¾ º ² º ¾ Í µ ²Â ű½ ²¹¹ ¾±¾ º±²¹ ² µ» µ ±» ¾ µ ±²±³ ² µ ³ À ½Ù ² ³ ¾ ¾ º º ³ ±²±³ ² µ ³ º ³ µ µ ² 38

55 Þßàáâá ãäåæçèãé, êáãèæ çßþãëìæíáä ìáþèã åãáëîãí åã áçïãâ ìßäßíãèãáä Þßèßíáï Þßëæá åáèá èßâçæëìæí ÞßíßÞáã åãáäáíãþãþ (ðñíßñäò åáíáë óâãçæäèñô 2013õ 21). öæäá áä (2013õ 80) ëßäáëîáïçáä îáï á ìßäßíãèãáä åßäòáä ìßäåßçáèáä çæáíãèáèãé ëßäßçáäçáä ìáåá áäáíãþãþ ìâñþßþ îßâìãçãâ ãäåæçèãé áèáæ åáâã çïæþæþ çß æëæë êáäò îßâçáãèáä åßäòáä åãäáëãçá áäèáâéßäñëßäá êáäò åãáëáèã Þßâèá ëßäòòæäáçáä íñòãçá ãíëãáïø ùú ûüýþÿý ý ý ý æòãêñäñ (2005õ ) ëßäòáèáçáä îáï á æ ã çßáîþáïáä åáèá åáíáë ìßäßíãèãáä çæáíãèáèãé Þáíáï Þáèæäêá ëßäòòæäáçáä æ ã çâßåãîãíãèáþø áíáï Þáèæ àáâá æ ã çâßåãîãíãèáþ åãíáçæçáä ëßíáíæã èâãáäòæíáþã, Þßïãäòòá åáíáë ìßäßíãèãáä ãäã æ ã çâßåãîãíãèáþ æäèæç çßáîþáïáä åáèá ëßäòòæäáçáä èßçäãç èâãáäòæíáþã. æòãêñäñ (2011õ ) ëßä ßíáÞçáä îáï á èâãáäòæíáþã áåáíáï ìßäòßàßçáä åáèá åáâã îßâîáòáã Þæëîßâ ëßíáíæã îßâîáòáã àáâá åáä áçèæ êáäò ëßíãìæèã åæá àáâá îßâãçæè ãäã. 1. âãáäòæíáþã Þæëîßâ, êáãèæ àáâá ëßäòæ ã åßâá áè çßìßâàáêááä åáèá ëßíáíæã îßîßâáìá äáâáþæëîßâ, çßëæåãáä åãåßþçâãìþãçáäô åãçáèßòñâãþáþãçáäô åáä åãáäáíãþãþ ëáäá ìáäåáäòáä êáäò Þáëá Þßâèá êáäò îßâîßåá. áþãí áäáíãþãþ åáèá áçáä ëßäòïáþãíçáä çßþãëìæíáä êáäò Þßíáä æèäêá åãëãäèáçáä çßþßìáçáèáä åáâã Þßëæá äáâáþæëîßâ. 2. âãáäòæíáþã èßçäãç, êáãèæ àáâá ëßäòæ ã åßâá áè çßìßâàáêááä åáèá çßìáåá äáâáþæëîßâ ëßíáíæã îßîßâáìá èßçäãç êáäò îßâîßåá æäèæç ëßäòßàßç áìáçáï ïáþãí åáèá êáäò åãìßâñíßï Þáëá áèáæ èãåáç çßèãçá åãòæäáçáä èßçäãç êáäò îßâîßåá. áíáë ìßäßíãèãáä ãäã, ìßäßíãèã ëßäòòæäçáä èßçäãç îßâæìá ñîþßâ áþã, 39

56 ,.,. 40

57 !"! #$ %"&#' ()*)'#+#"*,"* ()-!"%"&"* ". %/01l(2n2liti/3 4.,205r1p01 'ok/01 (2n2liti/3 6789:; y:<= 97<7B?;?:<?<? :>:B:C DE >:< DE K6 F7<HI7CM :>:B:C >7NAI?9N? >:I? ;789:; 97<7B?;?:< /. (ropil&, -uq/rm/sit/q!ouovusur DE y:<= J7I:B:8:;A:< >? W:B:< X:A:? Y?A:;:< X6 Z X[ 9 Eusun Sabrangrowo, Eesa Borobudur, \ecamatan Borobudur, \abupaten F:gelang, Yrovinsi Wawa Tengah. Situasi sekolah sangat mendukung untuk adanya penanaman nilai karakter religius pada siswa. ]al ini didukung dengan adanya kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh guru maupun sekolah yang syarat akan religius serta fasilitas-fasilitas yang memadahi kegiatan tersebut. Visi SE F@C:mmadiyah Borobudur adalah ^ Terwujudnya generasi islam yang berkualitas ^. Visi tersebut dijabarkan dalam misi-misi sebagai berikut. 1) F7laksanakan proses belajar mengajar secara maksimal. 2) F7ngadakan kegiatan ekstrakulikuler sebagai pengembangan potensi anak didik secara maksimal. 3) F7mbiasakan budaya islami di sekolah. SE F@C:mmadiyah Borobudur mempunyai 14 orang tenaga pendidik, 4 orang tenaga kependidikan, dan 220 siswa. Sekolah ini memiliki 9 rombongan belajar yaitu kelas 1, 2, 3 terdiri dari 2 rombongan belajar setiap tingkat kelas sedangkan untuk kelas 4,5,6 memiliki 1 rombongan belajar. Bangunan di sekolah

58 aba cdefaea gcgh ij ekgbl mdngho ekgbl ngpqegcqeakr, ekgbl lkeko ekgbl mdngsg hdmqngto ekgbl cgcg khgtg, rkhtqnng, sdeskhcgmggb, mqsdegha, ekgbl uvw, lkfgbl, ekrgt sdbxglg, fgb cqandc. by Profil Sz { }aboratorium ~humi enoreh w ƒgpqegcqeakr tkra dbqedt pdegngrgc vqrsndm dekrgtgb tkra dbqedt _ˆ iˆ khkb tkra dbqedto vdšgrgcgb wgngrgbo vgpksgcdb gldngbl, eq abha Œgwg dblgt wackgha hdmqngt hgblgc rdbfkmkbl kbckm gfgbyg sdbgbgrgb banga mgegmcde ed nalakh sgfg hahžg. gn aba fafkmkbl fdblgb gfgbyg mdlagcgb -mdlagcgb ygbl fagfgmgb qndt lkek rgkskb hdmqngt ygbl hygegc gmgb ednalakh hdecg ghanacgh - ghanacgh ygbl rdrgfgta mdlagcgb cdehdpkc. Visi S T ƒaboratorium Bhumi dnoreh adalah Terwujudnya proses pendidikan yang berwawasan islam, berjiwa qur ani, unggul dalam proses, berkarakter, teladan dalam sikap dan perilaku, memiliki semangat kebangsaan serta berwawasan social-global. Visi tersebut dijabarkan dalam misi-misi sebagai berikut. 1) dningkatkan kesadaran peribadatan berdasarkan tuntunan agama slam baik wajib maupun sunnah. 2) dningkatkan penguasaan pemafaman Al ur an melalui kegiatan menghafal juz 30 dan pembelajaran Tafsir. 3) dningkatkan penerapan pola slamic parenting dan layanan pendidikan dengan pendekatan psikologi dalam pendampingan peserta didik. 4) dningkatkan minat dan bakat peserta didik melalui aneka kegiatan pengembangan diri. _`

59 ) š œ žœ Ÿ ž œ šœ Ÿ ž w œ š œ žš šž š š ž œ ª ª š œ š ž ž «Ÿ š «š. ) w «œ Ÿ šª Ÿ š «š ªš - ªš y š «š ž ª «šœ ž Ÿ ž «š«šœ ž y œ ž «ª. 7) ningkatkan kemampuan peserta didik dalam bahasa inggirs aktif melalui kegiatan glish Speaking. 8) ningkatkan wawasan dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan alam, social-budaya melalui kegiatan studi dalam berbagai bidang, outingclass serta bakti social secra periodic, sebagai upaya meningkatkan sikap kritis, kreatif dan inovatif dan kepedulian social. 9) ningkatkan prestasi akademik melalui berbagai kegiatan baik tingkat kecamatan maupun kabupaten. S ±T ²aboratorium Bhumi noreh mempunyai 11 orang tenaga pendidik, dan 200 siswa. Sekolah ini memiliki 7 robongan belajar. Bangunan di sekolah ini terdiri dari 9 ruang kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang U³S, masjid, dapur, dan toilet. µ ¹rºp º»¼ ºl½ n liti¼¾ enelitian ini tentang penanaman nilai karakter religius di S mmadiyah Boobudur dan S ±T ²aboratorium Bhumi noreh melalui pengintegrasian dalam program pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran dan melalui budaya sekolah. ata hasil penelitian diperoleh melalui kegiatan wawancara, observasi dan dokumentasi. Berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

60 Á ÃÄÅÆrÇpÅÇ ÈÁÅÇlÉÄnÄlitiÁÊ ËiÌà ÍuÎÁÏmÁËiyÁÎ ÐÑÒÑÓuËur ÔÕÖ ØÙØÖÚØÛ ØÜØ ÝØÙÞß àõûõßþüþøûá âàøyø yøûã ÞßØÚâÚØÛ ÙÕÚäßØÝ ØßØå åõûøûøåúøû ÛÞßØÞ ÚØÖØÚÜÕÖ ÖÕßÞãÞâÙ àø Ø ÙÞÙæØ åõßøßâþ ÙÜÖØÜÕãÞ àõûãõåçøûãøû ÞÖÞ, àõûãþûüõãöøùþøû ØßØå åøüø àõßøèøöøû ØÛ çâ ØyØ ÙÕÚäßØÝé ÔÕÖÞÚâÜ ÝØÙÞß àõûõßþüþøû àõûøûøåúøû ÛÞßØÞ ÚØÖØÚÜÕÖ ÖÕßÞãÞâÙ àø Ø ÙÞÙæØ. ê) ëilai Religius ìáêg Ãitanamkan Visi Sí îâýømmadiyah Borobudur adalah terwujudnya generasi islam yang berkualitas. Berdasarkan visi tersebut, maka Sí îâýømmadiyah Borobudur sudah terdapat upaya penanaman nilai karakter religius pada peserta didiknya. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa nilai yang ditanamkan melalui beberapa strategi penanaman nilai karakter religius. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Bs ( lampiran 7) mengungkapkan bahwa siswa melaksanakan kegiatan yang ada di sekolah menunjukkan nilai-nilai religius antara lain ibadah, berdoa, taat aturan, peduli lingkungan, sopan santun, jujur dan bersyukur. Selain itu tiga orang guru juga mengungkapkan bahwa siswa melakasanakan kegiatan yang ada di sekolah menunjukkan nilai religius antara lain ibadah, berdoa, jujur, peduli lingkungan, kasih sayang, bersyukur dan taat aturan. Sedangkan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan (lampiran 1) terlihat bahwa siswa memperloleh nilai religius berupa ibadah, berdoa, taat aturan, peduli lingkungan, kasih sayang, jujur, sopan santun dan bersyukur. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa siswa memperoleh nilai religius antara lain ibadah, berdoa, taat aturan, peduli ÀÀ

61 ñòóôõöóô óø õ ùòú ù y óô, ûöûöü, ùýþ ó ù óÿöó ó üùyöõöü. üýôü þ óô óô ó òüò y óô ö ÿ ùþ õ õ ôò ÿ ó üöÿòóø õ ôò ÿ ó ùþýóÿ óø õ ÿ ñ ó ó ó þ óôõýó òùò ó óòñ ò õ ü õÿ ü ü ñòôòöù y óô òÿ ó õ ó ù þ üÿò ò úø ü ý, ÿ ÿ ÿöü óø þ öñò ñòóôõöóô óø ó ùýþ ó ù óÿöó. óôõ ó óòñ ò ò þ óôòóÿ ôü ùò ó ñ ÿ þ ñ û ü ó ñòþöÿò þ öñò ñòóôõöóô óø õ ùòú ù y óô, ûöûöü ó üùyöõöü. ö y ù õýñ ú óòñ ò õ ü õÿ ü ü ñòôòöù y óô òÿ ó õ ó ñ ú üùyöõöü, ÿ ÿ ÿöü óø þ öñò ñòóôõöóô óø ò úø ó ü ý. üòõöÿ òóò õ ó òÿ þòñõ ó ñ ÿ ñ þ ó ó ó óòñ ò õ ü õÿ ü ü ñòôòöù ñ ñöò ÿòô ùÿü ÿ ôò y óô ù ô ò üòõöÿ. ñ ï. ó ó ó òñ ò ü õÿ ü ñòôòöù ò öú òy ú ýüý ö öü óô óô ó üýôü òüò óôòóÿ ôü ùò ó ñ ÿ ñ û ü ó sp ôò ÿ ó öÿòó ú ó ü ý ôò ÿ ó þýóÿ ó úø ü ý, ó ÿ ÿ ÿöü ó ÿ ñ ó ó úø ü ý, þ öñò ñòóôõöóô óø ùýþ ó ù óÿöó óôõýó òùò ó úø ü ý ó þ öñò ñòóôõöóô ó òñ öù öñò ñòóôõöóô óø õ ùòú ù y óô, ûöûöü, ó üùyöõöü öñò ñòóôõöóô óø õ ùòú ù y óô, ûöûöü, ó üùyöõöü ôò ÿ ó öñò ñòóôõöóô óø õ ùòú ñ û ü ó ù y óô, ûöûöü, ó üùyöõöü ñ ù üùyöõöü, ÿ ÿ ÿöü ó ù õýñ ú öñò ñòóôõöóô óø ÿ ÿ ö y õýñ ú ÿöü ó ö ü ù õýñ ú ú ó ü ý ü ù üõ ó ÿ ñ ò ÿ ù þ ÿ òñòú ÿ ú ñ ù ÿò þ õ ôò ÿ ó y óô òñ õöõ ó ÿ ü þ ÿ óòñ ò-óòñ ò y óô òÿ ó õ ó òñ ò -óòñ ò ÿ üù öÿ óÿ ü ñ òó ò úø ü ý, ÿ ÿ ÿöü óø þ öñò ñòóôõöóô óø ùýþ ó ù óÿöóø õ ùòú ù y óô, ûöûöü, ó üùyöõöü. üòõ öÿ òóò õ ó ò ú ù ú ùòñ þ ó ñòÿò ó þ ó ó ó óòñ ò õ ü õÿ ü ïð

62 !" #$"! #%!&"%"% ', #%%(" "% '""!!"(" #")""%* '"% &'"y" +$",-.) Program Pengembangan /iri a) 0egiatan rutin 1"("% (% +$", ' 23 4,"!!"'y", 5$$&' '""! #%"%"!"% %" +""+(!" &&"#" +"("% y"% '"++"% 6"" ( -!% - 1"("% (% ' 23 4,"!!"'y", 5$$&' '""! #%"%"!"% %" +""+( &'" "+"%," w"w"%6"", $& 7", '"% '$+!%(" "!" #%("% &"% % '"++"%!" +"("% (%- 8%(!!#$, '"(" '"," '$+!%(" ("!#"% 9) &#" +"("% (% y"% '"+ "%"+"% #"'" &"%-&"% ((%(! "%:" ""( &"% ;"!"'"% "'"%y" +"("% # "%(% "!"'"% '"% #!&""% z"+"( <(", y"% '"++"% $, =". 5+( %," #%("% (+"( '%"% +"("% (% +$", '""! "%+" #%"%"!"% %" +""+( #"'" w". 5'" "+"%," w"w"%6"" '%"% 5"#"+ 5 ("!#"% 9)!%%+"#"+"% +"("%-+"("% (% y"% '"++"% ' +$", y"(,$"( ',,,,$"( ',," '"%,"<""%- 2%"'" '%"% #%'"#"( y"% '%+"#+"% $, 5"#"+ 5!%%" +"("% (% y"% '"++"% ' +$",* (" $"% 23 4,"!!"'y", 5$$&' ("!#"%7) melengkapai jawaban yang telah diungkapkan oleh Bapak Bs. Beliau mengungkapakan bahwa kegiatan berdoa dilaksanakan scara rutin di sekolah.

63 CDEFGH IDEFJKJFH wfwfhlfmf NDHOFH PGQFJ OKMKR PDHDEGSG TKOF IDEFJKJFH wfwfhlfmf JDPFNF UV WGWXF SDHSF HO PDEFJWFHFFH JDOGFSFH MKSGH yfho YDMJFGSFH NDHOFH HGEFG JFMFJSDM MDEGOGKWZ [FWGE yfho NGPDM\EDQ SGNFJ TFKQ YDNF NDHOFH wfwfhlfmf yfho NGEFJKJFH NDHOFH OKMKR WDPKEKQ \MFHO WGWXF (EFIPGMFH 9) mengungkapakan bahwa kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu membiasakan berdoa dilakukan setiap saat. Siswa duduk di bangkunya masing-masing, satu siswa bertugas menjadi pemimpin dalam berdoa baik berdoa sebelum maupun sesudah pelajaran. pemimpin berdoa menyiapkan dengan memberi aba-aba ]berdoa mulai. Saat berdoa siswa menundukkan kepalanya dan tangannya dilipat di depan. Siswa berdoa dan juga mengucapkan arti dari doa tersebut. Setelah seselai pemimpin memberi aba-aba selesai siswa mengangkat kepalanya. Pemimpin berkata beri salam, kemudian semua siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb. Saat berdoa akan pulang sekolah sikap siswa juga tidak jauh berbeda dengan dipagi hari. Setelah seselai berdoa siswa juga mengucapkan salam secara bersama-sama. Setelah selesai ketika keluar kelas siswa bersalaman dengan guru sambil mengucapkan salam. Berdasarkan hasil observasi, doa sebelum dan sesudah belajar beserta artinya yang dibaca siswa, yaitu: Doa sebelum belajar: ^_`a_bbcdd_eefdacghg_eefd_ai Rodlittu billahirobba, wabi islamidina, wabimuhammadin na bi yyawwarasulla, rabbi zidnii ilmaa warzuqnii fahmaa. Artinya: Atas asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, aku rela Allah Tuhanku, aku rela Islam agamaku, dan aku rela Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah, Ya Allah tambahkanlah ilmuku dan berilah aku pengertian yang mudah, Semoga Allah mengabulkan permohonanku ini, amin. AB

64 Doa sesudah belajar: Allahumma Arinal Haqqa Haqqa Warzuq nat tibaa ah. Wa Arinalbaathila Baa-Thila Warzuqnajtinaaba.. Doa kafaratul majelis: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa atubu ilaik. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan kegiatan rutin membiasakan siswa berdoa sebelum dan sesudah belajar dilakukan setiap hari. Kegiatan berdoa dipimpin oleh ssalah satu siswa yaitu ketua kelas tersebut. Ketika awal pergantian jam pelajaran siswa membaca basmallah. Sedangkan saat pelajaran selesai siswa mengucapkan hamdallah. Sikap siswa saat berdoa dengan duduk, tangan dilipat didepan, dan kepala menunduk. jk) lembiasakan lelaksanakan Sholat Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bs (lampiran 7) mengungkapakan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu sholat dhuhur, sholat dhuha dan hafalan. Senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Bapak Bs mengenai kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah, tiga orang guru SD Muhammadiyah Borobudur (lampiran 7) melengkapai jawaban yang telah diungkapkan oleh Bapak Bs. Beliau mengungkapakan bahwa sholat dhuha, sholat dhuhur dilaksanakan scara rutin di sekolah. Selain melakukan wawancara dengan pihak guru, peneliti juga melakukan wawancara kepada sepuluh siswa tentang pelaksanaan kegiatan rutin yang berkaitan dengan nilai karakter religius. Hasil yang diperoleh tidak jauh beda dengan wawancara yang dilakukan dengan guru, sepuluh orang siswa (lampiran 9) mengungkapakan bahwa kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu sholat dhuha, sholat dhuhur. 48

65 Hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa dan guru didukung dengan hasil observasi secara langsung yang dilakukan peneliti. Kegiatan rutin yang menunjukkan penanaman nilai karakter religius salah satunya adalah sholat dhuha. Berdasarkan hasil observasi I (lampiran 1) kelas V melaksanakan sholat dhuha bersama-sama. Observasi hari berikutnya (lampiran 1) bergantian siswa kelas IV yang melaksanakan sholat dhuha bersama-sama dengan imam. Pelaksanaan sholat dhuha ini tidak tersusun dalam jadwal siswa diberikan arahan oleh guru untuk melaksanakan sholat dhuha. Guru melaksanakan sholat dhuha dan dhuhur lebih dahulu dari siswa. Guru mengawasi kegiatan siswa selama sholat dhuha dan sholat dhuhur. Selain sholat dhuha bersama, kegiatan rutin lainnya adalah sholat dhuhur berjamaah. Pada observasi yang dilakukan peneliti (lampiran 1) siswa berjalan menuju mushola untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. Pelaksanaan sholat dhuhur dipimpin oleh salah satu siswa. Observasi hari berikutnya pelaksanaan sholat dhuhur masih sama dengan hari sebelumnya. Hal serupa juga terjadi di observasi-observasi selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan sholat dhuha tidak terlaksanakan secara terjadwal tetapi secara sukarela siswa. setelah selesai sholat dhuha siswa membaca doa sholat dhuha beserta artinya. Sedangkan untuk sholat dhuhur hanya dilakukan oleh siswa kelas atas saja yang masih berada di sekolah. mn) oembiasakan oengucapkan Salam 49

66 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bs (lampiran 7) mengungkapakan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu sholat dhuhur, sholat dhuha dan hafalan. Senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Bapak Bs mengenai kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah, tiga orang guru SD Muhammadiyah Borobudur (lampiran 7) melengkapai jawaban yang telah diungkapkan oleh Bapak Bs. Beliau mengungkapakan bahwa sholat dhuha, sholat dhuhur, hafalan surat-surat pendek dan asmaul husna serta berdoa dilaksanakan scara rutin di sekolah. Selain melakukan wawancara dengan pihak guru, peneliti juga melakukan wawancara kepada sepuluh siswa tentang pelaksanaan kegiatan rutin yang berkaitan dengan nilai karakter religius. Hasil yang diperoleh tidak jauh beda dengan wawancara yang dilakukan dengan guru, sepuluh orang siswa (lampiran 9) mengungkapakan bahwa kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu doa, asmaul husna, dan surat-surat pendek, sholat dhuha, sholat dhuhur. Saat peneliti masuk ke dalam kelas I (lampiran 1), hari ini pelajaran pertama yaitu bahasa jawa siswa sudah duduk rapi dan tenang di kelas saat guru masuk sambil mengucapkan salam kepada siswa yang kemudian dibalas oleh siswa. Setelah itu guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Setelah berdoa dilanjutkan dengan kegiatan hafalan. Setelah selesai pelajaran siswa dan guru menutup kegiatan dengan berdoa bersama-sama. Pada observasi lainnya pemimpin berkata beri salam, kemudian semua siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb. Saat berdoa akan pulang sekolah sikap siswa juga tidak jauh berbeda dengan dipagi hari. Setelah seselai 50

67 berdoa siswa juga mengucapkan salam secara bersama-sama. Setelah selesai ketika keluar kelas siswa bersalaman dengan guru sambil mengucapkan salam. Berdasarkan hasil dokumentasi RPP (lampiran 16) pada kegiatan awal dan akhir pembelajaran tertulis mengucapkan salam sebagai salah satu kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan rutin membiasakan mengucapkan salam dilakukan sebelum dan sesudah pelajaran. Ada satu siswa yang bertugas sebagi pemimpin memberikan aba-aba sebagai tanda dimulainya pemberian salam. p4) qembiasakan rafalan Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bs (lampiran 7) mengungkapakan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu sholat dhuhur, sholat dhuha dan hafalan. Senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Bapak Bs mengenai kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah, tiga orang guru SD Muhammadiyah Borobudur (lampiran ) melengkapai jawaban yang telah diungkapkan oleh Bapak Bs. Beliau mengungkapakan bahwa sholat dhuha, sholat dhuhur, hafalan surat-surat pendek dan asmaul husna serta berdoa dilaksanakan scara rutin di sekolah. Selain melakukan wawancara dengan pihak guru, peneliti juga melakukan wawancara kepada sepuluh siswa tentang pelaksanaan kegiatan rutin yang berkaitan dengan nilai karakter religius. Hasil yang diperoleh tidak jauh beda dengan wawancara yang dilakukan dengan guru, sepuluh orang siswa (lampiran 51

68 9) mengungkapakan bahwa kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu doa, asmaul husna, dan surat-surat pendek, sholat dhuha, sholat dhuhur. Kegiatan hafalan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah. Peneliti masuk di kelas I pada Observasi I (lampiran 1) dari jam pertama sebelum pelajaran mulai, sebelumnya peneliti diperkenalkan terlebih dahulu dengan siswasiswa kemudian siswa mulai melaksanakan hafalan yaitu surat-surat pendek, bacaan sholat dan asmaul husna. Kegiatan hafalan dilaksanakan setiap hari dipagi hari sebelum pelajaran dimulai. Observasi selanjutnya juga menunjukkan hal serupa pada kelas III sedang melaksanakan hafalan surat-surat pendek, bacaan sholat dan asmaul husna. Hal serupa juga terjadi saat observasi-observasi di kelas II, IV dan V, hanya saja bacaan sholat dilakukan di kelas awal saja. Pelaksanaan kegiatan hafalan surat-surat pendek secara bersama-sama di setiap kelas. Untuk siswa kelas satu ada hafalan bacaan sholat dan asmaul husna. Setiap pertemuan sekitar tiga hingga lima surat. Siswa dinyatakan hafal jika sudah tidak melihat bacaan surat pendek. Selain membaca arabnya siswa juga membaca artinya. b) segiatan spontan Kegiatan spontan biasanya dilakukan guru ketika siswa melakukan perbuatan yang tidak baik atau memberikan waktu untuk siswa beribadah. Kegiatan spontan terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu sebelumnya. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada guru tentang kegiatan yang spontan dilakukan Bapak/Ibu yang berkenaan dengan nilai religius. Bapak Bs (lampiran 7) menjelaskan bahwa jika ada siswa yang tidak melaksanakan kegiatan keagamaan 52

69 dan diketahui oleh guru maka siswa tersebut akan dinasehati. Hal serupa juga dikemukakan oleh tiga orang guru (lampiran 7) bahwa siswa yang tidak ikut kegiatan akan diarahkan dan dibimbing untuk ikut kegiatan. Pendapat Bapak/Ibu guru juga didukung dengan hasil wawancara bersama siswa dengan beratanya Apa yang biasanya bapak ibu guru lakukan ketika ada yang melanggar pearturan atautidak ikut melaksanakan kegiatan keagamaan? Sepuluh orang siswa (lampiran 9 ) menjawab yang dilakukan bapak ibu guru jika siswa melanggar atau tidak ikut kegiatan keagamaan yaitu siswa diminta untuk mengikuti kegiatan tersebut, siswa juga disuruh untuk menghafalkan asaul husan dan surat pendek sebagai hukuman, siswa juga ditegur dan dinasehati oleh guru agar mau mengikuti kegiatan. Berikut ini hasil penelitian terkait dengan kegiatan spontan sekolah dalam rangka penanaman nilai karakter religius pada siswa. t1) uemperingatkan Sisva wxyg Tidak uelaksanakan z{adah Hasil observasi (lampiran 1) saat Bu Sw melakukan pelajaran di kelas III ada siswa yang mengejek temannya sehingga guru menegur siswa tersebut. pada observasi berikutnya ada siswa yang belum memotong kuku kemudian guru meminta siswa tersebut untuk memotong kuku. Guru juga meminta siswa untuk rajin memotong kuku, karena kuku yang panjang akan menjadi sarang bakteri yang menyebabkan sakit. Selain itu guru juga menjelaskan bahwa memotong kuku juga termasuk menjaga kebersihan dalam diri, yang mana kebersihan merupakn sebagain dari iman. 53

70 Guru Ft menasehati siswa yang mengejek temannya dengan mengatakan bahwa hal tersebut tidak baik. Saat Bu Ft menjelaskan materi pelajaran ada siswa yang mengejek siswa dengan berkata yang tidak baik. Guru menegur siswa tersebut dan mengatakan bahwa mengejek temannya berati mengejek ciptaan Allah dan itu tidak baik. Guru menjelaskan kepada siswa untuk tidak mengulangi lagi. Berdasarkan hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada kegiatan spontan memperingatkan siswa yang tidak melaksanakan ibadah dengan cara menegur dan memberikan nasehat. }) ~emberikan esempatan Sis a untuk eribadah Pada observasi saat istirahat diberi waktu lebih lama agar siswa dapat melaksanakan sholat dhuha bersama-sama. Sholat dhuha yang dilaksanakan secara sukarela siswa tersebut tidak ada paksaan namun pihak sekolah memperbolehkan dan memberikan waktu. Selain itu saat sholat dhuhur juga siswa diberikan jeda waktu agar bisa melaksanakan sholat berjamaah. Berdasarkan hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada kegiatan spontan memberikan kesempatan siswa untuk beribadah dengan cara memberikan waktu untuk siswa dapat melaksanakan ibadah. c) eteladanan Keteladanan dilakukan oleh guru agar dapat dijadikan contoh bagi siswa untuk berbuat baik. Bentuk keteladanan yang berkenaan dengan pelaksanaan nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bs (lampiran 7) mengatakan bahwa memberikan contoh kepada 54

71 siswa seperti berbicara yang sopan dan berpakaian yang bersih dan rapi. Bentuk keteladanan yang dilakukan oleh Bapak Bs juga dilakukan oleh tiga orang guru (lampiran 7) yaitu tindakan yang dilakukan guru dalam menanamkan nilai religius yaitu dengan memberikan contoh kepada siswa seperti memberikan contoh berbicara yang sopan dan berpakaian yang rapi dan bersih serta dengan mengajak dan membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan keagamaan. Peneliti juga melakukan wawancara bersama siswa tentang keteladanan yang dilakukan oleh guru dengan pertanyaan Apa yang biasanya dilakukan oleh bapak ibu guru dalam melakukan kegiatan keagamaan? Wawancara dilakukan untuk perwakilan siswa kelas I-V (lampiran 9) mereka mengatakan yang dilakukan guru dalam melakukan kegiatan keagamaan yaitu memberikan contoh untuk mengucapkan salam, mengucapkan alhamdulillah, ikut berdoa, membuang sampah, ikut sholat dhuha, dan sholat dhuhur. Berikut ini hasil penelitian terkait dengan keteladanan guru dalam rangka penanaman nilai karakter religius pada siswa. 1) ƒuru emberikan Contoh Sholat erjamaah Pada saat observasi (lampiran 1) penelti melihat Ibu St mengikuti ibadah sholat dhuhur bersama siswa. Selanjutnya pada saat observasi selanjutnya Bapak Ba terlihat memimpin sholat dhuhur. Kegiatan tersebut terlihat selama observasi berlangsung. Terlihat Ibu Sc dan Ibu Dt melaksanakan holat dhuhur berjamaah. Dalam wawancara dengan guru mengatakan bahwa guru memberikan contoh sholat kepada siswa. 55

72 ) ˆuru emakai Šusana uslim Observasi (lampiran 1) peneliti melihat Ibu Sw mengenakan pakaian yang rapi dan sopan menutup aurat. Hal serupa juga diperlihatkan oleh Bapak Bs yang menegnakan pakaian rapi dan menutup aurat. Observasi selanjutnya menunjukkan bahwa guru memberikan contoh mengenakan busana yang rapi dan menuntup aurat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bs (lampiran 7) mengatakan bahwa memberikan contoh kepada siswa seperti berbicara yang sopan dan berpakaian yang bersih dan rapi. ) ˆuru Šerperan dalam Œegiatan afalan Keteladanan lain yang dilakukan guru yaitu dengan mendampingi dalam kegiatan hafalan di kelas. Ketika peneliti melakukan observasi di setiap kelas, semua guru ikut dalam kegiatan hafalan siswa. Ketika peneliti berada di kelas I, setelah berdoa siswa mulai hafalan yang dibimbing oleh guru. Begitu juga ketika peneliti berada di kelas II, waktu siswa menghafalkan guru juga ikut mendampingini. Hasil observasi di kelas III, IV, dan V juga tidak jauh berbeda dengan di kelas I dan II, guru juga ikut mendampingi siswa hafalan di pagi hari. Bentuk keteladanan lainnya yaitu dengan guru yang selalu mengucapkan salam setiap kali masuk kedalam kelas, baik itu di kelas I, II, III, IV, dan V guru semua melakukan mengucapkan salam. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa bentuk keteladanan yang dilakukan guru mengenai penanaman nilai religius yaitu dengan guru memberikan contoh sholat berjamaah, guru memberikan contoh berbusana muslim, dan guru berperan dalam kegiatan 56

73 hafalan. Guru tidak hanya meminta siswa untuk melaksanakan hal ini itu namun juga ikut memberikan contoh melaksanakan. Ž) Pengkondisian Pengkondisian merupakan bentuk dukungan agar penanaman nilai karakter religius berlangsung secara optimal. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mengenai pengkondisian yang dilakukan sekolah untuk mendukung penanaman nilai karakter religius, Bapak Bs (lampiran 7) mengungkapkan bahwa pengkondisian yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan adanya mushola dan temapat wudhu yang memadai serta mukena dan sarung. Selanjutnya tiga orang guru (lampiran 7) pengkondisian yang dilakukan sekolah adalah dengan adanya fasilitas yang mendukung seperti mushola, tempat wudhu dan alat sholat lainnya, selain itu adanya aturan yang mewajibkan siswa berbusana muslim dan teguran atau sanksi bila melanggar. Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa mengenai bentuk pengkondisian sekolah dengan pertanyan Apa saja fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan? Wawancara dilakukan dengan beberapa perwakilan siswa dari kelas I-V. Sepuluh orang siswa (lampiran 9) mengatakan fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan yaitu mushola, mukena, sajadah, sarung, tempat wudhu, dan lemabara asmaul husna. Berikut ini hasil penelitian terkait dengan pengkondisian sekolah dalam rangka penanaman nilai karakter religius pada siswa. 57

74 1) en diakan Tempat dan lat Sholat Hasil observasi (lampiran 1) mengenai bentuk pengkondisian yang dilakukan SD muhammadiyah Borobudur dalam mendukung penanaman nilai karakter religius yaitu salah satunya dengan penyediaan mushola yang berada di sekolah. Mushola SD Muhammadiyah Borobudur lumayan besar untuk menampung siswa-siswa melakukan sholat berjamaah baik sholat dhuhu maupun sholat dhuha. Disamping mushola terletak tempat wudhu yang dibagi menjadi dua bagian yaitu tempat wudhu putra dan tempat wudhu putri. Di mushola juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk mendukung penanaman nilai karakter religius seperti perlengkapan sholat yaitu mukena, sarung, dan sajadah, namun jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga sebagian siswa membawanya sendiri dari rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SD Muhammmadiyah Borobudur telah menyediankan tempat dan alat ibadah yang nyaman. Tempat ibadah seperti mushola, dan tempat wudhu untuk putra dan putri serta alat sholat berupa mukena, sarung, dan sajadah. ) emasang Tulisan ersifat Religius Berdasarkan hasil observasi bahwa tulisan benuansa religius dipajang dikelas dan dikoridor. Tulisan yang ada di kelas meliputi doa sebelum dan sesudah belajar, Awali semua dengan doa, dan Memulai segala hal dengan Basmallah. Sedangkan tulisan di koridor seperti Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku dan Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri. Selain itu di dalam kelas 58

75 juga terdapat tulisan berupa asmaul husan, ilmu tajdwod, dan bacaan sholat. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah telah memajang tulisan yang bersifat religius di kelas maupun di koridor sekolah. ) Pengintegrasian dalam ata Pelajaran Penanaman nilai karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan dengan mencantumkan karakter religius dalam RPP dan kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup). a) RPP Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru (lampiran 7) guru telah menentukan karakter religius di dalam RPP. Berdasarkan hasil dokumentasi (lampiran 16) yang diperoleh peneliti saat penelitian, karakter religius sudah dicantumkan dalam RPP yaitu point D pendidikan budaya dan karakter bangsa. Di dalam RPP pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dicantumkan tidak hanya karakter religius saja akan tetapi terdapat pula karakter yang lain tidak hanya karakter religius. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa karakter religius sudah guru cantumkan di dalam RPP melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa. Selain karakter religius, guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa yang lainnya. b) egiatan Pembelajaran Berdasarkan hasil wawacara dengan Bu Bs (lampiran 7) menjelaskan bahwa proses pembelajaran karakter religius dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan. Hal senada juga dikemukakan oleh tiga orang guru bahwa penanaman 59

76 nilai religius dalam perencanaan dan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan cara dimasukan dalam RPP, dikaitkan dengan materi jika dalam RPP tidak terdapat karakter religius. š1) egiatan Pendahuluan Berikut hasil observasi selama proses kegiatan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pendahuluan pada mata pelajaran Bahasa Jawa dimulai Bu Tu masuk ke kelas dengan mengucapkan salam Assalamu alaikum yang kemudian dijawab siswa, selanjutnya guru mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan hafalan. Setelah itu guru bertanya kabar kepada siswa Bagaimana kabarnya hari ini?. Siswa menjawab Alhamdulillah,baik bu. Bu Tu melakukan apersepsi tentang arti kosok balen,, Wonten engkang paham menapa niku kosok balen wonten ing bahasa jawi?. Siswa menjawab lawat kata bu.. Bu Tu mengucapkan kata yang akan di tebak siswa apa lawan katanya cilik kosok balen menapa?, siswa menjawab gedhe bu.. Berdasarkan hasil observasi selanjutnya (lampiran 2) selama proses pembelajaran yang dilakukan peneliti di dalam kelas III. Berikut hasil observasi selama proses pembelajaran pada kegiatan pendahuluan. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pendahuluan pada mata pelajaran IPA dimulai, Bu Ta mengucapkan salam Assalamu alaikum yang kemudian dijawab siswa kemudian mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan hafalan. Setelah itu guru bertanya kabar kepada siswa Bagaimana kabarnya hari ini?. Siswa menjawab Alhamdulillah,baik bu. Bu Ta melakukan 60

77 apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa seperti Mengapa pakaian dapat kering?, siswa menjawab Karena ada matahari bu. Bu Ta menanggapi bahwa matahari itu penting untuk kehidupan sehari-hari, sehingga kita harus mensyukuri nikamat yang Allah telah berikan. Berdasarkan hasil observasi selanjutnya (lampiran 2) selama proses pembelajaran yang dilakukan peneliti di dalam kelas II. Berikut hasil observasi selama proses pembelajaran pada kegiatan pendahuluan. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pendahuluan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dimulai, Bapak Sa mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan hafalan. Setelah itu guru mengajak siswa untuk mengucapkan basmallah bersama-sama. Selanjutnya guru bertanya kabar kepada siswa Bagaimana kabarnya hari ini?. Siswa menjawab Alhamdulillah,baik pak. Berdasrkan observasi selanjutnya (lampiran 2) selama proses pembelajaran yang dilakukan peneliti di dalam kelas IV. Berikut hasil observasi selama proses pembelajaran pada kegiatan pendahuluan. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pendahuluan pada mata pelajaran Matematika dimulai, Ibu Fs mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan hafalan. Selanjutnya guru bertanya kabar kepada siswa Bagaimana kabarnya hari ini?. Siswa menjawab Alhamdulillah,baik pak. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan pendahuluan guru sudah memasukkan karakter religius di dalamnya. Bentuk karakter religius seperti mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, melaksanakan hafalan, menanyakan kabar, dan melakukan apersepsi. 61

78 œ ) žegiatan Ÿ ti Selanjutnya dalam kegiatan inti guru mengkaitkan materi dengan karakter religius ke dalam materi. Berikut hasil observasi dari penanaman nilai karakter religius yang diitegrasikan dalam mata pelajaran. Pada mata pelajaran Bahasa Jawa di observasi di kelas 1, materi pembelajaran adalah kosok balen. Pada kegiatan inti, guru pertama kali memberikan penjelasan tentang apa itu kosok balen sehingga siswa paham. Beberapa contoh kalimat yang digunakan oleh guru seperti Griyanipun Bapak Suhar ageng kemudian siswa membuat lawan kata dari ageng yaitu alit. Guru juga menjelaskan bahwa rumah mau besar atau kecil harus tetap mensyukuri karena itu merupakan pemberian Allah. Selanjutnya pada observasi di mata pelajaran IPA dengan materi kegunaan matahari. Guru mengajak siswa untuk memngungkapkan apa saja keguanaan matahari di kehidupan sehari-hari. Siswa menjawab Untuk fotosintesis tumbuhan, menjemur baju, suapaya bisa terlihat jawaban siswa beragam-ragam. Kemudian guru bertanya jika tidak ada matahari lalu bagaimana? siswa menjawab tidak ada kehidupan bu. Guru menjelaskan bahwa matahri itu penting untuk kehidupan manusia dan kita sebagai manusi harus mensyukuri masih bisa menikmati nikmat Allah yaitu salah satunya adanya matahari. Pada observasi selanjutnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan materi deskripsi. Guru membacakan deskripsi seseorang. Kemudian siswa mencoba mendeskripsikan teman disebelahnya. Saat siswa maju kedepan ada siswa yang gaduh sehingga guru memberikan nasehat untuk memperhatikan 62

79 temannya yang ada di depan. Itu termasuk menghargai sesama teman jelas guru pada siswa. Pada observasi selanjutnya pada mata pelajaran Matematika, dengan materi bangun datar. Guru menjelaskan bangun datar menggunakan alat bantu untuk menjelaskan sudut. Saat guru menjelaskan ada siswa yang rame di dalam kelas kemudian guru menegur siswa tersebut untuk menghormati orang yang sedang berbicara di depan baik itu guru maupun temannya. Itu termasuk sifat yang terpuji dan patut untuk dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada beberapa mata pelajaran seperti Bahasa Jawa, IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika. Bentuk pengintegrasian yaitu ketika menyampaikan materi guru meyisipkan pesan-pesan yang baik dan bernuasa religius ke dalam bahasan. Selain itu, guru juga memberikan nasehat kepada siswa untuk menghormati dan menghargai orang yang sedang berbicara di depan. ) egiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru akan membeikan soal evaluasi dan meminta siswa untuk menegrjakan secara jujur. Akhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk mengucapkan hamdallah, mengucapkan salam, dan memberikan nasehat agar rajin sholat dan memebantu kedua orang tua di rumah. Sebelum pulang guru mengajak siswa berdoa bersama dan mengucapkan salam. 4) uda ekolah Berdasarkan data hasil Penanaman nilai karakter religius melalui budaya sekolah dilihat dari budaya kelas, sekolah dan luar sekolah. Berikut ini akan 63

80 dijelaskan masing-masing penanaman nilai karakter religius melalui budaya sekolah. ) elas Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tentang budaya kelas yang mencerminkan penanaman nilai karakter religius, Bapak Bs (lampiran 7) mengatakan bahwa mengucapakan salam merupakan budaya yang ada di kelas. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru lainnya yaitu tiga orang guru (lampiran 7) mengatakan bahwa berdoa dan mengucapkan salam adalah kegiatan yang ada di kelas. Peneliti juga melakukan wawancara dengan perwakilan siswa kelas I-V. Siswa (lampiran 9) berpendapat bahwa budaya kelas yang dilakukan di kelas yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan yaitu mengucapkan salam, alhamdulillah, berdoa, hafalan surat-surat pendek dan asmaul husna. Budaya mengucapkan kalimat-kalimat tahmid juga dilaksanakan di sekolah sesuai dengan hasil observasi (lampiran 3) yang dilakukan peneliti. Kalimat tahmid yang digunakan adalah mengawali dengan mengucapkan basmalah dan mengakhiri dengan mengucapkan hamdallah. Semua kegiatan kelas diawali dengan mengucapkan basamalah kemudian berdoa. Akhir pelajaran juga mengucapkan hamdallah kemudian berdoa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, budaya kelas yang berkenaan dengan penanaman nilai karakter religius adalah kegiatan-kegiatan khas yang telah dilakukan di kelas dan sudah menjadi kebiasaan siswa untuk melakukan sehari-hari. Kegiatan tersebut adalah mengucapkan salam kepada guru, berdoa 64

81 sebelum dan sesudah belajar,hafalan surat pendek, asamul husna, dan mengucapkan kalimat-kalimat tahmid. b) Sekolah Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Bs (lampiran 7 ) mengatakan bahwa budaya sekolah yang ada di sekolah adalah sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Pernyataan bapak Bs tidak beda jauh dengan yang dinyatakan tiga orang guru (lampiran 7) mengatakan bahwa budaya sekolah yang ada di sekolah adalah sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Selanjutnya peneliti juga mewawancarai beberapa siswa kelas I-V mengenai budaya sekolah di sekolah. Siswa mengemukakan pendapat yang sejalan dengan apa yang telah guru sampaikan (lampiran 9) bahwa kegiatan yang ada di sekolah yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan yaitu bersalaman, mengucapkan salam, dan sholat bersama-sama baik wajib maupun sunnah. Hasil wawancara tersebut didukung dengan data yang diperoleh dari observasi (lampiran 3) yang dilakukan peneliti. Ketika peneliti berada di sekolah melihat siswa yang bersalaman dengan guru yang sudah hadir di sekolah. Tidak hanya siswa dengan guru yang melakukan salaman guru juga melakukannya. Selain itu budaya sholat dhuha bersama juga terlaksanakan, sholat dhuhur berjamaah juga terlaksana. Baik guru maupun siswa menggunakan pakaian yang muslim yang rapi dan bersih. Selain itu terdapat juga pajangan bernuasan religius di sekolah. Budaya sekolah tersebut sejalan dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Bapak Bs (lampiran 7) 65

82 mengenai visi misi dan tujuan mengatakan bahwa visi,misi dan tujuan yang ada di sekolah sudah memuat wawasan religius, selain itu visi, misi dan tujaun tersebut juga sudah dipahami oleh warga sekolah walaupun masih ada kendala dalam menerapkannya seperti masih perlunya pengenalan dan pemahaman akan visi, misi dan tujuan itu sendiri. Hal senada juga dikemukakan oleh tiga orang guru (lampiran 7) yang mengatakan bahwa visi, misi dan tujuan sekolah juga sudah mengandung wawasan religius, warga sekolah juga sudah mengetahui akan hal tersebut namun kendala dalam menerapkannya yaitu karakter siswa yang beragam sehingga mengakibatkan terkendala. Pendapat Bapak Bs yang mengatakan bahwa perlu pengenalan dan pemahaman akan visi, misi, dan tujuan tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas I-V (lampiran 9) mengatakan bahwa siswa belum paham akan maksud dari visi, misi dan tujuan sekolah tersebut. Namun siswa sudah memahami bahwa sekolah mereka berbasis religius, walaupun secara istilah mereka belum mengetahui dan memahami. Hasil observasi (lampiran 3) dan dokumentasi (lampiran 13) yang peneliti lakukan juga menemukan bahwa visi, misi, dan tujuan sekolah dipajang di depan sekolah sebelum gerbang masuk, selain itu juga ada di ruang kepala sekolah dan guru. Berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi di atas dapat disimpulkn bahwa SD Muhammadiyah Borobudur telah memiliki visi,misi dan tujuan yang berwawasan religius. Pihak sekolah juga sudah memajang agar siswa 66

83 maupun guru dapat mengetahui dan memahaminya. Selain itu budaya sekolah yang sejalan dengan visi, misi dan tujuan adalah dengan adanya kegiatan sholat dhuha, sholat dhuhur, hafalan, bersalaman dan mengucapkan salam serta berdoa. c) ªuar Sekolah Berdasarkan hasil wawancara budaya di luar sekolah yang mencerminkan penanaman nilai karakter religius menurut Bapak Bs (lampiran 7) mengatakan bahwa mengikuti lomba lomba keagamaan yang diadakan ditingkat kecamatan seperti lomba mata pelajaran pendidikan agama islam dan seni islami (MAPSI) yang terdiri dari berbagai lomba-lomba. Hal senada juga dikemukakan oleh tiga orang guru (lampiran 7) mengatakan bahwa melalui kegiatan MAPSI budaya di kuar sekolah terlaksana. Ketika wawancara dengan beberapa siswa (lampiran 9) juga hasilnya tidak terlalu berbeda dengan guru. Menurut siswa kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan rebana kemudian sekolah juga mengikuti lomba-lomba seperti MAPSI. Hasil dari wawancara juga didukung dengan hasil observasi yang memperlihatkan kepada peneliti bahwa pihak sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler untuk kegiatan qiroah dan rebana untuk persiapan kegaiatan MAPSI tersebut. Guru juga terlihat memberikan pelatihan secara langsung kepada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai karakter religius juga dilaksanakan di luar sekolah yaitu dengan 67

84 mengikuti kegiatan perlombaan di tingkat kecamatan yaitu MAPSI dan melaksanakan kegiatan ekstrkulikuler Qiroah dan rebana. b«eskripsi asil Penelitian di S T aboratorium humi ±enoreh Berdasarkan data hasil penelitian, upaya yang dilakukan sekolah dalam menanamkan nilai karakter religius pada siswa melalui strategi pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran dan budaya sekolah. Berikut hasil penelitian penanamkan nilai karakter religius pada siswa. 1) ²ilai Religius ³ µg itanamkan Visi SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh adalah terwujudnya proses pendidikan yang berwawasan islam, berjiwa qurani, unggul dalam proses, berkarakter, teladan dalam sikap dan perilaku, memiliki semangat kebangsaan serta berwawasan social-global. Berdasarkan visi tersebut, maka SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh sudah terdapat upaya penanaman nilai karakter religius pada peserta didiknya. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa nilai yang ditanamkan melalui beberapa strategi penanaman nilai karakter religius. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Bs ( lampiran 8) mengungkapkan bahwa siswa melaksanakan kegiatan yang ada di sekolah menunjukkan nilai-nilai religius antara lain ibadah, berdoa, taat aturan, peduli lingkungan, sopan santun, jujur dan bersyukur. Selain itu tiga orang guru juga mengungkapkan bahwa siswa melakasanakan kegiatan yang ada di sekolah menunjukkan nilai religius antara lain ibadah, berdoa, jujur, peduli lingkungan, kasih sayang, bersyukur dan taat aturan. Sedangkan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan (lampiran 4) terlihat bahwa siswa memperloleh nilai religius 68

85 berupa ibadah, berdoa, taat aturan, peduli lingkungan, kasih sayang, jujur, sopan santun dan bersyukur. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa siswa memperoleh nilai religius antara lain ibadah, berdoa, taat aturan, peduli lingkungan, kasih sayang, jujur, sopan santun dan bersyukur. Program pengembangan diri yang memuat aspek kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan dan pengkondisian nilai karakter religius yang ditanamkan seperti ibadah, berdoa, taat aturan, peduli lingkungan, dan sopan santun. Sedangkan nilai di pengintegrasian dalam mata pelajaran meliputi peduli lingkungan, kasih sayang, jujur dan bersyukur. Pada budaya sekolah nilai karakter religius yang ditanamkan adalah bersyukur, taat aturan, peduli lingkungan, ibadah, dan berdoa. Berikut ini akan ditampilkan dalam tabel penanaman nilai karakter religius melalui tiga strategi yang ada sebagai berikut. Tabel 5. Penanaman Nilai Karakter Religius di SD IT Laboratorium Bhumi Pengembangan Program Diri Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran Budaya Sekolah sp ¹º»¼º Kegiatan Rutin Ibadah dan Berdoa Kegiatan Spontan Ibadah, berdoa, dan taat aturan Keteladanan Ibadah, berdoa, peduli lingkungan, sopan santun Pengkondisian Ibadah, berdoa dan peduli lingkungan Silabus Peduli lingkungan, kasih sayang, jujur, dan bersyukur RPP Peduli lingkungan, kasih sayang, jujur, dan bersyukur Kegiatan Peduli lingkungan, kasih Pembelajaran sayang, jujur, taat aturan dan bersyukur Kelas Bersyukur, taat aturan sekolah Peduli lingkungan, taat 69

86 aturan Luar sekolah Ibadah dan berdoa Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam setiap kegiatan yang dilakukan terdapat nilai-nilai yang ditanamkan. Nilai-nilai tersebut antara lain ibadah, berdoa, taat aturan, peduli lingkungan, sopan santun, kasih sayang, jujur, dan bersyukur. Berikut ini akan dibahas hasil penelitian penanaman nilai karakter religius melalui program pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran, dan budaya sekolah. ½) Program Pengembangan ¾iri Berdasarkan data hasil penelitian, upaya yang dilakukan guru dalam menginternalisasikan karakter religius pada siswa melalui strategi pengembangan diri dilakukan dalam empat buah bentuk kegiatan, yaitu: 1) kegiatan rutin, 2) kegiatan spontan, 3) pemberian keteladanan, dan 4) pengkondisian lingkungan. a) egiatan rutin Kegiatan rutin SD It Laboratorium Bhumi Menoreh dalam penanaman nilai karakter religius melalui beberapa kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. Kegiatan rutin di SD It Laboratorium Bhumi Menoreh dalam penanaman nilai karakter religus berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi selama penelitian berlangsung dilakukan melalui kegiatan rutin. Kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu membiasakan berdoa sebelum belajar, berdoa setelah pelajaran berakhir, sholat dhuha bersama, membiasakan mengucapkan salam, dan hafalan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh guru ketika peneliti melakukan wawancara tentang kegiatan rutin apa saja yang dilakukan di sekolah berkenaan dengan penanaman nilai 70

87 karakter religius, Bapak Adp (lampiran 8) mengungkapakan bahwa kegiatankegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, mengaji dan hafalan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang telah dikatakan tiga orang guru (lampiran 8) dalam wawancara dengan peneliti mengatakan bahwa kegiatan rutin keagamaan yang dilaksanakan antara lain sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, mengaji dan hafalan. Selain melakukan wawancara kepada pihak guru peneliti juga melakukan wawancara kepada sepuluh siswa tentang pelaksanaan kegiatan rutin yang berkaitan dengan nilai karakter religius. Hasil yang dikemukakan oleh hasil wawancara dengan siswa juga tidak jauh berbeda dengan hasil dari wawancara guru, sepuluh orang siswa (lampiran 10) mengungkapakan bahwa kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Peneliti juga memperoleh data dari hasil dokumentasi (lampiran 14) berupa kegiatan rutin yang dilakukan pada bulan-bulan tertentu misalnya saat Idhul Adha, dan Bulan Ramadan. Pada Idhul Adha siswa berlatih melaksanakan kurban kemudian memasak hasil kurban tersebut. pada bulan ramadhan adanya Pesantren ramadhan dengan kegiatan sholat isya dan dilanjutkan dengan sholat tarawih bersama, kajian dan kuliah subuh, serta kegiatan khataman juz 30 untuk siswa kelas 6. Berikut ini hasil penelitian terkait dengan kegiatan rutin sekolah dalam rangka penanaman nilai karakter religius pada siswa. 71

88 À1) Áembiasakan Âerdoa Guru memasuki kelas sambil mengucapkan salam Assalammualaikum wr.wb yang dijawab siswa secara bersama-sama Waalaikumsalam wr.wb. Siswa duduk di bangkunya masing-masing, satu siswa bertugas menjadi pemimpin dalam berdoa baik berdoa sebelum maupun sesudah pelajaran. pemimpin berdoa menyiapkan dengan memberi aba-aba berdoa mulai. Saat berdoa siswa menundukkan kepalanya dan tangannya dilipat di depan. Setelah seselai pemimpin memberi aba-aba selesai siswa mengangkat kepalanya. Pemimpin berkata beri salam, kemudian semua siswa mengucapkan Selamat Pagi Ustazah Saat berdoa akan pulang sekolah sikap siswa juga tidak jauh berbeda dengan dipagi hari. Setelah seselai berdoa siswa juga mengucapkan salam secara bersama-sama. Setelah selesai ketika keluar kelas siswa bersalaman dengan guru sambil mengucapkan salam. Berdasarkan hasil observasi, doa sebelum dan sesudah belajar yang dibaca siswa sebagai berikut. Doa sebelum belajar: Bismillahhirrohman nirrohim, robbi zidni ilma. Warzuq ni fahma. Artinya: Atas asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, Ya Allah tambahkanlah ilmu kepadaku dan berilah aku pemahaman. Doa sesudah belajar: Allahumma Arinal Haqqa Haqqa Warzuq nat tibaa ah. Wa Arinalbaathila Baa-Thila Warzuqnajtinaaba.. Doa kafaratul majelis: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa atubu ilaik. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan kegiatan rutin membiasakan siswa berdoa sebelum dan sesudah belajar dilakukan setiap hari. Kegiatan berdoa dipimpin oleh ssalah satu siswa yaitu ketua kelas tersebut. Ketika awal pergantian 72

89 jam pelajaran siswa membaca basmallah. Sedangkan saat pelajaran selesai siswa mengucapkan hamdallah. Sikap siswa saat berdoa dengan duduk, tangan dilipat didepan, dan kepala menunduk. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah tealh membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar. Kegiatan berdoa dipimpin oleh salah satu siswa. Sikap siswa saat berdoa dengan menundukkan kepala dan melipat tangan. Siswa juga memulai segala sesuatu dengan basmallah dan mengakhiri dengan hamdallah. ÃÄ) Åembiasakan Åelaksanakan Sholat Berdasarkan hasil observasi (lampiran 4) sholat dhuha dilaksanakan setiap pagi hari secara rutin yang diikuti seluruh siswa kelas 1-5 dengan bimbingan guru. Saat sholat dhuha siswa melaksanakan sholat mengikuti arahan dari guru. Guru membimbing siswa dalam melafalkan niat, bacaan sholat dhuha, dan doa setalah sholat dhuha dengan cara guru duduk di depan siswa menggunakan microfon yang tersedia. Kemudian siswa mengikuti apa yang sudah guru ucapkan tersebut. Selain sholat dhuha bersama, kegiatan rutin lainnya adalah sholat dhuhur berjamaah. Pada observasi (lampiran 4) yang dilakukan peneliti siswa saat pukul siswa berlarian menuju masjid diikuti oleh guru untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. Sholat dhuhur dilaksanakan dengan dipimpin oleh salah satu guru. Selain sholat dhuhur berjamaah sholat ashar juga dilakukan secara berjamaah sebelum siswa pulang sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan rutin di sekolah telah dilaksanakan setiap hari yaitu melaksnakan sholat dhuha bersama, sholat dhuhur 73

90 dan ashar secara berjamaah. Selain itu siswa juga diajarkan untuk berdoa dan berzikir setelah sholat. ÆÇ) Èembiasakan Èengucapkan Salam Peneliti juga ikut dalam kegiatan di dalam kelas salah satu kegiatan yang rutin di lakukan oleh siswa adalah mengucapkan salam saat akan masuk kelas. Hal ini terlihat saat siswa selesai sholat dhuha dan kembali ke dalam kelas siswa mengucapkan salam di depan pintu kemudian baru masuk ke dalam kelas. Siswa memasuki kelas dengan mengucapkan Assalamulaikum wr.wb selain siswa guru juga mengucapkan samalm sebelum masuk ke dama kelas. Dalam data dokumentasi juga terlihat dalam RPP yang ada bahwa kegiatan salam termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikijna dapat disimpulkan bahwa kegiatan mengucapkan salam dilakukan setiap memasuki saat akan memasuki ruangan dilakukan baik oleh siswa maupun guru. salah satu siswa ada yang memberikan aba-aba untuk mengucapkan salam kepada guru. Æ4) Èembiasakan Éafalan Kegiatan rutin lainnya yaitu hafalan, hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa setiap kelas memiliki target masing-masing dalam melaksanakan hafalannya. Kegiatan hafalan dilaksanakan setelah sholat dhuha. Hafalan dilakukan setiap hari selasa, dan jumat untuk kelas 1-2, sedangkan untuk siswa kelas 3-5 melakukan hafalan setiap hari. Di kelas 3-5 hafalan dilakukan dipagi hari pada hari selasa dan jumat serta pada siang hari pada hari senin, selasa dan rabu. Sehingga intensitas hafalan kelas tinggi lebih banyak dari pada di kelas 74

91 awal. Siswa kelas I-II melaksanakan hafalan setiap pukul sedangkan untuk siswa kelas III-V dilaksanakan setiap pukul sedangkan untuk hafalan dipagi hari pukul Kegiatan hafalan sudah terjadwal dalam kegiatan pembelajaran setiap hari siswa. Kegiatan hafalan akan melangsungkan khataman saat siswa sudah berada di kelas 6 yaitu saat bulan ramadhan. Pelaksanaan hafalan dilakukan di kelas masing-masing. Siswa membaca melalui juz ama yang telah dibawa kemudian menghafalkan yang disetor kepada ustadz dan ustazah yang sedang mengajar di kelas setiap hari kamis dilakukan murojaah. Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan rutin hafalan dilakukan setiap hari. Hafalan dilakukan setiap hari selasa, dan jumat untuk kelas 1-2, sedangkan untuk siswa kelas 3-5 melakukan hafalan setiap hari. Di kelas 3-5 hafalan dilakukan dipagi hari pada hari selasa dan jumat serta pada siang hari pada hari senin, selasa dan rabu. Setiap kelas memiliki target yang telah diatur sebelumnya. b) Êegiatan Spontan Kegiatan spontan biasanya dilakukan guru ketika siswa melakukan perbuatan yang tidak baik atau memberikan waktu untuk siswa beribadah. Kegiatan spontan terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu sebelumnya. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada guru tentang kegiatan yang spontan dilakukan Bapak/Ibu yang berkenaan dengan nilai religius. Bapak Adp (lampiran 8) menjelaskan bahwa jika ada siswa yang tidak melaksanakan kegiatan keagamaan dan diketahui oleh guru maka guru akan menasehati dan meminta siswa 75

92 melaksanakan kegiatan keagamaan. Hal serupa juga dikemukakan oleh tiga orang guru (lampiran 8) bahwa siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan biasanya siswa ditegur kemudian dinasehati agar melaksanakan kegiatan keagamaan. Pendapat guru tersebut didukung dengan wawancara siswa perwakilan dari kelas 1-5. Sepuluh orang siswa (lampiran 10) menjawab bahwa yang dilakukan ibu bapak guru ketika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan adalah ditegur, dinasehati, diminta ikut kegiatan dan diminta menghafala serta pidato di depan masjid. Berikut ini hasil penelitian terkait dengan kegiatan spontan sekolah dalam rangka penanaman nilai karakter religius pada siswa. Ë1) Ìemperingatkan SisÍa ÎÏÐg Tidak Ìelaksanakan ÑÒadah Berdasarkan hasil dari observasi (lampiran 4) Bapak Az saat sholat dhuhur berjaga di tempat wudhu jika ada siswa yang belum melakukan kegiatan wudhu akan diminta untuk segera wudhu. Bapak Az berdiri ditempat wudhu untuk memastikan bahwa siswa sudah selesai mengambil air wudhu dan berkeliling masjid melihat siswa yang belum mengambil air wudhu untuk segera mengambil air wudhu. Selain itu saat ulangan Bahasa Arab Bapak Ds memperingatkan siswa untuk mengerjakan ulangan secara jujur. Saat ulangan ada siswa yang tengak tengok Bapak Ds melihat kemudian menegur dengan mengatakan Ayo kerjakan sendiri-sendiri jangan melihat temannya, temannya juga belum tentu benar. Selain itu guru juga menegur siswa yang mengganggu temannyya yang sedang mengerjakan tugas, guru memperingatkan siswa untuk tidak mengganggu dan mengerjakan miliknya sendiri. 76

93 Berdasarkan hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada kegiatan spontan memperingatkan siswa yang tidak melaksanakan ibadah dengan cara menegur dan memberikan nasehat. ÓÔ) Õemberikan Waktu SisÖa untuk eribadah Terlihat juga bahwa guru dan sekolah memberikan waktu untuk siswa melaksanakan kegiatan keagamaan. Seperti terlihat pada saat upacara hari pendidikan, pembinan memberikan nasehat untuk melaksanakan sholat dhuha setelah upacara selesai. Pembina berkata nanti setelah selesai upacara silahkan untuk melaksanakan sholat dhuha terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan dengan pelajaran. Berdasarkan hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada kegiatan spontan memberikan kesempatan siswa untuk beribadah dengan cara memberikan waktu untuk siswa dapat melaksanakan ibadah. c) Øeteladanan Keteladanan dilakukan oleh guru agar dapat dijadikan contoh bagi siswa untuk berbuat baik. Bentuk keteladanan yang berkenaan dengan pelaksanaan nilai karakter religius di SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Adp (lampiran 8) mengatakan bahwa memebrikan contoh kepada siswa aalah cara yang dilakukan oleh guru. tiga orang guru juga berpendapat bahwa keteladanan yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan contoh kepada siswa guru akan ikut dalam kegiatan siswa dimana salah satunya adalah ikut berdoa dipagi hari sebelum belajar. 77

94 Selain melakukan wawancara dengan guru, peneliti juga melakukan wawancara kepada perwakilan siswa kelas 1-5. Siswa (lampiran 10) mengatakan bahwa yang dilakukan guru dalam melakukan kegiatan keagamaan yaitu memberikan contoh untuk mengucapkan salam, mengucapkan alhamdulillah, ikut berdoa, membuang sampah, ikut sholat dhuha, dan sholat dhuhur. Ù1) Úuru Ûemberikan Contoh Sholat Üerjamaah Observasi (lampiran 4) yang dilakukan Bapak Ds membimbing siswa melaksanakan sholat dhuha bersama. Selain itu juga terlihat beberapa guru ikut sholat berjamaah bersama siswa saat sholat dhuhur dan ashar. Guru seperti Bapak Adp dan Bu Ft, Fi juga terlihat melaksanakan sholat berjamaah bersama siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa mengatakan bahwa bapak ibu guru ikut melaksanakan sholat berjamaah bersama-sama siswa. ÙÝ) Úuru Ûemakai Üusana Ûuslim Siswa maupun guru juga memakai pakaian yang rapi dan sopan serta menutup aurat. Hal tersebut dilakukan setiap hari. Setiap pagi hari di hari selasa dan jumat siswa melaksanakan hafalan dengan didampingi oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa baik guru maupun siswa mengenakan pakaian muslim di lingkungan sekolah. ÙÞ) Úuru Üerperan dalam ßegiatan àafalan Ketika peneliti berada di kelas I, setelah berdoa siswa mulai hafalan yang dibimbing oleh guru. Begitu juga ketika peneliti berada di kelas II, waktu siswa menghafalkan guru juga ikut mendampingini. Hasil observasi di kelas III, IV, dan V juga tidak jauh berbeda dengan di kelas I dan II, guru juga ikut mendampingi 78

95 siswa hafalan di pagi hari. Bentuk keteladanan lainnya yaitu dengan guru yang selalu mengucapkan salam setiap kali masuk kedalam kelas, baik itu di kelas I, II, III, IV, dan V guru semua melakukan mengucapkan salam. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dapat disimpulkan bahwa keteladanan yang dilakukan guru mengenai penanaman nilai karakter religius yaitu dengan memberikan contoh sholat berjamaah, sholat dhuha bersama, contoh berbusana muslim dan guru berperan dalam kegiatan hafalan siswa. á) Pengkondisian Pengkondisian merupakan bentuk dukungan agar penanaman nilai karakter religius berlangsung secara optimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mengenai pengondisian yang dilakukan sekolah, Bapak Adp (lampiran 8) mengungkapkan pengkondisian yang dilakukan oleh sekolah adalah dengan adanya masjid dan temapat wudhu yang memadai serta mukena dan sarung. Wawancara lain juga memeperoleh hasil yang tidak jauh berbeda yaitu wawancara dengan tiga orang guru mengatakan bahwa pengkondisian yang dilakukan adalah dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang mendukung siswa beribadah. Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa mengenai bentuk pengkondisian sekolah dengan pertanyan Apa saja fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan? Wawancara dilakukan dengan beberapa perwakilan siswa dari kelas I-V. Sepuluh orang siswa (lampiran 10) mengatakan bahwa fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah masjid, mukena, sarung, sajadah, dan tempat wudhu. 79

96 â1) ãenäådiakan Tempat dan ælat Sholat Hasil observasi (lampiran 4) mengenai bentuk pengkondisian yang dilakukan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh dalam mendukung poenananaman nilai karakter religius yaitu salah satunya dengan adanya masjid di depan sekolah. Masjid SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh termasuk besar sehingga dapat menampung seluruh siswa dan guru yang ada. Di masjid terdapat dua tempat wudhu di sebelah kiri masjid beserta kamar mandinya dan satu tempat wudhu di sebelah kiri masjid. Di dalam masjid juga terdapat mimbar tempat untuk imam, rak untuk meletakkan mukena, sajadah dan sarung. Mukenan, sajadah dan sarung sekolah menyediakan namun tidak banyak sehingga siswa juga membawa sendiri alat sholat mereka. Terdapat juga Al-quran yang memadai untuk siswa. Dengan demikina dapat dismpulkan bahwa sekolah meyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mendukung penanaman nilai karakter religius seperti menyediakan masjid, tempat wudhu yang dipisahkan, alat-alat sholat seperti mukena, sajadah, dan sarung. âç) ãemasang Tulisan èersifat Religius Selain itu di setiap kelas terdapat tulisan doa sebelum masuk, doa sebelum makan, doa sebelum dan sesudah belajar. Serta tulisan penggalan dari ayat-ayat yang ada di alquran yang ada di depan kelas. Tulisan penggalan ayat tersebut berupa penggalan ayat surat An Naml ayat 93, surat Asy Syams ayat 1-6. Selain penggalan surat terdapat juga hadis seperti HR Bukhari no 2442 dan Tulisan lain yang ada di sekolah terdapat dipintu kamar kecil berupa Keluar dengan kaki kanan dan Ucapkan doa saat keluar. Dengan demikian dapat 80

97 diambil kesimpulan bahwa sekolah telah memajang tulisan yang bersifat religius di lingkungan sekolah. é) Pengintegrasian dalam êata Pelajaran Penanaman nilai karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan dengan mencantumkan karakter religius dalam RPP dan kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup). a) RPP Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru (lampiran 8) guru telah menentukan karakter religius di dalam RPP. Berdasarkan hasil dokumentasi (lampiran 18) yang diperoleh peneliti saat penelitian, karakter religius sudah dicantumkan dalam RPP yaitu point D pendidikan budaya dan karakter bangsa. Di dalam RPP pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dicantumkan tidak hanya karakter religius saja akan tetapi terdapat pula karakter yang lain tidak hanya karakter religius. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa karakter religius sudah guru cantumkan di dalam RPP melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa. Selain karakter religius, guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa yang lainnya. b) ëegiatan Pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Adp (lampiran 8) menjelaskan bahwa proses pembelajaran karakter religius sudah dituliskan dalam RPP dan dikaitkan dengan materi serta guru dapat juga berimprovisasi untuk lebih menanamkannya. Hal senada juga dikemukakan oleh tiga orang guru bahwa 81

98 penanaman nilai religius dalam perencanaan dan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan cara dimasukkan dalam RPP, serta dikaitkan dengan materi jika tidak ada dalam RPP. ì1) íegiatan Pendahuluan hasil observasi (lampiran 5) selama proses kegiatan pembelajaran di kelas 4. Berikut hasil observasi selama proses kegiatan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan. Observasi yang dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Arab dimulai dengan Bapak Da masuk kedalam kelas dengan mengucapkan salam Assalamu alaikum yang dijawab siswa kemudian mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Siswa Ma memimpin doa. Setelah berdoa guru melakukan presensi terhadap siswa terlebih dahulu. Setelah presensi guru menenyakan Apakah siswa belajar tadi malam? Karena sesuia perjanjian bahwa hari ini akan ada ulangan harian. Siswa menjawab belajar pak nanum ada juga yang menjawab lupa pak. Observasi selanjutnya selama proses pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran Matematika. Observasi yang dilakukan peneliti dimulai dengan Bapak Adp memasuki kelas dengan mengucapkan salam yang kemudian dijawab oleh siswa. selanjutnya guru mengajak siswa mengucapkan basmallah terlebih dahulu kemudian menanyakan kabar kepada siswa. setelah menenyakan kabar guru bertanya apakah ada siswa yang belum membawa tugas. Siswa menjawab sudah dan beberapa siswa menjawab belum. Kemudianguru mengecek satu-satu tugas siswa. 82

99 Berdasarkan hasil observasi selanjutnya dimata pelajaran Bahasa Indonesia. Dimulai dengan Bu Fa memasuki kelas dengan mengucapkan salam yang dijawab oleh seluh siswa. kemudian mengajak siswa untuk mengucapkan basmallah. Guru melakukan presensi kepada siswa dan menanyakan kabar siswa serta meminta siswa untuk mensyukuri apa yang telah Allah berikan. Siswa menjawab akan mensyukuri pemeberian Allah dengan rajin ibadah. Observasi pada mata pelajaran IPA yang dilakukan peneliti. Guru memasuki kelas dengan mengucapkan salam. Kemudian mengajak siswa untuk berdoa kemudian menanyakan kabar siswa. guru juga melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru bertanya adakah yang mengetahui apa itu magnet. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan pendahuluan guru memasukkan karakter religius di dalammnya. Bentuk karakter religius seperti mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, menanyakan kabar dan melakukan apersepsi. îï) ðegiatan ñòti Pada mata pelajaran Bahasa Arab saat observasi terjadi siswa kan melakukan ulangan harian dengan materi kata-kata benda. Guru menuliskan soal di papan tulis kemudian siswa menuliskan jawabannya di dalam buku ulangan siswa. Saat siswa mengerjakan guru berpesan kepada siswa untuk mengerjakan dengan jujur, lebih baik jujur dari pada mendapatkan nilai bagus tapi hasil dari mencontek. Pada mata pelajaran Matematika, guru bertanya siapa yang tidak membawa tugas yang sudah diberikan. Siswa yang tidak membawa disuruh maju ke depan. 83

100 Kemudian siswa dihukum untuk membaca surat Al-alaq beserta artinya. Setelah siswa selesai membaca suarat Al-alaq guru menjelaskan tentang isi dari surat tersebut yaitu tentang menulis dan membaca. Jadi guru berpesan kepada siswa untuk rajin belajar karena salah satunya denagn membaca dan menulis. Saat guru menjelaskan bagian-bagian bagun ruang siswa ada yang ijin keluar kelas, kemudian siswa kembali ke dalam kelas dengan mengucapkan salam kembali. Observasi di mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru menjelaskan tentang materi deskripsi saat itu guru membacakan deskripsi tentang pahlawan wanita yaitu RA Kartini. Kemudian guru bertanya apa saja perjuangan yang dilakukan oleh beliau. Siswa menjawab bahwa beliau adalah pahlawan wanita yang membuat para perempuan yang ada di indonesia dapat menuntut ilmu. Guru menjelaskan bahwa kita sebagai generasi penerus harus rajin belajar agar dapat menghargai perjuangan para pahlawan saat masa penjajahan. Saat siswa bergantian membuat karangan deskripsi tentang temannya ada siswa yang gaduh kemudian guru mennasehati untuk menghargai sesama. Pada hasil observasi pada saat kegiatan inti pembelajaran bentuk pengintegrasian yang dilakukan yaitu ketika meyampaikan materi guru meyisipkan pesan-pesan yang baik bernuasareligius ke dalam bahasan materi. Selain itu, guru juga memberikan nasehat kepada siswa untuk menghormati dan menghargai orang yang sedanng berbicara di depan. óô) õegiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru akan membeikan soal evaluasi dan meminta siswa untuk menegrjakan secara jujur. Akhir pembelajaran guru mengajak siswa 84

101 untuk mengucapkan hamdallah, mengucapkan salam, dan memberikan nasehat agar rajin sholat dan memebantu kedua orang tua di rumah. Sebelum pulang guru mengajak siswa berdoa bersama dan mengucapkan salam. ö) udaøù úekolah Berdasarkan data has Penanaman nilai karakter religius melalui budaya sekolah dilihat dari budaya kelas, sekolah, dan luar sekolah. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing penanaman nilai karakter religius melalui budaya sekolah. a) ûelas Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tentang budaya kelas yang mencerminkan penanaman nilai karakter religius, Bapak Adp (lampiran 8) menjelaskan bahwa budaya yang ada di kelas adalah mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam kelas merupakan hal yang sudah biasa siswa lakukan. Hal senada juga dikemukakan oleh tiga orang guru mengatakan bahwa kebiasaan yang ada di kelas dan sudah menjadi budya selain mengucapkan salam adalah berdoa sebelum dan sesudah belajar. Wawancara yang dilakukan kepada perwakilan siswa kelas 1-5 (lampiran 10) menjelaskan bahwa budaya yang ada di kelas adalah mengucapkan salam, berdoa seblum dan sesudah belajar, berdoa seblum dan sesudah makan dan hafalan surat-surat pendek. Selain melalui wawancara peneliti juga melakukan observasi. Observasi yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan data berupa (lampiran 6) budya siswa selama di kelas menunjukkan bahwa siswa dan guru selalu menutup pelajaran 85

102 dengan mengucapkan hamdallah dan kemudian ditutup dengan doa serta salam. Saat awal juga mengucapkan basmallah dan berdoa. Saat observasi terjadi di kelas 5 terdapat siswa yang akan ijin ke luar kelas, setelah selesai siswa masuk kembali ke dalam kelas dengan mengucapkan salam terlebih dahulu. Saat istirahat siswa mengucapkan doa akan makan secara bersama-sama kemudian memakan snack yang sudah disediakan oleh sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, budaya kelas yang berkenaan dengan penanaman nilai karakter religius adalah kegiatan-kegiatan khas yang telah dilakukan di kelas dan sudah menjadi kebiasaan siswa untuk melakukan sehari-hari. Kegiatan tersebut adalah mengucapkan salam kepada guru, berdoa sebelum dan sesudah belajar,hafalan surat pendek, dan mengucapkan kalimatkalimat tahmid. b) Sekolah Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Adp (lampiran 8) mengatakan bahwa budaya sekolah yang ada di sekolah adalah sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, dan berdoa. Pernyataan Bapak Adp sejalan dengan pendapat tiga orang guru mengatakan bahwa budaya sekolah yang ada di sekolah adalah sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar dan berdoa. Selanjutnya penelitian juga melakukan wawancara dengan perwakilan siswa kelas 1-5 mengenai budaya sekolah di sekolah. Siswa mengatakan pendapat yang sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh guru (lampiran 10) bahwa kegiatan yang ada di sekolah yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan yaitu 86

103 bersalaman dengan guru, sholat berjamaah, mencuci tangan dan mengucapkan salam. Hasil wawancara juga didukung dengan data yang diperoleh dari hasil observasi (lampiran 6) yang dilakukan peneliti. Ketika peneliti berada di sekolah siswa melaksanakan sholat dhuha setiap pagi hari sebelum jam pelajaran. Siswa bersemangat mengikuti kegiatan sholat dhuha tersebut. selain sholat dhuha sholat dhuhur dan asahar berjamaah juga terlaksana di sekolah setiap hari dengan pengawasaan guru. guru maupun siswa juga mengenakan pakaian yang besih dan menutup aurat. Siswa dan guru juga membiasakan selalu menjaga kebersihat yang ada dengan melepas alas kaki yang dipakai. Alas kaki tersebut diletakkan di rak sepatu yang tersedia di depan kelas. Selain itu terdapat juga pajangan berupa doa sebelum makana, doa sesudah makan, doa akan belajar, doa selesai beajar, dan tulisan tata cara keluar dari kamar mandi, dan pajangan yang bertuliskan tentang beberapa ayat al-quran beserta artinya. Budaya sekolah tersebut sejalan dengan visi, misi, dan tujuan sekolah. Bapak Adp (lampiran 8) mengatakan bahwa visi, misi, dan tujuan sekolah yang ada juga sudah memuat wawasan religius, selain visi, misi, dan tujuan tersebut juga sudah cukup dipahami oleh warga sekolah walau masih ada kendala dalam pemahaman lebih untuk siswa kelas awal dan tinggi. Hal senada juga dikemukakan oleh tiga orang guru mengatakan bahwa visi, misi dan tujuan sekolah juga sudah mengandung usnsur wawasan religius, warga 87

104 sekolah juga sudah mengetahui akan hal tersebut namun kendala dalam menerapkannya karena siswa kelas awal yang masih belum terlalu paham. Pendapat siswa akan visi, misi dan tujuan juga diperoleh, perwakilan siswa kelas 1-5 mengungkapkan pendapatnya (lampiran 10) bahwa siswa belum paham akan visi, misi dan tujuan sekolah. Namun siswa sudah memahami bahwa sekolah mereka berbasis religius, walau secara istilah mereka belum mengetahui dan memahami. Hasil observasi dan dokumentasi yang peneliti lakukan juga menunjukkan bahwa visi, misi, dan tujuan sekolah sudah dipajang di sekolah sehingga siswa dan guru dapat selalu melihatnya. Berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi di atas dapat disimpulkn bahwa SD IT Laboratorium Bhumi Menore telah memiliki visi,misi dan tujuan yang berwawasan religius. Pihak sekolah juga sudah memajang agar siswa maupun guru dapat mengetahui dan memahaminya. Selain itu budaya sekolah yang sejalan dengan visi, misi dan tujuan adalah dengan adanya kegiatan sholat dhuha, sholat dhuhur, hafalan, bersalaman dan mengucapkan salam serta berdoa. c) üuar Sekolah Berdasarkan hasil wawancara budaya di luar sekolah yang mencerminkan penanaman nilai karakter religius menurut Bapak Adp (lampiran 8) mengatakan bahwa mengikuti lomba lomba keagamaan yang diadakan ditingkat kecamatan seperti lomba mata pelajaran pendidikan agama islam dan seni islami (MAPSI) yang terdiri dari berbagai lomba-lomba. Hal senada juga dikemukakan oleh tiga 88

105 orang guru mengatakan bahwa melalui kegiatan MAPSI budaya di kuar sekolah terlaksana. Ketika wawancara dengan beberapa siswa (lampiran 10) juga hasilnya tidak terlalu berbeda dengan guru. Menurut siswa kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan rebana kemudian sekolah juga mengikuti lomba-lomba seperti MAPSI. Hasil dari wawancara juga didukung dengan hasil observasi yang memperlihatkan kepada peneliti bahwa pihak sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler untuk kegiatan qiroah dan tahfizhul qur an untuk persiapan kegaiatan MAPSI tersebut. Guru juga terlihat memberikan pelatihan secara langsung kepada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai karakter religius juga dilaksanakan di luar sekolah yaitu dengan mengikuti kegiatan perlombaan di tingkat kecamatan yaitu MAPSI dan melaksanakan kegiatan ekstrkulikuler Qiroah dan tahfizhul qur an. ýþ ÿ r ÿ rbedaan asil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh melaksanakan penanaman nilai karakter religius pada siswa. Berdasarkan data hasil penelitian penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh didapatkan persamaan dan perbedaan hasil penelitian. Berikut ini disajikan tabel persamaan dan perbedaan penanaman nilai karakter religius yang diperoleh. 89

106 Tabel 6. Persamaan dan Perbedaan Penanaman Nilai Karakter Religius sp umi ororium t uur uminor a. Kedua sekolah memlaksanakan kegiatan hafalan surat-surat pendek. b. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar. a. Kegiatan sholat dhuha a. Sholat dhuha yang yang ada tidak terjadwal, dilakukan terjadwal 1. Kegiatan Rutin dilakukan sesuai keinginan siswa itu sendiri. Sholat dhuha juga dilakukan secara mandiri oleh siswa tidak dipimpin oleh guru. b. Kegiatan hafalan dilakukan setiap hari di pagi hari sebelum dalam kegiatan seharihari dan siswa harus mengikuti kecuali yang sedang berhalangan. Sholat dhuha dipimpin oleh satu guru untuk memandu pembacaan niat sampai berdoa setelah sholat dhuha. pelajaran. penyetoran b. Kegiatan hafalan hafalan setelah satu dilakukan tidak setiap minggu hafalan. hari untuk siswa kelas awal, sedangkan untuk siswa kelas tinggi setiap hari. Di hari kamis dilakukan murajaah. 2. Kegiatan Spontan Sama-sama diberikan nasehat dan hukuman bagi yang melanggar atau tidak ikut kegiatan keagamaan. Siswa yang tidak ikut Siswa yang tidak kegiatan keagamaan mengikuti kegiatan disuruh menghafalkan keagamaan akan diminta asmaul husna dan surat pendek. menghafal surat pendek dan melakukan pidato di depan masjid setelah sholat. 3. Keteladanan a. Sama-sama mengenakan busana muslim. b. Mengajarkan untuk menjaga kebersihan. Saat guru melaksanakan sholat dhuha guru melakukan disaat yang berbeda dengan siswa. Saat sholat dhuha guru ikut secara bersama-sama dengan siswa. 4. Pengkondisian Sama-sama memasang tulisan bernuansa religius 90

107 Mushola yang digunakan secara bergantian. Masjid yang digunakan secara bersama-sama. 5. Pengintegrasian Karakter religius terintegrasi dalam silabus, RPP dan dalam mata kegiatan pembelajaran. pelajaran 6. Budaya Kelas a. Membiasakan mengucapkan salam sebelum masuk kelas. Saat istirahat siswa Siswa istirahat salah satu mengakhiri pelajaran siswa mengambilkan dengan mengucapkan makan yang telah alhamdulillah. disediakan, kemudian secara bersama-sama akan membaca doa sebelum makan dan setelah selesai akan membaca doa setelah makan. 7. Budaya Sekolah a. Memiliki visi, misi dan tujuan sekolah yang bersifat religius. Siswa menjaga kebersihat Siswa dan guru menjaga sekolah dengan cara kebersihat dengan melepas membersihkan jika sudah alas kaki setiap memasuki kotor. kelas maupun kantor, sepatu diletakkan dirak yang sudah disediakan. 8. Budaya Luar Mengikuti perlombaan MAPSI di tingkat kecamatan. Sekolah Kegiatan ektrakulikuler Kegiatan ektrakulikuler yang ada qiroah dan yang ada qiroah dan rebana. tahfizhul qur an. Persamaan dan perbedaan penanaman nilai karakter religius terlihat di beberapa program yang dilakukan sekolah. Persamaan yang ada menunjukkan bahwa sekolah memiliki pandangan yang sama dalam penanaman nilai karakter religius. Sedangkan perbedaan ini menunjukkan bahwa setiap sekolah memiliki caranya sendiri untuk menanamkan nilai karakter religius. Penanaman dapat dilaksanakan secara demokratis tanpa adanya jadwal yang harus ditaati oleh siswa maupun dengan jadwal yang sudah diatur sekolah sehingga siswa melaksanakan 91

108 dengan tertib. Kedua hal tersebut dilakukan untuk membentuk suatu kebiasaan yang baik untuk siswa. Sehingga dalam diri siswa tertanam nilai karakter religius.!"bahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh telah melaksanakan penanaman nilai karakter religius pada siswa. Dalam menanamkan nilai karakter religius guru menggunakan tiga strategi yang diwujudkan dalam program pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran dan budaya sekolah. Sejalan dengan pendapat Kemendiknas (2010: 15-22) bahwa pengembangan nilai-nilai pendidikan bangsa dilakukan melalui tigal hal yaitu program pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran, dan budaya sekolah. Berikut ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 1 #ilai Religius $%&g 'itanamkan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa nilai-nilai yang ditanamkan dalam kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Nilai-nilai tersebut dapat dikategorikan kedalam tiga hal. Menurut Strak dan Glock (Fauzan, 2013: 56) konsep religiusitas dibagi menjadi tiga yaitu akidah disejajarkan dengan keyakinan agama, ibadah disejajarkan dengan syariat, dan akhlak disejajarkan dengan konsekuensi. Pada kegiatan pengembangan diri, pengintegrasian dalam mata pelajaran dan budaya sekolah yang ada di sekolah menjunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada sudah mencakup ketiga aspek dalam nilai religius. Ketiga aspek konsep religiusitas adalah akidah, ibadah, dan akhlak. Dilihat dari kedua sekolah 92

109 menunjukkan bahwa siswa maupun guru meyakini adanya Allah, hal ini ditunjukkan dengan melaksanakan kegiatan sperti sholat, berdoa, dan melaksanakan kegiatan keagamaan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut termasuk dalam ke dalam aspek ibadah. Sedangkan sikap dan perilaku yang ditunjukkan siswa maupun guru menunjukkan adanya aspek akhlak. () *r+,r-. */0,/.bangan 1iri a) 2egiatan Rutin Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terus menerus dan konsisten setiap saat merurut Kemendiknas (2010: 15). Kegiatan rutin yang dilakukan di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh yang berkaitan dengan penanaman nilai religius cukup banyak. Kegiatan rutin yang dilakukan di kedua sekolah hampir sama yaitu adanya sholat Dhuha, Sholat Dhuhur, Hafalan, Berdoa, dan membiasakan mengucapkan salam. Kebiasaan rutin menurut Novan (2013: 104) adalah kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan konsisten. Konsisten dalam pelaksanaan kegiatan rutin juga mendukung penanaman nilai karakter religius sehingga membentuk kebiasaan dalam bersikap dan berperilaku yang religius. Strategi membiasakan siswa berdoa sebelum dan sesudah pelajaran ini sesuai dengan pendapat Novan (2013: ) yang mencontohkan pemetaan kegiatan rutin sekolah dalam karakter religius. Selain itu pendapat Syamsul Kurniawan (2013: ) bahwa kegiatan religius yang diajarkan kepada siswa dapat menjadi pembiasaan bagi siswa. 93

110 Ditinjau dari tahapan penanaman nilai religius tentang kegiatan rutin menurut Anis Matta (2006: 73-74) termasuk dalam kaidah kesinambungan yaitu perlu adanya latihan yang dilakukan secara terus menerus. Sebab proses yang berkesinambungan akan membentuk rasa dan warna berpikir seseorang akan menjadi karakter pribadi yang khas dan kuat. Selain itu adanya kegiatan rutin di setiap bulan ramadan juga sesuai dengan kaidah momentum yang dikemukakan oleh Anis Matta (2006: 73-74) menjelaskan bahwa mempergunakan berbagai momentum peristiwa sebagai fungsi pendidikan dan latihan. Hal ini terlihat dari adanya kegiatan selama bulan ramadan tang dilakukan di SD Muhmaadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. Kegiatan rutin merupakan salah satu cara yang digunakan sebagai alat menanamkan karakter religius bagi siswa. penanaman nilai karakter religius dilakukan melalui pembiasaan. Rutinitas dan keteraturan dari kegiatan rutin akan membiasakan siswa dan membentuk pola dalam kehidupan siswa. apabila setiap hari melakukan kegiatan rutin yang memuat nilai religius, maka siswa akan terbiasa untuk melaksanakan sikap religius dalam kegiatan apapun. b3 4egiatan Spontan Kegiatan spontan menurut Novan Ardy Wiyani (2013: 104) merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Spontanitas mengikuti suatu sikap yang tidak religius. Hal tersebut sejalan denga pendapat dari Kemendiknas (2010: 15-22) kegiatan spontan merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dibenarkan pada saat itu juga. 94

111 Kegiatan spontan yang dilakukan di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh merupakan kaidah kebertahapan menurut Anis Matta (2006: 73-74) menjelaskan bahwa proses perubahan, perbaikan dan pengembangan harus dilakukan secara bertahap. Orientasi ini terletak dalam proses bukan hasil. Sebab, proses pendidikan memerlukan waktu yang lama untuk hasil yang paten. Kegiatan spontan diberikan berupa teguran dan nasehat kepada siswa terkait terjadinya sikap tidak religius. Kegiatan spontan dilakukan oleh guru juga akan membelajarkan siswa untuk meniru kegiatan spontan tersebut. misalnya guru secara spontan memberikan teguran untuk tidak mengejek temannya. Jika spontanitas tersebut dilakukan secara konsisten, maka siswa juga akan terbiasa untuk mengikuti spontanitas guru tersebut. siswa juga akan spontan mengingatkan siswa lain jika siswa lain bersikap seperti itu. Selain itu kegiatan spontan dilakukan juga untuk menumbuhkan kesadaran siswa ketika melakukan kesalahan atau berbuata tidak baik. Sehingga guru dapat mengoreksi kesalahan tersebut dan memberikan pujian sehingga siswa menyadari perbuatannya tersebut baik atau tidak untuk dilakukan. c5 6eteladanan Keteladanan diartikan oleh Novan Ardy (2013: 105) sebagai perilaku dan sikap guru dan siswa dalam memmberikan melalui tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain. Guru sebagai panutan untuk siswa di sekolah harus mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai karakter religius di lingkungan sekolah. Sebab, segala sesuatu tingkah laku guru nantinya 95

112 akan dicontoh oleh siswa. Siswa usia sekolah dasar umumnya cenderung mengingat informasi visual daripada informasi verbal yang disampaikan secara lisan. Jika guru memberikan teladan bagaimana bersikap religius, misalnya dengan berpakaian muslim, maka siswa akan cenderung mengikuti apa yang dikenakan oleh guru. Keteladanan yang dicontohkan guru mengenai penanaman nilai karakter religius yaiu dengan mengikuti kegiatan yang ada di sekolah seperti ikut melaksanakan sholat dhuha, sholat dhuhur, mengucapkan salam dan berdoa. Hal seperti ini termasuk dalam kaidah pembimbingan menurut Anis Matta (2006: 73-74). Sedangkan menurut Muhaimin (Sahlan, 2010: 137) mengungkapkan bahwa pada tahap ini termasuk tahapan transinternalisasi sehingga kepribadian guru yang terlihat dari siswa. 78 Kemendiknas (2010: 17) berpendapat sekolah harus memiliki kondisi yang mendukung untuk berlangsungnya kegiatan pendidikan karakter. Hal senada juga dijelaskan oleh Sahlan (2010: 128) mengatakan bahwa upaya mengkondisikan suasana sekolah dengan nilai-nilai dan perilaku reigius (keagamaan). Pengkondisian yang ada di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh sangat mendukung untuk penanaman kegiatankegiatan keagamaan sekolah. Bentuk pengkondisian yang ada di sekolah yaitu menyediakan fasilitasfasilitas yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan keagamaan seperti terdapat mushola/ masjid, aat-alat sholat, tempat wudhu, al-quran, dan juz 96

113 ama. Bentuk pengkondisian lainnya yaitu adanya pajangan-pajangan dinding yang berada di kelas ataupun sekolah. Pengkondisian yang mendukung akan mempermudah untuk menanamkan nilai karakter religius pada siswa. Terciptanya suasana sekolah yang tersebut memberikan kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan-kegaiatan yang ada di sekolah. Adanya pengkondisian tersebut proses penanaman nilai karakter religius pada siswa akan menjadi lebih mudah. BC DEFGHFtEGrIJHIF KILIM NIOI DElIPIrIF Pengintegrasian dalam mata pelajaran bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa sehingga mereka menyadari akan pentingnya nilai tersebut. pengintegrasian dalam mata pelajaran dapat dilihat dari silabus dan RPP yang digunakan oleh guru. Strategi penananaman nilai karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kemendiknas. Kemendiknas (2010: 18) mengungkapkan bahwa pengembangan nilai pendidikan budaya dan karkter bangsa diintegrasikan ke dalam setiap pokok bahasan dari semua mata pelajaran. Guru melakukan penanaman karakter religius melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dengan mencantumkan karakter religius dalam silabus pembelajaran. Selain karakter religius guru juga mencantumkan beberapa karakter bangsa yang ikut dituliskan dalam silabus. Karakter religius yang telah dicantumkan dalam silabus kemudian guru turunkan ke RPP. Karakter religius yang dicantumkan di dalam RPP melalui point pendidikan budaya dan karakter bangsa. Selainkarakter religius, guru juga mencantumkan 97

114 beberapa karakter bangsa lainnya dalam RPP. Karakter yang telah dicantumkan dalam RPP kemudian akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran penanaman nilai karakter religius terbagi dalam tiga yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Marzuki (2012: 13) menyatakan bahwa pengintegrasian dalam kegiatan pembelajaran dilakukan dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Dalam kegaiatan pendahuluan guru menyisipkan kegiatan religius ke dalam kegiatan pendahuluan seperti pemberian salam. Setiap guru memasuki kelas guru akan mengucapkan salam. Kedua saat berdoa, guru akan mengajak siswa terlebih dahulu untuk berdoa. Pada kegiatan pendahuluan guru juga bisa memberikan motivasi pada siswa. pemberian motivasi ini berupa nasehat pada siswa. Sedangkan pada tahapan inti guru mengkaitkan kompetensi dasar dan indikator dengan karakter religius. Dalam kegiatan inti guru mendesain kegiatan pembelajaran sehingga dapat dikaitkan dengan karakter religius siswa. pada kegiatan ini guru juga bisa menyisipkan karakter religius dengan materi pembelajaran juga. Bentuk pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara seperti ketika menyampaikan materi guru menyisipkan pesan-pesan moral yang bernuansa religius ke dalam pokok bahasan. Pada kegiatan penutup guru meyisipkan karakter religius dengan cara memberikan soal evaluasi kepada siswa. guru dapat memberikan nasehat untuk mengerjakan secara jujur. Selain itu juga denngan mengajak siswa mengucapkan hamdallah stelah selesai pembelajaran dan memberikan nasehat untuk rajin 98

115 belajaran dan jangan lupa sholat lima waktu. sebelum pulang sekolah siswa juga dibiasakan untuk berdoa terlebih dahulu. Pada tahap ini siswa mencapai tahapan transformasi yaitu sesuai yang diungkapkan oleh Muhaimin (Sahlan, 2010: 137) bahwa guru menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik kepada siswa. tahapan transformasi sesuai dengan kaidah pembimbingan yang diungkapkan oleh Anis Matta (2006: 73-74) bahwa pembentukan karakter ini tidak bisa dilakukan tanpa seorang guru untuk memantau dan mengevaluasai perkembangan anak. QR SuTUVU WXYZ[U\ Kemendiknas (2010: 19) menyatakan bahwa pelaksanaan nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah mencakup kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, siswa dan menggunakan fasilitas sekolah. Budaya sekolah yang dilakukan di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh yang mencerminkan penanaman nilai karakter religius dilakukan di semua lingkungan baik kelas, sekolah maupun luar sekolah, menggunkan fasilitas sekolah maupun tidak. UR KX[U] Kemendiknas (2010: 20) menyebutkan bahwa pelaksanaan nilai-nilai karakter melalui pengintegrasian budaya sekolah di kelas meliputi proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Budaya kelas yang ada di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh berdasarkan hasil penelitian terlihat dari kegiatan-kegiatan khas yang dilakukan di dalam kelas dan sudah menjadi kebiasaan siswa melakukan hal 99

116 tersebut. Budaya kelas yang mencerminkan penanaman nilai karakter religius yaitu setiap kelas sebelum masuk kelas mengucakan salam terlebih dahulu, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, hafalan, dan mengucapkan kalimat tahmid. Budaya kelas yang dilakukan di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh mempelajari pokok ajaran islam yaitu akhlak. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fauzan (2013: 56) menjelaskan bahwa akhlak menunjukkan tingkat seseorang berperilaku yang didasari oleh ajaran-ajaran agamanya. Hal senada juga dieungkapkan oleh Muhammad Alim (2006: 148) bahwa akhlak merupakan tingkah laku manusia yang sesuai dengan tuntutan kehendak Tuhan. Budaya kelas berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman nilai karakter religius yang juga merupakan salah satu misi dan tujuan sekolah. Tumbuhnya karakter siswa dimulai dari lingkungan kelas karena siswa melakukan sebagaian besar kegiatan di dalam kelas sehingga yang dilakukan di kelas sangat berpengaruh terhadap perilaku mereka di sekolah. b^ Sekolah Kemendiknas (2010: 20) menyebutkan bahwa pelaksanaan nilai-nilai karakter melalui pengintegrasian budaya sekolah di kelas meliputi proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Budaya sekolah yang ada di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh tertuang dalam kegiatan rutin yang ada di sekolah. Bentuk kegiatan yang mencerminkan budaya sekolah tentang penanaman nilai karakter religius adalah budaya mengucapkan salam, melaksanakan sholat dhuha, sholat 100

117 dhuhur, mengenakan baju muslim, memajang tulisan yang bernuansa religius, dan menjaga kebrsihan lingkungan sekolah. Budaya sekolah yang dilakukan di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh mempelajari pokok ajaran islam yaitu akhlak. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fauzan (2013: 56) menjelaskan bahwa akhlak menunjukkan tingkat seseorang berperilaku yang didasari oleh ajaran-ajaran agamanya. Hal senada juga dieungkapkan oleh Muhammad Alim (2006: 148) bahwa akhlak merupakan tingkah laku manusia yang sesuai dengan tuntutan kehendak Tuhan. Penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh berjalan dengan baik berkat adanya budaya sekolah yang mendukung penanaman nilai karakter religius. Budaya sekolah memberikan pengaruh dalam penanaman nilai karakter religius karena budaya sekolah disesuaikan dengan tujuan sekolah. Misi dan tujuan sekolah untuk meningkatkan kegiatan keagamaan membuat budaya yang menonjol di sekolah berhubungan dengan karakter religius. c_ `uar Sekolah Kemendiknas (2010: 20) menyebutkan bahwa pelaksanaan nilai-nilai karakter melalui pengintegrasian budaya sekolah di kelas meliputi proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Budaya sekolah yang ada di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh memiliki budaya luar sekolah yang mencerminkan penanaman nilai karakter religius yaitu mengikuti perlombaan keagamaan yang 101

118 diselenggarakan di tingkat kecamatan. Selain itu SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh memiliki ektrakulikuler yang berhubungan dengan penanaman nilai karakter religius yaitu ektrakulikuler rebana, qiroah, dan tahfizhul qur an. Budaya luar sekolah yang dilakukan di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh mempelajari pokok ajaran islam yaitu akhlak. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fauzan (2013: 56) menjelaskan bahwa akhlak menunjukkan tingkat seseorang berperilaku yang didasari oleh ajaran-ajaran agamanya. Hal senada juga dieungkapkan oleh Muhammad Alim (2006: 148) bahwa akhlak merupakan tingkah laku manusia yang sesuai dengan tuntutan kehendak Tuhan. Kegiatan mengikuti perlombaan-perlombaan MAPSI ini masuk dalam kaidah motivasi instrinsik menurut Anis Matta (2006: 73-74) menjelaskan bahwa karakter akan terbentuk secara kuat dan sempurna jika didorong oleh keinginan sendiri dan bukan paksaan dari orang lain. Saat siswa mengikuti perlombaan siswa dapat merasakan sendiri proses perlombaan itu seperti apa dan memperoleh hasil sesuai apa yang telah diperjuangkan oleh diri sendiri. ab Kctcrbatasan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul Penanaman Nilai Karakter Religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan peneliti. Kekurangan tersebut yakni peneliti tidak mengajak teman sejawat dalam melaksanakan penelitian sehingga peneliti tidak bisa mengamati penanaman nilai karkter religius di SD 102

119 Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh secara keseluruhan. Selain itu, guru yang akan dijadikan narasumber pergi mengikuti kegiatan di luar kota sehingga tidak dapat diwawancarai karena keterbatasan waktu. Sehingga peneliti melakukan wawancara via pesan singkat. Oleh karena itu, peneliti masih terbatas untuk menyimpulkan lebih luas mengenai penanaman nilai karakter religius di SD Muhammadiyah Borobudur dan SD IT Laboratorium Bhumi Menoreh. 103

120 ghg i jklmnopqhr shr lhthr h. juvwxyz{ } ~ ƒ ƒ ˆ ˆ Š Œ ƒ Ž ~ Œ ƒ ˆ ˆ ˆ Š ƒ ƒœ Ž Œ Š ˆ Š ˆ Ž ƒ ~š šœ œ Œš Šš ~ š ˆ ˆ Ž Š Š ž šž Ž Œ Ž Š Ž Š Š Ž Š ƒ š Š Šˆ Ž š ƒ Ž Š Ž ˆ ƒ Š ƒ šˆ Š ƒ šˆ Š Ÿ ˆ Žš ƒ ƒ ˆ ƒ ƒ Ž Š ƒ ƒ Ž Š ˆ ƒ Œ Œ ƒ ƒˆ Š ƒ ƒ šˆ ƒ Š Œ Œ ˆ Š ˆ Š ƒ šˆ Š ƒ Ž Š ˆ ƒ Š ˆ ƒ ˆ Ž ƒ Œž Ž ŠŽ ƒ ˆ Š ˆ ˆ Ž ƒ Š ˆ ƒ ˆ Œ ƒ Ž Š Œˆ ž Œ ƒ šˆ Š Œ Ž ˆ ƒ ƒ šˆ ˆ ƒ šˆ Ž Š Ž ˆ Œ Œ ƒ Œ ƒ ˆ Ž ƒ ˆ Ž Œ ƒ ƒ ƒ Š ƒ šˆ Ž Œ ƒ Ÿ Š ˆ Ž ƒ Ž Š Ž Š Š ˆ ˆ Œ ƒ Ÿ Š ˆ Ž ƒ ƒ Ž ~š šœ œ Œš Šš ~ š Š ˆŠ šž Ž ƒ šˆ Œ Ž Š ˆŠ Ž Ž ƒš ƒ šˆ Š Œ ˆ ˆ Š ˆ ƒ ƒ šˆ Š ƒ šˆ Ÿ ˆ ˆ ƒš Ž ˆ ƒ def

121 ±² ³ µ± ² ±¹º»¼½»¼³± ³¼¹º±¹ µ±¾ À Á ñ» ½±² ½ Ä Å Ä Æ¼¹ ½¼ Ä¼Ä Ç±³µ± ²¼²±È ¼º ±²±¹ ¼±º±Ä±±¹ ¼È¼½² ±² ³ ±É ±² ³ ½É ¼º ±²±¹ ±Ê± ±¹ ³±¹ Ä ½ DZ± ¾ ËÌ ÍÎÏÎРż½³± ±½ ±¹ ¼ ÄÈ ±¹ ³ ±²± É Ä± ± ȼ¹¼ ² ļĻ¼½ ±¹ ±½±¹ ¼»±º±»¼½ ²¾ Ѿ ż»¼½±È± º ½ ¼¹³± ¹ ± ¼»»¼½È¼½±¹ ± ² Ê ³± ±Ä ļ¹º ² Ƚ º½±Ä ¼º ±²±¹ ¼±º±Ä±±¹ ±¹º ³ ±³± ±¹ ³ ¼ ± ¾ Ò¾ ¼ ± ¼»± ¹ ± ¼» ļ¹º Ȳ ı ±¹ ʱ ²± ±¹º ±³± ¹² ļ¹³ ¹º ¼º ±²±¹ ¼±º±Ä±±¹ ±¹º ³±»¼½ ±¹º ¹º ı È ¹»¼ Ä ±³±»¼½ ±¹º ¹º ³ ¼ ± ¾ Ó¾ À± ±Ä ȱ ± ļ¹³ ¹º ±¹± ¹²»¼½È¼½ ± ½¼ º É ¼ ± ¼»± ¹ ± ļ¹º±³± ±¹ ȼ½²¼Ä ±¹»¼½ ±Ä± ½±¹º ² ±¾ ª«

122 ÔÕÖ ÕØ ÙÚÛ ÕÜÕ ÝÞßsusßàáâ ã. (2012). äåæçåèéêéëéì Nilai Karakter. Jíîírtí: ïíðí GríñßòÞá PórsíÞí. Ýàßô, MuõíôôíÞö (2006). Pendidikan Agama Islam. íòþøòù: Pú ïóôíðí ïáûþíîírüí. Ýòßs Míttí,M. (2006). Membentuk Karakter Cara Islami. Jíîírtí: Ýà-I tßsõáô ýíõíüí þôít Ýrßîøòÿáâ ã. (2005). Manajemen Penelitian. Jíîírtí: Pú ïßòóîí ýß ÿí. ö (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jíîírtí: Pú ïßòóîí ýß ÿí. ö (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jíîírtí: Pú ïßòóîí ýß ÿí. Ý ót, Ý.M. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan bangsa. áùüíîírtí: Ýr-ïu MóÞßí. Díòÿós, N. (2012). Metode Penelitian. áùüíîírtí: ÝòÞß. DíríÞðír,. (1996). Ilmu Jiwa Agama. Jíîírtí: uàíò ßòÿíòù. Dó ßî uþö (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jíîírtí: íàíß Pustíîí. Eô ßr. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jíîírtí: ïíðíwíàß Pórs. Fíu íòö (2013). Pengaruh Religiusitas terhadap Etika Berbisnis. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (JMK, OL. 15, NO. 1, MÝïEú 2013) õàô Míàíòù: þòßvórsßtís Kíòðuruõíò Míàíòù. Dßíîûós Þírß õtt //ðuròíàôíòíðóôóòö ótrí.í.ßþ ßòÞó. õ ôíò íÿß àó ßóßàó íþí óøíß øîøà öö øòííòâ. (). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik.íîíÿí øôß Ýîûíí. óþßíòûyíõâ. (). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups sebagai òûÿøôóò Penggalian data Kualitatif. íîíÿí ú ïíðííñßòþá óûíþí. íóàíòö (). Pendidikan Pancasila. áùyíîíÿí ííþßùôí. ízøîß. (). Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter úíõøò, áôá â óøíß ö áùyíîíÿí þ. ßíîûóû Þíß 106

123 !"t#$%//&'()*+,.u*-.+../01/*023.#!#1&#4+1+)"/.,215/261789:17;<= #+0+ 7: >(*/ ;:7= #(4(, B.>. (;::;). Metodologi Penelitian Kualitatif. C+*0(*A% DE F2G+&+ F'$0+4+)y+. HHHHHHHHHHH? (;::I). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. C+*0(*A% DE (;:77). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Kritis Multidimensional. >+4+)"+% (;:78). Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan. L2#'4% F+&+ M)+N/*0' D2)$+0+ O+/G, O. (;:7;). Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa. P'Ay+4+)"+% K) - F(Qz@20/+. O+$("/'*? (;::<). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. C+*0(*A% E+)$/"'? F(4/y+"/.(;::R). Pendidikan Pancasila. P'Ay+4+)"+% SOP D)2$$? T+!,+*J K. (;:7:). Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah: Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke SUO-@+,/4/ D)2$$? T(A/y'*'? (;::9). Memahami Penelitian Kualitatif. C+*0(*A% K,N+V2"+. HHHHHHH. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. C+*0(*A% K,N+V2"+. T(6+)*'J W. (;::I). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. P'Ay+4+)"+% K) -F(Qz@20/+. Ty+G$(00/*JK.@? (;::<) Psikologi Kependidikan: Perangkat Sisatem C+*0(*A% F'$0+. Ty+G$(, X()*/+6+*? (;:7<). Pendidikan Karakter. P'Ay+4+)"+% K) -F(Qz@20/+. E!'!+, Y. (;:::). Kapita Selekta Pendidikan Islam. P'Ay+4+)"+% D($"+4+ D2,+&+). S*0+*A-(*0+*A O' ;: E+!(* ;::< "2*"+*A T/$"2G D2*0/0/4+* O+$/'*+,. W/y+*/, O.K. (;:7<). Membumikan Pendidikan Karakter di SD. P'Ay+4+)"+% K) - F(QzG20/+. Z(.!0/, L. (;::I). Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik. P'Ay+4+)"+% SOP D)2$$? Z(V+20/. (;:7<). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. >+4+)"+% X2*.+*+. 107

124 108

125 [\]^_`\a 1 bcdefg_, h_g^i\j, d\a kcg_]^ei\a l\g_i mngc`o\g_ pq`\qcr_ sca\a\]\a ]ci\ie_ kcr_\q\a scarc]n\ar\a d_`_ d_ ph teu\]]\d_j\u vw`wnede` xedyz{ } ~ { } ~ ƒ z { y ƒ { ˆ{ x { ƒš ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ z x z x x Š y{ y z Š ƒ ƒš ˆ ƒš ƒ ~ x ƒœ Ž Œ { Ž Œ x Ž z š 1. kcr_\q\a beq_a pcfwi\u \. tc]n_\g\f\a nc`dw\ gcncie] ^ci\ \`\a œ p\i\u g\qe g_g \ ]c]_]^_a dw\, g_g \ i\_a ]c]n\ž\ dw\ dcar\a dedef d_ fe`g_, fc^\i\ d_qeadeff\aÿ h_ \ \i ^c]nci\ \`\a re`e d\a g_g \ ]carež\^f\a n\g]\ii\uÿ œ p\qe g_g \ ]cad\^\q qer\g ]c]_]^_a dw\ d\a g\i\]. p_g \ nc`dw\ gcncie] nci\ \`. p_f\^ g_g \ g\\q nc`dw\ dedef dcar\a fc^\i\ ]caeadef d\a q\ar\a qc`i_^\q d_ dc^\aÿ œ p_g \ j\ar nc`qer\g ]c]_]^_a dw\, ]c]nc`_ \n\- \n\ fc]ed_\a dw\ d_]ei\_ gcqci\u gcicg\_ g_g \ d_^_]^_a dcar\a \n\-\n\ nc`_ g\i\] seluruh siswa mengucapkan salam pada guru œ Siswa masuk kelas dengan bersalaman dengan guru dan mengucapkan salam pada guru. Setelah itu guru Kegiatan rutin berdoa sebelum pelajaran dilakukan setiap hari. Siswa setelah melaksanakan sholat dhuha kembali kedalam kelas. Siswa mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas. Setelah itu dilanjutkan dengan berdoa. Salah satu siswa memimpin doa dan mengucapkan salam kembali. Ketika ber doa sikap siswa duduk tenang, kepala menunduk dan tangan bersedekap di meja. di setiap awal pembelajaran siswa dibiasakan mengucapkan basmallah. 109

126 ª «± -. ²³ µ ¹ º» «ª ± ª ««± ¼ - ½¾ ±. Kemudian siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb.. Sebelum pulang siswa juga mengucapkan salam. ²³ µ ¹ º Di awal pelajaran siswa mengucapkan salam dan diakhir pelajaran siswa juga mengucapkan salam. ²³ µ ¹ º Di awal pembelajaran pertama siswa mengucapkan salam pada guru. Ketika jam pelajaran berakhir guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru. ²³ µ ¹ º Siswa bertugas memimpin doa dan salam. Seperti biasa siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wrb.... Selamat pagi bu guru ²³ µ ¹ À Semua siswa duduk di kursi dengan tangan bersedekap dan kepala menunduk. Siswa berdoa seperti biasa sebelum pelajaran. Siswa berdoa dengan 110

127 ËÌ ÍÂÎÆÏÄ ÐÂÁÂÑÄÇ ÒÂÑÄÓÄÎÄà ËÂÎÄÉÇÈÎ ÁÂÃÄÃÅ ÆÄà ÇÈÉÊÄÁ. ÔÕÖ ØÙÚÖÛ Ü ÝÄÆÄ ÄÉÇÈÎ ÒÂÊËÂÑÄÓÄÎÄà ÍÄÇÄÐÄ ÞÄßÄ ÐÈÐßÄ ÊÂÊËÄàÄ ÇÄÊÆÄÑÄÇ ÉÂÊáÆÈÄà ÊÂÃÅáàÄÒÉÄà ÐÄÑÄÊ. ÔÕÖ ØÙÚÖÛ ÜÜ ÞÂÆÄ ÈÐÁÈÎÄÇÄÁ ÆÈ ÊÄÁÄ ÒÂÑÄÓÄÎÄà ÍÄÇÄÐÄ âãæïãâðèä ÐÈÐßÄ ÊÂÃÅáàÄÒÉÄà ÇÄÊÆÄÑÄÇ, ÆÈ ÄÉÇÈÎ ÒÂÑÄÓÄÎÄà ÐÈÐßÄ ÓáÅÄ ÊÂÃÅáàÄÒÉÄà ÇÄÊÆÄÑÄÇ ÆÄà ÊÂÃÅáàÄÒÉÄà ÐÄÑÄÊ. ÔÕÖ ØÙÚÖÛ ÜÜÜ ãâëâñáê ÒáÑÄÃÅ ÐÂÉÏÑÄÇ ÐÈÐßÄ ËÂÎÆÏÄ ÆÈÒÈÊÒÈà ÏÑÂÇ ÐÄÑÄÇ ÐÄÁá ÐÈÐßÄ, ÆÂÃÅÄà ÐÈÉÄÒ ÆáÆáÉ ÁÂÃÄÃÅ, ÉÂÒÄÑÄ ÊÂÃáÃÆáÉ ÆÄà ÁÄÃÅÄà ËÂÎÐÂÆÂÉÄÒÌ ÔÕÖ ØÙÚÖÛ Üä ãèðßä ÊÂÊËÄàÄ ÇÄÊÆÄÑÑÄÇ ÉÂÊáÆÈÄà ÊÂÊËÄàÄ ÆÏÄ ÆÈ ÄÉÇÈÎ ÒÂÑÄÓÄÎÄÃÌ ãäñäç ÐÄÁá ÐÈÐßÄ ÄÆÄ åäãå ÊÂÊÈÊÒÈÃÌ ÔÕÖ ØÙÚÖÛ ä ãâëâñáê ÈÐÁÈÎÄÇÄÁ ÅáÎá ÊÂÃÅÄÉÇÈÎÈ ÒÂÑÄÓÄÎÄà ÆÂÃÅÄà ÊÂÃÅÄÓÄÉ ÐÈÐßÄ ÊÂÃÅáàÄÒÉÄà ÇÄÊÆÄÑÑÄÇÌ ÔÕÖ ØÙÚÖÛ äü ãèðßä ÊÂÊËÄàÄ ÇÄÊÆÄÑÑÄÇ ÉÂÁÈÉÄ ÓÄÊ ÒÂÑÄÓÄÎÄà ÊÄÁÂÊÄÁÈÉÄ ÐÂÑÂÐÄÈ. ãâáâñäç ÐÂÊáÄ ÉÂÑÄÐ ÐÂÑÂÐÄÈ æâåèäáäã ÎáÁÈà ÊÂÊËÈÄÐÄÉÄà ËÂÎÆÏÄ ÐÂÐáÆÄÇ ÒÂÑÄÓÄÎÄà ÆÈ ÑÄÉáÉÄà ÐÂÁÈÄÒ ÇÄÎÈ ÒÄÆÄ ÄÉÇÈÎ ÒÂÊËÂÑÄÓÄÎÄà ÄÁÄá ÐÂËÂÑáÊ ÈÐÁÈÎÄÇÄÁ. ãèðßä ÆÈËÈÄÐÄÉÄà ÊÂÊËÄàÄ ÆÏÄ ÐÂËÂÑáÊ ÒáÑÄÃÅ ÄÅÄÎ ÆÈËÂÎÈ ÒÂÁáÃÓáÉ åäãå ËÂÃÄÎ, ÉÂÊáÆÈÄà ÐÈÐßÄ ËÂÎÐÑÄÊÄà ÆÂÃÅÄà ÅáÎá ÆÄà ÊÂÃÅáàÄÒÉÄà ÐÄÑÄÊ. 111

128 . õìî ï ì èéíìëì çèéêèëìí íìîï íðíñì ëèëðëòðó çèéôõì. ö øùúûüøý þÿÿ è èíìð òè ì ìéìó íðíñì ëèëçì ì ôõì òèóïîïò ëì è ðí ôõì êèôïì õéìó îïì, çèíèéîì ìéîðó ì. ö øùúûüøý þÿÿÿ èçè ïë òï ìó íèêõ ì íðíñì ëèëçì ì ôõì ì ìé ôðçèéð òèîïó ïê ìó çèóìé ôìó ôõì òèóïîïò ëì è ðí ðêìò íðíñì íììî çèéôõì ôèó ìó ôïôïê îèóìó, êèòì ì ëèóïóôïê ôìó îìó ìó çèéíèôèêìò ö øùúûüøý ÿ ðíñì çèéôõì íèçè ïë òï ìó íèêõ ì ôèó ìó ôðòðëòðë íì ì íìï íðíñì. íðêìò íðíñì íììî çèéôõì ôèó ìó ôïôïê îèóì, êèòì ì ëèóïóôïê ôìó îìó ìó ôð ðòìî. ö øùúûüøý ÿ ï íðíñì êè ìí ëè ìêíìóìêìó í õ ìî ô ï ì çèéíìëì îèëìó-îèëìó ì. ö øùúûüøý ÿÿ ììî ðíîðéì ìî çèçèéìòì íðíñì êè ìí ëè ìêíìóìêìó í õ ìî ô ï ì. ö øùúûüøý ÿþ é ëè ìêíìóìêìó í õ ìî ô ï ì çèéíìëì îèëìóîèëìó ö øùúûüøý þÿ è ðìîìó í õ ìî ô ï ì ôð ìêíìóìêìó íèíïìð êèðó ðóìó íðíñì îðôìê ìôì òìêíììó ôìéð òð ìê íèêõ ì ðêì íðíñì ðó ðó ëè ìêìíìóìêìó í õ ìî ô ï ì ëìêì ôðòèéíð ì êìó 112

129 !3 4 5# 6#7! "# - $. %&'()*+', -.. / # # ""#0!. %&'()*+', ! #. %&'()*+',.2! "# - $ %&'()*+',. /!#!! 8# "#9 3 / "!#, 79 $!! 7!. %&'()*+',.. /!#!! 8# "#9 3 / "!#, 79 $!! 7!. %&'()*+',... /!#!! 8# "#9 3 / "!#, 79 $!! /!#!! 8# "#9 3 / "!#, 79 $!! 7!. 113

130 FGHIJKLHM NO P?Q=>E UARV>SEC>SW @ADQ=>? :;V> <ASYABC>D>S S><;S B>=>< FGHIJKLHM O P?Q=>E B?;?;R BC=>D@>S>D>S UARV>SEC>SW PC@X> @ADQ=>? :;V> <ASYABC>D>S S><;S B>=>< FGHIJKLHM ON P?Q=>E B?;?;R BC=>D@>S>D>S UARV>SEC>SW PC@X> @ADQ=>? :;V> <ASYABC>D>S S><;S B>=>< FGHIJKLHM ONN P?Q=>E B?;?;R BC=>D@>S>D>S UARV>SEC>SW PC@X> @ADQ=>? :;V> <ASYABC>D>S S><;S B>=>< FGHIJKLHM ONNN P?Q=>E B?;?;R BC=>D@>S>D>S UARV>SEC>SW PC@X> <A<U>X> 114

131 [. z[hw^czc`c\ h[\gfvc{`c\ Zcbch Z[\]^_^, Z[`abcd efgc h[\i[]^c`c\ \chf\ ]cbch efhbcd Z[]^`^j. klmnopqmr st udabcj ]dfdf_ ]^bc`zc\c`c\ ]^ hfzdabc Z[`abcd Z[vc_c w[_gc\j^c\x u^zyc h[hwcyc cbcj Zdabcj Z[\]^_^, Z[`abcd efgc h[\i[]^c`c\ \chf\ ]cbch efhbcd Z[]^`^j. klmnopqmr s u^zyc h[\gfvc{`c\ Zcbch {c]c gf_f `[j^`c cycb {[bcec_c\x f_f hczf` `[]cbch `[bcz ]c\ h[\gfvc{`c\ Zcbch }~ZZcbchhfcbc^`fh. Siswa menjawab salam tersebut. klmnopqmr ss Di awal jam pertama sebelum berdoa siswa mengucapkan salam kepada guru dan setelah selesai pelajaran siswa juga mengucapkan salam kepada guru. klmopqmr sss Siswa mengucapkan salam pada guru ketika awal pelajaran. Guru masuk kedalam kelas dan mengucapkan salam Assalammualaikum. Siswa menjawab salam tersebut. klmnopqmr s Sebelum memulai pelajaran siswa memberi salam Siswa terbiasa mengucapkan salam pada guru diawal pelajaran dan akhir pelajaran saat akan pulang serta disetiap pergantian jam pelajaran siswa juga mengucapkan salam. 115

132 ƒ ƒ ˆ ƒšƒ Œƒ ŒŽŒ ƒ Ž Ž ƒ ƒ ŒƒŠƒ ƒ ƒ ƒ-ƒ ƒ Ž ŒƒŠƒ. Kemudian siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb. kemudian guru mejawab salam siswa tersebut. š œ Sebelum memulai pelajaran siswa memberi salam kepada guru. Salah satu siswa memimpin mengucapkan salam dengan aba-aba beri salam. Kemudian siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb. kemudian guru mejawab salam siswa tersebut. š œ ž Sebelum memulai pelajaran siswa memberi salam kepada guru. Salah satu siswa memimpin mengucapkan salam dengan aba-aba beri salam. Kemudian siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb. kemudian guru mejawab salam siswa tersebut. Saat guru menjelaskan tentang kata-kata dasar dalam bahasa arab. Ada siwa yang ijin keluar kelas kemudian keluar dengan mengucapkan salam. Saat siswa tersebut masuk kembali mengucapkan salam saat masuk ke kelas. š œ žž 116

133 Ÿ ª«ª ««ª ± ² «««ª«³ «. Siswa menjawab salam tersebut. µ ¹º» ¼ ½¾¾¾ Siswa mengucapkan salam pada guru ketika awal pelajaran. Guru masuk kedalam kelas dan mengucapkan salam Assalammualaikum. Siswa menjawab salam tersebut. µ ¹º» ¼ ¾ Salah satu siswa memimpin pemberian salam kepada guru yang mengajar dan semua siswa mengucapkan Assalammualaikum wr. wb.. f. Hafalan µ ¹º» ¼ ¾ Siswa kelas I-V dipagi hari setelah berdoa menghafalkan surat-surat pendek dan asmaul husna serta bacaan sholat bagi siswa kelas awal. µ ¹º» ¼ ¾¾ Siswa kelas I-V dipagi hari setelah berdoa menghafalkan surat-surat pendek dan asmaul husna serta bacaan sholat bagi siswa kelas awal. µ ¹º» ¼ ¾¾¾ Siswa kelas I-V dipagi hari setelah berdoa menghafalkan surat-surat pendek dan asmaul husna serta bacaan sholat bagi siswa kelas awal. Siswa kelas I-V dipagi hari setelah berdoa menghafalkan surat-surat pendek dan asmaul husna serta bacaan sholat bagi siswa kelas awal. 117

134 ÀÁÂÃÄÅÆÂÇ ÈÉ ÊËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ Ò-Ó ÔËÕÎÖË ÎØË ÌÐÙÐÑÎ ÚÐØÔÛÎ ÜÐÝÖ ÎÞÎÑÏÎÝ ÌßØÎÙ-ÌßØÎÙ ÕÐÝÔÐÏ ÔÎÝ ÎÌÜÎßÑ ßÌÝÎ ÌÐØÙÎ ÚÎàÎÎÝ Ì ÛÑÎÙ ÚÎÖË ÌËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ ÎÍÎÑ. ÀÁÂÃÄÅÆÂÇ É ÊËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ Ò-Ó ÔËÕÎÖË ÎØË ÌÐÙÐÑÎ ÚÐØÔÛÎ ÜÐÝÖ ÎÞÎÑÏÎÝ ÌßØÎÙ-ÌßØÎÙ ÕÐÝÔÐÏ ÔÎÝ ÎÌÜÎßÑ ßÌÝÎ ÌÐØÙÎ ÚÎàÎÎÝ Ì ÛÑÎÙ ÚÎÖË ÌËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ ÎÍÎÑ. ÀÁÂÃÄÅÆÂÇ ÉÈ ÊËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ Ò-Ó ÔËÕÎÖË ÎØË ÌÐÙÐÑÎ ÚÐØÔÛÎ ÜÐÝÖ ÎÞÎÑÏÎÝ ÌßØÎÙ-ÌßØÎÙ ÕÐÝÔÐÏ ÔÎÝ ÎÌÜÎßÑ ßÌÝÎ ÌÐØÙÎ ÚÎàÎÎÝ Ì ÛÑÎÙ ÚÎÖË ÌËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ ÎÍÎÑ. ÀÁÂÃÄÅÆÂÇ ÉÈÈ ÊËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ Ò-Ó ÔËÕÎÖË ÎØË ÌÐÙÐÑÎ ÚÐØÔÛÎ ÜÐÝÖ ÎÞÎÑÏÎÝ ÌßØÎÙ-ÌßØÎÙ ÕÐÝÔÐÏ ÔÎÝ ÎÌÜÎßÑ ßÌÝÎ ÌÐØÙÎ ÚÎàÎÎÝ Ì ÛÑÎÙ ÚÎÖË ÌËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ ÎÍÎÑ. ÀÁÂÃÄÅÆÂÇ ÉÈÈÈ ÊËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ Ò-Ó ÔËÕÎÖË ÎØË ÌÐÙÐÑÎ ÚÐØÔÛÎ ÜÐÝÖ ÎÞÎÑÏÎÝ ÌßØÎÙ-ÌßØÎÙ ÕÐÝÔÐÏ ÔÎÝ ÎÌÜÎßÑ ßÌÝÎ ÌÐØÙÎ ÚÎàÎÎÝ Ì ÛÑÎÙ ÚÎÖË ÌËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ ÎÍÎÑ. ÀÁÂÃÄÅÆÂÇ Èá ÊËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ Ò-Ó ÔËÕÎÖË ÎØË ÌÐÙÐÑÎ ÚÐØÔÛÎ ÜÐÝÖ ÎÞÎÑÏÎÝ ÌßØÎÙ-ÌßØÎÙ ÕÐÝÔÐÏ ÔÎÝ ÎÌÜÎßÑ ßÌÝÎ ÌÐØÙÎ ÚÎàÎÎÝ Ì ÛÑÎÙ ÚÎÖË ÌËÌÍÎ ÏÐÑÎÌ ÎÍÎÑ. 2 âðöëîùîý Î. ãðõðøëýöîùïî ÀÁÂÃÄÅÆÂÇ È äßøß ÜÐÝÖÎåÎÏ ÌËÌÍÎ ßÝÙßÏ ÜÐÑÎÏÌÎÝÏÎÝ 118

135 æçèéêëé é ìíìîë ïëéð êíñëò óôõëòìëéëòëé íöëñë ö ôóöôúíòëé òôìôóçëêëé ìíìîë ùéêùò öôúíöëñë øùúù óôóéðëûëò ìíìîë ùéêùò óôõëòìëéëòëé ì èõëê öôúìëóë. üýþÿ þ æíìîë ïëéð öôõùó óôóèêèéð òùòùéïë, ñíóíéêë ùéêùò óôóèêèéð òùòù üýþÿ þ øùúù óôéôðùú ìíìîë ïëéð óôéðôûôò ìíìîë õëíééïë. üýþÿ þ øùúù óôéôðùú ìíìîë ïëéð êíñëò ìèçëé òôçëñë ðùúù ìôçôúêí ìíìîë ïëéð óôéíúùòëé ðùúù ïëéð ìôñëéð óôéûôõëìòëé óëêôúí. üýþÿ þ øùúù óôóíéêë ìíìîë ùéêùò óôóöùëéð ìëóçë çëñë êôóçëêéïë. üýþÿ þ øùúù óôóöôúíòëé òôìôóçëêëé òôçëñë ìíìîë ïëéð ëòëé óôõëòìëéòëé òôðíëêëé íöëñë üýþÿ þ æôòèõë óôóöôúíòëé îëòêù ùéêùò ìíìîë óôõëòìëéëòëé ì èõëê ñ ù ë ñëé ñ ù ùú üýþÿ þ øùúù óôóöôúíòëé òôìôóçëêëé ìíìîë ùéêùò ì èõëê ñ ù ë ñëé ì èõëê ñ ù ùú ìô ëúë öôúìëóë-ìëóë üýþÿ þ ì èõëê, óôóèêèéð òùòù ñëé óôéôðùú ìíìîë ïëéð óôéðôûôò êíñëò ìèçëé òôçëñë ðùúù ìôúêë ïëéð óôóöùëéð ìëóçë ìôóöëúëéðëé øùúù öëíò ìôòèõë óôóôöôúíòëé òôìôóçëêëé òôçëñë ìíìîë ùéêùò óôõëòìéëòëé ì èõëê ñ ù ë ñëé ñ ù ùú. 119

136 . '( -!"#$ %&& -!"#$ %&&& -!"#$ & ) (* + ( ( ( (* +..!"#$ &&& ) +( ((( + +( ( (* (, ( ( (((( (* +.!"#$ % ) +( *-* ( ( ( (-!"#$ %& ) ( +( * ( -.( ( *. 120

137 3 Q=G=JCEC> C> C. 9:;: <=<H=;AFC> H=;IC<CCK / :;: <=>=?:; DC>? E:E:F>DC GAECF H=>C;, HCKBC AG: GAECF HCAF EC> / O DC>? <=>ICKAJA G=<C>>DC?:;: <=>=?:; EC> HCKBC L=;H:CGC> GAECF HCAFN / S=;JAKCG T: PG AF:G <=JCF@C>CFC> EK:K:;. / UCF TC <=>ICEA EK:K:;. / T: SF AF:G EK:KC / S=;JAKCG T: PR EC> T: VG EK:K:; H=;IC<CCK / S=;JAKCG T: WA H=;ICJC> <=>:I: F= <C@IAE :>G:F <=JCF@C>CFC> EK:K:;. / S=;JAKCG T: S; H=;ICJC> <=>:I: F= <C@IAE :>G:F <=JCF@C>CFC> EK:K:; 9:;: <=<H=;AFC> F=G=JCEC>C> E=>?C> AF:G EK:KC EC> EK:K:; H=;@C<C-@C<C HN 9:;: / RM>GMK G=JCEC> H=;H:@C>C 121

138 XYXZ[Z\ ]^_Z`Z X^_a\X bya^c^d e^c^ XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`j XY`^k^f Z^cZk. b\_lz m^ez XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`n opqrstuqv ww bya^c^d e^c^ XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`j XY`^k^f Z^cZk. b\_lz m^ez XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`n opqrstuqv www bya^c^d e^c^ XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`j XY`^k^f Z^cZk. b\_lz m^ez XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`n opqrstuqv wx bya^c^d e^c^ XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`j XY`^k^f Z^cZk. b\_lz m^ez XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`n opqrstuqv x bya^c^d e^c^ XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`j XY`^k^f Z^cZk. b\_lz m^ez XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`n opqrstuqv xw bya^c^d e^c^ XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`j XY`^k^f Z^cZk. b\_lz m^ez XYXZ[Z\ fz[z\z` gz`e czf\ hz` _ifz`n opqrstuqv xww X^_a\X ^`k^[ _\_lz. 122

139 š. } œz} z} { zƒ ~ { yz{ } ~ } z ƒ ƒ } ƒ ˆ Š z }. yƒˆœ z ƒ ƒ } ƒ ˆ Ž yz{ } ~ } z ƒ ƒ } ƒ ˆ Š z }. yƒˆœ z ƒ ƒ } ƒ ˆ Ž yz{ } ~ } z ƒ ƒ } ƒ ˆ Š z }. yƒˆœ z ƒ ƒ } ƒ ˆ Ž } z ƒ ƒ zƒ ž { ˆ } z z ˆz ƒ ~ }ƒ ƒ ƒ ~ }ƒ. } z ƒ ƒ zƒ ž { ˆ } z z ˆz ƒ ~ }ƒ ƒ ƒ ~ }ƒ } z ƒ ƒ zƒ ž { ˆ } z z ˆz ƒ ~ }ƒ ƒ ƒ ~ }ƒ. } z ƒ ƒ zƒ ž { ˆ } z z ˆz ƒ ~ }ƒ ƒ ƒ ~ }ƒ } ˆ zƒ ~ { ˆz ƒ ƒ ~ }ƒ ˆzœz{ z { ƒ z{ } Ž 123

140 Ÿ ª ««ª «±²³ µ ³ ¹º Ÿ ª ««ª «±²³ µ ³ ¹ºº Ÿ ª ««ª «±²³ µ ³ ¹ººº Ÿ ª ««ª «±²³ µ ³ º» Ÿ ª ««ª «4 ¼ ª½. ¾ ª ±²³ µ ³ º ¾ ½ ««ª½ ª ½ «¾ ½ ÀÁ  ª à «ª ª½ È ª Ã È ª ½ «Ã Ä Å «Ç «Å ±²³ µ ³ ºº ¼ ª Æ ¾ ½. ±²³ µ ³ ººº ¾ ½ ª½ à ««Ç Ä ª à Š±²³ µ ³ º¹ ¾ ½ ª½ à ««Ç Ä 124

141 ÉÊËÊÌ ÍÎÊÉÊÊÏ ÐÎÑÒÓÔÕ Ö ØÙÚÛÜØÝ Þ ßàÒÔáËÊ ÉÊËÊÌ ÍÎÊÉÊÊÏ ÐÎÑÒÓÔ ÉÊÏ ÑÊâÓ, ÊËÊã ÓÐÊÉÊÔ ãîñãêãê ÑÊâÓ ÉÓ ËÎÌÊÓ ÉÊËÊÌ ÌàÒÔáËÊ. Ö ØÙÚÛÜØÝ Þä ßàÒÔáËÊ ÉÊËÊÌ ÍáÏÉÓÒÓ ÐÎÑÒÓÔ ÉÊÏ ãîìâêã åàéôà æàçê ÉÊËÊÌ ÍÎÊÉÊÊÏ ÐÎÑÒÓÔÕ Ö ØÙÚÛÜØÝ Þää èó ÌÊÒæÓÉ ãîñéêâêã âêæêïçêï ÉÓÏÉÓÏç ãîïãêïç ãêãê éêñê åàéôà Ö ØÙÚÛÜØÝ Þäää ßàÒÔáËÊ ÉÊËÊÌ ÍáÏÉÓÒÓ ÐÎÑÒÓÔ ÉÊÏ ãîìâêã åàéôà æàçê ÉÊËÊÌ ÍÎÊÉÊÊÏ ÐÎÑÒÓÔÕ Ö ØÙÚÛÜØÝ äê ßàÒÔáËÊ ÉÊËÊÌ ÍÎÊÉÊÊÏ ÐÎÑÒÓÔ ÉÊÏ ÑÊâÓ ÒÎãÓÊâ ÔÊÑÓ. ÐÕ ßÎÏëÎÉÓÊÍÊÏ Ö ØÙÚÛÜØÝ ä îëêã ÒÔáËÊã ëêïç ãîñéêâêã ÉÓ ÌàÒÔáËÊ ÊËÊã ÒÔáËÊã ëêïç ËÊëÊÍ ìîñéêâêã ÐÎÐÎÑÊâÊ ÌàÍÎÏÊ ÉÊÏ ÒÊæÊÉÊÔ ÉÓÉÊËÊÌ ÌàÒÔáËÊ. íóòåê ÌÎÌÐÊåÊ ÒÎÏÉÓÑÓ ÊËÊã ÒÔáËÊã ëêïç ÐÎÑàâÊ ÌàÍÎÏÊ, ÒÊæÊÉÊÔ ÉÊÏ ÒÓÒåÊ æàçê ÌÎÌÐÊåÊ ÊËÊã ÓÏÉÊÔÊ ÒÎÏÉÓÑÓ. ÉÓÐÊåÊ ÉÊÑÓ ÑàÌÊÔÕ Ö ØÙÚÛÜØÝ ää ìîñéêâêã ÐÎÐÎÑÊâÊ ÌàÍÎÏÊ ÉÊÏ ÒÊæÊÉÊÔ ÉÓÉÊËÊÌ ÌàÒÔáËÊ. íóòåê ÌÎÌÐÊåÊ ÒÎÏÉÓÑÓ ÊËÊã ÒÔáËÊã ëêïç ÉÓÐÊåÊ ÉÊÑÓ ÑàÌÊÔÕ Ö ØÙÚÛÜØÝ äää 125

142 ïðñòóôóõ öðöðñóôó øùðúó òóú ûóüóòóý òþòóÿó øûý ÿó. þû ó ð öó ó ûðúòþñþ óÿóõ ûý ÿóõ óú òþöó ó òóñþ ñø óý ïðñòóôóõ öðöðñóôó øùðúó òóú ûóüóòóý òþòóÿó øûý ÿó. þû ó ð öó ó ûðúòþñþ óÿóõ ûý ÿóõ óú òþöó ó òóñþ ñø óý ïðñòóôóõ öðöðñóôó øùðúó òóú ûóüóòóý òþòóÿó øûý ÿó. þû ó ð öó ó ûðúòþñþ óÿóõ ûý ÿóõ óú òþöó ó òóñþ ñø óý ïðñòóôóõ öðöðñóôó øùðúó òóú ûóüóòóý òþòóÿó øûý ÿó. þû ó ð öó ó ûðúòþñþ óÿóõ ûý ÿóõ óú òþöó ó òóñþ ñø óý ïðñòóôóõ öðöðñóôó øùðúó òóú ûóüóòóý òþòóÿó øûý ÿó. þû ó ð öó ó ûðúòþñþ óÿóõ ûý ÿóõ óú òþöó ó òóñþ ñø óý ïðñòóôóõ öðöðñóôó øùðúó òóú ûóüóòóý òþòóÿó øûý ÿó. þû ó ð öó ó ûðúòþñþ óÿóõ ûý ÿóõ óú òþöó ó òóñþ ñø óý. ð óûóú ïðñòóôóõ õøÿþûóú öðöðñóôó ô õ ú óú ó óõ 126

143 !" " "## $%& " '## '#&( ) ' " # % $ & $. *+,-./0,1 22!" " "## $%& " '## '#&( ) ' " # % $ & $. *+,-./0,1 222!" " "## $%& " '## '#&( ) ' " # % $ & $. *+,-./0,1 23!" " "## $%& " '## '#&( ) ' " # % $ & $. *+,-./0,1 3!" " "## $%& " '## '#&( ) ' " # % $ & $. $%& " '## '#&( ) ' " # % $ & $. 127

144 456789:6; <= DEFGHBI CKDKILBI BMBD ABI MBIL AGCBHBIL H?QKFBPR SG Q?FBH AKB H?J?FEO ABI H?AEBP :6; <== DEFGHBI CKDKILBI BMBD ABI MBIL AGCBHBIL H?QKFBPR SG Q?FBH AKB H?J?FEO ABI H?AEBP :6; <=== DEFGHBI CKDKILBI BMBD ABI MBIL AGCBHBIL H?QKFBPR SG Q?FBH AKB H?J?FEO ABI H?AEBP :6; =T DEFGHBI CKDKILBI BMBD ABI MBIL AGCBHBIL H?QKFBPR SG Q?FBH AKB H?J?FEO ABI H?AEBP 128

145 UVWXYZV[ 2 \]^_`ay, byaxcvd, ^V[ e]aywx_cv[ fvayc gha]zivay jkzvk]ly m][v[vwv[ W]cVc_Y m][ly[k]lzvayv[ ^VcVW nvkv m]cvovzv[ ^Y jb n_pvwwv^ydvp qrzrh_^_z sedtuvwx ywvz{ }x y ~ uvw zt{ ~ vw{ ƒvs vw ~ ~ w z~ ~ ~ ~w{ w u s u s s{w wtv { {tw z~ w~ s vw ~ y { z{ s ~ ~ˆ w Š Œ Žˆ v w Š Œ Žˆ s Š Œ u 1. e]lyvkv[ m]wh]cvovzv [ V. e]lyvkv[ m][^vp_c_v[ w by V Vc X]cVoVZV[ hvpvav ov V q_ _ W][lVoV` aya V _[k_` W]WhVšV ^rv a]h]c_w h]cvovz. nvkv X]cVoVZV[ X]ZkVWV dvyk_ hvpvav ov V l_z_ h]zkv[dv `]XV^V aya V k][kv[l VZkY œ ž œ Ÿ. ww Guru dan siswa berdoa bersama sebelum pelajaran. guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kabar siswa kemudian guru bertanya kepada siswa tentang kegunaan matahari bagi kehidupan. www Guru dan siswa berdoa bersama sebelum pelajaran. guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kabar siswa. siswa menjawab bahwa siswa sehat dan dalam keadaan baik. Kemudian guru mengucapkan Alhamdulillah, Pada kegiatan pendahuluan beberapa kegiatan yang dilakukan guru antar lain, mengajak siswa berdoa, memberikan salam, mengucapkan basmallah, melakukan presensi, dan menanyakan kabar siswa. 129

146 - ª ««ª ª ± ² ª «± ± «² ³ ² ª. Sebelum mulai pembelajaran guru mengucapkan basmallah. µ ¹º» ¼½ Di awal pembelajaran guru melakukan apersepsi tentang bangun datar. µ ¹º» ½ Guru mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Kemudian guru bertanya kabar kepada siswa. µ ¹º» ½¼ Guru dan siswa berdoa bersama sebelum pelajaran. guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kabar siswa. siswa menjawab bahwa siswa sehat dan dalam keadaan baik. Kemudian guru mengucapkan Alhamdulillah, anak-anak harus tetap mensyukuri masih diberikan kesehatan dan dapat berkumpul bersama. Sebelum mulai pembelajaran guru mengucapkan basmallah. µ ¹º» ½¼¼ Guru memasuki kelas dan mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Kemudian 130

147 ¾ ÀÁÀÂÁÃÁÀ ÃÁÄÁÅ ÆÇÆÈÁ. ÉÊÅÊ Ä ÅËÁÀÂÁ ÁÌÁÃÁÍ ÁÀÁÃ-ÁÀÁà ÅÁÎÇÀ ¾ ¾ÄÁÏÁ ÆÁÁË ÐÇÅʾÁÍÑ. ÒÇÆÈÁ ¾ ÀÎÁÈÁÄ ÓÇÂÁ ÄÊÔ ¾ ¾ÄÁÏÁ ÁÌÁ ÆÁÎÁÑ ÕÖ ØÙÚÛ Ü ÝÞÞÞ ßÊÅÊ ÐÁÀ ÆÇÆÈÁ Ä ÅÐàÁ Ä ÅÆÁ¾Á Æ Ä áê¾ Ì ááîáåáàâ ÉÊÅÊ ¾ ááãêãáà ÁÌ ÅÆ ÌÆÇ Ð ÀÉÁÀ ¾ ÀÁÀÂÁÃÁÀ ÃÁÄÁÅ ÆÇÆÈÁ. ÆÇÆÈÁ ¾ ÀÎÁÈÁÄ ÄÁÍÈÁ ÆÇÆÈÁ Æ ÍÁË ÐÁÀ ÐÁáÁ¾ à ÁÐÁÁÀ ÄÁÇÃâ ã ¾ÊÐÇÁÀ ÉÊÅÊ ¾ ÀÉÊÏÁÌÃÁÀ ÓäáÍÁ¾ÐÊáÇááÁÍå ÁÀÁÃ-ÁÀÁà ÍÁÅÊÆ Ë ËÁÌ ¾ ÀÆÂÊÃÊÅÇ ¾ÁÆÇÍ ÐÇÄ ÅÇÃÁÀ Ã Æ ÍÁËÁÀ ÐÁÀ ÐÁÌÁË Ä ÅÃʾÌÊá Ä ÅÆÁ¾Á. Sebelum mulai pembelajaran guru mengucapkan basmallah. ÕÖ ØÙÚÛ Ü Þæ Di awal pelajaran matematiak guru mengajak siswa membaca basmallah bersama-sama. b. Kegiatan Inti ÕÖ ØÙÚÛ Ü Þ Memasuki mata pelajar guru menjelsakan tentang lawan kata dalam bahasa jawa kepada anak-anak. ÕÖ ØÙÚÛ Ü ÞÞ Guru menjelaskan bahwa kegunaan matahari sangat penting bagi kehidupan manusia. Itu semua karunia Allah SWT. Pada kegiatan inti yang guru sampaikan ada beberapa materi pelajaran yang berhubungan dengan religius. Selain itu, guru juga mengaitkan materi dengan religius. 131

148 çèéêëìíéî ïïï ðñòñ óññô õö ö øùúûùüñóýñú øñôù þ ôùúôñúõ øùøÿöñô òùóý þ óþ. ö ö øùú ù þôñýñú ôùúôñúõ òùóý þ óþ óùóù ñúõ. ùøöòþñú óþó ñ òþøþúôñ öúôöý øùøÿöñô ýñ ñúõñúú ñ. ùôùüñ óùüùóñþ óþó ñ øùøÿñ ñýñú òþòù ñú ýùüñó ññô óþó ñ øùøÿñ ñ òþòù ñú ýùüñó ñòñ óþó ñ ñúõ õñòö ýùøöòþñú õö ö øùøÿù þýñú úñóù ñô ýñü ñòñ ôùøñúú ñ ñúõ óùòñúõ ÿù òþ þ òþ òù ñú öúôöý òþ ù ñôþýñú ôö ôù øñóöý øùúõ ñ õñþ óùóñøñ ôùøñú çèéêëìíéî ï ö ö øùúûùüñóýñú ôùúôñúõ ÿñúõöú òñôñ ñúõ ñòñ. ö ö øùø ù õöúñýñú ñüñô ÿñúôö öúôöý øùúûùüñóýñú óöòöô ýù ñòñ óþó ñ. ñòñ óþó ñ ñúõ ñøù õö ö øùúùõö òñú øùúûùüñóýñú ÿñ ñ ñ ñ öó øùúõ øñôþ ñúõ ñúõ óùòñúõ ÿù ÿþ ñ ñ òþ òù ñú ÿñþý þôö õö ö øñö öú ôùøñúú ñ. çèéêëìíéî ïï ðñòñ óññô õö ö øùúûùüñóýñú øñôù þ ôùúôñúõ øùøÿöñô òùóý þ óþ. ö ö øùú ù þôñýñú ôùúôñúõ òùóý þ óþ óùóù ñúõ ñúõ ñòñ òþ òñüñø ÿöýö þó ñ øùúòùúõñ ýñú õö ö øùøÿñ ñ. ùôùüñ 132

149 ..!"#$%&"' ( ) *+ -.!"#$%&"' (( +, /+ / /.!"#$%&"' ((( ) ++. /+ /.!"#$%&"' (0 ) ++. /+ /.!"#$%&"' 0 ) /. 133

150 :;75< 455= 595< ;5< C5 ;A ;5< ;7=:=:> 45?56 DEFGHIJFK LM N:3: 62<:=:> >2?5O535< B56;5??5B :;75< 455= 595< ;5< C5 ;A ;5< ;7=:=:> 45?56. DEFGHIJFK LMM N:3: 62<:=:> >2?5O535< B56;5??5B <542B5= :<=: O7< ;5B ;5< 12?5O :;75< 455= 595< ;5< C5 ;A ;5< ;7=:=:> 45?56. DEFGHIJFK LMMM N:3: 62<:=:> >2?5O535< B56;5??5B <542B5= :<=: O7< ;5B ;5< 12?5O :;75< 455= 595< ;5< C5 ;A ;5< ;7=:=:> 45?56. DEFGHIJFK MP N:3: 62<:=:> >2?5O535< B56;5??5B 134

151 QRSTUVU TWTXU. YRVZ[WU\ TUU] UYU\ ^Z_U\` TRYa_Ub `ZSZ [U\ TWTXU VRVQUcU [au QRSTUVU [U\ [W]Z]Z^ [R\`U\ TU_UV. 135

152 defghiej 3 klmnoph, qhpgres, mej tlphfgnrej uephr vwplixeph yziezl{h ljejefej flrernh lj{hjzl{iephej meref }nmese ylo~re mh yq neffemhse }~i~wnmni ED ƒ ˆ Š ŠŒ ƒ Žˆ ŠŒ Š Š Ž Œ ŒŠ ˆ ŒŠŒŠŽŠŒ Œ Š ƒš Šƒ Ž Š ˆ Œ Œ Š ŠŒ Š ŠŽ Š Š ƒ Š Œ š œ ž š œ Ÿ ƒÿ š 1. tlrep e. lfwhepeoej flj{n egoej oerhfez zefhm ž Ÿœ š yeez hpzhieez php e flj{n egoej erefmnrhrre lre eiej mhznzng mlj{ej flj{n egoej efmerre ž Ÿœ š lj{n egoej efmerre plzlre plplrpeh glre eiej ž Ÿœ š lre eiej mhznzng mlj{ej flj{n egoej efmerre ž Ÿœ š lre eiej mhznzng mlj{ej flj{n egoej efmerre ž Ÿœ š lj{n egoej efmerre plzlre plplrpeh glre eiej ž Ÿœ š lj{n egoej efmerre plzlre plplrpeh glre eiej ž Ÿœ š lj{n egoej efmerre plzlre plplrpeh tlwhepeej flj{n egoej oerhfez zefhm pnme mhreonoej pl eie inzhj mej pnme flj emh olwhepeej plo~re 136

153 Ç»ª«½ ª¼Å Ä ª ¼ Á ÂÅ ª«Ã ª«±²³ µ ³ ¹ººº»ª ¼½¾ À Á ««À êĪ«À êê«Ã Å ª«±²³ µ ³ ºÆ»ª ¼½¾ À Á ««À êĪ«À êê«Ã Å ª«±²³ µ ³ º Ȫ ÂÉ ÃªÇª«½Á  êý À ª«Ê Ä ÅÃÄÅ À Ä ÃÅÃË Áª ¼½¾ «À Á½«Å««À ªÁ½ÂÅ ÂÅ«½Ä ª ¼ ÂÉ ÃªÇª«½Á Á. ±²³ µ ³ ºº Ȫ ÂÉ ÃªÇª«½Á  êý À ª«Ê Ä ÅÃÄÅ À Ä ÃÅÃË Áª ¼½¾ «À Á½«Å««À ªÁ½ÂÅ ÂÅ«½Ä ª ¼ ÂÉ ÃªÇª«½Á Á. ±²³ µ ³ ººº Ȫ ÂÉ ÃªÇª«½Á  êý À ª«Ê Ä ÅÃÄÅ À Ä ÃÅÃË Áª ¼½¾ «À Á½«Å««À ªÁ½ÂÅ ÂÅ«½Ä ª ¼ ÂÉ ÃªÇª«½Á Á. ±²³ µ ³ º¹ Ȫ ÂÉ ÃªÇª«½Á  êý À ª«Ê Ä ÅÃÄÅ À Ä ÃÅÃË Áª ¼½¾ «À Á½«Å««À ªÁ½ÂÅ ÂÅ«½Ä ª ¼ ÂÉ ÃªÇª«½Á Á. ±²³ µ ³ ¹ ̪¼Å Ä ª ¼ Á ÂÅ ª«Ã Í ¼ ÂÅ«½ ÃÅÃË Â «À Ǫ ÂÉ ÃªÇª«½Á  êý À Á ΠêǪ«½Á  êý À Ǫ«. 137

154 ä. ñðúãøäôüåôú ÕÔ ÔÙ ÏÐÑÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÒÔÚ ÕÐÕØÒÔÛ ÜÐ ÔÝÔÑÔÚÞ ßÔÔà áõàáñôûôà ÕáÕâÔ ÙÐÚãØäÔÜåÔÚ Ô ÛÔÙÒØ á ÔÛ åðùøòáôú Òá ÔÚÝØàåÔÚ ÒÐÚãÔÚ ÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÙÔåÔÚ. æçèéêëìèí îï ÏÐÑÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÒÔÚ ÕÐÕØÒÔÛ ÜÐ ÔÝÔÑÔÚÞ ßÔÔà áõàáñôûôà ÕáÕâÔ ÙÐÚãØäÔÜåÔÚ Ô ÛÔÙÒØ á ÔÛ åðùøòáôú Òá ÔÚÝØàåÔÚ ÒÐÚãÔÚ ÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÙÔåÔÚ. æçèéêëìèí îïï ÏÐÑÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÒÔÚ ÕÐÕØÒÔÛ ÜÐ ÔÝÔÑÔÚÞ ßÔÔà áõàáñôûôà ÕáÕâÔ ÙÐÚãØäÔÜåÔÚ Ô ÛÔÙÒØ á ÔÛ åðùøòáôú Òá ÔÚÝØàåÔÚ ÒÐÚãÔÚ ÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÙÔåÔÚÞ. æçèéêëìèí îïïï ÏÐÑÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÒÔÚ ÕÐÕØÒÔÛ ÜÐ ÔÝÔÑÔÚÞ ßÔÔà áõàáñôûôà ÕáÕâÔ ÙÐÚãØäÔÜåÔÚ Ô ÛÔÙÒØ á ÔÛ åðùøòáôú Òá ÔÚÝØàåÔÚ ÒÐÚãÔÚ ÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÙÔåÔÚ.. æçèéêëìèí ïð ÏÐÑÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÒÔÚ ÕÐÕØÒÔÛ ÜÐ ÔÝÔÑÔÚÞ ßÔÔà áõàáñôûôà ÕáÕâÔ ÙÐÚãØäÔÜåÔÚ Ô ÛÔÙÒØ á ÔÛ åðùøòáôú Òá ÔÚÝØàåÔÚ ÒÐÚãÔÚ ÒÓÔ ÕÐÖÐ ØÙ ÙÔåÔÚÞ. æçèéêëìèí ï ßáÕâÔ ÒÔÚ ãøñø ÙÔÕØå ÒÔÚ åð ØÔÑ åð ÔÕ òðãáôàôú ÙÐÚãØäÔÜåÔÚ ÕÔ ÔÙ óôúã ÔÒÔ Òá åð ÔÕ Òá ÔåØåÔÚ Ó ÐÛ ÕÐÙØÔ 138

155 ôõö øùúûüúö ýúþúô ÿõ þõ ú øþø ýú úö ø ø ôúýøü úö üõþøú üõþúý ôõö øùúûüúö ýúþúô ÿõ þõ ú øþø ýú úö ø ø ôúýøü úö üõþøú üõþúý ôõö øùúûüúö ýúþúô ÿõ þõ ú øþø ýú úö ø ø ôúýøü úö üõþøú üõþúý ôõö øùúûüúö ýúþúô ÿõ þõ ú øþø ýú úö ø ø ôúýøü úö üõþøú üõþúý ôõö øùúûüúö ýúþúô ÿõ þõ ú øþø ýú úö ø ø ôúýøü úö üõþøú üõþúý ôõö øùúûüúö ýúþúô ÿõ þõ ú øþø ý ýú úö ö ýúúÿ úô ûõþúú úö ýúúÿ üõþøú ôõö øùúûüúö ýúþúô úö ýúúÿ ôúýøü üõ üõþúý ôõö øùúûüúö ýúþúô üõô úþ. ýú úö ø ø ôúýøü úö üõþøú üõþúý ôõö øùúûüúö ýúþúô ÿõ þõ ú øþø ý ýú úö ø ø úö ú ú. 139

156 2. ( #)!*. +,,, & $$ '8,!#$# # # & #)!*!" #!$" $%#! & $# # #! $%#! # '!. -./0123/4 5 6 "& $! 7, & $$ & #)!*8 -./0123/ "& $! 7, & $$ & #)!* -./0123/ "& $! 7, & $$ & #)!* -./0123/ "& $! 7, & $$ & #)!* -./0123/4 9 6 "& $! 7, & $$ & #)!* -./0123/ "& $! 7, & $$ & #)!* -./0123/ "& $! 7, & $$ & #)!* -./0123/ "& $! 7, & $$ & #)!* -./0123/4 5: 6 "& $! 7, & $$ & #)!* -./0123/4 5 ; # & #)!* "! *)! &*$*, *)! &*$*$", *<!= &. -./0123/4 55 ; # & #)!* "! *)! &*$*, *)! &*$*$", *<!= &. 6 "& $! 7, & $$ & #)!*,!#$# # # & #)!* "! *)! &*$*, *)! &*$*$", *<!= &. 140

157 \. ]VPK^K OHMIHMKNKM _VQKMK OVQSJO FFF GHIJKLKM NHIKOKKM PJ QHNRSKT KMLKUK SKJM QTRSKL PTVTK, QTRSKL PTVTVU, TKWKSKMX PKM MIKYJ FZ GHIJKLKM NHIKOKKM PJ QHNRSKT KMLKUK SKJM QTRSKL PTVTK, QTRSKL PTVTVU, TKWKSKMX PKM MIKYJ Z GHIJKLKM NHIKOKKM PJ QHNRSKT KMLKUK SKJM QTRSKL PTVTK, QTRSKL PTVTVU, TKWKSKMX PKM MIKYJ. ZF GHIJKLKM NHIKOKKM PJ QHNRSKT KMLKUK SKJM QTRSKL PTVTK, QTRSKL PTVTVU, TKWKSKMX PKM MIKYJ. ZFF GHIJKLKM NHIKOKKM PJ QHNRSKT KMLKUK SKJM QTRSKL PTVTK, QTRSKL PTVTVU, TKWKSKMX PKM MIKYJ. ZFFF GHIJKLKM NHIKOKKM PJ QHNRSKT KMLKUK SKJM QTRSKL PTVTK, QTRSKL PTVTVU, TKWKSKMX PKM MIKYJ. F[ GHIJKLKM NHIKOKKM PJ QHNRSKT KMLKUK SKJM QTRSKL PTVTK, QTRSKL PTVTVU, TKWKSKMX PKM MIKYJ F `VUV OHMIIVMKNKM _VQKMK ^KMI OHMVLVa KVUKL, UKaJ, PKM _HUQJTb cjqdk YVIK OHMIIVMKNKM _VQKMK `VUV OHMIIVMKNKM _VQKMK ^KMI OHMVLVa KVUKL, UKaJ, PKM _HUQJTb cjqdk YVIK OHMIIVMKNKM _VQKMK 141

158 efgh ijgklkm fknfl, nfmo pfg qjnrost uvwxyz{w }} ~knk ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo, pfg qjnrost or f khf ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo pfg qjnrost uvwxyz{w }}} ~knk ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo, pfg qjnrost or f khf ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo pfg qjnrost uvwxyz{w }ƒ ~knk ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo, pfg qjnrost or f khf ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo pfg qjnrost uvwxyz{w ƒ ~knk ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo, pfg qjnrost or f khf ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo pfg qjnrost uvwxyz{w ƒ} ~knk ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo, pfg qjnrost or f khf ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo pfg qjnrost uvwxyz{w ƒ}} ~knk ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo, pfg qjnrost or f khf ijghhkgffg qkrfgf efgh ijgklkm fknfl, nfmo pfg qjnrost 142

159 ˆ Š ŠŒ Š, ŒŽ Ž š œ žš Š ˆ Š Ÿ Š ˆ Š ŠŒ Š, ŒŽ, Ž Ž Š ˆ Š Ÿ Š ˆ Š ŠŒ Š, ŒŽ Ž š žš Š ˆ Š Ÿ Š ˆ Š ŠŒ Š, ŒŽ, Ž Ž Š ˆ Š Ÿ Š ˆ Š ŠŒ Š, ŒŽ Ž ˆ š ˆ Š Ž Œ Œ Ÿ Ž Ž Ž Ÿ Œ Šˆ Š. Ž Ÿ Ž Ÿ Œ Š Ž - Š Ž. ˆ Ÿ Ž ŽŠ Žˆ Ÿ Š Ÿ ŠŒ Ž Œ ˆ ˆ Ÿ Œ ˆ Œ Š Ž ŽŠ š Ž ˆ Ž Š Š Ÿ Ž Ž Ÿ Œ Šˆ Š. Ž Ÿ Ž Ÿ Œ Š Ž - Š Ž. š ŽŸ Ž Ÿ Œ Šˆ Š. Ž Ÿ Ž Ÿ Œ Š Ž - Š Ž. Ž Ÿ Œ Šˆ Š. Ž Ÿ Ž Ÿ Œ Š Ž - Š Ž. š œ Ž Ÿ Œ Šˆ Š. Ž Ÿ Ž Ÿ Œ Š Ž - 143

160 . É Æ Ê ±³Å ª«± ² ²³. µ ¹º» ¼ ½ ¾³ À ± ² Á  ² Áà ± À«Ä Á ± ±«Á Å À Æ. ¾³ à ³Áà ± ÃÀ Å ² Á  ² ²«À³± ² À- ª«± ² ²³. µ ¹º» ¼ ½Ç ¾³ À ± ² Á  ² Áà ± À«Ä Á ± ±«Á Å À Æ. ¾³ à ³Áà ± ÃÀ Å ² Á  ² ²«À³± ² À- ª«± ² ²³. µ ¹º» ¼ ½ÇÇ ¾³ À ± ² Á  ² Áà ± À«Ä Á ± ±«Á Å À Æ. ¾³ à ³Áà ± ÃÀ Å ² Á  ² ²«À³± ² À- ª«± ² ²³. µ ¹º» ¼ ½ÇÇÇ ¾³ À ± ² Á  ² Áà ± À«Ä Á ± ±«Á Å À Æ. ¾³ à ³Áà ± ÃÀ Å ² Á  ² ²«À³± ² À- ª«± ² ²³. µ ¹º» ¼ ÇÈ ¾³ À ± ² Á  ² Áà ± À«Ä Á ± ±«Á Å À Æ. ¾³ à ³Áà ± ÃÀ Å ² Á  ² ²«À³± ² À- ª«± ² ²³. µ ¹º» ¼ Ç Ë³±Ì Ê Ä Ä Í«Í³ ² Ê ² À ³Å Á Å«À«Î ¾³± ²³  À ± ² Á  ² ² Ä ² ͫͳ É Æ Ê ±³Å Ê Á³À «ÃÀ Å ±³±Ì Á Ê««Á³ ˾ É«Å ÄÄ Á³ Å Ïà à «Á«Á À Å 144

161 ÐÑÒÓÑÒÔ ÕÖ ØÑ ÙÚÓÑ ÛÜÛÝÚÑÒÓ ÑÛÞÑß ÞÑàÑ ÐÜÛÞÑÐÒáÑ, àö âüãñ ÐÜäàÑÞÑÐ ÑãÑÐ âüýüä ÖßÑÒ áñòó ÛÜÒàÚâÚÒÓ. åæçèéêëçì íí ÕÖ ØÑ áñòó ÑâÑÒ ÛÑâÑÒ ÛÜÒîÚîÖ ÐÑÒÓÑÒ ÐÜäãÜÝÖß àñßúãúô ïö ÜÐÖÑÞ âüãñ ÐÜäàÑÞÑÐ ÐÜÛÞÑÐ îúîö ÐÑÒÓÑÒÔ ÕÖ ØÑ ÙÚÓÑ ÛÜÛÝÚÑÒÓ ÑÛÞÑß ÞÑàÑ ÐÜÛÞÑÐÒáÑ, àö âüãñ ÐÜäàÑÞÑÐ ÑãÑÐ âüýüä ÖßÑÒ áñòó ÛÜÒàÚâÚÒÓ. åæçèéêëçì ííí ÕÖ ØÑ áñòó ÑâÑÒ ÛÑâÑÒ ÛÜÒîÚîÖ ÐÑÒÓÑÒ ÐÜäãÜÝÖß àñßúãúô ïö ÜÐÖÑÞ âüãñ ÐÜäàÑÞÑÐ ÐÜÛÞÑÐ îúîö ÐÑÒÓÑÒÔ ÕÖ ØÑ ÙÚÓÑ ÛÜÛÝÚÑÒÓ ÑÛÞÑß ÞÑàÑ ÐÜÛÞÑÐÒáÑ, àö âüãñ ÐÜäàÑÞÑÐ ÑãÑÐ âüýüä ÖßÑÒ áñòó ÛÜÒàÚâÚÒÓ åæçèéêëçì íð ÕÖ ØÑ áñòó ÑâÑÒ ÛÑâÑÒ ÛÜÒîÚîÖ ÐÑÒÓÑÒ ÐÜäãÜÝÖß àñßúãúô ïö ÜÐÖÑÞ âüãñ ÐÜäàÑÞÑÐ ÐÜÛÞÑÐ îúîö ÐÑÒÓÑÒÔ ÕÖ ØÑ ÙÚÓÑ ÛÜÛÝÚÑÒÓ ÑÛÞÑß ÞÑàÑ ÐÜÛÞÑÐÒáÑ, àö âüãñ ÐÜäàÑÞÑÐ ÑãÑÐ âüýüä ÖßÑÒ áñòó ÛÜÒàÚâÚÒÓ. åæçèéêëçì ð ÕÖ ØÑ áñòó ÑâÑÒ ÛÑâÑÒ ÛÜÒîÚîÖ ÐÑÒÓÑÒ ÐÜäãÜÝÖß àñßúãúô ïö ÜÐÖÑÞ âüãñ ÐÜäàÑÞÑÐ ÐÜÛÞÑÐ îúîö àüòóñò ÛÜÒîÚîÖ ÐÑÒÓÑÒ ÜÝÜãÜÚÛ ÛÑâÑÒ àñò Ü ÚàÑß ÛÑâÑÒñ ÛÜÛÝÚÑÒÓ ÑÛÞÑß ÞÑàÑ ÐÜÛÞÑÐÒáÑ àñò ÐÜäàÑÞÑÐ ÑãÑÐ âüýüä ÖßÑÒ àö ÜÐÖÑÞ âüãñ Ô 145

162 òóôõóôö øùúó ûüõó ýþýÿüóôõ ùóý ó ó ó òþý óòô ó, ø þ óù òþ ó óò ó óò þÿþ ùø óô óôõ ýþô ü üôõ. øùúó óôõ ó óô ýó óô ýþôüø òóôõóô òþ þÿø ó ü üö øùþòøó þ óù òþ ó óò òþý óò üø òóôõóôö øùúó ûüõó ýþýÿüóôõ ùóý ó ó ó òþý óòô ó, ø þ óù òþ ó óò ó óò þÿþ ùø óô óôõ ýþô ü üôõ. øùúó óôõ ó óô ýó óô ýþôüø òóôõóô òþ þÿø ó ü üö øùþòøó þ óù òþ ó óò òþý óò üø òóôõóôö øùúó ûüõó ýþýÿüóôõ ùóý ó ó ó òþý óòô ó, ø þ óù òþ ó óò ó óò þÿþ ùø óô óôõ ýþô ü üôõ. øùúó óôõ ó óô ýó óô ýþôüø òóôõóô òþ þÿø ó ü üö øùþòøó þ óù òþ ó óò òþý óò üø òóôõóôö øùúó ûüõó ýþýÿüóôõ ùóý ó ó ó òþý óòô ó, ø þ óù òþ ó óò ó óò þÿþ ùø óô óôõ ýþô ü üôõ. øùúó óôõ ó óô ýó óô ýþôüø òóôõóô òþ þÿø ó ü üö øùþòøó þ óù òþ ó óò òþý óò üø 146

163 ! "# "$ "%, $ & ' ($" ' &! (# % $&. 3. )( &*'#. + & " ('*!! (& $ ' ( ',-./ #$%# 6*(*!$( '' & '*! + 7 '( 7 $$& 8 9' $ 9' (+879) % $$& $& & :,-./ ; 5 +#$%# 6*(*!$( '' & '*! + 7 '( 7 $$& 8 9' $ 9' (+879) % $$& $& & :,-./012.3 ;44 5 +#$%# 6*(*!$( '' & '*! + 7 '( 7 $$& 8 9' $ 9' (+879) % $$& $& & : 5 +#$%# 6*(*!$( '' & '*! + 7 '( 7 $$& 8 9' $ 9' (+879) % $$& $& & :! + $& &(&(&' (! (& $ ' ( ',-./ < &( (! $ =(*# $'& " #( '# "' &*'#,-./ < &( (! $ =(*# $'& " #( (! '# "' &*'# < &( (! $ =(*# $'& " #( $ (! '# "' &*'# 147

164 FGG HIJKLMLN IOPMLQL QIRLNL SLN TKQULV SKWLOXN PIMKLY VLQK PINKN PIMIWLV YXWLNJ PIOUWLVZ G[ HIJKLMLN IOPMLQL QIRLNL SLN TKQULV SKWLOXN PIMKLY VLQK QLRX PIMIWLV YXWLNJ PIOUWLVZ 148

165 \]^_`a]b c defghi`, j`i_k]l, f]b mei`^_gk]b n]i`k opieaq]i` rsa]set` ueb]b]^]b ^ek]kg` met`]s]b uebte^p]bt]b f`a` f` rj vw \]pxa]sxa`g^ yzg^` {ebxaez ED}~ ƒ ~ˆ ƒ} Š Œˆ ˆ Žˆ ƒˆ ~ ~ ˆ ˆ Ž } ˆ } ~ˆŽ ƒˆ Žˆ Œ Ž š ~š œ ž 1. met`]s]b dgs`b rehxk]z t. {e^p`]i]h]b peafx] iepekg^ _ek]ÿ]a]b š r]k]z i]sg i`i ] ^e^`^_`b fx], i`i ] k]`b ^e^p] ] fx] febt]b fgfgh f` hgai`, he_]k] f`sgbfghh]b j` ] ]k _e^pek]ÿ]a]b tgag f]b i`i ] ^ebtg ]_h]b p]i^]kk]z š r]sg i`i ] ^ebf]_]s sgt]i ^e^`^_`b fx] f]b i]k]^. r`i ] peafx] iepekg^ pek]ÿ]a. r`h]_ i`i ] i]]s peafx] fgfgh febt]b he_]k] ^ebgbfgh f]b s]bt]b seak`_]s f` fe_]b š re^g] i`i ] fgfgh f` hgai` febt]b s]bt]b peaiefeh]_ f]b he_]k] ^ebgbfgh r`i ] peafx] ie_eas` p`]i] iepekg^ _ek]ÿ]a]b r`i ] peafx] febt]b seb]bt f]b z`h^]s. š r`i ] ^]igh hek]i febt]b peai]k]^]b febt]b tgag f]b ^ebtg ]_h]b i]k]^ _]f] tgag resek]z `sg tgag met`]s]b ags`b peafx] iepekg^ _ek]ÿ]a]b f`k]hgh]b ies`]_ z]a`. r`i ] iesek]z ^ek]hi]b]h]b izxk]s fzgz] he^p]k` hef]k]^ hek]i r`i ] ^ebtg ]_h]b i]k]^ f]b peai]k]^]b febt]b tgag iepekg^ ^]igh hek]i resek]z `sg f`k]bÿgsh]b febt]b peafx]. r]k]z i]sg i`i ] ^e^`^_`b fx] f]b ^ebtg ]_h]b i]k]^ he^p]k`. mes`h] pea fx] i`h]_ i`i ] fgfgh seb]bt, he_]k] ^ebgbfgh f]b s]bt]b peaiefeh]_ f` ^eÿ]. f` ies`]_ ] ]k _e^pek]ÿ]a]b i`i ] f`p`]i]h]b ^ebtg ]_h]b p]i^]kk]z 149

166 ª «ª ± «² ³ -. µ ¹º» ¼ ½ ¾ ª ± ³ ª ± À Á ± ª ± «À  à ± ª ³ À À Á ± ª «³ ª «À  µ ¹º» ¼ ½Ä ¾ ª ± ª À Á ± ª ««± ª À À Á ± ª. µ ¹º» ¼ ½ÄÄ Å ª ³ «² ª ± ³ ª «À ³ - ³ ÆÇ ª. Kemudian siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb.. Sebelum pulang siswa juga mengucapkan salam. µ ¹º» ¼ ½ÄÄÄ Siswa bertugas memimpin doa dan salam. Seperti biasa siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wrb.... Selamat pagi bu guru µ ¹º» ¼ ÄÈ Siswa yang bertugas memimpin doa, memberi abaaba kemudian doa dimulai setelah selesai siswa dipimpin dengan aba-aba beri salam seluruh siswa 150

167 Ö ØÊÕÔÙÏ ÒÊÚÊÓÏ ÐÊÓÏÛÏÕÏË ÜÊÕÏÑ ÝÕ ÉÊËÌÍÎÏÐÑÏË ÒÏÓÏÉ ÐÏÔÏ ÌÍÕÍÖ Þßàáâãäàå æ çïôï ÏÑ ÝÕ ÐÊÉÜÊÓÏÛÏÕÏË ØÏ ÏÒÏ èõïü ÒÝÒéÏ ÉÊÉÜÏÎÏ ÏÉÔÏÓÏ ÑÊÉÍÔÝÏË ÉÊËÌÍÎÏÐÑÏË ÒÏÓÏÉ. Þßàáâãäàå ææ êêôï ÝÒÚÝÕÏ ÏÚ ÔÝ ÉÏÚÏ ÐÊÓÏÛÏÕÏË ëïúêéïúýñï ÒÝÒéÏ ÉÊËÌÍÎÏÐÑÏË ÏÉÔÏÓÏ, ÔÝ ÏÑ ÝÕ ÐÊÓÏÛÏÕÏË ÒÝÒéÏ ÛÍÌÏ ÉÊËÌÍÎÏÐÑÏË ÏÉÔÏÓÏ ÔÏË ÉÊËÌÍÎÏÐÑÏË ÒÏÓÏÉ. Þßàáâãäàå æææ ìêüêóíé ÐÍÓÏËÌ ÒÊÑÙÓÏ ÒÝÒéÏ ÜÊÕÔÙ ÔÝÐÝÉÐÝË ÙÓÊ ÒÏÓÏ ÒÏÚÍ ÒÝÒéÏ, ÔÊËÌÏË ÒÝÑÏÐ ÔÍÔÍÑ ÚÊËÏËÌ, ÑÊÐÏÓÏ ÉÊËÍËÔÍÑ ÔÏË ÚÏËÌÏË ÜÊÕÒÊÔÊÑÏÐÖ Þßàáâãäàå æí ìýòéï ÉÊÉÜÏÎÏ ÏÉÔÏÓÓÏ ÑÊÉÍÔÝÏË ÉÊÉÜÏÎÏ ÔÙÏ ÔÝ ÏÑ ÝÕ ÐÊÓÏÛÏÕÏËÖ ìïóï ÒÏÚÍ ÒÝÒéÏ ÏÔÏ îïëì ÉÊÉÝÉÐÝËÖ Þßàáâãäàå í ìêüêóíé ÝÒÚÝÕÏ ÏÚ ÌÍÕÍ ÉÊËÌÏÑ ÝÕÝ ÐÊÓÏÛÏÕÏË ÔÊËÌÏË ÉÊËÌÏÛÏÑ ÒÝÒéÏ ÉÊËÌÍÎÏÐÑÏË ÏÉÔÏÓÓÏ Ö Þßàáâãäàå íæ ìêüêóíé ÐÍÓÏËÌ ÒÊÑÙÓÏ ÒÝÒéÏ ÉÊÉÜÏÎÏ ÔÙÏ ÏÌÏÕ ÔÝÜÊÕÝ ÐÊÚÍËÛÍÑ îïëì ÜÊËÏÕ ÔÏË ÔÙÏ ÐÊËÍÚÍÐ ÉÏÛÊÓÝÒÖ ïêìýïúïë ÕÍÚÝË ÉÊÉÜÝÏÒÏÑÏË ÜÊÕÔÙÏ ÒÊÒÍÔÏ ÐÊÓÏÛÏÕÏË ÔÝ ÓÏÑÍÑÏË ÒÊÚÝÏÐ ÏÕÝ ÐÏÔÏ ÏÑ ÝÕ ÐÊÉÜÊÓÏÛÏÕÏË ÏÚÏÍ ÒÊÜÊÓÍÉ ÝÒÚÝÕÏ ÏÚ. ìýòéï ÔÝÜÝÏÒÏÑÏË ÉÊÉÜÏÎÏ ÔÙÏ ÒÊÜÊÓÍÉ ÐÍÓÏËÌ ÏÌÏÕ ÔÝÜÊÕÝ ÐÊÚÍËÛÍÑ îïëì ÜÊËÏÕ, ÑÊÉÍÔÝÏË ÒÝÒéÏ ÜÊÕÒÓÏÉÏË ÔÊËÌÏË ÌÍÕÍ ÔÏË ÉÊËÌÍÎÏÐÑÏË ÒÏÓÏÉ. 151

168 ñ. ðüó ÿó ùúõó ó ðñòóô õñõöó õóó øùúûüó ûùýþóý ûÿûÿò ùýóýþ, òùôó ó ùýÿýûÿò ûóý óýþóý øùúõùûùòóô ðù ùõóñ ôù óóúóý õñõöó ù øóó ûüó ôùýÿ ÿô óù ñõ ûüó òùûÿó üúóýþ ÿó, øùõùú ó óú ñýó. ðñõöó ù øóó ó ûó ó òù ñòó ó ôù óóúóý ó ù ó ñòó õù ùõóñ. ðù ù ó õù ÿó òù óõ õù ùõóñ øùúòù óõ õó ÿ õñõöó ù ñ ôñý øùúûüó. ðñõöó øùúûüó õùøù ÿ ôÿ óýþ õùòü ó ûùýþóý ûñôñ ôñ õó ó õóÿ õñõöó. õñòóô õñõöó õóó øùúûüó ûùýþóý ûÿûÿò ùýóþ, òùôó ó ùýÿýûÿò ûóý óýþóý ûñ ñôó. ðü ó ûÿó ûñ óòõóýóòóý õù ñóô óúñ ûñ ôóþñ óúñ. ðñõöó óýþ ùýþñòÿ ñ õü ó ûÿó ûóúñ òù óõ 1-5. ðü ó ûÿó ûñ óòÿòóý õùóúó øùúõó ó-õó ó ûùýþóý óúóóý õùüúóýþ þÿúÿ óýþ ù øóý ÿ õñõöó ù øóó ûüó ûüó. ðü ó ûÿó ûñ óòõóýóòóý õù ñóô óúñ ûñ ôóþñ óúñ. ðñõöó óýþ ùýþñòÿ ñ õü ó ûÿó ûóúñ òù óõ 1-5. ðü ó ûÿó ûñ óòÿòóý õùóúó øùúõó ó-õó ó ûùýþóý ùþñó óý õü ó ûÿó øùúõó ó ñýñ úÿ ñý ûñ óòõóýóòóý øóñò ûóúñ òù óõ 1-5 óýþ ûñøñ øñýþ ü ù þÿúÿ óñò ûüó õóó õü ó óÿôÿý ûüó õù ù ó õù ùõóñ õü ó. 152

169 !" #$!% & & '()*+,-). /// 01" & &#122 "#3 # &# 3# #. 0#$ #2"# 1" & &# " & &#122 %! - &!" #$!% & & '()*+,-). /4 01" & &#122 "#3 # &# 3# #. 0#$ #2"# 1" & &# " & &#122 %! - &!" #$!% & & '()*+,-). 4 01" & &#122 "#3 # &# 3# #. 0#$ #2"# 1" & &# " & &#122 %! - &!" #$!% & & '()*+,-). 4/ 01" & &#122 "#3 # &# 3# #. 0#$ #2"# 1" & &# " & &#122 %! - & 153

170 U. V:Q5R9585R5 8 97;Q5A W7=7=6 X:6U5? :;658< <=6= >58<?:?@58A= 9B9C5?:?@5D5 E;5 E;5 FGHIJKLHM NOO P7;Q5A E7=75 EBQ5R9585R58 9:AB5S 756B EB S5<B 756B. PB9C5 >58<?:8<BR=AB 97;Q5A E7=75 E56B R:Q P7;Q5A E7=75 EBQ5R=R58 E:8< :;658< <=6= >58<?:?@58A= 9B9C5?:?@5D5 E;5 E;5 FGHIJKLHM NOOO P7;Q5A E7=75 EBQ5R9585R58 9:AB5S 756B EB S5<B 756B. PB9C5 >58<?:8<BR=AB 97;Q5A E7=75 E56B R:Q P7;Q5A E7=75 EBQ5R=R58 E:8< :;658< <=6= >58<?:?@58A= 9B9C5?:?@5D5 E;5 E;5 FGHIJKLHM OT P7;Q5A E7=75 EBQ5R9585R58 9:AB5S 756B EB S5<B 756B. PB9C5 >58<?:8<BR=AB 97;Q5A E7=75 E56B R:Q P7;Q5A E7=75 EBQ5R=R58 E:8< :;658< <=6= >58<?:?@58A= 9B9C5?:?@5D5 E;5 E;5 FGHIJKLHM O P7;Q5A E7=7=6 EBQ5R9585R58 EB?=Q5B E56B R:Q Y:Q5R ;Q5A E7=7=6 <=6= 5E5 EB A:?S5A C=E7=?:?59ABR5 Z:<B5A58 6=AB8 97;Q5A EBQ5R9585R58 9:AB5S 756B. Y:Q5R ;Q5A E7=7=6 EBQ5R=R58 >58< EB<=85R58 E5S5A 154

171 [\[]^ _\`^a ^`^ b^cd ae_\cdd^f^c [ghf^_. ighf^_ `\j\kj\c hfeg [^f^g [^_l dlmln i_ef^g [ghf^_ `\f^col_a^c `ecd^c pem`q\a\m `^c `h^. rstuvwxty zz ighf^_ `glglm `\f^a[^c^a^c [e{^m^ pemo^k^^g `\klf^\ `^m\ aef^[ 1-5. ef^a[^c^^c [ghf^_ `glglm dlml ^`^ b^cd pemo^d^ `\ _ekj^_ ]l`gl kek^[_\a^ [\[]^ _\`^a ^`^ b^cd ae_\cdd^f^c [ghf^_. ighf^_ `\j\kj\c hfeg [^f^g [^_l dlmln i_ef^g [ghf^_ `\f^col_a^c `ecd^c pem`q\a\m `^c `h^. rstuvwxty zzz ighf^_ `glglm `\f^a[^c^a^c [e{^m^ pemo^k^^g `\klf^\ `^m\ aef^[ 1-5. ef^a[^c^^c [ghf^_ `glglm dlml ^`^ b^cd pemo^d^ `\ _ekj^_ ]l`gl kek^[_\a^ [\[]^ _\`^a ^`^ b^cd ae_\cdd^f^c [ghf^_. ighf^_ `\j\kj\c hfeg [^f^g [^_l dlmln i_ef^g [ghf^_ `\f^col_a^c `ecd^c pem`q\a\m `^c `h^. rstuvwxty z} ighf^_ `glglm `\f^a[^c^a^c [e{^m^ pemo^k^^g `\klf^\ `^m\ aef^[ 1-5. ef^a[^c^^c [ghf^_ `glglm dlml ^`^ b^cd pemo^d^ `\ _ekj^_ ]l`gl kek^[_\a^ [\[]^ _\`^a ^`^ b^cd ae_\cdd^f^c [ghf^_. ighf^_ `\j\kj\c hfeg [^f^g [^_l dlmln i_ef^g [ghf^_ `\f^col_a^c `ecd^c pem`q\a\m `^c `h^. kec^kjlcd [ekl^ [\[]^. `\\k^k\ hfeg [^f^g [^_l dlmln iefe[^\ [ghf^_ [\[]^ `\p\kp\cd lc_la pem`q\a\m `^c pem`h^ pem[^k^. 155

172 ~ ƒ ˆ Š Œ ˆŽˆŽ Š ˆ ŽŠ Š 1-5. Š ˆ Š Œ ˆŽˆŽ šž Ž š š Œ œ Œ Ž ˆŽ Œ Œ š Œ šš Š ˆ Š Œ. ˆ Š Œ œ œ Š ˆ Š ˆ ŒŽ šž Žž Œ Š ˆ ˆ Š Œ Š ŽŒ š Ÿ. ~ ƒ ˆ Š Œ ˆŽˆŽ Š ˆ ŽŠ Š 1-5. Š ˆ Š Œ ˆŽˆŽ šž Ž š š Œ œ Œ Ž ˆŽ Œ Œ š Œ šš Š ˆ Š Œ. ˆ Š Œ œ œ Š ˆ Š ˆ ŒŽ šž Žž Œ Š ˆ ˆ Š Œ Š ŽŒ š Ÿ. ~ ƒ ˆ Š Œ ˆŽˆŽ Š ˆ ŽŠ Š 1-5. Š ˆ Š Œ ˆŽˆŽ šž Ž š š Œ œ Œ Ž ˆŽ Œ Œ š Œ šš Š ˆ Š Œ. ˆ Š Œ œ œ Š ˆ Š ˆ ŒŽ šž Žž Œ Š ˆ ˆ Š Œ Š ŽŒ š Ÿ. ~ ƒ ˆ Š Œ ˆŽˆŽ Š ˆ ŽŠ Š 1-5. Š ˆ Š Œ ˆŽˆŽ 156

173 ² Ä «± ²  ² ± ³ ª «± «² ±«± «² ² «³ ± ³. µ ³ «««³ ± ³ ± µ ³ ± ³ «³ ª ² «²«. ¹º»¼½¾º ÀÁ µ ³ «³ ²± ² ±  ª «³ ««² ³ ± 1-5. à ³ ²± ± ³ ª «± «² ±«± «² ² «³ ± ³. µ ³ «««³ ± ³ ± µ ³ ± ³ «³ ª ² «²«. ¹º»¼½¾º À µ«±  ² ± ³ ² «² ³ ³ ª Å ± ² ² ³ ² ³ ±  ² ± ³ ÆDZ± ³ ³ «². Siswa menjawab salam tersebut. ¹º»¼½¾º ÀÀ Sebelum memulai pelajaran siswa memberi salam kepada guru. Salah satu siswa memimpin mengucapkan salam dengan aba-aba beri salam. Kemudian siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb. kemudian guru mejawab salam siswa tersebut. ¹º¼½¾º ÀÀÀ Siswa terbiasa mengucapkan salam pada guru diawal pelajaran dan akhir pelajaran saat akan pulang serta disetiap pergantian jam pelajaran siswa juga mengucapkan salam. 157

174 ÈÉÊËÌ ÍÎÏÐÑÒÌÓÔÌÏ ÊÌÕÌÍ ÓÌÖÌ ÐÑ Ñ ÔÎØÉÔÌ ÌËÌÕ ÓÎÕÌÙÌ ÌÏÚ ÛÑ Ñ ÍÌÊÑÔ ÔÎÖÌÕÌÍ ÔÎÕÌÊ ÖÌÏ ÍÎÏÐÑÒÌÓÔÌÏ ÊÌÕÌÍ ÜÝÊÊÌÕÌÍÍÑÌÕÌÉÔÑÍ. Siswa menjawab salam tersebut. Þßàáâãäàå æç Sebelum memulai pelajaran siswa memberi salam kepada guru. Salah satu siswa memimpin mengucapkan salam dengan aba-aba beri salam. Kemudian siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb. kemudian guru mejawab salam siswa tersebut. Þßàáâãäàå ç Di awal jam pertama sebelum berdoa siswa mengucapkan salam kepada guru dan setelah selesai pelajaran siswa juga mengucapkan salam kepada guru. Þßàáâãäàå çæ Siswa mengucapkan salam pada guru ketika awal pelajaran. Guru masuk kedalam kelas dan mengucapkan salam Assalammualaikum. Siswa menjawab salam tersebut. Þßàáâãäàå çææ Siswa mengucapkan salam pada guru ketika awal pelajaran. Guru masuk kedalam kelas dan 158

175 èéêëìíîïðîê ñîòîè óôññîòîèèìîòîõðìè. Siswa menjawab salam tersebut. ö øùúûüøý þÿÿÿ Sebelum memulai pelajaran siswa memberi salam kepada guru. Salah satu siswa memimpin mengucapkan salam dengan aba-aba beri salam. Kemudian siswa mengucapkan Assalammualaikum wr.wb. kemudian guru mejawab salam siswa tersebut. Saat guru menjelaskan tentang kata-kata dasar dalam bahasa arab. Ada siwa yang ijin keluar kelas kemudian keluar dengan mengucapkan salam. Saat siswa tersebut masuk kembali mengucapkan salam saat masuk ke kelas. ö øùúûüøý ÿ Salah satu siswa memimpin pemberian salam kepada guru yang mengajar dan semua siswa mengucapkan Assalammualaikum wr. wb.. l. Hafalan ö øùúûüøý ÿ Siswa kelas III-V melaksanakan kegiatan hafalan dari pukul yang dihafalkan adalah juz 30 sesuai dengan target setiap kelas. ö øùúûüøý ÿÿ Siswa kelas I-V dipagi hari setelah sholat dhuha melaksnakan kegiatan hafalan juz 30 sesuai terget Kegiatan hafalan yang dilakukan di sekolah terdapat dilaksanakan sesuai jadwal yaitu untuk siswa kelas I-II setiap hari selasa dan jum at pukul sedangkan untuk siswa kelas III-V dilaksanakan setiap hari pada pukul dan juga dipagi hari setiap hari 159

176 ! " ! " - # " ! " $

177 2. I+1&)4)8 %0584)8 /G J+0+3&81)4*) 8 '&'() <)81 4&/)* 7+,)*')8)*)8 &K)/)2 %&'() *+,)' --. /&0)1& 2)3& '+4+,)2 '25,)4 /262) 7+,)*'8)*)8 *+1&)4)8 2)9),)8 :6; 30 '+'6)& /)3& 06*6, %+/)81*)8 /& '&)81 2)3& '&'() *+,)' ,)*')8)*)8 *+1&)4)8 2)9),)8 /)3& 06*6, <)81 /&2)9),*)8 )/),)2 :6; 30 '+'6)& /+81)8 4)31+4 '+4&)0 *+,)' =>?@ABC?D EFFF %&'() *+,)' ,)*')8)*)8 *+1&)4)8 2)9),)8 /)3& 06*6, <)81 /&2)9),*)8 )/),)2 :6; 30 '+'6)& /+81)8 4)31+4 '+4&)0 *+,)'G =>?@ABC?D FH %&'() *+,)' ,)*')8)*)8 *+1&)4)8 2)9),)8 /)3& 06*6, <)81 /&2)9),*)8 )/),)2 :6; 30 '+'6)& /+81)8 4)31+4 '+4&)0 *+,)'G =>?@ABC?D F %))4 '25,)4 /26263, 1636 )/) <)81 K+3:)1) /& 4+70)4 (6/26L :&*) )/) '&'() <)81 K+,67 (6/26 /&7&84) 6846* '+1+3) (6/26G =>?@ABC?D FF %&'() <)81 K+, *6*68<), /&7&84) 6846* *6*6G =>?@ABC?D FFF M& )(), 0+,):)3) ):)* '&'() 6846* K+3/5), N O<5 )8)*-)8)* *&4) K+3/5) 4+3,+K&2 /)26,6GP Q636 K+3:)1) /& 4+70)4 (6/26 )1)3 '&'() 4+0)4 ()*46 7+,)*')8)*)8 '25,)4 K+3')7). Q636 :61) &81)4*)8 '&'() 6846* K+3/5) '+K+,67 /)8 '+'6/)2 K+,):)3. J+0+3&81)4*)8 '&'() 6846* :)*)8 '+R)3) :6:63, 7+8)'+2)4& '&'() 6846* 3):&8 &K)/)2 /)8 K+,):)3. 161

178 j. sjifjh^l`d lj_jik`a`d _^_m` bdabl fjh^f`q`g STUVWXYUZ [\ ]^_``a bc`de`d f`g`_` `h`f ebhb ijikjh^de`l`d _^_m` bdabl ijdejhn`l`d _jo`h` nbnbh. STUVWXYUZ \ pja^l` `l`d `lg^h kjc`n`h`d ebhb ijde^de`al`d _^_m` bdabl h`n^d fjc`n`h q`d ^f`q`gr STUVWXYUZ [ t``a bk`o`h` kjif^d` bk`o`h` fjhl`a` _jajc`g ^d^ ijc`l_`d`l`d _guc`a qgbg` q`gbcbr STUVWXYUZ [[ vbhb ijde`n`l _^_m` `e`h ojk`a ijdbnb i`_n^q bdabl ijc`l_`d`l`d _guc`a qgbg` fjh_`i` STUVWXYUZ [\ tjluc`g ijifjh^l`d m`lab bdabl _^_m` ijc`l_`d`l`d _guc`a qgbg` q`d qgbgbh STUVWXYUZ \ vbhb ijijfjh^l`d _^_m` bdabl _guc`a qgbg` q`d _guc`a qgbgbh _jo`h` fjh_`i`-_`i` STUVWXYUZ \[ vbhb ijijfjh^l`d _^_m` bdabl _guc`a qgbg` q`d _guc`a qgbgbh _jo`h` fjh_`i`-_`i` STUVWXYUZ \[[ vbhb ijijfjh^l`d _^_m` bdabl _guc`a qgbg` q`d _guc`a qgbgbh _jo`h` fjh_`i`-_`i` vbhb f`^l _jluc`g ijijfjh^l`d lj_jik`a`d ljk`q` _^_m` bdabl ijc`l_d`l`d _guc`a qgbg` q`d qgbgbh. 162

179 . š Š ƒ ˆ ˆ Ž Š Œ ˆ Š ˆ Š Ž wxyz{ }y~ ƒ ƒ ˆ Š Œ Š ˆ Ž Ž Ž Š Ž Ž Ž ƒ ƒ ƒ - wxyz{ }y~ Œ Š Œ Ž Ž Ž Š ˆ Š ˆ Š Š ˆ Š Ž ƒ Ž. wxyz{ }y~ Œ Ž ˆ ƒ - œ Š ƒ ˆ Ž Š ƒ Š ƒˆ Š Š ƒ. wxyz{ }y~ ˆ ˆ Œ Š ƒˆ ˆ ˆ ˆ Š ƒ ƒ Š ˆ Œ ŽŒ ˆ -ˆ Š ˆ Š ˆ ˆ Š Š ˆ- Š ˆ Š Š ˆ Š ˆ -ˆ Š ˆ ˆ. wxyz{ }y~ Œ Š Š Š ŠŠ Š Š Š ƒ ˆ Š ƒ ƒ Š ˆ Š Œ Š ˆ ˆ Š Š Š Š ƒ ˆ Š ˆŠ Š ƒ. wxyz{ }y~ Œ Š Š- Š ƒ Š ƒ Š ˆ Š ˆ ˆ Š ƒ Ž ƒ ž Ÿ Š Š ˆ ˆ Š ƒ ˆ ˆ Œ ˆ ˆ Š ˆ Ž Š Š ƒ Š Š ˆ ƒ ˆ Š ˆ Ž Š Œ ƒ. 163

180 ª««««±«²³ ³ µ «««¹² «º«¹ «± ±µ»««¹ ºµ ³¼ «¹ ²³ ³ ±µ º««º««³ «º«¹ ³ «± ¼³¼³º½ 3 ¾µ µ «¼«¹ ¼½ ³ ³ ³ ³ µ ±µ º«¹ ºµ µ «¼«¹«¹ ¼µ¹²«¹ º³ «¹ µ ±µ º«¹ ÀÁ¹ Á Á «³ ³ µ¹¼«â ¹² «µ «º³º«¹ Á «¼ ³ «±µ ««. µ «º «¹«º«¹ Á «¼ ³ «¼«¹ ¼ ³ ³ ±µ ««- ««¼µ¹²«¹ «. ±µ»«««ãµ±µ «Â«²³ ³ µ¹¼«â ¹² «µ «º «¹«º«¹ Á «¼ ³ ³ ±µ»«««½ ĵ «Ã³ Å º³ µ «º «¹«º«¹ ±«¼«Á «¼ ³ ³. Æ«º ëµ¹»«¼ «Á «¼ ³ ³. Æ«º ų ¼«¹ Æ«º 뺳 µ¹¼«â ¹² Á «¼ ³ «Äµ «Ã³ Ç«¼«¹ ó Å µ «º «¹«º«¹ Á «¼ ³ ³ ±µ»«««äµ «Ã³ Ç ±µ»««¹ µ¹³»³ ºµ ¼ ³¹ ³º µ «º «¹«º«¹ ±«¼«Á «¼ ³ ³. È 164

181 Ê. ÝÙËÙ ØÊØÏÒÏÍ ÕÙÚÏ Ï ØÙÚÌÍØ ÉÊËÌÍÎÏÐ ÑÏÒ ÓÔ ÕÊËÖÏÌÏ ØÊ ÙÖÙ ÒÊ ØÏÚÖÍÔ Ù ÐÙÒ ØÊÌÏÒÚÏ ÏÒÏ ÍÕÏÔÏÎ ÚÎÛÌÏÐ ÔÎÙÎÙË ÕÊËÚÏØÏ ÚÍÚÜÏ. Þßàáâãäàå æ çêìùëùî èùëù ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ë ØÊ ÙÐÙé ÏÙËÏÐ. çíúüï ÖÙèÏ ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ì Þßàáâãäàå ææ çêìùëùî èùëù ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ë ØÊ ÙÐÙé ÏÙËÏÐ. çíúüï ÖÙèÏ ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ì Þßàáâãäàå æææ çêìùëùî èùëù ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ë ØÊ ÙÐÙé ÏÙËÏÐ. çíúüï ÖÙèÏ ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ì Þßàáâãäàå æí çêìùëùî èùëù ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ë ØÊ ÙÐÙé ÏÙËÏÐ. çíúüï ÖÙèÏ ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ì Þßàáâãäàå í çêìùëùî èùëù ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ë ØÊ ÙÐÙé ÏÙËÏÐ. çíúüï ÖÙèÏ ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ì Þßàáâãäàå íæ çêìùëùî èùëù ØÊØÏÒÏÍ éïòïíï êï è ËÏéÍ ÔÏ ÚÛéÏ ë ÝÙËÙ ÚÊÕÏèÏÍ îû ÐÛÎ ÐÊÌÏÔÏ ÕÊËÕÙÚÏ Ï ØÙÚÌÍØ Ù ÐÙÒ ÚÍÚÜÏ. 165

182 . òöò ðöôðöõñ ÿõõï ýðüøõóõñ õõõñ ïðñòóòô õòöõó. øùúõ ûòüõ ïðïõýõø ôõýõøõñ þõñü öõôø ÿõñ ù ôõñ ðòöò üòöò ïðïõýõø ôõýõøõñ þõñü öõôø ÿõñ ù ôõñ ïðñòóòô õòöõó. øùúõ ûòüõ ïðïõýõø ôõýõøõñ þõñü öõôø ÿõñ ù ôõñ ðòöò üòöò ïðïõýõø ôõýõøõñ þõñü öõôø ÿõñ ù ôõñ ïðñòóòô õòöõó. øùúõ ûòüõ ïðïõýõø ôõýõøõñ þõñü öõôø ÿõñ ù ôõñ ðòöò üòöò ïðïõýõø ôõýõøõñ þõñü öõôø ÿõñ ù ôõñ ïðñòóòô õòöõó. øùúõ ûòüõ ïðïõýõø ôõýõøõñ þõñü öõôø ÿõñ ù ôõñ ðüøõóõñ õõõñ ùòöõó ôðñÿðý ùðóøõô õöø ùðõùõ ôõüø ùðóðõ ù õó ÿòõ. ðóøõýõ ùøùúõ ùððùõø ù õó ÿòõ ÿøõñûòóýõñ ýðüøõóõñ õõõñ ùòöõó ôðñÿðý þõñü ÿøõýùõñõýõñ ùðóøõô õöø ûòïõó. ðüøõóõñ õõõñ þõñü ÿøõýùõñõýõñ ùðóøõô ùðõùõ ôõüø ùðóõõ ù õó ÿòõ ÿðñüõñ øïøñüõñ üòöò òöò ùõõó ýðüøõóõñ ùðóðõ ù õó ÿòõ ÿø ùðõùõ ÿõñ ûòïõó ôõüø õÿõõ õõõñ ùòöõó ôðñÿðý 166

183 ! "#$ %&! & $#$ $#$$" & $%! ' 4 (!)& &' *+&! #" ) $ + +,-./ *5& + & & 6 7"!"% 8# "$"! &"! ) $ 8#5',-./ (! 9 +%" & % 5& % & #.,-./ *") 8# & #%, $#&%$ $ $%$ "&"' 6" $%$ &8!# 5& & $" & 8! 5&',-./ : *") &!)&# 8# $%$ "&" 5" &!& 8#',-./012.3 : *") &!& 8# & #%, $ 8& $#$$ #% & & 5&',-./012.3 :4 (! 9 +%" & % 5&',-./012.3 :44 6 5& $#&%$ %5 && $$ $$ 7# "&",-./012.3 :444 *5& + &%! 6 8#& & &%!) &!)& + " 8# & #% + "$"!!! 8&' 167

184 <. Z?A= E?Z?H FCGC? F>E?HB?A?H?A F> F?E?I I?BJ>FK LMNOPQRNS TU VGBCDE? F?E?I H<?F??A W<XB>C F?A X?Y> C?X>. LMNOPQRNS T [E?@ F> I?BJ>F W<XGY? IGH<A?, B?XGA=, Y<\>. LMNOPQRNS TT ]>B^? I<IW?^? B<AF>X>?E?@ BCDE?@ Z?A= F>W?^? F?X> XGI?CK LMNOPQRNS TTT _WG `B I<A==GA?H?A IGH<A? Z?A=?F? F> I?BJ>FK LMNOPQRNS Ta ]>B^? I<IW?^? IGH<A? I<A==GA?H?A IGH<A? Z?A=?F? F> B<HDE?CK LMNOPQRNS a [E?@ BCDE?@ F> I?BJ>F F?E?I HDAF>B> W<XB>C F?A X?Y>. LMNOPQRNS at [E?@ BCDE?@ F> I?BJ>F F?E?I HDAF>B> W<XB>C F?A X?Y> LMNOPQRNS att [E?@ BCDE?@ F> I?BJ>F F?E?I HDAF>B> W<XB>C F?A X?Y> LMNOPQRNS attt [E?@ BCDE?@ Z?A=?F? F> I?BJ>F F?E?I H<?F??A W<XB>C F?A X?Y>. [E?@ BCDE?@ Z?A=?F??A@?X? E?>A IGH<A?, B?XGA=, Y<\>, F?A JGb?I?. 168

185 . loeger fjdnger knrknr er slmgnef mldn njg cdef ghidef gjkeh flmglkne kn oegpnk kedeo qirkngn slmgnh ker metn uvwxyz{w }~ cdef ghidef gjkeh flmglkne kn oegpnk kedeo qirkngn slmgnh ker metn. uvwxyz{w } ƒnglfnet qldeg flmketef fjdnger kie glsldjo oegjq kie glsldjo oeqer kie glgjkeh oeqer kie glsldjo sldepem, ker kie glfldeh sldepem. uvwxyz{w }} ƒnglfnet qldeg flmketef fjdnger kie glsldjo oegjq kie glsldjo oeqer kie glgjkeh oeqer kie glsldjo sldepem, ker kie glfldeh sldepem. uvwxyz{w }}} ƒnglfnet qldeg flmketef fjdnger kie glsldjo oegjq kie glsldjo oeqer kie glgjkeh oeqer kie glsldjo sldepem, ker kie glfldeh sldepem. uvwxyz{w } ƒnglfnet qldeg flmketef fjdnger kie glsldjo oegjq kie glsldjo oeqer kie glgjkeh oeqer kie glsldjo sldepem, ker kie glfldeh sldepem. uvwxyz{w ƒnglfnet qldeg flmketef fjdnger kie glsldjo oegjq kie glsldjo oeqer kie glgjkeh oeqer kie ƒnglfnet qldeg flmketef fjdnger kie glsldjo oegjq kie glsldjo oeqer kie glgjkeh oeqer kie glsldjo sldepem, ker kie glfldeh sldepem 169

186 ˆ Š ˆ Œ ŒŽ, Œ Œ Œ ˆ Œ ŒŽ. š œ žÿ ŸŒ Œ Ž Œ Œ Š Ÿ Œ Œ ˆ Š Œ Š Œ ˆ Š Œ Œ Œ Š Œ Œ Œ Œ ˆ Š ˆ Œ ŒŽ, Œ Œ Œ ˆ Œ ŒŽ. š œ žÿ ŸŒ Œ Ž Œ Œ Š Ÿ Œ Œ ˆ Š Œ Š Œ ˆ Š Œ Œ Œ Š Œ Œ Œ Œ ˆ Š ˆ Œ ŒŽ, Œ Œ Œ ˆ Œ ŒŽ. š œ žÿ ŸŒ Œ Ž Œ Œ Š Ÿ Œ Œ ˆ Š Œ Š Œ ˆ Š Œ Œ Œ Š Œ Œ Œ Œ ˆ Š ˆ Œ ŒŽ, Œ Œ Œ ˆ Œ ŒŽ. š žÿ ŸŒ Œ Ž Œ Œ Š Ÿ Œ Œ ˆ Š Œ Š Œ ˆ Š Œ Œ Œ Š Œ Œ Œ Œ ˆ Š ˆ Œ ŒŽ, Œ Œ Œ ˆ Œ ŒŽ. 170

187 ª «±, ² ± ³, ª µ ± ³ ª ± ³ ± ¹ ± º»» ¼ ½ ª ª ª ³ ³ ½ ª¼ ª» ¼ ± ª ³ ¾» ½ ³ ª º² ÀÁ » ÃÄ ¾ ªÂ Ä ÅEDÆÇÈÉÊ ËÉÈÌÍÎÏÊ ËÎÐ ÇÑÈÉÒÌÆÍÎÐ ÓÎÈÉÍ ÔÕÈÑÅÖÎÈÉ ÒÑÐ ÑÐÎÉ ÌÑÐÎÐÎÒÎÐ ÐÉÍÎÉ ÇÎÅÎÇØÑÅ ÅÑÍÉ ÉÆÈ ÒÑÍÎÍÆÉ ÌÑÐ ÉÐØÑ ÅÎÈÉÎÐ ËÎÍÎÒ ÒÎØÎ ÌÑÍÎÙÎÅÎÐ ÐÚ ÉÛÜÝÞßàÚá Èâã ÉÛÜÝÞßàÚá ÅäÜâÞåÝ ÇäåÝæçâèßÛ 1. µ ¼» ª ½ ³ ª é µ ¼» ª ½ ª Ä ³ ª ÔãåäáêßåÝ É ² ë ³ ³ ª Ä ± ½ ² ª¼ ± ±ë ª» ì  ± ³ ³. ¾» ³ ª»» Ä ±» ª» ª¼» ± ª¼» ³ Ä ³ ª¼¼ ³ ³ é ÔãåäáêßåÝ ÉÉ í ª ± ±ë  ± ± ³ ³ ªé ¼ ³ ª ± ± ª¼ ª ª ª ª ± ±ë ª ¼» ª ± ±ë» ª» ª¼ ª - ª ª¼ ³ ± ª¼ ª» ± ¼, ³ ±î ³³. ÔãåäáêßåÝ ÉÉÉ í ª ± ±ë  ± ± ³ ³ ªé ¼ ³ ª ± ± ª¼ ª ª ª ª ± ±ë. ± ±ë ª ë Äë ± ±ë ± Ä» ª ³ ª é ½ ¼» ª ª Ä ³ ª ¼» ª ª¼ ³ ª ¼ ª» ³ ª, ª¼ ± ±ë Â, ª ± ³, ª¼ ì ª ± ³³ Äî ³ ª ± ª±, ª ª ª ª ± ±ë. 171

188 ïðñòóôõö òøò ñðö òùõúûõö üýþÿõñóòþôþþõÿ õöõû-õöõû ÿõøò ð õú ñðö òûòøô ñõ ôÿ óô ðøôûõö ûð ðÿõ õö óõö óõúõ ðøûòñúòþ ðø õñõ. Sebelum mulai pembelajaran guru mengucapkan basmallah. Di awal pembelajaran guru melakukan apersepsi tentang magnet. Guru mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Kemudian guru bertanya kabar kepada siswa. Guru membuka pelajaran dengan membaca basmallah. Kemudian memulai pembelajaran. Guru memasuki kelas dan mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Kemudian menanyakan kabar siswa. Di awal pelajaran guru mengajak siswa berdoa terlebih dahulu kemudian bertanya kabar siswa. ada siswa yang tidak masuk yaitu Ap, kemudian guru meminta siswa untuk 172

189 !"#$%&"' () * +,-.-., + / --.!"#$%&"' ( 2,-.-, , , /-,,-,. /.!"#$%&"' (( ,-, , 67, / / , /.!"#$%&"' ((( 6.-, / , , : +,

190 _. >BCB<DB<<EB. MJ FBB= BMB IJIKB EB<D DBM;H >BGP BMB EB<D MJ ;<=;> Q=; RSTUVWXTY Z[ AB<D;< MB=BC EB<D BMB. FJIKB BMB EB<D IBB= ;<=;> M;M;> ]J>B BMB EB<D J=; IPNB< IB<=;<O RSTUVWXTY Z[[[ FBB= >B=B->B=B MBIBC MBGB? ABHBIB BCBAO ^MB IJKB EB<D J]J< IBGB?. FBB= IJIKB IBGB? IBB=?BI;> RSTUVWXTY [ \;C;?@<;=;N N@GB]BCB< M@<DB< bb?mbggbh A@CIB?B-IB?B IJIKB. RSTUVWXTY [[ abmb >@DJB=B< N@<;=;N D;C;?@<D;LBN>B< HB?MBGGBH A@CIB?B IJIKB. >@?;MJJB< D;C; ];DB?@?A@CJ>B< <BI@HB= ;<=;> IJIKB BDBC =@=BN CB]J< A@CJABMBH MB< A@GB]BC. 174

191 cded fddg dhijk lmndodkdp qdgmqdgjhd rsks edp fjftd qmpsgsl lmndodkdp emprdp qmprsudlhdp idqednndiv wmqsejdp rdpgj lmndodkdp ndjp ijprrd odq lsndpr fmhxndi hmqsejdp rsks edp fjftd ymkexd fmnmfdj ymndodk edp exd lmpsgsl qdomnjfv z{ }~ ƒsks qmpsgsl lmndodkdp emprdp idqednndi ymkfdqd fjftd. hmqsejdp fddg dhdp lsndpr fmhxndi rsks edp fjftd qmqydud exd ymkfdqd edp ejgsgsl emprdp fdndq. z{ }~ ƒsks qmpsgsl lmndodkdp emprdp idqednndi ymkfdqd fjftd. hmqsejdp fddg dhdp lsndpr fmhxndi rsks edp fjftd qmqydud exd ymkfdqd edp ejgsgsl emprdp fdndq. z{ }~ ƒsks qmpsgsl lmndodkdp emprdp idqednndi ymkfdqd fjftd. rsks qmqymkj pdfmidg spgsh fjftd odprdp nsld kdojp ymkjydedi edp ymndodkd. hmqsejdp fddg dhdp lsndpr fmhxndi rsks edp fjftd qmqydud exd ymkfdqd edp ejgsgsl emprdp fdndq. z{ }~ wmqsejdp ejgsgsl emprd ymkexd ymkfdqd edp fddndq. 175

192 ˆ Š Œ Œ Ž Ž ŽŠ Š ŽŠ Žˆ Ž Ž ŽˆŽ Ž. ˆ ŽŠ ŽŽ Ž ŽŠ Œ ŽŠ Ž ŽŠ Ž ˆ ˆ Ž Ž Ž ŽˆŽ ŽŠ Œ Š ŽŠ Ž Žˆ. š œ žÿ œ ˆ Š Œ Œ Ž Ž ŽŠ Š ŽŠ Žˆ Ž Ž ŽˆŽ Ž. ˆ ŽŠ ŽŽ Ž ŽŠ Œ ŽŠ Ž ŽŠ Ž ˆ ˆ Ž Ž Ž ŽˆŽ ŽŠ Œ Š ŽŠ Ž Žˆ. š œ žÿ œ ˆ Š Œ Œ Ž Ž ŽŠ Š ŽŠ Žˆ Ž Ž ŽˆŽ Ž. ˆ ˆ ŠŽ Ž Š Ž ŽŠ ŽŠ ŒŽ Ž Š Ž Ž ŽŠ Ž Ž Ž. ˆ ŽŠ ŽŽ Ž ŽŠ Œ ŽŠ Ž ŽŠ Ž ˆ ˆ Ž Ž Ž ŽˆŽ ŽŠ Œ Š ŽŠ Ž Žˆ. š œ žÿ œ ˆ Š Œ Œ Ž Ž ŽŠ Š ŽŠ Žˆ Ž Ž ŽˆŽ Ž. ˆ ŽŠ ŽŽ Ž ŽŠ Œ ŽŠ Ž ŽŠ Ž ˆ ˆ Ž Ž Ž ŽˆŽ ŽŠ Œ Š ŽŠ Ž Žˆ. 176

193 ª «±², ³ ² µ, «² «² ¹² ªº ²»¼ª ¼ ½ ¾ «««¾ «½ «¼ ½ª ² «µ» ±À Á»³ Âà ¹Àª ¼Àª Á Ä «Àª Á ÅEDÆÇÈÉÊ ËÉÈÌÍÎÏÊ ËÎÐ ÇÑÈÉÒÌÆÍÎÐ ÓÎÈÉÍ ÔÕÈÑÅÖÎÈÉ ÒÑÐ ÑÐÎÉ ÌÑÐÎÐÎÒÎÐ ÐÉÍÎÉ ÇÎÅÎÇØÑÅ ÅÑÍÉ ÉÆÈ ÒÑÍÎÍÆÉ ÌÑÐ ÉÐØÑ ÅÎÈÉÎÐ ËÎÍÎÒ ÕÆËÎÏÎ ÈÑÇÔÍÎÓ ÐÙ ÉÚÛÜÝÞßÙà Èáâ ÉÚÛÜÝÞßÙà ÅãÛáÝäÜ ÇãäÜåæáçÞÚ 1. ² è Ä ¹ ² ± ««½ é ± «± ¼ ¼ Á ÔâäãàêÞäÜ É ¾ ë ª «¼ ¼ «½ ««½ é ± «Á Á ÔâäãàêÞäÜ ÉÉ Ä «½ é ± «Á Á ² ¼ Á ² ² ² ë ª «è ÔâäãàêÞäÜ ÉÉÉ ¾ ë ª «¼ ¼ «½ ««½ é ± «Á Á ÔâäãàêÞäÜ ÉÖ ¾ ë ª «¼ ¼ «½ ««½ é ± «Á Á ÔâäãàêÞäÜ Ö Ä «½ é ± «Á Á ² ¼ Á ² ² ² ë ª «è ÔâäãàêÞäÜ ÖÉ Ä «½ é ± «Á Á ² ¼ Á ² ² ² ë ª «è ÔâäãàêÞäÜ ÖÉÉ Ä «½ é ± «Á Á ² ¼ Á ² ² ² ë ª «è ¹ ² ««½ é ± «± ¼ ¼ Á ² Á ± ± «² é ª ª ¼ ««² Á «ë ± ¹ ² «² ±À Áè 177

194 . ö üþúþüø þ ù ü üø þ üùü üüø þ ü ìíîïðñòîó ôõõõ ö øùúûüýþüø ÿü ü üÿ üÿ ü ý ü ü üø ìíîïðñòîó õ ö øùúûüýþüø ÿü ü üÿ üÿ ü ý ü ü üø ìíîïðñòîó õ ü ú üø ú üÿ ý ü ü üø üü üÿü ü øùü üþüøüø üýú üø üü þ þ ü ü ü ú üþüø üø ú üÿ üþüø ìíîïðñòîó õõ ü ú üø ú üÿ ý ü ü üø üü üÿü ü øùü üþüøüø üýú üø üü þ þ ü ü ü ú üþüø üø ú üÿ üþüø ìíîïðñòîó õõõ ü ú üø ú üÿ ý ü ü üø üü üÿü ü øùü üþüøüø üýú üø üü þ þ ü ü ü ú üþüø üø ú üÿ üþüø ìíîïðñòîó õô ü ú üø ú üÿ ý ü ü üø üü üÿü ü øùü üþüøüø üýú üø ù ü üø þ üùü üüø þ ü üøù üþúþüø ü ü ü üÿ ü ú üø ú üÿ üþüø ú üø ú üÿ ü ü. 178

195 ! " #$%&'()%* +,! -. " /0 0!0 1 -! " #$%&'()%* +2,! -. " /0 0!0 1 -! " #$%&'()%* +22,! -. " /0 0!0 1 -! " #$%&'()%* +222,! -. " /0 0!0 1 -! " #$%&'()%* 23,! -. " /0 179

196 H. I<=>DJ8CA8= :8 ;8A8=8= B4 B8CD7 B8= B4?8:8 A< 545:8?<7BF8 ;8A8= B8= 5<5DB89 ;8A8=G KLMNOPQMR S T45:8 B8= >D7D ;85DA B8= A<@D87 A<@85 ;<=>DJ8CA8= 58@8; 6<7@<?49 B89D@DG KLMNOPQMR SS 545:8 U8=> 4V4= 5886 V8; C<@8V878= 5886 A<@D87 ;<=>DJ8CA8= 58@8; B8= 5886 ;85DA A< A<@85 ;<=>DJ8CA8= 58@8; A<;?8@4. KLMNOPQMR SSS T45:8 B8= >D7D ;85DA B8= A<@D87 A<@85 ;<=>DJ8CA8= 58@8; 6<7@<?49 B89D@DG KLMNOPQMR SW T45:8 B8= >D7D ;85DA B8= A<@D87 A<@85 ;<=>DJ8CA8= 58@8; 6<7@<?49 B89D@DG KLMNOPQMR W T45:8 B8= >D7D ;85DA B8= A<@D87 A<@85 ;<=>DJ8CA8= 58@8; 6<7@<?49 B89D@DG KLMNOPQMR WS T45:8 B8= >D7D ;85DA B8= A<@D87 A<@85 ;<=>DJ8CA8= 58@8; 6<7@<?49 B89D@DG KLMNOPQMR WSS T45:8 B8= >D7D ;85DA B8= A<@D87 A<@85 X<>4868= ;<=>DJ8CA8= 58@8; U8=> 8B8 B4 A<@85 B4@8ADA8= F@<9 5<;D8 545:8 B8= >D7D U8=> 8B8. 180

197 2. uzaxc_h y. zgbg, {gbg i_[ ]}]_[ YZ[\]^_`a_[ b_c_y dzeczfgh i_h]c]j klmnopqmr sttt ugbv_ i_[ \]e] Y_b]a i_[ azc]_e azc_b YZ[\]^_`a_[ b_c_y dzeczfgh i_h]c]j klmnopqmr tw ugbv_ i_[ \]e] Y_b]a i_[ azc]_e azc_b YZ[\]^_`a_[ b_c_y dzeczfgh i_h]c]j klmnopqmr t Zei_`_d `_`_[ ~gbg, Ygbg i_[ d]}]_[ ig cg[\a][\_[ bzaxc_hj klmnopqmr tt Zei_`_d `_`_[ ~gbg, Ygbg i_[ d]}]_[ ig cg[\a][\_[ bzaxc_hj klmnopqmr ttt Zei_`_d `_`_[ ~gbg, Ygbg i_[ d]}]_[ ig cg[\a][\_[ bzaxc_hj klmnopqmr ts Zei_`_d `_`_[ ~gbg, Ygbg i_[ d]}]_[ ig cg[\a][\_[ bzaxc_hj klmnopqmr s Zei_`_d `_`_[ ~gbg, Ygbg i_[ d]}]_[ ig cg[\a][\_[ bzaxc_hj klmnopqmr st Zei_`_d `_`_[ ~gbg, Ygbg i_[ d]}]_[ ig cg[\a][\_[ bzaxc_hj klmnopqmr stt Zei_`_d `_`_[ ~gbg, Ygbg i_[ d]}]_[ ig cg[\a][\_[ Zei_`_d `_`_[ ~gbg, Ygbg i_[ d]}]_[ ig cg[\a][\_[ bzaxc_hj 181

198 œ. ž ƒ š œ œ ƒ ƒ ˆ Š Œ Ž, š š ƒ œ š œ ƒ ˆ Š Œ Ž, š š ƒ œ š œ ƒ ˆ Š Œ Ž Ÿ œ œ ƒ ƒ ƒ š, ƒ š š, ƒ, œ. ƒ š ƒ ƒ -. œ š š ƒ - ƒ œœ š šƒ ˆ Š Œ Ž Ÿ œ œ ƒ ƒ ƒ š, ƒ š š, ƒ, ƒ œ. ƒ š ƒ ƒ -. œ š š ƒ - ƒ œœ š šƒ ˆ Š Œ Ž Ÿ œ œ ƒ ƒ ƒ š, ƒ š š, ƒ, œ. ƒ š ƒ ƒ -. œ š š ƒ - ƒ œœ š šƒ ž ƒ š œ œ ƒ ƒ ƒ š, ƒ š š, ƒ, ƒ œ. ƒ š ƒ ƒ -. œ ƒ - ƒ œœ š šƒ œœ œ š ƒ. 182

199 ª«ª ± ²³ µ ¹³ º»µ ¼³¹½¾ À ¾ µ ¼ ½¾» Á, ¼ ½¾» Á ÁÀ, ¼ ½¾ ¼ À,» µ. à ½¾ ¼ À Ä»µµ¹Á µ ½¾³ ¼µ¼Å ¹³¾ ¼ ÆÆÆ-Ç. ó» ¹ Á Á¹ ¼µ¼Å ¹³¾ ¼ Æ- ÆÆ Ä È³À»»µ ¼³¹½¾ µ ÉÁ¹Á¾ ª«ª ± ²³ µ ¹³ º»µ ¼³¹½¾ À ¾ µ ¼ ½¾» Á, ¼ ½¾» Á ÁÀ, ¼ ½¾ ¼ À, Ê ¾» µ. à ½¾ ¼ À Ä»µµ¹Á µ ½¾³ ¼µ¼Å ¹³¾ ¼ ÆÆÆ-Ç. ó» ¹ Á Á¹ ¼µ¼Å ¹³¾ ¼ Æ- ÆÆ Ä È³À»»µ ¼³¹½¾ µ ÉÁ¹Á¾ ª«ª ± ²³ µ ¹³ º»µ ¼³¹½¾ À ¾ µ ¼ ½¾» Á, ¼ ½¾» Á ÁÀ, ¼ ½¾ ¼ À» µ. à ½¾ ¼ À Ä»µµ¹Á µ ½¾³ ¼µ¼Å ¹³¾ ¼ ÆÆÆ-Ç. ó» ¹ Á Á¹ ¼µ¼Å ¹³¾ ¼ Æ- ÆÆ Ä È³À»»µ ¼³¹½¾ µ ÉÁ¹Á¾ ª«ª ± ²³ µ ¹³ º»µ ¼³¹½¾ À ¾ µ ¼ ½¾» Á, ¼ ½¾» Á ÁÀ, ¼ ½¾ ¼ À, Ê ¾» µ. à ½¾ ¼ À Ä»µµ¹Á µ ½¾³ ¼µ¼Å ¹³¾ ¼ ÆÆÆ-Ç. ó» ¹ Á Á¹ ¼µ¼Å ¹³¾ ¼ Æ- ÆÆ Ä È³À»»µ ¼³¹½¾ µ ÉÁ¹Á¾

200 âî ïäþùçù ÝÖÛ ÖÛÙÜÙÛ ëäßùûù ÝäßáØÝ ËÌÍÎÏÐÑÍÒ ÓÔÔÔ ÕÖ ØÙÚÙÛ ÜÖ ÙÝÙÙÛ ÞØ ßÖÜàáÙâ ÙÛÚÙãÙ áùøû ßâàáÙÚ ÞâäâÙ, ßâàáÙÚ Þâäâäã, ßâàáÙÚ ÙßâÙã ÞÙÛ Û ÙåØ. æâàáùú ÙßâÙã âùûçù ÞØØÜäÚØ àáöâ ßØßèÙ ÜÖáÙß ééé-ê. æöþùû ÜÙÛ äûúäü ßØßèÙ ÜÖáÙß é- éé âùûçù ëöãùþù ÞØ ßÖÜàáÙâ âøû Ù ìäüäá ËÌÍÎÏÐÑÍÒ Ôí ÕÖ ØÙÚÙÛ ÜÖ ÙÝÙÙÛ ÞØ ßÖÜàáÙâ ÙÛÚÙãÙ áùøû ßâàáÙÚ ÞâäâÙ, ßâàáÙÚ Þâäâäã, ßâàáÙÚ ÙßâÙã ÞÙÛ Û ÙåØ. æâàáùú ÙßâÙã âùûçù ÞØØÜäÚØ àáöâ ßØßèÙ ÜÖáÙß ééé-ê. æöþùû ÜÙÛ äûúäü ßØßèÙ ÜÖáÙß é- éé âùûçù ëöãùþù ÞØ ßÖÜàáÙâ âøû Ù ìäüäá ËÌÍÎÏÐÑÍÒ Ô ðäãä ÝÖÛ äûùüùû ëäßùûù çùû ÝÖÛäÚäì ÙäãÙÚ, ãùìø, ÞÙÛ ëöãßøâî æøßèù åä Ù ÝÖÛ äûùüùû ëäßùûù çùû ÝÖÛäÚäì ÙäãÙÚ, ãùìø ÞÙÛ ëöãßøâî ËÌÍÎÏÐÑÍÒ ÔÔ ðäãä ÝÖÛ äûùüùû ëäßùûù çùû ÝÖÛäÚäì ÙäãÙÚ, ãùìø, ÞÙÛ ëöãßøâî æøßèù åä Ù ÝÖÛ äûùüùû ëäßùûù çùû ÝÖÛäÚäì ÙäãÙÚ, ãùìø ÞÙÛ ëöãßøâî ËÌÍÎÏÐÑÍÒ ÔÔÔ ðäãä ÝÖÛ äûùüùû ëäßùûù çùû ÝÖÛäÚäì ÙäãÙÚ, ãùìø, ÞÙÛ ëöãßøâî æøßèù åä Ù ÝÖÛ äûùüùû ëäßùûù çùû ÝÖÛäÚäì ÙäãÙÚ, ãùìø ÞÙÛ ëöãßøâî ðäãä ÝÖÛ äûùüùû ëäßùûù çùû ÝÖÛäÚäì ÙäãÙÚ, ãùìø, ÞÙÛ ëöãßøâî æøßèù åä Ù ÝÖÛ äûùüùû ëäßùûù çùû ÝÖÛäÚäì ÙäãÙÚ, ãùìø ÞÙÛ ëöãßøâî 184

201 ñòóôõö óø ùú ûüýü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý, ÿý ü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý ÿý ñòóôõö óø ú ûüýü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý, ÿý ü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý ÿý ñòóôõö óø úù ûüýü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý, ÿý ü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý ÿý ñòóôõö óø úùù ûüýü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý, ÿý ü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý ÿý ñòóôõö óø úùùù ûüýü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý, ÿý ü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý ÿý ñòóôõö óø ù ûüýü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý, ÿý ü þÿ ü ü þÿ ü ü üý, ý ÿý 185

202 . $%&'()*&+, "!7 1 -! "!" "!!", ". /!,!, "! 0 "1 5! 1! "!"#!", 1. "" "! 1!-2" 1. 1 # -!! $%&'()*&+,, 1"!" ". -! "!", ". /!,!, "! 0!", 1 /!" ".!. 3!"! 1!-2" 1. "! 1!-2" 1. 3! "! 4 "! "" 0 1" 5 # $%&'()*&+,,, -! "!", ". /!,!, "! 0!", 1 "! 1!-2" 1. $%&'()*&+,6 186

203 9: =<BC>?>=?>D>EF>E G<BH?> CI> ;<G<AHJ CI> ;<;HC>K CI> G<A>D>B, CI> ;<A<;>: G<>D>B, C>E =HA:;>E =>=> J>EC:, C>E?>D>EF>E N>EF =<E=>EF G<G<B>?> >N>= >A-OHB>E G<;<B=> >B=:EN>. PQRSTUVRW X 9: =<BC>?>=?>D>EF>E G<BH?> CI> ;<G<AHJ J>@>E>, CI> ;<;HC>K J>@>EL CI> >@>E G<A>D>B, CI> ;<A<;>: G<>D>B, C>E =HA:;>E =>=> J>EC:, C>E?>D>EF>E N>EF G<B=HA:;@>E =<E=>EF G<G<B>?> >N>= >A-OHB>E G<;<B=> >B=:EN>. PQRSTUVRW XY 9: =<BC>?>=?>D>EF>E G<BH?> CI> ;<G<AHJ J>@>E>, CI> ;<;HC>K J>@>EL CI> >@>E G<A>D>B, CI> ;<A<;>: G<>D>B, C>E =HA:;>E =>=> J>EC:, C>E?>D>EF>E N>EF G<B=HA:;@>E =<E=>EF G<G<B>?> >N>= >A-OHB>E G<;<B=> >B=:EN>. PQRSTUVRW XYY 9: =<BC>?>=?>D>EF>E G<BH?> CI> ;<G<AHJ J>@>E>, CI> ;<;HC>K J>@>EL CI> >@>E G<A>D>B, CI> ;<A<;>: G<>D>B, C>E =HA:;>E =>=> M>B> 187

204 e. [ce^f^ Z[h[_jax^c Z[\]^_ `^_a Z^b^_ b^c`a, `^c d^e^cf^c g^cf h[_i]\ajz^c i[ci^cf h[h[_^d^ ^g^i ^\-k]_^c h[j[_i^ ^_iacg^. lmnopqrns tuuu va j[ia^d Z[\^j i[_`^d^i d^e^cf^c h[_]d^ `w^ j[h[\]b b^z^c^, `w^ j[j]`^x b^z^cy `w^ ^Z^c h[\^e^_, `w^ j[\[j^a h[^e^_, `^c i]\aj^c i^i^ z^_^ Z[\]^_ `^_a Z^b^_ b^c`a, `^c d^e^cf^c g^cf h[_i]\ajz^c i[ci^cf h[h[_^d^ ^g^i ^\-k]_^c h[j[_i^ ^_iacg^. lmnopqrns u{ va j[ia^d Z[\^j i[_`^d^i d^e^cf^c h[_]d^ `w^ j[h[\]b b^z^c^, `w^ j[j]`^x b^z^cy `w^ ^Z^c h[\^e^_, `w^ j[\[j^a h[^e^_, `^c i]\aj^c i^i^ z^_^ Z[\]^_ `^_a Z^b^_ b^c`a, `^c d^e^cf^c g^cf h[_i]\ajz^c i[ci^cf h[h[_^d^ ^g^i ^\-k]_^c h[j[_i^ ^_iacg^. lmnopqrns u va j[zw\^x j^^i j[b]^ ^\^j Z^Za/ j[d^i] `a\[d^j `^c `ai^_]x `a i[bd^i g^cf j]`^x `aj[`a^z^c j[zw\^x} ~aj^ b[cz]za i^cf^c j[h[\]b b^z^c, b[bh]^cf j^bd^x d^`^ i[bd^icg^, `a Z[\^j e]f^ i[_`^d^i h[h[_^d^ ^\^i Z[h[_jax^c g^cf b[c`]z]cf. [ce^f^ Z[h[_jax^c g^cf `a\^z]z^c w\[x jaj^ `^c f]_] `a ~v ^`^\^x `[cf^c b[\[d^j ^\^j Z^Za/ j[d^i] `a\[d^j `^c `ai^_]x `a i[bd^i g^cf j]`^x `aj[`a^z^c j[zw\^x} ~aj^ b[cz]za i^cf^c j[h[\]b b^z^cy b[bh]^cf j^bd^x d^`^ i[bd^icg^, 188

205 ƒ ˆ ŠŠ Œ Ž Ž Œ/ Ž Œ Ž Œ š Œ Ž œ Œ Ž Œ Ž žœ Ÿ Ž Œ œ Ž Ž, Ž œ Ž, Œ Ž œ Žš Ž Žš Ž Žš Œ œ Ž œ. ƒ ˆ ŠŠŠ Œ Ž Ž Œ/ Ž Œ Ž Œ š Œ Ž œ Œ Ž Œ Ž žœ Ÿ Ž Œ œ Ž Ž, Ž œ Ž, Œ Ž œ Žš Ž Žš Ž Žš Œ œ Ž œ ƒ ˆ Š Œ Ž Ž Œ/ Ž Œ Ž Œ š Œ Ž œ Œ Ž Œ Ž žœ Ÿ Ž Œ œ Ž Ž, Ž œ Ž, Œ Ž œ Žš Ž Žš Ž Žš Œ œ Ž œ ƒ ˆ Œ Ž Ž Œ/ Ž Œ Ž Œ š Œ Ž œ Œ Ž Œ Œ Ž œ Žš Ž Žš Ž Žš Œ œ Ž œ. 189

206 ª«±²± ³ µ ², µ² ª ³ ³, ¹² ³ º ³ µ µ º ³ µ º ª ² ²»¼½¾ ÀÁ½Â ÃÄ Å ª ³ ² / ³² ³ º²ª ³ ³ ² ª ª«±²± ³ µ ², µ² ª ³ ³, ¹² ³ º ³ µ µ º ³ µ º ª ² ²»¼½¾ ÀÁ½Â ÃÄÄ Å ª ³ ² / ³² ³ º²ª ³ ³ ² ª ª«±²± ³ µ ², µ² ª ³ ³, ¹² ³ º ³ µ µ º ³ µ º ª ² ²»¼½¾ ÀÁ½Â ÃÄÄÄ Å ª ³ ² / ³² ³ º²ª ³ ³ ² ª ª«±²± ³ µ ², µ² ª ³ ³, ¹² ³ º ³ µ µ º ³ µ º ª 190

207 3. èêüà ÙÇËÚÛÜÝ å. éçèìøëêþø ßÇàÛÚÆæÜÜÈ æçàëüøþüè ÉÇÈÌÜÈ àçûøìøêù ÈØÛÜØ ÆÇÈÉÊËÊÈÌ ÍÎÏÐÑÒÓÏÔ ÕÖ Ø ÙÇËÚÛÜÝ ÙÜÜÞ ÙÇÆÊÜ ÜÛÜÙ ËÜËØ/ ÙÇßÜÞÊ ÉØÛÇßÜÙ ÉÜÈ ÉØÞÜàÊÝ ÉØ ÞÇÆßÜÞ áüèì ÙÊÉÜÝ ÉØÙÇÉØÜËÜÈ ÙÇËÚÛÜÝâ ãøùäü ÆÇÈåÊåØ ÞÜÈÌÜÈ ÙÇæÇÛÊÆ ÆÜËÜÈ, ÆÇÆæÊÜÈÌ ÙÜÆßÜÝ ßÜÉÜ ÞÇÆßÜÞÈáÜ, ÉØ ËÇÛÜÙ çêìü ÞÇàÉÜßÜÞ æçæçàüßü ÜÛÜÞ ËÇæÇàÙØÝÜÈ áüèì ÆÇÈÉÊËÊÈÌ ÍÎÏÐÑÒÓÏÔ êõ ã ëì ÛÜæÚàÜÞÚàØÊÆ ÙÇÛÜÛÊ ÆÇÈÌØËÊÞØ ÛÚÆæÜ éüþü íçûüçüàüè íçèéøéøëüè îìüæü ëùûüæ ÉÜÈ ãçèø ëùûüæø (éîíãë) áüèì ÉØÜÉÜËÜÈ ÉØÞØÈÌËÜÞ ËÇåÜÆÜÞÜÈâ ÍÎÏÐÑÒÓÏÔ ê ã ëì ÛÜæÚàÜÞÚàØÊÆ ÙÇÛÜÛÊ ÆÇÈÌØËÊÞØ ÛÚÆæÜ éüþü íçûüçüàüè íçèéøéøëüè îìüæü ëùûüæ ÉÜÈ ãçèø ëùûüæø (éîíãë) áüèì ÉØÜÉÜËÜÈ ÉØÞØÈÌËÜÞ ËÇåÜÆÜÞÜÈ ÍÎÏÐÑÒÓÏÔ ÕÖ ã ëì ÛÜæÚàÜÞÚàØÊÆ ÙÇÛÜÛÊ ÆÇÈÌØËÊÞØ ÛÚÆæÜ éüþü íçûüçüàüè íçèéøéøëüè îìüæü ëùûüæ ÉÜÈ ãçèø ëùûüæø (éîíãë) áüèì ÉØÜÉÜËÜÈ ÉØÞØÈÌËÜÞ ËÇåÜÆÜÞÜÈ ã ëì ÛÜæÚàÜÞÚàØÊÆ ÙÇÛÜÛÊ ÆÇÈÌØËÊÞØ ÛÚÆæÜ éüþü íçûüçüàüè íçèéøéøëüè îìüæü ëùûüæ ÉÜÈ ãçèø ëùûüæø (éîíãë) áüèì ÉØÜÉÜËÜÈ ÉØÞØÈÌËÜÞ ËÇåÜÆÜÞÜÈâ Éâ éçèìüéüëüè ÍÎÏÐÑÒÓÏÔ Õ ïçìøüþüè ÇËÙàÜËÊÛØËÊÛÇà áüèì ÜÉÜ ÉØ 191

208 ðñòóôõñöô ñöøðô ùðôñõ óõú ûðúüõú ú øõ ôðø ü öò ýðü õóõú þÿ ûõú ðúüõ û øõñòòõúõñõú òðóðøõ ò øõó û ö öô ûõú õñõú ò õúü õ óö öñöø öúóöñ ò ò õ ñðøõò -. ðûõúüñõú öúóöñ ò ò õ ñðøõò - öñöø û øõñòõúõñõú ðúüõ õ ûõú õõøõú ýðü õóõú þÿ ûõú ðúüõ û øõñòòõúõñõú òðóðøõ ò øõó û ö öô ûõú õñõú ò õúü õ óö öñöø öúóöñ ò ò õ ñðøõò -. ðûõúüñõú öúóöñ ò ò õ ñðøõò - öñöø û øõñòõúõñõú ðúüõ õ ûõú õõøõú ýðü õóõú þÿ ûõú ðúüõ û øõñòòõúõñõú òðóðøõ ò øõó û ö öô ûõú õñõú ò õúü õ óö öñöø öúóöñ ò ò õ ñðøõò -. ðûõúüñõú öúóöñ ò ò õ ñðøõò - öñöø û øõñòõúõñõú ðúüõ õ ûõú õõøõú ýðü õóõú þÿ ûõú ðúüõ û øõñòòõúõñõú òðóðøõ ò øõó û ö öô ûõú õñõú ò õúü õ óö öñöø öúóöñ ò ò õ ñðøõò - ðó õ õô ñõ ò ñðü óõú ðñòóôõñöø ñöøðô (ðñòñöø) öúóöñ ò ò õ ñðøõò - û øõñòõúõñõú õûõ öñöø òõøõ òõóö ðñòñöø óö ô õó ø öô õú òðñ øõ õ óö öúóöñ ò ò õ ñðøõò - þÿ ûõú ðúüõ õûõ öñöø òðûõúüñõú öúóöñ ò ò õ ñðøõò - ðúüõ ûõú õõøõú õûõ öñöø òðûõúüñõú öúóöñ õô ñõ ò û õûõñõú ðñòñöø óõ ùõ õú õ óö ô õó ø öô õú 192

209 ! "#$%&'&( )*+,&( -#($&.%,%/&011&(&0&( 1#'#/&2 123/&',24245,&( -&0&( 1%&($ 6&%'4 7404/ ('40 1%18& 0#/&1 9-99: ;#'%&7 2&5% 0&-%1 0#$%'&( #01'5&04/%04/#5 (#0104/) 4('40 1%18& 0#/&1 999-<,%/&01&(&0&( 7&,& 7404/ &/&2 1&'4 #0104/ 6%'4 +%53&'%/ +45=&(>!? "#$%&'&( )*+,&( -#($&.%,%/&011&(&0&( 1#'#/&2 123/&',24245,&( -&0&( 1%&($ 6&%'4 7404/ ('40 1%18& 0#/& ;#,&($0&( 4('40 1%18& 0#/&1 999-< 7404/ ,%/&01&(&0&( -#($&.&%,&( "#$%&'&( )*+,&( -#($&.%,%/&011&(&0&( 1#'#/&2 123/&',24245,&( -&0&( 1%&($ 6&%'4 7404/ ('40 1%18& 0#/& ;#,&($0&( 4('40 1%18& 0#/&1 999-< 7404/ ,%/&01&(&0&( -#($&.&%,&( "#$%&'&( )*+,&( -#($&.%,%/&011&(&0&( 1#'#/&2 123/&',24245,&( -&0&( 1%&($ 6&%'4 7404/ ('40 1%18& 0#/& ;#,&($0&( 4('40 1%18& 0#/&1 999-< 7404/ ,%/&01&(&0&( 193

210 ABCDEFEG HEC IEJEKECL MNOPQRSOT UV WBDGEXEC YZ[ HEC ABCDEFG HGKE\]]ECE\EC ]BXBKEI ]I^KEX HI_I_` HEC AE\EC ]GECD aegx_ b_\_k _CX_\ ]G]cE \BKE] d-dde fbxgeb IE`G \EAG] \BDGXEC B\]X`E\_KG\_KB` (B\]\_K) _CX_\ ]G]cE \BKE] ddd-g HGKE\]ECE\EC behe b_\_k ]EKEI ]EX_ B\]\_K agx_ [G`^EXGK [_`hecl 194

211 lmnopqmr s tuvwxypz {pyo m}z vmr ~uypnow mr {mm myp m mrƒmqm vur mr ~uom m ux m vmr ˆwqw { w mnnmvp}m Š q wvwq Œ Ž Ž Ž š œ Œ Œ Œ Œ ž Ž ž Ÿ š Ž ž Œ uqmr}mmr wn uq m m mr tuvwxyp ~uypnow mr omxm mvm pypznpyp vmr w wmr yux m }mr nunwm ourmrmnmr qu p pwy myoux rp mp 2. Apakah visi,misi dan tujuan sekolah yang berkaitan dengan penanaman nilai religius sudah dipahami oleh warga sekolah? Šy vmz yux m w m nuqwomxmr Fs yux m uq mypy xupy mnmr mvp }m mvm n mx Ada, itu mbak seperti dibanner yang ada didepan. Visi, Misi, dan Tujuan memuat aspek yang berwawasan religius. Visi, Misi, dan Tujuan memuat aspek yang berwawasan religius. Sw Ada, ada mbak Visi, Misi, dan Tujuan memuat aspek yang berwawasan religius. Pu Ada, mbak Visi, Misi, dan Tujuan memuat aspek yang berwawasan religius. Bs ya sudah mbak kan sudah Visi misi dan tujuan tertera di sekolah dan siswa sekolah sudah dipahami maupun guru dapat oleh warga sekolah. membacanya. Fs saya rasa sudah mbak.: Visi misi dan tujuan sekolah sudah dipahami oleh warga sekolah. Visi, Misi, dan Tujuan memuat aspek yang berwawasan religius. Visi, misi, dan tujuan SD Muhammadaiyah Borobudur sudah dipahami oleh warga sekolah. ijk

212 3. Kendala dalam menerapkan visi, misi, dan tujuan dalam menerapkan disekolah? Jika ada apa saja kendala tefsebut? 4. Apa saja kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan di sekolah? Sw ya sudah mbak. Visi misi dan tujuan sekolah sudah dipahami oleh warga sekolah. Pu sudah kok mbak. Visi misi dan tujuan sekolah sudah dipahami oleh warga sekolah. Bs Fs Siswa masih belum paham dan mengerti apa visi misi itu walaupun sudah disosialisasikan karakter siswa yang beragam membuat penerapannya itu masih susah mbak. Masih perlu pengenalan dan pemahaman akan visi, misi dan tujuan itu sendiri Karakter siswa yang beragam membuat penerapan visi, misi masih susah. Sw ada mbak Adanya kendala dalam menerapkan visi, misi dan tujuan. Pu ada mbak Adanya kendala dalam menerapkan visi, misi dan tujuan. Bs ya sholat dhuha, dhuhur, dan Sholat dhuha, sholat hafalan. dhuhur dan hafalan. Fs sholat, hafalan dan doa mbak. Sholat hafalan,dan doa Sw ya sholat dhuhur berjamaah. Sholat dhuhur Pu berdoa, asmaulhusna, hafalan.doa, sholat dhuha, dhuhur, Dalam menerapkan visi,misi dan tujuan dalam menerapkan di sekolah masih ada kendala yaitu karakter siswa yang beragam sehingga membuat kesulitan dan pemahaman siswa akan apa itu visi, misi dan tujuan juga masih kurang. Kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah yaitu sholat dhuha, sholat dhuhur, berdoa, hafalan serta asmaul husna. 196

213 5. Bagaiman cara Bapak/Ibu untuk melaksanakan kegiatan tersebut? 6. Apa tujuan dari kegiatan tersebut dilaksanakan? 7. Bagaiman Bapak/Ibu jika ada yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan? suarat surat pendek, sholat dan hafalan suarat pendek dhuha dan dhuhur. serta asmaul husna. Bs ya dengan kerjasama dan Kerjasama dan pembagian pembagian kerja. tugas. Fs ya dibiasakan setiap hari mbak. Dibiasakan Sw kalo saya ya mengajak anak dan Mengajak dan membiasakan anak untuk membiasakan. mengikuti kegiatan. Pu memberi teladan dan pengaruh Teladan dan pengaruh yang baik. baik. Bs ya untuk mengasah tingkat Mengasah tingkat keimanan. keimanan Fs sesuai visi : terwujudnya Terwujudnya generasi generasi islami berkualitas. islami berkualitas. Sw menambah iman dan mendidik Menambah iman dan anak mbak. mendidik. Pu untuk mencapai visi, misi Mencapai visi dan misi. sekolah mbak. Cara guru untuk melaksanakan kegiatan rutin yaitu dengan kerjasama, pembagian tugas, pembiasaan dan teladan. Tujuan dari kegiatan rutin dilaksanakan di SD Muhammadiyah Borobudur adalah untuk menambah keimanan, mendidik siswa dan terwujudnya salah satu visi dari sekolah yaitu terwujudnya generasi islami berkualitas. Bs ya dinasehati mbak. Diberi nasehat Cara guru jika ada yang Fs kalo saya diberi sanksi seperti membaca asmaul husan atau surat.diberi sanksi membaca asmaul husna dan surat tidak mengikuti kegiatan keagamaan yaitu dengan pendek mbak. pendek. diberi nasehat, diberi 197

214 8. Kegiatan spontan seperti apa yang Bapak/Ibu lakukan berkenaan dengan penanaman nilai religius? 9. Apa tujuan dari adanya hal-hal yang dilakukan oleh Bapak/Ibu tersebut? Sw Pu Bs Fs setiap siswa yang melanggar itu perlu diarahkan dan dibimbing mbak ya di sekolah ini biasanya ditegur, diberi sanksi, dan jika sudah keterlaluan maka orang tua siswa akan dipanggil. membiasakan siswa membuang sampah pada tempatnya, mengucapkan salam. siswa biasanya bertanya tentang sholat lima waktu mbak. Diarahkan dan dibimbing. Ditegur, diberi sanksi, dipanggil orang tuanya. Mengucapkan salam, membuang sampah. Sholat lima waktu. Sw ya sholat dhuha itu mbak. Sholat dhuha Pu kalo saya ya mbak, Membiasakan membiasakan mengucapkan mengucapkan hamdalah kalimat hamdallah, dan dan terimakasih. mengucapkan terima kasih. Bs melatih siswa agar terbiasa Pembiasaan siswa akan mbak. kebaikan. Fs menumbuhkan sikap religius. Menumbuhkan sikap religus Sw ya itu untuk menanamkan iman Menanamkan iman dan dan taqwa pada siswa. taqwa Pu ya untuk mendidik anak untuk Mendidik siswa sanksi seperti membaca asmaul husna dan surat pendek, ditegur, diarahkan, dinasehati dan dipanggil orang tua. Kegiatan spontan yang dilakukan berkenaan dengan mengucapkan salam, membuang sampah, bertanya sholat lima waktu dan mengucapkan hamdalah serta terimakasih. Tujuan melakukan kegiatan sponta yitu untuk pembiasaan siswa akan kebaikan, menumbuhkan sikap religius, menanamkan iman dan taqwa, dan mendidik siswa 198

215 10. Apakah ada kendala dalam menjalankanya? 11. Apa tindakan yang dilakukan oleh bapak/ibu guru dalam menanamkan nilai religius? Bs Fs berkepribadian islami dan berakhlak karimah. ya ada mbak, siswa apalagi siswa kelas awal banyak yang lebih suka bermain-main. ada mbak, siswa itu biasanya tidak serius dalam mengikuti kegiatan ini. Sw ya ada mbak, anak-anak biasanya tidak serius itu Pu ada mbak ada, dari siswa yang main sendiri dan siswa yang tidak serius juga ada. Bs memberikan contoh atau teladan yang baik seperti kita berbicara, berpakaian yang rapi dan bersih juga bisa mbak itu untuk memberikan keteladanan berkepribadian islami dan berakhlaq karimah. Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan banyak siswa yang suka bermain-main.. Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan siswa yang tidak serius dalam mengikuti. Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan siswa yang tidak serius dalam mengikuti. Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan siswa yang tidak serius dan malah bermainmain. Memberikan contoh kepada siswa seperti berbicara yang sopan dan berpakaian yang bersih dan rapi. berkepribadian islami dan berakhlaq karimah. Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan banyak siswa yang bermian-main dan tidak serius dalam mengikuti kegiatan. Tindakan yang dilakukan guru dalam menanamkan nilai religius yaitu dengan memberikan contoh kepada siswa seperti 199

216 12. Apa saja bentuk keteladanan yang Bapak/Ibu guru yang sesuai dengan penanaman nilai religius? Fs untuk siswa. memberikan contoh memberi contoh mbak, dengan kita memberikan contoh yang Memberikan contoh. berbicara yang sopan dan berpakaian yang rapi dan baik siswa akan meneri kebiasaan bersih serta dengan baik tersebut. mengajak dan Sw memberikan contoh dan mengajak siswa untuk rajin sholat. Pu ya membiasakan sholat lima waktu, terutama sholat dhuhur kan masih di sekolah siswanya, serta sholat dhuha juga mbak. Bs ya dengan saya berbicara sopan baik itu dengan sesama guru maupun dengan siswa serta dengan berpakaian yang rapi siswa akan melihat sehari-hari hal tersebut sehingga dapat memebrikan contoh yang baik. Fs dengan ikut sholat bersama siswa mbak. Sw ya ikut melaksanakan sholat dhuhur maupun sholat dhuha di sekolah bersama siswa. Memberikan contoh dan mengajak siswa. Membiasakan untuk sholat wajib dan dhuha kepada siswa. Berbicara sopan dan berpakaian yang bersih dan rapi. Ikut sholat bersama. Melaksanakan sholat dhuhur dan sholat dhuha bersama siswa. membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan keagamaan. Bentuk teladan yang dilakukan guru dalam penanaman nilai religius yaitu dengan memberikan contoh berbapaiakan yang bersih dan rapi, mengikuti sholat dhuha dan sholat dhuhur di sekolah serta mengajak siswa untuk berdoa sebelum dan sesudah belajar. 200

217 13. Bagaimana bentuk pengkondisian yang dilakukan sekolah untuk mendukung penanaman nilai religius? Pu Bs Fs ya kalo saya ya mbak karna saya sebagai guru ya harus menjaga penampilan agar selalu rapi dan bersih, selain itu juga ikut melaksankan sholat di sekolah bersama siswa, mengajak siswa berdoa sebelum dan sesudah belajar. Alhamdulillah di sekolah ini sudah ada mushola yang cukup untuk menampung siswa dan guru untuk sholat berjamaah. Tempat wudhu juga cukup memadai mbak, mukena dan sarung itu siswa biasanya membawa sendiri, tapi ya sekolah menyediakan juga. adanya sekolah sebisa mungkin menyediakan fasilitas untuk mendukung kegiatan tersebut. Ada mushola mbak di sekolah sealain itu juga ada hal-hali lain yang mendukung..berpenampilan yang bersih dan rapi, ikut sholat di sekolah, dan mengajar siswa untuk berdoa sebelum dan sesudah belajar. Pengkondisian yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan adanya mushola dan temapat wudhu yang memadai serta mukena dan sarung. Adanya fasilitas yang mendukung kegiatan. Sw Adanya mushola dan halhal lainnya yang mendukung. Pu mewajibkan siswa berbusana Siswa wajib berbusana Pengkondisian yang dilakukan sekolah adalah dengan adanya fasilitas yang mendukung seperti mushola, tempat wudhu dan alat sholat lainnya, selain itu adanya aturan yang mewajibkan siswa berbusana muslim dan teguran atau sanksi bila melanggar. 201

218 14. Apa tujuan dari adanya pengondisian menurut bapak/ibu? 15. Bagaiman penanaman nilai religius dalam perencanaan pembelajaran di sekolah ini? muslim mbak, sangsi atau teguran bagi siswa yang melanggar. Bs membuat siswa dapat melaksanakan kegiatan keagamaan yang baik dan juga untuk menambah sikap religius siswa serta menanamkan nilai islamai. Fs ya untuk membuat siswa lebih siap dalam mengikuti kegiatan Sw ya untuk membuat siswa lebih siap dalam mengikuti kegiatan Pu ya agar siswa terbiasa dan berbudaya untuk menciptakan karakter islami pada anak. Bs ya itu ditulis dalam RPP mbak, biasnya guru juga akan improvisas lah mbak untuk lebih menanamkan nilai religius tersebut. Fs ya kalo saya biasanya mengkaitkan dengan materi yang sedang saya ajarkan dengan nilai muslim, teguran atau sanksi bila melanggar. Melaksnakan kegiatan dengan baik, menambah sikap religius dan menanamkan nilai islami. Siswa lebih siap dalam kegiatan. Siswa lebih siap dalam kegiatan. Pembiasaan berbudaya untuk menciptakan karakter islami. Dimasukkan dalam RPP. Dikaitkan dengan materi yang diajarkan. Tujuan dari pengkondisian yaitu agar siswa lebih siap melaksanakan kegiatan dengan baik, menambah sikap religius, dan menciptakan karakter islami. Penanaman nilai religius dalam perencanaan dan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan cara dimasukan dalam RPP, dikaitkan dengan materi jika dalam RPP tidak terdapat karakter religius. 202

219 16. Apa contoh pembelajaran berbasis religius yang dilakukan oleh Bapak/Ibu selama ini? 17. Bagaimana menyisipkan nilai religius. Sw saya biasanya langsung dimasukkan dalam pelajaran. Pu ya dikaitkan dengan materi yang ada mbak, walau dalam RPP sudah ada. Bs ya seperti memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan membaca surat pendek beserta artinya. Fs misalnya ya mbak materi tumbuhan dikaitkan dengan ciptaan Allah SWT. Sw materi hewan yang ada dikaitkan dengan ciptaan Allah SWT. Pu kalo itu misalnya seperti materi kegunaa kloropul dalam tumbuhan itu bisa membuat anak untuk dapat lebih menghargai ciptaan Allah SWT. Bs Ya secara spontan atau langsung nilai nilai karakter religius Disisipkan dalam pelajaran yang ada. Dikaitkan dengan materi. Mengenalkan pendek. surat-surat Materi tumbuhan dikaitkan denagn ciptaan Allah SWT. Materi Hewan dikaitkan dengan ciptaan Allah SWT. Materi tumbuhan dikaitkan dengan ciptaan Allah SWT. Dikaitkan dengan materi pelajaran. Pembelajaran berbasis religius guru melakukan dengan menyisipkan halhal yang berhubungan dengan religius kepada anak melalui pembelajaran. Cara guru menyisipkan nilai karakter religius 203

220 karakter religius dalam mata pelajara? 18. Apakah ada kendala dalam membuat siswa paham akan nilai religius? 19. Apa saja budaya kelas yang mencerminkan penanaman nilai religius? dikaitkan dengan materi dalam dalam mata pelajaran pembelajaran. dengan cara Fs Ya kalo saya dikaitkan dengan Dikaitkan dengan materi dikaitkan/dimasukkan / materi sehingga memunculkan pelajaran. disipkan ketika guru nilai religius tefsebut. menjelaskan materi. Sw ya saya sisipkan dalam materi pelajaran mbak. Disisipkan dalam materi pelajaran. Pu saya masukkan saat saya mengajarkan materi mbak. Dimasukkan dalam materi pelajaran, Bs ada mbak, tingkat keseriusan Tingkat keseriusan siswa Kendala dalam membuat siswa itu berbeda-beda jadi masih yang berbeda. siswa paham akan nilai kurang maksimal. religius ada biasanya siswa Fs siswa masih sulit untuk Sulit diberi pengarajan. masih sulit diberi diberikan pengarahan. pengarahan dan tingkat Sw kadang ada mbak, nanaya juga Siswa tidak serius. keseriusan yang berbeda anak-anak kadang suka tidak setiap anak. serius. Pu ada mbak. Ada kendala. Bs ada mba, ngengucapkan salam Mengucapkan salam. Budaya kelas yang sebelum masuk kelas. mencerminkan nlai Fs mengucapkan salam saat mau Mengucapkan salam. religius adalah dengan masuk kelas mbak. mengucapkan salam ketika Sw ada mbak, seperti berdoa, Berdoa, mengucapkan masuk dan keluaar kelas sebelum dan sesudah masuk kelas salam. dan berdoa sebelum dan 204

221 20. Apa saja budaya sekolah yang mencerminkan penanaman nilai religius? 21. Apa saja budaya luar sekolah yang mencerminkan pelaksanaan nilai religius? salam dulu. Pu ada mbak ya itu salam sama doa. Bs ya itu mbak sholat dhuhur, sholat dhuha, hafalan, berdoa sebelum dan sesudah makan. Fs sholat dhuha, sholat dhuhur,, berdoa mbak. Sw Ya sholat dhuha, sholat wajib, doa juga iya mbak. Pu sholat dhuha, sholat dhuhur secara berjamaah, dan berdoa. Bs ada mbak, ikut lomba mata pelajaran pendidikan agama islam dan seni islamibiasnya disebut MAPSI, itu tingkat kecamatan biasanya. Fs ikut MAPSI mbak dan itu selalu ikut. Selain itu ada ekstra juga mba, seperti qiroatil quran Sw kegiatan diluar sekolah setau saya ya ikut MAPSI. Pu ikut MAPSi mbak nanti disana ada cabang-cabangnya lagi. Mengucapkan salam. Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Mengikuti MAPSI Mengikuti MAPSI dan ekstrakulikuler qirotil quran Mengikuti MAPSI Mengikuti MAPSI sesudah pelajaran. Budaya sekolah yang mencerminkan penanaman nilai religius adalah Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Budaya luar sekolah yang mencerminkan penanaman nilai religius yaitu mengikuti perlombaan MAPSI dan ektrakulikuler qiroatil quran. 205

222 Lampiran 8 Reduksi, Display, dan Kesimpulan Data Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru SD IT Laboratorium Bhumi Menore ª««±²³ «³µ ª ± ²³µ ³ ² ³ ³µ¹³ ³ ±ªµ³µ³ ³µ µ ²³ ³ ³ ºª ª²» «ªµ»³µ ª±³²³ ª ¼²³ «³µ» Pertanyaan Sumber Jawaban Reduksi Kesimpulan 22. Apakah ada Adp Ada, itu kan ada yang Visi, Misi, dan Tujuan memuat Visi, Misi, dan Tujuan visi,misi dan tujuan berwawasan religius aspek yang berwawasan memuat aspek yang sekolah yang religius. berwawasan religius. memuat aspek Rs Ada Visi, Misi, dan Tujuan memuat penanaman nilai aspek yang berwawasan religius? religius. Fa Ada, ada mbak Visi, Misi, dan Tujuan memuat aspek yang berwawasan religius. Fi Ada, itu bisa lihat di papan Visi, Misi, dan Tujuan memuat aspek yang berwawasan religius. 23. Apakah visi,misi Adp Belum Semua Sebagian siswa belum cukup Visi, misi, dan tujuan SD IT dan tujuan sekolah memahami. Namun sudah tahu Laboratorium sudah cukup yang berkaitan ½¾ ÀÁÀ ÃÄÅÄÆ ÇÈÄÅÄ ÉÄ Ê bahwa sekolahnya berwawasan dipahami oleh semua warga dengan penanaman ˾ÌÀÍ ÎÀÆÀÅ ÅÄÏÄÍ Í¾ ʾ ÄÈ religius. sekolah terutama siswa nilai religius sudah ÏÄÌ Â¾ÁǾËÀÂÐÑ kelas awal, namun telah dipahami oleh diberikan sosialisasi saat warga sekolah? Siswa, tapi yang namanya upacara, di kelas, dan 206

223 24. Kendala dalam menerapkan visi, misi, dan tujuan dalam menerapkan disekolah? Jika ada apa saja kendala tersebut? siswa kan kadang sering tidak paham maksud dari visi,misi itu ada untuk apa, tapi kami sebagai guru memberikan pemahaman sedikit-dikitlah supaya tau siswanya. Rs Ya, setiap kali kan ada sosialisai ke anak-anak saat di kelas teutama Fa Sudah, siswa sering disosialisaikan saat upacra, kegiatan-kegiatan keagamaan Fi Sudah, tapi untuk siswa kelas awal belum paham hanya ikut melaksanakan saja Adp Belum semua warga sekolah dan orang tua paham tentang kegiatan keagamaan. Rs Kurang pemahaman akan visi, misi itu sendiri mbak Sudah dipahami karena ada sosialisasi di kelas. Sudah dipahami karena sosialisasi saat upacra dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Anak-anak kelas awal belum memahami Belum semua warga paham akan visi, misi religius Masih kurang akan pemahaman visi, misi kereligiusan Masih perlu sosialisasi tentang visi, misi religius Fa Siswa dalam memahami visi, misi masih kurang Fi Siswa masih belum paham dan Masih perlu pengenalan dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Masih diperlukan kembali pemahaman dan pengenalan akan visi. Misi tentang religius yang ada sehingga warga sekolah dapat memahami. 207

224 25. Apa saja kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan di sekolah? Adp Rs Fa Fi mengerti apa visi misi itu walaupun sudah disosialisasikan kalo kegiatan rutinnya yaitu sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, mengaji dan hafalan mbak. kegiatan rutin yang ada di sekolah ini itu udah terjadwal mbak jadi memang sudah rutin, kegiatianya seperti sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, hafalan surat pendek dan mengaji. ada mbak, sholat dhuha, sholat wajib berjamaah, mengaji dan hafalan. itu sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, sholat ashar berjamaah untuk siswa kelas III- VI, hafalan surat pendek setiap kelas memiliki target masing- pemahaman akan visi, misi itu sendiri Kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan disekolah yaitu sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, mengaji dan hafalan. Bentuk kegiatan rutin keagamaan di sekolah antara laian sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, mengaji dan hafalan surat pendek. Kegiatan rutin keagamaan di sekolah yaitu sholat dhuha, sholat wajib berjamaah, mengaji dan hafalan. Bentuk kegiatan rutin yaitu sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar. Mengaji, dan hafalan. Kegiatan rutin keagamaan yang dilaksanakan antara lain sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, mengaji dan hafalan. 208

225 26. Bagaiman cara Bapak/Ibu untuk melaksanakan kegiatan tersebut? 27. Apa tujuan dari kegiatan tersebut dilaksnakan? masing, dan mengaji. Adp kegiatan itu kan kegiatan rutin Kegiatan rutin tersusun dalam nya mbak, jadi ya sudah tersusun jadwal pelajaran dalam jadwal pelajaran Rs kalo saya ya ikut mendampingi Ikut mendampingi kegiatan siswa itu mbak tersebut Fa ikut mendampingi khuhusnya Ikut mendampingi kegiatan ya kelas yang saya ampu tersebut Fi ikut mendampingi siswa mbak Ikut mendampingi kegiatan tersebut Adp tujuan kegiatan tersebut yan Tujuan kegiatan rutin untuk untuk membuat anak terbiasa membuat siswa terbiasan akan sholat berjamaah, terbiasa hal-hal baik. membaca Al-Quran dan terbiasa untuk menghafal khususnya juz 30 Rs tujuannya ya untuk pembiasaan Tujuannya untuk pembiasaan mbak siswa. Fa Fi pembiasan yang baik kan memang perlu untuk ditanamkan mbak ya untuk melatih, kedisiplinan, ketaatan dan pembiasaan untuk siswa Tujuannya untuk penanaman pembiasaan yang baik. Tujuannya untuk melatih siswa disiplin, taat dan pembiasaan siswa. Cara guru untuk melaksanakan kegiatan rutin yang sudah tersususn dalam jadwal pelajaran dengan ikut mendampingi siswa dalam melaksanakannya. Tujuan dari kegiatan rutin yang ada adalah untuk pembiasaan siswa agar terbiasa sholat berjamaah, mengaji, menghafal, disiplin dan taat kepada Allah SWT. 209

226 28. Bagaiman Bapak/Ibu jika ada yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan? 29. Kegiatan spontan seperti apa yang Bapak/Ibu lakukan berkenaan dengan penanaman nilai religius? Adp ya dinasehati dan langsung diminta melaksanakan kegiatan keagamaan. Hal yang dilakukan guru yaitu dengan menasehati dan meminta siswa melaksanakan kegiatan keagamaan. Rs Ya ditegur lah mbak Hal yang dilakukan guru yaitu dengan menegur siswa. Fa ya di tegur kemudian Hal yang dilakukan guru yaitu dinasehati mbak dengan menasehati dan menegur siswa. Fi ya biasanya saya menegur siswa Hal yang dilakukan guru yaitu kemudian ya diberi arahan agar dengan menasehati dan melaksanakan kegiatan menegur siswa. keagamaan Adp misalnya mengajarkan siswa Kegiatan spontan yang untuk puasa sunah diajarkan yaitu puasa sunah. Rs Fa Fi mengingatkan santri jika ada santri yang berkata tidak baik, seperti ditegur lah mbak kalo saya ya mbak biasanya ya menegur, membetulkan dan mengajar siswa belajar hal-hal yang baik. ya mengarahkan siswa ketika siswa melakukan kesalahan Kegiatan spotan dilakukan menegur siswa yang berkata tidak baik. Kegiatan spontan yang dilakukan yaitu menegur, membetulkan dan belajar halhal yang baik. Kegiatan spontan yang dilakukan yaitu mengarahkan Hal yang dilakukan guru jika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan biasanya siswa ditegur kemudian dinasehati agar melaksanakan kegiatan keagamaan. Kegiatan spontan dilakukan guru ketika siswa melakukan kesalahanatau hal kurang baik seperti diberikan teguran dan nasehat serta belajar akan hal-hal yang baik seperti puasa sunah. 210

227 30. Apa tujuan dari adanya hal-hal yang dilakukan oleh Bapak/Ibu tersebut? 31. Apakah ada kendala dalam menjalankanya? maka sebagi guru yan kita harus mengarahkan kepada hal yang baik/ benar Adp ya itu untuk menjalankan perintah Allah SWT dan juga sunnah Nabi. Rs itu mbak, agar santri terbiasa dengan kegiatan positif. Fa Fi Adp ya agar santri paham dan tau hal yang benar dan salah itu seperti apa mbak. klo menurut saya ya mbak, itu agar siswa terbiasa dengan hal posistif ya pasti ada mbak seperti tidak semua siswa melasanakan apa yang sudah terjadwalkan tersebut. ada mbak, santri itu biasanya tidak serius dalam mengikuti kegiatan ini. akan hal-hal yang baik. Tujuan dari kegiatan spontan itu untuk menjalankan perintah Allah dan sunnah Nabi. Tujuan dari kegiatan spontan itu agar terbiasa dengan hal positif. Tujuan dari kegiatan spontan agar pahama dan tau hal yang benar dan salah Tujuan dari kegiatan spontan agar terbiasa dengan hal posistif. Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan banyak siswa yang tidak ikut melaksankan. Rs Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan banyak siswa yang tidak serius dalam mengikuti. Fa ya ada mbak, anak-anak Kendala dalam menjalankan Tujuan dari kegiatan spontan adalah untuk membiasakan diri siswa terbiasa dengan hal baik seperti menjalankan perintah Allah SWT dan sunnah Nabi. Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan banyak siswa yang tidak ikut melaksankan, dan tidak serius dalam menjalankan kegiatan serta terkesan ikutikutan. 211

228 biasanya tidak serius itu ÒÓÔÕÖ ØÙÓÚ ÛÜÕ ØÝØÙÒÓ ÕÝÕ ÞÚßà kegiatan spontan banyak siswa yang tidak serius dalam mengikuti, seperti malah bermain-main dan terkesan ikut-ikutan. 32. Apa tindakan yang dilakukan oleh bapak/ibu guru dalam menanamkan nilai religius? ya itu banyak yang malah bermain-main, kurang memahami apa yang mereka lakukan terkesan ikut-ikutan saja. Fi siswa kebanyakan tidak sungguh-sunggu mbak dalam melaksankan kegiatan tersebut. Adp ya kalo saya ya memberikan contoh kepada siswa Rs ya setiap awal pelajaran saya akan ikut membaca doa bersama siswa Fa ikut kegiatan yang ada di sekolah agar siswa mendapatkan contoh Kendala dalam menjalankan kegiatan spontan banyak siswa yang tidak sungguh sunggu dalam mengerjakannya. Memberikan contoh kepada siswa. ikut berdoa di awal pelajaran Ikut dalam kegiatan siswa Tindakan yang dilakukan guru dalam menanamkan nilai religius yaitu dengan memberikan contoh kepada siswa guru akan ikut dalam kegiatan siswa dimana salah satunya adalah ikut berdoa dipagi hari sebelum belajar. 212

229 33. Apa saja bentuk keteladanan yang Bapak/Ibu guru yang sesuai dengan penanaman nilai religius? Fi ikut kegiatan yang ada supaya siswa juga ikut terbiasa. Adp teladan yang berkenaan dengan karakter religius ya saya ikut untuk melaksanakan ibadah bersama siswa agar siswa mempunyai panutan dalam beribadah. Rs yang jelas anak itu perlu pendampingan mbak, jadi ya kalo saya ya ikut mendampingi siswa tersebut. Fa keteladanan yang saya lakukan ya mencoba selalu bertutur kata yang baik agar siswa nanti juga terbiasa untuk bertutur kata baik. Fi berpakaina yang rapi, ikut jamaah sholat itu juga termasuk keteladana mbak, saya juga sering memberikan contoh ke siswa untuk mengucapkan salam sebelum masuk kelas, bersalam jika bertemu orang yang lebih Ikut dalam kegiatan siswa Keteladanan yang dilakukan guru anata lain dengan mengikuti kegiatan ibadah bersama siswa. Keteladanan yang yang dilakukan melakukan pendampingan kepada siswa. Keteladanan yang dilakukan bertutur kata yang baik. Keteladanan yang dilakukan berbusanan rapi, ikut sholat berjamaah, dan mengucapkan salam serta bersalaman. Keteladanan yang dilakukan berupa memberikan contohcontoh yang baik, mendampingi dan ikut melaksanakan kegiatan yang dilakukan siswa. 213

230 34. Bagaimana bentuk pengkondisian yang dilakukan sekolah untuk mendukung penanaman nilai religius? tua. Adp Alhamdulillah di sekolah ini sudah ada masjid yang cukup untuk menampung seluruh siswa dan guru untuk sholat berjamaah. Tempat wudhu juga cukup memadai mbak, mukena dan sarung itu siswa biasanya membawa sendiri, tapi ya sekolah menyediakan juga. Rs ya itu mbak suasanyanya sekolah dibuat bisa menciptakan suasana yang nyaman. Pengkondisian yang dilakukan pihak sekolah adalah dengan adanya masjid dan temapat wudhu yang memadai serta mukena dan sarung. Penciptaan suasana yang mendukung terciptanya suasana religius dengan adanya masjid. Pengkondisian yang dilakukan sekolah adalah dengan memberikan fasilitas-fasilitas untuk siswa ber ibadah. áâãäåæçèéêéä ëìéëéäé íãîæïæìë ðéäï ëãçãíèæ éçé ñìòó ya dengan adanya Masjid juga sudah bisa menunjukkan bahwa sekolah berusaha untuk menciptakan suasana religus. Fa pihak sekolah biasanya melakukan sosialisai mbak kepada anak, dan orang tua agar Adanya sosialisasi kepada siswa dan orang tua tentang kegiatan yang terlaksana. 214

231 35. Apa tujuan dari adanya pengondisian menurut bapak/ibu? 36. Bagaiman penanaman religius perencanaan pembelajaran sekolah ini? nilai dalam di segala kegiatan dapat terlaksanakan. Fi ya dengan menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan mbak. Adp ya agar anak dan orang tua tahu dan paham tentang kegiatan keagamaan. Rs ya untuk membuat siswa lebih siap dalam mengikuti kegiatan Fa agar siswa dapat menjalankan kegiatan keagamaan dengan lancar tanpa halanga Fi ya semua itu kan bertujuan untuk memperlancar atau memudahkan siswa maupun guru dalam menjalankan kegiatan. Adp ya itu ditulis dalam RPP mbak, biasnya guru juga akan improvisas lah mbak untuk lebih menanamkan nilai religius tersebut. Adanya fasilitas yang memadai. Orang tuan dan siswa mengetahui kegiatan keagamaan. Siswa lebih siap dalam kegiatan. Menjalankan kegiatan keagamaan dengan lancar. Mempermudah siswa dan guru dalam menjalankan kegiatan. Tujuan dari pengkondisian yaitu untuk membuat oratua dan siswa mengetahui kegiatan keagamaan, serta dengan adanya fasilitas yang mendukung akan mempermudah guru maupun siswa dalam menjalankan kegiatan. Dimasukkan dalam RPP. Penanaman nilai religius dalam perencanaan dan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan cara dimasukan dalam RPP, dikaitkan dengan materi jika Rs ya kalo saya biasanya Dikaitkan dengan materi yang 215

232 37. Apa contoh pembelajaran berbasis religius yang dilakukan oleh Bapak/Ibu selama ini? mengkaitkan dengan materi yang sedang saya ajarkan dengan nilai religius. Fa saya biasanya langsung dimasukkan dalam pelajaran. Fi ya dikaitkan dengan materi yang ada mbak, walau dalam RPP sudah ada. Adp ya seperti memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan membaca surat pendek beserta artinya. Rs misalnya ya mbak materi tumbuhan dikaitkan dengan ciptaan Allah SWT. Fa materi hewan yang ada dikaitkan dengan ciptaan Allah SWT. Fi kalo itu misalnya seperti materi kegunaa klorofil dalam tumbuhan itu bisa membuat anak untuk dapat lebih menghargai ciptaan Allah SWT. diajarkan. Disisipkan dalam pelajaran yang ada. Dikaitkan dengan materi. Mengenalkan pendek. surat-surat Materi tumbuhan dikaitkan denagn ciptaan Allah SWT. Materi Hewan dikaitkan dengan ciptaan Allah SWT. Materi tumbuhan dikaitkan dengan ciptaan Allah SWT. dalam RPP tidak terdapat karakter religius. Pembelajaran berbasis religius guru melakukan dengan menyisipkan hal-hal yang berhubungan dengan religius kepada anak melalui pembelajaran. 216

233 38. Bagaimana menyisipkan nilai karakter religius dalam mata pelajara? 39. Apakah ada kendala dalam membuat siswa paham akan nilai religius? 40. Apa saja budaya kelas yang mencerminkan penanaman nilai Adp Ya secara spontan atau Dikaitkan dengan materi Cara guru menyisipkan nilai langsung nilai nilai karakter pelajaran. karakter religius dalam mata religius dikaitkan dengan materi pelajaran dengan cara dalam pembelajaran. dikaitkan/dimasukkan / Rs Ya kalo saya dikaitkan dengan Dikaitkan dengan materi disipkan ketika guru materi sehingga memunculkan nilai religius tersebut. pelajaran. menjelaskan materi. Fa ya saya sisipkan dalam materi Disisipkan dalam materi pelajaran mbak. pelajaran. Fi saya masukkan saat saya Dimasukkan dalam materi mengajarkan materi mbak. pelajaran, Adp ada mbak, tingkat keseriusan Tingkat keseriusan siswa yang Kendala dalam membuat siswa itu berbeda-beda jadi berbeda. siswa paham akan nilai masih kurang maksimal. religius ada biasanya siswa Rs siswa masih sulit untuk Sulit diberi pengarajan. masih sulit diberi diberikan pengarahan. pengarahan dan tingkat Fa kadang ada mbak, nanaya juga Siswa tidak serius. keseriusan yang berbeda anak-anak kadang suka tidak setiap anak. serius. Fi ada mbak. Ada kendala. Adp ada mba, ngengucapkan salam Mengucapkan salam. Budaya kelas yang sebelum masuk kelas. mencerminkan nlai religius Rs mengucapkan salam saat mau Mengucapkan salam. adalah dengan masuk kelas mbak. mengucapkan salam ketika 217

234 religius? Fa ada mbak, seperti berdoa, sebelum dan sesudah masuk kelas salam dulu. Fi ada mbak ya itu salam sama doa. 41. Apa saja budaya Adp ya itu mbak sholat dhuhur, sekolah yang sholat dhuha, sholat ashar, mencerminkan berdoa sebelum dan sesudah penanaman nilai makan. religius? Rs sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, berdoa mbak. Fa Ya sholat dhuha, sholat wajib, doa juga iya mbak. Fi sholat dhuha, sholat dhuhur dan ashar secara berjamaah, dan berdoa. 42. Apa saja budaya luar sekolah yang mencerminkan pelaksanaan nilai religius? Adp Rs ada mbak, ikut lomba mata pelajaran pendidikan agama islam biasnya disebut MAPSI, itu tingkat kecamatan biasanya. ikut MAPSI mbak dan itu selalu ikut. Selain itu ada ekstra juga mba, seperti qiroatil quran Berdoa, mengucapkan salam. Mengucapkan salam. Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Mengikuti MAPSI Mengikuti MAPSI dan ekstrakulikuler qirotil quran Fa kegiatan diluar sekolah setau Mengikuti MAPSI masuk dan keluaar kelas dan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Budaya sekolah yang mencerminkan penanaman nilai religius adalah Sholat dhuha, sholat wajib dan berdoa. Budaya luar sekolah yang mencerminkan penanaman nilai religius yaitu mengikuti perlombaan MAPSI dan ektrakulikuler qiroatil quran. 218

235 Fi saya ya ikut MAPSI. ikut MAPSi mbak nanti disana ada cabang-cabangnya lagi. Mengikuti MAPSI 219

236 ö øùúû ü ý þÿ ú, ú ù, ü ÿ úøù ü ú ü û ÿü ü ú øø ú û û A! " ## $ M % & & # '()*+,**+ -./'( 0*1*/*+ '2-345 '45.6-7*+ 89 :ù ü ø ÿ ú ÿü ü ;ú ú-øú ú ü < ü ü ú ÿ = : >ÿø Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah. Rf enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Fd enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Gt enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Rv enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Rd belum tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Aj enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Sl enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Dg enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Ta belum tau Siswa belum mengetahui visi, Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah ôôõ

237 OP QRE CEIE KJSBEGEF THGBF KJESEAEEF QU W DLE,GJTHC NEXEMEF YEZEEF CNLMEG, CHTEG-CHTEG RJFDJK[ ABCB DEF GHIHEF CJKLMEN DLE,GJTHC NEXEMEF YEZEEF CNLMEG, CHTEG-CHTEG RJFDJK ]JSBEGEF THGBF UEFS DBMEKHKEF DB CJKLMEN UEBGH UEFS KEMBEF CJTBFS MEKHKEF DB CJKLMEN V ^X HDEN BGH EIE AYEKP\ W UE RESB BGH CJYJMHA YJMEIET YBECEFUE YJTDLE AYEK[ GTHC _LE, ECAEHM NHCFE, DEF CHTEG RJFDJKP CHTEG- DLE, ECAEHM NHCFE, DEF CHTEG-CHTEG RJFDJK[ CNLMEG DNHNE, CNLMEG DNHNHT. ECAEHM NHCFE DEF YEZEEF CNLMEG BGH NEXEMEFP\ `D W KEML EKH UE AYEK[ DLE RESB GTHC MEFIHG NEXEMEF Doa, asmaul husna, dan suratsurat pendek. ECAEHM NHCFE, DEF CHTEG a CHTEG RJFDJKP Gt biasnya doa, trus hafalan surat-surat pendek, asamaul husna. Rv Doa, asmaul husna, suratsurat pendek. Rd sebelum belajar biasanya doa, trus asmaul husna sama surat-surat pendek. Aj doa, hafalan surat-surat pendek, asmaul husna, sholat dhuha, sholat dhuhur. Doa, asmaul husna, dan suratsurat pendek. Doa, asmaul husna, dan suratsurat pendek. Doa, asmaul husna, dan suratsurat pendek. Doa, asmaul husna, dan suratsurat pendek, sholat dhuha, sholat dhuhur.??@

238 3. Apa yang biasanya bapak ibu guru lakukan ketika ada yang melanggar pearturan atautidak ikut melaksanakan kegiatan keagamaan.? cd e fgh ijdhkhl, mlno hophnd qnorh, onlhm-onlhm sjrfjtu oqgdhm fqnqh, oqgdhm fqnqnl. Dg doa, hafalan asmaul husna surat-surat pendek, sholat dhuha, sholat dhuhur. Ta doa belajar, trus asmaul husna, surat-surat pendek, sholat dhuha, sholat dhuhur. Ay sama bu guru disuruh mengulang lagi hafalannya kalo belum hafal. Rf ya disuruh ngulang aja mbak. Doa, asmaul husna, dan suratsurat pendek, sholat dhuha, sholat dhuhur. Doa, asmaul husna, dan suratsurat pendek, sholat dhuha, sholat dhuhur. Doa, asmaul husna, dan suratsurat pendek, sholat dhuha, sholat dhuhur. Mengulang hafalan Mengulang hafalan Fd ya ditegur mbak. Ditegur Gt kadang itu mbak dihukum suruh baca asaul husan atau surat pendek. Dihukum baca asmaul husna dan surat pendek. Rv dinasehari trus diminta Dinasehati dan mengulang mengulang lagi hafalan. hafalannya. Rd dinasehati Dinasehati Yang dilakukan bapak ibu guru jika siswa melanggar atau tidak ikut kegiatan keagamaan yaitu siswa diminta untuk mengikuti kegiatan tersebut, siswa juga disuruh untuk menghafalkan asaul husan dan surat pendek sebagai hukuman, siswa juga ditegur dan dinasehati oleh guru agar mau mengikuti kegiatan. bbb

239 4. Apa yang biasanya dilakukan oleh bapak ibu guru dalam melakukan kegiatan keagamaan? xy z { }~ ƒ ƒ} Dihukum menghafalkan surat } ˆ ~ {~ Š pendek. Sl disuruh ikut melaksanakan kegiatan. Disuruh ikut kegiatan. Dg ditegur agar ikut Ditegur melaksanakan. Ta disuruh ikut mbak. Disuruh ikut kegiatan. Ay ya itu mba mengucapkan Salam dan alhamdulillah salam, trus mengucapkan alhamdulillah Rf mengucapkan salam ikut Salam dan berdoa berdoa. Fd salam sama doa mbak. Salam dan doa Gt itu membuang sampah dan Salam dan membuang sampah salam Rv salam dan doa mbak. Salam dan doa Rd mengucapkan salam, dan Salam dan doa ikut berdoa. Aj ikut sholat dhuha, sholat Sholat dhuha, sholat dhuhur dhuhur Sl mengucapkan salam, Salam, sholan dhuhur. sholat dhuhur. Dg sholat dhuhur, dhuha, Sholat dhuhur, sholat dhuha, dan salam sebelum masuk salam Yang dilakukan guru dalam melakukan kegiatan keagamaan yaitu memberikan contoh untuk mengucapkan salam, mengucapkan alhamdulillah, ikut berdoa, membuang sampah, ikut sholat dhuha, dan sholat dhuhur. vvw

240 5. Apa saja fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan? Ž Ž Ž Ž š œ š š, š œ š š ž. Ay di mushola ada rukuh, sarung Rf ada mukena tapi besar besar. Fd wah lengkap mbak, ada mushola, tempat wudhu, sama mukena, sarung juga ada Gt pas hafalan dulu pernah dikasih lembar yang isinya asamaul husna, kalo pas surat pendek bawa sendiri juz amanya mbak. Rv ada mushola mbak, pokonya lengkap lah Rd ada musholat, tempat wudhu juga ada Aj mushola, kalo mukena biasanya saya bawa sendiri di sekolah juga ada tapi Salam, sholat dhuha, sholat dhuhur. Mushola, mukena, sarung Mukena Mushola, tempat wudhu, mukena, sarung. Lembar asmaul husna, juz ama membaca sendiri. Mushola Mushola, tempat wudhu Mushola, mukena. Fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan yaitu musholat, mukena, sajadah, sarung, tempat wudhu, dan lemabara asmaul husna. Œ

241 6. Apa saja yang kamu lakukan jika di kelas yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan? -. Sl musholat, mukena, sarung, sajadah, dan tempat wudhu Dg ya kalo mukena atau alat sholat itu biasanya bawa sendiri-sendiri mbak sekolah juga ada tapi dikit di mushola. Ta mushola dan mukenan sarung, sajadah juga ada mbak. Ay ya sebelum masuk kelas salam dulu, trus berdoa, asamul husna, bacaan sholat. Rf sebelum masuk kelas salam dulu, trus berdoa, asamul husna, surat surat pendek. Fd salam, doa, surat-surat pendek, mengucapkan alhamdulillah saat akan istirahat. Mushola,sarung, sajadah, tempat wudhu Mukena, mushola mukena, Mushola, mukena, sarung dan sajadah. Mengucapkana salam, berdoa, asmaul husna, surat-surat pendek. Mengucapkana salam, berdoa, asmaul husna, surat-surat pendek. Mengucapkana salam, alhamdulillah, berdoa, suratsurat pendek. Yang dilakukan di kelas yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan yaitu mengucapkan salam, alhamdulillah, berdoa, hafalan surat-surat pendek dan asmaul husna. ŸŸ

242 7. Apa saja yang akan kamu lakukan ketika bertemu dengan guru atau teman kalian di sekolah yang berhubungan ª «,, «±² -«±² ³ µ µ¹±º ³ µ «,» ², «± ¼±«µ, «±² -«±² ³ µ ½ ¾ ª «,,» º µ «¼ salam, doa, bacaan sholat Rd salam, doa, surat-surat salam, doa, surat-surat pendek, pendek, asmaul husna asmaul husna. Aj mengucapkan salam, Mengucapkana salam, berdoa, berdoa, hafalan surat-surat asmaul husna, surat-surat pendek, asmaul husna. pendek. Sl salam, berdoa, hafalan Mengucapkana salam, berdoa, surat-surat pendek. surat-surat pendek. Dg salam, berdoa, hafalan surat-surat pendek, asmaul husna Ta salam, berdoa, hafalan surat-surat pendek, asmaul husna. Ay membuang sampah, sholat dhuhur Rf mencuci tangan, sholat dhuhur Mengucapkana salam, berdoa, asmaul husna, surat-surat pendek. Mengucapkana salam, berdoa, asmaul husna, surat-surat pendek. Membuang sampah, sholat dhuhur. Mencuci tangan, sholat dhuhur. Fd sholat berjamaah Sholat berjamaah Gt sholat bersama-sama. Shlat bersama-sama Rv bersalaman dengan guru. Bersalaman Rd sholat, bersalaman, salam Bersalaman, salam Kegiatan yang ada di sekolah yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan yaitu bersalaman, mengucapkan salam, dan sholat bersama-sama baik wajib maupun sunnah.

243 ÂÃÄÅÆÄ ÇÃÆÅÆÈÆÆÄÉ 8. Apa yang kamu ketahui tentang kegiatan keagamaan yang ada di luar sekolah? ÊË Ì ÍÎÏÐÆÑ, ÒÃÓÍÆÐÆÈÆÄÔ ÍÆÐÆÈ Sholat, bersalaman, salam Sl sholat berjamaah, Sholat berjamaah, bersalaman bersalaman. Dg sholat dhuha, sholat Sholat dhuha, sholat dhuhur, dhuhur, terus ya salaman bersalaman. kalo ketemu guru Ta salaman kalo ketemu guru, Bersalaman, sholat bersamasama. sholat bersama-sama. Ay enggak tau Kegiatan keagamaan di luar sekolah qiroah dan rebana. ÕÖ Ø ÞÕßÜÖàÖÕá ÛÕá Ùà ÕÙÖÚÖãÖÖÝ ÖäÖ ßÖåÖæç ÕÙÚÛÖÜÖÝ âöýú ada Qiroah, rebana tapi aku gak tau kapan itu. Rf lupa mbak Kegiatan di luar sekolah siswa tidak mengetahui. Fd Setauku cuma qiroah dan Kegiatan di luar sekolah siswa rebana mbak. menyebutkan qiroah dan rebana. Gt taunya cuma qiroah dan Kegiatan di luar sekolah siswa rebana. menyebutkan qiroah dan rebana Rv itu ekstra ya mbak, kalo Kegiatan di luar sekolah siswa ekstra ya qiroah, sama menyebutkan qiroah dan rebana Kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan rebana kemudian sekolah juga mengikuti lomba-lomba seperti MAPSI. ÀÀÁ

244 êëìíîí. Rd qiroah, rebana, nanti biasanya ada lomba-lomba juga itu mbak. Aj ada lomba-lomba mbak, lomba qiroah, rebana juga ada. Sl qiroah, rebana nanti biasanya ya lanjut ada lomba-lomba juga. Dg ikut lomba lomba itu mbak MAPSI Ta ektranya ada qiroah dan rebana Kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan rebana dan lomba-lomba. Kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan rebana serta lomba-lomba. Kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan rebana serta lomba-lomba. Kegiatan di luar sekolah mengikuti lomba-lomba seperti MAPSI. Kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan rebana. èèé

245 ñòóôõöò øù úûüýþÿõ, õÿô ò, üò ûÿõóôý ò ò ò òÿõ ò ò òöò üû ò õÿ ò ñòöò öõýó ýóõ û öû A!!" M # $ $! %&'()*(() +,-%&.(/(-() %0+123 %23,4+5() ø6 7ôò ò þòóý þû òýõ û ò 8õÿõóõÿõ ý9ýò òüò ÿûþ ò: üò ò üõ ñ ;ûó òþ òý Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah. Nb enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Slv enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah At enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Sl enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Mr belum tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Pt enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah St enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Rh enggak tau Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah Sw belum tau Siswa belum mengetahui visi, Siswa belum mengetahui visi, misi dan tujuan sekolah ïïð

246 MN OPC ACGC IHCQC?CCD SCDQ KCIFICD AHIJKCL T UE V ALJKCE BLFLC, ALJKCE WHRGC?CCLX AC?C LCYCKCD AHE@CP PCQ@. Nb biasanya sebelum mulai pelajaran sholat dhuha dulu bersama-sama, lalu lanjut hafalan dan sholat dhuhur, ashar berjamaah. Slv sholat dhuha, hafalan sama sholat berjamaah. At sholat dhuha, sholat dhuhur sama hafalan. Sl ya itu mbak kalo pagi sholat dhuha dulu, lanjut nanti hafalan, dan sholat dhuhur serta sholat ashar berjamaah.?@a@ BCD EFGFCD AHIJKCL Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Mr itu sholat dhuha, sholat Kegiatan rutin keagamaan yang Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. <=>

247 3. Apa yang biasanya bapak ibu guru lakukan ketika ada yang melanggar Pt St ]^_`abaacd ya sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, sholat ashar berjamaah. pagi hari ya sholat dhuha, sholat dhuhur,sholat ashar. Rh sholat dhuha, sholat berjammah, hafalan. Sw Lt ya biasanya hafalan,sholat dhuha, sholat dhuhur. biasanya ya mba ditegur kalo enggak ya dirusuh menghafal. efghijkjl mjgh nfofpqr dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Kegiatan rutin keagamaan yang dilakukan siswa sholat dhuha, sholat berjamaah dan hafalan dipagi hari. Yang dilakukan ibu bapak guru ketika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan adalah ditegur dan diminta menghafala. Yang dilakukan ibu bapak guru ketika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan adalah ditegur, dinasehati, diminta ikut Z[\

248 uvwxyzxw{ wywzy }w~ ~zy v w~ w{w~w{ ~v wyw{ ~vw www{ƒ ˆ Šw w w{šw } zxzœ w w zwxwy wuw yz w~ ww z yw} z ywžwœƒ w{ z{ } zxzœ ~zy Œ wy w w{šw w ~w w Œ v z ~v w }ƒ } zxzœ u }wy } }vuw{ w } w~ ~w v{ w~ Šw Œw w w{ } }vuw{ w }ƒ y } yv zx yvxz } zxzœ ~zy ~v wyw{ w~ƒ w~z w~ uvx{wœ } yv zx w~ ywu yvw{~z w}w Šw{ uvx{wœ yz ~w z}wœ } yv zx w w{šw w{ z{ w{ } w~z~w{ z wuw~ zxz ~vy ~w w y }w~ v{ ~zy ~v wyw{ ~vw www{ w}w wœ } {yw zyz~ v vxw ~zy ~v wyw{ƒ w{ } w~z~w{ z wuw~ zxz ~vy ~w w y }w~ v{ ~zy ~v wyw{ ~vw www{ w}w wœ } u }wy wywz } {yw v{ Œw w w } }vuw{ w }ƒ w{ } w~z~w{ z wuw~ zxz ~vy ~w w y }w~ v{ ~zy ~v wyw{ ~vw www{ w}w wœ } yv zx }w{ } {yw ~zy ~v wyw{ƒ w{ } w~z~w{ z wuw~ zxz ~vy ~w w y }w~ v{ ~zy ~v wyw{ ~vw www{ w}w wœ } yv zx }w{ } {yw ~zy ~v wyw{ }w{ } {yw v{ Œw w w vxyw u }wy } }vuw{ w }ƒ sts

249 œ ž Ÿ ª «ž ž ª œ ž Ÿ ž ª. Mr ditegur mbak sama dinasehati Pt diminta pidato didepan masjid kalo ketahuana. St Rh Sw disuruh ikut kegiatan lah mbak kalo ketahuan. ditegur mbak terus suruh ikut kegiatan. ada yang dinasehati, ada yang diminta hafalan kalo enggak ya ada juga yang disuruh pidato didepan kegiatan. Yang dilakukan ibu bapak guru ketika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan adalah ditegur dan dinasehati. Yang dilakukan ibu bapak guru ketika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan adalah pidato di depan masjid. Yang dilakukan ibu bapak guru ketika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan adalah diminta ikut kegiatan. Yang dilakukan ibu bapak guru ketika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan adalah ditegur dan diminta ikut kegiatan. Yang dilakukan ibu bapak guru ketika siswa tidak mengikuti kegiatan keagamaan adalah dinasehati, hafalan dan pidato š

250 » ¼¹± ½±º¾ ±²±º½± µ À±ÁÂÁ±º ÃÀ Ä ±¹±Á  ¾ÂÅ µ±à± À±ÁÂÁ±º Á ¾ ±Æ±º Á ±¾± ±±ºÇ ÈÆ ±²³ µ µ µ ¹±º ±²³ µ É ½± Æ ± º¾Âʱ¹Á±º ²±À±, ÆŲ º¾Âʱ¹Á±º ±Àı µâà ÀÀ±ÄÉ Ë ¾ ±Æ±º ½±º¾ ±²± µ À±ÁÂÁ±º ¾ÂÅ À±À Á ¾ ±Æ±º Á ±¾± ±±º ±µ±à±ä ²±À± µ±º ±Àı µâà ÀÀ±Ä Î É º¾Âʱ¹Á±º ²±À± ÁÂÆ Kegiatan yang biasa dilakukan ŵñ. guru melalui kegiatan keagamaan adalah salam dan berdoa Slv salam sama doa mbak. Kegiatan yang biasa dilakukan guru melalui kegiatan keagamaan adalah salam dan doa At itu membuang sampah dan salam Kegiatan yang biasa dilakukan guru melalui kegiatan keagamaan adalah salam dan membuang sampah Sl salam dan doa mbak. Kegiatan yang biasa dilakukan guru melalui kegiatan keagamaan adalah salam dan doa Mr mengucapkan salam, dan ikut berdoa. Kegiatan yang biasa dilakukan guru melalui kegiatan keagamaan adalah Kegiatan ̱º¾ µ À±ÁÂÁ±º ¾ÂÅ µ±à± À±ÁÂÁ±º Á ¾ ±Æ±º Á ±¾± ±±º ½± Æ ŠÁ±º ÊúÆÃÄ ÂºÆÂÁ º¾Âʱ¹Á±º ²±À±, º¾Âʱ¹Á±º ±Àı µâà ÀÀ±ÄÍ ÁÂÆ ÅµÃ±, ±º¾ ²± ¹±ÄÍ ÁÂÆ ²ÄÃÀ±Æ µäâä±, µ±º ²ÄÃÀ±Æ µäâäâå.

251 5. Apa saja fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan ãà ä ÛÜà ØáâÚÓà ÙáÜáÓ, ØáâÚÓà ÙáÜáÜÝ ä æà ä ÞßÔÕÜçÓèÛÓÔ ØÓÚÓÞ, ØáâÚÓà ÙáÜáÜÝ. Rh Sw Lt sholat dhuhur, dhuha, salam sebelum masuk kelas. salam sebelum masuk kelas, sholat dhuha, sholat dhuhur. di masjid ada rukuh, sarung ÒÓÔÕ Ö ÓØÓ Ù ÚÓÛÜÛÓÔ ÕÜÝÜ ÞßÚÓÚÜ ÛßÕ ÓàÓÔ ÛßÓÕÓÞÓÓÔ ÓÙÓÚÓá ÓÚÓÞ ÙÓÔ ÙâÓ åßõ ÓàÓÔ ÒÓÔÕ Ö ÓØÓ Ù ÚÓÛÜÛÓÔ ÕÜÝÜ ÞßÚÓÚÜ ÛßÕ ÓàÓÔ ÛßÓÕÓÞÓÓÔ ÓÙÓÚÓá ØáâÚÓà ÙáÜáÓ, ØáâÚÓà ÙáÜáÜÝ Kegiatan yang biasa dilakukan guru melalui kegiatan keagamaan adalah salam, sholan dhuhur. Kegiatan yang biasa dilakukan guru melalui kegiatan keagamaan adalah sholat dhuhur, sholat dhuha, dan salam Kegiatan yang biasa dilakukan guru melalui kegiatan keagamaan adalah salam, sholat dhuha, sholat dhuhur. Fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah masjid, mukena, sarung. Nb ada mukena tapi besar Fasilitas yang ada di sekolah Fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah masjid, mukena, sarung, sajadah, dan tempat wudhu. ÏÐÑ

252 ìíîïîðîîñò óíôîõ. untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah mukena. Slv wah lengkap mbak, ada Fasilitas yang ada di sekolah masjid, tempat wudhu, sama untuk menunjang kegiatan mukena, sarung juga ada keagamaan adalah masjid, mukena, sarung, tempat wudhu. At Sl Mr masjidnya gede mbak bisa buat satu sekolah ada masjid mbak, pokonya lengkap lah ada masjid, tempat wudhu juga ada Pt masjid, kalo mukena biasanya saya bawa sendiri di sekolah juga ada tapi besar-besar. St masjid, mukena, sarung, sajadah, dan tempat wudhu Fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah masjid. Fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah masjid. Fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah masjid, dan tempat wudhu. Fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah masjid, mukena. Fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kegiatan keagamaan adalah masjid, mukena, sarung, sajadah, dan éêë

253 ùúûüýù þÿ ÿ ý ý ûÿ ú ý ýùýÿ ý ýù ý ùý ý ý ý ú ý ýù ùÿ ý ý ý ýþý ÿ ùÿ ûú ÿ ý úýùý ú - ú ú ý ÿý ý ý ùýü ûý ù úýýûýý ý ý ý ûý ûÿ ú ý. ûý þ ûý ý ûÿ ú ý ýÿ, ýý ý ÿý ý ý ý ùý ý ý ý ú ý ÿ ùÿ ûú ÿ ý úýùý üý ýý ý ýûÿ ý ÿ ý ý ú ý ý ú ÿÿ ý ú ý úýùý úýýûýý ûý ù ý úú ÿû ûý ÿ ú ý ý ýû ÿ ÿ ùÿ ú ý, ýý ý Nb sebelum masuk kelas salam dulu, trus berdoa, hafalan surat surat pendek. Slv At salam, doa,hafalan suratsurat pendek, mengucapkan alhamdulillah saat akan istirahat. salam, doa, hafalan suratsurat pendek úýýûýý ý ý ý ûý ûÿ ú ý, ýÿ, ý ýý ý Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam sebelum masuk kelas, berdoa dan hafalan. Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam sebelum masuk kelas, berdoa dan hafalan. Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam sebelum masuk kelas, berdoa dan hafalan. Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam sebelum masuk kelas, berdoa dan hafalan. ö ø

254 , - ""!, &'", )"*""(./!" #"' &. #"0 6% -""!, &'", )"*""( &")./ "!"!(2#.( 3" "7" &'" 8"!"!"#"(+ Pt mengucapkan salam, berdoa, hafalan. St salam, berdoa, hafalan mbak Rh salam, berdoa, hafalan surat-surat pendek, mbak Sw salam, berdoa, hafalan surat-surat pendek, mbak!!"# &"( )"*""(+ 12."/"( #"$ %&'" 3"(2 &."##"(.4" 5.#" &. #" "&"") ""!!!"# &"( )"*""(+ #"$ %&'" Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam sebelum masuk kelas, berdoa dan hafalan. Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam sebelum masuk kelas, berdoa dan hafalan. Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam sebelum masuk kelas, berdoa dan hafalan. Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam sebelum masuk kelas, berdoa dan hafalan. Kegiatan yang dilakukan siswa jika di kelas adalah salam

255 C=?B<D >=EFGB FBH IBJB?BHK LK M=NOBPBH BQB <BRB UP V >=E<B?BABH CB?G <BAB M=NBOBPH SBHN FO?BC@CBH <O<YB M=NBOBPH SBHN FO?BC@CBH SBHN BCBH CBA@?BC@CBH FO <=CG?BI SBHN >=EI@>@HNBH [> VA=HZ@ZO PBHNBHD <IG?BP FI@I@E ROCB FO <=CG?BI BFB?BI >=E<B?BABH F=HNBH N@E@K Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah mencuci tangan dan sholat dhuhur. Slv sholat berjamaah Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah sholat berjamaah. At sholat bersama-sama. Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah bsholat berjamaah. Sl bersalaman dengan guru. Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah bersalaman dengan guru. Mr sholat, bersalaman, salam Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah bersalaman dengan guru, sholat berjamaah dan mengucapkan salam. Pt sholat, bersalaman, salam Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah <O<YB ROCB FO <=CG?BI BFB?BI >=E<B?BABH F=HNBH N@E@, <IG?BP >=ERBABBI A=HZ@ZO PBHNBH FBH A=HN@ZBQCBH <B?BA. 9:;

256 8. Apa yang kamu ketahui tentang kegiatan keagamaan yang ada di luar sekolah? ql rbjkdcl _`amceccjs _`abcdcecft Rh sholat dhuha, sholat dhuhur, terus ya salaman kalo ketemu guru Sw Lt salaman kalo ketemu guru, sholat bersama-sama. ada Qiroah,sama tahfizhul qur an. _`abcdcecf g`fhcf hiai, bjkdcl _`amceccj gcf e`fhincopcf bcdce. Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah bersalaman dengan guru, sholat berjamaah. Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah bersalaman dengan guru, sholat berjamaah. Kegaiatn yang dilakukan siswa jika di sekolah adalah bersalaman dengan guru, sholat berjamaah. Kegiatan keagamaan di luar sekolah qiroah dan tahfizhul qur an. Nb lupa mbak Kegiatan di luar sekolah siswa tidak mengetahui. Slv Setauku cuma qiroah dan Kegiatan di luar sekolah siswa tahfizhul qur an mbak. menyebutkan qiroah dan tahfizhul qur an. At taunya cuma qiroah dan Kegiatan di luar sekolah siswa Kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan tahfizhul qur an kemudian sekolah juga mengikuti lomba-lomba seperti MAPSI. \]^

257 xyz{ }z~ ~ yƒ ƒˆ ~xšyƒ yz Œyƒ xyz{ }z~ ~ yƒ Ž x~ Š x y ˆy yš Šy Š x y ˆy yz y y xyz{ }z~ ~ yƒ Ž yz xyz{ }z~ ~ yƒ ƒyƒx y yƒˆy yœy y y ~ y x~ yš x Ž yœy y y yš y yz xyz{ }z~ ~ yƒ ~ y yœy x Ž yz xyz{ }z~ ~ yƒ Rh Sw ƒyƒx y yƒˆy ˆy yƒ ~x yœy y y ~ y ikut lomba lomba itu mbak MAPSI ektranya ada qiroah dan tahfizhul qur an yxyƒ Œ ~y Š yz y ƒˆ ~xšyƒ yz Œyƒ xyz{ }z~ ~ yƒ yxyƒ Œ ~y Š yz y ƒˆ ~xšyƒ yz Œyƒ xyz{ }z~ ~ yƒ y Œyƒ y yxyƒ Œ ~y Š yz y ƒˆ ~xšyƒ yz Œyƒ xyz{ }z~ ~ yƒ y xy y Kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan tahfizhul qur an serta lombalomba. Kegiatan di luar sekolah mengikuti lomba-lomba seperti MAPSI. Kegiatan di luar sekolah siswa menyebutkan qiroah dan tahfizhul qur an. uvw

258 Lš œ žšÿ ž šÿ š ž šÿ ž šÿ š ªŸ ª Dš«š Hš Ÿ «šÿ D M š š š B ž ž ±²³ µ ³ ² ¹º»± ¼³ ±²³ µ ³ ²»½ ²½ ¼³ ³ ¾³ ²»» ² ²³ ¼ ¹ ¾³¹¹³¼²À³¾ ºÁ±Áº ¼ ± ³ÂÃÄÅ ÆÇÈÉ ÎËÇÈÉÏ ÎËÇÈÉÏÐÇÂË ÏÌÑÄÎ ³ÂÃÄÅ ÊËÇÌÇÍË ÐÇÂË ÄÅÈËÅ ½ÄÃÇÐÇ ÄÅÒÐÇÓ µïîï ËÂÔÇ ½ÄÂËÌÃÏÐÇÈ K š«šÿ Õ «Ÿ K š«šÿ ž «Ÿ šÿ K š«šÿ ž «Ÿ šÿ K š«šÿ ž «Ÿ šÿ D Ÿ š«šªšÿ Üš Ú šª ªšŸ ª š šª ªšŸ ª š šª ªšŸ ª š š «š«šø š «š«šø š «šø š š š«žø ž šø š«žø ž šø ŸšØ šÿ žš«û žš«šùš šÿ ž«š š š šùš šÿ ž«š š š œ Ÿ ªØ š«šø ŸšÚÚ ŸšÚ š«žú Cšžš ž Ÿ«ª Cšžš ž Ÿ«ª Û Ÿ š Ÿ šÿ D ž ÖÇÔÇÈ ÇÎÇ šª šÿšªšÿ ª š«šÿ ž «Ÿ š «Ÿ šÿ ª žýš š šø šª šÿšªšÿ ª š«šÿ ž «Ÿ š «Ÿ šÿ ª žýš š šø œ š šÿ «š Ø œ š šÿ «š Ø œ š ššÿ šÿ œ š ššÿ šÿ «š šÿ Ú «š šÿ Ú Ý šÿ šž ª š«šÿ Ý šÿ šž ª š«šÿ Û ž «Ÿ šª šÿšªšÿ D M š š š ž «Ÿ šª šÿšªšÿ D M š š š B ž ž š š š B ž ž š š š

259 çö Mæåèêçíçäç â èæïìôç íæèæòáå æòçðçïçâ èö Bæïìôç íæãæòçé æòçðçïçâ èæïçäéêï ö éôòçã Déáéç Bæïíçåç ìö Mæòçäíçâçäç â íéôòçã øùúûüýþ úÿ áâãáä åæâçåèçé áâãáä åæâçåèçé äæêåçâçâë åæâìêìêä äæêåçâçâë åæâìêìêä íêíîç ìçâ íêíîç ìçâ ãæïîáðáìâñç íçòçé íçãá óêíê ìçïê íæäôòçé ñçêãá ãæïîáðáìâñç õæâæïçíê êíòçåê èæïäáçòêãçíö ãæïîáðáìâñç íçòçé íçãá óêíê ìçïê íæäôòçé ñçêãá ãæïîáðáìâñç õæâæïçíê êíòçåê èæïäáçòêãçíö Kæõêçãçâ ïáãêâ èæïìôç íæèæòáå æòçðçïçâ ìêòçäáäçâ íæãêç éçïêö êíîç íæãæòçé åæòçäíçâçäçâ íéôòçã ìéáéç äæåèçòê äæìçòçå äæòçíö êíîç åæâõá ç äçâ íçòçå ìçâ èæïíçòçåçâ ìæâõçâ õáïá íæèæòáå åçíáä äæòçíö æãæòçé êãá ìêòçâðáãäçâ ìæâõçâ èæïìôçö çòçé íçãá íêíîç åæåêå êâ ìôç ìçâ åæâõá ç äçâ íçòçå äæåèçòêö Kæãêäç èæï ìôç íêäç íêíîç ìáìáä ãæâçâõë äæ çòç åæâáâìáä ìçâ ãçâõçâ èæïíæìæäç ìê åæðçö ìê íæãêç çîçò æåèæòçðçïçâ íêíîç ìêèêçíçäçâ åæâõá ç äçâ èçíåçòòçéö Kæõêçãçâ ïáãêâ åæåèêçíçäçâ èæïìôç íæíáìçé æòçðçïçâ ìê òçäáäçâ íæãêç éçïê çìç çäéêï æåèæòçðçïçâ çãçá íæèæòáå êíãêïçéçãö êíîç ìêèêçíçäçâ åæåèç ç ìôç íæèæòáå áòçâõ çõçï ìêèæïê æãáâðáä ñçâõ èæâçïë äæåáìêçâ íêíîç èæïíòçåçâ ìæâõçâ õáïá ìçâ åæâõá ç äçâ íçòçå Kæõêçãçâ íéôòçã ìéáéç ìêòçäíçâçäçâ íæíáçê äæêâõêâçâ íêíîç ãêìçä çìç çäíççâ ìçïê êéçä íæäôòçéö Jêäç íêíîç êâõêâ åæòçäçíçâçäçâ íéôòçã ìéáéç åçäç ìê æïíêòçéäçâö éôòçã ìéáéáï ìêòçäíçâçäçâ ìê åáíéôòç íæäôòçé íæ çïç èæïõçâãêçâö êíîç åæåèçîç çòçã íéôòçã íæâìêïêë íæäôòçé ðáõç åæâñæìêçäçâ âçåáâ Þßà

260 D B M H I okume K %&' () A! "## nt $ C C * $ $ $ $!!!!!!!! $! D$ +

261 / : /4/;2 <632 =4>036? =29 36?6 232? > >29 K0342>29 C293 =4A ? = D2B729 /2A28: /28B25: 10?>29C2 A482 ;27>6 = D2B =2A25 /0?>2 >0?48272/45 E6<629 80A >29 C4>6 69>67 B08142/229 /4/; : /472B?0A4346/: =29 >2F;2: =29 809=4=47 /4/;2 10?70B?412=429 4/A284 =29 10?275A2F 72?4825 K0342>29 C293 =4A ? = D2B729 /2A28: /28B25: 10?>29C2 A482 ;27>6 = D2B =2A25 /0?>2 >0?48272/45 E6<629 80A >29 C4>6 69>67 B08142/229 /4/; : /472B?0A4346/: =29 >2F;2: =29 809=4=47 /4/;2 10?70B?412=429 4/A284 =29 10?275A2F 72?4825,-.

262 KJKLMNM LMNMO KJKLMNM LMNMO OJKPMNMKQMK QJRSMTMK OJKPMNMKQMK QJRSMTMK UVWKTMK XMKYMQ USUZM UVWKTMK XMKYMQ USUZM YMKR XJ[OSMK\OMSK LMK YMKR XJ[OSMK\OMSK LMK TSLMQ UJ[S]U LMNMO TSLMQ UJ[S]U LMNMO OJKRSQ]TS QJRSMTMK OJKRSQ]TS QJRSMTMK M^ MJVJ[SKRMT G][] OJKRMPMQ USUZM ]KT]Q OJNMQUMKQMK U_WNMTh OJOWTWKR Q]Q]h LMK QMK USUZM OJKJR][ USUZM YMKR OJKRJPJQh TSLMQ UWVMK QJVMLM R][] UJ[TM YMKR YMKR TSLMQ OJOX]MKR UMOVM_ UJOXM[MKRMK^ OJNMQUMKMQ MK SXMLM_ X^ MJOXJ[SQM G][] XMSQ UJQWNM_ OJOJXJ[SQMK QJUJOVMTMK QJVMLM USUZM ]KT]Q K OJNMQUKMQMK U_WNMT L_]_M LMK L_]_][^ QJUJOVMTMK `abcdef USUZM ]KT]Q bg XJ[SXMLM_ i^ MJKRW[JQUS KJRSMTMK SKS LSNMQ]QMK R][] QJTSQM USUZM OJNMQ]QMK QJUMNM_MK LMK QJUMNM_MK XJ[T]P]MK ]KT]Q OJN][]UQMK QJUMNM_MK USUZM TJ[UJX]T USUZM LMNMO OJNMQUMKMQ MK SXMLM_ jklmnc \ opfbg GHI

263 Ktutvwxwywy yxw wy ƒwy yxw wy ƒwy wy x vw wy D yƒwuw wy wv x x vw wy xwvw x vw wy xwvw xwvw tvw wy tywyw wy y vw tywyw wy y vw t wuwy tw w wwy tv ˆ ƒw u xty wy tv ˆ ƒw u xty wy ƒw u t t wy t t wy Š yu Œ t t wy Š yu Œ Š yu Œ yu t wxw ˆ ˆŽw ˆt t u t wxw ˆ ˆŽw ˆt t u ty Šw wy ˆwvw t t wy Š yu Œ t t wy Š yu Œ ty Šw wy t Šw w ƒwy ˆ wy t Šw w ƒwy ˆ wy wvœw x v vvwœ u xwy t w w wy ƒwy xwy t w w wy ƒwy t x w t wy w xwy t ˆ Œ ˆt uw w xwy t ˆ Œ ˆt uw ˆw wœ u ˆŒ vwu xty wy ty w w xwy xty wy ty w w xwy xœ Œw xwy ˆŒ vwu z{ {} t wˆw wy ˆ ˆŽw t wˆw wy ˆ ˆŽw xœ Œ ~{{ yu tvw wy yu tvw wy t wuwy tw w wwy t wuwy tw w wwy Btyu utvwxwy ƒwy Btyu utvwxwy ƒwy x vw wy xwvw x vw wy xwvw tywyw wy y vw tywyw wy y vw tv ˆ ƒw u xty wy tv ˆ ƒw u xty wy t t wy Š yu Œ t t wy Š yu Œ t w w w wy ƒwy t w w w wy ƒwy t ˆ Œ xwy w t ˆ Œ xwy w ty u ˆŒ vwu ty u ˆŒ vwu xœ Œw xwy ˆŒ vwu xœ Œw xwy ˆŒ vwu xœ Œ x ˆt vwœ xœ Œ x ˆt vwœ qrs

264 š œ ž Ÿ š œ ž Ÿ š œ š œ Ÿ Ÿ G G œ œ š ž š œ š œ œ œ ³ œ ž ª š š Ÿ œ «± G ² G ž ª š š œ œ š œ œ œ œ ª G G š ž š µ š ž œ œ œ Ÿ œ ž š µ ¹º ³»¼± ² ½ ž ½ ž Á ž ½ ž Á ž F š Á ž D Á š à š ¾± ±» ž Á ž Á œ Ÿ ž ž š À± ± µ š Á ž µ š Á ž ž œ Á š œ ž š œ ž š œ šâ œ  œ  š œ š œ  š œ š Ÿ  žâ

265 ÇÈÉÊÈ ÉËÌ ËÍËÎ ÏÊÐÍËÎ ÍËÑÌÌÒËÓ ÏÔÍËÑÌ ÑÎÈ ËÉËÌÒË ËÎÈÕËÌ ÒËÌÖ ÔÇËØÑÙÚËÌ ÏÑÏÇË ÙÔÕÙÈÏËÌË ÈÏÍÑ ÉËÌ ÎÔÖÈÕËÌ ËÎËÈ ÏËÌÚÏÑ ÙÑÍË ÔÍËÌÖÖËÕÛ ÇÈÉÊÈ ÉËÌ ËÍËÎ ÏÊÐÍËÎ ÍËÑÌÌÒËÓ ÏÔÍËÑÌ ÑÎÈ ËÉËÌÒË ËÎÈÕËÌ ÒËÌÖ ÔÇËØÑÙÚËÌ ÏÑÏÇË ÙÔÕÙÈÏËÌË ÈÏÍÑ ÉËÌ ÎÔÖÈÕËÌ ËÎËÈ ÏËÌÚÏÑ ÙÑÍË ÔÍËÌÖÖËÕÛ ÎÔ ÜËÎ ÇÈÉÊÈÓ ÉËÌ ÍÔ ËÙËÕË ËÏ ËÈÍ ÊÈÏÌË ÝÈØÈËÌ ÉËÕÑ ÝÈØÈËÌ ÉËÕÑ ÜÔÌÖÚÐÌÉÑÏÑËÌ ÒËÑÎÈ ÜÔÌÖÚÐÌÉÑÏÑËÌ ÒËÑÎÈ ËÖËÕ ÏÑÏÇË ÍÔÙÑÊ ÏÑËÜ ËÖËÕ ÏÑÏÇË ÍÔÙÑÊ ÏÑËÜ ÔÍËÚÏËÌËÚËÌ ÔÍËÚÏËÌËÚËÌ ÚÔÖÑËÎËÌ ÉÔÌÖËÌ ÙËÑÚÓ ÚÔÖÑËÎËÌ ÉÔÌÖËÌ ÙËÑÚÓ ÔÌË ÙËÊ ÏÑÚËÜ ÔÌË ÙËÊ ÏÑÚËÜ ÕÔÍÑÖÑÈÏÓ ÉËÌ ÕÔÍÑÖÑÈÏÓ ÉËÌ ÔÌÞÑÜÎËÚËÌ ÚËÕËÚÎÔÕ ÔÌÞÑÜÎËÚËÌ ÚËÕËÚÎÔÕ ÑÏÍË ÑÛ ÑÏÍË ÑÛ ËÛ MÔÌÒÔÉÑËÚ MÈÏÊÐÍË ÏÉ ÎÔÕÉËÜËÎ ÉÑ ÉËÍË ÚÐ ÜÍÔÚ ÏÔÚÐÍËÊÓ ÉÔÌÖËÌ ÚÔËÉËËÌ ÒËÌÖ ËÌ ÕÈËÌÖ ÙÔÕÏÑÊÓ ÎÔÕËÇËÎ ÉËÌ ÌÒË ËÌÛ ÙÛ ÏÊÐÍËÎ ÒËÌÖ ÌÒË ËÌ MÔÌÒÔÉÑËÚ ßàáâãäå áæ AÍËÎ ÏÊÐÍËÎ ÒËÌÖ ÎÔÕÉËÜËÎ ÉÑ ÈÏÊÐÍË ÙÔÕÈÜË ÈÚÔÌËÓ ÏËØËÉËÊ ÉËÌ ÏÑÏÇË ËÌ ËÍËÎ ØÈÖË Ô ÙËÇË ËÍËÎ ÑÌÉËÊË ÏÔÌÉÑÕÑÛ ÏÊÐÍËÎ ÒËÌÖ ÄÅÆ

266 êëìëí îï Mðñëòëóô üðúøëýëõ õöê òëó ùðùðúëýë ýþõþóôëó ëìëõ øëó õðúÿðñë ëóóìë ìëóô õöê òëó ø ýëòëóô ø íþú øþú òðíþêë ï D íðêëò õðúøëýëõ øþë òðùðêöñ ùðêëÿëú øëó ø óø óô òðøöë ùðêëÿëúï ìëóô ùðúò ûëõ úðê ô öò okume Aøë øþíöñðóõëò nt ðóëóëñëó ó êë ðóëóëñëó ó êë D óìëõëíëó ëê ø úðê ô öò øëêëñ úðê ô öò øëêëñ ýðúðóîëóëëó øëó ýðúðóîëóëëó øëó ýðñùðêëÿëúëó ø ýðñùðêëÿëúëó ø òðíþêë ø êëíöíëó òðíþêë ø êëíöíëó ðóô óõðô øðóôëó îëúë øðóôëó îëúë úëò ëó ø ñëòöíëó øëêëñ ø ñëòöíëó øëêëñ øëêëñ ø íë õíëó ø íë õíëó ñëõë øðóôëó ñëõðú ÿ íë øðóôëó ñëõðú ÿ íë ýðêëÿëúëó øëêëñ õ øëí øëêëñ õ øëí õðúøëýëõ íëúëíõðú õðúøëýëõ íëúëíõðú úðê ô öòï úðê ô öòï ðñùðêëÿëúëó ùðúùëò ò ðñùðêëÿëúëó ùðúùëò ò úðê ô öò ôöúö úðê ô öò ôöúö ñðêëíöíëó øðóôëó ñðêëíöíëó øðóôëó çèé

267 !!!! #okume " " A!!' ( ( ()(! nt$%& K( +$,$- C C D( 1! *".$/$ ( (! ( "! ( "! )! )!(0!!(0! 0! ( 0! ( " ( " ( K!! K!! ( 2 ( 2!! 2 ( 2 (!!!! (( ((! (! ( 3 3

268 67 K89:6;6< =6>6 J89:6;6< L8L8M6K6 J89:6;6< N6<9 6<;6M A6:<O P8<96Q6J R:RS6 L8M>T6O P8PL8M:J6< R6A6PO < L6RP6AA6?O KM8R8<R:O >6< P8<6<N6J6< J6L6M R:RS67 L7 K89:6;6< =6>6 J89:6;6< :<;: N6<9 R6PK6:J6< 6>6 L8L8M6K6 P6;8M: K8A6Q6M6< I<;: BCDEFGH N6<9 >8<96< V8A6:< P8<96:;J6< DI P6;8M: >8<96< U7 K89:6;6< =6>6 J89:6;6< L8MR6P6 R:RS67 P8PL8M:J6< <6R8?6; R:RS6 696M ;8;6K M6Q:< L8M:L6>6? >6< L8A6Q6M7 >8<96 L8M>T6 L8MR6P6 >6< R6A6P7 WXYZ[E A>6 ^== \]HDI K8A6R _H`H\ J8A6R N6<9 J8A6R N6<9 b6<9 >: D:<N6;6J6< e6a:> ahfh P8<U8MP:<J6< <A6: P8<U8MP:<J6< <A6: J8A6R N6<9 6>6A6? >8<96< 6>6A6? >8<96< >8<96< V8JTA6? R6A6P J8;:J6 >6< J8A6R >6< R6A6P J8;:J6 >6< J8A6R >6< J89:6;6< J8696P66< RA6PO L8M>T6 >6< L8M>T6 >6< L8M>T6O?6c6A6< K8A6Q6M6<7 K8A6Q6M6<7 K8<>8J >6< 67M8PL:6R6J6 < BCDEFGH DI K8L:6R66< J6A:P6; ;6?P:> R8U6M6 >6< P8<Q6>: J8L:6R66< R8JTA6? 454

269 i jklmnko okpnmq rs Mtlkjujki Ktvmkoki jtkvknkki qm jtlkw xkiv qmlkjujki wmwyk kqklkp rtzq{k jtvmkoki wtrtlun qki wtwuqkp nkjki wtrtlun qki wtwuqkp rtlk}kzs jtkvknkki qm jtlkw ~s Mtivu~kjk Ktvmkoki ntivu~kjki wklkn xkiv kqk qm jtlkw qmlkjujki {ltp wtnuk i klkn okume wmwyk qki vuzu xkiv kqks nt ƒ tj{lkp Buqkxk wtj{lkp xkiv Buqkxk wtj{lkp xkiv Ktvmkoki xkiv kqk qm Dmixkokjki klmq nti~tznmijki nti~tznmijki wtj{lkp xkiv tikiknki imlkm tikiknki imlkm rtzpuruivki qtivki ztlmvmuw kqklkp p{lko ztlmvmuw kqklkp p{lko jtvmkoki jtkvknkki qpupk wp{lko yk}mr qpupk wp{lko yk}mr xkmou rtzwklknki ˆ qki rtzq{ks qki rtzq{ks ntivu~kjki wklkn Š qki wp{lko rtzwknk wknk rkmj yk}mr nkuui wuiikps Œmwm Mmwm qki Œmwm Mmwm qki u}uki ntnuko kwtj u}uki ntnuko kwtj xkiv rtzykykwki xkiv rtzykykwki ztlmvmuws ztlmvmuws Œmwm nmwm qki ou}uki Œmwm nmwm qki ou}uki fgh

270 œ M œ ª MŸž Ÿ Ÿ œÿ ž B Ÿ Ÿ «± ² D M D M B š š œ B š š œ žÿ š žÿ š œÿ ž œÿ ž D ž Ÿ Ÿš D ž Ÿ Ÿš œ œ ž Ÿ Ÿš œÿ ž œ Ÿ ž š Ÿš œ œ Ÿš œÿ Ÿ Ÿœ ž Ÿ œ œ œ œ œ š œ œ ž Ÿ Ÿš œÿ ž œ Ÿ ž š Ÿš œ œ Ÿš œÿ Ÿ Ÿœ ž Ÿ œ œ œ œ œ š ªŸš ž œ œ œ œÿ ž MŸž Ÿ Ÿ œÿ ž š ž œ ž œ ž š ³ ž G š Ÿ œ Ÿ š š Ÿšœ œ Ÿ œ Ÿ š š Ÿšœ Ž

271 ¹º»» ¼¹º½¾¼ À MÁ¼»Â» à ÄźÆÁÇ ÁÇÈÁ»» Á û ¾½»¾ MÁ¼»Â» à ƹ½¾º» É ÄźÆÁÇ Ê» à ÁÇÆÁ¼»È» ÇÁ½¾Ã¾¹º ¾¼»Èº¹ È» º¹Ä»Ê» º¾ºË»»Ä»Æ ¼Á û¼»½È»»Ä» Ê» û»»½»¼ ÄźÆÁÇ ÆÁǺÁ ¹Æ ºÁ̾ Ãû ¼Á » ¾ º¹»Æ¹ ÈÁ ¾»º»» Ê» û¾ÈÀ D¾ ÈÁ½»º ÆÁÇ»Ä»Æ Å» ºÁ Á½¹¼» ºÁº¹»»Ì Á½»Â»ÇÀ D¾ ÈÅǾ ÅÇ ºÁÈŽ»Ì ÆÁÇ»Ä»Æ Æ¹½¾º»»Ê»Æ»½Íιǻ ÁºÁÇÆ»»Çƾ Ê»À ÁÀ ÇÁ½¾Ã¾¹ºÀ MÁ »û ÈÁ ÁǺ¾Ì» MÁ »û ÈÁ ÁǺ¾Ì» Ê» à ¾½»È¹È» ŽÁÌ º¾ºË»» ùǹ ¾ ÏD M¹Ì»¼¼» ¾Ê»Ì BÅÇÅ ¹ ¹Ç»»½»Ì Á û ¼Á йо Æ» û ºÁ Á½Á¹¼ ¼»È»» ºÁº¹»Ì ¼»È» Ñ ¼Á¼ ¹» à º»¼Ä»Ì Ä»» ÆÁ¼Ä»Æ Ê»» Òokume ÆÁǻĻƻ½»Æ ÈÁ ÁǺ¾Ì» ¾ºÁƾ»Ä ÈÁ½»ºÀ A» Åȹ¼Á Æ»º¾ ĻĻ ÁǺ¾Ö»Æ ÇÁ½¾Ã¾¹º ntóôõ L¹»Ç ÏÁÈŽ»Ì ÓØÓÙ B¹»Ê» ½¹»Ç ºÁÈŽ»Ì B¹»Ê» ½¹»Ç ºÁÈŽ»Ì KÁþ»Æ» ¾ ½¹»Ç D¾ ʻƻȻ Ý»½¾ ÚÓÛÓ Ê» à ¼Á ÐÁǼ¾ È» Ê» à ¼Á ÐÁǼ¾ È» ºÁÈŽ»Ì º¾ºË» ÄÁ»»¼» ¾½»¾ ÄÁ»»¼» ¾½»¾ ¼Á ÊÁ ¹ÆÈ» ξÇÅ»Ì ÇÁ½¾Ã¾¹º Ê»¾Æ¹ ÇÁ½¾Ã¾¹º Ê»¾Æ¹» ÇÁ»» ÈÁ¼¹ ¾» ¼Á þȹƾ ¼Á þȹƾ ºÁÈŽ»Ì ¹û ÄÁǽż»» MAÜÏI ÄÁǽż»» MAÜÏI ¼Á þȹƾ ½Å¼»Í» ÁÈÆǻȹ½¾È¹½ÁÇ Î¾ÇŻƾ½ ιǻ À» ÁÈÆǻȹ½¾È¹½ÁÇ Î¾ÇŻƾ½ ιǻ À ½Å¼» ºÁÄÁÇƾ MAÜÏIÀ»À MÁ þȹƾ ÞßÔàÛáÓ ÏD M¹Ì»¼¼» ¾Ê»Ì BÅÇÅ ¹ ¹Ç ºÁ½»½¹ ¼Á þȹƾ ½Å¼» M»Æ» ÜÁ½»Â»Ç» ÄÁǽż»» ÔÕ ÜÁ ¾ ¾È» Aû¼» Iº½»¼» ÏÁ ¾ Iº½»¼¾ (âãüïä) Ê» à ¾»»È» µ

272 èéêëìíîìï ðéïñìï ïíòìí êéòíñíóô è Méïñìðìëì ï éëôîêìëóêíë óòéê èéêëìíîìï ðéïñìï ïíòìí êéòíñíóô üokume ntýþÿ ðíîíïñëìî ëéõìöìîìï Kéñíìîìï éëôîìêì êéèìïì ðìï øíêùìú ðíòìëóï ôéîíìû úìêí ôéïíï ðìï êìèó ôéîéòìú ûóòìïñ ôéëùòìú åæç

273 L H D I L B M!"# #!$%& '!"# &(( ' )#" *&&" #' "%++!$ %)!$ $&+&),-./ :1,5 #96;.8,-./ :1,5./25/ (.-1:1 #./<:1= 989 #5,>1 (.,56-9:12 K? K K K D B H B B B G B C C C C C D C D C D E F E F E F A181 K D G D C B I D G D G B F

274 MNONPQ RSTUPVPQ WNVUQ NQVNR XSXYNPV ZUZ[P VSWYUPZPQ PRPQ \P]^\P] YPUR_ MNONPQ `PWU RSTUPVPQ WNVUQ apqt P`P P`P]P\ NQVNR bsxyupzppq ZUZ[P PTPW VSWYUPZP Z\c]PV YSWOPXPP\d XSQTPOUd XSQT\PeP]d `UZUb]UQ `PQ VPPV RSbP`P A]]P\ fgm ^ T_ MSXYUPZPRPQ KSTUPVPQ WNVUQ YSW`cP ZSYS]NX bs]popwpq `U]PRNRPQ ZSVUPb \PWU_ fuz[p YSW`cP ZSVS]P\ XS]PRZPQPRPQ Z\c]PV `\N\P RSXYP]U RS`P]PX RS]PZ_ fuz[p ZSYS]NX XSQTNpPbRPQ ZP]PX `PQ YSWZP]PXPQ `SQTPQ TNWN ZSYS]NX XPZNR bs]popwpq RS]PZ_ fsvs]p\ UVN `U]PQONVRPQ `SQTPQ YSW`cP_ fp]p\ ZPVN ZUZ[P XSXUXbUQ `cp `PQ XSQTNpPbRPQ ZP]PX RSXYP]U_ KSVURP YSW `cp ZURPb ZUZ[P `N`NR VSQPQTd RSbP]P XSQNQ`NR `PQ VPQTPQ YSWZS`SRPb `U XSOP_ `U ZSVUPb P[P] bsxys]popwpq ZUZ[P `UYUPZPRPQ XSQTNpPbRPQ YPZXP]]P\_ hijklmn \_ BSW`cP ZSVS]P\ KSTUPVPQ WNVUQ XSXYUPZPRPQ YSW`cP ZSZN`P\ bs]popwpq `U ]PRNRPQ ZSVUPb jo bs]popwpq \PWU bp`p PR\UW bsxys]popwpq PVPN ZSYS]NX UZVUWP\PV_ fuz[p `UYUPZPRPQ YSWPR\UW XSXYPpP `cp ZSYS]NX bn]pqt PTPW `UYSWU bsvnqonr apqt YSQPWd RSXN`UPQ ZUZ[P YSWZ]PXPQ `SQTPQ TNWN `PQ XSQTNpPbRPQ ZP]PX_ U_ f\c]pv D\N\P BSWZPXP KSTUPVPQ Z\c]PV `\N\P YSWZPXP UQU WNVUQ `U]PRZPQPRPQ YPUR `PWU RS]PZ q^ r apqt `UYUXYUQT c]s\ TNWN_ BPUR `cp ZPPV Z\c]PV XPNbNQ `cp ZSVS]P\ ZS]SZPU Z\c]PV_ O_ MS]PRZPQPRPQ KSTUPVPQ WNVUQ Z\c]PV `\N\NW YSWOPXPP\ `U]PRZPQPRPQ ZSVUPb \PWU_ JKL

275 vwxyz{ Dw w } B~}z zzw M~ zvz zƒ ~ƒš z zƒ vzyz ~yz vzƒzzƒ vwxyz{ w w } yz zƒ v~ z}z ~}vz zˆvz z vwxyz zƒš Š ƒz zƒ z z{ ~ƒz ƒš v~ z v vœz z xy~w vzyzw vz{ Š } Ž~y~vz vwxyz{ v vœz ƒš ƒ{ ~} } zƒ ~} xz ~}vz z Ž vœz {~} zvz ~ƒš z zƒ vzyz z z Š } zœzy ~yzz}zƒ zƒ z w } ~yzz}zƒ vzz{ z zƒ yzƒš v~}{z v~{ z ~}Šzƒ{ zƒ z ~yzz}zƒ v vœz Šz ~ƒš z zƒ vzyz y Hz zyzƒ K~Š z{zƒ wz zyzƒ zƒš yz zƒ v~ xyzw {~} z z{ yz vzƒz zƒ ~Š z{zƒ Ž xƒ{zƒ okume nt š œ ž v~v z z Œzy z { ƒ{ v vœz ~yzv IˆII v~{ z wz} v~yzvz zƒ z{ y v~ zƒš zƒ ƒ{ v vœz ~yzv - yz vzƒz zƒ v~{ z wz} z z y zƒ Šz zš wz} v~{ z wz} v~yzvz zƒ z{ y z x ~ƒ{zv ~Š z{zƒ yzƒ }z z wzƒ Ÿzy zƒš yz zƒ Š } z { ~ƒšzƒ ~ƒzv~wz{ ~ ƒ{z ~yz vzƒz zƒ zƒ v vœz ~Š z{zƒ ~zšz zzƒ Ÿzy zƒš yz zƒ Š } z v vœz { z ~ƒš { ~zšz zzƒ v vœz ~ zƒ zšz} ~Š z{zƒ zvzƒ z {~Š } ƒzv~wz{ ~yz vzƒz zƒ ~Š z{zƒ ~zšz zzƒ zƒš yz zƒ z z Š } ~{ z v vœz { z ~ƒš { ~Š z{zƒ ~zšz zzƒ z zyzw {~Š }, ƒzv~wz{, ƒ{z { ~Š z{zƒ zƒ ƒ{z ~ƒšwz zyz v~}{z z{x ~ zƒ zv ƒ z{z zƒ zy stu

276 K ª ««ª ««± ²³ «ª «µ ¼ ± «² ³ ª ««ª «ª «ª ³ ¹ «± «³ «² «ª µ A µ «««µ N º K «¹ ¹ «± «³ «³ ª ««ª «º «³ «ª ³ ³ ª ¹ ³ «³ «K ª ««ª «³ ³ «² ³ ª ³ ¹ ³ ³ «³ µ «ª µ ³ ² «º ³ ²ª º ² ³ «ª ² «««µ ª ²ª º ± ² ³ «µ»µ «º ³ ²ª «µ ¼ ± «² ³ ª ««ª «µ «ª ³ ¹ ¹º ³ «² ª ²º ««µ º ³ ²ª ¹ «± «³ «² «ª µ A µ ½¾¼ «««µ º K «¹ ¹ «± «³ «³ ª ««ª «º «³ «ª ³ ³ ª ¹ ³ «³ «À «ª ³ ² ¹

277 ÄÅÆÇÈÉÈÆÊÈÆ ÊÅËÌÈÍÈÆ ÎÅÏÍÈ ÍÅÏÊÅÎÈÆ ÌÊÐÍÑ ÌÊÐÍÈÆÒ ÓÒ MÅÔÅÏÌÆËÈÍÊ GÐÏÐ ÅÏÇÈËÈ ÓÌ ÍÅÄÔÈÍ ÕÐÓØÐ ÈËÈÏ ÎÌÎÕÈ ÍÅÔÈÍ ÕÈÊÍÐ ÄÅÉÈÊÎÈÆÈÊÈÆ ÈÆ ÎÌÎÕÈ ÎØáÉÈÍ ÅÏÎÈÄÈÒ GÐÏÐ ÇÐËÈ ÄÅÄÔÅÏÌÆËÈÍÊÈÆ ÎÌÎÕÈ ÐÆÍÐÊ ÅÏÓáÈ ÖÈÆË ÍÌÓÈÊ ÎÅ ÅÉÐÄ ÓÈÆ ÎÅÎÐÓÈØ ÅÉÈÇÈÏÒ MÅÔÅÏÌÆËÈÍÊÈÆ ÎÌÎÕÈ ÐÆÍÐÊ ÄÅÆËÅÏÇÈÊÈÆ ÄÅÉÈÊÎÈÆÈÊÈ ÎÅâÈÏÈ ÇÐÇÐÏã ÄÅÆÈÎÅØÈÍÌ ÎÌÎÕÈ ÐÆÍÐÊ ÏÈÇÌÆ Ì ÈÓÈØ ÓÈÆ ÅÉÈÇÈÏÒ Æ Ì ÈÓÈØ ÅÒ MÅÄ ÅÏÌÊÈÆ GÐÏÐ ÈÌÊ ÎÅÊáÉÈØ ÄÅÄÅ ÅÏÌÊÈÆ ÊÅÎÅÄÔÈÍÈÆ ÊÅÔÈÓÈ ÎÌÎÕÈ ÐÆÍÐÊ ÊÅÎÅÄÔÈÍÈÆ ÙÚÛÜÝÞß ÄÅÉÈÊÎÆÈÊÈÆ ÎØáÉÈÍ ÓØÐØÈ ÓÈÆ ÓØÐØÐÏÒ ÎÌÎÕÈ ÐÆÍÐÊ Ûà ÅÏÌ ÈÓÈØ äò MÅÆËáÏÅÊÎÌ KÅËÌÈÍÈÆ ÌÆÌ ÓÌÉÈÊÐÊÈÆ ËÐÏÐ ÊÅÍÌÊÈ ÎÌÎÕÈ ÄÅÉÈÊÐÊÈÆ ÊÅÎÈÉÈØÈÆ ÓÈÆ ÊÅÎÈÉÈØÈÆ ÅÏÍÐÇÐÈÆ ÐÆÍÐÊ ÄÅÉÐÏÐÎÊÈÆ ÊÅÎÈÉÈØÈÆ ÎÌÎÕÈ ÍÅÏÎÅ ÐÍÒ ÎÌÎÕÈ ÓÈÉÈÄ ÄÅÉÈÊÎÈÆÈÊÈ Æ Ì ÈÓÈØ åæçèéü êëßûà KÅÍÅÉÈÓÈÆÈÆ ïìæóèêèæ ÖÈÆË ïìæóèêèæ ÖÈÆË ðèæë ÓÌÉÈÊÐÊÈÆ ËÐÏÐ DÌÆÖÈÍÈÊÈÆ ñèéìó ìßíßê îßýß ÓÌÉÈÊÐÊÈÆ ËÐÏÐ ÓÈÉÈÄ ÄÅÆÈÆÈÄÊÈÆ ÆÌÉÈÌ ÏÅÉÌËÌÐÎ ÖÈÌÍÐ ÓÅÆËÈÆ ÓÌÉÈÊÐÊÈÆ ËÐÏÐ ÓÈÉÈÄ ÄÅÆÈÆÈÄÊÈÆ ÆÌÉÈÌ ÏÅÉÌËÌÐÎ ÖÈÌÍÐ ÓÅÆËÈÆ ÓÈÉÈÄ ÊÅËÌÈÍÈÆ ÖÈÌÍÐ ÄÅÉÈÊÐÊÈÆ ÊÅÈËÈÄÈÈÆ ÄÅÄ ÅÏÌÊÈÆ ÄÅÄ ÅÏÌÊÈÆ âáæíáø ÄÅÄ ÅÏÌÊÈÆ âáæíáø âáæíáø ÐÆÍÐÊ ÁÂÃ

278 ôõö ø ùúùû üýþý ô ÿ úôý ø ôõüú ÿ ùúùû øú ÿ ù ù ýÿ ø úôý õþø øúö üú þú ùõ õ ý õ þ Kõ õ ø ÿ ÿ ÿü øú ôýô ÿ ôõö ø ùúùû üýþý ô ÿ úôý ø ôõüú ÿ ùúùû øú ÿ ù ù ýÿ ø úôý õþø øúö üú þú ùõ õ ý õ þ Kõ õ ø ÿ ÿ ÿü øú ôýô ÿ õþýö õÿüý öô ÿ ù õÿüý öô ÿ øý ú úôý õþø õ ý ÿü ù ö úôý ù ø ý ø ÿ ù ø ý ýþ õþýö õ õþúô ÿ õ õþúô ÿ ÿ ÿ ÿ ÿü ÿ ÿü úô úô õÿø öúÿüú õÿø öúÿüú ø ÿ úôý ø ÿ úôý õ ôù ÿ ô ÿ õ ôù ÿ ô ÿ ôõüú ÿ ÿü ôõüú ÿ ÿü øú ôýô ÿ ùúùû øú ôýô ÿ ùúùû ø Gýþý Gýþý õ õþúô ÿ ôõ õ ø ÿ ÿ øõÿü ÿ úôý õ ôù ÿ ô ÿ ù ø ý õ õþúô ÿ ø ÿ ø ý ýþ õþù ù øõÿü ÿ ùúùû ÿ ù õþ õ Gýþý õ ô ú Gýþý ùõ ü ú ÿ õ ø ÿ õþ ýù ÿ ýù ú ýÿ ýô ùúùû ýù ÿ ýù ú Gýþý õþöõþ ÿ Gýþý ù ôõüú ÿ ùõ õ ù ø ý øú ùõ ù ø ÿ ý ö üú ø òóò

279 "#! $%& '!(! "#! )okume nt*+,.!-!$! /*0*1 2*3* A -%! $.!-!$! 4!.!-!$! 4! F$ $ 4! %! '" %! $-" $-" %! % $-" " "!!!%!5!!!!!4 $5 7&! #$ $8! "! ' 6%"% #$ $ %! % $$6 $59 %!9 4! $& 7& 7"( $&%!9 $5"9! %!! $&%!( ' 6%"%( ;%5%! & ;%5%! & '!-!$! 4 % '!-!$! 4 % %! % 7% -& % %! % 7% -& %! $$6! "%! $$6! "%!!9!!9 $&!!!4 $&!!!4 #$ $ 4! #$ $ 4!!%%!!!%%!! '&%" %&% '&%" %&% %'%! $$6 %'%! $$6!5!!!(!5!!!( ( M!4 <=+>3?* M$5 4! 7& '! $-"! -!$ 4! D!4! :

280 D EFGDH si IPLGLF QPEIRJ SGD EGTR IPJRDHHG DNGOGD FDMFU OPLGUIGDUGD RQGSGJ IJKLGM NGDH DNGOGD PV MPDNPSRGUG ALGM IJKLGM NGDH GSG SR OGIWRS SGLGO UPGSGGD QPEIRJ SGD EGTRV ALGM D GLGM IJKLGM IJKLGM NGDH GSG GDMGEG LGRD OFUPDGX IGEFDHX TPYRX SGD WFZ GOGV NGDH LGNGU [V MPOGIGDH DRIPMRGT UPLGI MPESGTGM MFLRIGD SKG IPQPLFO OGIFUX SKG IPQPLFO MFLRIGD OGUGDX SKG IPIFSGJ OGUGDX SKG IPQPLFO QPLGWGEX SGD SKG IPMPLGJ SRDSRDH NGDH QPLGWGE QPEIR[GM EPLRHRFI \okume ASG SGMG SKUFOPDMGIR nt]^_ a`` b]c]d `PDGDGOGD DRLGR `PDGDGOGD DRLGR g DRDNGMGUGD hglrs e]f] EPLRHRFI SGLGO EPLRHRFI SGLGO TPEPDYGDGGD SGD TPEPDYGDGGD SGD `PDHRDMPH TPOQPLGWGEGD SR TPOQPLGWGEGD SR EGIRGD IPUKLGJ SRLGUFUGD IPUKLGJ SRLGUFUGD SGLGO SPDHGD YGEG SPDHGD YGEG OGMG SROGIFUGD SGLGO SROGIFUGD SGLGO TPLGWGEGD a``x SRUGRMUGD a``x SRUGRMUGD SPDHGD OGMPER WRUG SPDHGD OGMPER WRUG SGLGO a`` MRSGU SGLGO a`` MRSGU MPESGTGM UGEGUMPE MPESGTGM UGEGUMPE ABC

281 lmnopoqrs lmnopoqrs tmuvmnwxwlwy vmlvwror tmuvmnwxwlwy vmlvwror lmnopoqr pqlq lmnopoqr pqlq umnwzqzwy {mypwy umnwzqzwy {mypwy umy oro}zwy ~wn~wn umy oro}zwy ~wn~wn wyp vml~qvqypwy wyp vml~qvqypwy {mypwy lmnopoqr {mypwy lmnopoqr zm}w{w wywz umnwnqo zm}w{w wywz umnwnqo okume }muvmnwxwlwys }muvmnwxwlwys A{w { zqumy wro zwlwz ml lmnopoqr ml wy qu {wnwu ronwvqr nt ƒ Kmpow wy ˆ Cwlw pqlq Cwlw pqlq Doy w wzwy wno{ tmuvmnwxwlwy Š umy oro}zwy yonwo umy oro}zwy yonwo zwlwz ml lmnopoqr zwlwz ml lmnopoqr {wnwu uw w }mnwxwlwy {wnwu uw w }mnwxwlwy {mypwy wlw {mypwy wlw {ozwo zwyœ{ouwrqzzwy {ozwo zwyœ{ouwrqzzwy Œ {oro}zwy zm ozw pqlq Œ {oro}zwy zm ozw pqlq umyxmnwrzwy uw mlo umyxmnwrzwy uw mlo Kmy{wnw {wnwu Kmy{wnw {wnwu umuvqw roržw umuvqw roržw }w~wu wzwy yonwo }w~wu wzwy yonwo lmnopoqr w{w vowrwy w lmnopoqr w{w vowrwy w roržw uwro~ rqno roržw uwro~ rqno ijk

282 Bž Ÿ ± œ š š š œ œ ž œ œ ž Ÿ œ Ÿ œ K œ šž ž œ Ÿ œžœ ž ž šž ž «œ «œ «ž œ š«œžœ «Ÿ œ œ K I œ Ÿ ž ž œ Ÿ šž ž ž ± ž«ž ž ž œ ž B šœ šžœž ž žœ ž ª šž ž ž ² K ž ž œ ž ž ž ž ž œ š š œ ž ž ž ž œ š ž žœ š K ž ž ž ³ µ A œž º ¹ ª K» ¼ Bž Ÿ œ Ÿ Bž Ÿ œ Ÿ K Ÿ ½ œ œ œžœ œ ž š ž š œ š ž œ ž œ ž žœ œ «œ œ žœ œ œ žœ š ² œ ž œ œ ž œ ž ž D Ÿ œ ¾

283 ÂÃÂÄÅÆÇ ÈÃÉÆÊÆËÆÌ ÂÃÂÄÅÆÇ ÈÃÉÆÊÆËÆÌ ÅÍ MÃÎÏÐÆ KÃÏÐÆÂÆÆÌ ÎÃÌÒÄÓÆÈÑÆÌ ÑÆÉÐÎÆÔ ÔÆÇÎÐÅ ÂÄÅÆÇ ÅÐÉÆÑÄÑÆÌ ÂÃÓÆËÆ ËÄÔÐÌ ÆÑÆÌ ÅÆÌ ÂÄÅÆÇ ÎÃÌÊÆÅÐ ÑÃÏÐÆÂÆÆÌ ÂÃÑÝÉÆÇÍ ÎÃÌÒÄÓÆÈÑÆÌ ÑÆÉÐÎÆÔ ÔÆÇÎÐÅ ÃÍ MÃÉÆÑÄÑÆÌ ÑÃÒÐÆÔÆÌ ÕÖ ØÙÚÛ Ü KÃÒÐÆÔÆÌ ÑÃÆÒÆÎÆÆÌ ÅÐ ÑÃÉÆ ÞÆÌÒ ÅÐÉÆÑÄÑÆÌ ÂÐÂßÆ ÆÅÆÉÆÇ ÏÃËÅÝÆ ÂÃÏÃÉÄÎ ÅÆÌ ÂÃÂÄÅÆÇ ÎÆÑÆÌà ÂÃÏÃÉÄÎ ÅÆÌ ÂÃÂÄÅÆÇ ÏÃÉÆÊÆËÍ ÑÃÆÒÆÎÆÆÌ ÅÐ ÑÃÉÆ áí MÃÌÒÄÓÆÈÑÆÌ KÃÒÐÆÔÆÌ ÎÃÌÒÄÓÆÈÑÆÌ ÂÆÉÆÎ ÞÆÌÒ ÆÅÆ ÅÐ ÑÃÉÆ ÅÐÉÆÑÄÑÆÌ ÝÉÃÇ ÂÃÎÄÆ âæéæî ÂÐÂßÆ ÅÆÌ ÒÄËÄ ÞÆÌÒ ÆÅÆÍ ãäåæçø ê èéû Ü âãñýéæç BÄÅÆÞÆ ÂÃÑÝÉÆÇ ÞÆÌÒ BÄÅÆÞÆ ÂÃÑÝÉÆÇ ÞÆÌÒ KÃÒÆÐÆÔÌ ÞÆÌÒ DÐÌÞÆÔÆÑÆÌ îæéðå ÎÃÌÓÃËÎÐÌÑÆÌ ÎÃÌÓÃËÎÐÌÑÆÌ ÅÐÉÆÑÄÑÆÌ ÂÐÂßÆ ÊÐÑÆ ÈÃÌÆÌÆÎÆÌ ÌÐÉÆÐ ÈÃÌÆÌÆÎÆÌ ÌÐÉÆÐ ÅÐ ÂÃÑÝÉÆÇ ÆÅÆÉÆÇ ëûìûè ËÃÉÐÒÐÄ ÆÅÆÉÆÇ âçýéæô ËÃÉÐÒÐÄ ÆÅÆÉÆÇ âçýéæô ÏÃËÂÆÉÆÎÆÌ ÅÃÌÒÆÌ íûùû ÅÇÄÇÆà ÂÇÝÉÆÔ ßÆÊÐÏ ÅÇÄÇÆà ÂÇÝÉÆÔ ßÆÊÐÏ ÒÄËÄà ÂÇÝÉÆÔ ÅÆÌ ÏÃËÅÝÆÍ ÅÆÌ ÏÃËÅÝÆÍ ÏÃËÊÆÎÆÆÇ ÎÃÌÓÄÓÐ ÔÆÌÒÆÌ ÅÆÌ ÎÃÌÒÄÓÆÈÑÆÌ ÂÆÉÆÎÍ ïðâðà MÐÂÐà ÅÆÌ ïðâðà MÐÂÐà ÅÆÌ âðâßæ ÏÃÉÄÎ ðäêäæì ÎÃÎÄÆÔ ÆÂÈÃÑ ðäêäæì ÎÃÎÄÆÔ ÆÂÈÃÑ ÎÃÌÒÃÔÆÇÄÐ îðâðà ÎÐÂÐ ÀÁ

284 ôõö øùúûõûõüõö úùýþ þÿü ùøõ þõö üþüûõ øùýÿ ÿ ÿ ù õ õ þ Nõ ÿö üÿ õ õ ÿ øõ ûõ üù ýõ öôõ øùúûõûõüõö úùýþ þÿü Bùýÿ üù ÿõ ûõú õ õ õ õ õö þüþ þüþ úùýþ þÿü ôõö úùýþ þÿü øùúûõûõüõö þüþ þüþ õö ÿ ÿõö D I Lõø úõ úþÿ üÿ õ ÿ ÿ þõ õ þ ýù üù ÿõ ûõú õ üù ýõ ùúÿ õ õ üþüûõ ùýõü õûõý öõ ÿö ùýõ þøùúþ õö ü üþõýþüõüþ üõõ ÿõõúõ þ ùýõü õö ù þõ õö ù þõ õö ùõ õ õõö Mõüþ þùúýÿ õö ù øõýþ ù õ õ õö õö ùö ùöõýõö õ õö þüþ Mþüþ ùö õö úùýþ þÿü ôõö õ õ üù þö õ üù ýõ ù õ õ þ ûõú õ õõ õö ÿ ÿõö üù ýõ þüûõ øùýÿ ùö ù õ ÿþ þüþ þüþ õö ÿ ÿõö üù ýõ þüûõ øùýÿ ùö ù õ ÿþ þüþ þüþ õö ÿ ÿõö üù ýõ þüþ Mþüþ õö ÿ ÿõö ùú õõ õõö þüþ þüþ õö ÿ ÿõö þ ýþö ÿö õö üù ýõ ñòó

285 M!"#"!$ M!"#"!$ "%!&!$ "!!'!!$ (% )"*!+!$&!,!!%$ )+*!& (+#+!- "%!&!$ )+*!& (+#+#,- )+*!&!)+!,- +!.!!$ (!$ $!/% 0+*!&!)+!, +!$1! "!!'!!$ (%%"#&% * + )%)2! "!) III34 B!% )%)2! "!) I3II 5,!(! (% )"*!+ (% )"*!+ +%$! 6#"# 7879 )+%$! &%(!" '$%"#&% )+*!&!)+!, 5,)!'! + B#(!1! G#,# '$#$!"!$ 5#)!$! 1!$ '$#&#6!#,!&-,!6%- (!$ 5,)%+ 0%)2! '$$!"!$ /#! '$#$!"!$ 5#)!$! 1!$ '$#&#6!#,!&-,!6% (!$ 5,)%+ 5#)!$! '#) %' % M'!/!$ M'!/!$ &# %)!$: 6*)&, 1!$ 5,&'!"!$, %%#) (%'!")#("!$ 6*)&, )#6!1! )%)2! (!6!& '$!'! "!$!6! 1!$!(! (!!' 6*)&, &,)5#& 5,"$!!$ ($!$ $%!% )+%$! '$/!(% )#!&# "5%!)!!$ 1!$ 5!%" D% )&%!6 "!) (!,% "!) I34I &,(!6!& 6!/!$!$ 1!$ +!'6%, )!'! 1!%&# (*! )5 #' (!$, %%#) ))#(!+ '!"!$- (*! )5 #' (!$ ))#(!+ 5!/!, 0(!$"!$ (% #!, "!) &,(!6!& 55,!6!!1!&! 3;#,!$ 1!$ (%6!/!$ / M$/!! M$/!! "5,)%+!$ 1!$ (%!"#"!$ * + )%)2! (!$ #,# (% 0D I< "5,)%+!$!(!!+ ($!$ ' 6!)!!) "!"%: )6!&# (% 6!) (!$ (%&!,#+ (% &'6!& 1!$ )#(!+ (%)(%!"!$ )"*!+ 0%)2! '$=#=% &!$!$ )5 #' '!"!$- ''5#!$ )!'6!+ 6!(! &'6!&$1!- (% "!) /#! &,(!6!& 55,!6! >okume!!& "5,)%+!$ 1!$ '$(#"#$ A(! (*"#'$&!)% nt?@a L#!, 0"*!+ B?C?D B#(!1! #!, )"*!+ B#(!1! #!, )"*!+ K%!&!$ (% #!, D%$1!&!"!$ G! %( E?F? 1!$ '$=,'%$"!$ 1!$ '$=,'%$"!$ )"*!+ )%)2!

286 KLMNMNONM MPQNP KLMNMNONM MPQNP OLMVLZTWXNM ^PRYN_ RLQPSPTU VNPWT RLQPSPTU VNPWT ]NM WN_`Pa_TQ ^TRbNM OLMSPXTWP OLMSPXTWP XLOT]PNM ULXYQN_ KLRQYOZNNM MA[\I KLRQYOZNNM MA[\I ctsn OLMSPXTWP ]NM LXWRNXTQPXTQLR ]NM LXWRNXTQPXTQLR QYOZN-QYOZN ULKLRWP ^PRYNWPQ ^TRNM ^PRYNWPQ ^TRNM de[\f. g. dlmspxtwp KLRQYOZNNM ZLRXNPWNM hijklmn jo \p fq QNZYRNWYRPTO ULQNQT OLMSPXTWP QYOZN dnwn [LQNcNRNM [LM]P]PXNM esnon fuqno ]NM \LMP fuqnop (de[\f) VNMS ]PN]NXNM ]PWPMSXNW XLgNONWNM ]LMSNM MPQNP RLQPSPTU ]r dlmsn]nxnm LXUWRNXTRPXTQ LR ZLRXNPWNM slspnwnm LXURNXTQPXTQLR VNMS N]N ]P ULXYQN_ VNPWT TMWTX UPUtN XLQNU f- ff uqv ]NM OLMSNcP KN]N KTXTQ UL]NMSXNM TMWTX UPUtN XLQNU fff-w OLMSNcP ]NM _N`NQNM KN]N KTXTQ UL]NMSXNM ]LMSNM RLQPSPTU MPQNP TMWTX _NRP XNOPU ]PN]NXNM LXUXTQ WNOZN_NM VNPWT vprynwpq vtrbnmr xyz{ k e]n ]YXTOLMWNUP }~njo HIJ

287 ƒ ƒˆ Š Œ Ž ˆ ƒ Œ ƒ ƒ ƒ š ƒ šƒ œ ƒ ƒˆ ž ƒˆ ˆ Ÿƒ ƒ ƒˆ ƒ šƒ ž šƒ ƒˆ ƒžƒ ƒ ƒ ƒ šƒ Š œ ƒ ƒˆ ž ˆ ƒ ƒˆ Ÿƒ ƒ ƒˆ ƒ šƒ Ÿ ƒˆ ƒ ƒ šƒ ƒˆ ƒˆ Ž ƒ ƒ šƒ ª ƒ ˆ ˆƒŽƒˆ ƒˆƒ

288 ± ²³ µ ±¹º» ¼ ½ ¾º ºÀ¹ ± Á³  ± ¼ à Äž Æ ± dz À±À È ¹º¹É ±¹º µ ĹŹ ««

289 ÍÎÏÐÑÒÎÓÔÕÖ ØÙÚÏÛÓÜÎÝÑ ÞØÜØ ß àá ÍÎâØÒÎÜØÒÑÚÏ ãäúïñ åûóøòûä æîïâîò Ôç. èûéñîüîó èäîüîïîó êúë ìç æîïâîò ÔÔ. ßäØíÎÜ àýîî ïîó áîòîðñä æîïâîò Ôñ. ßäØíÎÜ äúäî æîïâîò Ôì. ßÚÎÝÎÓÎ ÝÎÎÜ òûïâûíîóîòîó æîïâîò ÔÕ. áúíñýîó ãûòýñôîü õûíñéñúý æîïâîò Ôö. ØÎ ßÛÝÚïÎä ïîó ßÛâÛíÚÏ ãûíîóîò ÊËÌ

290 úûüýûþ ÿ. û û û û úûüýûþ ÿ. û û þû úûüýûþ ÿ. ûý ( ûû ûüûû ) úûüýûþ ÿ û ( û þû þ þýû ) úûüýûþ!ûûþ þ û û úûüýûþ ÿ "ûû û! û û #ûûû øù

291 '()*+,(-./0 1+2( ())(9+:(8 ;<,<3494, $%&

292 @ABCDEAFGHI JKK LM NOPABBAQDRAP STETUOQOE VWXYZXZ [W\]W^Z_ZVZX `W\ZTab NAMA SEKOLAH TEMA KELAS /SEMESTER WAKTU : SD MUHAMMADIYAH BOROBUDUR : PENDIDIKAN : 3 (Tiga)/2 (Dua) : 4 MINGGU A. STANDAR KOMPETENSI I. PKN II. 4. Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia IPS III. IPA 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam IV. Matematika 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah V. Bahasa Indonesia 5.Memahami cerita dan teks drama anak yang dilisankan 6.Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan bercerita 7.Memahami teks dengan membaca intensif ( kata) dan membaca puisi 8.Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi. B. KOMPETENSI DASAR PKN : 4.1 Mengenal keiklashan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan. IPS : 2.3 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah IPA : 6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca : 6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia : 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan =>?

293 melestarikan alam di lingkungan sekitar Matematika : 5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang Bahasa Indonesia : 5.1 Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya 6.2 Menceritakan perisitwa yang pernah dialami, dilihat, atau didengar 7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agalk panjang ( kata) yang dibaca secara insentif 8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda baca 8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik I. TUJUAN PEMBELAJARAN** PKN : Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam upacara adat di tiap daerah Siswa dapat mengidentifikasi suku bangsa Indonesia Siswa dapat mengidentifikasi agama yang ada di Indonesia Siswa dapat mengidentifikasi manfaat gotong royong] Siswa dapat mengidentifikasi kegiatan gotong royong di masyarakat Siswa dapat mengidentifikasi kegiatan gotong royong di sekolah IPS : Siswa dapat menjelaskan perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan Siswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional Siswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar swalayan Siswa dapat menjelaskan dengan yang dimaksud dengan barter Siswa dapat menyebutkan alat tukar jual beli yang digunakan pada zaman dulu Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis uang kartal IPA : Siswa dapat mengidentifikasi kondisi cuaca Siswa dapat meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan langit Siswa dapat menggambar secara sederhana simbol yang bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca Siswa dapat mengidentifikasi kehidupan manusia yang cdd

294 sesuai dengan keadaan cuaca tertentu Siswa dapat mendeskripsikan hubungan antara pakaian yang dikenakan dengan keadaan Siswa dapat membuat daftar jenis-jenis sumber daya alam Siswa dapat menjelaskan kegunan sumber daya alam Matematika : Siswa dapat menggambar luas persegi Siswa dapat menggambar luas persegi panjang Siswa dapat membandingkan luas bangun datar Siswa dapat mengurutkan luas berbagai bangun datar Siswa dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak satuan Siswa dapat menemukan cara menghitung luas persegi Siswa dapat menemukan cara menghitung luas persegi panjang Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar Bahasa Indonesia : Siswa dapat menyatakan pendapat terhadap suatu pernyataan Siswa dapat menjelaskan secara lisan tentang isi dongeng yang dibacanya dengan kata-kata sendiri Siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan yang dibacakan teman Siswa dapat mengajukan pertanyaan dari dongeng yang dibacakan Siswa dapat membaca bacaan dengan suara lantang Siswa dapat mengamati gambar seri Siswa dapat menentukan urutan dan maksud gambar seri Siswa dapat memahami dan menggunakan kata depan ke Siswa dapat melengkapi kalimat dengan kata depan Siswa dapat menyusun kalimat acak Siswa dapat menulis amanat puisi yang sudah ditulis siswa Siswa dapat mengubah puisi yang sudah ditulis ke dalam bentuk prosa Karakter siswa yang diharapkan : Religius (Religion) Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) efg

295 Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery ) II. MATERI POKOK 1. PKn Kekayaan alam Indonesia Harga diri Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia 2. IPS Jenis-jenis pekerjaan Semangat kerja Jual beli Uang Pengelolaan uang 3. IPA Energi Gerak benda Kenampakan permukaan bumi Cuaca Pengaruh Cuaca terhadap kehidupan Kelestarikan dan pemeliharaan alam 4. Matematika Pecahan Bangun datar Sudur Persegi dan persegi panjang 5. Bahasa Indonesia Menanggapi cerita Menirukan dialog Menceritakan peristiwa Percakapan Menjawab pertanyaan Menulis karangan III. METODE PEMBELAJARAN 1. Informasi 2. Diskusi 3. Tanya Jawab 4. Demonstrasi 5. Pemberian Tugas hij

296 IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN A. Kegiatan Awal nopqrqorst Mengucapkan salam Mengisi daftar kelas, berdo a, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga. Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat. Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu B. Kegiatan Inti Minggu I : Pertemuan I : 6 x 35 menit ( IPA, PKn, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: IPA Siswa menjelaskan yang dimaksud dengan cuaca Siswa berdiskusi secara berkelompok tentang macam-macam cuaca beserta keuntungan dan kerugian dari cuaca tersebut PKn Guru menjelaskan tentang upacara adat dan amcam-macam upacara adat yang ada di Indonesia Siswa mempraktekkan/ mendemonstrasikan salah satu upacara adat Matematika Guru menjelaskan mengenai luas persegi Siswa menggambar luas persegi dengan ukuran yang telah ditentukan oleh guru Pertemuan II : 6 x 35 menit (B. Indonesia, IPS, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bahasa Indonesia Guru membaca suatu cerita Siswa menanggapi cerita yang telah dibacakan guru IPS Siswa berdiskusi secara berkelompok tentang perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan, kemudian hasilnya dikumpulkan Matematika Siswa menggambar luas persegi panjang dengan macam-macam ukuran Pertemuan III : 4 x 35 menit (B. Indonesia, Matematika, IPA) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bahasa Indonesia klm

297 Siswa secara berpasangan saling tanya jawab tentan bacaan yang dibacanya Matematika Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru tentang membandingkan luas bangun datar IPA Siswa dapat menyebutkan gejala-gejala cuaca yang akan terjadi menurut pengalamannya masing-masing Minggu II Pertemuan I : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: IPA Siwa membuat kincir angin yang sederhana yang digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca PKn Guru menerangkan tentang macam-macam suku bangsa dan agama yang ada di Indonesia Guru memberikan tugas kliping tentang macam-macam pakaian adat suku bangsa dan tempat ibadah umat beragama Matematika Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan cara mengurutkan luas berbagai bangun datar Pertemuan II : 6 x 35 menit ( B. Indonesia, IPS, Matematika ) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bahasa Indonesia Siswa membaca dongeng secara lantang Siswa membuat pertanyaan dari dongeng yang dibacanya IPS Guru menjelaskan tentang pasar tradisional dan pasar swalayan Siswa berdiskusi secara kelompok mengenai keuntungan dan kerugian jula beli di pasar tradisional dan pasar swalayan Matematika Siswa menggambar bangun persegi dengan cara menghitung petak satuan Pertemuan III : 6 x 35 menit ( B. Indonesia, Matematika, IPA ) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bahasa Indonesia uvw

298 Siswa membuat kalimat dari gambar-gambar yang ada pada buku dan mengurutkannya sehingga menjadi sebuah cerita IPA Siswa dapat menjelaskan cara kehidupan dan mata pencaharian masyarakat yang berada di cuaca dingin (contoh : daerah Pangalengan, Lembang) Matematika Siswa membuat gambar persegi panjang dengan cara menghitung Minggu III Pertemuan I : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: IPA Siswa menjelaskan pakaian yang dikenakan yang sesuai dengan keadaan cuaca tertentu PKn Siswa mendemontrasikan dengan cara membuat drama yang isinya mengenai keramahtamahan masyarakat Indonesia Matematika Siswa mengerjakan soal-soal cara menghitung luas Pertemuan II : 6 x 35 menit (B. Indonesia, IPS, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bahasa Indonesia Siswa membuat kalimat dengan menggunakan kata depan ke- Siswa melengkapi kalimat dengan kata depan IPS Guru menjelaskan yang dimaksud dengan barter dan alat tukar jual beli pada zaman dahulu Siswa mempraktekkan di kelas tentang jual beli dengan cara barter Matematika Siswa menegrjakan soal-soal cara menghitung luas persegi Pertemuan III : 6 x 35 menit (B. Indonesia, IPA, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bahasa Indonesia Siswa menyusun kalimat yang diacak dengan tulisan sambung IPA Siswa membuat kliping tentang macam-macam pakaian yang sesuai dengan keadaan cuaca xyx

299 Matematika Siswa mengerjakan soal-soal cara menghitung luas persegi panjang Minggu IV Pertemuan I : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: IPA Siswa mengelompokkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui PKn Siswa menjelaskan manfaat gotong royong Siswa menyebutkan kegiatan-kegiatan yang dikerjakan secara gotong royong di masyarakat Matematika Siswa mengerjakan soal-soal cara menghitung luas persegi panjang Pertemuan II : 6 x 35 menit (B. Indonesia, IPS, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bahasa Indonesia Siswa menulis puisi yang berisikan amanat IPS Siswa menyebutkan jenis-jenis uang kartal Siswa mempraktekkan jual beli dengan menggunakan uang kartal Matematika Siswa mengerjakan soal-soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar Pertemuan III : 6 x 35 menit (B. Indonesia, IPA, Matematika) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bahasa Indonesia Siswa mengubah puisi yang diberikan oleh guru ke dalam bentuk prosa IPA Siswa menjelaskan keguanaan-kegunaan dari tiap-tiap sumber daya alam Matematika Siswa mengerjakan soal-soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; z{

300 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan C. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan Akhir, guru: Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru menjawabnya Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan V. ALAT DAN SUMBER BELAJAR A. Sumber Belajar : 1. Buku Pendidikan Kewargaanegaraan 2. Buku IPA 3. Buku Matematika 4. Buku Bahasa Indonesia 5. Buku IPS 6. Ensiklopedia 7. Kamus Bahasa Indonesia 8. Pedoman EYD 9. Koran dan Majalah 10. Media elektronik B. Alat Peraga: 1. Gambar-gambar baju daerah 2. Gambar-gambar rumah ibadah 3. Gambar-gambar rumah adat }~

301 4. Kompas 5. Kincir angin 6. Globe 7. Uang kartal dan uang giral 8. Tabel perbelanjaan 9. Puisi 10. Drama 11. Bangun datar 12. Busur derajat VI. PENILAIAN Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi PKN : Teknik Mengidentifikasi macam-macam upacara adat di tiap daerah Tes lisan Tes tertulis Mengidentifikasi suku bangsa Indonesia Mengidentifikasi agama yang ada di Indonesia Mengidentifikasi manfaat gotong royong] Mengidentifikasi kegiatan gotong royong di masyarakat Mengidentifikasi kegiatan gotong royong di sekolah IPS : Menjelaskan perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan Menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional Menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar swalayan Menjelaskan dengan yang dimaksud dengan barter Menyebutkan alat tukar jual beli yang digunakan pada zaman dulu Menyebutkan jenis-jenis uang Bentuk Instrumen uraian isian Penilaian PKN : Contoh Instrumen Sebutkanlah macam-macam upacara adat di tiap daerah Jelaskanlah suku bangsa Indonesia Jelaskanlah agama yang ada di Indonesia Jelaskanlah manfaat gotong royong] Jelaskanlah kegiatan gotong royong di masyarakat Jelaskanlah kegiatan gotong royong di sekolah IPS : Jelaskanlah perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan Jelaskanlah keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional Jelaskanlah keuntungan dan kerugian jual beli di pasar swalayan Jelaskanlah dengan yang dimaksud dengan barter Sebutkan alat tukar jual beli yang digunakan pada zaman dulu

302 Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen kartal IPA : Mengidentifikasi kondisi cuaca Meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan langit Menggambar secara sederhana simbol yang bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca Mengidentifikasi kehidupan manusia yang sesuai dengan keadaan cuaca tertentu Mendeskripsikan hubungan antara pakaian yang dikenakan dengan keadaan Membuat daftar jenis-jenis sumber daya alam Menjelaskan kegunan sumber daya alam Matematika : Menggambar luas persegi Menggambar luas persegi panjang Membandingkan luas bangun datar Mengurutkan luas berbagai bangun datar Menaksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak satuan Menemukan cara menghitung luas persegi Menemukan cara menghitung luas persegi panjang Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar Bahasa Indonesia : Menyatakan pendapat terhadap suatu pernyataan Sebutkan jenis-jenis uang kartal IPA : Jelaskanlah kondisi cuaca Jelaskanlah keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan langit Jelaskanlah secara sederhana simbol yang bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca Jelaskanlah kehidupan manusia yang sesuai dengan keadaan cuaca tertentu Jelaskanlah hubungan antara pakaian yang dikenakan dengan keadaan Buatkanlah daftar jenis-jenis sumber daya alam Jelaskanlah kegunan sumber daya alam Matematika : Buatkanlah gambar luas persegi Buatkanlah gambar luas persegi panjang Bandingkan luas bangun datar Urutkan luas berbagai bangun datar Naksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak satuan Temukan cara menghitung luas persegi Temukan cara menghitung luas persegi panjang Selesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar Bahasa Indonesia : Nyatakan pendapat terhadap suatu pernyataan Jelaskanlah secara lisan tentang ƒ

303 Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Menjelaskan secara lisan tentang isi dongeng yang dibacanya dengan kata-kata sendiri Menjawab pertanyaan bacaan yang dibacakan teman Mengajukan pertanyaan dari dongeng yang dibacakan Membaca bacaan dengan suara lantang Mengamati gambar seri Menentukan urutan dan maksud gambar seri Memahami dan menggunakan kata depan ke Melengkapi kalimat dengan kata depan Menyusun kalimat acak Menulis amanat puisi yang sudah ditulis siswa Mengubah puisi yang sudah ditulis ke dalam bentuk prosa isi dongeng yang dibacanya dengan kata-kata sendiri Jelaskanlah pertanyaan bacaan yang dibacakan teman Jelaskanlah pertanyaan dari dongeng yang dibacakan Bacakanlah bacaan dengan suara lantang Jelaskanlah cara mengamati gambar seri Tentukan urutan dan maksud gambar seri Jelaskanlah cara memahami dan menggunakan kata depan ke Jelaskanlah cara melengkapi kalimat dengan kata depan Susunkanlagh kalimat acak Tuliskanlah amanat puisi yang sudah ditulis siswa Jelaskanlah cara mengubah puisi yang sudah ditulis ke dalam bentuk prosa LKS Lmbar observasi. VII. Kriteria Penilaian 1.Produk ( hasil diskusi ) No. Aspek Kriteria Skor 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah Performansi ˆ

304 No. Aspek Kriteria Skor 1. Kerjasama * bekerjasama 4 * kadang-kadang kerjasama 2 * tidak bekerjasama 1 2. Partisipasi * aktif berpartisipasi 4 * kadang-kadang aktif 2 * tidak aktif 1 3. Lembar Penilaian No Nama Siswa Kerjasama Performan Partisipasi Produk Jumlah Skor Nilai CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Mengetahui Kepala Sekolah Borobudur, 11 Agustus 2016 Guru Tematik Kelas III Budi Setianto,S.Pd.I NIP:- M.Latif Nurhuda,S.Pd.I NIP. _ ŠŠ

305 Ž š œ žÿ Ž š Œ

306 ª«ª ±² ³ µ ª¹º ª»º ¼«½¾¼«À º À¾ ÁÂÃÄÅÃÅ ÆÂÇÈÂÉÅÊÅÁÅà ËÂÇÅTÌÍ ÃÅÇÅ ÎÂÍÏÉÅÐ ËÂÇÅ ÍÂÉÅÎ ÔÎÂÇÂÎËÂÁ ÅÉÏÍÅÎÌ ÛÅÍËÓ Ñ ÎÒ ÌË ÉÅÈÏÁÅËÏÁÌÓÇ ÈÐÓÇÌ ÇÂÃÏÁÂÐ Ñ ÆÂÁÇÅÌÃÅÃ Ñ Õ ÖË ØÙ)ÔÚ ÖÒuÙ) Ñ Õ ÇÌÃÜÜÓ ÅÝ ÎËÅÃÒÅÁ ÍÏÇÆÂËÂÃÎÌ ÌÝ ÆÍà Þßàáâáãá ãßäåæççååæ èßäåçåá äåæçèå éæêëæßèáå ÌÌÝ ÌÆÎ Þßàåìåàá íßæáè îßãßïíååæ êåæ îßæççðæååæ ðåæç ÌÌÌÝ ÌÆÅ Þßàåìåàá ãßæåàîåãåæ îßïàðãååæ äðàáñ òðåòå êåæ îßæçåïðìæóå äåçá àåæðèáåñ èßïôå ìðäðæçåææóå êßæçåæ òåïå àåæðèáå àßàßâáìåïå êåæ àßâßèôåïáãåæ åâåà ÌõÝ ÇÙö mùt kù Þßæçìáôðæç ãßâáâáæçñ âðåè îßïèßçá êåæ îßïèßçá îåæíåæçñ èßïôå îßæççðæååææóå êåâåà îßàßòåìåæ àåèåâåì õý ÈÙøÙsÙ Ìnùon s Ù Þßàåìåàá òßïáôå êåæ ôßãè êïåàå åæåã óåæç êáâáèåæãåæ Þßæçðæçãåîãåæ îáãáïåæñ îßïåèååæñ êåæ îßæçåâåàåæ èßòåïå âáèåæ êßæçåæ äßïôßâßîëæ êåæ äßïòßïáôå Þßàåìåàá ôßãè êßæçåæ àßàäåòå áæôßæèáú (150 û 200 ãåôå) êåæ àßàäåòå îðáèá Þßæçðæçãåîãåæ îáãáïåæñ îßïåèååæñ êåæ áæúëïàåèá êåâåà ãåïåæçåæ èßêßïìåæå êåæ îðáèáü ÈÝ ÍÏÇÆÂËÂÃÎÌ ÒÅÎÅÁ Pýþ Ñ 4ü Þßæåàîáâãåæ ïåèå äåæççå èßäåçåá åæåã éæêëæßèáå épÿ Ñ 2ü Þßæçßæåâ èßíåïåì ðåæç 2ü Þßæçßæåâ îßæççðæååæ ðåæç èßèðåá êßæçåæ ãßäðôðìåæ ép Ñ 6ü Þßæçáêßæôáúáãåèá òåïå àåæðèáå êåâåà àßàßâáìåïå êåæ àßâßèôåïáãåæ åâåà êá âáæçãðæçåæ èßãáôåï Þåôßàåôáãå Ñ 5ü Þßæóßâßèåáãåæ àåèåâåì óåæç äßïãåáôåæ êßæçåæ ãßâáâáæçñ âðåè îßïèßçá êåæ îßïèßçá îåæíåæç åìåèå éæêëæßèáå Ñ 5ü Þßæáïðãåæ êáåâëç êßæçåæ ßãèîïßèá óåæç ôßîåô êåïá îßàäåòååæ ôßãè êïåàå åæåã óåæç êáêßæçåïæóå 6ü Þßæòßïáôåãåæ îßïáèôá å óåæç îßïæåì êáåâåàáñ êáâáìåô åôåð êáêßæçåï 7ü Þßàäåòå îðáèá êßæçåæ âåúåâñ áæôëæåèá êåæ ßãèîïßèá óåæç ôßîåô

307 ! "# $%&'%("!")"#** +,-. / / / / /sw t 1s t 55 r55 srt /sw t 1s t 55 r55 s5 4+/. /sw t 7s r sr trs5 sr sw /sw t 7s uu ru 7u sr trs5 /sw t 7s uu ru 7u sr sw /sw t 7s su rtr /sw t t tur 7u u 8 u /sw t 7s37s u rt 4+9. /sw t 1s 5s 2u2 /sw t r 2u2 r7 rsr t /sw t r s2r sr s5 s u u 7u 5s 2u2 /sw t 1s ssu 2u2 trtu /sw t sr r /sw t t 1tr 7s37s sur /sw t 7s u ur tt. /sw t r us rs /sw t r us rs 7 /sw t us u tr /sw t urut us r u tr /sw t sr us r r u tr tu t stu /sw t u 2r tu us rs /sw t u 2r tu us rs 7 /sw t s s5 2rt ru u tr :s. /sw t t t tr sutu rt 45s /sw t 7s 2r s tt s 5 2 t3t sr

308 BACAD CFJDAGKAAG IALAAG KAGM B>IALANAG DFEAG BACAD EFGMAHONAG CFJDAGKAAG BAJ> BPGMFGM KAGM B>IALANAG BACAD EFEIALA IALAAG BFGMAG?OAJA QAGDAGM BACAD EFGMAEAD> MAEIAJ?FJ> BACAD EFGFGDONAG OJODAG BAG EAN?OB MAEIAJ?FJ> BACAD EFEARAE> BAG EFGMMOGANAG NADA BFCAG NF BACAD EFQFGMNAC> NAQ>EAD BFGMAG NADA BFCAG BACAD EFGKO?OG NAQ>EAD ALAN BACAD EFGOQ>? AEAGAD CO>?> KAGM?OBAR BACAD EFGMOIAR CO>?> KAGM?OBAR B>DOQ>? NF BAQAE IFGDON CJP?A STUTVtersiswT WTXY Z[\TrT]kTX ^ zz{ }~ z S S ƒ{ Sn rfnakaag AQAE GBPGF?>A AJMA B>J> rfiagmmaag?fiama> IAGM?A GBPGF?>A { z ˆFG>? HFG>? CFNFJHAAG =FEAGMAD NFJHA ˆOAQ IFQ> ŠAGM PFGMFQPQAAG OAGM { z } ŒGFJM> FJAN IFGBA rfgaecanag CFJEONAAG IOE> ŽOALA FGMAJOR ŽOALA DFJRABAC NFR>BOCAG rfqf?daj>nag BAG CFEFQ>RAJAAG AQAE { T mtt[kt FLARAG AGMOG BADAJ =OBOJ _FQ>M>O? (`abcdcef) g>?>cq>g ( hcijckbcfa ) lfnog ( mcbcdafja ) lagmmogm HA@AI ( naikeficocbcpq ) rfdfq>d>ag ( jsnatubfaii) rfjha?aea ( veekanspcef ) lpqfjag?> ( webansfja ) PFJLAKA B>J> ( veftcmafja ) rfifjag>ag ( xnsyanq ) ;<;

309 š œ žÿ š œ žÿ žÿ s ndonesi ŸžŸ ž œ œªž Ÿœ «žÿ œž Ÿ œªž žÿ œšªœ ž ž ž žÿ Ÿ ž ž ªžŸ±žžŸ Ÿ«œš ž žÿ žÿ ²³T µ³ ³² ³ ¹ º» ¼½ ¾Ÿ Àžšœ ½ Áœš «šœ ½ žŸ±ž Þ ž Ľ Á À Ÿšª žšœ Ž À œžÿ «žš Æ»ÇÈ ÉÊ»ÇÈ É ³² ³ ¹ º» ÈËÌÍ Î ņ w l ÏÐÑÒÓÒÐÓÔÕ Ÿ «ž žÿ šž žà Ÿ œšœ ž ªž žšö ž Ö À À šœž žÿ Àžª œ ž ž Ö À žÿ ž žª ž ž½ À ªœØžšœ šœš ž «Ÿª«À Ÿ «ž žÿ Ÿ ž žª½ Ÿ ž «žÿ ž ž ªžŸ±žžŸ Àžª œ ÀœŸ «±žÿ ž «ÈËÌÍ Î n ntí ²ÍnÌÌÙ Ú ËrtËmu Û Ú Ü x Ý ÞËnÍtß à Ènà ² ÎËm tík ) Eksplorasi Áž žà œžªžÿ š žšœö ««á â««à Ÿ žš žÿ Ÿ ªœžŸ š«à ž±ž ž žà 㜚 ž À Ÿ± «ª žÿ Ÿª äå Ÿª ä š«à ž±ž ž žà 㜚 ž À Ÿ± «ª žÿ ž žå ž ž À À ä š«à ž±ž ž žà Èn 㜚 ž ªžŸ±ž ž ž ª ŸªžŸ À žžÿ ¾Ÿ Ÿ šœž 㜚 ž À Ÿ± «ª žÿ ª À žª œ ž ž žÿÿ±ž ª š žàžšœ À žžÿ æ¾ ãœš ž À Ÿ± «ª žÿ ŸžÀž À ž ž ª š žàžšœ 㜚 ž šžàžåšžàž À À ž ž ª š žàžšœ ² ÎËm tík 㜚 ž À Ÿ ««œ œÿ ž žÿ ª«œš 㜚 ž À Ÿ± šžœ žÿ š ž åš ž œªž ±žÿ ä««ÿ žÿ Ÿ žÿ œ œÿ ËrtËmu Û Ú Ü ç Ý ÞËnÍtß nèonësí à éà Eksplorasi ² tëm ÎÍk )

310 íîïîð ñòóôîõîö òñ øïùúî ôû óüúüý þÿ ÿsÿ ndonesiÿ üúü ðòð î îñîö õòñ úîðî ô î ðòð î îñîö õòñ úîðî ô òøîö ñòïî ò îúî òúóôïôúîö üúü ðòöòúîöóñîö òöô òöô üîöó óôúîï üúü òúõîöî î î òöóîö ô î ô î ðòð òúôñîö ùöõù üîöó óôúîï atematika ô î ðòöòïò îôñîö ùîï ùîï òúôõî îöó òúü üöóîö òöóîö ñòïôïôöó øòú òóô ertemuan ntþ nonsÿ ÿtmÿtkÿ ) Eksplorasi íîïîð ñòóôîõîö òñ øïùúî ôû óüúüý þÿ ÿsÿ nonsÿ ô î ðòð üîõ øòú îñîøîö úîðî îöîñ îöó ôõùöõùööî ô õòïòô ô ô î ðòïîñüñîö øòú îñîøîö úîðî îöîñ ô òøîö ñòïî ÿmÿtkÿ ô î ðòöóôõüöó ñòïôïôöó òö î øòú òóô øîöîöó ô ñòïî ô î ðòöòïò îôñîö ùîï òúôõî îöó òúü üöóîö òöóîö ñòïôïôöó øòú òóô øîöîöó ô î ðòöò üõñîö ñòóüöîîö õüð üîö ô î ðòöò üõñîö ùöõù îîö ðîñîöîö îöó òúî îï îúô ò îö ô î ðòöò üõñîö ñòóüöîîö îôú îóô ñòô üøîö ðîöü ôî n rtmuÿ! x nt "n ÿmÿtkÿ) Eksplorasi íîïîð ñòóôîõîö òñ øïùúî ôû óüúüý ô î ðòð òúôñîö ùöõù õòöõîöó îúî îúî ðòïò õîúôñîö îïîð ô î ðòöò üõñîö îúî ðòöóòðîõ îîö õîð îöó "n ô î ðòöòïî ñîö îï îöó ðòöî ô ñò îöóóîîö îöó î #ö ùöò ôî ô î ðòöò üõñîö ò òúîøî î ôï ñîúî îöó î #ö ùöò ôî ô î ðòöò üõñîö îúî ðòöóîúóîô î ôï ñîúî îöó î #ö ùöò ôî ÿmÿtkÿ ô î ðòöò üõñîö òö î òö î îöó òú òöõüñ øòú òóô ô î ðòöòïò îôñîö ùîï ùîï îöó òúü üöóîö òöóîö ïüî øòú òóô rtmuÿ! ntþ nonsÿ ÿtmÿkÿ) Eksplorasi êëì

311 '()(* +,-.(/(0,+12)34( :9s9 ;ndonesi9 <.1=( B.()(*. <.1=( *,0-60-+(2+(0 B.()(*.0A( <.1=( *,0(0--(2. A(0- /,4>(B. 2(B( /,*(0 1,C(0-+60A( ;DE F646 C,4B B,0-(0 1.1=( /,0/(0-2,0-,4/.(0 B(0 +,-60((0 6(0- <.1=( *,0>,)(1+(0 2,0-,4/.( <.1=( *,0A,C6/+(0( *(/( 6(0-0,-(4( )(.0 Gatematika <.1=( *,0--(*C(4 2,41,-. B,0-(0 C,4C(-(. 6+64(0 A(0- B.C,4.+(0-646 <.1=( )6(1 2,41,-. /,41,C6/ Dertemuan;;; H I J KL MNnOtP8Q ;nronnso9s ;DTS Eksplorasi '()(* +,-.(/(0,+12)34( G9UNm9UOk9) 89:9s9 ;nronnso9 F646 *,*C(?(+(0 1,C6(@ <.1=( *,0>,)(1+( A(0- B.C(?(+(0-646 <.1=( *,*C(?(+( B. B,2(0 +,)(1 ;DT <.1=( C,4B /,0/(0-2,4C,B((0 ) (0 +3/34 B(0 C,41.@ <.1=( *,*C6(/ +).2.0- /,0/(0- ) (0 C,41.@ B(0 +3/34 G9UNm9tOk9 <.1=( *,0-@./60- )6(1 C,0B( 2,41,-. A(0- C,4(B( B. +,)(1 <.1=( *,0A,),1(.+(0 13()V13()?,4./( A(0- C,4@6C60-(0 B,0-(0 )6(1 2,41,-. GOnWWX ;;; DNrtNmu9Y ; H I x KL MNnOtP;DTS DZnS Eksplorasi '()(* +,-.(/(0,+12)34( G9UNm9tOk9) ;DT <.1=( *,0B (0 1,?(4( C,4+,)3*23+ /,0/(0- /.0B(+(0V/.0B(+(0 +,2,B6).(0 /,4@(B(2 ) (0 F646 B(0 1.1=( C,4/(0A( >(=(C *,0-,0(. /.0B(+(0V/.0B(+(0 A(0- *,461(+ ) (0 DZn <.1=( C,4B ,?(4( C,4+,)3*23+ /,0/(0-24.)(+6 A(0- *,060>6++(0 4(1( C(0--( 1,C(-(. (0(+ [0B30,1.( \,/6( +,)3*23+ B B. B,2(0 +,)(1 G9UNm9tOk9 <.1=( *,0A,C6/+(0 C,0B(VC,0B( A(0- C,4C,0/6+ 1,-. 2(0>(0- <.1=( *,0A,),1(.+(0 13()V13() A(0- C,4@6C60-(0 B,0-(0 )6(1 2,41,-. 2(0>(0- $%&

312 `ertemuab cc d e f gh ijnktlmn cnoonjskap c`qp ratjmaskka) Eksplorasi tuvuw xyz{u u} yx~v u~{ zƒ ƒ ma asa cnoonjska ƒ ƒ wy} yvu~xu} y ƒ} ƒx ˆu u wyw ƒu wu{}u} Š{~ u wyw ƒu wu{}u} ywu y}~{v Œu { xu } c`q Š{~ u y Œ{~xƒ~{ ~yˆu u y xyv w x wy}zy}u{ yw ƒu u} Œu u yvu} u Š{~ u wy}ˆu u Žu zu u u}z u}z y uœu Œ{ x y u~{ ~yx vuž ~yˆu u y xyv w x rasjmatkka Š{~ u wy}zzuw u y ~yz{ u} u}z Œy}zu} y uzu{ ƒxƒ u} u}z Œ{ y {xu} zƒ ƒ Š{~ u wy}zž{ ƒ}z vƒu~ y ~yz{ u} u}z u}z Œ{zuw u } u `jrtjmuab ccc d e f gh ijnktlmn cnoonjskap c` p rasjmaskka) Eksplorasi tuvuw xyz{u u} yx~v u~{ zƒ ƒ ma asa cnoonjska Š{~ u wyw ƒu ƒ{~{ Œu { zuw u u}z Œ{ y {xu} zƒ ƒ Š{~ u wy}ƒv{~xu} ƒ{~{ Œy}zu} ywu užvu u} c` Š{~ u wy} yvu~xu} Œuwux y}y u}zu} Ž } Ž } ~yˆu u ~yw u u}zu} Š{~ u wy} y ƒ xu} ux{ u Œu { wy}u}zxu {xu} Œy}zu} užu} yvyœux Š{~ u wy} yvu~xu} Œuwux xy ƒ~uxu} v{}zxƒ}zu} uz{ xyž{œƒu} rasjmatkka Š{~ u wy} yvy~u{xu} ~ uv ~ uv ˆy { u u}z y Žƒ ƒ}zu} Œy}zu} vƒu~ y ~yz{ u} u}z Elaborasi tuvuw xyz{u u} yvu u~{ zƒ ƒ wyw {u~uxu} y~y u Œ{Œ{x wyw uˆu Œu} wy}ƒv{~ u}z y uzuw wyvuvƒ{ ƒzu~ ƒzu~ y y} ƒ u}z y wux}u wyw us{v{tus{ ysyrtu Œ{Œ{x wyvuvu{ yw yr{u} tuzus Œ{sxus{ Œu} vu{} vu{} u} ux wywu}ˆuvxu} zuzusu} uru u{x syˆuru v{su} wuuƒ} yrtuv{s wyw yr{ xysywutu} u} ux yr{x{r wy}zu}uv{s{s wy} yvysu{xu} wusuvuž Œu} yrt{}œux tu}u rusu tuxut wyw us{v{tus{ ysyrtu Œ{Œ{x Œuvuw yw yvu uru} x yrut{ Œu} x vu rut{ wyw us{v{tus{ ysyrtu Œ{Œ{x yrx wyt{s{ syˆuru syžut u} ux wy}{}zxutxu} ystus{ yvu ur wyw us{v{tus{ ysyrtu Œ{Œ{x wyw ƒut vu u} yxsv rus{ u}z Œ{vuxuxu} u{x v{su} wuuƒ} yrtuv{s syˆuru {}Œ{v{Œƒuv wuuƒ} xyv w x Konfirmasi tuvuw xyz{utu} x } {rwus{ zuru uru yrtu} u uwu ty}tu}z Žuv Žuv u}z yvuw Œ{xytuŽƒ{ s{swu ]^_

313 š œ œ ž Ÿœ š œ œ œÿœ š œ š œ œ œ š œ œ œ š š ž œ š œ œ ªœ š ž œ «egi n khir ±œ œ š žœ œ ² ž ³ š œ œ š œ œœ š ž œ œ š ž œ ªžœ œ œ ž Ÿœ š œ œ š œ œœ š ž œ œ š ž œ š ªž œ œ ž š œÿœ œ ž Ÿœ š š œ œ œ µ œ œ ªž š ž œ š š ž œ ªœ š œ œ š š œœ ž Ÿœ ªœ ž Ÿœ š ž œ œ š ž œ ªžœ œ œ ¹ º»¼½¾ À ¾ Á À»umÂÃr¾Ãl Ä Å Æ ÇÈ É Êš ªžªž œ ËšŸœ œœ š œ œœ È É Ìʲ ÍÈ ÏÈ ÑÈ ÒÈ 7È 8È 9È É Îœ š œ ž œ É Éœ œ œ Ì ªÐ š žœ É ÌÊ Ó ž Ð šªžœ Ëœ Éœ œ œ Ì ªÐ š žœ PšªÐ œ ÓÔ± ËÐ œ ªœ Îœ œ œ 10È Îšªžœ š š Ð ž ¾ l ÕÃr Ö Æ 1È œ œ µ œ œ œ ªœš œ 2È œ œ µ œ œ œ ž œªœ 3È œ œ µ œ œ œ œªœ 4È ËÐ œ 5È Ëž ž œ ž 6È Ð š 7È Øœ œ œ ªœ œ ž œ 8È Ùœ š š š œ œœ 9È P ž ž 10È ± œ œ 11È Éœ ªœ œ 12È É ªš œ œ Ú Õ ºÚ Ú º Û ÃknÜķ Ãs Ùš ªœ Ð š Ý ¾Ãntuķ Ãs

314 áâãäåæäæã çäåæèéæãæèæã éâåæêæ ëìíéâé çæã éâéîçæï ëâêðâåæñæìæã òndikótorôenõóöó óø ùompútúns ôù òô òô óúmót kó ûúkn k üúntuk ònstrumún ôún ló óø ýontþÿ ònstrumún ôù!! òô!! " òô! "! óúmót kó Þßà

315 '-n*l&*&+ %ndik&tor'en(&)&*&+,omp-t-ns*.-kn*k /-ntuk %nstrum-n 0ont12 %nstrum-n :8 ;489:8 <7:= =C:< D45?E: A: :8 ;489:8 <7:= >45=49? >:8F:89 /&2&s& %ngon-s*& >45D:B:>:8 ;:5? >4899:<:8 E4B= ;5:I: A:89 ;?3:D:B:8 >45D:B:>:8 =?89B:E ;:5? ;5:I: :8:B A:89 ;?EC8EC8 ;? I:=:<:6 A:89 E45F:;? ;:5? >45?=E?K: A:89 >48F4<:=:8 I4<:B7B:8 =4=7:E7 =4D:5: I:=:<:6 A:89 E45F:;? =4D:5: >7?=? ;489:8 B:E:L B:E: >7?=? ;489:8 >4896:A:E:8 ;:8 D:5: I4I37:E >4E78F7B I4I37:E >7?=? ;489:8 3:8E7:8 >7?=? ;489:8 E4I: E45E48E7 >45=49? M4<4=:?B:8 =C:< D45?E: A: :8 ;489:8 <7:= >45=49? >:8F:89 /&2&s& %ngon-s*& H N:B7B:8 >45D:B:>:8 ;:5? >4899:<:8 E4B= ;5:I: A:89 ;?3:D:B: O?57B:8<:6 >45D:B:>:8 =?89B:E ;:5? ;5:I: :8:B A:89 ;?EC8EC8 ;? E4<4J?=? P4<:=B:8<:6 I:=:<:6 A:89 E45F:;? ;:5? >45?=E?K: A:89 ;?:<:I? Q:9:?I:8: D:5: I48:899:>? >48F4<:=:8 I4<:B7B:8 =4=7:E7 =4D:5: <?=:8 Q:9:?I:8: I:=:<:6 A:89 E45F:;? =4D:5: <?=:8 P4<:=B:8 >7?=? ;489:8 B:E:LB:E: =48;?5? P4<:=B:8 >7?=? ;489:8 >4896:A:E:8 ;:8 4B=>54=? P4<:=B:8 D:5: I4I37:E I:?8:8 O7<?=B:8<:6 >4E78F7B I4I37:E I:?8:8 Q:9:?I:8: D:5: I4<489B:>? >4E78F7B O7<?=B:8<:6 >7?=? ;489:8 3:8E7:8 9:I3:5 O7<?=B:8<:6 >7?=? ;489:8 E4I: E45E48E7 NRM NI3:5 C3=45J:=?S #$$

316 VWWX YrZt[rZ\ ][nzl\z\^ _` abcdef ( ghijk djifeij ) lc` minof pbjqobjh rfcb 1` pcsion t iouuh voshr z` aor{cbuhsij t iovhwjhs voshr voshr t iovhwjhs foxjk voshr t iouuh shkhg lc` msnof prjtorjh rfcb _` por hshuh t vofor hshuh t fhdhsw}fhdhsw for hshuh t qjdhf vofor hshuh y T z _ y z _ z` ahrtjsjnhsj t hftj{ vornhrtjsjnhsj t fhdhsw}fhdhsw hftj{ t qjdhf hftj{ y z _ T` ~ouvhr aosjkhjhs lc lhuh rjswh por hshuh aor{cruhs ahrtjsjnhsj arcdef uukhg rfcb ljkhj _` z` T` y` ` ` ` ƒ` ` m m ml [nš[t\ uz Y[p\l\ Œ[kol\ ljkhj ˆ ( uukhg ifcb uukhg ifcb uhfsjuhk ) X _U` Œ\ \m\^ \^u\ Z š uruœ[m\tzky[l\ WWW ŽZpron ŒX]ŽX W] ž\ÿzz\ Wk\ osz\^z ŒX]ŽX W]X TUU

317 ª «ª ±²³ ª ± µ«µ ± «

318 ¹

319 º»º

320 ¼½¾

321 ÀÁ

322 ÂÃÄ

323 ÅÆÇ

324 ÈÉÊ

325 ËÌÍ

menetapkan olahraga perlu makin ani bagi setiap anggota masyarakat, nasional yaitu memasyarakatkan masyarakat. Tak hanya itu saja

menetapkan olahraga perlu makin ani bagi setiap anggota masyarakat, nasional yaitu memasyarakatkan masyarakat. Tak hanya itu saja ! " # $ $ %! & '! ( ) ) ' * % ) ' # + )! )! ' ),! &! ) % ( - ( " ( # + & ( )! &! ) %. % & ' (! # ' ) + #! ) ' $ ) ( / * * * 0 1 ) ' ( ( ) ( +! +! ' ( % $ ) ( & + / $ & 0 2 3 4 5 6 4 7 8 9 4 5 : ; 4 < =

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN SHALAT DHUHA DAN ZUHUR BERJAMAAH DI SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA TAHUN AJARAN

PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN SHALAT DHUHA DAN ZUHUR BERJAMAAH DI SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA TAHUN AJARAN PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM KEGIATAN SHALAT DHUHA DAN ZUHUR BERJAMAAH DI SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016-2017 Disusum sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBIASAAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH XI MANGKUYUDAN SURAKARTA DALAM MEMBANGUN KARAKTER RELIGIUS

PROGRAM PEMBIASAAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH XI MANGKUYUDAN SURAKARTA DALAM MEMBANGUN KARAKTER RELIGIUS PROGRAM PEMBIASAAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH XI MANGKUYUDAN SURAKARTA DALAM MEMBANGUN KARAKTER RELIGIUS Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

DALAM A DASAR

DALAM A DASAR PEMBIASAAN SHALAT DHUHA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI BERIBADAH SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH PK KARTASURA TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF BAGI GURU DI SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA

IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF BAGI GURU DI SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF BAGI GURU DI SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Progam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENINGKATKAN KESADARAN PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 KALIBAGOR

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENINGKATKAN KESADARAN PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 KALIBAGOR PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENINGKATKAN KESADARAN PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 KALIBAGOR SKRIPSI EKA PRASTIA NURLIANO 1301030023 PENDIDIKAN PANCASILA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BANGSA (Studi Situs SMA Negeri 1 Kaliwungu) TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BANGSA (Studi Situs SMA Negeri 1 Kaliwungu) TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BANGSA (Studi Situs SMA Negeri 1 Kaliwungu) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA) Diajukan Kepada. Program Studi Magister Manajemen

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA) Diajukan Kepada. Program Studi Magister Manajemen PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA) Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DI SDN KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2016/2017 TESIS

PENGELOLAAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DI SDN KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2016/2017 TESIS PENGELOLAAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DI SDN KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2016/2017 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER REBANA DI SD NEGERI 1 KARANGRAYUNG GROBOGAN TESIS

PENGELOLAAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER REBANA DI SD NEGERI 1 KARANGRAYUNG GROBOGAN TESIS PENGELOLAAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER REBANA DI SD NEGERI 1 KARANGRAYUNG GROBOGAN TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Pendidikan Nilai Nasionalisme... (Sarah Atikah Tsamarah) 2.773 PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO EDUCATION OF NATIONALISM VALUE IN SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Oleh: Sarah

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERMUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA KELAS BAWAH DI SDII AL ABIDIN SURAKARTA TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERMUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA KELAS BAWAH DI SDII AL ABIDIN SURAKARTA TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERMUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA KELAS BAWAH DI SDII AL ABIDIN SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI PEMBERDAYAAN ORGANISASI SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH 21 BALUWARTI SKRIPSI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan

Lebih terperinci

commit to user ÞßÞ ÓÛÌÑÜÛ ÐÛÒÛÔ Ì ßÒ

commit to user ÞßÞ ÓÛÌÑÜÛ ÐÛÒÛÔ Ì ßÒ ÞßÞ ÓÛÌÑÜÛ ÐÛÒÛÔ Ì ßÒ ßò Ì»³ ¼ ² É µ «Ð»²» ² ïò Ì»³ л²» ² л²» ² ¼ µ«µ ² ¼ ³ ²¹µ»² ««² ² µ ²¹ ¾» «¼«Î»ª± «ÐÕ ¼ Ó ¼ «², dilaksanakan dengan cara «¼» «¼» «µ ²ó» «µ ² ³ ««² ¾«µ«ó¾«µ«µ±»µ ¾ ¼ ¼ ² «¼ ±¾» ª

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

º ÃÌÇÊ ÃÍÆ Á à ÊÀ ËÁÄ Æ Ê Æ ÁÆ ÊÁÆ º½º¾ Ë ÐÐ Ë ÐÐ Ô ÖÐÙ Ò Ö ÓÖ Ò Ñ ÑÔÙ Ñ Ð Ò Ò ØÙ ¹ØÙ Ý Ò Ô ÖÐÙ Ð Ñ ÔÖÓ Ý Ò ÖÙº Ë ÐÐ Ø Ù ØÖ ÑÔ Ð Ò Ø Ö ÙØ ÑÙÒ Ò Ö Ø Ø

º ÃÌÇÊ ÃÍÆ Á à ÊÀ ËÁÄ Æ Ê Æ ÁÆ ÊÁÆ º½º¾ Ë ÐÐ Ë ÐÐ Ô ÖÐÙ Ò Ö ÓÖ Ò Ñ ÑÔÙ Ñ Ð Ò Ò ØÙ ¹ØÙ Ý Ò Ô ÖÐÙ Ð Ñ ÔÖÓ Ý Ò ÖÙº Ë ÐÐ Ø Ù ØÖ ÑÔ Ð Ò Ø Ö ÙØ ÑÙÒ Ò Ö Ø Ø ÃÌÇÊ ÃÍÆ Á à ÊÀ ËÁÄ Æ Ê Æ ÁÆ ÊÁÆ Ê Ò Ò Ö Ò Ò Û Ò Ø ØÓ ÓÒ È Ø Ö ÖÙ Ö º½ ØÓÖ¹ ØÓÖ ÃÙÒ Ð Ñ È Ò Ñ Ò Ò ÈÊ ÍÒØÙ Ù ÒÝ Ù ØÙ Ù Ò ÔÖÓ Ö Ò Ò Ö Ò Èʵ Ý Ò Ô Ð Ò Ô ÒØ Ò Ù ÒÐ Ñ Ò Ø Ù ¹ Ñ Ò Ö ÒÝ Ñ Ð Ù Ò Ö Ò Ò Ö Ò Ø Ø

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung 116 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Budaya Religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol

Lebih terperinci

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA TERHADAP SEKOLAH YANG MENYENANGKAN DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT SURAKARTA

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA TERHADAP SEKOLAH YANG MENYENANGKAN DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT SURAKARTA PERSEPSI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN SISWA TERHADAP SEKOLAH YANG MENYENANGKAN DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara. mengabdi kepada Allah. Dengan mengamalkan ajaran agama, itu

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara. mengabdi kepada Allah. Dengan mengamalkan ajaran agama, itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama adalah suatu kepercayaan yang berisi norma-norma atau peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara manusia dengan Sang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

ÞßÞ Ì ÒÖßËßÒ ÐËÍÌßÕß. Ó»²» Ò»¹ Õ±» ¼ ² Ë Õ»½ Ó»²»²¹ øó»²»¹µ± ¼ ² ËÕÓ. «² ² ²¹ ¾ ² µ Î ïòðððòðððòðððôððò. îò Ë Ó»²»²¹ ¼»² «³ µ ¹ ²»¹ ²¼±²» ²¹

ÞßÞ Ì ÒÖßËßÒ ÐËÍÌßÕß. Ó»²» Ò»¹ Õ±» ¼ ² Ë Õ»½ Ó»²»²¹ øó»²»¹µ± ¼ ² ËÕÓ. «² ² ²¹ ¾ ² µ Î ïòðððòðððòðððôððò. îò Ë Ó»²»²¹ ¼»² «³ µ ¹ ²»¹ ²¼±²» ²¹ ÞßÞ Ì ÒÖßËßÒ ÐËÍÌßÕß ßò Ë Ó µ ±ô Õ»½ ô ¼ ² Ó»²»²¹ Ü»º ² ËÓÕÓ øë Ó µ ± Õ»½ Ó»²»²¹ ³»²««Õ»³»²» ² Ó»²» Ò»¹ Õ±» ¼ ² Ë Õ»½ Ó»²»²¹ øó»²»¹µ± ¼ ² ËÕÓ ïò Ë Õ»½ ¼ ² Ó µ ± ¼»² «³ µ ¹ ²»¹ ²¼±²» ²¹ ³»³ µ µ»µ ² ¾» ¼

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017 ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP. Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI A

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP. Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI A ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI PUNUNG KABUPATEN PACITAN TESIS

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI PUNUNG KABUPATEN PACITAN TESIS PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI PUNUNG KABUPATEN PACITAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan

Lebih terperinci

THE INTEGRATION OF CHARACTER EDUCATION VALUES INTO THE SERVING TECHNIQUE SUBJECT AMONG STUDENTS OF SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

THE INTEGRATION OF CHARACTER EDUCATION VALUES INTO THE SERVING TECHNIQUE SUBJECT AMONG STUDENTS OF SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA PELAJARAN TATA HIDANG SISWA SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA Oleh: Penulis : Sri Patmawati Dosen Pembimbing : Prihastuti Ekawatiningsih, M. Pd E-mail : sripatmaw@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017 PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017 Skripsi diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK ASTA MITRA PURWODADI TESIS

PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK ASTA MITRA PURWODADI TESIS PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK ASTA MITRA PURWODADI TESIS Disusun Untuk Memenuhi Syarat pencapaian Gelar Magister Administrasi Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK SISWA KELAS 2 MIM PK KARTASURA BERDASARKAN BUKU DO A YUK BERDO A BERSAMA SAHABAT BINTANG Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Gelar Sarjana

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENDANGAN DEPAN DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENDANGAN DEPAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENDANGAN DEPAN DALAM PENCAK SILAT MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 2 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Kualitas pendidikan suatu negara merupakan indikator keberhasilan dari maju tidaknya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM BERORIENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DI MTs NEGERI SRAGEN

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM BERORIENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DI MTs NEGERI SRAGEN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM BERORIENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DI MTs NEGERI SRAGEN T E S I S Diajukan Kepada Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SD NEGERI LOCONDONG SEBAGAI JUARA SEKOLAH SEHAT TINGKAT NASIONAL

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SD NEGERI LOCONDONG SEBAGAI JUARA SEKOLAH SEHAT TINGKAT NASIONAL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SD NEGERI LOCONDONG SEBAGAI JUARA SEKOLAH SEHAT TINGKAT NASIONAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMP NEGERI 3 PURWOREJO

PENGELOLAAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMP NEGERI 3 PURWOREJO PENGELOLAAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMP NEGERI 3 PURWOREJO TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017 AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh:

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH ALAM SURYA MENTARI TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

Diajukan oleh: Dyah Novitasari A

Diajukan oleh: Dyah Novitasari A PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI MODELING THE WAY DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN 3 CANDISARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VIII DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VIII DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT i DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VIII DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Implementasi Pendidikan Karakter Religius di SD Budi Mulia Dua Sedayu Bantul

Implementasi Pendidikan Karakter Religius di SD Budi Mulia Dua Sedayu Bantul Implementasi Pendidikan Karakter Religius di SD Budi Mulia Dua Sedayu Bantul Refi Swandar Universitas PGRI Yogyakarta Refiupy303@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK FARMASI PUTRA BANGSA SALATIGA TESIS

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK FARMASI PUTRA BANGSA SALATIGA TESIS PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK FARMASI PUTRA BANGSA SALATIGA TESIS Diajukan kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

IMANUEL DALAPANG K

IMANUEL DALAPANG K HALAMAN JUDUL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENGELASAN LAS LISTRIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM PADA SISWA KELAS X TPM II SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : ASAF SIDIQ A

Diajukan Oleh : ASAF SIDIQ A INOVASI SD MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH KONDUSIF Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

ÍÌÎßÌÛÙ ÐÛÓßÍßÎßÒ ÖßÍß ÐßÜß ÝÊò ÍÑÔÑ ßÒÙÕßÍß ËÌßÓß ÒÛÌÉÑÎÕ ÍËÎßÕßÎÌß ÌËÙßÍ ßÕØ Î. Ñ» æ Í Ì ßÎÇßÒ ßÒÌ ÕßÍßÎ Üïëðçðèî

ÍÌÎßÌÛÙ ÐÛÓßÍßÎßÒ ÖßÍß ÐßÜß ÝÊò ÍÑÔÑ ßÒÙÕßÍß ËÌßÓß ÒÛÌÉÑÎÕ ÍËÎßÕßÎÌß ÌËÙßÍ ßÕØ Î. Ñ» æ Í Ì ßÎÇßÒ ßÒÌ ÕßÍßÎ Üïëðçðèî ÍÌÎßÌÛÙ ÐÛÓßÍßÎßÒ ÖßÍß ÐßÜß ÝÊò ÍÑÔÑ ßÒÙÕßÍß ËÌßÓß ÒÛÌÉÑÎÕ ÍËÎßÕßÎÌß ÌËÙßÍ ßÕØ Î Ü «µ ² ˲ «µ Ó»³»²«Í»¾ ¹ ² л ² Ü ³ Ó»³» ±» Í»¾«² ʱµ ß Ó ¼ øßòó¼ò Ü ³ Þ ¼ ²¹ Ó ²»³»² ß¼³ ² Ñ» æ Í Ì ßÎÇßÒ ßÒÌ ÕßÍßÎ Üïëðçðèî

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

¾º Ì ÃÆÁÃ Ê Æ ÁÆ ÊÁÆ ½ Úº Å Ö Ò Ò Ò ÑÔÐ Ñ ÒØ º Ú º Å Ò Ô Ø Ò Ô Ö ØÙ Ù Ò ÑÔÐ Ñ ÒØ º Ú º Å Ò ÑÔÐ Ñ ÒØ Ò Ò ÔÖÓ ÖÙº Ú º Å Ð Ù Ò ØÖ Ò Ô Ò ÖÙº º ËØÖÙ ØÙÖ ÓÖ

¾º Ì ÃÆÁÃ Ê Æ ÁÆ ÊÁÆ ½ Úº Å Ö Ò Ò Ò ÑÔÐ Ñ ÒØ º Ú º Å Ò Ô Ø Ò Ô Ö ØÙ Ù Ò ÑÔÐ Ñ ÒØ º Ú º Å Ò ÑÔÐ Ñ ÒØ Ò Ò ÔÖÓ ÖÙº Ú º Å Ð Ù Ò ØÖ Ò Ô Ò ÖÙº º ËØÖÙ ØÙÖ ÓÖ ¾ Ì ÃÆÁÃ Ê Æ ÁÆ ÊÁÆ Ì ÓÒÐÝ Û Ý Û ³Ö Ó Ò ØÓ Ð Ú Ö ÓÒ Ø ÙÐÐ ÔÖÓÑ Ó Ö Ò Ò Ö Ò ØÓ Ø ÖØ ØÓ Ö Ò Ò Ö Ò Ñ Ò Ñ ÒØ Ý Ö Ò Ò Ö Ò ÓÙÖ ÐÚ ³ Â Ñ ÑÔÝ ¾º½ Å Ò Ô È ÖÐÙ Ì Ò Ì Ò ¹Ø Ò Ø ÖØ ÒØÙ Ô ÖÐÙ Ñ Ò Ò ÙÒØÙ Ñ Ð Ù Ò Ö Ò

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dengan kualitas-kualitas yang lebih baik. Untuk memenuhi. sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. produk dengan kualitas-kualitas yang lebih baik. Untuk memenuhi. sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumberdaya manusia yang kompetitif dalam pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tidak mengabaikan aspek substansial yaitu spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH PESANTREN PUTRI AL-MAWADDAH PONOROGO (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Pesantren Putri Al-Mawaddah Ponorogo 2014) SKRIPSI Oleh: ANNISA RIF ATUN NOOR AZIZAH

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: ANIDA ISTIQOMAH AL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi 99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Strata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Strata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar IMPLEMENTASI STRATEGI POINT-COUNTERPOINT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KARANGASEM I TANON SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Skripsi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 01 KARANGANYAR TESIS. Diajukan Kepada

PENGELOLAAN EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 01 KARANGANYAR TESIS. Diajukan Kepada PENGELOLAAN EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 01 KARANGANYAR TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

ÐÎÑÜËÕÍ ÐÛÍßÒ ÜßÒ ÐÛÓÞÛÒÌËÕßÒ ÌØÛßÌÛÎ ÑÚ Ó ÒÜ ÜßÔßÓ Ú ÕÍ Ó Ò Ü ÌÉ ÌÌÛÎ

ÐÎÑÜËÕÍ ÐÛÍßÒ ÜßÒ ÐÛÓÞÛÒÌËÕßÒ ÌØÛßÌÛÎ ÑÚ Ó ÒÜ ÜßÔßÓ Ú ÕÍ Ó Ò Ü ÌÉ ÌÌÛÎ ÐÎÑÜËÕÍ ÐÛÍßÒ ÜßÒ ÐÛÓÞÛÒÌËÕßÒ ÌØÛßÌÛÎ ÑÚ Ó ÒÜ ÜßÔßÓ Ú ÕÍ Ó Ò Ü ÌÉ ÌÌÛÎ ø Í «¼ Ü» µ º Õ«º л» л²«Ú µ ³ ² ¼ ³ Ó»³ ±¼«µ Pesan yang Membentuk Ì»» ±º Ó ²¼ di Twitter ÍÕÎ ÐÍ Ü ««² Ñ» æ ÚÌßÎ ß ÒËÎ ßÎ ÛÍÌß Üðîðèðéî

Lebih terperinci

KESIAPAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SDN 01 KEBAK DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

KESIAPAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SDN 01 KEBAK DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI KESIAPAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SDN 01 KEBAK DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Oleh : ROHMAWATI

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DEMOKRATIK DALAM MENGEMBANGKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN PELAJARAN

IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DEMOKRATIK DALAM MENGEMBANGKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN PELAJARAN IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DEMOKRATIK DALAM MENGEMBANGKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, sudah selayaknya menjadikan religius sebagai karakter bangsa. Hal ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor kunci yang memegang peranan terbesar dalam kemajuan suatu bangsa dan peradaban. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Carangan NO. 22 Surakarta tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA PEMBINAAN AKHLAK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH AYAH KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA PEMBINAAN AKHLAK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH AYAH KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UPAYA PEMBINAAN AKHLAK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH AYAH KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-I Oleh ARYANTI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DALAM MEMBENTUK SIKAP KEDISIPLINAN SERTA MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DALAM MEMBENTUK SIKAP KEDISIPLINAN SERTA MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DALAM MEMBENTUK SIKAP KEDISIPLINAN SERTA MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII A MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING DI SMP N 1 MLATI SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII A MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING DI SMP N 1 MLATI SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII A MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING DI SMP N 1 MLATI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Keteladanan Guru (Studi Deskriptif Analitik terhadap Siswa dan Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,

Lebih terperinci

SUPERVISI PENGAWAS. Sosialisasi dan Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter. Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Maret 2017

SUPERVISI PENGAWAS. Sosialisasi dan Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter. Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Maret 2017 Sosialisasi dan Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter SUPERVISI PENGAWAS Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, 14-19 Maret 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pokok Materi Supervisi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: RANI DWI WINASIS

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: RANI DWI WINASIS PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 SOKARAJA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH KREATIF SI DOEL TUGAS AKHIR SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH KREATIF SI DOEL TUGAS AKHIR SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH KREATIF SI DOEL TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN DAN DAUR ULANG LIMBAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X IPS 1 SMA N 2 BOYOLALI SKRIPSI Oleh : GILANG AKBAR NUGROHO K4313034

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: DYAH DWI HAPSARI K7109065 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SDN 1 KARANGASEM WIROSARI GROBOGAN TESIS

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SDN 1 KARANGASEM WIROSARI GROBOGAN TESIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SDN 1 KARANGASEM WIROSARI GROBOGAN TESIS Diajukan Kepada Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SD MUHAMMADIYAH 1 WONOGIRI

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SD MUHAMMADIYAH 1 WONOGIRI PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SD MUHAMMADIYAH 1 WONOGIRI TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS REVIEW FILM DAN DRAMA DI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 (STUDI KASUS)

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS REVIEW FILM DAN DRAMA DI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 (STUDI KASUS) PEMBELAJARAN MENULIS TEKS REVIEW FILM DAN DRAMA DI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 (STUDI KASUS) SKRIPSI Oleh: INNA RIZKI APRIYANTI K1213035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP ISLAM TERPADU (IT) ABU BAKAR YOGYAKARTA SKRIPSI

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP ISLAM TERPADU (IT) ABU BAKAR YOGYAKARTA SKRIPSI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP ISLAM TERPADU (IT) ABU BAKAR YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci