HALAMAN PENGESAHAN JURNAL

Transkripsi

1 HALAMAN PENGESAHAN JURNAL PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh: Nama : Suskarni NPM : Program Studi Institusi : Pendidikan Ekonomi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang, 20 September 2016 Disetujui Pembimbing I Pembimbing II (Vivina Eprillison, M.Pd) (Alfattory Rheza Syahrul, SE,MM)

2 PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh : Suskarni Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar Jl. Gunung Pangilun No. 1, Padang Sumatera Barat suskarni@ymail.com Vivina Eprillison, M.Pd, Alfattory Rheza Syahrul, SE,MM. Dosen Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP-PGRI Sumbar Jl. Gunung Pangilun No. 1, Padang Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) pengaruh kemandirian belajar terhadap minat belajar, 2) pengaruh fasilitas belajar terhadap minat belajar, 3) pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap minat belajar, 4) pengaruh kemandirian belajar, fasilitas belajar dan kondisi sosial ekonomi orang tua secara bersama- mempengaruhi minat belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,684. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 3,685 > t tabel sebesar 1,986. Artinya apabila kemandirian belajar meningkat sebesar 1%, maka minat belajar akan meningkat sebesar 0,684 dalam setiap satuannya. Kedua fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 1,089. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 6,045 > t tabel 1,986. Artinya, apabila fasilitas belajar meningkat sebesar 1%, maka minat belajar akan meningkat sebesar 1,089 dalam setiap satuannya. Ketiga kondisi sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 1,182. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung, 3,154> t tabel sebesar 1,99. Artinya, apabila kondisi sosial ekonomi orang tua meningkat sebesar 1%, maka minat belajar akan meningkat sebesar 1,182 dalam setiap satuannya. Keempat kemandirian belajar, fasilitas belajar dan kondisi sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana diperoleh nilai F hitung 76,999 > F tabel 2,70. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Fasilitas Belajar, Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dan Minat Belajar Siswa. ABSTRACT The aims of the reseach ase to analyze 1) the influences of independence learning toword interesting of learning. 2) the influences learning facilities toword learning interest. 3)the influences of parent social economy class learning interest. 4) the influences of independence learning, learning facilities, and parent social economy class are together. Affect learning in teres. The kinds of the research are descriptive research.the result of research show that first independence learning is affacted positively and significantly toword learning interest which was showed by coefisient percentage 0,68. Coeficient percentage becomes significant becaus percentage of t hitung 3,687 > t tabel =1,986, it means it indepence learning increases of 1% so learning interest will increase 0,684 in each unit. Second, learning facilities are affected positively and significantly toword learning interest which was showed by coeficient percentage 1,089. The coeficient percentage becomes significant because percentage 1,089. The coeficient percentage becomes significant because percentage of t hitung = 6,045 >t tabel =1,986 it means it learning facilities increases 1% so learning interest will increases 1,182 in each unit. Third. Parents social economy class is affacted positively and significantly toword learning interest which was by coeficient percentage 1,182. The coeficient percentage becomes significant because percentage of t hitung = 3,154 > t tabel =1,99. It means it parents social economy class increas 1% so learning interest will increase 1,182 in each unit. Fourth, independence learning, leanrning facilities and parents social economy class together, affacted positively and signicant toword learning interest which was gotten percentage of F hitung 76,999 > F tabel 2,70 it means ha is accepted and ha is declined.

