Harta Bersih yang Diperlakukan sebagai Penghasilan. (PP 36 Tahun 2017)

Transkripsi

1 Harta Bersih yang Diperlakukan sebagai Penghasilan (PP 36 Tahun 2017)

2 1. Harta Dianggap sebagai Tambahan Penghasilan 2

3 Objek Pajak Harta bersih yang diperlakukan atau dianggap sebagai penghasilan : WP ikut TA : WP tidak Ikut TA : Pasal 2 Ayat (1) Huruf [a] Gagal repatriasi/investasi/holding 3 tahun Pasal 2 Ayat (1) Huruf [c] Belum lapor Harta dalam SPT Pasal 2 Ayat (1) Huruf [b] & Ayat 2 Belum/kurang ungkap Harta: - Belum/kurang ungkap Harta dalam SPH - SPT PPh Terakhir yang disampaikan setelah UU TA tidak benar - Penyesuaian nilai Harta berdasarkan Surat Pembetulan atas Sket 3

4 Dasar Pengenaan (Pasal 5 Ayat 1) Gagal repatriasi / investasi / holding 3 (tiga) tahun Belum/kurang ungkap Harta dalam SPH SPT PPh Terakhir yang disampaikan setelah UU TA tidak benar Penyesuaian nilai harta berdasarkan Surat Pembetulan atas SKet Belum Lapor Harta dalam SPT Harta Bersih tambahan dalam SKET Harta Bersih yang belum/kurang diungkapkan dalam SPH Selisih lebih Harta Bersih dalam SPT PPh Terakhir dengan Harta sebelum SPT PPh Terakhir + Harta yang bersumber dari penghasilan dan/atau Setoran Modal pada Tahun Pajak Terakhir Selisih lebih Harta dalam SKET dengan Harta dalam Surat Pembetulan atas SKET Harta Bersih yang belum dilaporkan dalam SPT PPh 4

5 Saat Terutang (Pasal 6) Akhir tahun pajak 2016 Jika gagal repatriasi / investasi / holding selama 3 tahun Saat diterbitkan SP2 Belum/kurang ungkap Harta dalam SPH; SPT PPh Terakhir yang disampaikan setelah UU TA adalah tidak benar; atau Belum lapor Harta dalam SPT. Saat diterbitkan surat pembetulan atas SKET Penyesuaian nilai Harta berdasarkan Surat Pembetulan atas SKet 5

6 Nilai Harta (Pasal 5 Ayat 2) Kas dan Setara Kas Selain Kas dan Setara Kas Hasil Penilaian DJP Nilai Nominal Prinsip Umum Penilaian Nilai yang ditetapkan oleh pemerintah ex. NJOP/NJKB Jika Penilaian yang ditetapkan pemerintah tidak tersedia : Nilai yang ditetapkan sesuai standar penilaian Pada Akhir Tahun Pajak Terakhir 6

7 2. Subjek & Tarif 7

8 Pengenaan Pajak (Pasal 4 Ayat 1) WP 25% WP Orang 30% WP Tertentu (Badan dan 12,5% Pajak pajak di atas bersifat FINAL 8

9 Wajib Pajak Tertentu 1 (Pasal 4 Ayat 2) a. WP yang menerima Penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas - Paling banyak Rp. 4,8 Miliar (Bruto) Atau b. WP yang menerima penghasilan selain dari usaha/pekerjaan bebas - Paling banyak Rp. 632juta (Bruto) Atau c. WP menerima penghasilan gabungan (bruto), paling banyak : - Rp. 4,8 Miliar dari total penghasilan; - Dan dari total penghasilan Rp. 4,8 Milliar tsb maksimal nilai penghasilan selain dari usaha adalah sebesar Rp. 632 juta. Penghasilan yang dimaksud meliputi seluruh Penghasilan yang merupakan objek PPh yang: - Bersifat final; dan - Tidak bersifat final. 9

10 Wajib Pajak Tertentu 2 (Pasal 4 Ayat 2) Penghasilan Bruto Wajib PajakTertentu ditentukan berdasarkan : SPT PPh Terakhir; Bagi Yang ikut TA : (Psl. 4 Ayat 4 Huruf a) Surat Pernyataan mengenai besaran peredaran usaha yang dilampirkan dalam Surat Pernyataan; atau Bagi Yang Tidak Ikut TA : (Psl. 4 Ayat 4 Huruf b) SKP, SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, SK Keberatan, Put. Banding, Put. PK, yang paling akhir atas kewajiban PPh Tahun Pajak Terakhir, sebelum surat perintah pemeriksaan terkait PP No. 36 Thn 2017 diterbitkan; SPT PPh Terakhir, jika belum ada SKP atas kewajiban PPh Tahun Pajak Terakhir; atau Surat Pernyataan besaran penghasilan bruto pada Tahun Pajak Terakhir (dalam hal tidak terdapat dokumen-dokumen di atas). (Psl. 4 Ayat 5) 10

11 Contact Us If you have any questions or want to know more about PP 36 Tahun 2017, please contact us : info@salaki-salaki.com / / This content is for general information purposes only, and should not be used as a substitute for consultation with professional advisors Persek Salaki & Salaki For further information, visit : TAX ALERT SS/TXALERT/04/2017 October 17, 2017