BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
|
|
- Hendri Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemeriksaan radiologi foto thoraks merupakan pemeriksaan yang sangat penting. Pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dapat dianggap tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum dapat disingkirkan dengan pasti sebelum dilakukan pemeriksaan radiologik. Selain itu,berbagai kelainan dini dalam paru juga sudah dapat dilihat dengan jelas pada foto roentgen sebelum timbul gejala-gejala klinis. Foto roentgen yang dibuat pada suatu saat tertentu dapat merupakan dokumen yang abadi dari penyakit seorang penderita, dan setiap waktu dapat dipergunakan dan diperbandingkan dengan foto yang dibuat pada saat- saat lain. Walaupun foto thorax merupakan pemeriksaan sinar x yang lazim dilakukan, namun juga merupakan foto polos yang sulit di interpretasi. Film yang dibuat secara acak bila ditemukan kelainan cenderung di analisis menurut kemungkinan yang dibuat oleh pembacanya, jadi bila pembaca memiliki kemungkinan interpretasi berbeda akan menghasilkan interpretasi yang berbeda pula. Untuk mengetahui adanya suatu kelainan pada foto roentgen memang diperlukan sedikit latihan tetapi untuk menilai dengan teliti suatu kelainan yang terlihat serta menarik kesimpulan yang tepat, merupakan hal yang jauh lebih sulit dan memerlukan latihan yang lebih lama di samping pengetahuan yang mendalam tentang cabang ilmu kedokteran lainnya. 1
2 I.2 Tujuan Adapun tujuan penulisan refrat ini: 1. Mengetahui jenis jenis foto thorax 2. Mengetahui indikasi foto thorax 3. Mengetahui posisi foto thorax 4. Mampu menjelaskan fungsi masing-masing posisi foto thorax 5. Menilai kelayakan foto thorax 6. Mampu membaca foto thorax pada kondisi normal 7. Mengetahui kelainan yang mungkin di dapatkan pada foto thorax I.3 Manfaat Adapun manfaat dari penyusunan refrat ini: 1. Mengetahui indikasi untuk dilakukannya foto thorax 2. Menentukan posisi apa yang di perlukan untuk melihat adanya suatu penyakit 3. Mampu menginterpretasikan foto thorax yang normal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
3 II.1 Macam Macam Cara Pemeriksaan 1,2 FLUOROSCOPY THORAX Adalah cara pemeriksaan yang mempergunakan sifat tembus sinar roentgen dan suatu tabir yang bersifat fluoresensi bila terkena sinar tersebut. Fluoroskopi terutama diperlukan untuk menyelidiki pergerakan suatu organ/sistem tubuh seperti dinamika alatalat peredaran darah, misalnya jantung dan pembuluh darah besar; serta pernapasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru. Pada fluoroscopy baik pada penderita maupun pemeriksa terpapar sinar roentgen sehingga dapat menyebabkan bahaya radiasi, maka perlu diperhatikan beberapa petunjuk agar bahaya sinar dibatasi pada tingkat minimum yang masih praktis. ROENTGENOGRAPHY Adalah pembuatan foto roentgen toraks, yang biasanya dibuat dengan arah postero-anterior (PA) dan lateral bila perlu. Dengan tekanan listrik yang di gunakan antara 60-90kV; semakin tinggi semakin baik, karena ini mengurangi kontras antara hitam dan putih. Pemakaian tekanan tinggi akan menambah daya tembus sinar, sehingga bagian-bagian mediastinal dan retrokardial dapat pula dilihat. Bagian ini tidak mungkin terlihat bila tekanan listrik terlalu rendah. Agar distorsi dan magnifikasi yang diperoleh menjadi sekecil mungkin, maka jarak antara tabung dan film harus 1,80 meter dan foto dibuat sewaktu penderita sedang bernapas dalam (inspirasi). BRONCHOGRAPHY Adalah pemeriksaan percabangan bronkus, biasanya dilakukan baik dengan fluoroskopi maupun roentgenografi dengan cara mengisi saluran bronkial dengan suatu bahan kontras yang bersifat opaque (menghasilkan bayangan putih pada foto). Bahan kontras tersebut biasanya mengandung jodium (lipiodol, dionosil, dsb). Indikasi pemeriksaan ini misalnya pada bronkiektasis untuk meneliti letak, luas, dan sifat bagian-bagian bronkus yang melebar; dan pada tumor-tumor yang terletak dalam lumen bronkus (space occupying lesions), yang mungkin mempersempit bahkan menyumbat sama sekali bronkus bersangkutan. 3
4 Gambar 1 Bronchograpy 4 TOMOGRAPHY Istilah lainnya : Planigrafi, Laminagrafi, atau Stratigrafi. Dengan istilah ini dimaksudkan pemeriksaan terhadap 1 lapisan jaringan dengan mengaburkan lapisan-lapisan lain di atas dan dibawahnya. Cara pemeriksaan ini juga berguna untuk mempertegas persangkaan akan adanya suatu kavitas, misalnya pada tuberculosis. Pada penyelidikan karsinoma bronkogen, cara pemeriksaan ini dapat dipergunakan untuk melihat adanya penyumbatan pada bronkus terutama bronkus yang besar seperti pada daerah hilus. Tomografi juga berguna sekali untuk mengetahui apakah ada sarang perkapuran pada tumor-tumor kecil di parenkima paru-paru dan dalam penyelidikan lebih lanjut terhadap abses paru. COMPUTERIZED TOMOGRAPHY (CT SCAN) Yaitu Tomography transversal, dengan X-ray dan komputer. Pemeriksaan ini terutama untuk daerah mediastinum. ARTERIOGRAPHY Mengisi kontras pada pembuluh darah pulmonale, sehingga dapat diketahui vaskularisasi pada mediastinum atau pada paru. 4
5 ANGIOCARDIOGRAPHY Adalah pemeriksaan untuk melihat ruang-ruang jantung dan pembuluhpembuluh darah besar dengan sinar roentgen (fluoroskopi atau roentgenografi), dengan menggunakan suatu bahan kontras radioopaque, misalnya Hypaque 50%, dimasukkan kedalam salah satu ruang jantung melalui kateter secara intravena. PNEUMOGRAFI RETROPERITONEAL Pneumografi retroperitoneal digunakan untuk memeriksa mediastinum, setelah di isi udara yang dimasukkan secara retroperitoneal melalui suntikan ke dalam spatium presacrale, kira kira ½ jam sebelum foto rontgen di buat. FOTO FLUOROGRAFI Pemeriksaan dengan membuat foto biasa pada bayangan tabir rontgen pada film-film kecil. Untuk menghemat ongkos dan digunakan untuk pemeriksaan massal secara rutin II.2 Indikasi Dilakukan Foto Thorax 1,2,3 Indikasi dilakukannya foto toraks antara lain : 1. Infeksi traktus respiratorius bawah, misalnya : TBC paru, bronkitis, pneumonia 2. Batuk kronis 3. Batuk darah 4. Trauma dada 5. Tumor 6. Nyeri dada 7. Metastase neoplasma 8. Penyakit paru akibat kerja 9. Aspirasi benda asing 5
6 II.3 Posisi pada Foto Thorax 2 Foto AP dan PA Jika yang diambil foto AP, bayangan jantung akan termagnifikasi (besar) dan menutupi sebagian paru karena letak jantung jauh dari film, itulah sebabnya dipilih foto PA. Biasanya foto AP di ambil jika pasien tidak bisa turun dari tempat tidur sehingga pasien di foto di tempat tidur sambil berbaring terlentang. Karena pasien berbaring, pada foto AP costa bagian posterior tampak lebih mendatar, diagframa tampak lebih tinggi dan volume paru tampak lebih kecil jika di bandingkan dengan gambaran jika pasien berdiri. Pada foto PA jarak antara tabung dan film (FFD/ film focused distance) sekitar 1,8 m, biasanya digunakan tegangan kv. Tegangan yang tinggi ( kV) dapat digunakan untuk memperjelas tanda tanda di jaringan paru. Foto lateral kiri Foto lateral kiri dipilih karena dengan posisi ini jantung jadi terletak lebih dekat pada film, sehingga bayangan jantung tak sebesar jika dilakukan foto lateral kanan (bayangan jantung tidak menggangu). Struktur-strukturnya yang tidak terlihat pada foto PA bisa di tampakkan dengan foto lateral, seperti retrosternal space dan retrocardial space, juga massa di anterior mediastinum (sternum, subcutis, cutis) cairan pleura atau konsolidasi posterior basal paru. Pada foto lateral kiri, magnifikasi sisi kanan yang lebih besar dari sisi kiri akan membantu memisahkan struktur yang tampak. Posisi lain Posisi lain biasanya digunakan sebagai pelengkap kalau foto PA tidak terlihat. Bisa juga dilakukan untuk melihat struktur tertentu yang sulit di lihat dengan posisi standar 6
7 1. Top lordotik (apical lordotik) arah sinar dari AP tapi bersudut dari arah bawah, untuk melihat sarang-sarang dari apeks (puncak paru) yang pada foto PA tersembunyi di bawah clavicula dan costa I. Dilakukan untuk memeriksa TB, biasanya jenis minimal lesion. 2. Foto posisi berbaring (recumbency) untuk melihat letak dan sifat-sifat cairan dalam cavitas, rongga pleura atau sela pleura interlobaris. Sinar diarahkan dari samping, bisa dari kiri atau kanan. Jadi seperti foto lateral, hanya saja pasien dalam posisi tidur. 3. Foto posisi oblique dapat menunjukkan area retrocardia, sudut posterior ruang costophrenicus dan dinding dada. 4. Foto lateral decubitus dapat menunjukkan adanya cairan dalam pleura, misalnya untuk membedakan gambaran efusi subpulmoner (efusi yang hanya mengisi ruang costophrenicus) dengan gambaran diagframa yang terlalu tinggi. 5. Foto ekspirasi maksimal selain dapat digunakan untuk menunjukkan air atau fluid trapping pada emfisema obstruktif yang mengenai seluruh paru, lobus atau segmen, serta untuk melihat pergerakkan diagframa pada kelainan diagframa, misalnya paralisis nervus phrenicus, dll Pemeriksaan thorax lain yang biasanya digunakan untuk kasus tertentu antara lain Fluoroscopy, Tomografi, Bronkografi, Angiokardiografi, dll II.4 Kriteria Kelayakan Foto 1,2 Foto thorax harus memenuhi beberapa kriteria tertentu sebelum dinyatakan layak baca. Kriteria tersebut adalah: 1. Faktor Kondisi Yaitu faktor yang menentukan kualitas sinar X selama di kamar roentgen (tempat expose), faktor kondisi meliputi hal-hal berikut yang biasa dinyatakan dengan menyebut satuannya Waktu/lama exposure millisecond (ms) Arus listrik tabung mili Ampere (ma) Tegangan tabung kilovolt (kv) Ketiga hal di atas akan menentukan kondisi foto apakah 7
8 Cukup / normal Kurang bila foto thorax terlihat putih (samar samar) Lebih : bila foto thorax terlihat sangat hitam Dalam membuat foto thorax ada dua kondisi yang dapat sengaja di buat, tergantung bagian mana yang ingin di perikasa. Yaitu: a. Kondisi pulmo (kondisi cukup) foto dengan kv rendah Inilah kondisi yang standar pada foto thorax, sehingga gambaran parenkim dan corakan paru dapat terlihat. Cara mengetahui apakah suatu foto roentgen pulmo kondisinya cukup atau tidak: 1. Melihat lusensi udara (hitam) yang terdapat di luar tubuh 2. Memperhatikan vertebra thorakalis: Pada proyeksi PA kondisi cukup: tampak Vth I-IV Pada proyeksi PA kondisi kurang : hanya tampak VThI b. Kondisi kosta (kondisi keras/tulang) foto dengan kv tinggi Cara mengetahui apakah suatu pulmo kondisinya keras atau tidak: 1. Pada foto kondisi keras, infiltrate pada paru tak terlihat lagi. Cara mengetahuinya adalah dengan membandingkan densitas paru dengan jaringan lunak. Pada kondisi keras densitas keduanya tampak sama 2. Memperhatikan vertebra thorakalis Proyeksi AP kondisi keras: tampak Vth V-VI Proyeksi PA kondisi keras: yang tampak VTh I-XII selain itu densitas jaringan lunak dan kosta terlihat mirip 2. Inspirasi Cukup Foto thorax harus di buat dalam keadaan inspirasi cukup. Cara mengetahui cukup tidaknya inspirasi adalah: a. Foto dengan inspirasi cukup: Diafragma setinggi Vth X (dalam keadaan expirasi diafragma setinggi Vth VII-VIII) Kosta VI anterior memotong dome diafragma b. Foto dengan inspirasi kurang Ukuran jantung dan mediastinum meningkat sehingga dapat menyebabkan salah interpretasi Corakan bronkovesikuler meningkat sehingga dapat terjadi salah interpretasi 8
9 3. Posisi sesuai PA dan lateral. Seperti telah di jelaskan di atas, posisi standar yang paling banyak di pakai adalah Cara membedakan foto thorax posisi PA dan AP adalah sebagai berikut: 1. Pada foto AP scapula terletak dalam bayangan thorax sementara pada foto PA scapula terletak di luar bayangan thorax 2. Pada foto AP klavikula terlihat lebih tegak di bandingkan foto PA 3. Pada foto PA jantung biasanya terlihat lebih jelas 4. Pada foto AP gambaran vertebra biasanya terlihat lebih jelas 5. Untuk foto AP label terletak sebelah kiri foto sementara pada foto PA label biasanya terletak di sebelah kanan foto Cara membedakan foto posisi erect dengan supine: 1. Erect a. Di bawah hemidiagframa sinistra terdapat gambaran udara dalam fundus gaster akibat aerofagia. Udara ini samar samar karena bercampur dengan makanan. Jarak antara udara gaster dengan permukaan diagframa adalah 1cm atau kurang. Udara di fundus gaster ini di namakan magenblase b. Terdapat gas di flexura lienalis akibat bakteri komensal yang hidup di situ. Warna lebih lusen (gelap) 2. Supine 9
10 a. Udara magenblase bergerak ke bawah (corpus gaster) sehingga jarak udara magenblase dengan diagframa 3cm. jadi biasanya pada posisi supine udara magenblase tidak terlihat 4. Simetris Cara mengetahui kesimetrisan foto: Jarak antara sendi sternoklavikularis dekstra dan sinistra terhadap garis median adalah sama. Jika jarak antara kanan dan kiri berbeda berarti foto tidak simetris 5. foto thorax tidak boleh terpotong II.5 Thorax Normal 1 Dalam keadaan normal anatomi setiap orang dapat berbeda satu sama lainnya, sedangkan batas antara sakit dan tidak sangat samar. Karena itu amat penting untuk kita mengetahui batasbatas yang disebut normal. II.5.1 Thorax orang dewasa Foto thorax pada orang dewasa memperlihatkan: Tulang-tulang thorax (rusuk, klavikula, scapula, vertebrae) Jaringan lunak dinding thorax, diagframa, jantung, paru Thorax terbagi dua oleh mediastinum di tengah-tengah Di sebelah kiri dan kanan mediastinum terdapat paru-paru yang berisi udara karena relative radiolusen (hitam) bila di bandingkan mediastinum Dinding thorax dan bagian atas abdomen putih 10
11 11
12 Gambar 2 dan 3: Gambar Radiograph dada Posterior Anterior 5 12
13 13
14 Gambar 4 dan 5: Gambar Radiograph dada Anterior Posterior 5 14
15 Gambar 6 dan 7: Gambar Radiograph Dada Lateral 5 15
16 Gambar 8: Gambar Region Dada 5 16
17 Gambar 9: Gambar Segman Radiograph Paru 5 17
18 18
19 Gambar 10: Gambar Radiograph Dada Anterior Oblique 5 19
20 Gambar 11: Gambar Radiograph Dada Anterior Oblique 5 20
21 II.6 Cara Membaca Foto Thorax 1,2,3 Foto thorax dapat di baca dari luar ke dalam, atas ke bawah, cor ke pulmo,dll. tapi sebelum itu kita harus mengkonfirmasi criteria pembacaan foto dan hal dasar seperti: Menentukan umur, jenis kelamin, dan riwayat pasien Mengidentifikasi proyeksi dan teknik yang digunakan: AP, PA, lateral, portable, atau standard distance Mengidentifikasi posisi pasien: Upright, supine, decubitus, lordosis Melihat cara bernapas pasien Adequate, hipoinflasi, hiperinflasi Berikutnya dapat di pakai berbagai cara seperti, cara urutan dari luar ke dalam: 1. Soft tissue: nilai ketebalannya, adanya swelling atau tidak 2. Tulang: cari ada tidaknya diskontinuitas, lesi litik dan sklerotik 3. Pleura, ada tidaknya cairan atau udara di cavum pleura, nilai sinus costophrenicus, sinus cardiophrenicus 4. Pulmo (parenkim paru, corakan bronkovesikuler, keadaan hilus) 5. Jantung, hitung CTR 6. Diagframa Cara sistematis untuk membaca foto thorax, sebagai berikut : 1. Cek apakah sentrasi foto sudah benar dan foto dibuat pada waktu inspirasi penuh. Foto yang dibuat pada waktu ekspirasi bisa menimbulkan keraguan karena bisa menyerupai suatu penyakit misal kongesti paru, kardiomegali atau mediastinum yang lebar. Kesampingkan bayangan-bayangan yang terjadi karena rambut, pakaian atau lesi kulit. 2. Cek apakah Exposure sudah benar ( bila sudah diperoleh densitas yang benar, maka jari yang diletakkan di belakang daerah yang hitam pada foto tepat dapat terlihat). Foto yang pucat karena underexposed harus diinterpretasikan dengan hati-hati, gambaran paru bisa memberi kesan adanya edema paru atau konsolidasi. Foto yang hitam karena overexposed bisa memberi kesan adanya emfisema.. 3. Cek apakah tulang-tulang (iga, clavicula, scapula,dll) normal 4. Cek jaringan lunaknya, yaitu kulit, subcutan fat, musculus-musculus seperti pectoralis mayor, trapezius dan sternocleidomastoideus. Pada wanita dapat terlihat mammae serta nipplenya. 21
22 5. Cek apakah posisi diafragma normal ; diafragma kanan biasanya 2,5 cm lebih tinggi daripada kiri. Normalnya pertengahan costae 6 depan memotong pada pertengahan hemidiafragma kanan. 6. Cek sinus costophrenicus baik pada foto PA maupun lateral. 7. Cek mediastinum superior apakah melebar, atau adakah massa abnormal, dan carilah trachea. 8. Cek adakah kelainan pada jantung dan pembuluh darah besar. Diameter jantung pada orang dewasa (posisi berdiri) harus kurang dari separuh lebar dada. Atau dapat menentukan CTR (Cardio Thoracalis Ratio). 9. Cek hilus dan bronkovaskular pattern. Hilus adalah bagian tengah pada paru dimana tempat masuknya pembuluh darah, bronkus, syaraf dan pembuluh limfe. Hilus kiri normal lebih tinggi daripada hilus kanan. 10. Mengidentifikasi abnormalitas yang jelas dan umum a. Ukuran jantung, besar atau normal b. Bentuk jantung, pembesaran rongga yang spesifik c. Contour/garis di bagian atas medistinal d. Memeriksa aliran udara, penyimpangan trachea e. Kesimetrisan paru-paru i. Adakah pergeseran kearah mediastinal ii. Posisi hilus f. Infiltrasi, massa, atau nodule paru-paru g. Vaskularisasi paru-paru i. Meningkat, menurun, atau normal ii. Lebih sedikit, lebih besar daripada bagian atas h. Efusi pleura, ketumpulan sudut costophrenicus i. Fracture atau lesion pada tulang rusuk, clavicula, dan spina 22
23 j. Mengecek posisi pembuluh 11. Mengecek lagi apa yang kita anggap normal dan melihat type blind spot (bercak yang samar-samar) a. Di belakang jantung b. Di belakang hemidiaphragma c. Di apex paru-paru d. Adakah pneumothorax e. Sudut costophrenicus f. Dinding dada g. Lesion tulang rusuk h. Pundak II.7 Kelainan Radiologi Thorax 1,2,3 Berikut ini adalah kelainan kelainan radiologi toraks : 1. Kesalahan teknis saat pengambilan foto sehingga mirip suatu penyakit, misal : o Sendi sternoclavicula sama jauhnya dari garis tengah o Diafragma letak tinggi o Corakan meningkat pada kedua lobus bawah o Diameter jantung bertambah 2. Pada Jantung : cardiomegali - Apex cordis tergeser kebawah kiri pada pembesaran ventrikel kiri - Apex cordis terangkat lepas dari diafragma pada pembesaran ventrikel kanan 3. Pada Mediastinum : massa mediastinum 4. Pada Pulmo a) Oedema paru - Bayangan dengan garis tidak tegas - Terdapat suatu bronkogram udara 23
24 - Tanda silhouette yaitu hilangnya visualisasi bentuk diafragma atau mediastinum berdekatan b) Pemadatan paru, seperti : TBC paru, Pneumonia - Terlihat pemadatan berbercak bercak dengan bayangan berbatas tidak jelas - Terlihat kavitasi (pembentukan abses) c) Kolaps paru / ateletaksis - Terdapat bayangan lobus yang kolaps - Ditemukan tanda silhouette - Pergeseran struktur untuk mengisi ruangan yang normalnya ditempati lobus yang kolaps - Pada kolaps keseluruhan paru : keseluruhan hemithorax tampak opaque dan ada pergeseran hebat pada mediastinum dan trachea d) Massa paru, misal : abses paru, kista hydatid - Ditemukan lesi uang logam (coin lesion) / nodulus - Terdapat bayangan sferis e) Bayangan kecil tersebar luas - Bayangan cincin 1 cm bersifat diagnostic bagi bronkiektasis - Kalsifikasi paru yang kecil tersebar luas dapat timbul setelah infeksi paru oleh TB - Area pemadatan kecil berbatas tidak jelas menunjukkan adanya bronkiolitis f) Bayangan garis - Biasanya tidak lebih tebal dari garis pensil, yang terpenting adalah garis septal, dapat terlihat pada limfangitis Ca g) Sarkoidosis - Terlihat limfadenopati hilus dan paratrachealis - Bayangan retikulonodularis pada paru h) Fibrosis paru 24
25 - Bayangan kabur pada basis paru yang menyebabkan kurang jelasnya garis bentuk pembuluh darah,kemudian terlihat nodulus berbatas tak jelas dengan garis penghubung. - Volume paru menurun, sering jelas, dan translusensi sirkular terlihat memberikan pola yang dikenal sebagai paru sarang tawon, kemudian jantung dan arteria pulmonalis membesar karena semakin parahnya hipertensi pulmonalis. i) Neoplasma - Bayangan bulat dengan tepi tak teratur berlobulasi dan tepi terinfiltrasi - Terdapat kavitasi dengan massa 5. Pada Pleura a) Efusi Pleura - Terlihat cairan mengelilingi paru, lebih tinggi di lateral daripada medial, juga dapat berjalan ke dalam fissura terutama ke ujung bawah fissura obliqua b) Fibrosis Pleura - Penampilannya serupa dengan cairan pleura, tetapi selalu lebih kecil daripada bayangan asli. Sudut costophrenicus tetap terobliterasi. c) Kalsifikasi Pleura - Plak kalsium tak teratur, dapat terlihat dengan atau tanpa disertai penebalan pleura d) Pneumothorax - Garis pleura yang membentuk tepi paru yang terpisah dari dinding dada, mediastinum atau diafragma oleh udara - Tak adanya bayangan pembuluh darah diluar garis ini. 6. Pada Diafragma a) Paralisis Diafragma - Akibat kelainan nervus phrenicus, misal invasi oleh karsinoma bronchus - Ditandai oleh elevasi 1 hemidiaphragma 25
26 b) Eventrasi Diafragma - Merupakan keadaan kongenital, yang diafragmanya tanpa otot dan menjadi lembaran membranosa tipis. BAB III KESIMPULAN 1. Pemeriksaan foto thorax sangat penting sebagai pemeriksaan penunjang yang dapat menegakkan diagnose. 2. Terdapat sembilan jenis cara pemeriksaan radiology thorax. 3. Indikasi pemeriksaan adalah gejala yang di akibatkan kelainan anatomi organ-organ thorax. 4. Terdapat dua posisi yang umum dilakukan, yaitu PA dan lateral tetapi terdapat juga posisi lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik. 5. Sebelum membaca foto sebaiknya kita menganalisa kelayakan dari foto tersebut. 6. Membaca foto thorax bermacam-macam cara tetapi sebaiknya dilakukan secara sistematis. 26
27 DAFTAR PUSTAKA 1. Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, Malueka, Rusdy Gazali. RADIOLOGI DIAGNOSTIK. Pustaka Cendikia Press.Yogyakarta Palmer P.E.S, Cockshott W.P, Hegedus V, Samuel E. Manual of Radiographic Interpretation for General Practitioners (Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : EGC, di acces tanggal 13 agustus Moeller.Torsten B,et all. Pocket Atlas of Radiographic Anatomy second ed.stuttgart. New York
TUGAS REFERAT RADIOLOGI FOTO THORAX. Penyusun : Ficky Errica S. Ked Pembimbing : dr. Tuty S. Sp.Rad SMF RADIOLOGI RSUD SIDOARJO
TUGAS REFERAT RADIOLOGI FOTO THORAX Penyusun : Ficky Errica S. Ked 06.70.0100 Pembimbing : dr. Tuty S. Sp.Rad SMF RADIOLOGI RSUD SIDOARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2013 KATA
Lebih terperinciPENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI. Edisi 1, 2016
PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI Edisi 1, 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PADANG 2016
Lebih terperinciPENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN)
UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan no. 94 Padang Telp.: 0751-31746 Fax.: 32838 PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN) BAGIAN 2 SEMESTER 4 TAHUN AJARAN
Lebih terperinciPembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung
Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung dr. Asmah Yusuf, Sp. Rad Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Pendahuluan Penilaian pembacaan foto rontgen toraks
Lebih terperinciX- foto thorax PA Cor: CTR > 50%, segmen pulmonal menonjol, LVH. Pulmones: hila tidak melebar, trakea lurus ditengah, parenkim paru tidak tampak
X- foto thorax PA Cor: CTR > 50%, segmen pulmonal menonjol, LVH. Pulmones: hila tidak melebar, trakea lurus ditengah, parenkim paru tidak tampak, tampak kesuraman di perihiler dextra/sinistra, corakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENYAJIAN
PENDAHULUAN Rontgen (Rö) Thorax bertujuan untuk pemeriksaan trachea dan paru paru, jantung, esophagus, diafragma dan costae, ruang pleura dan thorax. Radiografi thorax dilakukan pada saat inhalasi maximum
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut
Lebih terperinciEkspertise Efusi Pleura
Ekspertise Efusi Pleura Pembimbing : dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad Oleh : Jayyidah Afifah 2010730055 Identitas : Tn. S/LK/70thn Marker : L Tanggal : 3 Desember 2013 Posisi : PA Jenis foto : Foto polos
Lebih terperinciDiagnostic Radiology. Thorax-Mediastinum. Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM
Diagnostic Radiology Thorax-Mediastinum Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM Proyeksi Thorax PA Pasien berdiri tegak Obyek menempel film Scapula terlempar ke lat Sinar tegak lurus obyek
Lebih terperinciMAKALAH TENTANG THORAX
MAKALAH TENTANG THORAX A. Anatomi dan Fungsi Thorax Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN F O T O T H O R A X C A R D I O V A S K U L A R FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 1 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN CLINICAL
Lebih terperinciPENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax
PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax Penyusun Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin CSL 2 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM
Lebih terperinciDESKRIPSI FOTO X-Ray. Foto Schedel AP/Lateral. o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak
DESKRIPSI FOTO X-Ray Foto Schedel AP/Lateral o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak o Tabula eksterna, diploe dan tabula interna ada fraktur?, kalsifikasi? o Vaskular marking (garis pembuluh darah) ada/tidak,
Lebih terperinciHormat kami, Penulis
PRAKATA Ilmu kedokteran telah berkembang sangat pesat di masa sekarang ini. Ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat dari ilmu kedokteran komunitas, ilmu kedokteran individu, sampai ke tingkat system,
Lebih terperinciPerbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR) Normal antara Proyeksi Standar Foto Toraks dengan Proyeksi Anterio- Posterior (AP) Supine Ekspirasi Maksimal
Perbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR) Normal antara Proyeksi Standar Foto Toraks dengan Proyeksi Anterio- Posterior (AP) Supine Ekspirasi Maksimal Prasetyo Budi Dewanto Email : prasdewa@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciPROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI
PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI
Lebih terperinciBAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA
BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT : Bab ini membicarakan tentang sistema respiratoria yang melibatkan organ-organ seperti hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus, bronchiale,
Lebih terperinciPENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)
PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan
Lebih terperinciKontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K)
Kontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K) 2.Pemeriksaan Hidung dan Pemasangan Tampon: dr. Yan Edward,
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciSejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen
PENCITRAAN X-RAY Sejarah X-Ray Wilheim Conrad Roentgen DEFINISI Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet tetapi dengan
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Gambar 1. Stadium Perkembangan Bronkhopulmoner 8. Gambar 2. Pembentukan Tunas Pulmo 8
DAFTAR LAMPIRAN Gambar 1. Stadium Perkembangan Bronkhopulmoner 8 Gambar 2. Pembentukan Tunas Pulmo 8 Gambar 3. Anatomi Jalan Napas. Laring, trakhea dan bronkhus tampak ventral 8 1 Gambar 4. Zona konduktoria
Lebih terperinciTUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS. dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang
TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan
Lebih terperinciDokter Pembimbing : dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad dr. Yolanda Maria Sitompul, Sp.Rad
Dokter Pembimbing : dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad dr. Yolanda Maria Sitompul, Sp.Rad Presented By : PUTRI ALYA 0310070100089 YUSUF BASRI SIREGAR 081001307 DINDA YUSDITIRA 0810070100065 HJ. PEBRI DEWIANA
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan
BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan
Lebih terperinciPNEUMOTHORAX. Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad 4/16/12
PNEUMOTHORAX Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA 1102006116 Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad PENDAHULUAN Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tempat / tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 24 November 1987
LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Shazeem Bin Kamaruddin Tempat / tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 24 November 1987 Pekerjaan Agama : Mahasiswa : Islam Alamat : Jl. Dr. Mansur, Gg.Sehat No.26
Lebih terperinciSOAL POST TES: 1a. Sebutkan definisi fraktur dan apa yang dinilai pada kasus fraktur dari X foto polos. Fraktur ialah diskontuinitas daripada tulang.
SOAL POST TES: 1a. Sebutkan definisi fraktur dan apa yang dinilai pada kasus fraktur dari X foto polos. Fraktur ialah diskontuinitas daripada tulang. Yang dinilai dari x foto polos ialah jenis fraktur,
Lebih terperinciGambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia terutama negara berkembang. Munculnya epidemik Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk
Lebih terperinciTask Reading: ASBES TOSIS
Task Reading: ASBES TOSIS Pendahuluan Asbestosis merupakan menghirup serat asbes. gangguan pernapasan disebabkan oleh Asbes atau Asbestos adalah bentuk serat mineral silika tahan terhadap asam kuat, serta
Lebih terperinciKeterampilan Klinis PEMERIKSAAN FISIS SISTIM RESPIRASI
ppegangan MAHASISWA Keterampilan Klinis PEMERIKSAAN FISIS SISTIM RESPIRASI Diberikan pada mahasiswa Semester III Penyusun: Dr. dr. Irawaty Djaharuddin, SpP(K) Dr. dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Schwarte yang di sebut juga Penebalan plera adalah penyakit paru yang ditandai dengan jaringan parut, kalsifikasi, dan penebalan pleura (disepanjang paru) sering merupakan konsekuensi
Lebih terperinciPenemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU
Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi
Lebih terperinciRONTGEN Rontgen sinar X
RONTGEN Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya
Lebih terperinciAnatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari
Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Fungsi Pertukaran gas O2 dengan CO2 Mengambil O2 dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan mentranspor CO2 yang dihasilkan
Lebih terperinciPemeriksaan fisik paru (inspeksi dan palpasi) dr. Edi Nurtjahja,Sp.P
Pemeriksaan fisik paru (inspeksi dan palpasi) dr. Edi Nurtjahja,Sp.P Penilaian umum Inspeksi Wajah pasien Inspeksi Sikap tubuh Inspeksi leher Inspeksi dada Normal Dada membentuk tong Kifosis Pectus excavatum
Lebih terperinciALAT DAN BAHAN. 2 buah penggaris / mistar. Pulpen. Kapas dan alkohol SKENARIO SESAK NAFAS
(JVP) dalam bahasa Inggris, adalah tekanan sistem vena yang diamai secara idak langsung (indirek). Secara langsung (direk), tekanan sistem vena diukur dengan memasukkan kateter yang dihubungkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
Lebih terperinciProfesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka
PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral
Lebih terperinciTujuan :untuk memperlihatkan struktur morfologi organ-organ dalam rongga thorax spt :jantung dan pembuluh darah besar, paru- paru,rongga pleura dan st
TRACTUS RESPIRATORIUS DEPARTEMEN RADIOLOGI RSPHAM/FK-USU MEDAN 2006 Tujuan :untuk memperlihatkan struktur morfologi organ-organ dalam rongga thorax spt :jantung dan pembuluh darah besar, paru- paru,rongga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Paru Pulmo atau paru paru adalah organ pernafasan yang penting karena udara yang masuk dapat perhubungan secara erat dengan darah kapiler di dalam paru paru. Tiap
Lebih terperinciOrgan yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru
Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung
Lebih terperinciPertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan
Lebih terperinciMetode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax
Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Abstrak Segmentasi citra merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan citra yang penting, terutama dalam dunia medis. Apabila seorang dokter
Lebih terperinciOSCE BLOK XVI. Senin, 18 Maret 2013 CEKLIS NEBULIZER DAN PEAK FLOW
OSCE LOK XVI CEKLIS NEULIZER DAN EAK LOW NO ITEM 0 1 2 3 1 Menjelaskan tujuan tindakan dan meminta ijin 2 Menyiapkan alat, obat dan pasien (nebulizer dan peak flow meter) 3 Mencuci tangan (6 langkah WHO)
Lebih terperinciNEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi
NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Neuroimaging merupakan salah satu peranan radiodiagnostik di bidang ilmu penyakit saraf.
Lebih terperinciANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 4, No., Januari 5, Hal 33-38 ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Aulia Narindra Mukhtar dan Heri Sutanto
Lebih terperinciJOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms. Levi Aulia Rachman
JOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms Levi Aulia Rachman 1410.2210.27.115 Abstrak Pneumonia merupakan salah satu penyakit menular utama yang menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas
Lebih terperinciKarna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012)
1e. patofisiologi sesak Penyebab: kardiovaskular : gagal jantung Peningkatan vena pulomonalis dan tekana kapiler pembendungan pembuluh darah paru dan edema paru intentisial peningkatan kerja otot untuk
Lebih terperinciANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN
ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK Juniartha Semara Putra ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP
Lebih terperinci&Biery 1999). Pada pandangan lateral secara radiografi (Gambar 24) terdapat tanda arah panah sebagai arah pembesaran dan warna sebagai tanda
27 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Studi kasus diawali dengan pengumpulan literatur atau pustaka. Data-data kasus diambil dari klinik My Vets Bumi Serpong Damai Tanggerang dan Kemang Selatan Jakarta
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah jumlah kasus yang ada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciFisioterapi Pada Penyakit Paru Anak
Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak Helmi M. Lubis Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB VII SISTEM PERNAPASAN
BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida
Lebih terperinciLaporan Kasus Besar. Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE
Laporan Kasus Besar Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE 406117055 IDENTITAS PASIEN PEMERIKSAAN SUBJEKTIF AUTOANAMNESIS Rabu, 25 April jam 09.00 1. Keluhan Utama Benjolan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular adalah salah satu permasalahan kesehatan yang masih sulit ditanggulangi, baik itu penyakit menular langsung maupun tidak langsung. Tuberkulosis (TB)
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : KEDOKTERAN Kode : : RESPIRASI Bobot : Semester : 3 Standar Kompetensi : dasar-dasar sistem respirasi manusia meliputi anatomi, histologi,
Lebih terperinciLAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR
LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR Diajukan guna melengkapi tugas Komuda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciKadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang
Kanker Paru DEFINISI Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan
Lebih terperinciDefinisi. Mesothelioma adalah keganasan yang berasal dari sel mesotel yang terletak di rongga pleura.
Mesothelioma Pendahuluan Mesothelioma berhubungan erat dengan paparan asbes. Mesothelioma merupakan kasus yang jarang. Individu yg mempunyai riwayat paparan dengan asbes mempunyai resiko lebih besar menderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Penilaian Mata Kuliah Nursing Practice 6.2 di STIK Immanuel Bandung Tahun Akademik 2014
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciCara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia
Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Editor : Jeanita Suci Indah Sari G1CO15010 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 1. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberuolosis adalah... TBC Bronkitis Kunci Jawaban : A TBC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Asma merupakan penyakit yang sering di jumpai di masyarakat, asma
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PAPARAN TERHADAP CITRA DIGITAL RADIOGRAFI (DR) PADA THORAKS
1 ANALISIS FAKTOR PAPARAN TERHADAP CITRA DIGITAL RADIOGRAFI (DR) PADA THORAKS SKRIPSI ECHO RIANDY SITORUS 140821004 PROGRAM S-1 FISIKA/FISIKA EKSTENSI JURUSAN FISIKA MEDIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau organ intra toraks, baik karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam. Trauma tumpul toraks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer maupun sekunder.
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar
Lebih terperinciJANTUNG. TUGAS I Disusun untuk memmenuhi tugas browsing ilmiah. Disusun Oleh: LULUK SHOLEKAH NIM : G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
1 JANTUNG TUGAS I Disusun untuk memmenuhi tugas browsing ilmiah Disusun Oleh: LULUK SHOLEKAH NIM : G0C015053 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S.
Tinjauan Pustaka Tuberculosis Paru Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S. TB Paru Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit akibat infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
Data Diri DokterMuda Nama Dokter Muda Diana Liza Merisa NIM / Email / HP 1407101030086 / dianaliza1712@gmail.com / 081360775453 TanggalStase 1 Februari 06 Maret 2016 Data Diri Pasien Nama Pasien Syairazi
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI
PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI TUBERKULOSIS DAN KEJADIANNYA Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan
Lebih terperinci5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea
1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ATELEKTASIS
LAPORAN PENDAHULUAN ATELEKTASIS 1. Definisi Atelektasis Atelektasis adalah suatu kondisi di mana paru-paru tidak dapat mengembang secara sempurna (Somantri, 2008). Atelektasis disebut juga Kolapsnya paru
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan ruang lingkup radiologi sebagai radiodiagnostika serta radioterapi pada hewan. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciLATIHAN BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM PADA KLIEN DENGAN PNEMONIA. Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
LATIHAN BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM PADA KLIEN DENGAN PNEMONIA A. Pengertian 1. Batuk efektif Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL
1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus
Lebih terperinciSistem Pernafasan Manusia
Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,
Lebih terperinciTUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014
TUGAS NEONATUS Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014 ELISABETH INDRI N (P2722 4012 193) ELLA MASCHULATUL M ( P 2722
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciAnamnesis (History Taking)
CHECK LIST Anamnesis (History Taking) No 1. 2. 3. Jenis kegiatan Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum serta mempersilahkan duduk (jabat tangan) Menanyakan ulang identitas pasien: nama, usia, tempat
Lebih terperinci1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan
MAKALAH BATUK EFEKTIF 1. Batuk Efektif 1.1 Pengertian Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara maksimal.
Lebih terperinciSistem Respirasi Manusia L/O/G/O
Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa
Lebih terperinciPengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi
Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi Ayu Wita Sari 1* dan Enggel Fransiska 2 Intisari Telah dilakukan penelitian tentang hubungan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jantung dan pembuluh darah (26,3%). Ditemukan angka kematian akibat penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2001, sebab utama kematian
Lebih terperinciBAB VIII PEMERIKSAAN PARU-PARU A. PENDAHULUAN
BAB VIII PEMERIKSAAN PARU-PARU A. PENDAHULUAN Bronchus, jaringan paru, dan pleura merupakan komponen dari paru-paru. Perubahan-perubahan pada jaringan ini akan dapat menimbulkan perubahan fungsi dan struktur
Lebih terperinciFRAKTUR TIBIA DAN FIBULA
FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian
Lebih terperincisebab, diantaranya adalah karena lingkungan dan sosial.hal ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Definisi Obesitas merupakan suatu keadaan patologis, yaitu terdapatnya penimbunan jaringan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang
Lebih terperinci