PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)"

Transkripsi

1 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh RUSMITA NIM PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011

2 2 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh RUSMITA NIM Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma 111 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMRINDA SAMARINDA 2011

3 3 HALAMAN PENGESAHAN JUDUL KARYA ILMIAH : PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Nama : Rusmita Nim : Program studi Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan : Manajemen Pertanian Pembimbing, Penguji, Nur Hidayat, SP, MSc NIP Ir. Budi Winarni, MSi NIP Menyetujui Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Samarinda Mengesahkan Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Syarifuddin, MP NIP Ir. Hasanudin, MP NIP Lulus ujian pada tanggal

4 4 ABSTRAK RUSMITA, Pengaruh pemberian pupuk kandang kambing pada tanaman Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) dibawah bimbingan NUR HIDAYAT. Tanaman kakao merupakan salah satu komoditi yang diutamakan di Kalimantan. Pemberian pupuk pada pembibitan tanaman kakao dinilai dapat membantu pertumbuhan tanaman kakao agar menjadi lebih baik dan dapat berkembang dengan baik setelah ditanam di areal kebun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pertumbuhan bibit kakao dengan pemberian pupuk kandang kambing pada bibit berumur 1 bulan Penelitian ini menggunakan 1 faktor perlakuan, yaitu dosis pupuk kandang kambing dengan 3 taraf perlakuan, k 0 : tanpa perlakuan/ kontrol, k 1 : 50 gram pupuk kandang kambing/polybag, k 2 : 100 gram pupuk kandang kambing. Yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Dari hasil pengamatan, pemberian pupuk kandang kambing berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman bibit kakao namun diameter batang dan jumlah daun bibit tanaman kakao menunjukkan bahwa rata-rata perlakuan k o, k 1 dan k 2 berpengaruh tidak nyata terhadap daun dan diameter batang variabel pengamatan namun berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada minggu ke 2,4 dan 6. Tinggi tanaman tertinggi di peroleh pada k 1 dan k 2 yaitu 28,80 cm, 31,10 cm, 32,10 cm dan 30,60 cm, 31,9 cm, 33,9 cm dan pada minggu ke 2,4 dan 6 yang terendah k0 (tanpa perlakuan) yaitu 20,20 cm, 23,00 cm dan 24,80 cm.

5 5 RIWAYAT HIDUP RUSMITA. Lahir pada tanggal 20 Agustus 1990 di Nunukan, anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Alm bapak Ruslan dan ibu Halima Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar Negeri 006 Nunukan pada Tahun 1997 dan Lulus pada tahun 2003, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Nunukan pada tahun 2003 dan lulus pada Tahun Melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nunukan pada tahun 2005 dan lulus pada Tahun Pendidikan Tinggi dimulai pada Tahun 2008 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Pertanian. Pada tanggal 04 Maret sampai 31 Mei 2011 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Karang Juang Hijau Lestari (KHL), Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur.

6 6 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya maka karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih atas peran dan bantuan yang telah diberikan kepada : 1. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi baik secara moril maupun materil kepada penulis selama ini. 2. Nur Hidayat, SP, M.Sc selaku Dosen Pembimbing 3. Ir. Budi Winarni, M.Si selaku Dosen Penguji 4. Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 5. Ir. Syarifudin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan 6. Rekan-rekan mahasiswa/i dan rekan_rekan Mapa Politani yang telah membantu di dalam kegiatan penelitian hingga penyusunan Karya Ilmiah. Kampus Sei Keledang, 26 Agustus 2011 Penulis

7 7 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 3 A. Tinjauan Umum Tanaman Kakao... 3 B. Teknis Pembibitan Tanaman Kakao C. Tinjauan Umum Pupuk Organik D. Tinjauan Umum Pupuk Kandang Kambing III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu B. Alat dan Bahan C. Prosedur Penelitian D. Pengambilan dan Pengolahan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 25

8 8 DAFTAR TABEL Nomor 1. Tinggi Tanaman pada minggu 2,4 dan Jumlah daun Diameter batang Halaman DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Daftar sidik ragam Tinggi Tanaman 2 mst Daftar sidik ragam Tinggi Tanaman 4 mst Daftar sidik ragam Tinggi Tanaman 6 mst Daftar sidik ragam Jumlah Daun 2 mst Daftar sidik ragam Jumlah Daun 4 mst Daftar sidik ragam Jumlah Daun 6 mst Daftar sidik ragam Diameter Batang 2 mst Daftar sidik ragam Diameter Batang 4 mst Daftar sidik ragam Diameter Batang 6 mst Bagan plot penelitian Gambar tanaman bibit kakao Gambar Kegiatan pengayakan tanah Gambar Persiapan mesia tanam... 30

