Hormat kami, Penulis
|
|
- Ridwan Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRAKATA Ilmu kedokteran telah berkembang sangat pesat di masa sekarang ini. Ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat dari ilmu kedokteran komunitas, ilmu kedokteran individu, sampai ke tingkat system, organ, sel hingga ke molekular, namun radiografi sederhana tetap saja berguna dalam penentuan diagnosis suatu penyakit atau kelainan morfologik pada individu. Sejak ditemukannya sinar Roentgent sekitar seratus tahun yang lalu, pemeriksaan radiografi menjadi sesuatu hal yang sangat penting dan terus berkembang dari pemeriksaan radiografi sederhana sampai yang paling canggih seperti pemeriksaan Computerised Tomography scan multi slice. Namun demikian pada beberapa keadaan tertentu radiografi sederhana masih sangat bermanfaat di dalam menentukan diagnosa suatu penyakit Buku ini disusun sebagai acuan praktis untuk melihat radiografi toraks sederhana terutama pada paru. Radiografi toraks memang cukup sulit untuk dari mana mulai menganalisanya mengingat semua bayangan dari toraks proyeksi antero-posterior, dari dinding depan sampai dinding belakang semuanya bertumpukan termasuk jaringan tulang, paru, jantung dan pembuluh darah. Demikian pula halnya dengan proyeksi lateral kanan atau kiri, bayangan dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya saling bertumpukan. Pada salah satu aspek semua bayangan yang bertumpukan itu justru membantu menjadi tanda-2 medan di dalam menemukan kelainan pada foto toraks. Radiografi toraks sederhana meskipun memiliki keterbatasanketerbatasan namun sangat bermanfaat di dalam menentukan diagnosis penyakit. Di sini terutama untuk penyakit paru. Selain itu kondisi sederhana seperti cedera karena ruda paksa atau trauna untuk melihat patah tulang iga atau vertebra, dapat terlihat dengan mudah, Juga untuk pemeriksaan general check up sebagai tindakan penyaringan terhadap pemeriksaan kesehatan untuk keperluan tertentu. Buku ini kami peruntukkan terutama bagi mahasiswa kedokteran, dokter umum, dan sejawat yang lain yang mungkin memerlukaanya. Buku ini jauh dari sempurna karena itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Puji syukur ke hadirat Allah yang Maha Pengasih kami dapat menyelesaikan buku Radiografi toraks sederhana ini. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu apa saja sehingga buku ini dapat di terbitkan, Semoga berguna bagi para pembaca. Hormat kami, Penulis
2 DAFTAR ISI Halaman Prakata v Daftar Isi vi Daftar Gambar vi Bab I. Pendahuluan 1 Bab II. Radiografi Toraks 3 A. Radiografi Toraks normal. 5 B. Radiografi Toraks Patologi 8 C. Penyakit paru Obstruktif 10 D. Penyakit paru Restriktif 16 E. Perubahan Rongga Pleura 19 F. Gambaran Pembuluh darah Paru 26 G. Bronkus dan Percabangannya 34 H. Bula dan Kavitas 40 I. Infiltrat dan Nodul 44 J. Fibrosis dan Schwarte 47 K. Tumor paru 51 L. Tuberkulosis Paru 55 Bab III. Kiat membaca foto toraks sederhana 63 Daftar Pustaka 109
3 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Foto Toraks PA (Postero - Anterior) dan diagram Gambar 2. Foto toraks PA normal, inspirasi cukup Gambar 3. Foto toraks Lateral kiri Gambar 4. Barrel chest proyeksi PA Gambar 4a. Barrel chest proyeksi Lateral kiri Gambar 5. Atelektasis ringan lobus atas kanan Gambar 6. Sine bronkografi normal Gambar 7. Sine bronkografi pada emfisema paru Gambar 8. Chronic bronchitis Gambar 9. Emfisema paru Foto PA Gambar 10. Emfisema paru foto Lateral Gambar 11. Bronchopneumonia Gambar 12. Atelektasis proyeksi PA Gambar 13. Atelektasis proyeksi Lateral kanan Gambar 14. Pneumonia Gambar 15. Air bronchogram sign Gambar 16. Hyaline Membrane Disease Gambar 17. Effusi pleura kiri foto PA Gambar 18. Effusi pleura foto lateral kiri Gambar 19. Efusi pleura kiri masive Gambar 20. Fluido pneumothorax kiri Gambar 21. Pneumothorax Gambar 22. Pneumothorax Gambar 23. Empyema Gambar 24. Schwarte / Penebalan pleura Gambar 25. Schwarte / Penebalan pleura Gambar 26. Diafragma normal
4 Gambar 27. Diafragma abnormal, scalloping (diagram) Gambar 28. Diafragma abnormal, tenting (diagram) Gambar 29. Diafragma abnormal, tenting Gambar 30. Pola pembuluh darah paru normal Gambar 31. Hipervaskularisasi paru Gambar 32. Hipervaskularisasi pada Atrial Septal Defect Gambar 33. Atrial Septal Defect dengan Eisenmengerisasi Gambar 34. Bendungan venosa pada paru Gambar 35. Sefalisasi pembuluh darah paru Gambar 36. Hipovaskularisasi paru pada tetralogi Fallot Gambar 37. Hipovaskularisasi paru pada emfisema paru Gambar 38. Abrupt vascular sign pada Cor Pulmonale Chronicum (CPC) Gambar 39. Bayangan bronkus pada foto Toraks normal Gambar 40. Bronkografi normal Gambar 41. Air bronchogram pada pneumonia lobus atas kanan Gambar 42. Tram line appearance Gambar 43. Tram line appearance Gambar 44. Mucous pluq Gambar 45. Mucous pluq Gambar 46. Bronkiektasis pada foto PA Gambar 47. Bronkiektasis pada foto Lateral Gambar 48. Bronkografi Bronkiektasis tipe sakuler Gambar 49. Bronkiektasis bilateral dengan infeksi sekunder Gambar 50. Bula pada lapangan atas paru kanan dan kiri Gambar 51. Bula multiple berbagai ukuran pada paru kanan dan kiri Gambar 52. Cavitas, tanda panah putih Gambar 53. Cavitas dibesarkan dari gambar sebelah kiri Gambar 54. Cavitas ini terjadi karena jamur aspergiloma
5 Gambar 55. Abses paru kanan Gambar 56. Abses paru kanan proyeksi Lateral kanan Gambar 57. Infiltrat alveolar Gambar 58. Alveolar edema Gambar 59. Proses miliar Gambar 60. Gambar skematik lobulus primer paru Gambar 61. Nodul pada tuberkulosis Gambar 62. Nodul pada proses metastasis Gambar 63. Nodul halus pada miliar tuberkulosis Gambar 64. Nodul tumor paru Gambar 65. Nodul tumor paru Gambar 66. Tumor paru kanan bronkogenik Gambar 67. Tumor paru kanan bronkogenik proyeksi lateral kanan Gambar 68. Contoh gambar CT scan tumor paru Gambar 69. Contoh gambar CT scan tumor paru Gambar 70. Contoh gambar CT scan, tumor paru Gambar 71. Fibrokalsifikasi pada puncak paru kanan dan kiri Gambar 72. Fibrosis suprahilar bilateral Gambar 73. Fibrosis suprahilar kanan Gambar 74. Fibrosis suprahilar kanan dibesarkan Gambar 75. Gambar skematik limfonodi Mediastinal Gambar 76. Kompleks primer TB Gambar 77. Kompleks primer TB Gambar 78. Penyembuhan kalsifikasi Gambar 78. Penyembuhan kalsifikasi Gambar 80. Tuberkulosis paru penyebaran bronkogen Gambar 81. Tuberkulosis paru penyebaran bronkhogen Gambar 82. Tuberkulosis paru penyebaran bronkhogen
6 Gambar 83. Tuberkulosis paru penyebaran miliar Gambar 84. Lesi nodul halus penyebaran miliar dibesarkan Gambar 85. KP minimal pada puncak paru bilateral Gambar 86. KP minimal pada puncak paru bilateral Gambar 87. KP moderate dengan cavernae Gambar 88. KP far advanced dengan cavernae
7 BAB I PENDAHULUAN Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran pada awalnya dimulai dari penemuan sinar-x oleh William Conrad Rontgen, hingga sekarang ini sinar-x juga biasa disebut sebagai sinar Rontgen. Oleh kemajuan teknologi temuan sinar-x ini terus berkembang dari peralatan yang sederhana menjadi peralatan yang canggih dan modern. Sinar-X termasuk salah satu jenis radiasi pengion yang non material yang dapat menimbulkan ionisasi media yang dilaluinya. Karena sinar-x menimbulkan ionisasi media yang dilaluinya, maka sebelum memanfaatkan sinar-x untuk keperluan di bidang kedokteran diharuskan telah mengetahui dengan baik sifat-sifat sinar pengion yang akan digunakan. Karena sifat ionisasi ini sering kali sinar pengion digolongkan sebagai sinar yang berbahaya, namun ditangan orang yang ahli di bidang sinar pengion, bahaya-bahaya dapat diminimalkan atau bahkan dicegah sehingga hanya manfaatnya saja yang diambil. Meskipun demikian selalu saja ada efek samping dari penggunaan sinar pengion ini walaupun minimal, akan tetapi sinar pengion, dalam hal ini sinar-x tidak perlu ditakuti atau