I. PENDAHULUAN. sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan. perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan. perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang"

Transkripsi

1 1 I. PENDAHULUAN Perkembangan kakao dewasa ini ditinjau dari penambahan luas areal sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang memiliki prospek cukup cerah sebab permintaan di dalam negeri juga semakin kuat dengan semakin berkembangnya sektor agroindustri (Susanto,1994). Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman kakao yaitu dengan pemberian pupuk organik cair Nasa yang bermutu tinggi dan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman yang memiliki unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro dan mikro. Pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5%. Oleh karena itu, kandungan NPK pupuk organik cair relatif rendah. Pupuk organik cair memiliki beberapa kandungan yang mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik padat (Parnata,2004). Fungsi pupuk organik adalah menambah kesuburan tanah Adanya penambahan unsur hara, humus, dan bahan organik ke dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang. Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah. Akibatnya sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah

2 2 berpasir menyebabkan daya ikatan tanah menigkat, daya tanah terhadap unsur hara meningkat,serta tata udara tanah dapat diperbaiki. Sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik yang ada menjadi hidup.salah satu pembentukan bahan organik sehingga sangat penting dilakukan penambahan bahan organik ke dalam tanah melalaui pupuk organik.pemberian pupuk organik perpengaruh positif terhadap tanaman (Musnamar, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pertumbuhan bibit kakao dengan pemberian pupuk cair Nasa pada konsentrasi yang berbeda Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang membudidayakan tanaman kakao dalam penggunaan pupuk organik cair dengan konsentrasi yang tepat terhadap bibit kakao.

3 3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Kakao 1. Sistematika Tanaman Kakao Menurut Siregar dkk (2008) sistematika klasifikasi botani tanaman kakao adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicocotyledonae Ordo : Malvales Famili : Sterculiceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L. 2. Morfologi Tanaman Kakao a. Akar Perakaran kakao tumbuh lebih cepat pada bibit dan biji yang baru berkecambah, dan panjang akar 1 cm pada umur 1 minggu tumbuh menjadi pada umur 1 bulan dan 25 cm pada umur 3 bulan. Perakaran kakao dewasa mencapai 1,0-1,5 m akar lateral sebagian besar sekitar 56% pada bagian yang lebih dalam (11-20 cm) dan sekitar 14% pada bagian yang lebih dalam lagi (21-30 cm) dan hanya sekitar 4% tumbuh kedalaman lebih dari 30 cm. Jangkauan akar lateral jauh diluar proyeksi tajuk tanaman. Tanaman kakao memiliki akar tunggang dan pada akar kakao terdapat cendawan

4 4 mikoriza yang membantu penyerapan unsur hara tertentu terutama unsur P. Tanaman yang dikembangkan secara vegetatif tidak memiliki akar tunggang, namun nantinya akan terbentuk dua akar yang menyerupai akar tunggang ( Susanto, 1994). b. Batang Kakao dapat tumbuh hingga ketinggian 8 10 meter dari pangkal batangnya pada permukaan tanah. Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak melalui biji akan menumbuhkan batang utama sebelum menumbuhkan cabang-cabang primer. Letak cabang-cabang primer tersebut tumbuh jorquette, yang tingginya dari permukaan tanah 1 2 meter. Ketinggian jorquette yang ideal adalah 1,2 1,5 meter agar tanaman dapat menghasilkan tajuk yang baik dan seimbang. c. Daun Daun kakao mempunyai dua persendian atau orticulation yang terletak pada pangkal dan ujung tangkai daun. Hal ini memungkinkan pergerakan daun dengan menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Tangkai daun pada cabang ortotrop lebih panjang, sekitar 7,5-10 cm sedangkan cabang plagiotrop tangkai daun lebih pendek sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bersisik halus dan membentuk sudut dan berbentuk silinder. Kuncup-kuncup daun dilindungi stipula yang segera gugur apabila daunnya tumbuh. Warna daun mudah kemerahan sampai merah tergantung