9 9 14. Gambar Pengukuran tinggi tanaman Gambar Jumlah daun Gambar Pengukuran diameter batang... 31

10 10 I. PENDAHULUAN Sekarang ini kakao (Theobroma cacao L) di Indonesia berkembang pesat baik tanaman kakao rakyat maupun swasta, dan diharapkan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi perkebunan jenis lainnya seperti, kelapa sawit dan karet. Dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya alam, memenuhi konsumsi dan memperoleh devisa ekspor serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu seiring dengan meningkatnya kemakmuran masyarakat, maka tuntutan akan gizi yang lebih baik juga semakin besar. dalam hal ini produk kakao memberikan harapan yang cerah sebab kandungan lemak nabatinya relatif tinggi yaitu sekitar 50%, karbohidrat 15% dan 1% gula (Sunanto, 1992). Perkebunan kakao di Indonesia banyak diusahakan dengan produksi yang tinggi, namun kendala utamanya mutu yang kurang baik, terutama dari kakao rakyat. Hal ini terutama petani kurang memahami budidaya tanaman kakao sepenuhnya sehingga dampak negatif yang ditimbulkan seperti penurunan produktifitas produksi pada saat ini sudah dapat dirasakan (Susanto, 1994). Tanaman kakao merupakan salah satu komoditi yang diutamakan di Kalimantan. Pemberian pupuk pada pembibitan tanaman kakao dinilai dapat membantu pertumbuhan tanaman kakao agar menjadi lebih baik dan dapat berkembang dengan baik setelah ditanam di areal kebun.

11 11 Pemupukan yang efektif adalah pemupukan yang berfungsi menambahkan unsur hara yang tersedia dalam jumlah sedikit di dalam tanah. Dampak pemupukan yang efektif akan terlihat pada pertumbuhan tanaman yang optimal. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur fisik dan kimia dan juga dapat memberikan unsur hara yang lengkap pada tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pertumbuhan bibit kakao dengan pemberian pupuk kandang kambing pada bibit berumur 1 bulan. Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada para petani dalam penggunaan pupuk kandang kambing dengan dosis yang tepat terhadap bibit kakao (Theobroma cacao L).

12 12 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Kakao 1. Sejarah kakao (Theobroma cacao L) Kakao merupakan tanaman asli Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Penduduk yang pertama kali mengusahakan kakao serta menggunakannya sebagai bahan makanan dan minuman adalah suku Indian Maya dan Astek di daerah-daerah antara 10 LU dan 10 LS. Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman hutan tropika dataran rendah dan tumbuh di bawah pohon-pohon besar (Lukito, 2004). 2. Taksonomi Menurut Susanto (1994), tanaman kakao termasuk marga Theobroma. famili dari Sterculiceae yang banyak diusahakan oleh rakyat, perkebunan swasta dan perkebunan negara. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicocotyledoneae Ordo : Malvales Famili : Sterculiceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L

13 13 3. Morfologi tanaman kakao Menurut Sunanto (1992), morfologi tanaman kakao adalah sebagai berikut : a. Biji dan perkecambahan Kakao termasuk tanaman kualiflori yang artinya bunga dan buah tumbuh pada batang dan cabang tanaman. Dalam setiap tanaman terdapat sekitar butir biji, yang tersusun dalam lima baris dan menyatu pada barisan poros buah. Cabang-cabang akan membentuk jorget, yang kemudian akan tumbuh 3 6 cabang yang arahnya ke samping dengan sudut 0-90 Cabang-cabang ini disebut cabang primer atau cabang plagiotrop (Muljana, 1982). Biji dibungkus oleh daging buah atau pulp yang berwarna putih dan rasanya manis. Pulp tersebut mengandung zat penghambat perkecambahan, namun karena biji kakao tidak memiliki masa dorman maka seringkali biji di dalam buah pun dapat tumbuh bila terlambat dipanen. Biji kakao terdiri dari kulit biji atau testa, dua kotiledon yang saling melipat, dan embrio yang terdiri dari epikotil, hipokotil dan radikula. Biji kakao termasuk epigeous yang artinya hipotil memanjang mengangkat kotiledon yang masih menutup ke atas permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu, yang kemudian diikuti membukanya kotiledon dan epikotil memanjang dengan empat lembar daun pertama.