ditabukan, namun digunakan dengan mengambil manfaat yang sebanyak-banyaknya dan menekan resiko atau efek samping yang sekecil-kecilnya. Agar memudahkan pembelajaran tentang sinar-x ini, sinar-x umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu sinar-x dengan energi rendah atau dengan energi sampai kilo volt (KV), dan sinar-x dengan energi tinggi atau dengan energi sampai mega electron volt (Mev). Sinar-X dengan energi rendah umumnya digunakan sebagai radiodiagnostik sedangkan sinar-x dengan energi tinggi umumnya dimanfaatkan untuk radioterapi. Pemanfaatan sinar-x dengan energi rendah di bidang kedokteran umumnya digunakan untuk radio diagnostik seperti pembuatan foto-foto radiografi konvensional misalnya pembuatan radiografi kepala, toraks, abdomen dan lain sebagainya. Sumber sinar-x dengan energi rendah untuk keperluan diagnostik ini umumnya dikenal orang sebagai pesawat sinar-x seperti yang terdapat di rumah sakit atau laboratorium diagnostik dengan energi keluaran sampai 100 kilo volt atau sampai 125 kilo volt. Karena pesawat seperti ini baru bisa menghasilkan sinar-x kalau dihubungkan dengan tegangan listrik atau generator sebagai sumber listrik, maka jenis sinar-x yang dihasilkan pesawat seperti ini digolongkan sebagai sinar-x yang artificial atau buatan. Sinar-X dengan energi tinggi umumnya digunakan sebagai sarana terapi yaitu terapi radiasi pengion seperti pada pengobatan kanker. Sinar-X energi tinggi juga disebut sinar gama. Sinar-X atau 1
8 sinar gama sebenarnya sama sama sebagai emisi sinar yang non material yang terdisi atas paket-paket foton yang pada hakekatnya adalah partikel elementer tenaga, hanya umumnya disebutkan sinar-x jika energinya rendah (KV) dan sinar gama jika energinya tinggi (MeV). Sinar gama energi tinggi ini ada yang terjadi secara alami yaitu dari pancaran peluruhan bahan radioaktif atau yang disebut desintegrasi, tetapi dapat juga buatan seperti yang dihasilkan oleh pesawat linac (linear accelerator). Energi sinar-x yang dihasilkan dari kedua cara ini memiliki energi tinggi, MeV (Mega elektron Volt). Sinar-X atau sinar gama energi tinggi ini dimanfaatkan untuk radioterapi seperti untuk penyinaran terhadap sel-sel kanker. Selain itu sinar gama energi tinggi juga digunakan untuk sarana diagnostik seperti digunakan pada Radioimmunoassay atau isotop scanning. 2
9 BAB II Radiografi Toraks Radiografi toraks sederhana adalah pembuatan gambar radiografi toraks dengan menggunakan sinar-x energi rendah (KV) dan merekamnya ke dalam film dengan tujuan untuk menegakkan diagnosis penyakit atau kelainan pada toraks. Untuk menegakkan diagnosis radiografi umumnya dikenal langkah-langkah metodologik untuk memudahkan pencapaian tujuan agar dapat dicapai nilai diagnosis yang maksimal. Langkah-langkah tersebut dimulai dengan mengenal radiografi anatomi toraks normal, kemudian mengenal radiografi anatomi toraks patologi, mengumpulkan data klinik yang lain, selanjutnya melakukan analisis radiografi, dan kemudian menegakkan diagnosis radiografi. Karena itu di dalam menegakan diagnosis radiografi harus didasari bukan hanya pengetahuan ilmu kedokteran dasar baik anatomi, fisiologi, biokimia, dan histologi saja, tetapi juga diperlukan pengetahuan epidemiologik terhadap penyakit-penyakit tertentu. Hal ini akan sangat membantu menegakkan diagnosis radiografi dengan presisi yang tinggi dibandingkan jika hanya membaca gambaran radiografi apa adanya. Di sini penulis membedakan antara membaca dan menganalisa gambar radiografi. Seringkali orang memandang keliru diagnosis radiografi. Diagnosis radiografi umumnya adalah diagnosis morfologik terutama radiografi toraks. Di dalam ilmu kedokteran dikenal ada bermacammacam diagnosis diantaranya adalah diagnosis klinik, diagnosis histopatologik, diagnosis mikrobiologik atau bakteriologik, diagnosis serologik, dan ada juga diagnosis kerja. Demikian pula diagnosis radiologik hanya terbatas pada morfologik, dan pada radiografi tertentu juga fungsional. Jadi jika didapat gambar radiografi tuberkulosis primer bukan berarti Mantoux test harus positip, Bakteri Tahan Asam harus ditemukan di dalam sputum dan sebagainya, karena dasar diagnosis yang ditegakkan adalah temuan empirik didukung dengan proses patofisiologik yang sudah dibakukan bahwa gambaran radiografi toraks tuberkulosis primer adalah demikian itu. 3
