Southwest Airlines in 2008: Culture, Values, and Operating Practices

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Southwest Airlines in 2008: Culture, Values, and Operating Practices"

Transkripsi

1 Southwest Airlines in 2008: Culture, Values, and Operating Practices Pada akhir 1966, Rollin King, seorang pengusaha dari San Antonia memiliki layanan komuter udara. Ia mendatangi kantor hukum Herb Kelleher dan berencana untuk memulai industri penerbangan dengan tarif rendah yang akan beroperasi di San Antonio, Dallas, dan Houston. Konsep bisnisnya sederhana, yaitu dengan menarik minat penumpang dengan jadwal terbang yang nyaman, tepat waktu, memberikan pengalaman terbang yang baik, dan dengan tarif yang kompetitif jika dibandingkan dengan perjalanan yang menggunakan mobil. Pada bulan Juni 1971, Southwest memulai penerbangan pertamanya dengan 6 jadwal penerbangan antara Dallas dan San Antonio dan 12 penerbangan antara Houston dan Dallas. Tarif awal yang ditetapkan adalah sebesar $ 20 untuk penerbangan satu arah pada rute yang disebut Golden Triangle tersebut, tarif tersebut jauh di bawah tarif yang dikenakan oleh para pesaingnya. Untuk mencoba mendapatkan pangsa pasar yang luas dan mendapatkan lebih banyak penumpang, Southwest memutuskan untuk melakukan hal yang lebih dari sekedar memasang iklan di media. Beberapa hal yang dilakukan antara lain: Southwest memutuskan untuk memiliki pramugari yang mengenakan pakaian yang dapat menarik minat penumpang. Untuk menarik perhatian penumpang, Southwest memberikan penumpang minuman beralkohol secara gratis selama penerbangan di siang hari. Southwest berusaha untuk menciptakan pengalaman terbang yang nyaman, menyenangkan, dan memberikan pengalaman yang berbeda bagi para penumpangnya. Southwest menetapkan waktu yang singkat yaitu selama 10 menit untuk menurunkan penumpang sampai pesawat siap untuk kembali terbang. Selama tahun 1970-an, Southwest mengalami keterlibatan dalam masalah hukum dan peraturan yang berlaku. Namun dengan adanya permasalahan pada hukum, peraturan, dan kompetisi yang dialami Southwest pada tahun-tahun awal tersebut,pada akhirnya dapat

2 membentuk mental yang kuat antara personil Southwest dan memberikan dorongan untuk tetap bertahan dan berkembang meski dengan adanya banyak kendala. Analisis SWOT SWOT adalah singkatan untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) di lingkungan perusahaan. SWOT digunakan untuk menilai kekuatan dan kelemahan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan dan peluang eksternal dan tantangan yang dihadapi. Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua unit bisnis. Kekuatan dan kelemahan internal, digabungkan dengan peluang dan ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud untuk memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan perusahaan. 1. Kekuatan (Strenghts) Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar. Southwest Airlines memiliki beberapa kekuatan yang dapat digunakan untuk menjadikannya perusahaan yang sukses di pasaran. Beberapa kekuatan yang dimiliki Southwest diantaranya adalah: Southwest menetapkan tarif rendah pada penerbangannya yang membuat suatu perjalanan udara menjadi terjangkau untuk berbagai segmen penduduk di AS yang memberikan tag line ke perusahaan "The Freedom to Fly." Selain dengan menerapkan tarif rendah, Southwest juga membuat frekuensi penerbangan yang lebih tinggi yang terbukti berhasil meningkatkan jumlah penumpang yang lebih tinggi di bandara di seluruh Amerika Serikat. Southwest memberikan pengalaman terbang yang nyaman, menyenangkan, dan memberikan pengalaman terbang yang berbeda. Hal itu diantaranya dilakukan dengan memiliki pramugari yang mengenakan pakaian yang dapat menarik minat penumpang

3 untuk menggunakan maskapai penerbangan Southwest. Lalu Southwest menarik perhatian penumpang dengan memberikan minuman beralkohol secara gratis kepada penumpang selama penerbangan di siang hari. Selain itu banyak penerbangan yang memiliki beberapa kursi yang tersedia dengan tarif diskon, asalkan dibeli melalui situs perusahaan. Southwest berusaha untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan para pelanggannya, seperti dengan menetapkan waktu selama 10 menit dari menurunkan penumpang sampai pesawat siap untuk kembali terbang. Sistem rute point-to-point Southwest yang dapat meminimalkan koneksi, delay, dan waktu perjalanannya. Pendekatan Southwest untuk memberikan layanan pelanggan yang baik dan menciptakan kepuasan pada pelanggannya yang didasarkan pada ekspresi wajah bahagia dari para penumpang, ekspresi yang menyenangkan, dan melakukan hal-hal untuk memastikan penumpang memiliki pengalaman terbang yang positif. Manajemen Southwest meyakini bahwa dengan menerapkan strategi tarif rendah, dengan menambahkan jumlah penerbangan dan pemberian layanan yang ramah, dapat memberikan nilai lebih pada perusahaan. Kelleher juga mengatakan, Semua orang menghargai pelayanan yang sangat baik yang disediakan pada tingkat harga yang sangat wajar. Selain kekuatan perusahaan yang digunakan untuk menarik minat penumpang tersebut, Southwest Airlines juga memiliki beberapa hal yang menjadi kekuatan perusahaan untuk tetap menjaga efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan sehingga bisa menekan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Beberapa yang dilakukan perusahaan untuk mewujudkan hal tersebut adalah: Pada pertengahan 2001 Southwest mengimplementasikan penggunaan software baru yang secara signifikan dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membuat jadwal kru secara optimal dan dapat membantu meningkatkan kinerja secara tepat waktu. Perusahaan itu hanya mengoperasikan satu jenis pesawat, yaitu pesawat Boeing dengan memperkecil persediaan suku cadang, menyederhanakan pelatihan perawatan dan perbaikan, meningkatkan kemampuan dan kecepatan perawatan yang biasa dilakukan, dan menyederhanakan tugas penjadwalan pesawat pada penerbangan tertentu.

4 Southwest adalah maskapai besar pertama yang memperkenalkan perjalanan tanpa tiket (menghilangkan kebutuhan untuk memproses dan mencetak kertas tiket) dan juga yang pertama yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan reservasi dan pembelian tiket di situs Web perusahaan (sehingga melewati kebutuhan untuk membayar komisi kepada agen perjalanan yang menangani proses ticketing dan mengurangi kebutuhan staf di pusat pemesanan Southwest). Perusahaan tidak menekankan pada penerbangan ke bandara yang padat, yaitu dengan tidak menekankan pelayanan di bandara yang dekat dengan wilayah metropolitan dan di kota-kota menengah. Hal ini dapat membantu untuk memberikan hasil yang lebih baik dengan kinerja yang tepat waktu dan mengurangi biaya bahan bakar yang berhubungan dengan parkir pesawat pada taxiway yang ramai atau berputar-putar di bandara untuk menunggu izin mendarat. Penjadwalan penerbangan point-to-point Southwest lebih hemat biaya daripada sistem hub-and-spoke yang digunakan oleh penerbangan pesaingnya. Pramugari Southwest bertanggung jawab untuk membersihkan sampah yang ditinggalkan oleh penumpang dan memastikan penumpang mendapatkan pesawat layak untuk penerbangan berikutnya. Sehingga perusahaan tidak perlu mempekerjakan kru kebersihan untuk melakukan fungsi ini. Dengan kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh Southwest Airlines, maka dengan kelebihan yang dimilikinya itu diharapkan perusahaan dapat semakin berkembang menjadi perusahaan yang semakin terkemuka. 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang dapat menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran yang dapat menjadi sumber dari kelemahan perusahaan. Selain kekuatan yang dimiliki oleh Southwest Airlines, perusaaan ini juga memiliki kelemahan yang dikhawatirkan dapat berbahaya bagi perusahaan. Kelemahan yang dimiliki perusahaan ini adalah: Perusahaan membatasi penerbangan yang menghasilkan sedikit keuntungan ke rute yang memiliki peluang pertumbuhan yang baik, hal itu bisa menjadi kelemahan bagi

5 perusahaan karena dengan meniadakan rute penerbangan tersebut, maka pelanggan bisa beralih menggunakan maskapai penerbangan yang lain. Perusahaan itu hanya mengoperasikan satu jenis pesawat, yaitu pesawat Boeing dengan memperkecil persediaan suku cadang, menyederhanakan pelatihan perawatan dan perbaikan, meningkatkan kemampuan dan kecepatan perawatan yang biasa dilakukan. Dengan demikian perusahaan bisa mengalami masalah apabila terjadi kerusakan yang harus segera ditangani pada pesawatnya, karena kurangnya suku cadang dan pelatihan awak pesawat yang dimilikinya. Southwest meniadakan fasilitas pemesanan kursi penumpang. Selain itu, Southwest tidak memiliki kelas satu di salah satu pesawat dan tidak menyediakan kemewahan untuk bersantai di terminal, tidak ada makanan yang disajikan di penerbangan Southwest, penumpang hanya ditawarkan minuman dan makanan ringan (sebuah praktik untuk membuat kesederhanaan di pesawat). Southwest juga tidak menyediakan layanan transfer bagasi penumpang dengan operator lain, Southwest hanya menyediakan layanan tersebut yang melibatkan penerbangan mereka sendiri. Pelanggan yang terhubung pada operator lain harus memesan tiket tersendiri baik melalui agen perjalanan atau maskapai penerbangan yang terhubung tersebut. Walaupun bisa menekan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi hal itu bisa dirasakan penumpang sebagai kurangnya pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. 3. Peluang (Opportunities) Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dari lingkungan eksternal perusahaan. Kecendrungan yang penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok yang merupakan gambaran peluang bagi perusahaan. Peluang yang dimiliki Southwest Airlines diantaranya: Disadari bahwa Southwest saat ini melayani dua jenis pelanggan yang sangat berbeda yang ada di pasar Golden Triangle: (1) para pebisnis yang lebih sensitif terhadap waktu daripada harga, yang membutuhkan penerbangan di hari kerja yaitu waktu yang tepat untuk melakukan bisnis, dan (2) wisatawan yang sensitive pada masalah harga yang lebih menginginkan tarif yang lebih rendah dan memiliki lebih banyak fleksibilitas terhadap waktu. Hal ini memunculkan ide bagi perusahaan untuk membentuk tingkat struktur

6 harga yang berbeda yang sesuai dengan pelanggannya. Sehingga dapat menarik minat pelanggan untuk menggunakan maskapai penerbangan Southwest. 4. Ancaman (Threats) Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau kedepannya bagi perusahaan. Seperti adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan. Dalam kasus ini, ancaman yang dihadapi Southwest Airlines adalah: Adanya kenaikan harga bahan bakar jet yang tinggi pada tahun 2008 yang diperkirakan dapat menyebabkan kerugian bagi sebagian besar maskapai penerbangan utama di A.S., termasuk pada Southwest. Buruknya kondisi industri, resesi ekonomi yang luas, adanya perang tarif dan upaya lain oleh pesaing untuk melemahkan bisnisnya, krisis energi, dan turunnya jumlah penerbangan karena adanya serangan teroris. Selain itu masalah industri penerbangan dan hambatan yang terjadi pada arus penerbangan udara terjadi karena adanya merger para pesaing, peraturan pemerintah yang ketat mengenai keselamatan dan pemeliharaan pesawat, dan ketidakpuasan pelanggan dengan layanan penerbangan. Selama tahun 1970-an, Southwest mengalami keterlibatan dalam masalah hukum dan peraturan yang berlaku. Seperti pesaingnya di Texas mencoba untuk mencagah maskapai tersebut untuk memulai operasinya, hambatan yang dilakukan melalui serangkaian peraturan dan proses hukum. Lalu tentangan yang datang dari para pejabat pemerintah daerah dan maskapai penerbangan yang beroperasi dari Dallas- Fort Worth (DFW) atas suatu layanan yang akan diterapkan oleh Southwest Airlines karena adanya potensi akan ada banyak penumpang yang akan beralih dengan menggunakan maskapai penerbangan tersebut. Dengan ancaman yang dihadapi perusahaan, diharapkan perusahaan dapat menjadikan ancaman itu sebagai bahan pembelajaran yang akan dapat memunculkan inovasi baru yang bisa diciptakan oleh Southwest Airlines. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika ancaman tersebut justru akan menjadi peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak konsumen yang pada akhirnya dapat semakin mengembangkan bisnisnya. Strategi Perusahaan

7 Southwest telah menerapkan penerbangan dengan tarif murah. Penetapan tarif rendah membuat suatu perjalanan udara menjadi terjangkau untuk berbagai segmen penduduk di AS yang memberikan tag line ke perusahaan "The Freedom to Fly." Hal ini menggunakan struktur tarif yang relatif sederhana dengan menampilkan harga rendah, tidak terbatas, tarif sehari-hari, dan tarif yang lebih rendah yang tersedia secara terbatas. Semua pilihan tarif Southwest yang berbeda bisa dengan mudah dicari di situs perusahaan. Selain itu Banyak penerbangan yang memiliki beberapa kursi yang tersedia dengan tarif diskon, asalkan dibeli melalui situs perusahaan. Southwest berusaha untuk selalu memberikan layanan pelanggan yang baik dan menciptakan kepuasan pada pelanggan yang didasarkan pada ekspresi wajah bahagia dari para penumpang, ekspresi yang menyenangkan, dan melakukan hal-hal untuk memastikan penumpang memiliki pengalaman terbang yang positif. Southwest juga menerapkan sistem rute point-to-point yang dapat meminimalkan koneksi, delay, dan waktu perjalanannya, penerbangan nonstop pada sekitar 410 pasang kota pada tahun 2008 yang memungkinkan sekitar 75 persen dari penumpang Southwest untuk terbang nonstop ke tujuan mereka. Untuk memperluas pangsa pasarnya, perusahaan melakukan ekspansi pasar secara bertahap ke wilayah geografis yang baru yang dilakukan Southwest dengan menambahkan rute pada satu atau dua kota yang baru setiap tahunnya. Sedangkan untuk mengurangi pengeluaran perusahaan, Southwest membatasi penerbangan yang menghasilkan sedikit keuntungan ke rute yang memiliki peluang pertumbuhan yang baik. Namun perusahaan tidak lupa untuk selalu memberikan penekanan yang kuat pada masalah keamanan, pemeliharaan yang berkualitas, dan sistem operasional yang selalu dapat diandalkan. Agar Southwest bisa terus menerapkan strategi tarif rendah pada semua penerbangannya agar tetap bisa menjadi yang terdepan diantara pesaingnya, perusahaan menetapkan sejumlah praktik untuk tetap menjaga biayanya berada di bawah pesaingnya: Perusahaan itu hanya mengoperasikan satu jenis pesawat, yaitu pesawat Boeing dengan memperkecil persediaan suku cadang, menyederhanakan pelatihan perawatan dan perbaikan, meningkatkan kemampuan dan kecepatan perawatan yang biasa dilakukan, dan menyederhanakan tugas penjadwalan pesawat pada penerbangan tertentu.

8 Southwest adalah maskapai besar pertama yang memperkenalkan perjalanan tanpa tiket (menghilangkan kebutuhan untuk memproses dan mencetak kertas tiket) dan juga yang pertama yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan reservasi dan pembelian tiket di situs Web perusahaan (sehingga melewati kebutuhan untuk membayar komisi kepada agen perjalanan yang menangani proses ticketing dan mengurangi kebutuhan staf di pusat pemesanan Southwest). Perusahaan tidak menekankan pada penerbangan ke bandara yang padat, yaitu dengan tidak menekankan pelayanan di bandara yang dekat dengan wilayah metropolitan dan di kota-kota menengah. Hal ini dapat membantu untuk memberikan hasil yang lebih baik dengan kinerja yang tepat waktu dan mengurangi biaya bahan bakar yang berhubungan dengan parkir pesawat pada taxiway yang ramai atau berputar-putar di bandara untuk menunggu izin mendarat. Untuk menghemat waktu yang dibutuhkan oleh personil terminal bandara untuk memeriksa penumpang dan untuk menyederhanakan tugas reservasi, Southwest meniadakan fasilitas pemesanan kursi penumpang. Pramugari Southwest bertanggung jawab untuk membersihkan sampah yang ditinggalkan oleh penumpang dan memastikan penumpang mendapatkan pesawat layak untuk penerbangan berikutnya. Sehingga perusahaan tidak perlu mempekerjakan kru kebersihan untuk melakukan fungsi ini. Southwest tidak memiliki kelas satu di salah satu pesawat dan tidak menyediakan kemewahan untuk bersantai di bandara. Tidak ada makanan yang disajikan di penerbangan Southwest, penumpang hanya ditawarkan minuman dan makanan ringan. Southwest tidak menyediakan layanan transfer bagasi penumpang dengan operator lain - Southwest hanya menyediakan layanan tersebut jika melibatkan penerbangan mereka sendiri. Pelanggan yang terhubung pada operator lain harus memesan tiket tersendiri baik melalui agen perjalanan atau maskapai penerbangan yang terhubung tersebut. Southwest adalah penggerak pertama di antara maskapai besar di AS yang menggunakan hedging bahan bakar dan kontrak derivatif untuk mengatasi kenaikan harga minyak mentah dan bahan bakar jet. Budaya Perusahaan

9 Pada banyak perusahaan meyakini bahwa pelanggan adalah yang utama, sedangkan di Southwest prinsipnya adalah bahwa "karyawan adalah yang utama serta pelanggan yang kedua." Prioritas yang tinggi pada karyawan ini berasal dari keyakinan manajemen bahwa dengan memberikan layanan yang baik pada karyawan yaitu tidak hanya menekankan pada pekerjaan mereka, tetapi perusahaan juga benar-benar memperhatikan kesejahteraan mereka dan berkomitmen untuk memberikan keamanan kerja kepada karyawannya. Prinsip Southwest adalah: Dengan membuat karyawan senang, maka mereka akan membuat pelanggan senang. Manajemen percaya bahwa dengan memberikan layanan yang unggul pada karyawan maka mereka akan memperlakukan pelanggan dengan hangat dan sopan; perusahaan ingin karyawannya benar-benar percaya bahwa pelanggan adalah hal yang penting. Kepercayaan yang ada di Southwest adalah bahwa dengan layanan yang unggul, ramah serta bersemangat pada karyawan, maka akan mengalir dari hati dan jiwa dari karyawan sifat yang menyenangkan, bersemangat dan mencintai pekerjaannya, menyukai pekerjaan dan perusahaan tempat mereka bekerja, dan juga penuh dengan rasa percaya diri dan mau melakukan pekerjaan mereka karena mereka melihat kesesuaiannya (bukannya yang diatur dengan aturan dan prosedur yang ketat). Recruiting, Screening, and Hiring Southwest mempekerjakan karyawan untuk melatih sikap dan keterampilan. Kelleher menjelaskan mereka melatih orang untuk melakukan hal-hal dengan ketrampilan yang diperlukan. Tapi ada satu kemampuan tidak kita miliki yaitu untuk mengubah sikap seseorang. Jadi kita lebih suka orang yang tidak terampil namun mempunyai sikap yang baik, daripada orang yang sangat terampil dengan sikap yang buruk. Training Kegiatan pelatihan di Southwest dirancang oleh Southwest University for People, pelatihan yang dilakukan ditujukan kepada seluruh jajaran organisasi. Kegiatan pelatihan dilakukan secara berkesinambungan, harapannya adalah setiap karyawan dapat menjadi intentional learner. Beberapa kursus pelatihan yang diberikan adalah seperti pelatihan untuk keselamatan, komunikasi, manajemen stres, pengembangan karir, penilaian kinerja, pembuatan keputusan, kepemimpinan, budaya perusahaan, dan hubungan karyawan.

10 Southwest juga mengadakan The OnBoarding Program bagi karyawan Baru, program ini merupakan program pelatihan OnBoarding bagi rekrutan baru Southwest Airlines. Promosi Sekitar 80 sampai 90 persen posisi supervisor Southwest diisi dan dipenuhi secara internal, hal ini menunjukan bahwa manajemen pecaya kepada orang-orang yang telah ada, menghargai serta memahami keinginan dan tuntutan dari jajaran dibawahnya yang telah menghabiskan tenaga dan waktu mereka untuk perusahaan. Kompensasi Southwest memberikan gaji dengan skala di atas rata-rata industri sejenisnya, beberapa benefit juga diberikan kepada karyawan mereka. Pada tahun 1973 untuk pertama kalinya pada industri penerbangan, Southwest memperkenalkan perencanaan pembagian keuntungan (profit-sharing) yang ditujukan kepada karyawan senior mereka, yang selanjutnya meluas kepada seluruh karyawan pada pertengahan 1990-an. Hubungan Karyawan Sekitar 80 persen dari karyawan Southwest tergabung dalam serikat pekerja yang disebut The Teamsters Union, yang diwakili oleh bagian mekanik, stock clerks, serta aircraft cleaners. Tidak hanya The Teamsters Union, ada beberapa serikat pekerja Southwest lainnya yang mewakili berbagai bagian/posisi dalam perusahaan, diantaranya Transport Worker Union, International Association of Machinists, Southwest Airline Pilot Association. Dengan berbagai serikat kerja yang ada di Southwest, hal ini menunjukan adanya hubungan yang harmonis dan tanpa adanya permusuhan diantara mereka walaupun diantara serikat memiliki beberapa perbedaan pendapat. Selain hubungan atar karyawan yang baik, Southwest juga memberikan beberapa benefit berupa paket pembelian sukarela (voluntary buyout package) ke sekitar pramugari, pekerja jalan, karyawan layanan pelanggan, reservasi, operasi, dan bagian freight yang telah mencapai skala gaji tertentu. Hal ini dilakukan untuk menekan kenaikan biaya tenaga kerja. Dalam beberapa kasus, karyawan yang menerima buyout tersebut tidak diganti, yang biasanya dalam beberapa kasus hal tersebut dilakukan karena adanya penggantian yang diperlukan, Sehingga Southwest mampu mempekerjakan karyawan baru dengan bayaran yang lebih

11 rendah dibandingkan karyawan bagian keberangkatan (departing) yang produktif (karena hanya karyawan yang berada di atau mendekati batas gaji teratas mereka yang disebabkan prestasi kerja yang baik dan lamanya pengabdian di perusahaan ditawarkan buyout). Kebijakan Tanpa PHK Southwest tidak pernah memberhentikan atau merumahkan karyawan sejak perusahaan mulai beroperasi tahun Kebijakan tanpa PHK dipandang sebagai bagian integral bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan dan sebagai upaya manajemen untuk mempertahankan dan memelihara budaya perusahaan. Operasi Kick Tail Program ini merupakan inisiatif internal dari manajemen Southwest. Operasi Kick Tail merupakan sebuah panggilan multiyear (multiyear call) bagi karyawan untuk bertindak dengan lebih memfokuskn perhatian pada penyediaan layanan pelanggan yang berkualitas tinggi, mempertahankan biaya rendah, dan memelihara budaya Southwest. Salah satu komponen dari Operasi Kick Tail meliputi pemilihan karyawan untuk pengakuan khusus ketika mereka melakukan sesuatu guna membuat perbedaan positif dalam pengalaman perjalanan pelanggan atau dalam kehidupan rekan kerja. Menurut CEO Garry Kelly, Operasi Kick Tail sebagai suatu cara untuk mendorong sikap dan komitmen karyawan yang diperlukan untuk memenuhi janji Southwest Positif Outrageous Customer Service. Gaya Manajemen Di Southwest, manajemen selalu berusaha untuk melakukan hal-hal dengan cara yang akan membuat karyawan Southwest bangga dengan perusahaan mereka. Para manajer diharapkan untuk menghabiskan sepertiga waktu bekerja mereka untuk terjun memantau secara langsung di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka. Mereka secara langsung akan mengamati apa yang terjadi, mendengarkan karyawan mereka, dan merespon kepada setiap kepentingan karyawan. Nilai Inti Southwest LUV dan fun, merupaan nilai inti Southwest yang meresap disetiap sendi lingkungan Sothwest. LUV, tidak hanya sekedar simbol ticker perusahaan, LUV selalu menjadi tema dalam iklan Southwest. LUV menunjukan sikap hormat, perhatian, dan sikap

12 mencintai.sedangkan fun jelas menyiratkan kata fun itu sendiri, fun muncul dalam bentuk perilaku umum yang menghibur karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka, bisa diungkapkan dalam bentuk candaan diantara mereka, dan tak jarang perusahaan mengadakan perayaan dan pesta. Culture Building CEO Gary Kelly mengatakan, Beberapa hal di Southwest tidak akan berubah. Kami akan terus mengharapkan orang-orang kami untuk hidup dengan apa yang kami gambarkan sebagai Southwest Way, yang memiliki Warrior Spirit, Servan s Heart, dan Fun-LUVing Attitude. Ketiga hal tersebut telah menjadi budaya perusahaan selama 36 tahun. Southwest membentuk komite budaya pada tahun 1990 untuk mendorong Positively Outrageous Service. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara dan melestarikan spirit dari Southwest. Terlepas dari upaya Komite Budaya, manajemen Southwest telah berusaha untuk memperkuat nilai-nilai inti dan budaya perusahaan melalui Heroes of the Heart Award, program mentoring yang disebut Cohearts, sebuah acara yang disebut Day in the Field dimana karyawan menghabiskan waktu bekerja di daerah lain dari operasi perusahaan, sebuah program yang disebut Helping Hands yang mengumpulkan relawan dari seluruh bagian untuk bekerja dua shift di akhir pekan di bagian Southwest lainnya yang sementara mengalami kekurangan tenaga atau mengalami beban kerja yang berat, dan yang terakhir sebuah pertemuan periodik yang disebut Culture Exchange yang dimaksudkan untuk merayakan Spirit Southwest dan milestones perusahaan. Produktivitas Karyawan Manajemen yakin dengan strategi, budaya, semangat kebersamaan yang dimiliki, serta praktek manajemen manusia yang akan memupuk produktivitas tenaga kerja yang tinggi dan memberikan kontribusi kepada Southwest yang memiliki biaya tenaga kerja sangat rendah dibandingkan dengan maskapai lainnya. Mereka memiliki produktivitas yang tinggi dalam pekerjaan mereka, seperti Turnaroun times yang dimiliki Southwest berada di kisaran menit, lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata industri yang sama sekitar 45 menit. Pada tahun 2007, terbukti bahwa produktivitas tenaga kerja Southwest lebih baik dibandingkan dengan maskapai penerbangan rata-rata di U.S. yaitu sebesar

13 2,964 berbanding 1,371 untuk Passengers enplaned per employee dan 65,2 berbanding 71,8 untuk Employee per plane. Sistem Operasi Dibawah kepemimpinan Herb Kelleher, Southwest memiliki praktik kelembagaan dan sistem pendukung operasi perusahaan yang unggul yang telah menjadi tradisi dan kebanggaan perusahaan. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi di setiap sendi operasi bisnis Southwest. Mereka senantiasa terus melakukan monitoring terhadap operasi bisnis mereka, dan terus mencari cara untuk meningkatkan kinerja mereka. Salah satu tujuan strategis Kelly adalah agar Southwest to be the safest, most efficient, and most reliable airline in the world, artinya agar Southwest menjadi maskapai paling aman, paling efisien, dan paling dapat diandalkan di dunia. Manajer Southwest dan karyawan di semua posisi serta jajarannya proaktif dalam menawarkan saran demi meningkatkan praktik dan prosedur Southwest. Rekomendasi 1. Lebih concern pada pelatihan pilot yang merupakan salah satu bagian bisnis inti di industri penerbangan, guna meningkatkan skill pilot yang mereka pekerjakan. Mengingat insiden pada tahun 2005 dimana pesawat Southwest tergelincir di Bandara Chicago, yang pada saat itu pesawat Southwest mendarat dalam badai salju dan dengan lintasan yang pendek. Insiden ini menyebabkan tewasnya salah satu penumpang dan melukai 22 penumpang. Berdasarkan penyelidikan National Traffic Safety Board menyimpulkan bahwa penyebab kemungkinan dari insiden tersebut adalah kegagalan pilot untuk menggunakan reverse thrust yang tersedia di pesawat pada waktu yang tepat yang berguna untuk memperlambat atau menghentikan pesawat setelah mendarat. 2. Lebih fokus terhadap maintenance pesawat yang telah berumur, mengingat pada tahun 2008 FAA melaporkan bahwa melaporkan bahwa dengan secara sadar Southwest gagal dalam melakukan inspeksi deteksi dini kelelahan badan pesawat yang retak pada 46 pesawat Boeing mereka. Menurut Gary Kelly tidak ada gangguan keamanan penerbangan di Southwest. Menurut Gary Kelly Southwest berhasil menjawab inspeksi FAA dan segera memperbaiki pesawat yang berpotensi menimbulkan dampak yang serupa pada Maret 2007, hal ini diterima FAA sehingga

14 permasalahan ini ditutup. Tetapi pada 12 Maret 2008, tidak lama setelah munculnya laporan FAA ke media, Southwest gagal dalam memenuhi tenggat waktu pemeriksaan dan membatalkan empat persen penerbangannya dan menggudangkan 44 pesawat tuanya hingga pemeriksaan yang diperlukan selesai dilakukan. Dampaknya Kelly kemudian berinisiatif melakukan review internal terhadap praktik maintenance perusahaan, dimana lebih concern untuk meningkatkan investigasi terkain maintenance pesawat.

MANAJEMEN STRATEGI BUDAYA PERUSAHAAN DAN KEPEMIMPINAN: KUNCI PELAKSANAAN STRATEGI MAKALAH. Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Strategi

MANAJEMEN STRATEGI BUDAYA PERUSAHAAN DAN KEPEMIMPINAN: KUNCI PELAKSANAAN STRATEGI MAKALAH. Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Strategi MANAJEMEN STRATEGI BUDAYA PERUSAHAAN DAN KEPEMIMPINAN: KUNCI PELAKSANAAN STRATEGI MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Strategi OLEH: Dwiki Wicaksono Marselina Welerubun PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Class: Executive B 30 C Disususn Oleh : Group 10 Pranandang Adi Laksana Ryan Cipta Kusuma Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN KASUS 3-1 SOUTHWEST AIRLINES CORPORATION

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN KASUS 3-1 SOUTHWEST AIRLINES CORPORATION SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN KASUS 3-1 SOUTHWEST AIRLINES CORPORATION Disusun Oleh : Isnaeni Andira ( 142120044 ) Ory Sukahat Putra ( 142120046 ) Hanindyo Satrio Wibowo ( 142120068 ) Hanung Febri Danarwoko

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai BAB I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai maskapai Low Cost Carrier (LCC) dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data serta analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh variabel indikator untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa (www.bps.go.id) menjadikannya sebagai negara terbesar ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak perusahaan yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini seakan menuntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya sebesar 5,2 juta kilometer persegi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha sekarang ini. Bisnis di zaman sekarang ini telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A.

Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A. Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id - info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com Kekuatan Lingkungan Lingkungan Semua kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang kurang lebih dari 240 juta jiwa dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA STRATEGIK

SUMBER DAYA MANUSIA STRATEGIK SUMBER DAYA MANUSIA STRATEGIK Bagaimana pendekatan strategik ke HRM meningkatkan Organisasi? Apa yg paling penting bagi organisasi? Penelitian membuktikan kunci utama keuntungan jangka panjang adalah strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia membuka perizinan pengoperasian penerbangan komersial pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia. Deregulasi peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di industri penerbangan Indonesia semakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin banyak pemain maskapai penerbangan yang masuk ke pasar Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri jasa terus meningkat dan berkembang ditunjukan dengan munculnya berbagai jenis industri jasa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diatasi. Masalah yang banyak terjadi didalam organisasi diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diatasi. Masalah yang banyak terjadi didalam organisasi diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini, isu mengenai perubahan organisasi merupakan hal yang sangat penting. Organisasi akan selalu dihadapkan pada persoalan dan tantangan baru yang harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan. ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilihat dari ketatnya persaingan pelayanan,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1 Kesimpulan Kesimpulan untuk maskapai Indonesia AirAsia dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Variabel harga (X 1 ) signifikan dan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin pesat perkembangan industri penerbangan membuat kompetisi antar perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus meningkat

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif dalam segala bidang usaha. Keberhasilan kompetisi ini sangat ditentukan oleh antisipasi pasar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan pada bab ini menguraikan sebuah evaluasi kinerja dan strategi yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan mengenai analisis faktor lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi pada keuntungan selalu mengharapkan profit dari usaha yang mereka keluarkan, profit tersebut digunakan baik untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman telah mendorong manusia untuk terus berkembang, tidak terkecuali dengan dunia penerbangan. Pertumbuhan penduduk yang tergolong cepat dan diringi dengan

Lebih terperinci

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. caca.e.supriana@unpas.ac.id

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. caca.e.supriana@unpas.ac.id Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Kantor virtual 2 Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sangat cepat. Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi dampak yang signifikan pada pelaku bisnis maupun pelanggan. Perekonomian modern menawarkan banyak alternatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak hanya produk berupa barang yang banyak memberikan manfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Di era modern dan perkembangan teknologi serta meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Budaya perusahaan bisa membantu mengembangkan jati diri setiap karyawan nan bekerja di perusahaan tersebut.

Budaya perusahaan bisa membantu mengembangkan jati diri setiap karyawan nan bekerja di perusahaan tersebut. Contoh Budaya Organisasi Dalam Perusahaan Budaya Organisasi mempunyai contoh seperti yang terjadi di setiap perusahaan, yang muncul berdasarkan perjalanan hidup para pegawai. Tapi pada umumnya budaya organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan memasuki era perdagangan bebas saat ini, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. domestik AS selama dua dekade terakhir. Setelah ditandai dengan upah yang tinggi, harga

BAB 1 PENDAHULUAN. domestik AS selama dua dekade terakhir. Setelah ditandai dengan upah yang tinggi, harga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa industri telah mengalami kekacauan yang dihadapi oleh bisnis penerbangan domestik AS selama dua dekade terakhir. Setelah ditandai dengan upah yang tinggi,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga aspek yaitu keselamatan penerbangan (safety), keselamatan gedung (security), dan total quality management

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aspek perekonomian, jasa angkutan yang cukup serta memadai sangat diperlukan sebagai penunjang pembangunan ekonomi. Tanpa adanya transportasi sebagai

Lebih terperinci

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Perekonomian Jambi yang mampu tumbuh sebesar 5,89% pada tahun 2006 merupakan prestasi tersendiri. Pada awal tahun bekerjanya mesin ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tingkat kepuasan pelanggan / penumpang Garuda Indonesia dengan responden adalah anggota Garuda Frequent Flyer (GFF)

Lebih terperinci

Southwest Airlines in 2008 : Corporate Culture, Values, and Operating Practices

Southwest Airlines in 2008 : Corporate Culture, Values, and Operating Practices Southwest Airlines in 2008 : Corporate Culture, Values, and Operating Practices Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan KELAS AKM14 1S & SK14 1S 1406515324 Paula 1406515482 Yudi Prawira 1406515021 Dian Permata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. Kondisi geografis yang sedemikian rupa menyebabkan alat-alat transportasi baik transportasi darat,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 2, 2015 STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI Herlita Br Tarigan Ni Putu Eka Mahadewi I Putu Sudana Email : herlitatarigan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat persaingan dalam penyediaan jasa transportasi menjadi sangat tajam dan ketat. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang

LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang terletak di Jepang. Pada 1990, Nissan mengalami keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut pendapat Warsito (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kemajuan ilmu dibidang teknologi sungguh sangat cepat dirasakan pada masa sekarang ini. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin mudah dan cepatnya manusia dalam mencari informasi

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN RESERVASI, STRATEGI PELAYANAN, DAN KENDALA DALAM PELAYANAN SERTA CARA MENGATASI KENDALA

BAB III PELAYANAN RESERVASI, STRATEGI PELAYANAN, DAN KENDALA DALAM PELAYANAN SERTA CARA MENGATASI KENDALA 23 BAB III PELAYANAN RESERVASI, STRATEGI PELAYANAN, DAN KENDALA DALAM PELAYANAN SERTA CARA MENGATASI KENDALA A. Pelayanan Reservasi Tiket Airline CV. Vista Gama Tour and Travel merupakan salah satu agen

Lebih terperinci

5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif

5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif 5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif Bagaimana cara menyediakan teknologi yang tepat agar karyawan dapat bekerja di mana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja mereka dapat membantu

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 STUDI KELAYAKAN BISNIS ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id ANALISIS SWOT Dalam Identifikasi

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gegap gempita. Peta dunia industri penerbangan dalam negeri pun berubah.

BAB 1 PENDAHULUAN. gegap gempita. Peta dunia industri penerbangan dalam negeri pun berubah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak pemerintah mengeluarkan deregulasi ijin operator penerbangan tiga tahun lalu, beberapa pengusaha di Indonesia menyambutnya dengan gegap gempita. Peta

Lebih terperinci

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS BAB VI ANALISA STRATEGI BERSAING AXIS Telekom Indonesia 6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS AXIS saat ini merupakan perusahaan telekomunikasi selular no 4 di Indonesia, di atasnya adalah Telkomsel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, pariwisata maupun budaya membutuhkan jasa transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, pariwisata maupun budaya membutuhkan jasa transportasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan suatu sarana yang sangat penting dalam membantu roda perekonomian, suatu daerah tidak dapat berdiri sendiri secara total dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pasar penerbangan di Indonesia adalah pasar yang potensial, hal ini didasarkan pada karakteristik demografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Selain

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi di CARLogistik termasuk kategori kompleks. Berdasarkan hasil analisis dan observasi data yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang, wisata sudah menjadi lahan bisnis yang potensial karena wisata Indonesia cukup bisa diandalkan untuk menghasilkan rupiah. Dan lewat perpanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian integral dari setiap perusahaan atau setiap organisasi besar yang ditemukan sehari-hari dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Transportasi Menurut Warpani (1990), transportasi atau perangkutan adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Deasy Mayasari F 100 040 172 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang terdapat dalam bab IV, terdapat beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara dan helikopter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian signifikan merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi industri transportasi dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Service Department masih sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis unit yang mandiri, hal ini terlihat dari luasnya pasar pelayanan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan 158 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Filosofi BCA membina pemimpin masa depan tercermin dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia hingga saat ini sudah berkembang cukup pesat, sehingga secara tidak langsung memaksa pemerintah untuk lebih intens dalam menangani pesatnya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya mempertahan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Customer Orientation Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik atau terkenal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya Kuesioner Perihal: Permohonan kesediaan menjadi responden Kepada Yth. Bapak/ Ibu Manajer Tingkat Atas/Menengah/Bawah.. Dengan hormat, Yang mengirim kuisioner ini: Nama Status : Adrianus Yanuar : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1 Pernyataan tersebut secara

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Memiliki kemampuan dalam menciptakan keunggulan kompetitif merupakan modal utama bagi perusahaan agar dapat bertahan dalam pasar yang semakin kompetitif.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x I. PENDAHULUAN. 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian.. 5 1.4

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik angkutan penerbangan berjadwal serta pesawat charter. jasa angkutan udara serta dapat berperan membangun untuk pergerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. baik angkutan penerbangan berjadwal serta pesawat charter. jasa angkutan udara serta dapat berperan membangun untuk pergerakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ke dalam Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau, perlu dibutuhkannya alat transportasi darat, laut, dan udara yang bisa menjangkau Indonesia dari Sabang sampai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba.

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Harga tidak hanya mempengaruhi profitabilitas produk olahraga, itu mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengangkat tema PEMASARAN HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN E-COMMERCE MARKETING DI HOTEL GOLDEN FLOWER BANDUNG. Tema yang penulis

Lebih terperinci

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL Pengertian Globalisasi Kata globalisasi dari bahasa Inggris globalization. Global berarti universal yang mendapat imbuhan - lization yang bisa dimaknai sebagai proses.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan komersial berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur transportasi

Lebih terperinci

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : LIA INDRAYANI : 1A213747 : T EA 13 : Ekonomi : Manajemen : Irwandaru.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal..

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal.. BAB III LANDASAN TEORI Kebutuhan masyarakat akan transportasi udara yang semakin meningkat mengakibatkan bukan hanya masyarakat kelas atas saja yang membutuhkan transportasi jenis ini. Pasca penerapan

Lebih terperinci