14 14 b. Batang dan Cabang Tanaman kakao yang diusahakan di perkebunan pada umur 12 tahun dapat mencapai tinggi 4,5 7,0 meter tergantung intensitas naungan dan faktor-faktor lainnya. Kakao bersifat dimorfisma, artinya memiliki 2 macam percabangan atau tunas vegetatif, yaitu tunas ortotrop yang tumbuh ke atas dan tunas plagiotrop yang tumbuh ke samping, cabang kipas atau fan. Cabang yang arahnya ke samping dengan sudut C. Cabang-cabang ini disebut cabang primer atau cabang plagiotrop. Kemudian disusul cabang cabang lateral atau fan. c. Daun Daun kakao mempunyai dua persendian atau articulation yang terletak pada pangkal dan ujung tangkai daun. Hal ini memungkinkan pergerakan daun menyususi dengan arah datangnya sinar matahari. Tangkai daun pada cabang ortotrop lebih panjang, sekitar 7,5 10 cm, sedangkan pada cabang plagiotrop tangkai daun lebih pandek sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bersisik halus dan membentuk sudut daun dan berbentuk silinder. Kuncup-kuncup daun dilindungi stipula yang segera gugur apa bila daunnya tumbuh. Warna daun muda kemerahan sampai merah, tergantung dari varietasnya, dan bila telah dewasa menjadi hijau tua

15 15 bentuk daun bulat memanjang dengan ujung dan pangkal meruncing. Panjang daun dewasa sekitar 30 cm dan lebar sekitar 10 cm. Masa tumbuh tunas-tunas baru disebut flush, dimana tunas membentuk 3-6 helai daun baru sekaligus. Setelah masa bertunas tersebut selesai, kuncup-kuncup kembali dorman selama periode tertentu. Oleh ransangan faktor lingkungan kuncup-kuncup akan kembali bertunas serempak lagi. d. Akar Perakaran kakao tumbuh cepat pada bibit dari biji yang baru berkecambah, dari panjang akar 1 cm pada umur 1 minggu tumbuh menjadi cm pada umur 1 bulan dan 25 cm pada umur 3 bulan. Pertumbuhan akar mencapai 50 cm pada umur 2 tahun. Jadi makin lama kecepatan pertumbuhan akar semakin berkurang. Pada tanah yang dalam dan drainasenya yang baik, perakaran kakao dewasa mencapai 1,0-1,5 m. Akar lateral sebagian besar sekitar 56% tumbuh pada lapisan tanah atas sedalam 0-10 cm, sedangkan 26% pada bagian yang lebih dalam (11 20 cm), dan sekitar 14% pada bagian yang lebih dalam lagi (21 30 cm) dan hanya sekitar 4% tumbuh pada kedalaman lebih dari 30 cm. Jangkauan akar lateral jauh di luar proyeksi tajuk tanaman. Pada akar kakao terdapat cendawan mikoriza yang membantu penyerapan unsur hara yang dikembangkan secara vegetatif tidak

16 16 memiliki akar tunggang, namun nantinya akan terbentuk dua akar yang menyerupai akar tunggang. e. Bunga Tanaman kakao bersifat kualiflori, bunga berkembang dari ketiak daun dan dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut lama kelamaan menebal dan membesar disebut juga dengan bantalan bunga (cushion). Bunga kakao terdiri dari 5 daun kelopak, 5 daun mahkota 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran terdiri dari 5 tangkai sari dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih ungu atau kemerahan, benang sari yang steril dan yang vertil disebut stamen yaitu pada lingkaran dalam. Bakal buah atau ovarium disusun oleh 5 daun buah (carpellium) dan berisi banyak bakal biji (ovulum) yang tersusun melingkari poros tengah buah. f. Buah Warna buah kakao beraneka ragam, namun pada dasarnya hanya ada 2 macam yaitu, buah muda berwarna hijau putih dan bila masak menjadi warna kuning sedangkan buah muda yang berwarna merah setelah masak menjadi oranye. Beberapa faktor yang menyebabkan kelayuan buah kakao adalah : 1) Persaingan antara buah muda, buah tua dan dengan tunas muda 2) Kekurangan hormon yang terbentuk dalam endosperma

17 17 3) Pengaruh bahan tanaman atau kultivar 4) Adanya luka pada kulit buah Kakao secara garis besar dapat menjadi tiga jenis yaitu : 1. Criollo Criollo termasuk kakao yang bermutu tinggi atau kakao mulia edel cacao, criollo memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Masa berbuah lambat b. Agak peka terhadap serangan hama dan penyakit c. Kulit buah tipis dan mudah diiris d. Terdapat 10 alur yang letaknya berselang-seling terdiri dari lima alur dalam dan lima alur dangkal e. Ujung buah biasanya berbentuk tumpul, sedikit bengkok, dan tidak memiliki botle neck f. Tiap buah berisi biji yang bentuknya agak bulat sampai bulat g. Endospermnya berwarna putih h. Proses fermentasinya lebih cepat dan rasanya tidak pahit i. Warna buah muda umumnya merah dan bila masak menjadi jingga 2. Forastero Forastero umumnya termasuk kakao bermutu rendah atau disebut kakao curah, bulk kakao. Tipe Forastero memiliki ciri ciri sebagai berikut: a. Pertumbuhan tanaman kuat dan produksinya lebih tinggi b. Masa berbuah lebih awal

