BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum peneliti terjun kelapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian. (Sukardi, 2013) 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Area Produksi PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa dengan alasan potensi bahaya yang berada di lingkungan kerja produksi dan belum adanya ahli K3 yang dimilki perusahaan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2016 Mei

2 Populasi Tim P2K3 PT Sinar Sosro Populasi penelitian pada penelitian ini adalah Manager HRD dan 3.4 Sampel populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total 3.5 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berupa gambaran program pelaksanaan pengendalian risiko kecelakaan kerja meliputi Program K3, Pelatihan K3, dan Rambu Informasi dan Komunikasi (sign board safety) Data Sekunder Data sekunder yang digunakan yaitu struktur organisasi tim P2K3, program-program pelatihan K3 di PT Sinar Sosro dan gambaran umum PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Deli Serdang. 3.6 Metode Analisis Data Teknik analisis data secara deskriptif merupakan teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian. beberapa teknik analisis data statistik deskriptif

3 51 diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekuensi, diagram, mean, modus.

4 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat PT Sinar Sosro Merek Sosro yang sudah dikenal masyarakat sebenarnya merupakan singkatan dari nama keluarga Sosrodjojo. Pendiri awal bisnis ini adalah Bapak Sosrodjojo dan disebut dengan Generasi I. Beliau mengawali usaha teh wangi pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah. Teh wangi yang diperkenalkan pertama kali itu diberi merek Cap Botol. Produk teh wangi ini dikemas dengan kertas dan ada gambar botol yang sederhana. Pada tahun 1965, tanpa sengaja keluarga Sosrodjojo membaca artikel ilmiah mengenai manfaat teh. Dikarenakan banyaknya manfaat teh yang diungkapkan dalam artikel tersebut, keluarga Sosrodjojo bertekad untuk membiasakan budaya minum teh di Indonesia. Namun pada saat itu masyarakat cenderung lebih menyukai minuman import, dengan alasan bahwa teh harus diseduh dulu sehingga tidak praktis dan kesegarannya hanya bertahan 2-3 jam saja. Alasan tersebut membuat keluarga Sosrodjojo bertekad membuat minuman teh asli siap minum yang segar setiap saat. Tekad tersebut diwujudkan dengan dibangunnya pabrik teh botol pertama di dunia dengan nama PT Sinar Sosro di Jakarta. Merek yang dipakai adalah Teh Botol sosro (TBS). Nama TBS ini menggeser ketenaran Teh Cap Botol yang waktu itu sangat terkenal. 52

5 53 Generasi II Sosro dimulai dengan inovasi teh siap minum dengan pendistribusian secara nasional dan mempunyai kantor di daerah Cakung, suatu daerah perbatasan antara Jakarta Timur dan Bekasi. Generasi III (1990) dimulai pengembangan usaha minuman ke berbagai variasi cita rasa, target, segmen, benefit dan kemasan. Cakupan distribusi produk telah menambah kawasan internasional dan tetap menempati kantor usaha di wilayah Cakung. Salah satu dari beberapa pabrik Teh Botol Sosro yang berada di bawah Sosro Group adalah PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan. Perusahaan ini merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bergerak di bidang minuman ringan yang tidak menggunakan bahan pengawet dan zat pewarna. Perusahaan ini diresmikan pengoperasiannya oleh Gubernur Sumatera Utara pada waktu itu yaitu Bapak Kaharuddin Nasution pada tanggal 28 Juli 1984 dengan nama PT Toba Sosro Kencono. Pada tanggal 2 Januari 1995, perusahaan ini berganti nama dari PT. Toba Sosro Kencono menjadi PT. Reksobudi Adijaya. Hal ini terjadi karena adanya penggantian mesin produksi, dimana mesin milik PT. Sinar Sosro Kencono dibawa ke Ungaran (Jawa Tengah) sedangkan mesin penggantinya dibawa dari Jakarta, sehingga PT. Sinar Sosro Kencono berpindah alamat ke Ungaran. Perpindahan mesin ini didasarkan pada kapasitas produksi dan permintaan konsumen. PT. Reksobudi Adijaya hanya 5 tahun beroperasi, karena pada tanggal 1 Januari 2000 terjadi penggabungan (merger) dari seluruh pabrik/perusahaan yang berada di bawah Sosro Group. Penggabungan ini bertujuan untuk

6 54 memperkuat aset dan bisnis di bidang minuman ringan dalam rangka menghadapi era globalisasi perdagangan pasar bebas, sehingga PT. Reksobudi Adijaya berganti nama menjadi PT Sinar Sosro dengan status cabang di setiap unit pabrikan, sedangkan kantor pusat tetap berada di Cakung Jakarta Timur. Pabrik Teh Botol Sosro yang berada di bawah Sosro Group, yaitu: 1. PT. Sinar Sosro Cakung (kantor Pusat), Cakung Jakarta Timur 2. PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun, Bekasi Jawa Barat 3. PT. Sinar Sosro Pabrik Cibitung, Jawa Barat 4. PT. Sinar Sosro Pabrik Ungaran, Semarang Jawa Tengah 5. PT. Sinar Sosro Pabrik Gresik, Surabaya Jawa Timur 6. PT. Sinar Sosro Pabrik Pandeglang, Banten 7. PT. Sinar Sosro Pabrik Gianyar, Gianyar Bali 8. PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang, Tanjung Morawa Sumatera Utara 9. PT. Sinar Sosro Palembang.

7 55 Gambar 4.1 Siteplan PT Sinar Sosro Visi, Misi dan Filosofi PT. Sinar Sosro Visi dan misi PT. Sinar Sosro adalah sebagai berikut: Visi Visi PT. Sinar Sosro adalah : Perusahaan minuman yang dapat melepaskan rasa dahaga konsumen kapan saja, dimana saja serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak terkait Misi Misi PT. Sinar Sosro adalah : 1. Membangun merek sosro sebagai merek teh yang alami, berkualitas, dan unggul;

8 56 2. Melahirkan merek dan produk baru, baik yang berbasis teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing-masing; 3. Membangun dan memimpin jaringan distribusi; 4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang, baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan; 5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan; 6. Memberikan kepuasan kepada para pelanggan; 7. Menyumbang devisa ke negara Filosofi PT. Sinar Sosro Dasar atau Filosofi PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang adalah Niat Baik yakni: 1. Peduli terhadap Kualitas 2. Peduli terhadap Keamanan 3. Peduli terhadap Kesehatan 4. Ramah Lingkungan

9 Struktur Organisasi PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang DIREKSI OPERASI GENERAL MANAGER SEKRETAR IS MANAGER QC. MANAGER PRODUKSI & PM MANAGER WORKSHOP & CIVILWORK MANAGER ACC FINANCIAL SPV. GUDANG PB / PI MANAGER PERSONALIA & UMUM SUPERVIS OR QC SUPERVIS OR LOGISTIK SPV. PROD. TB A SPV. PROD. TB B Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang OPERATOR SPV. PROD. TB C AMDK MEKANIK BENGKEL PRASARANA SPV. ACC & FINANCIAL STAFF ACC FINANCIAL SPV. PEMBELIAN ADM. PEMBELIAN Ka. Gd. PB OPERATOR Ka. Gd. PI SPV. PERSONALIA & UMUM ADM. PERS. & UMUM SATPAM SUPIR SELEKTOR OFFICE BOY / OFFICE GIRL HELPER

10 Struktur Organisasi Tim P2K3 PT Sinar Sosro Tabel 4.1 Struktur Organisasi Tim P2K3 PT Sinar Sosro No Nama Status Jabatan 1 Debora Tamba Ketua Vice General Manager 2 Indra Siregar Wakil Ketua Manager personalia & GA 3 Jusra T. Wakil Ketua Manager produksi & Maintenance 4 Hendra Syahputra Wakil Ketua Asst. Manager Quality Control 5 Eva Siagian Wakil Ketua Asst. Manager Accounting & Finance 6 Abd. Hamid Anggota SPV. PM 7 Rinaldi Anggota Asst. Spv. Personalia & GA 8 Muhazir Tarigan Anggota Asst. Spv. Produksi & Maintenance 9 Zulfiddin Anggota Spv. Produksi & Maintenance 10 Ahmad Erwin Anggota Asst. Workshop & Utility 11 M. Kosasih Anggota Asst. Spv. PBPI 12 Riza Ansari Anggota Asst. Spv. Produksi & Maintenance 13 Rosenta Purba Anggota Asst. Spv. Logistik & Spare Part 14 Dwi Sari Anggraini Anggota Asst. Spv. Purchasing 15 M. Tri Setia Budi Anggota Asst. Spv. Accounting & Finance 16 M. E. Azwan Lubis Anggota SPV. Produksi & Maintenance 17 Budiono Anggota Asst. Spv. Produksi & Maintenance 18 Andi Triono Anggota Asst. Spv. Produksi & Maintenance 19 Zulham Anggota Karu PM 20 Sutrisno Anggota Operator Produksi

11 59 21 Wagianto Anggota Operator Mekanik 22 Diana Vianari Anggota Administrasi Personalia 23 Joko Sutrisno Anggota Karu Satpam 24 Ibnu Wardhana Anggota Asst. Spv. QC 25 Tobus Situmorang Anggota Operator Forklift Uraian Proses Produksi PT Sinar Sosro yang berada di wilayah Deli Serdang menghasilkan 3 jenis produk minuman, diantaranya Teh Botol, Fruit Tea, dan Prim-A. Proses produksi ketiga jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang adalah: a. Teh Botol 1. Proses Pemasakan Teh Manis Cair Air tanah Sebagai bahan baku utama, diambil dari kedalaman ± 200 m di bawah tanah kemudian disterilkan melalui proses water treatment. Air yang mengalami proses water treatment mengalami tiga perlakuan yaitu air disaring dengan pasir kuarsa di tanki 1, kemudian dialirkan ke tanki 2 yang berisi karbon, setelah itu dimasukkan ke tanki 3 yang berisi softener. Setelah melalui proses water treatment, air dimasak hingga 100 o C. Air panas tersebut dialirkan ke tanki teh untuk menyeduh teh wangi yang telah dimasukkan ke dalam tanki teh. Air panas juga dialirkan ke tanki yang berisi gula untuk melarutkan gula menjadi sirup gula. Setelah diseduh, teh dialirkan ke tanki filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas teh. Dari tanki filtrox ekstrak teh dialirkan ke tanki pencampuran. Pada saat yang sama, sirup gula juga dialirkan ke tanki pencampuran. Hasil

12 60 campuran antara ekstrak teh dan sirup gula menjadi teh manis cair yang siap diisi ke dalam botol melalui mesin filler. 2. Proses Pencucian Botol Botol-botol kosong yang telah kembali dari pasar harus dicuci terlebih dahulu. Krat-krat botol kosong dilewatkan melalui roller yang terhubung dengan conveyor untuk diangkat oleh mesin crater ke lintasan conveyor menuju bottle washer. Botol-botol yang telah melewati mesin crater menuju bottle washer harus disortir oleh operator pos I untuk mengambil botol-botol yang pecah atau gumpil, botol-botol yang terlalu kotor dan sampah seperti sedotan yang ikut terangkat. Kemudian botol-botol dicuci pada mesin bottle washer dimana botol-botol tersebut direndam pada air caustic dengan suhu hingga 90 o C untuk membunuh bakteri sekaligus membersihkan botol. Pada saat akan dikeluarkan dari mesin bottle washer, botol-botol disemprot dengan hot water untuk membilas botol dari sisa-sisa air caustic.setelah itu, botol-botol bergerak melalui conveyor menuju mesin EBI optiscan. Mesin E.B.I scan berfungsi untuk mendeteksi benda asing yang masih menempel di bagian dalam dinding botol. Kemudian botol-botol melewati pos II, dimana operator pos II bertugas untuk mengambil botol-botol gumpil dan kusam yang terlewat dari pos I dan mesin bottle washer. Botol-botol yang telah melalui pos II akan menuju ke filler, sementara itu teh manis cair dialirkan melalui pipa menuju pasteurizer. Pasteurizer berfungsi untuk memanaskan kembali teh manis cair untuk membunuh bakteri yang terikut pada saat dialirkan melalui pipa. Kemudian, botol-botol diisi dengan teh manis cair oleh mesin filler dan ditutup dengan

13 61 crown. Kemudian botol-botol yang telah terisi teh dan ditutup crown akan melewati mesin video jet untuk diberikan barcode tanggal dan jam produksi. Setelah itu, produk jadi tersebut melalui pos III untuk disortir apakah tutup crown telah rapat dan baik, produk yang tidak terkena barcode. Seteleh melewati pso III, produk kemudian diangkat melalui mesin decrater ke crate. Produk yang telah jadi harus diinkubasi selama tiga hari sebelum dipasarkan. b. Fruit Tea 1. Proses Pemasakan Fruit Tea Air tanah, sebagai bahan baku utama, diambil dari kedalaman ± 200 m di bawah tanah kemudian disterilkan melalui proses water treatment. Air yang mengalami proses water treatment mengalami tiga perlakuan yaitu air disaring dengan pasir kuarsa di tanki 1, kemudian dialirkan ke tanki 2 yang berisi karbon, setelah itu dimasukkan ke tanki 3 yang berisi softener. Setelah melalui proses water treatment, air dimasak hingga 100 o C. Air panas tersebut dialirkan ke tanki teh untuk menyeduh teh hitam yang telah dimasukkan ke dalam tanki teh. Air panas juga dialirkan ke tanki yang berisi gula untuk melarutkan gula menjadi sirup gula. Setelah diseduh, teh dialirkan ke tanki filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas teh. Dari tanki filtrox ekstrak teh dialirkan ke tanki pencampuran. Pada saat yang sama, sirup gula juga dialirkan ke tanki pencampuran. Hasil campuran antara ekstrak teh dan sirup gula menjadi fruit tea cair yang siap diisi ke dalam botol melalui mesin filler.

14 62 2. Proses Pencucian Botol Botol-botol kosong yang telah kembali dari pasar harus dicuci terlebih dahulu. Krat-krat botol kosong dilewatkan melalui roller yang terhubung dengan conveyor untuk diangkat oleh mesin crater ke lintasan conveyor menuju bottle washer. Botol-botol yang telah melewati mesin crater menuju bottle washer harus disortir oleh operator pos I untuk mengambil botol-botol yang pecah atau gumpil, botol-botol yang terlalu kotor dan sampah seperti sedotan yang ikut terangkat. Kemudian botol-botol dicuci pada mesin bottle washer dimana botol-botol tersebut direndam pada air caustic dengan suhu hingga 90 o C untuk membunuh bakteri sekaligus membersihkan botol. Pada saat akan dikeluarkan dari mesin bottle washer, botol-botol disemprot dengan hot water untuk membilas botol dari sisa-sisa air caustic.setelah itu, botol-botol bergerak melalui conveyor menuju mesin EBI optiscan. Mesin E.B.I scan berfungsi untuk mendeteksi benda asing yang masih menempel di bagian dalam dinding botol. Kemudian botol-botol melewati pos II, dimana operator pos II bertugas untuk mengambil botol-botol gumpil dan kusam yang terlewat dari pos I dan mesin bottle washer. Botol-botol yang telah melalui pos II akan menuju ke filler, sementara itu fruit tea cair dialirkan melalui pipa menuju pasteurizer. Pasteurizer berfungsi untuk memanaskan kembali fruit tea cair untuk membunuh bakteri yang terikut pada saat dialirkan melalui pipa. Kemudian, botol-botol diisi dengan fruit tea cair oleh mesin filler dan ditutup dengan crown. Kemudian botol-botol yang telah terisi teh dan ditutup crown akan melewati mesin video jet untuk diberikan barcode tanggal dan jam produksi.

15 63 Setelah itu, produk jadi tersebut melalui pos III untuk disortir apakah tutup crown telah rapat dan baik, produk yang tidak terkena barcode. Seteleh melewati pos III, produk kemudian diangkat melalui mesin decrater ke crate. Produk yang telah jadi harus diinkubasi selama tiga hari sebelum dipasarkan. c. Prim-A 1. Proses Pemurnian Air Pada tahap awal, air dialirkan ke dalam 6 tanki secara bertahap. Air disaring melalui tanki 1 berisi pasir kuarsa, kemudian melalui tanki 2 dan 3 yang berisi karbon dan softener. Tanki 4 merupakan tanki buffer 1 yang berisi air karbon. Tanki 5 merupakan tanki buffer 2, dimana air mengalami demineralisasi. Tanki 6 merupakan tanki buffer 3 yang berisi karbon dan softener. Air yang telah melalui 6 perlakuan tersebut kemudian dialirkan ke mesin ozonator. Pada mesin ini, air mengalami proses ozonifikasi dimana kandungan oksigen dalam air menjadi meningkat. Air kemudian dialirkan ke filler tank dan siap dialirkan ke gallon yang telah dicuci. 2. Proses Pencucian Gallon Proses pembersihan botol bagian luar dilakukan secara manual dengan menggunakan sabun. Gallon yang telah dibersihkan bagian luarnya kemudian dimasukkan ke dalam ruang pencucian gallon bagian dalam. Setelah bersih, maka gallon siap untuk diisi air dari filler tank. Setelah diisi air, gallon di tutup dan disegel tutupnya sebagai penanda tanggal produksi.

16 Risiko Kecelakaan Kerja di Area Produksi PT Sinar Sosro Area produksi adalah area dengan tingkat risiko kecelakaan kerja paling besar diantara area lain yang ada di perusahaan seperti area administrasi dan area workshop. Untuk tingkat risiko yang tinggi maka diperlukan perhatian dan pengendalian kecelakaan untuk menekan bahkan menghilangkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di area produksi. Ada 3 produk minuman PT Sinar Sosro yang diproses dengan tingkat risiko kecelakaan kerja yang tinggi diantaranya produk Teh Botol, Friut Tea dan Prim-A. Ketiganya memiliki pengendalian kecelakaan kerja yang cenderung setara, seperti Teh Botol dan Fruit Tea yang merupakan produk dengan hasil produk teh. Pengolahan yang hampir serupa yaitu sumber air dari keduanya diambil dari kedalaman ± 200 m dan air kemudian dimasak dengan suhu 90 o C 100 o C. Beberapa sub area produksi PT Sinar Sosro adalah Tabel 4.2 Identifikasi Potensi Area Produksi Potensi No Area 1 AMDK Benda Diam Sumber - Air (saat proses pencucian galon) - Terpeleset - Mengganggu kesehatan pekerja, contohnya dapat menyebabkan masuk angin karna terlalu lama bekerja dengan menggunakan air Pengendalian - Mengeringkan lantai yang basah - Menggunakan safety shoes sebagai pengaman dari resiko terpeleset - Membatasi waktu bekerja yang menggunakan air - Menggunakan pelindung, seperti mantel agar tubuh pekerja terlindungi dari percikan air saat

17 65 No Area Potensi Sumber - Ketidakhatihatian dalam penggunaan - Tersentuh arus langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting - Posisi saat Ergonomis mengangkat galon - Cedera karena seperti terbakar, kejutan, kehilangan kesadaran,dan kebakaran - Cedera seperti terkilir, ketegangan otot dll Pengendalian proses pencucian gallon - Memasang sekering atau pemutus arus - Seluruh perlengkapan harus diperiksa secara teratur - Berhati-hati ketika menggunakan air, agar tidak terjadi kontak langsung dengan - Seluruh karyawan agar berati-hati dalam penggunaan - Menyediakan alat pemadam kebakaran (APAR) - Manual pallet sebaiknya diganti dengan palletizer - Pekerja yang bertugas untuk manual pallet harus dipastikan mampu untuk mengangkat beban tersebut secara kontinu - Membatasi waktu kerja dalam mengangkat beban - Memberikan pengarahan kepada pekerja mengenai teknik

18 66 No Area Potensi Psikologis 2. PET benda bergerak Sumber - Terlalu banyak tekanan saat bekerja - Hubungan tidak harmonis antar pekerja - Masalah keluarga atau masalah pribadi - Pengangkutan produk menggunakan forklift - Stress - Tidak ada semangat bekerja - Tidak nyaman dalam bekerja - Tertabrak forklift yang berlalulalang Pengendalian mengangkat beban yang benar termasuk penanganan kinetik (gerakan) - Mengadakan acara-acara yang dapat meningkatkan keakraban sesama karyawan - Perusahaan mengadakan kegiatan liburan bersama seluruh karyawan untuk menghilangkan stres akibat kerja - Pemberlakuan larangan bagi orang yang tidak berkepentingan untuk tidak berjalan kaki di area forklift beroperasi - Pengemudi harus mempunyai penglihatan yang baik - Pengemudi forklift harus mempunyai sertifikat keahlian mengemudi forklift benda diam - Pemasangan/ penggantian label PET - Uap panas - Cedera akibat terjatuh dari ketinggian - Cedera, seperti melepuh atau luka - Memastikan tangga yang digunakan dalam keadaan baik - Petugas yang melaksanakan pekerjaan

19 67 No Area Potensi Sumber - Kebisingan benda fisik yang berasal dari alat produksi - Ketidakhatihatian dalam penggunaan - Tersentuh arus langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting - Konstruksi ergonomis kursi pekerja yang kurang - Gangguan pendengaran - Cedera karena seperti terbakar, kejutan, kehilangan kesadaran,dan kebakaran - Cedera seperti sakit punggung, gangguan syaraf Pengendalian tersebut haruslah orang yang sudah terlatih/terbiasa - Menggunakan alat pelindung diri, seperti safety helmet dan safety shoes serta menggunakan sarung tangan sebagai pelindung dari uap panas - Memasang peredam bising pada alat produksi yang menjadi sumber bising - Menggunakan pelindung diri, seperti ear plug untuk melindungi telinga - Memasang sekering atau pemutus arus - Seluruh perlengkapan harus diperiksa secara teratur - Seluruh karyawan agar berati-hati dalam penggunaan - Menyediakan alat pemadam kebakaran (APAR) - Konstruksi kursi sebaiknya diperbaiki agar

20 68 No Area Potensi Psikologis 3. Kitchen benda diam Sumber Pengendalian nyaman dan otot lebih ergonomis - Terlalu - Stress - Mengadakan banyak - Tidak ada acara-acara yang tekanan saat semangat bekerja dapat bekerja - Tidak nyaman meningkatkan - Hubungan dalam bekerja keakraban tidak sesama karyawan harmonis - Perusahaan antar pekerja mengadakan - Masalah kegiatan liburan keluarga atau bersama seluruh masalah karyawan untuk pribadi menghilangkan - Tangga untuk memasukkan bahan-bahan tambahan ke dalam tangki mixing - Air panas yang berasal dari tangki - Tangki bertemperatur tinggi - Ketidakhatihatian dalam penggunaan - Tersentuh arus langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting - Cedera akibat terjatuh atau terpeleset dari tangga - Cedera akibat terkena air panas - Cedera karena seperti terbakar, kejutan, kehilangan kesadaran,dan kebakaran stres akibat kerja - Melakukan pengecekan tangga secara berkala untuk memastikan tangga masih dalam keadaan baik - Menggunakan safety shoes agar tidak terpeleset dari tangga - Menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan tahan panas - Memasang sekering atau pemutus arus - Pastikan alat-alat dalam kondisi baik sebelum menghubungkan dengan arus - Seluruh perlengkapan harus diperiksa secara

21 69 No Area Potensi Sumber - Kebisingan benda fisik yang berasal dari bagian bottling - Gangguan pendengaran - Posisi - Cedera akibat ergonomis bekerja, yaitu harus menaiki tangga ketika akan memasukkan bahan tambahan ke dalam tangki terjatuh atau terpeleset dari tangga Psikologis - Terlalu banyak tekanan saat bekerja - Hubungan tidak harmonis antar pekerja - Masalah keluarga atau masalah - Stress - Tidak ada semangat bekerja - Tidak nyaman dalam bekerja Pengendalian teratur - Seluruh karyawan agar berati-hati dalam penggunaan - Menyediakan alat pemadam kebakaran (APAR) - Memasang peredam bising pada alat yang menimbulkan kebisingan - Menggunakan alat pelindung diri yaitu ear plug untuk melindungi telinga - Melakukan pengecek-an tangga secara berkala untuk memastikan tangga masih dalam keadaan baik - Menggunakan safety shoes agar tidak terpeleset dari tangga - Mengadakan acara-acara yang dapat meningkatkan keakraban sesama karyawan - Perusahaan mengadakan kegiatan liburan bersama seluruh karyawan untuk

22 70 No Area Potensi 4. Bottling benda diam Sumber pribadi - Perbedaan elevasi pada jalur jalan dari lini 2 menuju ke lini 3 - Tangga untuk jalur pejalan kaki ditutup, sehingga pejalan kaki terpaksa meggunakan jalur troli - Air panas pada proses pencucian awal botol - Kebisingan benda fisik yang berasal dari alat produksi maupun dari botol-botol yang bersentuhan - Suhu pada bagian bottling terlalu panas dikarenakan sirkulasi udaranya belum memadai Biologis - Kuman atau bakteri dari botol kosong yang belum dicuci - Cedera akibat terjatuh atau terpeleset - Cedera akibat terkena air panas seperti luka bakar - Gangguan pendengaran - Ketidaknyamanan dalam bekerja karena suhu ruangan terlalu panas - Gangguan kesehatan seperti dehidrasi - Kurang konsentrasi - Gangguan kesehatan akibat kuman atau bakteri Pengendalian menghilangkan stres akibat kerja - Jalur tangga sebaiknya tidak dihalangi dengan conveyor bottling sehingga tangga dapat digunakan oleh pejalan kaki - Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan safety shoes agar terhindar dari resiko terkena air panas - Memasang peredam bising pada alat yang menimbulkan kebisingan - Menggunakan alat pelindung diri yaitu ear plug untuk melindungi telinga - Memperbaiki atau menambah sirkulasi udara agar lebih memadai - Menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sehingga dapat menghambat

23 71 No Area Potensi Sumber - Ketidakhatihatian dalam penggunaan - Tersentuh arus langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting - Konstruksi ergonomis kursi pekerja yang kurang nyaman Psikologis - Terlalu banyak tekanan saat bekerja - Hubungan tidak harmonis antar pekerja - Masalah keluarga atau masalah pribadi - Cedera karena seperti terbakar, kejutan, kehilangan kesadaran,dan kebakaran - Cedera seperti sakit punggung, gangguan syaraf dan otot - Stress - Tidak ada semangat bekerja - Tidak nyaman dalam bekerja Pengendalian jalur masuknya bakteri ke tubuh pekerja - Memasang sekering atau pemutus arus - Pastikan alat-alat dalam kondisi baik sebelum menghubungkan dengan arus - Seluruh perlengkapan harus diperiksa secara teratur - Seluruh karyawan agar berati-hati dalam penggunaan - Menyediakan alat pemadam kebakaran (APAR) - Konstruksi kursi sebaiknya diperbaiki agar lebih ergonomis - Mengadakan acara-acara yang dapat meningkatkan keakraban sesama karyawan - Perusahaan mengadakan kegiatan liburan bersama seluruh karyawan untuk menghilangkan stres akibat kerja

24 72 Potensi No Area 5. Water Treatment Kimia Plant 6 Kantor Produksi Sumber - Berasal dari penggunaan bahan kimia untuk pengolahan air - Ketidakhatihatian dalam penggunaan - Tersentuh arus langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting - Ketidakhatihatian dalam penggunaan - Tersentuh Pengendalian - Gangguan - Menggunakan kesehatan akibat alat pelindung terhirup atau diri seperti berkontak dengan masker, agar bahan kimia tidak terjadi seperti ozon, dll kontak langsung dengan bahan kimia yang digunakan - Membatasi waktu kerja di ruangan WTP agar resiko akibat terhirup bahan kimia tidak terlalu besar - Cedera karena - Memasang seperti terbakar, kejutan, kehilangan kesadaran,dan kebakaran sekering atau pemutus arus - Pastikan alat-alat dalam kondisi baik sebelum menghubungkan dengan arus - Seluruh perlengkapan harus diperiksa secara teratur - Seluruh karyawan agar berati-hati dalam penggunaan - Menyediakan alat pemadam kebakaran (APAR) - Cedera karena - Memasang seperti sekering atau terbakar, kejutan, pemutus arus kehilangan - Pastikan alat-alat kesadaran,dan dalam kondisi

25 73 No Area Potensi Fisika Ergonomis Sumber arus langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting - Radiasi layar komputer - Sikap tubuh saat bekerja - Ukuran ruang bebas kebakaran - Gangguan pada mata - Sakit kepala - Disfungsi sistem saraf - Gangguan kesehatan fisik karyawan - Tersandung - Tertumbuk Pengendalian baik sebelum menghubungkan dengan arus - Seluruh perlengkapan harus diperiksa secara teratur - Seluruh karyawan agar berati-hati dalam penggunaan - Menyediakan alat pemadam kebakaran (APAR) - Menggunakan pelindung layar untuk mencegah radiasi langsung ke penerima - Pengguna komputer menggunakan kacamata antiradiasi - Batasi waktu bekerja penggunaan komputer - Menggunakan kursi yang mempunyai sandaran dan dapat disetel untuk kenyamanan karyawan - Memperbaiki tata letak agar ukuran ruang bebas

26 74 No Area 7 Power Station Potensi Psikologis benda diam fisika Sumber - Terlalu banyak tekanan saat bekerja - Bekerja dibawah deadline - Hubungan tidak harmonis antar pekerja - Proses pemeriksaan boiler dengan menaiki konstruksi boiler - Ketika terjadi permasalahan pada boiler, misalnya pada saat air didalam boiler habis dan menyebabkan ledakan pada boiler - Ketika terjadi kerusakan sambungan pipa uap panas - Potensi kebocoran pada pipa gas untuk bahan bakar boiler - Kebisingan yang berasal - Stress - Tidak ada semangat bekerja - Tidak nyaman dalam bekerja - Cedera akibat terjatuh dari ketinggian - Cedera akibat terkena uap panas seperti melepuh dan luka bakar - Kehancuran Pabrik - Menyebabkan korban jiwa - Gangguan pendengaran Pengendalian menjadi lebih besar - Mengadakan acara-acara yang dapat meningkatkan keakraban sesama karyawan - Perusahaan mengadakan kegiatan liburan bersama seluruh karyawan untuk menghilangkan stres akibat kerja - Memastikan tangga pada konstruksi boiler aman untuk dinaiki - Memasang rambu keselamatan di dalam power station - Melengkapi setiap alat dengan SOP penggunaan alat - Melakukan pengecekan rutin agar air di dalam boiler tidak habis - Melakukan pengecekan pipa secara rutin untuk menghindari adanya kebocoran - Memasang peredam bising

27 75 No Area Potensi Kimia Sumber dari boiler, genset, dan alat lain di dalam power station - Suhu di dalam - Gangguan power station cukup panas karena sirkulasi udara kurang memadai - Ketidakhatihatian dalam penggunaan - Tersentuh arus langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting - Berasal dari penggunaan bahan kimia untuk menjaga boiler tidak berkerak akibat kesadahan yang tinggi dalam air baku - Ketidaknyamanan dalam bekerja karena suhu ruangan terlalu panas kesehatan seperti dehidrasi - Kurang konsentrasi - Cedera karena seperti terbakar, kejutan, kehilangan kesadaran,dan kebakaran - Gangguan kesehatan akibat terhirup atau berkontak dengan bahan kimia Pengendalian pada alat yang menimbulkan kebisingan - Menggunakan alat pelindung diri yaitu ear plug untuk melindungi telinga - Memperbaiki atau menambah sirkulasi udara agar lebih memadai - Memasang sekering atau pemutus arus - Pastikan alat-alat dalam kondisi baik sebelum menghubungkan dengan arus - Seluruh perlengkapan harus diperiksa secara teratur - Menyediakan alat pemadam kebakaran (APAR) - Menggunakan alat pelindung diri seperti masker, agar tidak terjadi kontak langsung dengan bahan kimia yang digunakan

28 76 No Area Potensi Psikologis 8 Workshop benda diam fisika Sumber - Terlalu banyak tekanan saat bekerja - Hubungan tidak harmonis antar pekerja - Masalah keluarga atau masalah pribadi - Peralatan kerja yang tata letaknya dapat menimbulkan bahaya, seperti gerinda diletakkan di tengah ruangan kerja - Kebisingan yang berasal dari peralatan kerja - Percikan bunga api dari proses pengelasan - Stress - Tidak ada semangat bekerja - Tidak nyaman dalam bekerja - Cedera akibat tersandung dan tertumbuk peralatan kerja - Gangguan pendengaran pada pekerja - Cedera akibat luka bakar pada pekerja akibat terkena percikan bunga api Pengendalian - Mengadakan acara-acara yang dapat meningkatkan keakraban sesama karyawan - Perusahaan mengadakan kegiatan liburan bersama seluruh karyawan untuk menghilangkan stres akibat kerja - Peralatan kerja sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi pekerja - Menggunakan alat pelindung diri yaitu ear plug untuk melindungi telinga, sarung tangan dan pelindung wajah untuk menghindari percikan bunga api - Memasang rambu keselamatan di dalam ruang kerja - Memastikan pekerja memahami cara penggunaan alat - Ketidakhati- - Cedera karena - Memasang

29 77 No Area Potensi Ergonomis Psikologis Sumber hatian dalam penggunaan - Tersentuh arus langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting - Sikap tubuh saat bekerja - Ukuran ruang bebas yang kurang memadai - Terlalu banyak tekanan saat bekerja - Hubungan tidak harmonis antar pekerja - Masalah keluarga atau Pengendalian seperti sekering atau terbakar, kejutan, pemutus arus kehilangan - Pastikan alat-alat kesadaran,dan dalam kondisi kebakaran baik sebelum menghubungkan dengan arus - Seluruh perlengkapan harus diperiksa secara teratur - Menyediakan alat pemadam kebakaran (APAR) - Gangguan kesehatan fisik karyawan - Tersandung - Tertumbuk - Stress - Tidak ada semangat bekerja - Tidak nyaman dalam bekerja - Menyediakan kursi yang nyaman untuk istirahat pekerja - Pembatasan waktu bekerja dengan adanya jadwal istirahat di sela-sela waktu bekerja - Memperbaiki tata letak agar ukuran ruang bebas menjadi lebih besar atau menambah ukuran ruangan - Mengadakan acara-acara yang dapat meningkatkan keakraban sesama karyawan - Perusahaan mengadakan kegiatan liburan bersama seluruh

30 78 No Area Potensi Sumber masalah pribadi Sumber : PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang Keterangan Tabel : Pengendalian karyawan untuk menghilangkan stres akibat kerja AMDK PET PET Kitchen Bottling Water Treatment Plant APAR Power Station Workshop : Air Minum Dalam Kemasan : Plastik Segel Produk : Polyethylene terephthalate : Dapur produk : Area pengemasan botol minuman : Instalasi Pengolahan Air : Alat Pemadam Api Ringan : Pembangkit Listrik : Area bengkel produksi 4.2 Gambaran Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja PT Sinar Sosro Tempat kerja merupakan lingkungan yang sangat rentan terhadap pelbagai risiko kecelakaan kerja. Pengendalian risiko kecelakaan kerja merupakan langkah dalam manajemen K3 untuk dapat menghilangkan atau mengurangi risiko dari kecelakaan kerja. Tingkat pengendalian yang diterapkan oleh perusahaan berbeda-beda, perusahaan dengan tingkat risiko kecelakaan kerja yang besar maka harus memiliki pengendalian yang sangat maksimal. PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang yang bergerak dibidang produk minuman dinilai memiliki risiko kecelakaan kerja yang tergolong rendah, maka pengendalian yang diterapkan perusahaan pun juga tergolong minimal. Sebelum

31 79 terbentuknya Tim P2K3 PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang, perusahaan hanya menggunakan Standar ISO 9001 sebagai pedoman dalam penerapan K3. Terbukti dengan perusahaan meraih penghargaan zero accident pada tahun Pada tahun 2008 telah dibentuk tim P2K3 perusahaan agar aspek K3 di perusahaan lebih diperhatikan dengan tujuan angka kecelakaan kerja dapat diminimalisir. Pada tahun adalah hasil dari program tim P2K3 dengan kembalinya perusahaan mendapatkan prestasi zero accident. Beberapa program dari tim P2K3 antara lain : 1.Program K3 a) Pembentukan tim P2K3 Perusahaan mendirikan P2K3 pada tahun 2008 yang berjumlah 25 orang untuk menanggulangi risiko kecelakaan kerja di perusahaan. Namun dikarenakan perusahaan belum menerapkan SMK3 maka peraturan yang dibuat oleh Tim P2K3 secara tertulis dan secara lisan belum tegas tentang prosedur kerja dan SOP dalam bekerja untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja. Apabila pekerja melanggar SOP perusahaan pada saat bekerja maka perusahaan akan memberikan teguran tegas namun hanya teguran secara lisan dan apabila pekerja kembali melakukan pelnggaran yang sama maka perusahaan akan memberikan peringatan secara tertulis berupa Surat Peringatan 1 (SP1), dan Surat Peringatan 2 (SP2). Apabila pekerja masih melakukan pelanggaran yang sama makan dengan tegas perusahaan

32 80 mngeluarkan Surat Peringatan 3 (SP3) dan pekerja dengan terpaksa dikeluarkan dari perusahaan. b) Selalu bekerja tepat waktu. Memulai pekerjaan dengan tepat waktu dan selesai tepat waktu. Tujuan dari pengaturan waktu ini karena ada beberapa area kerja terutama area produksi yang diharuskan membatasi jam kerja maksimal karena terdapat beberapa risiko kecelakaan kerja yang akan meningkat apabila jam kerja melebihi batas maksimal. Seperti pekerja pada bagian proses produksi dengan jumlah jam kerja yang pada umumnya 8 jam per hari atau 40 jam per minggu dikurangi menjadi 7 jam per hari atau 35 jam per minggu. Hal ini dilakukan karena wilayah kerja pekerja area produksi memiliki kebisingan yang ada di atas Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu sebesar 85 db. Kebisingan yang dihasilkan berasal dari mesin produksi pada saat memproduksi botol produk. Pengurangan jam kerja yang diterapkan merupakan langkah dari perusahaan untuk mengurangi paparan akibat dari kebisingan yang dihasilkan mesin. Menurut Manager PGA dan assisten Quality Control bahwa untuk perusahaan produk minuman yang memiliki risiko kecelakaan rendah, maka untuk kasus seperti kebisingan yang melebihi NAB hanya diperlukan langkah admininstratif sederhana dengan mengurangi jumlah jam kerja dan penggunaan APD secara tepat dan disiplin.

33 81 c) Pembatasan Jumlah Jam Kerja dan Pemberlakuan Sistem Shift Jumlah jam kerja pada area produksi dan adminstrasi dibedakan jumlahnya karena pada area produksi risiko kecelakaan kerja lebih besar seperti Kebisingan, tertimpa produk hingga lantai licin. Pengurangan jam kerja dan pergantian shift adalah langkah dari perusahaan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan ketulian akibat paparan dari kebisingan mesin yang bekerja selama 5 hari dalam seminggu. d) Pemberian APD Selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama berada di lingkungan kerja. Lingkungan kerja terutama area produksi adalah tempat yang selalu terdapat berbagai risiko kecelakaan yang sewaktu-waktu menimpa pekerja. Penggunaan APD yang semestinya bukan langkah utama dalam menghindari pekerja dari risiko kecelakaan, namun dikarenakan risiko kecelakaan kerja yang kecil di PT Sinar Sosro maka APD adalah langkah yang tepat bagi perusahaan dalam mengatasi risiko kecelakaan kerja. Alat Pelindung Diri digunakan bukan untuk menghilangkan risiko kecelakaan kerja terhadap pekerja, namun dengan penggunaan APD maka akibat dari kecelakaan kerja dapat diminimalisir. Setiap pekerja yang bekerja di daerah yang memiliki potensi bahaya diwajibkan menggunakan APD yang disediakan oleh PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang.

34 82 Berdasarkan identifikasi potensi bahaya yang telah dilakukan, keseluruhan area pabrik memiliki potensi bahaya yang berbedabeda, sehingga hampir keseluruhan pekerja diwajibkan untuk menggunakan APD tertentu sesuai dengan jenis potensi bahaya yang dihadapi. Namun penggunaan APD di PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang ini lebih difokuskan kepada pekerja yang bertugas di bagian produksi, hal ini disebabkan karena potensi bahaya yang lebih besar serta pekerjaan tersebut berhubungan langsung dengan temperatur tinggi, kebisingan, dan ketinggian. Beberapa jenis APD yang disediakan perusahaan bagi perkerja terkait masing-masing potensi bahaya berupa: 1. Safety shoes; APD ini merupakan APD standar yang wajib dipakai oleh semua pekerja yang berada di area pabrik karena perusahaan bergerak dibidang minuman dan lantai menjadi salah satu sumber risiko kecelakaan kerja apabila produk minuman tumpah kelantai dan menjadi awal dari pemicu terjadinya terjatuh. 2. Sarung tangan; Sarung tangan yang digunakan dalam area ini yaitu berupa sarung tangan kain, maka dari itu walaupun pekerja tidak bersentuhan secara langsung dengan produk perusahaan tetapi pekerja tetap diberi APD berupa sarung tangan kain untuk menghindari tangan pekerja dari panasnya tanki pemasak apabila menyentuhnya. Sarung tangan ini

35 83 juga digunakan oleh pekerja yang bertugas pada area produksi, seperti area bottling, kitchen, AMDK, PET, Bengkel dan Workshop. 3. Ear muff dan ear plug; Ear muff dan ear plug ini digunakan sebagai pelindung telinga karena mampu mereduksi kebisingan yang ada di lingkungan yang akan terdengar oleh para pekerja. Jenis APD ini wajib digunakan pada area bottling, kitchen, power station, dan workshop. 4. Masker; Penggunaan masker pada unit ini berbeda-beda tergantung pada jenis peruntukannya. Masker yang digunakan yaitu half mask yang wajib digunakan pada area bottling agar para pekerja tidak terkontaminasi bakteri yang terdapat pada botol-botol yang belum dicuci. Half mask juga wajib digunakan bagi para pekerja yang bertugas di area gudang PB/PI dan gudang below standard untuk melindungi dari debu yang terdapat pada area tersebut. Selanjutnya full mask wajib digunakan pada area workshop untuk melindungi wajah dari percikan api saat melakukan pekerjaan las. Selain itu penggunaan masker karbon diwajibkan untuk pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia berbahaya seperti pada area laboratorium quality control. 5. Goggle; Goggle berguna untuk melindungi mata para pekerja dari pecikan dari percikan api saat melakukan pekerjaan las. APD ini wajib digunakan untuk pekerja yang bertugas di area workshop.

36 84 2. Pelatihan K3 Berdasarkan hasil wawancana dengan Manager PGA dan Assisten Supervisor Quality Control dilaksanakannya pelatihan rutin oleh Manager PGA yang berkaitan dengan K3 kepada seluruh pekerja PT Sinar Sosro seperti pelatihan tentang tanggap darurat, pelatihan K3 untuk situasi kebakaran, pelatihan K3 untuk keadaan gempa, briefing tentang keselamatan dalam bekerja, safety talk mingguan, safety induction secara lisan bagi karyawan baru. Pelatihan yang diberikan perusahaan hanya bersifat inhouse training dikarenakan perusahaan belum memiliki tenaga kerja dengan Sertifikat Ahli K3 dan tidak menggunakan jasa Ahli K3 dari suatu instansi bidang K3 dikarenakan biaya yang dikeluarkan akan lebih besar. Pelatihan diberikan oleh Manager PGA dengan berbagai metode seperti metode presentasi oleh presentator, metode 2 arah dengan tanya jawab dan pertanyaan yang diberikan presentator kepada peserta pelatihan. Pelatihan yang diberikan juga tidak hanya sebatas kepada karyawan perusahaan khusus area produksi yang merupakan area dengan risiko kecelakaan kerja terbesar, namun karyawan di bagian administrasi dan satpam juga diikutsertakan dengan alasan apabila sewaktu-waktu terdapat risiko kecelakaan kerja yang timbul maka siapapun yang berada di lokasi kejadian tersebut dapat melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

37 85 3. Informasi dan Komunikasi Pemasangan rambu-rambu peringatan dan informasi yang tersebar di lingkungan perusahaan baik diluar maupun didalam area produksi berupa rambu peringatan bahaya, rambu lalu lintas dan bahan kimia berbahaya. Rambu dipasang tepat disamping area dan alat yang mempunyai risiko kecelakaan kerja baik risiko kecil maupun risiko besar. Rambu yang dipasang dengan sangat sederhana agar siapapun yang melihat dapat dengan mudah memahami maksud rambu tersebut termasuk dengan meminimalisir tulisan pada rambu dikarenakan perusahaan yang bergerak dibidang minuman tentunya banyak terdapat supir mobil penyuplai kebutuhan perusahaan yang tentu apabila berada dilingkungan perusahaan maka supir tersebut berada pada area dengan risiko kecelakaan kerja karena beberaa supir ada yang tidak bias membaca tulisan. Rambu rambu yang dipasang juga semaksimal mungkin untuk dapat terlihat dengan jelas simbol, warna dan ukuran agar siapapun dapat memahami maksud dari rambu dengan mudah. Namun demikian, menurut 2 informan yaitu Manager PGA dan Assisten Supervisor QC ada beberapa rambu yang sudah mulai tidak jelas dikarenakan rambu yang ada sudah sangat lama dan belum diperbaharui, serta ada beberapa rambu yang ukurannya masih tergolong kecil sehingga rambu hanya bisa dilihat dari jarak dekat.

38 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja di PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang Menurut PP No 50 Tahun 2012 bahwa setiap perusahaan wajib menerapakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diperusahaannya, kewajiban sebagaimana dimaksud berlaku bagi perusahaan adalah mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi Program K3 PT Sinar Sosro yang sudah berdiri sejak 1984 belum pernah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan belum memiliki ahli K3 yang dapat merencanakan program-program SMK3 di perusahaan. Menurut Adzim (2013) beberapa program K3 adalah Merekrut Ahli K3 dalam merencanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan penerapannya serta melakukan identifikasi bahaya dan rencana pengendalian terhadapnya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang sejak awal berdiri tidak menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan belum pernah memiliki Ahli K3. Namun demikian, 86

39 87 perusahaan sudah menerapkan Standard ISO 9001 : 2008 yang terintegrasi dengan Sistem Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Pengendalian risiko yang dilakukan oleh perusahaan terhadap pekerja di area produksi untuk mencegah terjadinya kecelakaan hanya berdasarkan Standard ISO 9001:2008 dikarenakan perusahan belum pernah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sejak perusahaan berdiri. Menurut Soekidjo (2010) dalam Andani (2014) Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari memperbaiki manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi di bawah standar merupakan penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala penyebab utama akibat kesalahan manajemen (Soekidjo, 2010). Pembentukan Tim P2K3 perusahaan PT Sinar Sosro sudah terbentuk sejak tahun 2008 yang hingga saat ini masih tetap berjalan dan rutin melakukan pertemuan untuk membahas berbagai permasalahan K3 yang ada diperusahaan baik temuan berupa pelanggaran pekerja dalam hal K3 (unsafe act) dan risiko kecelakaan yang diakibatkan lingkungan (unsafe condition). Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Pemerintah, melaksanakan kerjasama dengan rumah sakit terdekat sebagai rujuakan penanganan kecelakaan kerja ataupun keadaan darurat di tempat kerja serta menyediakan kantin tenaga kerja dan bekerja sama dengan jasa catering

40 88 penyedia makanan sehat dengan harga yang terjangku untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja (Adzim, 2013) Berdasarkan hasil penelitian, dalam melindungi pekerja dari kecelakaan kerja maka perusahaan memberikan APD selama berada di lingkungan kerja seperti kewajiban menggunakan Safety Shoes, Ear Plug/Ear Muff, dan Sarung tangan. Kondisi ini di dukung penelitian pendapat Santoso (2004) dalam Saragih (2014) bahwa alat pelindung diri dapat meminimalisir kejadian kecelakaan kerja pada karyawan yang berada di area yang membahayakan dan dapat membuat karyawan lebih nyaman dan tenang dalam bekerja Pelatihan K3 Dalam menjaga agar angka kecelakaan kerja di perusahaan dapat diminimalisir sekecil mungkin, maka perusahaan menerapkan program pelatihan K3 di perusahaan (inhouse training) berupa pelatihan tanggap darurat K3, tanggap darurat kebakaran, gempa, diskusi mengenai temuan risiko kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan terutama area produksi yang menjadi tempat dengan risiko kecelakaan kerja paling besar. Pelatihan K3yang rutin diberikan oleh Manager PGA dilaksanakan sekali dalam 3 bulan dan materi yang diberikan menyesuaikan dari kondisi lingkungan kerja perusahaan pada periode 3 bulan tersebut. Jika terdapat temuan berupa sikap kerja dan lingkungan kerja yang tidak aman maka topik pelatihan berupa pelatihan mengenai sikap kerja dan lingkungan yang tidak aman.

41 89 Pelatihan yang diberikan perusahaan belum terpenuhi secara dalam mengenai K3 dikarenakan pelatihan yang diselenggarakan bersifat fleksibel tergantung pada apa masalah yang ditemukan pada periode tertentu. Menurut Adzim (2013) menyatakan dasar pelatihan yang diberikan berupa pengertian K3, dasar hukum K3, tujuan penerapan K3, pengertian bahaya dan faktor bahaya di tempat kerja, pengertian risiko dan pengendalian risiko K3, pengertian dan sebab-sebab kecelakaan, kerugian kecelakaan kerja, piramida kecelakaan kerja, upaya pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, tanggap darurat K3, tata cara penggunaan tabung APAR dan penggunaan APD, izin kerja hingga rambu-rambu K3. Pelatihan yang diberikan harus sepenuhnya mencakup tentang K3 di perusahaan, sehingga apabila pelatihan sudah dijalankan maka masalah mengenai K3 yang ada bisa dihilangkan atau diminimalisir. Menurut Tarwaka (2004) bahwa faktor manusia berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan merupakan salah satu sebab terjadinya kecelakaan kerja.maka dari itu penting bagi pekerja PT Sinar Sosro melakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan terutama dalam hal keselamatan dalam bekerja Komunikasi dan Informasi Untuk selalu mengingatkan para pekerja yang ada di lingkungan kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja, perusahaan memasang beberapa sign board safety dan informasi tentang cara penggunaan APD, informasi jalur evakuasi dan informasi alat dan bahan yang ada di lingkungan kerja baik itu Standard Operational

42 90 Prosedure maupun risiko kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh alat dan bahan tersebut. Tata tertib selama berada di lingkungan perusahaan terutama bagi tamu perusahaan seperti menemani tamu apabila berada di lingkungan kerja terutama area produksi agar mematuhi peraturan yang ada dan tindakan darurat apabila sewaktuwaktu terdapat kecelakaan di lingkungan kerja. Perusahaan jug menerapkan aturan akses lalu lintas di tempat kerja dengan diberikan jalur khusus bagi tamu yang berkunjung. Komunikasi yang diterapkan PT Sinar Sosro sesuai dengan pendapat Adzim (2013) bahwa perusahaan wajib memberikan persyaratan K3 untuk pekerja dan tamu perusahaan, informasi jalur evakuasi dan tempat berkumpul darurat, aturan mengenai lalu lintas dikarenakan banyaknya kendaraan dan alat berat yang keluar masuk perusahaan untuk menghindari kecelakaan seperti tabrakan, pengawalan kepada tamu yang berkunjung ke area perusahaan terkhusus area produksi, dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan bagi seluruh pekerja dan tamu yang berada di lingkungan kerja serta tata cara pemakaian APD yang baik dan benar.

43 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan pengendalian risiko yang diterapkan perusahaan sangat baik dalam menekan angka kecelakaan kerja walaupun perusahaan belum memiliki SMK3 dan Ahli K3 2. Informasi dan Komunikasi yang diterapkan perusahaan sangat baik dengan memperhatikan segala aspek mulai pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), jalur evakuasi dan titik kumpul darurat, aturan lalu lintas di perusahaan, persyaratan K3 untuk pekerja dan tamu perusahaan 6.2 Saran 1. Sebaiknya perusahaan harus sudah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 2. Sejalan dengan penerapan SMK3, maka perusahaan juga mulai mempekerjakan pekerja yang Ahli K3 untuk semakin menunjang manajemen khususnya P2K3 dan keselamatan para pekerjanya dalam bekerja 3. Pelatihan yang diberikan lebih fokus pada topik Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 91

44 92 4. Dalam waktu dekat akan diusulkan ke perusahaan untuk memperbaharui rambu informasi dan komunikasi diperusahaan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Sosro bermula dari usaha keluarga Sosrodjojo yang menjual teh wangi pada tahun 1940 di Kabupaten Slawi, Propinsi Jawa Tengah. Setelah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Sosro bermula dari usaha keluarga Sosrodjojo yang menjual teh wangi pada tahun 1940 di Kabupaten Slawi, Propinsi Jawa Tengah. Setelah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Keluarga Sosrodjojo memulai usaha dengan menjual teh wangi pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965 keluarga Sosrodjojo melakukan ekspansi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pabrik yang dimiliki Keluarga Sosrodjojo ini memulai usaha dengan menjual teh wangi pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965 keluarga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Sinar Sosro merupakan suatu perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan botol. Adapun produk yang dihasilkan berupa teh botol sosro, fruit tea dan prim-a. Pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan minuman Sosro pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh Bapak Sosrodjojo (alm) pada tahun 1940. Merek Sosro yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan minuman Sosro pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh Bapak Sosrodjojo (alm) pada tahun 1940. Merek Sosro yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Kilas Sejarah PT. Sinar Sosro Mojokerto PT Sinar Sosro adalah perusahaan yang memproduksi teh manis dalam kemasan botol pertama di Indonesia. Semuanya dimulai pada tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan minuman Sosro pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh Bapak Sosrodjojo (alm) pada tahun 1940. Merek Sosro yang

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Sinar Sosro adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang minuman teh dalam kemasan. Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Bekasi

Lebih terperinci

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI Nama : Dede Agus Maulana NPM : 31412769 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar spesifikasi mesin produksi di PT. Sinar Sosro Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Kapsitas Tangki : 3000 liter Isi Media Cara

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. General Manager Menentukan dan merumuskan kegiatan utama dalam perusahaan untuk pencapaian tujuan umum perusahaan. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas

Lebih terperinci

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style MEMPELAJARI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. INDOLAKTO JAKARTA Created by: Esa Rahmanda H 32410439 Click to edit Master title style Latar Belakang Kebutuhan Manusia Meningkat Perusahaan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ 37412094 PENDAHULUAN Latar Belakang Kecelakaan Kerja Program K3 PT Tirta Alam Segar PERUMUSAN PENELITIAN Mengetahui

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Bisnis Perusahaan Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya persaingan pada bidang manufaktur, maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan. Istilah risiko (risk) memiliki banyak definisi,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan. Istilah risiko (risk) memiliki banyak definisi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kecelakaan kerja di dunia masih tinggi. Setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya

Lebih terperinci

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH Mutiara Dwi Putri, Sutarni, Marlinda Apriyani 1 Mahasiswa, 2 Dosen Politeknik Negeri Lampung 1, 3 Dosen Politeknik Negeri Lampung 2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dari sektor manufaktur dan jasa telah mengalami perubahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dari sektor manufaktur dan jasa telah mengalami perubahan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dalam dunia industri baik dari sektor manufaktur dan jasa telah mengalami perubahan dan perkembangan. Tiap perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan minuman Sosro pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh Bapak Sosrodjojo (alm) pada tahun 1940. Merek Sosro yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4. Pengumpulan Data 4.. Proses Produksi Sistem produksi yang dilakukan pada PT Sinar Sosro KPB Cakung merupakan sistem produksi dengan kategori batch production.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Kuliah Awal Semester Lab Instruksional Teknik Kimia Keselamatan Kerja, Kesehatan & Perlindungan Lingkungan (K3L) Lab Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Sadari! Area Labtek X (termasuk Lab Pilot & Bengkel2

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan menerapkan berbagai teknologi dan menggunakan bermacam-macam bahan. Hal ini mempunyai

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH PROSEDUR IJIN KERJA No. Dokumen : PT-KITSBS-19 No. Revisi : 00 Tanggal : April Halaman : i dari iv LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH No Nama Jabatan Tanda Tangan 1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3 1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KWM adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur aksesoris garmen yang terbuat dari timah dan menerima pesanan pewarnaan metal. Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan yang paling

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN F.45...... 01 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R

Lebih terperinci

KOP SURAT BADAN USAHA

KOP SURAT BADAN USAHA KOP SURAT BADAN USAHA...,... Nomor Lampiran Perihal : : 1 (satu) berkas : Laporan Berkala Periode Tahun 20.. Kepada Yth. Gubernur Kalimantan Barat Cq. Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tingginya tingkat kecelakaan kerja dan rendahnya tingkat derajat kesehatan kerja di indonesia disebabkan minimnya kesadaran pengusaha untuk menerapkan Kesehatan

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hak asasi karyawan dan salah satu syarat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM Alat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki. Peralatan dan

Lebih terperinci

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI Penerapan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko tinggi dan yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Dengan bantuan

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013). PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

Lebih terperinci

Peralatan Perlindungan Pekerja

Peralatan Perlindungan Pekerja Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena sangat bermanfaat dalam kemajuan bangsa. Dalam pembangunan industri terdapat beberapa industri dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah

Lebih terperinci

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik A. Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan

Lebih terperinci

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI PAKAIAN KERJA 1. Pemilihan pakaian harus diperhitungkan kerja kemungkinan bahaya yang akan dialami pekerja. 2. Pakaian harus sesuai dengan ukuran dan tidak menghalangi kerja 3. Pakaian yang longgar/dasi

Lebih terperinci

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun LAMPIRAN 1 74 75 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun 2011-2013 BULAN 2011 2012 2013 HSL PROD APAL HSL PROD APAL HSL PROD APAL January 293,514.30 15,139.30 329,067.90 11,133.90

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN DAN PERKEMBANGANNYA

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN DAN PERKEMBANGANNYA IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN DAN PERKEMBANGANNYA SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembentukan perusahaan Sosro tidak lepas dari sejarah terciptanya Teh Botol yang diciptakan oleh keluarga Sosrodjojo. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya pembangunan di bidang offshore yang membutuhkan berbagai jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan membuat perusahaan

Lebih terperinci

Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT.

Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT. ANALISA PENERAPAN SMK3 DAN POTENSI BAHAYA PADA AREA UTILITY PLANT DI PT. X DENGAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT (HIRA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT Kecelakaan kerja di Indonesia telah menghabiskan uang negara sebesar 280 triliun rupiah (Kemenkes RI 2014). Dalam rangka memberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir ABSTRAK. Pada bagian proses produksi mochi kacang, pemilik pabrik ingin meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya dengan cara memperbaiki kondisi di pabrik. Pada pabrik mochi ini terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu bencana/musibah yang akibatkan oleh api dan dapat terja mana saja dan kapan saja. Kebakaran yang akibatkan oleh ledakan atau ledakan yang akibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) Rani Rumita *, Susatyo Nugroho W.P., Sari Veronica Jantitya

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Fasilitas Fisik saat ini yang ada pada ruangan motion capture adalah: Meja komputer Kursi komputer Pintu ruangan Kondisi fasilitas fisik yang tidak ergonomis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung merupakan cabang pabrik yang didirikan oleh Sosro yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol

Lebih terperinci

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Putra Sejahtera Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang pendaurulangan (vulkanisir) ban. Vulkanisir ban adalah suatu proses perbaikan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART Disusun oleh: Diki Alnastain 32411082 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK 46 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK Didin Komarudin 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada CV. Motekar, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai

Lebih terperinci

128 Universitas Indonesia

128 Universitas Indonesia BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control 148 BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control Questionnaires (ICQ), observasi, inspeksi dokumen, dan reperforming terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA Nama : Indah Wulandari NPM : 34413373 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Stephanus Benedictus Bera

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

Tips Mencegah LPG Meledak

Tips Mencegah LPG Meledak Tips Mencegah LPG Meledak Beberapa rekan pernah menyampaikan tips tips mencegah peledakan LPG di rumah tangga. Saya hanya mencoba mengingatkan kembali akan pentingnya kewaspadaan pengelolaan LPG di rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar ataupun kecil ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tantangan yang dihadapi dunia industri saat ini menuntut peningkatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tantangan yang dihadapi dunia industri saat ini menuntut peningkatan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan yang dihadapi dunia industri saat ini menuntut peningkatan dan perbaikan kinerja yang dilakukan secara kontinu agar dapat terus bertahan dan memenangkan persaingan

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta Prisca Andarini 1, Widodo Hariyono 1,2 Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci