PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim.
|
|
- Benny Herman Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010
2 2 PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010
3 3 HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah : PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Nama : Abdul Muing NIM : Program Studi Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan : Pengelolaan Hutan Menyetujui, Dosen Pembimbing, Dosen Penguji, Rusli Anwar, SP, M.Si NIP Ir. Syarifuddin, MP NIP Mengesahkan, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP NIP Lulus ujian pada tanggal : 9 Juli 2010
4 4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Perbandingan komposisi media tanam (topsoil dan pasir) pada pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao) kini dapat terselesaikan. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Keluarga yang telah banyak memberikan do a dan dukungan kepada penulis, 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, 3. Ibu Ir. Budi Winarni, M. Si selaku Ketua Progam Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, 4. Bapak Rusli Anwar, SP, M.Si selaku dosen pembimbing, 5. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku dosen penguji, 6. Teman-teman mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan karya ilmiah ini. Kampus Sei Kledang, Juni 2010 Penulis
5 5 RIWAYAT HIDUP ABDUL MUING, lahir pada tanggal 16 Agustus 1982 di Tawau. Merupakan anak pertama dari pasangan Bapak M. Aking dan Ibu Hj Ati. Memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri Nunukan Barat 044, Nunukan, Kabupaten Bulungan lulus pada tanggal 30 desember Kemudian melanjutkan ketingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 6 Polewali, Kabupaten Polewali Mamasa lulus pada tanggal 22 November Selanjutnya melanjutkan Kesekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1 Nunukan Kabupaten Nunukan lulus pada tanggal 18 Juni Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2007 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Pengelolaan Hutan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Pada tanggal 8 Maret sampai dengan 08 Mei 2010 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di BW. Plantation Kecamatan Muara Ancalong Kabupten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur
6 6 ABSTRAK ABDUL MUING, Perbandingan komposisi media tanam (topsoil dan pasir) pada pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L), dibawah bimbingan Rusli Anwar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan komposisi media tanam Topsoil + Pasir dengan perbandingan 50 : 50, 75 : 25 dan 25 : 75 pada pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L). Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu sejak tanggal 1 Januari 2010 sampai 31 Maret 2010, terhitung dari persiapan alat dan bahan hingga pengolahan data. Tempat penelitian di areal Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jl. Samratulangi. RT 34. Kelurahan Sungai Kledang. Kecamatan Samarinda Seberang. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari pencampuran media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 50 : 50 (M1), perlakuan pencampuran media tanam topsoil + pasir 75 : 25 (M2) dan perlakuan pencampuran media tanam topsoil + pasir 25 : 75 (M3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 50 : 50 meningkatkan pertumbuhan bibit. Rata-rata dari pertumbuhan jumlah daun, diameter batang dan tinggi bibit tanaman dicapai dengan perlakuan penggunaan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 50 : 50. Penggunaan media tanam dengan perbandingan tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata jumlah daun 12,88 helai, diameter batang 4,49 mm dan tinggi bibit tanaman 29,61 cm.
7 7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistematika dan Morfologi Tanaman kakao... 3 B. Teknis Pembibitan Tanaman kakao... 6 C. Tinjauan Umum Pupuk kandang Sapi... 8 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu B. Alat Dan Bahan C. Prosedur Penelitian D. Pengamatan Dan Pengambilan Data E. Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8 8 v DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Data hasil pengamatan jumlah daun (helai) bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu setelah tanam Data hasil pengamatan diameter batang (mm) bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu setelah tanam Data hasil pengamatan tinggi (cm) bibit tanaman kakao (Theobroma cacao) 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu setelah tanam Perhitungan rata-rata jumlah daun (helai) bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) Perhitungan rata-rata diameter batang (mm) bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) Perhitungan rata-rata tinggi (cm) bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) Layout rancangan penelitian di lapangan Foto kegiatan pencampuran topsoil dengan pasir Foto kegiatan pengisian tanah ke polybag Foto kegiatan pembukaan polybag Foto kegiatan penanaman polybag Foto kegiatan penghitungan jumlah daun Foto kegiatan pengukuran diameter batang Foto kegiatan pengukuran tinggi tanaman Foto bibit tanaman kakao... 40
9 9 v DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) dengan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 50 :50, 75 : 25, dan 25 : Rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) dengan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 50 :50, 75 : 25, dan 25 : Rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) dengan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 50 :50, 75 : 25, dan 25 :
10 10 v DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Grafik pertumbuhan jumlah daun (helai) masing-masing perlakuan umur 2, 4, 6, 8, 10, 12 minggu setelah tanam Grafik pertumbuhan rata-rata jumlah daun (helai) secara keseluruhan Grafik pertumbuhan rata-rata diameter batang (mm) masing-masing perlakuan umur 2, 4, 6, 8, 10, 12 minggu setelah tanam Grafik pertumbuhan rata-rata diameter batang (mm) secara keseluruhan Grafik pertumbuhan rata-rata tinggi bibit (cm) masing-masing perlakuan umur 2, 4, 6, 8, 10, 12 minggu setelah tanam Grafik pertumbuhan rata-rata tinggi bibit secara keseluruhan... 23
11 11 I. PENDAHULUAN Sekarang ini kakao (Theobroma cacao L) di Indonesia berkembang pesat baik tanaman kakao rakyat maupun swasta, dan diharapkan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi perkebunan jenis lainnya seperti, kelapa sawit dan karet. Dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya alam, memenuhi konsumsi dan memperoleh devisa ekspor. Serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu seiring dengan meningkatnya kemakmuran masyarakat, maka tuntutan akan gizi yang lebih baik juga semakin besar. Dalam hal ini produk kakao memberikan harapan yang cerah sebab kandungan lemak nabatinya relatif tinggi yaitu sekitar 50%, karbohidrat 15%, dan 1% gula (Sunanto, 1992) Perkebunan kakao di indonesia banyak diusahakan dengan produksi yang tinggi, namun kendala utamanya mutu yang kurang baik, terutama dari kakao rakyat. Hal ini terutama petani yang juga kurang memahami budidaya tanaman kakao sepenuhnya sehingga dampak negatif yang ditimbulkan seperti penurunan produktifitas produksi pada saat ini sudah dapat dirasakan (Susanto, 1994). Untuk mengatasi hal tersebut perlu diperhatikan teknis budidaya termasuk kondisi media tanam yang digunakan, komposisi media tanam apa yang dapat mendukung pertumbuhan bibit tanaman kakao.
12 12 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan komposisi media tanam Topsoil + Pasir dengan perbandingan 50 : 50, 75 : 25 dan 25 : 75 pada pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L). Dengan perbandingan pasir dan topsoil yang tepat diharapkan mendorong pertumbuhan bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik dan sehat.
13 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum Tanaman kakao 1. Sejarah kakao (Theobroma cacao L) Kakao merupakan tanaman asli amerika tengah dan amerika selatan. Penduduk yang pertama kali mengusahakan kakao serta menggunakannya sebagai bahan makanan dan minuman adalah suku indian maya dan Astek di daerah-daerah antara 10 LU dan 10 LS. Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman hutan tropika di dataran rendah dan tumbuh di bawah pohon-pohon besar (Lukito, 2004). 2. Taksonomi dan Morfologi Menurut Susanto (1994), tanaman kakao termasuk marga Theobroma. Famili dari Sterculiceae yang banyak diusahakan oleh para perkebunan, Perkebunan swasta dan perkebunan negara. Adapun sistematikanya menurut klasifikasinya adalah sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Kelas Ordo : Dicotyledoneae : Marvales Famili : Sterculiceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L
14 14 Menurut Sunanto (1992), morfologi dan fisiologi tanaman kakao adalah sebagai berikut : a. Biji dan perkecambahan Kakao termasuk tanaman kauliflori yang artinya bunga dan buah tumbuhan pada batang dan cabang tanaman. Dalam setiap buah terdapat sekitar butir biji, yang tersusun dalam lima baris dan menyatu pada bagian poros buah. Biji dibungkus oleh daging buah atau pulp yang berwrna putih dan rasanya manis. Pulp tersebut mengandung zat penghambat perkecambahan, namun karena buji kakao tidak memiliki masa dorman maka seringkali biji dalam buahpun dapat tumbuh bila terlambat di panen. Biji kakao terdiri kulit biji atau testa, dua kotiledon yang saling melipat, dan embrio yang terdiri dari epikotil, hipokotil dan radikula. Biji kakao termasuk epigeous yang artinya hipotil memanjang mengangkat kotiledon yang masih menutup ke atas permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu, yang kemudian diikuti membukanya kotiledon dan epikotil memanjang dengan empat lembar daun pertama. b. Batang dan Cabang Tanaman kakao yang diusahakan di perkebunan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 7,0 meter tergantung intensitas naungan dan faktor-faktor lainnya.
15 15 Kakao bersifat dimorfisma, artinya memiliki 2 macam percabangan atau tunas vegetatif, yaitu tunas ortotrop yang tumbuh ke atas dan tunas plagiotrop yang tumbuh ke samping, cabang kipas atau fan. Cabang yang arahnya ke samping dengan sudut C. cabangcabang ini disebut cabang primer atau cabang plagiotrop. Kemudian disusul cabang cabang lateral atau fan. c. Daun Daun kakao mempunyai dua persendian atau articulation yang terletak pada pangkal dan ujung tangkai daun. Hal ini memungkinkan pergerakan daun menyususi dengan arah datangnya sinar matahari. Tangkai daun pada cabang ortotrop lebih panjang, sekitar 7,5 10 cm, sedangkan pada cabang plagiotrop tangkai daun lebih pandek sekitar 2,5 cm. tangkai daun bersisik halus dan membentuk sudut daun dan berbentuk silinder. Kuncup-kuncup daun dilindungi stipula yang segera gugur apa bila daunnya tumbuh. Warna daun muda kemerahan sampai merah, tergantung dari varietasnya, dan bila telah dewasa menjadi hijau tua bentuk daun bulat memanjang dengan ujung dan pangkal meruncing. Panjang daun dewasa sekitar 30 cm dan lebar sekitar 10 cm. Masa tumbuh tunas-tunas baru disebut flush, dimana tunas membentuk 3-6 helai daun baru sekaligus. Setelah masa bertunas tersebut selesai, kuncup-kuncup kembali dorman selama periode tertentu. Oleh
16 16 ransangan faktor lingkungan kuncup-kuncup akan kembali bertunas serempak lagi. d. Akar Perakaran kakao tumbuh cepat pada bibit dari biji yang baru berkecambah, dari panjang akar 1 cm pada umur 1 minggu tumbuh menjadi cm pada umur 1 bulan dan 25 cm pada umur 3 bulan. Pertumbuhan akar mencapai 50 cm pada umur 2 tahun. Jadi makin lama kecepatan pertumbuhan akar semakin berkurang. Pada tanah yang dalam dan drainasenya yang baik, perakaran kakao dewasa mencapai 1.0-1,5 m. Akar lateral sebagian besar sekitar 56% tumbuh pada lapisan tanah atas sedalam 0-10 cm, sedangkan 26% pada bagian yang lebih dalam (11 20 cm), dan sekitar 14% pada bagian yang lebih dalam lagi (21 30 cm),dan hanya sekitar 4% tumbuh pada kedalaman lebih dari 30 cm. Jangkauan akar lateral jauh di luar proyeksi tajuk tanaman. Pada akar kakao terdapat cendawan mikoriza yang membantu penyerapan unsur hara terutama unsur P tamanan yang dikembangkan secara vegetatif tidak memiliki akar tunggang, namun nantinya akan terbentuk dua akar yang menyerupai akar tunggang. e. Bunga Tanaman kakao bersifat kualiflori, bunga berkembang dari ketiak daun dan dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut lama kelamaan menebal dan membesar disebut juga dengan bantalan bunga (cushion)
17 17 Bunga kakao terdiri dari 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran terdiri dari 5 tangkai sari dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih ungu atau kemerahan, benang sari yang steril disebut stminodia dan yang vertil disebut stamen yaitu pada lingkaran dalam. Bakal buah atau ovarium disusun oleh 5 daun buah (carpellium) dan berisi banyak bakal biji (ovulum) yang tersusun melingkari poros tengah buah. Penyerbukan bunga kakao ada 3 subgenera yaitu : a. Forcipomyia b. Caloforcipomyia c. Thyridomyia f. Buah Warna buah kakao beraneka ragam, namun pada dasarnya hanya ada 2 macam yaitu, buah muda berwarna hijau putih dan bila masak menjadi warna kuning sedangkan buah muda yang berwarna merah setelah masak menjadi orange Beberapa faktor yang menyebabkan kelayuan buah kakao adalah : 1) Persaingan antara buah muda, buah tua dan dengan tunas muda 2) Kekurangan hormone yang terbentuk dalam endosperma 3) Pengaruh bahan tanaman atau kultivar 4) Adanya luka pada kulit buah
18 18 Menurut Lukito (2004), varietas kakao dapat di bagi menjadi tiga tipe besar yaitu: a. Criollo, termasuk kakao bermutu rendah atau kakao mulia yang memiliki ciri-ciri antara lain : pertumbuhannya kurang kuat dan produksinya relatif rendah, masa berbuah lambat, agak peka terhadap serangan hama dan penyakit serta kulit buah tipis dan mudah diiris. b. Forastero, termasuk kakao bermutu sedang atau kakao curah yang memiliki ciri-ciri antara lain : pertumbuhan tanaman kuat dan produksinya lebih tinggi, masa berbuah lebih awal, relatif lebih tahan dari serangan hama dan penyakit serta kulit buah agak keras tetapi permukaannya agak halus. c. Trinitario, termasuk campuran dari jenis Criollo dengan jenis forestero yang memilki ciri-ciri antara lain : pertumbuhan tanaman kuat dan produksinya tinggi, berbuah setelah berumur 2 tahun, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta kulit buah ada yang kasar dan ada pula yang halus 3. Syarat Tumbuh a. Tanah Perakaran kakao pada umumnya dapat mencapai kedalaman sekitar 1 1,5 m untuk akar tunggang. Sedangkan untuk akar lateral sebagian besar terdapat pada lapisan atas, sedalam 30 cm. tanaman kakao tidak tahan terhadap genangan air pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Maka pada musim hujan menghendaki drainase yang
19 19 baik dan musim kemarau tanah pun mampu menyimpan air dengan cukup, atau tanah yang lembab (Sunanto, 1992). Tanaman kakao dapat tumbuh subur dan berbuah banyak juga pada ketinggian m dpl. Tanaman kakao tidak tahan terhadap cendawan air pada musim hujan dan juga kekeringan pada musim kemarau, sifat tanah yang baik untuk tanaman kakao yaitu memiliki unsur hara yang tinggi dan memiliki ph tanah optimum 6,0 7,5 mengandung cukup udara dan air (Susanto, 1994). b. Iklim Sinar matahari merupakan sumber energi tanaman dalam proses fotosintesis, namun keperluan sinar matahari tergantung pada besar kecilnya tanaman. Sedangkan tanaman muda baru memerlukan penyinaran matahari sekitar 25% - 30% dari sinar matahari penuh Daerah produsen kakao umumnya memiliki curah hujan berkisar antara 1250 mm 3000 mm tiap tahunnya. Suhu maksimum untuk kakao sekitar 30 C - 32 C. Sedangkan suhu minimum sekitar 18 C - 21 C dengan kelembaban udara relatif maksimum 100%. Pada malam hari 70% - 80% pada siang hari kelembaban yang rendah akan mempengaruhi evapotranspirasi menjadi lebih cepat, sedangkan kelembaban yang tinggi mengundang perkembangan cendawan patogen (Siregar, 2002).
20 20 B. Tinjauan Umum Media Tanam Media tanam merupakan salah satu syarat apabila kita ingin bercocok tanam. Kondisi media tanam yang meliputi sifat fisik, kimia dan biologis sangat mempengaruhi hasil bercocok tanam baik kualitas. Menurut Dina (1994), media tanam dapat didefinisikan sebagai tempat tinggal bagi tanaman. Tempat tinggal yang baik adalah yang dapat mendukung pertumbuhan dan kehidupan tanaman. Oleh karenanya media tanam harus memenuhi berbagai persyaratan antara lain. 1. Dapat dijadikan tempat berpijak tanaman. 2. Mampu mengikat air dan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. 3. Mempunyai drainase dan aerasi yang baik. 4. Dapat mempertahankan kelembaban disekitar akar tanaman. 5. Tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman. 6. Tidak mudah lapuk. 7. Mudah didapat dan harganya relatif murah. C. Tinjauan Umum Topsoil Topsoil adalah tanah lapisan atas yang banyak mengadung unsur hara, tanah ini sangat baik dan cocok untuk media tumbuh suatu tanaman, tanah ini didapat pada permukaan tanah paling atas, rata rata tanah ini berwarna gelap, dan terbuat dari proses dekomposisi pada dedaunan yang telah jatuh dan membusuk.
21 21 Topsoil pada umumnya hanya memiliki ketebalan sekitar 15 cm sampai 35 cm atau kurang lebih sejengkal. Namun demikian bagi usaha pertanian, karena ini banyak mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, seperti bahan bahan organik (humus) dan berbagai zat hara mineral. Selain itu, pada lapisan tanah ini hidup mikroflora dan mikrofauna atau jasad renik biologis seperti bakteri, cacing tanah, serta berbagai serangga tanah, yang masing masing dapat menguntungkan dan menyuburkan tanah. Topsoil biasanya berwarna coklat muda, lebih kehitam hitaman atau lunak, lapisan ini adalah tempat tumbuh tanaman bahkan tanah ini disebut juga sebagai tanah olahan atau tanah pertanaian, pada lapisan tanah topsoil ini banyak mengandung jasad hidup, mikroorganisme. D. Tinjauan Umum Pasir Pasir adalah tanah lepas lepas, dapat dilihat dengan rabaan bila kering dia terurai bila basah ia menggumpal namun remah. Menurut AAK (1988), pasir adalah butir tanah yang lebih kecil daripada kerikil juga berasal dari pecahan batuan yang beraneka bentuknya; kebulatbulatan, bersudut berkeping. Butir butir pasir yang dibawa air hujan kesungai berwarna abu abu tidak mengkilat karena bercampur dengan tanah atau butir butir yang lain. Menurut besar kecilnya butir tanah, tanah pasir adalah tanah yang banyak mengandung pasir, kandungan pasirnya kurang lebih 70% sedang lain lainnya adalah tanah.
22 22 Pasir dapat dipilih sebagai media tanam karena mempunyai pori-pori yang lebih banyak, dimana pori-pori tersebut sangat baik untuk aerasi dan draenase serta mempermudah akar menyerap unsur hara. Pori pori pasir yang lebih banyak dibandingkan tanah liat mudah menjadi basah dan cepat pula kering karena proses penguapan dan konsisten (ketahanan partikel terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air dan angin oleh karena itu penggunaan pasir sebagai media tanam jauh lebih baik bila dikombinasikan dengan bahan lain ( Dina, 1994 )
23 23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di persemaian POLTANESA dengan naungan yang dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan januari 2010 sampai maret 2010 B. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Polibeg 5. Alat tulis 2. Cangkul 6. Mikrokalifer 3. Parang 7. Penggaris 4. Timbangan Dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bibit kakao 2. Pasir 3. Topsoil 4. Pupuk NPK Mutiara C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan bibit Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman kakao dari perbanyakan generatif yang berumur 3 bulan setelah semai dan dari jenis forestero yang diperoleh dari petani kakao di daerah Bengkuring kecamatan Sempaja kabupaten Samarinda
24 24 2. Pengisian tanah ke polybag Topsoil dan pasir dicampurkan kemudian diaduk sampai rata sebelum dimasukkan ke dalam polybag, polybag disisi sampai penuh 3. Perlakuan Bibit kakao ditanam dalam polybag dengan kapasitas polybag 5 kg yang telah diisi media tanah topsoil dan pasir dengan perbandingan 50 : 50, 75 : 25, 25 : 75. Bibit yang digunakan sebanyak 10 pokok bibit pada setiap perlakuan dengan 3 macam perlakuan yaitu : M1 : Perlakuan Topsoil : Pasir 50 : 50 (Topsoil 2,5 kg dan Pasir 2,5 kg), M2 : Perlakuan Topsoil : Pasir 75 : 25 (Topsoil 3,5 kg dan Pasir 1,5 kg) M3 : Perlakuan Topsoil : Pasir 25 : 75 (Topsoil 1,5 kg dan Pasir 3,5 kg) Selanjutnya masing masing perlakuan pada bibit tanaman kakao diulang sebanyak 10 x. Sehingga jumlah polibag adalah 30 polybag. 4. Penanaman bibit kakao Masing masing polybag yang telah diisi campuran topsoil dan pasir akan ditanami 1 bibit tanaman kakao kemudian disusun dalam bak, satu bak berisi 10 polybeg yang telah diberi naungan. 5. Pemeliharaan Setelah dilakukan penanaman maka setiap pagi dan sore dilakukan penyiraman guna menjaga kelembaban bibit kakao dan penyiangan gulma liar yang tumbuh disekitar bibit.
25 25 6. Pemupukan Setiap polybag diberi pupuk N P K, dosis yang diberikan sesuai dengan umur bibit, yaitu : a. Pada saat awal ditanam 3 g/polybag, b. Pada umur 4 bulan 4 g/polybag, c. Pada umur 5 bulan 5 g/ polybag. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal. Jadi pemupukan dilakukan 1 kali dalam 1 bulan. D. Pengamatan dan pengambilan data Pengamatan pertumbuhan kakao dilakukan setiap 2 minggu sekali setelah penanaman bibit. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Jumlah daun Jumlah daun yang diamati adalah pertambahan dari daun tanaman yang telah membuka sempurna 2. Diameter batang Diameter batang diukur menggunakan mikrokalifer digital. Diameter yang diamati pada batang 5 cm dari permukaan tanah 3. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang 1 cm dai permukaan tanah sampai pada titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris.
26 26 E. Analisis Data Penelitian ini menggunakan rataan hitung sederhana dengan rumus yang digunakan adalah :? x x = n _ x = Rata-rata hitung n x? = Banyaknya data = Variasi yang diteliti = Jumlah
27 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Jumlah daun Hasil penelitian perbandingan komposisi media tanam (Topsoil dan Pasir) pada pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L) dengan perlakuan pencampuran media tanam topsoil + pasir dengan persentase perbandingan 50 : 50, 75 : 25, 25 : 75 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao dengan menggunakan media tanam topsoil + pasir dengan persentase perbandingann 50 : 50, 75 : 25, 25 : 75. Perlakuan Minggu Setelah Tanam Rata-rata (helai) M1 8,8 10,1 11,6 13,5 15,7 17,6 12,88 M2 8 9,7 11,1 12,8 14,3 15,5 11,9 M3 8,3 9,1 10,7 12,5 14,2 15,4 11,7 Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao dengan perbandingan media tanam topsoil + pasir 50 : 50 (M1) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata jumlah daun tanaman 12,88 helai. Sedangkan rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao yang terendah ditunjukkan oleh bibit tanaman yang ditanam pada media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 25 : 75 (M3) dengan rata-rata pertumbuhan jumlah daun tanaman 11,7 helai. Perlakuan M2 dengan menggunakan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 75 : 25 menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan
28 28 jumlah daun tanaman 11,9 helai lebih rendah dibandingkan dengan M1 yaitu dengan perbandingan media tanam topsoil dan pasirnya 50 : 50 dan M2 lebih tinggi pertumbuhan jumlah daunnya dibandingkan M3 yaitu dengan media tanam top soil + pasir 25 : 75. Perbedaan pertumbuhan jumlah daun bibit kakao dari masing-masing perlakuan perbadingan komposisi media tanam topsoil dan pasir dapat terlihat dengan jelas seperti pada diagram pertumbuhan jumlah daun berdasarkan umur sebagai berikut : Pertumbuhan Jumlah Daun 20 Rata-rata (helai) M1 M2 M Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 8 Minggu 10 Minggu 12 Minggu setelah tanam Gambar 1. Grafik pertumbuhan jumlah daun (helai) masing masing perlakuan umur 2, 4, 6, 8, 10, 12 minggu setelah tanam.
29 29 Pertumbuhan Jumlah Daun Rata-rata (helai) M 1 M 2 M 3 Jumlah daun Perlakuan Gambar 2. Grafik pertumbuhan rata-rata jumlah daun (helai) secara keseluruhan. 2. Diameter batang Berdasarkan hasil penelitian perbandingan komposisi media tanam (topsoil dan pasir) pada pertumbuhan bibit kakao (theobroma cacao) dengan perlakuan pencampuran media tanam top soil + pasir dengan persentase perbandingan 50 : 50, 75 : 25, 25 : 75 dapat dilihat pada table berikut : Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kakao dengan menggunakan media tanam topsoil + pasir dengan persentase perbandingann 50 : 50, 75 : 25, 25 : 75. Perlakuan Minggu Setelah Tanam Rata-rata (mm) M1 3,81 4,17 4,23 4,51 5,01 5,19 4,49 M2 3,66 4,03 4,21 4,58 4,96 5,06 4,42 M3 3,65 4,01 4,14 4,51 4,78 5,04 4,35 Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kakao yang media tanamnya topsoil + pasir dengan perbandingan 50 : 50 (M1) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata diameter batang tanaman 4,49 mm.
30 30 Sedangkan rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kakao yang terendah ditunjukkan oleh bibit tanaman yang ditanam pada media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 25 : 75 (M3) dengan ratarata pertumbuhan diameter batang tanaman 4,35 mm. Untuk M2 dengan penanaman bibit tanaman kakao dengan menggunakan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 75 : 25 menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman 4,42 mm lebih rendah dibandingkan dengan M1 yaitu dengan perbandingan media tanam topsoil dan pasirnya 50 : 50 dan M2 lebih tinggi pertumbuhan diameter batang tanamannya dibandingkan M3 yaitu dengan media tanam topsoil + pasir 25 : 75. Perbedaan pertumbuhan diameter batang bibit kakao dari masingmasing perlakuan perbadingan komposisi media tanam topsoil dan pasir dapat terlihat dengan jelas seperti pada diagram pertumbuhan diameter batang berdasarkan umur sebagai berikut : 6 Pertumbuhan Diameter Batang Rata-rata (mm) M1 M2 M3 1 0 Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 8 Minggu 10 Minggu 12 Minggu setelah tanam Gambar 3.Grafik pertumbuhan rata-rata diameter batang (mm) masin masing perlakuan umur 2, 4, 6, 8, 10, 12 minggu setelah tanam.
31 31 Rata-rata (mm) Gambar 4. Grafik pertumbuhan rata-rata diameter batang (mm) secara keseluruhan. 3. Tinggi tanaman Pertumbuhan Diameter Batang Berdasarkan hasil penelitian perbandingan komposisi media tanam (topsoil dan pasir) pada pertumbuhan bibit kakao (theobroma cacao) dengan perlakuan pencampuran media tanam topsoil + pasir dengan persentase perbandingan 50 : 50, 75 : 25, 25 : 75 dapat dilihat pada table berikut : Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao dengan menggunakan media tanam topsoil + pasir dengan persentase perbandingann 50 : 50, 75 : 25, 25 : 75. Perlakuan Minggu Setelah Tanam Rata-rata (cm) M1 24,9 26,3 27,8 32,1 32,65 33,95 29,61 M2 24,4 26,3 26,3 31,2 32, ,14 M3 27,1 22,7 23,9 27,6 29,2 31, Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao yang media tanamnya topsoil + pasir dengan perbandingan 50 : 50 (M1) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata tinggi bibit tanaman 29,61 cm M 1 M 2 M 3 Perlakuan Diameter batang Sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kakao yang terendah ditunjukkan oleh bibit tanaman yang ditanam pada media tanam
32 32 topsoil + pasir dengan perbandingan 25 : 75 (M3) dengan rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman cm. Perlakuan M2 dengan menggunakan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 75 : 25 menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman 29,14 cm lebih rendah dibandingkan dengan M1 yaitu dengan perbandingan media tanam topsoil dan pasirnya 50 : 50 dan M2 lebih tinggi pertumbuhan diameter batang tanamannya dibandingkan M3 yaitu dengan media tanam topsoil + pasir 25 : 75. Perbedaan pertumbuhan tinggi bibit kakao dari masing-masing perlakuan perbadingan komposisi media tanam topsoil dan pasir dapat terlihat dengan jelas seperti pada diagram pertumbuhan tinggi berdasarkan umur sebagai berikut : Pertumbuhan Tinggi Bibit 40 Rata-rata (cm) Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 8 Minggu 10 Minggu 12 Minggu setelah tanam M1 M2 M3 Gambar 5. Grafik pertumbuhan rata-rata tinggi bibit (cm) masing masing perlakuan umur 2, 4, 6, 8, 10, 12 minggu setelah tanam.
33 33 Pertumbuhan Tinggi Bibit Rata-rata (cm) M 1 M 2 M 3 Tinggi bibit Perlakuan Gambar 4. Grafik pertumbuhan rata-rata tinggi bibit secara keseluruhan B. Pembahasan 1. Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan bibit kakao. Media tanam mempunyai pengaruh yang besar bagi pertumbuhan bibit kakao karena media tanam merupakan penyedia unsur hara, air, dan udara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman selain media juga menentukan pertumbuhan dan perkembangan akar bibit. Dari hasil pengamatan perbandingan komposisi media tanam (topsoil dan pasir) pada pertumbuhan bibit kakao terhadap pertumbuhan jumlah daun, diameter batang dan tinggi bibit tanaman kakao menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan bibit tanaman kakao pada perlakuan M1 mampu meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kakao dengan pertumbuhan tinggi tanaman rata-rata 29,61cm, diameter batang rata-rata 4,49 mm dan jumlah daun 12,88 helai jika dibandingkan dengan perlakuan M2 dan M3. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun, pertumbuhan diameter batang dan pertumbuhan tingggi bibit tanaman terendah ditunjukkan oleh perlakuan
34 34 M3 dengan pertumbuhan rata-rata jumlah daun 11,7 helai, diameter batang rata-rata 4,35 mm, dan tinggi tanaman cm. Hasil perlakuan M2 menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan jumlah daun 11, 9 helai, diameter batang 4,42 mm dan pertumbuhan tinggi tanaman 29,14cm. Pertumbuhan yang baik dari bibit kakao dengan perlakuan M1 diduga karena beberapa faktor antara lain : 1. Adanya dukungan sifat fisik tanah bagi pertumbuhan dan perkembangan akar. 2. Ketersediaan unsur hara melalui media tanam yang diberikan. Perlakuan penggunaan media tanam topsoil + pasir dengan perbandingan 50 : 50 (M1), 75 : 25 (M2), 25 : 75 (M3), menunjukkan bahwa perlakuan M1 yang paling baik. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bibit kakao pada perlakuan M1 lebih baik dibanding 2 perlakuan lainnya yaitu unsur hara yang cukup, udara tanah lebih baik dan drainase menjadi lebih baik, hal ini dikarenakan oleh perbandingan media tanam topsoil + pasir seimbang dan penambahan pupuk yang cukup sehingga komposisi media tanam M1 merupakan komposisi yang ideal bagi media pembibitan kakao. Sesuai dengan teori menurut Sunanto (1992), yang menyatakan bahwa media tanam untuk pembibitan yang baik adalah tanah topsoil yang dicampur dengan pasir dengan perbandingan 1 : 1. Perlakuan M2 menunjukkan pertumbuhan bibit kakao yang kurang baik dikarenakan, campuran topsoil yang terlalu banyak sehingga aerasi dan drainasenya kurang baik. Demikian pula pada perlakuan M3 menunjukkan
35 35 pertumbuhan bibit kakao yang kurang baik pula, hal ini disebabkan oleh campuran topsoil yang terlalu sedikit sehingga unsur hara yang dibutuhkan oleh bibit kakao tidak terpenuhi. Pada tanah ringan atau tanah berpasir walaupun drainasenya baik, tetapi jika kapasitas menyimpan air dan kation basa sangat rendah, maka tanaman akan mengalami kekeringan dan kurus karena kekurangan unsur hara. Sebaliknya, pada tanah lempung yang berat dan drainasenya jelek, maka aerasi tanah juga tidak baik. Aerasi sangat penting bagi perakaran kakao yaitu untuk proses respirasi dan penyerapan unsur hara tanaman (Susanto, 1994). Menurut Dina (1994), pasir mempunyai pori pori lebih banyak dibandingkan tanah liat sehingga mudah menjadi basah dan cepat pula kering karena proses penguapan dan konsisten (ketahanan partikel terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air dan angin oleh karena itu penggunaan pasir sebagai media tanam jauh lebih baik bila dikombinasikan dengan bahan lain. Tanah topsoil merupakan tanah yang mengandung sisa-sisa tanaman dan terdapat unsur mikro dan makro sehingga banyak mengandung humus. Tanah topsoil umumnya berwarna kelam muda hingga tua sehingga tanah topsoil baik untuk pertumbuhan tanaman (Rismunandar, 2003).
36 36 2. Pengaruh media tanam terhadap perbaikan sifat fisik tanah. Tanah di Kalimantan umumya adalah tanah ultisol yang banyak mengandung liat, kandungan liat yang terlalu tinggi kurang baik bagi pertumbuhan akar tanaman karena memiliki beberapa sifat antara lain; kirang baiknya sistem darinase dan aerasi tanah, karena kurang baiknnya struktur dan tekstur jenis tanah tersebut. Jadi untuk mendapatkan media tanam yang baik perlu dilakukan perbaikan sifat fisik tanah dengan cara mencampurkan topsoil dengan pasir. Pencampuran topsoil dan pasir dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah, tekstur tanah yang baik penting untuk pertumbuhan tanaman karena mempengaruhi aerasi dan draenase tanah (Hanafiah dkk, 2007). Apabila topsoil yang banyak mengandung unsur hara dicampurkan dengan pasir yang memiliki banyak pori-pori dengan perbandingan yang seimbang maka unsur hara, air dan udara yang dibutuhkan tanaman akan seimbang sehingga bibit kakao akan tumbuh dengan baik. Dengan komposisi media yang tepat pula, maka tanah akan membentuk struktur dan tekstur yang baik dimana sifat fisik tersebut diperlukan bagi tumbuh dan berkembangnya akar tanaman yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan tanaman yang baik.
37 37 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Perbandingan media tanam antara topsoil + pasir (50 : 50) diduga efektif meningkatkan rata-rata pertumbuhan bibit tanaman kakao sampai dengan umur 3 bulan. Dengan rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman 29,61cm, diameter batang bibit tanaman 4,49 mm dan jumlah daun bibit tanaman 12,88 helai. 2. Komposisi media tanam dengan perbandingan Topsoil dan Pasir (50 : 50) dapat menciptakan kesuburan fisik dan kimia tanah, antara lain : a. Terciptanya struktur dan tekstur tanah yang ideal dan dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah dalam bentuk; terciptanya aerasi dan drainase tanah yang baik. b. Kesuburan fisik tanah yang baik akan mendorong perubahan kesuburan kimia yang baik pula. Drainase dan aerasi tanah yang baik akan mendorong ketersediaan unsur hara dan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara.
38 38 B. Saran 1. Untuk meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kakao sampai dengan umur 6 bulan dapat digunakan media tanam dengan komposisi antara topsoil 50% dan pasir 50%. 2. Untuk lebih mengoptimalkan pertumbuhan bibit tanaman kakao disamping ditentukan oleh kesuburan fisik juga kesuburan kimia perlu diperhatikan dengan melakukan penambahan unsur hara melalui pemupukan yang tepat.
39 39 DAFTAR PUSTAKA Dina Agoes S, Aneka Jenis Media Tanah dan Penggunaanya. PT. Pemberswadaya, Jakarta. Hanafi. A. K, Napoleon, Nuni. G, Biologi Tanah Ekologi dan Makroboiologi Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. eaflet-budidaya-tanaman- kakaocoklat.html Lukito. A. M, Budidaya Kakao, Agromedia. Jakarta. Rismunandar, Tanah seluk beluknya bagi pertanian. Sinar baru algensindo. Bandung. Siregar, Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Kakao dan Tuntunan Pratikum. Rineka Cipta. Jakarta. Sunanto, H Kakao, Budidaya dan Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya Kanasius. Jakarta. Susanto, FX Tanaman Kakao, Budidaya dan Pengolahan Hasil, Kanasius. Yogyakarta.
40 LAMPIRAN 40
41 41 Lampiran 1. Tabel Data Pertumbuhan Jumlah Daun (Helai) Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao L) 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu, 8 minggu, 10 minggu dan 12 minggu setelah tanam Perlakuan Mst Pertumbuhan jumlah daun (helai) minggu ke M M M Perlakuan Mst Pertumbuhan jumlah daun (helai) minggu ke M M M Perlakuan Mst Pertumbuhan jumlah daun (helai) minggu ke M M M Perlakuan Mst Pertumbuhan jumlah daun (helai) minggu ke M M M Perlakuan Mst Pertumbuhan jumlah daun (helai) minggu ke M M M Perlakuan Mst Pertumbuhan jumlah daun (helai) minggu ke M M M
42 42 Lampiran 2. Tabel Data Pertumbuhan Diameter Batang (mm) Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao L) 2 minggu, 4 minggu, 6 8 minggu, 10 minggu dan 12 minggu setelah tanam Perlakuan Mst Pertumbuhan diameter batang (mm) minggu ke M1 4,09 3,97 3,98 3,60 3,49 3,53 3,86 3,90 4,03 3,67 M2 2 3,47 3,61 3,52 4,10 3,41 4,10 3,36 3,51 4,00 3,50 M3 3,24 4,31 3,76 3,92 3,99 3,31 3,99 3,53 3,13 3,28 Perlakuan Mst Pertumbuhan diameter batang (mm) minggu ke M1 4,56 4,08 4,40 3,66 3,66 3,85 4,03 4,12 4,37 4,95 M2 4 3,78 3,77 3,97 4,36 3,79 4,50 3,65 3,86 4,57 4,00 M3 3,94 4,46 4,45 3,99 4,15 3,42 4,27 3,61 3,55 4,23 Perlakuan Mst Pertumbuhan diameter batang (mm) minggu ke M1 4,64 4,10 4,42 3,96 3,73 4,18 4,04 4,54 4,43 4,25 M2 6 4,19 4,18 4,02 4,50 3,80 4,90 3,75 3,99 4,61 4,15 M3 4,15 4,73 4,56 4,03 4,21 3,46 4,33 3,97 3,59 4,38 Perlakuan Mst Pertumbuhan diameter batang (mm) minggu ke M1 5,09 5,10 4,48 3,97 3,77 5,10 4,05 4,65 4,56 4,35 M2 8 4,63 4,79 4,53 4,80 3,96 5,00 4,22 4,11 5,00 4,75 M3 4,82 5,39 4,67 4,38 4,28 3,61 4,92 4,34 4,10 4,62 Perlakuan Mst Pertumbuhan diameter batang (mm) minggu ke M1 5,39 5,33 4,78 4,21 4,37 5,27 4,69 5,08 5,93 5,08 M2 10 5,15 5,25 4,48 5,40 4,15 5,29 4,39 4,89 5,09 5,52 M3 5,35 5,39 5,15 4,56 4,33 3,63 5,07 4,64 4,73 4,92 Perlakuan Mst Pertumbuhan diameter batang (mm) minggu ke M1 5,50 5,45 4,90 4,45 4,38 5,78 4,82 5,17 5,94 5,52 M2 12 5,17 5,23 4,90 5,39 4,16 5,35 4,44 4,99 5,23 5,77 M3 5,58 5,95 5,45 4,57 4,60 3,87 5,17 4,83 4,94 5,41
43 43 Lampiran 3. Tabel Data Hasil Tinggi (cm) Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao L) 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu, 8 minggu, 10 minggu dan 12 minggu setelah tanam Perlakuan Mst Pertumbuhan tinggi (cm) minggu ke M M M Perlakuan Mst Pertumbuhan tinggi (cm) minggu ke M M M Perlakuan Mst Pertumbuhan tinggi (cm) minggu ke M M M Perlakuan Mst Pertumbuhan tinggi (cm) minggu ke M M ,5 40, M ,5 38,5 Perlakuan Mst Pertumbuhan tinggi (cm) minggu ke M M , M Perlakuan Mst Pertumbuhan tinggi (cm) minggu ke M , M , ,5 41, ,5 44 M
44 44 Lampiran 4. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L). - x =? x 2 MST + 4 MST + 6 MST + 8 MST + 10 MST + 12 MST 6 8,8 + 10,1 + 11,6 + 13,5 + 15,7 + 17,6 M 1 = 6 = 12,88 Helai M 2 = 8 + 9,7 + 11,1 + 12,8 + 14,3 + 15,5 6 = Helai 8,3 + 9,1 + 10,7 + 12,5 + 14,2 + 15,4 M 3 = 6 = 11, 7 Helai Lampiran 5. Rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L). - x =? x 2 MST + 4 MST + 6 MST + 8 MST + 10 MST + 12 MST 6 M 1 3,81 + 4,17 + 4,23 + 4,51 + 5,01 + 5,19 = 6 = 4,49 mm M 2 = 3,66 + 4,03 + 4,21 + 4,58 + 4,96 + 5,06 6 = 4,42 mm 3,65 + 4,01 + 4,14 + 4,51 + 4,78 + 5,04 M 3 = 6 = 4,35 mm
45 45 Lampiran 6. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman (cm) bibit Kakao (Theobrema cacao L). - x =? x 0 MST + 2 MST + 4 MST + 6 MST + 8 MST + 10 MST + 12 MST 7 M 1 23,4+ 24, ,8 + 32,1 + 32,6 + 33,9 = 7 = 28,72 cm M 2 = 22,1 + 24, ,3 + 31,2 + 32, = 28,13 cm 20,8 + 21,7 + 22,7 + 23,9 + 27,6 + 29,2 + 31,2 M 3 = 7 = 25,3 cm
46 Lampiran 7. Layout penelitian di lapangan 46
47 47 Lampiran 8. Foto kegiatan pencampuran Top Soil dengan Pasir Lampiran 9. Foto kegiatan pengisian Tanah ke Polybag
48 48 Lampiran 10. Foto kegiatan pembukaan polybag Lampiran 11. Foto kegiatan penanaman bibit
49 49 Lampiran 12. Foto kegiatan penghitungan Jumlah Daun Lampiran 13. Foto kegiatan pengukuran Diameter Batang
50 50 Lampiran 14. Foto kegiatan pengukuran Tinggi Tanaman Lampiran 15. Foto bibit Tanaman Kakao
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)
1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh RUSMITA NIM. 080 500 167 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)
1 APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh SAREH MUQTASHID NIM. 070500089 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK
Lebih terperinciPERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA. Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM.
PERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM. 100 500 111 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,
Lebih terperinciMenurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili
Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan. perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang
1 I. PENDAHULUAN Perkembangan kakao dewasa ini ditinjau dari penambahan luas areal sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciPEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim
PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO Oleh : JUMRIAH Nim. 080500156 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciPEMBIBITAN STEK LADA (Piper nigrum L) MENGGUNAKAN MEDIA TANAM SEKAM PADI DAN TANAH DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA. Oleh : Rahina Nim
1 PEMBIBITAN STEK LADA (Piper nigrum L) MENGGUNAKAN MEDIA TANAM SEKAM PADI DAN TANAH DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA Oleh : Rahina Nim 070 500 087 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Botani Tanaman Kakao Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian Utara. Penduduk yang pertama
Lebih terperinci1 I. PENDAHULUAN Perkembangan kakao (Theobroma Cacao L) dewasa ini terutama di Indonesia tanaman kakao rakyat dan swasta berkembang pesat. Dan diharapkan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh
1 APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh YUHAYATI NIM. 070 500 092 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:
Lebih terperinciDisusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya
Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae;
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Umum Tanaman Kakao Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Malvales; Family: Sterculiaceae;
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian Utara. Penduduk yang pertama kali mengusahakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kakao menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2010) adalah sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kakao merupakan satu-satunya diantara 20 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Adapun sistematika tanaman kakao menurut Pusat Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
Lebih terperinciASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.
ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis)
1 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) Oleh : H E N D R I NIM: 070 500 104 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK KANDANG KOTORAN SAPI PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : Asbianah Nim
EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK KANDANG KOTORAN SAPI PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO Oleh : Asbianah Nim. 080500142 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK KOTORAN AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA (Piper ningrum L) Oleh
1 APLIKASI PUPUK KOTORAN AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA (Piper ningrum L) Oleh SABIR NIM. 070500114 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
Lebih terperinciPERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA
PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA Sylvia Madusari, Toto Suryanto, April Kurniawan Abstrak Penggunaan bambu sebagai wadah media
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Adapun sistematika tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kakao merupakan satu-satunya diantara 20 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Adapun sistematika tanaman kakao adalah sebagai berikut;
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah
3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2010) sistematika tanaman kacang tanah adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Leguminales;
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi dan Manfaat Vertikultur Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture). Menurut Nitisapto (1993) vertikultur
Lebih terperinciKELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang
Lebih terperinciBUDIDAYA KELAPA SAWIT
KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Lahan tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam
Lebih terperinciumbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciPERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM. Oleh ANDRIANI NIM
PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM Oleh ANDRIANI NIM. 070500069 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara guna mendorong pertumbuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kakao diklasifikasikan dalam dua jenis, kakao bulk dan kakao fine
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kakao Kakao diklasifikasikan dalam dua jenis, kakao bulk dan kakao fine flavour. Kakao bulk atau kakao lindak berasal dari pohon-pohon forastero yang ditemukan di seluruh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family:
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family: Liliales, Genus Allium,SpeciesAllium
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang
Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Botani dan Klasifikasi Tanaman Gandum Tanaman gandum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas : Monokotil Ordo : Graminales Famili : Graminae atau
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:
Lebih terperinci