18 18 c. Umumnya dapat diperbanyak dengan cara semaian hibrida d. Relatif lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit e. Kulit buah agak keras tetapi permukaannya halus f. Alur alur kulit buah agak dalam g. Ada yang memiliki bottle neck dan ada pula yang tidak memiliki h. Endospermanya berwarna ungu tua dan berbentuk gepeng i. Proses fermentasinya lebih lama j. Rasa bijinya pahit k. Kulit buah berwarna hijau dan terutama yang berasal dari Amazon dan merah yang berasal dari daerah lain 3. Trinitario Trinitario merupakan hasil dari persilangan antara Criollo dan Forastero, dari persilangan ini terdapat jenis jenis persilangaan yang baik, buah dan bijinya besar sebagai contoh klon Jati Runggo. Walaupun ciri ciri bijinya seperti criollo namun merupakan hasil persilangan. 4. Syarat Tumbuh a. Tanah Perakaran kakao pada umumnya dapat mencapai kedalaman sekitar 1 1,5 m untuk akar tunggang. Sedangkan untuk akar lateral sebagian besar terdapat pada lapisan atas, sedalam 30 cm. Tanaman kakao tidak tahan terhadap genangan air pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Pada musim hujan menghendaki drainase yang baik dan musim

19 19 kemarau tanah pun mampu menyimpan air dengan cukup, atau tanah yang lembab (Sunanto, 1992). Tanaman kakao dapat tumbuh subur dan berbuah banyak juga pada ketinggian m dpl. Tanaman kakao tidak tahan terhadap pada musim hujan, sifat tanah yang baik untuk tanaman kakao yaitu memiliki unsur hara yang tinggi dan memiliki ph tanah optimum 6,0 7,5 mengandung cukup udara dan air (Susanto, 1994). b. Iklim Sinar matahari merupakan sumber energi tanaman dalam proses fotosintesis, namun keperluan sinar matahari tergantung pada besar kecilnya tanaman. Sedangkan tanaman muda baru memerlukan penyinaran matahari sekitar 25% - 30% dari sinar matahari penuh. Daerah produsen kakao umumnya memiliki curah hujan berkisar antara 1250 mm 3000 mm tiap tahunnya. Suhu maksimum untuk kakao sekitar 30 C - 32 C. Sedangkan suhu minimum sekitar 18 C - 21 C dengan kelembaban udara relatif maksimum 100%. Pada malam hari 70% - 80% pada siang hari kelembaban yang rendah akan mempengaruhi evapotranspirasi menjadi lebih cepat, sedangkan kelembaban yang tinggi mengundang perkembangan cendawan patogen (Siregar dkk, 2002).

20 20 B. Teknis Pembibitan Tanaman Kakao Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon. Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. 1. Pemeliharaan bibit Menurut Susanto (1994) untuk memperoleh bibit yang baik perlu adanya pemeliharaan sebagai berikut: a. Penyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali sehari kecuali hujan, Penyiraman dilakukan pada pagi hari antara jam 7.00 hingga jam dan sore hari antara jam hingga jam Penyiraman dilakukan dengan air dan menggunakan gembor atau sprayer. b. Penyiangan Tempat pembibitan harus dijaga kebersihannya dari gulma, karena gulma menjadi salah satu saingan bibit dalam menyerap unsur hara dan serangga yang makan rumput dapat pula menyerang bibit kakao, misalnya jangkrik, apogonia, belalang, ulat dan sebagainya. Gulma yang dibersihkan tidak hanya di dalam polybag tetapi juga yang ada di sekitar polybag.

21 21 c. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis anjuran setiap 8 hari dan juga dapat di aplikasikan jika terjadinya serangan hama. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Aplikasi ini dilakukan bila tanaman terserang penyakit. C. Tinjauan Umum Pupuk Organik Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau makluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini akan menggalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur hara lebih dari satu unsur dan menggandung unsur mikro (Hadisuwito, 2007). Berdasarkan cara pembuatannya pupuk organik pupuk terbagi menjadi dua kelompok yaitu pupuk alami dan buatan. 1. Pupuk organik alami dan pupuk organik buatan, jenis pupuk yang tergolong dalam kelompok pupuk organik alami benar-benar langsung diambil dari alami, seperti dari sisa hewan, tumbuhan, tanah baik atau tanpa sentuhan teknologi, seperti pupuk kandang, kompos hijau dan pupuk burung. 2. Pupuk organik buatan dibuat untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman yang bersifat alami atau non kimia, berkualitas baik, dengan bentuk ukuran dan kemasan yang praktis, mudah didapat, didistribusikan dan diaplikasikan, serta dengan kandungan unsur hara yang lengkap dan tarukur. Berdasarkan

22 22 bentuknya ada dua jenis pupuk organik buatan yaitu padat dan cair (Marsono dan Paulus, 2001). D. Tinjauan Umum Pupuk Kandang Kambing 1. Pupuk kandang Kambing Pupuk ini tergolong pupuk panas. kandungan N-nya tinggi, dan kadar airnya rendah. Oleh karena itu proses pelapukanya berjalan cepat, sehingga menghasilkan kg pupuk segar atau kg pupuk masak per tahun (Setyamidjaja,1986). Pupuk kandang kambing terdiri dari 67% bahan padat (faeces) dan 33%bahan cair (urine). Sebagai pupuk kandang komposisi unsur haranya 0,95% N, 0,35% P 2 O 5, dan 1,00% K 2 O. Terrnyata bahwa kadar N pupuk kambing cukup tinggi, kadar airnya lebih rendah dari kadar pupuk sapi. Keadaan demikian merangsang jasad renik melakukan perubahan-perubahan aktif, sehingga perubahan berlangsung dengan cepat. Pada perubahanperubahan ini berlangsung pula pembentukan panas, sehingga pupuk kambing dapat dicirikan sebagai pupuk panas. Pemakaian atau pembenaman pupuk ini dalam tanah sebaiknya dilakukan 1 atau 2 minggu sebelum masa tanam (Sutedjo, 2008). Menurut Marsono dan Sigit (2001), bahwa pupuk kandang adalah campuran antara kotoran hewan dengan sisa makanan dan alas tidur hewan. Campuran ini mengalami pembusukan sehingga tidak berbentuk

23 23 seperti aslinya lagi dan memiliki kandungan hara yang cukup untuk menunjang pertumbuhan tanaman, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Sebagian besar kotoran hewan dapat dipergunakan untuk pupuk setelah mengalami pembusukan yang cukup, yaitu biasanya secara fisik, seperti warna, rupa, tekstur, dan kadar air pupuk kandang kambing lebih rendah dari pupuk kandang sapi. Kadar hara pupuk kandang kambing mengandung kalium yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya, sedangkan kadar hara N dan P hampir sama dengan pupuk kandang lainnya. Jenis kotoran hewan yang umum digunakan adalah kotoran sapi, kerbau, kelinci, kuda dan ayam. Tidak ada bukti yang cukup untuk di segnifikan mengenai keunggulan mengenai masing masing jenis kotoran hewan, tetapi secara umum kotoran sapi yang banyak digunakan sebagai pupuk kandang karena ketersediaannya yang lebih banyak dibanding hewan lain. Kotoran ayam kini juga makin banyak digunakan sebagai pupuk kandang setelah mengalami perlakuan khusus. Kotoran kelinci hanya digunakan oleh peternak kelinci atau masyarakan yang tinggal di sekitarnya. Kotoran kuda lazim digunakan untuk pupuk, selain ada anggapan bensifat panas, juga anggapan bahwa kuman tetanus yang munkin terkandung didalamnya menghalangi penggunaan sebagai pupuk.

24 24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama dua bulan dari 26 Januari hingga 26 Maret 2011 sejak persiapan, penanaman, pengambilan data, dan pengolahan data. B. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan adalah : a. Gembor b. Cangkul c. polybag d. Timbangan e. Kamera f. Ayakan g. Label dan alat tulis h. Penggaris i. Mikrokaliver 2. Bahan yang digunakan adalah : a. Pupuk kandang kambing b. Bibit kakao forestero umur 1 bulan c. sub soil

25 25 C. Penelitian Penelitian ini menggunakan 1 (satu) faktor perlakuan, yaitu pupuk kandang kambing, diatur dalam bentuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) paraf perlakuan adalah : K 0 : Kontrol (tanpa perlakuan) K 1 : Pemberian pupuk kandang kambing dengan dosis 50 g / polybag K 2 : Pemberian pupuk kandang kambing dengan dosis 100 g / polybag Selanjutnya masing-masing perlakuan pada bibit tanaman kakao diulang sebanyak 10 kali. sehingga jumlah polybag adalah 30 polybag. D. Rancangan Penelitian 1. Persiapan Media Tanam Tanah yang digunakan adalah sub soil. Tanah dibersihkan dari kotoran dan dihancurkan dan diayak. Persiapan pupuk kandang (kotoran kambing), pupuk kandang dikering anginkan untuk mengurangi kadar air, agar dapat menekan pertumbuhan jamur, kemudian dihancurkan dan diayak. Campurkan sub soil dan pupuk kandang dengan perbandingan sesuai perlakuan kemudian dimasukkan dalam polybag sampai penuh kemudian dipadatkan. 2. Persiapan Bibit Tanaman kakao Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman kakao yang berumur 1 bulan, pemberian pupuk kandang kambing dilakukan dengan mencampurkan sub soil yang telah di ayak dan diaduk

26 26 hingga merata. Setiap polybag diisi sesuai dengan dosisnya masingmasing. 3. Penanaman Bibit Masing-masing polybag akan ditanami 1 bibit kakao dengan pertumbuhan yang seragam pada setiap perlakuan. Variabel yang di amati meliputi pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun dan pertambahan diameter batang. 4. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Penyiangan gulma dilakukan hanya apabila terdapat gulma disekitar tanaman dan dlakukan secara manual. E. Variabel Pengamatan 1. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang 1 cm di atas permukaan tanah sampai pada titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan alat pengukur. 2. Jumlah Daun Jumlah daun yang diamati adalah daun yang sudah membuka sempurna. 3. Diameter Batang Diameter tanaman yang diambil diukur 1 cm dari tanah menggunakan mikrokaliper.

27 27 F. Pengolahan Data Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis sidik ragam, apabila terdapat perbedaan pada taraf sifnifikasi 5% akan dilakukan analisis lanjutan dengan Uji Beda Nyata (BNT) pada taraf signifikasi 5%.

28 28 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Tinggi Tanaman Rerata tinggi tanaman pada 2-6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 1: Tabel 1. Rerata tinggi tanaman (cm) pada minggu 2,4 dan 6 Perlakuan Tinggi tanaman (cm) K0 20,20 b 23,00 b 24,80 b K1 28,80 a 31,10 a 32,10 a K2 30,60 a 31,90 a 33,90 a Keterangan: Huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5% 2. Jumlah daun Rerata jumlah daun pada 2-6 minggu setelah tanam dapat di lihat pada Tabel 2: Tabel 2. Rerata jumlah daun (helai) pada minggu 2,4 dan 6 Perlakuan Jumlah daun (helai) K0 2,20 3,80 5,50 K1 2,50 4,60 6,30 K2 2,80 4,90 6,70

29 29 3. Diameter batang Rerata diameter batang pada 2-6 minggu setelah tanam dapat di lihat pada tabel 3: Tabel 3. Rata-rata diameter (mm) batang pada minggu 2,4 dan 6 Perlakuan Diameter batang (mm) K0 17,99 3,59 3,94 K1 1,79 3,92 4,51 K2 2,22 3,99 4,52 B. Pembahasan Dari hasil pengamatan, pemberian pupuk kandang kambing berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman bibit kakao, namun tidak berpengaruh terhadap diameter batang dan jumlah daun bibit tanaman kakao. Tinggi tanaman tertinggi di peroleh pada K1 yaitu 28,80, 31,10, 32,10 pada minggu ke 2,4 dan 6, yang terendah K0 (tanpa perlakuan) yaitu 20,20, 23,00 dan 24,80. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan bobot dan ukuran suatu organisme yang tidak dapat balik. Tersedianya unsur hara yang cukup pada saat yang tepat dalam fase vegetatif dapat menunjang laju pembentukan sel-sel baru serta sistem perakaran. Sel-sel baru terbentuk karena adanya aktivitas pembelahan sel, perpanjangan sel dan deferensiasi sel (Harjadi, 2002).

30 30 Bibit tanaman kakao tanpa pemberian pupuk kandang kambing mengalami pertumbuhan yang kurang baik, hal ini disebabkan karena kurangnya unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan menggunakan pupuk kandang kambing, kekurangan unsur hara, baik itu unsur makro dan unsur mikro yang ada di dalam tanah dapat ditambahkan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal. Nitrogen (N) yang terkandung dalam pupuk kandang kambing bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang (Parnata, 2004). Fosfor (P) yang terkandung dalam pupuk kandang kambing berguna untuk merangsang pertumbuhan akar khususnya tanaman muda. Fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein tertentu, membantu asimilasi (Parnata, 2004). Kalium (K) dalam pupuk kandang kambing berguna untuk memperkuat jaringan tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit dan membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman (Lingga dan Marsono, 2001). Kalsium (Ca) yang terkandung dalam pupuk kandang kambing berfungsi untuk merangsang pembentukan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang, membantu pemecahan sel, membantu aktifitas beberapa enzim pertumbuhan serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan (Lingga dan Marsono, 2001).

31 31 Magnesium (Mg) yang terkandung dalam pupuk kandang kambing membantu pembentukan hijau daun atau klorofil sehingga tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak. Magnesium juga berperan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman (Novizan, 2002). Sulfur (S) yang terkandung didalam pupuk kandang kambing. Menurut Novizan (2002), berfungsi berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Sulfur ini merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti asam amino yang dapat memacu pertumbuhan akar, Tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup dapat memacu pertumbuhan tanaman. Apabila unsur hara yang ada dalam tanah memadai bagi pertumbuhan tanaman, maka tanaman akan lebih banyak menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah tersebut.

32 32 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan yaitu pemberian pupuk kandang kambing bibit kakao berpengaruh pada tinggi tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kakao. B. Saran Untuk mengetahui pertumbuhan bibit tanaman kakao yang lebih baik lagi dengan pemberian pupuk kandang kambing perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan dosis yang berbeda dan waktu penelitian yang lebih lama.

33 33 DAFTAR PUSTAKA Harjadi, Pengantar Agonomi. Jakarta Hadisuwito Membuat pupuk kompos cair. Agromedia pustaka, Jakarta. Lingga dan Marsono, Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Marsono dan Sigit, p Pupuk kandang dan aplikasi. Penebar swadaya. Jakarta. Marsono dan Paolus, Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta Muljana Pengamatan dasar tentang perapukan. Sinar baru. Bandung Novizan, Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta Parnata, Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agro Media Pustaka. Depok. Sunanto, H, Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanasius, Jakarta Susanto., FX, Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanasius, Yogyakarta Siregar T.H.S., S. Riyadi dan L. Nuraeni Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Kakao dan Tuntunan Pratikum. Rineka Cipta, Jakarta

34 LAMPIRAN 34

35 35 Lampiran 1. Daftar sidik ragam tinggi tanaman (cm) 2 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat keragaman bebas kuadrat tengah F hitung (SK) (DB) (JK) (KT) 3 631,8750 Perlakuan ,5000 Total 39 1, Kk=11,10264% Keterangan * * = Sangat nyata 210, ,6806 Lampiran 2. Daftar sidik ragam tinggi tanaman (cm) 4 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat keragaman bebas kuadrat tengah F hitung (SK) (DB) (JK) (KT) Perlakuan Galat , ,2000 Total ,6000 Kk=11,47781% Keterangan ** = Sangat nyata 169, ,1167 Lampiran 3. Daftar sidik ragam tinggi tanaman (cm) 6 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung keragaman bebas kuadrat tengah (SK) (DB) (JK) (KT) Perlakuan Galat , ,8000 Total ,6000 Kk=10,98880% Keterangan ** = Sangat nyata 159,2667 8,6611 Lampiran 4. Daftar sidik ragam jumlah daun (cm) 2 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung keragaman bebas kuadrat tengah (SK) (DB) (JK) (KT) Perlakuan Galat , ,8000 Total 39 25,9000 Kk=11,76871% Keterangan tn = tidak nyata 7,000 6,611 F tabel 5% 1% 18,0321** 2,87 4,38 F tabel 5% 1% 16,7183** 2,87 4,38 F tabel 5% 1% 18,3887** 2,87 4,38 F tabel 5% 1% 1,0588 2,87 4,38

36 36 Lampiran 5. Daftar sidik ragam jumlah daun (helai) 4 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F tabel keragaman bebas kuadrat tengah F hitung 5% 1% (SK) (DB) (JK) (KT) Perlakuan Galat , ,0000 2,2000 1,3611 1,6163 2,87 4,39 Total 39 55,6000 Kk=9,659321% Keterangan tn = tidak nyata Lampiran 6. Daftar sidik ragam jumlah daun (helai) 6 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung keragaman bebas kuadrat tengah (SK) (DB) (JK) (KT) Perlakuan Galat , ,3000 Total 39 50,7750 Kk=10,18968% Keterangan tn = tidak nyata 2,8250 1,1750 Lampiran 7. Daftar sidik ragam diameter batang (mm) 2 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung keragaman bebas kuadrat tengah (SK) (DB) (JK) (KT) Perlakuan Galat , , Total 39 81, Kk=10,93082% Keterangan tn = tidak nyata 2,661 2, F tabel 5% 1% 2,4043 2,87 4,39 F tabel 5% 1% 1,307 2,87 4,39 Lampiran 8. Daftar sidik ragam diameter batang 4 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F tabel keragaman bebas kuadrat tengah F hitung 5% 1% (SK) (DB) (JK) (KT) Perlakuan 3 8, ,630 2,87 4,39 Galat 36 17, Total 39 17,9550 Kk=10,60091% Keterangan tn = tidak nyata

37 37 Lampiran 9. Daftar sidik ragam diameter batang 6 mst Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung keragaman bebas kuadrat tengah (SK) (DB) (JK) (KT) Perlakuan , ,7013 Total 39 16,8947 Kk=10,60169% Keterangan tn = tidak nyata 7,311 4,084 F tabel 5% 1% 2,4043 2,87 4,39

38 38 Lampiran 10. Bagan Plot Penelitian K1 2 K2 4 K2 9 K0 5 K0 8 K1 10 K2 1 K0 1 K1 1 K2 2 K2 3 K0 6 K2 5 K1 3 K0 3 K1 8 K1 5 K2 7 K0 2 K2 10 K1 7 K2 6 K0 7 K1 9 K1 4 K0 9 K2 8 K0 4 K1 6 K0 10 Keterangan : K0 : kontrol tanpa perlakuan K1 : 50 gram K2 : 100 gram u

39 39 Lampiran 11. Tanaman bibit kakao Lampiran 12. Kegiatan pengayakan tanah Lampiran 13. Persiapan media tanam

40 40 Lampiran 14. Pengukuran tinggi tanaman Lampiran 15. Jumlah daun Lampiran 16. Pengukuran diameter batang

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh 1 APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh YUHAYATI NIM. 070 500 092 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM. Oleh ANDRIANI NIM

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM. Oleh ANDRIANI NIM PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM Oleh ANDRIANI NIM. 070500069 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim.

PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim. 1 PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim. 070500095 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) 1 APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh SAREH MUQTASHID NIM. 070500089 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO Oleh : JUMRIAH Nim. 080500156 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Botani Tanaman Kakao Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian Utara. Penduduk yang pertama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan. perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang

I. PENDAHULUAN. sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan. perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang 1 I. PENDAHULUAN Perkembangan kakao dewasa ini ditinjau dari penambahan luas areal sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas

Lebih terperinci

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM 1 PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh RIDIAH NIM. 080 500 164 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA. Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM.

PERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA. Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM. PERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM. 100 500 111 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN NAUNGAN PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) Oleh MUHAMMAD NUR NIM

PENGGUNAAN NAUNGAN PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) Oleh MUHAMMAD NUR NIM PENGGUNAAN NAUNGAN PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) Oleh MUHAMMAD NUR NIM. 080500127 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp)

PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp) 1 PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp) Oleh JUNAIDAH NIM. 080500122 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

1 I. PENDAHULUAN Perkembangan kakao (Theobroma Cacao L) dewasa ini terutama di Indonesia tanaman kakao rakyat dan swasta berkembang pesat. Dan diharapkan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm.

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm. Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian V1P2 V3P2 V2P1 V2P3 V1P3 V2P4 V3P3 V3P1 V3P4 Ulangan I U V1P4 V2P2 b V1P1 a V1P2 V3P1 V2P3 V3P4 V2P1 V1P1 V2P2 V3P3 V3P2 Ulangan II V1P3 V2P4 V1P4 V2P1 V3P3 V1P4 V3P1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian Utara. Penduduk yang pertama kali mengusahakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh MARIAMA NIM. 080500161 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Kota Bandar Lampung, mulai bulan Mei sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN KRINYU (Chromolaena odorata L.) Puja Kesuma, Zuchrotus Salamah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK KANDANG KOTORAN SAPI PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : Asbianah Nim

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK KANDANG KOTORAN SAPI PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : Asbianah Nim EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK KANDANG KOTORAN SAPI PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO Oleh : Asbianah Nim. 080500142 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian Kamaludin Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang e-mail : kamaludinkamal27@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi kompos kotoran sapi yang terbaik dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae;

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae; II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Umum Tanaman Kakao Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Malvales; Family: Sterculiaceae;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stadia Pertumbuhan Kedelai Stadia pertumbuhan kedelai secara garis besar dapat dibedakan atas pertumbuhan vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlakuan dalam penelitian ini tersusun atas lima taraf perlakuan. Dalam setiap perlakuan terdapat lima kali ulangan. Kelima perlakuan tersebut

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK KOMPOS KULIT UDANG PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh : DODY DARMAWAN PRASETYA Nim.

PENGARUH PUPUK KOMPOS KULIT UDANG PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh : DODY DARMAWAN PRASETYA Nim. PENGARUH PUPUK KOMPOS KULIT UDANG PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh : DODY DARMAWAN PRASETYA Nim. 130500 090 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci