Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dalam bentuk narasi untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian rancangan program peningkatan resiliensi pecandu narkoba dewasa awal. Pembahasan dan analisis data dijabarkan sesuai dengan panduan wawancara dalam mengungkapkan aspek utama peneliti. Aspek Pembanding MR AA JA RS Usia saat wawancara 24 Tahun 37 Tahun 33 Tahun 29 Tahun Usia saat menggunakan narkoba 14 Tahun 12 Tahun 14 Tahun 14 Tahun Pendidikan Terakhir S1 SMA SMA SMA Pekerjaan Seniman Dunia adiksi Konselor narkoba dan HIV AIDS Dunia adiksi Agama Islam Islam Islam Islam Lama menggunakan narkoba 9 Tahun 17 Tahun 8 Tahun 7 Tahun Status Perkawinan Menikah Menikah Menikah Menikah Tabel 1: Karakteristik Subjek 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Peneliti mendapatkan informasi subjek secara menyeluruh dari sebuah panti rehabilitasi di daerah Jakarta Selatan. Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yaitu Subjek MR, AA, JA, dan RS. Subjek MR dan AA merupakan pecandu narkoba yang sedang menjalani masa rehabilitasi sosial, MR sudah menjalani rehabilitasi selama 5 bulan di panti tersebut, sedangkan subjek AA telah menjalani masa rehabilitasi sosial selama 6 bulan. Kemudian subjek JA dan RS merupakan 44

2 45 mantan pecandu narkoba yang menjadi staf di panti rehabilitasi tersebut. Proses wawancara dan observasi seluruh subjek dilakukan di panti rehabilitasi tersebut AA, JA, dan RS memiliki pekerjaan yang berkaitan dengan dunia adiksi, sedangkan MR adalah seorang seniman. Keempat subjek telah memenuhi kriteria dalam penelitian ini, setelah sebelumnya peneliti mendapatkan beberapa calon partisipan dan dilakukan penyesuaian kondisi calon partisipan dengan kriteria dalam penelitian ini. Dalam melakukan wawancara peneliti melakukan proses pra wawancara dengan terlebih dahulu meminta izin ke pihak panti rehabilitasi. Setelah mengantongi izin untuk melakukan penelitian di panti tersebut peneliti bertemu dengan keempat subjek di hari yang berbeda. Proses wawancara diawali dengan melakukan perkenalan terlebih dahulu sekaligus melaksanakan observasi dan wawancara. pada saat proses perkenalan dilakukan, peneliti melakukan perjanjian wawancara sekaligus menjelaskan tentang penelitian ini untuk mendapatkan persetujuan subjek sebagai subjek penelitian. 4.2 Analisis Intra Kasus Subjek Pecandu Narkoba yang sedang Menjalani Masa Rehabilitasi Sosial Subjek MR Gambaran Umum Subjek MR Subjek MR adalah pria berusia 24 tahun. MR telah menikah di saat usianya 23 tahun. MR berprofesi sebagai seniman, MR merupakan lulusan dari salah satu universitas berbasis kesenian di daerah Jakarta Pusat. Masa rehabilitasi ini adalah

3 46 hal baru untuk MR, MR telah menjalani masa rehabilitasi di panti ini selama 5 bulan Hasil Observasi Subjek MR adalah seorang pekerja seni di Jakarta. Ia bertubuh tinggi, langsing, dan memiliki kulit putih. Wawancara pertama dilakukan di ruang rapat panti rehabilitasi tersebut. Wawancara berlangsung sekitar satu jam. Saat wawancara pertama dilakukan MR terlihat menggunakan kaus dan celana panjang. MR menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan cukup singkat, santai dan jelas. Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, MR mempertahankan eye contact dengan peneliti walaupun terkadang memalingkan tatapannya karena adanya gangguan dari luar tempat wawancara. MR menjawab semua pertanyaan yang diberikan peneliti dengan baik, namun sesekali MR terlihat bingung dengan pertanyaan yang diberikan peneliti Gambaran Penggunaan Narkoba 1. Faktor Menggunakan Narkoba MR telah mencoba rokok dan alkohol, sebelum MR menggunakan narkoba. MR menggunakan narkoba pada saat duduk di bangku SD kelas 6 ya itu tadi dari teman sekolah saya, dari awal-awal saya nyoba rokok sama minum pas sd kelas 6.. Faktor yang memicu MR tertarik untuk menggunakan narkoba karena adanya pengaruh dari lingkungannya. MR merasa dirinya di pengaruhi

4 47 untuk menggunakan ganja oleh teman-temannya di lingkungannya pada saat SMP. ya awalnya pas smp mba, jadi saya dikasih rokok sama temen saya yang berbentuk kerucut terus saya gatau itu isinya apa, setelah saya hisap saya jadi ngerasa ngefly terus semenjak itu jadi ketagihan Setelah mencoba menggunakan ganja, MR merasa ketagihan, sehingga membuatnya penasaran terhadap narkoba jenis lainnya. Setelah menggunakan ganja, MR tertarik untuk mencoba obat stimulasi shabushabu. MR mendapatkan obat stimulasi shabu-shabu pada saat MR duduk di bangku kuliah. MR mencoba shabu-shabu karena telah merasa ketagihan dengan narkotika ganja.. dari awal-awal saya nyoba rokok sama minum pas sd kelas 6. Akhirnya pas smp dikasih ganja ketagihan, abis itu nyoba-nyoba shabu pas kuliah Dampak yang MR rasakan setelah menggunakan narkoba adalah kecanduan, sehingga MR selalu berusaha mendapatkan barang tersebut dengan banyak cara. MR juga sering membohongi orang tuanya agar diberikan sejumlah uang, yang digunakannya untuk membeli narkoba. ada pasti jadi ngerasa lebih males, terus jadi suka boong mba ntah boong minta duit sama orang tua bilang buat keperluan sekolah beli buku atau apalah tapi sebenrnya

5 48 uangnya buat beli shabu. Ya pokoknya sering menghalalkan banyak cara demi dapet itu barang mba Skema Awal Masuk Narkoba Subjek MR Proses awal masuknya narkoba pada subjek MR, dimulai dari merokok dan minum alkohol. Tahap selanjutnya MR menggunakan narkoba yang berjenis shabu-shabu dan ganja yang di dapatkan ketika MR menempuh pendidikannya di perguruan tinggi. Pada tahap akhir yaitu masuk pada tahap kepribadian adiktif. MR mulai menunjukan perilaku seperti lebih sering bohong dan lebih malas. Proses Pintu Masuk Merokok Minum beer Pengguna Narkoba Shabushabu Ganja Kepribadi an adiktif Lebih sering bohong lebih pemalas Bagan 2: Faktor menggunakan narkoba MR 2. Faktor Pemicu Relapse Rehabilitasi yang dijalani MR sekarang adalah masa rehabilitasi pertamanya. MR merasa dirinya dapat jatuh kembali ke narkoba jika MR tidak dapat mengendalikan atau menghadapi stress yang masuk kedalam dirinya, oleh karena itu untuk mensiasati dirinya agar tidak stress, MR mensiasati stress-nya dengan cara melakukan aktivitas yang disukainya. Sebagai seorang seniman, MR menyukai hal-hal yang berkaitan dengan

6 49 musik, lukisan, dan lain sebagainya, dan itu menjadi metode yang dilakukannya untuk menghadapi stress. Menurut MR hal-hal yang dapat memicu dirinya stress adalah pada saat MR rindu pada istri dan keluarganya, kerinduan kepada istri dan keluarganya dipicu karena selama masa rehabilitasi MR hanya diperkenankan bertemu oleh istrinya sebulan sekali. Hal itulah yang membuat dirinya merasa kesepian dan merasakan kerinduan kepada istri dan keluarganya. kalo stress mbak, biasanya kalo stress pasti pengalihannya ke narkoba. kalo sekarang sih ya stresnya dipicu dari bosen ya namanya rehab kegiatannya itu-itu aja ga ada kegiatan lain, ditambah ga ketemu istri paling sebulan sekali ya jadi kangen istri juga sama keluarga ya itu melawan hasrat buat ga make narkoba itu lagi. Kalo cara ngatasinnya paling ngalihin pikiran ke hal-hal yang lebih positif aja, kaya ke hobby paling gambar, main gitar 3. Faktor Penguat MR menggunakan narkoba selama 9 tahun, lamanya jangka waktu menggunakan narkoba membuat dirinya merasa lelah, sehingga kelelahannya tersebut mengantarkan MR untuk mengikuti program

7 50 rehabilitasi. Selain karena rasa lelahnya MR juga dimotivasi oleh istrinya. MR mengaku bahwa istrinya lah yang mendorongnya untuk mengikuti program rehabilitasi ini. soalnya saya udah sadar hal itu membuang-buang uang dan ga ada positif-positifnya, capek jugalah mba kalo make itu ya pikirannya bakal terus ke narkoba. Motivasi terbesar MR dalam mengikuti proses rehabilitasi ini datang dari dukungan orang terdekat yaitu istrinya. MR merasa telah banyak mengecewakan istrinya, sehingga membuat MR tidak ingin lagi untuk mengecewakan istrinya. istri, soalnya istri saya tuh udah sangat sabar menghadapi saya dan saya gamau istri saya kecewa lagi sama saya 4. Kondisi Resiliensi Keterampilan Positif Melakukan hal-hal yang disukainya (hobby) Menerapkan apa yang telah diajarkan selama masa rehabilitasi Tidak kembali ke lingkungan negatif Penguat Dorongan Istri Bagan 3: Kondisi resiliensi MR

8 51 Seseorang yang mempunyai kondisi resiliensi yang baik mempunyai keluaran yang positif dan keterampilan positif untuk menguatkan kondisi resiliensi pada individu (Alvord dan Grados, 2005) pada subjek MR, MR mulai mempunyai keterampilan-keterampilan positif (bagan 2) yang dapat menunjangnya untuk menaikan resiliensinya agar tidak kembali jatuh pada hal yang sama. MR cenderung mulai mencoba untuk mengendalikan dirinya dari narkoba dengan cara mengalihkan pikirannya dengan melakukan hal-hal yang disenanginya. apa ya, ya itu melawan hasrat buat ga make narkoba itu lagi. Kalo cara ngatasinnya paling ngalihin pikiran ke halhal yang lebih positif aja, kaya ke hobby paling gambar, main gitar, ya gitu-gitu sih pokoknya saya nerapin hal2 yang udah dikasih di seminar2 yang dikasih disini aja. Dengan saya melakukan itu saya bisa mengatasi kesulitan itu Selain dengan mengalihkan pikirannya terhadap hal-hal yang disukainya, MR juga sedikit demi sedikit mulai menerapkan apa yang telah diajarkan selama masa rehabilitasinya seperti copying skill, copying stress, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukannya dengan memperbaiki pola pikirnya yang awalnya hanya terfokus pada narkoba, sekarang dialihkan oleh MR kepada hal-hal yang lebih positif seperti musik, menggambar ataupun melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih produktif.

9 52 MR memaparkan bahwa hubungan sosial sangat penting untuk membantu memulihkan dirinya dari narkoba. Menurutnya hubungan sosial yang dimaksud adalah, lingkungan sosial yang kondusif dan yang lebih positif, yang dapat menunjang dirinya untuk menjadi orang yang lebih baik. Pada hal ini MR merealisasikan menjaga hubungan sosialnya dengan cara, tidak kembali kepada lingkungan yang membawanya ke hal yang negatif. yang jelas kembali ke keluarga mulai membenahi apa yang telah saya rusak dengan skill yang telah diajarkan disini, dan berusaha untuk tidak jatuh lagi ke hal yang sama ya dengan cara untuk berusaha ga balik lagi ke lingkungan yang negative ya. Pinter-pinter aja deh sekarang cari lingkungan yang baik dan yang lebih kondusif yang bisa menunjang diri saya ke hal yang lebih baik lagi dan lagi. Pokoknya harus lebih baik kehidupan saya setelah keluar dari sini Subjek AA Gambaran Umum Subjek AA Subjek AA adalah pria berusia 38 tahun. Pada saat ini AA telah melakukan rehabilitasi selama 7 bulan.masa rehabilitasi ini bukan kali pertama yang diikuti oleh AA karena AA sudah hamper melakukan rehab sebanyak kurang lebih 8 kali.

10 53 AA telah memiliki seorang istri dan juga 1 orang anak berjenis kelamin laki-laki. AA tinggal di daerah Jakarta Selatan bersama istri dan anaknya Hasil Observasi AA adalah salah satu seorang pekerja di divisi narkoba panti rehabiliasi tersebut. AA bertubuh tinggi dan berkulit sawo matang. Pada saat wawancara AA menggenakan baju panjang dan celana panjang. Wawancara berlangsung di ruang rapat panti rehabilitasi pada hari selasa 21 April 2015 pukul WIB. Wawancara berlangsung sekitar satu setengah jam. Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti AA menjawab pertanyaan dengan lancar disertai lelucon-lelucon yang diutarakannya. Selama proses wawancara berlangsung AA terlihat santai dan menikmati jalannya proses wawancara. sesekali AA juga terlihat menggerak-gerakan tangannya sambil memainkan pulpen. AA melakukan eye contact dengan peneliti selama wawancara berlangsung. AA Gambaran Penggunaan Narkoba 1. Faktor menggunakan narkoba Sebelum AA menggunakan narkoba AA telah menjadi perokok aktif dan menjadi seorang alkoholik sejak ia duduk dibangku sekolah dasar kelas 6. Setelah AA menjadi seorang perokok aktif dan seorang alkoholik AA mulai mencoba obat-obatan seperti obat anti depresan. Setelah mencoba obat anti depresan AA tertarik untuk mencoba narkotika jenis lainnya seperti shabu-shabu, kokain, putaw dan lain sebaginya. AA

11 54 hampir merasakan seluruh jenis-jenis narkotika. Hal ini dipicu dengan lingkungan sosialnya yang mayoritas sebagai seorang junkie:. saya mengenal dari teman lingkungan, terutama dari lingkungan rumah waktu itu saya masih kecil saya tidak tahu apa-apa saya masih murni hahaha yang jelas saya merokok itu dari kelas 6 sd saya udah merokok, terus nyoba-nyoba ngebir terus akhirnya jadi alkohol sejati banget terus ya itu aja sih terus smp barulah nyoba-nyoba obat gitu. Ya namanya anak sekolah smp ya kelas 1, 2, 3 tuh namanya masa mencoba-coba ya.. hampir semua jenis narkoba sih udah dicobain Setelah menjadi pecandu narkoba, kehidupan AA perlahan menjadi berubah karena pengaruh dari kepribadian adiktif yang didapatkan semenjak awal penggunaan narkoba. AA menjadi pribadi yang lebih malas, lebih jorok, lebih sering membohongi orang tua untuk mendapatkan uang membeli narkoba. AA menjelaskan bahwa seorang yang menggunakan narkoba pasti akan muncul addictive personality. Dimana tingkah laku yang negatif dari orang normal, akan ditimbulkan secara berlebihan pada saat orang menggunakan narkoba. Seperti halnya yang dialami oleh AA dulu AA mempunyai sisi malas tapi setelah AA menggunakan narkoba AA menjadi pribadi yang lebih malas lagi.

12 55 dari narkoba ini juga segala dari hidup saya jadi berantakan awalnya sih pas SMP masih lurus-lurus aja tapi karena udah ketemu sama obat-obat yang lebih ngebuat ketagihan baru hidup saya mulai agak berantakan, kaya sekolah sampe saya kandas di kuliah saya pasti adalah ya namanya pola pikir itu pasti berubah, soalnya kan adiktif personality itu udah mulai ada semenjak awal kita menggunakan narkoba. Misalnya orang normal kan biasanya suka bohong, suka males tapi begitu kita kena narkoba itu adiktif personalitas kita menjadi lebih pembohong, lebih pemalas, orang normal juga suka jorok tapi kita jadi lebih jorok. Jadi kita tuh kaya too much lah Skema awal masuk narkoba subjek AA Proses awal masuknya narkoba pada subjek AA, dimulai dari merokok dan minum alkohol. Tahap selanjutnya AA menggunakan semua jenis narkoba yang di dapatkan dari lingkungan sosialnya yang mayoritas adalah seorang junkie. Pada tahap akhir yaitu masuk pada tahap kepribadian adiktif. AA mulai menunjukan perilaku seperti lebih sering bohong, lebih jorok dan lebih malas.

13 56 Proses Pintu Masuk Merokok Minum beer Pengguna Narkoba Segala jenis narkotika Kepribadi an adiktif Lebih sering bohong Lebih jorok lebih pemalas Bagan 4: faktor menggunakan narkoba AA 2. Faktor Pemicu Relapse Bagi AA proses rehabilitasi yang dijalaninya sekarang bukanlah hal yang baru untuknya, karena AA telah melalui proses rehabilitasi lebih dari 8 kali. AA merasa dirinya sering kali relapse dikarenakan tidak adanya kemauan yang kuat dari diri AA untuk berhenti menggunakan narkoba. nah kalo saya pribadi sih jadi kan tahun kemarin abis ditinggal ibu disitu saya udah clean tapi karena ada masalah itu saya jadi relaps lagi tapi sebenernya klise sih alesan itu sebenernya ya emang gua masih pengen make drugs aja, nah pas ada masalah yang itu tu ya jadi kalah aja padahal kalo bisa strong mah ya bisa-bisa aja jadi ya itu jangan sampe kalah sama masalah Dari pengalaman yang dirasakan AA, menurutnya ada 2 faktor yang sering membuatnya relapse yaitu faktor luar dan dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar adalah seperti lingkungan, tempat yang mendukung, dan teman-temannya. Sedangakan faktor dalam terdapat kemarahan,

14 57 kesepian, dan perasaan lelah. Semua faktor yang dikemukakan oleh AA merupakan faktor-faktor yang seringkali membuatnya relapse ya biasanya high faktornya yang dari faktor luar tuh ada 4 ya pemicunya, ada tempat, sesuatu hal yang mengingatkannya pada narkoba, orang yang mengingatkannya pada narkoba, terus keempat situasi yang mendukung. Nah ini yang memicu kita biasanya bisa relaps.nah ini faktor yang dari luar nah kalo yang dari dalam itu ada kemarahan, kesepian dan kelelahan, nah ini faktor yang ada dari dalam diri nih yang berhubungan dengan hati, emosi, dengan psikologi ya. 3. Faktor Penguat AA telah menggunakan narkoba selama 17 tahun, lamanya jangka waktu penggunaan narkoba membuat dampak yang kurang baik terhadap dirinya. AA merasakan banyak hal negatif yang AA dapatkan setelah menggunakan narkoba. AA merasa pikiran dan peilakunya telah menyimpang semenjak AA menggunakan narkoba. satu pecandu saat dia mentok pasti dia akan bilang pa ma atau mba kak saya akan rehab. Karena pecandu itu saat dia mentok dia tau ada sesuatu yang ga beres dari dalam dirinya atau dari pikirannya kaya saya dulu minta rehab

15 58 dong karena saya ngerasa udah ada yang ga beres nih dalam diri saya dari otak gua perilaku gua Selain karena merasa dirinya terganggu dengan perilaku dan pikirannya, hal yang menguatkan AA untuk menjalani rehabilitasi adalah pada saat AA terkena penyakit liver yang menyebabkan AA harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. waktu itu juga liver saya kan sakit harus dirawat juga jadi itu yang biasanya bikin mentok jadi minta direhab 4. Kondisi Resiliensi Keterampilan Positif mengarahkan kegiatan ke hal yang disukainya berfikir dan melakukan hal-hal yang bernilai positif menerapkan apa yang telah di berikan pada proses rehabilitasi Penguat Kesadaran diri Menderita Penyakit Bagan 5: Kondisi Resiliensi AA Pada subjek AA, AA mulai mempunyai keterampilan-keterampilan positif (bagan 5) yang dapat menunjangnya untuk menaikan resiliensinya agar tidak kembali jatuh pada hal yang sama. AA cenderung mulai mencoba untuk mengendalikan dirinya dari narkoba dengan mengarahkan kegiatannya ke hal-hal yang disukainya dan kegiatan-kegiatan yang benilai positif.

16 59 ya namanya kesulitan pasti ada sih namanya orang hidup ya, sebenarnya sih bukan kesulitan ya namanya orang rehab jauh dari keluarga pasti ada masalah pikiran, stress nah makanya kenapa di rehabilitasi juga diajarin stress management gmn kita mengatur stress kita untuk jadikan yang postif itu juga ada ilmunya, ya cara ngatasinnya ya copying skill jadi disaat kita ada pikiran-pikiran tentang keluarga, anak istri tentunya didalam rehab tadi di 6 bulan pertama kita udah diajarin copying skill, gimana sih caranya? Misalnya kaya saya suka gambar itu aja, nulis puisi. Jadi lebih mengalihkan kearah positif. Kemarinkemarin kenapa saya relapse ya karena saya ga bisa nerapin apa yang udah diajarin ga bisa belajar dari pengalaman, ga bisa ngalihin masalah ke arah yang lebih positif bawaannya ke narkoba lagi narkoba lagi AA juga sedang berusaha menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan selama masa proses rehabilitasi, untuk menunjang pemulihannya. 4.3 Analisis Intra Kasus Subjek Mantan Pecandu Narkoba Subjek JA Gambaran Umum Subjek JA Subjek JA adalah wanita berusia 32 tahun. JA telah menikah dan dikarunia seorang anak perempuan yang masih duduk dibangku taman kanak-kanak. AA

17 60 berprofesi sebagai seorang konselor Narkoba dan HIV AIDS. JA telah menggeluti profesi konselornya selama 5 tahun Hasil Observasi JA merupakan seorang konselor narkoba dan HIV AIDS di panti rehabilitasi ini. JA bertubuh tinggi, langsing, dan memiliki kulit putih. Wawancara pertama dilakukan di ruang rapat panti rehabilitasi tersebut. wawancara berlangsung sekitar satu jam. Saat wawancara pertama dilakukan JA terlihat menggunakan kemeja putih, celana panjang hitam dan jilbab berwarna abu-abu. JA menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan sangat detail. Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, JA mempertahankan eye contact dengan peneliti walaupun terkadang memalingkan tatapannya karena adanya gangguan dari luar tempat wawancara. Pada saat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti, JA selalu menjawabnya dengan jelas dan terperinci Gambaran Penggunaan Narkoba 1. Faktor Menggunakan Narkoba Sebelum JA menggunakan narkoba, JA telah mencoba rokok dan alkohol pada saat JA duduk di bangku sekolah dasar kelas 6. awalnya saya saat kelas 6 SD udah mulai mencoba-coba rokok dan alkohol JA mulai menggunakan narkoba pada saat JA duduk di bangku SMP. Narkoba yang pertama dikenal JA adalah putaw. JA mengaku bahwa dirinya mengenal putaw dari lingkungannya di sekolah. JA merasa

18 61 dipengaruhi temannya dengan diiming-imingi bahwa putaw lebih nikmat dibandingkan dengan rokok. Sejak saat itu akhirnya JA tertarik untuk mencoba putaw. saya benar-benar mengenal putaw itu pada saat saya SMP, awalnya saya mengenal dari teman dekat saya dan kakak kelas saya di sekolah dengan diiming-imingi narkoba jenis putaw itu lebih enak dari rokok Hal yang dirasakan JA setelah mengkonsumsi narkoba jenis putaw adalah merasa ketagihan. Dampak dari rasa ketagihannya itu menjadikan JA seorang pribadi yang sulit mengkontrol dirinya sendiri. Selain itu JA juga merasakan dirinya menjadi pribadi yang lebih tidak bertanggung jawab, tidak taat pada peraturan, bahkan sesekali JA melakukan tindakan kriminal seperti mencuri uang orang tuanya untuk memuaskan hasratnya membeli putaw. Skema awal masuk narkoba subjek JA Proses awal masuknya narkoba pada subjek JA, dimulai dari merokok dan minum-minuman beralkohol. Tahap selanjutnya JA menggunakan narkoba yang berjenis putaw yang di dapatkan ketika MR menempuh pendidikannya di sekolah menengah pertama. Pada tahap akhir yaitu

19 62 masuk pada tahap kepribadian adiktif. MR mulai menunjukan perilaku seperti tidak bertanggung jawab, tidak patuh pada aturan keluarga, dan melakukan tindakan kriminal. Proses Pintu Masuk Merokok Minum beer Pengguna Narkoba Putaw Kepribadi an adiktif tidak bertanggung jawab tidak patuh aturan keluarga tindakan kriminal Bagan 6: Faktor Menggunakan Narkoba JA 2. Faktor Pemicu Relapse Pada masa pemulihannya dari narkoba, JA sempat mengalami relapse. Hal itu dipicu karena JA kembali bertemu dengan orang-orang yang mengantarkannya ke narkoba. JA mengatakan bahwa konsisten adalah hal yang sangat menunjang agar dirinya tidak jatuh lagi kepada hal yang sama. JA merasa pada saat dirinya relapse dikarenakan JA tidak konsisten dengan apa yang sudah dijalaninya. JA kembali tergiur dengan ajakan temannya untuk kembali menggunakan narkoba. 1 ya harus konsisten, kalo aku sempetkan ya dulu relapse sekali ya itu karena aku ga konsisten sama apa yang aku lakuin aku nongkrong lagi sama teman-teman yang negatif dan disuruh make lagi ya aku ngerasa ah yaudah lah cuma sedikit ini gapapa kali ya dan ternyata karena sedikit itu

20 63 tadi ngebuat aku jadi jatuh lagi jadi kecanduan lagi. Jadi sememnjak itu aku janji sama diri aku ya aku harus konsisten sama apa yang udah aku jalani selama ini. sama ngerasa capek juga sih, make narkoba tuh capek loh ya lahir batin capek boong ini itu pokoknya semua deh. Jadi ya intinya sih konsisten 3. Faktor Penguat JA menggunakan narkoba selama 8 tahun, lamanya jangka waktu menggunakan narkoba JA merasa dirinya lelah dan jenuh. JA mengatakan bahwa narkoba itu sangat mengganggu pikirannya, karena setelah JA mengenal narkoba, pikirannya hanya terfokus pada narkoba. Titik jenuh yang dirasakan oleh JA mengantarkannya untuk berhenti menggunakan narkoba dan mengikuti rehabilitasi. ya dengan ikut rehab itu dan yang melatar belakangi kenapa saya mau ikut rehab selain karena dukungan keluarga ya karena saya ngerasa udah capek lah ya, capek untuk ngeboongin orang tua saya, teman semuanya. Jadi karena capek itu jadi saya nemuin titik jenuh saya dalam menggunakan narkoba Selain didorong dengan perasaan lelah tersebut, faktor yang membuatnya untuk tidak relapse adalah dengan JA menemukan lingkungannya yang baru. Pada pengalaman JA pada saat keluar dari panti

21 64 rehabilitasi untuk kedua kalinya JA diberikan lingkungan baru oleh keluarganya, dengan pindah dari rumah lama ke rumah baru. Dari lingkungan baru inilah JA menemukan semangat dan menemukan teman yang dapat mendukungnya dan membantunya untuk melakukan hal yang lebih positif, sehingga JA dapat terlepas dari narkoba hingga saat ini. awal pertama kali rehab didorongnya sama keluarga, tapi setelah keluar dari rehab lalu saya sempat relapse lagi karena saya kembali ke lingkungan yang dulu nah setelah itu kedua kali relapse baru dari diri saya sendiri karena ngerasa capek itu dan saya bilang keluarga pengen berhenti narkoba dan tanggapan keluarga luar biasa mendukungnya jadi saya dibawa lagi ke panti rehab, sampe setelah keluar keluarga membuatkan saya lingkungan baru karena pada saat itu saya jadi sampe pindah rumah dan Alhamdulillah disana lingkungannya benar-benar positif jadi saya keikutan positif juga, dari situlah saya ga relapse-relapse lagi sampai sekarang. 4. Kondisi Resiliensi Pada saat ini JA telah berstatus menjadi mantan pecandu narkoba. Hal ini didapatkan karena JA bisa menerapkan keterampilan positifnya. Keterampilan positif ini JA dapatkan dari pengetahuan yang di dapatlkan pada masa rehabilitasinya.

22 65 Keterampilan Positif Penguat Bergaul dengan lingkungan baru yang lebih positif Menerapkan manajemen stres Perasaan lelah dari diri sendiri Dukungan keluarga Lingkungan positif Bagan 7: Kondisi resiliensi JA Subjek RS Gambaran Umum Subjek RS Subjek RS adalah seorang mantan pecandu narkoba semenjak 5 tahun yang lalu. RS merupakan seorang pria berusia 29 tahun yang telah menikah dan memiliki seorang anak berjenis kelamin laki-laki. RS berprofesi sebagai assessor di salah satu panti rehabilitasi di daerah Jakarta Selatan. Selain itu RS juga memiliki pekerja sampingan sebagai karyawan divisi narkoba di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta selatan. RS juga banyak bergabung dengan komunitas sosial yang berkaitan dengan dunia adiksi, seperti komunitas perfilman narkoba, komunitas narkoba Indonesia, dan lain-lain Hasil Observasi RS bertubuh tinggi dan berkulit sawo matang. Pada saat wawancara RS menggenakan kaos berwarna hitam dan celana panjang. Wawancara berlangsung di ruang rapat panti rehabilitasi pada hari rabu 21 April 2015 pukul WIB. Wawancara berlangsung sekitar satu jam.

23 66 Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, RS menjawab pertanyaan dengan singkat bahkan RS terlihat tergesa-gesa karena proses wawancara dilakukan pada jam makan siang RS. Selama proses wawancara berlangsung RS terlihat aktif dengan memutar-mutarkan bangkunya Gambaran Penggunaan Narkoba 1. Faktor Menggunakan Narkoba Pada saat kelas 2 SMP RS mengikuti komunitas burung dara, dari komunitas inilah RS mulai mengenal narkoba, hal ini sebabkan rasa keingin tahuan RS terhadap narkoba yang akhirnya mengantarkan RS menjadi pengguna narkoba. awal sih namanya anak SMP ya pasti udah nyoba-nyoba rokok dululah terus smp kelas 2 baru bener2 kenal narkoba ya dipicu karena kenginantahuan, awalnya saya bisa kenal narkoba ini dari teman-teman komunitas saya maaf saya agak sombong dikit di komunitas penerbangan, penerbangan burung dara hahaha Selain dari komunitas burung dara tersebut, alasan RS menjadi pengguna narkoba adalah karena latar belakang keluarga yang tidak utuh yang disebabkan karena perceraian kedua orang tua. RS menuturkan bahwa dengan menggunakan narkoba RS bisa melampiaskan kemarahannya karena perceraian orang tuanya.

24 67 yang pertama karena komunitas yang tadi itu ya pokoknya temenlah terus juga karena ketidaktahuan saya terhadap jenis-jenis zat narkoba dan ketidaktahuan itu memunculkan keinginantahuan saya buat make barang itu, sama karena background family itu dari keluarga yang divorce jadi keluarga tidak utuh itu penyebab kenapa saya sampe nyoba-nyoba waktu itu Skema awal masuk narkoba subjek RS Proses awal masuknya narkoba pada subjek RS, dimulai dari merokok. Tahap selanjutnya RS menggunakan narkoba yang berjenis shabu-shabu dan ganja yang di dapatkan ketika RS bergabung dikomunitas burung dara..pada tahap akhir yaitu masuk pada tahap kepribadian adiktif. MR mulai menunjukan perilaku seperti lebih sering bohong, lebih menjadi seorang yang manipulative dan juga menjadikan pribadinya menjadi lebih cuek. Proses Pintu Masuk Merokok Pengguna Narkoba Shabushabu Ganja alkohol Keprib adian adiktif berboho ng manipul asi cuek Bagan 8: Faktor Menggunakan Narkoba RS

25 68 2. Faktor Pemicu Relapse Pada kasus ini subjek RS merupakan mantan pecandu narkoba yang belum pernah mengalami relapse sampai saat ini. Namun berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, subjek RS mengatakan bahwa kecenderungan yang dapat membuat seseorang relapse adalah ketika muncul sifat sombong dalam diri seseorang, karena menurutnya sikap sombong itu dapat menjatuhkan seseorang pada hal yang negatif. sombong, jadi saya ga boleh sombong kalo saya sombong saya pasti jatuh lagi. Jadi buat diri saya pribadi tuh sombong itu ysng dapat menjatuhkan seseorang ke hal yang negatif gitu 3. Faktor Penguat RS menggunakan narkoba selama 7 tahun, lamanya jangka waktu menggunakan narkoba membuat RS merasa terbebani pikirannya. Karena berdasarkan pengalaman yang dialami oleh RS selama menggunakan narkoba pikirannya hanya dipenuhi dengan bagaimana cara agar dirinya dapat memenuhi kebutuhannya terhadap narkoba. capek, cuapeek kalo capek kan masih biasa nah kalo cuapek ini udah luar biasa. Capeknya tuh karena begitu aja mba, begitu ajanya ya kehidupan itu seperti itukan tidak normal seperti orang biasa, kalo saya dulukan

26 69 hidupnya bangun tidur itu yang ada dipikiran tuh bukannya nasi uduk, bukannya lontong sayur tapi gimana caranya saya bangun tidur tuh barang yang mau saya pake tuh udah ada, atau bagaimana caranya saya mendapatkan uang untuk membeli barang itu yang bikin capek kan jadi pola hidup, pola pikirnya ya kaya gitu aja 24 jam. gitu Faktor lain yang menguatkan RS untuk berhenti menggunakan narkoba adalah keinginannya untuk tidak mengecewakan ibunya karena menurut RS dengan mengecewakan ibunya akan menambah rasa sakit ibunya. be a gentleman haha apa ya mba gini kali ya karena saya gamau mengecewakan ibu saya, menambah rasa sakit ibu saya ya jadi itu membuat sebuah tekad bahwa saya harus nih lepas dari narkoba, bahwa saya harus konsisten nih memulihkan diri saya dengan rehab dan alhamdulillah dengan rehab saya bisa benar-benar melepaskan diri saya dari narkoba 4. Kondisi Resiliensi

27 70 keterampilan positif melakukan hal-hal positif sesuai kegemarannya mencari teman-teman yang positif Penguat kesadaran diri orang tua Bagan 9: Kondisi Resiliensi RS Pada subjek RS, RS mempunyai keterampilan-keterampilan positif (bagan 9) yang dapat menunjangnya untuk menaikan resiliensinya agar tidak kembali jatuh pada hal yang sama. RS bisa mengendalikan dirinya dari narkoba dengan cara menerapkan apa yang di dapat selama masa rehabilitasinya, seperti cara menyelesaikan masalah, mengatasi stress dan lain-lain. Selain itu RS juga mengatakan faktor yang dapat menaikkan resiliensi seorang pecandu narokoba adalah dengan cara melakukan hal-hal positif yang sesuai dengan kegemaran seseorang agar potensi seseorang tersebut dapat lebih meningkat. Pada pengalaman RS, RS menyadari dirinya memiliki potensi dalam bidang fotografi yang ia tingkatkan melalui komunitas fotografi.

28 71 Dari pengalaman RS dibidang komunitas fotografi inilah RS juga mendapatkan teman-teman baru yang positif sehingga ia dapat menunjang tekadnya untuk benar-benar lepas dari narkoba. ya menerapkan pengetahuan tentang narkoba aja sih yang udah saya dapetin selama masa rehabilitasi itu kaya gimana caranya menyelesaikan masalah, terus gimana caranya mengatasi stress. Ya contohnya sih caranya dengan melakukan hal-hal yang positif ya eh maksutnya hal-hal yang disukai tapi yang positif gituloh jadi kaya misalnya saya hobi fotografi ya saya lebih meningkatkan potensi saya dibidang itu aja, kaya saya masuk ke komunitas fotograf jadi saya bisa dapet pelajaran tambahan soal fotografi, selain itu saya juga dapet temen tambahan yang lebih positif buat saya. Karena menurut saya, orang-orang yang positif itulah yang menunjang tekad saya untuk benar-benar lepas dari narkoba. 4.4 Program Rancangan untuk Menaikan Potensi Resiliensi Pecandu Narkoba Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan peneliti. Program rancangan intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi resiliensi melalui dukungan keluarga pada pecandu narkoba berdasarkan kriteria pada subjek penelitian ini, adalah sebagai berikut:

29 72 NO. Tujuan Bentuk kegiatan Keluaran yang diharapkan 1 Pemulihan Psikososial Konseling individu Adictive personality berkurang 2 Persiapan Keluarga Konseling keluarga Support dan penerimaan dari keluarga 3 Evaluasi Konseling Individu Resiliensi meningkat Tabel 2: Program Rancangan Pemulihan Psikososial Narkoba dijelaskan sebagai suatu zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat kesehatan, ketika zat tersebut masuk kedalam organ tubuh maka terjadi satu atau lebih perubahan fungsi yang akan terjadi di dalam tubuh, lalu dilanjutkan pada titik dimana terjadi ketergantungan secara fisik maupun psikis. Sehingga bila zat tersebut dihentikan pengkonsumsiannya maka akan terjadi gangguan secara fisik dan psikis (Ghoodse, 2002). Menurut Partodiharjo (2010) masing-masing jenis narkoba memiliki kesamaan sifat, yaitu sifat adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi. Berdasarkan dua teori diatas dapat disimpulkan bahwa narkoba merupakan suatu zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat kesehatan dan memiliki kesamaan sifat bila pengkonsumsiannya dilanjutkan sampai titik ketergantungan. Kesamaan sifat itu adalah sifat adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan). Dimana ketiga sifat tersebut dapat disimpulkan dengan istilah addictive personality. Dari kesimpulan teori diatas maka langkah awal yang dilakukan peneliti adalah membuat program dengan tujuan utama untuk mengurangi addictive personality yang ada pada diri masing-masing subjek.

30 73 Dalam tahap konseling ini diberikan jangka waktu selama 6 minggu, sebelum klien masuk ke tahapan program selanjutnya. Konseling individu ini diberikan satu sesi setiap minggunya, dimana setiap sesi berdurasi 2 jam. Adapun tahap-tahap yang akan dilaksanakan pada proses konseling individu, sebagai berikut: Proses Konseling Memberikan informasi yang cukup kepada subjek mengenai maksud dan tujuan, dilakukannya tahap Tahap 1 Minggu 1 Sesi Pertama pemulihan psikososial ini. Serta antara konselor dengan subjek juga membuat suatu kesepakatan yang berkaitan dengan keberlangsungannya tahap pemulihan psikososial dari awal sampai akhir Tahap 2 Minggu 2 Sesi Pertama Konselor mengajak subjek melihat kehidupannya sebelum subjek menggunakan narkoba Sesi Kedua Konselor mengajak subjek melihat kehidupannya setelah subjek menggunakan narkoba Sesi Ketiga Meninjau kembali hal apa yang membuat subjek masuk ke dalam lingkaran narkoba, berdasarkan cerita yang telah dikemukakan subjek pada sesi pertama dan kedua Tahap 3 Minggu 3 Sesi Pertama Konselor mengajak subjek untuk menceritakan tentang bagaimana posisi subjek di keluarganya. Sesi Kedua Konselor mengajak subjek menceritakan tentang makna keluarga untuk dirinya Konselor memfasilitasi subjek untuk mengakumulasikan peran keluarga dan makna Sesi Ketiga keluarga di kehidupannya, sehingga subjek mempunyai gambaran atau pemaknaan baru mengenai keluarga. Tabel 3: Proses Konseling Pemulihan Psikososial Persiapan Keluarga Dampak sosial dari kecanduan narkoba adalah menurunnya kualitas sumber daya manusia, gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, dan ancaman bahaya hancurnya kehidupan keluarga (Marbun Jumayar, dkk. 2004). Berdasarkan

31 74 dampak tersebut, menjadikan penyalahgunaan narkoba sebagai masalah yang sangat kompleks, sehingga partisipasi berbagai pihak sangat diperlukan termasuk didalamnya keluarga. Namun pada kenyataannya banyak keluarga yang cenderung menutupi dan menyembunyikan masalah narkoba karena dianggap sebagai aib. Banyak keluarga yang tidak memahami masalah penyalahgunaan narkoba dan upaya penanggulangannya. Ketidakpahaman masalah narkoba membuat keluarga tidak mengetahui dampak yang diakibatkan dan bagaimana cara menghadapinya. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas, maka tahap selanjutnya setelah pemberian konseling individu akan dilanjutkan dengan konseling keluarga. Konseling keluarga merupakan satu bentuk intervensi yang ditujukan bagi penyelesaian masalah keluarga sehingga tercipta kenyamanan seluruh anggota keluarga. Konseling keluarga ini bertujuan untuk membantu mengurangi beban psikologis keluarga dan meningkatkan partisipasi keluarga dalam menangani anggota keluarganya yang menjadi pecandu narkoba, dengan meneruskan atau melanjutkan pola hidup seperti yang telah diterapkan dalam panti rehabilitasi. Selain itu melalui konseling keluarga ini juga diharapkan, keluarga dapat menerima kembali sekaligus membantu menjaga proses pemulihan dari kecanduan narkoba agar anggota keluarga yang menadi pecandu tidak relapse (Rido Palino, dkk., 2004) Program intervensi persiapan keluarga ini akan diberikan setelah subjek menyelesaikan program pertama yaitu program intervensi pemulihan psikososial. Pada program intervensi persiapan keluarga ini, konselor akan memberikan jangka waktu selama 3 minggu, dimana setiap minggunya akan berlangsung 1 tahap dengan

32 75 maksimal 4 kali pertemuan. Adapun tahap-tahap yang akan dilaksanakan pada proses program intervensi persiapan keluarga, sebagai berikut: 1. Tahap Awal Pada tahapan ini proses yang dilakukan adalah mempersiapkan anggota keluarga. Konselor harus meminta persetujuan dari klien siapakah anggota keluarga yang dapat dilibatkan untuk menjalani proses konseling. Hal ini perlu dilakukan karena tidak semua klien yang menjalani konseling bersedia permasalahannya diketahui oleh semua anggota keluarga. 2. Tahap Kedua Setelah menentukan anggota keluarga yang telah dipilih oleh klien, konselor mengajak anggota keluarga klien tersebut untuk mengenal tentang narkoba secara lebih dalam dengan memberikan penyuluhan mengenai berbagai macam jenis narkoba dan dampak narkoba. Sesi selanjutnya konselor memberikan informasi mengenai kelompok sosial positif yang dapat menunjang kehidupan subjek pasca rehabilitasi. Pada sesi terakhir pada tahap kedua, konselor akan mengajak anggota keluarga subjek untuk berdiskusi secara terbuka mengenai masalah apa saja yang telah dialami anggota keluarga yang berkaitan dengan subjek. 3. Tahap Ketiga Pada tahap ini setelah keluarga mengetahui berbagai macam jenis narkoba beserta dampaknya, keluarga diinformasikan mengenai treatment-treatment apa saja yang harus mereka lakukan ketika klien sudah sampai pada tahap akhir pemulihannya di

33 76 panti rehabilitasi dan akan dikembalikan ke keluarga. Hal ini dilakukan agar keluarga dapat melanjutkan treatment-treatment yang sudah diberikan oleh panti rehabilitasi, sehingga membantu pecandu untuk tetap konsisten menjalani pemulihannya. Proses Konseling Tahap 1 Minggu 1 Sesi Pertama Konselor mengajak subjek untuk menentukan anggota keluarga yang akan diikutsertakan dalam program ini Sesi Kedua Konselor bertemu dengan anggota keluarga yang telah subjek pilih untuk meminta kesediaan serta menjelaskan maksud dan tujuan dari program ini Tahap 2 Minggu 2 Sesi Pertama Konselor memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga subjek mengenai berbagai macam jenis narkoba Konselor memberikan penyuluhan kepada anggota Sesi Kedua keluarga subjek mengenai dampak yang diperoleh dari masing-masing jenis narkoba Konselor memberikan informasi kepada keluarga Sesi Ketiga mengenai bentuk-bentuk kelompok sosial yang lebih positif, sehingga menunjang kehidupan sosial subjek untuk kedepannya. Konselor mengajak anggota keluarga subjek untuk Sesi Keempat berdiskusi secara terbuka mengenai apa saja masalah yang dialami oleh anggota keluarga yang berkaitan dengan subjek Tahap 3 Minggu 1 Sesi Pertama konselor mengajak subjek dan anggota keluarga untuk bertemu dan mengadakan diskusi secara terbuka bersamasama. Sesi Kedua Konselor menyimpulkan informasi apa saja yang telah didapat dari keluarga subjek, sehingga konselor dapat mengetahui dan memberikan treatment-treatment penting yang harus keluarga lakukan. Informasi-informasi tersebut biasanya berkaitan dengan family issues yang wajib keluarga dan klien selesaikan secara terbuka. Tabel 4: Proses Konseling Persiapan Keluarga Evaluasi Pada akhir rancangan program intervensi, akan dilakukan tahap evaluasi berupa konseling yang bertujuan untuk mengulas kembali perkembangan

34 77 perkembangan apa saja yang telah subjek dapatkan setelah menjalani dua rancangan program intervensi sebelumnya. Perkembangan yang diharapkan dari rancangan program intervensi pemulihan psikososial adalah; Berkurangnya addictive personality yang ada pada diri subjek, sehingga menunjang subjek untuk menghilangkan sifat adiksi atau ketagihan subjek terhadap narkoba. Meningkatnya daya toleran atau penyesuaian diri subjek terhadap aspekaspek sosial dan rohani. Berkurangnya daya habitual atau kebiasaan yang didapatkan subjek dari penggunaan narkoba, seperti; berbohong, manipulatif, acuh, dan lain sebagainya. Setelah konselor memberikan evaluasi perkembangan program intervensi pemulihan psikosial kepada subjek, konselor juga harus memberikan evaluasi perkembangan dari program intervensi persiapan keluarga yang meliputi perkembangan yang diharapkan, seperti; Meningkatnya pemahaman anggota keluarga mengenai jenis dan dampak dari masing-masih jenis narkoba Keluarga mendapatkan informasi lebih mengenai kelompok sosial yang lebih positif, guna menunjang subjek untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik.

35 78 Terciptanya komunikasi yang baik antara subjek dengan anggota keluarga, sehingga subjek merasa mendapatkan dukungan dari anggota keluarga.

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN)

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) Inisial Nama : MA Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur Pendidikan Pekerjaan : 45 Tahun : SMA : Tidak Ada No. Variabel / Pertanyaan Informan Kemudahan Memperoleh Narkoba 1 Apakah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA Ahern, N., Kiehl, E., Sole, M. & Byers J. (2006). A review of Instrument Measuring Resilience. Issues in Comprehensive Pediatric Nursing Amriel, Reza Indragiri. (2008). Psikologi Kaum Muda

Lebih terperinci

Wawancara Partisipan 1

Wawancara Partisipan 1 55 Verbatim Partisipan Wawancara Partisipan 1 S Isi Percakapan Kode P Selamat pasi mas 1 P1 Selamat pagi juga mbak 2 P Bisa minta waktunya sebentar mas sekitar 5-10 menit 3 P1 Iya bisa 4 P Perkenalkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. wawancara dengan para ayam kampus maka profil informan dari narasumber

BAB II PROFIL INFORMAN. wawancara dengan para ayam kampus maka profil informan dari narasumber BAB II PROFIL INFORMAN Setelah dilakukan penelitian melalui teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara dengan para ayam kampus maka profil informan dari narasumber akan dijelaskan sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini menggunakan metode kulalitatif dan pendekatan fenomenologis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini menggunakan metode kulalitatif dan pendekatan fenomenologis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada BAB IV ini peneliti memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu gambaran faktor yang mempengaruhi kembalinya perilaku merokok di lingkungan kampus Universitas

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung) 107 PEDOMAN WAWANCARA Hari, tanggal : Sabtu, 3 juli 2010 Waktu : 15.15 Tempat : Kostan, Sekeloa Nara Sumber : Diana Umur : 20 tahun pendidikan terakhir Pekerjaan : SMA : Mahasiswi Eksistensi Komunitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC 106 107 VERBATIM WAWANCARA HASIL WAWANCARA SUBJEK 2 (IC) Hari : Selasa Tanggal : 13 Oktober 2015 Jam : 09.00-12.00 Tempat : Ruang tamu Kostan responden

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

LAMPIRAN. Universitas Indonesia 1 LAMPIRAN 2 I. Identitas Pribadi Subjek 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Agama 4. Suku Bangsa Pedoman Wawancara Lampiran 1: Pedoman Wawancara II. Gambaran Pribadi Subjek 1. Masa Kecil Subjek (Prob: Peristiwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani 80 BAB IV ANALISIS DATA Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani Pola Pikir dan Perilaku Lesbian pada Remaja di Jeruk Lakarsantri Surabaya Setelah menyajikan data di lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa SD kelas IV hingga VI umumnya berada pada masa kanakkanak akhir yang berusia 6-12 tahun. Masa kanak-kanak akhir merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja disebut sebagai periode peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan kinerja BNN pada tahun 2015 dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. laporan kinerja BNN pada tahun 2015 dimana terjadi peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bahwa narkoba di Indonesia sudah merajalela. Kepala Badan Narkotika Nasional, menyatakan Indonesia darurat narkoba sejak tahun 2015 (Rachmawati

Lebih terperinci

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas Konseli Nama : E Umur : 16 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Domisili : Yogyakarta B. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan Konseli adalah anak tunggalketiga

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENCATAT DATA. No. Informan Komponen Indikator Data Metode Guru BK Pelaksanaan program BK

INSTRUMEN PENCATAT DATA. No. Informan Komponen Indikator Data Metode Guru BK Pelaksanaan program BK Lampiran 1 INSTRUMEN PENCATAT DATA No. Informan Komponen Indikator Data Metode Guru BK Pelaksanaan program BK Pelaksanaan program BK berkenaan dengan layanan terhadap siswa Observasi Wawancara Dokumentasi

Lebih terperinci

Keindahan Seni Pendatang Baru

Keindahan Seni Pendatang Baru Pendatang Baru Hari ini adalah hari pertama Fandi masuk ke kampus. Karena dia baru pulang dari Aussie, setelah tiga tahun menetap dan sekolah disana, bersama dengan keluarganya. Orangtuanya telah mendaftarkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah panti asuhan terbesar di dunia dengan perkiraan jumlah lembaga pengasuhan anak pada tahun 2007 sekitar 5.250 hingga 8.610 (Unicef

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok

BAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok adalah perilaku membakar dedaunan (tembakau) yang dilinting atau diletakkan pada pipa kecil lalu menghisapnya melalui mulut dan dilakukan secara berulang-ulang

Lebih terperinci

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar? Setting: Di suatu hari yang cerah beberapa hari setelah dilakukannya implementasi oleh perawat Evita mengenai senam kaki dan edukasi mengenai terapi diet bagi sekelompok masyarakat yang menderita DM. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas

Lebih terperinci

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) BAB II A. PROFIL INFORMAN 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) WE adalah mahasiswa perempuan asal Riau. WE menempuh pendidikannya di kota Yogyakarta sejak tahun 2013. WE memilih berkuliah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam pengumpulan data dan dalam pelaksanaannya akan dilakukan wawancara yang mendalam dan terstruktur guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren yang menerapkan sistem pendidikan pondok modern (khalafi). Sistem pendidikan pondok pesantren modern

Lebih terperinci

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H A. PENDAHULUAN Narkoba sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, narkoba sudah menjadi momok bagi orang tua

Lebih terperinci

mati cepet-cepet. Aku sih pengin ngerasain jadi kakekkakek. Nah kalo gitu, nanti pas aku jadi kakek berarti kamu yang jadi neneknya dong? Kan namanya

mati cepet-cepet. Aku sih pengin ngerasain jadi kakekkakek. Nah kalo gitu, nanti pas aku jadi kakek berarti kamu yang jadi neneknya dong? Kan namanya KESAN PERTAMA `Tadinya sub-judul ini mau aku kasih judul Pandangan Pertama biar lebih soswit kaya FTV dan lebih bikin merinding kaya judul lagu. Tapi eh tapi, aku sendiri lupa sama peristiwa pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lulus dari mata kuliah tersebut. selalu menilai negatif, tidak mengikuti ujian, belum mengambil mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lulus dari mata kuliah tersebut. selalu menilai negatif, tidak mengikuti ujian, belum mengambil mata kuliah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2014 pasal 17 ayat 3b menyatakan bahwa mahasiswa yang mengambil program sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Disisi lain, apabila disalahgunakan

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. Pertanyaan Jawaban Koding Keterangan

HASIL WAWANCARA. Pertanyaan Jawaban Koding Keterangan 99 HASIL WAWANCARA Subyek I Pertanyaan Jawaban Koding Keterangan Malem mbak. Lansung aja ya mbak kita ngobrol-ngobrol. Mbak, tertarik tidak pada tari Jawa? Apa yang membuat mbak tertarik pada tari Jawa?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (BNN, 2007). Narkoba atau napza adalah obat, bahan, atau zat, dan bukan tergolong

Lebih terperinci

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON Disusun oleh: Nama : NIP : LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan satu periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan individu menghadapi persaingan global yang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan individu menghadapi persaingan global yang menuntut adanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengembangan diri individu dalam pendidikan menjadi suatu alternatif mempersiapkan individu menghadapi persaingan global yang menuntut adanya penguasaan terhadap kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, tepatnya di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara

Lebih terperinci

Lembar Identitas Informan Penelitian

Lembar Identitas Informan Penelitian 253 Lembar Identitas Informan Penelitian Nama : Gerry Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SMU Pekerjaan : Sales Promotion Boys Rokok Bandung, Juni 2010 Informan Penelitian Nama: Gerry 254 PEDOMAN WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan masyarakat Indonesia nampaknya sudah sangat mengkhawatirkan dan meningkat tiap tahunnya. Kepala Badan Narkotika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Kebermaknaan hidup merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu. Ketidakmampuan manusia dalam mencapai makna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan Dalam menganalisis faktor penyebab remaja terkena narkoba di Desa Kandangsemangkon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita-berita kriminalitas yang semarak di berbagai media, baik cetak maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA. NAPZA adalah narkotika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dan berdampak pada hilangnya satu generasi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia adalah unik. Hal ini terjadi karena manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda-beda, baik secara budaya, latar belakang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hijab merupakan kewajiban bagi wanita umat Islam untuk menutup auratnya. Hijab sendiri kini tidak hanya digunakan oleh perempuan dewasa dan tua saja, akan tetapi sudah

Lebih terperinci

TEKNIK INTERVENSI KELOMPOK Budaya Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Baru

TEKNIK INTERVENSI KELOMPOK Budaya Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Baru TEKNIK INTERVENSI KELOMPOK Budaya Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Baru Dicky Wira Raharja (201410230311248) Rifcannisa Noviandita (201410230311257) Devi Aulia Rossa (201410230311262) Umilatul Hasanah (201410230311277)

Lebih terperinci

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku Aku, Sekolah, dan Cita-citaku Melisa Putri Saya tinggal di Desa Kedang Murung bersama kedua orang tua saya. Saya memiliki adik yang bernama Muhammad Hidayat. Saya sekolah di SMP N 1 Kota Bangun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pasti tidak akan terlepas dari permasalahan sepanjang masa hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang setiap harinya pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan jiwa manusia merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia untuk bekerja, berinteraksi dengan orang lain ataupun berkembang. Seseorang yang

Lebih terperinci

LDR (Long Distance relationship)

LDR (Long Distance relationship) LDR (Long Distance relationship) Abis gue tanyain tentang cowok yang di taksir Siska, Diki ngerasa dia butuh pacar baru. Akhirnya dia buka facebook.. nyari-nyari cewek. dia nemu tuh nama sama cewek cantik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas perkembangan pada remaja salah satunya adalah mencapai kematangan hubungan sosial dengan teman sebaya baik pria, wanita, orang tua atau masyarakat. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Jumlah pengguna dan pecandu narkoba dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terdapat perusahaan rokok (duniaindustri.com, 2015). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dan terdapat perusahaan rokok (duniaindustri.com, 2015). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara pengkonsumsi rokok terbesar di dunia, dan terdapat 1.664 perusahaan rokok (duniaindustri.com, 2015). Menurut penuturan salah

Lebih terperinci

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ( IN DEPTH INTERVIEW ) ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI DOTS PLUS PADA PROGRAM PENANGGULANGAN TB MDR DI PUSKESMAS TELADAN TAHUN 06 I. Daftar pertanyaan untuk Staf bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswi merupakan bagian dari masa remaja. Remaja yang di dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene (kata bendanya, adolescentia

Lebih terperinci

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulis ilmiah atau skripsi merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa yang

BAB I PENDAHULUAN. tulis ilmiah atau skripsi merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi (Gunawati, dkk 2006). Pada umumnya mahasiswa untuk program S1 menempuh waktu

Lebih terperinci

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan :

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan : PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM STUDI KUALITATIF PERILAKU BUANG AIR BESAR PADA IBU RUMAH TANGGA YANG TIDAK MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN GARUT 2009 Informan : Ibu rumah tangga No.

Lebih terperinci

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ 1. Kegiatan selama liburan Bantu orang tua:3 Ya, kalo aku sih ya diem aja dirumah soalnya dirumah juga kan ada ibu punya took jadi bisa bantu-bantu (D,P,Aktif, Jalan-jalan:5 Kalo traveling, mungkin naik

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

DRUG ABUSE KELOMPOK 5

DRUG ABUSE KELOMPOK 5 DRUG ABUSE KELOMPOK 5 Pertanyaan Umum 1. Identitas Pribadi Nama Pasien : Umur : tahun (*pria/wanita) Alamat : Suku : Agama : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Aktivitas sehari-hari : Status pernikahan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 51 BAB 5 HASIL PENELITIAN 12.1. Karakteristik Sumber Informasi Informan penelitian ini adalah klien yang sedang menjalani terapi rumatan metadon yang berada di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alkohol bagi remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat dan mempengaruhi

Lebih terperinci

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care Naskah Manajemen Complain dan Customer Care 1. Karakter Emosional Complain Seorang ibu yang merupakan anggota keluarga pasien datang ke customer service menanyakan perihal tidak adanya tempat tidur yang

Lebih terperinci

INVESTOR MINDSET FOR LIVING!..

INVESTOR MINDSET FOR LIVING!.. INVESTOR MINDSET FOR LIVING!.. Halo Sobat Trader FormulaBinary.com.. Hari ini saya mau SHARE tentang GIMANA SIH Cara untuk BERTUMBUH dan BERTUMBUH Dan TERHINDAR dari KESERAKAHAN Dalam INVESTASI?.. Nah

Lebih terperinci

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NADIA AKU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com JUDUL BUKU Oleh: Nadia Copyright 2015 by Nadia Penerbit nulisbuku nulisbuku.com admin@nulisbuku.com Desain Sampul: nadia Diterbitkan melalui:

Lebih terperinci

1. Bagaimana kondisi lampu taman menurut pendapat anda? (Menunjuk satu bagian lampu taman yang tidak berfungsi).

1. Bagaimana kondisi lampu taman menurut pendapat anda? (Menunjuk satu bagian lampu taman yang tidak berfungsi). LEMBAR WAWANCARA STUDI EVALUASI KUALITAS ELEMEN PENDUKUNG TAMAN PADA TAMAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA Hari/Tanggal/Bulan : Resi Hari Murti Adjie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tak kurang dari 320.000 orang antara usia 15-29 tahun meninggal setiap tahun karena berbagai penyebab terkait alkohol. Jumlah ini mencapai sembilan persen

Lebih terperinci

erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari

erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari kampus ini rasanya aku nemu keluarga kedua. Aku punya temen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia di dunia ini dimana manusia memiliki akal, pikiran, dan perasaan. Manusia bukanlah makhluk individual yang

Lebih terperinci

IDENTITAS RESPONDEN. Jenis kelamin : Laki-laki. Perempuan. Bersama Orangtua. Status Tempat Tinggal: Kost. Bersama Saudara/teman

IDENTITAS RESPONDEN. Jenis kelamin : Laki-laki. Perempuan. Bersama Orangtua. Status Tempat Tinggal: Kost. Bersama Saudara/teman KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG NARKOBA DAN PERILAKU PENCEGAHAN NARKOBA PADA MAHASISWA FAKULTAS KOMUNIKASI JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS ESA UNGGUL Saya adalah

Lebih terperinci

Malang, 23 Pebruari 1980

Malang, 23 Pebruari 1980 Tabel Koding Kecemasan Pada Karyawan Penderita HIV/AIDS Subjek Pertama Pertanyaan Jawaban Koding Analisis Nama mas siapa? PA Tempat, tanggal lahir mas? Malang, 23 Pebruari 1980 Sehari-hari kegitan mas

Lebih terperinci

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus menaungi hidup dan seperti melihat sebuah jurang terbesar.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 110 111 Tujuan Penelitian 4. Untuk mengetahui profil remaja pengguna game online 5. Untuk mengetahui proses penggunaan game online di kalangan remaja putra Saribudolok. 6. Untuk mengetahui perilaku remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlu mendapatkan perhatian serius dari segenap elemen bangsa. Ancaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlu mendapatkan perhatian serius dari segenap elemen bangsa. Ancaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan berbagai kalangan dan telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk kedalam tubuh manusia akan memengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,

Lebih terperinci

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai BAB IV ANALISIS ISLAMIC COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENANGANI KONSEP DIRI RENDAH SEORANG SISWA KELAS VIII DI SMP KHADIJAH SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Seorang Siswa Kelas VIII Mengalami

Lebih terperinci

This is the beginning of everything

This is the beginning of everything This is the beginning of everything Sudah cukup lama rasanya aku tak berhubungan lagi dengan Tomi. Dan sekarang, aku sudah kuliah. Ya, kuliah. Aku menjadi mahasiswa sekarang. Dimana inilah saat-saat yang

Lebih terperinci

PUBLISHED BY NetSukses.com

PUBLISHED BY NetSukses.com ONLINE SUPER MENTAL Hai hai!... Sahabat Netter, Dengan saya Rizky Lim ingin berbagi LAGI Tentang RAHASIA SUPER MENTAL Untuk menjalankan Bisnis APAPUN itu Baik online maupun offline untuk menghasilkan PROFIT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lingkari jawaban yang sesuai!

Lampiran 1. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lingkari jawaban yang sesuai! 73 Lampiran 1 Nama : Umur : Jenis Kelamin : KUESIONER rahasia Lingkari jawaban yang sesuai! 1. Apakah Anda seorang perokok aktif? 2. Sejak usia berapa Anda mulai merokok? a. 12 tahun b. 13-15 tahun c.

Lebih terperinci

We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve

We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve Elle Ugh. Panas banget sih pagi ini. Apa matahari dan alam nggak bisa lebih bersahabat dikit? Tega banget manggang gue pagi-pagi begini. Oh iya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menempuh perguruan tinggi. Masa perguruan tinggi dengan masa SMA sangatlah berbeda, saat duduk dibangku perguruan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, individu akan mengalami fase-fase perkembangan selama masa hidupnya. Fase tersebut dimulai dari awal kelahiran hingga fase dewasa akhir yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Adapun istilah lainnya yaitu Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :... LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA A. Latar Belakang Pendidikan 1. Pendidikan terakhir : Cukup 2. Latar belakang pendidikan : Cukup 3. Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Cukup

Lebih terperinci

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA A. Gambaran Subjek Penelitian 1. Responden DW DW merupakan anak perempuan sulung yang lahir di Jawa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam rancangan program peningkatan resiliensi melalui dukungan keluarga pada pecandu narkoba dewasa awal adalah pemulihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak wanita yang mengenakan hijab. Hijab dimasa sekarang tidak lagi dengan warna dan motif yang gelap, seperti warna hitam,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

Eh, maaf ga sengaja, gue lagi buru-buru. Loe ga papa? tanya Joe menyesal.

Eh, maaf ga sengaja, gue lagi buru-buru. Loe ga papa? tanya Joe menyesal. Saat kamu merasakan cinta terhadap seseorang tapi tidak bisa memberitahunya, apa yang akan kamu lakukan? Terus diam atau memberanikan diri untuk mengungkapkannya? Lita memilih untuk diam, karena dia pikir

Lebih terperinci

Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertandatangan di bawah ini : Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth : Ibu / Saudari... Dengan hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Sinta Arum Setya P NIM : 08413244022 Adalah mahasiswa Program studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data dari WHO tercatat 91 juta orang yang terjejas karena penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya kecelakaan dan tindak kriminal di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia akan mengalami peristiwa penting dalam hidupnya, salah satunya adalah momen perkawinan dimana setiap orang akan mengalaminya. Manusia diciptakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah pecandu narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah mengungkap 807 kasus narkoba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang menuntut pendidikan di perguruan tinggi, dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana (Sugiono,

Lebih terperinci

BAB VI CITRA PERUSAHAAN

BAB VI CITRA PERUSAHAAN 77 BAB VI CITRA PERUSAHAAN 6.. Karakteristik Responden Responden merupakan peserta TML 2 yang berasal dari mahasiswa se- Kabupaten Kudus sebanyak 72 orang yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 42 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Sepak Bola Garec s (SSB Garec s) adalah salah satu Sekolah Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan didirikan oleh Bapak Sariman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh oleh individu setelah lulus SMA. Individu yang melanjutkan pada jenjang perguruan tinggi akan

Lebih terperinci