10 Gambar 1A, Proyeksi Toraks PA (Postero Anterior) 1B. Hasil foto Radiografi Toraks PA. 1C. Diagram dari gambar 1b. 4
11 A. Radiografi Anatomi toraks normal Proyeksi baku untuk mempelajari anatomi toraks ada 4 yaitu proyeksi Postero anterior (PA), proyeksi antero posterior (AP), proyeksi lateral kanan dan proyeksi lateral kiri. Dari keempat proyeksi ini tidak semuanya harus dibuat bersama-sama, akan tetapi dikerjakan jika diperlukan. Proyeksi yang harus mula-mula dikerjakan adalah proyeksi PA dan jika diperlukan untuk tambahan informasi baru dikerjakan proyeksi lateral kanan atau kiri sesuai dengan kebutuhan. Untuk dapat menganalisa foto toraks proyeksi PA dengan baik, dalam arti mendapatkan informasi gambaran yang mendekati keadaan yang sebenarnya, diperlukan beberapa persyaratan diantaranya adalah dibuat dengan posisi berdiri, diusahakan keadaan kanan dan kiri simetrik, dan dengan inspirasi cukup. Inspirasi dikatakan cukup apabila tampak gambaran tulang kosta kanan ke 6 bagian depan memotong pertengahan atau puncak hemidiafragma kanan. Dari gambaran foto toraks di atas dapat dibaca secara diskripsi dari perifer ke sentral atau dari sentral ke perifer. Diskripsi seperti ini dimaksudkan agar tidak ada bagian gambar yang terlewatkan untuk dianalisa. Diskripsi dari perifer ke sentral dimulai dari penilaian jaringan lunak pada dinding torak. Gambaran jaringan lunak normal pada dinding dada terlihat kulit dan lemak subkutis. Pada orang gemuk lemak subkutis terlihat tebal, sedang gambaran kulitnya tampak sama seperti ketebalan kulit umumnya. Pada jaringan lunak dinding dada ini dinilai dan dicari apakah ada masa tumor seperti lipoma, sarkoma, atau karsinoma? Adakah kalsifikasi?, adakah udara di dalam jaringan? seperti pada emfisema subkutis, atau gangrene? Selanjutnya dinilai tulang-tulang, mulai dari kosta, vertebra, klavikula dan skapula. Keadaan normal, tulang-tulang kosta kanan dan kiri simetris, trabekulasi tulang tampak baik, bentuk tulang normal, jumlah tulang normal, tidak ada osteolitik atau osteoblastik. Adakah fraktur atau dislokasi? Perlu diperhatikan sudut kostofrenik yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta dan diafragma. Keadaan normal sudut ini tampak tajam, bila tidak tajam atau tumpul perlu dicari kelainan yang terjadi. Sudut kostofrenik tampak tumpul seperti pada keadaan efusi pleura atau emfisema paru. Rongga pleura terletak diantara pleura viseralis dan pleura parietalis, keadaan normal, tidak tampak pada foto radiografi toraks PA. Ruangan ini akan tampak jelas jika berisi udara atau cairan. Diafragma terdiri atas hemidiafragma kanan dan kiri, daun diafragma kanan dan kiri melengkung ke arah atas dan berbentuk 5
12 seperti kubah halus, puncak diafragma kanan sedikit lebih tinggi dari yang kiri sekitar setengah tebal atau tinggi korpus vertebra. Bila bentukan kubah diafragma bergelombang namun masih melengkung ke arah atas disebut scaloping dan bila kubah bergelombang ke arah bawah terutama pada sudut kostofrenik di sebut tenting. Pada keadaan diafragma lumpuh karena parese nervus frenikus, letak kubah tampak lebih tinggi dan hampir tidak bergerak pada inspirasi dan ekspirasi. Tidak bergeraknya diafragma ini dapat diamati dengan menggunakan sinar tembus yang disebut Fluoroscopy. Gambar 2, Foto toraks PA normal Perhatikan, kosta ke 6 kanan bagian depan memotong pertengahan hemidiafragma kanan. Setelah menilai bagian-bagian perifer, kemudian baru menilai paru-paru yakni sebagian besar radiografi toraks selain mediastinum dan selanjutnya menilai jantung yang merupakan organ yang terbesar untuk radiografi mediastinum. 6
13 Di dalam mempelajari radiografi anatomi toraks seperti halnya anatomi pada umumnya dan tidak dapat dipisahkan secara sistematis antara radiografi paru dan mediastinum. Untuk mempelajari radiografi paru tidak dapat terlepas dari radiografi jantung dan peredaran darah. Visualisasi paru berkaitan dengan rongga toraks dapat dibedakan menjadi bentuk yang simetris, atau asimetris. Bentukan toraks simetris dapat dibagi lagi menjadi yang normal dan patologik. Bentuk toraks normal umumnya berbentuk bagian atas sempit dan bagian bawah lebar. Dari bentuk umum ini ada yang berbentuk piknik terutama pada orang yang gemuk dengan bentukan toraks yang pendek dan lebar, bentuk atletik pada orang yang atletik yang umumnya disebut bentuk ideal, dan bentuk leptosom yakni toraks yang tampak memanjang dari atas ke bawah dan tampak lebih sempit. Gambar 3, Foto toraks lateral kiri dengan diagram di sebelah kanannya 7
PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN)
UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan no. 94 Padang Telp.: 0751-31746 Fax.: 32838 PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN) BAGIAN 2 SEMESTER 4 TAHUN AJARAN
Lebih terperinciDiagnostic Radiology. Thorax-Mediastinum. Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM
Diagnostic Radiology Thorax-Mediastinum Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM Proyeksi Thorax PA Pasien berdiri tegak Obyek menempel film Scapula terlempar ke lat Sinar tegak lurus obyek
Lebih terperinciPENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI. Edisi 1, 2016
PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI Edisi 1, 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PADANG 2016
Lebih terperinciTUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS. dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang
TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan
Lebih terperinciTask Reading: ASBES TOSIS
Task Reading: ASBES TOSIS Pendahuluan Asbestosis merupakan menghirup serat asbes. gangguan pernapasan disebabkan oleh Asbes atau Asbestos adalah bentuk serat mineral silika tahan terhadap asam kuat, serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Schwarte yang di sebut juga Penebalan plera adalah penyakit paru yang ditandai dengan jaringan parut, kalsifikasi, dan penebalan pleura (disepanjang paru) sering merupakan konsekuensi
Lebih terperinciPROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI
PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI
Lebih terperinciPNEUMOTHORAX. Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad 4/16/12
PNEUMOTHORAX Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA 1102006116 Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad PENDAHULUAN Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciPembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung
Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung dr. Asmah Yusuf, Sp. Rad Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Pendahuluan Penilaian pembacaan foto rontgen toraks
Lebih terperinciPENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax
PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax Penyusun Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin CSL 2 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radioterapi merupakan salah satu jenis terapi untuk penyakit tumor atau kanker, pengobatan kanker dilakukan dengan menggunakan radiasi pengion atau radionuklida, pembedahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut
Lebih terperinciMulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT
Hubungan Tingkat Kepositivan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh Mulyadi *,
Lebih terperinciX- foto thorax PA Cor: CTR > 50%, segmen pulmonal menonjol, LVH. Pulmones: hila tidak melebar, trakea lurus ditengah, parenkim paru tidak tampak
X- foto thorax PA Cor: CTR > 50%, segmen pulmonal menonjol, LVH. Pulmones: hila tidak melebar, trakea lurus ditengah, parenkim paru tidak tampak, tampak kesuraman di perihiler dextra/sinistra, corakan
Lebih terperinciBAB VIII PEMERIKSAAN PARU-PARU A. PENDAHULUAN
BAB VIII PEMERIKSAAN PARU-PARU A. PENDAHULUAN Bronchus, jaringan paru, dan pleura merupakan komponen dari paru-paru. Perubahan-perubahan pada jaringan ini akan dapat menimbulkan perubahan fungsi dan struktur
Lebih terperinciJadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018
Jadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Awal Tahun Ajaran /2018 Koordinator : dr. Sri Asriyani,Sp.Rad(K).,M.MedEd (Hp. 081242181094) Sekretaris : dr. Rafikah Rauf,Sp.Rad.,M.Kes
Lebih terperinciKontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K)
Kontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K) 2.Pemeriksaan Hidung dan Pemasangan Tampon: dr. Yan Edward,
Lebih terperinciEkspertise Efusi Pleura
Ekspertise Efusi Pleura Pembimbing : dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad Oleh : Jayyidah Afifah 2010730055 Identitas : Tn. S/LK/70thn Marker : L Tanggal : 3 Desember 2013 Posisi : PA Jenis foto : Foto polos
Lebih terperinciRONTGEN Rontgen sinar X
RONTGEN Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya
Lebih terperinciPenemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU
Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi
Lebih terperinciKadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang
Kanker Paru DEFINISI Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker
Lebih terperinciPertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemeriksaan radiologi foto thoraks merupakan pemeriksaan yang sangat penting. Pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dapat dianggap tidak lengkap. Suatu
Lebih terperinciFisioterapi Pada Penyakit Paru Anak
Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak Helmi M. Lubis Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Radiografi Kedokteran Gigi Radiografi adalah alat yang digunakan dalam menegakkan diagnosis dan rencana pengobatan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit mulut
Lebih terperinciSejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen
PENCITRAAN X-RAY Sejarah X-Ray Wilheim Conrad Roentgen DEFINISI Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet tetapi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciUltrasonografi pada Penyakit Paru
Ultrasonografi pada Penyakit Paru Eko Budiono Speliasis Penyakit Dalam-Konsultan Pulmonologi FK Universitas Gadjah Mada /RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Pendahuluan Ultrasonografi dapat digunakan untuk work
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan
BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia terutama negara berkembang. Munculnya epidemik Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinci&Biery 1999). Pada pandangan lateral secara radiografi (Gambar 24) terdapat tanda arah panah sebagai arah pembesaran dan warna sebagai tanda
27 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Studi kasus diawali dengan pengumpulan literatur atau pustaka. Data-data kasus diambil dari klinik My Vets Bumi Serpong Damai Tanggerang dan Kemang Selatan Jakarta
Lebih terperinciJOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms. Levi Aulia Rachman
JOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms Levi Aulia Rachman 1410.2210.27.115 Abstrak Pneumonia merupakan salah satu penyakit menular utama yang menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau organ intra toraks, baik karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam. Trauma tumpul toraks
Lebih terperinciPENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)
PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
Lebih terperinciBAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.
BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah baik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehat dan selamat bukanlah segalanya, tetapi tanpa itu, segalanya tidak ada artinya (Health and safety is not everything, but without it, everything is nothing). Tenaga
Lebih terperinciJadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas C Ruang KuliahGA. 301(Lantai 3) Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018
WAKTU KELAS C MG/HARI JAM Topik Narasumber Departemen Kuliah Pendahuluan Penjelasan Modul & Manual Koordinator/ Sekretaris Blok Radiologi Histologi Sistem Respirasi Dr.dr. Mirna Muis, Sp.Rad Histologi
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tempat / tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 24 November 1987
LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Shazeem Bin Kamaruddin Tempat / tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 24 November 1987 Pekerjaan Agama : Mahasiswa : Islam Alamat : Jl. Dr. Mansur, Gg.Sehat No.26
Lebih terperinciRuang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:
Ruang Lingkup Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Fisika medik, Kimia medik, Biologi medik, Fisika Medik Aplikasi konsep, prinsip, hukum-hukum,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumor Paru Sekunder 2.1.1 Definisi Tumor Paru Sekunder Tumor paru adalah suatu kondisi abnormal yang terjadi pada tubuh akibat terbentuknya suatu lesi atau benjolan pada tubuh,
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciSistem Pernafasan Manusia
Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena
Lebih terperinciPatofisiologi Batuk PENDAHULUAN REFLEKS BATUK. Dr. Tjandra Yoga Aditama
Patofisiologi Batuk Dr. Tjandra Yoga Aditama Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Unit Paru RS Persahabatan, Jakarta PENDAHULUAN Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : KEDOKTERAN Kode : : RESPIRASI Bobot : Semester : 3 Standar Kompetensi : dasar-dasar sistem respirasi manusia meliputi anatomi, histologi,
Lebih terperinciProfesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka
PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.
Lebih terperinciBAB VII SISTEM PERNAPASAN
BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,
Lebih terperinciTUGAS REFERAT RADIOLOGI FOTO THORAX. Penyusun : Ficky Errica S. Ked Pembimbing : dr. Tuty S. Sp.Rad SMF RADIOLOGI RSUD SIDOARJO
TUGAS REFERAT RADIOLOGI FOTO THORAX Penyusun : Ficky Errica S. Ked 06.70.0100 Pembimbing : dr. Tuty S. Sp.Rad SMF RADIOLOGI RSUD SIDOARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2013 KATA
Lebih terperinciBAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai
BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA 2.1 Definisi dan Etiologi Osteosarkoma 2.1.1 Definisi Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai kemampuan untuk membentuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi Radiografi kedokteran gigi merupakan pemeriksaan penunjang dari pemeriksaan klinis yang biasanya digunakan untuk membantu penegakan diagnosa dan rencana
Lebih terperinciPENDAHULUAN DEFINISI REFLEKS BATUK
PENDAHULUAN Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada. Batuk adalah refleks normal yang melindungi tubuh kita. Tentu saja bila batuk itu berlebihan, ia akan menjadi amat
Lebih terperinciOleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi modern, pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya semakin meluas di Indonesia. Pemakaian zat
Lebih terperinciANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 4, No., Januari 5, Hal 33-38 ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Aulia Narindra Mukhtar dan Heri Sutanto
Lebih terperinciPengantar Dasar Fisika dan Radiologi Kedokteran Gigi Bagi Mahasiswa Kedokteran Gigi
Pengantar Dasar Fisika dan Radiologi Kedokteran Gigi Bagi Mahasiswa Kedokteran Gigi Hanna H. Bachtiar, Menik Priaminiarti, Evy S. Baskara =========================================================== DASAR-DASAR
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
Data Diri DokterMuda Nama Dokter Muda Diana Liza Merisa NIM / Email / HP 1407101030086 / dianaliza1712@gmail.com / 081360775453 TanggalStase 1 Februari 06 Maret 2016 Data Diri Pasien Nama Pasien Syairazi
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Paru Pulmo atau paru paru adalah organ pernafasan yang penting karena udara yang masuk dapat perhubungan secara erat dengan darah kapiler di dalam paru paru. Tiap
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN F O T O T H O R A X C A R D I O V A S K U L A R FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 1 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN CLINICAL
Lebih terperinciINSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )
1 INSUFISIENSI PERNAFASAN Ikbal Gentar Alam (131320090001) Pendahuluan 2 Diagnosa dan pengobatan dari penyakit penyakit respirasi tergantung pada prinsip dasar respirasi dan pertukaran gas. Penyakit penyakit
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida
PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16 Malang 65145, Telp. 085784638866
Lebih terperinci5. Diagnosis dengan Radioisotop
5. Diagnosis dengan Radioisotop Untuk studi in-vivo, radioisotop direaksikan dengan bahan biologik seperti darah, urin, serta cairan lainnya yang diambil dari tubuh pasien. Sampel bahan biologik tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan
Lebih terperinciFISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI
FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI Stuktur Inti Sebuah inti disusun oleh dua macam partikel yaitu proton dan neutron terikat bersama oleh sebuah gaya inti. Proton adalah sebuah partikel
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL
1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut dengan cardiomegaly. Pemantauan pembesaran jantung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan pembunuh yang paling berbahaya saat ini yang menjadikannya sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia (WHO, 2012). Salah satu tanda penyakit
Lebih terperinciLaporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder
Laporan Kasus Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder Martin Leman, Zubaedah Thabrany, Yulino Amrie RS Paru Dr. M. Goenawan
Lebih terperinciYani Mulyani, M.Si, Apt STFB
Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker paru merupakan kasus keganasan yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).
Lebih terperinciPEMERIKSAAN MRI KELOMPOK 1. Delika Putri Destika Ayu Fajriyah Qurota Hasna Ratuloli Ighfirlii Nurul Hildayati Nurul Ummah Rizky Amalia
PEMERIKSAAN MRI KELOMPOK 1 Delika Putri Destika Ayu Fajriyah Qurota Hasna Ratuloli Ighfirlii Nurul Hildayati Nurul Ummah Rizky Amalia MRI Pencitraan resonansi magnetik (bahasa Inggris: Magnetic Resonance
Lebih terperinciDefinisi. Mesothelioma adalah keganasan yang berasal dari sel mesotel yang terletak di rongga pleura.
Mesothelioma Pendahuluan Mesothelioma berhubungan erat dengan paparan asbes. Mesothelioma merupakan kasus yang jarang. Individu yg mempunyai riwayat paparan dengan asbes mempunyai resiko lebih besar menderita
Lebih terperinciSinar X. (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh :
Sinar X (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh : Nur Izzati R. (120210102026) Nanda Nurarivikka F. (120210102029) Novida Ismiazizah (120210102090) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak
Lebih terperinciOrgan yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru
Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI
PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI TUBERKULOSIS DAN KEJADIANNYA Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan
Lebih terperinciJumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)
FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENYAJIAN
PENDAHULUAN Rontgen (Rö) Thorax bertujuan untuk pemeriksaan trachea dan paru paru, jantung, esophagus, diafragma dan costae, ruang pleura dan thorax. Radiografi thorax dilakukan pada saat inhalasi maximum
Lebih terperinciBAB III EFUSI PLEURA 1. DEFINISI 3,4 (1) Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar ml. a. Hidrotoraks b.
BAB III EFUSI PLEURA 1. DEFINISI 3,4 Efusi pleura adalah penimbunan cairan pada rongga pleura (1) atau Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Asma merupakan penyakit yang sering di jumpai di masyarakat, asma
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciVII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi
VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok
Lebih terperinci5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea
1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan
Lebih terperinciCHEST TUBE. b. Ruang Lingkup Menyalurkan zat baik berupa zat padat, cairan, udara atau gas dari rongga dada
CHEST TUBE a. Definisi Tindakan invasif dengan cara memasukkan selang atau tube kedalam rongga toraks dengan menembus muskulus intercostalis b. Ruang Lingkup Menyalurkan zat baik berupa zat padat, cairan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi nuklir kini tidak hanya di bidang energi seperti pada PLTN tetapi juga untuk berbagai bidang, salah satu yang kini telah banyak diterapkan di
Lebih terperinciMODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi
Lebih terperinciREFLEKSI DIRI MINGGU I
REFLEKSI DIRI MINGGU I Periode : : Bukti kegiatan : Logbook Refleksi diri : 1. Pembelajaran apa yang anda dapatkan pada kegiatan kepaniteraan klinik radiologi ini? Nilai- nilai apa yang saudara dapatkan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan ruang lingkup radiologi sebagai radiodiagnostika serta radioterapi pada hewan. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Lebih terperinci