3 PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Belajar adalah istilah key term yang paling vital di setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dalam upaya pendidikan. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output, input adalah peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan dari kegiatan belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terikat secara terpadu untuk mencapai hasil tujuan dari pendidikan nasional. Tujuan pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan hasil tujuan dari pendidikan nasional. Tujuan pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan hasil belajar sebagai suatu pencapian dari proses pembelajaran akan menunjukkan atau menggambarkan sebeberapa berhasil proses belajar yang telah terjadi, juga menggambarkan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan angka- angka atau nilai. Minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhankebutuhan sendiri. Di SMP N 4 Batang Anai minat belajar siswa masih tergolong rendah, tidak adanya dorongan dari dalam diri siswa ntuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik dapat dilihat dari banyaknya siswa berkeliaran di saat jam belajar mengajar berlangsung dan membuat keributan dengan teman sebayanya. Di dalam proses pembelajaran berlangsung siswa hanya menuggu ilmu dari guru saja tanpa adanya inisiatif dari siswa. Dalam belajar siswa harusnya lebih banyak aktif memberikan pertanyaan atau saran terhadap guru sehingga adanya respon antar siswa dengan baik, tapi kenyataannya di SMP N 4 Batang Anai siswa lebih banyak pasif dan Guru lah yang banyak aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Kurangnya minat belajar siswa di SMP N 4 Batang Anai dapat dilihat pada tabel observasi awal yang telah penulis lakukan pada bulan April dengan menyebarkan angket sebanyak 25 orang responden terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 1 Hasil Observasi Awal Tentang Minat Belajar Siswa No Pernyataan Ya Tidak % % saya sangat menyukai pelajaran IPS Terpadu Saya berkonsentra si mengikuti pelajaran IPS Terpadu Saya memperhatik an guru menerangka n pelajaran Saya mengulang pelajaran IPS di rumah Sumber: Observasi Awal, 2016 Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP N 4 Batang Anai masih tergolong rendah sebanyak 80% siswa tidak menyukai pelajaran IPS, sebanyak 72% tidak berkonsentrasi dalam menguti pelajaran IPS di saat proses pembelajaran berlangsung, sebanyak 76% siswa tidak memperhatikan guru dalam menerangkan meteri pembelajaran dan sebanyak 60% siswa tidak mengulang kembali pelajaran IPS dirumah. Kemandirian adalah memandang siswa sebagai menejer dan pemilik tanggung jawab dan proses pembelajaran mereka sendiri, belajar mandiri mengintegrasikan (manajemen konteks, menentukan setting, sumber daya dan tindakan dengan self minotering siswa memonitor, mengevaluasi

4 dan mengatur strategi belajarnya). Pada SMP N 4 Batang Anai kemandirian belajar siswa masih kurang di mana banyak siswa belum bisa mengatur strategi belajarnya sendiri, rasa kemauan dan dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar. Terlihat pada saat pemberian tugas di rumah, tugas tersebut bukannya dibuat di rumah, tetapi siswa malah mengerjakannya di sekolah dengan alasan tidak adanya buku paket, siswa hanya akan belajar jika guru nya berada di dalam kelas tidak adanya kemandirian siswa dalam belajar dan siswa tidak mempunyai keinginan untuk bersaing maju demi kebaikannya sendiri. Sebenarnya kemandirian belajar adalah kegiatan individual dan berkelanjutan hal ini ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan dan menemukan dan menemukan suatu gagasan. Di lihat dari pengaruh lainnya yaitu pada proses pembelajaran dan pengajaran akan berlangsung secara efektif jika didukung dengan fasilitas yang lengkap. Di SMP N 4 Batang Anai fasilitas yang dimiliki sekolah belum lengkap dan masih terbatas, yaitu kurang nya infocus sebagai alat bantu untuk belajar dan juga kurangnya buku paket untuk belajar di sekolah tersebut. Fasilitas yang dimiliki di sekolah maupun di rumah dapat mempengaruhi minat belajar siswa, didalam belajar jika mempunyai fasilitas yang lengkap dapat mendorong minat belajar siswa. Selain kemandirian belajar dan fasilitas belajar, minat dalam proses pembelajaran juga sangat ditentukan dengan kondisi sosial ekonomi orang tua. Kondisi sosial ekonomi orang tua dapat di tentukan oleh faktor pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan penghasilan orang tua serta tempat tinggal serta jenis tempat tinggal. Di SMP N 4 Batang Anai tingkat pendidikan orang tua siswa masih tergolong sangat rendah masih banyaknya pendidikan orang tua siswa yang hanya tamatan SMP dan orang tua siswa yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi sangat Minimum. Tingkat pendapatan, pendidikan orang tua di di tentukan oleh pekerjaan orang tua dan menentukan tingkat pendidikan seorang anak, seorang anak yang hidup di kalangan kelurga kaya akan menempuh jenjang pindidikan yang lebih tinggi karna kondisi ekonomi orang tua yang memadai untuk memenuhi kebutuhan akademik anaknya. Berbeda dengan anak yang hidup dari keluarga miskin minat belajarnya akan kurang karna kebutuhan akademik sulit di penuhi oleh orang tuanya, sehingga kurangnya minat belajar dari siswa, terkadang seorang anak yang hidup dikeluarga yang miskin akan lebih memilih membantu orang tuanya dalam mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jadi pendapatan orang tua sangat mempengaruhi minat belajar siswa. KAJIAN PUSTAKA Teori Minat Belajar Menurut (Slameto,2013:103) Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Menurut Menurut (Djamarah,2003:157) minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif untuk

5 membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. faktor yang mempengaruhi minat belajar dapat digolongkan menjadi dua: 1) Faktor Internal meliputi: kematangan, latihan dan ulangan, motivasi. 2) Faktor Eksternal meliputi: faktor guru, faktor metode, faktor materi pelajaran. Menurut (Ahmad,2005:111) indikator minat belajar yaitu: a. Kesukaan a. Ketertarikan b. Perhatian c. Keterlibatan Teori Kemandirian Belajar kemandirian belajar siswa sangat diperlukan agar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur mendisiplinkan dirinya, selain itu dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Menurut (Ali dan Asrori,2005:114) Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang di peroleh melalui proses individuasi proses individuasi adalah realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Menurut (Uno,2007:51) Metode belajar yang sesuai kecepatan sendiri juga di sebut belajar mandiri. Maksud dari kecepatan sendiri adalah siswa memiliki tanggung jawab sendiri, sesuai dengan kecepatan sendiri untuk menciptakan belajar yang berhasil. Menurut (Mu tadin,2002:19) kemandirian adalah sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, di mana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi situasi lingkungan, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Menurut Bernadib dalam (Mu tadin,2002:23) indikator kemandirian belajar adalah: a. Memeliki hasrat bersaing maju demi kebaikan dirinya sendiri b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya Teori Fasilitas Belajar Menurut (Sani,2013:48) proses pembelajaran dan pengajaran akan berlangsung secara efektif jika di dukung dengan fasilitas yang memadai. Menurut (Gie,2002:34) adanya fasilitas yang baik dapat menciptakan kondisi belajar yang efektif dan menyenangkan. Jadi fasilitas belajar sangat diperlukan dalam menunjang dan memperlancar proses belajar mengajar disekolah. Penataan fasilitas-fasilitas yang dimiliki sekolah, seperti perpustakaan, ruang kelas, labolatorium, dan lapangan olahraga juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Minat yang sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Seorang siswa akan terlihat minat belajarnya jika sudah memanfaatkan segala fasilitas yang ada di sekolah dengan baik. Karna fasilitas belajar merupakan salah satu faktor yang yang mempengaruhi minat belajar siswa. Menurut (Gie,2003:54) indikator fasilitas belajar adalah: a. Ruang dan tempat belajar yang baik b. Perabotan belajar mengajar yang lengkap c. Perlengkapan belajar yang efisien Teori Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Kondisi sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang kondisi sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Menurut (Purwanto,2007:104) ada keluarga miskin dan kaya juga ada keluarga yang di liputi suasana damai dan tentram dengan bermacam-macam keadaan keluarga itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar di alami dan di capai oleh anakanaknya.menurut (Hamalik,2002:25) kelas sosial dapat ditentukan oleh faktor pendidikan dan ekonomi yang terlihat dari pekerjaan dan penghasilan seseorang, serta tempat tinggal atau jenis tempat tinggal.

6 Secara ekonomis struktur masyarakat menimbulkan dampak psikologis terhadap hasrat. Menurut Hasbullah (2005) Sunarto dan Hartono (2006) indikator kondisi soisal ekonomi orang tua yaitu: a. Pengaruh tingkat pendidikan orangtua b. Pengaruh pendapatan orangtua c. Pekerjaan Orang Tua Hipotesis Berdasarkan dari uraian landasan teori dan kerangka konseptual maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa SMP N 4 Batang Anai. 2. Diduga fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa SMP N 4 Batang Anai. 3. Diduga kondisi sosial ekonomi orangtua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa SMP N 4 Batang Anai. 4. Diduga Kemandirian belajar, fasilitas belajar dan kemampuan ekonomi orangtua berpengaruh signifikan secara bersamasama terhadap minat belajar siswa SMP N 4 Batang Anai. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dan asosiatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 4 Batang Anai yaitu pada kelas VIII. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan bulan Mei Tahun Adapun yang menjadi populasi yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 126 orang. Mengingat jumlah populasi yang cukup besar, maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling dengan menggunakan rumus slovin dengan menggunakan nilai kritis 5%.maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 96 orang siswa. Tabel 2: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No Variabel Indikator Sumber 1 Minat belajar (Y) 2 Kemandirian belajar (X1) 3 Fasilitas belajar (X2) 4 Kondisi sosial ekonomi orangtua (X3) a. Kesukaan b. Ketertarikan c. Perhatian d. Keterlibatan a. Memeliki hasrat bersaing maju demi kebaikan dirinya sendiri b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya a. Ruang dan tempat belajar yang baik b. Perabotan belajar mengajar yang lengkap c. Perlengkapan belajar yang efisien a. Pengaruh tingkat pendidikan orangtua b. Pengaruh pendapatan orangtua c. Pekerjaan Orang Tua Ahmad (2005) Mu tadin (2002) Gie (2003) Hasbullah (2005) Sunarto dan Hartono (2006) Sebelum angket diedarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Menurut (Ghozali,2010:213) uji validitas adalah di gunakan untuk mengukur sah

7 pertanyaan valid atau tidak valid, maka di gunakan nilai corrected itemtp correclation untuk masing-masing pertanyaan atau nilai r hitung > r tabel.atau valid tidaknya suatu kuisioner. Bila nilai corrected item tp total correlation (r hitung) suatu butir pertanyaan > dari r tabel (0,361) maka butir pernyataan tersebut di nyatakan valid, dan bila r hitung<0,361 maka butir pernyataan tersebut di nyatakan tidak valid akan di keluarkan atau tidak di gunakan mengukur sebuah variabel penelitian. (Ghozali,2011). Uji validitas ini di lakukan melalui program SPSS ( Statiscal Product Service Solution) versi 16.0 (Gozalli,2011:48) suatu konstruk atau variabel di katakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,70. Untuk mengukur reliabilitas dari suatu intrumen, penulis melihat nilai cronbach alpha dengan menggunakan bantuan program Statistical Product Service Solution (SPSS) versi 16.0 Tabel 3: Hasil UjiValiditas Variabel Keterangan Valid Tidak Valid Y 20 3 X1 8 1 X2 8 1 Variabel Minat Belajar (Y) Kemandirian Belajar (X1) Fasilitas Belajar (X2) Tabel 4: Hasil Uji Reliabilitas Jumlah Item Cronbach Nilai Kesimpulan Pernyataan alpha Kritis ,70 Reliabel Reliabel Reliabel HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tingkat Capaian Responden (TCR) variabel X Berdasarkan TCR dari masingmasing variabel bahwa skor rata-rata variabel kemandirian belajar adalah sebesar 4.08 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 81.63% dengan kategori baik. Skor rata-rata variabel fasilitas belajar adalah sebesar 3.83 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 76.67% dengan kategori sedang. Sedangkan untuk variabel kondisi sosial ekonomi orang tua didapatkan rata-rata pendidikan orang tua siswa berada pada tingkat pendidikan SMP pada tingkat pendidikan SD hanya 27 orang dengan kategori sangat rendah, SMP 32 orang dengan kategori rendah, SMA 22 orang dengan kategori sedang, Diploma 9 orang dengan kategori tinggi dan S1 6 orang dengan kategori sangat tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap minat belajar siswa, sedangkan untuk penghasilan orang tua siswa berksar antara Rp Rp dengan kategori rendah. Penghasilan orang tua dengan kategori tinggi hanya 11 orang dan kategori sangat tinggi hanya 3 orang hasil ini menunjukkan bahwa penghasilan orang tua berpengaruh terhadap inat belajar siswa. Untuk pekerjaan orang tua

8 siswa rata-rata bekerja sebagai petani, hanya 12 orang yang bekerja sebagai PNS, terlihat bahwa pekerjaan orang tua siswa masih dikatakan sedang dan mempengaruhi minat belajar siswa. Koefisien Determinasi ( ) Berdasarkan hasil pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel model summary diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,715 yang artinya 71,5% perubahan pada variabel dependen (m inat belajar) dapat dijelaskan oleh variabel independen (kemandirian belajar, fasilitas belajar dan kondisi sosial ekonomi orang tua) sedangkan sisanya sebesar 28,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t Berdasarkan hasil uji t dari pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar (X 1 ) terhadap minat belajar (Y) Untuk variabel kemandirian belajar diperoleh nilai t hitung sebesar 3,685 > t tabel sebesar 1,98609 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kemandirian belajar terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin baik kemandirian belajar, maka akan semakin baik pula minat belajar. b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar (X 2 ) terhadap minat belajar (Y) Untuk variabel fasilitas belajar diperoleh nilai t hitung sebesar > 6,045 t tabel sebesar 1,98609 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara fasilitas belajar terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin tinggi fasilitas belajar maka akan semakin meningkat minat belajar. c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi orang tua (X 3 ) terhadap minat belajar (Y) Untuk variabel kondisi sosial ekonomi orang tua diperoleh nilai t hitung sebesar 3,154 > t tabel sebesar 2,03 dengan nilai signifikan 0,002 < = 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin tinggi kondisi sosial ekonomi orang tua maka akan semakin meningkat pula minat belajar. Hasil Uji F Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, dapat dilihat pada tabel 33 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung 77,999 > F tabel 2,70 dan nilai signifikan 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H a diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemandirian belajar, fasilitas belajar dan kondisi sosial ekonomi orang tua guru berpengaruh signifikan terhadap minat belajar, artinya semakin baik kemandirian belajar, fasilitas belajar dan kondisi sosial ekonomi orang tua, maka disiplin belajar juga akan semakin baik.

9 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemandirian Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,684. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 3,685 > t tabel sebesar 1,99. Artinya apabila kemandirian belajar meningkat sebesar 1%, maka disiplin belajar 0,684 dalam setiap satuannya. 2. Fasilitas Belajar guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 1,089. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 6,045 > t tabel 1,99. Artinya, apabila sikap fasilitas belajar meningkat sebesar 1%, maka minat belajar akan meningkat sebesar 1,089 dalam setiap satuannya. 3. Kondisi sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 1,182. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung, 3,154 > t tabel sebesar 1,99. Artinya, apabila kondisi sosial ekonomi orang tua meningkat sebesar 1%, maka minat belajar akan meningkat sebesar 1,182 dalam setiap satuannya. 4. Kemandirian Belajar, Fasilitas Belajar dan kondisi sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana diperoleh nilai F hitung 76,99 > F tabel 2,70 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk meningkatkan minat belajar lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan: 1. Guru harus membuat siswa tertarik terhadap pelajaran yang di ajarkan kepada siswa agar siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar berlangsung. 2. Siswa harus mempunyai rasa percaya diri dalam mengerjakan tugas tugastugas yang dihadapinya. 3. Kepada pihak sekolah harus melengkapi perlengkapan belajar yang efisien yang mudah dimengerti dan di pahami oleh siswa, karna perlengkapan yang lengkap dan efisien dapat meningkatkan minat belajar seorang anak. 4. Kondisi sosial ekonomi orang tua menjadi salah satu faktor tercapainya pendidikan seorang anak, jadi orang tua harus lebih berperan penting dalam kestabilan perekonomian keluarga. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Safari. (2005). Teori Berbasis Kompetensi. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Ali, Muhammad, & Muhammad, Asrori. (2005). Psikolgi Remaja In Psikologi Remaja. Jakarta: Reneka Cipta. Arikunto,Suharsimi. (2010). Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful. Bahri. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta.

10 Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Universitas di Penogoro. Gie. (2003). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty. Hasbullah. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Puja Grafindo Persada. Hamalik, Oemar. (2001). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan dalam Belajar. Bandung: Tarsito. Mutadin. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Remaja. Jakarta: Reneka Cipta. Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-aktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Reneka Cipta. Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Reneka Cipta. Uno, B, Hamzah. (2007). Profesi Kependidikan. Jakarta: Reneka Cipta.