5 5 varietasnya, bila daun telah dewasa menjadi hijau tua. Bentuk daun bulat memanjang deng pangkal meruncing, panjang daun dewasa sekitar 80 cm dan lebar sekitar 11 cm. Masa tumbuh tunas-tunas baru disebut flush, dimana tunas-tunas membentuk 3-6 helai daun baru sekaligus. d. Bunga Jumlah bunga kakao mencapai bunga perpohon per-tahun, tetapi jumlah buah matang yang dihasilkannya hanya berkisar 1 persen saja. Bunga kakao terdiri dari 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran terdiri dari tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertile dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan, benagsari yang steril disebut staminodia dan yang fertike disebut stemen yaitu pada lingkaran dalam. e. Buah Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 2 cm. pada waktu muda, biji menempel pada bagian dalam kulit buah, tetapi bila buah telah matang maka biji akan terlepas dari kulit buah, buah yang demikian bila digoncang akan berbunyi. Warna buah kakao beraneka ragam, namun pada dasarnya hanya memiliki dua macam yaitu: buah muda berwarna hijau putih

6 6 dan bila masak menjadi berwarna kuning, dan buah muda yang berwarna merah setelah masak menjadi warna oren. Kulit buah beralur 10, alur dalam dan dangkal silih berganti, untuk jenis Criollo dan Trinitario alur buah nampak jelas, kulit tebal tetapi lunak dan permukaan kasar. Sedangkan jenis Forastero umumnya permukaan buah halus atau rata dan kulitnya tipis. f. Biji Biji kakao terdiri dari kulit atau testa, dua kutiledon yang saling melipat, dan emrio yang terdiri epitikotil, hipokotil dan radikula. Biji kakao termasuk epigeous artinya hipikotil memanjang mengangkak kotiledon yang masih menutup keatas permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu, yang kemudian diikuti membukanya kotiledon dan epikotil memanjang dengan empat lembar daun pertama. 3. Syarat Tumbuh Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas dapat dikelompokkan dalam 2 faktor yaitu: 1. Iklim Faktor iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman kakao meliputi curah hujan, suhu, kelembaban udara, sinar matahari, dan angin. Tanaman kakao dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal didataran rendah sampai dengan suhu uadara berkisar antara

7 C secara maksimal. Sedangkan suhu maksimum sekitar c (Suanto, 1994). a. Curah hujan Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan mm per-tahun. b. Temperatur menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah C (maksimum) dan C (minimum). c. Sinar matahari Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. 2. Tanah Seperti tanaman pada umumnya, tanaman kakao juga menghendaki tanah yang mudah diterobos oleh akar tanaman, dapat menyimpan air, terutama pada musim hujan drainase dan aerasinya baik. Tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran ph 4,0-8,5. Namun ph yang ideal adalah 6,0-7,5 dimana unsur hara dalam tanah cukup tersedia bagi tanaman. ( Susanto,1992)

8 8 B. Tinjauan Umum Pupuk Organik Cair Nasa Pupuk organik cair Nasa adalah formula khusus tanaman perkebunan yang diolah dari kotoran hewan (pupuk kandang), limbah tanaman dan kompos sampah kota yang difermentasikan menjadi pupuk oeganik cair dan diperkaya dengan unsure hara lengkap yang dapat menambah mineral dalam tanah, merangsang pertumbuhan tanaman dan dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (PT. Tani Makmur Sejahtera, 1992). Manfaat pupuk organik cair Nasa, menyuburkan pertumbuhan tanaman pada daun dan membuat puncuk-puncuk daun menjadi segar serta tanman menjadi lebih sehat dan hijau. Mempercepat penunasan dan pembuahan serta mencegah kerontokan dan kelayuan tanaman. Pupuk organik cair Nasa mempunyai unsure-unsur yang lengkap yang sangat dibutuhkan oleh tanaman Adapun unsur-unsur yang terkandung didalamnya: 1. Unsur makro, N 88% P 0,93%, K 2,17%, Mg, 0,01% Fe 56, PPM, Ca, 0.19%. 2. Unsur mikro, Zn 16,23% PPM, 0,02, AlBlw 0,02 PPM, S 0.66% B, Blw 0,57 PPM. C. Kandungan Unsur Pupuk Organik Cair Nasa Total (N+P 2 O 5 +K 2 O) 0,18%, C Organik 4,6%, Zn 41,04 ppm. Cu 8,43 ppm Mn 2,42 ppm, Co 2,54 ppm, Fe 0,45 ppm, S 0,12%, Ca 60 ppm, Mg 16,88 ppm, CI 0,29%, Na 0,15%, B 60,84 ppm, Si 0,01% Al 6,38 ppm, Na CI 0,98%, Se 0,11 ppm, Cr <0,06 ppm, V <0,2 ppm, So 4 0,35%, ph 7,9, C/N ratio 76,67%, Lemak 0,44% Protein 0,72%.

9 9 Kandungan lain : Humat (0,01%), Vulvat, Zat Perangasang Tumbuh : Giberlin, Sitokinin, Auksin bebas Logam Berat (Pb, Cd, Hg,As) Bebas Mikroba E. Coli, Salmonella (PT. NATURAL NUSANTARA INDOSESIA, 1999)

10 10 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama dua bulan terhitung dari awal bulan Januari 2011 hingga awal bulan Maret 2011, meliputi persiapan, pengambilan data dan pengolahan data. B. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Polibag ukuran 20x30 cm 2. Cangkul 3. Parang 4. Timbangan 5. Alat tulis 6. Mikrokalifer digital 7. Penggaris Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bibit kakao forestero 2. Sub soil 3. Pupuk organik cair Nasa

11 11 D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan bibit Bibit yang digunakan dalam penelitian ini bibit tanaman kakao dari perbanyakan generatif yang berumur 2 bulan setelah semai dan dari jenis forestero yang diperoleh dari petani kakao didaerah Bengkuring Kecamatan Sempaja, Kabupaten Samarinda. 2. Persiapan media tanam Tanah yang digunakan untuk pengisian polibag dalam penelitian ini adalah sub soil yang diayak serta dibersihkan dari sisa-sisa perakaran, daun dan ranting tanaman. Ukuran polibag yang digunakan untuk bibit yang akan dipindahkan adalah berukuran 20 x 30 cm dan diisi tanah hingga penuh sampai ke permukaan polibag. 3. Perlakuan Penelitian ini disusun dalam 3 perlakuan dimana tiap perlakuan terdiri 10 ulangan jadi jumlah Bibit yang di rawat adalah 30 tanaman. Perlakuan dalam penelitian ini adalah. P0 = Kontrol (tanpa perlakuan) P1 = Pemberian pupuk cair Nasa demgan konsentrasi 20 cc/5 liter air. P2 = Pemberian pupuk cair Nasa dengan konsentrasi 30 cc/5 liter air.

12 12 4. Penanaman bibit kakao Sebelum penanaman bibit, terlebih dahulu dilakukan penyiraman pada media tanam untuk mempermudah penanaman, tanah dilubangi dengan kayu. Pemindahan atau penanaman bibit dilakukan dengan hatihati agar akar bibit kakao tersebut tidak mengalami kerusakan, setelah itu diletakan pada bak semai dengan jarak polibag 20 cm dan diberi naungan paranet yang memiliki batas pencahayaan dan dapat menghalangi kotoran yang terjatuh. Ukuran paranet 2 meter. 5. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan alat gembor. Penyiangan dilakukan secara manual apabila terdapat gulma disekitar tananaman. 6. Aplikasi pupuk organik cair Nasa Pemberian POC Nasa dilakukan dengan cara penyemprotan. Pupuk organik cair dicampur dengan air sesuai dengan dosis pada masing-masing perlakuan. Pemberian POC Nasa dilakukan pada awal pengamatan, selanjutnya dilakukan dua minggu sekali pada pagi hari selama dua bulan. E. Pengambilan data Data yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang 1 cm di atas permukaan tanah sampai pada titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan di awal

13 13 (setelah penanaman bibit) di akhir penelitian 4 (empat ) minggu setelah tanam. 2. Jumlah daun Jumlah daun yang diamati adalah daun yang sudah membuka sempurna. pengukuran dilakukan di awal dan di akhir penelitian. 3. Diameter batang Diukur dari diameter batang yang di tandai spidol 1 cm dari permukaan tanah. pengukuran dilakukan di awal dan di akhir penelitian. F. Analisis Data Penelitian ini menggunakan rataan hitung sederhana untuk mengetahui rata-rata parameter yang di amati dari penelitian (Nugroho dan harahap, 2001). adalah : x =? x n x = rata-rata hitung n = banyaknya data x = variasi yang diteliti? = jumlah

14 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tinggi tanaman kakao Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan bibit tanaman kakao dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi bibit kakao (cm) selama 4 minggu. Pertambahan tinggi tanaman (cm) Pengamatan selama 2 bulan P0 P1 P2 Tanaman yang diamati Pertambahan tinggi tanaman 64,9 79,9 100,7 Rata-rata tinggi tanaman 6,49 7,99 10,07 Rata-rata pertumbuhan tinggi bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 10,07 cm dan terendah P0 (kontrol) yaitu 6,49 cm. Pertambahan tinggi tanaman bibit kakao rata-rata (cm) P0 P1 P2 Perlakuan Gambar 1. Diagram pertambahan tinggi tanaman bibit kakao.

15 15 2. Jumlah daun Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan jumlah daun bibit kakao dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Rata-rata pertambahan jumlah daun bibit kakao (helai) pada minggu ke 4 setelah tanam. Pertambahan jumlah daun (helai) Pengamatan selama 2 bulan P0 P1 P2 Tanaman yang diamati Pertambahan jumlah daun Rata-rata jumlah daun 5,5 5,2 8,3 Rata-rata pertambahan jumlah daun bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 8,3 helai dan yang terendah P1 yaitu 5,2 helai. Pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao Rata-rata (helai) ,5 5,2 8,3 P0 P1 P2 Perlakuan Gambar 2. Diagram pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao.

16 16 3. Diameter batang Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan diameter batang bibit kakao dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Rata-rata pertambahan diameter batang bibit kakao (mm) pada minggu ke 4 setelah tanam. Pertambahan diameter batang (mm) Pengamatan selama 2 bulan P0 P1 P2 Tanaman yang diamati Pertambahan diameter batang 20,49 25,4 30,97 Rata-rata diameter batang 2,049 2,54 3,097 Rata-rata pertambahan diameter batang bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 3,097 mm dan terendah P0 (kontrol) yaitu 2,049. Pertambahan diameter batang bibit kakao Rata-rata (mm) , P0 P1 P2 Perlakuan Gambar 3. Diagram pertambahan diameter batang bibit kakao.

17 17 B. Pembahasan Dari hasil penelitian rata-rata pertambahan tinggi kakao, jumlah daun dan diameter batang selama 4 minggu P2 menunjukan hasil yang lebih baik yaitu rata-rata tinggi tanaman 10,07 cm, jumlah daun 8,3 helai, diameter batang 3,134 mm. Perlakuan P1 pertambahan tinggi rata-rata tanaman 7,99 cm, jumlah daun 5,2 helai dan diameter batang 2,54 mm. Perlakuan P0 (Kontrol) menunjukkan rata-rata tinggi pertambahan bibit tanaman 6,49 cm, jumlah daun 5,5 helai dan diameter batang 2,049 mm. Hal ini terlihat bahwa dengan pemberian pupuk organik cair Nasa mampu memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman bibit kakao untuk proses pertambahan. Tanaman akan dapat tumbuh dengan baik apabila unsur hara yang dibutuhkan tersedia cukup untuk diserap oleh tanaman Menurut (Dwijoseputro,1990). Menurut (Hadisuwito, 2007). untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, proses fotosintesis harus dibuat menjadi lebih efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kelembaban tanah (menurunkan tingkat stres akibat kekeringan), meningkatkan penyerapan energi surya dan CO 2 serta menyediakan nutrisi yang diperlukan dalam proporsi yang benar dan tepat. Nutrisi untuk tanaman berupa pupuk merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertambahan tanaman (Novizan, 2004). Penggunaan Pupuk organik merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah. Organisme tanah dapat membantu proses penggemburan tanah dan mengubah zat yang tidak

18 18 bisah diserap tanaman menjadi bisah diserap tanaman. Pupuk organik dapat meningkatkan simbiosis mutualisme antara tanaman (Parnata, 2004). Keuntungan menggunakan pupuk Organik cair Nasa adalah dapat merangsang pertumbuhan, perpanjangan dan pembesaran bagian vegetatif maupun generati Pertumbuhan erat dikaitkan dengan tiga proses yang berlangsung pada tanaman yaitu pada pembelahan sel dan diferensiasi sel dari keduanya. ketiga proses pertumbuhan tersebut akan berjalan dengan cepat bila tersedia cukup karbohidrat, protein dan garam mineral. Bahan bahan tersebut tersedia bagi tanaman melalui proses metabolisme. Untuk itu pertumbuhan bibit kakao memerlukan keadaan lingkungan dan sumber cahaya yang cukup dan kebutuhan unsur hara harus selalu terpenuhi. Sebab keperluan ini sangat esensial bagi kelangsungan proses matabolisme, fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Dan hampir setiap proses metabolisme tanaman dipengaruhi oleh pembebesaran sel dan akhirnya menentukan ukuran bagian tanaman. Menurut (Anonim, 2007). Pengaruh penggunaan pupuk organik cair Nasa adalah untuk menggantikan kehilangan unsur hara dari dalam tanah, dan juga bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor lingkungan yang baik. Unsur hara yang diberikan merupakan tambahan bagi unsur hara yang lain, yang berada dalam tanah, sehingga jumlah keseluruhan yang tersedia bagi tanaman dalam perbandingan tepat dan pada waktu bersamaan ketersediaan unsur hara esensial maka keseimbangan kesuburan secara menyeluruh dapat menunjang pertumbuhan tanaman kakao yang

19 19 pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao mulai dari perkecambahan sampai menghasilkan buah, membutuhkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan bibit kakao normal. Tidak tersedianya unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu, sehingga dapat menurunkan hasil. Usaha peningkatan produksi pertanian seperti pangan, hortikultura, perkebunan tidak terlepas dari peranan pupuk sebagai bahan penyubur Menurut (Anonim 2007). Proses penyerapan unsur hara adalah Dengan energi aktif dapat berlangsung apabila tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan akar tanaman berlangsung akan dihasilkan energi metabolik dan energi ini mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Apabila proses pernapasan akar tanaman berkurang akan menurunkan pula proses penyerapan unsur hara melalui proses aktif. Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian dekat ujung akar yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian akar ini merupakan bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar Menurut (Anonim 2007).

20 20 V. Kesimpulan dan saran A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan konsentrasi pupuk organik cair Nasa yang diberikan pada bibit kakao, diduga mampu meningkatkan pertambahan tanaman, dapat dilihat pada hasil yang tertinggi yaitu P2 (3,097) dan yang terendah P0 (2,049). B. Saran 1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sampai bibit siap tanam. 2. Perlu diadakan penelitian dengan mengunakan konsentrasi yang lebih tinggi dari 30 cc/5 liter air

21 21 DAFTAR PUSTAKA Anonim, natural nusantara. Wordress. Com/2007/08/12/Pupuk- Organik- Cair Nasa/ Anonim, Dasar-dasar ilmu tanah. Blogspot. Com/2007/11/ mekanisme- penyerapan- hara. Html Dwidjosepputro Budidaya Tanaman Kakao. Penebar Swadaya. Hadisuwito dan Sukamto Membuat Pupuk Kompos Agromedia Pustaka, Jakarta. Musnawar, E. I Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta Novizan, Petunjuk Pemupukan. PT. Agromedia Pustaka.Jakarta. Nugroho dan Harahap Statistik Teori dan Aplikasinya. Erlangga, Jakarta PT. Tani Karya Makmur Sejahtera, Karya Anak Bangsa Untuk Nusantara. Jakarta. Parnata AS, Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka Jakarta. Siregar T.H.S., S. Riyadi dan L. Nuraeni Budidaya pengolahan dan pemasaran kakao dan tuntunan praktikium. Rineka cipta. Jakarta. Susanto Budidaya Kakao dan Pengolahan Hasil. Kanisius Yogyakarta. Jakarta Suratna S Pupuk dan Pemupupukan. PT, Melton Putra. Jakarta

22 LAMPIRAN 22

23 23 Lampiran 1. Rancangan Penelitian P01 P 1 1 P 2 1 P 0 2 P 1 2 P 2 2 P 0 3 P 1 3 P 2 3 P 0 4 P 1 4 P 2 4 P 0 5 P 1 5 P 2 5 P 06 P 1 6 P 2 6 P 0 7 P 1 7 P 2 7 P 0 8 P 1 8 P 2 8 P 0 9 P 1 9 P 2 9 P 0 10 P 1 10 P 2 10

24 24 Lampiran 2. Data pertambahan tinggi bibit tanaman kakao Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata P ,4 6 5,4 6,2 6,9 6 64,9 6,49 P1 7,6 8 8,1 7, , ,9 7,99 P2 11 8,9 10 8,9 7,8 7,5 8,5 12,2 12,2 13,7 100,7 10,07 Lampiran 3. Data pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao. Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata P ,5 P ,2 P ,3 Lampiran 4. Data pertambahan diameter batang bibit tanaman kakao. Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata P0 2,8 2,5 1,69 1,63 1,9 1,96 1,53 2,15 2,1 2,23 20,49 2,049 P1 2,87 2,99 3,01 0,03 2,76 2,78 2,65 2,59 2,97 2,75 25,4 2,54 P2 2,81 3 3,34 3,15 3,1 2,86 3,17 3,17 3,22 3,15 30,97 3,097

25 25 Lampiran 5. Pengukuran diameter batang tanaman kakao Lampiran 6. Alat diameter batang (mikrokaliper) dan pengukur tinggi batang (penggaris).

26 Lampiran 7. Pupuk organik cair Nasa dengan gelas takaran 26

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM 1 PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh RIDIAH NIM. 080 500 164 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) 1 APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh SAREH MUQTASHID NIM. 070500089 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Botani Tanaman Kakao Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian Utara. Penduduk yang pertama

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM. Oleh ANDRIANI NIM

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM. Oleh ANDRIANI NIM PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM Oleh ANDRIANI NIM. 070500069 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO Oleh : JUMRIAH Nim. 080500156 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh RUSMITA NIM. 080 500 167 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim.

PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim. 1 PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim. 070500095 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kankung Darat 2.1.1. Sistematika Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantea ( tumbuhan ) Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh 1 APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh YUHAYATI NIM. 070 500 092 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama spesies Brassica juncea (L.) Czern. Jenis sawi dikenal juga dengan nama caisim atau sawi bakso.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Sejarah Tanaman Caisim Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi dan Manfaat Vertikultur Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture). Menurut Nitisapto (1993) vertikultur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal dari organik maupun anorganik yang diperoleh secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4 bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Botani dan Klasifikasi Tanaman Gandum Tanaman gandum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas : Monokotil Ordo : Graminales Famili : Graminae atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae;

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae; II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Umum Tanaman Kakao Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Malvales; Family: Sterculiaceae;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang TINJAUAN PUSTAKA Kompos Kulit Buah Kakao Ada empat fungsi media tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang tersedia bagi tanaman,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif karena memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kakao menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2010) adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. kakao menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2010) adalah sebagai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kakao merupakan satu-satunya diantara 20 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Adapun sistematika tanaman kakao menurut Pusat Penelitian

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta

Lebih terperinci

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di Amerika Selatan bagian Utara. Penduduk yang pertama kali mengusahakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

PERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA. Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM.

PERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA. Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM. PERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM. 100 500 111 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci