BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten
|
|
- Utami Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini maka telah dilakukan wawancara dengan responden penelitian yang hasilnya dipaparkan sebagai berikut: 1. Perencanaan Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. a) Penyusunan Program Pendidikan Karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang penyusunan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Penyusunan program pendidikan karakter di SD 2 Botumoputi disusun melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Penyusunan program pendidikan karakter dalam bidang intrakurikuler di integrasikan kesetiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Programnya melalui pembiasaan, disiplin, ketekunan belajar yang dilaksanakan di kelas. Sedangkan penyusunan program dalam bidang ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan pramuka, PMR dan kelestarian lingkungan. Penyusunan program pendidikan karakter ini dilakukan terintergrasi dengan penyusunan silabus mata pelajaran lain dan dilaksanakan setiap awal tahun ajaran. (1.1 HR. KEPSEK.W, ) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang penyusunan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa 33
2 Penyusunan program pendidikan karakter dilakukan mencakup 2 kegiatan utama yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Khusus untuk kegiatan intrakurikuler diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan kelestarian lingkungan, PMR dan pramuka. Dalam proses penyusunan program pendidikan karakter baik kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan secara bersama dalam rapat dewan guru khusus untuk membahas proses pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam semua mata pelajaran.(1.1 FB.GUR.1.W, ) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang penyusunan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Kami melakukan penyusunan program pendidikan karakter untuk kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Penyusunan program tersebut dilakukan karena pendidikan karakter merupakan bagian dari pendidikan yang perlu dimiliki siswa dalam upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kepribadian mereka. (1.1 HT.GUR.2.W, ) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang penyusunan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Penyusunan program pendidikan karakter dilakukan dalam dua kegiatan utama yaitu kegiatan yang berhuhungan dengan program intrakurikuler dan program ekstrakurikuler. Penyusunan program pendidikan karakter pda dua bidang tersebuit dimaksdukan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku positif sehingga mereka dapat menterjemahkan perilaku positif dalam kehidupannya. Dalam penyusunan program pendidikan karakter ini potensi siswa sebagai peserta didik menjadi salah satu rujukan utama yang diperhatikan sehingga upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas karakter siswa dapat dilakukan dengan baik.(1.1 RK.GUR.3.W, ) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa penyusunan program pendidikan karakter di SD 2 Botumoputi disusun melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Penyusunan program pendidikan karakter dalam bidang
3 intrakurikuler di integrasikan kesetiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Programnya melalui pembiasaan, disiplin, ketekunan belajar yang dilaksanakan di kelas. Sedangkan penyusunan program dalam bidang ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan pramuka, PMR dan kelestarian lingkungan. Penyusunan program pendidikan karakter ini dilakukan terintergrasi dengan penyusunan silabus mata pelajaran lain dan dilaksanakan setiap awal tahun ajaran Temuan lainnya bahwa penyusunan program pendidikan karakter diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Penyusunan program pendidikan karakter dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku positif sehingga mereka dapat menterjemahkan perilaku positif dalam kehidupannya. Dalam penyusunan program pendidikan karakter ini potensi siswa sebagai peserta didik menjadi salah satu rujukan utama yang diperhatikan sehingga upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas karakter siswa dapat dilakukan dengan baik. b) Kesiapan Bahan Dalam Mendukung Perencanaan Pendidikan Karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Upaya yang dilakukan dalam menyusun program pendidikan karakter sangat memerlukan dukungan kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan
4 pendidikan karakter. Adapun yang disiapkan dalam penyusunan program pendidikan karakter baik untuk bidang intrakurikuler dan ekstrakurikuler keduanya memiliki kemiripan yaitu : Kesiapan guru, KTSP, Silabus, dan RPP. Terkait dengan bahan atau materi yang disiapkan dalam membuat perencanaan pendidikan karakter yaitu semua bahan atau materi ajar yang digunakan oleh guru seperti silabus, RPP maupun KTSP. Khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler juga terkait dengan bahan yang berhubungan kegiatan PMR, pramuka dan kelestarian lingkungan Kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter yaitu dibuat melalui KTSP kemudian dijabarkan ke RPP dan silabus pada semua mata pelajaran.(1.2 HR. KEPSEK.W, ) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Bahan yang diguakan dalam mendukung pendidikan karakter cukup tersedia. Bahan ini dipilah dari dua kegiatan yaitu bahan untuk kegiatan intrakurikuler dan bahan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Bahan tersebut disiapkan oleh guru. Bahan yang disiapkan tersebut berupa buku sumber, kurikulum, materi serta buku penunjang relevan yang dapat mendukung penyusunan program pendidikan karakter. Kesiapan bahan ini sangat diperlukan agar pelaksanaan pendidikan karakter dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan pedoman pendidikan karakter. (1.2 FB.GUR.1.W, ) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Bahan yang disiapkan untuk mendukung perencanaan pendidikan karakter disiapkan oleh guru sebelum menyusun program pendidikan karakter. Bahan tersebut disusun bersama oleh guru dan dipandu oleh pengawas pendidikan yang ada di kecamatan. Bahan yang disiapkan guru tersebut antara lain buku penunjang, lingkungan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran. Bahan yang diperlukan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter ini sebagian telah disiapkan guru dan sebagian lainnya disiapkan sendiri oleh guru. Penyiapan bahan dalam upaya untuk mendukung pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu bentuk keseriusan guru untuk menerapkan konsep pendidikan karakter ini pada seluruh siswa. (1.2 HT.GUR.2.W, )
