BAB 1 PENDAHULUAN. domestik AS selama dua dekade terakhir. Setelah ditandai dengan upah yang tinggi, harga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. domestik AS selama dua dekade terakhir. Setelah ditandai dengan upah yang tinggi, harga"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa industri telah mengalami kekacauan yang dihadapi oleh bisnis penerbangan domestik AS selama dua dekade terakhir. Setelah ditandai dengan upah yang tinggi, harga yang stabil dan persaingan koreografer, industri berubah dengan cepat dan secara dramatis ketika deregulasi diberlakukan pada tahun Beberapa maskapai penerbangan terkuat dan terbesar (misalnya, Pan Am, Timur) menghilang melalui merger atau kebangkrutan. Pemogokan dan gangguan campur dengan upaya perusahaan untuk mengurangi biaya. Pesaing baru agresif menukik ke pasar, mayoritas gagal. Bahkan, pada tahun 1992, industri kerugian untuk tahun yang melampaui keuntungan kumulatif sejak awal industri. Industri ini lagi di periode permintaan tinggi dan profitabilitas berkembang. Meskipun dalam kondisi stabil dan kegagalan organisasi banyak, satu pembawa tumbuh dan makmur di dalam period ini - Southwest Airlines. Southwest adalah kontroversial dari awal. Meskipun Texas Aeronautics Komisi menyetujui permohonan Southwest untuk terbang pada tanggal 20 Februari 1968, maskapai baru lahir terkunci dalam pertempuran hukum selama tiga tahun karena maskapai bersaing - Braniff, TransTexas, dan Continental - berjuang melalui cara politik dan hukum untuk tetap keluar pasar. Melalui upaya Herb Kelleher, New York University lulusan sekolah hukum dan pejabat eksekutif kepala saat penerbangan, Southwest akhirnya berhasil mendapat dukungan dari kedua Agung Pengadilan Texas dan Mahkamah Agung Amerika Serikat. Southwest muncul dari pertempuran hukum awal dengan semangat juang sekarang terkenal diunggulkan. Perusahaan membangun kampanye awal iklan seputar isu yang menonjol dari waktu serta lokasi bandaranya. Jadi "Make Love, Tidak Perang" menjadi tema perusahaan penerbangan, dan perusahaan menjadi "Cinta" penerbangan. Tahukah, LUV dipilih sebagai perusahaan stock ticker simbol. Southwest melanjutkan untuk melihat

2 pertumbuhan yang sukses melalui tiga periode yang berbeda. The "Texas Bangga" periode ( ) melihat pembentukan jaringan kota-jasa besar dalam negara asalnya dari Texas. Karena tidak terlibat dalam perdagangan antarnegara, pembawa muda tidak tunduk pada peraturan federal, khususnya yang dikenakan oleh Dewan Aeronotika Sipil (CAB). Fase kedua, "Interstate Ekspansi" ( ), ditandai dengan pembukaan layanan untuk empat belas negara lain. Interstate ekspansi dimungkinkan oleh, dan dengan demikian bertepatan dengan, deregulasi industri penerbangan domestik. Fase yang paling terakhir, "Prestasi Nasional" ( ), telah menjadi waktu pertumbuhan yang cukup besar, pengakuan dibedakan dan sukses. Meskipun sukses masa lalu, Southwest Airlines kini menghadapi tantangan baru yang meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuannya untuk tumbuh terus. Ironisnya, banyak dari kekhawatiran ini adalah hasil dari perubahan yang dibawa oleh Southwest sendiri. Beberapa dari mereka bersifat eksternal, seperti imitasi oleh pesaing yang menjadi lebih efisien dan ukuran terbatas dari pasar jangka pendek penerbangan di mana Southwest mengembangkan kompetensi inti. Lain internal, termasuk masalah-masalah yang muncul dari mengelola sebuah organisasi lebih besar, lebih kompleks, dan budaya yang mungkin terlalu tergantung pada karisma seorang individu tunggal atau yang mungkin tidak bermain dengan baik untuk penonton baru yang diperlukan untuk pertumbuhan di masa depan. Akan Southwest Airlines dapat melanjutkan kesuksesan luar biasa atau akan muncul kondisi serius mengancam kemakmuran masa depan Southwest? 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut dapat kami simpulkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa keunggulan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang muncul dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh Southwest Airlines? 2. Bagaimana straegi yang digunakan Soutwest Airlines untuk memenangkan persaingan dalam industry maskapai penerbangan? 3. Apakah budaya organisasi mempengaruhi kesuksesan Southwest Airlines? 1.3 Tujuan Penelitian

3 Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang kami tentukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keunggulan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang muncul dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh Southwest Airlines. 2. Untuk mengetahui bagaimana straegi yang digunakan Soutwest Airlines untuk memenangkan persaingan dalam industry maskapai penerbangan. 3. Untuk mengetahui budaya organisasi yang mempengaruhi kesuksesan Southwest Airlines. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Profil Perusahaan Pada akhir tahun 1966 Rollin King bekerja sama dengan Herb Kelleher mendirikan sebuah bisnis transportasi udara yang menghubungkan wilayah segitiga emas di Amerika bagian Selatan, yaitu San Antonio, Dallas dan Houston. Terciptanya bisnis tersebut karena

4 dilatarbelakangi oleh kebutuhan para pebisnis dari wilayah Texas yang mengeluhkan masalah ketidaktersediaan transportasi yang efektif dan efisien untuk menghubungkan Texas dengan ketiga wilayah strategis tersebut. Rollin King sendiri merupakan pengusaha transportasi udara yang hanya meyediakan transportasi untuk daerah-daerah yang berdekatan dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil, sedangkan Herb Kelleher adalah seorang profesional di bidang hukum yang memiliki sebuah kantor konsultan hukum di Texas. Kedua kolega tersebut pada akhirnya sepakat mendirikan bisnis transportasi komersil yang diberi nama Southwest Airlines. Pada bulan Januari 1971 Lamar Muse diangkat sebagai CEO pertama Southwest Airlines dan sejak saat itu juga Soutwest Airlines melakukan penawaran perdana saham perusahaan kepada publik dan berhasil meraup modal publik sebesar $7 juta. Sejak pertama kali berdiri Southwest Airlines (SWA) mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan. Setelah Lamar Muse berhenti dari posisinya sebagai CEO, posisi tersebut digantikan oleh Kelleher hingga tahun Selama kepemimpinan Kelleher, SWA banyak menghadapi berbagai tuntutan hukum, baik yang berasal dari pesaing bisnisnya maupun dari pemerintahan lokal berkaitan dengan jadwal penerbangan dan izin menggunakan bandara. Namun, masalah-masalah tersebut mampu diatasi oleh manajemen dan karyawan SWA serta timbulnya masalah tersebut pada akhirnya mampu membentuk mental dan moral para karyawan dan manajemen SWA kedepannya. Southwest Airlines Co. merupakan maskapai AS terbesar keempat dalam hal pengangkutan penumpang dan kedua terbesar dalam hal keberangkatan penerbangan domestic. Strategi operasional perusahaan telah dibangun secara menyeluruh menyediakan penerbangan frekuensi tinggi, menempuh jarak pendek, point-to-point (dari titik ke titik), layanan bertarif rendah. Southwest menolak upaya ekspansi terlalu cepat, dan lebih memilih untuk menambah rute tujuan baru hanya ketika perusahaan memiliki sumber daya dan

5 terlebih menghadapi situasi dimana mereka harus mengantisipasi permintaan akan rute lokasi baru dengan minimal penerbangan per hari. Sistem rute point-to-point pada perusahaan ini antara lain menyediakan rute langsung (direct), penerbangan non-stop, sehingga sistem hub tradisional dan sistem spoke berkoneksi, keterlambatan, dan total waktu perjalanan dapat diminimalisir sekitar 75%, sehingga penumpang Southwest mampu terbang tanpa henti. Bila mungkin, Southwest menghindari hub bandar udara yang lebih padat dan lebih memilih berlokasi di pusat kota satelit atau bandar udara. Struktur tarif Southwest relatif sederhana jika dibandingkan dengan layanan yang diberikan secara penuh oleh maskapai ini. Fitur penerbangan dengan tarif murah tersedia dalam basis terbatas. Moralitas Manajemen Berdasarkan tiga kategori mengenai moralitas manajemen, maka manajemen di SWA tergolong sebagai manajer yang bermoral. Manajemen selalu berupaya untuk melakukan segala tindakannya dalam cara yang tepat, baik saat berinteraksi dengan karyawan maupun dengan para pelanggan. Hal ini terbukti dengan dibentuknya Culture Committee pada tahun Komite tersebut bertugas untuk menjaga dan memelihara nilai-nilai dan budaya perusahaan. Selain itu, berbeda dengan perusahaan lainnya, SWA lebih mengutamakan karyawannya daripada pelanggan. Hal ini dikarenakan mereka beranggapan bahwa karyawan yang diperlakukan dan diperhatikan dengan baik akan memberikan pelayanan yang baik pula kepada pelanggan perusahaan sehingga pelanggan merasa puas setelah menggunakan jasa perusahaan. Collen Barrett sebagai Presiden SWA periode memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap para karyawannya. Dia menganggap bahwa perhatian yang diberikan kepada karyawan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Namun SWA juga pernah melakukan hal yang tidak etis karena dianggap mengabaikan keselamatan penumpang untuk kepentingan operasional perusahaan. Peristiwa

6 ini terjadi selama periode beberapa bulan di tahun SWA mengabaikan pemeriksaan dini terkait kondisi pesawat akibat penggunaan selama beberapa tahun. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Federal Aviation Administration (FAA), setiap maskapai penerbangan wajib melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi secara dini adanya kerusakan pesawat yang timbul karena penggunaan selama pesawat tersebut dioperasikan. Tetapi hal ini tidak diindahkan oleh SWA dan SWA tetap menggunakan pesawat-pesawat yang seharusnya sedang diinspeksi dalam operasional perusahaan. Akibatnya perusahaan harus menanggung sejumlah kos untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Kos yang harus dikeluarkan termasuk dalam kategori level 1 and 2 costs karena SWA harus melakukan investigasi dan isnpeksi ulang terkait prosedur perawatan pesawat mereka, SWA juga harus membayar denda kepada FAA sebesar $10.2 juta, dan manajemen perusahaan harus meminta maaf kepada publik sebagai salah satu bentu tindakan korektif yang dilakukan. Tanggung Jawab Perusahaan Dua nilai inti yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu LUV and fun merupakan bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan kepada karyawan dan lingkungan sekitar. Dengan kedua nilai tersebut SWA mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman kepada para karyawannya dan hal ini juga termasuk dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu perusahaan juga terlibat dalam perayaan hari-hari istimewa tertentu dengan menunjukkan core value mereka kepada masyarakat secara umum. SWA juga banyak terlibat dengan kegiatan-kegiatan amal, diantaranya adalah dalam program Ronald McDonald House, sebuah kegiatan amal yang memberikan bantuan berupa tempat tinggal yang lokasinya dekat dengan rumah sakit bagi keluarga yang salah seorang anaknya menderita penyakit tertentu yang harus menjalani berobat jalan.

7 Penempatan Staff dalam Organisasi Selama proses perekrutan karyawan baru, SWA memiliki pendekatan tersendiri dalam menyaring calon karyawannya, pendekatan itu dikenal dengan istilah target selection. Perusahaan mengidentifikasi perilaku, kemampuan serta motivasi calon karyawan dan kemudian menentukan posisi apa yang tepat untuk diisi oleh karyawan dengan kualifikasi tersebut. Perusahaan lebih mengutamakan calon karyawan yang berkeperilakuan baik daripada calon karyawan dengan keterampilan baik namun tidak memiliki sifat dan perilaku yang sesuai dengan nilai serta budaya perusahaan. Dalam hal promosi, perusahaan juga lebih mengutamakan orang dalam dengan asumsi mereka lebih memahami kebutuhan para bawahan serta rekan sejawat yang mereka pimpin. Budaya yang Kuat dalam Southwest Airlines Perusahaan dapat dikatakan memiliki budaya yang kuat didalamnya jika budaya tersebut mampu mengakar dan memberikan nilai yang mendalam dalam operasional perusahaan sehari-hari. SWA memiliki dua core value yang menjadi landasan atas berbagai inisiatif yang meraka lakukan dalam melayani pelanggannya. Seluruh keputusan dan tindakan yang dilakukan selalu mempertimbangkan aspek luv and fun. Perusahaan juga memiliki highperformance culture. Hal ini terlihat dari keyakinan karyawannya untuk bisa bangkit dan bertahan dalam menghadapi berbagai masalah keuangan dan hukum yang dihadapi pada masa-masa awal perusahaan berdiri. Karyawan juga memiliki semangat untuk memberikan hal-hal positif dalam melayani para pelanggan. Pemasaran dan Operasional Southwest terus menerapkan biaya terendah (lower cost/ cost per seat murah) untuk kursi penerbangan jauh (ASM), dari biaya angkut penumpang $ 0,0769 pada kuartal/ triwulan

8 pertama tahun 2001 menjadi $ 0,0731 per kursi pada kuartal pertama tahun Southwest sendiri memberikan semua diskon untuk semua perjalanan udara di Amerika Serikat, hampir 90% transaksi. Perusahaan menerapkan strategi low cost dengan didukung low reservation and ticketing cost (rendahnya biaya reservasi dan ticketing), jenis pesawat terbang, biaya makanan yang murah (low food cost), dan quick turnaround (maksudnya, dalam waktu beberapa menit misal 25 menit setelah mendarat, pesawat harus terbang atau lepas landas lagi. Aktivitas menurunkan dan menaikkan penumpang, mengisi bahan bakar dan lepas landas kembali diperhitungkan siap dalam tempo 25 menit). Sehingga perputaran waktu cepat dan meminimalkan jumlah pesawat mengeluarkan layanan lebih dan memungkinkan perusahaan untuk menyewa bandara lebih sedikit gerbang. Penumpang dapat memesan penerbangan pada Southwest melalui agen-agen perjalanan atau langsung dengan Southwest melalui telepon atau Internet. Southwest tidak bekerjasama dengan interline operator penerbangan lainnya (bahkan perusahaan ini tidak mentransfer bagasi ke penerbangan lain), tidak memiliki hubungan feeder komuter, dan tidak memiliki kerjasama dengan tiket jasa perjalanan online utama seperti Orbitz, Priceline, Expedia, dan Travelocity. Sebagai maskapai pertama yang mendirikan sebuah home page di Internet, Southwest mulai menawarkan e-tiket melalui di tahun Kuartal yang berakhir pada 31 Maret 2002, perusahaan melaporkan bahwa sekitar 46% pendapatan maskapai berasal dari pemesanan online penumpang. Perusahaan memperkirakan biaya per booking (pemesanan) di Internet sekitar $ 1, secara signifikan lebih sedikit dibanding biaya pemesanan melalui agen perjalanan menghabiskan biaya $ 6 - $ 8. Southwest mengoperasikan hanya satu jenis pesawat, Boeing 737, sehingga menyederhanakan penjadwalan, maintaince (pemeliharaan), operasional penerbangan, dan (training) pelatihan. Pada akhir tahun 2001, perusahaan memiliki total pesawat dalam pelayanan (200, 300, dan 500 series), sedangkan yang disewa ada 99. Southwest

9 juga meluncurkan untuk pelanggan pesawat Boeing , selain terbaru juga paling efisien dari tipe 737. Perusahaan pengiriman resmi beroperasi pertama kali menggunakan armada ini pada Desember 1997; pada April 18, 2002, Southwest memiliki armada 118 untuk pelayanannya. Usia pesawat pada perusahaan ini rata-rata kurang dari 8,5 tahun. Oleh karena sebagian besar penerbangan Southwest menempuh jarak pendek, sehingga tidak menawarkan makanan apapun-hanya kacang dan minuman saja. Pada awal Mei 2002, perusahaan mengumumkan untuk pertama kalinya maskapai ini menawarkan layanan nonstop antar benua, dimulai dengan Baltimore-Los Angeles. Meskipun banyak penerbangan antar benua lainnya yang bakal banyak menjadi pesaing/ menghantui, termasuk USAir, Southwest berharap ibarat jin dalam botol tidak akan keluar jalur, beberapa pengamat industri bertanya-tanya apakah menambah rute penerbangan jarak jauh berarti Southwest tidak konsisten lagi dengan fokus strategi, yang telah membuat mereka sukses sekarang ini. Turnaround time (siklus) rata-rata hanya 25 menit (jika dibandingkan pesaing utama menghabiskan waktu satu jam atau lebih) dapat membantu meningkatkan produktivitas aset dan menekan biaya sehingga lebih rendah (murah). Walaupun 81% dari karyawan Southwest tergabung dalam serikat kerja, perusahaan telah mampu menegosiasikan aturanaturan kerja yang fleksibel yang memungkinkan untuk memenuhi jadwal perputaran cepat (turnaround). Sudah lazim bagi pilot untuk membantu pramugari membersihkan pesawat atau membantu ground crew (awak darat) memasukkan barang-barang ke bagasi. Karena produktivitas karyawan sangat tinggi, Southwest dapat mempertahankan staf yang ramping dan menghindari PHK. Quick turnaround juga menyebabkan berkurangnya cadangan tempat duduk serta kebutuhan para awak yang memiliki 'pengetahuan akan Boeing 737. Perusahaan telah mengumumkan, dan mulai memperkenalkan boarding pass baru otomatis yang akan menggantikan Southwest boarding pass lama (plastik tradisional).

10 Boarding pass yang baru akan tersedia 90 menit sebelum keberangkatan di tiga lokasi bandara di counter Skycap, counter tiket, dan gerbang keberangkatan. Dua puluh menit sebelum keberangkatan, boarding pass akan tersedia di pintu keberangkatan saja. Southwest memperkenalkan boarding pass baru untuk mengurangi jumlah penumpang menghabiskan waktu di garis bandara (layanan yang terletak paling depan saat kita ke bandara). Penerbangan Southwest ke "Top Ten" bandara (diantaranya menuju Phoenix, Las Vegas, Houston Hobby, Baltimore / Washington, Dallas (Love Field), Chicago Midway, Oakland, Los Angeles (LAX), Nashville, dan San Diego) terhitung lebih dari 46%, rata-rata per hari penerbangan perusahaan, sementara penerbangan ke "Top Five" bandara terhitung kurang dari 27%. Meskipun biaya rendah (low cost), Southwest secara konsisten memberikan layanan terbaik dan menduduki posisi tertinggi dalam beberapa metrik seperti on-time performance (disiplin waktu penerbangan), penanganan bagasi, dan kepuasan pelanggan. Perusahaan juga menduduki peringkat pertama menerima paling sedikit complaint (keluhan) pelanggan selama sebelas tahun berturut-turut, berdasarkan Air Travel Consumer Report, disamping itu telah mendapatkan pengakuan sebagai anggota dari Asosiasi International Airlines Passenger's Honor Roll. Sedangkan menurut the American Consumer Satisfaction index yang dikembangkan dan dikelola oleh University of Michigan, berdasarkan survei kepuasan pelanggan industri, Southwest menduduki posisi pertama di antara maskapai penerbangan. Sumber Daya Manusia Southwest telah bekerja keras untuk mempertahankan secara positif, fleksibilitas budaya perusahaan nontradisional dan menjalin hubungan yang baik/ menyenangkan antara perusahaan, karyawan maupun serikat kerja (disamping itu perusahaan memiliki (perjanjian yaitu sepuluh kesepakatan tawar-menawar yang mengakomodir lebih dari 80%

11 karyawannya.) Menurut Fortune edisi April 2001, Southwest adalah perusahaan yang paling diminati oleh kalangan mahasiswa, bukan itu saja perusahaan ini masuk dalam jajaran The Most Coveted Employers (50 perusahaan paling didambakan, menurut hasil jejak pendapat mahasiswa MBA dalam survei yang dilakukan oleh universum, sebuah perusahaan konsultan akademis. Satu hal yang patut diketengahkan adalah keberhasilan Southwest Airlines di bidang pengelolaan sumber daya manusia. Keberhasilan ini menciptakan budaya kerja yang menyenangkan dan penuh semangat. Semangat yang mereka anut adalah Happy Employees Make Happy Customers. Gambaran ini antara lain diwujudkan dengan sebuah foto yang melukiskan seorang pilot Southwest yang sebelum take-off tidak saja melakukan inspeksi pra-penerbangan, tetapi juga senang membantu penumpang menaikkan bagasi guna memastikan agar pesawat dapat berangkat tepat waktu. Keuangan Southwest Airlines didirikan pada tahun 1971 dengan hanya empat pesawat yang melayani Dallas, Houston, dan San Antonio. Southwest telah tumbuh menjadi keempat maskapai penerbangan terbesar AS. Hasil akhir tahun untuk tahun 1998 ditandai 26 Southwest Airlines ' berturut-turut tahun profitabilitas yang merupakan prestasi yang tidak ada maskapai lainnya telah mampu menguasai. Southwest menjadi perusahaan penerbangan besar pada tahun 1989 ketika melampaui miliar dolar menandai pendapatan yang telah membantu mendapatkan sebuah tempat sebagai anggota Fortune-500. Dalam edisi 11 Januari 1999 majalah Fortune, Southwest dinilai angka empat perusahaan untuk bekerja di Amerika Serikat. Southwest meraih penghargaan Triple Crown selama lima tahun berturut-turut berturut-turut Penghargaan ini diberikan setiap tahun untuk perusahaan penerbangan yang terbaik on-waktu penerbangan record,

12 record penanganan bagasi terbaik, dan paling sedikit keluhan pelanggan. Mereka juga telah menerima penghargaan lain banyak untuk mereka konsisten tarif rendah, layanan pelanggan yang luar biasa, inovasi dalam penerbangan teknologi, kepuasan karyawan dan keselamatan. Pesaing Southwest bersaing dengan hampir semua operator besar di Amerika Serikat pada beberapa segmen rute. Pesaing juga meliputi regional antara lain sepereti AirTran, Frontier, dan Amerika West. Southwest adalah maskapai penerbangan terbesar di Amerika dalam kapitalisasi pasar (jumlah saham yang beredar dikalikan dengan harga pasar) dan ketujuh dalam (Trailing Twelve month/ TTM) pendapatan. Budaya Organisasi Budaya Southwest Airlines terutama melibatkan pemberian penekanan pada pentingnya dan kesejahteraan keseluruhan karyawannya, memiliki prinsip operasi dari "karyawan datang pertama dan pelanggan datang kedua" (2003). Keamanan pekerjaan dan kepedulian sedang ditegakkan melalui beberapa elemen, yang meliputi perekrutan efisien, pelatihan, pengembangan, promosi, dan kompensasi karyawan, menerapkan manajemen yang efektif dan gaya kepemimpinan, menjunjung tinggi nilai-nilai inti perusahaan, meningkatkan produktivitas karyawan, dan menerapkan pemasaran dan strategi bisnis yang memberikan kontribusi bagi keberhasilan perusahaan di pasar. 2.2 Analisis Faktor-faktor Strategis (SWOT) Kekuatan

13 1. Southwest Airlines memiliki biaya operasi terendah dari setiap maskapai penerbangan AS, memiliki $ 1 miliar tunai, dan memiliki neraca terkuat dan credit rating dari setiap maskapai penerbangan AS, yang memungkinkan manajemen untuk cepat meminjam tambahan $ 1,1 miliar dan memberikan perusahaan penyangga untuk membayar semua tagihannya dan menyerap uang tunai mengalir (2003). 2. maskapai ini mampu menerapkan E-tiket, atau membeli tiket perjalanan online, yang suku cadang penumpang dari pengeluaran biaya tambahan dari agen perjalanan. Melalui e-tiket, penumpang juga menghemat waktu untuk membeli tiket mereka (2003). 3. perusahaan penerbangan memiliki, adalah selama start sebagai sebuah perusahaan, itu mampu menampung layanan dari Lamar Muse sebagai Chief Executive Officer-nya, seorang veteran penerbangan yang agresif dan percaya diri yang tahu bisnis dengan baik dan yang memiliki keterampilan kewirausahaan untuk mengatasi tantangan membangun maskapai dari awal dan bersaing frontal dengan kompetitor lain (2003). Ini berfungsi sebagai kekuatan penerbangan 'karena dengan motivasi, kepemimpinan dan antusiasme Muse, maskapai ini mampu menjadi sukses dalam usaha nya. Selain itu, ia mampu menarik individu terampil lainnya seperti dia bekerja untuk perusahaan. Dia juga mampu menyewa staf senior berbakat yang mencakup sejumlah eksekutif veteran dari operator lain. Ini staf yang inovatif, berani melakukan hal-hal tidak biasa, dan termotivasi oleh tantangan untuk membangun sebuah maskapai penerbangan dari awal (2003). 4. mampu mengenakan tarif lebih murah dibandingkan pesaingnya, untuk perusahaan percaya bahwa harga rendah akan memungkinkan lebih banyak orang untuk terbang dan tumbuh pasar (2003). 5. memiliki struktur hukum dan peraturan yang kuat dan tegas yang akan membuat personil menyadari drive perusahaan untuk bertahan dan makmur meskipun peluang itu pertemuan (2003).

14 6. Dari pengawasan Herb Kelleher, ia mampu melaksanakan interaksi yang efisien dan efektif di perusahaan penerbangan. Preferensi-Nya adalah untuk menjadi lebih terlibat dengan operasi karyawannya, dengan demikian, menciptakan hubungan pribadi lebih interaktif dan lebih dengan mereka. Selain itu, gaya adalah untuk mendengarkan, mengamati, dan menawarkan dorongan kepada karyawannya, menghadiri upacara wisuda kebanyakan pramugari dari Southwest Universitas, muncul untuk membantu tas beban pada hari libur penting, dan tahu nama-nama ribuan karyawannya. Kelemahan 1. Southwest Airlines tidak memiliki klub-klub mewah dalam pelayanannya. Ini hanya membuktikan untuk menunjukkan bahwa harga lebih murah dapat disamakan dengan fasilitas yang kurang maju, yang tidak menarik bagi konsumen. Karena ini, pelanggan yang lebih ke dalam pengalaman penerbangan akan memilih untuk terbang maskapai penerbangan pesaing 2. Maskapai juga mengoperasikan hanya satu jenis pesawat, yang dapat menjadi berlebihan dan membosankan banyak penumpang. Terbang dan operasi hanya satu jenis pesawat akan lebih mudah untuk pilot dan pramugari untuk beroperasi, namun bisa menjadi membosankan dan membosankan dalam jangka panjang. Ini juga berarti bahwa penumpang juga dapat mencari alternatif lain dalam hal fitur-fitur khusus pesawat dan fasilitas. Southwest Airlines juga menawarkan layanan bagasi penumpang tidak ada transfer ke operator lain, yang mensyaratkan mereka untuk mengambil bagasi mereka sendiri di bagasi Southwest. Hal ini akan melayani penumpang lebih banyak waktu terbuang dalam jatuh sejalan untuk check in bagasi mereka, dengan demikian kelemahan yang harus dipertimbangkan dalam hal layanan dari maskapai. Peluang

15 1. Pasar yang luang, kerena kompetitor yang tidak sanggup untuk memenuhi permintaan customer. 2. Penggabungan beberapa perusahaan atau aliansi. 3. Pasar dari Southwest Airlines dapat berkembang lebih pesat dari yang direncanakan. 4. Southwest Airlines dapat mendapatkan segmen pasar yang baru. 5. Memperluas daerah penerbangan. Ancaman 1. Munculnya kompetitor-kompetitor baru yang sangat cepat sehingga menjadi ancaman terbesar bagi Southwest Airlines. 2. Kompetitor memberikan paket tiket yang relatif lebih murah daripada Southwest Airlines. 3. Diperkenalkannya pajak penjualan. 4. Biaya bahan bakar dan tenaga kerja yang semakin meningkat. 5. Cuaca buruk yang tidak menentu juga bisa menjadi sebuah ancaman bagi Southwest Airlines. 2.3 Strategi Southwest Airlines Southwest Airlines adalah dikategorikan sebagai Tarif Rendah / Tidak penerbangan Frills. Namun, ukuran dan pentingnya telah menyebabkan sebagian besar analis mempertimbangkan untuk menjadi salah satu maskapai penerbangan utama meskipun pas di segmen bertarif rendah. Dalam arti yang mendasar strategi bisnis tingkat Southwest adalah menjadi operator termurah dan paling efisien di pasar regional yang spesifik dalam negeri, sambil terus menyediakan pelanggan dengan tingkat kenyamanan tinggi dan layanan leveraged dari karyawannya sangat termotivasi. Pada dasarnya, keuntungan Southwest adalah bahwa hal itu murah dan memiliki reputasi keamanan yang baik. Biaya Kepemimpinan. Southwest mengoperasikan penerbangan biaya terendah utama dalam industri ini. Maskapai ini dirancang sejumlah siasat yang cerdik untuk mencapai struktur biaya rendah. Misalnya, dengan melayani lebih kecil, bandara sekunder terlalu padat di kota-kota besar, yang cenderung memiliki biaya gerbang yang lebih rendah dan

16 biaya pendaratan, Southwest dapat mempertahankan jadwal murah dan mudah. Pendekatan Southwest juga difasilitasi oleh fokus pada lokasi barat daya dan lain dengan kondisi cuaca umumnya sangat baik, yang mengarah ke penundaan jauh lebih sedikit. Tarif rendah membuat perjalanan udara terjangkau dari segmen luas dan memberikan subsitansi dari penduduk AS untuk tag line perusahaan The Freedom To Fly. Pada bulan november 2007, Southwest memperkenalkan tarif bisnis baru untuk menarik para pelancong bisnis ekonomi-minded dengan bisnis memilih pelanggan yang memiliki hak istimewa boarding awal, menerima tambahan rapid reward dan kostail gratis yang sementara pada tahun 2008 para pesaing menerapkan serangkai add-on biaya untuk memeriksa tas, biaya untuk pengolahan penghargaan, biaya untuk membeli tiket di bandara dan tidak secara langsung di bandara, biaya minuman dalam penerbangan. Struktur rute historis,. Southwest memiliki spesialisasi dalam relatif singkat jarak penerbangan dan telah mengalami ancaman yang cukup besar dari penyedia transportasi darat (mobil, kereta api dan bus) karena pembeli dari layanan jarak pendek cenderung sangat sensitif terhadap harga. Southwest telah memperluas pasar untuk perjalanan udara dengan menarik sejumlah besar pelanggan yang sebelumnya mengandalkan transportasi darat. Turnaround Time. Struktur rute Its telah membantu Southwest mengalami perputaran waktu pesawat paling cepat di industri (15-20 menit vs rata-rata industri 55 menit). Komposisi armada. Southwest memiliki komposisi armada yang paling sederhana di antara maskapai besar. Perusahaan hanya lalat pesawat Boeing 737 dan telah berkomitmen untuk terbang 737 yang secara eksklusif melalui Southwest akan menambah variasi keempat ketika memperkenalkan , Boeing 737 generasi terbaru. Perjalanan Paparan Badan. Southwest hanya menjual 60% tiket melalui agen perjalanan (dibandingkan dengan 80-85% untuk jurusan), sehingga menghemat komisi 10% dibayarkan kepada agen perjalanan. Hal ini juga membebaskan kebutuhan untuk berpartisipasi dalam banyak sistem pemesanan agen perjalanan.

17 Koneksi. Southwest tidak menawarkan koneksi ke maskapai lain, yang menyederhanakan operasi darat tersebut. Namun, ini juga membatasi akses untuk banyak penumpang, terutama dari penerbangan internasional. Struktur tarif. Southwest juga mengendalikan biaya melalui struktur tarif disederhanakan. Sementara pesaing utama Southwest memiliki struktur tarif yang kompleks dan menggunakan komputer dan program-program kecerdasan buatan untuk memaksimalkan pendapatan penumpang, Southwest tidak menawarkan bisnis khusus atau kelas tempat duduk. Sebaliknya, mereka umumnya menawarkan tarif pelatih reguler dan sejumlah pelatih tarif diskon. Tenaga Kerja. Tenaga Kerja merupakan komponen biaya terbesar dari maskapai penerbangan meskipun investasi modal berat menuntut dalam industri. Pada tahun 1996, biaya tenaga kerja Southwest adalah 30,6% dari pendapatan dan 32,7% dari biaya operasional. Sekitar 85% dari karyawan Southwest adalah serikat pekerja. Yang unik dalam industri adalah kemitraan Southwest antara manajemen dan serikat nya. Strategi Southwest telah menjadi kombinasi pembagian keuntungan dan partisipasi. Pada tahun 1992 karyawan yang dimiliki 10% saham dan pada tahun 1995 pilot diberikan opsi untuk membeli 14,5 juta saham (10,1% yang tambahan dari saham biasa yang beredar). Pilot akan memenuhi persyaratan untuk bonus keuntungan sampai dengan 3% dari kompensasi dalam tiga dari lima tahun pertama dan dua dari lima tahun kedua dari kontrak 10-tahun baru-baru ini ditandatangani. Customer Service. Southwest Airlines melakukan beberapa hal seperti tingkah laku yang ramah tamah, sifat yang menyenangkan, dan memalukan hal-hal yang positif agar penumpang merasa nyaman. Perusahaan juga berupaya memperkerjakan karyawan yang ramah bila berinteraksi dengan pelanggan, memiliki ketrampilan interpersonil yang baik, dan berpenampilan ceria. Sejumlah karyawan Southwest membiarkan untuk saling memberi lelucon, seperti mengajukan pertanyaan yang konyol.

18 Selain pelayanan yang memuaskan, masalah safety bagi konsumen juga sangat diperhatkan oleh Southwest Airlines. Ini dibuktikan dari serangkaian kecelakaan yang menimpa pesawat Soutwest Airlines namun tidak pernah menimbulkan korban jiwa. Berikut kecelakaan yang pernah terjadi pada Southwest Airlines. Dengan adanya bukti kecelakaan tanpa korban jiwa yang pernah terjadi, semakin membuat Southwest Airlines lebih unggul dibanding maskapai lain, yang mempunyai harga tiket lebih mahal namun sering terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa. Pemasaran. Pemasaran cerdas juga memainkan peran kunci dalam strategi Southwest. Sejak awal Southwest, unsur-unsur utama dari penawaran produk telah harga, kenyamanan dan pelayanan. 2.4 Budaya Organisasi yang Mempengaruhi Kesuksesan Southwest Airlines Suasana yang menyenangkan dan lingkungan kerja - ini berarti bahwa karyawan menikmati pekerjaan mereka sepenuhnya, memiliki perilaku menghibur dalam melakukan pekerjaan mereka, sebuah lelucon yang sedang berlangsung dan lelucon, dan sering disponsori perusahaan partai dan perayaan Kehadiran unjuk rasa semangat dan "bisa melakukan" sikap - ini memungkinkan karyawan perusahaan melakukan pekerjaan mereka secara efektif, memecahkan masalah secara efisien, mengatasi kemalangan dan merayakan keberhasilan perusahaan Pelaksanaan LUV - bukti Golden Rule dan lingkungan, peduli mendukung di banyak tempat Budaya perusahaan adalah agresif dan penuh semangat, memiliki mentalitas prajurit - yang penting untuk memerangi kemalangan yang dihadapi oleh perusahaan Pendekatan biaya-sadar dan hemat untuk operasi - ini bertujuan untuk mengurangi biaya operasional secara keseluruhan, yang memungkinkan perusahaan untuk menerapkan strategi yang efektif. Memiliki tradisi pemberdayaan karyawan dan desentralisasi pengambilan keputusan - ini berfungsi sebagai motivator bagi karyawan, karena mereka sedang diperbolehkan

19 untuk berpartisipasi dan mengekspresikan pendapat mereka untuk kepentingan perusahaan. Perbandingan Pelayanan Southwest Airlines dengan maskapai penerbangan lainnya : Jenis kelas yang dilayani Hanya satu kelas ekonomi dalam semua pesawat Beberapa jenis kelas dalam satu pesawat yaitu First 5%, Raffles 10% (bisnis) dan Ekonomi 85%. Pelayanan penerbangan Dua kota (dalam satu rute penerbangan) dilayani dengan 2 pesawat dengan rute domestik AS Tidak terdapat pengaturan demikian. SIA melayani rute internasional Layanan kepada pelanggan untuk operasi pendukung penerbangan Tidak menyediakan hotel khusus dan penyewaan kendaraan Menyediakan. SIA bekerja sama dengan Swiss Air dan Delta Airlines AS dalam layanan pelanggan. Hampir penumpang etrdaftar sebagai anggota untuk kelas First dan Raffles dengan benefitnya berupa tambahan batas ekstra bagasi, rekonfirmasi otomatis, prioritas dalam daftar tunggu, langganan majalah gratis, dan diskon dalam penyewaan mobil, hotel, dan pusat perbelanjaan. Training karyawan Hanya diperlukan sedikit training dalam upaya melayani pelanggan Segera setelah terdapat keluhan dalam penerbangan, anggota kru ditarik sementara dari sistem dan diberikan pelatihan. Anggota kabin dilepas dan bertemu dengan ahli pelatihan tiga atau empat kali setahun, anggota kabin senior bertemu setiap senin pagi untuk sesi pertukaran dan umpan balik dengan personel pendukung layanan. Penggunaan teknologi dalam melayani pelanggan Memanfaat teknologi rendah dengan standarisasi dengan menerapkan inovasi yang mudah untuk dilaksanakan Memanfaatkan teknologi yang lebih strategis untuk meningkatkan mutu layanan Tiket Tidak melayani pemesanan tempat duduk, Melayani Skema harga yang sederhana sehingga hanya diperlukan sedikit training karyawan Harga ditentukan secara kurang terbuka. Tiket dijual melalui mesin penjualan tiket di beberapa bandara Pemesanan tiket dilayani melalui agen-agen independen dan kantor maskapai menerapkan sistem reservasi dan check-in terkomputerisasi KRISCOM tahun 1991 diganti Abacus. Sistem Abacus menawarkan para agen perjalanan bergam layanan

20 termasuk reservasi pesawat dan hotel, pengaturan di darat, dan berita perjalanan regional. Check-in dan boarding pass Yang datang terlebih dahulu bebas memilih tempat duduk Diatur menurut kelas yang diambil, dengan tempat yang terpisah antara tempat duduk rokok dan nonrokok. Hal ini menuntut lebih banyak waktu antara agen penjualan dengan kantor maskapai dalam hal konfirmasi tempat duduk. Sedang pada SIA proses check-in makin sederhana dan cepat. Boarding pass dan laberl bagasi sudah dicetak secara otomatis pada checkin, dan sudah tercantum nomor kursi dan informasi gerbang, dan permintaan khusus yang telah dikonfirmasikan. Di gerbang boarding, para penumpang cukup menyelipkan boarding pass ke alat pembaca di gerbang dan perangkat lunak DCS90 langsung memverifikasi rincian check-in pada penumpang yang sedang boarding. Layanan saat penerbangan Karena penerbangan jarak pendek ± 2 jam penerbangan tidak memberikan makanan berat (meal) kecuali makanan ringan Durasi penerbangan bervariasi : < 3 jam, 4-8 jam dan 9 jam, sehingga tetap memberikan makanan berat disampaing makanan ringan dan daftar menu diganti tak lebih 4 kali dalam setahun Menawarkan berbagai fasilitas seperti koran, majalah, games untuk anak-anak atau orang dewasa, film dll SIA berusaha menerapkan layanan berbasis teknologi agar para penumpang dapat berkomunikasi udara ke darat dan menjadikan kabin sebagai kantor dan pusat hiburan di udara. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Southwest Airlines Corporation merupakan perusahaan penerbangan yang tersukses di Amerika Serikat. Southwest juga memiliki salah satu dari rekor pelayanan pelanggan terbaik. Southwest memiliki penerapan strategi yang berbeda dengan perusahaan penerbangan yang lain. Pembentukan budaya spiritual di Southwest Airlines telah membuat perusahaan itu menjadi salah satu perusahaan penerbangan dengan turn over terendah dibandingkan

21 pesaingnya, dan terbukti merupakan perusahaan penerbangan yang paling konsisten dalam hal keuntungan di industri penerbangan Amerika Serikat. Dengan terbentuknya budaya spiritualitas di tempat kerja, diharapkan karyawan dapat menyelaraskan tujuannya sendiri dengan tujuan perusahaan. 3.2 Saran Perusahaan harus menerapkan strategi tambahan atau tindakan untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan. Dengan cara ini, perusahaan akan dapat berinovasi dan mengembangkan untuk lebih memberikan pelayanan kepada konsumen dan mempertahankan loyalitas dan patronase dari konsumen yang sudah ada. Perusahaan dapat membuat adalah untuk meningkatkan daftar atas kota-kota tujuan, meningkatkan pelayanan kepada kota-kota yang sudah dilayani, dan meningkatkan jumlah pesawat yang ada (1998). Dengan ini, perusahaan akan dapat meningkatkan pelayanan dan fasilitas dari pesawat mereka. Selain itu, akuisisi pesawat baru akan menggantikan yang lama, yang sudah ada. Pesawat baru dan ditingkatkan akan membutuhkan perawatan yang kurang, sehingga berkontribusi terhadap tujuan perusahaan untuk mengurangi biaya. Southwest harus diperlukan untuk memodifikasi dan upgrade sebagian besar perangkat lunak internal untuk menjamin bahwa sistem komputer akan berfungsi dengan baik (1998). Inovasi perusahaan, seperti instalasi dan penggunaan sistem informasi baru dan program perangkat lunak akan memungkinkan perusahaan untuk mendorong komunikasi internal dan eksternal yang lebih efektif. Hal ini juga akan membantu perusahaan mempromosikan produk dan layanan kepada konsumen melalui website dan lainnya iklan dan promosi berarti.

22 STUDI KASUS : CASE STUDY SOUTHWEST AIRLINES IN 2008 Dosen Mata Kuliah : Drs. Yunan Najamuddin, MBA.

23 Mata Kuliah : Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Disusun Oleh: Adzka Rosa Sanjayyana Arief Hidyatullah Khamainy Ade FestianantaPermatasari Rani Dwi Anggraini Winda Jessiana PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2016

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Class: Executive B 30 C Disususn Oleh : Group 10 Pranandang Adi Laksana Ryan Cipta Kusuma Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN KASUS 3-1 SOUTHWEST AIRLINES CORPORATION

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN KASUS 3-1 SOUTHWEST AIRLINES CORPORATION SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN KASUS 3-1 SOUTHWEST AIRLINES CORPORATION Disusun Oleh : Isnaeni Andira ( 142120044 ) Ory Sukahat Putra ( 142120046 ) Hanindyo Satrio Wibowo ( 142120068 ) Hanung Febri Danarwoko

Lebih terperinci

Southwest Airlines in 2008: Culture, Values, and Operating Practices

Southwest Airlines in 2008: Culture, Values, and Operating Practices Southwest Airlines in 2008: Culture, Values, and Operating Practices Pada akhir 1966, Rollin King, seorang pengusaha dari San Antonia memiliki layanan komuter udara. Ia mendatangi kantor hukum Herb Kelleher

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai BAB I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai maskapai Low Cost Carrier (LCC) dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Jasa penerbangan Indonesia saat ini diwarnai dengan munculnya pemain-pemain baru di dalam industri penerbangan domestik. Hal tersebut didukung oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak perusahaan yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini seakan menuntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional, konsumen yang ada semakin selektif dan menuntut satu produk yang benar-benar berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa (www.bps.go.id) menjadikannya sebagai negara terbesar ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang terdapat dalam bab IV, terdapat beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut:

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut: 1. Perjanjian Perjanjian ini dibuat pada tanggal ditandatangani, antara pihak (1) LS ICSM Indonesia sebagai lembaga sertifikasi, beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung No. 11B, Jakarta Selatan 12610 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman telah mendorong manusia untuk terus berkembang, tidak terkecuali dengan dunia penerbangan. Pertumbuhan penduduk yang tergolong cepat dan diringi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia membuka perizinan pengoperasian penerbangan komersial pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia. Deregulasi peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara Niaga. Keterlambatan Penerbangan. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan unik karena sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan unik karena sikap dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan unik karena sikap dan pemilihan terhadap objek setiap orang berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertambahan jumlah penduduk serta mobilitas penduduk yang semakin tinggi, terutama antar-kota, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan jasa transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dahulu, sarana transportasi laut menjadi pilihan utama bagi masyarakat menengah ke

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dahulu, sarana transportasi laut menjadi pilihan utama bagi masyarakat menengah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia adalah Negara kepulauan, maka membutuhkan banyak sarana transportasi untuk menunjang proses perdagangan, bisnis, dan segala transaksi maupun urusan antar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi di CARLogistik termasuk kategori kompleks. Berdasarkan hasil analisis dan observasi data yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tingkat kepuasan pelanggan / penumpang Garuda Indonesia dengan responden adalah anggota Garuda Frequent Flyer (GFF)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di industri penerbangan Indonesia semakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin banyak pemain maskapai penerbangan yang masuk ke pasar Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi dampak yang signifikan pada pelaku bisnis maupun pelanggan. Perekonomian modern menawarkan banyak alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.pelayanan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha sekarang ini. Bisnis di zaman sekarang ini telah

Lebih terperinci

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004)

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004) I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penumpang angkutan udara dari waktu ke waktu cenderung meningkat, hal ini terlihat dari pengguna Bandara Soekarno-Hatta seperti terlihat dari Gambar 1. orang 1000000 900000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang kurang lebih dari 240 juta jiwa dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Konsumen menduduki posisi penting dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Perusahaan melakukan upaya untuk menarik perhatian konsumennya. Konsumen adalah raja. Hal

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi Perkeretaapian UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 157 (1) Penyelenggara Sarana Perkeretaapian bertanggung jawab terhadap pengguna jasa yang mengalami kerugian, lukaluka, atau meninggal dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan. ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilihat dari ketatnya persaingan pelayanan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 17 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah berdiri CV. Putra Bayu Tour Berdasarkan perkembagan jumlah perusahaan tour & travel terutama dalam bidang biro perjalanan wisata di Indonesia yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Umum Pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesatnya. Ini merupakan suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga merupakan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH UKRAINA Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina di dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak pada Persetujuan; Sebagai peserta

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

IBM Cloud Event Management

IBM Cloud Event Management Uraian Layanan IBM Cloud Event Management Uraian Layanan ini menguraikan Layanan Cloud yang disediakan oleh IBM untuk Klien. Klien adalah pihak yang melakukan perjanjian serta pengguna dan penerimanya

Lebih terperinci

MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK

MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 769/XV Sebentar lagi Idul Fitri tiba. Bagi sebagian dari Anda, hari raya ini menjadi saat yang tepat untuk berkumpul bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kontribusi sektor pariwisata pada Pendapatan Domestik Bruto dunia sebesar 9,5 % (World Travel and Tourism Council, 2014:1). Pariwisata merupakan bentuk nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif dalam segala bidang usaha. Keberhasilan kompetisi ini sangat ditentukan oleh antisipasi pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya sebesar 5,2 juta kilometer persegi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1 Pernyataan tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan transportasi pada era globalisasi seakan menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan masyarakat terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis dibidang penerbangan, setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai dalam pengaturan strategi

Lebih terperinci

Routrip. Asisten pribadi dalam merencanakan perjalananmu sendiri. https://routrip.net

Routrip. Asisten pribadi dalam merencanakan perjalananmu sendiri. https://routrip.net Routrip Asisten pribadi dalam merencanakan perjalananmu sendiri https://routrip.net KERTAS PUTIH Asisten pribadi dalam merencanakan perjalananmu sendiri. site:routrip.net Twitter:@RouTrip_net Facebook:facebook.com/routripnet/

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Deasy Mayasari F 100 040 172 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas diberbagai tempat, tidak heran jika manusia selalu membutuhkan sarana

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas diberbagai tempat, tidak heran jika manusia selalu membutuhkan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha sekarang ini. Bisnis di era abad ke-21 telah berkembang

Lebih terperinci

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA *47919 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal..

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal.. BAB III LANDASAN TEORI Kebutuhan masyarakat akan transportasi udara yang semakin meningkat mengakibatkan bukan hanya masyarakat kelas atas saja yang membutuhkan transportasi jenis ini. Pasca penerapan

Lebih terperinci

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mobilitas masyarakat dewasa ini meningkat pesat. Hal ini dapat dilihat dari berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat dari

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: YUDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 30 Status Merokok: Tidak Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana perhubungan yang dapat menunjang dan memperlancar kegiatan seluruh

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilhat dari ketatnya persaingan

Lebih terperinci

Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A.

Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A. Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id - info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com Kekuatan Lingkungan Lingkungan Semua kekuatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi adalah suatu alat penunjang kemudahan yang berperan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi adalah suatu alat penunjang kemudahan yang berperan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat transportasi adalah suatu alat penunjang kemudahan yang berperan bagi aktivitas setiap manusia untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Contohnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesawat terbang merupakan moda transportasi tercepat yang ada saat ini. Dengan kecepatan berkisar 500-900 km/jam, transportasi udara menggunakan pesawat terbang merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3610) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kemajuan ilmu dibidang teknologi sungguh sangat cepat dirasakan pada masa sekarang ini. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin mudah dan cepatnya manusia dalam mencari informasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv Sistematika Pembahasan BAB III... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv Sistematika Pembahasan BAB III... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv 1.1 Rumusan Masalah... 5 1.2 Tujuan Penelitian... 5 1.3 Manfaat penelitian... 5 1.2. Sistematika Pembahasan... 6 BAB II... Error!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tentang Traveloka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tentang Traveloka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Tentang Traveloka Traveloka.com adalah situs pemesanan tiket pesawat dan booking hotel yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Traveloka memiliki

Lebih terperinci

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS BAB VI ANALISA STRATEGI BERSAING AXIS Telekom Indonesia 6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS AXIS saat ini merupakan perusahaan telekomunikasi selular no 4 di Indonesia, di atasnya adalah Telkomsel,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. melihat pengaruh pengaruh dari airlines service quality dan service recovery

BAB V PENUTUP. melihat pengaruh pengaruh dari airlines service quality dan service recovery BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dengan menyebar kuesioner. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pengaruh dari airlines

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1 Kesimpulan Kesimpulan untuk maskapai Indonesia AirAsia dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Variabel harga (X 1 ) signifikan dan pengaruh

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri jasa, peran pemasaran menjadi salah satu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri jasa, peran pemasaran menjadi salah satu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG: Dalam industri jasa, peran pemasaran menjadi salah satu hal yang sangat penting dikarenakan pada industri jasa suksesnya pemasaran ditentukan oleh proses pemuasan keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, Indonesia membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi masyarakatnya. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa terus meningkat dan berkembang ditunjukan dengan munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,

Lebih terperinci

KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN

KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN *47933 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Transportasi Menurut Warpani (1990), transportasi atau perangkutan adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan

Lebih terperinci

IBM Watson Real-Time Personalization

IBM Watson Real-Time Personalization Uraian Layanan IBM Watson Real-Time Personalization Uraian Layanan ini menguraikan Layanan Cloud yang disediakan oleh IBM untuk Klien. Klien adalah pihak yang melakukan perjanjian serta pengguna dan penerimanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang berbagai kegiatan perjalanan, baik perjalanan jarak dekat maupun jarak jauh. Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar dan terdiri dari banyak pulau-pulau, baik itu pulau besar maupun pulau-pulau yang kecil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

Plan Asuransi Penerbangan

Plan Asuransi Penerbangan Plan Asuransi Penerbangan Basic Plan Berlaku untuk maskapai bertarif rendah atau low cost carrier (LCC) seperti AirAsia, Jetstar, TigerAir, Citilink, dll. Kapan saja, bepergian pasti lebih aman! Premium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang peranan penting dalam perekonomian terutama kebutuhan mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 292, 2015 KEMENHUB. Penumpang. Angkutan Udara. Dalam Negeri. Standar Pelayanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 38 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun belakangan, industri penerbangan nasional berkembang dengan cukup pesat. Harga tiket penerbangan untuk berbagai rute domestik secara rata-rata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah mengatur

Lebih terperinci

Panduan Booking Tiket Kereta

Panduan Booking Tiket Kereta Panduan Booking Tiket Kereta 1. Login ke sistem https://transaksi.klikmbc.co.id/ 2. Klik submenu Kereta yang terletak di Homepage 3. Silahkan isi data: kota asal, kota tujuan, tanggal pergi dan jumlah

Lebih terperinci