PENYELENGGARAAN POS POLRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELENGGARAAN POS POLRI"

Transkripsi

1 MODUL PENYELENGGARAAN POS POLRI 14 JP (630 menit) Pengantar Dalam bagian ini dibahas materi tentang pengertian-pengertian, konsep Penyelenggaraan Pos Polri, prasarana dan sarana, saluran Pos Polri, penanganan barang berharga dan tugas pokok kurir serta paktir. Mengkritisi tentang keberadaan pos Polri dalam bentuk diskusi dan praktek mengenai administrasi Penyelenggaraan Pos Polri. Kompetensi Dasar 1. Memahami konsep penyelenggaraan Pos Polri. Indikator Hasil Belajar : a. menguraikan pengertian yang berkenaan dengan penyelenggaraan Pos Polri; b. menguraikan peranan dan fungsi serta kedudukan kantor Pos Polri; 2. Memahami prasarana dan sarana Pos Polri. Indikator hasil belajar : a. menguraikan.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 1

2 a. menguraikan tempat/ruangan dan peralatan Pos Polri; b. menguraikan tentang perlengkapan yang ada pada kantor Pos Polri. 3. Memahami saluran pengiriman dan penerimaan Pos Polri. Indikator hasil belajar a. menguraikan prosedur pengiriman dan penerimaan; b. menguraikan prosedur pendistribusian. 4. Memahami penanganan barang berharga. Indikator hasil belajar a. menguraikan pengertian barang berharga; b. menguraikan prosedur pengiriman dan penerimaan barang berharga. 5. Memahami tugas pokok kurir dan paktir. Indikator hasil belajar a. menguraikan pengertian kurir dan paktir; b. menguraikan tugas dan kewajiban kurir dan paktir. c. menguraikan mekanisme kerja kurir dan paktir Materi Pokok 1. Konsep penyelenggaraan pos Polri; 2. Prasana dan sarana pos Polri; 3. Saluran pos Polri; 4. Penanganan barang berharga 5. Tugas pokok kurir dan paktir PENYELENGGARAAN POS POLRI 2

3 Metode Pembelajaran 1. Ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang : a. Pendahuluan dan pengenalan bahasan b. Konsep penyelenggaraan pos Polri 1) Pengertian-pengertian; 2) Peranan dan fungsi serta kedudukan pos Polri. c. Prasaran dan sarana pos Polri. 1) Ruangan dan peralatan pos Polri; 2) Perlengkapan pos Polri. d. Saluran pos Polri. 1) Prosedur pengiriman dan penerimaan; 2) Prosedur pendistribusian e. Penanganan barang berharga. 1) Pengertian barang berharga; 2) Prosedur pengiriman dan penerimaan barang berharga f. Tugas pokok kurir dan paktir. 1) Pengertian kurir dan paktir; 2) Tugas dan kewajiban kurir dan paktir; 3) Meknisme kerja kurir dan paktir. 2. Diskusi a. Pengembangan pos Polri kedepan di lingkungan kerja; b. Meningkatkan kompetensi personel pos Polri; c. Peningkatan mutu layanan pada penyelenggaraan pos Polri. 3. Praktek.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 3

4 3. Praktek pengisian blangko administrasi penyelenggaraan pos Polri a. Surat masuk; b. Surat verbal; c. Surat pengantar; d. Biaya pengeluaran; Setelah peserta didik melakukan praktek pengisian blangko administrasi penyelenggaraan pos Polri yang merupakan hasil karya perorangan dan hasil diskusi dipaparkan dalam diskusi kelompok sertan diberikan penilaian baik secara perorangan maupun kelompok oleh gadik yang bersangkutan atau tim yang telah ditunjuk. Bahan dan Alat 1. Bahan a. Bahan diskusi. b. Blangko-blangko administrasi pos Polri c. Perkap 18 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pos Polri 2. Alat a. Whiteboard. b. Flipchart. c. Kertas flipchart. d. Komputer/laptop. e. LCD dan screen. f. Alat tulis. PENYELENGGARAAN POS POLRI 4

5 Proses Pembelajaran 1. Tahap awal : 15 menit a. Perkenalan diri; b. Memperkenalkan para peserta; c. Menyampaikan materi yang akan disampaikan; d. Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai 2. Tahap inti : 500 menit a. Pendidik menjelaskan materi tentang Konsep penyelenggaraan pos Polri. Peserta memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami. (Waktu : 60 menit) b. Pendidik menjelaskan materi tentang Prasarana dan sarana pos Polri. Peserta memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami. (Waktu : 60 menit) c. Pendidik menjelaskan materi tentang saluran pos Polri. Peserta memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/pahami. (Waktu : 60 menit) d. Pendidik menjelaskan materi tentang penanganan barang berharga Peserta memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum di mengerti atau dipahami. (Waktu : 60 menit). PENYELENGGARAAN POS POLRI 5

6 e. Pendidik menjelaskan materi tentang tugas pokok kurir dan paktir. Peserta memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/pahami. (Waktu : 60 menit) f. Pelaksanaan diskusi tentang pengambangan pos Polri dan peningkatan mutu layanan pos Polri, sebagai ulasan hasil penjelasan dosen dengan fakta-fakta di lapangan untuk mengetahui solusi penyelesaiannya. (Waktu : 60 menit) g. Pelaksanaan praktek pengisian blangko-blangko administrasi pos Polri, sebagai pendalaman dan melatih keterampilam peserta didik dalam penyelenggaraan pos Polri. (Waktu : 140 menit) 3. Tahap akhir : 25 menit a. Penguatan materi : Pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan proses pembelajaran dan hasil diskusi. b. Cek penguasaan materi : Dengan metode pengujian karya kelompok dan karya perorangan. 4. Evaluasi akhir test tertulis : 90 menit PENYELENGGARAAN POS POLRI 6

7 Tagihan / Tugas Peserta didik membuat/mengumpulkan ringkasan hasil mata pelajaran yang diberikan, dikumpulkan dalam jangka waktu 1 hari setelah pelajaran selesai dierikan dan diberi penilaian oleh Pendidik. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi tiap-tiap kelompok dan hasil praktek pengisian administrasi penyelenggaraan Pos Polri secara perorangan dan diberi penilaian oleh pendidik. Lembar Kegiatan Materi Diskusi 1. Kelompok 1 (satu) membahas pengembangan pos Polri ke depan. 2. Kelompok 2 (dua) membahas Peningkatan kompetensi personel pos Polri. 3. Kelompok 3 (tiga) membahas membahas peningkatan mutu layanan penyelenggaraan pos Polri. Materi Praktek Pada hari ini tanggal kami selaku petugas Kantor Pos Polri telah,menerima surat-surat dari : 1. Dari De SDM Polri Nomor : B/142/IX/2013/ SDM, sebanyak 31 surat ditujukan kepada Karo Pers Polda. 2. Dari.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 7

8 2. Dari Baintelkam Polri Nomor : B/250/IX/2013/Baintelkam, sebanyak 31 surat ditujukan kepada Dir Intelkam Polda. 3. Dari De Ops Polri Nomor : B/247/IX/2013/Deops, sebanyak 31 surat ditujukan kepada para Ka Polda. 4. Dari Korp Brimob Polri Nomor : B 201/IX/2013/BMB, sebanyak 31 surat ditujukan kepada Kasat Brimob Polda. 5. Dari Kadiv Propam Polri Nomor : R/272/IX/2013/Propam, sebanyak 31 surat ditujukan kepada Kabid Propam Polda. 6. Dari Kabag Binkam Polri Nomor : B/197/IX/2013/ Binkam, sebanyak 31 surat ditujukan kepada Dir Samapta Polda. 7. Dari Dir Renbang Polri Nomor : ST/211/IX/2013/Renbang, sebanyak 31 surat ditujukan kepada para Kapolda. 8. Dari Itwasum Polri Nomor : R/375/IX/2013/Itwasum, sebanyak 31 surat ditujukan kepada Itwasda Polda. 9. Dari Kabagreskrim Polri Nomor : B/325/IX/2013/Reskrim, sebanyak 31 surat ditujukan kepada para Dir Reskrim Polda. 10. Dari De Sumdaman Polri Nomor : B/262/IX/2013/SDM ditujukan kepada Ketua KPK. 11. Dari Ka Lemdikpol Nomor : B/379/IX/2013/lemdikpol sebanyak 3 surat ditujukan kepada Ka Pusdik Brimob di Jawa Timur, Ka Pusdik Lantas di Serpong Tanggerang dan Ka Pusdikmin Lemdikpol di Bandung. Tugas :... PENYELENGGARAAN POS POLRI 8

9 Tugas : 1. Masukan data surat ke bentuk format 8 yaitu Buku Catatan Jumlah Penerimaan Surat. 2. Masukan data tersebut ke bentuk format 4 yaitu Buku Verbal Kantor Pos Polri. 3. Lalu masukan data ke bentuk format 5 yaitu Surat Pengantar, (rangkap tiga warna putih dimasukkan kedalam map beserta surat yg akan dikirim, warna kuning untuk Kantor Pos Polri, warna merah untuk arsip). 4. Kemudian masukan data ke bentuk format 7 yaitu Daftar Pengiriman Surat Dinas Polri, beserta besar uang kirim sesuai dengan ketentuan yang ada (rangkap tiga, warna putih untuk Bensatket, warna kuning untuk PT Pos dan Giro, dan warna merah sebagai arsip). Untuk surat-surat ke masing-masing Polda beratnya 950 gr, dan surat untuk KPK dan Lemdikpol seberat 100 gr Bahan Bacaan A. PENGERTIAN, PERANAN, FUNGSI, KEDUDUKAN DAN SARANA POS POLRI. 1. Pengertian a. Kurir adalah seorang bintara, tamtama, atau PNS yang setinkat, yang diberikan tugas menyampaikan surat / berita atau naskah dinas secara langsung tanpa perantara sampai ke alamat, baik instansi Polri maupun instansi di luar Polri. b. Paktir.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 9

10 b. Paktir adalah seorang bintara, tamtama, PNS yang setingkat, yang diberi tugas menjamin kelancaran dan keamanan pengiriman dan pengambilan kiriman pos antara kesatuan dan kantor pos Polri dan sebaliknya. c. Kantor Pos Polri adalah sebagian dari Sekretariat Umum Polri dan / atau Sekrektariat Umum Polri yang menyalurkan kiriman pos dari dan untuk kesatuan di lingkungan Polri, termasuk personel serta keluarganya yang menggunakan alamat kantor. d. Saluran Pos adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan kiriman pos dari satu tempat ke tempat lain. e. Surat Dinas Polri adalah surat yang berisikan kepentingan dinas Polri dan pemerintah atau kepantingan umum. f. Pos Polri adalah kegiatan dinas pos yang diselenggarakan oleh Polri untuk menjamin kelancaran dan keamanan pengiriman serta penerimaan kiriman pos di lingkungan Polri. g. Barang berharga adalah kiriman pos yang pengiriman dan penerimaannya dilakukan dengan pos tercatat, pos kilat khusus, paket pos, wesel pos, jasapengiriman lainnya, dan kiriman sejenis yang mempunyai tanggungan uang. h. Pos tercatat adalah kiriman surat pos yang dilakukan secara tercatat, yang pengirim surat tersebut mendapatkan resi atau tanda bukti pengiriman dan penyerahan kepada alamat yang dituju dilakukan dengan bukti tertulis. i. Paket Posadalah kiriman yang dimaksudkan untuk mengirim barang-barang. PENYELENGGARAAN POS POLRI 10

11 j. Wesel pos adalah kiriman uang dengan perantara pos. k. Dokumen adalah naskah yang seluruhnya atau sebagian ditulis, diketik, atau digambar dan tidak berupa surat-menyurat, tetapi bersifat aktual dan pribadi serta tidak tergolong ke dalam jenis wesel pos atau kuitasi pos. l. Jasa peniriman lainnya adalah jasa pengiriman selain PT. Pos Indonesia (Persero) yang memberikan layanan pengiriman surat dinas, surat pribadi, dan paket. m. Cap harian pos adalah cap yang berbentuk palu dibuat dari logam yang memuat tulisan pos Polri, tanggal, bulan, tahun, dan jam yang dapat di ubah-ubah serta angka kode kantor pos Polri. 2. Peranan, Fungsi dan Kedudukan a. Peranan Kantor Pos polri berperan sebagian salah satu sarana pelayanan penyampaian surat/naskah dinas/pribadi dalam penerimaan kiriman pos di lingkungan Polri dalam mendukung tugas pokok Polri. Dalam penyelenggaraan Pos Polri, Kantor Pos Polri berperan untuk : 1) Menerima dan mencatat surat-surat serta menyalurkan meleui Paktir dari kesatuan yang bersangkutan. 2) Melaksanakan pemilahan atau penyortiran surat-surat yang diterima. 3) Mengirim... PENYELENGGARAAN POS POLRI 11

12 3) Mengirim surat-surat dinas keluar kesatuan melalui PT. Pos Indonesia (Persero) dan jasa pengiriman lainnya. 4) Melaksanakan kegiatan administrasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pos Polri. 5) Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan pos di lingkungan Polri. 6) Menyelengarakan daftar hadir Paktir. 7) Menerima dan mencatat barang berharga berupa : a) pos tercatat b) pos kilat khusus c) paket pos d) wesel pos dan pengiriman pos lainnya yang mempunyai tanggungan uang e) kiriman melalui jasa pengiriman lainnya. 8) Menyelengarakan pengadaan dan penjualan benda-benda pos. b. Fungsi Kantor Pos Polri berfungsi sebagai : 1) Sarana penyempaian naskah dinas atau surat di lingkungan Polri. 2) Pusat penerimaan surat-surat dan kiriman pos di lingkungan Polri. 3) Perantara... PENYELENGGARAAN POS POLRI 12

13 3) Perantara pengiriman surat-surat antara kesatuan sebagai pengirim dan PT. Pos Indonesia (Persero) atau jasa pengiriman lainnya yang menyalurkan kiriman sampai ke alamat yang dituju. 4) Depot atau agen penjualan kantor pos. c. Kedudukan Kedudukan Kantor Pos Polri, adalah : 1) Tingkat usat memberikan layanan pos di lingkungan Mabes Polri yang berkedudukan di bawah Setum Polri yaitu Kantor Pos Setum Polri. 2) Tingkat daerah atau Polda memberikan layanan pos di lingkungan Polda yang berkedudukan di bawah Setum Polda yaitu kantor pos Setum Polda. 3) Tingkat satwil (Polwil, Polres dan Polsek), fungsi pelayanan pos berupa pengiriman dan penerimaan surat serta barang berharga dilaksanakan oleh setiap Taud di tingkat satwil. 3. Sarana Pos Polri Yang termasuk sarana pos Polri adalah : a. Ruang Pos b. Mobil Pos atau sarana tansportasi lain Peralatan Pos Polri terdiri dari : a. Meja sortir b. Kotak surat c. Timbangan surat d. Keranjang surat e. Cap.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 13

14 e. Cap harian pos f. Cap untuk pengambilan surat g. Landasan surat h. Bantalan cap i. Tinta cap j. Perata tinta cap k. Sikat pembersih cap l. Pisau atau pemotong ( cutter) m. Lem kertas atau perekat n. Tali 4. Perlengkapan Administrasi Pos Polri terdiri dari : a. Surat keterangan Paktir, yaitu syrat keterangan yang dikeluarkan oleh Kepala sekretariat umum yang merupakan surat kuasa dari kepala satuan kerjanya masing-masing. b. Buku daftar anggota Paktir, yaitu buku yang digunakan untuk mencatat anggota paktir yang berada dilingkungan keasatuannya. c. Daftar hadir Paktir, yaitu daftar yang digunakan untuk mengawasi dan mengenalikan kehadiran paktir pada setiap hari kerja dengan membubuhkan paraf pada kolom tanggal yang tersedia. d. Buku verbal Pos Polri yaitu buku yang digunakan untuk mencatat surat pengantar yang dikirim ke, dari, atau antar polda atau ke, dan dari Mabes Polri e. Surat.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 14

15 e. Surat pengantar yaitu surat yang digunakan untuk mengirim surat-aurat dinas ke, dari, atau antar Polda atau ke, dan dari Mabes Polri atau yang memiliki alamat tujuan yang sama f. Sampul Pos Polri yaitu sampul yang dikeluarkan oleh kantor POS Polri yang digunakan untuk menempatkan surat dinas dengan alamat dan tujuan yang sama g. Daftar pengiriman surat dinas Polri yaitu daftar yang memuat surat-surat dinas Polri yang akan dikirim melalui PT Pos Indonesia Persero atau jasa pengiriman lainnya h. Buku catatan jumlah penerimaan surat yaitu buku yang digunakan untuk mencatat jumlah dan jenis surat yang diterima i. Surat pemberitahuan yaitu surat yang digunakan untuk memberitaukan kepada Kepala sekretariat umum Polri dan atau kepala sekretariat umum Polda bahwa surat dinas yan diterima dengan menggunakan sampul Pos Polri terdapat kekurangan atau ketidak cocokan j. Buku ekspedisi kesatuan yaitu buku yang digunakan untuk mencatat surat yang diterima oleh tiap-tiap Paktir dari kesatuan yang bersangkutan k. Buku catatan jumlah penerimaan barang berharga yaitu buku yang digunakan untuk mencatat jumlah dan jenis barang berharga yang diterima l. Buku ekspedisi wesel pos yaitu buku yang digunakan untuk mencatat wesel pos yang diterima dan sebagai bukti penyerahan kepada yng berhak atau melalui paktir kesatuan yang bersangkutan PENYELENGGARAAN POS POLRI 15

16 m. Buku ekspedisi tercatat yaitu buku yang digunakan untuk mencatat surat-surat yng pengirimannya menggunakan fasilitas tercatat, kilat khusus, PT Pos Indonesia, dan jasa pengiriman lainnya serta sebagai bukti penyerahan kepada yang berhakatau melalui paktir dari kesatuan yang bersangkutan n. Buku ekspedisi paket yaitu buku yang digunaan untuk mencatat paket atau kiriman tercatat yang diterima baik pengerimannya melalui PT Pos indonesia persero atau jasa pengiriman lainnya dan sebagai bukti penyerahan kepada yangberhak atau melalui paktir kesatuan yang bersangkutan o. Laporan bulanan pengiriman atau penerimaan sampul pos Polri yaitu laporan yang dipergunakan untuk menyusun laporan jumlah pengiriman atau penerimaan sampul pos yang masuk sebelumnya dalam bentuk belangko p. Berita acara penerimaan kiriman barang berharga ( surat, wesel, paket) yaitu berita acara yang dibuat apabila barang berharga yang diterima ternyata dalam kondisi rusak berat q. Laporan ikhtisar keluar masuk kiriman pos yaitu laporan yang digunakan untuk menyusun laporan berkala yang memuat jumlah dan jenis kiriman pos yang diterima dan atau dikirim melalui kantor pos dalam bentuk belangko B. PENGIRIMAN, PENERIMAAN DAN PENDISTRIBUSIAN 1. PENGIRIMAN Prosedur pengiriman atau penyerahan surat ke kantor Pos Polri : a. surat.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 16

17 a. surat dinas dari satuan organisasi yang akan dikirim malalui kantor pos Polri harus dicatat ke dalam buku ekspedisi, kemudian Paktir menyerahkan buku ekspedisi berikut surat yang akan dikirimkan tersebut kepada Kepala kantor pos Pelri atau petugas yang ditunjuk. b. Petugas kantor pos Polri membubuhkan tanda tangan, nama terang, pangkat dan tanggal penerimaan pada buku ekspedisi tersebut, sebagai pertanggungjawaban Paktir dan surat-surat yang diserahkannya. Surat-surat yang diterima di kantor pos Polri diselesaikan melalui proses : a. pemeriksaan b. penataan c. pengiriman Proses Pemeriksaan Proses pemeriksaan bertujuan agar pengiriman surat melalui kantor pos Polri tidak menyimpang dari ketentuan dinas yang ditetapkan, dengan melakukan kegitan sebagai berikut : a. Jumlah surat yang diterima dicatat kedalam buku catatan jumlah penerimaan surat. b. Surat dipisahkan atau disortir berdasarkan alamat tujuan c. Surat yang ditujukan ke lingkungan satuan organisasi dimasukkan ke dalam kotak surat yang telah diberi nama satuan organisasi di lingkungan masing-masing. d. Surat... PENYELENGGARAAN POS POLRI 17

18 d. Surat yang akan dikirimkan ke luar satuan organisasi dibubuhkan cap atau stempel harian pos. Surat yangtidak sesuai dengan ketentuan dinas dikembalikan kepada paktir yang mengirimkan surat tersebut. Pembubuhan cap atau stempel harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. cap harian pos dibubuhkan pada bagin depan amplop di atas alamat sebelah kanan. b. Teraan cap harus jelas dan dapat dibaca. Proses Penataan a. Surat yang dikrimkan ke luar satuan organisasi setelah dibubuhi cap dicatat ke dalam daftar pengiriman surat dinas Polri. b. Khusus surat-surat dinas yang dikirim ke, dari, atau antar Polda atau dari dan ke Mabes Polri atau yang mecantumkan alamat tujuan yang sama harus : 1) Dicatat pada surat pengantar yang dibuat rangkap dua, kemudian surat pengantar asli dan surat tersebut dimasukan ke dalam sampul pos Polri yang sudah diberi nomor sama dengan pada surat pengantar. 2) Sampul pos Polri yang akan dikirim ke kantor pos Setum Polda harus mencantumkan alamat kesatua Polda setempat, sedangkan yang akan dikirim ke kantor pos Setum Polri mencantumkan alamat Kepala Kantor pos Setum Polri. 3) Nomor.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 18

19 3) Nomor surat pengantar yang dicantumkan pada sampul pos Polri dicatat ke dalam daftar pengiriman surat dinas Polri. Proses Pengiriman Proses pengiriman adalah pengiriman surat dinas ke PT Pos Indonesia (Persero) atau wilayah pos setempat menggunakan daftar pengiriman surat dinas Polri atau sesuai dengan petunjuk PT Pos Indonesia (Persero) dan jasa pengiriman lainnya, yang dapat dijadikan bukti pengiriman. Dalam pengiriman surat ke PT Pos Indonesia (Persero) atau jasa pengiriman lainnya harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : a. Surat harus terhindar dari segala sesuatu yang dpat merusak surat dinas pada waktu dibawa atau diangkut. b. Surat dinas harus dimasukkan ke dalam keranjang atau kantung surat. 2. PENERIMAAN Surat yang diterima di kantor pos Polri diselesaikan melalui proses : a. Pemeriksaan. b. Penyortiran. c. Penyerahan. Proses Pemeriksaan Dalam pemeriksaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Sebelum... PENYELENGGARAAN POS POLRI 19

20 a. Sebelum menerima penyerahan surat dari petugas pengirim surata ( Kurir, petugas PT Pos Indonesia (Persero) atau pengirim yang bersangkutan), dilakukan pemeriksaan terhadap alamat dan kondisi surat sebagai berikut : 1) Jika alamat surat tidak jelas atau meragukan, petugas kantor pos Polri meminta penjelasan kepada petugas yang mengirim surat, apabila penjelasannya masih tetap meragukan, petugas kantor pos Polri dapat mengembalikan surat tersebut dengan penjelasan seperlunya. 2) Jika alamat surat yang meragukan diketahui setelah petugas pengirim surat meninggalkan tempat, petugas kantor pos Polri dengan mempertimbangkan klasifikasi dan pengirim, surat tersebut dibuka dan diteruskan ke alamat sesuai dengan materi surat. 3) Jika kondisi surat yang diterima rusak sebagian akibat proses pengiriman petugas kantor pos Polri memberikan catatan seperlunya yang dibubuhi paraf dan cap harian pos yang ditempelkan pada surat tersebut. b. Setelah pemeriksaan selesai dilaksanakan, surat diterima dengan membubuhkan tanda tangan, nama terang, pangkat dan tanggal penerimaan pada buku ekspedisi atau tanda terima yang diajukannoleh petugas pengirim surat. c. Khusus surat-surat yang pengirimannya menggunakan sampul pos Polri, setelah surat dibuka, dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1) Surat... PENYELENGGARAAN POS POLRI 20

21 1) Surat harus dicocokan satu per satu antara nomor yang ada di surat dengan nomor surat yang tercatat dalam surat pengantar. 2) Jika terdapat ketidak cocokan nomor, surat tersebut harus dicatat dan selanjutnya dikirimkan pemberitahuan kepada kantor pos Polri pengirim dengan menggunakan surat pemberitahuan. d. Setelah dilakukan pencocokan jumlah dan jenis surat yang diterima baik yang menggunakan maupun yang tidak menggunakan sampul pos Polri dicatat ke dalam buku catatan jumlah penerimaan. Proses Penyortiran Proses penyortiran dilakukan dengan memisahkan surat pos yang diterima, meliputi : a. Surat untuk lingkungan kesatuan disortir sesuai dengan alamat kesatuan yang dituju guna memudahkan penyerahannya kepada Paktir b. Surat dengan alamat tidak jelas atau menimbulkan keraguraguan, perlu dilakukan. 1) Pengecekan kembali mengenai kejelasan alamat yang dituju. 2) Untuk surat-surat yang pengirimannya melalui PT Pos Indonesia (Persero) atau jasa pengiriman lainnya, jika alamat yang dituju tetap tidak dapat diketemukan, surat dikembalikan kepada pengirim. Proses... PENYELENGGARAAN POS POLRI 21

22 Proses Penyerahan Proses penyerahan sebagai berikut : a. Surat untuk kesatuan hanya dapat diserahkan kepada Paktir dari kesatuan yang bersangkutan. b. Surat dicatat oleh Paktir ke dalam buku ekspedisi kesatua yang telah disediakan dan membubuhkan tanda tangan, nama terang, pangkat dan tanggal penerimaan sebagai bukti penyerahan surat dari petugas kantor pos Polri. 3. PENDISTRIBUSIAN Pendistribusian surat-surat ke alamat dilakukan dengan cara : a. Surat-surat dinas oleh paktir diserahkan kepada Petugas Taud atau pengembang fungsi kesekretariatan di kesatuannya. b. Surat pribadi diserahkan kepada alamat secara langsung atau melalui bagian tempat alamat tersebut berada. C. BARANG BERHARGA 1. PENGIRIMAN a. Pengiriman barang berharga dilakukan oleh yang bersangkutan langsung kepada PT Pos Indonesia (Persero) atau jasa pengiriman lainnya, sedangkan Paktir dan petugas kantor Pos Polri hanya berfungsi sebagai perantara. b. Pengiriman wesel hanya dapat menggunakan formulir wesel pos yang dikeluarkan oleh PT Pos Polri (Persero) atau jasa pengiriman lainnya. c. Setiap pengiriman barang berharga, petugas pos wajib memberikan resi kepada pengirim. 2. PENERIMAAN... PENYELENGGARAAN POS POLRI 22

23 2. PENERIMAAN a. Barang berharga yang diterima dari PT Pos Indonesia (Persero) ataupun jasa pengiriman lainnya diserahkan kepada petugas kantor pos Polri. b. Penerimaan dan penyerahan barang berharga oleh petugas kantor pos Polri dilakukan melalui proses : 1) Pemeriksaan. 2) Pencatatan. 3) Penyerahan. Proses Pemeriksaan Proses pemeriksaan dalam penerimaan barang berharga sebagai berikut : a. Sebelum menerima penyerahan barang berharga dari PT Indonesia (Persero) atau jasa pengiriman lainnya, dilakukan pemeriksaan mengenai keadaan sampul atau bungkusnya. b. Jika terjadi kerusakan pada sampul atau bungkus / isinya, harus ditunjukkan kepada petugas yang mengirimkan barangbarang berharga tersebut. c. Jika kerusakan isinya benar-benar sebagai akibat dari proses pengiriman oleh PT Pos Indonesia (Persero) atau jasa pengiriman lainnya, Kepala Kantor Pos Polri atau petugas yang di tunjuk mengambil tindakan berupa : 1) menerima barng berharga dengan memberikan catatan yang dibubuhkai paraf Kepala Kantor Pos Polri atau petugas yang ditunjuk dan cap harian dan menempelkannya pada barang berharga tersebut. 2) apabila... PENYELENGGARAAN POS POLRI 23

24 2) apabila kondisi barang berharga tersebut rusak berat, dapat dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh kedua belah pihak sebagai pertanggungjawaban penerimaan di kantor pos Polri. d. Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas kantor pos Polri menerima dengan menbubuhkan tanda tangan, nama terang, pangkat dan tanggal penerimaan pada resi atau lembar tanda terima yang diajukan oleh petugas PT Pos Indonesia (Persero) atau jasa pengiriman lainnya. Proses pencatatan Proses pencatatan dalam penerimaan barang berharga sebagai berikut : a. Setelah barang berharga diterima, jumlah dan jenisnya dicatat ke dalam buku catatan jumlah penerimaan barang berharga. b. Barang berharga dicatat dalam buku ekspedisi sesuai dengan petunjuknya sebagai bukti penyerahan kepada yang bersangkutan atau Paktir dari kesatuan yang bersangkutan. Proses penyerahan Proses penyerahan dalam pengiriman barang berharga sebagai berikut: a. Penyerahan barang berharga oleh Kepala Kantor Pos Polri atau petugas yang ditunjuk dilakukan dengan : 1) memberitahukan kepada yang bersangkutan atau yang berhak di kesatuannya. 2) menyerahkan... PENYELENGGARAAN POS POLRI 24

25 2) menyerahkan barang berharga tersebut kepada yang berhak atau kepada paktir dari kesatuan yang bersangkutan dengan membubuhkan tanda tangan, nama terang, pengkat dan tanggal penerimaan pada buku ekspedisi khusus untuk itu. 3) menyerahkan kepada yang bersangkutan oleh paktir dengan menggunakan buku ekspedisi, dan yang nbersangkutan membubuhkan tanda tanan dan nama terang, pangkat dan tanggal penerimaan. b. Barang berharga yang diserahkan kembali oleh paktir, karena perubahan alamat dan alamat tidak jelas atau tidak dikenal harus segera dikembalikan ke kantor pos Polri untuk selanjutnya diserahkan kepada petugas PT Pos Indonesia (Persero). 3. PENGEMBALIAN Proses pengembalian barang berharga dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Barang berharga yang dikembalikan oleh paktir karena perubahan alamat,dibubuhi cap Pengembalian Surat atau kiriman dan diberi tanda checklist ( v ) di depan tulisan Alamat tidak dikenal pada bagian depan amplop surat atau bungkusan serta dibubuhi paraf petugas kantor pos Polri dan cap harian pos. b. Apabila perubahan alamat kesatuan telah diketahui oleh petugas kantor pos Polri, dibubuhi cap pengembalian Surat atau... PENYELENGGARAAN POS POLRI 25

26 atau Kiriman dan diberikan tanda checklist ( v ) di depan tulisan Diteruskan ke atau kepada... pada bagian depan bungkusan atau amplop surat (bagian alamat) serta dibubuhi paraf petugas kantor pos Polri dan cap harian pos, misalnya ; diteruskan ke Polda Metro Jaya; c. Pengiriman kembali barang berharga yang diserahkan kembali oleh Paktir karena alamat tidak jelas atau tidak lengkap, dibubuhi cap Pengembalian Surat atau Kiriman dan diberi tanda Checklist ( v ) di depan tulisan Alamat tidak lengkap pada bagian depan amplop surat atau bungkusan (bagian alamat), serta dibubuhi paraf petugas kantor pos Polri dan cap harian pos. 4. SYARAT PENERIMAAN DAN PENGEMBALIAN a. Dalam pengambilan barang berharga secara langsung dilakukan dengan cara yang bersangkutan menunjukkan identitas diri. b. Setiap pengambilan barang berharga melalui paktir dapat dilakukan dengan menunjukkan surat keterangan Paktir dengan pengembalian tidak dapat diwakili. D. KURIR DAN PAKTIR 1. KURIR Kurir sebagai unsur pelayanan dalam menyampaikan naskah dinas atau surat merupakan personal organik kesatuaan yang bertugas di sekretariatan atau Taud atau pengemban fungsi kesekretariatan. Penunjukkan.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 26

27 Penunjukkan kurir dilengkapi surat perintah dari Kepala Satuan Organisasi masing-masing. Tugas dan tanggungjawab kurir adalah mengirimkan surat berderajat kilat dan sangat segera keluar kesatuan, baik instansi Polri maupun instansi di luar Polri. Penugasan kurir tidak terikat pada waktu, sehingga dalam keadaan mendadak, kurir tetap bertugas. a. Mekanisme kerja pengiriman surat oleh kurir Mekanisme kerja pengiriman surat yang menggunakan jasa kurir adalah sebagai berikut : 1) Surat yang dapat dikirim ditentukan oleh bagian Sekretariat Umum, Kataud atau pengembang fungsi kesekretariatan dari kesatuan yang bersangkutan berdasarkan derajat surat. 2) Pada saat menerima penyerahan surat-surat, Kurir harus meneliti, diantaranya : a) syart-syarat mengenai surat sudah dipenuhi. b) alamat surat jelas atau lengkap. c) amplop surat dalam keadaan baik 3) Apabila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, Kurir dapat menolak pengiriman surat, dengan menjelaskan kekurangan yang ada atau syarat yang harus dipenuhi. 4) Surat yang telah memenuhi syarat dicatat di dalam buku ekspedisi atau lembar tanda terima dan siap untuk di kririm ke alamt yang dituju. 5) Surat... PENYELENGGARAAN POS POLRI 27

28 5) Surat yang dibawa kurir hanya dapat diserahkan kepada yang berhak menerimanya kecuali dari instansi atau kesatuan penerima surat sudah menentukan prosedur penyampaian surat, kurir harus menyesuaiakan dengan kesatuan tersebut. 6) Sebagai bukti penerimaan, penerima surat harus membubuhkan tanda tangan, nama terang, pengkat, dan tanggal penerimaan pada buku ekspedisi yang diajukanoleh kurir. 7) Apabila pengirim surat sudah menentukan, penyerahan surat harus kepada alamat yang di tuju, kuir harus menyerahkan surat tersebut sesuai dengan alamat. 8) Jika penerima surat tidak ada ditempat, kurir harus menghubungi pengirim surat untuk medapatkan persetujuan lebih lanjut. 9) Setelah selesai melaksanakan tugas, kurir harus melaporkan diri dan menyerahkan kembali buku ekspedisi atau tanda terima ke sekretariatan atau Taud / pengemban fungsi kesekretariatan. 10) Jika dalam melaksanakan tugas mendapat halangan yang mengakibatkan hilangnya surat dalam perjalanan, kurir harus membuat laporan secara tertulis guna bukti pertanggungjawaban kepada pengirim dan penerima surat. b. Ketentuan menyimpan dan membawa surat oleh Kurir Ketentuan dalam menyimpan dan membawa surat yang dilakukan oleh kurir adalan sebagai berikut : 1) Surat... PENYELENGGARAAN POS POLRI 28

29 1) Surat harus dimasukkan ke dalam tas yang terkunci dan / atau tertutup rapat sehingga tidak tembus air dan tidak mudah dicuri. 2) Dalam keadaan khusus, saurat harus diselipkan di tempat lain yang telah ditentukan oleh Kepala Sekretariat Umum /Kataud / Pengemban fungsi administrasi umum Polri dengan tujuan apabila kurir mendapat kecelakaan atau gugur dalam tugas, surat dapat ditemukan dengan mudah. 3) Tas harus dibawa dan dioerlakukan / ditempatkan dengan baik dan aman demi menghindari kerusakan tas itu sendiri ataupun kerusakan surat di dalamnya. 4) Demi kepentingan keamanan, tas yang berisi surat-surat tidak boleh berpindah ke tangan orang lain. Dalam melaksanakan tugasnya, kurir harus menempuh jalan aman dan cepat (singkat) dengan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan, keamanan dan penghematan. Apabila di perjalanan, kurir mendapat masalah yang menghambat proses kecepatan dan ketepatan pengiriman surat, pada kesempatan pertama kurir herus menghubungi Sekretatriat / Taud / pengembang fungsi kesekretariatan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Dalam melaksanakan tugas, kurir bertanggung jawab kepada Kepala Kesatuan organisasi masing-masing. c. Sarana... PENYELENGGARAAN POS POLRI 29

30 c. Sarana dan prasarana Kurir Sarana transportasi yang digunakan oleh kurir dalam pelaksanaan tugasnya menggunakan sepeda motor. Sarana administrasi yang harus dimiliki kurir adalah : 1) Surat perintah dari Kepala Kesatuan Organisasi. 2) Buku ekspedisi pengiriman surat. 3) Lembar tanda terima sebagai tanda bukti penyerahan surat. Dalam melaksanakan tugasnya, kurir dilengkapi dengan alatalat sebagai berikut diantaranya : 1) Tas yang dapat di kunci atau ditutup rapat sehingga surat tidak mudah dicuri dan tas tidak tembus air. 2) Helm dan kaca mata 3) Jas hujan 4) Jaket 5) Jam tangan 6) Alat komunikasi Sarana tersebut diatas merupakan inventaris yang harus dipertanggungjawabkan serta dirawat dengan baik dan apabila rusak dan / atau hilang, kurir segera membuat laporan kerusakan kepada Kepala Kesatuan Organisasi masingmasing. 2. PAKTIR Paktir merupakan personel organik kesatuan yang bertugas di bagian Sekretariat / taud / Penembang fungsi kesekretariatan dan diberi tugas menjamin kelancaran pengiriman dan penerimaan surat atau kiriman pos ke dan dari kantor pos Polri. Penunjukkan... PENYELENGGARAAN POS POLRI 30

31 Penunjukkan paktir dilengkapi dengan surat perintah dari Kepala Kesatuan Organisasi masing-masing. a. Tugas dan kewajiban Paktir sebagai berikut : 1) Mengikuti peraturan pos dan menyesuaikan diri dengan ketentuan khusus yang berlaku di kantor pos Polri. 2) Mengatur pengiriman dan / atau penerimaan kiriman pos dari dan untuk kesatuannya serta wajib mengisi daftar hadir Paktir di kantor pos Polri. 3) Mencatat surat yang diterima pada buku ekspedisi yang disediakan itu. 4) Mengembalikan kiriman pos yang dinyatakan tidak terantar. 5) Mengurus kebutuhan benda pos bagi anggota Polri atau PNS di lingkungan satuan kerjanya masing-masing. 6) Memberitahukan perubahan alamat kesatuan atau pejabat Polri kepada petugas kantor pos Polri. b. Mekanisme kerja Paktir 1) Dalam menerima kiriman pos dari kesatuan Organisasi a) Memeriksa kiriman pos satu per satu apabila kiriman pos yang akan dikirim sudah memenuhi syarat yang ditentukan, apabila tidak memenuhi syarat maka kiriman pos tersebut wajib dikembalikan kepada pengirim dengan penjelasan seperlunya. b) Mencatat surat dinas dalam buku ekspedisi dan mengerahkannya kepada petugas kantor pos Polri. 2) Dalam... PENYELENGGARAAN POS POLRI 31

32 2) Dalam menerima kiriman pos dari Kantor Pos Polri a) Mencatat semua surat yang diterima pada buku ekspedisi kesatuan yang telah disediakan dan dibubuhkan tanda tangan, nama terang, pangkat dan tanggal penerimaan. b) Menerima kiriman berupa barang berharga (kilat khusus, wesel pos, paket pos, dan kiriman yang menggunakan jasa pengiriman lainnya) dengan membubuhkan tanda tangan, nama terang, pangkat,dan tanggal penerimaan pada buku ekspedisi peruntukkannya. 3) Dalam menyerahkan kiriman pos ke Satuan Organisasi a) Setelah menerima kiriman dinas dari kantor pos Polri, kemudian menyerahkannya kepada petugas, Taud, atau pengemban fungsi kesekretariatan kesatuan yang bersangkutan dengan menggunakan buku ekspedisi atau lembar tanda terima sebagai bukti penyerahan. b) Kiriman barang berharga diserahkan langsung kepada yang berhak dengan menggunakan buku ekspedisi. c) Kiriman-kiriman pos biasa atau surat-surat pribadi yang berprangko diserahkan kepada alamat serta langsung atau melalui bagian-bagian alamat tersebut berada. 4) Dalam pengembalian kiriman Pos a) Dalam... PENYELENGGARAAN POS POLRI 32

33 a) Dalam mengembalikan kiriman-kiriman pos ke kantor pos Polri oleh karena perubahan atau tidak jelasnya alamat disertai catatan pada sehelai kertas yang ditempelkan di atas alamat dan dibubuhkan paraf sebagai penanggung jawab. Contoh : Kembalikan ke pengirim atau Alamat tidak jelas. b) Paktir tidak dibenarkan mencoret, mengubah dan atau menambah alamat pada kiriman pos yang akan dikembalikan ke kantor pos Polri. Dalam melaksanakan tugas, Paktir bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Organisasi masing-masing. c. Sarana dan Prasarana Paktir Dalam melaksanakan tugasnya seorang Paktir menggunakan sarana tranpormasi sepeda motor. Dalam melaksanakan tugasnya, Paktir dilengkapi alat-alat sebagai berikut : 1) Surat perintah dari Kepala Satuan Kerja. 2) Surat keteranga Paktir 3) Buku ekspedisi 4) Lembar tanda terima 5) Jas hujan Paktir harus mempunyai surat keterangan yang merupakan petunjuk atau surat kuasa dari Kepala Satua Organisasi masingmasing. Untuk mengambil kiriman pos, Paktir harus dapat menunjukkan Surat Keterangan Paktir kepa petugas kantor pos Polri. Surat... PENYELENGGARAAN POS POLRI 33

34 Surat keterangan Paktir, untuk Paktir yang berada di lingkungan satuan kerja Mabes Polri, penandatanganannya dilakukan oleh Kepala Kantor pos atas nama Kepala Sekretariat Umum Polri, sedangkan surat keterangan Paktir untuk Paktir yang berada di lingkungan satuan kerja Polda penandatanganannya dilakukan oleh Kepala Sekretariat Umum Polda. Surat keterangan Paktir hanya berlaku di kantor pos Polri setempat dan harus diperbaharui apabila ada perubahan. Administrasi penyelenggaraan pos Polri, mengikuti ketentuan PT Pos Indonesia (Persero) atau jasa pengiriman jasa lainnya dan dalam pelaksanaan sehari-hari tetap disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan Polri. Rangkuman Kantor Pos Polri adalah sebagian dari Sekretariat Umum Polri dan / atau Sekrektariat Umum Polri yang menyalurkan kiriman pos dari dan untuk kesatuan di lingkungan Polri, termasuk personel serta keluarganya yang menggunakan alamat kantor. Sementara yang dimaksud dengan Pos Polri adalah kegiatan dinas pos yang diselenggarakan oleh Polri untuk menjamin kelancaran dan keamanan pengiriman serta penerimaan kiriman pos di lingkungan Polri. Dalam kegiatan pos Polri ada yang di sebut saluran pos yaitu sarana yang digunakan untuk menyalurkan kiriman pos dari satu tempat ke tempat lain. Pengiriman dan penerimaan dokumen atau surat dinas tidak terlepas dari sistem yanng berlaku pada pelaksanaan pos. Pengiriman surat-surat yang diterima di kantor pos Polri diselesaikan melalui proses : a. pemeriksaan.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 34

35 a. pemeriksaan b. penataan c. pengiriman sementara dalam penerimaan surat yang diterima di kantor Pos Polri diselesaikan melalui proses : a. Pemeriksaan. b. Penyortiran. c. Penyerahan. Proses penerimaan dan pengiriman surat-surat tersebut tidak terlepas dari peran kurir dan paktir. Kurir adalah seorang bintara, tamtama, atau PNS yang setinkat, yang diberikan tugas menyampaikan surat / berita atau naskah dinas secara langsung tanpa perantara sampai ke alamat, baik instansi Polri maupun instansi di luar Polri. Sementara Paktir adalah seorang bintara, tamtama, PNS yang setingkat, yang diberi tugas menjamin kelancaran dan keamanan pengiriman dan pengambilan kiriman pos antara kesatuan dan kantor pos Polri dan sebaliknya. Perbedaan dari kurir dan paktir yaitu kurir bekerja didalam dan di luar kesatuan, tidak terikat dengan waktu sewaktu-waktu surat itu harus diantar segera diantar ketempat yang dituju sementara paktir bekerja hanya di lingkungan kesatuan kerja dan waktu kerja disesuaikan dengan jam kerja. Latihan 1. Apa yang dimaksud dengan pos Polri? 2. Jelaskan peran dari kantor pos Polri? 3. Bagaimana mekanisme pengiriman dan penerimaan dalam saluran pos Polri? 4. Apa.. PENYELENGGARAAN POS POLRI 35

36 4. Apa yang dimaksud dengan barang berharga dan bagaimana penanganannya? 5. Apa yang anda ketahui tentang kurir dan paktir serta apa perbedaannya? PENYELENGGARAAN POS POLRI 36

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN POS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN POS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN POS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

SEKETARIAT UMUM. a. Mengoreksi seluruh konsep Naskah Dinas yang akan diajukan kepada Kapolda/Wakapolda serta menyusun Tata Kearsipan.

SEKETARIAT UMUM. a. Mengoreksi seluruh konsep Naskah Dinas yang akan diajukan kepada Kapolda/Wakapolda serta menyusun Tata Kearsipan. SEKETARIAT UMUM Tugas Sekretariat Umum Polda D.I. Yogyakarta. Setum adalah unsur pelayanan Polda D.I. Yogyakarta yang berada dibawah Kapolda D.I. Yogyakarta. Setum Polda D.I. Yogyakarta bertugas menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisa dokumen yang menggambarkan bagaimana, dan untuk apa saja dokumendokumen itu digunakan dalamanalisis Sistem Informasi Penyedia Informasi Naskah

Lebih terperinci

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh Isi bahan ajar ini tanpa ijin tertulis dari Kapusdikmin Lemdikpol

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh Isi bahan ajar ini tanpa ijin tertulis dari Kapusdikmin Lemdikpol Penulis : PENATA SURATNO dan PENDA Tk.I Hj KUSNAENI HERAWATI, SPd Editor : KOMPOL RUKIAH,A.Md 2013 Bahan Ajar Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan Polri Diterbitkan oleh : Pusat Pendidikan

Lebih terperinci

CAP DINAS. Dalam bagian ini dibahas materi tentang pengertian, dan ketentuan penggunaan/pemakaian cap dinas di lingkungan Polri.

CAP DINAS. Dalam bagian ini dibahas materi tentang pengertian, dan ketentuan penggunaan/pemakaian cap dinas di lingkungan Polri. MODUL 06 CAP DINAS 4 JP (180 menit) PENGANTAR Dalam bagian ini dibahas materi tentang pengertian, dan ketentuan penggunaan/pemakaian cap dinas di lingkungan Polri. KOMPETENSI DASAR Kompetensi Dasar. Memahami

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG TATA PERSURATAN DINAS DIV PROPAM POLRI

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG TATA PERSURATAN DINAS DIV PROPAM POLRI MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG TATA PERSURATAN DINAS DIV PROPAM POLRI I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR URUSAN ADMINISTRASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR URUSAN ADMINISTRASI 1/9 DIBUAT OLEH PAURMIN DISAHKAN OLEH KA LSP DIAH PERWATASARI, A.K.S. PEMBINA NIP 19710611 199303 2 001 Drs. SUROTO, M.Si. KOMBESPOL NRP 65040678 1. Tujuan Meningkatkan mutu dan ketertiban administrasi

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa untuk tertib

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 No.802, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Naskah Dinas dan Tata Persuratan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG NASKAH DINAS DAN TATA

Lebih terperinci

TATA PERSURATAN DINAS

TATA PERSURATAN DINAS Modul 12 JP (540 menit) PENGANTAR Komunikasi merupakan salah satu fungsi dasar dan kebutuhan utama bagi organisasi dalam rangka menyampaikan kehendak/keinginan. Komunikasi dapat dilakukan secara tertulis

Lebih terperinci

Prosedur Penanganan Surat Masuk

Prosedur Penanganan Surat Masuk KEARSIPAN Prosedur Penanganan Surat Masuk 1. Penerimaan Surat Semua surat yang masuk diterima dan dikumpulkan pada suatu bagian atau petugas tertentu. Kemudian diteliti alamatnya satu persatu apakah alamatnya

Lebih terperinci

KOPSTUK DAN TAJUK TANDA TANGAN

KOPSTUK DAN TAJUK TANDA TANGAN MODUL 03 KOPSTUK DAN TAJUK TANDA TANGAN 6 JP (270 menit) PENGANTAR Pada bagian ini dibahas materi tentang pengertian, bentuk kopstuk, susunan kopstuk dan penggunaan kopstuk jabatan dan kopstuk instansi.

Lebih terperinci

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Pengertian Surat Masuk dan Surat Keluar Surat masuk adalah surat yang diterima oleh suatu

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, PANITIA PENGAWAS

Lebih terperinci

BAB V PROSES PENGURUSAN SURAT

BAB V PROSES PENGURUSAN SURAT BAB V PROSES PENGURUSAN SURAT A. Pengertian Proses pengurusan surat adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan sejak surat diterima hingga penyampaian kepada pejabat yang dituju dan proses kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian BAB III PEMBAHASAN 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian Menurut Barthos (2005: 36) Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Definisi aplikasi adalah penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan (Eka Noviansyah, 2008 : 4). Aplikasi dapat diartikan juga sebagai

Lebih terperinci

Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI

Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI Diterima Tgl : Agenda No : Dari : Pengirim No Surat : Catatan : 1. Mohon tidak memisahkan lembar disposisi ini dari suratnya 2. Pengisian

Lebih terperinci

BAB I PENGURUSAN SURAT

BAB I PENGURUSAN SURAT BAB I PENGURUSAN SURAT A. Prosedur Mengurus Surat Penting Masuk dengan Menggunakan Kartu Kendali. Tugas masing-masing bagian. 1. Penerima Surat Membubuhkan stempel tanggal dan waktu surat diterima di balik

Lebih terperinci

KEWENANGAN YANG DAPAT DILIMPAHKAN KEWENANGAN TERBATAS/ PELAKSANAAN

KEWENANGAN YANG DAPAT DILIMPAHKAN KEWENANGAN TERBATAS/ PELAKSANAAN PENDELEGASIAN WEWENANG PIMPINAN DINAS SOSIAL KABUPATEN BANGLI PIMPINAN OPD DINAS LUAR/ BERHALANGAN MEMBERITAHU/PERINTAH LISAN/ MENULIS SURAT PELIMPAHAN TUGAS KEPADA SEKRETARIS/KABID PEJABAT YANG DITUNJUK:

Lebih terperinci

S O P STANDAR OPERASI PROSEDUR ANEV GKTM BULANAN BIRO OPERASI POLDA NTB

S O P STANDAR OPERASI PROSEDUR ANEV GKTM BULANAN BIRO OPERASI POLDA NTB KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT S O P STANDAR OPERASI PROSEDUR ANEV GKTM BULANAN POLDA NTB NO LANGKAH KEGIATAN KETERANGAN ADA TIDAK 1 2 3 4 I TAHAP PERSIAPAN 1. MEMBUAT

Lebih terperinci

PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MODUL PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 4 JP (180 menit) Pengantar Dalam modul ini dibahas dasar keselamatan dan kesehatan kerja (perundang-undangan tentang keselamatan kerja), manfaat mengikuti

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Administrasi Umum Kompetensi Keahlian : AP/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Administrasi Umum Kompetensi Keahlian : AP/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian, Fungsi, dan Syarat-syarat 2.1.1 Pengertian menurut Finoza (2009:4), adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan

Lebih terperinci

3. Surat penawaran, Surat pesanan merupakan contoh dari surat. A. Sangat Segera B. Surat Biasa C. Surat Kilat D. Surat Segera

3. Surat penawaran, Surat pesanan merupakan contoh dari surat. A. Sangat Segera B. Surat Biasa C. Surat Kilat D. Surat Segera PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1360, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG Hsl Rapat tgl 6 Nov 07 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENENTUAN STATUS GUGUR, TEWAS, HILANG DAN MENINGGAL DUNIA BIASA DALAM TUGAS BAGI ANGGOTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selama melaksanakan Proyek Akhir di Sub Bagian Tata Usaha dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selama melaksanakan Proyek Akhir di Sub Bagian Tata Usaha dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Selama melaksanakan Proyek Akhir di Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian kurang lebih tiga bulan melaksanakan beberapa tugas-tugas pokok. Tugas-tugas tersebut antara lain melakukan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR GUBERNUR KEPALA

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENGELOLA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENERBITAN DAN PENGGUNAAN KARTU TANDA ANGGOTA DAN KARTU PENUNJUKAN ISTRI/SUAMI DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMINDAHTANGANAN BMN POLRI. Modul JP (450 menit) PENGANTAR

PEMINDAHTANGANAN BMN POLRI. Modul JP (450 menit) PENGANTAR Modul 02 PEMINDAHTANGANAN BMN POLRI 10 JP (450 menit) PENGANTAR Seorang Perwira Polri yang ditugaskan dibidang Sarpras harus mengetahui dan mampu menerapkan prosedur tentang tata cara penggunaan, pemanfaatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan administrasi Kearsipan di Sekretariat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sragen Dalam bagian ini penulis akan membahas secara lebih mendalam

Lebih terperinci

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI 1/20 DIBUAT OLEH KASUBBAG SERTIFIKASI DISAHKAN OLEH KA LSP TITA MEITIA, S.Sos., M.Pd. AKBP NRP. 61050330 Drs. SUROTO, M.Si. KOMBES POL. NRP.65040678 1. Tujuan Untuk memastikan seluruh kegiatan proses sertifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sekretaris Bagian Umum Dan Kepegawaian pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo adalah melakukan beberapa kegiatan kesekretariatan yang akan dijelaskan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT DAN TATA PERSURATAN DALAM ARSIP

PENGELOLAAN SURAT DAN TATA PERSURATAN DALAM ARSIP PENGELOLAAN SURAT DAN TATA PERSURATAN DALAM ARSIP Ermawaty Arsiparis Muda Bagian Keuangan Unimed Abstrak Surat adalah sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang

Lebih terperinci

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan PERJALANAN DINAS A. Pendahuluan Pusat Pendidikan Administrasi (Pusdikmin) merupakan satuan kerja dibawah Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) yang menyelenggarakan pendidikan bidang pembinaan salah satunya

Lebih terperinci

PENGHAPUSAN. Modul JP (450 menit) PENGANTAR

PENGHAPUSAN. Modul JP (450 menit) PENGANTAR Modul 01 PENGHAPUSAN 10 JP (450 menit) PENGANTAR Seorang Perwira Polri yang ditugaskan dibidang Sarpras harus mengetahui Polri tugas pokok dan fungsi SSarpras Polri sebagai Pembina Fungsi pengelolaan sarana

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 POSMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pembinaan administrasi umum

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA DIVISI HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA DIVISI HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN KEPALA DIVISI HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PELATIHAN BIDANG HUKUM DI L1NGKUNGAN DIVISI HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Kartu Tanda Anggota. Kartu Istri/Suami.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Kartu Tanda Anggota. Kartu Istri/Suami. No.334, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Kartu Tanda Anggota. Kartu Istri/Suami. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

BAB VI PERANGKAT PENGENDALIAN SURAT

BAB VI PERANGKAT PENGENDALIAN SURAT BAB VI PERANGKAT PENGENDALIAN SURAT A. Pengertian Perangkat pengendalian surat adalah semua sarana pengendalian yang digunakan dalam proses pengurusan surat di Sekretariat Negara. B. Perangkat Pengendalian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.374, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemungutan. Penghitungan. Rekapitulasi. Pemilu DPR. Luar Negeri. Tahun 2014. Perubahan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pengurusan telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal November 2011 SEKRETARIS UTAMA, GINA MASUDAH HUSNI

Lebih terperinci

PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN

PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN Modul 08 PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN 20 JP (900 menit) PENGANTAR Seorang Perwira Polri yang ditugaskan dibidang Sarpras harus mengetahui Polri tugas pokok dan fungsi SSarpras Polri sebagai Pembina

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PENERBITAN DAN PENGGUNAAN KARTU TANDA ANGGOTA DAN KARTU PENUNJUKAN ISTRI/SUAMI DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

DASAR HUKUM,TINGKAT KEAMANAN, KECEPATAN DAN PENGGUNAAN NASKAH DINAS

DASAR HUKUM,TINGKAT KEAMANAN, KECEPATAN DAN PENGGUNAAN NASKAH DINAS MODUL 02 DASAR HUKUM,TINGKAT KEAMANAN, KECEPATAN DAN PENGGUNAAN NASKAH DINAS 4 JP (180 menit) PENGANTAR Dalam bagian ini dibahas materi tentang dasar hukum,tingkat keamanan,tingkat kecepatan penyampaian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa untuk tertib administrasi dan penyeragaman sistem

Lebih terperinci

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA -1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-34/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-34/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-34/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENGEMASAN SURAT PEMBERITAHUAN, PENGIRIMAN KEMASAN

Lebih terperinci

ALAT UKUR ELEKTRONIKA DAN METODE PENGUKURAN

ALAT UKUR ELEKTRONIKA DAN METODE PENGUKURAN MODUL ALAT UKUR ELEKTRONIKA DAN METODE PENGUKURAN 24 JP (1080 menit) Pengantar Dalam modul ini dibahas materi tentang Alat Ukur Elektronika dan Metode Pengukuran yang meliputi pendahuluan, multi meter,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI I. PENERBITAN STCK-I PETUNJUK PELAKSANAAN PENAGIHAN UTANG CUKAI YANG TIDAK DIBAYAR PADA WAKTUNYA,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkan

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Dalam bab ini akan menguraikan mengenai tata cara pengelolaan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan. Sebagai Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

TEKNIK INSTALASI SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

TEKNIK INSTALASI SISTEM KOMUNIKASI SATELIT TEKNIK INSTALASI SISTEM KOMUNIKASI SATELIT 1. Pendahuluan Tugas Pokok Polri sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (4) Undang-undang Dasar 1945 mengatakan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGAMATAN, PEMERIKSAAN BUKTIPERMULAAN, DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN I. PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PENGAMATAN, PEMERIKSAAN BUKTIPERMULAAN, DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN I. PENDAHULUAN Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-272/PJ/2002 Tanggal : 17 Mei 2002 PETUNJUK TEKNIS PENGAMATAN, PEMERIKSAAN BUKTIPERMULAAN, DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Layanan. Pos Universal. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Layanan. Pos Universal. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA No.980, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Layanan. Pos Universal. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 104/KA/III/2003 TENTANG BAHAN KETERANGAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 104/KA/III/2003 TENTANG BAHAN KETERANGAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL J A K A R T A SALINAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 104/KA/III/2003 TENTANG BAHAN KETERANGAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 11 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 11 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 11 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Tata Naskah Dinas. Peraturan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Tata Naskah Dinas. Peraturan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 2007 KEPOLISIAN. Tata Naskah Dinas. Peraturan PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA + PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENENTUAN STATUS GUGUR, TEWAS, HILANG DAN MENINGGAL DUNIA BIASA DALAM TUGAS BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

ADMINISTRASI PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN ADMINISTRASI PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN A. Pendahuluan Pusat Pendidikan Administrasi (Pusdikmin) merupakan satuan kerja dibawah Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) yang menyelenggarakan pendidikan bidang

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa perlu diadakan peraturan untuk melaksanakan Undang-undang No. 19 tahun 1956.

Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa perlu diadakan peraturan untuk melaksanakan Undang-undang No. 19 tahun 1956. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1956 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN DAERAH (UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 1956, LEMBARAN-NEGARA NO. 44 TAHUN 1956) Presiden Republik Indonesia,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan dari Kantor Pelayanan Pajak

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan dari Kantor Pelayanan Pajak BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) maka dapat disimpulkan suatu ringkasan pokok-pokok pembahasan pada bab di muka khusunya

Lebih terperinci

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR Modul 01 KEARSIPAN 16 JP (720 menit) PENGANTAR Arsip sebagai hasil kegiatan organisasi mengandung data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai pengetahuan atau pengalaman tentang apa yang pernah

Lebih terperinci

PENGUMUMAN. Nomor : Peng/ 01 /VI/SU/KP.02.00/2017/BNN

PENGUMUMAN. Nomor : Peng/ 01 /VI/SU/KP.02.00/2017/BNN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN Nomor : Peng/ 01 /VI/SU/KP.02.00/2017/BNN TENTANG REDISTRIBUSI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PENGISIAN JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19) BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2015 KEMENAKER. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega No.805, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Tata Naskah Dinas. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TATA CARA PENGAWASAN DATABASE MONITORING PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PAJAK (MP3)

TATA CARA PENGAWASAN DATABASE MONITORING PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PAJAK (MP3) Lampiran I Kep.Dirjen Pajak No. KEP- 162/PJ./2003 Tanggal 9 Juni 2003 Tentang Pelaksanaan Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) Pada Direktorat Jenderal Pajak TATA CARA PENGAWASAN DATABASE

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan untuk melaksanakan Undang-undang No. 19 tahun 1956.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan untuk melaksanakan Undang-undang No. 19 tahun 1956. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1956 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN DAERAH (UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 1956, LEMBARAN-NEGARA NO. 44 TAHUN 1956) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2.2 Fungsi Surat Menurut Ramelan (2005:11), dikemukakan bahwa surat berfungsi sebagai berikut:

2.2 Fungsi Surat Menurut Ramelan (2005:11), dikemukakan bahwa surat berfungsi sebagai berikut: 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Surat Menurut Finoza (2010:4), surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu. 2.2

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN BANGLI TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN BANGLI TAHUN 2018 - 1 - PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN BANGLI TAHUN 2018 I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Sebagai pedoman Pelaksanaan Inventarisasi Barang Daerah perlu disusun petunjuk teknis

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara No.2099, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR74 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN TIMUR DIREKTORAT INTELIJEN KEAMANAN PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012 TENTANG STANDARD OPERASIONAL

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN SUBBAGTAKAH

FORMAT LAPORAN SUBBAGTAKAH SUBBAGIAN TATA NASKAH FORMAT LAPORAN SUBBAGTAKAH 1 Jumlah Naskah Dinas yang akan ditandatangani oleh Kapolri/a.n. Kapolri ( 1-3 halaman) 2 Jumlah Naskah Dinas yang akan ditandatangani oleh Kapolri/a.n

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN POLRI PUSAT PEMBINAAN PROFESI I. Pendahuluan 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI Pelayanan publik

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS

BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS A. Persyaratan Penyusunan Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya perlu

Lebih terperinci

-2- diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008; 5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tahapan, Program

-2- diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008; 5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tahapan, Program -2- diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008; 5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkan

Lebih terperinci

PEDOMAN SURAT - MENYURAT

PEDOMAN SURAT - MENYURAT PEDOMAN SURAT - MENYURAT DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 3 3.1 Pengolongan Surat..... 3 3.2 Teknik Pembuatan dan Penyusunan Surat...

Lebih terperinci

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN NO. POLA BINDALMIN NO. HUKUM ACARA JURNAL KEUANGAN PERKARA 1 Tambahan

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/X/2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2012, No

2012, No 2012, No.389 20 Lampiran BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM MOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Landasan teori merupakan bagian yang membahas tentang teori-teori yang

BAB III LANDASAN TEORI. Landasan teori merupakan bagian yang membahas tentang teori-teori yang BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan bagian yang membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan kegiatan pembuatan rancang bangun aplikasi pencatatan surat masuk dan surat keluar berbasis

Lebih terperinci