5 Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru tentang kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Bahan yang diperlukan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter sebagian telah disiapkan oleh sekolah dan sebagian lainnya disiapkan oleh guru dengan mengadakan sendiri materi pembelajaran yang mereka peroleh melalui majalah, koran, artikel atau dari internet dan itu menjadi sumber yang memperkaya bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter.(1.2 RK.GUR.3.W, ) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan dalam menyusun program pendidikan karakter sangat memerlukan dukungan kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter. Adapun yang disiapkan dalam penyusunan program pendidikan karakter baik untuk bidang intrakurikuler dan ekstrakurikuler keduanya memiliki kemiripan yaitu : Kesiapan guru, KTSP, Silabus, dan RPP. Terkait dengan bahan atau materi yang disiapkan dalam membuat perencanaan pendidikan karakter yaitu semua bahan atau materi ajar yang digunakan oleh guru seperti silabus, RPP maupun KTSP. Khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler juga terkait dengan bahan yang berhubungan kegiatan PMR, pramuka dan kelestarian lingkungan Kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter yaitu dibuat melalui KTSP kemudian dijabarkan ke RPP dan silabus pada semua mata pelajaran. Hasil penelitian bahwa bahan yang diperlukan dalam penyusunan program pendidikan karakter sebagian telah disiapkan oleh sekolah dan sebagian lainnya disiapkan oleh guru dengan mengadakan sendiri materi pembelajaran yang mereka peroleh melalui majalah, koran, artikel atau dari internet dan itu menjadi sumber yang
6 memperkaya bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter. Perangkat lain yang disiapkan sekolah dalam penyusunan program pendidikan karakter yaitu : Kesiapan guru, KTSP, Silabus, dan RPP. Terkait dengan bahan atau materi yang disiapkan dalam membuat perencanaan pendidikan karakter yaitu semua bahan atau materi ajar yang digunakan oleh guru seperti silabus, RPP maupun KTSP. Kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter yaitu dibuat melalui KTSP kemudian dijabarkan ke RPP dan silabus pada semua mata pelajaran Temuan lain bahwa bahan yang digunakan dalam mendukung pendidikan karakter cukup tersedia. Bahan tersebut disiapkan oleh guru. Bahan yang disiapkan tersebut berupa buku sumber, kurikulum, materi serta buku penunjang relevan yang dapat mendukung penyusunan program pendidikan karakter. Kesiapan bahan ini sangat diperlukan agar pelaksanaan pendidikan karakter dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan pedoman pendidikan karakter. c) Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam Penyusunan Program Dan Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran, informan ini menjelaskan bahwa: Nilai-nilai karakter yang dimasukan dalam perencanaan pendidikan karakter baik dalam program intrakurikuler maupun dalam program ekstrakurikuler memiliki kesamaan dan disesuaikan dengan tema kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik, buruk memelihara apa yang baik dan
7 mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati..(1.3 HR. KEPSEK.W, ) Terkait dengan cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran informan ini menjelaskan bahwa: Cara memasukan nilai karakter baik kedalam mata pelajaran yaitu dimasukan melalui RPP yang diajarkan setiap hari. Nilai-nilai tersebut ditulis pada bagian tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran..(1.3 HR. KEPSEK.W, ) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam mata pelajaran adalah Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain, Jujur yaitu berupa perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dan masih banyak lagi nilai-nilai lainnya yang dimasukkan sebagai bagian dari nilai karakter. (1.3,FB.GUR.1.W, ) Terkait dengan cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran informan ini menjelaskan bahwa: Cara memasukan nilai karakter kedalam mata pelajaran yaitu dengan cara memasukkan melalui RPP yang diajarkan setiap hari. Nilai-nilai tersebut ditulis pada bagian tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran. (1.3,FB.GUR.1.W, ) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa Nilai-nilai karakter yang dimasukkan atau diintegrasikan ke dalam mata pelajaran meliputi; Kerja Keras yaitu berupa Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, Kreatif yaitu berupa cara bberpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki, Mandiri yaitu berupa sikap dan
8 perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas, demokratis yaitu berupa cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain, rasa ingin tahu yaitu berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. (1.3, HT.GUR.2.W, ) Temuan lainnya tentang nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran, informan ini menjelaskan bahwa Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran yaitu semangat Kebangsaan berupa Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya, Cinta Tanah Air yaitu berupa Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menghargai Prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain, bersahabat/komunikatif yaitu berupa tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain, cinta Damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.serta nilai lainnya.(1.3 RK.GUR.3.W, ) Terkait dengan cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran informan ini menjelaskan bahwa: Cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran yaitu dengan cara memasukkan melalui silabus dan RPP. Nilai-nilai tersebut ditulis dapat dimuat pada tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran. Dengan cara seperti ini maka nilai-nilai tersebut dapat dikembangkan.(1.3 RK.GUR.3.W, ) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa terdapat banyak nilai karakter yang dimuat dalam rencana pembelajaran untuk dibelajarkan kepada anak didik. Nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam mata pelajaran adalah Religius
9 yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain, Jujur yaitu berupa perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dan masih banyak lagi nilai-nilai lainnya yang dimasukkan sebagai bagian dari nilai karakter Cara memasukan nilai karakter kedalam mata pelajaran yaitu dimasukan melalui RPP yang diajarkan setiap hari. Nilai-nilai tersebut ditulis pada bagian tujuan pembelajaran serta dimuat dalam langkah-langkah pembelajaran Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa perencanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo memuat tentang a) penyusunan program pendidikan karakter untuk kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler, b) kesiapan bahan dalam mendukung perencanaan pendidikan karakter, serta c) nilai-nilai karakter yang dimasukkan dalam penyusunan program dan integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran.
10 2. Pelaksanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. a) Prosedur pembelajaran pendidikan karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang prosedur pembelajaran pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Prosedur yang dilakukan untuk kegiatan intra dan ekstrakurikuler hamnpir sama, dimana keduanya hanya bersifat integrasi yaitu melekat dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Khusus dalam kegiatan intra dilakukan melalui penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran yang dilaksanakan guru setiap hari di kelas. Yang dilakukan guru untuk mengawali pembelajaran untuk mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran yaitu melalui keteladanan guru. Misalnya : Guru mengajak siswa untuk berdoa, guru juga turut berdoa. Keteladanan dan membiasakan anak untuk berdoa sebelum belajar merupakan contoh riil dari penanaman nilai karakter ketika membuka pelajaran. Selanjutnya ketika memasuki kegiatan inti maka guru akan fokus pada pencapaian tujuan dan indicator yang merupakan jabaran dari kompetensi dasar. Proses untuk mencapai tujuan, indicator dan kompetensi dasar tersebut disisipkan nilai-nilai karakter yang sebelumnya telah direncanakan untuk dimasukkan dalam RPP menjadi bagian dari nilai yang ditanamkan pada siswa. Dengan demikian maka nilai tersebut terbawakan atau terintegrasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan ekstra dilaksanakan sesuai tema kegiatan yang telah diprogramkan.(2.1 HR. KEPSEK.W, ) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Proses pembelajaran untuk menanamkan nilai karakter pada siswa dilakukan pada kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Pada kegiatan intrakurikulet dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian maka proses pencapaiannya tidak dilakukan terpisah tetapi menyatu dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Tahapan kegiatan atau prosedur yang dilakukan pun sama dengan tahapan pembelajaran yang dilaksanakan pembelajaran lainnya, yaitu diawali dengan pembukaan. Dalam hal ini guru membuka pelajaran dan nilai-nilai budi pekerti yang akan diintegrasikan ikut terbawakan dalam kegiatan membuka pelajaran tersebut, sampai dengan kegiatan inti dan kegiatan penutup. Semua berjalan
11 sebagaimana pembelajaran lainnya tetapi penekanan nilai karakter sangat nampak dalam proses pembelajaran tersebut. (2.1,FB.GUR.1.W, ) Terkait dengan cara memasukan nilai karakter ke dalam mata pelajaran informan ini menjelaskan bahwa: Prosedur yang ditempuh sama dengan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Tetapi dalam pembelajaran yang berbasis nilai karakter ini, setiap aktivitas belajar yang dilakukan siswa selalu diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter. Hal ini yang menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena nilai karakter ikut diterapkan dalam proses pembelajaran tersebut. (2.1,FB.GUR.1.W, ) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa Kegiatan membuka pelajaran dalam proses pembelajaran yang menanamkan nilai karakter memang cukup berbeda tetapi prosedur yang dilakukan sama. Perbedaannya yaitu terletak pada penekanan nilai karakter yang selalu diingatkan guru baik melalui ceramah maupun diskusi tentang bentuk perilaku yang perlu ditunjukkan siswa dalam pembelajaran. Dengan cara seperti ini maka kegiatan pembelajaran dalam prosesnya akan selalu diwarnai dengan upaya untuk mengingatkan anak agar melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan penanaman nilai-nilai karakter pada siswa. (2.1, HT.GUR.2.W, ) Temuan lainnya tentang prosedur pembelajaran pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berbasis nilai karakter dilakukan dengan membuka pelajaran dan mengawali kegiatan dengan berdoa. Setelah itu guru memandu melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan upaya untuk mencapai kompetensi dasar yang telah direncanakan. Proses tersebut ikut membawakan nilai-nilai karakter untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh yaitu bahwa untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran misalnya dalam segi keberhasilan dan disiplin Dari segi keberhasilan guru harus memberi contoh membuang sampah pada tempatnya agar siswa dapat mengikuti apa yang dilakukan atau yang diharapkan oleh guru.dari segi disiplin guru datang lebih awal kesekolah agar siswa tidak datang terlambat..(2.1 RK.GUR.3.W, )
12 Terkait dengan prosedur pembelajaran pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Prosedur yang ditempuh sama dengan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Proses pembelajaran untuk menanamkan nilai karakter pada siswa dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian maka proses pencapaiannya tidak dilakukan terpisah tetapi menyatu dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Intiniya adalah siswa dapat terbiasa dengan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran serta dapat mengaktualisasikan nilai karakter tersebut dalam konteks kehidupannya.(2.1 RK.GUR.3.W, ) Berdasarkan hasil wawancara di atas jelas menunjukkan bahwa prosedur yang dilakukan untuk kegiatan intra dan ekstrakurikuler hamnpir sama, dimana keduanya hanya bersifat integrasi yaitu melekat dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Khsusu dalam kegiatan intra berupa dalam pembelajaran untuk menanamkan pendidikan karakter tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan guru setiap hari di kelas. Yang dilakukan guru untuk mengawali pembelajaran untuk mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran yaitu melalui keteladanan guru. Misalnya : Guru mengajak siswa untuk berdoa, guru juga turut berdoa. Keteladanan dan membiasakan anak untuk berdoa sebelum belajar merupakan contoh riil dari penanaman nilai karakter ketika membuka pelajaran. Selanjutnya ketika memasuki kegiatan inti maka guru akan fokus pada pencapaian tujuan dan indicator yang merupakan jabaran dari kompetensi dasar. Proses untuk mencapai tujuan, indicator dan kompetensi dasar tersebut disisipkan nilai-nilai karakter yang sebelumnya telah direncanakan untuk dimasukkan dalam RPP menjadi bagian dari nilai yang
13 ditanamkan pada siswa. Dengan demikian maka nilai tersebut terbawakan atau terintegrasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan ekstra dilaksanakan sesuai tema kegiatan yang telah diprogramkan. Temuan lainnya menunjukkan bahwa kegiatan membuka pelajaran dalam proses pembelajaran yang menanamkan nilai karakter memang cukup berbeda tetapi prosedur yang dilakukan sama. Perbedaannya yaitu terletak pada penekanan nilai karakter yang selalu diingatkan guru baik melalui ceramah maupun diskusi tentang bentuk perilaku yang perlu ditunjukkan siswa dalam pembelajaran. Dengan cara seperti ini maka kegiatan pembelajaran dalam prosesnya akan selalu diwarnai dengan upaya untuk mengingatkan anak agar melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan penanaman nilai-nilai karakter pada siswa Berdasarkan temuan tersebut jelas menunjukkan bahwa prosedur yang ditempuh sama dengan pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Tetapi dalam pembelajaran yang berbasis nilai karakter ini, setiap aktivitas belajar yang dilakukan siswa selalu diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter. Hal ini yang menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena nilai karakter ikut diterapkan dalam proses pembelajaran tersebut. b) Tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Secara umum tujuan yang dirumuskan dalam pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Tujuan yang telah dirumuskan dalam pelaksanaan program
14 pendidikan karakter dapat dicapai apabila ada perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini selalu terarah pada hal yang positif. Rata-rata tujuan yang dirumuskan guru dalam upaya untuk mengemembangkan dan menanamkan nilai karakter dapat dicapai siswa. Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajarannya guru mengintegrasikan setiap tahapan pembelajaran dengan nilai karakter..(2.2 HR. KEPSEK.W, ) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Tingkat ketercapaian tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut. (2.2,FB.GUR.1.W, ) Terkait dengan tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Tujuan yang tekah dirumuskan dalam pendidikan karakter secara umum dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena ada upaya proaktif dari guru untuk memberdayakan potensi siswa dalam pembelajaran guna mencapai nilai karakter, serta adanya upaya siswa untuk secara sadar melaksanakan semua bimbingan dan arahan guru dalam melaksanakan nilai-nilai karakter.. (2.2,FB.GUR.1.W, ) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa: Tujuan yang telah durmuskan guru dan stakeholder lainnya dapat dicapai dengan baik. Tingkat ketercapaian tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut (2.2, HT.GUR.2.W, ) Temuan lainnya tentang tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa
15 Tujuan yang dirumuskan khususnya yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan karakter dapat dicapai melali aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan guru. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran berjalan dengan kondusif dan guru mampu memfasilitasi terjadinya peningkatan kompetensi anak dalam pembelalajaran...(2.2 RK.GUR.3.W, ) Terkait dengan tingkat ketercapaian tujuan pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Kondisi yang ada menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut..(2.2 RK.GUR.3.W, ) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa secara umum tujuan yang dirumuskan dalam pembelajaran dapat dicapai dengan baik.tujuan yang telah dirumuskan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter dapat dicapai apabila ada perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini selalu terarah pada hal yang positif. Rata-rata tujuan yang dirumuskan guru dalam upaya untuk mengemembangkan dan menanamkan nilai karakter dapat dicapai siswa. Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajarannya guru mengintegrasikan setiap tahapan pembelajaran dengan nilai karakter. Temuan lainnya bahwa tingkat ketercapaian tujuan dalam pendidikan karakter rata-rata dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada perubahan perilaku yang diharapkan. Selanjutnya hal tersebut di jabarkan dalam langkah pembelajaran sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut
16 Kondisi riil bahwa tujuan yang tekah dirumuskan dalam pendidikan karakter secara umum dapat dicapai dengan baik. Hal ini terjadi karena ada upaya proaktif dari guru untuk memberdayakan potensi siswa dalam pembelajaran guna memahami dan mengaktualiasikan nilai-nilai karakter, serta adanya upaya siswa untuk secara sadar melaksanakan semua bimbingan dan arahan guru dalam melaksanakan nilainilai karakter c) Perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Siswa mengalami perubahan yang cukup signifikan dari segi perilaku dan hal ini merupakan konsekuensi dari tercapainya tujuan pendidikan karakter. Secara riil perubahan perilaku siswa ini dapat dilihat dari perubahan perilaku mereka dalam melakukan aktivitas misalnya adanya perilaku yang menghargai teman, suka menolong, penyayang sesame, jujur, berani serta memilki sikap adil dalam mengambil keputusan. Hal ini merupakan bentuk perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setekah kegiatan pembelajaran selesai.(2.3 HR. KEPSEK.W, ) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Perubahan perilaku siswa ditandai dengan adanya perubahan sikap ke arah yang positif antara lain dapat dilihat dari olah pikir cerdas,kreatif, inovatif. Olah raga sehat, disiplin, bersahabat olah hati beriman dan bertaqwa, olah rasa/karsa ramah, gotong royong, mengutamakan kepentingan umum. (2.3,FB.GUR.1.W, ) Terkait dengan perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa:
17 Perubahan yang terjadi pada diri siswa dalam bentuk perubahan perilaku positif merupakan salah satu bentuk dari tercapainya tujuan program pendidikan karakter. Hal ini sebagai salah satu konsekuensi adanya penghayatan dan pengamalan siswa terhadap nilai-nilai karakter yang perlu dilaksanakannnya dalam kehidupan sehari-hari. Terjadinya perubahan perilaku ini antara lain ditunjukkan dengan munculnya sikap suka menolong, sabar, teguh pendirian, suka bersahabat, rajin, optimis serta memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi.. (2.3,FB.GUR.1.W, ) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa: Perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa ditunjukkan dengan danya sikap positif yang muncul dan mejadi kebiasaan baru dalam diri siswa, Kebiasaan positif yang baru tersebut antara lain nampak dalam bentuk perilaku mau berteman, rasa sosial tinggi, memiliki rasa taqwa kepada sang pencipta, mengutamakan kepentingan umum, suka menolong, tidak sombong, percaya diri yang tinggi. (2.3, HT.GUR.2.W, ) Temuan lainnya tentang perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Siswa mengalami banyak perubahan perilaku yang positif setelah menerima dan dibimbing dengan nilai karakter. Perubahan perilaku siswa tersebut ditunjukkan oleh beberapa perubahan perilaku sebagai berikut: jujur, berani serta memilki sikap adil dalam mengambil keputusan, mau berteman, rasa sosial tinggi, memiliki rasa taqwa kepada sang pencipta, mengutamakan kepentingan umum, dan suka menolong. (2.3 RK.GUR.3.W, ) Terkait dengan tingkat perubahan perilaku siswa sebagai konsekuensi ketercapaian tujuan pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa merupakan konsekuensi dari adanya pembinaan yang dilakukan guru secara progresif sehingga mampu meningkatkan kompetensi siswa dalam memahami perilaku yang perlu diaktualisasikan sebagai siswa. Hal ini yang selanjutnya melahirkan perilaku sikap suka menolong, sabar, teguh pendirian, suka bersahabat, rajin, optimis, sehat, disiplin, bersahabat olah hati beriman dan bertaqwa, ramah, gotong royong, mengutamakan kepentingan umum.(2.3 RK.GUR.3.W, )
18 Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa Siswa mengalami perubahan yang cukup signifikan dari segi perilaku dan hal ini merupakan konsekuensi dari tercapainya tujuan pendidikan karakter. Secara riil perubahan perilaku siswa ini dapat dilihat dari perubahan perilaku mereka dalam melakukan aktivitas misalnya adanya perilaku yang menghargai teman, suka menolong, penyayang sesame, jujur, berani serta memilki sikap adil dalam mengambil keputusan. Hal ini merupakan bentuk perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setekah kegiatan pembelajaran selesai. Temuan lainnya bahwa perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa ditunjukkan dengan danya sikap positif yang muncul dan mejadi kebiasaan baru dalam diri siswa, Kebiasaan positif yang baru tersebut antara lain nampak dalam bentuk perilaku mau berteman, rasa sosial tinggi, memiliki rasa taqwa kepada sang pencipta, mengutamakan kepentingan umum, suka menolong, tidak sombong, percaya diri yang tinggi. Kondisi riil bahwa perubahan yang terjadi pada diri siswa dalam bentuk perubahan perilaku positif merupakan salah satu bentuk dari tercapainya tujuan program pendidikan karakter. Hal ini sebagai salah satu konsekuensi adanya penghayatan dan pengamalan siswa terhadap nilai-nilai karakter yang perlu dilaksanakannnya dalam kehidupan sehari-hari. Terjadinya perubahan perilaku ini antara lain ditunjukkan dengan munculnya sikap suka menolong, sabar, teguh pendirian, suka bersahabat, rajin, optimis serta memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi.
19 d) Implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Pelaksanaan program pendidikan karakter memiliki implikasi yang sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pola sikap dan tingkah laku siswa yang semakin terarah dalam melakukan aktivitas. Perilaku siswa juga semakin terarah pada hal yang positif karena siswa dibiasakan melalui proses belajar untuk melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi siswa..(2.4 HR. KEPSEK.W, ) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Implikasi nyata dari program pendidikan karakter dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Siswa semakin memahami nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Pemahaman tersebut selanjutnya menjadi motivasi bagi siswa untuk mengaktualisasikannya dalam perilakunya sehari-hari. (2.4,FB.GUR.1.W, ) Terkait dengan implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter bagi perbaikan kepribadian anak yaitu : perubahan tingkah laku anak dari yang buruk menjadi baik, dari yang mereka tidak tahu menjadi tahu. (2.4,FB.GUR.1.W, ) Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa Program pendidikan karakter ini tidak hanya berimplikasi bagi siswa juga berimplikasi bagi guru. Implikasi bagi guru tersebut ditunjukkan dengan adanya kemampuan guru untuk memfasilitasi siswa guna menerapkan nilainilai karakter tersebut dalam konteks kehidupan siswa sehinngga hal tersebut menjadi kebiasaan positif yang membudaya dalam diri siswa. (2.4, HT.GUR.2.W, )
20 Temuan lainnya tentang implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Melalui pendidikan karakter makapara siswa diharapkan dapat menguasai materi yang keberhasilannya diukur hanya dengan kemampuan anak menjawab soal ujian (terutama dengan pilihan berganda). Karena orientasinya hanyalah semata-mata hanya untuk memperoleh nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak kepada perubahan perilaku, tidak pernah diperhatikan. Sehingga apa yang terjadi adalah kesenjangan antara pengetahuan moral (cognition) dan perilaku (action). Semua orang pasti mengetahui bahwa berbohong dan korupsi itu salah dan melanggar ketentuan agama, tetapi banyak sekali orang yang tetap melakukannya. Tujuan akhir dari pendidikan karakter adalah bagaimana manusia dapat berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah moral..(2.4 RK.GUR.3.W, ) Terkait dengan implikasi pelaksanaan program pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Bentuk implikasi dari pelaksanaan program pendidikan karakter yang dilaksanakan di Sekolah Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi misalnya : seorang siswa yang sering datang terlambat karena sudah mendapat peringatan atau arahan dari guru dan guru juga sudah memberi contoh datang lebih awal maka siswa tersebut tidak datang terlambat lagi. Artinya bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pribadi siswa sehingga menjadi lebih.(2.4 RK.GUR.3.W, ) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa Pelaksanaan program pendidikan karakter memiliki implikasi yang sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pola sikap dan tingkah laku siswa yang semakin terarah dalam melakukan aktivitas. Perilaku siswa juga semakin terarah pada hal yang positif karena siswa dibiasakan melalui proses belajar untuk melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi siswa. Melalui pendidikan karakter makapara siswa diharapkan dapat menguasai materi yang keberhasilannya diukur
21 hanya dengan kemampuan anak menjawab soal ujian (terutama dengan pilihan berganda). Karena orientasinya hanyalah semata-mata hanya untuk memperoleh nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak kepada perubahan perilaku, tidak pernah diperhatikan. Sehingga apa yang terjadi adalah kesenjangan antara pengetahuan moral (cognition) dan perilaku (action). Semua orang pasti mengetahui bahwa berbohong dan korupsi itu salah dan melanggar ketentuan agama, tetapi banyak sekali orang yang tetap melakukannya. Tujuan akhir dari pendidikan karakter adalah bagaimana manusia dapat berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah mora Implikasi nyata dari program pendidikan karakter dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Siswa semakin memahami nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Pemahaman tersebut selanjutnya menjadi motivasi bagi siswa untuk mengaktualisasikannya dalam perilakunya sehari-hari Program pendidikan karakter ini tidak hanya berimplikasi bagi siswa juga berimplikasi bagi guru. Implikasi bagi guru tersebut ditunjukkan dengan adanya kemampuan guru untuk memfasilitasi siswa guna menerapkan nilai-nilai karakter tersebut dalam konteks kehidupan siswa sehinngga hal tersebut menjadi kebiasaan positif yang membudaya dalam diri siswa. Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah
22 direncanakan sehingga memiliki implikasi positf bagi pelaksanaan program pendidikan karakter 3. Evaluasi program pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. a) Mekanisme Evaluasi Program Pendidikan Karakter Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang mekanisme evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menilai perkembangkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan nilai karakter dalam konteks kehidupannya. Evaluasi ini dilaksanakan pada program intrakurikuler dan ekstra kurikuler. Jenis evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi program pendidikan karakter yaitu menggunakan indicator-indikator keberhasilan baik melalui tes lisan, tulisan ataupun tingkah laku. Mekanisme evaluasi program pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan, baik disekolah maupun dirumah..(3.1 HR. KEPSEK.W, ) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Kegiatan evaluasi terhadap pendidikan karakter dilakukan secara rutin baik untuk program intrakurikuler dan program ekstrakurikuler. Evaluasi ini dilakukan setiap tiga bulan. Dalam evaluasi tersebut dibahas tentang pencapaian indicator nilai-nilai karakter yang dicapai siswa. Evaluasi tersebut dilakukan untuk menganalisis tingat ketercapaian program serta kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai karakter pada siswa. (3.1,FB.GUR.1.W, ) Terkait dengan mekanisme evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan ektsra dan intrakurikuler dalam menerapkan program pendidikan karakter serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya.. (3.1,FB.GUR.1.W, )
23 Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa: Kegiatan evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara internal oleh masing-masing guru dalam pembelajaran, serta dilaksanakan oleh oleh sekolah dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh tentang keberhasilan dan masalah yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter. Berbagai permasalahan yang muncul dianalisis serta dicarikan jalan pemecahannya sehingga masalah tersebut dapat diatasi dan siswa dapat menerapkan pendidikan karakter dalam konteks kehidupannya. (3.1, HT.GUR.2.W, ) Temuan lainnya tentang mekanisme evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Evaluasi program pendidikan karakter merupakan bagian dari upaya untuk memperbaiki dan mengoptimalkan penguasaan siswa atas kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dalam penerapan pendidikan karakter. Evaluasi dilakukan oleh guru mata pelajaran dan menghasilkan nilai sikap, sementara evaluasi secara umum dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melakasnakan program.. (3.1 RK.GUR.3.W, ) Terkait dengan mekanisme evaluasi program pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Kegiatan Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menilai perkembangkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan nilai karakter dalam konteks kehidupannya. Kegiatan evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara internal oleh masing-masing guru dalam pembelajaran, untuk kegiatan intrakurikuler dan kegiata ekstrakurikuler serta dilaksanakan oleh oleh sekolah dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh tentang keberhasilan dan masalah yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter.evaluasi yang dilakukan mampu untuk mengetahui perkembangan ketercapaian dalam program pendidikan karakter apabila ada kerja sama antara guru yang ada disekolah dengan orang tua siswa. Dilakukan jika hasil evaluasi menunjukan beberapa nilai karakter tidak dapat dicapai dengan baik apabila :a) guru mengulang kembali evaluasi yang telah dilakukan, b) guru memberi tugas tambahan kepada siswa, apa yang dikerjakan disekolah akan dikerjakan kembali dirumah dan harus ada bukti persetujuan orang tua bahwa siswa tersebut mengerjakan tugasnya.contoh :
24 Siswa itu hanya disekolah rajin menyapu tetapi dirumah tidak pernah menyapu. ( 3.1 RK.GUR.3.W, ) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan dalam menerapkan program pendidikan karakter pada kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Dalam konteks yang bersamaan evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan setiap tiga bulan atau setiap tri wulan. Evaluasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melihat tingkat keberhasilan dalam menerapkan program pendidikan karakter serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Temuan lainnya bahwa Kegiatan Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menilai perkembangkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan nilai karakter dalam konteks kehidupannya. Kegiatan evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara internal oleh masing-masing guru dalam pembelajaran, serta dilaksanakan oleh oleh sekolah dalam rangka mengevaluasi secara menyeluruh tentang keberhasilan dan masalah yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter.evaluasi yang dilakukan mampu untuk mengetahui perkembangan ketercapaian dalam program pendidikan karakter apabila ada kerja sama antara guru yang ada disekolah dengan orang tua siswa. Dilakukan
25 jika hasil evaluasi menunjukan beberapa nilai karakter tidak dapat dicapai dengan baik maka guru mengulang kembali evaluasi yang telah dilakukan, atau guru memberi tugas tambahan kepada siswa, apa yang dikerjakan disekolah akan dikerjakan kembali di rumah dan harus ada bukti persetujuan orang tua bahwa siswa tersebut mengerjakan tugasnya. b) Tindak Lanjut Evaluasi Program Pendidikan Karakter. Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah tentang tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Program pendidikan karakter melakukan tindak lanjut dalam evaluasi program pendidikan karakter. Tindak lanjut tersebut dilakukan berdasarkan temuan serta analisis yang ditemukan pada saat pelaksanaan evaluasi..(3.2 HR. KEPSEK.W, ) Hampir senada dengan pendapat tersebut informan lain menjelaskan bahwa Tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter antara lain dilakukan dengan memberikan penghargaan penilaian kepribadian anak. Tindak lanjut tersebut dilakukan agar siswa semakin bersemangat dalam melaksanakan nilai-nilai karakter serta mengaktualisasikannya dalam konteks kehidupannya.(3.2,fb.gur.1.w, ) Terkait dengan tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa: Tindak lanjut program evaluasi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta mekanisme program pendidikan karakter. Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya.. (3.2,FB.GUR.1.W, )
26 Hasil wawancara lainnya menunjukkan bahwa: Tindak lanjut terhadap program pendidikan karakter dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dalam menerapkan pendidikan karakter. Tindak lanjut program pendidikan karakter merupakan bentuk upaya proaktif agar berbagai permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter dapat diantisipasi.(3.2, HT.GUR.2.W, ) Temuan lainnya tentang tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter, informan ini menjelaskan bahwa Kegiatan tindak lanjut dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya. Tindak lanjut program evaluasi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta mekanisme program pendidikan karakter. Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya.. (3.2 RK.GUR.3.W, ) Terkait dengan tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter informan ini menjelaskan bahwa: Tindak lanjut program evaluasi sebagai salah satu bentuk upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan karakter sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Tindak lanjut program pendidikan karakter ini dilakukan untuk meminimalisir berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dalam menerapkan pendidikan karakter. Tindak lanjut program pendidikan karakter merupakan bentuk upaya proaktif agar berbagai permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter dapat diantisipasi. (3.2 RK.GUR.3.W, ) Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa tindak lanjut terhadap program pendidikan karakter dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dalam menerapkan pendidikan karakter. Tindak lanjut program pendidikan karakter merupakan bentuk upaya proaktif agar berbagai
27 permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter dapat diantisipasi. Tindak lanjut tersebut dilakukan berdasarkan temuan serta analisis yang ditemukan pada saat pelaksanaan evaluasi. Temuan lainnnya bahwa tindak lanjut evaluasi program pendidikan karakter antara lain dilakukan dengan memberikan penghargaan penilaian kepribadian anak. Tindak lanjut tersebut dilakukan agar siswa semakin bersemangat dalam melaksanakan nilai-nilai karakter serta mengaktualisasikannya dalam konteks kehidupannya. Tindak lanjut program evaluasi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta mekanisme program pendidikan karakter. Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan agar program pendidikan karakter tetap terlaksana dengan baik dan program ini menjadi bagian dari program yang diaktualisasikan siswa dalam konteks kehidupannya B. Temuan Penelitian Hasil penelitian terkait pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo menunjukkan pendidikan karakter telah dikelola secara bersama dengan melibatkan partisipasi segenap stakeholder terkait. Terkait temuan pengelolaan pendidikan karakter tersebut diuraikan sebagai berikut:
28 a) Perencanaan Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan program pendidikan karakter di SD 2 Botumoputi disusun melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Penyusunan program pendidikan karakter dalam bidang intrakurikuler di integrasikan ke setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Programnya melalui pembiasaan, disiplin, ketekunan belajar yang dilaksanakan di kelas. Sedangkan penyusunan program dalam bidang ekstrakurikuler dilaksanakan melalui kegiatan pramuka, PMR dan kelestarian lingkungan. Penyusunan program pendidikan karakter ini dilakukan terintergrasi dengan penyusunan silabus mata pelajaran lain dan dilaksanakan setiap awal tahun ajaran Temuan lainnya bahwa penyusunan program pendidikan karakter diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang di ajarkan setiap hari dan disesuaikan dengan indikator yang ada di RPP. Penyusunan program pendidikan karakter dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku positif sehingga mereka dapat menterjemahkan perilaku positif dalam kehidupannya. Dalam penyusunan program pendidikan karakter ini potensi siswa sebagai peserta didik menjadi salah satu rujukan utama yang diperhatikan sehingga upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas karakter siswa dapat dilakukan dengan baik.
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab VI, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Nasional adalah agar anak didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus
Lebih terperinciKETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA
KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA NILAI INDIKATOR 7 9 10-12 Religius: Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu
Lebih terperinciSiaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017
Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,
Lebih terperinci13. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOSIOLOGI SMA/MA
13. KOMPETENSI INTI DAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Barisan dan Deret
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK Oleh: NI NYOMAN PADMADEWI Guru Besar Universitas Pendidikan Ganesha Email:padmadewi@pedulisesamaphilanthropicwork.org Disampaikan dalam Seminar
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Temuan 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Untuk penerapan kegiatan ektra kurikuler gerakan pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan
Lebih terperinciPERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA OLEH: DR. SUKIMAN, M.PD. DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DITJEN PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab
Lebih terperinciPEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21
PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh :
PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO Oleh : Febryana T. Rahayu, Prof.Dr.Enos Taruh, M.Pd*,Nova E.Ntobuo, S.Pd,M.Pd** Jurusan Fisika Program Studi
Lebih terperinciIrfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8
Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 INTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATA PELAJARAN UMUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK Kasim
Lebih terperinci12. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR EKONOMI SMA/MA
12. KOMPETENSI INTI DAN EKONOMI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciKurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ELEMEN PERUBAHAN Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Elemen Perubahan Standar Isi Standar Penilaian 8/30/2016 DRAFT 2 ELEMEN
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Matriks 3 Alokasi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Wajib :
Lebih terperinciMENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI
MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI Sutrisno 1, Siti Aminah 2 1 SMPN 1 Bungkal, Ponorogo ngilmudi@gmail.com 2 SDN Ketonggo, Ponorogo sitiaminah.bungkal@gmail.com Kata Kunci: Karakter
Lebih terperinciMENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERUBAHAN FISIKA SERTA MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF, KERJA KERAS, DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP
1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul PENERAPAN -log UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERUBAHAN FISIKA SERTA MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF, KERJA KERAS, DAN RASA INGIN TAHU SISWA B. Latar Belakang Karakter
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Umum : Limit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Umum :
Lebih terperinciK. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS
- 1783 - K. KOMPETENSI INTI DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS KELAS: IV Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Peminatan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Barisan dan Deret
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Peminatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan
Lebih terperinciPrioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Peluang 1 Alokasi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Peminatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
144 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan bagi pembentukan karakter bangsa sangat strategis tujuannya. Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang banyak digerakkan dikalangan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (Lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Transformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Barisan dan Deret
Lebih terperinciA. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS
- 1914 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tes merupakan sebuah instrumen yang berfungsi sebagai media evaluasi. Tes biasa digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama periode tertentu. Tes di
Lebih terperinciNilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR
Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A Andri Hernandi Ketua Presidium Pusat Periode
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Umum : Persamaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penanaman nilainilai moral dalam pembelajaran biologi di SMA, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Geometri Ruang 1
Lebih terperinci59. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ANTROPOLOGI SMA/MA
59. KOMPETENSI INTI DAN ANTROPOLOGI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA Heri Supranoto Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Heri_supranoto@yahoo.com Abstrak Mengacu kepada berbagai peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Moral dalam Sastra Moral dari segi etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berasal dari suku kata Mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO
BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki sejumlah karakter, integritas dan kompetensi yang berguna
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik
4.1. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. Deskrpsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik kepala sekolah maupun guru-guru, diperoleh
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciPengembangan Sekolah Berkarakter
Pengembangan Sekolah Berkarater Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Mampu mengembangan sekolah berkarakter Indikator: Memahami hakikat sekolah berkarakter Memahami nilai karakter yang dikembangkan di sekolah
Lebih terperinciINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Ni Luh Sakinah Nuraini Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: niluh.sakinah.fip@um.ac.id
Lebih terperinci56. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAN SASTRA KOREA SMA/MA
56. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA DAN SASTRA KOREA SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Matriks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : MIPA Materi Pokok : Lingkaran 2 Alokasi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Umum : Hubungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Ulasan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV. akhirnya menghasilkan sejumlah kesimpulan.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Ulasan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV akhirnya menghasilkan sejumlah kesimpulan. 1. Kesimpulan Umum Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Transformasi 1
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Matriks 3 Alokasi
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, relevansi pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Geometri Ruang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Matriks 2 Alokasi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Barisan dan Deret
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi bervariasi untuk kepentingan pembelajaran matematika. Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam ruang lingkup sekolah konsep engagement meliputi beberapa bagian, yang
BAB II LANDASAN TEORI A. STUDENT ENGAGEMENT 1. Definisi Student Engagement Menurut National Research Council dan Institute of Medicine (2004), dalam ruang lingkup sekolah konsep engagement meliputi beberapa
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan
Lebih terperinciPedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?
Pedoman Pengumpulan Data 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? b. Apa visi dan Misi SMP Negeri 7 Kebumen? c. Apa saja sarana dan prasarana
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)
SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK :XII Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati
Lebih terperinci