PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS ASET TETAP TERHADAP EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR. Fatia Rahmasari.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS ASET TETAP TERHADAP EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR. Fatia Rahmasari."

Transkripsi

1 PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS ASET TETAP TERHADAP EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR Fatia Rahmasari Abstrak FATIA RAHMASARI Akuntansi. Akuntansi Perpajakan. Penerapan Perencanaan Pajak Atas Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan Pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Dibawah bimbingan Hendr Sasngk dan Patar Simamra Aset tetap merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset. Hubungan penyusutan aset tetap terhadap pajak penghasilan badan akan sangat mempengaruhi jumlah pajak yang akan dibayar, karena penyusutan aset tetap akan menjadi unsur biaya pengurang penghasilan brut sebagai untuk mengefesiensikakan beban pajak penghasilan badan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan leh perusahaan adalah dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu fakr pengurangan laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pajak metde aset tetap pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Untuk mengetahui tingkat efisiensi beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Untuk mengetahui pengaruh penerapan perencanaan pajak atas aset tetap terhadap efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif (nn statistik). Objek dalam penelitian ini adalah penerapan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak penghasilan badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rganizatin. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metde penarikan sampel, penulis tidak menggunakan metde penarikan sampel. Metde pengumpulan data adalah data primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban pajak yang dilakukan leh PDAM Tirta Pakuan Bgr belum efisien. Diketahui bahwa penyusutan aset tetapnya PDAM Tirta Pakuan Bgr masih menggunakan metde garis lurus. Apabila menggunakan metde sald menurun, maka beban pajak dapat dihemat yaitu : pada tahun 011 sebesar Rp ,91. Pada tahun 01 sebesar Rp ,1. Pada tahun 01 sebesar Rp ,70. 1

2 Sebaiknya PDAM Tirta Pakuan Bgr melakukan perencanaan pajak terhadap aset tetapnya, antara lain dengan cara memilih metde penyusutan yang tepat dalam perhitungan penyusutan aset tetapnya. Sehingga dapat memperkecil beban Pajak Penghasilan badan. Kata Kunci : Perencanaan Pajak, Aset Tetap, Pajak Penghasilan Badan PENDAHULUAN Perusahaan adalah sebuah badan usaha yang didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas yang dilakukannya. Sebuah perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan segara harus memenuhi prinsip Ging Cncern yaitu keberlangsungan perusahaan harus tetap ada atau tetap berjalan. Untuk hal ini perusahaan harus berusaha memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dan meminimalkan seluruh beban yang harus dikeluarkan leh perusahaan untuk mendukung perasi berjalan dengan baik. Pajak adalah kntribusi wajib kepada negara yang terutang leh rang pribadi atau badan yang bersifat maksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakanuntuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggta masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Aset tetap merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam aset tetap menjadikan aset tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tidak hanya pada penggunaan dan perasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya yang biasanya mencakup perlehan aset tetap, penghentian atau pelepasan aset tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam lapran keuangan. Hubungan penyusutan aset tetap terhadap pajak penghasilan badan akan sangat mempengaruhi jumlah pajak yang akan dibayar, karena penyusutan aset tetap akan menjadi unsur biaya pengurang penghasilan brut sebagai untuk mengefesiensikakan beban pajak penghasilan badan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan leh perusahaan adalah dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu fakr pengurangan laba. Besarnya pajak, tergantung pada besarnya penghasilan. Semakin besar penghasilan, semakin besar pula pajaknya yang terutang. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan perencanaan pajak yang tepat agar

3 perusahaan membayar pajak dengan efisien. Beban pajak merupakan salah satu unsur penting dalam aktivitas perasinal perusahaan karena hampir semua transaksi yang dilakukan perusahaan tidak lepas dari aktivitas perpajakan. Dalam praktik bisnis, umumnya perusahaan mengidentifikasi pembayaran pajak sebagai beban yang mengurangi pendapatan dan laba yang akan dibagikan kepada pemilik. Untuk dapat meningkatkkan pendapatan dan daya saing, maka perusahaan berusaha menekan beban atau biaya seminimal mungkin termasuk kewajiban perpajaknnya. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan pajak agar beban pajak penghasilan badan dapat ditekan seefisien mungkin. Salah satu beban yang wajib dibayar leh perusahaan setiap tahunnya adalah beban pajak. Pajak adalah beban perusahaan menurut undang-undang yang harus dibebankan pada perusahaan yang memperleh penghasilan kena pajak. Dalam hal membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Minimalisasi beban pajak perusahaan tersebut dapat dilakukan melalui perencanaan pajak. Perencanaan pajak adalah perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secaa lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pembrsan sumber daya. Pada umumnya perencanaan pajak merujuk pada merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak supaya hutang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam kridr peraturan perpajakan. Suatu perencanaan akan membawa manfaat yang besar bila dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, perencanaan perpajakan dalam pelaksanaannya membutuhkan persnil yang berkualitas, perangkat kerja yang memadai dan prsedur kerja yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat infrmasi. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya : menghitung penyusutan aktiva tetap perusahaan dengan metde tertentu, bersamaan dengan berlalunya waktu, nilai eknmis suatu aset tetap tersebut harus dapat dibebankan secara tepat dan salah satu caranya dengan menentukan metde penyusutan. Untuk itu perlu dipilih metde penyusutan yang diterapkan perusahaan dengan memperhatikan peraturan perpajakan sehingga perusahan dapat meningkatkan efisiensi beban pajak. dapat didefinisikan sebagai prses akuntansi dalam mengalkasikan jumlah tersusutkan ke beban dengan cara sistematis. Dan rasinal selama peride yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aset tersebut. adalah alkasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan atau jumlah tersusutkan dari suatu aset selama umur manfaat.

4 Penentuan metde penyusutan secara tepat penting untuk dilakukan dalam perencanaan pajak, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang padat mdal. Berdasarkan pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan metde penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan penyusutan terhadap aset tetap bukan bangunan adalah metde garis lurus atau sald menurun. PDAM Tirta Pakuan Bgr adalah perusahaan BUMD milik pemerintah daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap prvinsi, kabupaten, dan ktamadya diseluruh indnesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimnitr leh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. PDAM memiliki aset tetap yang cukup besar. Oleh karena itu memungkinkan untuk mempertimbangkan metde penyusutan lainnya yang dapat digunakan sesuai dengan ketentuan perpajakan dalam rangka efisiensi Beban Pajak. Kebijakan PDAM Tirta Pakuan Bgr dalam menghitung penyusutan aset tetap masih menggunakan metde garis lurus. Sebaiknya PDAM Tirta Pakuan Bgr perlu mencari alternatif dan mempertimbangkan metde penyusutan lain sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku dalam rangka untuk menghasilkan pembayaran Beban Pajak Penghasilan Badan seefesien mungkin. Berikut beberapa macam aset tetap diantaranya tanah, sumber air, instalasi perpmpaan, instalasi penglahan air, instalasi transmisi & distribusi, bangunan dan gedung, instalasi nn pabrik air, kendaraan, inventaris kantr yang diperleh dari tahun yang dimiliki leh PDAM Tirta Pakuan Bgr. Dapat diketahui PDAM Tirta Pakuan Bgr untuk memperleh nilai aset tetap tiap tahunnya semakin meningkat. Dari besarnya nilai realisasi aset tersebut, pada selanjutnya akan mempengaruhi tingkat beban penyusutan nantinya akan berpengaruh terhadap besarnya pembayarn pajak penghasilan badan yang harus dibayarkan PDAM Tirta Pakuan Bgr. Metde penyusutan yang diperblehkan dalam ketentuan perpajakan yaitu metde gari lurus (straightline methd), dan metde sald menurun (declining balance methd). Pada dasarnya penggunaan kedua metde ini pada akhirnya akan memiliki akumulasi penyusutan yang sama pada saat umur eknmis itu habis. Perbedaannya disini adalah besarnya pembayaran beban penyusutan pada tiap tahunnya. Beban penyusutan yang dihasilkan dari kedua metde tersebut akan sangat berbeda, jika melihat pada time value f mney masa manfaatnya aset tersebut akan berbeda. Karena berhubungan erat dengan bunga, hasil investasi dimasa mendatang dan nilai tunai hasil investasi.

5 Oleh sebab itu, PDAM Tirta Pakuan Bgr melakukan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap dengan memilih metde manakah yang tepat dari segi tingkat keeknmisan perusahaan, sehingga Beban Pajak penghasilan PDAM Tirta Pakuan Bgr lebih efisien. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Penerapan Perencanaan atas Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan Pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perencanaan pajak metde aset tetap pada PDAM Tirta Pakuan Bgr.. Untuk mengetahui tingkat efisiensi beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr.. Untuk mengetahui pengaruh penerapan perencanaan pajak atas aset tetap terhadap efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif (nn statistik). Dalam penelitian ini tujuannya adalah menemukan penjelasan atau mencari pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Sehingga dalam penelitian ini menjelaskan mengenai penerapan perencanaan pajak metde penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Objek, Unit Analisis, dan Lkasi Penelitian 1. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan perencanaan pajak atas penyusutan aset tetap terhadap efisiensi beban pajak penghasilan badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr.. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rganizatin, yaitu sumber data yang unit analisisnya merupakan respn dari divisi rganisasi perusahaan.. Untuk memperleh data dan infrmasi yang diperlukan, maka penulis melakukan penelitian pada PDAM Tirta Pakuan Bgr yang berlkasi di Jl. Siliwangi 1 N. 11 Bgr. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini sejak tanggal 9 April 016. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang diperleh dari hasil bservasi, wawancara, atau berupa uraian/penjelasan mengenai variabel yang telah diteliti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yang diperleh 4

6 melalui studi kasus terhadap suatu unit analisis. Sumber data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperleh langsung dari unit analisis yang diteliti, yang bersumber dari Kepala Sub Bagian Litbang Investasi PDAM Tirta Pakuan Bgr. Berikut adalah data yang diperleh dari PDAM Tirta Pakuan Bgr : 1. Lapran keuangan (tahun ). Daftar aset tetap (tahun ). SPT tahunan (tahun ) Metde Pengumpulan Data Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan adanya data untuk diteliti. Dalam penelitian ini metde pengumpulan data yang dilakukan leh penulis adalah metde pengumpulan data primer. Adapun metde yang digunakan adalah metde survei. Dimana metde survei dilakukan dengan melakukan wawancara dengan sebuah rganisasi atau perserangan agar mendapatkan data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Pada wawancara kali ini penulis melakukan wawancara dengan Kepala Bagian Keuangan PDAM Tirta Pakuan Bgr. Metde Penglahan/Analisis Data Metde analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif (nn statistik) yang mampu memberikan gambaran yang lebih jelas dan lengkap serta menyajikan bagaimana Penerapan Perencanaan Pajak atas Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Badan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. Metde ini dilakukan dengan cara membandingkan beban penyusutan yang di hasilkan dengan metde penyusutan garis lurus berdasarkan yang digunakan leh perusahaan, dengan metde penyusutan sald menurun, berdasarkan yang diperblehkan leh peraturan perpajakan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penglahan data adalah sebagai berikut: 1. Membandingkan besaran beban penyusutan dengan metde garis lurus dan sald menurun. Rumus yang digunakan yaitu : a. Metde Garis Lurus Beban penyusutan garis lurus = harga perlehan x tarif penyusutan berdasarkan kelmpk aset. b. Metde Sald Menurun Beban penyusutan sald menurun = nilai buku x tarif penyusutan berdasarkan kelmpk aset. Setelah perhitungan diatas dan diketahui beban pajak pada peride tersebut, kemudian dibandingkan dengan beban pajak yang ditanggung PDAM Tirta Pakuan Bgr. Hasil yang diperleh dari perbandingan tersebut untuk mengetahui besaran penghematan beban pajak yang dapat di lakukan PDAM Tirta Pakuan Bgr. 5

7 Beban penyusutan yang diperleh dari kedua metde tersebut selanjutnya akan dikalikan dengan tarif pajak sebesar 5 % sehingga akan dihasilkan beban pajak penghasilan pada peride tersebut. Lalu, akan diukur guna mengetahui beban pajak penghasilan yang paling efektif dari kedua metde penyusutan tersebut. HASIL PENELITIAN Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus Dan Sald Menurun Berikut merupakan penjabaran penghitungan beban penyusutan PDAM Tirta Pakuan Bgr dengan menggunakan metde yang dianut perusahaan saat ini yaitu metde garis lurus untuk tahun 011 sampai dengan 01: Tabel 10 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus Tahun 011 (dalam Rupiah) Tarif N Beban Jenis Aset Penyu sutan % I 14, , 1,5% II ,5% III, , 4 5% IV 84 Jumlah Beban ,4 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Tabel 11 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus Tahun 01 (dalam Rupiah) Tarif N Beban Jenis Aset Penyu sutan % I 66, ,5% II 1, ,5% III 76, , 4 5% IV 84 Jumlah beban penyusutan 67,9 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 N Tabel 1 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus Tahun 01 (dalam Rupiah) Jenis Aset Tarif Penyu sutan Beban % I 85, ,5% II 1, ,5% III 47, , 4 5% IV 08 Jumlah Beban ,07 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Berdasarkan tabel 1 sampai dengan dapat dilihat beban penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr pada tahun 011 jika menggunakan metde penyusutan garis lurus sebesar 6

8 Rp Pada tahun 01 sebesar Rp Pada tahun 01 sebesar Rp Jumlah-jumlah ini didapatkan dari perhitungan harga perlehan aset tetap dikalikan dengan tarif penyusutan metde garis lurus sehingga didapatkan jumlah penyusutan terebut untuk masingmasing aset tetapnya. Perhitungan penyusutan aset tetap apabila perusahaan menggunakan metde alternatif selain digunakan saat ini yaitu metde penyusutan sald menurun sebagai berikut : Tabel 1 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Sald Menurun Tahun 011 (dalam Rupiah) N Jenis Aset Tarif Penyus utan Beban Penyusuta n % I.47, % II 74, ,5% III.8, % IV 5,8 Jumlah beban penyusutan.159,67 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Tabel 14 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Sald Menurun Tahun 01 (dalam Rupiah) N Jenis Aset Tarif Penyusut an Beban Kelmp % k I 4,1 Kelmp , 5% k II 4 Kelmp ,5% k III,59 Kelmp ,7 4 10% k IV Jumlah Beban ,86 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Tabel 15 PDAM Tirta Pakuan Bgr Biaya Aset Tetap Dengan Menggunakan Metde Sald Menurun Tahun 01 (dalam Rupiah) N Jenis Aset Tarif Penyus utan Beban % I 76, % II, ,5% III 59, , 10% IV 8 Jumlah beban penyusutan 66,8 Sumber : Data Dilah Penulis, 017 Berdasarkan tabel 1 sampai dengan dapat dilihat beban penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr pada tahun 011 jika menggunakan metde penyusutan sald menurun sebesar Rp Pada tahun 01 sebesar Rp Pada tahun 01 sebesar Rp Jumlah-jumlah ini didapatkan dari perhitungan nilai buku aset tetap 7

9 dikalikan dengan tarif penyusutan metde sald menurun. sehingga didapatkan jumlah penyusutan terebut untuk masing-masing aset tetapnya. Pengaruh Kebijakan Aset Tetap Terhadap Efisiensi Beban Pajak Penghasilan Pada Pdam Tirta Pakuan Bgr Pemilihan metde penyusutan aset tetap berwujud berpengaruh terhadap efisiensi beban Pajak Penghasilan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr, karena penyusutan merupakan beban sebagai pengurang penghasilan brut sehingga akan menentukan besar kecilnya laba kena pajak. Setiap akhir peride akuntansi, perusahaan akan menghitung penghasilan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan untuk menentukan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar. Pada dasarnya penghematan pajak merupakan salah satu bagian dari manajemen pajak. Setiap penghasilan yang diperleh perusahaan akan dikenakan pajak sedangkan setiap beban yang ditanggung leh perusahaan akan dikenakan kmpensesi pajak leh pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan dapat memanfaatkan kmpensensi pajak yang diberikan leh pemerintah untuk mendapatkan penghematan atas pajak yang akan ditanggung perusahaan. Untuk mengetahui penghematan pajak yang dihasilkan dari tiap-tiap metde penyusutan maka perlu dibandingkan kedua beban penyusutan tersebut. Tiap metde penyusutan tersebut akan diperleh tingkat penghematan yang berbeda-beda, semakin beban yang ditanggung dari satu metde penyusutan dibanding dengan metde penyusutan lain maka akan memperleh penghematan pajak, sehingga bila beban penyusutan yang ditanggung suatu metde lebih kecil dibanding metde penyusutan lainnya maka tidak akan memperleh penghematan pajak melainkan akan menanggung beban pajak. Tabel 16 PDAM Tirta Pakuan Bgr Perbandingan Besarnya Beban Dengan Menggunakan Metde Garis Lurus dan Metde Sald Menurun Tahun (Dalam Rupiah) Tahun Daftar Beban Aset 011 Garis ,4 Lurus Sald Menurun ,67 Selisih Beban ,00 01 Garis ,9 Lurus Sald Menurun ,86 Selisih Beban ,00 01 Garis ,07 Lurus Sald Menurun ,8 Selisih Beban ,00 Sumber : Dilah Oleh Penulis, 017 Berdasarkan tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 8

10 011 sampai dengan 01 dengan nilai nminal metde penyusutan sald menurun akan menghasilkan beban penyusutan lebih besar dibandingkan dengan beban penyusutan garis lurus. Berikut ini adalah dampak penghematan pajak PDAM Tirta Pakuan Bgr karena perbedaan metde garis lurus dan metde sald menurun. Jika dilihat dari tingkat suku bunga bank indnesia untuk tahun 011 sampai dengan 01 adalah sebagai berikut : Tabel 17 PDAM Tirta Pakuan Bgr Penghematan Pph Karena Perbedaan Metde Tarif pajak 5% (Tahun ) (Dalam Rupiah) Tahun Met de Peny usut an 011 Gari s lurus Sald men urun 01 Gari s lurus Sald men urun Beban Penyusu tan , ,67 Penghematan Pajak , ,86 Penghematan Pajak Pengurang Beban Pph , , , , , , 01 Garis Lurus Sald Menu run , , , ,70 Penghematan Pajak 61,0 Sumber : Dilah Oleh Penulis, 017 Dari tabel 17 pada tahun 011 besarnya pengurang beban PPh untuk metde garis lurus sebesar Rp ,10. Dan metde sald menurun sebesar Rp ,91. Artinya, dengan menggunakan metde garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metde sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar. Pada tahun 01 besarnya pengurang beban PPh untuk metde garis lurus sebesar Rp ,98. Dan metde sald menurun sebesar Rp ,1. Artinya, dengan menggunakan metde garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metde sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan 9

11 dengan sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar. Pada tahun 01 besarnya pengurang beban PPh untuk metde garis lurus sebesar Rp ,50. Dan metde sald menurun sebesar Rp ,70. Artinya, dengan menggunakan metde garis lurus beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan metde sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar dan akan menghasilkan beban pajak lebih kecil. Karena dengan menggunakan garis lurus, beban pajak yang dikeluarkan akan lebih besar bila dibandingkan dengan sald menurun yang memiliki beban penyusutan lebih besar. Pembahasan Berdasarkan pengujian diatas, maka dibawah ini penulis menyimpulkan hasil penelitian kebijakan penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr telah sesuai dengan peraturan perpajakan khususnya mengenai metde penyusutan aset tetap yaitu sesuai dengan pasal 11 ayat (1) dan ayat () Undang-Undang N 6 tahun 008. Dalam kebijakan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr menerapkan metde garis lurus untuk semua jenis aset tetap dan diterapkannya secara knsisten begitu pula dengan pengelmpkkan aset tetap telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nmr 96/MPK.0/009 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelmpk harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat metde penyusutan aset tetap yang lebih efektif untuk mengefisiensikan beban Pajak Penghasilan PDAM Tirta Pakuan Bgr yaitu metde sald menurun. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Aset tetap merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan, dimana kebijakan akuntansi perusahaan akan pelakuan akuntansi terhadap aset tetap ini akan sangat mempengaruhi psisi keuangan dan penetatapan jumlah laba. Dengan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa kebijakan akuntansi aset tetap yang dimiliki perusahaan pada dasarnya belum maksimal karena dari hasil analisis perencanaan pajak atas aset tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran nilai dan beban aset tetap dalam lapran keuangan. 1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai perencanaan atas aset tetap yang diterapkan PDAM Tirta Pakuan Bgr, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Telah melakukan perencanaan frmal cukup baik dilihat dari kepatuhan dalam bayar pajak, seperti melaprkan beban pajak ke Direktrat Jenderal Pajak setiap tahunnya, dan berusaha 10

12 membayar pajak tepat pada waktunya. b. Perencanaan pajak atas penyusutan belum maksimal, sebagaimana diketahui bahwa, penerapan metde penyusutan aset tetap PDAM Tirta Pakuan Bgr menggunakan metde garis lurus diketahui beban penyusutan tahun 011 berdasarkan metde lurus sebesar Rp ,4. Apabila berdasarkan metde sald menurun, makan beban penyusutannya sebesar Rp ,67. Sehingga terdapat selisih sebesar Rp ,00. Tahun 01 berdasarkan metde lurus sebesar Rp ,9. Apabila berdasarkan metde sald menurun, maka beban penyusutannya sebesar Rp ,86. Sehingga terdapat selisih sebesar Rp ,00. Tahun 01 berdasarkan metde lurus sebesar Rp ,07. Apabila berdasarkan metde sald menurun, makan beban penyusutannya sebesar Rp ,8. Sehingga terdapat selisih sebesar Rp ,00. Dari selisih perbandingan kedua metde tersebut, maka dapat disimpulkan metde sald menurun dapat menghasilkan beban penyusutan yang lebih besar, seperti diketahui bahwa beban penyusutan merupakan salah satu pengurangan penghasilan brut, sehingga beban pajak penghasilan yang dibayarkan berkurang dan menjadikan lebih efisien.. Berdasarkan pajak yang dibayarkan PDAM Tirta Pakuan Bgr pada tahun 011 dengan menggunakan metde garis lurus sebesar Rp ,10. Sedangkan dengan metde sald menurun sebesar Rp ,91. Tahun 01 dengan menggunakan metde garis lurus sebesar Rp ,98. Sedangkan dengan metde sald menurun sebesar Rp ,1. Tahun 01 dengan menggunakan metde garis lurus sebesar Rp ,50. Sedangkan dengan metde sald menurun sebesar Rp ,70.. Penerapan perencanaan pajak metde aset tetap terhadap efisiensi beban pajak pada PDAM Tirta Pakuan Bgr belum diterapkan sehingga beban pajak penghasilan belum efisien. Hal ini dapat dilihat pada simpulan 1 dan. 11

13 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dibahas sebelumnya maka penulis mencba untuk memberikan saran atau masukan sebagai bahan pertimbangan : 1. Bagi Perusahaan Agar PDAM Tirta Pakuan Bgr melakukan perencanaan pajak terhadap aset tetapnya, antara lain dengan cara memilih metde penyusutan yang tepat dalam perhitungan penyusutan aset tetapnya sehingga dapat memperkecil beban Pajak Penghasilan.. Bagi peneliti Selanjutnya Penelitian ini hanya melakukan penelitian pada metde penyusutan dalam efisiensi beban Pajak Penghasilan, bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perencanaan pajak, disarankan melakukan analisis faktr-faktr perencanaan pajak lainnya yang dapat diterapkan pada PDAM Tirta Pakuan Bgr. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Panduan Pelaksanaan Administrasi Pajak Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis dan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta. Agus Maulana Aspek Perilaku Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban, Artikel, Bandung. Anastasia Diana & Lilis Setiawati Perpajakan. Cv Andi Offset, Ygyakarta. Anthny, Rbert N,. Vijay Gvindarajan Sistem Pengendalian Manajemen, Salemba Empat, Edisi Sebelas, Jakarta. Direktrat jenderal pajak Undang-undang n. 6 tahun 008 tentang perubahan keempat atas undang-undang n.7 tahun 198 tentang pajak penghasilan. Erly Suandy Perencanaak Pajak. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta. Ersa Tri Wahyuni Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan, Edisi, Salemba Empat, Jakarta. Gunandi Akuntansi Pajak. Edisi revisi 009. PT Gramedia, Jakarta. Harnant. 01. Akuntansi Keuangan Menengah. Bumi Aksara, Ygyakarta. Hery Akuntansi Perpajakan. PT. Grasind, Jakarta. Mardiasm Perpajakan. Edisi Revisi 011. BPFE, Ygyakarta. Purba, Marisi P. 01. Akuntansi keuangan. Graha Ilmu, Ygyakarta. Mhammad Zain Manajemen Perpajakan. Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta. 1

14 Muda Markus Pajak Penghasilan. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi Sistem Akuntani. Salemba Empat, Jakarta. Nur Hidayat. 01. Pemeriksaan Pajak. PT Elex Media Kmputinda Kmpas Gramedia, Jakarta. Phan, Chairil Anwar Manajemen Perpajakan. Edisi Revisi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rahman Pura. 01. Pengantar Akuntansi 1. Erlanga, Jakarta. Siti resmi Perpajakan Teri dan Kasus. Edisi 6. Salemba 4, Jakarta. Thmas Sumarsan. 01. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Edisi, PT. Indeks, jakarta. Undang-undang RI N. 6 Tahun 008 tentang pajak penghasilan. Waluy. 01. Perpajakan Indnesia. Edisi 11. Salemba Empat, Jakarta. Wirawan B Ilyas & Diaz Priantara Akuntansi Perpajakan, Mitra Wacana Media. Jakarta. 1

METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP Nama : Ahmad Dhilli Nasrullh DOSEN NPM : 080006 METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP Jumlah yang dapat disusutkan dialkasikan ke setiap peride akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metde yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan pada umumnya menjalankan kegiatan operasionalnya selain bertujuan mencari laba juga mempertahankan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Agar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang dilakukan wajib pajak. Dengan sedemikian rupa sehingga hutang pajak penghasilannya berada

Lebih terperinci

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN PENGARUH PERENCANAAN PAJAK ATAS SEWA TANAH DAN ATAU BANGUNAN TERHADAP LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BPR BINA REKSA KARYAARTHA CABANG SAMBI) Ita Rahmawati Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, dkk. 2014. Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2012. Akuntansi Perpajakan, Edisi 2 Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Ayu Rosita,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. salah satunya perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa. Oleh sebab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. salah satunya perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa. Oleh sebab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Perkembangan di dalam dunia usaha saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Banyak hal yang dilakukan

Lebih terperinci

Apakah yang dimaksud dengan amnesti pajak? Apa saja aspek yang dicakup dalam Amnesti pajak?

Apakah yang dimaksud dengan amnesti pajak? Apa saja aspek yang dicakup dalam Amnesti pajak? FREQUENT ASKED QUESTIONS (FAQ) Apakah yang dimaksud dengan amnesti pajak? Apa saja aspek yang dicakup dalam Amnesti pajak? Apakah asal-usul dana/aset itu tidak dipermasalahkan? Apakah Amnesti Pajak ini

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT DICKSEN Villa Kapuk Mas Blok F4 no12a, 08988093877, biohazartswt@yahoo.com Yunita Anwar, SE., MM., BKP ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT. X, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. X sebelum melakukan perencanaan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING 1 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel yang berjudul Analisis Penerapan Perhitungan PPh Pasal 21 Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo ARTIKEL

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement f Cash Flws Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Infrmasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan

Lebih terperinci

Oleh: TRI BAGUS BUDI SANTOSO

Oleh: TRI BAGUS BUDI SANTOSO ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN ASET TETAP MENURUT STANDART AKUNTANSI KEUANGAN DAN UNDANG UNDANG PERPAJAKAN SERTA PENGARUH DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK PADA PT. PENGADAIAN ( PERSERO ) UNIT WATES KEDIRI.

Lebih terperinci

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id Amnesti Pajak materi lengkap diperleh dari pajak.g.id Jul 2016 - Frm: www.itkind.rg (free pdf - Manajemen Mdern dan Kesehatan Masyarakat) 1 Daftar Isi Ruang Lingkup (ringkas)... 3 Tarif... 4 Repatriasi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti terhadap Perusahaan A, peneliti menarik beberapa kesimpulan. Berikut adalah beberapa

Lebih terperinci

PT. Pan Pacific International Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per 30 Juni 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)

PT. Pan Pacific International Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per 30 Juni 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) Neraca Knslidasi Per 30 Juni 2010 dan 2009 Aset Catatan (Tidak Diaudit) Kas dan setara kas 2d,3 32,420,564,750 20,687,838,910 Depsit pada lembaga kliring dan penjaminan 4 461,052,020 432,292,587 Piutang

Lebih terperinci

Oleh: Novia Ramayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Kata Kunci : Penyusutan Aset Tetap, Beban Pajak Badan.

Oleh: Novia Ramayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Kata Kunci : Penyusutan Aset Tetap, Beban Pajak Badan. ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD BERUPA KOMPUTER, PRINTER, SCANNER DAN SEJENISNYA GUNA MENGHEMAT BEBAN PAJAK BADAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO.96/KMK.03/2009 (STUDI

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERPAJAKAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 11 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Persetujuan Skripsi... ii Lembar Pengesahan Skripsi... iii Kata Pengantar... iv Abstraksi... vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu sistem manajemen pajak yang efektif merupakan hal yang vital bagi suatu uasaha yang berorientasi kepada keuntungan dan predikat seorang manajer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi Negara Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin maupun untuk

Lebih terperinci

PT. KRESNA GRAHA SEKURINDO

PT. KRESNA GRAHA SEKURINDO PT. KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk Lapran Keuangan Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2009 (dengan angka perbandingan untuk tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2008) DAFTAR ISI Halaman - Neraca

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh: SITI MUNAWAROH Dibimbing oleh : 1. Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si. 2. Dyah Ayu Paramitha, M.Ak.

ARTIKEL. Oleh: SITI MUNAWAROH Dibimbing oleh : 1. Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si. 2. Dyah Ayu Paramitha, M.Ak. ARTIKEL ANALISIS PENGGUNAAN METODE GROSS UP SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PABRIK GULA LESTARI PATIANROWO NGANJUK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap perusahaan PT. X dan melihat pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan Terhutang Perusahaan sebagai beban pajak terhutang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1 IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA Putri Nabela Dewi Universitas Negeri Surabaya PutriSnowbella@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 PERHITUNGAN PPh PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKANMETODE GROSS UP UNTUK PERENCANAAN PAJAK PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PABRIK GULA LESTARI PATIANROWO NGANJUK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 3 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Keuangan Interim Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N.3 tentang Lapran Keuangan Interim disetujui dalam Rapat Kmite

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan dalam anggaran suatu negara selain retribusi, keuntungan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TAX PLANNING TERHADAP PERHITUNGAN PPh BADAN PADA PT CITRA ABADI SEJATI

IMPLEMENTASI TAX PLANNING TERHADAP PERHITUNGAN PPh BADAN PADA PT CITRA ABADI SEJATI IMPLEMENTASI TAX PLANNING TERHADAP PERHITUNGAN PPh BADAN PADA PT CITRA ABADI SEJATI Wiwik Budianti Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Ihda Okta Evi Ana Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini dan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan mengenai tax planning

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA Yulia Chandra, Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc. Universitas Bina Nusantara, Komp. Duta Harapan Indah

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

YANG TERUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA MULTATULI KABUPATEN LEBAK, BANTEN PERIODE

YANG TERUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA MULTATULI KABUPATEN LEBAK, BANTEN PERIODE PENGARUH REKONSILIASI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL TERHADAP PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN YANG TERUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA MULTATULI KABUPATEN LEBAK, BANTEN PERIODE

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN

PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN Gloritho Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 dalam Mardiasmo (2011: 23) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 2 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N. 2 tentang Lapran Arus Kas disetujui dalam Rapat Kmite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP UNTUK MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM KAB. NGANJUK

JURNAL ANALISIS METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP UNTUK MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM KAB. NGANJUK JURNAL ANALISIS METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP UNTUK MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PDAM KAB. NGANJUK Oleh: NAMA :DENI NITALIA NPM :12.1.01.04.0050 Dibimbing oleh : 1. Dr.M. Muchson,S.E.,M.M.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dari besarnya jumlah penghasilan yang diterima oleh perusahaan tersebut. Dengan seiring dengan perusahaan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara dalam menjalankan roda pemerintahan. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang dapat mengurangi laba bersih. Karena itu, perusahaan selalu

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4 maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut ini : 1.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4 maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut ini : 1. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4 maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut ini : 1. PT X memiliki tingkat kepatuhan yang baik dalam memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aset tetap merupakan suatu sarana penunjang untuk terlaksananya operasional perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan yang akan diraih. Tanpa aset

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL Fitriani Saragih Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email : fitrianisakhmad@gmail.com ABSTRACT This study aimed to determine the corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Penghasilan yang diterima atau diperoleh

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) 21 ATAS PENGHASILAN KARYAWAN PADA PDAM TIRTA JAYA MANDIRI KABUPATEN SUKABUMI

EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) 21 ATAS PENGHASILAN KARYAWAN PADA PDAM TIRTA JAYA MANDIRI KABUPATEN SUKABUMI EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) 21 ATAS PENGHASILAN KARYAWAN PADA PDAM TIRTA JAYA MANDIRI KABUPATEN SUKABUMI Eva Elisa Setiawati Abstrak EVA ELISA SETIAWATI, 022113191, Akuntansi, Perpajakan.

Lebih terperinci

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 INSPEKTORAT Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Lapran Keuangan Untuk Peride Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jalan Pramuka N. 33 Jakarta 13120 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait analisis revaluasi aset tetap dan dampaknya terhadap Pajak Penghasilan terutang (Studi Kasus

Lebih terperinci

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS Elindia Farahiya Adani Komplek Cipulir Permai Blok N No. 11 Jakarta Selatan, 081294630023, el_farahi@ymail.com Drs. Hery Gunawan, M.M. ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara terbesar, bahkan dari tahun ke tahun jumlah penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam dibuktikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erly Suandy (2008), dari segi ekonomi, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erly Suandy (2008), dari segi ekonomi, pajak merupakan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Erly Suandy (2008), dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber

Lebih terperinci

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG Caesar Octavianus, Tjhin Tjiap Lung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, octavianus_caesar@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Menurut Warren (2008:2),

BAB I PENDAHULUAN. dan sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Menurut Warren (2008:2), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan diciptakannya perusahaan adalah untuk menyediakan kebutuhan kepada masyarakat umum, berupa barang atau jasa yang diperlukan atau yang diinginkan dan sejalan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dalam kepatuhan wajib pajaknya, PT. UPA selalu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 1, April 2009 : 9-17 ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dan pemerintah memerlukan sumber penerimaan yang cukup besar untuk dapat membiayai pengeluaran

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN E-Journal. Disusun oleh : Yeni Syamsiardi

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN E-Journal. Disusun oleh : Yeni Syamsiardi EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN 2015 E-Journal Disusun oleh : Yeni Syamsiardi 022113110 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2017 EVALUASI

Lebih terperinci

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel 4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel 4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sektor terbesar dari penerimaan negara. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sektor terbesar dari penerimaan negara. Hal ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara berkembang, dimana pajak merupakan salah satu sektor terbesar dari penerimaan negara. Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur)

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur) IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Wanita Jawa Timur) Tyas Titi Alkasari Fransisca Yaningwati Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan penelitian pada showroom M maka dapat disimpulkan bukti bahwa showroom M belum melaksanakan kewajiban perpajakannya sebagaimana yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA.

DAFTAR PUSTAKA. DAFTAR PUSTAKA Akuntansi Pajak. (2013). Contoh Rekonsiliasi Fiskal. Dalam http://www.kabarpajak.com/2013/07/contoh-rekonsiliasi-fiskal.htm Andreas P. Palamba. (2013). Analisis Koreksi Fiskal Atas Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan hidup dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Pajak adalah kontribusi wajib bagi warga negara yang sifatnya memaksa. Selain itu, Pajak adalah iuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain pajak merupakan biaya bagi perusahaan karena beban pajak akan

BAB I PENDAHULUAN. lain pajak merupakan biaya bagi perusahaan karena beban pajak akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagi Negara pajak merupakan sumber penerimaan, sedangkan disisi lain pajak merupakan biaya bagi perusahaan karena beban pajak akan mengurangi laba perusahaan.

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

KUISIONER PERENCANAAN PAJAK

KUISIONER PERENCANAAN PAJAK LAMPIRAN KUISIONER PERENCANAAN PAJAK Pertanyaan kuisioner Ya Tidak Pemahaman peraturan perpajakan Meningkatkan pendapatan final 1. Apakah perusahaan selain menerima pendapatan dari penjualan produk juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam membiayai pembangunan nasional. Oleh karena itu, pajak harus dikelola dengan baik dan benar. Salah

Lebih terperinci

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO Nama : Sri Mulyani NPM : 26210667 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI Pendahuluan Latar

Lebih terperinci

dibebankan pada perusahaan yang memperoleh penghasilan kena pajak. Dalam hal membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan beban paja

dibebankan pada perusahaan yang memperoleh penghasilan kena pajak. Dalam hal membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan beban paja PENGARUH REVALUASI AKTIVA TETAP TERHADAP PENGHEMATAN PAJAK PADA PT KABELINDO MURNI Oleh : Eliston Nadeak (21207268) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2011 Email: elistonn@yahoo.com

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semua perusahaan baik yang besar maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai sarana dan prasarana publik di seluruh sektor kehidupan dan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah adalahapapun akan dilakukan leh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut. Dengan demikian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT ABC merupakan perusahaan properti yang didirikan oleh tiga orang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. PT ABC merupakan perusahaan properti yang didirikan oleh tiga orang UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT ABC merupakan perusahaan properti yang didirikan oleh tiga orang pengusaha. Perusahaan ini awalnya didirikan pada bulan Mei tahun 2007 dengan berstatus sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. SRIDADI PURWOREJO TAHUN PAJAK Oleh : NgestiWahyu S Caecilia Rosma Widiyohening

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. SRIDADI PURWOREJO TAHUN PAJAK Oleh : NgestiWahyu S Caecilia Rosma Widiyohening ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. SRIDADI PURWOREJO TAHUN PAJAK 2013 Oleh : NgestiWahyu S Caecilia Rosma Widiyohening ABSTRAK CV. SRIDADI adalah perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi modern yang mempunyai kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang telah dibebankan. Selain mencari laba, tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari pajak. Pajak merupakan hal yang tidak bisa dihindari, karena pada

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. XPRESS CLEAN BER$SAUDARA berdiri pada tahun 1995 dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. Muhammad 373-383

Lebih terperinci

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk Feriyana ABSTRAK FERIYANA. 022110037. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Laba Perusahaan Pada PT Mustika Ratu Tbk. Dibawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak memberikan kontribusi terbesar dalam sumber penerimaan negara, salah satunya berupa APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara). Atas kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber utama pendanaan pembangunan yang berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis dalam upaya untuk melakukan analisis posisi keuangan PT K untuk mengidentifikasi penghindaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan

Lebih terperinci

PENERAPAN TAX PLANNING ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (STUDI KASUS PADA CV. SCRONICA SARI) OLEH : INDAH YULIA PUSPITASARI (B

PENERAPAN TAX PLANNING ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (STUDI KASUS PADA CV. SCRONICA SARI) OLEH : INDAH YULIA PUSPITASARI (B PENERAPAN TAX PLANNING ATAS PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (STUDI KASUS PADA CV. SCRONICA SARI) OLEH : INDAH YULIA PUSPITASARI (B12.2009.01454) ABSTRACT Tax planning is the process of organizing business

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil review, pemenuhan kewajiban perpajakan PT XYZ dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Review dokumen perusahaan Dalam menjalankan kewajiban

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Perusahaan PT. Hutama Trans Kencana

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Perusahaan PT. Hutama Trans Kencana Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Perusahaan PT. Hutama Trans Kencana Karina Nur Amalia 25214770 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2017 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Booklet Direktorat Jendral Pajak, Seputar Sunset Policy

Booklet Direktorat Jendral Pajak, Seputar Sunset Policy DAFTAR PUSTAKA Booklet Direktorat Jendral Pajak, Seputar Sunset Policy Bintoro Wardiyanto, 2008. Tax Amnesty Policy Implementation Based on the Act No. 28 of 2007. http://pdfqueen.com//journals, diakses

Lebih terperinci

PENERAPAN PP NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK BADAN PADA CV. ANUGERAH AGUNG

PENERAPAN PP NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK BADAN PADA CV. ANUGERAH AGUNG PENERAPAN PP NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK BADAN PADA CV. ANUGERAH AGUNG Oleh : Dwi Putri Suprobo Rini Alumni Universitas Islam Kadiri Kediri Email : suproborini@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Sebuah perusahaan didirikan pasti memiliki tujuan, tidak hanya tujuan jangka pendek melainkan juga tujuan jangka

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO Sagita Santiana Dewi, Tri Lestari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci