Diterbitkan oleh The Trinity Foundation Post Office Box 68 Unicoi, Tennessee

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diterbitkan oleh The Trinity Foundation Post Office Box 68 Unicoi, Tennessee"

Transkripsi

1 k

2 i

3 The Philosophy of Science and Belief in God Edisi Pertama, Hak Cipta 1964 Lois A. Zeller dan Elizabeth Clark George Edisi Kedua Hak Cipta 1996 John W. Robbins Menjadi Bagian Modern Philosophy Hak Cipta 2008 John W. Robbins Edisi ini, Hak Cipta 2012 Laura K. Juodaitis Diterbitkan oleh The Trinity Foundation Post Office Box 68 Unicoi, Tennessee Dengan ijin resmi diterjemahkan (tidak eksklusif) dan disebarkan oleh Ma Kuru Paijo. Filsafat Sains dan Kepercayaan Akan Tuhan Edisi Pertama, Hak Cipta 2013 Ma Kuru Paijo Diterbitkan dan disebarkan dalam bentuk Buku Elektronik oleh Ma Kuru Dilarang keras untuk menyebarkan terjemahan ini dalam bentuk apapun kecuali dengan ijin tertulis dari penterjemah. ii

4 iii

5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR EDISI BAHASA INDONESIA IV VI PENDAHULUAN 1 1. JAMAN KUNO DAN GERAK & PERUBAHAN (MOTION) 1 PARADOKS ZENO 1 AJARAN HERAKLITUS TENTANG PERUBAHAN YANG TERUS- MENERUS 5 ARISTOTELIANISME 7 2. SAINS NEWTON 17 KELEMAHAN DALAM TEORI ARISTOTEL 18 SIR ISAAC NEWTON ( ) 21 PLANET DAN KOMET 23 GRAVITASI 26 PENJELASAN 28 FILSAFAT MEKANISTIK 31 KEBENARAN MUTLAK DAN FINAL 42 KRITIKAN TERHADAP FILSAFAT MEKANISME ABAD KEDUA PULUH 51 RUNTUHNYA MEKANISME 51 OPERASIONALISME 58 EKSPRESI SKPETISISME 64 KEBERATAN TERHADAP OPERASIONALISME 67 KESIMPULAN BATAS- BATAS DAN MANFAAT SAINS 77 SAINS SEBAGAI PANGGILAN 77 APA ITU SAINS? 79 METODE EKSPERIMENTAL 82 SAINS DAN KEKRISTENAN 86 NILAI SAINS 88 INDEX 91 iv

6 v

7 KATA PENGANTAR EDISI BAHASA INDONESIA Dalam pengembaraan saya seputar dunia Kristen, sekitar tahun 2005 saya pertama kali mendengar tentang Gordon H. Clark salah satu (kalau tidak dapat dikatakan satu- satunya) filsuf kristen terkemuka abad ke- 20 dari kalangan gereja- gereja berteologi reformed di Amerika. Namun baru pada tahun 2010 saya benar- benar pertama kali membaca tulisannya yang utuh. Sebelumnya saya hanya membaca kutipan- kutipan artikelnya atau tulisan orang yang sedikit banyak mengikuti pemikirannya. Hal penting yang menjadikan saya tertarik dengan tulisan/pemikiran Clark adalah penegasannya akan pentingnya logika dan bukti yang dia kemukakan untuk mendukung penegasan tersebut. Dengan latar belakang pendidikan saya yang menikmati pendidikan rata- rata di Indonesia dimana berpikir kritis tidak merupakan sebuah kebiasaan yang ditanamkan, maka mendapati tulisan seperti karya Clark ini seperti menemukan mata air di tengah- tengah padang gurun. Selama bertahun- tahun saya tidak melihat pentingnya logika bagi kehidupan manusia maupun filsafat. Bahkan pada satu saat saya sempat sangat menikmati karya seorang tokoh Kristen yang berpandangan bahwa logika bukanlah sebuah keharusan. Menyangkut filsafat saya ingat pernah mengatakan kepada seseorang Filsafat sebenarnya adalah upaya memperumit hal yang sebenarnya sangat sederhana. Dengan pola berpikir seperti itu saya ditelan oleh berbagai macam filsafat yang saya tidak sadari dan saya tidak ketahui. Bahkan pada tingkatan tertentu saya begitu bingung karena saya berpandangan bahwa sains membawa kebenaran mutlak sehingga tidak mungkin salah 1. Dengan mindset seperti itu, sadar atau tanpa sadar saya mempelajari berbagai teori sains (lama dan baru) yang saling bertentangan dan saya terpaksa harus merasa diri sangat bodoh karena saya tidak dapat merekonsiliasi pertentangan yang ada. Membaca buku ini sungguh sesuatu yang mencerahkan karena dalam buku ini saya melihat bagaimana penting dan tidak terelakannya filsafat dalam sains. Keduanya bahkan mungkin tidak dapat dibedakan secara pasti atau kalaupun bisa dibedakan, keduanya tak terpisahkan. Setelah membaca buku ini saya sadar bahwa bahkan tidak mungkin ada fakta yang bebas teori. Melalui buku ini juga saya belajar bahwa sebuah teori tidak harus benar untuk membawa manfaat manusia dan tidak ada jaminan bahwa teori sains yang sekarang pasti benar. Di dalam sains ada teori- teori yang saling bertentangan satu dengan yang lain tetapi yang sama- sama memiliki kegunaan praktis. Memahami filsafat sains seperti ini menjadikan saya memiliki pikiran yang terbuka untuk berteori dan menerima teori orang lain hanya sebagai sebuah kerangka yang bermanfaat untuk menyelesaikan masalah praktis bukan kebenaran mutlak. Hanya dengan menyangkali sains sebagai sesuatu yang kognitif kita dapat menjustifikasi penggunaan teori- teori yang saling bertentangan, tulis Clark. 1 Lebih tepatnya (saat itu) saya berani mengatakan bahwa teori sains jaman pra sains moderen (seperti jaman Yunani Kuno) adalah teori yang mutlak salah. Namun setelah jaman itu maka teori sains yang satu dengan teori sains yang lain saling mendukung satu dengan yang lain dan tidak mungkin ada teori- teori tersebut yang salah. vi

8 Buku ini lebih merupakan sebuah sketsa filsafat sains. Buku ini tidak membahas falsifikasionisme, falsifikasionisme mutakhir, teori sains anarkis, pendekatan Bayesian, eksperimentalisme baru, perdebatan realism dan anti realism, dll. Namun yang dibahas di sini sangat mendasar sehingga menurut saya akan mempermudah pemahaman tentang hal- hal yang belum dibahas tersebut. Semoga buku ini memberi sumbangan bagi pelaku atau orang yang tertarik dengan sains dan filsafat, khususnya orang Kristen karena buku ini ditulis seorang yang dapat dikatakan sebagai salah seorang (kalau bukan satu- satunya) filsuf Kristen besar abad ke- 20. Kupang, 4 Desember 2013 Ma Kuru Paijo vii

9 PENDAHULUAN Banyak ilmuwan dan beberapa filsuf telah menggunakan kesimpulan ilmiah/sains untuk menyerang agama. Beberapa di antaranya menyangkali kemungkinan adanya mukjizat tetapi tidak menyangkali keberadaan Tuhan. Sementara itu yang lain sudah sepenuhnya bersifat naturalistik dan sama sekali menyangkali adanya Tuhan. David Hume, misalya, menyangkali adanya mukjizat dan Tuhan. Dia melancarkan serangan habis- habisan terhadap mukjizat dan membandingkan kisah Perjanjian Baru tentang kebangkitan Kristus dengan desas- desus candaan bahwa Ratu Elizabeth bangkit dari kematian. Hume juga tidak meninggalkan ruang bagi Tuhan dengan mengusulkan sebuah kosmologi dimana alam semesta tidak dipandang sebagai sebuah ciptaan ilahi dengan sejarah yang berhingga tetapi sebagai sayur yang kekal. Hume adalah seorang filsuf dan para filsuf yang mendasari teorinya pada kesimpulan- kesimpulan ilmiah tidak dapat diabaikan. Namun untuk menilai mereka secara memadai, adalah bijaksana untuk pertama- tama menilai sains dan ilmuwan yang terlibat dalam sains. Teori- teori dari berbagai ilmuwan mendukung pandangan Hume. Karena penolakan akan mukjizat begitu sering [terdengar] dan tersebar luas, maka hanya satu contoh penolakan yang akan dikutip di bagian ini. Austin Farrer, dalam serangannya terhadap kekristenan yang ortodoks, menyatakan bahwa secara ilmiah merupakan sebuah keharusan (dimiringkan pada tulisan asli) untuk menolak percaya bahwa matahari berhenti untuk Yosua. 2 Namun demikian, masalah antara teisme dan ateisme lebih daripada sekedar masalah mukjizat. Beberapa contoh akan dibahas di sini untuk mengantisipasi pembicaraan yang lebih rinci nanti. Dari apa yang dianggap sebagai kesimpulan ilmiah La Mettrie bahwa tidak ada jiwa/roh, Baron d Holbach menyimpulkan bahwa tidak ada Allah. Beberapa tahun kemudian Cabanis mendukung penyangkalan akan jiwa/roh dengan mengidentikkan pemikiran sebagai sekresi otak. Ilmuwan Jerman bernama Büchner menyangkali bahwa pemikiran adalah sekresi, namun mengidentikkannya sebagai gerak atau perubahan dalam otak, dan menekankan ateismenya dengan lebih tegas lagi. Tulisnya: Kalau ada tiga orang yang belajar tentang alam, maka dua di antaranya pasti ateis. Tulisan ini akan membahas bagaimana sains sampai pada posisi ini. Para teolog yang membalas serangan ini berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Ketika seorang ilmuwan atau seorang filsuf berargumen membantah agama, dia tidak perlu tahu banyak tentang agama. Namun ketika seorang teolog membahas tentang sains, dia harus mengetahui cukup banyak tentang sains. Si ilmuwan dapat lolos dan membahas tentang agama seandainyapun dia hanya mengetahui bahwa orang Kristen percaya bahwa Allah adalah Roh tak bertubuh. Namun sang teolog diharuskan untuk membahas tentang ruang, waktu, gerak dan 2 Hans Werner Bartsch, ed., Kerygma and Myth, 1961,

10 perubahan, energi, elektrodinamika, sistem tata surya, teori quantum, teori relativitas, dan lain- lain. Ada hal lain lagi yang para teolog harus ketahui yaitu satu hal yang lebih penting. Di samping sejumlah informasi khusus seperti rincian yang baru disebutkan di atas, si teolog harus memiliki gambaran tentang sains secara keseluruhan. Dia harus memiliki filsafat sains tertentu, yaitu, dia harus memahami apa itu sains. Tentu saja dia tidak dapat membandingkan atau menghubungkan agama dengan sains kecuali dia memahami tentang keduanya. Hal ini juga seharusnya berlaku bagi para ilmuwan. Mungkin benar si ilmuwan bisa mengeritik walaupun pengetahuannya tentang agama hanya sedikit, tetapi dia harus memahami apa itu sains. Banyak ilmuwan yang memiliki informasi teknis yang rinci tentang elektrodinamika dan teori quantum, tetapi mereka tidak memiliki gambaran menyeluruh bukan hanya terhadap teologi tetapi juga terhadap sains. Walaupun tampaknya aneh, tetapi seorang seniman terkenal seringkali hanya memiliki sedikit pemahaman tentang apa itu seni. Demikian juga seorang bisa saja merupakan pakar keilmuan tertentu tetapi tidak paham apa sebenarnya sains. Namun argumen apapun yang mendukung atau menentang agama, atau argumen apapun yang diklaim mendapatkan dukungan ilmiah, lebih bergantung pada implikasi filosofis sains bukan informasi rinci sains. Orang harus menempatkan sainsnya ke dalam sebuah filsafat yang bersifat umum. Orang harus mempertimbangkan jangkauan dan keterbatasan sains. Orang harus mengetahui apa sebenarnya sains. Karena itu, bagian terbesar dari buku ini akan mencoba menjelaskan apakah sains itu, disertai upaya untuk menelusuri sejarah sains mulai dari konstruksi teistiknya sampai ke posisi anti- religiusnya saat ini. Dengan demikian, pembahasan ini merupakan sebuah sketsa filsafat sains. Baik para ilmuwan maupun para teolog diajak untuk mengikuti argumen yang disajikan. Penulis tidak berasumsi bahwa sang ilmuwan akan lebih tidak senang [terhadap pembahasan ini] daripada sang teolog. Filsafat sains bukanlah pembahasan yang sempit dan tidak penting. Demikian juga agama. Tetapi bagi mereka yang belum mendalami filsafat, sains, atau agama, akan dikemukakan alasan lain yaitu alasan awal yang mungkin merupakan alasan superfisial untuk mendorong mereka memberikan perhatian penuh. Peradaban kita dan ketergantungannya pada telepon dan televisi, mobil dan pesawat jet, perdagangan moderen dan komputer, dipenuhi dengan sains. Pemikiran kontemporer yaitu pemikiran non- ilmuwan dan non- teolog, banyak kali didasarkan pada pandangan ilmiah tentang dunia. Metode ilmiah dikatakan sebagai pandangan yang terbaik, bahkan satu- satunya metode untuk menyelesaikan masalah apapun, sehingga dalam setiap perdebatan, adalah sains dan bukan teologi yang menjadi hakim. Karena secara alamiah orang yang memiliki rasa ingin tahu dan cerdas berkeinginan memahami jamannya, maka dalam konteks ini, dia harus memberikan perhatian yang berkelanjutan kepada sains. 2

11 Ini tidak mudah. Sains kontemporer sangat rumit. Namun bukanlah kerumitan atau akumulasi informasi rinci yang tak terhingga banyaknya; atau kerumintan matematika tingkat tinggi, atau bahkan peralatan mahal yang mengirim manusia ke luar angkasa yang merupakan kesulitan terbesar dan terpenting. Hal yang paling sederhana justeru merupakan hal yang paling sulit. Tidak ada yang lebih sulit daripada fenomena sederhana seperti sebuah kelereng bergulir dari satu sisi meja ke sisi yang lain. Adalah salah seorang ilmuwan terbaik jaman moderen yang dibingungkan oleh fakta bahwa ketika seorang memungut satu batang pensil pada ujungnya yang satu, maka ujung yang lain juga ikut. Masalah- masalah sederhana ini merupakan masalah mendasar sehingga sebenarnya merupakan masalah lama dan sudah digumuli manusia pada jaman- jaman sebelumnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa suprastruktur sains di setiap jaman tergantung pada bagaimana orang menjelaskan sebuah kelereng bergulir atau sebuah batu jatuh. Karena itu monograf ini akan membagi sejarah sains menjadi tiga bab sesuai dengan tiga era ilmiah yang terutama ditandai oleh pandangannya terhadap bagaimana benda bergerak. Pertama, akan dibahas Jaman Kuno dan Motion 3. Motion yaitu fakta yang jelas bahwa benda bergerak dan berubah, merupakan fenomena ilmiah yang paling mendasar dan paling universal. Studi tentang gerak dan perubahan telah dimulai di Yunani dua ribu lima ratus tahun lalu. Karena pemikiran yang muncul kemudian menyombongkan superioritasnya walaupun sebenarnya secara relatif tidak menyumbang solusi yang berarti terhadap kesulitan utama [terkait gerak dan perubahan], maka argumen yang dikemukakan akan tetap mempertahankan bentuk kunonya. Kedua, selanjutnya akan dibahas [pandangan] mekanisme moderen. Pandangan ini merupakan [pandangan] fisika empiriko- matematis yang dimulai oleh Galileo dan dikembangkan tanpa adanya gebrakan yang serius sampai permulaan abad kedua puluh. Karena figur Sir Isaac Newton yang dominan pada jaman ini, maka sains jaman ini disebut Sains Newton atau Sains Newtonian. Ketiga, sejumlah eksperimen yang membingungkan dilakukan pada akhir abad ini 4. Perubahan dalam teori ilmiah yang diawali oleh eksperimen- eksperimen ini terbukti lebih revolusioner dibanding perkiraan semula. Kemajuan- kemajuan terakhir membuat para ilmuwan terkejut. Segala sesuatu berubah menjadi kocar- kacir dan tidak teratur sehingga kita tergoda untuk memberi judul Kebingungan Kontemporer pada bagian ketiga. Namun untuk tidak menakut- nakuti mereka yang pemalu dan agar tidak terlebih dahulu memberikan penilaian tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi, maka bagian tersebut diberi judul yang tidak menakutkan yaitu, Abad Kedua Puluh. 3 [Catatan Penterjemah: Penterjemah kesulitan menemukan padanan kata motion dalam bahasa Indonesia. Kata ini memiliki makna gerak dan perubahan]. 4 [Catatan Penterjemah: Tulisan ini dibuat pertama kali pada paruh kedua abad kedua puluh] 3

12 1

13 1. JAMAN KUNO DAN GERAK & PERUBAHAN (MOTION) Sains, atau setidaknya bab pertama buku ini, dimulai dengan studi mengenai gerak dan perubahan (motion). Seandainya tidak ada gerak dan perubahan, maka tidak akan ada sains. Fisika bisa tetap ada tanpa adanya listrik, dan zoologi tidak secara mutlak membutuhkan kupu- kupu. Namun keduanya tidak akan ada tanpa gerak dan perubahan (motion). Baik dalam fisika maupun zoologi, fenomena yang dipelajari masing- masing bisa merupakan penyebab atau akibat dari gerak dan perubahan, atau malah gerak dan perubahan itu sendiri. Gerak atau perubahan merupakan bagian yang paling familiar dari pengalaman kita. Tanaman bertumbuh dan planet berputar. Hampir tidak ada yang lebih sederhana daripada sebatang pensil atau sebuah bola menggelinding di atas meja dan akhirnya jatuh. Namun demikian hampir tidak ada yang lebih sulit dijelaskan dari pada keduanya. Sebagian besar orang mengasumsikan bahwa gerak dan perubahan itu memang hal yang lumrah dan tidak pernah berpikir tentangnya. Mereka tidak pernah berpikir bahwa fenomena tersebut harus dijelaskan. Mereka gagal untuk memahami bahwa gerak dan perubahan memunculkan masalah. Tujuan pertama dari bagian ini adalah mengangkat kesulitan- kesulitan tersebut. Sama seperti seorang anak yang diantar ayahnya untuk berkeliling dengan menggunakan mobil dan mulai bertanya- tanya bagaimana mobil bekerja serta mulai belajar tentang prinsip- prinsip pembakaran dalam mesin, demikian juga mahasiswa, ilmuwan, dan para teolog harusnya berhenti menganggap gerak dan perubahan sebagai sesuatu yang memang sudah demikian adanya dan mulai memahami bahwa gerak dan perubahan membawa teka- teki tersendiri. PARADOKS ZENO Salah satu teka- teki tersebut dibungkus dengan ketrampilan sastra tinggi dan dikemukakan oleh seorang filsuf Yunani Kuno bernama Zeno dari Elea (sekitar 450 SM). Cerita yang dikisahkannya begitu baiknya sehingga realitas intelektualnya tersembunyi di balik menariknya kisah tersebut. Cerita tersebut adalah cerita tentang pertandingan lari terkenal antara Achilles dan seekor kura- kura. Salah satu fabel Aesop mengisahkan seekor kura- kura yang memenangkan sebuah pertandingan lari dengan seekor kuda jantan karena si kuda tertidur akibat terlalu percaya diri. Namun kisah Zeno jauh lebih baik dari kisah Aesop. Si kura- kura murni menang karena kecerdasan. Si kura- kura menantang Achilles untuk beradu dalam sebuah pertandingan lari. Persyaratan perlombaan yang digunakannyalah yang menunjukkan kecerdasannya. Persyaratannya sederhana: si kura- kura dibiarkan berlari terlebih dahulu sampai jarak tertentu, dan Achilles tidak dapat dianggap sebagai pemenang kecuali dia melewati si kura- kura. Persyaratan yang sangat sederhana. Saat pistol Zeno berbunyi, pertandingan lari yang paling terkenal sepanjang 1

14 sejarah tersebut dimulai. Achilles yang kecepatan larinya sangat melegenda itu tiba pada tempat dimana si kura- kura telah tiba sebelumnya. Namun si kura- kura tidak berada di sana lagi. Pada saat itu, si kura- kura sudah maju walaupun lambat. Pasti lambat, namun dia terus maju. Tidak seperti cerita Aesop karena ketika belum mendahului si kura- kura Achilles tidak berhenti untuk tidur siang. Dia terus berlari. Ketika si Achilles yang kecepatan larinya melegenda itu sampai pada titik dimana kura- kura berada sebelumnya, si kura- kura jelas tidak berada di sana lagi. Pada waktu itu, walaupun tidak jauh, dia telah maju lagi. Memang tidak jauh, tetapi dia terus maju. Achilles masih tetap tidak sama dengan kuda jantan dalam kisah Aesop karena dia terus berlari. Ketika si Achilles yang kecepatan larinya melegenda itu sampai pada titik dimana kura- kura berada sebelumnya, si kura- kura jelas tidak berada di sana lagi. Pada waktu itu, walaupun tidak jauh, dia telah maju lagi. Memang tidak jauh, tetapi dia terus maju. Cerita ini terus bertambah panjang walaupun si Achilles tidak berhenti untuk tidur siang. Inti dari kisah ini adalah setiap kali Achilles tiba di tempat dimana si kura- kura sebelumnya berada, si kura- kura tidak lagi berada di sana. Karena hal ini terjadi terus- menerus, maka si Achilles yang kecepatannya melegenda itu tidak pernah bisa melewati si kura- kura dari Elea. Sampai di sini sebagian besar orang akan tertawa mendengar cerita ini dan mereka memilih mengalihkan pembicaraan. Siapa yang begitu bodoh untuk menjelaskan teka- teki ini, pikir mereka. Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah siapa yang cukup pandai menjelaskan teka- teki ini? Walaupun dua ribu tahun telah lewat sejak Zeno mengemukakan kisah ini, tidak ada solusi yang secara universal dianggap telah menyelesaikan masalah yang diangkat Zeno. Satu dari jawaban superfisial yang pernah dikemukakan adalah dengan cara mengukur sejauh mana Achilles berlari dalam 10 menit (jawabannya mudah yaitu sepuluh mil) dan mengukur sejauh mana si kura- kura merangkak dalam jangka waktu yang sama (yaitu sekitar tiga puluh meter). Perhitungan mendasar seperti ini menunjukkan bahwa, jika si kura- kura sudah mendahului Achilles sejauh empat puluh atau enam puluh meter, maka Achilles dengan mudah mendahului si kura- kura. Penyelesaian ini superfisial dan Zeno tidak menerimanya, karena penyelesaian ini mengasumsikan sebuah faktor yang tidak diakui sebagai benar oleh Zeno. Tentu saja jika Achilles dapat berlari selama 10 menit, maka dia dapat dengan mudah mendahului teman kita si kura- kura yang lambat tetapi sabar itu. Tetapi kecemerlangan si kura- kura dalam menentukan persyaratan awal pertandingan lari ini bergantung pada fakta bahwa Zeno tidak bersedia mengakui bahwa Achilles dapat berlari selama sepuluh menit. Bahkan dia tidak bersedia mengakui bahwa Achilles dapat berlari sama sekali. Dengan menghilangkan kata- kata berbunga- bunganya, hal yang dikemukakan Zeno sebenarnya langsung pada sasaran. Coba renungkan kelereng yang menggelinding dari satu ujung meja ke ujung yang lain. Atau kalau anda mau sedikit ilmiah, coba renungkan sebuah atom yang bergerak dari titik tertentu ke titik lain dalam ruang. Sebelum benda yang bergerak itu mencapai titik akhir, pasti dia harus terlebih dahulu melewati setengah dari jarak antara titik awal dengan titik tujuan karena tidak 2

15 mungkin si benda mencapai titik akhir tanpa melewati titik tengah. Namun agar mencapai titik tengah ini, si benda harus terlebih dahulu melewati seperempat jarak antara titik awal dan titik tujuan. Agar mencapai titik seperempat jarak antara titik awal dan titik tujuan ini, si benda harus terlebih dahulu bergerak melewati titik satu per delapan, satu per enam belas, dan seterusnya dari jarak tersebut. Namun demikian, frase dan seterusnya, merupakan rangkaian yang tidak terhingga dan hasilnya adalah benda yang bergerak tersebut harus melewati rangkaian yang tak terhingga sebelum mulai bergerak. Namun karena rangkaian tidak terhingga tersebut merupakan rangkaian yang tidak dapat selesai, maka tidak terelakkan bahwa sebuah kelereng atau satu atom tidak pernah bisa mulai bergerak. Gerak dan perubahan bukanlah sesuatu yang mungkin terjadi. Karena itu, Achilles tidak pernah mampu melewati si kura- kura. Reaksi pertama dari pemikiran Amerika yang sehat, yaitu pikiran yang tidak pernah cukup tertarik dengan aktivitas intelektual dan masih berada dalam kekacauan yang tidak berdisiplin, adalah menganggap semua itu sebagai omong kosong. Mereka akan berkata bahwa tentu saja gerak dan perubahan adalah sesuatu yang mungkin terjadi! Mengapa harus khawatir tentang itu? Namun ada alasan yang baik untuk khawatir. Mobil juga bergerak, bukan? Setidaknya benar bahwa kalau ada cacat dalam argumen Zeno, maka mobil bergerak. Adalah orang Amerika yang tidak intelek itu yang akan berpikir bahwa merupakan sesuatu yang bernilai untuk mempelajari mesin pembakaran internal. Jika teknik permobilan pada akhirnya akan membutuhkan pengetahuan tentang matematika, maka orang tidak boleh terantuk pada studi tentang gerak dan perubahan (atom bergerak, bukan?) hanya karena studi tentang gerakan melibatkan logika dan rangkaian tidak terhingga. Satu lagi upaya superfisial untuk menyelesaikan masalah ini bergantung pada upaya menyeimbangkan ketidakberhinggaan pembagian ruang dengan ketidakberhinggaan pembagian waktu. Dengan demikian, jika Achilles harus melewati rangkaian ruang yang tidak terhingga, maka setidaknya dia mempunyai waktu yang tidak terhingga untuk melakukannya. Tentu saja waktu yang tidak terhingga itu cukup lama, sehingga dengan segera dia akan melewati si kura- kura. Tetapi penyelesaian seperti ini hanya akan menggandakan masalah. Kesulitan yang ditimbulkan pembagian yang tak terhingga akan sama efektifnya menghambat dimulainya waktu seperti halnya dia menghambat dimulainya gerak. Untuk menghindari kesulitan seperti itu yaitu satu kesulitan yang sama namun yang diterapkan dua kali Aristotel (Physics, VIII, 8) berargumen bahwa benda yang dalam keadaan bergerak tidak melewati rangkaian titik yang tak terhingga. Menurut Aristotel, Zeno memperlakukan satu titik yaitu titik tengah sebagai dua. Dia menganggapnya sebagai akhir sekaligus awal gerak dan perubahan. Namun ini hanya terjadi kalau benda yang bergerak tersebut berhenti pada titik ini lalu mulai lagi bergerak. Jika benda tersebut berada dalam gerak dan perubahan yang berkelanjutan, maka tidak ada titik tengah yang teraktualisasi. Titik- titik dan pembagian- pembagian ini hanyalah potensi dan sebenarnya tidak 3

16 aktual. Karena itu, walaupun tidak mungkin melewati rangkaian titik aktual yang tak terhingga jumlahnya, namun tidak ada kesulitan untuk melewati rangkaian titik- titik potensial [yang tak terhingga]. Jika solusi ini menimbulkan kecurigaan dan tampaknya ada sesuatu yang aneh dengan penyelesaian ini, bukan? mungkin paradoks Zeno bukan sebuah omong kosong seperti kita pikirkan ketika pertama kali kita mendengarnya. Mungkin memang gerak dan perubahan merupakan sesuatu yang sulit dipahami. Ada juga upaya lain untuk menjawab Zeno. Orang mungkin mengajukan protes bahwa karena rangkaian yang tak terhingga tidak mempunyai titik akhir, maka Zeno tidak dapat mengharuskan benda bergerak tersebut untuk mencapai titik akhir sebelum dia mulai bergerak. Dia tidak dapat menegakkan sesuatu yang dia sendiri akui tidak ada sebagai sebuah penghambat gerak dan perubahan. Namun pertanyaannya adalah apakah Zeno mengatakan bahwa ada keharusan untuk mencapai titik akhir? Bukankah paradoksnya tetap akan ada jika seandainya dia hanya mengatakan bahwa gerak dan perubahan tidak mungkin dimulai karena ada banyak titik dalam rangkaian tersebut? Rangkaian itu tentu saja cukup panjang. Namun mungkin pendekatan lain akan memungkinkan benda tersebut bergerak. Mari kita andaikan bahwa dalam ruang yang terbatas memang terdapat titik- titik yang tak terbatas. Mari kita andaikan bahwa untuk bergerak dari sini ke sana, satu benda harus melewati semua titik itu. Namun mari kita sangkali bahwa benda tersebut harus melewati setiap titik tersebut. Artinya kita mengklaim bahwa Zeno mencampuradukkan semua [titik] yang bersifat kolektif dengan setiap [titik] yang bersifat distributif. Secara salah, dia beranggapan bahwa hal yang berlaku bagi titik- titik secara kolektif berlaku juga bagi titik- titik secara distributif. Namun ada banyak contoh dimana banyak individu dari satu hal kolektif memiliki ciri yang berbeda dari setiap individu distributif. Setiap paku dalam kotak besar ini dapat dengan mudah diangkat, tetapi sangat sulit mengangkat mereka semua sekaligus. Demikian juga, apa yang berlaku untuk masing- masing kasus tidak selamanya berlaku untuk semua kasus secara keseluruhan. Aristotel berargumen bahwa walaupun satu teorema sudah terbukti berlaku bagi setiap jenis segitiga, tetapi itu tidak berarti bahwa teorema itu berlaku bagi semua segitiga secara keseluruhan. Atau contoh lain, setiap elemen dari satu senyawa bisa saja merupakan racun (misalnya NaCl) [ketika berdiri sendiri], tetapi secara keseluruhan keduanya baik untuk dimakan. Karena itu Zeno salah karena dia menegaskan bahwa benda yang bergerak harus melewati setiap titik, sedangkan sebenarnya benda tersebut hanya perlu melewati semuanya. Apakah solusi ini kelihatan mencurigakan juga? Sebaiknya kita berhati- hati karena tidak terlalu banyak solusi di luar sana dan kalau kita tidak memutuskan mana yang akan kita pegang [sebagai benar], maka kita mungkin terpaksa harus menyimpulkan bahwa gerak dan perubahan adalah sesuatu yang tidak memungkinkan. Kalau demikian, bagaimana nasib sains yang malang ini? 4

17 AJARAN HERAKLITUS TENTANG PERUBAHAN YANG TERUS- MENERUS Karena kita tidak dapat berhenti dan menunggu selama dua ribu tahun lagi untuk menyusun jawaban yang lebih baik bagi [keberatan] Zeno, maka kita harus melanjutkan pembicaraan seolah- olah keberatan Zeno tidak pernah ada. Mari kita hilangkan keberatan tersebut dari ingatan kita. Mari kita putuskan untuk tidak memikirkannya sama sekali. Supaya tidak membuang waktu lagi, kita harus mengasumsikan bahwa benda- benda atau segala sesuatu bergerak. Salah satu filsuf yang mempelajari gerak dan perubahan, atau filsuf pertama yang menjadikan gerak dan perubahan sebagai obyek studi utamanya menyimpulkan bahwa bukan saja segala sesuatu berada dalam keadaan bergerak, tetapi juga segala sesuatu terus- menerus mengalami gerak dan perubahan yang konstan. Slogan Heraklitus (kira- kira 500 SM) adalah, Segala sesuatu mengalir. Dia mengumpamakan alam semesta sebagai sebuah sungai dimana air yang baru terus- menerus menggantikan air yang sudah lewat. Tidak ada yang diam. Segala sesuatu berubah. Karena itu, orang tidak dapat melangkah masuk ke dalam sungai yang sama dua kali. Jika sungai terdiri dari air, dan air tidak pernah sama, maka sungai tidak pernah sama; sehingga tidak ada seorangpun yang dua kali pernah melangkah masuk ke dalam sungai yang sama. Jika kita berupaya untuk menghindari kesimpulan tersebut dengan menekan ilustrasi ini dan berkata bahwa selain air, sungai memiliki dasar dan tepi, maka Heraklitus akan menjawab bahwa dasar dan tepi sungaipun terus mengalami erosi dan tidak pernah diam. Bahkan kerikil yang paling kecil sekalipun terus- menerus berubah. Tidak ada satu apapun yang tetap sama. Ada alasan lain lagi mengapa orang tidak dapat melangkah masuk ke dalam sungai yang sama dua kali. Bukan hanya sungainya berubah, tetapi orangnya juga berubah. Tidak ada satu aspekpun dari orang tersebut yang tetap sama. Karena itu pada saat dia melangkahkan kakinya ke dalam sungai untuk kedua kalinya, dia bukan orang yang sama lagi. Walaupun Heraklitus hidup pada jaman Yunani kuno, tetapi universalitas gerak bukanlah satu gagasan yang aneh pada jaman moderen. Dulu atom dianggap sebagai sesuatu yang secara internal stabil dan keras. Namun dengan adanya teknik pembelahan atom, maka muncul pandangan baru bahwa atom itu seperti miniatur tata surya yang bagian- bagiannya berputar mengelilingi sebuah inti [atom]. Lebih jauh lagi, sekarang inti atom dan satelit- satelitnya tidak dipandang lagi sebagai bulatan padat, tetapi seluruh bagian alam semesta ini dianggap sebagai bidang energi yang terus- menerus berdenyut dimana tidak ada satupun yang stabil. Tidak diragukan bahwa para ilmuwan moderen dan filsuf kontemporer berbeda pendapat mengenai jawaban rinci terhadap pertanyaan- pertanyaan utamanya. Tetapi setidaknya di jaman kita, gagasan mengenai perubahan universal bukanlah gagasan yang aneh. Karena itu 5

18 implikasi yang Heraklitus dan para muridnya tarik dari pandangan mereka bahwa segala sesuatu mengalir merupakan hal yang perlu kita selalu ingat. Adalah Kratylus, murid Heraklitus dan bukan Heraklitus sendiri yang menarik kesimpulan- kesimpulan dari pandangan Heraklitus. Ketertarikan utama kita di sini tentu saja terkait dengan analisa dari konsep perubahan universal dan bukan perkembangan historis rincinya. Karena itu pertanyaan yang patut diajukan adalah: Jika segala sesuatu berubah, jika tidak ada satupun yang diam, apa implikasinya? Plato berkomentar pedas bahwa penganut ajaran Heraklitus mempraktekkan prinsipnya melalui pandangan mereka yang terus berubah. Mereka tidak pernah menjawab pertanyaan yang sama dengan cara yang sama dua kali. Pikiran mereka terus mengalir seperti sungai. Namun Kratylus, mampu menghindari celaan Plato. Setiap kali diajukan pertanyaan, apapun pertanyaannya, dia selalu memberikan jawaban yang sama. Namun jawabannya bukan dalam bentuk kata, tetapi lambaian tangan. Mungkin Kratylus konsisten. Mungkin teori tentang gerak dan perubahan universal memustahilkan komunikasi menggunakan bahasa [yang dapat dipahami]. Mari kita pikirkan bersama. Jika sungai terus- menerus berubah, dapatkah dia disebut sungai? Ketika kita menyebut sesuatu hal sebagai sungai, atau bahkan awan, maka hal itu haruslah tetap sungai atau awan selama beberapa waktu. Sungai biasanya bertahan lebih lama daripada awan. Namun bahkan ketika sesuatu disebut awan, maka dia harus bertahan cukup lama untuk dikenali dan dinamai demikian. Paling tidak ada satu hal yang tidak berubah. Kalau tidak, maka kita tidak dapat menyebutnya demikian. Namun demikian, tidak berarti bahwa semua aspek dari sungai itu harus tak berubah. Tidak pula berarti bahwa semua aspek dari sungai itu harus tak berubah untuk selama- lamanya. Namun kecuali sesuatu (dalam hal ini esensi sebagai sungai) tidak berubah menjadi sesuatu yang lain (bukan sungai), maka nama yang diberikan itu tidak memiliki makna. Karena itu, keniscayaan dari komunikasi yang menggunakan bahasa yang dapat dipahami bergantung pada keberadaan entitas yang tidak berubah untuk waktu yang terhingga, dan sebaliknya teori tentang perubahan universal memustahilkan adanya komunikasi dan pengetahuan. Dalam Timaeus, Plato memberikan ilustrasi tentang hal ini. Dia memberi contoh seorang pemahat terampil yang sedang membuat patung dari emas. Emas relatif lunak dan dapat dibentuk dengan cepat. Sebagai sebuah ilustrasi kita dapat mempercepat prosesnya demi menekankan hal yang hendak dikatakan di sini. Pemahat tersebut membuat patung Zeus dan salah seorang yang lewat menanyakan kepada anda apa yang sedang dibuat si pemahat. Si pemahat tidak berhenti membentuk emas tersebut ketika bentuk Zeus mulai terbentuk. Dia melanjutkan pekerjaannya dengan kecepatan yang tidak berubah. Sebelum anda menyebutnya Zeus, emas itu tidak berbentuk Zeus 6

19 lagi. Mungkin emas tersebut mulai tampak seperti Sokrates, atau centaur 5. Jadi setiap kali anda merasa pantas menyebutnya sesuatu, emas itu telah berubah menjadi hal lain. Yang dia buat bukan sesuatu. Bukan apa- apa. Tentu saja orang dapat mengatakan bahwa itu emas. Mungkin bukan Zeus atau centaur, tetapi jelas itu sesuatu dan sesuatu itu adalah emas. Menanggapi pernyataan seperti ini kita harus mengembangkan lebih lanjut implikasi dari cerita tersebut sehingga lebih eksplisit daripada yang dikemukakan Plato. Kita tergoda untuk menyebutnya emas, karena emas tetap tidak berubah selama proses tersebut. Tetapi andaikan bahwa emas itu tidak tetap menjadi emas. Andaikan bahwa selama proses pemahatan itu si emas berubah jadi tanah liat. Andaikan lagi bahwa sesaat setelah hampir menjadi tanah liat, bahan itu berubah lagi menjadi lilin. Dengan keadaan seperti itu, bagaimana anda menjawab pertanyaan, Apakah itu? Tidak hanya dia bukan Zeus, tetapi dia juga bukan emas; bukan pula tanah liat; atau lilin; atau apa- apa sama sekali. Dengan kata lain, jika sesuatu [terus] berubah, dia tidak ada. Atau secara umum, jika segala sesuatu berubah, maka sesuatupun tidak ada. Perubahan universal berimplikasi ketiadaan dan hal ini berimplikasi bahwa perubahan tidaklah nyata dan realitas tidak berubah. Sekali lagi ini kedengaran seperti Zeno! Apakah kita telah sekali lagi menunjukkan bahwa gerak dan perubahan merupakan sebuah ketidakmungkinan? ARISTOTELIANISME Puncak dari studi tentang gerak dan perubahan pada jaman kuno adalah karya Aristotel. Sebelum kita membahas bagian yang rumit dari teorinya, jawabannya terhadap Heraklitus akan menjadi titik awal pembahasan kita. Aristotel setuju bahwa jika segala sesuatu selalu berubah, maka sesuatupun tidak ada dan pengetahuan menjadi tidak mungkin. Karena itu, dia menyimpulkan bahwa pastilah ada sesuatu yang tidak berubah. Penegasan bahwa ada sesuatu yang tidak berubah, setidaknya untuk periode yang berhingga, tidak hanya tergantung pada keinginan Aristotel untuk mendukung kemungkinan akan adanya pengetahuan, walaupun kemungkinan akan adanya pengetahuan tentu saja tergantung pada adanya sesuatu yang tidak berubah. Tetapi keberadaan sesuatu yang tidak berubah juga secara langsung terkait dengan keniscayaan gerak dan perubahan. Dengan kata lain, agar sesuatu berubah dan bergerak, harus ada hal yang tidak berubah dan bergerak. Situasi dimana gerak terjadi adalah sesuatu yang sedikit rumit. Ketika kita mengungkapkan contoh gerak atau perubahan misalnya, kita berkata bahwa daun berwarna hijau berubah menjadi coklat, atau anak yang tidak berpendidikan menjadi seorang yang berpendidikan, atau 5 [Catatan Penterjemah: Makhluk dalam mitologi Yunani Kuno yang memiliki badan bagian atas berupa manusia dan badan bagian bawah berupa kuda.] 7

BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU

BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU A. Pengertian Dasar Setiap hari kita melihat berbagai macam hal di lingkungan sekitar. Ada banyak hal yang bisa diamati. Misalnya jenis kendaraan yang melintas di

Lebih terperinci

Galileo and the Science of Mechanics

Galileo and the Science of Mechanics Galileo and the Science of Mechanics Galileo and the Science of Mechanics http://www.google.co.id/imgres?q=galileo+and+the+science+of+mechanic/ ILMU astronomi dikaitkan dengan imamat dan tradisi ilmiah

Lebih terperinci

Argumen Ontologis Masih ada kaitan dengan tema gagasan bawaan, namun dengan lebih banyak pembuktian atau demonstrasi, adalah Argumen Ontologis yang di

Argumen Ontologis Masih ada kaitan dengan tema gagasan bawaan, namun dengan lebih banyak pembuktian atau demonstrasi, adalah Argumen Ontologis yang di ALLAH, KEBERADAAN Bahwa Allah ada merupakan ajaran dasar Alkitab, yang tanpanya ajaran tentang penebusan, pembenaran, serta semua ajaran lain menjadi tak bermakna. Karena itu, kepercayaan Kristen didasarkan

Lebih terperinci

MATEMATIKA LIMIT FUNGSI ALJABAR BAHAN AJAR DAN LKS TATI MASRIYATI. WAKTU 8 x 45 MENIT (4 KALI PERTEMUAN) KELAS X SEMESTER II Kelompok :.

MATEMATIKA LIMIT FUNGSI ALJABAR BAHAN AJAR DAN LKS TATI MASRIYATI. WAKTU 8 x 45 MENIT (4 KALI PERTEMUAN) KELAS X SEMESTER II Kelompok :. BAHAN AJAR DAN LKS TATI MASRIYATI MATEMATIKA LIMIT FUNGSI ALJABAR WAKTU 8 x 45 MENIT (4 KALI PERTEMUAN) Nama :. NIS :. Kelas :. KELAS X SEMESTER II Kelompok :. SEKOLAH MENENGAH ATAS PENGANTAR Puji Syukur

Lebih terperinci

Oleh: Anggun Rizki Samsunar *)

Oleh: Anggun Rizki Samsunar *) KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD YUNANI KUNO Filsafat Zeno Oleh: Anggun Rizki Samsunar *) Filsafat Yunani kuno mempunyai cirri yang menonjol yaitu ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik

Lebih terperinci

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com GAYA Hoga saragih Hubungan antara gaya dan gerak Mengapa benda bergerak sedemikian rupa? Apa yang membuat benda yang pada mulanya diam mulai bergerak? Apa yang mempercepat dan memperlambat benda? Kita

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti

ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti Perkembangan ilmu dan filsafat diawali dari rasa ingin tahu, yang kemudian rasa ingin tahu meningkat menjadi tahu. Dan dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI PENGERTIAN Pengertian secara Etimologi Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Struktur manusia dan situasi di dunia membuat proses belajar mengajar tidak terhindarkan.

Lebih terperinci

Energi. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

Energi. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com Energi Hoga saragih Makna energi Orang yang penuh energi Makanan dengan kadar energi tinggi Bahan bakar energi tinggi Energi-bagi yang mendambakan tiada bedanya dengan kekuasaan Materi adalah zat dan energi

Lebih terperinci

BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU

BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU A. Pengertian Dasar Setiap hari kita melihat berbagai macam hal di lingkungan sekitar. Ada banyak hal yang bisa diamati. Misalnya jenis kendaraan yang melintas di

Lebih terperinci

JUJUR PADA PLURALIS. Ch. Daniel Saduk Manu

JUJUR PADA PLURALIS. Ch. Daniel Saduk Manu JUJUR PADA PLURALIS Ch. Daniel Saduk Manu Prawacana Perdebatan seputar paham pluralisme agama yang dilakukan oleh seorang pengajar teologi sistematis dan seorang mahasiswa teologi tak terasa telah menarik

Lebih terperinci

MEMPERBAHARUI PIKIRAN (AKAL BUDI)

MEMPERBAHARUI PIKIRAN (AKAL BUDI) Level 2 Pelajaran 3 MEMPERBAHARUI PIKIRAN (AKAL BUDI) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bicara mengenai memperbaharui pikiran (akal budi). Saya ingin bacakan 2 ayat. Yang pertama dari Filipi 4:8. Ayat itu

Lebih terperinci

Kepemimpinan dalam Fisika

Kepemimpinan dalam Fisika Kepemimpinan dalam Fisika (Prof. Yohanes Surya Ph.D/Chairman Surya Institute) Fisika adalah ilmu tentang alam. Dalam fisika kita belajar bagaimana cara alam bekerja. Dalam Fisika kita juga belajar apa

Lebih terperinci

KEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012

KEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012 Pelajaran 6 KEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012 KEBAIKAN RAHASIA Perbuatan-perbuatan Tersembunyi 10 November 2012 1. Persiapan A. Sumber Matius 6:2-4 Mazmur 139:1-3 Ibrani

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

Pelajaran 8 PENGORBANAN KRISTEN DAN LOMPATAN IMAN. 1. Persiapan. Tidak Ada Resiko, Tidak Ada Hasil. A. Sumber

Pelajaran 8 PENGORBANAN KRISTEN DAN LOMPATAN IMAN. 1. Persiapan. Tidak Ada Resiko, Tidak Ada Hasil. A. Sumber Pelajaran 8 PENGORBANAN KRISTEN DAN LOMPATAN IMAN Tidak Ada Resiko, Tidak Ada Hasil 24 November 2012 1. Persiapan A. Sumber 1 Petrus 5:8,9 Yakobus 2:18-20 Yakobus 1:2-4 Ibrani 13:6,7 Filemon 4-7 2 Tesalonika

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

Tinjauan Buku. Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman.

Tinjauan Buku. Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman. Tinjauan Buku Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman. Tesis utama Plantinga dalam buku ini ialah bahwa konflik

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim Jika Tuhan itu ada, Mahabaik, dan Mahakuasa, maka mengapa membiarkan datangnya kejahatan?

Lebih terperinci

Minggu ketiga. Newton : Hukum-hukum Gerak Dr.Arief Hermanto, Msc

Minggu ketiga. Newton : Hukum-hukum Gerak Dr.Arief Hermanto, Msc Minggu ketiga Newton : Hukum-hukum Gerak Dr.Arief Hermanto, Msc Kita ulang dulu perbandingan antara Aristoteles (A) dan Galileo (G). K = Komentar.. ----------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah. Sulistyani, M.Si.

Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah. Sulistyani, M.Si. Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Berlatar belakang Penalaran deduktif (rasionalisme) dan induktif (empirisme) memiliki kelemahan dalam mengungkap

Lebih terperinci

MA5032 ANALISIS REAL

MA5032 ANALISIS REAL (Semester I Tahun 2011-2012) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. August 17, 2011 Zeno, seorang filsuf dan matematikawan Yunani Kuno (490-435 SM), mengemukakan sebuah paradoks tentang suatu

Lebih terperinci

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Teori Relativitas Umum Sebelum teori Relativitas Umum (TRU) diperkenalkan oleh Einstein pada tahun 1915, orang mengenal sedikitnya tiga

Lebih terperinci

Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan

Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan . Sesi Kedua Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan Handout Akatiftas 1 : MENDENGARKAN dan BERBICARA: SANDIWARA (1 jam) Topik Yang Mungkin: Bercerita tentang pengalaman memancing yang paling berkesan

Lebih terperinci

Pelajaran Persiapan. Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! A.

Pelajaran Persiapan. Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! A. Pelajaran 8 Hidup Melebihi Diri Sendiri 1. Persiapan A. Sumber Daniel 12:3 Matius 9:37, 38 1 Korintus 9:22 Markus 16:15 1 Yohanes 4:4 Wahyu 12:11 Matius 10:27, 28 B. Apa yang dikatakan tentang Hidup Melebihi

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Pengantar Dalam bagian pertama dari pelajaran ini, kita melihat pentingnya menerima baptisan Roh Kudus. Dalam bagian ini kita akan melihat pentingnya mempelajari

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. serta merta membuat sosiologi ilmu menggunakan metode-metode filsafat.pada

BAB V PENUTUP. serta merta membuat sosiologi ilmu menggunakan metode-metode filsafat.pada BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sejarah sosiologi ilmu tidak lain adalah sejarah dari pelimpahan warisan metafisika perkemabangan filsafat ilmunya. Terbentang dari tradisi keilmuan China, Yunani, dan kemudian

Lebih terperinci

Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya?

Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya? Universitas Liberal Arts: Belajar Seni Apa? Wah, kamu kuliah di universitas liberal arts? Kamu belajar seni ya? Itu adalah pertanyaan yang umum saya dapatkan dari mereka yang berada di kampung halaman

Lebih terperinci

PENALARAN PADA PARADOKS KEBOHONGAN

PENALARAN PADA PARADOKS KEBOHONGAN PENALARAN PADA PARADOKS KEBOHONGAN Nikolaus Indra - 13508039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa 10, Bandung e-mail: if18039@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL 071211133053 KETUA 2. MAS ULA 071211132008 SEKRETARIS 3. VINANDA KARINA D. P

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET Kompetensi Dasar 3.2 Mengevaluasi pemikiran dirinya terhadap keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan

Lebih terperinci

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap

Lebih terperinci

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI FILSAFAT PENGANTAR Kata-kata filsafat, filosofi, filosofis, filsuf, falsafi bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya,

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/1 Materi Pokok : Hukum Newton Alokasi Waktu : 8 JP A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

Pendidikan Berorientasi Lingkungan: Pergeseran Peran Bahan Alam Sebagai Media Pembelajaran Kimia * Oleh ** Sukisman Purtadi

Pendidikan Berorientasi Lingkungan: Pergeseran Peran Bahan Alam Sebagai Media Pembelajaran Kimia * Oleh ** Sukisman Purtadi Pendidikan Berorientasi Lingkungan: Pergeseran Peran Bahan Alam Sebagai Media Pembelajaran Kimia * Oleh ** Sukisman Purtadi PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran sesungguhnya adalah untuk mempersiapkan peserta

Lebih terperinci

Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta

Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta 24 DAFTAR ISI Halaman Ucapan Terima Kasih Kata Pengantar dari Supardi Lee Kata Pengantar Pendahuluan 14 BAGIAN 1. MENGUBAH ALUR KEHIDUPAN 19

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

TUGAS FILSAFAT ILMU, ETIKA, SEJARAH MATEMATIKA PARADOKS ZENO

TUGAS FILSAFAT ILMU, ETIKA, SEJARAH MATEMATIKA PARADOKS ZENO TUGAS FILSAFAT ILMU, ETIKA, SEJARAH MATEMATIKA PARADOKS ZENO Disusun oleh : Anisa Rahmawati 12/331118/PA/14455 Zainab Mursyidah 12/331194/PA/14492 Vivien Tiara Dewi 12/331291/PA/14568 Kholida Khoirunnisa

Lebih terperinci

Jangan membiarkan, jangan mengundang iblis. (*Dengan Komentar Shifu) Dengan Pikiran Lurus manfaatkan waktu menyelamatkan manusia

Jangan membiarkan, jangan mengundang iblis. (*Dengan Komentar Shifu) Dengan Pikiran Lurus manfaatkan waktu menyelamatkan manusia Jangan membiarkan, jangan mengundang iblis (*Dengan Komentar Shifu) Dengan Pikiran Lurus manfaatkan waktu menyelamatkan manusia (Minghui net. 6 Agustus 2009) Beberapa tahun belakangan ini, sejumlah pengikut

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun

Lebih terperinci

Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran

Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran Delapan belas tahun lalu, ayah dari Rashin Soodmand digantung di Iran karena ia meninggalkan Islam dan menjadi seorang Kristen. Saat ini, saudara laki-lakinya

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012 Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012 Hanya Percaya kepadaku (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH

SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH i t a i g k a a n D Sulfikar Amir Edisi 048, Februari 2012 1 Edisi 048, Februari 2012 Sains, Islam, dan Revolusi Ilmiah Tulisan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

Masalah Induksi : Raven Paradox

Masalah Induksi : Raven Paradox Masalah Induksi : Raven Paradox Ruth Nattassha (13510096) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia ruth.nattassha@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Misiologi David Bosch

Misiologi David Bosch Misiologi David Bosch Definisi Sementara Misi. 1. Iman Kristen bersifat misioner, atau menyangkali dirinya sendiri. Berpegang pada suatu penyingkapan yang besar dari kebenaran puncak yang dipercayai penting

Lebih terperinci

Pelajaran 2 CERITAKAN CERITAMU. Kasih Karunia Yang Menakjubkan. 12 Januari 2013

Pelajaran 2 CERITAKAN CERITAMU. Kasih Karunia Yang Menakjubkan. 12 Januari 2013 Pelajaran 2 CERITAKAN CERITAMU Kasih Karunia Yang Menakjubkan 12 Januari 2013 Kasih Karunia Allah Yang Menakjubkan (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN?

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? Salah satu prinsip yang diterapkan untuk mengambil arti dari nas-nas Alkitab adalah agama sejati

Lebih terperinci

1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori

1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori A. ENERGI Energi berasal dari bahasa Yunani energia yang berarti kegiatan atau aktivitas. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha / kerja. Dalam satuan SI, energi dinyatakan dalam Joule (J). satuan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

Periode Renaissance. awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama.

Periode Renaissance. awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama. Periode Renaissance awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama. RENAISSANCE Tidak ada demarkasi tunggal yg memisahkan periode Pertengahan dan masa sesudahnya. Renaissance boleh jadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Setelah melakukan uji instrumen pada beberapa jenjang pendidikan, ditemukan beberapa learning

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik gerak pada benda titik dan

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik gerak pada benda titik dan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi : FISIKA : XI/1 : Usaha dan Energi : Usaha dan energi Pertemuan ke- : 1

Lebih terperinci

21 February, Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?

21 February, Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu? Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON Hidup Melebihi Diri Sendiri (Ini ukan Tentang Anda!) 21 February, 2015 Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

IBADAH YANG BENAR (Apakah Dia berharga untukmu?), 27 Oktober 2012

IBADAH YANG BENAR (Apakah Dia berharga untukmu?), 27 Oktober 2012 Pelajaran 4 IBADAH YANG BENAR (Apakah Dia berharga untukmu?), 27 Oktober 2012 IBADAH YANG BENAR Apakah Dia Berharga Untukmu? 27 Oktober 2012 1. Persiapan A. Sumber Roma 12:1 Ibrani 12:28,29 Mazmur 29:2

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang

Lebih terperinci

Gaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda berdasarkan Hukum Newton. Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan

Gaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda berdasarkan Hukum Newton. Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan Gaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda berdasarkan Hukum Newton. Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan konsep gaya menjadi lebih rumit, alternatifnya menggunakan

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik yang Bijaksana) 8 Desember 2012 TAKTIK YANG BIJAKSANA (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di

Lebih terperinci

BAGAIMANA MENCINTAI FISIKA?

BAGAIMANA MENCINTAI FISIKA? BAGAIMANA MENCINTAI FISIKA? Oleh: Roniyus MS, S.Si., M.Si. (Ketua Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung) Tak Kenal Maka Tak Cinta Ada sebuah pepatah yang terkenal di negeri ini yaitu tak kenal maka

Lebih terperinci

MENGAPA DIA HARUS MATI?

MENGAPA DIA HARUS MATI? MENGAPA DIA HARUS MATI? Ev. Andree Kho Di dalam semua agama, ada hal-hal tertentu yang sampai batas tertentu kelihatannya sama. Misalnya: Semua agama mengajarkan, supaya manusia berbuat baik. Semua agama

Lebih terperinci

BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA

BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan

Lebih terperinci

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #31 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #31 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS 3.1 Teori Kritis Jurgen Habermas Habermas berasumsi bahwa modernitas merupakan sebuah proyek yang belum selesai. Ini artinya masih ada yang perlu untuk dikerjakan kembali.

Lebih terperinci

Pelajaran 5 BERTUMBUH DALAM KASIH Wilma Mencari Emas 1 Februari 2014

Pelajaran 5 BERTUMBUH DALAM KASIH Wilma Mencari Emas 1 Februari 2014 Pelajaran 5 BERTUMBUH DALAM KASIH Wilma Mencari Emas 1 Februari 2014 Wilma mencari emas (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Saya minta maaf, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. BAB V PENUTUP Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. Kesimpulan Teologi pluralisme agama memang simpatik karena ingin membangun teologi

Lebih terperinci

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Sulit Untuk Bersembunyi (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Pada1996

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi

Lebih terperinci

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA P a g e 1 PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA 1. Pendahuluan a. Definisi logika Logika berasal dari bahasa Yunani logos. Logika adalah: ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar ilmu pengetahuan yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan IV KERJA DAN ENERGI Kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari bab ini adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep kerja dan energi pada kehidupan sehari-hari ataupun

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu Pelajaran 11 MENGUNGKAPKAN PERASAANMU Semuanya Sekitar, Naik, Turun 15 Desember 2012 1. Persiapan A. Sumber Matius 7:12 Yohanes 15:11 2 Samuel 6:14 Efesus 4:26-32 Yohanes 2:13-15 Matius 26:38 Mazmur 6:6,7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk

Lebih terperinci

DASAR-DASAR IMAN KRISTEN

DASAR-DASAR IMAN KRISTEN DASAR-DASAR IMAN KRISTEN SEBUAH THEOLOGI YANG KOMPREHENSIF DAN MUDAH DIBACA JAMES MONTGOMERY BOICE Penerbit Momentum 2011 Dasar-Dasar Iman Kristen Sebuah Theologi yang Komprehensif dan Mudah Dibaca Oleh:

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #36 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Pencari Kebenaran Bertanya: Ellen White Menjawab Bagian 1 Mencari...

Pencari Kebenaran Bertanya: Ellen White Menjawab Bagian 1 Mencari... Pencari Kebenaran Bertanya: Ellen White Menjawab Bagian 1 Mencari... 18 Pertanyaan Penting yang Dijawab dari Tulisan Ellen White: Pertanyaan #1: Bagaimana saya memastikan telah dengan benar belajar Alkitab?

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP

Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun 2012 Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP. 19800129200501 1 003 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. Otak & Manusia Unggul. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran.

CREATIVE THINKING. Otak & Manusia Unggul. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran. CREATIVE THINKING Modul ke: Otak & Manusia Unggul Fakultas FIKOM Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Kenali Otak Otak mengatur semua fungsi tubuh; Otak mengendalikan

Lebih terperinci

Ringkasan Singkat Belajar hipnotis

Ringkasan Singkat Belajar hipnotis Ringkasan Singkat Belajar hipnotis Ebook yang berisi tentang ringkasan saat masa orientasi pada salah satu sekolah hipnotis, yang berada di indonesia Ebook ini berisi tentang: 1. Pengenalan Hipnotis 2.

Lebih terperinci

BAB 1: MASALAH YANG TERUTAMA: PARADOKS BERNAMA KESADARAN. Cogito, Ergo Sum (Aku berpikir, maka aku ada)

BAB 1: MASALAH YANG TERUTAMA: PARADOKS BERNAMA KESADARAN. Cogito, Ergo Sum (Aku berpikir, maka aku ada) BAB 1: MASALAH YANG TERUTAMA: PARADOKS BERNAMA KESADARAN Cogito, Ergo Sum (Aku berpikir, maka aku ada) Rene Descartes, filsuf Perancis L homme est condamne a etre libre, parce que une fois jete dans le

Lebih terperinci